Perilaku Seksual Siswi SMK Widya Praja Ungaran dalam Berpacaran

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Banyak orang mengatakan masa-masa sekolah adalah masa yang paling
menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan
pembahasan mengenai masa remaja menjadi sorotan yang tidak lekang oleh
waktu.
Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia,
menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa yang merupakan gejala
sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).
Menurut Gunarsa (2003) Remaja berkeinginan besar mencoba segala hal
yang belum diketahuinya. Mereka ingin mengetahui macam-macam hal-hal
melalui usaha-usaha yang dilakukan dalam berbagai bidang, mencoba apa yang
dilakukan oleh orang dewasa. Seolah-olah remaja ingin membuktikan apa yang
dilakukan orang dewasa. Keinginan mencoba seringpula diarahkan pada diri
sendiri maupun terhadap orang lain.
Pada masa remaja ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik
maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana
tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif (Agustiani, 2006).
1
Pada masa remaja aspek psikoseksual dengan lawan jenis juga akan
berkembang, remaja akan berusaha untuk bereksplorasi dengan kehidupan
seksual. Akibat langsung dari perubahan fisik dan juga pengaruh lingkungan
tersebut adalah adanya perubahan psikis remaja. Perubahan fisik menyebabkan
perubahan seks yang disertai dorongan-dorongan serta perasaan-perasaan baru
yang dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa
berubah, seperti tekanan teman sebaya, media massa dan minat pada jenis seks
lainnya remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual (Agustiani, 2006).
Hurlock (2001) juga menambahkan bahwa pada masa remaja minatnya pada seks
meningkat. Mereka mulai tertarik pada jenis kelamin lain, mereka mulai mengenal
apa yang dinamakan cinta, saling memberi dan menerima kasih sayang dari orang
lain (Agustiani, 2006).
Masa remaja adalah masa dimana remaja mulai tertarik terhadap lawan
jenis. Rasa ketertarikan pada remaja diwujudkan dalam bentuk berpacaran.
Berpacaran merupakan upaya untuk mencari seseorang teman dekat yang
didalamnya terdapat komunikasi, membangun kedekatan emosi dan proses
pendewasaan kepribadian. Namun tidak sedikit remaja berpacaran menjadikan
unsur nafsu seksual menjadi hal yang dominan (Tito dalam Lisa, 2012).
Berpacaran yaitu upaya untuk mencari seorang teman dekat yang di
dalamnya terdapat komunikasi, membangun kedekatan emosi dan proses
pendewasaan kepribadian (Tito, 2001). Sedangkan menurut Milles (2000)
berpacaran yaitu mempercayai berbagai macam etiket, belajar berbicara, dengan
lawan jenisnya dan bertanggung jawab atas kehidupan antar pribadi, belajar untuk
2
menghadapi bermacam-macam watak dan kepribadian yang nantinya akan
berguna untuk memilih pasangan hidup.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (2002) pacar
adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan
berdasarkan cinta kasih.
Pada masa ini remaja perempuan akan mengkaitkan masalah seksual atau
hubungan seks dengan cinta (Michael dalam Santrock, 2003). Mereka sering
merasionalkan tingkah laku seksual mereka dengan mengatakan pada diri mereka
sendiri bahwa mereka terhanyut dalam cinta. Sejumlah peneliti menemukan
bahwa remaja putri mengungkapkan alasan utama mereka aktif secara seksual
adalah karena jatuh cinta (Cassel dalam Santrock, 2003).
Menurut Sarwono (2010), perilaku seksual pra nikah yang dilakukan oleh
remaja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja, diantaranya
dampak psikologis seperti perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri,
bersalah, dan berdosa. Dampak fisik diantaranya dapat menimbulkan Kehamilan
tidak dikehendaki dan aborsi, berkembangnya penyakit seksual menular di
kalangan remaja yang dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit serta
meningkatkan resiko terkena HIV/AIDS. Dampak sosial yaitu dikucilkan, putus
sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu
belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut.
Selanjutnya dijelaskan oleh Linda Veronika Sihombing (2004) bahwa
berpacaran tidak berarti selalu dengan seks, tapi perilaku berpacaran remaja saat
ini sulit dipisahkan dengan perilaku seksual.
