slinisal pathotogyand - Fakultas Kedokteran

advertisement
tssN oa54-4253
Vol. I B, No. 3 Juli 2Ol2
INDONESIAN JOURNAL OF
SLINISAL PATHOTOGYAND
MEDICAL LABORATORY
fi/ojoloh Potologi
Klinik
lndonesio don Loborotorium Medik
DAFTAR ISI
PENELITIAN
Pemeriksaan Prothrombin Time dan Activated Partiq.l Thromboplostin Time dengan Humaclot VA Serta
Sysmex CA 500
(Prothrombin Time and Activated Pqrtial Thromboplastin Time Test3 Resulr us ing Humaclot VA and. Sysmu
cA s00)
Misnah, ASss Afim Abdullah, Mansyur Arif Burhanuddin Bahar
r47-tso
Asosiasi HLA-DRB1* dan HI,A-DQB1* dengan IgM-RF Serum pada Artritis Reumatoid
(,Association HIA-DRBI* and HL,A-DQB7* with Serum lgM-W-on RheumatoidArthritis)
Joewono Soeroso, FM Judajana, H KaIim.........
151-156
Platelet Demam Berdarah Dengue
(Platelets of Dengue Haemorrhagic Farcr)
ls7-160
Nilai DiagnostikAntigen TB denganRapidTatDe'icr- OB Ag) untukflrberkulosis Faru
(The Diagnostk Value of TB Antigen Using Rnpid Tra,t Daice (TB Ad for Pulmonary Thberatlosis)
161-167
Bakeri Aerob Patogen dan Uji Kepekaan Antimikroba di Ruangan Perawatan Fenyakit Dalam
(Antimicrobial Susceptibility Test of Pothogenic Aerobb Bacteria at the Internal Medicine Word)
Fedella Raya, Nurhayana Sennang, Suci Aprtanti
168-171
Korelasi Fungsi Hati terhadap Derajat Fenyakit Demam Berdarah Dengue Anak
(Correlation of Liver Functions Tut, and. the Grade of Dengue Hemorrhagic Faw in Children)
Ard l(ardnl, Mutrnalnnah, IbrahimAbdul Samad
172-L7s
Cryptosporidiosis Paru di Penderita TBC
(Pulmonary Cryptosporidiosis in TBC Potien*)
176-178
Mycobacterium Ttrberculosis dan PCR
(My cab acteium Tuber cubsis and. P CR)
Yrryunwidantngslh, IsmawadAmin, Nurtayana Sennang; UlengBahrun, ManrvurArtf
r79-183
Imunisasi Protein Adhesin 38-kDa Mycobacterium llrberculosis lewat Rongga Mulut Terkait Sel T
CD8+ di Paru
(Oral lmmunization with S8-lCIa Adhain Protein of Mycobacterium tuberculosis on CD8+ T Cells in
Lung)
Malmun Z Arthamln, Agus A Ganl, Nurani Isstyalq Sanarto Santoso.........
18+190
Hitung Tfombosit di Sindrom Koroner Akut Terkait Low Molecular Weight Heparin (IMWH)
(Thromboqta Count in Acute C;oronary Syndrome Pelated to l,ow Molecular Wetght Heparin (LMVVI{))
C)m.tla Xornelius, Darwad Muhadi Uanrylr Arff
t9t-t94
TELAAH PUSTAKA
Perlemakan Hati Akut di Kehamilan
(AcuteFatty Liver of Pregnanry)
Mei€ Muljanti, Leodta Afldwati, Juli
t9s-202
Dicetak oleh (printed by) Airlangga University Press. (075/07.12/AUP-A65E). Kampus C Unair, Jln. Mulyorejo Surabaya 60115, Indonesia.
Telp. (031) 5992246,5992247,Telp.Fax. (031) 5992248. E-mail: [email protected]; [email protected]
Kesalahan penutisan (isi) di luar tanggung jawab AUp
rIrE
Vol.
.l8,
No. 3 Juli 2012
tssN 0854-4263
INDONESIAN JOURNAL OF
CIINISAI PATHOIOGYAND
MEDISAL LABORATORY
li/ojoloh Potologi
Klinik
lndonesio don Loborotorium tVedik
SUST'NAN PENGELOLI\ MAJAI.A,H INDONESIAN JOURNA.L OF
CTJMCAL PATHOLOGY AND MEDICAL I.ABORATORY
Pelindung (Patron)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia
Penasehat (Advisor)
Prof. Hardoeno, dr., Sp.PK(K)
Dr. R. Darmawan Setijanto, drg, M.Kes
Penelaah Ahli,zMitra Bestari (Editorial Board)
t
Prof. Dr. J B Soeparyatmo, d4 Sp.PK(K)
Prot. Riadi Wirawan, dr, Sp.PK(K)
Prof. Dr. A A G Sudewa, dr Sp.PK(K)
Prof. Marzuki Suryaatmadja, dr Sp.PK(K)
Prof. Dr. Rustadi Sosrosumihardjo,,3: DMM, MS, Sp.PK(K)
Prof. Rahayuningsih Dharma, dr., Sp.PK(K), DSc
Penyunting Pelaksana (Managing Editors)
Prof. Dr. Prihatini, dr, Sp.PK(K), Prof. Adi Koesoema Aman, d4 Sp.PK(K), Yuli Kumalawati, dr, DMM, Sp.PK(K),
Lia Gardenia Panakusuma, dr, Sp.PK(K), MM; Prof. Dr. Ida Parwati, dr, Sp.PK(K), PhD; Dr. FM Yudayana, dr, Sp.PK(K),
Prof. Dr. Krisnowati, drg, Sp.Pros, Tahono, df Sp.PK(K), Nurhayana Sennaag Andi Nanggung, dq M.Kes, DMM, Sp.PK,
Osman Sianipa4, df DMM, MS, Sp.PK(K), Dr. Sidarti Soehita, FHS, dr, MS, Sp.PK(K), Purwanto AB df SpPK,
Dr. Jusak Nugraha, dr MS, Sp.PK(K); Endang Retnowati, dr MS, Sp.PK(K), Dr. Aryati, dr, MS, Sp.PK(K),
Puspa Wardhani, d4 Sp.PK, Bastiana, d4 Maimun Zulhaidah Arthamin, d6 M.Kes, Sp.PK,
.
