PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI FORUM JUAL BELI KASKUS MENURUT PASAL 4 HURUF C DAN H UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SKRIPSI Oleh: GALIH PRIO BASKORO E1A004079 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2011 i SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERDAGANGAN ELEKTRONIK DI FORUM JUAL BELI KASKUS MENURUT PASAL 4 HURUF C DAN H UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : GALIH PRIO BASKORO EIA004079 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Diterima Dan Disahkan Pada Tanggal ____________________ Pembimbing I Pembimbing II I Ketut Karmi Nurjaya, S.H., M.Hum NIP. 1961052 0198703 1 002 Suyadi S.H., M.Hum NIP. 196110101987031 001 Penguji Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S. NIP. 19520603 198003 2 001 Mengetahui, D e k a n, Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S. NIP. 19520603 198003 2 001 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini, dan disebutkan dalam daftar pustaka. Seluruh isi dalam skripsi ini sudah penulis teliti dengan seksama dan tidak terdapat suatu kesalahan. Jika dalam perjalanan waktu skripsi saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, saya bersedia untuk menanggung segala resiko, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang saya sandang. Isi skripsi ini merupakan tanggung jawab pribadi penulis, bukan tanggung jawab pembimbing, atau lembaga-lembaga terkait. Purwokerto, November 2011 Galih Prio Baskoro iii PRAKATA Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat dan karunia-Nya, dapat diselesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk melengkapai persyaratan penyelesaian studi pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Ibu Hj. Rochani Urip Salami, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. Dan sekaligus sebagai Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan-masukan yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini. 2. Bapak I Ketut Karmi Nurjaya, S.H., M.Hum., dan Bapak Suyadi, S.H., M.Hum., selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arah dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Sutoyo, S.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam melaksanakan studi akademik selama di bangku kuliah. 4. Kepada Bapak Andrew Darwis, seluruh jajaran Moderator dan Officer Kaskus yang telah membantu memberikan data-data dan informasi untuk keperluan penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh civitas akademik Fakultas Hukum UNSOED yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan pendidikan di Fakultas Hukum. 6. Kedua orang tua dan kakak tercinta yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil. 7. Ibu Indrawati Widjaya dan Keluarga Besar Musica Studio’s, tempat saya bernaung yang telah menjadi keluarga dan rumah kedua saya di Jakarta. 8. Sahabat-sahabat terbaik di Supernova, yang bersama saya tanpa mengenal kata lelah walaupun harus jatuh bangun untuk terus berjuang memeriahkan dan memperjuangkan musik Indonesia bersama-sama. 9. Sahabat-sahabat yang mengiringi perjalanan hidup penulis yang telah memberikan motivasi dan bantuan. Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Purwokerto, November 2011 Penulis iv ABSTRAKSI Pemanfaatan teknologi melalui media internet telah memberikan banyak manfaat dan konsekuensi positif bagi kehidupan bermasyarakat khususnya Perdagangan Elektronik. Pertumbuhan pengguna internet yang pesat adalah kenyataan bahwa internet adalah media penting dan efektif bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan dan menjual produk barang atau jasa ke calon pembeli atau konsumen di seluruh dunia. Namun dalam kenyataannya, perdagangan elektronik justru melahirkan kekuaran daya tawar yang tidak sejajar antara pelaku usaha dan konsumen. Dalam hal ini konsumen tidak memiliki alat-alat proteksi yang terorganisir dengan baik. Hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai barang yang diperdagangkan dan hak untuk mendapatkan kompensasi ganti kerugian seperti yang tercantum dalam Pasal 4 huruf C dan H UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen justru merupakan hak yang paling sering dilanggar. Berdasarkan hal tersebut, dengan menggunakan metode yuridis normatif, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan elektronik dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam pelaksanaan perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus, masih ada hak konsumen yang tidak terpenuhi seperti hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan hak untuk mendapatkan kompensasi ganti kerugian. Kaskus, yang dalam hal ini mendapat keuntungan dari transaksi tersebut walaupun secara tidak langsung, melepas diri dari permasalahan yang timbul dalam perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus. Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Transaksi Jual Beli, Perdagangan Elektronik v ABSTRACT The use of technology via internet has given a lot of benefits and positive consequences to society especially ecommerce. The fast growth of internet user is a fact to prove that internet is an important and effective media for business people to introduce or sell their products and services to the potential consumer all over the world. But in reality, e-commerce also brings out the inequality of bargaining power between businessman and customer. In this case, consumer doesn’t have a well organized protection tools for them. The rights for consumer to get correct information about the products and the rights to get a return compensation for loss as stated in Law Article 4 Letter C and H, No. 8 Year 1999 regarding the consumer protection is indeed the one rule which is most frequently disobeyed. Based on that, by using a normative juridical and law approach method, this writings is meant to know the legal protection ecommerce consumer in doing selling and buying transaction in Kaskus As regulated in Article 4 Letter C and H, No. 8 Year 1999 regarding the consumer protection. In the process of e-commerce in Kaskus forum, there are some consumer's rights which are not fulfilled, for instances the right to get the correct information regarding the product and the right to get a return compensation for any loss. Kaskus, which in this case getting a benefit from that transaction, although not directly, is very likely to get away from occurring problems in ecommerce. Keywords : cunsumer protection, trade transaction, e-commerce vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN............................................................... ii PERNYATAAN..................................................................................... iii PRAKATA.............................................................................................. iv ABSTRAKSI.......................................................................................... v ABSTRACT............................................................................................ vi DAFTAR ISI.......................................................................................... vii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah....................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 9 D. Kegunaan Penelitian...................................................................... 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. B. Perlindungan Konsumen................................................................ 11 1. Pengertian dan Pengaturan Perlindungan Konsumen............. 11 2. Konsumen……....................................................................... 14 3. Hak dan Kewajiban Konsumen.............................................. 16 4. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha………………………….. 18 Perdagangan Elektronik................................................................. 20 1. Pengertian dan Pengaturan Perdagangan Elektronik……….. 20 2. Dasar Hukum Perdagangan Elektronik…………………….. 23 3. Perlindungan Konsumen dalam Perdagangan Elektronik….. 31 4. Forum Jual Beli Kaskus……………………………………. 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Pendekatan........................................................................ 45 B. Spesifikasi Penelitian..................................................................... 45 C. Lokasi Penelitian............................................................................ 45 D. Sumber Data................................................................................... 46 E. Metode Pengumpulan Data............................................................ 47 vii F. Metode Penyajian Data.................................................................. 47 G. Metode Analisa Data...................................................................... 48 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. B. Hasil Penelitian.............................................................................. 49 1. Pelaksanaan Perdagangan Elektronik di Forum Jual Beli Kaskus (FJB).......................................................................... 49 2. Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus............................. 51 Pembahasan.................................................................................... 63 V. PENUTUP A. Simpulan........................................................................................ 81 B. Saran.............................................................................................. 82 DAFTAR PUSTAKA viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman sangat erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi, manusia dimanjakan oleh segala bentuk kemudahan dalam menjalani kehidupan. Termasuk dalam usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kemajuan teknologi adalah dengan adanya teknologi internet. Menurut Ahmad M. Ramli : Kemajuan tekonologi internet telah mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global. Di samping itu, perkembangan internet telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung demikian cepat.1 Kemajuan teknologi saat ini menjadi pedang bermata dua, karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana baru dalam melawan hukum. Hukum adalah salah satu aspek yang mencakup dalam semua segi kehidupan manusia, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan manusia, yang diantaranya diatur dalam hukum yang mengatur tentang perdagangan. Berbicara mengenai perdagangan, selain tidak lepas dari aspek hukum, pedagangan juga nampaknya mendapat pengaruh yang cukup besar dari keberadaan teknologi yang sudah maju saat ini. Salah satu aplikasi dari 1 Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, (Bandung: PT. Refika Aditama), hal.1 1 2 perkembangan teknologi internet yang terkait dengan dunia perdagangan adalah perdagangan elektronik atau e-commerce, yakni mekanisme perdagangan secara elektronik. Berkembangnya teknologi internet membuat manusia menggunakan media internet sebagai salah satu sarana untuk bertransaksi barang maupun jasa. Aplikasi perdagangan elektronik atau e-commerce disediakan bagi dunia bisnis untuk mendekatkan antara produsen dan konsumen, dimana dengan aplikasi ini terjadi interaksi antara produsen dengan konsumen yang lokasinya bisa sangat berjauhan bahkan bisa lintas negara dan benua. Berkat jaringan internet ribuan komputer yang tersebar di seantero penjuru dunia terkoneksi dan saling bertukar data dan informasi (transaksi elektronik). Dalam Kamus Praktis Internet disebutkan mengenai pengertian ecommerce, yaitu : e-commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui perantara halaman web di internet. Kelebihan dari e-commerce dibanding dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan. E-commerce adalah aplikasi perangkat lunak yang di desain khusus untuk melakukan transaksi informasi di antara pihak-pihak yang bersepakat. E-commerce merupakan hasil penerapan (aplikasi) teknologi informasi, yang memungkinkan terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen melalui internet.2 Masyarakat sebagai pengguna media internet untuk membeli suatu barang atau jasa dapat dikatakan sebagai konsumen e-commerce apabila dikaitkan dengan pengertian konsumen dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah : 2 Ali Akbar ST, Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang, Neomedia Press, Semarang, 2006 3 “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Berdasarkan pengertian tersebut maka masyarakat sebagai pembeli disebut konsumen dan penyedia kebutuhan sebagai pelaku usaha. Semua konsumen berhak mendapatkan perlindungan dari setiap pelaku usaha dalam hal ini yakni dari transaksi jual beli melalui media internet. Perlindungan konsumen yang dimaksud sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UUPK adalah : Segala Upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Pasal 4 huruf C Undang-Undang Perlindungan Konsumen menunjukan bahwa hak konsumen adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa. Dalam perdagangan elektronik, penjual dan konsumen tidak bertatap muka secara langsung sehingga konsumen tidak bisa melihat barang yang akan dibelinya. Barang yang diperdagangkan kerap kali tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh pelaku usaha atau memiliki cacat tersembunyi. Pasal 4 huruf H menyebutkan hak konsumen adalah hak untuk mendapatkan kompensasi/ganti rugi jika barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Dalam perdagangan elektronik permasalahan ini kerap kali muncul dikarenakan kondisi jarak antara penjual dan pembeli yang jauh atau bahkan ada di dalam 4 yurisdiksi hukum yang berbeda, dalam arti lain beda negara, sehingga pembeli kesulitan untuk memperjuangkan haknya mendapatkan kompensasi dan ganti rugi. Masalah yang sering kali muncul dalam dunia e-commerce ini antara lain ketidak sesuaian antara barang yang disepakati dengan barang yang diterima oleh pembeli, adanya penipuan oleh penjual dengan berdalih bahwa kesalahan terletak pada jasa penyedia jasa pengiriman, atau bahkan penipuan lain yang sangat merugikan pembeli sebagai konsumen, bahkan setelah konsumen memenuhi kewajibannya tidak jarang pembeli “menghilang” dan tidak bisa dihubungi lagi dan barangpun tidak pernah sampai ke tangan konsumen. Website merupakan aplikasi dari kemajuan teknologi internet yang memberikan kemudahan bagi pengguna internet untuk lebih memperluas hubungan dengan dunia luar, khususnya dengan konsumen. Dengan website pelaku usaha dapat melakukan berbagai kegiatan mulai dari promosi, hingga melakukan transaksi tanpa harus bertatap muka dengan konsumennya. Dengan demikian aplikasi ini memberikan suatu kemudahan yang pada akhirnya akan memangkas biaya operasional, sehingga akan mampu memberikan keuntungan yang lebih besar. Dewasa ini pelaku usaha menjual dan mempromosikan barang atau jasa untuk diperdagangkan melalui website maupun blog milik pelaku usaha. Selain itu pelaku menjual dan mempromosikan barang dan atau jasanya melalui suatu forum jual beli yang dimana forum jual beli tersebut bukan milik pelaku usaha maupun konsumen, tetapi milik orang lain yang menyediakan suatu wadah bagi para pelaku usaha untuk menawarkan barang dan atau jasa untuk 5 diperdagangkan dan sebagai tempat bertemu langsung tanpa tatap muka dengan konsumen. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui Ecommerce bagi pelaku usaha adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah. 2. Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya. 3. Mengurangi keterlambatan dengan mengunakan transfer elektronik / pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek. 4. Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.3 Faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan transaksi melalui e-commerce sebagai berikut: 1. Adanya kemudahan pembelian, hanya mencari-cari barang di depan layar monitor dan internet tanpa harus pergi ke toko, 2. Harga yang ditawarkan cenderung lebih murah, 3. Bisa melihat berbagai produk dan membandingkan dengan produk lain di internet. Dalam suatu transaksi tentunya tidak luput dari suatu resiko. Kemungkinan yang bisa dialami bagi konsumen dalam perdagangan elektronik sebagai berikut : 1. Barang yang dibeli memiliki cacat tersembunyi, 2. Barang tidak dikirim oleh penjual setelah pembeli membayar barang dengan cara transfer bank dan penjual melarikan diri, 3. 