Riset* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani Penggunaan Media Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Bilangan 1-5 pada Anak Tunagrahita Ringan Indriani SLB Bandung Raya Kota Bandung ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah kemampuan memahami konsep bilangan 1-5 melalui media kartu bilangan yang dapat dalam meningkatkan kemampuan konsep bilangan siswa kelas II dalam memahami konsep bilangan 1-5 di SDLB. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kartu bilangan dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep bilanganI-5. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yang diterapkan dalam proses belajar pada siswa yang dapat dilihat dari hasil pembelajaran melalui tes dengan menggunakan media pembelajaran kartu bilangan terhadap kemampuan konsep bilangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode single subject research dengan desain A-B-A. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa kelas II SDLB SLB. Analisis data penelitian menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian, pada baseline-1 (A-l) nilai rata-rata persentase subjek yang berinisial MF adalah 48,5 % setelah diberikan intervensi pada baseline-2 (A-2) mengalami peningkatan yaitu 76,5%. Dengan demikian media kartu angka dapat dijadikan salah satu media untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan pada anak tunagrahita ringan di SLB Bandung Raya. Kata Kunci: Media kartu bilangan, Tunagrahita dan konsep bilangan PENDAHULUAN Bilangan merupakan hal yang sering sendok dengan garpu, menghitung jumlah anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil mainan yang penelitian seorang ahli pada surat kabar temannya, Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak berapa es krim yang dibutuhkan untuk empat orang anggota keluarga, menghitung berapa sendok gula yang harus dimasukkan berusia empat sampai lima tahun sibuk menghitung benda dan menghabiskan sebagian harinya dengan permainan yang dibutuhkan bermain drama oleh teman- membilang kehidupan sehari-hari bilangan memiliki ke dalam segelas susu, melihat jam, melihat kalender, mengukur berapa panjang pensil miliknya dibandingkan dengan punya nilai sosial yang tinggi, anak-anak sering temannya atau membeli permen di toko. menggunakan bilangan dan angka. Dalam menggunakan bilangan saat memasangkan )MJl_Anakku »Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 143 Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani Dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari bilangan/matematika karena segala sesuatu akan selalu berhubungan dengan bilangan, seperti transaksi jual beli, mengukur takaran bahan makanan dan Iain- lain. Maka dari itu bilangan memiliki peranan penting bagi manusia. Penguasaan kemampuan guru dalam mengenali dan menggunakan aneka sumber belajar serta mengintegrasikannya ke dalam desain pembelajaran akan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar dan membelajarkan peserta didik ketika mereka kelak melaksanakan tugasnya. Bilangan atau disebut lambang bilangan adalah suatu alat pembantu yang mengandung suatu pengertian. Bilanganbilangan ini mewakili suatu jumlah yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Sementara angka atau bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10 , ditulis dengan 2 dua buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0. Pengajaran konsep lambang bilangan adalah salah satu bagian utama dari pengajaran berhitung bagi anak. Dan pengenalan lambang bilangan merupakan bagian dari kegiatan berhitung. Konsep Pada observasi awal dilakukan penelitian di kelas dua tentang bagaimana proses pembelajaran dalam mata pelajaran matematika berlangsung. Didapatkan siswa yang duduk di kelas dua SDLB mempunyai karakteristik (1) terlihat kurang konsentrasi, (2) sering kali siswa menoleh kearah teman atau pada suara yang keras. Selain itu siswa terlihat jenuh dengan pembelajaran matematika, yang sesekali menunjuk dan memegang gambar-gambar yang berwarna kontras. Ketika peneliti mencoba memperlihatkan gambar dan kemudian peneliti mengajak untuk bersama-sama membilang gambar tersebut. aktivitas Hasil observasi tersebut menyimpulkan bahwa siswa kelas dua individu yang memerlukan pengamatan bentuk, asosiasi gerak-gerak dan jalan SDLB B-C Bandung Raya kurang mampu berhitung disini adalah suatu beraturan. Kesulitan-kesulitan adalah seperti ketika memahami bilangan 1-5 dengan baik, siswa yang dialami hanya mampu menyebutkannya saja, akan tetapi ketika peneliti bertanya "coba tunjuk diminta untuk mana angka 1, 2, 3, 4, dan 5", siswa tidak menyebutkan bilangan-bilangan baik secara tahu. berurutan dari terkecil sampai terbesar, berurutan dari terbesar sampai terkecil, maupun ketika anak diminta menyebutkan Berdasarkan tes harian berupa pertanyaan/tes lisan di atas peneliti bilangan secara acak dengan menunjuk lambang bilangannya. Ketika anak diminta untuk menyebutkan bilangan sesuai lambangnya, anak-anak cenderung diam dan menunggu guru memberitahu kemudian mereka mengikuti. Dalam menstimulasi atau merangsang kecerdasan kognitif anak khususnya pada konsep bilangan harusnya dilakukan dengan metode yang menyenangkan. 