Info Perpustakaan Edisi 004/April 2015 | perpustakaan.kpk.go.id | perpustakaan:8080/kpk | ext. 8642 Katalog Perpustakaan Online bisa diakses melalui komputer anda, klik website http://perpustakaan:8080/kpk BUKU UTAMA SOSIOLOGI KORUPSI “Korupsi menjadi budaya pada saat kita dapat menerima bahwa begitulah dunia kita hidup”. Itulah kalimat yang tertulis pertama saat kita membuka sampul buku ini, seolah menjadi simpulan pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembacanya. Buku ini merupakan perjalanan panjang kedua penulis, Meuthia Ganie dan (suaminya sendiri) Rochman Achwan, dalam memberikan mata kuliah Sosiologi Korupsi di Departemen Sosiologi FISIP UI dari tahun 2009. Dalam perjalanan mata kuliah ini, para penulis menemukan beberapa hal pen ng secara akademis. Pertama, dak ada suatu analisa perspek f atau pendekatan sosiologi yang digunakan secara utuh dalam melihat masalah korupsi. Kedua, perha an sosiologi terhadap masalah korupsi juga sangat sedikit. Hal ini sangat mengherankan mengingat bahwa sosiologi ilmu yang dalam tradisinya bersifat kri s terhadap hubungan antarkelompok dan bahwa Penulis : Meuthia Ganie-Rochman sosiologi secara dominan adalah tentang ins tusi. Dalam proses penelaahan atas dan Rochman Achwan kenyataan ini, penulis menemukan bahwa konsep-konsep sosiologi sendiri ak Kolasi : 181 hal, 23 cm siap untuk melihat kejahatan seper apa diatas. Pengalaman penulis melakukan peneli an dengan persoalan governisasi di Indonesia, mengantarkan pada kesimpulan bahwa dibutuhkan suatu perspek f yang bersifat sistemik namun dapat menjelaskan proses rekonstruksi oleh aktor individu maupun organisasi. Penulis menemukan bahwa bagian dari pendekatan new KOLEKSI TERBARU ins tusionalisme, yaitu perspek f ins tusionalisme organisasional merupakan Sosiologi Korupsi: isu, Konsep, dan konstruksi konsep yang cukup lengkap dalam membahas persoalan korupsi di Indonesia. Perdebatan Namun demikian, perspek f ini dak dikembangkan untuk membahas masalah kejahatan The Awakened: Seeds of Corrup on yang mengandung pertalian antara unsur absah dan dak absah seper korupsi, apalagi Uncanny X-Force: The Great untuk melihat persoalan korupsi yang kompleks seper yang ada di Indonesia. setelah Corrup on melakukan njauan kri s pada pendekatan ini, penulis menggunakan perspek f ini untuk Private and Public Corrup on menganalisa berbagai dimensi korupsi. Transisi Demokrasi Diatas Hamparan Korupsi Buku ini bukanlah tentang bagaimana mengatasi masalah korupsi, namun memahami korupsi Busyro Muqoddas: Penyuara Nurani dengan lebih baik. Jika tujuan ini tercapai, penulis percaya bahwa penanganan korupsi juga akan Keadilan lebih baik. The Price of Jus ce Dalam buku ini, penulis menerangkan bahwa pendekatan kultural berpegang pada The Worrld According to Monsanto: pandangan bahwa korupsi atau dak suatu ndakan tergantung oleh masyarakatnya. Bagi Pollu on, Corrup on, and the pendekatan ini, korupsi tetaplah sesuatu yang dianggap dak absah. Namun keabsahan bukan Control of the World’s Food Supply Breaking the Blue Wall: One Man’s semata tergantung pada basis formal. Pemberian makna korupsi ini tergantung pada konteks War Against Police Corrup on masyarakat tertentu, antara lain posisi sosial aktor atau kelompok, misalnya posisi Sejarah Gelap Presiden Amerika ketergantungan dan jasa dari pejabat publik. Serikat Pemberian makna merupakan suatu proses yang dibentuk oleh struktur yang ada dalam masyarakat. Dalam pendekatan antropologis juga dilihat masalah representasi, yaitu kelompok manakah yang terlibat, bagaimana mereka mengar kan korupsi, di arena sosial mana korupsi dibahas, terhadap kelompok mana label korupsi diberikan, dan sebagainya. an -corrup on clearing house (Bersambung ke hlm 2) “Reading is one of the joys of life and one you begin you can’t stop and you’ve got so many stories to look forward to.” - Benedict Cumberbatch - REVIEW Perspek f kultural dengan demikian mengambil lingkup yang lebih luas yaitu moral yang didukung oleh para aktor yang terlibat. Bukan hanya para pejabat publik, melainkan juga anggota masyarakat. Bukan hanya organisasi publik dan formal, melainkan juga organisasi dan lembaga informal. Analisa hubungan bukan hanya yang terlihat, melainkan yang terpen ng berada dalam sistem makna. Persoalan korupsi adalah kapan moral dilanggar dan bagaimana anggota masyarakat bereaksi. Reaksi melipu negosiasi yang dilakukan para aktor. Namun berbeda dengan ilmu poli k yang menekankan strategi poli k, perspek f kultural menekankan pemaknaan dari para aktor. Jadi ar negosiasi di sini adalah diasumsikan sebagai proses yang didasarkan pada pemaknaan. Sedangkan kontestasi kurang diperha kan. Beberapa isu pokok yang ada dalam pendekatan kultural terkait dengan persoalan korupsi adalah pemberian hadiah seringkali mempunyai makna yang terkait dengan struktur sosial tertentu. Pertama, hadiah menggambarkan posisi seseorang, demikian pula dengan yang diberi hadiah. Kedua, hadiah sering terkait kewajiban sosial seseorang serta yang diberi. Masyarakat mempunyai nilai dan anggota masyarakat selalu hidup dalam jaringan sosial tertentu. Dalam jaringan terdapat posisi individu dengan kewajiban dan tanggung jawabnya, sen men membuat kewajiban dan tanggung jawab menjadi bentuk solidaritas pada saat seorang individu yang berasal dari satu jaringan dan solidaritas ini mengiku jabatan publiknya. Dalam kenyataannya, masyarakat terdiri dari berbagai kelompok dengan basis kultural yang berbeda yang berada pada konteks yang sama. Dengan demikian, perspek f kultural dak memadai untuk menjelaskan apa dinamika yang terjadi karena keragaman ini dan apa dampaknya bagi pandangan serta reaksi terhadap ‘korupsi’. Ada 4 perspek f yang ditawarkan di dalam buku ini, melipu perspek f legal, poli k, ekonomi, dan kultural. Masing-masing perspek f ini memiliki kekhasannya sendiri di dalam melihat fenomena korupsi, terutama dalam melihat isu pokok, aktor representasi sosial, ruang lingkup, dan konsep utama yang selengkapnya dapat dibaca di dalam buku. [Seri] Belajar Menguasai EYD dengan Baik (2) Secara teknis, ejaan adalah penulisan huruf dan kata, serta pemakaian tanda baca. Dalam edisi kali ini, akan diulas tentang penggunaan huruf kapital. Huruf kapital (huruf besar) dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Selain itu, huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata gan untuk Tuhan, nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diiku nama orang, misalnya: Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, dan Nabi Ibrahim. Namun, huruf kapital dak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang dak diiku nama orang, seper : - Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Simak diskusi buku dalam program Kanal Buku setiap Jum’at (Minggu I) pk. 16.00 wib - Pada tahun ini dia pergi naik haji. di www.kpk.go.id/kanalkpk Yuk, simak terus seri belajar EYD berikutnya!