Sulisryo M. Agustini, dr., Sp.PK(K), Dr. Noormaftany, dr., Sp.PK(K), MSi
Pelaksana Tata Usaha
Murtiyas Galuh, d4 Sp.PK, Bastiana Bermawi, dr., Sp.PK:
Tabungan Mandiri KCP SBY PDAM; No. AC: 742-OO-7O7902O-7
Email:[email protected] (PDSPATKUN Cabang Surabaya),
Bendahara PDSPATKLIN Pusat, Jl. Lontar Raya No. 5 Lt. 2 RT OZ/RW 15 Menteng Atas Jakarta Selatan 72960,
TIP''zFax' 021-8308293
Alamat Redaksi (Editorial Address)
Departemen,/Laboratorium Patologi Klinik RSU Dr. Soetomo Gedung Diagnostik Terpadu Lantai 4 RSUD Dr. Soetomo
Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya Telp,/Fax. (031) 5042113 E-mail: [email protected]
No. Telp.: 085-790298772
Akreditasi No. 66blDIlUl/KEP / 2Ol1
rI-
LAPORANKASUS
Cold Agglutinin pada Fenderi ta Community Acquired Pneumonia
(Cold Agglutinirc in A Community Acquired Pneumonia Patient)
203-208
INFORMASI TABORATORIUM MEDIK TERBARU ...............
2@-2LO
1
I
l
*EF-
{e"fr.
ts 6o
IMT'NISASI PROTEIN ADHESIN 38.KDA MYCOBACTERIT]M
TI,'BERCT'LOSIS ITWAT RONGGA MTTLUT TERI(AIT SEL T CD8+ DI
PARU
(Orstlmmunization with 3}-lcDa Adhain Protetn of Mycobtacterium ntberculosis
on CD8* T Cellq in Lung)
I
J
Malmra
Z
Arthamlnr, Agus A Ganll, Nuranl Iscl5mhr, Sanarto Santocol
ABSTB,cT
The$tcaq of Bacillus Calmette-Guein (BCG), vaccine qgoinst dberatlosis (tB), varies widely, from O to 9@h; and BCG mainly
activatr CD4+ T celts, but it fails to activate CD8+ T celk. From the pratbus sntdy, 38-l0a protein is an ailhain protein @8+ T celk
play the role in controlling Mycobadeium ruberculosis (M.tb) infection oind arntribute to the memory immunity. The objecttve of thts sruf
was n ibsmineeffea of oralimmunimtbnby 38-kDaadhainproteinof M.tb to inqease theladof CD8+ T elk inthelungof BALB/c
mica ltris stu{ used an a(perimental with post test control group dangru The micc were diided into six groups (uch group corcbt of 4
scmples), where Group 7: were immunimtion ora\y with 100 y.g 3&Wa adhain protein of M.tb and 12 pg ISCOMs. Followed by Croup
2: 100 g 3&ldla adhain protein of M.tb, group 3: 50 1tg 38-Wa ailhesin protein of M.tb and 12 1q ISCOMs, anil group 4: 50 yg 38-Wa
adhesinprotein of M.tb- Group 5: 12 1.tg ISCOMs. Group 6: ControL In thb study wos founil increasedlarcl of CD|+ T cells in the lung of
BN.B/cmice o[ter oralty immuniz,ation with 38-lOa ailhain protein of M-tb. The highat la'el of CD8+ T celk was on group 7, P=0.000.
Also &se wae found signiftcant dffirenca among the immunizeil groups, except group 2 anil 3, as well as group 5 and 6 also. It unbe
;rrnduikd rn thls stu@ that orol immunizstion with 38-kDa adhain protein of M.ruberanlosis auld insease thela,el of @8+ T etlls in
theWSMlB/cmice.
Kq w*ds:
38-kDa adhain proteirl mycobacterium tuberculosts, CD9* T cells, Iung oral immunization
ABSINAI(
Tingkat ketepatgunaan valain Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk pencegahan terhadap tuberkulosis (IB) berkisar antara
itu BCG hanya dapat mengaktifkan sel T CD4+ tetapi gagal untuk sel T CD8+. Didasari telitian sebelumnya,
protein 38-kDa M.tuberculosis (M.tb) terbukti merupakan protein adhesin. Sel T CD8+ berperan dalam mengendalikan imunitas dan
memorirespons imun terhadap infeksi M.tb. llrjuan penelitian ini adalah untuk menentukan pemberian protein adhesin 38-l0a M.tb
lewat rongga mulut yang diduga dapat meningkatkan junlah sel T CD8+ di dalam paru mencit BALB/c. Penelitian ini merupakan
kajian obaan murni dengan rancanSan kelompok pembanding pascauji. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok (tiap kelompok terdiri
dari 4 eLor). IGlompok 1 : diimunisasi dengan protein adhesin 38kDa M.tb 100 pg dan ISCOMs 12 pg selanjutnya kelompok 2: dengan
protein adhesin 38 kDa 100 pg, kelompok 3: dengan protein adhesin 38 kDa 50 pg dan ISCOMs 12 pg, kelompok 4: dengan protein
adhesin 38 kDa 50 pg, kelompok 5: dengan ISCOMs 72 pgdan kelompok 6: tidak diimunisasi. Hasil telitian menunjukkan bahwa
terdapatpeningkatan jumlah sel T CDB+ di paru mencit BALB,/c setelah pemberian protein adhesin 38-kDa M.tb lewat rongga mulut.
kninglatan tertinggi terlihat di kelompok 1, p=0,000. Dalam kajian ini terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan,
kecualiantara kelompok 2 dan 3, sefta 5 dan 6. Maka dapat disimputkan bahwa pemberian protein adhesin 38-kDa M.tb lewat rongga
mulut dapat meningkatkan jumlah sel T CDB+ di paru mencit BAl3,/c. Temuan ini masih perlu dikaji lebih lanjut untuk potensinya
sebagai bahan kandidat vaksin untuk perlindungan terhadap M.tb.
