Penuaan dini dan kondisi terkait usia lainnya pada orang dengan HIV

advertisement
Penuaan dini dan kondisi terkait usia lainnya pada orang
dengan HIV
Oleh: Liz Highleyman, 6 Desember 2011
Orang HIV positif yang lebih tua lebih mungkin untuk memiliki beberapa masalah kesehatan pada usia
lebih dini, setara dengan orang HIV negatif yang berusia 10 tahun lebih tua. Hal ini sesuai dengan sebuah
studi Italia yang diterbitkan dalam Clinical Infectious Diseases edisi Desember 2011. Sebuah studi Swiss
dalam isu yang sama menemukan bahwa kondisi tidak terkait AIDS termasuk penyakit kardiovaskular,
kanker, keropos tulang, dan diabetes meningkatkan kekhawatiran karena orang dengan HIV bertahan
hidup sampai usia tua berkat pengobatan antiretroviral yang efektif.
Studi Italia
Studi pertama membandingkan prevalensi dan faktor risiko dari penyakit non infeksi dalam sebuah
kohort dari 2854 orang HIV positif yang menerima terapi antiretroviral di Universitas Modena selama
2002-2009 dan 8562 subyek kontrol yang dicocokkan di pangkalan data populasi umum Italia (CINECA
ARNO). Hanya kurang dari dua pertiga adalah laki-laki, usia rata-rata adalah 46 tahun dam pasien HIV
positif telah menggunakan ART selama rata-rata 10 tahun.
Analisis kasus-kontrol melihat kondisi non infeksi terkait usia termasuk penyakit kardiovaskular,
hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes, patah tulang, dan gagal ginjal; karena kondisi ini tidak
disebabkan oleh patogen infeksi, mereka tidak terkait langsung dengan fungsi kekebalan tubuh (jumlah
sel CD4) dan tidak dipertimbangkan sebagai kondisi yang terkait AIDS. Mereka juga menilai
“polipatologi” atau kehadiran sebanyak dua atau lebih dari kondisi non infeksi
Hasil
• Prevalensi dari semua komorbiditas non infeksi dan polipatologi secara signifikan lebih tinggi di
antara pasien HIV-positif dibandingkan dengan kontrol HIV-negatif.
• Prevalensi polipatologi pada orang yang berusia 41-50 tahun adalah serupa dengan subyek HIV
negatif berusia 51-60 tahun.
• Perbedaan dalam prevalensi penyakit kardiovaskular, patah tulang, diabetes, dan gagal ginjal tetap
signifikan secara statistik setelah disesuaikan untuk jenis kelamin, usia, dan hipertensi.
• Dalam analisis multivariat, faktor berikut adalah prediktor independen dari polipatologi:
• Usia yang lebih tua: rasio odds (OR) 1.11;
• Jenis kelamin laki-laki: OR 1,77;
• Jumlah CD4 nadir atau terendah yang pernah terjadi di bawah 200: OR 4,46, atau lebih dari empat
kali lipat risiko;
• Pajanan lebih lama untuk ART: OR 1,01, mencerminkan perbedaan kecil dalam risiko.
• Hipertensi secara independen terkait dengan peningkatan kemungkinan untuk memiliki
komorbiditas
non infeksi
orang HIV
dan negatif.
“Komorbiditas
non infeksi
padauntuk
usia tertentu
dan positif
polipatologi
lebih umum di antara pasien terinfeksi
HIB dibandingkan dengan populasi umum,” penulis penelitian menyimpulkan.
“Prevalensi polipatologi pada orang dengan HIV mengantisipasi prevalensi polipatologi yang diamati di
populasi umum di antara orang yang berusia 10 tahun lebih tua,” mereka melanjutkan. “Data ini
mendukung kebutuhan untuk skrining lebih dini dari komorbiditas non infeksi pada pasien dengan HIV.”
Kehadiran penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan patah tulang secara bersamaan
“cukup dapat dianggap mewakili fenotipe kerapuhan yang telah dikaitkan dengan penuaan pada populasi
umum dan merupakan penentu utama dari kecacatan yang terkait dengan gejala penuaan,” mereka
menambahkan.
Faktor-faktor yang dapat menjelaskan terjadinya beberapa kondisi non infeksi progresif di usia lebih
muda “tidak langsung kelihatan,” tetapi ada beberapa hipotesis penyebab termasuk kekurangan
kekebalan tubuh akibat terlambat mulai ART yang efektif, efek viremia jangka panjang, peradangan
sistemik kronis, berkurangnya elastisitas pembuluh darah, dan meningkatkan pembekuan dan fibrosis.
Beberapa studi lainnya juga menemukan bahwa jumlah CD4 nadir dan pajanan ART kumulatif yang
lebih besar terkait dengan prevalensi yang lebih tinggi dari kondisi non AIDS. Alasan untuk kaitan
Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/
Penuaan dini dan kondisi terkait usia lainnya pada orang dengan HIV
dengan durasi yang lebih lama dari ART tidak sepenuhnya dipahami, menyarankan untuk berhati-hati
ketika mempertimbangkan pengobatan yang sangat awal yang akan memerlukan pajanan terhadap terapi
yang lebih lama.
