BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sistem informasi yang memadai dan memenuhi kriteria sebagai suatu sistem yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat menjadi semakin dinamis dalam mengikuti perkembangan teknologi. Begitu pula dengan perusahaan-perusahaan, supaya tetap relevan perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan dan penerapan teknologi. Sehingga sistem informasi merupakan sarana yang sangat menunjang suatu lembaga atau perusahaan untuk meningkatkan efektivitas sistem kinerjanya. Sistem Informasi adalah untuk memperbaiki kualitas informasi yang disajikan, untuk memperbaiki pengendaliaan intern dalam perusahaan, serta meminimalkan biaya, manfaat sistem informasi menaungi kegiatan usaha dan menyajikan informasi kepada semua pemakai, akan tetapi sistem tersebut terbatas dalam informasi yang disediakan, umumnya hanya dinyatakan dengan satuan nilai. Dalam proses akuntansi tugas-tugas utama sistem informasi yaitu menginput data-data transaksi melalui catatan pembukuan pada laporan keuangan perusahaan. Munculnya berbagai tuntutan dan keinginan untuk dapat meningkatkan kinerja dan menjalankan berbagi program seperti pada Sistem Informasi Persediaan yang dapat memuaskan bagi pengguna informasi. Sistem Informasi Persediaan dapat digunakan oleh perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, dapat juga digunakan untuk mengamankan harta perusahaan yang sebagian besar tersimpan dalam persediaan, Sistem Informasi Persediaan bertujuan untuk mengetahui segera aktifitas pembelian, penerimaan dan penjualan barang oleh perusahaan, sehingga perusahaaan dapat mencatat persediaan dan memberitahukan kepada manager apabila jenis barang tertentu perlu penambahan. 1 2 PT Gugah Perkasa Ripta merupakan suatu usaha yang berlokasi di Semarang yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa, diantaranya pengadaan barang elektronik dan komputer (termasuk alat pencatat KWH meter), bahan bangunan dan kontruksi, peralatan keselamatan kerja, peralatan kantor, dll dan penyediaan jasa pencatat KWH-meter, pemutusan dan penyambungan listrik, rekondisi KWH-meter, sewa angkutan darat, cleaning service, fumigasi (pengasapan), dll. Dalam memenuhi kebutuhan persediaan barang, memiliki beberapa kendala. Kendala yang dihadapi perusahaan dikarenakan, pertama pada saat proses penjualan barang sering mengalami kekurangan persediaan akibat dari pesanan yang lebih banyak, sering terjadinya penumpukan persediaan barang akibat kurangnya kontrol dari manajemen, dokumen-dokumen tidak lengkap, sehingga terjadinya penyimpangan di bagian persedian akibat menggunakan proses manual. Maka salah satu cara menanggulangi kendala-kendala di perusahaan perlu adanya pengembangan sistem informasi persediaan sehingga dapat di lihat secara langsung oleh manajemen perusahaan dalam melakukan kebijakan sehingga persediaan dapat terkontrol baik serta dapat menghemat waktu dan dapat melayani kebutuhan konsumen yang lainnya, baik dalam kota maupun luar kota. Dengan adanya pengembangan sistem informasi persedian dapat mampu diharapkan menangani sejumlah kendala dalam persediaan maka yang dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan kebijakan-kebijakan dan pengendalian terhadap sistem informasi akuntansi persediaan yang disajikan secara terstruktur yaitu organisasi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab sehingga dalam proses pengendalian dan kebijakan yang telah dibuat dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan atupun pemborosan yang mungkin terjadi dapat di hindarkan. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang sudah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG PADA PT. GUGAH PERKASA RIPTA SEMARANG”. 3 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah mengenai penentuan tingkat persediaan barang dagangan dalam upaya maksimalisasi laba pada PT. Gugah Perkasa Ripta. Dimana pada saat ini tingkat persediaan barang dagangan belum mencapai hasil yang optimal. Untuk itu penulis ingin melakukan analisis mengenai penentuan tingkat persediaan barang dagangan dalam upaya maksimalisasi laba guna menentukan tingkat persediaan barang dagangan yang tepat dan efisien untuk dapat diterapkan pada PT. Gugah Perkasa Ripta. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan dari data diatas yaitu sistem pengolahan data persediaan barang di PT. Gugah Perkasa Ripta, maka masalah dibatasi hanya meliputi : 1. Informasi pencatatan, penerimaan dan pengeluaran data stok barang meliputi : a. Transaksi penerimaan/pembelian barang b. Transaksi pengeluaran barang/faktur penjualan c. Retur pembelian d. Retur penjualan 2. Laporan pembelian dan penjualan barang. 3. Laporan persediaan barang atau stok barang. 4. Laporan retur pembelian. 5. Laporan retur penjualan. 4 1.4. Tujuan Penelitian Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan-penghematan untuk persediaan tersebut. Adapun manfaat dan tujuan tersebut antara lain : 1. Mempermudah proses pencatatan pembelian dan penjualan barang 2. Menghasilkan laporan pembelian dan penjualan barang yang akurat, relevan dan tepat waktu. 3. Meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan . 4. Membangun perangkat lunak untuk membantu user dalam mengolah data persediaan barang di PT. Gugah Perkasa Ripta. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Kegunaan Akademis Penelitian a. Kegunaan Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran yang lebih jelas mengenai Sistem Informasi Akuntansi Persediaan. Selain itu penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi S1 Universitas Dian Nuswantoro. b. Kegunaan bagi Perusahaan Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi perusahaan sekaligus untuk mempertimbangkan dan menilai kebijakan-kebijakan dalam Sistem Informasi Persediaan Barang di PT. Gugah Perkasa Ripta. 5 c. Kegunaan bagi Pembaca Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Sistem Informasi Persediaan Barang. Sehingga hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari Tugas Akhir ini. 1.5.2 Kegunaan Praktis Penelitian a. Untuk Perusahaan Dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan dalam proses persediaan dalam rangka meningkatkan proses kinerja perusahaan. b. Lain-lain Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi gambaran cukup jelas bagi perusahaan-perusahaan lain yang bergerak dalam perdagangan terutama terkait dengan Sistem Informasi Persediaan Barang. 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. (Sommerville, 2003) Pada definisi ini, ada dua istilah kunci yaitu: a. Disiplin rekayasa, perekayasa membuat suatu alat bekerja. Menerapkan teori, metode, dan alat bantu yag sesuai, selain itu mereka menggunakannya dengan selektif dan selalu mencoba mencari solusi terhadap permasalahan, walaupun tidak ada teori atau metode yang mendukung. Perekayasa juga menyadari bahwa mereka harus bekerja dalam batasan organisasi dan keuangan, sehingga mereka berusaha mencari solusi dalam batasan-batasan ini. b. Semua aspek produksi perangkat lunak, rekayasa perangkat lunak tidak hanya berhubungan dengan proses teknis dari pengembangan perangkat lunak tetapi juga dengan kegiatan seperti manajemen proyek perangkat lunak dan pengembangan alat bantu, metode, dan teori untuk mendukung produksi perangkat lunak. Secara umum, rekayasa perangkat lunak memakai pendekatan sistematis dan terorganisasi terhadap pekerjaan mereka karena cara ini seringkali paling efektif untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi. Namun demikian, rekayasa ini sebenarnya mencakup masalah pemilihan metode yang paling sesuai untuk satu set keadaan dan pendekatan yang lebih kreatif, informal terhadap pengembangan yang mungkin efektif pada beberapa keadaan. Pengembangan informal sangat cocok untuk pengembangan sistem e-commerce web membutuhkan gabungan keahlian perangkat lunak dan perancangan grafis. 7 2.1.1 Proses Perangkat Lunak Proses perangkat lunak adalah serangkaian kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil relevannya yang menghasilkan perangkat lunak. Kegiatankegiatan ini sebagian besar dilakukan perekayasa perangkat lunak. Ada empat kegiatan proses dasar yang umum bagi seluruh kegiatan proses perangkat lunak. Kegiatan-kegiatan ini adalah : 1. Spesifikasi perangkat lunak, fungsionalitas perangkat lunak dan batasan kemampuan operasinya harus didefinisikan. 2. Pengembangan perangkat lunak, perangkat lunak yang memenuhi spesifikasi tersebut harus diproduksi. 3. Validasi perangkat lunak, perangkat lunak harus divalidasi untuk menjamin bahwa perangkat lunak melakukan apa yang diinginkan oleh pelanggan. 4. Evolusi perangkat lunak, perangkat lunak harus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah. Proses perangkat lunak yang berbeda mengatur kegiatan ini dengan cara berbeda dan dijelaskan dengan tingkat kerincian yang berbeda pula. Waktu kegiatan bervariasi, sebagaimana hasilnya. Pegaturan yang berbeda dapat menggunakan proses yang berbeda untuk menghasilkan produk dengan jenis yang sama. Namun demikian, untuk beberapa jenis aplikasi tertentu, beberapa proses lebih sesuai dari yang lainnya jika digunakan proses yang tidak sesuai, maka kualitas penggunaan produk perangkat lunak yang akan dikembangkan tersebut mungkin berkurang. 2.1.2 Model Proses Perangkat Lunak Model proses pengembangan perangkat berikut : lunak adalah sebagai 8 1. Model Air Terjun (Waterfall) Model ini mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi dan evolusi, dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implemetasi, pengujian dan seterusnya. 2. Pengembangan Evolusioner Pendekatan ini berhimpitan dengan kegiatan spesifikasi, pengembangan, dan validasi. Suatu sistem awal dikembangkan dengan cepat dari spesifikasi abstrak. Sistem ini kemudian diperbaiki dengan masukan dari pelanggan untuk menghasilkan sistem yang memuaskan bagi kebutuhan pelanggan. 3. Pengembangan Sistem Formal Pendekatan ini didasarkan atas pembuatan spesifik sistem matematis dan pentransformasian spesifikasi, dengan memakai metode matematis untuk membangun program. Verifikasi komponen sistem dilakukan dengan membuat argumen matematis yang disesuaikan dengan spesifikasi. Pengembangan berdasarkan pemakaian ulang. Pendekatan ini didasarkan atas adanya komponen yang dapat dipakai untuk jumlah yang signifikan. Proses pengembangan sistem terfokus pada integrasi komponen-komponen ini ke dalam suatu sistem dan bukan mengembangkan dari awal. 2.2 Software Definisi Software yang dikutip dari Kamus Komputer dan Teknologi Informasi tentang Software adalah sebagai berikut : “ Merupakan data elektronik yang disimpan sedemikian rupa oleh komputer itu sendiri, data yang disimpan ini dapat berupa program atau instruksi yang akan dijalankan oleh 9 perintah, maupun catatan-catatan yang diperlukan oleh komputer untuk menjalankan perintah yang dijalankannya ”. (2005) Software dapat di kategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu: 1. Sistem Operasi 2. Compiller 3. Aplikasi 2.2.1 Software Sistem Operasi Definisi Sistem Operasi yang dikutip dari Kamus Komputer dan Teknologi Informasi tentang Sistem Operasi adalah sebagai berikut : “ Perangkat lunak sistem yang mengatur dan mengendalikan perangkat keras dan memberikan kemudahan penggunaan komputer ke pemakai ”. (2005) Berdasarkan Definisi Operating System software menurut Syafrizal Melwin Daulay dalam bukunya yang berjudul Mengenal Hardware-Software dan Pengelolaan Instalasi Komputer, menyebutkan bahwa : “ Operating system software merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengkonfigurasi komputer agar dapat menerima berbagai perintah dasar yang diberikan sebagai masukan ”. (2007: 22) Microsoft Windows XP ini merupakan salah satu produk unggulan dari Microsoft Corporation yang secara resmi dikeluarkan pada tanggal 25 Oktober 49 2001. Microsoft Windows XP selanjutnya disingkat menjadi Windows XP ini merupakan kelanjutan dari Windows versi sebelumnya dengan berbagai fasilitas yang ada di dalamnya. Menurut Microsoft Windows XP menurut Microsoft yang dikutip dari Wikipedia tentang Windows XP adalah sebagai berikut : “ Microsoft Windows XP merupakan perkawinan dua buah sistem operasi Windows (sistem operasi berbasis Windows NT dan sistem operasi berbasis Windows 9x) ke dalam sebuah produk ”. (2010) Berdasarkan pengertian di atas, 10 penulis dapat menyimpulkan bahwa Microsoft Windows XP adalah sistem operasi yang dilengkapi berbagai fasilitas serta mudah dalam pengoprasiannya. 