renstra-bpkad 2014 - BPKAD Kab. Blitar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan nasional Negara Republik Indonesia yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945, adalah “Melindungi segenap bangsa Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Untuk merealisasikannya
diperlukan perencanaan yang terstruktur dan terukur dalam batas waktu
tertentu, seperti halnya melalui pendekatan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD), Rencana
Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja (RENJA).
“Dengan demikian RPJMD Kabupaten Blitar menjadi landasan bagi semua
dokumen perencanaan baik rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah
maupun dokumen perencanaan SKPD Kabupaten Blitar”.
Setiap SKPD di Kabupaten Blitar dalam menyusun Rencana Strategis harus
ada benang merah dengan visi dan misi Kabupaten Blitar, visi dan misi Bupati dan
Wakil Bupati, karena “Di era pemilihan kepala daerah secara langsung, janji-janji
politik di masa kampanye harus dipertanggung jawabkan” (ibid). Oleh karena itu
“RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016 merupakan satu bagian yang utuh
dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar khususnya
dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang baik dalam RPJP
Daerah Kabupaten Blitar maupun RTRW Kabupaten Blitar, serta dari
keberadaannya akan dijadikan pedoman bagi SKPD untuk menyusun Renstra
SKPD”.
1
Mengingat struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar yang tertuang dalam Perda Nomor
20 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar, maka
penjabaran RPJMD Kabupaten Blitar ke dalam RKPD Kabupaten Blitar untuk
setiap tahunnya, akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Blitar” .
Sehubungan dengan hal dimaksud, Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Blitar berkewajiban menyusun Rencana Strategis
berdasarkan skala prioritas kegiatan pembangunan yang dapat direalisasikan
sesuai dengan potensi dan kemampuan seluruh pemangku kepentingan di
Kabupaten Blitar. Serta tetap memperhatikan kebijakan dari Bupati yang diserahi
kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara dari presiden ”Kekuasaan
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat(1)....diserahkan
kepada
gubernur/bupati/Bupati selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola
keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan” (UU no 17 tahun 2003, pasal 6 ayat 2 poin c).
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah tahun 2014-2016 adalah sebagai dokumen perencanaan pendapatan dari
PAD, Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain-lain yang sah dengan perencanaan
pengelolaan belanja langsung ataupun belanja tidak langsung selama kurun
waktu 3 (tiga) tahun kedepan. Dengan demikian Renstra BPKAD merupakan
acuan / pedoman dalam membuat prioritas pembangunan yang akan dibiayai
APBD Kabupaten Blitar dari tahun 2014-2016.
Tujuan penyusunan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah tahun 2014-2016 adalah untuk memberikan arah yang jelas dalam
menentukan PPAS demi lancarnya pelaksanaan program yang ditetapkan dalam
2
KUA, RKPD, RENJA Kabupaten Blitar dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun sesuai
dengan potensi yang tersedia.
1.3. Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Blitar tahun 2014-2016 adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
b. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
c. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Keuangan
Negara;
d. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
e. Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
f. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
g. Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
h. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tenang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang milik
Negara/Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);
m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Jawa Timur 2005-2025;
n. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Propinsi Jawa Timur 20092014;
o. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blitar 2005-2025;
p. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 20 Tahun 2008 tentang organisasi
dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar;
q. Peraturan Bupati Blitar Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas dan
Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Blitar.
4
1.4. Kedudukan dan Peranan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Blitar
Kedudukan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam
perencanaan daerah merupakan suatu bagian yang utuh dan tak terpisahkan
dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Blitar meliputi penerimaan,
belanja dan pengelolaan aset daerah untuk mensinergiskan seluruh program
pembangunan yang telah dituangkan dalam RPJP, RPJMD, RKPD, RTRW dan
Renstra SKPD yang ditetapkan dalam Perda Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar.
Peranan Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam
perencanaan daerah membantu menyusun kebijakan pengelolaan APBD yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, melaksanakan fungsi bendahara
umum daerah dan pengelolaan aset daerah serta menyusun laporan keuangan
yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Landasan Hukum
1.4. Kedudukan dan Peran Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah dalam Perencanaan Daerah Kabupaten Blitar.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab 2 TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR
2.1. Struktur Organisasi
2.2. Susunan Kepegawaian dan kelengkapan
2.3. TUPOKSI
5
2.4. Sistem, Prosedur, Mekanisme
Bab 3 PROFIL KINERJA PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR
3.1. Kinerja Pelayanan masa kini
3.2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
3.3. Peluang dan Tantangan Eksternal
3.4. Rumusan Permasalahan Strategis yang dihadapi masa kini
3.5. Rumusan Perubahan, Kecenderungan masa depan yang berpengaruh pada
tupoksi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar
3.6. Rumusan Perubahan Internal dan Ekternal yang perlu dilakukan untuk lebih
efisien dan efektif
Bab 4 VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset DaerahKabupaten Blitar
4.2. Misi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar
4.3. Tujuan
4.4. Strategi
4.5. Kebijakan
Bab 5 PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA
5.1. Program, kegiatan, dan indikator kinerja Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Blitar
5.2. Program dan kegiatan lintas SKPD
5.3. Program dan kegiatan Lintas Kewilayahan
5.4. Pagu Indikatif dan Indikasi Sumber Pendanaan
Bab 6 PENUTUP
6
BAB II
TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR
2.1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Blitar Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penjabaran
Tugas dan Fungsi BPKAD Kabupaten Blitar, bahwa Struktur Organisasi Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah sebagai
berikut :
Kepala Badan membawahi Sekretariat dan 4 (empat) Bidang, yaitu:
1. Bidang Perbendaharaan
2. Bidang Akuntansi
3. Bidang Anggaran
4. Bidang Aset Daerah
a. Sekretariat membawahi 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Penyusunan Program.
b. Bidang Perbendaharaan, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:
1. Sub Bidang Pengelolaan Kas
2. Sub Bidang Perbendaharaan
c. Bidang Akuntansi membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:
1. Sub Bidang Evaluasi;
2. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan
d. Bidang Anggaran, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:
1. Sub Bidang Anggaran I
2. Sub Bidang Anggaran II.
7
e. Bidang Aset, membawahi 2 (dua) Sub Bidang, yaitu:
1. Sub Bidang Analisa Kebutuhan dan Inventaris;
2. Sub Bidang Pengamanan dan Pemanfaatan.
2.2. Susunan Kepegawaian dan Kelengkapan
Susunan kepegawaian dan kelengkapan merupakan gambaran formasi
dan sarana prasarana pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yaitu
sebagai berikut:
TABEL 2.2.1
JUMLAH PEGAWAI YANG MENDUDUKI JABATAN PADA BADAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR
No
Jabatan
Jumlah
1
Kepala Badan
1
2
Sekretaris
1
3
Kepala Sub Bagian
3
4
Kepala Bidang
4
5
Kepala Sub Bidang
8
6
Staf
35
2.3. Tugas dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Sebagai unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pengelolaan
keuangan dan aset daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
memiliki tugas melakukan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
dibidang pengelolaan keuangan dan aset daerah.