0-9@26 persen, selain
Kata
lund:
Protein adhesin 38-kDa, Mycobacterium tuberculosis, sel T CD8+, paru, imunisasi lewat rongga mulut
f
PENDAITULI.IAN
Mycobacterium tub er cul os is tel ah' men ginfeksi
sepertiga penduduk dunia, menurut World. Healtlt
Organimtion (WHO) sekitar 8 juta penduduk dunia
diserangTB dengan kematian 3 juta orang per tahun.l
Anglra kejadian TB di Indonesia merupakan jumlah
r
2
3
kasus TB terbesar ke tiga di dunia setelah India dan
Cina. Di Indonesia, diperkirakan terjadi 450.000 kasus
baru TB setiap tahun, sedangkan kematian karena TB
diperkirakan 175.000 per tahun.2
Pencegahan terhadap penyakit tuberkulosis telah
dilakukan dengan vaksin B acillus Calmette- Guerin
Laboratorium Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,zRSU
dr SaifuI Anwar Malang Jl. JA Suprapto No. 2 Malang. E-mail: [email protected]. Telp: 0341-357407
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya-RSU dr. Saiful Anwar Malang
184
@CG).3 Tingkat ketepatgunaan vaksin BCG berkisar
antara G-9@/0, selain itu BCG hanya dapat mengatai*an
sel T CD4+ tetapi untuk sel T CD8+ gagal.4,s Vaksin
BCG memberikan perlindungan yang kuat terhadap
anak usia sekolah dari infeLrsi penyakit TB, akan tetapi
kurang menghasilkan kekebalan pada usia dewasa di
beberapa negara endemik Sebagai contoh, kemunculan
infeksi sekunder akibat resistensi terhadap M.tb dan
kejadian reaktivasi T8.6
Penelitian vaksin TB yang tepatguna banyak
mengalami kegagalan sampai beberapa tahun. Sepuluh
tahun terakhir ini, beberapa kandidat vaksin baru telah
dikembangkan, di antaranyavakin turunan satuan DNA
(DNA-subunit vauines), modified BCG, dan M.tb yang
terlemahkan (attemnted).6 Di samping itu, pembuatan
vaksin baru protein M.tb juga sedang dikembangkan.T
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap TB berupa
respons cell medioted immunity (CMI) merupakan hal
penting dalam perlindungan awal infelsi M.tb (biasanya
di paru) dan mencegah kembali kejadian tahap laten
(M.tb tetap tinggal di granuloma).8 Fengeluaran cairan
(deplesi) sel T CDB* dalam tubuh mempermudah
kejadian reaktivasi TB yang bersifat laten. Sel T CD8+
dapat mengenali makrofag yang terinfeksi M.tb dan
membunuh di dalam sel M.tb tersebut. Hal tersebut
membuktikan betapa penting sel T CD8+ sebagai
pengendali infeksi TB secara langsung.e Penelitian
peran sel T CD8+ dalam infeksi M.tuberculosu dapat
dikembangkan untuk vaksin TB yang tepatguna dan
mendukung dalam imunodiagnostik.lo
Penelitian
ini merupakan kelanjutan telitian
sebelumnya oleh Tandya,11 yang membuktikan bahwa
protein 38 kDa M.tb adalah protein adhesin. Lebih
lanjut terbukti pula bahwa saat protein ini diberikan
lewat rongga mulut kepada mencit BALB,/c, bahan
tersebut dapat mengimbas secrero ry -Immunoglobulin
A (sIgA) khas lendir/mukosa usus dan bronkhiolus.ll
Imunisasi lewat rongga mulut dapat menghasilkan
respons imun yang bersifat melindungi paru.l2
Tirjuan penelitian ini untuk menentukan pemberian
protein adhesin 3B-kDa M.tb lewat rongga mulut yang
diduga dapat meningkatkan jumlah sel T CDB+ di
dalam paru mencit BALB,zc.
Manfaat penelitian ini antara lain, protein adhesin 38
kDa M.tb diharapkan dapat diketahui perannya sebagai
bahan dasar vaksin TB, dan diagnostik laboratorik TB.
untuk setiap perlakuan adalah 4 ekor di setiap
kelompok. Pada penelitian ini, mencit dibagi menjadi
6 kelompok, yaitu di kelompok (1) mencit yang
diimunisasi dengan protein adhesin 38 kDa M.tb
100 pg dan immunosrimulaang complesces (ISCOMs)
12 trg, selanjutnya kelompok (2) mencit diimunisasi
dengan protein adhesin 38 kDa M.tb 100 pg.
Kemudian kelompok (3) mencit diimunisasi dengan
protein adhesin 38 kDa M.tb 50 pcg dan ISCOMs
12 pE., kelompok (4) mencit diimunisasi dengan
protein adhesin 38 kDa M.tb 50 pg., kelompok (5)
mencit diimunisasi dengan ISCOMs L2 y.g, dan
kelompok (6) mencit tidak diimunisasi sebagai
pembanding.