2.2.2 Software Enterpriter Definisi Software Enterpriter menurut HM Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Komputer, menyebutkan bahwa : “ Software Interpreter adalah menerjemahkan instruksi per instruksi dan langsung dikerjakan, sehingga source program tidak harus ditulis secara lengkap terlebih dahulu ”. (2000:394) Definisi Software Enterpreter yang dikutip dalam situs http://mtspkp.multiply.com/journal/item/133, menjelaskan bahwa : “ Interpreter yaitu menterjemahkan perintah dari software aplikasi kedalam perintah yang di mengerti oleh komputer ”. (2009) Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Software Interpreter adalah menerjemahkan perintah dari software ke dalam perintah yang dimengerti oleh Komputer. 2.2.3 Software Compiler Language Software yaitu program yang digunakan untuk menterjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh komputer. Source program yang ditulis dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi harus diterjemahkan menjadi bahasa mesin dengan suatu program penterjemah (translator), yaitu : compiler dan interpreter. Software Compiler adalah program penterjemah yang menerjemahkan program yang ditulis secara keseluruhan, jadi source program harus ditulis secara lengkap, contohnya PASCAL. 11 Untuk Software Compiler, penulis mengunakan Microsoft Visual Studio 2008 karena dalam pengoprasiannya dapat menghasilkan informasi dengan lebih cepat dan akurat, sehingga dapat menguntungkan perusahaan dalam penyajian laporan keuangan. 2.2.4 Bahasa Pemrograman C# (C Sharp) Kebutuhan akan penggunaan program tidak lagi hanya terbatas pada peralatan berupa personal computer, program juga digunakan pada consumer-electronic devices (cell phones dan PDA) sehingga menciptakan persoalan dan kebutuhan yang baru. Integrasi komponen software yang berbeda bahasa juga semakin sulit. Kebutuhan pengembangan aplikasi berbasis Web yang terkoneksi dengan Internet juga sudah semakin banyak. Pengembang software sadar bahwa mereka membutuhkan software yang dapat digunakan siapa saja dan dapat digunakan pada semua perangkat yang ada (PC, cell phones, PDA, dll). Untuk menjawab semua permasalahan dan kebutuhan diatas pada tahun 2000 Microsoft meluncurkan bahasa pemrograman baru yang diberi nama C# Programming Language. C# dikembangkan oleh Microsoft oleh tim yang dipimpin oleh Anders Hejlsberg dan Scott Wiltamuth. C# memiliki kesamaan bahasa dengan C, C++, dan Java, sehingga memudahkan developer yang sudah terbiasa dengan bahasa C untuk menggunakannya, C# mengambil fitur-fitur terbaik dari ketiga bahasa tersebut dan juga menambahkan fitur-fitur baru. C# adalah bahasa pemrograman Object Oriented dan memiliki class library yang sangat lengkap yang berisi prebuilt component sehingga memudahkan programer untuk men-develop program lebih cepat. C# juga distandarkan oleh Ecma International pada bulan desember 2002. 12 Pada akhir tahun 2005 Microsot merilis NET Framework 2.0 bersamaan dengan paket Visual Studio. Otomatis versi dari C# juga diperbaharui menjadi C# 2.0 yang berjalan diatas NET Framework 2.0. Pada versi baru ini banyak sekali fitur-fitur yang ditambahkan terutama pada pengembangan aplikasi berbasis web dengan ASP.NET seperti (master page, site map control, user login, dll), juga penambahan generic collection yang sangat membantu programer bekerja dengan object-object collection dan list. Dengan C# dapat dibuat bermacam aplikasi seperti aplikasi console, aplikasi windows form, aplikasi Web, aplikasi Web services, dan aplikasi untuk mobile device. Jadi cukup belajar satu bahasa saja tapi sudah dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai macam aplikasi. 2.2.5 Microsoft Visual Studio 2008 Visual C# 2005 Express Edition adalah IDE (Integrated Development Environment) atau tools untuk membuat, menjalankan, dan men-debug program yang ditulis menggunakan bahasa C#. Untuk mengembangkan aplikasi berbasis web dapat digunakan Visual Web Developer Express yang juga dapat didownload dan digunakan secara gratis. Adapun produk yang termasuk dalam paket Express Edition yang dapat didownload secara gratis adalah: Visual Basic 2005 Express Visual C# 2005 Express Visual J# 2008 Express Visual Web Developer 2008 Express Jika anda menginstal Visual Studio 2008 Express Edition maka didalamnya sudah terdapat beberapa komponen tambahan seperti SQL 13 Server Express untuk databasenya dan MSDN Express untuk dokumentasinya, adapun paket lengkap yang terdapat pada Visual Studio 2008 Express yaitu: Microsoft .NET Framework 2.0 Microsoft Visual C# Express SQL Server 2005 Express MSDN Express Selain menggunakan IDE yang disediakan oleh Microsoft anda dapat menggunakan tools yang lain misalnya SharpDevelop (yang merupakan project open source yang juga dapat didownload secara gratis). Anda juga dapat membuat program C# hanya dengan menggunakan editor teks biasa seperti notepad, tapi pasti membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pengembangan karena tidak adanya tools bantuan untuk debugging dan fitur lain sebaik yang ada pada IDE yang khusus seperti Visual Studio 2008 Express atau SharpDevelop. 2.2.6 Microsoft SQL Server MS SQL Server adalah salah satu produk Relational Database Management System (RDBMS) populer saat ini. Fungsi utamanya adalah sebagai database server yang mengatur semua proses penyimpanan data dan transaksi suatu aplikasi. Popularitas SQL Server akhir-akhir ini mulai menanjak dan setara dengan pesaing terdekatnya yaitu Oracle 9i dan Oracle 10g. Saat ini versi terbaru adalah SQL Server 2005. SQL Server 2005 memiliki beberapa versi antara lain : SQL Server Personal Edition SQL Server Developer Edition SQL Server Developer Edition SQL Server Enterprise Edition 14 SQL Server Standard Edition SQL Server Desktop Engine SQL Server for Windows CE Edition 2.3 Pengertian Sistem Suatu system harus mempunyai sasaran, tujuan, komponen-komponen yang saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kelompok pendekatan yang dapat didefinisikan dalam suatu system yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada elemen. System adalah suatu kesatuan dari elemen yang saling berkait yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk lebih jelasnya,akan uraikan pengertian-pengertian system menurut para ahli Menurut Mulyadi (1997) system adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya yang berfungsi sama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. System dibuat untuk menengani sesuatu yang berulang kali atau secara rutin terjadi. 2.4 Pengertian Pengolahan Data Sebelum membahas pengertian pengolahan data alangkah baiknya mengetahui apa arti data dan informasi. Data adalah keterangan mengenai fakta suatu objek (manusia, benda, peristiwa) yang diwakili dengan symbol (huruf, kalimat, angka, gambar, suara) yang belum diolah menjadi informasi. Dari proses pengolahan data tersebutlah yang akan dihasilkan informasi sebagai output. Suatu output dari pengolahan data merupakan informasi apabila output tersebut dapat berguna bagi pemakainya. Untuk menghasilkan informasi dari data-data yang relevan harus melalui suatu system yang disebut sebagai system pengolahan data.system pengolahan 15 data meliputi sejumlah proses,peralatan dan tenaga pelaksanaan yang saling berhubungan dan berkaitan. Pengolahan data sebagai serangkaian operasi atas informasi yang direncanakan, guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Unsur-unsur dalam pengolahan data yaitu membaca, menulis atau mengetik, mencatat atau mencetak, menyortir, menyampaikan atau memindahkan, menghitung, membandingkan dan menyimpan. Definisi pengolahan data adalah suatu bahan mentah yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu informasi. 2.4.1 Siklus Pengolahan Data Siklus pengolahan data baik yang manual maupun yang menggunakan computer mengalami siklus pengolahan data yang terdiri dari tiga tahap yaitu sebagai berikut : PROSES INPUT OUTPUT Gambar 2.1: Siklus pengolahan data 1. Data dimasukkan ke computer dalam bentuk yang dimengerti oleh computer (input). 2. Data diproses sesuai dengan instruksi yang diterima computer. 3. Hasil pengolahan (output), berupa data yang dapat di mengerti dan berguna untuk manusia. 16 2.4.2 Metode Pengolahan Data Pengolahan data system informasi dalam kebanyakan organisasi biasanya terdiri atas metode taknologis dan manual. Menurut Buch dan Stater ada dua macam metode pengolahan data yang penting : 1. Manual Dalam metode manual semua operasi dapat dilakukan dengan tangan dan bantuan alat-alat penting seperti pensil, kertas dan lain-lain. 2. Electromechanical Sesungguhnya merupakan suatu gabungan dari orang dan mesin misalnya seorang pegawai yang bekerja dengan menggunakan catat kolom (posting machine). 3. Methode punched equipment Menggunakan penggunaan semua peralatan yang digunakan disebut sebagai suatu system warkat unit (unit record system). Prinsipnya adalah bahwa data mengenai data seseorang, suatu objek atau suatu peristiwa biasanya dicatat (punched) dalam suatu kartu, sejumlah kartu yang mengandung data tentang subjek yang sama (misalnya : data gaji) digabungkan bersama membentuk suatu objek. 4. methode electric computer Komputer disini berarti suatu susunan dari alat-alat masukan, suatu unit pengolahan pusat (control processing unit ) dan alat alat keluaran. 2.5 Pengertian Persediaan Persediaan adalah aktivasi yang terdiri untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, proses produksi dan atau dalam perjalanan serta dalam bentuk bahan 17 atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. 2.5.1 Konsep Dasar Persediaan Berdasarkan pengertian diatas istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang yang berwujud yaitu: a. Tersedia untuk dijual. b. Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan kemudian dijual (barang dalam proses atau pengolahan). c. Akan digunakan untuk produksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka kegiatan normal perusahaan. 2.5.2 Prosedur Persediaan Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang ulang. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu system terdiri dari jaringan prosedur sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal (klerikal operation) terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi : a. Menulis b. Menggandakan c. Menghitung d. Memberi kode e. Mendaftar 18 f. Memilih g. Memindah h. Membandingkan dan, prosedur yang merupakan urutan kegiatan klerikal adalah sebagai berikut : 1. Laporan, yaitu hasil akhir dari sebuah proses. 2. Jurnal, yaitu catatan yang digunakan untuk mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data. 3. Formulir, yaitu dokumen yang digunakan untuk merekm terjadinya transaksi. 