MENJUMPAI ALLAH DALAM HIDUP SEHARI-HARI Pater J.A. Hendra Sutedja, S.J. SABTU, 29 JUNI 2013 08.30-13.30 AULA PAROKI ST. THERESIA 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 1 Guidelines dari Romo Rudi • Seminar latihan rohani ini untuk memberi pemahaman dan pentingnya peranan latihan rohani dalam hidup sehari2, baik kepada awam yang sudah atau belum mengenalnya. • Dari pengalaman pendampingan mitra inigo, memberikan pemaparan bagaimana latihan rohani juga membantu awam non kristiani • Memberikan gambaran konkret pelaksanaan latihan rohani dalam hidup sehari2. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 2 Siapa saya dan Mitra Inigo • Saya imam Jesuit. Saya amat terkesan dengan Latihan Rohani. – P. Jeuken, S.J., memberi saya teks doa singkat dari buku LR dan dengan itu saya membuat putusan yang belum pernah saya pikirkan sebelumnya: menjadi seorang Jesuit. – Teman kelas saya di Kolese Kanisius, Jossy Powner, waktu saya perlihatkan buku LR, dia pinjam, keesokan harinya dia kembalikan dengan komentar “Seandainya saya tahu lebih awal buku ini, saya pasti menjadi santo!” 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 3 • Setelah menjadi Jesuit, sejak tahun 1976, waktu belajar di STF, saya banyak memberikan bimbingan rohani. Memberi retret dan membantu pengolahan batin dengan cara-cara ignatian adalah kegemaran saya. • Mitra Inigo (1997) adalah lembaga SJ Provindo yang memberikan LR untuk awam dalam hidup sehari-hari. Dengan itu MI membangun jaringan rasuli gerejani yang berakar pada semangat rasuli Latihan Rohani St. Ignatius. MI dengan rekanrekan awam telah banyak membantu orangperorangan maupun lembaga gerejani dalam upaya membangun hidup yang lebih baik. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 4 Rencana Kerja Kita Hari Ini • Memahami apa itu latihan rohani dan peran penting latihan rohani dalam hidup sehari-hari. • Kemudian Ibu Hilly akan membagikan pengalamannya membatu rekan-rekan kerja awam Mitra Inigo di Pondok Masa Depan, terutama dalam proses membangun komunitas pelayanan yang selalu mencari bersama bimbingan Allah. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 5 Fokus Pembicaraan Ini • LR “Di tempatkan bersama Putra” – Dalam proses penyembuhan luka kakinya di Loyola, “membayang-bayangkan dirinya melayani Kristus, sebagaimana dilakukan para santo hatinya selalu berkobar dalam rasa puas dan gembira” – Dia gemar memandang ke langit luas dengan bintangbintangnya…dan itu memberinya keberanian besar untuk melayani Tuhan. – Maka memang sejak awal hidup batinnya, Ignatius selalu dipenuhi gagasan “pengabdian unggul” terhadap Kristus, sebagai “sang pemimpin para “ksatria Allah”. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 6 • Ignatius terpanggil untuk suatu cara hidup yang baru, pada tahun 1521, • Sampai Ignatius meninggalkan Loyola menuju Montserrat dan Manresa, pada tahun 1522 • dan sampai Ignatius kembali dari Yerusalem pada tahun 1524, • Batin Ignatius seluruhnya dipenuhi keinginan untuk melakukan hal-hal besar bagi Kristus 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 7 • 24 Juni 1537 Ignatius ditahbiskan Imam. Dia memutuskan untuk menunda perayaan misa pertamanya setahun lamanya. • Penantian itu dimaksudkan untuk: – Mepersiapkan dirinya untuk misa pertama itu – Juga masa untuk memohon agar Bunda Maria berkenan menempatkan dia bersama Putranya. • Akhirnya, pada tanggal 25 Desember 1538 Ignatius mempersembahkan misa perdananya di Gereja Santa Maria Magiore di Roma. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 8 • Dan Ignatius dalam Autobiografinya mengaitkan “penundaan” misa dengan permohonan khusus untuk “ditempatkan bersama Putra” dengan rahmat yang diterimanya pada bulan November 1537, di Kapel La Storta. • Di Kapel itu ia “melihat dengan begitu jelas bahwa Allah Bapa menempatkan dia bersama dengan Kristus, Putra-Nya. [Auto. 96] 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 9 • Seluruh realita misitik itu masuk dalam buku Latihan Rohani dalam: – Kontemplasi Panggilan Raja [91-98] – Meditasi Dua Panji [136-147] • Kontemplasi Panggilan Raja dan Meditasi Dua Panji adalah dua latihan yang saling terkait. – Pada latihan Panggilan Raja orang dibangun dalam “mistik pengabdian” – Pada latihan Dua Panji, kemampuan sang abdi dibangun dalam kesamaan dengan Krustus sendiri. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 10 • Kesatuan itu adalah dimensi mistik hidup ini. (Mungkin dimensi mistik ini semakin dilupakan, LR menjadi kegiatan merenungkan gagasangagasan tentang Yesus bukan perjumpaan langsung dengan Yesus yang membuahkan kesatuan dengan Yesus) 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 11 • Latihan Rohani dengan demikian membangun spiritualis rasuli dalam kesatuan mistik dengan Kristus, dan bukan sekedar “sibuk” untuk membanggakan kemampuan dan mengincar kedudukan serta keuntungan-keuntungan pribadi lainnya. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 12 • Rencana ilahi yang merupakan inti ada manusia itu ditempa dan dimatangkan dalam suatu proses latihan yang disebut latihan rohani dan semua latihan itu dituangkan dalam satu buku kecil yang berjudul Latihan Rohani. • Di bagian berikut ini akan saya paparkan seluruh dimamika latihan rohani yang begitu kaya yang membentuk “mistik pelayanan” 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 13 APA ITU LATIHAN ROHANI 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 14 Latihan Rohani Adalah: Serangkaian cara menempa hidup, yang amat sistimatis, dengan metode yang amat cermat dan kuat , yang disusun oleh St. Ignatius Loyola, untuk menumbuhkan benih panggilan Allah, dalam diri orang tersebut, agar siap ditempatkan bersama ‘Sang Putra’, mengemban misi Bapa Surgawi, dilengkapi dengan kurnia, ‘menemukan Allah dalam segala’. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 15 • Seluruh proses latihan rohani dibagi atas 4 lingkaran latihan yang masing-masingnya disebut “minggu”. • Tiap “minggu” latihan rohani tidak harus 7 hari. • Dan jumlah hari-hari latihan rohani seluruhnya kurang lebih 30 hari. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 16 Tujuan • Melalui upaya: – “mempersiapkan jiwa” – “menyediakan hati” • Mencapai tujuan ganda, negatif dan positif: – Negatif: “melepaskan diri dari segala rasa lekat tak teratur” [1] – Positif: “Mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup nyata guna keselamatan jiwa” [1] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 17 “Tujuan” dalam LR 21 “Menaklukkan diri begitu rupa hingga tak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur mana pun juga” Sama dengan LR 1 dengan rumusan yang berbeda. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 18 Tiga “Sekolah” Dalam LR • Sekolah “kesempurnaan” – LR terarah pada pengabdian Allah. – Persembahan diri, penyangkalan diri dan kesatuan ilahi antara manusia dan Allah. • Sekolah “discernment” – Sepanjang jalan latihan orang mengalami berbagai gerak roh dan belajar membedakan roh-roh itu sebagai unsur penting dalam proses penegasan. • Sekolah “penegasan” – Suatu proses membuat penegasan tentang martabat hidup atau renovasi hidup. – Dan putusan-putusan dalam gerak hidup harian. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 19 “LR Satu Upaya Untuk Tumbuh” • Bandingkan dengan latihan jasmani: – “gerak jalan, jarak dekat atau jarak jauh dan lari-llari disebut latihan jasmani” [1] • Latihan rohani: – “Memeriksa hati, meditasi, kontemplasi, doa lisan, doa batin, serta kegiatan rohani lainnya” [1] – Merupakan upaya pribadi, yang merupakan ungkapan rahmat, secara metodik dalam gerak maju. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 20 DINAMIKA LATIHAN ROHANI 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 21 Pemurnian Dosa dan Kasih Allah Penerangan Persatuan Kelahiran Minggu Palma Sengsara Wafat Kebangkitan 3 Gol.Orang 3Kerendahan hati MI M II 4 hari AD Pemeriksaan Hati 29 Juni 2013 Panggilan Raja Dua Panji M III Siap diutus bersama ‘Putra’ M IV 8 hari Penegasan rohani JA. Hendra Sutedja, S.J. Kontemplasi Ad amorem. Menemukan Allah dalam segala 22 Asas dan Dasar 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 23 AD - Penjelasan AD adalah kosiderasi (bentuk doa dengan menimbang-nimbang) tentang tujuan hidup manusia. Di tempatkan di awal proses latihan rohani Sebagai: Struktur ilahi kehidupan di dunia ini, yang akan penuntun arah hidup manusia, dan terentang selama 4 minggu LR. Terdiri dari: 2 Asas dan 2 konsekwensi. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 24 Dua Asas Asas 1: Uraian tentang tujuan hidup manusia di dunia ini Asas 2: Arti dari ciptaan lain 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 25 Dua Konsekwensi Kosekwensi 1: pakai dengan benar dan tepat ciptaan lain. Konsekwensi 2: menegaskan bahwa sikap lepas bebas (indifference) manusia sehubungan dengan barang-barang ciptaan adalah sikap yang harus ada untuk pemakaian benar dan tepat semua ciptaan lain. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 26 Teks Asas dan Dasar [23] “Tujuan” Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. “Arti ciptaan lain” Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 27 “Pemanfaatan ciptaan” Karena itu manusia harus mempergunakannya sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barangbarang, tersebut sejauh itu merintangi dirinya. “Sikap bebas terhadap ciptaan” Oleh karna itu, kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 28 “Bukan pilihan” Maka dari itu dari pihak kita, kita tidak memilih kesehatan lebih dari sakit, kekayaan lebih daripada kemiskinan, kerhormatan lebih dari penghinaan, hidup panjang lebih daripada hidup pendek. “Sasaran pilihan” Begitu seterusnya mengenai hal-hal lain yang kita inginkan dan yang kita pilih ialah melulu apa yang lebih membawa ke tujuan kita diciptakan 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 29 Benang Merah AD • Arah itu diingatkan pada setiap latihan dalam – “Doa-persiapan” [46] semua latihan sepanjang LR. – Tiga percakapan Minggu I [63] – Tiga Golongan Orang [149-157] M II – Tiga Kerendahan Hati [165-168] M II – Pengantar Untuk Melakukan Pemilihan [169a,b] M II – Kontemplasi Untuk Mendapatkan Cinta [230237] M IV 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 30 Pemeriksaan Nurani 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 31 Jenis • Pemeriksaan umum (general) – Tertuju pada penataan kemurnian nurani – Tugasnya mengontrol apa yang salah dan dosa. – Mengarahkan untuk penyesalan dan pertobatan untuk pemurnian nurani. • Pemeriksaan khusus (partikular) – Terarah pada kemurnian hati – Terfokus pada titik yang lebih samar, yaitu kecederungan dan hasrat-hasrat. – Mengurai dan membersihkan kecendrungan dan hasrat seperti itu, ke arah pemurnian hati. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 32 Penerapan Pemeriksaan Umum • Tujuannya terkait dengan pengakuan dosa – “Untuk membersihkan diri dan untuk mengaku dosa dengan lebih baik” [32] – “Mengenali dan mencabut akar dosa” [43] – “Mohon ampun kepada Allah Tuhan kita atas kekurangan-kekuranganku” [43, butir 4] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 33 Pemeriksaan Nurani Khusus 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 34 Penerapan Pemeriksaan Khusus • Terarah pada kemurnian hati – Dimaksudkan untuk memperbaiki diri dari kecenderungan atau nafsu-nafsu yang tidak teratur. Bisa merupakan kesalahan dosa, bisa juga bukan. – Dalam proses latihan Rohani, Pemeriksaan Khusus lebih diarahkan pada kejatuhankejatuhan dan kecerobohan terkait dengan waktu-waktu doa dan aturan-aturan tambahan. – Memperlihatkan adanya kecederungan tidak baik terkait dengan tujuan latihan rohani. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 35 Dua Aspek Pemeriksaan Khusus • Pertama: Mengamati “hati” (gerak jiwa) dengan cermat, pada titik yang menjadi sumber terdalam kecenderungan burukku. • Kedua:Tindakan mengendalikan diri yang memperbaiki kecenderungan hati atau hasrat dengan tujuan mencabut akar keburukan itu. • Keduanya saling membantu dan menguatkan. Yang satu tanpa yang lain tidak akan sungguh efektif. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 36 Dua pendukung • Pertama: – [27] – Membangun suatu kebiasaan yang menyiagakan kesadaran akan gerak jiwa. – Misalnya, setiap kali orang jatuh dalam suatu dosa atau kekurangan khusus, hendaknya ia meletakkan tangan di dada dengan menyesal karena jatuh. – Bisa dilakukan di depan orang, karena mereka tidak mengerti arti tindakan itu. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 37 • Kedua: – Membuat grafik seperti pada nomor [31]. H h h h h h h H: hari Minggu h: hari Senin sampai Saptu Garis 1: sudah makan siang Garis 2: sesudah makan malam 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 38 • Cara: – Beri titik pada garis, pertama atau kedua (menurut waktu pemeriksaan), pada saat jatuh ke dalam dosa atau kekurangan khusus. – Pada malam hari bandingkan jumlah titik pada kedua garis itu, ada perbaikan? [28] – Bandingkan hari kedua dengan hari pertama, demikian seterusnya pada hari-hari berikutnya. [29]. – Bandingkan minggu pertama dengan minggu kedua. [30] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 39 Pemeriksaan Nurani Umum 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 40 Lima Pokok [43] • Pokok I: “Berterima kasih pada Allah Tuhan kita atas anugerah-anugerah yang kita terima” – Bukan Cuma untuk anugerah–anugerah yang kita terima pada hari itu, tetapi semua anugerah yang telah kita terima dalam hidup; penciptaan, kerahimanNya yang selalu menyertai kita. (untuk panggilan khusus dalam tarekatku). – Pokok I ini membuat kita hadir di hadapan Tuhan dengan kesadaran kasih. – Kesadaran kasih itu yang menerangi kita untuk memeriksa diri kita. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 41 • Pokok II: “Mohon rahmat untuk mengenali dan melepaskan diri dari dosa-dosa” – “Mohon rahmat untuk mengenali dosa”. Dosa bukan sesuatu yang mudah kita kenali. Kita sudah hidup dengan itu untuk waktu panjang dan tidak mustahil kita merasa nyaman dengan itu dan tidak merasa lagi bahwa itu berbahaya untuk kita, terkait dengan tujuan hidup kita. – “Mohon rahmat untuk melepaskan diri”. Dosa seperti kerak pada panci untuk masak air. Nempel pada jiwa. Maka perlu bantuan ilahi untuk melepaskan itu. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 42 • Pokok III: “Minta pertanggung-jawaban dari jiwa, mulai dari waktu bangun sampai pada pemeriksaan kini, dari jam ke jam atau dari waktu ke waktu; pertama mengenai pikiran-pikiran, lalu kata-kata, akhirnya perbuatan-perbuatan, dengan urutan seperti pemeriksaan hati khusus” (Lihat [25]) – “Minta pertanggung jawaban” menunjuk keseriusan kegiatan ini. – Urutan: pikiran kata perbuatan. Mulai dari suber terdalam, pikiran, kemudian ungkapannya: kata dan perbuatan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 43 • Pokok IV: “Mohon ampun kepada Allah Tuhan kita atas kekurangan-kekurangan” – “Mohon ampun”, merupakan ungkapan penyesalan dan juga harapan Tuhan mau mendamaikan kita dengan Dia kembali. – Permohonan ampun ini semakin nyata dan utuh kalau rasa cinta dibangkitkan Allah dalam diri kita. Ini terkait dengan pokok pertama “Berterima kasih pada tuhan…” – Tidak ada cinta, tidak ada penyesalan dan permohonan ampun. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 44 • Pokok V: “Membuat niat untuk memperbaiki diri dengan rahmat-Nya. Tutup dengan doa Bapa Kami” – “Membuat niat” bukan niat yang muncul dari keinginanku sendiri, tetapi arah-arah baru yang Tuhan tawarkan dalam proses pemeriksaan nurani, yang kutangkap dan kuamini. – Mohon rahmat untuk menjalankan itu, karena butuh kekuatan ilahi untuk menlaksanakan itu. – Doa Bapa Kami, mengingatkan kita akan kasih dan penciptaan baru. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 45 Minggu I • Minggu pemurnian dari dosa. – daya jiwa, yaitu: Ingatan, pikiran dan kehendak (45). – Indra: Mata, telinga, pencium, pencecap dan peraba (LR. 66,67,68,69,70) – Sampai pada puncak kesadaran: – “Apa yang “telah”, “sedang” dan “harus” kuperbuat bagi Kristus? • Setelah itu orang diajak mengkontemplasikan misteri-misteri hidup Yesus. JA. Hendra Sutedja, S.J. 46 Minggu Kedua • Suatu seri latihan-latihan di mana orang mulai dimasukkan ke dalam misteri-misteri hidup Yesus. Dan melalui penenggelaman itu orang diharapkan tumbuh dalam cinta pribadi terhadap Yesus. • Memuncak dalam penegasan rohani ingin ditempatkan bersama Yesus. • Sikap-sikap ingin seperti dan ditempatkan bersama Yesus inilah yang menjadi unsur utama pembentuk manusia latihan rohani. • Latihan-latihan utama Minggu Pertama adalah sebagai berikut. JA. Hendra Sutedja, S.J. 47 Panggilan Raja (LR. 91-dst) • Permohonan: – Tidak tuli terhadap panggilannya – Siap siaga dan penuh minat untuk melaksanakan kehendak-Nya yang Mahakudus. • Kehendak Allah: – Menaklukkan dunia dan semua musuh – Dengan demikian masuk dalam kemuliaan. JA. Hendra Sutedja, S.J. 48 • Tanggapan dari mereka yang terpanggil – Mau berjerih payah bersama Sang Raja. – Mepersembahkan diri seutuhnya dan ikut berjuang – Mau unggul dalam persatuan dan pengabdian pada sang Raja Abadi (LR. 97-98). – Dengan lebih lanjut bertindak melawan hawa nafsu, cinta kedagingan dan duniawi dalam dirinya, memberi persembahan yang lebih luhur dan berharga dengan mengcuap: 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 49 O, Tuhan semesta abadi ……. Aku berkehendak, berhasrat, dan bertekad bulat, Asal menjadi lebih besarnya pengabdian dan pujian bagi-Mu, akan meneladan Engkau menanggung segala kelaliman, segala penghinaan dan segala kemiskinan baik lahir maupun batin, bila Keagungan-Mu yang Mahakudus berkenan memilih dan menerima diriku untuk hidup sedemikian itu. [98] [147] 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 50 Minggu II, Hari 1 • • • • • Kontemplasi I: Penjelmaan Kontemplasi II: Kelahiran Kontemplasi III: Ulangan latihan 1 dan 2 Kontemplasi IV: Ulangan latihan 1 dan 2 Kontemplasi V: Pengenaan Pancaindera atas kontemplasi 1 dan 2. JA. Hendra Sutedja, S.J. 51 Meditasi Dua Panji • Panji Kritus dan Panji Licifer • Mohon: – Pengertian atas tipu muslihat pimpinan jahat. – Pertolongan untuk menjaga diri menghadapinya. – Pengertian tentang hidup sejati yang diajarkan Panglima tertinggi yang sejati serta rahmat meneladannya. JA. Hendra Sutedja, S.J. 52 • Sasaran – Kemiskinan lawan kekayaan – Perendahan lawan kehormatan dunia – Kerendahan hati lawan keangkuhan. • Cara – Percakapan dengan Bunda Maria, Yesus dan Bapa. • Isi percakapan – Dengan Ratu kita, supaya dia mendapatkan dari Putra dan Tuhannya rahmat agar kita diterima di bawah panji-Nya (La Storta) JA. Hendra Sutedja, S.J. 53 • Dalam cara hidup [147] – Kemiskinan rohani yang memuncak, bahkan dalam kemiskinan lahir, apabila Allah yang Mahaagung berkenan dan rela memilih serta menerima diriku. – Dengan menanggung perendahan dan kelaliman, agar dengan itu aku dapat lebih mengikuti jejakNya. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 54 Tiga Golongan Orang • Sampai pada golongan orang yang ketiga • Ukuran tindakan orang yang sampai pada golongan ketiga: – “Hanya keinginan untuk dapat lebih baik mengabdi Allah Tuhan kitalah yang mendorong dia untuk mengambil atau meninggalkan barang itu. • Orang yang kehendak-liarnya sudah dimatikan. JA. Hendra Sutedja, S.J. 55 Minggu II • Hari 5: Kontemplasi keberangkatan Kristus Tuhan kita dari Nazareth ke sungai Jordan, dan pembabtisannya. • Hari 6: Kontemplasi Tuhan kita pergi dari Sungai Jordan sampai ke Gurun. • Hari 7: Santo Andreas dan lain-lainnya mengikuti Kristus Tuhan kita. • Hari 8: Khotbah di Bukit Delapan Kebahagiaan • Hari 9: Penampakan Kristus Tuhan Kita kepada murid-murid-Nya di atas ombak laut. 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 56 • Hari 10: Tuhan mengajar di Kenisah • Hari 11: Kebangkitan Lazarus • Hari 12: Hari Minggu Palm 29 Juni 2013 JA. Hendra Sutedja, S.J. 57 Tiga Kerendahan Hati • Ke 3: “…supaya dapat meneladan dan lebih menyerupai Kristus Tuhan kita dalam kenyaan, aku menghendaki dan memilih kemiskinan bersama Kristus yang miskin, melebihi kekayaan; penghinaan bersama Kristus yang dihina, melebih penghormatan; aku memilih dianggap bodoh dan gila demi Kristus yang lebih dahulu dianggap begitu, dari pada dianggap pandai dan bijaksana di dunia ini [167] JA. Hendra Sutedja, S.J. 58 Penegasan Rohani • Dalam disposisi batin ‘serupa dan bersatu dengan Krtistus’, orang sampai pada penegasan Kehendak Allah bagi dirinya. • Kesatuan mistik dengan Yesus Kristus diwujudkan dalam penegasan membuat kehendak Bapa menjadi kehendaknya. • Hidupnya dalam segala segala bentuk konkrit tindakannya menjadi ‘pelayan’ Allah. JA. Hendra Sutedja, S.J. 59 Minggu Ketiga • Kesengsaraan Yesus • Orang yang telah menegaskan diri untuk memeluk kehendak Bapa dan mengemban kerja Allah bersama Yesus, diajak masuk lebih jauh ke dalam jawaban radikal kehidupan bersama Yesus dari Taman Getsemani sampai di atas Salib. JA. Hendra Sutedja, S.J. 60 • “Ya, Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”.