Adapun Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Blitar adalah sebagai berikut:
1.
Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan dan aset
daerah;
2.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
pengelolaan keuangan dan aset daerah;
3.
Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan dan aset
daerah.
8
2.4. Sistem, Prosedur dan Mekanisme Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah
Sistem Prosedur dan Mekanisme Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah mengacu pada :
a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
Berikut mekanisme kerja pengelolaan keuangan dan asset daerah :
a. APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap
tahun dengan peraturan daerah;
b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah tahun berikutnya;
c. Penyusunan APBD terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja dan
pembiayaan;
d. Pendapatan daerah yang dikelola berasal dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah;
e. Perincian belanja daerah menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja;
f. Penyusunan APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah
dan kemampuan pendapatan daerah;
g. Penyampaian rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikut
sejalan dengan RKPD sebagai landasan RAPBD kepada kepala daerah untuk
diajukan kepada DPRD;
h. Pembahasan prioritas dan plafon anggaran sementara berdasarkan KUA yang
disepakati DPRD untuk dijadikan acuan bagi setiap SKPD;
i. Menerima rencana kerja dan anggaran seluruh SKPD untuk bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD tahun berikutnya;
j. Mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
9
BAB III
PROFIL KINERJA PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BLITAR
3.1. Kinerja Pelayanan Masa Kini
Mengingat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Blitar merupakan SKPD baru di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar
maka kinerja pelayanan yang telah diberikan sampai tahun 2013 adalah bahwa
pengelolaan keuangan dan asset daerah telah dilakukan dengan bekerjasama
dengan SKPD lain.
Dengan adanya beberapa perubahan kondisi masyarakat dan tantangan
yang dihadapi Kabupaten Blitar, maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Blitar harus menyesuaikan visinya untuk tahun 2014-2016
yang lebih menantang, berorientasi pada kepentingan masyarakat, bersifat
jangka panjang, memberikan kekuatan dan mengilhami, berorientasi pada
perubahan-perubahan dan masa depan yang diharapkan, maka RENSTRA BPKAD
harus (1) mencerminkan apa yang ingin dicapai, (2)memberikan arah dan fokus
strategi yang jelas (3)menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan
stratejik (4) memiliki orientasi terhadap masa depan.
Sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar mempunyai perbedaan
dengan Organisasi Perangkat Daerah lainnya dalam rekening belanja tidak
langsung yang dikelolanya. Selain Belanja Pegawai sebagaimana Organisasi
Perangkat Daerah lainnya, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Blitar juga mengelola rekening-rekening
belanja hibah, bantuan
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, rekening belanja tidak terduga yang
menyebabkan besarnya belanja tidak langsung pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar.
10
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang bertujuan untuk
menutupi selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Selama tahun 2013
Kabupaten Blitar mengalami defisit anggaran yang ditutupi oleh pembiayaan
yang di dapat dari penerimaan daerah dari pos sisa lebih perhitungan anggaran
tahun lalu (SILPA) dan penerimaan piutang daerah.
3.2. Kelemahan dan Kekuatan Internal
Untuk mengamankan proyeksi rencana strategis Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar dari tahun 2014-2016 perlu
memperhatikan kelemahan yang selama ini dirasakan dan kekuatan internal
yang telah teruji kehandalannya selama pencapaian tahun kebelakang.
No.
1.
2.
3.
Kelemahan
Faktor Internal
Kemampuan teknis
Standarisasi beban kerja
Sarana prasarana yang sudah
tidak memadai
No.
1.
2.
3.
Kekuatan
Faktor Internal
Adanya perda SOPD
Kualitas SDM aparatur
Komitmen karyawan yang
tinggi
Dari beberapa kelemahan dan kekuatan internal Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar perlu dilakukan pembobotan, mana
yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian pelaksanaan
rencana strategi tahun ke depan dari mulai tahun 2014-2016.
3.3. Peluang dan Tantangan Ekternal
Berdasarkan data dasar yang telah diperoleh selama ini terdapat peluang
dan tantangan ekternal yang berpengaruh terhadap pencapaian rencana
strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar untuk
tahun 2014-2016, yaitu:
No
1.
2.
Peluang Faktor Ekternal
No. Tantangan Faktor Eksternal
Peran
BPKAD
yang 1. Perbedaan
persepsi
dalam
strategis
memaknai
peraturan
dengan
pemeriksa fungsional
Mudah
berkoordinasi 2. Masyarakat semakin kritis informasi
11
dengan propinsi dan pusat
semakin terbuka dan perubahan
peraturan yang sangat cepat
3.4. Rumusan permasalahan strategis yang dihadapi masa kini
Dari beberapa kelemahan dan tantangan yang dihadapi, perlu
dirumuskan secara matang dengan harapan bisa berubah jadi potensi yang
mendorong pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, taat
peraturan perundang-undangan, transparan dan bertanggung jawab.
Supaya ada kesinambungan dalam pencapaian visi, misi dengan nilai yang
diharapkan, perlu dilakukan identifikasi mitra kerja, baik internal maupun
ekternal, termasuk pula stakeholders yang berhubungan langsung dengan
implementasi dan rekomendasi yang dihasilkan dalam kebijakan publik, baik dari
segi sosial, ekonomi, politik dan stabilitas kepercayaan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan di Kabupaten Blitar,
terutama yang relevan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban daerah.