3 Barang hilang di jalan pada proses pengiriman, http://www.bppi-medan.depkominfo.go.id/?get=Article&mod=artikel&view=66 6 4. Barang yang dikirim bukan barang yang dijual oleh penjual dan bukan merupakan barang yang disepakati sebelumnya. Usaha untuk mewujudkan perlindungan terhadap konsumen diperlukan adanya keseimbangan antara konsumen dan pelaku usaha, yaitu hak dan kewajiban masing-masing. Konsumen memiliki hak-hak yang harus dilindungi oleh produsen atau pelaku usaha.4 Hasil survey 12 organisasi konsumen dunia, yang diselenggarakan pada akhir tahun 1998 dan awal 1999, menunjukan bahwa factor negative yang timbul dari bentuk perniagaan baru (e-commerce) antara lain adalah: a. Satu dari sepuluh jenis barang yang telah dipesan tidak pernah diterima oleh pembeli; b. Pembeli menunggu waktu yang sangat lama untuk refund; c. Hampir setengah (44%) produk yang telah dipesan ternyata diterima pembeli tanpa disertai dengan bukti pembayaran, hampir 73% pedagang gagal memenuhi kesepakatan kontrak (crucial contract term), lebih dari 25% penjual tidak mencantumkan biaya yang jelas atas jenis barang yang telah dipesan. 5 Dan masih ada terdapat beberapa persoalan yang juga sering dihadapi konsumen seperti : a. b. c. d. non-delivery of goods ordered; long delivery delays; slow reimbursement deposit or ammounts paid; inadequate nature of good delivered; 6 Perkembangan perdagangan elektronik secara negatif dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa perdagangan elektronik melahirkan kekuatran daya tawar yang tidak sejajar antara pelaku usaha dan konsumen. Dalam hal ini konsumen tidak memiliki alat-alat proteksi yang terorganisir dengan baik. 4 Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2002, hal 64. 5 W.A. Purnomo, Konsumen dan Transaksi E-commerce. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. 2000. Hlm. 4. 6 Iman Sjahputra, Problematika Hukum Internet Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta, 2002, hlm. 54-56 7 Persoalan ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa pelaku usaha yang menjual barang atau jasanya secara online kerap mencantumkan kontrak baku, sehingga muncul kekuaran daya tawar yang asimetris (unequal bargaining power). Syarat dan ketentuan yang tercantum dalam kontrak baku hanya ditentukan oleh pelaku usaha sendiri. Mereka menyebar luaskan kontrak model ini kepada calon konsumen melalui website.7 Bahkan aktivitas dunia perbankan melalui internet banking baru-baru ini disontak olah tindakan seseorang bernama Steven Haryanto. Steven dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan internet banking Bank Central Asia (BCA). Dalam merencanakan tindakannya, Steven membeli domaindomain mirip wwwklikbca.com, klikbca.com, clikbca.com, klickbca.com dan klikbac.com. substansi situs-situs plesetan ini pun nyaris sama, kecuali tidak ada security untuk bertransaksi dan adanya formulir akses (login form) palsu. Tujuannya, apabila nasabah BCA salah mengetik situs BCA asli dan masuk perangkap situs plesetan yang by design diciptakan Steven, identitas pengguna (user id) dan nomor identifikasi personal (PIN) dapat direkam Steven. Yang penting dengan memanfaatkan kemungkinan salah ketik nasabah BCA online, Steve harus dapat mencuri data nasabah dengan tujuan criminal. 8 Indikasi-indikasi itu memperjelas bahwa undang-undang yang dapat menjamin keamanan transaksi elektronik harus segera diwujudkan. Seperti diungkap oleh Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Ahmad Ramli, bahwa pihaknya pernah menerima surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris. Dalam surat itu dinyatakan bahwa masyarakat Inggris sering tertipu ketika berbelanja dari website di Indonesia. Ironisnya mereka sudah mengirim uang tetapi belum menerima barang yang dipesan. Adalah tidak mungkin mengatasi persoalan ini tanpa kehadiran undang-undang yang mengatur transaksi perniagaan elektronik. Regulasi tersebut sangat penting 7 Cristina Coteanu, Cyber Cinsumer Law and Unfair Trading Practices, Asgate, London, 2005, op.cit., hlm. Xi. 8 Heru Sutadi. Kejahatan Perbankan Lewat Internet. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Jakarta. 2006. 8 sebagai payung hukum untuk menjerat pelaku kejahatan di bidang teknologi informasi. Ahmad Ramli menambahkan, dibutuhkan hukum baru yang menggunakan pendekatan berbeda dengan hukum yang dibuat berdasarkan batas-batas wilayah. Ruang cyber dapat diibaratkan sebagai suatu tempat yang hanya dibatasi oleh screend dan password. Secara radikal, ruang cyber telah mengubah hubungan antara legally significant (online) phenomena and physical ocation. 9 Forum Jual Beli Kaskus (FJB) merupakan suatu komunitas jual-beli maya terbesar di Indonesia. Pemilik domain Kaskus menyediakan tempat seperti pasar dalam dunia maya untuk mempertemukan penjual dengan pembeli. Di FJB, penjual yang sudah terdaftar sebagai member Kaskus dapat menawarkan barang dagangannya dengan membuat Thread. Kasus yang paling kerap terjadi di FJB kebanyakan adalah penipuan yang dilakukan pihak penjual. Contoh pada kasus seseorang yang memiliki ID Kaskus Agusetia yang melakukan pembelian Processor Kuma X2 7750 dari thread penjualan oleh seseorang yang memiliki ID T-Flash. Pada tanggal 7 April 2009 tepatnya Agusetia melakukan pembelian Procssor Kuma X2 7750 seharga Rp 775.000,- kepada T-Flash. Setelah menyepakati harga dan metode pembayaran, Agusetia melakukan transfer via Bank Mandiri cabang UGM ke rekening milik T-Flash. Tetapi setelah menunggu satu minggu, barang yang sudah diperjanjikan belum juga sampai ke tangan Agusetia dan T-Flash memberikan nomor resi TIKI JNE sebagai bukti pengiriman untuk kembali meyakinkan pembeli. Setelah dicek ke pihak TIKI JNE, nomor resi tersebut tidak ada di database TIKI JNE dan TFlash berarti memberikan nomor resi palsu. Kemudian Agusetia meminta untuk refund dan T-Flash meminta waktu kurang lebih 2 hari untuk mengurusnya. Sampai tenggat waktu yang telah disepakati, TFlash mengaku jika sudah transfer via Phone Banking Mandiri tetapi uang tersebut tidak sampai ke rekening Agusetia, kemudian T-Flash kabur dan tidak dapat dihubungi lagi. 10 9 Ahmad Ramli. Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia. Penerbit PT Refika Aditama Bandung. 2004. Hlm. 21. 10 http://www.kaskus.us/showthread.php?p=90085703#post90085703 9 Atas dasar peristiwa dan uraian tersebut di atas, penulis ingin melakukan penelitian mengenai perlindungan hukum bagi kerugian yang diderita konsumen dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Perdagangan Elektronik Di Forum Jual Beli Kaskus Menurut Pasal 4 Huruf C dan H UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis adalah sebagai tambahan wacana referensi acuan penelitian yang sejenis dari permasalahan yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memajukan perkembangan Ilmu Hukum khususnya 10 dibidang Hukum Perlindungan Konsumen dan Hukum Perdata pada umumnya. Kegunaan praktis adalah untuk memberikan gambaran bagi masyarakat tentang perlindungan hukum terhadap konsumen dalam perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Konsumen 1. Pengertian dan Pengaturan Perlindungan Konsumen Pengertian Perlindungan Konsumen menurut Abdul Halim Barkatulah, yaitu : Setiap orang, pada suatu waktu baik dalam posisi tunggal atau sendiri maupun berkelompok bersama orang lain, dalam keadaan apapun,pasti menjadi konsumen untuk suatu produk atau jasa tertentu.keadaan yang universal ini pada beberapa sisi menunjukan adanya berbagai kelemahan pada konsumen sehingga konsumen tidak mempunyai kedudukan yang “aman”11 Perlindungan konsumen adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu sendiri.12 Dilihat dari sejarahnya, gerakan perlindungan konsumen di Indonesia baru benar-benar di populerkan sekitar 20 tahun lalu, yakni dengan berdirinya suatu lembaga swadaya masyarakat yang bernama Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Setelah YLKI, kemudian muncul beberapa organisasi serupa, antara lain Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) di Semarang yang berdiri sejak Februari 1988 dan pada 1990 bergabung sebagai anggota Consumers International (CI). Di luar itu, dewasa ini cukup banyak 11 Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen kajian teoritis dan perkembangan pemikiran,Bandung, Nusa Media,2008 hal 18 12 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung, PT.Citra Aditya Bakti, 2006, hal 9. 11 12 lembaga swadaya masyarakat serupa yang berorientasi pada kepentingan pelayanan konsumen, seperti Yayasan Lembaga Bina Konsumen Indonesia (YLBKI) di Bandung dan perwakilan YLKI di di berbagai propinsi di Tanah Air.13 Gerakan konsumen di Indonesia, termasuk yang diprakarsai YLKI mencatat prestasi besar setelah naskah akdemik UUPK berhasil dibawa ke DPR. Selanjutnya rancangannya disahkan menjadi undang-undang yakni Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen disebutkan bahwa : Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Dari pengertian tersebut, tampak bahwa pembentuk Undang-Undang mengartikan secara luas mengenai perlindungan konsumen. Jadi dapat disimpulkan : Rumusan pengertian perlindungan konsumen yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum”, diharapkan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang merugikan pelaku usaha hanya demi untuk kepentingan konsumen.14 Selain dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, perlindungan terhadap konsumen juga terdapat di dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sekalipun 13 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi, (Jakarta: Grasindo.2006)hal. 49 14 Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hal 1. 13 peraturan perundang-undangan itu tidak khusus diterbitkan untuk konsumen atau perlindungan konsumen. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam pasal 64 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang berbunyi: Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada saat Undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam undang-undang ini. Tujuan perlindungan konsumen adalah: a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri. b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa. c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen. d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi. e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. f. Meningkatkan kwalitas barang dan atau jasa, yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen. 14 UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada dasarnya bukanlah awal dan akhir dari hukum yang mengatur perlindungan konsumen, sebab sampai pada terbentuknya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ini telah ada beberapa UndangUndang yang materinya melindungi kepentingan konsumen. Penjelasan resmi Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen juga menyatakan bahwa dikemudian hari masih terbuka kemungkinan terbentuknya Undang-undang baru yang pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi konsumen. Dengan demikian, Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen ini merupakan payung yang mengintegrasikan dan memperkuat penegakan hukum di bidang perlindungan konsumen. 2. Konsumen Pengertian konsumen dalam Undang-undang N0. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terdapat dalam Pasal 1 angka (2) yang menentukan bahwa konsumen yaitu setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Shidarta, istilah “pemakai” dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen, tepat digunakan dalam rumusan tersebut, karena sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan sebagai konsumen tidak selalu memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu.15 15 Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi. Grasindo. Jakarta. Op.Cit. hal.6 15 Penjelasan resmi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menentukan: Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lain. Kalimat tidak untuk diperdagangkan dari rumusan pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa konsumen yang dimaksud dalam UU Perlindungan Konsumen adalah konsumen akhir yang artinya tujuan penggunaan barang atau jasa bukan untuk dijual kembali, sehingga mempunyai tujuan yang nonkomersial, seperti untuk kepentingan pribadi atau rumah tangga. Menurut Nasution, berbagai studi yang dilakukan berkaitan dengan perlindungan konsumen telah berhasil membuat batasan mengenai konsumen (akhir) tersebut antara lain : a. Pemakai akhir dari barang, digunakan untuk keperluan sendiri atau orang lain dan tidak untuk diperjualbelikan. b. Pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, bagi keperluan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. c. Setiap orang atau keluarga yang mendapat barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan. 16 Para sarjana mencoba mendefinisikan atau memberikan batasan istilah konsumen sebagai berikut: a. Sinclair memberikan pengertian tentang konsumen yaitu: ”Seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa” atau ”seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”, juga ”sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”.16 b. Kotler mendefinisikan konsumen sebagai berikut: Konsumen adalah individu dan kaum rumah tangga yang melakukan pembelian dengan tujuan penggunaan personal.17 c. AZ. Nasution memberi batasan konsumen adalah: Setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu. 3. Hak dan Kewajiban Konsumen Tatanan yang diciptakan oleh hukum itu baru menjadi kenyataan apabila kepada subyek hukum diberi hak dan dibebani kewajiban. Setiap hubungan hukum yang diciptakan oleh hukum selalu mempunyai dua segi yang isinya disatu pihak hak, sedang di pihak lain diwajibkan. Tidak ada hak tanpa kewajiban, sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak.18 Hak itu memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya, sedangkan kewajiban merupakan pembatasan 16 Suyadi, Dasar-Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto hal.1 17 Ade Maman Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, (Jakarta; Ghalia Indonesia,2002) hal.63 18 Ibid, hal. 19 17 dan beban, sehingga yang menonjol ialah segi aktif dalam hubungan hukum itu, yaitu hak. Istilah “perlindungan konsumen” berkaitan dengan perlindungan hukum. Oleh karena itu, perlindungan konsumen mengandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapatkan perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan terlebih-lebih hak-haknya yang bersifat abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tehadap hak-hak konsumen.19 Hak-hak konsumen terdapat dalam pasal 4 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu : a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa. b. Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan atau jasa yang digunakan. e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. 19 Shidarta, Op Cit, hal 19 upaya 18 g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Secara umum dikenal ada empat hak dasar konsumen, yaitu: 1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety); 2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed); 3. Hak untuk memilih (the right to choose); 4. Hak untuk didengar (the right to he heard).20 Kewajiban konsumen terdapat dalam Pasal 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu : a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa. c. Membayar dengan nilai tukar yang disepakati. d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. 