IbM - LPPM Undiksha

advertisement
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
Judul:
IbM Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech
untuk Guru Bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar
dan SLB Santikatmaka Kabupaten Tabanan
Oleh :
I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs/ 0027088401 (Ketua)
Made Windu Antara Kesiman, S.T.,M.Sc/ 0011118203 (Anggota1)
I Gede mahendra Darmawiguna, S.Kom.,M.Sc/ 0004018502 (Anggota2)
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan
Nasional, Sesuai dengan Surat Perjanjian Nomor 192/UN48.15/LPM/2015
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Tahun 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul IbM :
Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech untuk Guru Bahasa
Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Kabupaten Tabanan
1.
Mitra Program
2.
Ketua Pelaksana
a. Nama
b. NIP
c. Jabatan/Golongan
d. Jurusan/Fakultas
e. Perguruan Tinggi
f. Bidang Keahlian
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail
3.
: SLB A Negeri Denpasar dan SLB
Santikatmaka Tabanan
: I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs
: 198408272008121001
: Lektor / III a
: Pendidikan Teknik Informatika/FTK
: Universitas Pendidikan Ganesha
: Informatika
: Jl. Udayana Kampus Tengah/0362- 27213/: Grya Sambangan No 29 / 08108179723724 /-/
[email protected]
Anggota Tim Pelaksana
a. Jumlah Anggota
b. Nama Anggota I
4.
5.
Lokasi Kegiatan/Mitra
Luaran yang dihasilkan
6.
7.
Jangka waktu Pelaksanaan
Biaya
: 2 orang
: Made Windu Antara Kesiman, ST., M.Sc.
I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc
: Denpasar dan Tabanan
: Peningkatan keterampilan guru dalam
penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis
Text to Speech
: 8 Bulan
: Rp. 47.500.000,Singaraja, 1 Oktober 2015
Ketua Pelaksana
I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs
NIP. 198408272008121001
i
TIM PELAKSANA PENGABDIAN
A. Ketua Pelaksana
1. Nama
2. NIP
3. Jenis Kelamin
4. Tempat/Tanggal Lahir
5. Jabatan/Golongan
6. Unit Kerja
7. Bidang Keahlian
8. Waktu untuk Kegiatan
: I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs.
: 198408272008121001
: Laki-laki
: Penatahan, Susut, Bangli / 27 Agustus 1984
: Lektor/ IIIa
: Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
: Ilmu Komputer
: 4 jam/minggu
B. Anggota 1
1. Nama
2. NIP
3. Jenis Kelamin
4. Tempat/Tanggal Lahir
5. Jabatan/Golongan
6. Unit Kerja
7. Bidang Keahlian
8. Waktu untuk Kegiatan
: Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc.
: 198211112008121001
: Laki-laki
: Singaraja / 11 Nopember 1982
: Lektor/ IIIb
: Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
: Teknik Informatika
: 4 jam/minggu
C. Anggota 2
1. Nama
2. NIP
3. Jenis Kelamin
4. Tempat/Tanggal Lahir
5. Jabatan/Golongan
6. Unit Kerja
7. Bidang Keahlian
8. Waktu untuk Kegiatan
: I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc.
: 198501042010121004
: Laki-laki
: Singaraja / 4 Januari 1985
: Asisten Ahli / IIIb
: Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
: Ilmu Komputer
: 4 jam/minggu
ii
ABSTRAK
Sesuai dengan judul program pengabdian masyarakat ini, metode penerapan ipteks
yang dilakukan adalah berbentuk pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis text to
speech. Kegiatan pelatihan ditunjang dengan ceramah, tanya jawab dan tentu saja praktek
secara langsung di laboratorium komputer. Modul pelatihan diberikan kepada peserta sebagai
alat bantu dalam kegiatan praktek di laboratorium. Tujuan dari pelaksanaan program
pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guruguru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan dalam
penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech, sehingga membantu guru-guru
dalam proses belajar mengajar dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan bahasa Inggris siswa-siswa di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka
Tabanan. Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan
kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan
manfaat yang sangat besar dan tepat sasaran bagi khalayak, terutama bagi mereka yang
menyandang disabilitas seperti penyandang tunanetra. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan
bentuk yang sangat efektif untuk memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta
pengetahuan baru di bidang teknologi informasi di luar proses pembelajaran yang diterima di
sekolah masing-masing.
Kata kunci : pelatihan, pengabdian, kamus bicara, text to speech
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat, bimbingan, dan petunjuk-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan
Akhir P2M ini. Laporan ini disusun sebagai laporan akhir dari hasil Program Pengabdian
Kepada Masyarakat yang telah kami laksanakan.
Banyak pihak yang telah membantu kami selama melakukan program P2M dan
penulisan laporan ini. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang telah menyetujui dan mendanai
pelaksanaan program P2M ini.
2. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha.
3. Kepala SLB A Negeri Denpasar dan Kepala SLB Santikatmaka Tabanan, yang telah
bersedia bekerjasama dan menjadi mitra untuk pelaksanaan program P2M ini.
4. Seluruh Panitia dan Tim Pelaksana program P2M ini, yang telah membantu dan
mendukung kelancaran kegiatan ini.
5. Pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, yang telah membantu kami
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa pelaksanaan program P2M ini masih sangatlah jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran untuk peningkatan
kemampuan kami di masa mendatang. Semoga Laporan P2M ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan seluruh pihak yang membutuhkannya.