3.5. Rumusan Perubahan, Kecenderungan masa depan yangberpengaruh pada
Tupoksi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar
Dari beberapa kekuatan dan peluang yang ada perlu diformulasikan
menjadi suatu perubahan yang signifikan untuk menyongsong masa depan yang
lebih efisien, efektif, berkeadilan dan kepatutan dalam pengelolaan keuangan
daerah, baik yang berhubungan dengan hak maupun kewajiban daerah. Sehingga
pendapatan daerah yang bersumber dari PAD, Perimbangan dan Pendapatan
Lain-lain yang sah bisa optimal, kemudian kewajiban pemerintah daerah yang
diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih yang diakibatkan oleh belanja
langsung, belanja tidak langsung dan pembiayaan bisa terselesaikan tepat waktu
sebagaimana yang dirumuskan dalam Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Blitar.
12
Pencermatan Lingkungan Internal dan Ekternal
PLI
No.
1
2
No.
1
2
3
Kekuatan (S)
Kualitas SDM aparatur
Komitmen karyawan yang
tinggi
Kelemahan (W)
Kemampuan teknis fungsional
Standarisasi beban kerja
Sarana prasarana yang sudah
tidak memadai
PLE
No.
Peluang (O)
1
Peran BPKAD yang strategis dan
kepercayaan pimpinan
2
Mudah berkoordinasi dengan
Provinsi dan pusat
No.
Tantangan (T)
1
Globalisasi
2
Perbedaan
persepsi
dalam
membaca peraturan dengan
pemeriksa
3
Informasi semakin terbuka dan
perubahan
peraturan
yang
sangat cepat
3.6. Rumusan Perubahan Internal dan Ekternal yang diperlukan untuk lebih
efisien dan efektif
Formulasi antara faktor internal dan faktor eksternal perlu dilakukan
melalui kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis
faktor ekternal (KAFE)
KESIMPULAN ANALISIS FAKTOR INTERNAL (KAFI)
No
Lingkungan
KEKUATAN
1 Adanya perda SOPD
2 Kualitas sumber daya
aparatur
3 Komitmen
karyawan
yang
Tinggi
KELEMAHAN
1 Kemampuan
teknis
fungsional
2 Standarisasi beban kerja
3 Sarana prasarana yang
sudah
Tidak memadai
Jumlah
Bobot
Rating
Score
(bobot x rating)
Prioritas
20
15
4
4
80
60
I
II
15
3
45
III
25
4
100
I
15
10
3
2
45
20
II
III
100
350
13
Dari analisis faktor internal, ternyata dengan adanya Perda SOPD yang
ditetapkan oleh Bupati menjadi prioritas kekuatan sedangkan kelemahan yang
harus diprioritaskan untuk ditangani adalah kemampuan teknis fungsional,
prioritas kedua yang kuat adalah kualitas sumber daya aparatur sedangkan untuk
kelemahannya adalah standarisasi beban kerja. Prioritas kekuatan ketiga adalah
komitmen karyawan yang tinggi sedangkan sarana prasarana yang sudah tidak
memadai menjadi kelemahan ketiga dalam meningkatkan kemampuan pegawai.
KESIMPULAN ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL (KAFE)
No
Lingkungan
PELUANG
1
Peran BPKAD yang
strategis
2
Kepercayaan
pimpinan
3
Mudah
berkoordinasi
dengan
Provinsi dan pusat
TANTANGAN
1
Globalisasi
2
Perbedaan
persepsi dalam
Membaca
peraturan dengan
Pemeriksa
3
Informasi
yang
terbuka dan
Perubahan
peraturan yang
Sangat cepat
Jumlah
Bobot
Rating
Score
(bobot
x
Rating)
Prioritas
25
3
75
I
20
3
60
II
10
1
10
III
20
10
3
2
60
20
I
III
15
3
45
II
100
270
Analisis faktor eksternal yang menjadi peluang prioritas pertama adalah
peran BPKAD yang strategis sedangkan yang menjadi tantangannya adalah
globalisasi, prioritas kedua dalam peluang adalah adanya kepercayaan pimpinan
14
namun dalam tantangan prioritas kedua tantangannya adalah adanya perbedaan
persepsi dalam membaca peraturan dengan pemeriksa dan prioritas yang ketiga
adalah mudah berkoordinasi dengan provinsi dan pusat sedangkan tantangan
prioritas ketiga adalah Informasi yang terbuka dan perubahan peraturan yang
sangat cepat.
MATRIK SWOT DALAM RANGKA MENENTUKAN ASUMSI-ASUMSI STRATEGIS
KAFI
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
1. Adanya perda SOPD;
1. Kemampuan Teknis
2. Kualitas Sumberdaya
Fungsional;
Aparatur;
2. Standarisasi
beban
3. Komitmen Karyawan
kerja;
yang tinggi.
3. Saran Prasarana yang
KAFE
sudah tidak memadai.
Peluang (O)
Strategi (S-O)
Strategi (W-O)
1. Peran BPKAD yang 1. Peningkatan
1. Tingkatkan volume
Strategis;
Kompetensi BPKAD;
Pendidikan
2. Kepercayaan
2. Peningkatan
fungsional di BPKAD;
Pimpinan;
Eksistensi BPKAD;
2. Meningkatkan
3. Mudah
3. Peningkatan
Relasi
bantuan
keuangan
berkoordinasi
dan
wawasan
Provinsi dan Pusat.
dengan Provinsi dan
Aparatur BPKAD.
Pusat.
Tantangan (T)
Strategi (S-T)
Strategi (W-T)
1. Globalisasi;
1. Meningkatkan
1. Peningkatan kapasitas
2. Perbedaan persepsi
Kinerja Aparatur;
sumber daya aparatur
dalam
membaca 2. Meningkatkan
2. Meningkatkan budaya
Peraturan
dengan
konsolidasi
dan
kerja dan koordinasi
Pemeriksa;
koordinasi
dengan
dengan pemeriksa
3. Informasi semakin
SKPD terkait;
3. Kerjasama
dengan
terbukadan
3. Meningkatkan
pihak ketiga
perubahan
jangkauan
akses
peraturan
yang
informasi
dan
sangat cepat.
antisipasi perubahan.
15
Berdasarkan pilihan strategi yang dikembangkan dari analisis SWOT di
atas, dilakukan penetapan urutan strategi pilihan sebagai berikut:
MATRIK PENETAPAN URUTAN ASUMSI STRATEGI PILIHAN UNTUK MENCAPAI
FKK
ASUMSI STRATEJIK
KETERKAITAN DENGAN
URUTAN
PILIHAN
VISI
MISI
NILAI-NILAI
STRATEGI
1
2
3
4
5
S-O :
1. Peningkatan Kompetensi 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
41 ( I )
BPKAD;
2. Peningkatan
Eksistensi 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4
38 ( IV )
BPKAD;
3. Peningkatan Relasi dan 3 3 3 2 3 4 2 4 3 4 2
33 ( IX )
wawasan
Aparatur
BPKAD.