4. Hak Dan Kewajiban Pelaku Usaha Pengertian pelaku Usaha terdapat dalam pasal 1 angka 3 UUPK yakni Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, 20 Loc.cit 19 baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah negara hukum negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersamasama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Yang menjadi hak-hak dari produsen( pelaku usaha) itu menurut pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/jasa yang diperdagangkan; Hak untuk mendapatkan plindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak beritikad baik; Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam didalam penyelsaian hukum konsumen; Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan Hak-hak yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lainya; Tampak bahwa pokok-pokok hak dari produsen/pelaku usaha adalah menerima pebayaran, mendapat perlindungan hukum, melakukan pembelaan diri, rehabilitasi nama baik, dan hak-hak lainya menurut undang-undang. Kewajiban produsen (pelaku usaha) menurut pasal 7 Undangundang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen adalah : a. b. c. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya Memberikan Informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa serta memberi penjelasan pengguna, perbaikann dan pemeliharaan Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar jujur dan tidak diskriminatif 20 d. e. f. g. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang atau jasa yang berlaku Memberikan kesempatan kepada Konsumen untuk menguji/dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas baranf yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan; Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan Memberikan kompensasi, ganti rugi,dan/atau penggantian apabila barang/atau jasa yang diteriama atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Jadi pokok-pokok kewajiban produsen atau pelaku usaha adalah: beritikad baik dalam menjalankan usahanya, memberikan informasi, memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin produknya, memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan memberi kompensasi. B. Perdagangan Elektronik 1. Pengertian dan Pengaturan Perdagangan Elektronik Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan atau jasa melalui system elektronik seperti internet atau televisi maupun jaringan kompurter lainnya. Perdagangan elektronik dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, system manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, 21 perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga $12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011. Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice, mengemukakan bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan penggunanya kini ialah e-commerce. Klasifikasi perdagangan elektronik dibagi menjadi : a. Business to Business (B2B) : perusahaan dengan perusahaan lainnya. b. Business to Consumer (B2C) : perusahaan dengan konsumen. c. Consumer to Business (C2B) : konsumen dengan perusahaan. d. Consumer to Consumer (C2C) : konsumen dengan konsumen 21 PBB melalui UNCITRAL (United Nations Commisions on Trade Law) telah menetapkan model hokum untuk perdagangan elektronik pada tahun 1996 yang kemudian direvisi pada tahun 1998 yang berisi panduan-panduan model hukum untuk menetapkan landasan peraturan otentikasi, perlengkapan dan implikasi pesan elektronik berbasis computer dalam transaksi 21 http://arif.it-kosongsatu.com/?p=84 22 bisnis secara elektronik. UNCITRAL mendefisikan ruang lingkup dari e-commerce sebagai berikut : 22 The term “Commercial” should be given an interpretation so as to cover matters arising from all relationship of a commercial nature whether contractual or not. Relationship of a commercial nature include but are not limited to the following transaction for the supply or exchange of goods or services; commercial representation or agency; factoring; leasing; construction of work; consultation; engineering; licencing; inverstment; financing; banking; insurance; exploitation agreement or concession; carriage of goods or passenger by air, sea, rail or road. Dengan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata ecommerce banyak sekali membuka peluang bisnis, mulai dari pengadaan barang dan jasa, keagenan, leasing, penanaman modal, keuangan, perbankan, asuransi, sampai kepada bidang usaha pengangkutan. Luasnya ruang lingkup bisnis e-commerce akan menjadi suatu jaminan bawa aktifitas dalam e-commerce akan terus berkembang. Tujuan dari aplikasi perdagangan elektronik atau e-commerce adalah : 1. Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser; 2. Menjadikan portal e-commerce tidak sekedar portal belanja, tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, dan sebagainya) 3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah). Dinamis, informative dan komunikatif 22 Baca UNCITRAL, Model Law on E-Commerce, General Assembly Resolution 51/162 of 16 December 1996 23 4. Informasi yang up to date, komunikasi multi arah yang dinamis 5. Model pembayaran (kartu kredit atau transfer)23 Perlu ditekankan bahwa e-commerce adalah rangkaian set dinamis dari suatu teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, jasa dan informasi yang diselenggarakan elektronik.24 Kondisi itu yang menyebabkan jarak bukan lagi menjadi hambatan dalam dunia bisnis. Perkembangan mencolok teknologi internet membuat suatu produk dapat dipasarkan secara global dalam situs web sehingga setiap orang dari seluruh penjuru dunia dapat secara langsung mengakses situs tersebut untuk melakukan transaksi secara online. 2. Dasar Hukum Perdagangan Elektronik Perjanjian transaksi elektronik adalah bentuk perjanjian jual beli yang memiliki kekuatan hukum yang sama dengan perjanjian konvensional. Namun, memiliki karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan perjanjian yang lazim berlaku dalam transaksi jual beli konvensional. Hal ini menggambarkan bahwa dalam e-commerce kesepakatan antara pembeli dan penjual dilakukan secara elektronik. Kondisi itu menyebabkan prinsip-prinsip dalam hukum perjanjian konvensional, seperti syarat sahnya suatu perjanjian harus mengalami perubahan secara mendasar. Tentu saja masalahnya adalah bahwa 23 http://www.myindo.co.id/productservice/20/index.html Pemetaan E-commerce Berbasis Web (Hasil Survei) Direktorat E-Bussines Direktorat Jendral Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006. hlm. 5. 24 24 perjanjian-perjanjian jual beli dalam ranah e-commerce berlangsung dalam pranata clik and point agreement, karena cara ini dianggap satusatunya yang praktis untuk mencapai kesepakatan jual beli dalam transaksi e-commerce. Perjanjian yang dibuat secara online adalah faktor penting dalam perdagangan elektronik. Perjanjian model ini menggunakan data digital sebagai pengganti kertas dan data digital itu berfungsi sebagai media dari perjanjian online. Salah satu keuntungan dari perjanjian online adalah meningkatkan skala efisiensi terutama bagi perusahaan-perusahaan dan perorangan yang menjalankan aktivitas bisnis secara global. Keuntungan dari perjanjian online terbukti oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusaan yang menjalankan aktivitasnya di internet dapat secara mudah membuat suatu perjanjian dengan mitra bisnisnya. Kenyataan juga membuktikan bahwa mereka dapat membuat perjanjian dalam kuantitas yang terus meningkat dan memberi kesempatan yang luas untuk menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dari seluruh penjuru dunia. Kemajuan pesat model perjanjian online sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan spektakuler teknologi informasi yang memungkinkan suatu perjanjian dibuat tanpa pertemuan fisik para pihak, seperti yang lazim terjadi dalam praktik perjanjian konvensional. Satu-satunya keluhan yang paling meluas dari perjanjian online mungkin adalah yang disebabkan oleh pertanyaan-pertanyaan teoritis tentang sejak kapa perjanjian itu mengikat para pihak. Kenyataannya, bahwa perjanjian online itu juga sering 25 menimbulkan posisi tawar yang tidak sejajar antara pelaku usaha dan konsumen yang melakukan transaksi di internet. Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata ialah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih Perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.25 Menurut R. Wirjono Prodjodikoro, mengatakan bahwa: Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut janji itu.26 Pasal 1319 KUH Perdata menentukan dua kelompok perjanjian, yaitu 1. Perjanjian bernama nominaat contracten, disebut demikian karena merupakan perjanjian yang diberi nama dan pengaturan secara khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian jual beli, sewa menyewa dan lain-lain. 2. Perjanjian tak bernama atau innominaat contracten, disebut demikian karena merupakan perjanjian yang belum mempunyai nama tertentu dan belum diatur secara khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian sewa beli, perjanjian kerjasama dan lain sebagainya. 25 Subekti, Aneka Perjanjian, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 1. Prodjodikoro, R.Wirjono, Azas-Azas Perjanjian, Penerbit Sumur Bandung : Bandung, 1991, hlm. 11. 26 26 Salah satu perjanjian bernama ialah perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang menentukan bahwa: perjanjian jual beli ialah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung, melainkan transaksi dilakukan melalui media internet/secara elektronik. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, sistem hukum Indonesia menganut tradisi hukum Eropa Kontinental. Tentu saja, yang paling banyak menerima perembesan tradisi itu antara lain adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), yang secara limitatif juga menganut asas kebebasan berkontrak. Para ahli hukum juga sering mengatakan bahwa untuk menempatkan hukum perjanjian Indonesia pada posisi yang tepat di dalam Hukum Perdata Indonesia, hendaknya perlu dipahami ajaran umum hukum perikatan seperti yang termaktub dalam KUHP buku III dan buku IV.27 Perjanjian adalah sah apabila memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata. Menurut ketentuan ini, syarat sahnya suatu perjanjian adalah: a. b. c. d. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; Suatu hal tertentu; Suatu sebab yang halal Subekti menegaskan bahwa perjumpaan kehendak (konsensus) diukur dengan pernyataan-pernyataan yang secara timbal balik telah dinyatakan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan timbal balik itu, dianggap bahwa sudah dilahirkan suatu 27 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Penerbit PT Alumni, Badung, 1994. hlm. 1. 27 kesepakatan yang sekaligus melahirkan perjanjian yang mengikat seperti undang-undang.28 Kesepakatan berarti adanya persesuaian kehendak dari para pihak yang membuat perjanjian, sehingga dalam melakukan suatu perjanjian tidak boleh ada paksaan, kekhilapan dan penipuan. Suatu sebab yang sah, berarti perjanjian yang di buat harus dilakukan berdasarkan itikad baik. Berdasarkan Pasal 1335 KUH Perdata, suatu perjanjian tanpa sebab tidak mempunyai kekuatan. Sebab dalam hal ini adalah tujuan dibuatnya sebuah perjanjian. Yang juga penting adalah syarat kedua, yaitu kecakapan para pihak. Karena dalam transaksi e-commerce para pihak tidak bertemu secara langsung. Berdasarkan Pasal 1330 KUHPerdata tentang kedewasaan, ketentuan ini menyebabkan unsur kecakapan dalam transaksi e-commerce akan menjadi suatu persoalan tersendiri karena seringkali para pihak tidak mengetahui kecakapan lawan kontraknya termasuk umur atau kedewasaan.29 Dengan kata lain, suatu perjanjian yang dibuat secara online dapat batal demi hukum jika terbukti salah satu pihak tidak cakap atau belum dewasa. Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung, melainkan transaksi dilakukan melalui media internet/secara elektronik. Dalam kontrak jual beli para pelaku yang terkait 28 Subekti, Aneka Perjanjian, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hlm. 7. Ahmad Ramli, Cyber Law & HaKI dalam Sistem Hukum Indonesia, Penerbit Refika Aditama, Bandung, 2004, hlm. 36. 29 28 didalamnya yaitu penjual atau pelaku usaha dan pembeli yang berkedudukan sebagai konsumen memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Untuk membantu terpenuhinya syarat kecakapan seperti yang termaktub dalam Pasal 1320 KUHPerdata, fungsi sertifikat digital menjadi sangat penting, karena sertifikat ini akan menghubungkan antara public key value dengan identitas seseorang, badan hukum, atau dengan sebuat alat/perangkat. Yang terpenting sertifikat digital dapat mengidentifikasi kecakapan seseorang, badan hukum, ataupun perangkat yang digunakan. Dari sertifikat digital itu, identitas masing-masing pihak serta kecakapannya dapat diketahui. Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujui DPR dan disahkan Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 25 Maret 2008 menjadi Undang- Undang ITE. UU inimenjadi cyber law pertama di Indonesia. Isinya cukup luas. Banyak hal diatur disini yang amat penting bagi pelaku bisnis di dunia maya. Untuk Transaksi Elektronik dimuat dalam Bab V Pasal 17 hingga Pasal 22. Ahmad Ramli mengatakan bahwa semua transaksi e-commerce yag memenuhi syarat Pasal 1320 diakui sebagai perjanjian yang mengikat para pihak, 30 sehingga ketentuan Pasal 18 ayat (1) UU ITE menegaskan Transaksi Elektronik yang dituangkan dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak. 30 Ahmad Ramli, ibid., hlm. 36. 29 Transaksi Elektronik tidak lagi membedakan tanda tangan yang diimbuhkan di atas kertas, dengan tanda tangan yang dibuat secara elektronik. Kedua jenis dokumen ini diasumsikan sama, sehingga tidak ada urgensi untuk melakukan perubahan atas hukum yang mengatur dokumen berbasis kertas dan dokumen berbasis elektronik. Pengaturan tentang Tanda Tangan Elektronik dijelaskan pada Pasal 11 ayat (1) UU ITE yang berbunyi : Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan; b. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan; c. Segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; d. Segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; e. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan f. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait. Undang-Undang ini memberikan pengakuan secara tegas bahwa meskipun hanya merupakan suatu kode, Tanda Tangan Elektronik memiliki kedudukan yang sama dengan tanda tangan manual pada umumnya yang memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum. Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini merupakan persyaratan minimum yang harus dipenuhi dalam setiap Tanda Tangan Elektronik. Ketentuan ini membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siapa pun untuk 30 mengembangkan metode, teknik, atau proses pembuatan Tanda Tangan Elektronik. Penting dicatat, bahwa pada prinsipnya tanda tangan elektronik bukan suatu tanda tangan yang seperti dikenal pada saat ini dan dikonversi ke dalam bentuk elektronik. Tanda tangan elektronik menggunakan cara yang yang berbeda agar dapat menandai suatu dokumen atau data. Tujuannya agar dokumen atau data yang dikirim secara elektronik dapat mengidentifikasi jati diri pengirim dan memastikan bahwa keutuhan dokumen tersebut tidak akan mengalami perubahan selama proses transmisi komunikasi. Oleh karena itu, tanda tangan elektronik didasarkan pada substansi pesan dan status subyek yang disertakan. Untuk menjamin keaslian tanda tangan elektronik membutuhkan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Certification Authority untuk memastikan hubungan antara tanda tangan elektronik dengan pemilik tanda tangan dan memberi informasi yang jelas mengenai metode yang digunakan untuk mengidentifikasi penanda tangan. Untuk pengamanan tanda tangan elektronik tertulis dalam pasal 12 ayat (2) sebagai berikut : a. Sistem tidak dapat diakses oleh Orang lain yang tidak berhak; b. Penanda Tangan harus menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menghindari penggunaan secara tidak sah terhadap data terkait pembuatan Tanda Tangan Elektronik; c. Penanda Tangan harus tanpa menunda-nunda, menggunakan cara yang dianjurkan oleh penyelenggara Tanda Tangan Elektronik ataupun cara lain yang layak dan sepatutnya harus segera memberitahukan kepada seseorang yang oleh Penanda Tangan dianggap memercayai Tanda Tangan Elektronik atau kepada pihak pendukung layanan Tanda Tangan Elektronik jika: 31 1) Penanda Tangan mengetahui bahwa data pembuatan Tanda Tangan Elektronik telah dibobol; atau 2) Keadaan yang diketahui oleh Penanda Tangan dapat menimbulkan risiko yang berarti, kemungkinan akibat bobolnya data pembuatan Tanda Tangan Elektronik; d. Dalam hal Sertifikat Elektronik digunakan untuk mendukung Tanda Tangan Elektronik, Penanda Tangan harus memastikan kebenaran dan keutuhan semua informasi yang terkait dengan Sertifikat Elektronik tersebut. 