2.5.3 Metode Pencatatan Persediaan Ada dua macam metode pencatatan persediaan, yaitu : 1. Metode Mutasi Persediaan (Perpectual Inventory Method) Setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Metode ini cocok untuk digunakan dalam penentuan biaya bahan baku perusahaan yang harga pokoknya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan. 2. Metode Persediaan Fisik ( Physical Inventory Method ) Hanya tambahan persediaan yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan pemakaian tidak dicatat dalam kartu perediaan untuk mengetahui berapa harga pokok persediaan yang dipakai atau dijual harus dilakukan dengan perhitungan fisik sisa perediaan yang masih ada di gudang pada akhir periode.harga pokok persediaan awal periode ditambah dengan harga pokok persediaan pada akhir periode merupakan harga pokok persediaan yang dipakai selama periode akuntansi yang bersangkutan. 19 2.5.4 Sistem Dan Prosedur Dengan Sistem Persediaan Sistem dan prosedur dengan system persediaan nya adalah sebagai berikut : a. Prosedur pencatatan produk jadi. b. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual. c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli. d. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk dalam proses. e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok. g. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang di gudang. h. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian barang di gudang. i. Sistem perhitungan fisik persediaan. 2.5.5 Tujuan Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian persediaan yang dijalankan adalah untuk menjaga tingkat persediaan pada tingkat yang optimal sehingga diperoleh penghematan- penghematan untuk persediaan tersebut. Hal inilah yang dianggap penting untuk dilakukan perhitungan persediaan sehingga dapat menunjukkan tingkat persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. 20 Dengan demikian yang dimaksud dengan pengelolaan persediaan adalah “Kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan”. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan konsumen). 2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan alasan : Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehingga sulit untuk diperoleh. Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan. 3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. 4. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat mengakibatkan biaya menjadi besar. 5. Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besarbesaran, karena mengakibatkan biaya menjadi besar. Dari beberapa tujuan pengendalian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian persediaan adalah untuk menjamin terdapatnya persediaan sesuai kebutuhan. Ada dua macam kelompok bahan baku, yaitu : 1. Bahan baku langsung (Direct Material), yaitu bahan yang membentuk dan merupakan bagian dari barang jadi yang biasanya dengan mudah bisa ditelusuri dari biaya barang jadi tersebut. 21 Jumlah bahan baku langsung bersifat variabel, artinya sangat bergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau perubahan output. Contoh : 2. Kain adalah bahan baku industri garment atau pakaian jadi. Tepung terigu adalah bahan baku pabrik roti. Bahan baku tak langsung (indirect material), yaitu bahan baku yang dipakai dalam proses produksi, tetapi sulit untuk menelusuri biayanya pada setiap barang jadi. Contoh : Benang adalah bahan baku tak langsung yang digunakan dalam industri garment. Garam dan ragi adalah bahan baku tak langsung pembuatan roti. 2.5.6 Fungsi Persediaan a. Fungsi Ekonomi Lot Sizing Fungsi Ekonomi Lot Sizing adalah persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Cara ini dilakukan dengan tujuan memperoleh potongan harga (Quantity Discount) karena pembelian dalam jumlah yang besar, dan memperoleh biaya pengangkutan per unit yang rendah. b. Fungsi Anticipate Fungsi Anticipate yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan seperti mengantisipasi pengaruh musim, dimana pada saat permintaan tinggi perusahaan tidak mampu menghasilkan sebanyak jumlah yang dibutuhkan. Disamping itu juga persediaan ini ditujukan untuk 22 mengantisipasi kemungkinan sulitnya memperoleh bahan sehingga tidak menggangu operasi perusahaan. c. Fungsi Fluctuation Fungsi Fluctuation merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi permintaan yang tidak bisa diramalkan sebelumnya, serta untuk mengatasi berbagai kondisi tidak terduga seperti terjadi kesalahan dalam peramalan penjualan, kesalahan waktu produksi, kesalahan pengiriman. 2.5.7 Jenis Persediaan Persediaan dapat diklasifikasikan menurut beberapa kategori, tergantung pada jenis kegiatan usaha perusahaan apakah perusahaan itu merupakan perusahaan dagang atau manufaktur. Menurut Kieso (2002:444) persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan usahanya yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan Dagang Dalam perusahaan dagang, perusahaan hanya mengenal satu jenis persediaan yaitu barang dagangan yang siap dijual. 2. Perusahaan Manufaktur Terdapat 3 jenis perusahaan yaitu : 1. Persediaan bahan baku untuk diproduksi Meliputi bahan baku yang diperoleh dari sumber daya alam ataupun beberapa jenis produk yang dibeli perusahaan lain. 2. Persediaan barang dalam proses Meliputi produk-produk yang telah dimasukkan kedalam proses produksi, namun belum selesai diolah. 3. Persediaan barang jadi Meliputi produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan. 23 2.5.8 Metode Penilaian Persediaan 2.5.8.1 Metode Pengendalian Persediaan Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan. Pada dasarnya, metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menetukan : Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) Titik pemesanan kembali (Reorder point) Jumlah cadangan pengaman (Safety Stock) yang diperlukan Metode ini sering juga disebut metode pengendalian tradisional karena memberi dasar lahirnya metode baru yang lebih modern. Metode pengendalian persediaan secara statistic ini biasanya digunakan untuk mengendalikan barang yang permintaanya bersifat bebas (Dependent) dan dikelola saling tidak bergantungan. Yang dimaksud permintaan bebas adalah permintaan yang hanya dipengaruhi mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi operasi produksi. Sebagai contoh adalah permintaan untuk barang jadi dan suku cadang pengganti (Spare Part). Ditinjau dari sejarah perkembangannya, metode ini secara formal diperkenalkan oleh Wilson pada tahun 1929 dengan mencoba mencari jawaban dasar, yaitu : Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk setiap kali pemesanan? Kapan saat pemesanaan harus dilakukan? Pengembangan formula Wilson kemudian dikembangkan pada keadaan yang lebih realistic, terutama untuk fenomena yang 24 bersifat probabilistic. Hal ini kemudian memunculkan 2 metode dasar pengendalian persediaan yang bersifat probabilistic, yaitu : Metode P, yang menganut aturan bahwa saat pemesanan bersifat regular mengikuti suatu periode yang tetap (mingguan, bulanan), sedangkan kuantitas pemesanan akan berulang-ulang. Metode Q, yang menganut aturan bahwa jumlah ukuran pemesanan (kuantitas pemesanan) selalu tetap untuk setiap kali pesan, sehingga saat pemesanan dilakukan akan bervariasi. 2.5.8.2 Model Statis EOQ Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsiasumsi sebagai berikut : 1. Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan. 2. Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu). 3. Barang yang sudah dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (Instaneously) atau tingkat produksi (Production Rate) barang yang dipesan berlimpah (tak terhingga). 4. Waktu ancang-ancang (Lead Time) bersifat konstan. 5. Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan. 6. Tidak ada pesanan ulang (Back Order) karena kehabisan persediaan (Shortage). 7. Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (Quantity Discount). Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada sistem manufaktur seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem non manufaktur seperti pada penentuan jumlah bola lampu pada suatu bangunan. Penggunaan perlengkapan 25 habis pakai (office supplies) seperti pensil, kertas, dan buku nota; konsumsi bahan-bahan makanan seperti beras, jagung, dan lain-lain. 2.5.8.3 Pengaman (Safety stock) Karena pemesanan dilakukan berulang-ulang, perlu dipertimbangkan pesediaan pengaman (safety stock) dan kapan memesan kembali (Re-Order Point atau ROP). Berapa besar safety stock ini tergantung pada kebijakan perusahaan dan pengalaman di masa yang lalu. Kebanyakan perusahaan menentukan safety stock sejumlah 1 (satu) bulan pemakaian normal dan juga yang lebih sedikit. 2.5.8.4 Just in Time (JIT) Adalah filosofi manajemen dari pemecahan masalah yang berkelanjutan dan dipaksakan, sehingga pemasok-pemasok dan komponen-komponen ditarik melalui sistem untuk menunjukkan dimana dan kapan mereka dibutuhkan. JIT memusuhi pemborosan yang tidak memberi nilai tambah produk. JIT juga membeberkan permasalahan dan kemacetan yang disebabkan oleh keragaman (variabilitas). Keragaman ini terjadi karena adanya deviasi dari nilai optimum. JIT juga akan mampu mencapai produksi ramping dengan mengurangi persediaan. Ada beberapa pemborosan yang dapat terjadi dalam proses produksi yang terdiri dari kelebihan produksi, menunggu transportasi, proses yang tidak efisien, persediaan, gerakan yang tidak perlu dan produk cacat. 26 Kontribusi JIT untuk keunggulan bersaing Paling tidak terdapat 7 kontribusi JIT untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu: pemasok, tata letak, persediaan, penjadwalan, pemeliharaan pencegahan, mutu produksi dan pemberdayaan karyawan. a. JIT pada pemasok Dengan semangat JIT, jumlah pemasok sebaiknya sedikit, ada hubungan kedekatan dan pemasok yang senantiasa berbisnis ulang dengan kita. Perlu dilakukan analisis untuk memilih pemasok yang mampu bersaing dengan harga yang bersaing. Penawaran yang bersaing sebagian besar dibatasi kepada pembeli baru. Pembeli mempertahankan integrasi verttikal dari bisnis pemasok. Para pemasok seringkali mendorong untuk menerapkan JIT kepada pemasok-pemasok mereka. b. JIT pada Tata Letak Tujuan JIT adalah mengurangi perpindahan orang maupun perpindahan barang. Hal ini disebabkan bahwa perpindahan merupakan pemborosan. Oleh karena itu, JIT menghendaki sel-sel kerja untuk produk-produk yang sejenis. JIT juga menghendaki mesin-mesin yang dapat dipindahkan dan dapat diubah-ubah, jarak yang dekat, ruang yang sedikit untuk persediaan, dan pengiriman langsung ke tempat kerja. c. JIT pada Persediaan JIT pada persediaan menggunakan sistem tarik (Pull System) untuk memindahkan persediaan. JIT akan mengurangi ukuran lot dan mengurangi waktu penyetelan. Perlu juga dikembangkan sistem JIT pada pengiriman dengan pemasok 27 melalui pengiriman langsung kepada titik penggunaan. JIT akan melakukan penjadwalan serta menggunakan grup teknologi. d. JIT pada Penjadwalan JIT pada penjadwalan dapat ditempuh dengan mengkomunikasikan jadwal tersebut kepada pemasok. Perlu dibuat derajat-derajat penjadwalan. JIT mencari lembaran mana yang dibuat dan lembaran yang dipindahkan. JIT akan menghilangkan pemborosan, memproduksi dalam lot yang kecil, menggunakan Kanban dan membuat masing-masing produksi operasi menjadi bagian yang penting. e. JIT pada Pemeliharaan Pencegahan JIT pada pemeliharaan pencegahan dapat ditempuh dengan pemeliharaan pencegahan yang terjadwal dan rutin harian. Pihak yang melakukan pemeliharaan ini adalah operator. Operator itu harus operator yang mengetahui mesin, agar dalam memeliharanya tidak ada hambatan yang berarti. Pemeliharaan pencegahan ini sangat baik untuk menjaga kualitas produk. f. JIT pada Kualitas JIT pada kualitas adalah diiterapkannya kendali proses secara statistic. Untuk itu, maka pegawai harus diberdayakan, membangun metode-metode yang selamat dari kegagalan (seperti daftar periksa dan lain-lain) serta menyediakan empan balik yang cepat. g. JIT pada Pemberdayaan Karyawan JIT pada pemberdayaan karyawan adalah di kembangkannya pelatihan-pelatihan. Karena dengan karyawan yang berkembang, maka proses JIT sebenarnya sudah dimulai. 28 Hal ini disebabkan pada prinsipnya, yang mengetahui seluk beluk pekerjaan itu adalah karyawan itu sendiri. 