144 | JA>SJl_Anakku »Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 menyimpulkan bahwa siswa tersebut belum memahami menduga lambang bilangan. kemungkinan Peneliti karena pembelajaran yang kurang menggunakan media sebagai penunjang berhasilnya suatu pembelajaran dan strategi mengajar guru dengan metode ceramah yang cenderung membuat anak menjadi bosan dan kurang menyenangkan. Selain itu lingkungan/situasi belajar kurang efektif dan menganggu konsentrasi belajar siswa, Riset* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani karena ruangan yang terbatas, sehingga beberapa kelas digabungkan pada satu ruangan. Maka dari itu peneliti memahami dan melihat apa yang anak senangi, pada observasi pembelajaran anak sering memengang dan menunjuk gambar yang berada disekitar kelas, peneliti menduga bahwa anak ini menyenangi gambargambar yang berwarna-warni. Sejak saat itu peneliti memutuskan untuk menggunakan media kartu angka bergambar yang dianggap menarik perhatian siswa itu. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyalurkan penerima dapat adalah media yang sederhana, murah mudah didapat dimana saja, mudah di operasikan serta memiliki daya tarik sehingga menimbulkan motivasi siswa dalam belajar. Media pembelajaran yang bersifat semi kongkrit ini diharapkan akan menjembatani anak tunagrahita untuk memahami konsep bilangan ke arah yang lebih tinggi yaitu pemahaman operasi penjumlahan. Dengan media ini juga diharapkan terjadi perubahan perilaku belajar siswa menjadi berkembang. untuk Berdasarkan hal tersebut, maka untuk pesan dari pengirim ke membantu anak tunagrahita ringan dalam memahami konsep bilangan, digunakan alat sehingga digunakan sehingga cukup ekonomis. Media yang baik dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, Arief S. et peraga yang sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan kebutuhan siswa. Di untuk memahami konsep bilangan, salah samping materi dan media yang harus sesuai, persoalan lain yang penting adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam satunya memberikan penjelasankepada anak. al, 2007 :7). Banyak media yang digunakan adalah melalui media kartu bilangan. Media kartu bilangan adalah sebuah media pembelajaran yang digunakan untuk memberikan pemahaman kepada anak tunagrahita, dimana media ini berupa kartu- Siswa akan lebih efektif dalam mempelajari berbagai konsep matematika dengan gambar (benda), gambar ini untuk bila siswa dapat memanipulasi gambar sebagai alat untuk mempermudah belajar mengenal bilangan. Salah satu kegiatan pembelajaran untuk siswa yang dapat membantu mereka dalam mengenalkan konsep matematika yaitu berupa pemberian menjelaskan fakta yang berkaitan dengan simbol bilangan pada tiap kartunya, yang media kartu angka bergambar. Menurut pendapat Sri berjumlah 10 kartu. Yang dimaksud media (2008:22), " Media gambar (gambar mati) kartu berukuran 10 x 15 cm yang memuat simbol bilangan (angka) dan dilengkapi kartu gambar ini adalah media yang menghubungkan antara simbol dengan bunyi, antara simbol dengan fakta bilangan. Anitah merupakan gambar yang dibuat pada kertas karton atau sejenisnya yang taktembus cahaya". Media ini penulis rasa cocok untuk Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam anak yang belum memahami konsep setiap kegiatan pembelajaran. Hal itu bilangan, karena selain menarik, mudah di disebabkan operasikan, juga cukup efisien. Sebab dapat digunakan secara berulang-ulang tanpa harus mengeluarkan biaya kembali, kesederhanaannya tanpa memerlukan perlengkapan . melalui gambar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari jangkauan pengalaman siswa. )AJJl_Anakku »Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 145 Riser* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani Media gambar memberikan manfaat sebagai berikut: lainnya di kelas. Peningkatan pengertian anak didik inilah yang diharapkan dengan 1) Menimbulkan daya tarik pada anak. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat adanya media Menggunakan media kartu bilangan dalam pembelajaran konsep bilangan yaitu dan perhatian anak. media lebih menarik, dan mudah : 2) Mempermudah pengertian anak. Suatu penjelasan yang abstrak akan lebih mudah dipahami bila dibantu dengan gambar. 