Singaraja, 1 Oktober 2015
Tim Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ i
TIM PELAKSANA PENGABDIAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK........................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi Mitra Kegiatan .................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Kegiatan .......................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Kegiatan......................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................ 6
2.1 Aplikasi Kamus Bicara ................................................................................................ 6
2.2 Text To Speech ............................................................................................................ 9
2.3 Mitra Kegiatan ........................................................................................................... 11
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................................ 13
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................... 13
3.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 13
3.3 Pemetaan dan Sosialisasi Program kepada Khalayak Sasaran ..................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 16
4.1 Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 16
4.2 Evaluasi Kegiatan ...................................................................................................... 20
4.3 Permasalah/Hambatan yang Dihadapi ........................................................................ 25
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 27
5.1 Simpulan ................................................................................................................... 27
5.2 Saran ......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tampilan Utama Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech ................................ 7
Gambar 2. 2 Fungsi Manajemen Data Kata ........................................................................................ 8
Gambar 2. 3 Fungsi Cetak Kata Hasil Terjemahan ke dalam Format Huruf Braille ............................. 8
Gambar 2. 4 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008) ........................................................... 9
Gambar 2. 5 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008) ..................... 10
Gambar 3. 1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................. 13
Gambar 3. 2 Laboratorium komputer sebagai dukungan mitra dalam pelaksanaan P2M ................... 14
Gambar 4. 1 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi ............................. 17
Gambar 4. 2 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus ............................................. 17
Gambar 4. 3 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi ............................. 18
Gambar 4. 4 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis .................... 18
Gambar 4. 5 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis .................... 19
Gambar 4. 6 Seorang Guru Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan ............................. 19
Gambar 4. 7 Seorang Guru Non-Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan...................... 20
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Matriks Evaluasi Kinerja Program P2M di SLB A Negeri Denpasar dan SLB.................. 20
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi Mitra Kegiatan
Bahasa Inggris merupakan standar bahasa internasional yang digunakan saat ini,
sehingga pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris sangatlah penting untuk setiap orang.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mensosialisasikan bahasa Inggris, salah
satunya adalah dengan memasukkan bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran pokok
yang harus diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan siswa akan pentingnya penguasaan bahasa Inggris agar kelak mereka
mampu bersaing di dunia global, tentunya tanpa meninggalkan bahasa ibu atau daerah
maupun bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.
Pelajaran bahasa Inggris diberikan mulai dari tingkat pendidikan SMP, SMA/SMK
sampai pada tingkat Perguruan Tinggi, tak terkecuali pada sekolah-sekolah khusus (SLB),
salah satunya adalah SLB-A, yakni untuk penyandang tunanetra.
Untuk sekolah-sekolah khusus seperti SLB-A, pelajaran bahasa Inggris diberikan dari
tingkat pendidikan SMP, dimana materi yang diajarkan disesuaikan dengan kondisi dari
siswa. Jika siswa tersebut memiliki kelainan tambahan maka pemberian materi pelajaran
bahasa Inggris tidak sepenuhnya mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang telah ditetapkan, dalam hal ini pemberian materi akan disesuaikan dengan
kondisi fisik dari siswa tersebut. Tetapi jika siswa itu tidak memiliki kelainan tambahan maka
pemberian materi pelajaran bahasa Inggris akan mengacu pada SK dan KD yang telah
ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan sekolah awas (non-SLB) pada umumnya, dimana
pemberian materi pelajaran bahasa Inggris sepenuhnya mengacu pada SK dan KD yang telah
ditetapkan.
Secara umum kita belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan
kamus. Tetapi bagi penyandang tunanetra, tidak memungkinkan untuk menggunakan kamus
seperti halnya orang normal. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru biasanya
menggunakan media, seperti buku text dan kamus dengan format huruf Braille. Penggunaan
kamus dengan format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Untuk
mencari terjemahan suatu kata, mereka (siswa penyandang tunanetra) masih memerlukan
bimbingan dari guru, hal ini disebabkan karena mereka harus mencari kata yang akan
1
2
diterjemahkan itu secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara ini, tentu
berdampak pada tingkat efektivitas dan produktifitas pembelajaran yang tidak bisa dilakukan
secara maksimal, baik dari sisi guru maupun siswa. Dari sisi guru, guru sering mengalami
kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Inggris, sebab guru harus menuntun siswa satu per
satu dalam mencari kata yang akan diterjemahkan. Sementara dari sisi siswa, proses
penerjemahan kata yang dilakukan secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari,
atas bantuan atau tuntunan guru, memunculkan rasa cepat bosan dikalangan siswa karena
waktu yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan kata cukup lama, terlebih bagi mereka
yang tidak suka membaca. Dengan kata lain, penggunaan kamus dalam bentuk text book
seperti ini, tidaklah efektif bagi penyandang tunanetra, walaupun dalam kamus tersebut telah
menggunakan format huruf Braille. Selain itu, ukuran kamus yang cukup besar membuat
pengguna sulit dalam mencari kata yang akan diterjemahkan serta jumlah pengadaan untuk
kamus ini masih sangat terbatas, sehingga sulit untuk didapat.
Jika dilihat dari karakteristik penyandang tunanetra, mereka memang memiliki
kekurangan dalam indra penglihatannya, namun untuk indra yang lain seperti pendengaran
mereka sangatlah peka. Mengacu pada hal tersebut, akan lebih baik jika ada suatu media
kamus yang bisa disuarakan (Text to Speech), tidak seperti text book biasa. Dengan
perkembangan teknologi saat ini, hal tersebut tidaklah mustahil untuk dilakukan, terlebih
dengan adanya program Jaws, memungkinkan semua penyandang tunanetra untuk belajar
mengoperasikan komputer. Kini komputer bukanlah barang yang bisa dioperasikan oleh
orang normal saja, namun juga oleh mereka yang menyandang disabilitas, seperti
penyandang tunanetra. Tidak sampai disitu, perkembangan teknologi Text to Speech kini
telah merambah pada perangkat mobile.
Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Jurusan Pendidikan Teknik Informatika telah
mengembangkan suatu aplikasi kamus bicara berbasis Text to Speech untuk tunanetra. TTS
(Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat
mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks
dalam bahasa yang digunakan. Pemanfaatan TTS ini, akan sangat membantu terutama bagi
pengguna yang memiliki keterbatasan dalam hal pembacaan teks atau kata, seperti
penyandang tunanetra. Dengan menggunakan indra pendengaran, pengucapan kata akan
sangat membantu penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu.
Aplikasi kamus yang telah dikembangkan ini memiliki beberapa karakteristik khusus
yang disesuaikan dengan kebutuhan penyandang tunanetra. Karakteristik khusus yang
dimaksud adalah pada rancangan interface-nya dibuat berupa shortcut-shortcut atau tuts
3
khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, dimana setiap fungsi yang
dijalankan itu nantinya akan diucapkan atau disuarakan oleh komputer. Selain itu, jumlah
kata pada aplikasi ini bisa di-update secara dinamis. Dengan aplikasi kamus ini diharapkan
dapat membantu dan mempermudah guru dalam membelajarkan siswa penyandang tunanetra
dalam mempelajari bahasa Inggris, terutama untuk mencari terjemahan suatu kata tertentu,
sehingga dapat meningkatkan produktifitas pembelajaran, baik di rumah maupun di sekolah.
Bertolak dari kondisi tersebut, maka Tim IbM Jurusan Pendidikan Teknik Informatika,
Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha mencoba untuk membantu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru bahasa Inggris di SLB A Negeri
Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan melalui suatu pelatihan penggunaan aplikasi
kamus bicara berbasis text to speech. Dipilihnya guru dan bukan siswa, sebagai objek dalam
pelaksanaan kegiatan P2M ini, atas dasar pertimbangan jika kelak siswa tersebut telah
menyelesaikan studinya atau berhenti sekolah, maka pengetahuan yang mereka miliki tentang
cara penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini tidak bisa didistribusikan
lagi ke siswa penyandang tunanetra yang lain. Berbeda halnya jika guru yang diberikan
pelatihan, pengetahuan akan cara penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech
ini tentu tetap dapat disebarkan ke siswa penyandang tunanetra yang lain, melalui suatu
kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas.
1.2 Permasalahan Mitra
Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi mitra dalam pembelajaran bahasa
Inggris adalah terbatasnya media kamus yang bisa memfasilitasi kebutuhan para siswa
penyandang tunanetra. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru biasanya menggunakan
media, seperti buku text dan kamus dengan format huruf Braille. Namun, penggunaan kamus
dengan format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Untuk mencari
terjemahan suatu kata, mereka (siswa penyandang tunanetra) masih memerlukan bimbingan
dari guru, hal ini disebabkan karena mereka harus mencari kata yang akan diterjemahkan itu
secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara ini, tentu berdampak pada
tingkat efektivitas dan produktifitas pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara maksimal,
baik dari sisi guru maupun siswa. Dari sisi guru, guru sering mengalami kesulitan dalam
proses pengajaran bahasa Inggris, sebab guru harus menuntun siswa satu per satu dalam
mencari kata yang akan diterjemahkan. Sementara dari sisi siswa, proses penerjemahan kata
yang dilakukan secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari, atas bantuan atau
4
tuntunan guru, memunculkan rasa cepat bosan dikalangan siswa karena waktu yang
dibutuhkan dalam proses penerjemahan kata cukup lama, terlebih bagi mereka yang tidak
suka membaca. Dengan kata lain, penggunaan kamus dalam bentuk text book seperti ini,
tidaklah efektif bagi penyandang tunanetra, walaupun dalam kamus tersebut telah
menggunakan format huruf Braille. Selain itu, ukuran kamus yang cukup besar membuat
pengguna sulit dalam mencari kata yang akan diterjemahkan serta jumlah pengadaan untuk
kamus ini masih sangat terbatas, sehingga sulit untuk didapat.
1.3 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru – guru bahasa Inggris di SLB A
Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan dalam penggunaan aplikasi kamus
bicara berbasis Text To Speech.
2. Membantu guru – guru dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya bahasa Inggris,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa di SLB A
Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan.
1.4 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini
adalah:
1. Bagi guru-guru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka
Tabanan, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat:
a)
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, tentang cara penggunaan aplikasi
kamus bicara berbasis text to speech, sehingga dapat membantu mempermudah guru
dalam membelajarkan siswa penyandang tunanetra dalam mempelajari bahasa Inggris,
khususnya saat melakukan proses penerjemahan suatu kata tertentu di dalam kelas.
b) Membudayakan kebiasaan pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi pada
guru, seperti komputer atau PC dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas,
sehingga akan berdampak pada meningkatnya pengetahuan dan keterampilan guru
akan cara pengoperasian komputer.
2. Bagi Pemerintah Daerah Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas
Sosial dan Dinas Pendidikan Nasional, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini
diharapkan dapat membantu terwujudnya program-program sosial dan pendidikan yang
5
telah menjadi bagian rencana peningkatan kualitas sosial dan pendidikan masyarakat pada
umumnya.