2.5.9 Prinsip Kerja JIT Prinsip kerja JIT dapat dibagi kepada tiga bagian besar yaitu: 1. Cost reduction, karena menggunakan prinsip 5S. 2. Inventory reduction, karena just in time (yang menggunakan konsep pull system) melawan just in case (yang menggunakan konsep push sistem). 3. Quality improvement dimulai dari: Pemberdayaan karyawan kemudian kualitas sebagai paradigma baru setiap orang dan akhirnya pada gugus kendali mutu. 2.5.10 Faktor Penentu Safety Stock Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety stock adalah sebagai berikut : 1. Risiko kehabisan persediaan, yang biasanya ditentukan oleh : a. Kebiasaan pihak supplier dalam pengiriman barang yang dipesan, apakah tepat waktu atau sering kali terlambat dari waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak pembelian. b. Dapat diduga atau tidaknya kebutuhan bahan baku untuk produksi. 2. Biaya simpan di gudang dan biaya ekstra bila kehabisan persediaan. 3. Sifat persaingan. Persaingan yang terjadi antar perusahaan dapat ditentukan dari kecepatan pelayanan pemenuhan permintaan pelanggan, maka perusahaan perlu memiliki persediaan yang besar. 29 2.6 Analisa Sistem 2.6.1 Pengertian Analisa Sistem Analisis sistem (Sistem Analysis) merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan, dan mengevaluasi kesempatan-kesempatan, hambatan- hambatan yang terjadi, dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. 2.6.2 Tahap-Tahap Analisa Sistem Dalam analisis sistem terdapat tahapan atau langkah-langkah dasar yang harus dilakukan seorang analis sistem, yaitu : 1. Identity yaitu mengidentifikasikan masalah Merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam tahap analisis sistem. Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. 2. Understand yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian, analisis sistem dapat mengumpulkan data dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang ada yaitu wawancara, observasi, dan daftar pertanyaan. 3. Analisa yaitu menganalisa hasil penelitian Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 4. Report yaitu membuat hasil penelitian 30 Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analisis sistem dan timnya adalah membuat laporan analisis. 2.6.3 Alat Bantu Dalam Analisa Sistem Alat analisis yang dipakai adalah diagram alir dokumen (Flow Of Document) atau diagram alir sistem lama (Flow Of System). Fungsi diagram ini adalah untuk mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual atau berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen masukan dan keluaran). Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir sistem adalah : Nama Simbol Dokumen Gambar Simbol Keterangan Digunakan untuk mendefinisikan masukan dokumen (formulir) dan dokumen keluaran (laporan). Proses Digunakan Manual mendefinisikan manual, untuk pekerjaan seperti ACC, pencampuran, terima gaji, dan lain-lain. Proses Digunakan Berbasis mendefinisikan proses yang Komputer dilakukan dengan komputer, misalnya untuk penghitungan, pencetakan laporan. 31 Konektor Mendefinisikan penghubung (Penghubung) ke halaman yang masih sama. Konektor Mendefinisikan penghubung ke bagian lain dalam halaman yang berbeda. File Master Mendefinisikan penyimpanan untuk data master. File Transaksi Mendefinisikan penyimpanan yang bukan master. Biasanya berupa file-file transaksi, referensi, temporer, dan lainlain Prosedur Mendefinisikan prosedur lain Yang yang tidak termasuk sebagai Tidak Terdefinisi bagian dari sistem prosedur yang dibuat. Kartu Plong Mendefinisikan output yang input atau menggunakan kartu plong (punched card). Pita Kertas Berlubang Mendefinisikan output yang input atau menggunakan kertas berlubang. Pita Magnetik Mendefinisikan input atau output yang menggunakan pita magnetik. Drum Mendefinisikan Magnetik output yang drum magnetic input atau menggunakan 32 Gambar 2.2: Simbol Dalam FOD 2.7 Perancangan Sistem 2.7.1 Pengertian Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan gambaran tentang sistem yang akan dibuat untuk user maupun programmer. Pada tahap perancangan system, perancangan system juga menentukan bagaimana suatu system menyelesaikan suatu tugas atau masalah. 2.7.2 Bagian Data Data mempunyai jenjang mulai dari karakter, field, record, file, dan database. 1. Karakter Karakter merupakan bagian dari data yang terkecil, dan dapat berupa numerik, huruf ataupun karakter khusus yang membentuk suatu item data. 2. Field Field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data, seperti misalnya nama, alamat. Kumpulan suatu field membentuk suatu record. 3. Record Record merupakan kumpulan dari field yang menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. 4. File File terdiri dari record-record yang menggambarkan suatu kesatuan data yang sejenis. 5. Database 33 Merupakan kumpulan dari file yang membentuk suatu database. Pada tahap perancangan terinci, perancangan database dimaksudkan untuk mendefinisikan isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah di identifikasikan didalam perancangan secara umum. 2.7.3 Alat Dalam Perancangan Sistem a. Contex Diagram Contex Diagram adalah bagian dari DFD yang berfungsi memetakkan model lingkungan yang dipresentasikan dengan lingkungan tunggal yang mewakili keseluruhan system yang menunjukkan batas system informasi yang menunjukkan hubungan suatu proses dengan entitasnya. b. Data Flow Diagram (DFD) DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang ada atau suatu yang baru akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik, dimana data tersebut mengalir (misalnya melalui file kartu, hardisk, disket, dll). DFD merupakan alat yang digunakan pada metode pengembangan sistem terstruktur. 34 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut : SIMBOL 1. External Entity KETERANGAN Menggambarkan asal atau tujuan data diluar sistem 2. Proses Menggambarkan entitas atau proses dimana aliran data masuk ditransformasikan ke aliran data keluar 3. Arus Data Menggambarkan aliran data 4. Penyimpanan Data Menggambarkan tempat data disimpan Gambar 2.3: Simbol Dalam DFD Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD bermaksud untuk mewakili : a. External entity (kesatuan luar) b. Data flow (arus data) c. Procces (proses) d. Data store (simpanan data) c. Entity Relational Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara entity-entity suatu sistem. Simbol- 35 simbol yang digunakan dalam Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut : Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD adalah sebagai berikut : SIMBOL KETERANGAN 1. Entity Digunakan untuk menggambarkan objek yang dapat didefinisikan dalam lingkungan pemakai 2. Atribut Berfungsi untuk menggambarkan elemen-elemen dari suatu entity 3. Hubungan Entity dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini disebut relationship. 4. Garis Digunakan untuk menghubungkan entity, atribut dan relasi Gambar 2.4: Simbol Dalam ERD d. Kardinalitas/Derajat Relasi Kardinalitas menunjukkan jumlah maksimal entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas tersebut, kardinalitas relasi menunjuk kepada hubungan maksimal yang terjadi dari himpunan entitas lain dan begitu juga sebaliknya. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas berupa : 36 1. One to One Setiap entitas A berhubungan dengan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B dan begitu juga sebaliknya setiap entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas himpunan A. A B 1 1 2 2 3 3 Gambar 2.5: Relasi One To One 2. One to Many Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas B hanya dapat berhubungan dengan satu entitas himpunan A. A B 1 1 2 2 3 3 Gambar 2.6: Relasi One To Many 3. Many to Many Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, begitu juga sebaliknya setiap entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan A. 37 A B 1 1 2 2 3 3 Gambar 2.7: Relasi Many To Many e. Normalisasi Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada proses normalisasi akan selalu diuji pada beberapa kondisi, apakah ada kesulitan didalam menambah atau insert, menghapus atau delete, mengubah atau update, membaca atau rettrieve pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapat database yang optimal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm membuat normalisasi suatu data, yaitu : a. Field atau Atribut Kunci Setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa satu field atau set field yang dapat mewakili record. Misalnya nomor anggota, merupakan kunci dari tabel anggota suatu lembaga. Field nomor anggota itu bersifat unik. b. Candidate Key Candidate key adalah suatu atribut yang mendefinisikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Tahap-tahap dalam proses normalisasi dikenal sebagi berikut : 38 1. Bentuk Tidak Normal Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, data dapat tidak lengkap atau terduplikasi. Data dapat dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya. 2. Bentuk Normal Kesatu (1NP/ First Normal Form) Bentuk normal kesatu memiliki ciri-ciri : a. Setiap data dibentuk dalam flat file (file dasar/rate) data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa “Otomic Value”. b. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). c. Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan bukanlah pecahan kata sehingga artinya lain. 3. Bentuk Normal Kedua (2NP/ Second Normal Form) Bentuk normal kedua memiliki ciri-ciri : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci haruslah tergantung secara fungsi pada kunci utama. c. Kunci field haruslah urut dan dapat mewakili yang menjadi anggotanya. 4. Bentuk Normal Ketiga (3NP/ Third Normal Form) Bentuk normal ketiga memiliki ciri-ciri : a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. 39 b. Semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif, dengan kata lain setiap atribut bukan kunci haruslah tergantung pada kunci utama secra menyeluruh. c. Kunci field haruslah urut dan dapat mewakili yang menjadi anggotanya. 5. Bentuk Normal Keempat (4NP/ Fourth Normal Form) Bentuk normal keempat adalah suatu relasi dalam bentuk normal ketiga dan determinsasinya merupakan kandidat key, yang mana rincian data yang ada didalamnya tidak mengalami ketergantungan pada banyak nilai adalah juga merupakan fungsional deperence. 6. Bentuk Normal Kelima (5NP/ Fifth Normal Form) Suatu relasi berada dalam bentuk normal kelima jika kerelasian data yang ada didalamnya, struktur data lebih sedikit. Dalam pengertian lain, jika struktur data hanya dapat dikomposisikan menjadi record-record yang lebih kecil, yang kesemuanya mempunyai kunci yang sama, maka struktur data tersebut disebut sebagi bentuk normal kelima. f. Kamus Data (Data Dictionary) Kamus data berfungsi untuk membantu pelaku system agar mengerti aplikasi secara detail dan mereorganisasikan semua elemen data yang digunakan sebagai pemakai dan penganalisa system mempunyai dasar pengertian system yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan, dan proses. 40 Simbol Kamus Data = Keterangan Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan, menjadi, artinya. + Dan ( ) Opsional (boleh ada / tidak) {} Memilih salah satu dari sejumlah alternatif, seleksi * * Komentar @ Identifikasi atribut kunci [ ] Pilihan dari salah satu dari sejumlah alternatif Memisahkan sejumlah alternatif pilihan antara symbol [ ] Tabel 2.1: Simbol Kamus Data 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Yang dimaksud penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran serta mengungkapkan fakta secara detail. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengendalian input dan pengendalian output yang diterapkan oleh program aplikasi software yang digunakan oleh PT. Gugah Perkasa Ripta atas Sistem Persediaan Barang. Penelitian ini dilakukan tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi penelitian ini juga meliputi analisis data tersebut. Penelitian ini ditutup dengan pembuatan kesimpulan dan saran dari penulis atas data yang dioleh tersebut pada tahap terakhir. Rancangan penelitian berupa studi kasus, karena peneliti hanya melakukan penelitian pada satu obyek saja dengan menekankan pada kedalaman analisis masalah untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Data untuk menyelesaikan masalah itu dianggap sabagai satu kesatuan yang terintegrasi. 4.2. Fokus Penelitian Perlunya suatu fokus penelitian adalah untuk membatasi studi dalam penelitian sehingga obyek yang akan diteliti tidak terlalu luas. Berdasarkan hal tersebut maka fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Sistem Persediaan Barang Sistem Persediaan Barang adalah suatu sistem yang terdiri dari rangkaian atau urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan yang dikerjakan oleh bagian yang berkaitan dengan persediaan barang mulai dari 42 proses pencatatan barang masuk berdasarkan nama dan kode barang, hingga retur barang. 2. Teknologi Informasi Teknologi Informasi adalah sarana atau peralatan yang mendukung pengolahan data yang diaplikasikan oleh perusahaan yang berhubungan dengan pengendalian barang digudang. 4.3. Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria-kriteria tertentu, antara lain yang dapat dikategorikan ke dalam objek tersebut : manusia (SDM), file-file atau dokumen-dokumen yang dipandang sebagai objek penelitian, sedangkan yang dimaksud dengan populasi sasaran adalah populasi yang akan digunakan untuk menjadi sasaran penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut dan disesuaikan dengan judul “Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT Gugah Perkasa Ripta”, maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah bagian-bagian yang terkait dengan Laporan Persediaan Barang Jadi. Bagian-bagian tersebut meliputi Sub Seksi Akuntansi Keuangan dan Sub Seksi Pengadaan dan Penggudangan, serta data dari kedua variabel tersebut mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2012. 4.4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam melakukan kegiatan pengumpulan data. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, interview guide (pedoman wawancara) dan field note (catatan lapangan). Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan antara lain : 43 1. Pedoman Wawancara, yaitu panduan yang berupa daftar pertanyaan yang akan dipergunakan sebagai panduan didalam melakukan observasi dan wawancara dengan responden yang berhubungan dengan masalah penelitian. 2. Pedoman Observasi, yaitu panduan yang digunakan dalam melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. 3. Pedoman Dokumentasi, yaitu panduan untuk mempelajari dan mendokumentasikan catatan-catatan yang berkaitan dengan penelitian. 4.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup pada penelitian ini dibatasi hanya pada pembuatan aplikasi meliputi pembelian, penjualan, laporan pembelian dan penjualan selama periode tertentu, retur pembelian, retur penjualan beserta laporannya. 4.6. Prosedur Pengambilan Atau Pengumpulan Data Secara Rinci Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu melalui data primer yang bersumber dari : a. Penelitian lapangan (Field Research) Merupakan penelitian yang dilakukan ditempat dimana informasi secara langsung dapat diperoleh, dengan cara : 1. Observasi Adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat objek yang diteliti. 2. Wawancara Yaitu melakukan tanya jawab dengan pimpinan dan personil perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Dari pendekatan ini, diharapkan diperoleh gambaran umum. Mengenai 44 Aktivitas perusahaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan Laporan Penilaian Persediaan. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder sebagai dasar atau landasan teoritis yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh suatu pengertian yang mendalam dan pembahasannya mempunyai landasan yang kuat dan akurat, Sumber penelitian kepustakaan ditempuh dengan cara sebagai berikut : Membaca literature yang ada hubungan dengan masalah yang dibahas. Membaca serta mempelajari dalam buku-buku teks lainnya. 3.6.1 Prosedur Pengumpulan Data. Setelah semua data yang diperlukan penulis diperoleh selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan cara : a. Menyusun kembali data-data yang telah diperoleh secara sistematis dan teratur guna kelancaran di dalam penulisan skripsi ini. b. Memasukan data-data yang telah diperoleh kedalam aplikasi komputer guna mengecek data tersebut, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan perhitungan yang ada pada pos-pos laporan. Mengelompokan kembali data-data yang sejenis dalam bentuk tabel guna memudahkan penulis di dalam penulisan skripsi ini. 4.7. Teknik Analisis Data 45 Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Motode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dimana dalam metode ini tidak terbatas hanya sampai pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi data tersebut. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu dengan membaca tabel, gambar dan bagan yang tersedia, juga dokumen yang dikumpulkan, kemudian selanjutnya menganalisisnya. Dapat dilihat suatu Sistem Persediaan Barang yang dapat menjadi sarana pendukung operasional perusahaan, dan yang terakhir dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan. Berkenaan dengan penelitian ini, tahapan-tahapan dalam metode analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menggambarkan secara rinci serangkaian prosedur kerja pada Sistem Informasi Persediaan Barang. 2. Selanjutnya hasil dari langkah pertama dianalisis untuk mencari tahu kekurangan dan kelemahannya. Tahap ini dilakukan melalui pengamatan berdasarkan fokus penelitian pada Sistem Informasi Persediaan Barang yang diterapkan oleh perusahaan. 3. Tahap Desain Sistem Dari hasil analisis sistem yang telah dilakukan, maka selanjutnya peneliti akan melakukan perancangan sistem yang meliputi : a. Desain model Pada tahap ini, peneliti akan merancang model-model yang digunakan dalam penyusunan sistem informasi persediaan barang berbasis komputer dengan menggunakan perangkat pemodelan sistem, yaitu berupa : 1. Desain Logik (Logical Design) 46 Desain logik yang dimaksud disini adalah pembuatan Context Diagram (CD). Context Diagram akan memberikan gambaran mengenai informasi dan proses berjalannya sistem yang ada. 2. Desain Fisik (Physical Design) Desain fisik pada model ini berupa DFD.dimana DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat menggambarkan arus data di dalam sistem yang terstruktur. b. Desain Basis Data, meliputi : 1. Desain Entity Relationship Diagram (ERD) Merupakan penyimpanan (dalam DFD). ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan. 2. Desain Struktur File Basis Data Database merupakan kumpulan file / tabel yang saling berkaitan satu sama lainnya dimana hubungan antara file direlasikan dengan kunci (relation key) yang merupakan kunci primer dari masingmasing file. Database tersimpan pada simpanan luar komputer dan digunakan perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Basisdata merupakan salah satu komponen penting dalam sistem informasi karena berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi para pemakainya. c. Desain Input Pada tahap ini, peneliti akan merancang tampilan antar muka (interface) yang berfungsi sebagai perantara antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri. Alat yang digunakan untuk memasukkan data yang pada system itu adalah keyboard dan mouse, sehingga desain input adalah berupa tampilan antar muka di layar komputer yang meminta masukan dari keyboard dan mouse. 47 d. Desain Output Tahap ini peneliti akan merancang output yang merupakan hasil keluaran sistem informasi, yaitu berupa tampilan di layar komputer. e. Desain Teknologi Pada tahap ini peneliti merancang teknologi yang akan digunakan dalam sistem informasi persediaan barang berbasis komputer yang terdiri dari teknologi computer meliputi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (brainware). 1. Setelah tahap desain sistem, langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan desain sistem, terutama desain input dan outputnya dalam mengimplementasikan desain sistem tersebut, yang nantinya digunakan sebagai sistem informasi persediaan barang pada unit PT Gugah Perkasa Ripta. 2. Untuk langkah yang terakhir adalah pengujian dari hasil desain sistem informasi persediaan barang tersebut pada unit PT Gugah Perkasa Ripta. 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 8.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1. Sejarah PT. Gugah Perkasa Ripta di dirikan dengan Akta Notaris R.M. Soetomo Soeprapto, SH di Semarang tanggal 9 Maret 1993 dengan Akta Pendirian No.5 Tahun 1993 sampai sekarang bertempat di Jl. Selomulyo Mukti Barat F-272, Semarang. PT. Gugah Perkasa Ripta bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa, diantaranya pengadaan Barang elektronik dan komputer (termasuk alat pencatat KWH meter), bahan bangunan dan kontruksi, peralatan keselamatan kerja, peralatan kantor, dll dan penyediaan jasa pencatat KWH-meter (CATER), pemutusan dan penyambungan listrik, rekondisi KWH-meter, sewa angkutan darat, cleaning service, fumigasi (pengasapan), dll. Salah satu bidang usaha terbesar adalah Cater (pencatat KWHMeter) dengan pelanggannya adalah PLN di berbagai Area Pelanggan & Jaringan (APJ). 4.1.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi Menjadi mitra usaha yang berteknologi tinggi dan terpercaya. Maju dan berkembang bersama sesuai zaman. b. Misi 49 Menaikkan citra PLN di mata masyarakat Indonesia pada khususnya dan di mata dunia pada umumnya. Meningkatkan Mutu Pelayanan kepada pelanggan Mengamankan pendapatan (Revenue) PLN. Menjadi penghubung yang berkompeten dari PLN ke Pelanggan dan dari Pelanggan ke PLN. 4.1.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Pembentukan struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena didalamnya terdapat sistem pembagian wewenang dan tanggung jawab penempatan pegawai secara efektif, dengan adanya struktur organisasi akan memberikan gambaran jelas tentang kedudukan dan hubungan dari tiap bagian, struktur organisasi dapat mencegah terjadinya tumpang tindih terhadap tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing masing bagian atau pegawai yang ada di dalam perusahaan. 50 4.1.1.4. Ruang Lingkup Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Untuk meningkatkan daya saing Perusahaan PT. GPR bertekad untuk menerapkan suatu Sistem Manajemen yang bertaraf internasional, yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Penerapan dimulai sejak Manual ini disahkan dengan ruang lingkup dan registrasi sertifikasi PT Gugah Perkasa Ripta sebagai : “ Penyedia Jasa Outsource Baca Meter (CATER) dan penyediaan barang ”. Penerapan dan sertifikasi dilakukan untuk semua proses di kantor pusat, tidak mencakup aktifitas langsung di kantor area/unit. Dari keseluruhan SMM yang diterapkan, menetapkan pengecualian dalam penerapan PT. GPR klausul ISO 9001:2000 yaitu : Clausul 7.3 Desain dan pengembangan. Clausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Produksi & Jasa, karena keseluruhan kegiatan proses dan produk dapat di ukur hasilnya. Clausul 7.6 Pengendalian Alat Pemeriksaan, Pengukuran & Pengujian, karena tidak ada alat ukur yang digunakan yang terkait dengan mutu produk. 4.1.1.5. Uraian Tugas Perusahaan Yang Terkait a. Bagian Persediaan Barang Tugas pokoknya bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di bidang persediaan meliputi : 1. Menyediakan barang yang akan di pasarkan. 51 2. Melaporkan stok barang. 3. Mengajukan pertambahan persediaan. 