(Lk. 22:42). • Ujian kemurnian kesatuan kehendak dari orang yang mau mengikuti Yesus. JA. Hendra Sutedja, S.J. 61 Minggu Keempat • Misteri Kebangkitan Yesus • Orang diajak untuk mengkontemplasikan Yesus yang bangkit dan mulia karena kuasa kasih Allah. • Orang dibawa masuk ke dalam iman akan kuasa kasih Allah yang mengalahkan kegelapan dan maut. JA. Hendra Sutedja, S.J. 62 • Iman yang lahir dari perjumpaan dengan Kristus yang bangkit itu menjadi penyubur cinta dan penguat harapan. Kuasa kasih-cipta Allah menyertai manusia. • Manusia diajak masuk ke dalam realita dunia baru yang indah, mulia dan penuh sukacita. Lihat Wahyu 21 dan 22. JA. Hendra Sutedja, S.J. 63 Kontemplasi Mendapatkan Cinta • Latihan rohani membuka gerbang mistik kehidupan kita: – suatu proses terus menerus berkanjang dihadapan kasih ilahi – terus menerus mencari dan menemukan Allah dalam segala, dan dalam segala mencinta dan mengabdi. • Lahirlah sang manusia latihan rohani. JA. Hendra Sutedja, S.J. 64 Kesatuan dinamis itu diungkap dalam doa: “Ambilah, ya Tuhan dan terimalah, seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku dan segenap kehendaku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya milik-Mu, pergunakan sekehendak-Mu, beri aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku.” (LR 234). JA. Hendra Sutedja, S.J. 65 Manusia Latihan Rohani • Menaklukkan kehendaknya di bawah kehendak Yesus. – Lukas 22:42 • Sadar sungguh bahwa apa yang sedang ditekuninya adalah Kerja Bapa. – Yoh. 5:19 dan 30 • Menjadi manusia yang menempatkan kemuliaan Bapa di pusat hidupnya – Yohanes 12: 27-dst. JA. Hendra Sutedja, S.J. 66 • Menjadi manusia yang siap diutus untuk melakukan kehendak Bapa dalam dan bersama Yesus. – Mt. 28:18-19 JA. Hendra Sutedja, S.J. 67 BEBERAPA CATATAN TENTANG DOA Doa Persiapan dan Doa Permohonan 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 69 Doa Persiapan • “Mohon Rahmat kepada Tuhan kita supaya semua maksud, perbuatan dan pekerjaanku diarahkan melulu guna pengabdian dan pujian kepada Allah yang Mahaagung.” [46] • Catatan: – Sebelum tiap kontemplasi atau meditasi selalu harus dilakukan doa persiapan, yang tak berubah-ubah [49] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 70 • Doa persiapan mengarahkan dengan intesif latihan-latihan pada tujuan latihan, semua intensi khusus, tindakan dan keingian kita. • Jika doa itu seakan sebuah lorong yang menuju Tuhan, doa persiapan adalah permohonan bantuan kepada Tuhan agar kita tidak melenceng dari ‘jalan-Nya’. • Doa persiapan selalu mengingatkan kita akan tujuan hidup kita: “memuji, menghormati serta mengabdi Allah”. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 71 Pendahuluan • Ada dua untuk M I, yaitu: – Membayangkan tempat – Mohon rahmat yang kuinginkan • Ada tiga di M II, III dan IV: – Di mulai sesudah Kontemplasi Panggilan Raja [91100], yaitu mulai pada kontemplasi pertama M II, yaitu Kontemplasi Penjelmaan [101-109], dsl. – Mengingat cerita – Membayangkan tempat – Mohon rahmat yang kuinginkan 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 72 Gerak Maju Dari Rahmat Yg Kumohon • Dua hal yang ditulis St. Ignatius sehubungan dengan “rahmat yang kumohon” – Mohon kepada Allah Tuhan kita apa yang kukehendaki dan kuinginkan. [48] – Permohonan ini harus sesuai dengan bahan. [48] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 73 • Doa permohonan adalah ungkapan kehendak kita mengamini rahmat khusus yang ditawarkan Allah bagiku, dan dengan sadar, melalui pergumulan sepanjang doa, membuat rahmat yang dijanjikan itu menjadi aktual dalam diriku. • Rahmat itu terkandung dalam misteri yang kita meditasikan atau kontemplasikan. • Maka dalam proses persiapan dan doa orang harus cermat mencari dan menemukan rahmat yang khusus ditawarkan padaku. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 74 • Dan dalam proses doa, dalam segala dinamika aktualnya; tarikan ingin-enggan, gairah-ketakutan, kemanisan-kengerian, inspirasi roh baik-tipu daya roh jahat, aku terus berjuang berusaha menjawab dan meraih tawaran Tuhan itu. • Aku tidak akan berhenti sebelum, di bawah dorongan rahmat Allah, berhasil meraih rahmat itu dan membuat hadir dan memancarkan daya penyelamatannya aktual dalam diriku. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 75 Doa permohonan (“id quod volo”), “itu yang kuinginkan” menjadi fokus dan daya dorong proses doa kita dalam segala realitanya. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 76 Rahmat Yang Kumohon M I • Latihan I: Tentang dosa pertama, kedua dan ketiga: – [48] “Rasa malu dan aib atas diri sendiri, sebab melihat betapa banyak orang yang terkutuk hanya karena satu dosa berat saja, dana telah berapa kali aku pantas disiksa selamanya karena dosa mengerikan begitu banyak yang telah kulakukan” • Latihan II: Tentang dosa-dosaku – [55] “Mohon dukacita yang memuncak serta air mata atas dosa-dosaku” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 77 • Latihan III: Ulangan latihan I dan II: – Doa permohonan sama dengan latihan II: [55] • Latihan IV: Ringkasan Latihan III. • Latihan V: Neraka – [65] “Mohon perasaan mendalam tentang penderitaan yang dialami oleh orang-orang terkutuk, supaya seandainya karena kesalahankesalahanku, aku lupa cintakasih Tuhan yang abadi, sekurang-kurangnya ketakutan akan hukuman menolong diriku jangan sampai jatuh ke dalam dosa” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 78 Rahmat Yang Kumohon M II • Panggilan Raja [91-100] – “Mohon rahmat kepada Tuhan kita, supaya tidak tuli terhadap panggilan-Nya, tetapi siap-siaga dan penuh minat untuk melaksanakan kehendak-Nya yang Mahakudus” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 79 Hari I • Kont. I: Penjelmaan [101-109] – “Mohon pengertian yang mendalam tentang Tuhan yang telan menjadi manusia