Thta Langkah Penelitian
Persiapan hewan coba. Hewan coba dipilih
berdasarkan ketentuan sampel, yaitu mencit jantan
BALB/c, berusia 6-8 minggu, berat badan 100-150
gram dan.pada pemeriksaan fisik dinyatakan sehat,
yang ditandai dengan mata jernih, bulu mengkilap,
gerakan aktif dan lincah, dan tinja tidak lembek.
Fenyesuaian iklim (aklimatisasi) hewan coba. Mencit
dipelihara dan diadaptasikan dalam laboratorium selama
enam (6) hari pada suhu ruangan yang tetap (20-25'
C). Untuk tempat pemeliharaan digunakan kotak plastik
berukuran 42 x 30x 15 crn, masing-masing dihuni empat
(4) ekor mencit, ditutup dengan kawat kasa dan diberi
alas sekam.
Pengacakan (randomisasi) kelompok yang diteliti
menjadi enam (6) jenis perlakuan.
Femberian protein adhesin 38-kDa M.tb dan ISCOMs.
Di kelompok 1 dan 3, protein adhesin 3B-kDa diberikan
dua macam dosis (50 pcg dan 100 pg) dicampur SCOMs
12 p,g dan PBS dalam tabung Eppendof dengan volume
150 mI, kemudian diolak (divortex) selama beberapa
menit dan diberikan secara lewat rongga mulut (pipa
penyalur/sonde). Di kelompok 2, 4, dan 5; protein
adhesin 38-kDa dengan dosis 50 pcg dan 100pg saja atau
ISCOMs 12 p.gsajadicampur dengan PBS dalam tabung
Eppendorf dengan volume 150 mI, kemudian divortex
selama beberapa menit dan kemudian diberikan secara
.lewat rongga mulut (sonde). Setelah 4 mingu dilakut€n
booster (valain ulangan) yang perrama, setelah 4 minggu
dilakukan booster yang ke dua. Pemberian boosfer
dilakukan seperti pada perlakuan pertama.
Pembedahan, pengambilan organ tubuh paru
METODE
Rancangan penelitian: Penelitian ini merupakan
penelitian cobaan di hewan coba mencit.
Sampel penelitian: Pada penelitian ini digunakan
mencit jantan jenis BALB/c sebanyak 24 ekor
yang berumur antara 6-8 minggu. Jumlah sampel
mencit. Waktu pembedahan (waktu antara booster ke
dua dan pembedahan) pada penelitian ini adalah 3 hari,
dengan nrjuan respons imun seluler berupa sel T CDB+
dan mencapai jumlah terbanyak. Pembuatan sediaan
jaringan tubuh (preparat histologik) paru dengan cara
metode blok parafin.
Fembuatan preparat imunohistokimia paru mencit.
Fertama kali, deparafinisasi dan rehidrasijaringan paru,
lmunisosi Protein Adhain 38-kDa Mycobaaerium Ttuberculosis
kwat
Rongga
Mulut - Arthamin,
dkk 185
selanju&y4 merintangi jaringan dengan protein tidak
khas. Inhibasi dengan antibodi primer dan dilanjutl.an
dengan mtibodi sekunder. Inkubasi jaringan dalam
SA-HRP Kromogen DAB digunakan, dan dilanjutkan
dengan counterstarn memakai hematoksilin utama.
Pemerikaan sediaan (preparat). Pemeriksaan
preparat histologis paru dilakukan menggunakan
mikoskop binokular. Sel T CD8+ dihitung dengan
pembesaran l00ox di 10 lapang pandang dengan cara
tiga kati pengulang at dat double blind.
Analisls Stadsdk
Unruk uji respons imun sel T CD8+ terhadap protein
adhesin 38-kDa M.tb dengan tingkat kemaknaan
p<O,05 Av-way analysis of tariance (ANOVA). Untuk
melihat perbedaan jumlah sel T CD8* di setiap
kelompok menggunakan Post Hoc ?st (uji Tuk€y).
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh
pemberian protein adhesin 38-kDa M.tuberculosir
lewat ron88a mulut yang sangat bermakna antartiaP
perlakuan terhadap jumlah sel T CD8 + di Paru mencit
BALB/C. Untuk mengetahui keberadaan perbedaan
pengaruh pemberian protein adhesin 38-kDa
M.ruberatlosis lewat rongga mulut terhadap jumlah
sel T CD8* di paru mencit BAIB,/C antara setiap
perlakuan, maka dapat dilihat hasil uji llrkey di Tabel
2. Dari hasil uji pembandingan berganda di tabel 2,
terlihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
di jumlah sel T CD8+ antarsetiap kelompok, kecuali
antara K2 dan K3 dan antara K5 dan K6 tidak berbeda
secara bermakna,
thbel 2.
Hasil uji statistik
lrkey
Perbandlngan antar
perlakuan
Proteio adhesi[ 38 kDa
M.tuberculosis 100 pg dan
ISCOMS 12 /r8
IIASIL DAN PEMBAIIASAN
Dalam penelitian
ini mencit
dikelompokkan
menjadi enam (6) perlakuan yang dilakukan selama
'+ 10 ming8u, kemudian pembedahan dilakukan untuk
mengamtil organ pam dan selaljumya dihitungjumlah
sel T CD8+ di paru mencit tersebut. Hasil telitian
tercantum dalam tabel 1 berikut.
Protein adhesin 38 kDa
M.tui
rculosls 100
pg
Protein adhesin 38 kDa
M. tuDerculos6 50 pg dan
/.