4. Membuat laporan keluar masuknya barang dalam persediaan. b. Bagian Gudang Tugas pokoknya bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di mengelola persediaan yang terdapat di gudang meliputi : 1. Membereskan barang persediaan di dalam gudang. 2. Melaporkan barang terdapat di gudang kepada bagian persediaan barang. 3. Mencatat barang barang yang terdapat di gudang. c. Bagian Administrasi dan Keuangan Tugas pokoknya bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di bagian administrasi dan keuangan meliputi : 1. Bertanggung jawab atas merencanakan, pengarahan, pengawasan atas administrasi perusahaan yang berkaitan dengan aspek legalitas perusahaan, dokumen aset dan barang opoerasional perusahaan. 2. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja operasional perusahaan. 3. Mengawasi realisasi anggaran pendapatan dan belanja yang telah mendapatkan persetujuan. 4. Membuat laporan keuangan. 5. Menganalisis laporan keuangan. 6. Memelihara data asset perusahaan serta persedian barang agar dapat memenuhi kebutuhan laporan bulanan. d. Bagian Pemasaran Tugas pokoknya bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan di bagian pemasaran barang meliputi : 1. Melakukan pemasaran langsung kepada konsumen. 52 2. Mengajukan pesanaan barang terhadap bagian persediaan. 3. Melaporkan kegiatan pemasaran ke bagian administrasi dan keuangan. 4. Memberikan pelayanan terhadap konsumen. 4.1.2 Metode Dan Komponen–Komponen Yang Digunakan Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Persedian pada PT. Gugah Perkasa Ripta Metode yang digunakan dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Persedian pada PT. Gugah Perkasa Ripta menggunakan metode prototyping dimana model kerja sistem informasi ini belum lengkap perlu adanya perubahan. Metode ini hanya menggunakan perangkat lunak sebelumnya yang telah di pergunakan sebagai perangkat pendukung, prototyping adalah bahasa pemograman tingkatan yang tinggi, sistem penggunaan instruksi dan simbol-simbol disertai dengan perangkat komputer yang memadai. 4.1.3 Prosedur Pelaksanaan Sistem Informasi Persediaan Barang Pada PT. Gugah Perkasa Ripta Saat terjadinya pencatatan persediaan barang terjadi saat adanya transaksi baik saat melakukan pembelian barang maupun penjualan barang. Pelaksanaan pencatatan persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta, menitikberatkan kepada sistem validasi atau penomoran pada setiap bukti transaksi yang digunakan: 1. Setelah terjadinya transaksi, transaksi disini yaitu dilakukan oleh bagian gudang, baik melakukan pembelian persediaan, penjualan 53 persediaan, maupun pembayaran atas barang yang di beli maupun yang dijual : a. Pembelian persediaan Pembelian persediaan dilakukan apabila di gudang sudah terjadi minimnya persediaan atau minimum stock. b. Penjualan persediaan Penjualan persediaan dalam perusahaan tentunya sering terjadi, karena penjualan di perusahaan diperuntukkan bagi pelanggan terutama PLN, sehingga tingkat kebutuhan akan alat-alat kelistrikan ini otomatis akan meningkatkan tingkat penjualan barang. c. Pembayaran persediaan yang telah dijual maupun yang dibeli. Pembayaran persediaan dilakukan antara pihak perusahaan dengan perusahaan produsen sementara pembayaran barang yang terjual bisa dilakukan lewat tunai maupun dengan cara kredit dan selanjutnya dilakukan diadakannya pencatatan. 2. Pelaksanaan pencatatan tentunya memperhatikan tentang masalah validitas/penomoran yang ada pada setiap bukti transaksi, contoh : Dimana ada Purchases Order (PO) pasti ada penerimaan barang, pencatatan memperhatikan kode barang yang di pesan dengan bukti penerimaan barang yang di pesan apakah sesuai dengan kartu pembelian atau tidak. a. Teknis pencatatan dilihat dari adanya bukti transaksi baik itu pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya. b. Apabila ada transaksi dan ada bukti terjadinya transaksi maka dilakukan pencatatan, dan begitu juga sebaliknya. 54 8.2. Analisa Terhadap Kendala Yang Dihadapi PT. Gugah Perkasa Ripta Dalam Hal Pencatatan Persediaan Barang Pencatatan persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta sering terjadi masalah/kendala, diantaranya adalah bagaimana keadaan persediaan yang tersedia di gudang mengalami kehilangan, kadaluarsa dan kerusakan. Dan dari ketiga masalah tersebut sering tidak dilakukannya pencatatan atas barang-barang yang mengalami kerusakan, kehilangan serta kadaluarsa yang akhirnya dapat mengakibatkan kerugian kepada perusahaan 8.3. Pembahasan 4.3.1 Prosedur Pencatatan Persediaan Barang Pencatatan persediaan barang tentunya sesuai dengan akuntansi perkoprasian, prosedur pencatatan sendiri dimulai dari pemesanan barang sampai barang itu terjual. Pelaksanaan prosedur persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta meliputi melakukan pemesanan barang, pada saat penerimaan maupun pada saat pembayaran barang yang di pesan. Berikut secara garis besar teknis prosedur persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta : 1. Adanya pesanan barang, pesanan barang terjadi dari keadaan persediaan barang digudang sudah mengalami kekurangan barang atau juga adanya pesanan barang tertentu dari pelanggan. Selanjutnya melakukan pemesanan barang kepada perusahaan produsen, dengan melakukan pengisian Purchases Order (PO)/ kartu pemesanan barang, melakukan pengisian barang-barang apa 55 saja yang akan dipesan serta perkiraan harga dari pihak internal perusahaan, pembelian dilakukan baik secara tunai maupun kredit. 2. Menerima pesanan barang yang telah dipesan, dengan ketentuan apabila terjadi kejadian bila barang yang diterima mengalami ketidak lengkapan, pihak perusahaan melakukan penandaan barang apa saja yang tidak lengkap, dengan melakukan pengisian faktur kekurangan barang. 3. Melakukan Pembayaran atas barang yang telah kita pesan, pembayaran dilakukan sesui kesepakatan diantaranya apabila barang tersebut dibeli secara tunai, maka pembayaran dilakukan setelah menerima barang, dan apabila pembelian secara kredit maka pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan waktu yang telah ditentukan antara perusahaan dan pihak perusahaan produsen. 56 Alur prosedur persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta sebagai berikut : Perusahaan Produsen Pembelian PT. GPR Order Penerimaan Pembayaran Gambar 4.1: Alur prosedur persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta 57 Dalam melakukan pemesanan barang kepada perusahaan produsen, perusahaan biasanya melakukan pembayaran baik secara tunai maupun kredit. Berikut merupakan deskripsi proses persediaan : 1. Divisi gudang mengeluarkan surat permohonan permintaan barang berdasarkan file stock barang yang menginformasikan barang yang telah mencapai batas minimum stok. 2. Surat permohonan dikirimkan ke divisi pembelian. 3. Berdasarkan surat permohonan pembelian, divisi pembelian memilih pemasok dan mempersiapkan purchases order (PO) sebanyak 3 lembar. 4. Purchases Order yang telah di buat lembar pertama dikirimkan ke pemasok yang telah dipilih. 5. Lembar kedua dari purchases order di kirim ke divisi gudang. 6. Lembar ketiga dari purchases order dikirim ke divisi akuntansi. 7. Adanya pengiriman dari pemasok tentang barang yang di pesan beserta faktur pembelian. 8. Divisi gudang menerima barang yang dikirim dari pemasok dan menerima faktur pembelian dari pemasok sebanyak 3 lembar. 9. Setelah menghitung barang divisi gudang mempersiapkan laporan penerimaan barang. 10. Lembar pertama laporan penerimaan barang disimpan oleh divisi gudang untuk dijadikan dokumen. 11. Lembar kedua laporan penerimaan barang di kirim ke divisi pembelian sebagai bukti bahwa barang telah diterima. 12. Lembar ketiga dari laporan penerimaan barang dikirim ke divisi akuntansi. 13. Laporan penerimaan barang tadi dicocokan ke purchases order yang telah dikirim dan faktur. 58 14. Jika telah cocok antara laporan penerimaan barang dan faktur maka validasi faktur sebagai dokumen. 15. Faktur yang telah disahkan lembar kedua dikirim ke divisi pembelian dan disimpan sebagai dokumen serta bukti bahwa pengiriman barang dan faktur pembelian telah sesuai. 16. Faktur yang telah disahkan lembar ketiga dikirim ke divisi akuntansi untuk dijadikan dokumen. 17. Di divisi akuntansi purchases order yang diterima dari divisi pembelian serta laporan penerimaan barang dan faktur yang telah disyahkan yang diterima dari divisi gudang selanjutnya akan diproses pengklasifikasian secara akuntansi. 18. Dari hasil pengklasifikasian tersebut maka transaksi akan dicatat dan dilaporkan dalam file hutang dagang. 19. Pengklasifikasian yang dilakukan divisi akuntansi juga dilakukan secara komputerisasi yang akan mengakses ke divisi IT dimana terjadi proses pemutakhiran. 20. Dari proses pemutakhiran akan mengakses ke master data file hutang dagang dan pengaruhnya terhadap posisi keuangan di neraca. 21. Dan data hutang dagang yang ada di divisi IT akan menjadi data yang online. 22. Laporan hutang dagang yang diterima divisi keuangan dan data secara online yang ada di divisi IT akan menjadi landasan divisi keuangan untuk menyusun jadwal pembayaran hutang dagang kepada pemasok. 23. Setelah disusun maka divisi keuangan akan membuat laporan penjadwalan pembayaran hutang dagang. 59 24. Di divisi IT terjadi proses pemutakhiran adalah pada file stock barang pada saat penginputan yang dilakukan oleh divisi gudang ketika terjadi proses penerimaan barang. 25. Proses pemutakhiran yang terjadi adalah pada master file stock barang yang ada digudang. 26. Hasil proses pemutakhiran adalah file stock barang yang akan online ke divisi gudang yang secara otomatis memberikan informasi tentang barang-barang yang telah dicapai stock minimum gudang sehingga menjadi landasan divisi gudang untuk membuat surat permohonan pembelian barang. Dalam prosedur pencatatan persediaan barang tentunya prosedurnya cukup baik, akan tetapi dari hasil analisis mengenai prosedur pencatatan persediaan barang PT. Gugah Perkasa Ripta pada saat persediaan di jual kepada konsumen kurangnya pencatatan terhadap persediaan barang yang bermasalah seperti, kerusakan, kehilangan dan kadaluarsa sehingga proses pencatatan belum sesuai dengan prosedur yang ada. 4.3.2 Pelaksanaan Pencatatan Persediaan Barang Pada PT. Gugah Perkasa Ripta Saat terjadinya pencatatan persediaan barang terjadi saat adanya transaksi baik saat melakukan pembelian barang penjualan barang . maupun 60 Pelaksanaan pencatatan persediaan barang dapat kita pahami melalui gambar berikut ini : PEMBELIAN TRANSAKSI PENJUALAN KEMUDIAN DILAKUKAN PENCATATAN BARANG MASUK/KELUAR Gambar 4.2: Terjadinya Pencatatan Persediaan Barang Dalam pelaksanaan pencatatan persediaan barang PT. Gugah Perkasa Ripta tentunya sangat berkaitan dengan bukti transaksi, karena pelaksanaan pencatatan persedian barang dicatat sesuai dengan bukti transaksi yang ada. Berikut proses pelaksanaan pencatatannya : 1. Adanya suatu transaksi diantaranya : a. Pembelian barang, dengan melakukan pemesanan/pembelian secara kredit maupun tunai. Sehingga ada bukti pembelian/ Purchases Order. b. Penerimaan barang, saat barang tiba dilakukan pengisian bukti penerimaan. 61 c. Pada saat pembelian barang juga harus diketahui oleh pihak intern perusahaan terutama, manager niaga, dan koordinator niaga, sehingga perlu dibuat faktur pembelian intern. Faktur pembelian intern ini sebagai bukti kepada pihak intern perusahaan bahwa pihak bagain gudang telah melakukan pemesanan barang kepada perusahaan produsen. d. Pembayaran barang, pembayaran persediaan setelah barang diterima, ada yang langsung di bayar tunai, atau dengan kredit dan dibayar sesuai kesepakatan. e. Penjualan barang, penjualan dilakukan langsung dari gudang dan diambil oleh bagian distribusi untuk di distribusikan ke pelanggan. sebagian besar konsumennya adalah PLN dan perkantoran di semarang dan sekitarnya, sehingga adanya bukti penjualan barang. 