S-T :
1. Meningkatkan
Kinerja 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
40 ( II )
Aparatur;
2. Meningkatkan Konsolidasi 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2
34 ( VIII )
dan Koordinasi dgn SKPD
Terkait;
3. Meningkatkan jangkauan
akses
informasi
dan 4 3 3 3 4 4 1 2 4 4 4
36 ( VI )
antisipasi perubahan.
W-O :
1. Tingkatkan
Volume
Pendidikan fungsional di
BPKAD;
2. Meningkatkan
bantuan
keuangan Provinsi dan
Pusat.
W-T :
1. Peningkatan
Kapasitas
Sumberdaya Aparatur;
2. Meningkatkan
Budaya
Kerja dan Koordinasi
dengan Pemeriksa;
3. Kerjasama dengan Pihak
Ketiga
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
39 ( III )
4
4
4
4
4
2
2
3
3
2
3
35 ( VII )
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
40 ( II )
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
37 ( V )
4
4
3
4
3
3
1
3
2
3
2
32 ( X )
16
Nilai Keterkaitan Strategi dengan Visi, Misi, dan Nilai-Nilai menggunakan Skala
Likert (Model skala 1—4), yaitu:
4 = Paling Terkait
3 = Terkait
2 = Kurang Terkait
1 = Tidak Terkait
Untuk memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas
antara Misi dengan Tujuan, disusun faktor-faktor kunci keberhasilan (Critical
Factors Success) yang dikembangkan dari hasil analisis faktor kunci keberhasilan
sebagai berikut:
FORMULASI TUJUAN
FKK (CFS)
MISI
1. optimalisasi
pendapatan
dengan
intensifikasi
dan
ekstensifikasi yang terukur,
berkualitas dan berkeadilan
2. meningkatkan
kualitas
pengelolaan keuangan dan aset
daerah
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku
3. meningkatkan
kualitas
CARA FORMULASI TUJUAN
1. peningkatan kompetensi BPKAD
2. peningkatan kinerja dan kapasitas
sumber daya aparatur
3. tingkatkan volume pendidikan fungsional
di BPKAD
4. peningkatan eksistensi BPKAD
5. meningkatkan
budaya
kerja
dan
koordinasi dgn pemeriksa
6. meningkatkan jangkauan akses informasi
dan antisipasi perubahan
7. meningkatkan
bantuan
keuangan
provinsi dan pusat
8. meningkatkan konsolidasi dan koordinasi
dgn SKPD terkait
9. peningkatan relasi dan wawasan
aparatur BPKAD
10. kerjasama dengan pihak ketiga
TUJUAN:
1. Peningkatan Pendapatan Daerah yang
sinergitas dan Realistis
2. Meningkatkan
suatu
akuntabilitas
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
SKPD yang akuntabel dan professional
1. Terwujudnya
aparatur
pengelola
pendapatan dan belanja daerah yang
berdedikasi tinggi, bertanggung jawab
17
sumberdaya aparatur bidang
pendapatan,
pengelolaan
keuangan dan aset daerah
sesuai
dengan
standar
pelayanan
memiliki wawasan dan keterampilan
dalam mengelola pendapatan dan
belanja daerah
18
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN
KEBIJAKAN
4.1. Visi
Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar
adalah ”TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH YANG
BERKUALITAS
DAN
AKUNTABEL
DALAM
MENUNJANG
EFEKTIVITAS
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR”.
4.2. Misi
Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah:
1. Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
2. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan asset daerah yang terukur,
berkualitas dan berkeadilan;
3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pengelolaan keuangan dan aset
daerah sesuai dengan standar pelayanan minimum.
4.3. Nilai
Nilai-nilai yang ingin dicapai oleh seluruh aparat Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut :
(1) Disiplin dan bermoral tinggi;
(2) Bekerja dalam kebersamaan;
(3) Kematangan dan berinteraksi dalam mengatasi permasalahan;
(4) Profesional.
19
4.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu: ”Semua hak dan kewajiban daerah yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik daerah berhubungan dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut dapat dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan”
Seluruh aparat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Blitar tidak punya niatan menyimpang dari peraturan yang berlaku, apalagi
melibatkan diri baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam perbuatan
KKN. Namun bila disana sini masih terdapat kekurangan itu semata-mata karena
masih dalam proses learning by doing untuk menyesuaikan dengan perubahan
pesat yang cepat. Dari tujuan yang diinginkan tersebut ditetapkan ke dalam
tujuan strategik untuk mengimplementasikan misi. Tujuan Strategik tersebut
terdiri dari:
1. Meningkatkan suatu akuntabilitas pelaksanaan dan pertanggungjawaban
SKPD yang akuntabel dan profesional;
2. Pengelolaan keuangan dan asset daerah yang sinergitas dan realistis;
3. Terwujudnya aparatur pengelola pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang berdedikasi tinggi, bertanggungjawab serta memiliki wawasan
dan keterampilan.
4.5. Sasaran
Sasaran merupakan suatu kondisi ideal yang hendak dicapai dalam rangka
pengelolaan keuangan dan asset daerah. Sasaran yang ingin dicapai tersebut
antara lain :
1. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas penggunaan anggaran yang seimbang
dan terkelolanya aset daerah yang berorientasi pada kepentingan publik;
20
2. Optimalisasi keuangan dan asset daerah;
3. Meningkatnya wawasan dan keterampilan dalam pelaksanaan tupoksi sesuai
tuntutan peraturan yang berlaku.
4.6. Strategi
Strategi yang akan dilakukan adalah mengoptimalkan kekuatan internal
yang sudah ada seperti dengan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan
komitmen karyawan yang tinggi.
Kemudian akan meminimalisir faktor kelemahan internal seperti halnya
kemampuan teknis fungsional, beban kerja yang belum terstandarisasi dan
sarana prasarana yang sudah tidak memadai. Bahkan di pihak lain mencari solusi
terhadap ancaman masa depan seperti halnya pengaruh globalisasi, adanya
perbedaan persepsi dalam membaca peraturan dengan pemeriksa, informasi
yang semakin terbuka serta perubahan peraturan yang sangat cepat.