ISCOMS 12 pg
Kelompok
pembanding
2
p
5
0,037
0,011
0,000
0,000
6
0,000
1
0,037
3
o,999
4
5
0,013
0,000
6
0,000
1
0,018
2
4
o,999
3
4
2
3
o,027
0,000
0,000
0,013
0,027
0,034
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
M.ruberai0{is
4
0,034
100./,.8
6
4
o,644
0,000
0,000
0,000
0,001
5
o,644
Tabel 1. Rerata jumlah sel T CD8+ di setiap kelompok
5
perlakuan
Jur
Fef,lakuan
6
ah sel T CD8+ di
paru mendt BAI,B/G
per lo lapang pandang
Protein adhesin 38 kDa
M.tuberculosk 50 pg
[(rerata (SD)]
Protein adhesin 38 kDa
M. tuDeradosii 100 pg dan
ISCOMS
Protein adheiin 38 kDa
M. tuberddosir 50 pg dan
5
6
(2s,77)
Ajuvan ISCOMS 12 /rg
lilpg
Protein adh€sin 38 kDa
ISCOMS
1,69,50
131,7s (14,79)
127,7s (18.30)
1
2
3
Pembanding
1
1
2
12pg
Protein adhesin 38 kDa
M.tuberu;losk
88,2s (12,34)
50pg
ISCOMS 12 pg
Pembading
so,oo (7,74)
32,s0 (10,8s)
Unarkmengetahui keberadaan perbedaan pengaruh
ragam dosis pemberian protein adhesin 38-kDa
M. arberurloais lewat rongga mulut terhadap jumlah sel
T CD8+ di paru mencit BALB,/C dilalrukan uji analisis
onervry,lt{Otr'A Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa
di seti4 perlakuan yang diberikan menunjukkan nilai
kemaknan sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat
186
Gambaran Mikroskopis Sel T CD8+ di Paru
Pada penelitian ini preparat dicat menggunakan
cara imunohistokimiawi dengan menggunakan bahan
pewarnaan Diomino Benzidtne (DAB), sehingga sel T
CD8+ tampak berwama kecoklatan. Gambaran sel T
CD8+ di paru mencit tersebut adalah sebagai berikut:
membran sel T CD8+ berwarna kecokiatan sedangkan
intinya berwarna ungu kebiruan. Seperti tampak di
Gambar 1 berikut.
le&rcsion Journol of Clinical Patholog and Medi.al Laboratory, Vol. 18, No.3, Juli 2012:18+190
yang terkait selaput lendir/mukosal BCG intranasal
hanya memberikan perlindungan lokal di paru tetapi
tidak bersifat sistemik di limpa. Di samping rlr, juga
diperlukan dosis yang lebih tinggi dibandingtandengan
vaksinasi bawah kulit/subkutan unruk meryirrbas
respons imun yang terbaik di paru.ls
Protein yang terdapat di dinding M.dtbaanlosis
dan di komponen lainnya dapat mengimbas repons
imun.la Pada penelitian oleh Shin et a1,16 ditemukan
bahwa Mycobacterium tuberculosis heparin-b&nding
Gambar
1
Sel T
CD8
+ pada
pewarnaan
imunohistokimiawi. Tampak sel
T
CDB+
berwarna kecoklatan di membran sel dan
tampak inti bulat berwarna ungu kebiruan.
Tanda panah menunjukkan bentukan sel T
CD8+ (pembesaran 1000x, mikroskop
cahaya).
Gambar preparat paru mencit di setiap perlakuan
tampak di Gambar 2.
Pada penelitian
ini, protein adhesin 38-kDa
M.tuberculosrs diberikan lewat rongga mulut karena
mempunyai manfaat yang jelas baik dari segi fisik
maupun kekebalan. Secara fuikvalsinasi lewat rongga
mulut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan yang
BCG secara dalam kulit (intrakutan). Vaksinasi lewat
rongga mulut mudah pemberiannya, dapat dilakukan
oleh orang yang terlatih tanpa memerlukan bantuan
tenaga medik (13). Pemberian vaksin bawah kulit
(subkutan) atau dalam kulit (inradermal) memiliki
kebahayaan kejadian penularan infeksi sistemik,
memerlukan keterampilan baku untuk melakukannya,
dan terdapat kemungkinan timbul respons tubuh yang
negatif terhadap suntikan (12).
Ditinjau dari segi imunologis, mukosa merupakan
pintu masuk Qtort d'entry) M.tuberculosrs dan mukosa
paru dilindungi oleh sistem serupa getah bening
(limfoid) yang khusus, yaitu Bronchus-Associated
Lympluid Tusue (BAlit).Imunisasi melalui saru jenis
permukaan mukosa akan mengimbas sistem imun di
permukaan mukosa lainnya. Sebagai contoh imunisasi
lewat rongga mulut yang melalui mukosa gasfrointutinal fract (GIT) akan memberikan perlindungan
yang sangat tinggi terhadap mukosa paru.12 Czerkinsky
dan Holmgren L999, yang dikutip dari Hitchick,t+
menggunakan pernyataan " Common Mucosal Immune
System", yaitu imunitas yang timbul di membran
mukosa tertentu yang juga tepat guna di selaput yang
sama lainnya.la
Meskipun valsinasi dalam hidung/intranasal lebih
bagus dalam mengimbas selTantigen ktrusus di saluran
napas, perlakuan ini juga memiliki kekurangan. Dalam
telitian oleh Chen ef al,1s menunjukkan bahwa vaksinasi
hemagglutinin (HBHA) berikatan kuat dengan
immunoglobulin M (IgM) di pasien T8.16 Proein ini
meningkat di infeksi sel epitel tetapi tidakyangterkait
makrofag dan protein ini didapatkan di paru teqitidak
di limpa mencit yang terinfelsi M.ntberatlosir r
Pelekatan (adhesi) antigen di mukosa epitel dan
sel M penting dalam pengembangan resporc imun
mukosal. Apabila diberikan lewat rongga mulutpotein
yang dapat digunakan sebagai alat melekatkandalam
proses adhesi sangat tepat guna dalam mengimbas
respons imun mukosal dan respons antibodiB Fada
penelitian yang dilakukan oleh Tandya,ll procin 38kDa memiliki kemampuan menggumpalkan darah
tertinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa protein
ini merupakan protein adhesin. Di samping iur juga
telah dibuktikan bahwa protein adhesin 3&ldh yang
diberikan lewat rongga mulut di mencitBAlB/edapat
mengimbas sekresi sIgA khusus di mukosa usns dan
bronkhiolus.ll
Di kelompok 1 didapatkan jumlah sel T CDB+
yang bermakna dibandingkan dengan kelompok
pembanding. Hal tersebut menunjukkan bahwaprotein
adhesin 3B-kDa M.tb dapat mengimbas respor imun
sel yang berupa peningkatan jurnlah sel T CD8+.