3. Bagi pelaksana, program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi sarana
untuk turut berperan serta dalam meningkatkan kualitas sosial dan pendidikan masyarakat
sekitar, berupa pengejawantahan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari lembaga
pendidikan tinggi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Aplikasi Kamus Bicara
Aplikasi kamus bicara, adalah sebuah aplikasi kamus yang dapat melakukan proses
penerjemahan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya. Aplikasi kamus
bicara ini, memiliki fitur-fitur sebagai berikut.
a. Aplikasi kamus hanya dapat melakukan penerjemahan kata dalam dua arah, yaitu dari
bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.
b. Untuk mencari terjemahan suatu kata, pengguna dapat mencarinya berdasarkan pilihan
kategori atau non kategori.
c. Menerima masukan berupa teks (kata atau frase) dengan panjang maksimal 50 karakter.
d. Keluaran yang dihasilkan pada aplikasi kamus, yaitu berupa teks, suara dan teks dalam
format huruf Braille.
e. Tidak menyertakan sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan, dalam arti
satu masukan hanya menghasilkan satu keluaran.
f. Kata yang diterjemahkan maupun padanannya, dapat disimpan dan dicetak dalam format
huruf Braille. Proses penyimpanan kata maupun padanannya ini bersifat sementara, yakni
ketika aplikasi telah ditutup kemudian dibuka kembali, maka kata dan padanannya yang
telah disimpan sebelumnya akan terhapus.
g. Jumlah kata yang terdapat pada aplikasi kamus saat ini sebanyak 2000 kata. Jumlah
tersebut bisa ditambah secara dinamis, karena pada aplikasi ini telah disediakan sebuah
fasilitas untuk menambah kata, dan yang bertugas untuk menambahkan kata tersebut
adalah guru pengajar bahasa Inggris atau guru lain yang bisa mengoperasikan komputer.
h. Menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu, seperti tombol Esc berfungsi untuk membatalkan perintah, tombol F1
berfungsi untuk memunculkan semua kata atau kata tertentu beserta padananya, tombol F2
berfungsi untuk berpindah dari kelompok kategori menuju non kategori atau sebaliknya,
tombol F3 berfungsi untuk menampilkan kategori-kategori yang terkait dengan materi ajar
yang akan disampaikan pada saat itu (hasil penyetingan kategori), tombol F4 berfungsi
untuk menampilkan semua kategori yang terdapat pada aplikasi kamus, tombol F5
berfungsi untuk menutup aplikasi kamus, tombol F6 berfungsi untuk mengetahui petunjuk
6
7
penggunaan aplikasi kamus,
tombol F10 berfungsi untuk mencetak kata beserta
padananya dalam format huruf Braille, tombol F11 berfungsi untuk mengeja hasil
terjemahan atau padanan kata saat melakukan penerjemahan kata di non kategori, tombol
F12 berfungsi untuk menyimpan kata yang diterjemahkan beserta padanannya, tombol
Backspace berfungsi untuk menghapus huruf atau karakter disebelah kiri saat melakukan
penerjemahan kata di non kategori, tombol Enter berfungsi untuk mencari padanan kata
saat melakukan penerjemahan kata di non kategori, memilih kelompok dari kata yang akan
diterjemahkan, serta berfungsi untuk mengeja kata saat melakukan penerjemahan kata di
kelompok kategori, tombol panah atas dan tombol panah bawah berfungsi untuk membaca
kata beserta padanannya.
i. Jenis keyboard yang digunakan tidak memiliki bentuk atau karakter khusus.
j. Aplikasi kamus ini khusus diperuntukan bagi penyandang tunanetra, bukan bagi
penyandang tunarungu maupun tunadaksa.
Berikut ini adalah beberapa bentuk visualisasi dari aplikasi kamus bicara berbasis text to
speech.
Gambar 2. 1 Tampilan Utama Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech
8
Gambar 2. 2 Fungsi Manajemen Data Kata
Gambar 2. 3 Fungsi Cetak Kata Hasil Terjemahan ke dalam Format Huruf Braille
9
2.2 Text To Speech
TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa,
yang dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan
pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisasi, yaitu
penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Arry Akhmad Arman, 2008). Suatu
sistem TTS pada umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan
konversi fonem ke ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa
teks dan menghasilkan output berupa suara atau ucapan (Rommel, 2008).
Gambar 2. 4 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008)
a. Konversi Teks ke Fonem
Bagian konversi teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam
suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya
direpresentasikan dengan kode fonem, durasi serta pitch-nya. Untuk suatu bahasa baru,
bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut.
Fonem merupakan unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia, dan suatu
ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Durasi adalah
lama waktu pengucapan untuk setiap fonem, dan pitch merupakan perubahan nilai frekuensi
dasar pada pengucapan fonem untuk menghasilkan intonasi yang diinginkan.
Proses konversi dari teks ke fonem terdiri dari beberapa tahap, yaitu normalisasi teks,
konversi setiap fonem menjadi kode fonem, dan penetapan durasi serta pitch untuk setiap
fonem. Normalisasi teks merupakan suatu proses yang merepresentasikan teks tertulis
menjadi teks yang sesuai dengan pengucapan oleh manusia. Contoh “rommel membangun
aplikasi TTS mulai tahun 2005”. Hasil normalisasinya adalah “rommel membangun aplikasi
tetees mulai tahun duaribulima”. Kemudian setiap teks hasil normalisasi tersebut dikonversi
ke fonem. Tidak setiap huruf sama dengan kode fonemnya. Hal ini karena, kode fonem yang
digunakan harus sesuai dengan standar kode fonem yang ditetapkan oleh Speech Synthesizer
yang digunakan.