Dari gambaran tersebut disusunlah strategi yang akan dilaksanakan
terdiri
dari 6 strategi yaitu;
1. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan asset daerah;
2. Pengkajian rencana pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk mewujudkan pelaksanaan pengelolaan anggaran pendapatan dan
anggaran belanja daerah yang tepat sasaran;
3. Pemenuhan kebutuhan dalam pelayanan administrasi perkantoran dan
pengelolaan administrasi aset daerah sebagai penunjang tupoksi SKPD;
4. Peningkatan sistem pengelolaan administrasi pendapatan dan belanja daerah;
5. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana sebagai penunjang
pelayanan prima;
6. Peningkatan
professionalisme
aparatur
sesuai
tuntutan
kebutuhan
pemenuhan SDM yang handal.
21
4.7. Kebijakan
Kebijakan, mensinerjikan lingkungan strategis dalam bentuk IFAS dan
EFAS dengan memperhatikan faktor penentu keberhasilan dan kegagalan dalam
critical success factors untuk menemukan leverage sebagai daya ungkit
permasalahan yang rumit dan kompleks disederhanakan dalam penanganan
yang sistemik, untuk itu dalam implementasinya dilakukan langkah-langkah yang
tergambar dalam diagram sebagai berikut:
TAHAPAN KEBIJAKAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KABUPATEN BLITAR (2014-2016)
Manajemen Strategik Menurut Inpres No.7 Tahun 1999
Arahan kebijakan yang dirumuskan dalam menentukan program dan kegiatan
adalah:
1.
Pola kemitraan pemerintah dan
masyarakat dalam
pelaksanaan
pengelolaan keuangan dan asset daerah;
2.
Peningkatan kualitas pelayanan prima bidang pengelolaan administrasi
perkantoran;
3.
Pemenuhan kebutuhan sarana prasarana sebagai penunjang pelayanan
administrasi perkantoran;
22
4.
Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan SKPD yang transparan dan
akuntabel yang tersaji dalam suatu proses manajemen sebagai penunjang
pelayanan administrasi perkantoran;
5.
Sistem pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan yang memperhatikan perkembangan dampak ekonomi
makro dan mikro;
6.
Mengembangkan potensi kemampuan
personil sesuai bidang dan
tanggungjawabnya serta penerapan reward dan punishment terhadap
prestasi kerja yang terukur.
23
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA
Dengan ditetapkan tujuan, strategi dan kebijakan untuk mencapai
sasaran, maka disusunlah program-program yang dilaksanakan melalui kegiatankegiatan dengan indikator kinerja yang telah ditentukan sebagai action dalam
pemenuhan organization progress.
5.1 Program Kegiatan dan Indikator Kinerja Program SKPD
1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan aset
daerah
Pola kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan
pemerintahan dalam pengelolaan pendapatan dan belanja daerah merupakan
arahan kebijakan untuk program ini, dimana indikator hasil yang diharapkan
yaitu terjalinnya pola kemitraan pemerintah dan masyarakat yang akuntabel dan
transparan sehingga dapat diwujudkan suatu bahan kajian yang digunakan
sebagai pertimbangan pelaksanaan perencanaan ke depan. Adapun penyajian
dari program ini diarahkan dalam bentuk laporan pelaksanaan program dan
kegiatan sebagai dasar analisis prognosis SKPD.
1.1 Penyusunan Analisis Standar Belanja
Kegiatan ini terdiri dari beberapa sub kegiatan yang mengarah pada
penganalisaan standar belanja yang akan digunakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Blitar dalam mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Blitar 2011 –
2016. Tak lepas dari arahan kebijakan program ini, indikator hasil dari kegiatan
ini adalah Standar Belanja Pemerintah Daerah yang memperhatikan aspek
prkembangan ekonomi makro dan mikro.
1.2 Penyusunan Standar Satuan Harga
Sifat dan tujuan Program ini sama dengan kegiatan penyusunan analisis belanja,
tetapi indikator hasil dari kegiatan ini adalah bidang harga satuan yang didasari
24
atas prosentase nilai perolehan pada nilai pasaran sesuai dengan perkembangan
kebijakan ekonomi Pemerintah.
1.3 Penyusunan bahan rancangan peraturan daerah tentang APBD;
Kegiatan ini merupakan kegiatan perencanaan pelaksanaanpendapatan dan
belanja daerah yang disusun berdasarkan kebutuhan tiap-tiap unit pelaksana
pemerintah daerah yang mana prosesnya telah melalui beberapa kajian oleh tim
anggaran
pemerintah daerah. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya
rancangan peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja derah
tahun per tahun anggaran.
1.4 Penyusunan raperda tentang penjabaran APBD;
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang APBD. Indikator hasil yang di harapkan adalah
tersusunnya penjabaran anggaran pendapatan danbelanja derah Kabupaten
Blitar per tahun anggaran.
1.5 Penyusunan raperda tentang perubahan APBD;
Untuk mengimbangi perubahan faktor-faktor baik internal maupun eksternal
maka dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dilakukan
beberapa kajian tentang perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran yang efektif dan
efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.
1.6 Penyusunan raperda tentang penjabaran perubahan APBD;
Sasaran, tujuan dan arahan kegitan ini sama halnya dengan kegiatan penyusunan
raperda tentang perubahan APBD.
1.7 Penyusunan raperda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Segala bentuk keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja daerah harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk rancangan
peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
25
1.8 Peningkatan Manajemen Aset / Barang daerah
Kegiatan ini mengarah pada pencatatan hasil pengadaan dan penghapusan aset
Pemerintah Kabupaten Blitar per triwulan yang tujuannya sebagai tindakan
kontrol dalam perkembangan kondisi akhir aset Pemerintah Kabupaten Blitar.
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengelolaan pelaporan
inventarisasi aset Kabupaten Blitar sebagai bagian penyusunan sistem pelaporan
akuntabilitas pemerintah Kabupaten Blitar bidang aset daerah.
1.9 Fasilitasi Penyaluran Belanja dan Pembiayaan SKPKD
Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersalurkannya dana
bantuan belanja hibah, belanja subsidi, bantuan-bantuan sosial, bagi hasil, dan
belanja tidak terduga serta pembiayaan.
1.10. Verifikasi RKA, DPA dan DPPA SKPD
Maksud Kegiatan ini adalah terselenggaranya asistensi terhadap verifikasi DPASKPD, DPPA-SKPD dan RKA-SKPD T.A.2014 sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebanyak 90 SKPD.