2. Pencatatan Persediaan Proses pencatatan persediaan barang penerimaan barang terjadi pada saat yang dipesan oleh perusahaan kepada perusahaan produsen, teknisnya adalah sebagai berikut: 1. Setelah penerimaan barang yang di pesan, selanjutnya dilakukan pencatatan yang dilakukan oleh bagian gudang. 2. Metode pencatan sendiri menggunakan metode FIFO (First In First Out) yaitu metode pencatatan persediaan barang yang masuk (dibeli) lebih dahulu akan dikeluarkan atau (dijual) lebih dahulu. Jadi yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian terakhir. 62 Flowchart Penjualan Barang (Barang Keluar): Flowchart Penjualan Barang 63 Narasi dari flowchart diatas adalah : Permintaan : Bagian Penjualan: 1. Membuat surat permintaan daftar barang di gudang. 2. Membuat surat permintaan barang dari gudang. Bagian gudang 1. Membuat daftar barang dan menyerahkan ke bagian penjualan. 2. Menyiapkan barang yang diminta bagian penjualan. 3. Melakukan pencatatan barang keluar. 4. Membuat surat pengantar barang. 5. Membuat laporan pengeluaran barang. Manajer Penjualan 1. Menerima surat permintaan barang di gudang. 2. Mengesahkan surat permintaan barang di gudang. Bagian Akuntan 1. Menerima laporan pengeluaran barang. Penjualan : 1. Membuat surat permintaan penawaran harga barang. 2. Menyerahkan ke supplier (bersama barang). 3. Melakukan perbandingan harga. 4. Membuat Surat Pemesanan Barang. 5. Membuat daftar harga barang yang dibeli dan menyerahkan ke bagian pengendalian produksi. Pengendalian Produksi 1. Menerima daftar harga barang yang dibeli. 2. Melakukan pencatatan biaya produksi dan membuat daftar biaya. 3. Menyerahkan daftar biaya produksi ke bagian akuntan biaya. 64 Akuntan Biaya 1. Menerima daftar biaya produksi dan melakukan perhitungan Harga Pokok Produksi. Prosedur Pencatatan Barang yang dijual : 1. Melakukan klasifikasi direct dan indirect cost. 2. Membuat daftar direct and indirect cost, menyerahkan ke bagian akuntan biaya. 3. Membuat data harga pokok produksi. 4. Membuat perkiraan harga jual. 5. Melakukan perhitungan laba/rugi. 6. Membuat laporan anggaran produksi dan estimasi penjualan. 7. Menyerahkan Laporan ke manajer penjualan untuk disetujui. 8. Memeriksa laporan. 9. Menganalisa pasar. 65 Flowchart Pembelian Barang (Barang Masuk): Flowchart Pembelian Barang 66 Narasi dari flowchart diatas adalah : Gudang 1. Melakukan pengecekkan barang yang akan dibeli dan membuat surat permohonan pembelian. 2. Bagian gudang akan melakukan penyimpanan barang dan mencatat barang yang masuk dan keluar dari gudang sehingga dapat mencatat jumlah persediaan perusahaan. 3. Mengesahkan laporan penerimaan barang beserta faktur apabila sesuai dengan jumlah barang yang diterima dan memberikannya ke bagian akuntansi. Bagian pembelian: 1. Menerima surat permohonan pembelian dari gudang. 2. memilih pemasok dan membuat perjanjian syarat pembelian dan pengirimannya. 3. Departemen pembelian bertugas membatalkan permintaan pembelian apabila anggaran tidak mencukupi, kurang otorisasi, atau alasan-alasan lain. 4. Bagian pembelian juga bertugas untuk memilih pemasok (melakukan perbandingan harga) dengan membuat SPPH (Surat Permintaan Penawaran Harga), menerima SPH dari pemasok dan melakukan persetujuan sistem pembayaran, harga, dll. 5. Kemudian menyajikan dan mendistribusikan order pembelian untuk permintaan yang dibuat. 6. Memberikan rangkapan SOP (Surat Order Pembelian) kepada gudang unuk memverifikasi kebenaran order pembelian sesuai dengan kebutuhan dalam permintaan pembelian) dan pemasok untuk melakukan pembelian kepada pemasok. 67 Pemasok 1. Menerima SPPH (Surat Permintaan Penawaran Harga) dan membuat SPH (Surat Penawaran Harga). 2. Menerima SOP (Surat Order Pembelian) dan menyiapkan barang, faktur, dan surat pengantar. 68 4.3.3 Perancangan Sistem 4.3.3.1 Context Diagram Proj ect Name: Proj ect Path: Chart Fil e: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: New Project Name d:\datado~1\lapora~1\kptoni~1\skripsi\easycase\ dfd00001.dfd Yourdon - Context Diagram May-28-2012 Tony Jun-07-2012 Tony Pelanggan Data_Pelanggan Pengiri man_brg Retur_Penjualan 0 Supplier Penawaran_brg Data_supplier Retur_pembelian Persediaan Barang Data_Retur_Penjualan Data_brg Data_brg_masuk Data_brg_Keluar Data_Retur_Pembelian Lap_Retur_Penjualan Lap_Penerimaan_brg Lap_Pengeluaran_brg Lap_Retur_Pembelian Lap_Stok_Barang Lap_Data_Supplier Lap_Data_Pelanggan Direktur Bagian Gudang 69 4.3.3.2 DFD Level 0 Project Name: Project Path: Chart Fil e: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: New Project Name d:\datado~1\lapora~1\kptoni~1\skri psi\easycase\ dfd00002.dfd Dfd Level 0 May-29-2012 Tony Jun-07-2012 Tony Pelanggan Pelanggan Barang Retur_Penjualan Pengiriman_brg Supplier Data_pelanggan Bag. Gudang Supplier Pelanggan Supplier 1 Barang Data_brg_keluar Pendataan Data_supplier Penawaran_brg ReturPembelian Data_brg Retur Penjualan Retur Pembelian Retur_Penjualan ReturPembelian 2 BarangMasuk Barang Masuk Data_brg_masuk Data_Retur_Penjualan Data_Retur_Pembelian Transaksi DetailBarangKeluar BarangKeluar DetailBarangMasuk Detai l Barang Masuk Barang Keluar Detai l Barang Keluar BarangKeluar BarangMasuk Retur_Penjualan Supplier Barang 3 Pelanggan Laporan Lap_Data_Pelanggan Lap_Data_Supplier Lap_Stok_Brg Lap_Penerimaan_Barang Lap_Pengeluaran_Brg Lap_Stok_Barang Di rektur Lap_Retur_Penjualan Lap_Retur_Pembel ian 70 4.3.3.3 DFD Level 1 Pendataan 71 4.3.3.4 DFD Level 1 Transaksi 72 4.3.3.5 DFD Level 1 Laporan Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: New Project Name d:\datado~1\lapora~1\kptoni~1\skripsi\easycase\ dfd00006.dfd Laporan May-30-2012 Tony May-30-2012 Tony 3.1 Barang Lap_Stok_Barang Lap Stok Barang Barang 3.2 Supplier Lap Data Supplier Lap_Data_Supplier Supplier 3.3 Pelanggan Lap Data Pelanggan Pelanggan Lap_Data_Pelanggan Lap_Penerimaan_Brg 3.4 BarangMasuk Lap Penerimaan Barang BarangMasuk DetailBarangMasuk 3.5 BarangKeluar DetailBarangMasuk Lap_Pengeluaran_Brg Lap Pengeluaran Barang DetailBarangKeluar BarangKeluar 3.6 ReturPenjualan Lap Retur Penjualan ReturPenjualan Lap_Retur_Brg ReturPembelian ReturPembelian DetailBarangKeluar 3.7 Lap Retur Pembelian Lap Retur Pembelian Direktur 73 4.3.3.6 Erd 74 4.3.3.7 Transfomasi ke Dalam Basis Data Fisik Tabel Barang KdBarang NmBarang Satuan JenisBarang JmlStok Tabel Supplier KdSupplier NmSupplier Alamat KdPos Kota No.Telp Tabel Pelanggan KdPelanggan NmPelanggan Alamat Kota No.Telp Tabel BarangMasuk NoFaktur KdSupplier TanggalMasuk NoFaktur JmlBarang TdPelanggan TanggalKeluar Tabel DetailBarangMasuk KdBarang Tabel BarangKeluar KdBarangKeluar 75 Tabel DetailBarangKeluar KdBarang KdBarangKeluar JmlBarang Tabel ReturBarangMasuk KdReturMasuk KdBarang SebabRetur TglRetur KdSupplier Tabel ReturBarangKeluar KdReturKeluar KdBarang SebabRetur TglRetur KdPelanggan 4.3.3.8 Kamus Data 1. Data Barang : KdBarang + NmBarang + Satuan + JmlStok + JenisBarang KdBarang : Karakter NmBarang : Karakter Satuan : Karakter JmlStok : Numerik JenisBarang : Karakter 2. Data Supplier : KdSupplier + NmSupplier + Alamat + KdPos + Kota + NoTelp KdSupplier : Karakter NmSupplier : Karakter Alamat : Karakter 76 KdPos : Karakter Kota : Karakter No.Telp : Karakter 3. Data Pelanggan : KdPelanggan+ NmPelanggan + Alamat + KdPos + Kota + NoTelp KdPelanggan : Karakter NmPelanggan : Karakter Alamat : Karakter Kota : Karakter No.Telp : Karakter 4. Data Barang Masuk : NoFaktur + KdSupplier + TanggalMasuk NoFaktur : Karakter KdSupplier : Karakter TanggalMasuk : DateTime 5. Data DetailBarangMasuk : KdBarang + NoFaktur + JmlBarang KdBarang : Karakter NoFaktur : Karakter JmlBarang : Numeric 6. Data BarangKeluar : NoFaktur + KdPelanggan + TanggalKeluar NoFaktur : Karakter KdPelanggan : Karakter TanggalKeluar : DateTime 77 7. Data DetailBarangMasuk : KdBarang + NoFaktur + JmlBarang 8. KdBarang : Karakter NoFaktur : Karakter JmlBarang : Numeric Data ReturBarangMasuk : KdReturMasuk + KdBarang + SebabRetur + TglRetur + KdSupplier KdReturMasuk : Karakter KdBarang : Karakter SebabRetur : Karakter TglRetur : Datetime KdSupplier : Karakter 9. Data ReturBarangKeluar : KdReturKeluar + KdBarang + SebabRetur + TglRetur + KdSupplier KdReturKeluar : Karakter KdBarang : Karakter SebabRetur : Karakter TglRetur : Datetime KdPelanggan : Karakter 78 4.3.3.9 Tabel Relasi 79 4.3.3.10 Perancangan Struktur File 1. Tabel Barang Field 2. Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodeBarang* uniqueidintifer 10 Kode Barang 2. NamaBarang nvarchar 20 Nama Barang 3. Satuan int 10 Satuan Barang 4. JumlahStok nvachar 4 Stok Barang 5. JenisBarang 10 Jenis Barang Tabel Pelanggan Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodePelanggan* uniqueidintifer 10 Kode Pelanggan 2. Nama nvarchar 20 Nama Pelanggan 3. Kota nvarchar 10 Kota Pelanggan 4. Telp int 20 Nomor telpon 5. Alamat nvarchar 50 Alamat pelanggan 80 3. Tabel Supplier Field Coloumn Name 4. Type Length Keterangan 1. KodeSupplier* uniqueidintifer 10 Kode Supplier 2. Nama nvarchar 20 Nama Supplier 3. Kota nvarchar 10 Kota Supplier 4. Telp nvarchar 10 Nomor telpon Supplier 5. No.HP nvarchar 12 Nomor HP Supplier 6. Alamat nvarchar 50 Alamat Supplier Tabel Barang Masuk Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. NO.PO* uniqueidintifer 10 Nomor Purchase 2. TanggalMasuk datetime 7 Order 3. KodeSupplier** nvarchar 10 Kode Supplier 4. Tggal PO Datetime 7 Tanggal Purchase Order 5. No. Order nvarchar 20 Nomor Order 81 5. Tabel Detail Barang Masuk Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodeBarang** uniqueidintifer 10 Kode Barang 2. NO.PO** varchar 20 Nomor Faktur 3. JumlahBarang int 10 Jumlah barang yang masuk 6. Tabel Barang Keluar Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. NO.SK* uniqueidintifer 10 Kode transaksi barang 2. TanggalKeluar datetime 7 Tanggal barang keluar 3. KodePelanggan** nvarchar 10 Kode pelanggan 4. Tggl. SK 7 Tanggal SK datetime 7. Tabel Detail Barang Keluar Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodeBarang** uniqueidintifer 10 Kode Barang 2. NomorFaktur** uniqueidintifer 20 Nomor Faktur 3. JumlahBarang int 10 Jumlah barang masuk 82 8. Tabel Retur Barang Masuk Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodeReturMasuk* uniqueidintifer 10 Kode Retur Barang 2 KodeBarang** uniqueidintifer 10 Kode Barang yg diretur 2. TanggalRetur datetime 20 Tanggal saat retur 3. KodeSupplier** uniqueidintifer 10 Kode Supplier 4. SebabRetur nvarchar 50 Sebab retur 9. Tabel Retur Barang Keluar Field Coloumn Name Type Length Keterangan 1. KodeReturKeluar* uniqueidintifer 10 Kode Retur Barang 2 KodeBarang** uniqueidintifer 10 Kode Barang yang diretur 2. TanggalRetur datetime 20 Tanggal saat retur 3. KodePelanggan** uniqueidintifer 10 Kode Pelanggan 4. SebabRetur nvarchar 50 Sebab retur 83 4.3.3.11 Desain Input Output 1. Desain Input Barang INPUT BARANG Kode Barang : Nama Barang : Satuan : Jenis Barang : Simpan 2. Keluar Desain Input Pelanggan INPUT PELANGGAN Kode : Nama : Alamat : Kota : Telp : Simpan Keluar 84 3. Desain Input Supplier INPUT SUPPLIER Kode Nama Alamat Kota Telp No. HP Simpan 4. Keluar Desain Input Barang Keluar BARANG KELUAR Tanggal SK Tanggal Input No. SK Keterangan Pelanggan Grid Transaksi Baru Simpan Keluar 85 5. Desain Input Barang Masuk BARANG MASUK Tanggal PO No Order Keterangan NO.PO Tanggal Masuk Supplier Tanggal Input Grid Transaksi Baru 6. DesainSimpan Output Barang Keluar 7. Desain Output Barang Keluar Keluar PT. GUGAH PERKASA RIPTA JL. Selomulyo Mukti Barat F-272 Semarang Timur – Semarang LAPORAN DAFTAR BARANG KELUAR No SK : Tanggal Input : Tanggal SK : Keterangan : Pelanggan : No Kode Barang Nama Barang Jenis Barang Jumlah 1. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxx 2. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxx 86 8. Desain Output Barang Masuk PT. GUGAH PERKASA RIPTA JL. Selomulyo Mukti Barat F-272 Semarang Timur – Semarang LAPORAN DAFTAR BARANG MASUK No PO : No. Order : Tanggal PO : Tanggal Masuk : Supplier : Tanggal Input : Keterangan : No Kode Barang Nama Barang Jenis Barang Jumlah 1. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxx 2. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxx 9. Desain Output Retur Barang Masuk DAFTAR RETUR BARANG MASUK No. PO Tanggal PO No. Order Tanggal Retur Supplier Tgl. Masuk No. Retur Grid Transaksi Baru Simpan Keluar 87 10. Desain Output Retur Barang Keluar RETUR BARANG KELUAR No. SK Pelanggan NO.Retur Tanggal Keluar Tanggal Retur Grid Transaksi Baru Keluar Simpan 11. Desain Output Stok Barang PT. GUGAH PERKASA RIPTA JL. Selomulyo Mukti Barat F-272 Semarang Timur – Semarang LAPORAN DAFTAR STOK BARANG Tanggal Cetak : No Kode Barang Nama Barang Barang Masuk Barang Keluar Jumlah 1. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxx xxx 2. xxxxx xxxxxxxxxxx xxxxxxx xxxxxx xxx 88 12. Menu Utama Aplikasi 13. Menu Input Barang 89 14. Menu Input Pelanggan 15. Menu Input Supplier 90 16. Menu Transaksi Pembelian (Barang Masuk) 17. Menu Transaksi Penjualan (Barang Keluar) 18. 91 19. Menu Transaksi Retur Barang Masuk 20. Menu Transaksi Retur Barang Keluar 92 21. Laporan Barang Masuk 22. Laporan Barang Keluar 93 23. Laporan Retur Barang Masuk 24. Laporan Retur Barang Keluar 94 4.3.4 Analisa Terhadap Permasalahan Dan Cara Penanggulangan Pencatatan Persediaan Barang Dalam pencatatan persediaan barang pada PT. Gugah Perkasa Ripta tentunya sering mengalami kendala dan permasalahan yang terjadi di lapangannya, diantaranya : 1. Sering terjadinya kehilangan suatu barang serta pencatatannya yang kurang terkontrol dengan baik. 2. Terjadinya kadaluarsa suatu barang serta kurang dilakukannya pencatatan. 3. Terjadinya suatu kerusakan barang yang sering tidak dilakukan pencatatan. Untuk menghindari hal tersebut diatas perlu dilakukannya suatu pencatatan agar perusahaan tidak mengalami kerugian akibat dari permasalahan yang terjadi tersebut diatas. a. Kurang terkontrolnya pencatatan persediaan barang yang hilang. Dalam pencatatan suatu persediaan yang mengalami kehilangan, hal ini perlu dilakukan pencatatan atas kehilangan suatu barang yang akan dijadikan bukti yang selanjutnya diajukan kepada manajemen kerugian untuk dilakukan penggantian. b. Kurang dilakukannnya pencatatan dan pemeriksaan terhadap barang yang kadaluarsa. Untuk mengatasi kadaluarsa suatu barang tentunya proses pencatatan kadaluarsa suatu barang sangatlah penting, diantaranya sebagai bukti bahwa barang tersebut sudah tidak layak pakai/ konsumsi lagi, yang selanjutnya di lakukan retur kepada pihak 95 pemasok pertama, tentunya apabila barang tersebut masih bisa diretur/dikembalikan, hal ini tergantung kepada pemasok yang memasok barang yang mengalami kadaluarsa apakah mereka bersedia mengganti barang yang kadaluarsa. c. Kurangnya pencatatan persediaan barang yang mengalami kerusakan. Kerusakan barang tentunya sangat penting untuk dilakukan suatu pencatatan untuk mengetahui dan sebagai bukti bahwa barang tersebut mengalami kerusakan, yang selanjutnya dijadikan pengajuan kepada pihak pemasok untuk dijadikan suatu penggantian barang yang mengalami kerusakan tersebut, dan apabila terjadi kerusakan karena kelalaian pengelola persediaan barang dagangan dan hal ini, harus dilakukan penggantian oleh pihak manajemen untuk mengatasi kerugian pada perusahaan. 4.3.5 Keterbatasan atau Kekurangan Dalam Penelitian Yang Bersangkutan Sehingga Dapat Diajukan Sebagai Rekomendasi Bagi Penelitian Selanjutnya 1. Mengalami hambatan ketika jaringan komputerisasi mengalami kerusakan terutama pada komputer pusat (server) sulit diakses yang ada tiap unit-unit bagian sehingga pelaksanaan sistem informasi akuntansi persediaan dialihkan dengan sistem manual solusinya adalah segera memperbaikinya. 2. Terdapat kesalahan pada individu dalam menjalankan sistem informasi akuntansi, kesalahan yang bisa sangat merugikan pihak perusahaan. Oleh karena itu pegawai harus lebih teliti dalam prosedur dan pelaksanaan sistem informasi akuntansi persediaan. 96 3. Pada input data sering berjalan lambat karena perangkat yang terdapat komputer di bagian persedian masih menggunakan Pentium 4 generasi pertama sehingga memperlambat dalam proses searching (pencarian data) sebainya diganti dengan seri terbaru. Dari pembahasan diatas, proses pencatatan tentunya sangatlah penting bagi tercapainya tujuan perusahaan yang tentunya mengalami keuntungan yang sebesar-besarnya dan meminimalisir terjadinya suatu kerugian. 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil evaluasi pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam Bab Pembahasan, maka pada Bab ini penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran atas permasalah yang penulis temukan. 5.1 Kesimpulan Adapun kebaikan dari pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan sebagai berikut : a. Digunakannya formulir yang bernomor urut tercetak seperti permintaan pembelian, Purchasing Order (PO), Laporan Penerimaan Barang (LPB). b. Dipergunakannya sistem anggaran sebagai kendali atas pembelian dengan tinjauan berkala atas biaya pembelian yang sesungguhnya dan faktorfaktor penting lainnya seperti tingkat perputaran persediaan. Kelemahan-kelemahan dalam pengendalian persediaan pada PT. Gugah Perkasa Ripta adalah sebagai berikut : 1. Pada saat persediaan barang diterima, pencatatan persediaan dilakukan oleh petugas yang sama dengan petugas yang menerima barang. 2. Barang-barang yang dikirim dari supplier kadang-kadang tidak lengkap atau tidak sesuai dengan jumlah yang ada di PO (Purchasing Order). Sehingga terdapat perbedaan pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi dengan bagian penerimaan barang (bagian gudang). 3. Adanya overlap antara bagian pembelian dengan bagai logistic dalam hal monitoring persediaan di gudang, yang akan berakibat kekurangan persediaan yang dikarenakan salah perhitungan atau kurangnya control. 4. Pemeliharaan terhadap gudang persediaan kurang di control dan diperhatikan dengan baik oleh perusahaan. 98 5. Persediaan barang dagang yang menjadi milik perusahaan tidak diasuransikan. 6. Dokumen mutasi baik Bukti Penerimaan Barang (SPB) dan Bukti Pengeluaran Barang (BKP) sering terlambat didistribusikan, yang berakibat sering terjadi selisih antara fisik barang. Adapun kebaikan dari pengendalian fisik persediaan PT. Gugah Perkasa Ripta sebagai berikut : 1. Terdapat pemberitahuan secara tertulis dari pempinan perusahaan dalam pelaksanaan perhitungan persediaan. 2. Mutasi yang terjadi atas persediaan yang belum dihitung selama perhitungan fisik (Stok Opname) kembali dihitung setelah perhitungan fisik persediaan selesai. 3. Perhitungan fisik persediaan diadakan setiap 6 bulan sekali rutin untuk masing-masing gudang. 4. Diadakan pencocokan angka laporan perhitungan fisik (stok opname) dengan kartu stok akuntansi. 5. Sanksi atas selisih yang timbul antara angka disik dengan laporan jelas. Kelemahan sistem pengendalian persediaan : 1. Pendekatan dari pengendalian fisik a. Kendaraan diperbolehkan masuk ke dalam bangunan gudang. b. Pintu gudang hanya satu saja, berfungsi sebagai pintu keluar dan pintu masuk. c. Helper/buruh angkut gudang tidak diperiksa oleh satpam pada saat pulang kerja, pemeriksaan hanya dilakukan pada saat masuk. 2. Pendekatan dari pengendalian akuntansi a. Pencatatan yang sering terlamat oleh bagian gudang. 99 b. Pelaporan yang sering terlambat oleh bagian gudang ke bagian akuntansi. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laporan yang tepat waktu. Dari analisa yang telah dilakukan, menurut penulis pengendalian terhadap persediaan yang dilakukan oleh PT. Gugah Perkasa Ripta sudah cukup baik akan tetapi sebagai perusahaan yang sudah cukup berkembang, perubahan masih membutuhkan perubahan-perubahan yang dapat membuat perusahaan lebih efektif dan efisien, supaya dimasa mendatang kinerja perusahaan dapat berjakan lebih baik. Sistem pengendalian Intern Persediaan yang dilakukan oleh PT. Gugah Perkasa Ripta sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mungkin dapat merugikan perusahaan. 5.2 Saran-Saran Dari kesimpulan diatas perusahaan supplier penyedia barang-barang ke PT. Gugah Perkasa Ripta atas pengendalian persediaan yang telah diterapkan, maka penulis akan memberikan saran-saran untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dalam rangka melaksanakan pengendalian persediaan. 5.2.1 Saran Atas Pengendalian Persediaan PT. Gugah Perkasa Ripta 1. Karena banyaknya jenis barang yang dimiliki perusahaan, terutama untuk barang-barang yang bernilai tinggi maka perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan yang sebaik-baiknya salah satunya dengan cara mengasuransikan persediaan yang dimiliki. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kebakaran gudang, kehilangan karena pencurian. 2. PT. Gugah Perkasa Ripta bergerak di bidang perdagangan, dimana arus perputaran persediaan bergerak sangat cepat, oleh karena itu 100 hendaknya perhitungan/pemeriksaan fisik persediaan dilakukan sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali. Hal ini dilakukan agar apabila terjadi kesalahan tidak terlalu sulit untuk ditelusuri serta untuk memonitoring persediaan agar perusahaan tidak mengalami kekosongan barang secara tiba-tiba akibat salah perhitungan atau control yang kurang memadai. 3. Harus adanya pemisahan tugas antara petugas yang melakukan penerimaan barang dengan petugas yang melakukan pencatatan persediaan di gudang, sehingga akan ada control pada kedua bagian ini, dan bila salah satu bagian melakukan kecurangan, maka bagian lain akan segera mengetahuinya. 4. Hendaknya barang-barang yang dikirimkan harus sesuai dengan yang tercantum di dalam Purchasing Order (PO) dan telah disetujui dan di otorisasi oleh manajer penjualan. 5. Hendaknya setiap pesanan pembelian harus diotorisasi oleh pimpinan perusahaan baik dalam jumlah yang besar maupun dalam jumlah yang kecil. 6. Seharusnya perusahaan mengadakan pembersihan terhadap gudang secara berkala agar barang yang tersimpan di gudang tidak lebih cepat rusak yang berakibat dapat merugikan perusahaan sendiri. 5.2.2 Saran Atas Perhitungan Fisik Persediaan PT. Gugah Perkasa Ripta 1. Pintu gudang seharusnya dibuat 2 pintu, yaitu sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Sehingga memudahkan pengontrolan terhadap karyawan yang keluar dan masuk gudang. 2. Helper seharusnya diperiksa oleh satpam setiap kali memasuki serta meninggalkan lokasi gudang. 101 3. Kendaraan yang akan memuat ataupun menurunkan barang, seharusnya tidak diperkenankan memasuki gudang. 4. Barang-barang yang sudah kadaluarsa maupun mendekati kadaluarsa, rusak atau reject sebaiknya ditempatkan pada tumpukan yang berbeda dengan barang-barang yang masih baik. 5. Seharusnya ada checker yang bertugas melakukan perhitungan fisik secara mendadak dan meneliti data pendukung yang semestinya ada. 6. Seharusnya dibentuk bagian-bagian internal audit yang bertugas melaksanakan pengawasan lapangan dan data persediaan, khususnya dengan mutasi persediaan. 7. Diberikan sanksi yang jelas atas kesalahan yang timbul dalam perhitungan fisik persediaan yang disebabkan kesengajaan oleh petugas yang bersangkutan. oleh unsure 102 DAFTAR PUSTAKA Jogiyanto .2005. Analisis dan Disain. Yogyakarta: Andi Krismiaji (2002). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP KPN. Soemarso. SR. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar, Buku 1, Edisi ke-6. Jakarta: PT.Rimeka Cipta. Sutabri, Tata. (2002). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Adi Nugroho, 2005, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, Informatika, Bandung. Agus Ristono, 2009, Manajemen Persediaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.