Protein adhesin 3B-kDa M.tb dianggap ebagai
benda asing oleh tubuh atau antigen. Respoas imun
yang bersifat melindungi sistem mukosal terdapat di
bagian mikro limfoid, yang terdiri darikyefsptchu,
maenteric$rmphnoda sel serupa getah bening (Emfoid)
di lamina propria dan epitel usus (14). Antigen yang
masukke dalam tubuh melalui membran mukmakan
diterima oleh sel M di follicle associated qitlrclium
(FAE) yang merupakan bagian dari Pqrer's Xntches
usus, kemudian antigen tersebut akan diprosesoleh sel
dendritik di sub-epttelialdome (SED), yang menpakan
tempat APC untuk disajikan kepada sel T di hwasan
parafolikular folikel limfoid.le Apabila APC tertentu
seperti sel dendritik menyajikan epitop antigea yang
sudah diproses permukaanya, maka epitop tersebut
akan dikaitkan ke antigen MHC kelas II, mengahifl<an
sel T CD4*.20 Sel T tersebut akan berdiferelsiasi
menjadi sel T efektor (sel T CD4+) yaitu Thl dan
Th2.l4Jika antigen tersebut berada di sito,plam maka
akan merangsang sel T CD8+ melalui MHC helas I
dengan bantuan sitokin IL-2 yang dihasilkan detr sel
Imunisasi Protein Adhain 38-kDa Mycobacterium Tltberculosb Lewat Rongga Mulut - Artharnln,
au. 187
',*,W,
,F
,i
I
*
A
Jrr"
B
*
t;ri
\
;$
c
*
,@
'._&
'****'n
,ffi
F
Gambar 2.
Gambar paru dengan pewarnaan imunohistokimia. (A) kelompok 1. (B) kelompok 2. (C) kelompok 3. (D) kelompok
4. (E) kelompok 5. (F) kelompok 6. Tanda lingkaran menunjukkan bentukan sel T CD8+ yang berwarna kecoklatan
di membran sel dan inti sel berwarna ungu kebiruan (pembesaran 1000x, mikroskop cahaya).
Th1. Sel T CDB+ yang bersifat pelarut sel (sitolitik),
komponen molekul tersebut.23 Pada penelitian lain
dan selanjutnya akan melarutkan sel yang mengandung
antigen tersebut.2l
yang menggunakan tikus mutan dengan menyingkirkan
gen 2-mikoglobulin, yaitu gen yang diperlukan untuk
menunjukkan MHC kelas I, sehingga sel T CDB+ tidak
berfungsi secara aktif, maka tikus akan mati dengan
cepat k rena infeksi M.tb tetapi tidak karena infeksi
Sel T CDB+ berperan dalam mengendalikan
imunitas terhadap infeksi TB akut, selain itu juga
berperan dalam memori respons imun terhadap
M.tb dengan cara gabungan hasilan sitokin dan sifat
sitotolsik.22 Mencit yang mengalami kekurangan
molekul seperti CDB, Tlansporter associated. with,Antigen
Processurg ([AP), dan perforin; lebih mudah terinfeksi
M.tb dibandingkan dengan mencit yang mempunyai
188
BCG.24
Setelah imunitas mukosal terpekakan, kedua sel
limfosit (yaitu sel T dan sel B) akan meninggalkan
tempat awal yang mengenali antigen, melewati lymph
nodes lokal yaitu mesenteric lymph nodes masuk ke
lndonaian Journal of Clinical Pathologr and Meilical Laboratory, Vol. 18, No. 3, Juli 2Ol2: 784-l9O
peredaran pembuluh darah, menuju membran mukosa
tempat asal antigen dan berdiferensiasi menjadi sel
efektor dan sel memori.2s Di samping itu, antigen yang
diproses oleh sel dendritik (APC) di mukosa usus akan
berpindah melalui lymph nodes lokal dan akan tersebar
melalui pembuluh darah ke mukosa efektor26, yaitu
paru yang merupakan fokus utama dari M.tb.
Bahan ajuvan digabungkan dengan vakin antigen
untuk mengimbas respons imun yang kuat. Ajuvan
berfungsi untuk mengimbas respons imun lebih awal,
kuat dan tinggi, serta lebih lama sebagai pelindung
tubuh terhadap infeki penyakit.2T Immunostimulattng
complexes, merupakan ajuvan tertentu, yang dapat
meningkatkan penggambaran MHC bagi APC karena
seperri pengaruh pemberian protein adhesin 3&kDa
M.tuberculosrs terhadap sekresi sitokin yang berperan
dalam respons imun selulerTB. Di sampingitupedujuga
hal tersebut diteliti dengan menggunakan gabungan
protein adhesin 3B-kDa M.tuberculosrs dan protein
semacam lainnya yang terdapat di M. rubemiuis, yang
mungkin lebih tepat guna dalam mengimbas respons
imun.