2. Program pelayanan Administrasi Perkantoran.
Program ini bertujuan sebagai media pendukung pelaksanaan seluruh program
dan kegiatan yang mana kebijakannya mengarah pada peningkatan kualitas
pelayanan prima bidang administrasi perkantoran. Indikator hasil dari program
ini adalah terwujudnya suatu pelayanan administrasi perkantoran yang sesuai
dengan pelayanan prima dan peningkatan pengolahan administrasi barang
daerah. Sifat kegiatan dari program ini merupakan kegiatan rutinitas pelaksanaan
pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari sarana dan prasarana
sebagai penunjang pelayanan administrasi perkantoran. Kegiatannya adalah
sebagai berikut:
2.1 Penyediaan jasa surat menyurat;
kegiatan penyediaan jasa surat menurat merupakan kegiatan komunikasi antar
instansi yang mana pelaksanaannya mengarah pada administrasi pelayanan
26
internal dan eksternal yang tercatat dalam bentuk surat-surat sebagai dokumen
komunikasi resmi SKPD yang berbentuk arsip dinamis dan statis.
2.2 Penyediaan jasa pemeliharaan kendaraan operasional/dinas;
Indikator
hasil
dari
kegiatan
ini
adalah
terpeliharaanya
kendaraan
dinas/operasional SKPD dalam menunjang pelaksanaan administrasi perkantoran
demi percepatan mobilisasi operasional personil SKPD.
2.3 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik;
Kegiatan ini merupakan kegiatan pendukung administrasi perkantoran dalam
memenuhi kebutuhan biaya penggunaan jasa komunikasi, smber daya air dan
listrik SKPD yang disediakan pihak pemberi jasa.
2.4 Penyediaan jasa administrasi keuangan;
Kegiatan ini mengarah pada belanja pegawai yang tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan jasa administrasi keuangan dalam pelaksanaan kegiatan SKPD untuk
satu tahun anggaran berjalan.
2.5 Penyediaan jasa kebersihan kantor;
Untuk pelaksanaan suatu administasi perkantoran yang dinamis diperlukan suatu
kenyamanan dalam pelaksanaan administrasi perkantoran, oleh karena itu
pemenuhan kebersihan kantor sebagai pendukung program pelayanan
administrasi perkantoran merupakan tujuan kegiatan ini.
2.6 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;
Dalam pelaksanaan rutinitas perkantoran diperlukan peralatan kerja yang
memadai dan siap pakai sebagai penunjang pelasanaan pelayanan administrasi
perkantoran. Maka berkenaan hal tersebut indikator hasil yang diinginkan adalah
pemenuhan jasa perawatan peralatan alat kerja sebagai sarana pendukung
rutinitas administrasi perkantoran.
2.7 Penyediaan alat tulis kantor;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan alat tulis kantor
untuk personil SKPD dalam pelaksanaan pelayanan administrasi perkantoran.
27
2.8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan barang cetakan
kebutuhan administrasi perkantoran dalam
pengelolaan pendapatan dan
belanja daerah sesuai standar akuntansi pemerintah dan pemenuhan kebutuhan
penggandaan/copy beberapa dokumen sesuai kebutuhan.
2.9 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor;
kegiatan
ini
berhubungan
dengan
kebutuhan
pelayanan
administrasi
perkantoran yang memadai. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya
kebutuhan instalasi kelistrikan dan penerangan dalam gedung perkantoran
2.10 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor;
Indikator hasil kegiatan ini adalah tersedianya peralatan dan perlengkapan
kantor sebagai pendukung sarana pelayanan administrasi perkantoran.
2.11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan bahan bacaan dn
buku-buku literatur sebagai media informasi perkembangan dalam pelaksanaan
SKPD dan merupakan pendukung nilai-nilai strategis pelaksanaan program
kegiatan.
2.12 Penyediaan Makan dan Minuman;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya jamuan makan dan minum
untuk tamu-tamu dinas dan rapat dinas yang dilaksanakan di SKPD Badan
Pengelolaan keuangan Daerah.
2.13 Rapat-rapat Koordinasi dan konsultasi keluar Daerah.
Bentuk kegiatan ini mengarah pada belanja perjalanan dinas personil SKPD yang
mana tujuannya adalah penyediaan uang perjalanan dalam dan luar daerah
dalam rangka rapat-rapat koordinasi dan konsultasi kedinasan.
3. Program Penataan Sistem Dokumen
Arahan Kebijakan dari Program ini sama dengan arahan kebijakan pada Program
Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur. Indikator hasil dari Program ini
28
adalah terbentuknya suatu sistem penyelamatan arsip SKPD sebagai bukti
otentik pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD. Kegiatan dalam Program ini
terdiri dari :
3.1 Pengadaan Sarana Penyimpanan;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya sarana penyimpanan
dokumen arsip dan biografi SKPD.
3.2 Pengklasifikasian Data;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya pelayanan prima dan
percepatan pelayanan bidang kearsipan
sebagai
penunjang pelayanan
administrasi perkantoran.
3.3 Pengolahan Updating dan Analisis Arsip SKPD.
Indikator hasil kegiatan ini adalah data kearsipan dan biografi yang ter-update
sesuai klasifikasi dalam pengolahannya.
4. Program peningkatkan sarana prasarana aparatur
Arahan kebijakan dari program ini adalah pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana dalam penunjang sistem pelayanan prima. Kegiatankegiatan yang akan
dilaksanakan
dalam
program
ini
mengarah
pada
bagaimana
cara
mengoptimalkan sarana prasarana yang ada dalam menunjang proses
administrai perkantoran, maka indikator indikator hasil yang diharapkan dari
kegiatan ini terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana SKPD dalam menunjang
operasional pelayanan administrasi perkantoran. Adapun kegiatan yang akan
dilaksanakannya adalah:
4.1 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpeliharanya keadaan gedung kantor
sebagai sarana pelayanan administrasi perkantoran
4.2 Pengadaan Kendaraan Operasional;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya kendaraan dinas/operasional
yang dibutuhkan BPKAD Kabupaten Blitar
29
4.3 Pengadaan perlengkapan gedung kantor;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah Terpenuhinya kebutuhan perlengkapan
gedung kantor untuk peningkatan mutu pelayanan prima
4.5 Pengadaan Meubeler;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah penyediaan mebeler sebagai sarana
penunjang pelayanan publik.