10
Untuk mendapatkan ucapan yang lebih alami, ucapan yang dihasilkan harus memiliki
intonasi (prosody). Prosodi adalah perubahan nilai pitch (frekuensi dasar) selama pengucapan
kalimat atau teks dilakukan. Pada prakteknya, informasi pembentuk prosodi berupa data-data
pitch serta durasi pengucapannya untuk setiap fonem yang dibangkitkan. Nilai-nilai yang
dihasilkan diperoleh dari suatu model prosodi. Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap
bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data-data prosodi menjadi
sangat spesifik juga untuk suatu bahasa.
b. Konversi Fonem ke Ucapan
Bagian konverter fonem ke ucapan berfungsi untuk membangkitkan sinyal ucapan
berdasarkan kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian konverter
teks ke fonem, sehingga akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan
kalimat yang ingin diucapkan (Arry Akhmad Arman, 2008). Teknik yang digunakan pada
bagian ini adalah teknik diphone concatenation, yang bekerja dengan cara menggabunggabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya. Setiap segmen berupa
diphone (gabungan dua buah fonem). Berikut gambaran detail mengenai proses konversi teks
ke ucapan.
Gambar 2. 5 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008)
11
2.3 Mitra Kegiatan
a. SLB A Negeri Denpasar
SLB-A Negeri Denpasar merupakan satu-satunya sekolah luar biasa yang berstatus
negeri yang khusus menangani cacat netra yang ada di kota denpasar. SLB-A ini berlokasi di
jalan Serma Gede No. 11 Denpasar-Bali, dengan luas wilayah mencapai 2346.54m2, luas
bangunan 1113m2, dan luas lingkungan 813m2. Jumlah guru yang mengajar di SLB A Negeri
Denpasar berjumlah 30 orang, dimana terdiri dari 4 orang guru bahasa inggris. Sedangkan
Jumlah siswa yang ada di SLB-A saat ini adalah 69 orang (17 orang perempuan dan 52 orang
laki-laki), jumlah ini tersebar dalam berbagai tingkatan atau jenjang yakni 1 orang untuk
tingkat taman kanak-kanak, 48 orang untuk tingkat sekolah dasar (14 orang D1, 9 orang D2,
14 orang D3, 6 orang D4, 2 orang D5, dan 3 orang D6), 11 orang untuk tingkat sekolah
menengah pertama (7 orang L1, dan 4 orang L3), dan 9 orang untuk tingkat sekolah
menengah atas (2 orang M1, 4 orang M2, dan 3 orang M3). Ke-69 orang siswa ini memiliki
gangguan yang berbeda, yakni 18 orang mengalami Low Vision (LV), 18 orang mengalami
Totally Blibd, 1 orang mengalami CV, 6 orang mengalami kelambanan dalam belajar, 12
orang mengalami autis, 1 orang mengalami tunalaras, 1 orang mengalami kesulitan belajar, 4
tunagrahita, 4 orang mengalami ADD/gangguan perhatian, 2 orang mengalami gangguan
komunikasi dan konsentrasi, 1 orang mengalami iperaktif, dan 1 orang mengalami
tunarungu/wicara.
b. SLB Santikatmaka Tabanan
SLB Santikatmaka merupakan sekolah yang dikelola oleh yayasan PSBN Mahatmiya
(Panti Sosial Bina Netra Mahatmiya) di bawah naungan Dinas Sosial Kabupaten Tabanan.
PSBN Mahatmiya adalah unit pelaksana teknis departemen sosial RI, yang bergerak dibidang
pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan bertugas memberikan bimbingan,
pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat agar mereka mampu hidup mandiri,
wajar bagi diri dan keluarganya, memiliki keterampilan kerja, serta percaya diri. SLB
Santikatmaka ini berlokasi di jalan S. Parman No. 1 Kediri Tabanan-Bali, dengan luas
wilayah mencapai 0.6 hektar. Jumlah kelayan (penyandang cacat) yang ada di sekolah saat ini
adalah 77 orang (24 orang perempuan dan 53 orang laki-laki), dengan rincian 13 orang
penyandang cacat tubuh, 7 orang penyandang tuna rungu atau wicara, dan 57 orang
penyandang tunanetra dimana 28 orang diantaranya menyandang Low Vision (LV). Jumlah
12
guru bahasa inggris yang mengajar di SLB Santikatmaka berjumlah 3 orang dari 25 orang
guru.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis Text
to Speech untuk guru – guru di SLB A Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan,
adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan
3.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan program pelatihan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan alokasi
waktu selama 4 jam/pertemuan pada masing-masing SLB. Selain itu, di masing-masing SLB
13
14
dilakukan juga tahap evaluasi pelatihan untuk mengetahui keterampilan yang dicapai oleh
para peserta pelatihan dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam
proses belajar mengajar yang melibatkan para siswa serta mengidentifikasi kendala-kendala
yang dihadapi dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech sehingga
dapat dievaluasi kembali. Tahap evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 jam/pertemuan.
Untuk sarana dan prasarana saat pelaksanaan pelatihan ini, sepenuhnya menggunakan
milik SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. Seluruh perangkat komputer
yang ada pada masing-masing laboratorium telah memenuhi standar minimal, sesuai dengan
apa yang dipersyaratkan pengembang guna bisa menjalankan aplikasi kamus bicara.