3. Perlindungan Konsumen dalam Perdagangan Elektronik Faktor terpenting yang mendorong lahirnya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah tingginya derajat pelanggaran hak konsumen dalam dasawarsa sebelumnya. Berbagai pelanggaran ini menjadi sangat intensif pada awal tahun 1970 hingga tahun 1998. Hal ini disebabkan banyak pelaku usaha menikmati kebijakan politik hukum yang digariskan dalam pola pembangunan jangka panjang. Pemerintah Orde Baru pada waktu itu tetap menyokong pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan pembangunan di segala sector. Ini rupanya menjadi alasan utama mengapa pemerintah berupaya mengurangi tekanan besar atas penurunan skala produktivitas industriindustri yang diarahkan untuk mengisi kebutuhan pembangunan jangka panjang 25 tahun. Dalam periode tersebut, pelaku usaha yang pada umumnya konglomerat sering mengurangi produksi untuk menahan harga. Akibat dari politik ekonomi, masyarakat konsumen dirugikan karena tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kondisi pasar yang seperti itu 32 (pasar bebas), nasib masyarakat tergantung kepada hasil manipulasi para pelaku usaha. Manipulasi inilah yang disebut dengan monopoli. Faktor inilah yang antara lain membuat kehadiran UU Perlindungan Konsumen membutuhkan waktu tidak kurang dari 25 tahun. Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah instrumen hukum yang efektif melindungi konsumen, tetapu perlindungan tersebut sangat terbatas, karena undang-undang ini hanya berlaku terhadap subyek hukum yang berdomisili dalam yuridiksi hukum Indonesia. Kenyataannya, liberalisasi perdagangan melahirkan konsekuensi berupa aktivitas bisnis yang dapat diselenggarakan melalui komunikasi jarak jauh sehingga aktivitas bisnis semacam ini memungkinkan konsumen melakukan transaksi elektronik dengan memanfaatkan terknologi komunikasi seperti internet dan telepon. Memasuki era modern teknologi informasi ini, resiko yang menghadang konsumen jauh lebih besar daripada periode tradisional sebelumnya. Perubahan cepat di bidang teknologi informasi membuat sistem distribusi berlangsung dalam kecepatan spektakuler dan lintas Negara. Akibatnya mungkin saja secara fisik konsumen tidak dapat mengenal produsen, karena mereka bermukim di Negara-negara yang berbeda. Dengan realitas semacam itu, terlihat jelas bahwa hukum perlindungan konsumen terkait erat dengan internasionalisasi perdagangan yang berlangsung dalam aktivitas perekonomian suatu Negara. Yang paling penting, masalah-masalah praktis yang muncul dalam kompetisi 33 perdagangan internasional dapat membawa implikasi negative bagi konsumen. Bentuk transaksi baru antara konsumen dengan pelaku usaha melalui media internet adalah transaksi pasar yang sangat potensial, karena konsumen dapat melakukan transaksi dengan distributor atau produsen (pelaku usaha) di seluruh dunia dapat dilakukannya dengan biaya yang relatif rendah. Masalahnya, Pasal 1 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen mendefinisikan kata ‘perlindungan konsumen’ dalam pengertiannya yang limitatif, karena ketentuan ini hanya menyebutkan bahwa perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi ‘perlindungan perlindungan konsumen’ perlu konsumen. Tasfiran atas makna diperluas sehingga ‘perlindungan konsumen’ menyangkut seluruh aspek ‘perlindungan konsumen yang melakukan transaksi secara elektronik’. Ahmad Ramli berpendapat bahwa perlu kontinuitas implementasi terkait dengan pengertian perlindungan konsumen dalam UUPK, karena saat ini terdapat konsumen yang sering melakukan transaksi secara online dengan menggunakan media internet.31 Langkah penting yang harus ditempuh untuk melindungi konsumen e-commerce adalah eksistensi prosedur penyelesaian sengketa online (online dispute resolution). Eksistensi prosedur ODR dalam sistem hukum sangat mempengaruhi kekuatan elemen proteksi konsumen yang melakukan transaksi secara online. Untuk itu, konsumen harus dapat 31 Ahmad M. Ramli, Keterkaitan Teknologi Informasi dan Perkembangan Siber dengan Instrumen Hukum Nasional, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia. Refika Aditama. 2004. 34 mengakses informasi yang jelas dan benar ODR termasuk mekanisme maupun prosedur nya. Patut digarisbawahi, bahwa penyebab utama muncunya kekuatan daya tawar pelaku usaha dan konsumen yang tidak sejajar karena rendahnya kemampuan teknikal konsumen, minimnya pemahaman mereka tentang teknologi informasi dan yang paling mengkhawatirkan adalah banyaknya konsumen yang tidak mengetahui keberadaan hukum yang mengatur prosedur ODR. Akibatnya konsumen sering tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan persoalan hukum yang mereka hadapi. Menyadari hal ini, sudah sepatutnya konsumen diberi informasi yang jelas dan lengkap tentang keberadaan ODR dalam sistem hukum Indonesia. Berdasar dari kebutuhan hokum Indonesia dalam menghadapi permasalahan ini, dengan melihat Pasal 64 Ketentuan Peralihan UU No. 8 Tahun 1999 yang berbunyi : “Segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada saat Undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus dan/atau tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undangundang ini.” Atas dasar ketentuan peralihan tersebut makan diberlakukanlah UndangUndang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik besar sekali pengaruhnya terhadap keamanan transaksi elektronik. Yang terpenting adalah undang-undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum baik yang berada di 35 dalam wilayah Indonesia maupun yang berada di luar Indonesia, yang memiliki akibat hukum di Indonesia. Hal itu menandakan bahwa prosedur ODR secara limitative juga diatur dalam undang-undang ini seperti disebut dalam Pasal 2 UU ITE yang secara eksplisit menyebutkan bahwa undangundang ini berlaku untuk setiap perbuatan subjek hukum yang menimbulkan implikasi hukum di Indonesia. Pasal 18 ayat (1) UU ITE mengatakan bahwa Transaksi Elektronik yang dituangkan kedalam kontrak elektronik mengikat para pihak. Sangat mungkin bahwa kontrak elektronik berakhir pada suatu sengketa hukum yang dihadapi oleh para pihak dalam perjanjian elektronik. Karena itu bunyi Pasal 8 ayat (2) mengatakan para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang dibuatnya. Akan tetapi, jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam transaksi internasional yang dibuatnya itu, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik menegaskan bahwa para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian yang mungkin timbul dari transaksi elektronik internasional yang dibuatnya seperti tertera dalam Pasal 18 ayat (4). Ketentuan ini cenderung menunjukan bahwa konsumen harus benar-benar mencermati apakah kontrak internasional yang akan disepakati sudah menetapkan forum pengadilan, arbitrase ataupun lembaga penyelesaian sengketa alternatif. 36 Karena forum-forum inilah yang nantinya muncul sebagai ruang kekuatan utama untuk menyelesaikan sengketa konsumen dan pelaku usaha. Sebaliknya, konsumen harus lebih hati-hati jika kontrak internasional tidak mencantumkan alternatif forum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa yang mungkin timbul dari transaksi elektronik. Dalam UU ITE jelas dikonsepsikan bahwa perjanjian yang dibuat secara elektronik dalam transaksi e-commerce harus memiliki kekuatan hukum yang sama dengan perjanjian konvensional. Ini kemudian menunjukan , perjanjian elektronik harus mengikat para pihak. Persamaan itu membawa akibat hukum yang nyata, bahwa para pihak juga memiliki kebebasan untuk memilih hukum yang berlaku atas transaksi elektronik yang bersifat internasional. Oleh karena itu, para pihak jelas memiliki kewenangan untuk menentukan forum penyelesaian sengketa. Meskipun secara resmi potensi perbuatan pelaku usaha yang merugikan konsumen online telah dibatasi secara ketat dalam UU ITE, usaha-usaha untuk mengadakan perlindungan konsumen yang membeli produk barang dan jasa secara online tidak cukup jika hanya bersandar pada satu undang-undang saja. Bagaimanapun persoalan terpenting dari aktivitas e-commerce adalah bagaimana meningkatkan pemasaran produk barang dan jasa melalui media internet. Inilah yang sering disebut pemasaran secara online yang dapat menjangkau seluruh penjuru dunia. Luasnya cakupan aktivitas e-commerce jelas membutuhkan pengaturan 37 dari banyak sumber hukum. Ini juga menunjukan bahwa sistem pengaturan itu harus dapat menjangkau seluruh yuridiksi. Mengenai perlindungan konsumen e-commerce, bahwa konsumen harus memperoleh informasi yang jelas sebelum transaksi berlangsung. Mereka menyebut hal ini dengan pre-purchase information yang harus diberikan oleh pelaku usaha atau pihak ketiga independen yang terpercaya. Informasi pra transaksi ini memperoleh bentuknya yang lebih jelas apabila ada pihak ketiga yang secara resmi mengakui bahwa produk-produk jasa dan barag yang dipasarkan secara online memang layak dikonsumsi oleh konsumen. Jelas, usaha untuk melindungi konsumen yang melakukan transaksi secara elektronik tidak cukup jika hanya lewat kebijakan legislasi saja. Beberapa ahli hukum percaya, bahwa kebijakan proteksi konsumen ecommerce harus juga diorganisir secara kelembagaan. Pendapat itulah yang menyebabkan Singapura membentuk lembaga Skema Akreditasi CaseTrust. Yang paling penting, kehadiran CaseTrust dapat mengikis proporsi monopolis pelaku usaha yang selama ini dinikmati oleh mereka. Kehadiran lembaga itu merupakan pagar yang kuat untuk melawan potensi praktik-ptaktik usaha yang sering merugikan konsumen. Ini kemudian menunjukan bahwa pelaku usaha dan konsumen harus mempersiapkan diri masuk ke dalam rezim praktik-praktik usaha yang lebih baik (fair trading). Perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik punya arti penting yang lebih luas dan lebih besar. Seperti disebut secara jelas dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 38 29/PER/M.KOMINFO/11/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority (CA) : bahwa untuk memberi kepastian hukum dan melindungi para pihak yang melakukan transaksi elektronik diperlukan sistem pengamanan. 32 Persoalan keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek terpenting dalam suatu sistem informasi. Hal ini terkait dengan betapa pentingnya informasi yang dikirim dan diterima oleh orang yang berkepentingan. Informasi ini tidak berguna lagi apabila ditengah jalan informasi itu disadap atau dibajak orang lain yang tidak berhak. Karena itu, pengamanan dalam sistem informasi adalah isu yang hangat dibicarakan ahli hukum teknologi informasi ketika model transaksi scara elektronik mulai diperkenalkan. Tanpa sistem pengamanan yang ketat dan canggih, perkembangan teknologi informasi tidak dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat. Oleh karena itu harus ada lembaga yang memiliki otoritas untuk menyelenggarakan Certification Authority. Fakta menunjukan bahwa perubahan pesan-pesan elektronik dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa terdeteksi, sehingga resiko atas manipulasi pesan elektronik yang dikirim sangat tinggi. Tingginya derajat manipulasi dalam transaksi elektronik inilah yang mendorong Departemen Komunikasi dan Informatika membentuk lembaga Certification Authority. Lembaga ini secara otoritatif akan menerbitkan Digital Certificate yang digunakan para 32 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 29/PER/M.KOMINFO/11/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraaan Certification Authority (CA) di Indonesia 39 pihak untuk menyatakan identitasnya dalam melakukan transaksi elektronik.33 E-commerce saat ini sudah bersifat global maka pengakuan hukum secara tidak langsung atas komponen seperti Certification Authority lintas domain sepertinya akan mengikuti lintas batas internasional. Pengakuan tidak langsung ini menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai kepentingan internasional bagi Certification Authority seperti : a) Sampai dimana Certification Authority asing dapat menyelenggarakan authority services bagi pelanggan domestic/local tanpa menjadi lembaga yang didirikan secara local sebelumnya, dengan berasumsi bahwa standard an prosedur yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh Certification Authority domestic/local. b) Apakah sertifikat yang diterbitkan oleh Certification Authority asing dapat diakui mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan yang diterbitkan oleh Certification Authority domestic. Dengan asumsi bahwa Certification Authority asing menyelenggarakan sertifikasi dengan tingkat reability yang sama dan dapatkah sertifikat diterbitkan oleh Certification Authority yang telah diakui dan dijamin oleh Certification Authority lokal, digunakan dengan kekuatan yang sama dengan sertifikat yang diterbitkan oleh Certification Authority lokal. c) Apakah digital signature yang telah diverifikasi dengan mengacu kepada sertifikat yang diterbitkan oleh Certification Authority asing mempunyai akibat hukum di wilayah hukum domestic, dengan asumsi bahwa sertifikat tersebut dibuat sesuai dengan tujuannya. d) Apakah tanda tangan elektronik yang dibuat menurut hukum yang berlaku di Negara asing dapat diakui sama secara hukum dengan tanda tangan yang dibuat sesuai dengan hukum domestik 33 Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di Indonesia. Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia hlm. 2. 40 suatu Negara, dengan asumsi bahwa hukum di negara asing itu sejalan dengan hukum domestik.34 Cara kerja Certification Authority adalah sebagai berikut : Certificate for S’s public key Signed by R Root Certification Authority R Intermediate Certification Authority S Root Certification Authority’s public key is distributed by independent reliable means to relying party Intermediate certification authority T Certification for T’s public key signed by S Certificate for U’s public key signed by T End User Subscriber U (Sumber : Michael S. Baum and Warwick Ford, Public Key Infrastructure Interoperation) Pada tahap pertama penggunaan internet (end user – U) mendaftarkan tanda tangan digitalnya kepada Intermediate Certification 34 Asril Sitompul, S.H. Pengenalan Mengenai Masalah Hukum di Cyberspace. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. 2004. hlm. 50. 41 Authority (T). T menerbitkan sertifikat yang menjamin keabsahan tanda tangan U. Kemudian T mendaftarkan sertifikat tersebut ke Intermediate Certification Authority (S), S menerbitkan sertifikat atas sertifikat yang diterbitkan oleh T, kemudian S mendaftarkan sertifikat tersebut ke Root Certification Authority (R), dan R menerbitkan pubic key atas seluruh tanda tangan digital yang dijaminnya. Public key ini didistribusikan melalui lembaga independen yang dapat dipercaya. Di Indonesia, keberadaan lembaga ini sudah ditegaskan dalam Pasal 10 ayat (1) UU ITE yang mengatakan bahwa setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. Menurut penjelasan Pasal 10 ayat (1) UU ITE, Sertifikasi Keandalan dimaksudkan sebagai bukti bahwa pelaku usaha yang melakukan perdagangan secara elektronik layak berusaha setelah melalui penilaian dan audit dari badan yang berwenang. Bukti telah dilakukan Sertifikasi Keandalan ditunjukan dengan adanya logo sertifikasi berupa trust mark pada halaman (home page) pelaku usaha tersebut. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di Indonesia secara jelas dikatakan bahwa Certification Authority memiliki fungsi sebagai berikut:35 a) Memfasilitasi transaksi elektronik antara pihak Pertama dan Kedua melalui penerbitan Sertifikat Digital yang berisi kunci publik dan konfirmasi terhadap identitas pemegang kunci publik atau pelanggan; 35 Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority (CA) di Indonesia, Departemen Komunikasi dan Informatika RI, 2007, hlm. 5. 