UCAPAN TERIUIA I(ASTrI
Pertama, para peneliti menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Dirjen DIKTI yang telah mendanai
penunjukan antigen yang tepat. Immunostimulating
penelitian ini melalui dana Program Fenelitian Hibah
complexu dapat mengimbas kadar antibodi yang tinggi
dan respons sel T yang kuat, terutama untuk sel T yang
teracuni (qtotoxic) di beberapa telitian cobaan hewan
coba. lmmuno stimulating complexe) mampu membawa
antigen yang diliputinya masuk ke dalam sitosol (28),
sehingga mempermudah pengaktifan sel T CD8+.
Di kelompok 2 didapatkan jumlah sel T CD8* yang
meningkat bermakna dibandingkan dengan kelompok
pembanding dan kelompok 1, akan tetapi jumlah sel
T CDB+ dari kelompok 1 berkurang 22o/o. Di telitian
yang dilakukan oleh Zubudah,2e menunjukkan bahwa
pemberian SPT Ag di dalam hidung dengan atau tanpa
ajuvan CT terdapat perbedaan gambaran respons imun
IgA yang bermakna (p<0,05), dibandingkan dengan
PBS sebagai kelompok pembanding.2e
Bersaing.
Di kelompok 5 didapatkan jumlah sel T CDB+
tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok
pembanding. Hal tersebut karena ajuvan hanya sebagai
pelengkap, yaitu digabungkan dengan valsin antigen
untuk mengimbas respons imun tubuh. Istilah'ajuvan'
berasal dari bahasa Latin'adjuvans' yang berarti
Kedua, para peneliti juga menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada Dr dr,
Sugiharta Tandya, Sp.PK yang banyak berperan dalam
penelitian ini. Dan akhirnya kepada FitriArrnania, S.Si
dan Wahyudha Ngatiril Lady, S.Si juga disampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih, karena banyak
membantu pelakanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAI(A
1.
SIMPUII\N DAN SARAN
I
Pemberian protein adhesin 38-kDa M.tuberculosis
lewat rongga mulut dapat meningkatkan jumlah sel T
CDB+ dalam paru mencit BALB/c. Femberian protein
adhesin 3B-kDa M.tuberculosrs dosis 100 pg lewat
rongga mulut dapat meningkatkan jurnlah sel T CD8+
lebih banyak dibandingkan dengan pemberian protein
adhesin 3B-kDa M.ruberculosrs dosis 50 pS.
ini para peneliti menyarankan
juga keperluan dilakukan penelitian lanjutan
Didasari telitian
dengan memperluas ranah variabel yang diteliti,
O[
Yalcin YA, Coskun M, Gu ndu Af,, Bic men C,
and 16-kDa Mycobacterial Antigens in'ILberculocis. European
Respiratory Journa\ 2OO7; 29{1): L43.
2. Utama A. Tuberkulosis. www.infeksi.com/articles.
3.
php?lng = lngpg =57 . 2ao7 . Diakes tanggal 30 Novernber 2007.
Jam 11.12.
Manin, C. The Dream of a Vac^ine Against'Itrberctrlosis; New
Vaccine Improving or Replacir^g BCG?. European Respiratory
4.
menolong (to help).3o
Di kelompok 6 didapatkan sel T CD8+ dalam
jumlah sangat sedikit. Sel T CDB+ yang didapatkan di
kelompok pembanding merupakan hal tertentu yang
normal terjadi di hewan dan manusia yang sehat.
Senol G, Erer
Ertas M, Ozkan SAO. Humoral immune ResponseAgain*38-kDa
5.
Joumal, 2005; 26(1): 162-766.
da Fonseca DPAJ, Joosten D, van der Jee R, jue DI" Singh M,
Vordermeier HM, Snippe H, Verheul AFM. Identificatbn of New
Cytotoxic ?Cell Epitopes on the 38-Kilodalton Lipoglloprotein
of Mycobacterium tuberculosis by Using Upopeptides. Infection
and Immunity, 7998; 66{7) : 3L9U3197.
Sarhan, MAA Progress in Ttrberculosis Vaccines Darelopment
Research Joumal of Medicine and Medical Scienceq 2ffi7;Z(2):
3s-41.
6.
7.
B.
9.
Martin C, Bigi F and Gicquel B. New \Accines againstlUbercuhsis,
Palomino JC et al (Eds). Tlrberculosis 2007. Benrd Sebastian
IGmps and Patricia Bourcilliet 2007 ; 341-360.
Buddle BM, Pollock JM, Hewinson RG. Experimenal hrfection
Models of Tlrberculosis in Domestic and Wld Aniruls in C,ole,
Stewart T et al (Eds). T\rberculosis and lhberde Bacillus.
Washington, D.C, ASM press,2005; 53742.
Boom WH. New TB \hccines is There a Requirement for CD8*
T Cells?. The Joumal of Clinical Investigation, 2()07; f 17(8):
2092-2@4.
lazarevic ! Flynn J. CDB+ T Cells in Tbberculosis Amedcan
Joumal of Respiratory and Critical Care Medicine, W);166:1116-1 121.
10. Lewinsohn DA, Winata E, Swarbrick
GM, Thnne lG, Cook
MS, Null MD, Cansler ME, Sette A" Sidney J, lewinsohn DM.
Immunodominant TUberculosis CD8 Antigens Preferentially
Restricted by HIA-B. PLoS Pathogens, 2Cf7; 3{9): elZI.