Gambar 3. 2 Laboratorium komputer sebagai dukungan mitra dalam pelaksanaan P2M
Materi yang diberikan dalam pengenalan aplikasi kamus bicara ini diorganisasikan
dalam sebuah modul, mulai dari pengenalan seputar operasioanl komputer, cara meng-install
dan meng-uninstall aplikasi kamus bicara berbasis text to speech beserta aplikasi pendukung
lainnya, manajemen data kamus yakni proses dimana admin/guru dapat mengelola data
kamus, seperti menambah, meng-edit, maupun menghapus, pengenalan menu dan navigasi
dari aplikasi kamus bicara berbasis text to speech serta proses cetak data dari kamus bicara
berbasis text to speech ke dalam printer Braille.
Jumlah tutor dalam kegiatan ini adalah 1 orang dengan melibatkan 2 orang mahasiswa
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika sebagai asisten tutor. Tutor yang ditugaskan ini
merupakan dosen yang memiliki latar belakang Pendidikan Teknik Informatika.
15
3.3 Pemetaan dan Sosialisasi Program kepada Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah guruguru bahasa Inggris yang ada di SLB A Negeri Denpasar maupun SLB Santikatmaka
Tabanan. Selain guru bahasa Inggris, pelatihan juga diberikan kepada siswa dari masingmasing SLB dalam proses belajar, dimana guru sebagai tutor dalam penggunaan aplikasi ini.
Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan guru bahasa Inggris dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kegiatan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pelaksanaan program pelatihan ini
dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 4 jam/pertemuan pada
masing-masing SLB. Selain itu, di masing-masing SLB juga dilakukan tahap evaluasi
pelatihan untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dicapai oleh para peserta pelatihan
dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam proses kegiatan
belajar mengajar di kelas yang melibatkan para siswa serta mengidentifikasi kendala-kendala
yang dihadapi dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini sehingga
ke depan dapat dievaluasi kembali. Tahap evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dengan alokasi waktu 2 jam/pertemuan.
Dalam pelaksanaan program pelatihan ini, sebelum kegiatan pelatihan dimulai,
pertama-tama dilakukan dulu kegiatan sosialisasi program P2M dan pembukaan pelatihan
penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Kegiatan pembukaan ini dilakukan
oleh ketua IbM yang didampingi oleh kepala SLB, dan disaksikan oleh seluruh peserta
pelatihan serta anggota tim pelaksana kegiatan IbM yang lain.
Setelah kegiatan sosialisasi program P2M dan pembukaan pelatihan penggunaan
aplikasi kamus bicara berbasis text to speech selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Kegiatan
pelatihan ini dilaksanakan di laboratorium komputer, mulai dari proses mengisi daftar hadir
oleh peserta pelatihan, dilanjutkan dengan proses perkenalan oleh tutor, kemudian proses
penyampaian materi oleh tutor dengan metode ceramah, demonstrasi, serta ditunjang dengan
kegiatan tanya jawab, kemudian kegiatan praktek secara langsung oleh para peserta pelatihan.
Dalam kegiatan praktek tersebut, tutor dibantu oleh 2 orang asisten tutor. Asisten tutor ini
merupakan mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Modul/user manual dan
CD installer diberikan kepada peserta pelatihan sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek.
Berikut ini adalah visualisasi kegiatan pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara
berbasis text to speech yang dilaksanakan di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka
Tabanan.
16
17
Gambar 4. 1 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi
Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB Santikatmaka Tabanan
Gambar 4. 2 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus
Bicara Berbasis Text To Speech di SLB Santikatmaka Tabanan
18
Gambar 4. 3 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi
Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
Gambar 4. 4 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis
Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
19
Gambar 4. 5 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis
Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
Gambar 4. 6 Seorang Guru Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan
Aplikasi Kamus Bicara ke Siswa Penyandang Tunanetra
20
Gambar 4. 7 Seorang Guru Non-Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan
Aplikasi Kamus Bicara ke Siswa Penyandang Tunanetra
4.2 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan program IbM pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis
text to speech untuk guru-guru di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan
diarahkan kepada tiga aspek kinerja yakni: aspek perencanaan, aspek pelaksanaan dan aspek
hasil.
Untuk memudahkan
kegiatan evaluasi
ketiga aspek
kinerja tersebut indikator
keberhasilannya dijabarkan pada matrik berikut.
Tabel 1. 1 Matriks Evaluasi Kinerja Program P2M di SLB A Negeri Denpasar dan SLB
Santikatmaka Tabanan
No Aspek yang
Indikator
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
dievaluasi
keberhasilan
1 Perencanaan Tim IbM membuat 1. Tersedianya
1. Program
kerja
/ persiapan program kerja dan
program
kerja
sudah tersedia dan
kegiatan
menyiapkan alat serta
secara detail dan
aplikatif.
bahan
(modul/user
aplikatif.
2. alat serta bahan
manual dan CD 2. Tersedianya alat
(modul/user manual
Installer
Aplikasi
serta
bahan
dan CD Installer
Kamus Bicara).
(modul/user
Aplikasi
Kamus
manual dan CD
Bicara)
telah
Installer Aplikasi
tersedia
dengan
Kamus Bicara).
baik.
21
No
2
3.
Aspek yang
dievaluasi
Pelaksanaan
program
kegiatan
Indikator
keberhasilan
Tim IbM menjalin
kerjasama
dengan
mitra pelatihan dalam
hal ini guru-guru
bahasa Inggris di
SLB
A
Negeri
Denpasar dan SLB
Santikatmaka
Tabanan
untuk
dilatih
keterampilannya
dalam menggunakan
aplikasi kamus bicara
berbasis
text
to
speech.