42 b) Memberikan otentifikasi terhadap kunci publik para pihak yang melakukan transaksi elektronik; c) Memastikan identitas dan status subyek hukum penandatangan selama masa berlakunya tanda tangan digital. Tanda tangan digital ini memiliki kekuatan yang sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Data pembuatan tanda tangan terkait hanya kepada penandatangan saja (pemilik public key); 2) Data pembuatan tanda tangan digital pada saat proses penandatanganan hanya berada dalam kuasa penandatangan; 3) Segala perubahan terhadap tanda tangan digital yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; 4) Segala perubahan terhadap informasi elektronik yang terkait degan tanda tangan digital tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; 5) Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk megidentifikasi siapa penandatangannya; 6) Terdapat cara tertentu untuk menunjukan bahwa penandatangan telah memberikan persetujuan terhadap informasi elektronik yang terkait dengan tanda tangan digital; d) Melakukan verifikasi, pemeriksaan dan pembuktian identitas pengguna dan pelanggan serta mensahkan pasangan kunci publik dengan identitas pemiliknya e) Administratif mencakup registrasi, otentifikasi fisik, pembuatan dan pengelolaan kunci, pengelolaan dan pembekuan Surat Digital; f) Menyediakan directory tentang status Surat Digital yang diterbitkannya; g) Dapat dilengkapi dengan lembaga pelaksanaan registrasi yang menjalankan fungsi administratif; h) Dapat mendelegasikan fungsi registrasi dan publikasi kepada sebuah Otoritas Registrasi dan Penyedia Jasa Repository (tempat untuk menyimpan dan mengumumkan Surat Digital yang diakses oleh publik), tetapi tanggung jawab tetap berada pada Certification Authority. Uraian fungsi Certification Authority seperti termaktub dalam Pedoman Penyelenggaraan Certification Authority di Indonesia memperlihatkan bahwa Certification Authority harus melaksanakan fungsi pelayanannya dengan cara yang sangat terpercaya. Hal ini merupakan 43 faktor fundamental untuk menjaga integritas sertifikasi dan proses pembuatan tanda tangan digital, sehingga kualitas pelayanan otoritas sertifikasi yang diberikan Certification Authority akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar tingkat kepercayaan publik atas pelayanan sertifikasi yang dijalankan oleh lembaga tersebut. Lebih penting lagi, otoritas sertifikasi yang diselenggarakan Certification Authority akan mendorong tingginya tingkat keamanan dalam proses transaksi perdagangan secara elektronik. Oleh karena itu, struktur organisasi dan operasional karena produk-produk Certification Authority memiliki bobot pembuktian. 4. Forum Jual Beli Kaskus Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar Indonesia yang diprakarsai oleh oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di suatu perguruan tinggi di Seattle, Amerika Serikat untuk memenuhi tugas kuliah mereka. Andrew Darwis, Ronald Stephanus, dan Budi Dharmawan pada awalnya mengembangkan situs forum komunitas maya ini bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk mengentaskan dahaga mahasiswa Indonesia di luar negeri akan kampung halaman melalui berita-berita Indonesia. Nama "Kaskus" sendiri merupakan singkatan dari kata “Kasak Kusuk”. Situs www.kaskus.us pada saat ini dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia. Anggotanya, yang pada saat ini berjumlah lebih dari 2.000.000 member, tidak hanya berdomisili dari Indonesia namun tersebar juga hingga negara lainnya. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan 44 remaja hingga orang dewasa dan dikunjungi sedikitnya oleh 600.000 orang, dengan jumlah pageviews melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 200 juta post. Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.36 Sebelum UU ITE diberlakukan, Kaskus memiliki dua forum kontroversial, BB17 dan Fight Club. BB17 (kependekan dari buka-bukaan 17 tahun) adalah sebuah forum khusus dewasa dimana pengguna dapat berbagi baik gambar maupun cerita dewasa. Sementara itu, Fight Club adalah forum yang dikhususkan sebagai tempat berdebat yang benar-benar bebas tanpa dikontrol. Seringkali masalah yang diperdebatkan berkaitan dengan SARA. Penghinaan terhadap suku dan agama lazim terjadi. Setelah diberlakukannya UU ITE, Kaskus segera menutup BB17 karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi pornografi. Fight Club diubah namanya menjadi Debate Club. Fight Club dan Debate Club pada dasarnya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat untuk berdebat, hanya saja kontrol di Debate Club diperketat. Setiap thread baru yang dibuat user terlebih dahulu disensor oleh moderator. Bila dianggap tidak layak dan membahas SARA, maka thread itu akan dihapus. 36 http://www.alexa.com/siteinfo/kaskus.us 45 Untuk menghapus citra negatif Kaskus sebagai media underground dan situs porno, Kaskus mengubah tampilannya pada tanggal 17 Agustus 2008. Tampilan baru kaskus dibuat penuh warna. Selain itu, Kaskus juga menambahkan fitur-fitur baru seperti blog dan Kaskus WAP. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan yuridis normatif, Konsep ini memandang hukum sebagai norma-norma yang tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau pejabat yang berwenang dan konsep yang melihat hukum sebagai sistem normatif yang otonom, tertutup dan terlepas dari kehidupan dan mengabaikan norma lain selain norma hukum.37 B. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang hanya menggambarkan obyek atau masalah yang akan diteliti, dalam hal ini yaitu perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan elektronik (e-commerce) yang menggunakan Forum Jual Beli Kaskus sebagai tempat bertemu tanpa tatap muka. C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor PT Darta Media Indonesia selaku pemilik domain Kaskus, Jl. Melawai X No. 3-5 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan Pusat Informasi Ilmiah (PII) Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman. 37 Ronny, Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Alumni, 1988, halaman 13. 46 47 D. Sumber Data 1. Data Sekunder Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan, dokumen resmi, dan buku-buku literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian. Dari data sekunder tersebut akan dibagi dan diuraikan ke dalam tiga bagian yaitu:38 a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat, terdiri dari: 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, meliputi hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, buku-buku literatur, karya ilmiah dari para sarjana dan dokumen resmi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti. c. Bahan Hukum Tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, terdiri dari: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum dan Kamus Ilmiah Populer. 38 Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta, CV Rajawali, 1985, halaman 14-15. 48 2. Data Primer Data primer berupa keterangan-keterangan dari pemilik domain Forum Jual Beli Kaskus, staff yang bidang kerjanya berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan pihak-pihak yang sering melakukan perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus. E. Metode Pengumpulan Data a. Data sekunder Data Sekunder diperoleh dengan cara inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan, buku-buku, hasil penelitian sebelumnya dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan yang selanjutnya di pelajari sebagai pedoman untuk penyusunan data. b. Data Primer Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis juga diperoleh data primer yang berfungsi sebagai pelengkap atau pendukung data sekunder. Data primer berupa keterangan-keterangan/hasil wawancara dengan pemilik domain (Admin), officer, dan moderator Forum Jual Beli Kaskus tentang hal yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. F. Metode Penyajian Data Data yang berupa bahan-bahan hukum yang telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk teks naratif, uraian-uraian yang disusun secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan 49 pokok permasalahan yang diteliti sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. G. Metode Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis secara normatif kulitatif, yaitu dengan menjabarkan data yang diperoleh berdasarkan norma-norma hukum atau kaidah yang relevan dengan pokok permasalahan. Kualitatif dimaksudkan analisis data yang bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan informasi-informasi dari responden.39 39 Ronny, Hanitijo Soemitro, Op.cit, halaman 98. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Perdagangan Elektronik di Forum Jual Beli Kaskus (FJB) 1.1. Pihak-Pihak dalam Forum Jual Beli Kaskus 1.1.1. Pemilik domain Forum Jual Beli Kaskus (Admin) Pemilik domain Forum Jual Beli Kaskus adalah orang yang berhak atas nama domain www.kaskus.us, yang menyediakan sarana Market Place sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli di dunia maya. Admin bertanggung-jawab atas kerahasiaan data orang yang terdaftar sebagai user dalam Forum Jual Beli Kaskus. 1.1.2. Penjual Penjual adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang menjual barang atau jasa dengan membuat thread/Lapak jual beli di FJB. 1.1.3. Pembeli Pembeli adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang bertransaksi dengan penjual di dalam thread/lapak penjual tersebut untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. 1.1.4. Moderator Moderator adalah user Kaskus yang ditunjuk langsung oleh Pemilik domain Kaskus untuk mengawasi jalannya Forum Jual 50 51 Beli Kaskus. Moderator berwenang untuk menjatuhkan sanksi kepada user jika terbukti user melakukan pelanggaran. 1.2. Obyek Jual Beli Jenis barang atau jasa yang dijual dikategorikan menjadi beberapa jenis Sub-Forum untuk memudahkan user Kaskus untuk mencari barang yang diinginkannya. Kategori tersebut adalah : 1.2.1. Antik 1.2.2. Art & Design 1.2.3. Baby & Kids Stuff 1.2.4. Bisnis, Industry & Supplier 1.2.5. Buku 1.2.6. Camera & Aksesoris 1.2.7. CD & DVD Collectibles 1.2.8. Computer 1.2.9. Elektronik 1.2.10. Face & Body Care 1.2.11. Fashion & Mode 1.2.12. Flora & Fauna 1.2.13. Food, Drink & Medicine 1.2.14. Furniture 1.2.15. Handphone & PDA 1.2.16. Hardware & Tools 1.2.17. Kerajinan Tangan 1.2.18. Musical Instrument 1.2.19. Otomotif 1.2.20. Peralatan Kantor 1.2.21. Peralatan Rumah Tangga 1.2.22. Perhiasan & Jam Tangan 1.2.23. Property 1.2.24. Services 1.2.25. Sports Equipment 1.2.26. Ticket Event 1.2.27. Tour & Travel 1.2.28. Toys & Hobbies 1.2.29. Web Hosting & Services 1.2.30. Video Games 52 2. Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus 2.1. Peraturan Kaskus Kaskus (http://www.kaskus.us atau http://www.kaskus.com) sebagai komunitas terbesar Indonesia di internet adalah adalah situs Forum yang bebas namun bertanggung jawab. Peraturan dan Disclaimer berikut di bawah ini berlaku pada dan mengatur seluruh forum diskusi yang terdapat di situs Kaskus. Mohon dibaca dengan teliti sebelum Anda mendaftarkan diri dan berpartisipasi pada forum di Kaskus. Dengan mengakses situs Kaskus dan bergabung di Kaskus maka Anda menyatakan bahwa Anda setuju untuk mematuhi peraturan-peraturan di bawah ini: 1. Anggota situs dan pengunjung bertanggung jawab secara pribadi dan penuh atas konten/materi yang ditulis dan diterbitkan oleh mereka, dan Anda setuju untuk membebaskan serta tidak membebani forum ini beserta para pengelola termasuk administrator, moderator dan pemiliknya atas segala klaim yang terjadi yang disebabkan oleh pesan yang Anda terbitkan di forum. Kaskus berhak untuk menerbitkan segala informasi yang kami miliki tentang diri Anda pada saat terjadi keluhan dan permasalahan hukum yang disebabkan oleh pesan apapun yang Anda terbitkan. Harap diperhatikan bahwa seluruh alamat IP akan direkam untuk semua pesan yang diterbitkan. 2. Kaskus tidak dapat dituntut untuk segala pernyataan, kekeliruan, ketidaktepatan atau kekurangan pada segala konten yang dikirim oleh anggota situs atau pengunjung pada forum-forum di Kaskus. Kaskus tidak bertanggung jawab atas ketepatan isi informasi dari peserta forum manapun, dan tidak akan mempunyai tanggung jawab hukum untuk hasil diskusi di forum. 3. Apabila Anda berpartisipasi pada forum di situs ini, Anda menjamin bahwa Anda tidak akan: a. Merusak nama baik, mengancam, melecehkan atau menghina orang lain b. Mengeluarkan pernyataan yang berbau SARA (Suku, Agama, Ras) c. Menyarankan tindakan melanggar hukum atau berdiskusi yang mengarahkan pada tindakan melanggar hukum d. Menerbitkan dan menyebarkan materi yang melanggar hak cipta pihak ketiga atau melanggar hukum e. Menerbitkan atau menyebarkan materi dan bahasa yang bersifat pornografi, vulgar dan tidak etis. 4. Anda wajib memastikan bahwa setiap materi yang Anda terbitkan di Kaskus baik berupa tulisan, gambar maupun 53 materi multimedia lainnya tidak melanggar hak cipta, paten, merek atau hak pribadi dan kepemilikan intelektual lainnya dari pihak ketiga, dan diterbitkan hanya dengan izin daripada pihak ketiga tersebut. 5. Isi dari pesan-pesan yang ada di Kaskus tidak akan diubah oleh Kaskus dengan cara apapun. Namun, Kaskus berhak untuk menghapus pesan yang dianggap tidak sesuai dan melanggar konteks. Apabila Anda menemukan ada pesan yang tidak sesuai dan melanggar, harap hubungi Administrator situs. 6. Kaskus tidak memonitor setiap pesan yang terbit di situs ini setiap saat. Apabila Anda hendak menghubungi Kaskus, harap mengirimkan email melalui alamat yang tercantum di bagian lain situs ini. Apabila Anda tidak mampu memenuhi peraturan-peraturan yang dicantumkan diatas, Kaskus berhak untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Bagi para pihak yang melanggar peraturan-peraturan ini dapat dihentikan keanggotaannya atau aksesnya tanpa peringatan terlebih dahulu. Peraturan-peraturan yang disebut di atas dapat dimodifikasi dari waktu ke waktu oleh Kaskus tanpa pemberitahuan. 2.2. Ketentuan Umum Forum Jual Beli Kaskus a. Tidak bolehnya bantu membantu Bump. Apabila ketahuan, akan dikenakan sanksi penguncian thread sampai banned. Jika ketahuan apabila penjual yang menarik para pembeli atau pengamat untuk membantu, penjual tersebut akan dikenakan sanksi banned pula. Tipuan terselubung dengan memberikan terima kasih, atau memberikan "semoga jalan mulus", atau bertukar pendapat yang berkelamaan, termasuk membantu bump. Diskusi/komunikasi yang berkelanjutan / komunikasi yang berkelanjutan lama di dalam suatu thread FJB akan mengakibatkan close thread akan diberikan (termasuk review/tanya-tanya terus menerus/dsb), harap berkomunikasi yang berkepanjangan / lanjut dengan menggunakan PM/Email/VM (Visitor Message) yang tersedia. FJB bukan tempat untuk mencari teman, FJB adalah tempat untuk berjual beli. Thread akan dikenakan sanksi penguncian bagi TS yang mempromosikan/membiarkan komunikasi berkepanjangan / sundulan orang dibiarkan atau diperbolehkan. Sama dengan bantuan sundul dari username lainnya akan berakibat penguncian dengan atau tanpa peringatan terdahulu.jika terjadi terus menerus, kita akan laksanakan proses username banned. 