5. Program Perumusan Kebijakan Pengelolaan Aset Daerah
5.1. Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah menurunnya kerugian daerah.
5.2. Penyelesaian Permasalahan Tanah Asset Pemkab Blitar
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah kejelasan status legalitas asset
Pemkab Blitar
5.3. Pelaksanaan Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Daerah
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya data barang daerah yang
akurat.
5.4. Operasional pengelolaan Tanah Eks Bengkok di Kelurahan
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tanah eks bengkok dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
5.5. Pendataan dan penilaian asset Pemerintah Kabupaten Blitar
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah administrasi asset daerah yang tertib.
5.6. Pensertifikatan Tanah dan Pengamanan Asset Pemerintah Daerah
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terbit sertifikat tanah asset Pemkab
Blitar.
5.7. Monitoring, evaluasi, verifikasi, pemanfaatan, dan penghapusan barang
daerah
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib administrasi dalam
pemanfaatan asset daerah
30
5.8. Penyusunan Standart Harga Barang
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib belanja.
5.9. Monitoring, evaluasi, verifikasi, pemanfaatan, dan penghapusan barang
daerah
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tertib administrasi dalam
pemanfaatan asset daerah.
6. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Arahan kebijakan dari program ini adalah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
kegiatan SKPD yang transparan dan bertanggungjawab yang tersaji dalam suatu
proses manajemen. Sesuai arahan kebijakan dan strategi yang akan dilakukan
maka indikator hasil yang diharapkan dari program ini adalah tersusunnya
laporam-laporan pelaksanaan seluruh kegiatan secara periodik yang terukur dan
mampu menggambarkan keadaan sebenarnya tentang indikator indikator
penghasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan dari program ini
terdiri dari:
6.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersajikannya laporan capaian kinerja yang
terukur dan ikhtisar realisasi kinerja dalam satu tahun anggaran sebagai dasar
pelaporan pelaksanan tugas pokok dan fungsi SKPD;
6.2 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan pengelolaan
keuangan periode semester yang akuntabel dan transparantif.
6.3 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya beberapa laporan yang
merupakan indikator-indikator hasil pelaksanaan seluruh kegiatan sebagai dasar
prognosis rencana kegiatan selanjutnya. Dari laporan prognosis ini diharapkan
31
mampu menggambarkan kondisi sebelumnya untuk menggambarkan ramalan
pelaksanan ke depan.
6.4 Penyusunan Pelaporan keuangan akhir tahun;
Kegiatan
ini mengarah
pada
bagian
pertanggungjawaban
pelaksanaan
pengelolaan pendapatan dan keuangan daerah menurut tingkat keberhasilan
dan kegagalannya. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya pelaporan
keuangan akhir tahun anggaran yang menggambarkan prinsip akuntansi
pengelolaan APBD oleh SKPD selama satu tahun anggaran.
6.5 Penyusunan Laporan Inventarisasi Aset Pemerintah Kabupaten Blitar.
Kegiatan ini mengarah pada pencatatan hasil pengadaan dan penghapusan aset
Pemerintah Kabupaten Blitar per triwulan yang tujuannya sebagai tindakan
kontrol dalam perkembangan kondisi akhir aset Pemerintah Kabupaten Blitar.
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengelolaan pelaporan
inventarisasi aset Kabupaten Blitar sebagai bagian penyusunan sistem pelaporan
akuntabilitas pemerintah Kabupaten Blitar bidang aset daerah.
7. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten
Program ini dilaksanakan dalam rangka pemberian pedoman, bimbingan,
supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan kepada Pemerintah daerah antara
lain : perencanaan dan penyusunan APBD, Pelaksanaan, Penatausahaan dan
akuntansi
keuangan
daerah,
pertanggungjawaban
keuangan
daerah,
pemantauan dan evaluasi, serta kelembagaan pengelolaan keuangan daerah
yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:
7.1 Asistensi Penyusunan Rancangan Regulasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten
Indikator hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya
pembinaaan dalam pengelolaan keuangan daerah.
7.2. Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Blitar
32
7.3. Penatausahaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah se Kabupaten Blitar
7.4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengelolaan
Keuangan Daerah
8. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan Disiplin Aparatur di Lingkungan kerja
Pemerintah Kabupaten Blitar dalam melaksanakan tugas sehari-hari, dan
indikator hasil dari program ini adalah tersedianya sarana penunjang yang dapat
meningkatkan disiplin Pegawai. Kegiatannya antara lain :
8.1 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan;
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan Pakaian Dinas
bagi Aparatur di Lingkungan BPKAD Kabupaten Blitar.
9. Program Peningkatan sumberdaya aparatur
Untuk mewujudkan suatu organisasi yang handal dan professional maka
diperlukan
sumber
daya
manusia
yang
mampu
berkompeten
dalam
mengimbangi tuntutan the clean governance dan the good governance dalam
rangka mewujudkan visi dan misi. Maka indikator hasil dari program ini
diharapkan menghasilkan suatu oprganisasi yang berdedikasi dan memiliki
sumber daya manusia yang baik sebagai kekuatan internal dalam menghadapi
tantangan kemajuan. Kegiatannya adalah :
9.1 Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Daerah;
Untuk memenuhi kebutuhan Sumberdaya manusia yang handal maka diperlukan
pelatihan dan pendidikan formal di bidang pengelolaan keuangan daerah.
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terpenuhinya SDM yang mampu dan
berkompeten di bidang Pengelolaan keuangan Daerah.
9.2 Sosialisasi peraturan perundang-undangan;
Dalam rangka pengimplementasian peraturan-perundangundangan tentang
pengelolaan pendapatan keuangan dan asset daerah maka perlu diadakan
33
sosialisasi kepada personil sebagai dasar pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Indikator hasil dari kegiatan ini adalah terbekalinya personil SKPD dalam
pelaksanaan tata kelola APBD dan Aset Daerah sesuai peraturan dan perundang
undangan yang berlaku.
10.3 Bimtek Implementasi Peraturan Perundang-Undangan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertajam kemampuan personil dan
penyeragaman sistem pengelolaan tata administrasi dalam pengimplementasian
peraturan perundang-undangan. Indikator hasil dari kegiatan ini adalah
sumberdaya manusia yang handal dan memiliki wawasan pengetahuan dalam
pengimplementasian peraturan perundang-undangan didalam pengelolaan
pendapatan, keuangan dan aset daerah.