Hasil
pelatihan
Peserta
pelatihan
dapat
menggunakan/menga
kses semua tools
yang
ada
pada
aplikasi kamus bicara
berbasis
text
to
speech.
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
1. Terlaksananya
1. Koordinasi
dan
koordinasi
dan
sosialisasi berjalan
sosialisasi dengan
sesuai
jadwal
guru-guru bahasa
kegiatan.
Inggris di SLB A 2. Pelatihan
Negeri Denpasar
pengenalan aplikasi
dan
SLB
kamus
bicara
Santikatmaka
berbasis text to
Tabanan.
speech
berjalan
2. Pelatihan
cara
dengan lancar.
penggunaan
3. Praktek penggunaan
aplikasi
kamus
aplikasi
kamus
bicara
berbasis
bicara berbasis text
text to speech.
to speech diikuti
3. Praktek
dengan tertib dan
menggunakan
antusias oleh para
aplikasi
kamus
peserta
pelatihan
bicara
berbasis
sesuai
dengan
text to speech.
jadwal
yang
ditetapkan.
4. Hasil pelaksanaan
kegiatan pelatihan
pengenalan aplikasi
kamus
bicara
berbasis text to
speech secara umum
dapat dikategorikan
cukup baik. Rata–
rata 80-90% guru
telah
mampu
menggunakan/meng
akses tools yang ada
pada
aplikasi
kamus.
1. Seluruh
peserta SLB A N Denpasar
pelatihan (guru) a. 90% dari jumlah
dapat
guru yang mengikuti
menggunakan/me
kegiatan pelatihan
ngakses
semua
telah
mampu
tools
yang ada
menggunakan/menga
pada
aplikasi
kses
seluruh
kamus
bicara
tools/menu
yang
berbasis text to
terdapat
pada
speech serta dapat
aplikasi
kamus
bicara berbasis text
mengajarkan cara
penggunaan
to
speech.
Sementara,
10%
aplikasi
ini
kepada
siswa
guru lainnya masih
22
No
Aspek yang
dievaluasi
Indikator
keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
penyandang
tunanetra.
2. Siswa penyandang
tunanetra
dapat
menggunakan
aplikasi
kamus
bicara
berbasis
text to speech
sesuai
dengan
tools/menu yang
persyaratkan.
menemui kesulitan
terutama dalam hal
manajemen
data
kamus (menambah,
mengubah,
dan
menghapus data), hal
ini karena
guru
tersebut menyandang
tunanetra dan tools
untuk
manajemen
data
tersebut
memang
khusus
diperuntukkan bagi
guru
yang
non
tunanetra. Dalam hal
ini, kesulitan yang
dialami guru tersebut
bukan
karena
kemampuan
yang
mereka
miliki
rendah, melainkan
karena implementasi
tools
manajemen
data
tidak
mengakomodasi
kebutuhan mereka
(tunanetra).
b. Saat proses evaluasi,
dimana
guru
mengajarkan
cara
penggunaan aplikasi
kamus ke siswa
penyandang
tunantera,
jika
diklasifikasikan
dalam
nilai
prosentase, hampir
90% guru telah
mampu melakukan.
Sementara 10% guru
lainnya,
masih
terkendala
oleh
keterbatasan
fisik
yang mereka miliki
(tunanetra).
c. Untuk
siswa
penyandang
tunanetra
sendiri,
23
No
Aspek yang
dievaluasi
Indikator
keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
hampir 100% sudah
mampu
menggunakan
aplikasi
kamus.
Tools yang diakses
oleh siswa hanya
terbatas pada cara
penerjemahan kata
baik itu berdasarkan
katagori
maupun
nonkatagori
serta
mencetak
hasil
terjemahan
kata.
Siswa tidak bisa
melakukan
proses
manajemen
data
(menambah,
mengubah,
dan
menghapus
data
kata), karena proses
ini hanya khusus
diperuntukkan bagi
guru. Disamping itu
siswa
penyandang
tunanetra ini, tidak
memiliki
kelainan
tambahan
selain
tunanetra.
SLB
Santikatmaka
Tabanan
a. 80% dari jumlah
guru yang mengikuti
kegiatan pelatihan
telah
mampu
menggunakan/meng
akses
seluruh
tools/menu
yang
terdapat
pada
aplikasi
kamus
bicara berbasis text
to
speech.
Sementara,
20%
guru lainnya masih
menemui kesulitan
terutama dalam hal
manajemen
data
24
No
Aspek yang
dievaluasi
Indikator
keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
kamus (menambah,
mengubah,
dan
menghapus
data),
hal ini karena guru
tersebut
menyandang
tunanetra dan tools
untuk
manajemen
data
tersebut
memang
khusus
diperuntukkan bagi
guru
yang
non
tunanetra. Dalam hal
ini, kesulitan yang
dialami
guru
tersebut
bukan
karena kemampuan
yang mereka miliki
rendah, melainkan
karena implementasi
tools
manajemen
data
tidak
mengakomodasi
kebutuhan mereka
(tunanetra).
b. Saat proses evaluasi,
dimana
guru
mengajarkan
cara
penggunaan aplikasi
kamus ke siswa
penyandang
tunantera,
jika
diklasifikasikan
dalam
nilai
prosentase, hampir
80% guru telah
mampu melakukan.