3
Berdasarkan survey terhadap kesehatan reproduksi remaja yang
dilakukan pada tahun 2007 remaja usia 15-19 tahun oleh Rachmat (dalam,
http://www.detikhealth.com/) menuturkan sebagian besar remaja putra dan putri
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Data terhadap 10.833 remaja
laki-laki berusia 15-19 tahun diperoleh hasil sebesar 72% sudah berpacaran, 92%
sudah pernah berciuman, 62% sudah pernah meraba-raba pasangan, 10,2% sudah
pernah melakukan hubungan seksual.
Pemahaman yang keliru mengenai seksualitas pada remaja menjadikan
mereka mencoba untuk bereksperimen mengenai masalah seks tanpa menyadari
bahaya yang timbul dari perbuatanya. Dorongan seksual muncul dalam bentuk
ketertarikan pada lawan jenis dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual
dari pasanganya (http://www.e-psikologi.com/remaja/030602.html).
Berdasarkan observasi dan wawancara awal dengan guru BK di SMK
Widya Praja Ungaran pada bulan September 2013, ternyata di SMK Widya Praja
Ungaran sudah banyak siswi yang berpacaran di sekolah tersebut dan tidak sedikit
pula siswi yang hamil diluar nikah, dan tampak pula siswa-siswi yang berpacaran
ketahuan melakukan ciuman di dalam kelas waktu pulang sekolah. Pada Oktober
2013 peneliti melakukan pra penelitian dengan menyebarkan skala sikap tentang
perilaku seksual di SMK Widya Praja Ungaran, dengan mengambil sampel 1
kelas yang berisi 40 siswa. Dari Pra penelitian yang penulis lakukan,
mendapatkan hasil :
Berdasar hasil penyebaran skala sikap di kelas XI BB dapat dilihat dalam
tabel 1.1 dibawah ini.
4
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Seksual
Kategori
Frekuensi
Persen
Tinggi
17
42,5 %
Sedang
18
45 %
Cukup
3
7,5 %
Rendah
2
5%
Total
40
100 %
Berdasarkan hasil penyebaran skala sikap tentang perilaku seksual dari
jumlah 40 anak, yang rendah dalam perilaku seksualnya ada 2 anak, sedangkan 17
anak perilaku seksualnya tinggi, 18 anak perilaku seksualnya sedang, dan 3 anak
perilaku seksualnya cukup. Dari hasil tersebut prosentase yang paling tinggi
adalah anak yang perilaku seksualnya sedang.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian mengenai
“Perilaku seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran dalam berpacaran”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimana perilaku seksual siswi SMK Widya Praja
Ungaran dalam berpacaran ?”
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perilaku
seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran dalam berpacaran.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
tentang perilaku seksual siswi SMK Widya Praja
Ungaran dalam berpacaran ini diharapkan memberikan sejumlah manfaat, antara
lain :
1.4.1
Secara Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang
bimbingan dan konseling, khususnya mengenai gambaran remaja terhadap
perilaku seksual dalam berpacaran.
b) Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil
penelitian ini dengan mengambil kancah penelitian yang berbeda.
c) Memberikan informasi kepada semua pihak mengenai sikap dan perilaku
seks remaja di era ini, sehingga pihak-pihak lainpun turut serta
memperhatikan dan mengarahkan perkembangan remaja, di kota Ungaran
khususnya.
1.4.2
Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi
sekolah terutama guru BK (Bimbingan dan Konseling) mengenai perilaku seksual
remaja dalam berpacaran, sehingga pihak-pihak institusi dapat menyusun
6
langkah-langkah selanjutnya untuk dapat mengembangkan dan mengarahkan
persepsi siswa-siswinya terhadap perkembangan perilaku ke arah yang lebih baik.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan pembaca memahami isi skripsi ini, maka dalam
penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika dan garis besar isinya yang
disajikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan
teori, berisi tentang pacaran pada remaja yang terdiri dari pengertian pacaran,
pengertian remaja,
ciri-ciri remaja, tahap perkembangan remaja, tugas-tugas
perkembangan remaja, fase perkembangan remaja, pengertian perilaku seksual,
bentuk-bentuk perilaku seksual, tahapan-tahapan dalam perilaku seksual, faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja, hasil-hasil penelitian yang
relevan. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, populasi dan
sampel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, tehnik analisis data.
Bab IV Analisis dan Pembahasan, dipaparkan deskripsi subjek penelitian,
pengumpulan data, analisis porsentase, analisis deskriptif, dan pembahasan hasil
penelitian. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
7
Download