“Temuan kami menunjukkan bahwa pendekatan yang agresif untuk skrining, diagnosis, dan pengobatan
komorbiditas non menular dibenarkan sebagai bagian perawatan kesehatan rutin dari pasien yang
terinfeksi HIV, para peneliti merekomendasikan. “Lebih lanjut lagi, data kami menyarankan bahwa
skrining lebih dini harus dimulai pada usia yang lebih dini…setidaknya satu dekade lebih dini.”
Studi Swiss
Seperti yang dijelaskan dalam laporan kedua, peneliti dari Swiss HIV Cohort Study menilai pengaruh
penuaan pada epidemiologi penyakit non-AIDS dalam kohort observasional prospektif yang besar, yang
didirikan pada tahun 1988 dengan terus mendaftarkan peserta baru.
Para peneliti menghitung kejadian peristiwa klinis dari Januari 2008 (ketika kuesioner non-morbiditas
terkait AIDS baru diperkenalkan) sampai Desember 2010.
Sebanyak 8.444 peserta HIV positif memberikan kontribusi data dari 40.720 kunjungan dua kali setahun;
dalam kelompok ini 2233 (26,4%) berusia 50-64 tahun dan 450 (5,3%) berusia 65 tahun atau lebih.
Durasi rata-rata dari infeksi HIV adalah 15,4 tahun dan hampir seperempat memiliki AIDS klinis
sebelumnya.
Hasil
• Tingkat kematian, penyakit terdefinisi AIDS dan titik akhir klinis adalah 7,81, 4,32, dan 53,3 kasus
per 1000 orang-tahun, masing-masing.
• 994 kejadian non-AIDS baru diamati selama masa studi:
• 201 kasus pneumonia bakteri;
• 123 trauma yang terkait patah tulang;
• 115 kanker yang tidak terdefinisi AIDS (semua kecuali sarkoma Kaposi, limfoma non-Hodgkin,
dan kanker leher rahim);
• 70 kasus diabetes;
• 55 infark miokard (serangan jantung);
• 39 stroke;
• 37infark
patahmiokard,
tulang dengan
traumanon-traumatik,
minimal.
Stroke,
patah tulang
osteoporosis, diabetes, dan kanker non-AIDS lebih
umum di antara usia 50-64 tahun orang dan 65 atau lebih tua, dibandingkan dengan peserta yang lebih
muda dari 50 tahun.
Dalam analisis multivariat, risiko stroke (HR 17,7), patah tulang non-traumatik (HR 10,5), osteoporosis
(HR 9.13), kanker non-terdefinisi AIDS (HR 6.88), infark miokard (HR 5.89), dan diabetes ( HR 3,75)
yang tinggi untuk orang usia 65 ke atas.
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyimpulkan, “komorbiditas dan multimorbiditas karena
penyakit non AIDS, terutama diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, kanker tidak terkait AIDS dan
osteoporosis, menjadi lebih penting dalam perawatan orang yang terinfeksi HIV dan meningkat dengan
penambahan usia.”
Dalam diskusi mereka, mereka mencatat bahwa perbandingan dengan kelompok yang memiliki usia
yang serupa – seperti yang dilakukan di studi Italia – adalah sulit karena tidak ada populasi yang cocok
dengan komorbiditas dan perilaku di Swiss. Namun, perbandingan dengan kelompok yang tidak
dicocokkan dengan umur di European Cancer Observatory dan kohort populasi umum di Jerman
menyarankan bahwa orang di Swiss HIV Cohort memiliki insidensi keseluruhan kanker, infark miokard,
dan diabetes yang lebih tinggi.
Ketika mencoba untuk membandingkan populasi, mereka mencatat, hal ini terutama penting karena
mempertimbangkan bahwa orang yang terinfeksi HIV berbeda dari subyek yang tidak terinfeksi HIV
sehubungan dengan perubahan metabolik karena toksisitas ART jangka panjang, penggunaan alkohol,
merokok, indeks masa tubuh, dan tingkat dari koinfeksi hepatitis B atau C…terjadinya beberapa
penyakit atau faktor risiko memimpin kepada pola yang baru dari multimorbiditas yang secara
–2–
Penuaan dini dan kondisi terkait usia lainnya pada orang dengan HIV
substansial berbeda berdasarkan status HIV dan usia.”
Seperti para peneliti Italia, tim Swiss juga menyarankan bahwa peradangan imunodefisiensi kronis dan
sisa dapat menambah risiko kondisi non-AIDS terkait usia antara orang HIV positif yang memakai ART.
“Kami mengamati bahwa orang dengan jumlah CD4 lebih tinggi lebih kurang mungkin untuk
mengembangkan kejadian terkait dan tidak terkait AIDS, dan kurang mungkin untuk meninggal,”
mereka mencatat. “Pasien dengan jumlah CD4 yang lebih rendah diketahui memiliki tingkat mortalitas
yang lebih tinggi, namun mereka juga sepertinya lebih mungkin untuk mengembangkan kejadian terkait
usia dalam analisis kami.”