Sementara 20% guru
lainnya,
masih
terkendala
oleh
keterbatasan
fisik
yang mereka miliki
(tunanetra).
c. Untuk
siswa
penyandang
tunanetra
sendiri,
hampir 100% sudah
mampu
25
No
Aspek yang
dievaluasi
Indikator
keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
menggunakan
aplikasi
kamus.
Tools yang diakses
oleh siswa hanya
terbatas pada cara
penerjemahan kata
baik itu berdasarkan
katagori
maupun
nonkatagori
serta
mencetak
hasil
terjemahan
kata.
Siswa tidak bisa
melakukan
proses
manajemen
data
(menambah,
mengubah,
dan
menghapus
data
kata), karena proses
ini hanya khusus
diperuntukkan bagi
guru. Disamping itu
siswa
penyandang
tunanetra ini, tidak
memiliki
kelainan
tambahan
selain
tunanetra.
4.3 Permasalah/Hambatan yang Dihadapi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada permasalahan ataupun kendala yang
berarti yang dihadapi baik pada saat pra, proses maupun pasca kegiatan pelatihan. Selama
pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaannya, dapat
kami sampaikan temuan-temuan sebagai berikut.
1. Antusiasme pihak pimpinan sekolah, baik dari SLB A Negeri Denpasar maupun SLB
Santikatmaka Tabanan sangat tinggi. Mereka menyambut baik tawaran kerjasama sebagai
mitra dalam program pengabdian masyarakat ini. Masing-masing pihak sekolah berharap
program seperti ini bisa dilaksanakan secara reguler dan berkala di tahun-tahun
selanjutnya.
2. Isi dari aplikasi kamus bicara sangat layak/relevan bagi pembelajaran tunanetra. Selain itu,
rancangan interface yang dibuat berupa shortcut-shorcut atau tuts khusus pada keyboard
26
ini membantu dan mempermudah penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu
kata tertentu.
3. Situasi dan kondisi di tempat pelatihan sangatlah kondusif serta memberikan kenyamanan
bagi peserta pelatihan. Hal ini tentu saja didukung dengan berbagai fasilitas, sarana dan
prasarana yang sangat memadai yang dimiliki oleh SLB A Negeri Denpasar dan SLB
Santikatmaka Tabanan.
4. Potensi dan kemampuan peserta pelatihan (guru) terlihat baik, terbukti dari hasil observasi
yang dilakukan selama pelatihan, mereka dengan cepat dapat memahami dan
menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam mencari terjemahan
suatu kata tertentu walaupun beberapa diantara mereka ada yang menyandang tunanetra.
Sehingga ke depannya perlu diupgrade, terutama tools yang yang berkaitan dengan
manajemen data kamus (menambah, mengubah, dan menghapus data). Pada aplikasi
kamus bicara saat ini, belum mengakomodasi kebutuhan untuk guru yang menyandang
tunanetra dalam hal manajemen data kamus.
5. Potensi dan kemampuan siswa penyandang tunanetra di masing-masing SLB, baik itu di
SLB A Negeri Denpasar maupun SLB Santikatmaka Tabanan juga terlihat baik. Mereka
dapat dengan cepat memahami dan menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to
speech. Disamping itu siswa-siswa penyandang tunanetra ini, tidak memiliki kelainan
tambahan selain tunanetra.
6. Aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini, kedepannya supaya bisa dijalankan tidak
hanya di SO Windows saja, namun dapat juga dijalankan pada SO yang lain. Serta jika
memungkinkan ditambahkan pengaturan kecepatan spelling saat kata diucapkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan
kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan
manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan serta ketrampilan
guru-guru dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech, baik bagi guruguru di SLB A Negeri Denpasar maupun guru-guru di SLB Santikatmaka Tabanan. Dengan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki ini, diharapkan dapat membantu
mempermudah guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar dikelas khususnya
saat pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu dengan adanya aplikasi kamus bicara berbasis
text to speech ini diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat sasaran bagi khalayak, khususnya
siswa-siswi penyandang tunanetra di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka
Tabanan. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan bentuk yang sangat efektif untuk
memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta pengetahuan baru di bidang teknologi
informasi di luar proses pembelajaran yang diterima di sekolah masing-masing.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan program IbM Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara
Berbasis Text to Speech di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan serta
kegiatan evalusi yang telah dilakukan, maka dapat dibuat beberapa saran sebagai berikut.
1. Memperluas cakupan wilayah pelatihan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
2. Menambahkan fitur-fitur yang lebih lengkap, sehingga mengakomodasi seluruh kebutuhan
penyandang tunanetra, baik dari segi guru maupun siswa. Adapun fitur-fitur yang
dimaksud yaitu:
a.
Menambahkan tools yang yang berkaitan dengan manajemen data kamus (menambah,
mengubah, dan menghapus data) untuk guru yang menyadang tunanetra.
b.
Mengembahkan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech supaya multiflatform.
c.
Menambahkan pengaturan kecepatan spelling saat kata diucapkan.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
Arry Akhmad Arman, 2008. “Definisi Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB:
Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Definisi Text to Speech «
Teknologi Bahasa.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009)
Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan,
“Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk
Tunanetra”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika
(SENAPATI) 2010, ISSN 2087-2658, 21 September 2010, Singaraja Bali
Rommel, 2008. “Aplikasi SMS dengan Text to Speech Bahasa Indonesia pada Sistem
Operasi Symbian (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB: Bandung)”. Tersedia
pada http://................./Final Paper - Rommel - [13202003].doc (diakses tanggal 10
Agustus 2009)
Download