bagiku, agar lebih mencintai dan mengikuti-Nya lebih dekat” • Kont. II: Kelahiran [110-117] – Sama dengan Penjelmaan 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 80 • Kont. III: Ulangan I dan II – Sama dengan Penjelmaan – Ulangan: Memberi perhatian pada bagianbagian penting, di mana terasa suatu penertian, hiburan, atau kesepian. Akhiri dengan doa Bapa Kami satu kali. • Kont. IV: Ulangan I dan II – Sama dengan Penjelmaan • Kont. V: Pengenaan pancaindera atas I dan II: – Sama dengan Penjelmaan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 81 Hari Kedua • Dua bahan – Persembahan di Kenisah – Pengungsian ke Mesir • Doa permohonan – Sama dengan Penjelmaan • Perhatikan waktu 4 kali latihan, lihat nomor [133] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 82 Hari III • Dua bahan: – Kanak-kanak Yesus taat pada orang tuanya – Diketemukan di Kenisah • Doa permohonan – Sama dengan Penjelmaan • Perhatikan waktu dan bentuk latihan [134] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 83 Martabat Hidup [135] • Dua martabat: – Pelaksanaan perintah-perintah sewaktu Yesus hidup taat kepada orang tua-Nya – Kesempurnaan menurut Inji. • Latihan berisi: – Permohonan penjelasan mana martabat yang dihekendaki Tuhan bagiku dalam rangka pengabdian kepada-Nya. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 84 Dua Panji • Dua panji: – Panji Kristus, Panglima tertinggi dan Tuhan kita. – Panji Lucifer, musuh kodrat kemanusiaan kita yang pantang berdamai. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 85 Doa permohonan: • Mohon pengertian atas tipu muslihat pemimpin jahat itu • Pertolongan untuk menjaga diri menghadapinya • Pengertian tentang hidup sejati yang diajarkan Panglima tertinggi yang sejati, serta rahmat untuk meneladannya. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 86 Percakapan • Dengan Bunda Maria, agar Bunda mendapatkan rahmat bagi kita agar kita di terima di bawah Panji-Nya. – Dalam kemiskinan rohani yang memuncak, bahkan kemiskinan lahir, apabila Allah yang Mahagung berkenan dan rela memilih serta menerima diriku. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 87 – Dalam menanggung perendahan dan kelaliman, agar dengan itu aku dapat lebih mengikuti jejak-Nya, asalkan aku dapat menanggungya tanpa menyebabkan orang lain berdosa, pula tanpa melukai Hati Allah Yang Mahaagung. – Tutup dengan satu Salam Maria. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 88 Tiga Golongan Orang • Doa Permohonan – “Mohon rahmat untuk memilih apa yang dapat lebih menambah kemuliaan Allah yang Mahaagung dan keselamatan jiwaku sendiri” [152]. • Percakapan – Seperti pada Dua Panji 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 89 Hari Kelima sampai Hari Keduabelas • Doa Permohonan – Seperti Penjelmaan • Percakapan – Sepeprti Tiga Golongan Orang – Atau seperti yang diminta khusus 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 90 Tiga Kerendahan hati • Proses pertumbuhan “Kerendahan Hati”, yang tertinggi yang kita upayakan adalah menjadi seperti Kristus. [167] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 91 Pilihan atau Penegasan • Puncak Minggu II. – Tiga waktu – Dua cara – Petunjuk untuk memperbaiki hidup 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 92 Rahmat Yang Kumohon M III • Pada Kont. I, mohon “kesusahan, sesal dan rasa aib, sebab untuk dosa-dosakulah Tuhan pergi menyongsong sengsara” [193] • Dari perasaan susah, sesal dan aib (mengingatkan akan minggu pertama) dalam diriku, bergerak kearah yang lebih mendalam pada doa permohonan pada Kontemplasi kedua di nomor [203]. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 93 • Kont. II, mohon: “kesusahan hati bersama Kristus yang susah, kehancuran hati bersama Kristus yang hancur hati, air mata, kesedihan mendalam atas sengsara begitu besar, yang telah diderita Kristus untuk diriku” [203] • Bergerak ke arah kesatuan rasa dengan Yesus sendiri. Ikut merasakan rasa Yesus. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 94 Rahmat Yang Kumohon M IV • “Merasakan dalam-dalam sukacita dan kegembiraan karena Kristus Tuhan kita begitu mulia dan bahagia”. • Seluruh ada kita dimasukkan dalam sinar mulia dan bahagia itu….ingat tujuan kita diciptakan menurut Konstitusi dogmatis Tentang Gereja, “Ambil bagian dalam kodrat ilahi”. Ingat tujuan hidup manusia dalam LR: “Memuji, menghormati dan mengabdi Allah…” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 95 Kontemplasi Mendapat Cinta • Mohon: “ Penertian yang mendalam atas begitu banyaknya kebaikan yang kuterima, supaya oleh kesadaran penuh syukur atas hal itu, aku dapat mencintai dan mengabdi yang Mahaagung dalam segalanya” – Pengalaman dikasihi, memunculkan kesadaran syukur. – Syukur muncul dalam gerak pengabdian. Menjadi rekan kerja Allah menghadirkan “Kemah Allah” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 96 Rangkuman Gerak Permohonan • Mulai dari rasa aib bergerak dari minggu ke minggu dan memuncak pada syukur karena dapat “mencintai dan mengabdi yang Mahaagung” (dalam kontemplasi mendapatkan Cinta). • Hidup menjadi “persembahan yang penuh cinta” [234], yang terungkap dalam doa yang amat terkenal “Ambilah, Ya, Tuhan” 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 97 Ambilah, ya, Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiran dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan, pada-Mu Tuhan kukembalikan. Semuanya milik-Mu, pergunakanlah sekehendak-Mu. Berilah aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 98 Dengana itu kita menjadi manusia yang MENEMUKAN TUHAN DALAM SEGALA DAN DALAM SEGALA MENCINTA DAN MENGABDI 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 99 Persiapan Doa Malam Sebelumnya • Mempersiapkan butir-butir Firman Kitab Suci yang akan direnungkan hari berikutnya. • Sebelum tidur mengingat rencana doa besok pagi, baik waktu, tempat maupun materi doa.