“Karena usia merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi, sangat penting untuk melakukan skrining
dan mencegah faktor risiko yang dapat dimodifikasi dari komorbiditas non AIDS,” mereka
menyarankan.
Tajuk rencana
Dalam editorial yang menyertai, Jacqueline Capeau dari University of Paris and Hôpital Tenon meninjau
2 studi dan meringkas pengetahuan yang ada saat ini mengenai penyakit terkait usia pada orang dengan
HIV dengan menanyakan pertanyaan filosofis, “Apakah penuaan itu?”
“Penuaan didefinisikan oleh penurunan kemampuan untuk menghadapi tekanan, yang menyebabkan
peningkatan kerentanan terhadap penyakit,” tulisnya. “Penuaan normal dikaitkan dengan peradangan
kronis kelas rendah... peradangan kronis mungkin terkait dengan aktivasi kekebalan tubuh jangka
panjang dalam menanggapi beban antigenik yang kita hadapi sepanjang hidup ... peradangan kronis kelas
rendah merupakan bidang umum untuk komorbiditas berkaitan dengan usia dan bisa mengakibatkan
terjadinya komorbiditas yang berbeda yang terjadi secara bersamaan (yaitu, polipatologi). “
“Jika kami mempertimbangkan bahwa peningkatan aktivasi kekebalan tubuh dan peradangan kronis
jangka panjang adalah pemain utama dari proses penuaan di populasi umum,” ia melanjutkan, “jelas
bahwa proses ini lebih umum pada pasien yang terinfeksi HIV, bahkan ketika infeksi tersebut dikontrol
dengan baik, dibandingkan dengan populasi umum; pasien dengan HIV akan lebih rentan untuk
mengembangkan penyakit terkait usia secara lebih dini.”
Mempertimbangkan apakah semua orang HIV positif rentan terhadap penuaan dini, ia menyarankan
bahwa masalah ini mungkin hanya mempengaruhi orang dengan infeksi HIV jangka panjang yang
mengalami defisiensi kekebalan tubuh parah sebelum munculnya pengobatan yang efektif dan dapat
ditoleransi dengan baik.
“Pasien yang terinfeksi jangka panjang ini mungkin berusia lebih tua, dengan beberapa infeksi awal yang
lebih parah, dan terpapar lebih lama dengan virus pada saat kualitas pengendali virus masih kurang;
mereka juga mungkin sudah terpapar dengan ART yang lebih toksik dan tetap memiliki lipodistrofi,” ia
menulis. “Pasien yang lebih tua ini memiliki kumpulan kondisi merusak dan sekarang dipengaruhi oleh
komorbiditas.”
Sementara gambaran ini mungkin suram bagi mereka dengan HIV jangka panjang, ia menekankan
bahwa selain faktor yang terkait dengan virus dan pengobatannya, sejumlah faktor lingkungan yang
dimodifikasi dapat juga berkontribusi terhadap penuaan dini, seperti merokok, gaya hidup, diet yang
kurang baik dan menyebabkan penumpukan lemak, dan penggunaan narkoba.
“Bahkan jika sulit untuk dilakukan,” ia menekankan, “faktor-faktor ini perlu ditanggulangi secara
agresif.”
Afiliasi peneliti:
Italian study: Department of Medicine and Medical Specialities, University of Modena and Reggio
Emilia, Italy; Health Care Systems Department, CINECA Consortium of Universities, Italy; Department
of Statistical Sciences, Alma Mater Studiorum, University of Bologna, Italy; Division of Infectious
Diseases, Northwestern University, Feinberg School of Medicine, Chicago, IL.
Swiss study: Division of Infectious Diseases and Hospital Epidemiology, University Hospital Zurich and
University of Zurich; Division of Infectious Diseases, Bern University Hospital and University of Bern;
Division of Infectious Diseases, University Hospital Basel; Division of Infectious Diseases, University
–3–
Penuaan dini dan kondisi terkait usia lainnya pada orang dengan HIV
Hospital Geneva; Division of Infectious Diseases, Centre Hospitalier Universitaire Vaudois and
University of Lausanne; Division of Infectious Diseases, Cantonal Hospital of St. Gallen; Division of
Infectious Diseases, Regional Hospital, Lugano, Switzerland.
Ringkasan: Premature Aging and Age-Related Conditions in People with HIV
Sumber: G Guaraldi, G Orlando, G Zona, F Palella, et al. Premature Age-Related Comorbidities Among HIV-Infected Persons Compared With
the General Population. Clinical Infectious Diseases 53(11):1120-1126. December 2011.
B Hasse, B Ledergerber, H Furrer, et al (Swiss HIV Cohort Study). Morbidity and Aging in HIV-Infected Persons: The Swiss HIV Cohort
Study. Clinical Infectious Diseases 53(11):1130-1139. December 2011.
J Capeau. Premature Aging and Premature Age-Related Comorbidities in HIV-Infected Patients: Facts and Hypotheses. Clinical Infectious
Diseases 53(11):1127-1129. December 2011.
–4–
Download