3) Memperjelas bagian-bagian penting. 4) Menggunakan gambar untuk tujuan pelajaran spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti. 1. Dalam pembelajaran memahami konsep bilangan ini lebih menyenangkan dan menarik perhatian anak. 2. Media kartu bilangan dapat menjadi salah satu cara melatih daya ingat anak tunagrahita. Sebagai salah satu kemampuan dalam berhitung maka sudah seharusnya Tujuan khusus itulah yang mengarahkan matematika diajarkan secara mudah dan minat siswa kepada pokok penting dalam pelajaran Menggunakan gambar dengan tepat menggunakan media yang dapat dipahami dan disenangi oleh siswa. Disini peranan guru menjadi sangat dominan karena bagi pembelajaran siswa tunagrahita membutuhkan guru yang dapat berkreasi dan berinovasi dengan media yang murah, maka akan efektif mencapai keberhasilan Gambar sangat penting untuk mengembangkan kata atau gagasan baru. Guru yang baik akan menyadari dengan mengurangi deskripsi verbal kepada gambar-gambar yang dipertunjukkan akan dirasakan manfaat lebih besar. Media gambar dapat memberikan manfaat merangsang minat dan perhatian anak, membantu anak memahami dan mengingat isi informasi verbal yang ada. Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa media pendidikan adalah alat atau sarana fisik yang dapat menimbulkan minat untuk belajar, konsentrasi, pemusatan perhatian anak didik sehingga mereka dapat meningkat kemampuannya dan dapat sekaligus timbul kerjasama dengan teman 146 | JMJi_Anakku » Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013 mudah dan nilai kegunaan dari media. Nilai kegunaan dari media kartu bilangan ini secara akademik adalah mengajarkan siswa pada konsep dasar matematika seperti mengenal angka, lambang bilangan, proses berhitung dan hasil dari hitungan matematika. Sebagai contoh: mengenalkanangka. Dari pemikiran-pemikiran tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimanakah penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-5 pada anak tunagrahita ringan, dan dalam upaya meningkatkan kemampuan belajarnya. Riset* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani METODE Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisis serta menginterpretasikan data yang diteliti untuk menarik kesimpulan. Metode penelitian yang sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sedangkan dalam penelitian kependidikan metode eksperimen banyak memberikan manfaat, terutama untuk menentukan bagaimana dan mengapa sesuatu kondisi atau peristiwa itu terjadi. Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2002 : 3) "Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan". Metode eksperimen menurut Hadikusumo, S dalam Panggabean, L (1996 : 19) menyatakan bahwa metode eksperimental adalah metode penelitian yang ingin mengetahui apa yang bakal terjadi. Tujuan penelitian eksperimen tidak lain adalah untuk mengetahui ada tidaknya sebab akibat. Dengan kata lain metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel sebab (perlakuan) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode single subject research (penelitian subjek tunggal) yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melibatkan hasil tentang ada tidaknya akibat dari suatu perlakuan (intervensi) yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu.Desain SSR ini merupakan bagian yang mengacu pada strategi penelitian untuk melihat perubahan tingkah laku subyek secara individual. Sebagaimana telah diutarakan, penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang "alasan mengapa" hubungan sebab akibat bisa diketahui oleh karena peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan (treatment) terhadap obyek penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desin A-B-A dimana desain ini dapat menunjukan sebab akibat antara target behavior dan variabel bebas. Desain ini memiliki tiga tahap, dimana A-1 (baseline-1), B-1 (treatment-1) dan A-2 (baseline-2). Agar lebih jelas, desain penelitian single subject research (penelitian subjek tunggal) dengan desain A-B-A digambarkan pada grafik sebagai berikut: terhadap variabel akibat. Caranya yaitu seperti yang dikemukakan oleh Panggabean, L (1996 : 31) yakni dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. }AJJl_Anakku » Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013 | 147 Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani 100 90 80 g i •2Oil -3 70 . s1 >> B 60 11 so s Baseline Intervensi Baseline (A) (B) (A') a —i B o •10 g J 30 I* 20 10 10 11 12 Grafik 1 : Pola'desain ABA Keterangan : A (baseline) banyaknya benda yang terdapat pada kartu bilangan. Merupakan kondisi awal subyek dalam Kemampuan konsep bilangan terutama dalam bilangan 1-5 sebelum mendapatkan perlakuan. Pada fase ini subyek diberikan tes awal kemampuan dalam bilangan dengan kartu bilangan. Untuk mengukur kemampuan konsep bilangan ini dengan menggunakan presentase yang dilakukan dalam empat hari berturut-turut yang setiap harinya dilakukan satu sesi. B (intervensi) Kartu bilangan untuk menghitung banyak benda pada pasangan kartu yang memuat gambar: 1. Diperlihatkan kartu seri 1, siswa diminta untuk menghitung banyak benda yang terdapat pada kartu bilangan. 