(LR.73) JA. Hendra Sutedja, S.J. 101 Pada Harinya • Setelah bangun segera mengarahkan diri pada materi doa. (LR. 74) • Setelah siap, satu atau dua langkah di depan tempatku berfdoa sebentar aku arahkan jiwaku ke atas, menimbang-nimbang bagaimana Allah memandang aku, dsb. (LR. 75) JA. Hendra Sutedja, S.J. 102 Sikap Tubuh Selama Doa • Sikap tubuh menyesuaikan dengan apa yang kucari dalam doa. (LR. 76) • Jika memperoleh apa yang kukehendaki dalam posisi doa itu, aku akan tetap dalam posisi itu. (LR. 76) • Pada pokok-pokok dimana aku memperoleh apa yang kukehendaki, aku akan tinggal tenang tanpa gelisah ingin melanjutkan lebih jauh sampai aku merasa puas. (LR. 76) JA. Hendra Sutedja, S.J. 103 Refleksi Atas Doa LR. 77 • “Setiap kali latihan selesai, selama seperempat jam, entah dengan duduk entah sambil berjalan-jalan, aku akan memeriksa, bagaimana berlangsungnya kontemplasi atau meditasi tadi. Jika buruk, akan kuperiksa sebab-sebabnya mengapa begitu, dan setelah kudapat, aku akan menyesalinya, untuk selanjutnya memperbaiki diri. Jika baik, aku akan berterima kasih kepada Allah Tuhan kita, dan lain kali akan kulakukan secara demikian juga”. JA. Hendra Sutedja, S.J. 105 Pengantar • Bagi Ignatius, doa adalah bagian dari ‘latihan batin’ yang terus menerus harus bertambah baik dan membuat orang tumbuh dalam ‘Roh’. • Maka kegiatan yang disebut doa harus dilakukan dengan baik. Baik buruknya suatu doa diperiksa dalam kegiatan khusus, yaitu: ‘kegiatan memeriksa kembali’ yang sering kita sebut ‘refleksi’. • Akan dijelaskan arti ‘refleksi’ JA. Hendra Sutedja, S.J. 106 Butir-Butir Penting • “Bagaimana berlangsungnya”. Ternyata doa bisa berlangsung baik atau buruk. • Apa ukuran bagi suatu doa yang membuat doa bisa dievaluasi sebagai doa yang berlangsung baik atau berlangsung buruk? Ternyata dari buah yang kuinginkan (dari rahmat khusus yang kumohon). Secara negatif harus dikatakan: Bukan sekedar gagasan-gagasan yang muncul secara kebetulan dalam proses doa. JA. Hendra Sutedja, S.J. 107 • Dari butir-butir itu sudah semakin tampak bahwa bagi Ignatius, doa merupakan kegiatan yang secara akurat harus terarah kepada pencapaian rahmat yang termuat dalam materi permenungan (Sabda). • Manusia harus dengan cermat dan akurat mengarahkan seluruh kekuatannya kepada janji yang termuat dalam Sabda agar janji itu menjelma nyata dalam hidup. JA. Hendra Sutedja, S.J. 108 “Jika buruk” • Arti kata buruk di sini adalah: – Jika dalam seluruh proses doa yang baru berlangsung, aku tidak mengerahkan dan mengarahkan seluruh daya-daya lahir-batin untuk mendapat apa yang kuinginkan, yaitu rahmat khusus yang termuat dalam materi doaku. Yang kurumuskan dalam doa permohonan di awal doa. – Kemudian kucari sebabnya mengapa aku gagal. • Butir itu harus kucari dengan cermat, agar aku tahu mengapa gagal. JA. Hendra Sutedja, S.J. 109 • Setelah kudapat sebab kegagalan, maka akan kusesali diri terkait dengan sebab dan tempattempat kegagalan terjadi. Penyesalan ini berakar pada kesadaran akan sebab dan bentuk kesalahan. • Langkah berikut adalah memperbaiki diri, yaitu berupaya agar tidak jatuh kedalam kegagalan yang sama. Perbaikan ini dimungkinkan karena kita sudah menemukan sebab dan tempat-tempat di mana kita gagal. JA. Hendra Sutedja, S.J. 110 “Jika baik” • Kata baik di sini berati, jika dalam proses doa aku mampu untuk mengerahkan segala daya lahir-batinku untuk mendapat apa yang kuinginkan, yaitu rahmat khusus yang termuat dalam materi doa yang kurumuskan dalam doa permohonan di awal doa. JA. Hendra Sutedja, S.J. 111 • “Berterima kasih kepada Allah Tuhan kita”, syukur ini merupakan wujud kerendahan hati, mengakui doa yang berlangsung baik merupakan buah bimbingan Allah yang berhasil kutangkap. JA. Hendra Sutedja, S.J. 112 • “Lain kali akan kulakukan secara demikian juga”. Kalimat itu mengandung pemahaman bagaimana doa yang baik seharusnya berlangsung dan ternyata aku bisa. Pengulangan cara itu dikemudian hari menumbuhkan kemahiranku. JA. Hendra Sutedja, S.J. 113 Kesimpulan • Dari cara memeriksa kembali proses doa, tampak bagaimana bagi Ignatius doa juga menjadi saat pembelajaran agar doa dilakukan dengan cermat dan baik. • Saat baik untuk menempa dan mengasah kemampuan-kemampuan lahir-batin untuk meng-amini sapaan Allah • Saat rahmat menjadi aktual dalam diri • Dengan demikian hidup dalam Roh terjadi dengan gerak tumbuh yang jelas. JA. Hendra Sutedja, S.J. 114 Pembedaan Roh-Roh (Discernment) 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 115 Pengantar • Latihan Rohani adalah sekolah disermen. • Maka sepanjang proses latihan rohani orang harus belajar merasakan dan mengenal berbagai gerak yang timbul di dalam jiwa. • Untuk itu dalam Latihan Rohani, St. Ignatius memberikan 2 kumpulan “Pedoman Pembedaan Roh-Roh”. Pembedaan roh-roh yang pertama lebih sesuai untuk M I [313-327] dan yang kedua untuk M II [328-336] 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 116 • Pengenalan akan ciri-ciri dan cara-cara roh-roh itu bergerak di dalam jiwa menjadi bantuan untuk membuat putusan. Yang baik diterima dan yang buruk dibuang. • Dalam “Meditasi Dua Panji” orang diperkenalkan sosok Lucifer dengan segala ciri dan cara kerjanya. Dan sosok Panglima tertinggi, Kritus Tuhan kita dalam segala ciri dan cara kerja-Nya. • Di bawah ini kita coba lihat sosok dan cara kerja Lucifer dan Kristus Tuhan kita. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 117 Sosok • Sosok Lucifer [140] – Sosok tubuh yang dahsyat dan mengerikan – Singgasana besar berupa api dan asap. – Bertahta di padang luas Babilon. • Sosok Yesus [144] – Lemah lembut dan rendah hati – Bertemu dengan kita di tempat yang rendah, indah dan menyenangkan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 118 Cara Kerja Lucifer [142] • Mengutus setan-setan untuk memasang jerat-jerat serta rantai-rantai bujukkan: – Dengan kelobaan akan kekayaan agar orang jatuh kedalam.. – Kehormatan dunia yang hampa, – Keangkuhan yang amat besar. • Singkatnya: – Kekayaan kehormatan keangkuhan. – Baru digiring ke semua kedurhakaan lainnya. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 119 Cara Kerja Kristus Tuhan Kita [146] • Mengutus sahabat-sahabatNya untuk: – Membimbing orang kepada kemiskinan rohani yang memuncak, bahkan kepada kemiskinan lahir. (Sejauh Allah berkenan memilih mereka). – Membimbing orang ke arah keinginan direndahkan dan dihina, karena dalam dua hal itu timbul kerendahan hati. • Tiga tahap gerak Yesus – Kemiskinan lawan kekayaan, perendahan lawan kehormatan, kerendahan hati lawan keangkuhan….dan segala keutamaan lainnya. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 120 Dua Panji-Eleksi-Pembedaan Roh-Roh • Semua gambaran tentang ciri dan cara Lucifer yang berbeda dengan ciri dan cara kerja Kristus Tuhan kita akan diuraikan secara lebih eksplisit dalam “Patokan Pembedaan Roh-Roh”. • Dan pengalaman gerakkan roh-roh itu amat dibutuhkan dalam eleksi atau pilihan atau penegasan. Putusan diambil sejauh itu diyakini sebagai yang diinspirasikan oleh Roh baik. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 121 Patokan Pembedaan Roh-Roh • Patokan Pembedaan Roh-Roh I – Lebh cocok untuk Minggi I. – Karena patokan-patokan itu lebih terkait dengan disiplin indra, kehendak dan hati sebagai daya-daya batin yang menuntun gerak kita menuju kesempurnaan. • Patokan Pembedaan Roh-roh II – Cocok untuk Minggu II. – Terarah pada pendisiplinan budi yang membentuk kebijaksanaan kasih untuk membuat putusan. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 122 Gerak Roh Dalam Latihan • Dalam tiap kegiatan dan sepanjang latihan, orang harus memperhatikan gerak roh-roh itu dalam dirinya. • Berinteraksi dengan roh-roh itu dalam putusan-putusan terus-menerus, “yang baik diterima yang buruk dibuang”. • Dengan cara itu keterampilan mengenali roh dan memilih sesuai dengan bimbingan roh, semakin dipertajam. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 123 • Kalau selama latihan orang tidak mengalami gerak batin satu pun: baik desolasi maupun konsolasi, dan tidak digerakkan oleh roh-roh yang berbedabeda, maka harus ditanya kepada yang berlatih, bagaimana ia melakukan latihannya; “Apakah dia melakukannya selama waktu yang ditentukan?” Demikian juga tentang aturan-aturan tambahan, “Apakah dengan cermat ditaatinya?” • (lihat Annotasi [6]) 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 124 • Pembimbing harus dengan teliti minta pertanggung-jawaban dari yang dibimbing. • Tentang hiburan dan kesepian lihat Patokan Pembedaan Roh-Roh I, [316-324]. • Tentang Petunjuk-petunjuk Tambahan, lihat [75-90]. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 125 Gerak Tumbuh Latihan Rohani 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 126 Dalam Dinamika Empat Minggu • Minggu I: memperbaiki apa yang rusak karena dosa • Minggu II: Membangun apa yang sudah diperbaiki dalam gambar Yesus, • Minggu III: menguatkan pertumbuhan gambar Yesus dalam kesatuan • Minggu IV: Apa yang sudah dikuatkan dalam kesatuan diubah dalam kasih yang murni 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 127 Dengan Ungkapan Lain • Minggu I: upaya untuk memurnikan hati dan nurani. Dalam gerak penyesalan dan syukur dengan penuh kerendah-hatian yang mendalam terhadap Tuhan Yesus, Sang Penyelamat kita. • Minggu II: Berdasar arah batin yang sudah tersusun pada minggu pertama, orang diajak untuk tumbuh lebih lanjut dalam kesecitraan dengan Yesus, yang miskin dan rendah hati, ambil bagian dalam perutusan Yesus. (Bekerja berama Kristus [95]) 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 128 • Minggu III: Berdiri teguh atas dua dasar rohani yang diberi Allah sebagai buah rohani latihan minggu pertama dan kedua, orang maju lebih jauh untuk masuk dalam kesatuan kasih dengan Kristus dalam misteri sengsara dan wafat-Nya. (Mengikuti Dia dalam derita [95]) • Minggu IV: Mahkota semua rahmat minggu I, II dan III, orang diajak berpartisipasi dalam rahmat Kebangkitan yang memberi hidup baru. 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 129 Dalam gerak Tritunggal Mahakudus itu yang dialami dalam latihan rohani kita temukan PERTUMBUHAN HIDUP DOA MENJADI CIPTAAN BARU SEGAMBAR DENGAN YESUS YANG SIAP DIUTUS 1/16/13 "BR" dan Perkembangan Hidup Doa 130