Imunisasi Protein Adhain 3B-Wo Mycobacterium 'Ifuberculosis Lewat Rongga lt{ulu1 - Artharnln,
dtt" 189
11. Tandfa, s. kran Protein Adhesin Mycobacterium tuberculosis
20.
dalam Me[ginduksi Secretory Immunoglobulin A Mukosa Usus
Price SA Wilson LM, Patofisologii I(oisep Klinis Proses-Proses
PeolEkit Edisi 6, Jakarta, EGc. 2006; Vol. 1i 86-99.
datt Bronkhiolus Mencit Balb/c (Upa]€ Memperoleh Bahan
21. Subagyo A, AdiEma TY, Sutoyo DK Partakusuma LG.
oral 'nrberkulosis). Tidak diterbitka.. Malan&
Pemedl.raan Interferon-gamma dalah Darah untuk Deteksi
Infeki'ILberkulosis. Jumal'nrberkulosis Indoftsq 2006t 3(2) |
Dasar \ralsin
hkultas Kedokeran Universitas Brawijafa. 2006; 2,+-4O.
12 Doherty 1'1\{, Olsen AW van Pinxteren I, Andersen P Oral
\r'accinatio[ with Subunit raccines ProtecB Animals against
Aeorol hfection wi$ Mycobacerium tuberculosis. Infection
and Immudty, 2002; 70(6): 3111-3121.
13. Anderson AO kripheral and Mucosal Irrmuniry: Critical Issues
for O.al VacciDe Design, 7997. hfipt//www.geocities.cony'
amscieoce/pedpheral-lt.hEnl. Diakses TanSgal 06 September
7-71.
22.
serbina NV Flynn JL. CD8+ T Cells Participate in the Memory
Iftmlme Response to M)rcobactedrun tuberculosis. Ir.fuioo aad
knmunity 2001; 69(2 i 432-H324.
23. Hemrndez-Pando R. Immunology PathoSenesis, virulence;
Palomino JC et al (Eds). Irberculosis 2007. Bemd Sebastiao
Prospects for an oral rhccine Using
Novel Antig€os and AdjuranB. http://wwr4.scielo.bt/pd nioc/
Tirberkulosis Paru. www.kalbe.co.id,/files./cdk/files,/13_
14. Hitdrick NC lhbercdosis:
Responlmunitasseluler.pdfl 1 3_ResponlmuitasSelulerhtml.
v10on5/v1o0n5a02.pdf. 2006. Diakes tanSgal 02 Februari
15.
2008. Jam 15.51,
Chen 15 Wang J, ZSania@
25.
A
XinS Z. Single InEanasel Mucosal
Mycobacterium bovis BCG vaccination Co[fers Improved
Protection Compared to Subcutaneous Vaccination against
PuLtronary Tuberculosis. Infection and lmmunily, 2004;
238-246.
16. Shh A& lce KS, l4e JS, KIM Sl Song CH, JlJng sB, Yang Cs,
Jo EK Park J(, Pail TH, Kim ru. Mycobacterium tutrerculosis
HBI,A Protein Reacts Stron8ly wi$ $e Serum Imnunoglobulin
M of 'Ihbercdosis Patients. Clinical and Vaccine ImmunoloSl4
26.
2006; 13(8): 869-{75.
DeloSu G, SaIlSui,letri M, Posleralo B, Rocca S, zanetti S,
Fadda C. The hbhA Gene of Mycobacterium tube(ulosis Is
Specficaly Upregulated io the Luogs but Not in the Spleens
of AeroSe[ically Infeaed Mice. Infectoin and Immunity, 2006;
29.
17.
27.
28.
19.
RC. Vaccinatiofl Strategies
for
Mucosal Irnmune REsponses. Cli cal Microbiology Reviews,
2OO1:74(2)t 432441.
Miler H, Zhary J, Kuolee & ktel GB, Chen l I Intestinal M cells:
The fallible sentinels. World Journal casrroenlerolo$ 2007;
Dakses tanggal 10 November 2007. Jarn 10.50.
Holrn8ren J, Czerkinsky C, Mucosal Immt rfty and vaccines.
Nature Medicing 2005; 11: g5.-S53.
Peszke M. Mucosal Immunology and Vaccine Development.
http://wwwbrown.edu,/Cou$es,/Bio_160,&andouts/feb23.pdf.
2009. Diakes tan8gal2 Juni 2009. Jam 10.49.
west E. A Glimpse into the Scary world of Vaccine Adjuvants.
hnp:,/,/wwwvaclib.orglbasic/adjuvanrs.hrm. 2005. Diakses
tanggal 15 Mei 2009. Jam 12.02.
Sjitlander,\ Cox JC, Barr IG. ISCOMS: an Adjwant with Multiple
Functions. Journal of Lcukocrte Biolo$/, 1998; @: 773-723.
Z.ubaidah M. PerinSkatan titer ImunoSlobulin A Mukosa
Usus Mencit (Mus Musculus) Sesudah Pemberian Protein
Solubel Toxoplasma gondii Dengan Atau Tanpa Ajuvan Toksin
Kolera secara Inlransal: Penelitian Eksl,eri, rental taboratoris.
http:,uadln.lib.ufl air.ac.id,/8o.php?id=jiptunair-8dl-s2-2005-
74(s):3006-3011.
18. OSra PL, Faden H, Welliver
2@T 157-206.
S. 2002. Respon Imudras Seluler pada Infeksi
Kamps and Patricia Bourcillier,
24. Handayani,
2008. Jam 15.00.
30.
zubaidahmo- 1786&node=255&stan=41&PHPSESSID=e99e
cec43aeb91a73c0e368ce140cf5f. 2005. Diaktes tanggal 5 Mei
2009. Jam 12.10.
Scheibner Adjuvants in Vaccines. http://www.vaclib.orgl
basic/adjuvants.htrn. 2000. Diakes tanggal 15 Mei 2009. Jam
12.O2.
13(lO), 14n-14a6.
190
Indonesian Joumol of
Ainical patholog and Medical taboratory,Vol.18, No. 3. Juli 2012: 184-190
Download