2. Kemudian siswa diminta untuk mencari angka yang sesuai dengan jumlah banyak benda pada kartu bilangan yang lain. Pada fase ini dilakukan proses pembelajaran konsep bilangan dengan banyak benda pada pasangan kartu yang menggunakan memuat gambar perlakuan media kartubilangan yang sudah dibuat peneliti. Perlakuan diberikan secara berulang-ulang sebanyak delapan kali sesi, yang setiap harinya dilakukan satu sesi. Pada tahap awal pemberian kartu bilangan adalah : Kartu bilangan yang berbentuk lambang bilangan 1 sampai 5 : 1. Membilang banyak benda Kartu bilangan untuk menghitung 1. Diperlihatkan kartu seri 1, siswa diminta untuk menyebuatkan angka yang terdapat pada kartu bilangan. 3. Kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu lain yang terdapat gambar yang sesuai dengan jumlah banyak benda.. yang 4. Treatment ini dilakukan berulangulang dan dilakukan selama empat 2. Siswa diminta untuk mengambil lambang bilangan sesuai dengan kali pertemuan dan selalu diberikan terdapat pada kartu bilangan 1-5 148 | JAfflAnakku » Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013 Riset* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani reward. Begitu seterusnya sampai yang diperoleh pada baseline ke dua ini kartu bilangan seri ke lima. A' (baseline A) Yaitu kondisi pengulangan dari fase dengan melakukan observasi langsung baseline A sebagai evaluasi sampai sejauh mana intervensi atau treatment yang diberikan berpengaruh kepada subjek, dengan kembali memberikan media kartu bilangan untuk dihitung oleh subyek. Data ketika sedang menggunakan media kartu bilangan tanpa dilakukan intervensi lagi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan presentase dengan melihat berapa persen subyek dalam menggunakan media kartu bilangan dalam limaseri dalam membilang banyak benda. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil yang didapat dapat dibuktikan bahwa penggunaan media kartu bilangan untuk meningkatkan konsep pada subjek penelitian siswa kelas dua sdlb di sib bandung raya berhasil dengan baik. Ini terlihat dari hasil pengolahan data yang dihasilkan sebelum intevensi 48,5 dan setelah intervensi 76,5 yang dihasilkan dari 16 sesi. kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan berbagai hal yang ditemui dalam kehidupan dengan cara yang menyenangkan. Media merupakan suatu alat bantu pelajaran yang dapat memberikan pengalaman serta dapat membantu peserta didik dalam memahami apa yang dijelaskan, tidak terkecuali anak tunagrahita Dan analisis data yang telah dibahas sedang yang mempunyai kendala dalam hal sebelumnya, kemampuan konsep bilangan pada siswa MF sebagai fokus penelitian dalam penelitian ini, terlihat adanya peningkatan. Dengan melihat peningkatan konsentrasi dan ingatan. Sadiman (1984:6), mengemukakan media adalah : "segala tersebut, menunjukan bahwa media kartu sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan perasaan dari pengirim ke bilangan untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan khususnya dalam penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses membilang tunagrahita belajar mengajar terjadi". 1 sampai 5 pada anak ringan dapat memberikan pengaruh yang positif. Pembelajaran pada anak tunagrahita ringan bertujuan untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar yang bermakna bagi kehidupan anak agar mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Konsep-konsep tersebut sebaiknya diperkenalkan melalui kegiatan yang berorientasi pada kegiatan bermain karena melalui kegiatan yang berorientasi pada kegiatan bermain anak Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan dari nilai rata-rata yang dimiliki dari siswa yang menjadi subjek penelitian ini, meskipun peningkatan yang dicapai oleh subjek tersebut ada yang stabil dan ada yang tidak stabil (variabel). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang terjadi pada anak tunagrahita ringan, diantaranya sulit untuk berkonsentrasi apa yang diarah kan oleh peneliti, banyaknya gangguan dari luar sehingga mudah beralih perhatiannya, dan suasana hati subjek, yang cenderung memiliki }AfJl_Anakku » Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 149 . Riset ♦ Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani berubah-ubah setiap harinya pada saat dan baseline-2 (A') digambarkan pada proses pembelajaran dilaksanakan. grafik 4.12 di bawah ini: Mean level pada masing-masing kondisi yaitu baseline-1 (A), intervensi (B), Baseline 1 (A-1) Intervensi (B) Baseline 2 (A-2) Grafik 2.Mean pada Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi-1 (B-1), Baseline-2 (A-2) Berdasarkan analisis deskritip, perbandingan antara statistik rata-rata baseline-1 (A-1), intervensi-1 (B-1), baseline-2 (A-2) yang terlihat pada grafik 4.9 menunjukan perubahan yang membaik dalam setiap sesinya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan pada siswa yang berinisial MF dari baseline-1 (A-1) dengan nilai rata-rata 48,5%, perubahan frekuensi pada intervensi-1 (B-1) dengan nilai rata-rata 59,5%, sedangkan pada baseline-2 (A-2) nilai rata-ratanya 76,5%. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan terdapat peningkatan kemampuan konsep bilangan 1-5 pada siswa tunagrahita ringan dengan menggunakan media kartu bilangan KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang telah didapat dari penelitian Single Subject Research SLB 5 sebelum diberikan intervensi, dilakukan empat kali/empat sesi. Hal tersebut dapat dilihat pada baseline (A). Bandung Raya dengan menggunakan media Dari empat sesi yang diberikan kepada kartu siswa yang berinisial MF, skor terendah adalah 46% dan skor tertinggi (SSR) yang telah bilangan dilakukan dalam di meningkatkan kemampuan konsep bilangan untuk anak tuangrahita ringan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 3. Kemampuan awal konsep pada anak tunagrahita ringan khususnya dalam memahami lambang bilangan 1 sampai 150 | jAffl_Anakku » Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013 adalah 48%. Kemampuan konsep bilangan pada anak tungrahita ringan khususnya dalam memahami lambang bilangan 1 sampai dengan 5 sesudah diberikan Riset* Penggunaan Media Kartu Bilangan ♦ Indriani intervensi mengalami peningkatan. konsep bilangan sebelum diberikan Peningkatan tersebut dilihat dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah diberikan intervensi atau intervensi atau baseline (A) adalah 48,5%, sedangkan skor tertingginya setelah diberikan intervensi atau baseline (A') adalah 76,5%. Hal ini dapat terlihat dari mean level sebelum baseline (A') yang dilakukan selama delapan kali/delapan sesi yang diberikan kepada siswa yang berinisial intervensi atau baseline (A) adalah MF, skor terendah adalah 70% dan skor tertinggi adalah 76,5%. 48,5% mean level sesudah intervensi atau baseline (A') adalah Dilihat dari Peningkatan pada Kemampuan konsep bilangan pada anak tungrahita ringan khususnya dalam memahami lambang bilangan 1 sampai dengan 5, dan 59,5%. Dengan disimpulkan demikian, bahwa dapat media kartu bilangan dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan konsepbilangan pada anak dilihat dari hasil kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah diberikan intervensi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil skor tunagrahita ringan khususnya dalam memahami konsep bilangan. Hal ini terendah kemampuan konsep bilangan dapat dibuktikan dari skor tertinggi siswa yang berinisial FM sebelum yang dicapai oleh siswa yang berinisial diberikan intervensi atau baseline (A) MF adalah 76,5%, Hasil penelitian ini, dapat menjawab pertanyaan penelitian adalah 46%, sedangkan skor terendah setelah diberikan intervensi atau baseline (A') adalah 70%. Demikian sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. juga dengan skor tertinggi kemampuan DAFTAR PUSTAKA Amin, Mohamad (1995). Oropedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta. Depdikbud Proyek Pendidikan tenaga guru. ' Astati. (2010). Pendidikan Anak Tungrahita, Bandung :Catur Karya Mandiri. Julaeha, S (2012). "Penggunaan Metode Permainan Kartu Angka untuk Meningkatkan Pe™a*™™L™bang Bilangan bagi Siswa Tunagrahita Ringan". Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung. Karso, et al (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta. Universitas Terbuka Oemar Hamalik (2007). Media Pendidikan. Bandung. Citra Aditya Bakti Rochyadi, E., dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran Individual Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sadiman, AriefS. et al. (2007), Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Somantri, T. S. (2005). PsikologiAnakLuarBiasa. Bandung: RefikaAditama Sri Anitah, et al. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Susetyo, B. (2011), Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung :Cakra JAM_Anakku »Volume 12: Nomor 2Tahun 2013 | 151