54 b. c. d. e. f. Peraturan bantu bump ini berlaku juga untuk user kaskus yang mereply banyak thread di FJB dengan jeda waktu yang singkat, kurang dari 10 menit, biasanya dilakukan untuk menambah postingan. Harap diperhatikan, Di FJB setiap reply berharga sekali, dengan tindakan flooding ini, berarti kamu telah menghilangkan peluang seller untuk threadnya berada di atas, karena thread mereka tenggelam akibat postingan flooding ini, Pelanggar akan dibanned jika diperlukan. Peraturan bantu bump ini berlaku juga untuk user kaskus yang posting pertamax-keduax dan posting-posting junk lainnya yang sejenis, sangsi terberat adalah banned. No Medicine/drugs Vitamin OK, Jika obat semacam Aborsi, obat-obatan daftar G dan sebagainya yang membahayakan atau berpotensi membahayakan, Akan di lock/delete langsung. Harap berhati2 meminum apapun tanpa resep dokter karena obat keras bisa mengakibatkan banyak gangguan-gangguan lain. Harap menanyakan Dokter setempat jika sakit. Jangan mempercayai omongan dari penjual di FJB sebagai bukti apapun. Tidak boleh adanya nomor telepon callgirl / semacamnya Tidak boleh adanya postingan telepon untuk cewe dan sebagainya. Penjualan anak / cewe / cowo / atapun manusia, tidak diperbolehkan. Yang iseng-iseng, akan di banned langsung. Anda ingin diskusi atau mengobrol? FJB adalah forum jualan. moderator / admin mengerti bahwa hampir semua forum ada semacam "Lounge"-nya. FJB dikhususkan untuk orang berjualan. Jika anda ingin tanya menanya, diharapkan melewati PM atau menanyakan YM/AIM/IRC/ICQ/MSN/Gtalk mereka. Jika barang sudah sold, tolong jangan diskusi berkepanjangan di thread, karena kasihan mereka yang masih berjualan disana, threadnya akan turun. Tindakan mengunci thread, warning sampai banned dapat dilakukan atas pelanggaran ini dengan atau tanpa pemberitahuan. Posting dobel/mirip di beberapa forum (atau di forum yang sama). Yang ketahuan Posting di beberapa forum (terutama yang di forum yang tidak cocok) akan terkena penghapusan thread (bukan hanya thread penjualan, tetapi semua thread mereka yang tidak aktif lagi) dan setelah itu, bisa terkena sanksi Banned. tidak akan diberikan peringatan apapun atau diberikan peringatan adalah hak penuh dari FJB leader/moderator/admin. FJB adalah forum Jual Beli, bukan forum Link ke website anda untuk beli. Anda boleh memberikan link anda, tetapi tidak bolah referral link macam apapun. Semua Refferal akan bisa terkena sanksi Banned langsung. Jika anda mempunyai Shopping Cart di website anda, Jelaskan dengan detail apa yang anda jual dan beberapa contoh 55 barang jualan. Jika anda hanya memosting link anda tanpa instruksi apapun / deskripsi apapun, akan didelete tanpa peringatan. Jika anda mengulang postingan tersebut, bisa terkena sanksi Banned. g. Signature Invite ke website/link anda atau ke barang penjualan anda (shameless plug) - termasuk berjualan di thread kepunyaan orang lain. Postingan akan dihapus jika ditemukan, dan ada kemungkinan juga lapak anda akan di kunci dengan atau tanpa pemberitahuan. Jika terjadi berkali2, dapat dikenakan sanksi banned. h. Pertukaran Valas tidak diperbolehkan di FJB Pertukaran Dolar dan sebagainya, tidak diperbolehkan berada di FJB untuk saat ini. Post anda akan di delete tanpa pemberitahuan. Jika berlangsung terus, dapat mengakibatkan sanksi banned. i. Membuat ID untuk menjual barang2 yang sama. Username dapat dikenakan sanksi banned dengan atau tanpa peringatan. j. Membuat Part 1, Part 2, Part 3. Username dapat dikenakan sangsi banned dengan atau tanpa peringatan. k. Sundul/bump/up. Sundul, bump atau reply hanya diperbolehkan 3x/hari. pelanggaran, apalagi dilakukan berulang-ulang dapat dikenakan sangsi banned dengan atau tanpa peringatan. l. Pembuatan direktori dan cross linking. Username dapat dikenakan sangsi banned dengan atau tanpa peringatan. Termasuk signature yang mengiklankan produk kamu di thread jualan seller lain, dengan atau tanpa spoiler, terbuka ataupun terselubung m. Jumlah postingan berkurang. Akan adanya penghilangan thread-thread yang sudah lama dan tidak aktif. Pendeletan postingan akan dilakukan tanpa peringatan dan secara random. Harap mengerti FJB bukanlah tempat untuk menambahkan jumlah postingan anda. Jika terkena penghapusan thread / database error / segala sesuatunya, diharapkan bagi semua untuk selalu backup thread anda. (Deskripsi Produk/usaha, testimonial dan order terutama) Tanggung jawab thread anda bukan tanggung jawab Kaskus. Cara mudah untuk backup adalah dengan copy paste isi dari thread dan disimpan ke dalam notepad atau word processor lain, jadi dapat digunakan jika diperlukan untuk posting ulang n. Minimalkan Thread Aktif tidak lebih dari 10 thread dalam 1 [satu] sub forum, apalagi barangnya sejenis. Thread yang aktif tidak diperbolehkan lebih dari 10. Jika ketahuan, thread akan di kunci atau delete. penggunaan kloningan akan mengakibatkan hal serupa, dengan atau tanpa peringatan. 56 contoh kasus: ï‚· Penjual cd/dvd: ada orang berjualan cd /dvd dengan thread sebagai berikut: - Jual DVD H*RO*S - Jual DVD SUPERN*T*RAL - Jual DVD L*ST - Jual DVD SM*LLV*LLE Dalam hal ini dia hanya berjualan 1 [satu] jenis dvd, yaitu dvd series. ï‚· Penjual mp3 player membuat thread - Jual Mp3 player merk semoga awet garansi resmi, murah - Jual Mp3 player original merk simb*dd* - Jual Mp3 player terkecil, canggih Dalam hal ini dia hanya berjualan 1 [satu] jenis barang, yaitu mp3 player contoh kasus diatas, penjual membuat beberapa thread, padahal semuanya adalah satu kategori, harap disatukan, tidak perlu dipisah-pisah menjadi banyak thread, karena hanya akan membuat sub forum menjadi tidak rapih, Peraturan ini berlaku juga bagi penjual barang-barang elektronik dan juga penjual barang lainnya, jika ditemukan pelanggaran seperti ini akan langsung digabung/merge, lock, dan atau di delete dengan atau tanpa pemberitahuan demi kerapihan FJB. Pengecualian berlaku untuk user yang menjual barang sejenis dengan jumlah dagangan lebih dari 5 [lima] item, dan harga diatas Rp. 1.000.000, diperbolehkan untuk membuat thread baru untuk memudahkan pengaturan transaksi Pengecualian juga berlaku bagi produk yang sedang promo dengan catatan memberikan tag [promo] pada awal judul dan disundul hanya dalam periode promo tersebut, sundulan diluar masa promo akan ditindak jika ditemukan atau dilaporkan oleh seller/buyer lain, bukan oleh kaskuser diluar FJB o. Gunakan Fasilitas multi quote untuk mereply. Gambar ini adalah icon untuk multi quote, gunakan icon multi quote untuk menjawab pertanyaan dari customer secara sekaligus, jangan menjawab satu persatu dengan jeda waktu yang melebihi dari 5 [lima] menit, hal ini akan dianggap sebagai bump atau sundul [peraturan nomor 11] dan diakumulasikan dengan bump / sundul lainnya, jika melebihi batas yang telah ditentukan [max 3 x sehari] akan dikenakan sangsi sesuai peraturan nomor 11 dan atau lebih berat / ringan, keputusan mutlak di tangan moderator dan tidak dapat diganggu gugat oleh kaskuser contoh kasus: thread user A ada 12 orang yang bertanya: jam 10:00 am user a mereply penanya pertama jam 10:06 am user a mereply penanya kedua 57 p. q. r. s. jam 10:13 am user a mereply penanya ketiga dengan jeda waktu melebihi 5 menit setiap replynya akan dianggap bump, pengecualian berlaku jika jawaban yang diberikan membutuhkan penjelasan detil yang panjang dan lebar. Reply yang pertama tidak dihitung, reply kedua, ketiga dst dengan jeda waktu 5 [lima] Menit lebih akan masuk hitungan sebagai bump. Penanya setelah TS mereply akan dihitung kembali sebagai reply pertama, tidak dihitung sebagai bump. Tentang SCAM / lainnya. Anda bisa lebih berhati-hati terhadap scammer jika anda bisa berhati-hati dan mengikuti langkah-langkah ini: ï‚· Selalu menukar barang langsung di depan muka - ikuti peraturan ini, 99% Scam tidak akan terjadi. Jika bertransaksi langsung, diharapkan selalu membawa teman juga, lebih banyak lebih baik. ï‚· Jangan pernah mengirim uang melewati wire-transfer services. ï‚· Kaskus tidak pernah mengikuti atau mengawasi atau berturutcampur atas adanya semua transaksi yang terjadi di Forum Jual Beli Kaskus - Kita tidak menangani pembayaran, garansi, transaksi, dan seterusnya. ï‚· Jangan pernah memberikan informasi-informasi finansial anda - seperti akun bank, KTP, dan sebagainya. ï‚· Jauhilah semua transaksi yang dilakukan dengan pengiriman barang. Referral Links atau Promosi website anda penuh dengan Advertisements. Akan di delete tanpa pemberitahuan dan akan di flag sebagai spam yang mengakibatkan semua thread anda akan terkena delete. Jika terjadi terus, akan mengakibatkan sanksi banned. Memberikan sesuatu (gratis/tidak) dengan menerima Email kaskuser. Akan di delete tanpa pemberitahuan dan akan di flag sebagai spam yang mengakibatkan semua thread anda akan terkena delete. Jika terjadi terus, akan mengakibatkan sanksi banned. Tidak diperbolehkan segala sesuatu yang berhubungan dengan terorisme. Kaskus mendukung sepenuhnya Peraturan pemerintah pengganti undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, termasuk pembuatan identitas palsu untuk mendukung aksi terorisme. Segala bentuk thread / post yang berhubungan dengan tindakan dan atau kegiatan terorisme akan di delete dengan atau tanpa pemberitahuan jika ditemukan dan atau dilaporkan. Juga semua thread / post user yang bersangkutan, atau bahkan dikenakan sangsi banned 58 t. Private Message / Visitor Message. Mengiklankan/menawarkan produk barang/jasa menggunakan Private Message (PM) dan Visitor Message (VM) dalam bentuk tulisan/gambar terhadap calon customer dari saingan dagang di forum kaskus adalah dilarang, apalagi samapai menimbulkan protes dari seller-seller lainnya yang merasa dirugikan. Pelanggar akan di berikan teguran, apabila kegiatan mengiklankan produk tidak di hentikan. Pelanggar dapat di berikan sangsi Banned terhadap username dan atau banned IP dengan pasal menimbulkan keresahan terhadap seller-seller FJB. 2.3. Ketentuan Khusus FJB 2.3.1. Kategori CD & DVD Collectibles a. Dilarang menjual CD/DVD Pornografi; b. Dilarang menjual produk bajakan Microsoft dalam segala bentuk. 2.3.2. Kategori Elektronik Mengharuskan seller yang menjual barang yang bersifat Brand New In Box (BNIB) untuk disertai Manual Book/Petunjuk Penggunaan dalam bentuk apapun. Untuk jenis-jenis barang yang wajib memiliki Manual Book, ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Perdagangan No. 19/M-DAG/Per/5/2009. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan DAG/Per/5/2009 Pasal 1 ayat 7 yang berbunyi : No. 19/M- “Petunjuk penggunaan (manual) dalam Bahasa Indonesia yang selanjutnya disebut petunjuk penggunaan adalah buku, lembaran, atau bentuk lainnya yang berisi petunjuk atau cara menggunakan produk telematika dan elektronika.“ Maka menurut ketentuan ini, Penjual boleh menggunakan bentuk lain selain berbentuk buku manual, bisa berupa softcopy ataupun bentuk lainnya. 2.3.3. Kategori Fashion & Mode Barang yang dijual di Sub Forum kategori Fashion & Mode ini masih dikategorikan ke beberapa jenis barang-barang fashion. Penjual diwajibkan membuat thread/Lapak di kategori yang tepat. Kategori barang-barang yang dijual di Sub Forum Fashion & Mode antara lain : 2.3.3.1. Tradisional Barang-barang yang termasuk di subforum Tradisional: a) Batik/Kebaya b) Songket, baju sari dan baju2 daerah lainnya c) Pernak-pernik daerah 59 d) Baju koko, sajadah, mukena dan peralatan sholat lainnya 2.3.3.2. Celana & Boxer Barang-barang yang termasuk di subforum Celana & Boxer: a) Celana Panjang/Pendek b) Jeans c) Celana Kargo d) Boxer e) Celana Dalam f) Celana Kantor 2.3.3.3. Pakaian Bermerk/Branded Barang-barang yang termasuk di subforum Pakaian bermerek/branded adalah semua pakaian yang memiliki merek internasional/nasional. 2.3.3.4. Aksesoris Mode Barang-barang yang termasuk di subforum Aksesoris Mode: a) Kalung b) Gelang c) Anting d) Cincin e) Jepit rambut, bando, hiasan kepala lainnya f) Topi/Kupluk/Cap/Pet g) Armband/Wristband h) Kacamata/Softlens i) Pin j) Gantungan Kunci k) Ikat Pinggang 2.3.3.5. Second Hand Barang-barang yang termasuk dalam subforum Second Hand adalah barang-barang bekas/telah terpakai. 2.3.3.6. Distro Clothing Untuk berjualan di subforum Distro Clothing, wajib memenuhi semua kriteria sebagai berikut: a) brand sendiri b) desain original c) desain modifikasi asal menghasilkan suatu ide yang fresh 2.3.3.7. Kids Barang-barang fashion untuk anak-anak 2.3.3.8. Women Stuff Barang-barang yang termasuk di subforum Women Stuff a) Rok b) Dress c) Kimono 60 d) Gaun e) Daster f) Lingerie & Women Underwear g) Baju Kerja Perempuan h) Stocking i) Blouse j) Bikini 2.3.3.9. Tas & Dompet Barang-Barang yang termasuk di subforum Tas & Dompet a) Tas b) Dompet 2.3.3.10. Jaket, Hoodie, & Sweater Barang-barang yang termasuk di subforum Jacket, Hoodie & Sweater : a) Jaket b) Hoodie c) Sweater d) Kemeja e) Blazer f) Rompi/Vest g) Mantel h) Cardigan 2.3.3.11. Kaos & Polo Shirt Barang-barang yang termasuk di subforum Kaos&Polo Shirt a) Kaos lengan panjang/pendek b) Polo shirt 2.3.3.12. Footwear Barang-barang yang termasuk di subforum Footwear a) Sepatu b) Sendal c) Kaos Kaki d) Boots 2.3.4. Kategori Flora & Fauna Dilarang menjual Flora & Fauna jenis langka. Pelanggaran mengenai aturan ini akan dikenakan sanksi banned oleh moderator. 2.3.5. Kategori Handphone & PDA Menimbang dan Mengingat marak nya kasus penipuan serta pergerakan trafic Forum yg tinggi di FJB Kaskus ini, maka starting from now 17 Februari 2010 di FJB Kaskus khususnya kategori Handphone&PDA berserta Subforumnya, akan diterapkan kebijakan sebagai berikut : a) Sistem Pre Order atau yang dikenal sebagai PO ditiadakan/ tidak diperkenankan kembali, hal tersebut demi 61 meminimalisasi hal-hal yang tidak di inginkan. b) Thread bertemakan lelang, hanya mempunyai waktu maksimal 2 hari, hal tersebut demi meminimalisasi hit and run. Adapun tujuannya diberlakukan hal tersebut karena banyaknya masukan dari penjual yang lapak dagangannya cepat turun di karena kan banyaknya calon buyer yg melakukan bid harga pada thread LELANG. c) Bila masih ditemukan seller yang melanggar 2 point di atas, maka sanksi awal yang di berikan banned 3 hari dan bila masih mengulangi nya kembali di berikan banned 3 bulan atau permanen sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu. 2.3.6. Kategori Perhiasan & Jam Tangan Barang-barang yang termasuk di forum Perhiasan & Jam Tangan : a) Perhiasan yang terbuat dari emas b) Perhiasan yang terbuat dari berlian c) Perhiasan yang terbuat dari mutiara d) Perhiasan yang terbuat dari perak e) Batu mulia dan berharga f) Jam Tangan (Digital & Analog) g) Jam Dinding 2.3.7. Kategori Sports & Equipment Barang-barang yang termasuk di forum Sports Equipment a) Peralatan Olahraga (raket tennis, kok badminton, net pingpong, stik bilyard, dll) b) Sepatu futsal, sepatu bola, sepatu basket, sepatu golf c) Sports Apparel (produk fashion yg bertema olahraga) d) Aksesoris bertema olahraga (pin, bantal, sprei, handuk, bendera, wristband/armband, dll) 3. Tata cara berjualan di FJB dan tips untuk menghindari penipuan baru di FJB berdasarkan wawancara dengan Andrew Darwis – Admin Kaskus Q : Apakah FJB kaskus? A : Forum Jual beli kaskus adalah sebuah website yang menyediakan wadah pertemuan online antara para penjual & pembeli. Q : Apakah ditarik biaya untuk memasarkan produk atau biaya administrasi transaksi? A : Kaskus tidak menarik biaya apapun dari transaksi maupun pemasangan informasi penjualan. Kaskus menerapkan sistem donasi. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai cara menjadi Kaskus donatur & kelebihannya silahkan masuk link http://www.kaskus.us/payments.php Q : Bagaimana caranya menjual barang di FJB? A : Untuk dapat menjual barang di kaskus anda dapat register di http://www.kaskus.us/register.php . FJB kaskus memiliki x forum 62 Q: A: Q: A: Q: A: Q: A: Q: A: Q: A: Q: A: pengkategorian produk. Anda dapat membuat thread yang menawarkan produk/servis yang anda punya, sesuai dengan kategorinya. Cara membuat thread bisa dilihat disini http://kaskus.us/faq.php Apakah kalau mau menjual barang/jasa, kita harus buka lapaknya di FJB? Iya, kita harus buka lapak jualan kita tersebut di FJB, sesuai kategori yg sudah disediakan. Karena sesuai juga dengan nama & fungsi SubForumnya,yaitu "Forum Jual/Beli". Terkecuali mungkin jika anda seorang kaskuser (seller) yang aktif jg di suatu regional, dan target utama pasar anda hanya untuk wilayah dimana regional anda berada, anda bisa saja membuka lapak tersebut di regional anda tsb. Tetapi itupun, tergantung kebijaksanaan yg ditetapkan oleh masing-masing Regional Leader. Selain jualan, saya juga suka melihat posting di subforum lain, terutama The Lounge. Apakah boleh, saya promosi lapak saya disetiap postingan saya tersebut ? Tidak. Bagaimana Pembeli dapat menghubungi saya sebagai seller? Calon pembeli terdiri dari kaskuser (member kaskus) atau masyarakan luas. Pembeli yang kaskuser dapat menghubungi anda melalui PM (private message) atau melalui email & contact info lainnya yang anda cantumkan di thread jualan anda. Bagaimana cara bertransaksi di FJB? Setelah calon pembeli menghubungi anda, negosiasi & cara pembayaran transaksi dibicarakan pribadi antara anda & calon pembeli. Kaskus tidak ikut serta dalam proses transaksi. Bagaimana cara agar menjadi penjual dengan reputasi baik? Kaskus memiliki GRP (Good Reputation Point) dan BRP (Bad Reputation Point). GRP & BRP diberikan oleh pembeli yang telah bertransaksi dengan anda. Pembeli biasanya lebih memilih bertransaksi dengan penjual dengan GRP tinggi (walaupun itu bukan suatu jaminan, bahwa penjual tsb benar² Recommended Seller). Untuk melihat tips berjualan yang baik di kaskus FJB buka link ini http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1191031 Amankah transaksi secara online di FJB? Ada yang aman dan ada yang tidak, sebagai customer harus berhatihati sebelum membeli barang, jangan langsung transfer sejumlah uang kepada orang yang baru kamu kenal atau belum ketahuan reputasinya. Usahakan untuk bertemu muka, lihat barang, check dan bayar. Atau yg lebih sering disebut COD = Cash On Delivery. Saya sering lihat ada yang mengatakan "bisa pake Rekber ga gan?" Apa itu Rekening Bersama (rekber) FJB? Sistem ini bukanlah sistem resmi Kaskus. Baik Kaskus maupun pemilik RekBer tidak bertanggung jawab atas barang/jasa yang ditransaksikan oleh Buyer & Seller. Rekening Bersama merupakan 63 Q: A: Q: A: Q: A: Q: A: salah satu cara pembayaran dengan menyertakan pihak ketiga di luar buyer dan seller, dalam hal ini pihak ketiga ini merupakan pihak yang dipilih secara resmi oleh Kaskus. Sistematikanya adalah setelah bertransaksi, Pembeli menghubungi pihak RekBer atas transaksinya, kemudian pembeli mengirim uang pembayaran ke Rekening Bersama tersebut. Setelah pembayaran masuk, pihak RekBer menghubungi Penjual untuk segera mengirimkan barang. Jika barang sudah sampai ke tangan Pembeli, maka pihak RekBer akan mengirimkan uang pembayaran tadi ke rekening Penjual. Kalau transaksi beda kota dan tidak bisa ketemu muka bagaimana? Kamu bisa minta tolong teman kamu yang satu kota untuk bertransaksi secara langsung, dan jika tidak dapat melakukan hal ini, tidak ada salahnya untuk mencari penjual lain yang dapat melakukan transaksi secara langsung. Apakah Kaskus bertanggung jawab apabila terjadi penipuan? Sebagai media tempat jual beli online, Kaskus tidak menjamin mutu barang/layanan,ataupun kejujuran penjual dalam transaksi. Kami memiliki Sistem rating & avatar penjual yang mungkin bisa dijadikan panduan memilih penjual bermutu. Kami sangat menyarankan calon pembeli untuk selalu berhati-hati dalam bertransaksi online. Temukan tips2 belanja aman di link http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1191031 Darimana saya tahu kalau penjual di FJB terpercaya atau tidak? Ada beberapa hal yang dapat menjadi patokan bagi buyer sebelum membeli, walau kadang dapat dilakukan kecurangan-kecurangan, tapi setidaknya kita dapat menarik gambaran seperti apakah seller tersebut yaitu Reputation point, Pangkat di kaskus, Jumlah testimonial dan lihat apakah penjual masuk ke dalam daftar backlist Subforum Blacklist dapat diakses disini http://kaskus.us/forumdisplay.php?f=270. Jika nama penjual berada disana, segera batalkan transaksi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Jika saya tertipu, saya bisa melaporkan kemana? Kamu dapat melaporkan penjual tersebut pada hansip FJB di Pos ronda fjb . Kami akan membanned penjual tersebut. Sekali lagi kami informasikan bahwa Kaskus tidak bertanggung jawab terhadap transaksi jual beli. Jadi berhati-hatilah dalam setiap transaksi. 64 B. Pembahasan Perjanjian menurut Pasal 1313 KUH Perdata ialah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.40 Prodjodikoro mengatakan bahwa: Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut janji itu.41 Pasal 1319 KUH Perdata menentukan dua kelompok perjanjian, yaitu 1. Perjanjian bernama nominaat contracten, disebut demikian karena merupakan perjanjian yang diberi nama dan pengaturan secara khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian jual beli, sewa menyewa dan lain-lain. 2. Perjanjian tak bernama atau innominaat contracten, disebut demikian karena merupakan perjanjian yang belum mempunyai nama tertentu dan belum diatur secara khusus dalam undang-undang, seperti perjanjian sewa beli, perjanjian kerjasama dan lain sebagainya.42 40 41 R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 1 R. Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung, Bandung, 1991, hlm. 1 42 Salim HS, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta, 2003, hlm. 1 65 Salah satu perjanjian bernama ialah perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang menentukan bahwa: perjanjian jual beli ialah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Jual beli tidak hanya dapat dilakukan secara berhadapan langsung antara penjual dengan pembeli, tetapi juga dapat dilakukan secara terpisah antara penjual dan pembeli, sehingga mereka tidak berhadapan langsung, melainkan transaksi dilakukan melalui media internet/secara elektronik.43 Untuk sahnya perdagangan elektronik melalui Forum Jual Beli Kaskus sama saja dengan perjanjian pada umumnya harus memenuhi ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Menurut ketentuan ini, syarat sahnya suatu perjanjian adalah: 1. 2. 3. 4. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; Suatu hal tertentu; Suatu sebab yang halal Menurut Abdulkadir Muhammad, syarat yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUHPerdata artinya: 1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya. Antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian pertanggungan harus ada persesuaian kehendak atau kesepakatan yang artinya tertanggung dan penanggung menyetujui tentang benda yang 43 Dr. Iman Sjahputra, S.H., Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik, PT. Alumni, Bandung, 2010, hlm. 2 66 menjadi obyek perjanjian dan tentang syarat-syarat tertentu yang berlaku bagi perjanjian tersebut. 2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum Kedua belah pihak tertanggung dan penanggung wenang melakukan perbuatan hukum yang diakui oleh Undang-Undang. 3. Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu dalam perjanjian pertanggungan adalah obyek yang diasuransikan yaitu dapat berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan, dapat pula berupa jiwa atau raga manusia. 4. Suatu sebab yang halal Yang dimaksud dengan suatu sebab yang halal adalah bahwa isi dari perjanjian asuransi atau pertanggungan itu tidak dilarang Undang-Undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan tidak bertentangan dengan kesusilaan.44 Berdasarkan data no 1 tentang pelaksanaan perdagangan elektronik di Forum Jual Beli Kaskus dan data no 2 tentang Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus, jika dihubungkan dengan Pasal 1320 KUHPerdata serta pendapat Abdulkadir Muhammad maka dapat dideskripsikan bahwa perjanjian jual beli yang terjadi dalam Forum Jual Beli Kaskus sudah memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian. Hal ini dapat diketahui : 44 Abdulkadir Muhammad, Pengantar Hukum Pertanggungan, (Bandung: PT. Citra Aditya, 1994) Hal. 49 67 1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya Undang-undang tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan sepakat, oleh karena itu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sepakat kita mencarinya dari pendapat para sarjana. Satrio mengatakan bahwa: Sepakat sebenarnya merupakan pertemuan antara dua kehendak, dimana kehendak orang yang satu saling mengisi dengan apa yang dikehendaki pihak lain. Karena hukum hanya mengatur perbuatan nyata (luar) dari pada manusia, maka kehendak tersebut harus dinyatakan.45 Cara menyatakan kehendak itu dapat dilakukan dengan, yaitu tegas, cara ini bisa dengan cara tertulis (dengan akta otentik maupun akta di bawah tangan), lisan, atau dengan tanda-tanda, dan diam-diam, yaitu dengan hanya disebutkan ”sepakat” saja tanpa dituntut adanya bentuk (formalitas) tertentu, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan telah tercapainya kesepakatan diantara kedua belah pihak tentang hal-hal pokok yang dimaksudkan dalam perjanjian yang bersangkutan, maka lahirlah perjanjian itu atau mengikatlah perjanjian itu bagi mereka yang membuatnya, dan sepakat itu harus bebas dalam arti tidak boleh mengandung paksaan, kesesatan maupun penipuan. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 1321 KUH Perdata. Berdasarkan data no 1.1 tentang pihak-pihak dalam Forum Jual Beli Kaskus, dapat diketahui bahwa antara pihak-pihak yang mengadakan 45 J. Satrio, Hukum Perikatan : Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. 68 perjanjian jual beli di Forum Jual Beli Kaskus, didahului dengan adanya persesuaian kehendak. Kehendak calon pembeli dinyatakan dengan mengajukan penawaran di thread/lapak penjual sehingga timbul kesepakatan antara penjual dengan calon pembeli untuk mengadakan perjanjian jual beli. 2. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum KUH Perdata menyebut dua istilah, yaitu tidak cakap (onbackwaam) dan tidak wenang (onbevoegd). Tidak cakap adalah orang yang pada umumnya berdasarkan ketentuan undang-undang tidak mampu membuat perjanjian dengan akibat hukum yang lengkap, seperti orang yang belum dewasa, orang yang ditaruh di bawah pengampuan. Sedangkan tidak wenang adalah orang itu pada prinsipnya cakap untuk bertindak tetapi ia tidak dapat melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya yang terdapat dalam Pasal 1467, 1468, 1469, 1470, 1640 KUH Perdata. Pasal 1329 berbunyi, Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap. Pasal tersebut menentukan bahwa pada asasnya setiap orang dewasa dan sehat pikirannya dianggap cakap untuk membuat perjanjian yang sah, kecuali apabila orang tersebut dinyatakan tidak cakap untuk membuat perjanjian yang sah. Siapa saja yang dianggap tidak cakap 69 dapat dilihat dalam Pasal 1330 KUH Perdata, yang menentukan bahwa: Tak cakap untuk membuat persetujuan-persetujuan adalah : 1. Orang-orang yang belum dewasa. 2. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan. 3. Orang-orang perempuan, dalam hal ditetapkan oleh undangundang dan pada umumnya semua orang kepada siapa undang-undang telah melarang membuat persetujuanpersetujuan tertentu. Berdasarkan data no 2 tentang Ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus, tidak adanya aturan mengenai batasan usia untuk mendaftar menjadi user Kaskus. Hal ini menyebabkan pihak yang melakukan transaksi di FJB tidak mengetahui sepenuhnya apakah lawan bertransaksinya memenuhi syarat seseorang cakap untuk mengadakan suatu perjanjian atau perikatan menurut KUHPerdata adalah seseorang yang telah dewasa baik pria maupun wanita yang telah berumur 21 tahun atau telah menikah dan sehat pikirannya serta tidak berada dibawah pengampuan. Melihat penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa syarat kecakapan yang diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak dapat terpenuhi dalam kontrak perjanjian jual beli di FJB, hal ini dikarenakan Pasal 1320 yang mengatur mengenai syarat sahnya perjanjian mempunyai sifat memaksa sehingga tidak dapat dikesampingkan meskipun Buku III KUHPerdata mempunyai sifat aanvulend recht atau hanya sebagai pelengkap saja. Meskipun syarat kedewasaan menurut KUHPerdata tidak dapat 70 terpenuhi dalam perjanjian jual beli di Forum Jual Beli Kaskus, hal ini tidak menyebabkan kontrak tersebut menjadi tidak sah, tetapi hanya memberikan akibat terhadap perjanjian atau kontrak tersebut dapat dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak, dikarenakan kecakapan untuk membuat suatu perikatan termasuk ke dalam syarat subyektif. Sehingga berdasar uraian tersebut maka dapat ditarik disimpulkan bahwa kontrak dalam perdagangan melalui Forum Jual Beli Kaskus tetap sah sehingga mengikat dan menjadi undang-undang bagi para pihak yang membuatnya sepanjang para pihak tersebut tidak mempermasalahkan mengenai tidak terpenuhinya salah satu syarat sahnya perjanjian menurut pasal 1320 KUHPerdata serta para pihak tetap melaksanakan perjanjian yang telah dibuatnya. 3. Suatu hal tertentu Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah obyek prestasi perjanjian. Isi prestasi tersebut harus tertentu atau paling sedikit dapat ditentukan, sehingga berdasar definisi tersebut maka, suatu kontrak e-commerce haruslah menyebutkan mengenai obyek dari kontrak tersebut. Obyek jual beli dalam Forum Jual Beli Kaskus bias dilihat di data no 1.2 tentang Obyek jual beli. 4. Suatu sebab yang halal Dari data nomor 2 tentang ketentuan dalam Forum Jual Beli Kaskus menegaskan adanya aturan yang jelas mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan beserta sanksinya yang disebutkan 71 oleh Kaskus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kontrak yang terjadi dalam Forum Jual Beli Kaskus secara tidak langsung telah memenuhi syarat suatu sebab yang halal, bahwa kontrak atau perjanjian yang dilakukan antar para pihaknya mempunyai sebab yang halal sebagai dasar perjanjian. Dalam kontrak jual beli, para pelaku yang terkait didalamnya yaitu penjual atau pelaku usaha dan pembeli yang berkedudukan sebagai konsumen memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda. Pengertian pelaku usaha menurut Pasal 1 ayat 3 UU Perlindungan Konsumen berbunyi : Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. Berdasarkan data no 1.1.2. mengenai Penjual dalam Forum Jual Beli Kaskus, Penjual adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang menjual barang atau jasa dengan membuat thread/Lapak jual beli di FJB. Jika melihat pengertian Pelaku Usaha menurut Pasal 1 ayat 3 UU Perlindungan Konsumen di atas, maka Penjual dalam Forum Jual Beli Kaskus dapat disebut sebagai Pelaku Usaha. Pengertian yang umum, setiap manusia adalah konsumen, karena pada dasarnya manusia adalah pemakai sebuah produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh para produsen. Secara yuridis formal 72 pengertian konsumen dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat 2 UUPK yang menentukan: Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kehidupan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut Shidarta, istilah “pemakai” dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen, tepat digunakan dalam rumusan tersebut, karena sekaligus menunjukkan barang dan/atau jasa yang dipakai tidak serta merta hasil dari transaksi jual beli. Artinya, yang diartikan sebagai konsumen tidak selalu memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh barang dan/atau jasa itu.46 Berdasarkan data no 1.1.3., Pembeli dalam Forum Jual Beli Kaskus adalah pihak yang terdaftar sebagai user Kaskus, yang bertransaksi dengan penjual di dalam thread/lapak penjual tersebut untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Maka jika disimpulkan menurut doktrin di atas, Pembeli dalam Forum Jual Beli Kaskus dapat disebut sebagai Konsumen. Berkaitan dengan hubungan hukum yang terjadi di dalam Forum Jual Beli Kaskus, maka hak-hak konsumen dalam hal ini yang harus dilindungi adalah hak konsumen yang diatur di dalam pasal 4 huruf a, c, dan h UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu : a. Hak 46 atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi. Grasindo. Jakarta. Op.Cit. hal.6 73 mengkonsumsi barang dan/atau jasa; b. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi suatu barang; c. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian, apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Karena hak yang paling utama adalah hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa, maka untuk mendapatkan hak tersebut konsumen berhak untuk memilih barang dan/ atau jasa berdasarkan informasi yang benar, jujur dan jelas. Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen berhak untuk didengar, memperoleh advokasi., pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti rugi. Bila dikaitkan dengan hak pembeli di Forum Jual Beli Kaskus selaku konsumen, maka yang dimaksud adalah hak atas informasi yang benar, jujur dan jelas untuk mendapatkan barang. Penjual harus memberikan rasa nyaman pada pembeli/konsumen dengan memberikan informasi yang benar tentang kondisi barang yang menjadi objek jual beli, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat terlayani dengan baik. Sementara sering kali muncul dalam dunia e-commerce ini antara lain ketidak sesuaian antara barang yang disepakati dengan barang yang diterima oleh pembeli, adanya penipuan oleh penjual dengan berdalih bahwa kesalahan terletak pada jasa 74 penyedia jasa pengiriman, atau bahkan penipuan lain yang sangat merugikan pembeli sebagai konsumen, bahkan setelah konsumen memenuhi kewajibannya penjual “menghilang” dan tidak bisa dihubungi lagi dan barangpun tidak pernah sampai ke tangan konsumen. Di sisi lain, konsumen tidak dapat melakukan tindakan apa-apa. Selanjutnya yang lebih utama dari sekedar rasa nyaman, adalah pentingnya keamanan dan keselamatan atau jujur dan jelas dalam mendapatkan barang. Penjual diharuskan menjaga kualitas barang, sehingga barang konsumen benar-benar yang dibeli sampai ke tangan konsumen dengan kualitas sesuai yang disepakati. Oleh karena itu jika penjual sampai menyerahkan ke konsumen dengan kualitas barang yang tidak sesuai kesepakatan bahkan barang tidak sampai di tempat konsumen, maka aspek keamanan dan keselamatan konsumen jelas sangat terancam. Pada umumnya dalam hubungan antara pelaku usaha dan konsumen terdapat kesepakatan berupan perjanjian dengan syarat-syarat baku. Pelaku usaha telah mempersiapkan terlebih dahulu mengenai syaratsyarat yang harus disepakati oleh konsumen. Jenis perjanjian ini yang membuat konsumen tidak dapat mengemukakan kehendaknya, konsumen seolah-olah terpojok dalam posisi harus sepakat atau tidak terhadap perjanjian tersebut. Pada kondisi ini biasanya timbul sengketa antara pelaku usaha dan konsumen. Begitu pula yang terjadi di FJB Kaskus. Kebanyakan para penjual sudah menulis syarat-syarat yang harus disepakati oleh calon pembeli pada thread/lapak dagangannya di FJB. 75 Berdasarkan hasil wawancara dengan Moderator Kaskus, Dimitri, tidak semua Penjual di Forum Jual Beli Kaskus menghargai hak-hak konsumen seperti tertuang dalam Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen. Pihak Kaskus telah memberikan warning untuk tetap selalu waspada dan berhati-hati dalam melakukan transaksi. Sehingga pihak Moderator Kaskus lebih dahulu memberikan tips kepada pembeli dalam Forum Jual Beli Kaskus adalah teliti sebelum membeli, periksa terlebih dahulu si penjual. Adapun mekanismenya adalah seperti yang sudah tercantum dalam postingan Moderator Dimitri di Forum Jual Beli Kaskus sebagai berikut : a. Cari semua postingan si penjual, pastikan tidak ada satupun thread si penjual ada dalam subforum Blacklist. Cara mencari postingan si penjual adalah dengan meng-klik id si penjual dan pilih view public profile, klik pada bagian statistics, dan klik Find all threads started by ***, dimana *** adalah id user yang ingin kamu cari threadnya. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah seller masuk ke dalam daftar blacklist atau tidak. Penjual yang baik dan professional adalah mereka yang mempunyai sedikit thread, tapi dengan banyak reply dari para pembeli yang ingin berkonsultasi, sedangkan penjual yang mempunyai banyak thread akan sullit untuk memantau semua threadnya dan kesulitan menjalin hubungan dengan pembeli. b. Lihat testimonial (kesaksian) dari para pembeli yang pernah membeli dari penjual tersebut. Dengan langkah diatas (mencari thread yang dibuat oleh penjual), Maka lihatlah thread testimonial dari penjual (jika ada), telitilah siapa saja kaskuser yang pernah bertransaksi dan memberikan kesaksian, akan lebih baik jika kesaksian telah banyak diberikan oleh kaskuser dengan jumlah postingan yang banyak dan mempunyai reputasi baik. Testimonial-testimonial dari penjual dapat dilihat di subforum khusus di fjb yaitu subforum Feedback dan Testimonial. c. Lihat reputasinya. Walau reputasi bagus (berwarna hijau) tidak menjadi jaminan apakah penjual tersebut terpercaya atau tidak, tapi tidak ada salahnya untuk lebih waspada jika penjual belum mempunyai 76 reputasi, apalagi jika reputasinya jelek (berwarna merah) Reputasi dapat dilihat pada bagian bawah dari user id. Reputasi belum tentu didapat berdasarkan baik/buruknya user tersebut menjual atau membeli barang, tapi ada kemungkinan didapatkan dari subforum-subforum lain di kaskus selain FJB (Forum Jual Beli), jadi jangan cuma melihat reputasinya saja dan memutuskan untuk langsung bertransaksi, periksalah hal-hal lainnya d. Bertanya dan atau konsultasi dengan sesama kaskuser. Kaskuser dapat berinteraksi dengan yang lainnya di thread Pos Ronda FJB, disana kalian dapat menanyakan pendapat kaskuser lain tentang penjual yang barangnya hendak kamu beli, bertukar pikiran, dan berbagi pengalaman, mengetahui modus-modus penipuan, dan lainnya, di thread ini biasanya terdapat informasiinformasi baru tentang nomor rekening blacklist, penjual bermasalah, dan lainnya. e. Lihat pada akhir thread. Pada awalnya semua seller memang terlihat baik-baik saja, tapi tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk melihat akhir thread, karena orang bisa berubah, dulunya baik, sekarang siapa yang tahu. Dan biasanya juga masalah-masalah timbul belakangan. f. Harap berhati-hati dalam setiap transaksi online, utamakan transaksi secara langsung (COD) jika memungkinkan. Jika COD, periksa secara mendetil barang yang hendak dibeli, tanyakan kelebihan dan kekurangan dari barang tersebut, tanyakan juga bagaimana dengan layanan purna jual dan garansi jika ada. Jika tidak memungkinkan untuk COD atau transaksi secara langsung, dapat meminta tolong teman yang satu kota dengan penjual. Jika tidak dapat COD atau meminta bantuan teman, dapat menggunakan jasa sesama kaskuser yang membantu menjembatani penjual dan pembeli. Dari hasil wawancara dengan Moderator Kaskus, Raka Prasasti (ID Kaskus : Tenji_No_Ichi), konsep Forum Jual Beli Kaskus adalah konsep Market Place dimana konsep ini bukan sebuah website yang menyediakan barang-barang yang akan dijual, tetapi layaknya seperti pasar maya. User Kaskus bebas membuat thread/lapak jual beli tanpa dipungut biaya 77 sehingga FJB Kaskus menjadi tempat bertemunya Penjual dengan Pembeli. Jadi Kaskus tidak dapat dikenai ketentuan Pasal 9 UU ITE yang berbunyi : Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan. Karena Kaskus bukanlah sebagai pelaku usaha, Kaskus hanya sebagai penyedia Market Place sehingga dalam hal ini Kaskus disebut sebagai Sistem Elektronik untuk Penjual yang memasarkan barang dagangannya dan Kaskus tidak bertanggung jawab mengenai kasus atau sengketa yang terjadi antara penjual dengan pembeli. Kaskus sebagai Sistem Elektronik bisa dilihat dari Pasal 1 ayat 5 Ketentuan Umum UU ITE menyebutkan bahwa : Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik. Penjual dan Pembeli bertemu di FJB Kaskus karena mereka adalah user Kaskus yang berarti sudah menyetujui peraturan yang tertera pada saat mereka mendaftar sebagai user Kaskus. Sehingga otomatis mereka sudah memenuhi ketentuan Pasal 19 UU ITE yang berbunyi : Para pihak yang melakukan Transaksi Elektronik harus menggunakan Sistem Elektronik yang disepakati. 78 Data nomor 2.2.1 tentang ketentuan khusus FJB dalam kategori barang CD & DVD Collectibles menyebutkan mengenai larangan menjual CD/DVD pornografi. Larangan ini berdasarkan atas Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi yang berbunyi : Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat: a) persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; b) kekerasan seksual; c) masturbasi atau onani; d) ketelanjangan atau tampilan yang ngesankan ketelanjangan; e) alat kelamin; atau f) pornografi anak. Menurut hasil wawancara dengan beberapa user Kaskus yang aktif dalam Forum Jual Beli Kaskus, traffic yang tinggi dan membuka lapak maya tanpa dipungut biaya sedikitpun, membuat banyak orang maupun badan usaha untuk menawarkan barang dagangan maupun jasa mereka di Forum Jual Beli Kaskus. Tidak sedikit orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari berjualan melalui Forum Jual Beli Kaskus. Ada yang berjualan kaos oblong dengan omset hingga Rp40.000.000 sampai berjualan kamera yang tiap bulannya bisa menghasikan omset hingga Rp100.000.000. Berdasarkan wawancara dengan Admin Kaskus seperti dalam data nomor 3, melihat angka penipuan dalam FJB yang kian tinggi, Kaskus memberikan beberapa langkah untuk meredam penipuan yang terjadi. Salah satunya adalah melalui metode yang disebut oleh Kaskus sebagai Rekening Bersama (RekBer). Rekening Bersama adalah pemberdayaan 79 bank account sebagai sarana penengah pembayaran. Pemegang rekening bank merupakan user Kaskus selain Moderator yang ditunjuk langsung oleh pihak Kaskus. Prosedurnya jika terjadi transaksi menggunakan Rekening Bersama, ada transaksi antara penjual dan pembeli jika transaksi terjadi tetapi penjual dan pembeli berbeda kota, disepakati kedua belah pihak untuk menggunakan Rekening Bersama. Pembeli mentransfer uangnya ke pemegang Rekening Bersama kemudian Penjual mengirim barang ke pembeli. Barang sampai ke pembeli dan tidak ada masalah, uang akan ditransfer dari pengelola rekening bersama kepada penjual. Berlaku sebaliknya jika terjadi masalah, misal barang tidak pernah sampai, maka uang akan dikembalikan ke pembeli. Biasanya ada biaya untuk jasa seperti ini, besarnya relatif, tergantung jenis rekening bersama apa yang kamu gunakan. Rekening bersama dapat ditemui di subforum FJB/services/others. Rekening bersama sifatnya unofficial atau tidak resmi dikeluarkan oleh kaskus, tapi lebih ke arah dari member kaskus untuk member kaskus untuk meminimalisir penipuan. Penipuan dapat terjadi dimana saja, tidak hanya di dunia maya, dalam transaksi jual beli secara langsung pun masih ada kemungkinan penipuan terjadi jika kita tidak berhati-hati dalam membeli. Moderator Kaskus, Raka Prasasti, melanjutkan bahwa threads/lapak jual beli kebanyakan hanya mencantumkan mengenai barang apa yang akan dijual, tidak mencantumkan informasi mengenai spesifikasi 80 barang, tidak mencantumkan informasi mengenai kondisi barang saat ini, dan sebagian besar tidak mencantumkan gambar sebenarnya dari barang tersebut. Ada yang tidak mencantumkan gambar barang sama sekali, ada pula yang mencantumkan gambar barang, tetapi bukan gambar barang yang dia jual, melainkan gambar barang lain yang diambil dari google. Dengan melihat hal ini, Hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar seperti tertuang dalam Pasal 4 huruf C UU Perlindungan Konsumen tidak terpenuhi. Untuk Penjual yang memiliki reputasi baik dan selalu menjaga reputasinya, jika dalam bertransaksi barang yang diterima oleh konsumen memiliki cacat atau rusak, Penjual bereputasi baik akan selalu mengganti barang tersebut ataupun melakukan refund pembelian kepada Pembeli tergantung dari kesepakatan dengan Pembeli ingin diselesaikan seperti apa bentuk kompensasi ganti kerugian tersebut. Tetapi dalam FJB Kaskus, penjual terdaftar memiliki reputasi baik hanya sebagian kecil dari seluruh user Kaskus. Sehingga dalam prakteknya, seringkali Pembeli yang membeli barang dari lapak Penjual tidak mendapatkan barang seperti yang ada di dalam thread Penjual, tidak bisa mendapatkan kompensasi ganti kerugian karena Penjual tidak aktif kembali dalam FJB Kaskus dan tidak dapat dihubungi lagi atau “menghilang”. Penjual yang seperti ini akan dibanned oleh Kaskus sekaligus dibanned IP Address Penjual tersebut dan masuk dalam daftar Blacklist. Dengan melihat hal tersebut, sehingga menimbulkan persepsi bahwa dalam Forum Jual Beli Kaskus tidak ada 81 perlindungan terhadap hak konsumen untuk mendapatkan ganti rugi apabila barang yang diterima tidak sebagaimana mestinya. Jadi Pasal 4 huruf H UU Perlindungan Konsumen tidak terpenuhi. Masih maraknya kasus penipuan dalam Perdagangan Elektronik (ecommerce) merupakan bukti bahwa peraturan yang ada belum mampu mengakomodir kepentingan konsumen. Bahkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE masih belum mampu memayungi mengenai e-commerce pada khususnya karena UU tersebut lebih kepada mengatur konten suatu website dan suatu transaksi elektronik pada umumnya. E-commerce merupakan suatu produk dari ITE, tetapi e-commerce membutuhkan peraturan perundangan yang lebih khusus mengatur mengenai e-commerce untuk meredam angka kasus yang seringkali terjadi dan memberikan rasa nyaman kepada konsumen untuk berbelanja di dunia maya. BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen perdagangan elektronik (e-commerce) dalam melakukan transaksi jual beli di Forum Jual Beli Kaskus sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Huruf C dan H Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen tidak ada, karena: 1. Penjual dan Pembeli sudah mengetahui dan menyadari secara pasti atas resiko yang dapat dialaminya dalam e-commerce, dan konsumen tidak mengetahui secara nyata kondisi barang yang dijual, maka pemenuhan Pasal 4 huruf C UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengenai hak-hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar/jujur mengenai kondisi dan jaminan barang tidak terpenuhi. Seperti masih banyak lapak yang ada di FJB Kaskus tidak menyertai spesifikasi mengenai barang yang akan dijual, tidak memasukan gambar kondisi barang yang sebenarnya atau bahkan gambar barang lain dan tidak mencantumkan gambar barang yang dijual. Hal mengenai kewajiban memberikan informasi yang benar sebenarnya sudah diatur dalam Pasal 9 UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE. 82 83 2. Pemenuhan Hak Konsumen untuk mendapatkan kompensasi/ganti rugi jika barang yang diterima tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, seperti yang ditegaskan dalam Pasal 4 huruf H UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ini juga tidak sepenuhnya terpenuhi. Untuk Penjual yang menjaga reputasinya, mereka selalu memenuhi hak konsumen untuk mendapatkan kompensasi dengan cara menyuruh konsumen mengirim balik barang tersebut kepada penjual dan kemudian Penjual mengirim kembali dengan barang baru ataupun refund sesuai dengan kesepakatan para pihak, tetapi untuk sebagian Penjual nakal di FJB Kaskus, setelah berhasil menjual barang mereka menghilang dan sukar dilacak, sehingga konsumen yang mengalami kerugian tidak mendapatkan kompensasi ganti kerugian. Kewajiban pelaku usaha dalam hal ini penjual sebagaimana dinyatakan dalam pasal 1496 KUHPerdata, Penjual harus bertanggung jawab untuk mengembalikan uang harga pembelian dan penggantian biaya atau kerugian mengenai pembelian dan penyerahan barang tersebut. B. Saran Berdasarkan hasil simpulan diatas, penulis dapat memberikan saran agar Kaskus hendaknya tidak melepas diri dari tanggung jawab. Karena bagaimanapun juga Kaskus tetap mendapatkan keuntungan dari transaksi ini meskipun keuntungan ini adalah keuntungan secara tidak langsung. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Akbar, Ali, 2006, Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang, Neomedia Press : Semarang Badrulzaman, Mariam Darus, 1994, Aneka Hukum Bisnis, PT Alumni : Badung Barkatulah, Abdul Halim, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen kajian teoritis dan perkembangan pemikiran, Nusa Media : Bandung Coteanu, Cristina, 2005, Cyber Cinsumer Law and Unfair Trading Practices, Asgate : London J. Satrio, 1992, Hukum Perikatan : Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti : Bandung Muhammad, Abdulkadir, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, PT. Citra Aditya : Bandung Prodjodikoro, R.Wirjono, 1991 Azas-Azas Perjanjian, Penerbit Sumur Bandung : Bandung Purnomo, W.A., 2000, Konsumen dan Transaksi E-commerce. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia: Jakarta Ramli, Ahmad M., 2004, Cyber Law dan HAKI dalam Sistem Hukum Indonesia, PT. Refika Aditama : Bandung Salim HS, 2003, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Jakarta Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia Edisi Revisi, Grasindo : Jakarta Sidabalok, Janus, 2006, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti : Bandung Sjahputra, Iman, 2010, Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Elektronik, PT. Alumni : Bandung Subekti, 1995, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti : Bandung Suherman, Ade Maman, 2002, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Ghalia Indonesia : Jakarta Sutadi, Heru, 2006, Kejahatan Perbankan Lewat Internet, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia : Jakarta Suyadi, 2004, Dasar-Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Universitas Jenderal Soedirman : Purwokerto Sumber Perundang-undangan: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Peraturan Menteri Komunikasi 29/PER/M.KOMINFO/11/2006 dan Tentang Certification Authority (CA) di Indonesia Informatika Pedoman Nomor : Penyelenggaraaan