5.2 Program dan Kegiatan Lintas SKPD
Program dan kegiatan ini dalam formulasi dan rancangannya melibatkan SKPD
lain. Dari beberapa program dan kegiatan yang tertuang dalam Renstra 20142016 terdapat beberapa program dan kegiatan lintas SKPD yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
TABEL 5.2.1
PROGRAM DAN KEGIATAN LINTAS SKPD
PROGRAM
KEGIATAN
LINTAS SKPD
Peningkatan dan
1. Penyusunan analisis
Seluruh SKPD
Pengembangan
standar belanja
Kabupaten Blitar
Pengelolaan Keuangan
2. Penyusunan standar
Seluruh SKPD
Daerah
satuan harga
Kabupaten Blitar
3. Penyusunan
Seluruh SKPD
Rancangan Peraturan
Kabupaten Blitar
Daerah tentang APBD
4. Penyusunan Raperda
Seluruh SKPD
tentang Penjabaran
Kabupaten Blitar
APBD
5. Penyusunan Raperda
Seluruh SKPD
tentang Perubahan
Kabupaten Blitar
APBD
6. Penyusunan Raperda
Seluruh SKPD
tentang Penjabaran
Kabupaten Blitar
34
Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Peningkatan kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Perubahan APBD
7. Penyusunan Raperda
tentang
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
8. Peningkatan
manajemen
aset/barang daerah
9. Fasilitas penyaluran
bantuan keuangan dan
sosial
1. Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan
perizinan kendaraan
1. Bimbingan Teknis
Implementasi Paket
Regulasi tentang
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
Seluruh SKPD
Kabupaten Blitar
35
5.3 Pagu Indikatif dan Sumber Pendanaan
Prioritas
pembangunan
yang
diprogramkan
pada
SKPD
BPKAD
berdasarkan tinjauan prioritas pembangunan Kabupaten Blitar yang tertuang
dalam rumusan kebijakan RPJMD Kabupaten Blitar tahun 2011-2016, seluruh
pendanaan program dan kegiatan pada SKPD ini bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar.
Dari seluruh program dan kegiatan tedapat beberapa program dan
kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan pada SKPD Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar (tabel 5.3.1)
TABEL 5.3.1
PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
PROGRAM
Peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Penataan Sistem Dokumen
Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
KEGIATAN
1. Penyusunan analisis standar belanja
2. Penyusunan standar satuan harga
3. Penyusunan rancangan peraturan
daerah tentang pajak daerah dan
retribusi daerah
4. Penyusunan bahan rancangan
peraturan daerah tentang APBD
5. Penyusunan raperda tentang
penjabaran APBD
6. Penyusunan raperda tentang
perubahan APBD
7. Penyusunan bahan raperda tentang
penjabaran perubahan APBD
8. Penyusunan raperda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD
9. Peningkatan manajemen
aset/barang daerah
10. Fasilitasi penyaluran bantuan
keuangan dan sosial
1. Pengadaan sarana penyimpanan
2. pengklasifikasian data
3. Pengolahan, updating dan analisis
arsip SKPD
1. Sosialisasi Peraturan Perundangundangan
36
Untuk kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan pada SKPD Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar harus disusun pula
rencana pagu anggaran indikatif yang disusun berdasarkan kebutuhan
penggunaan biaya sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.3.2
37
BAB VI
PENUTUP
Rencana strategik SKPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Blitar 2014-2016 merupakan serangkaian tindakan yang disusun
dengan melibatkan seluruh jajaran organisasi dengan harapan bahwa rencana
strategik ini dapat diimplementasikan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
Seluruh rangkaian tindakan yang tertuang dalam renstra ini merupakan
upaya menggali berbagai potensi sumber daya yang ada dan memperkuat tujuan
pencapaian visi Kabupaten Blitar. Dengan telah disepakati renstra ini, maka
untuk menjamin keberhasilan dalam pelaksanaannya perlu segera melaksanakan
konsolidasi
ke
dalam
sehingga
timbul
presepsi
yang
sama
dalam
mengaktualisasikan pada bidang tugas masing-masing. Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Blitar harus dapat meningkatkan
komunikasi baik vertikal maupun horizontal antar perangkat daerah dengan
harapan bahwa arus informasi yang diterima merupakan salah satu aspek
penentu keberhasilan/kegagalan pelaksanaan visi dan misi.
Rencana strategik yang telah disusun diharapkan mampu memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi atau kemungkinan yang akan timbul di
kemudian hari, oleh karena itu komitmen di antara semua jajaran harus
dijungjung tinggi sehingga tujuan akhir dalam rangka mendukung masyarakat
Kabupaten Blitar yang lebih cerdas, sehat dan sejahtera dapat tercapai.
Blitar, …………………
Tim Penyusun
38
Tabel 5.3.2
PAGU ANGGARAN INIDIKATIF
Program
1. Program pelayanan
Administrasi
Perkantoran
2. Program peningkatan
sarana dan prasarana
aparatur
3. Program peningkatan
kapasitas sumber daya
aparatur
4. Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
5. Program peningkatan
dan pengembangan
pengelolaan keuangan
daerah
20.Penyediaan
perkantoran
dan
Kegiatan
peningkatan
administrasi
2014
874.450.000
1. Pemeliharaan rutin berkala bangunan asset
pemerintah Kabupaten
2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pendidikan dan pelatihan formal
148.265.500
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
17.000.000
1) Penyusun analisa standar belanja
2) Penyusun kebijakan akuntansi pemerintah daerah
3) Penyusunan rancangan perda tentang perubahan
APBD
4) Penyusunan rancangan perda KDH tentang
penjabaran perubahan APBD
5) Penyusunan
rancangan
perda
tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2013
6) Penyusunan rancangan peraturan KDH tentang
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD 2013
7) Penyusunan system informasi pengelolaan
363.143.700
70.000.000
158.847.500
2015
2016
732.000.000
75.000.000
209.142.500
279.962.700
287.750.000
158.702.500
39
6. Program pembinaan
dan fasilitasi
keuangan daerah
8) Sosialisasi peraturan pemerintah tentang Standar
Akuntansi Pemerintah
9) Peningkatan pelayanan dan fasilitasi penerimaan
daerah
10) Peningkatan pelayanan dan fasilitasi pencairan
dana kegiatan seluruh SKPD se Kabupaten Blitar
11) Penatausahaan Akuntasi atas pelaksanaan APBD
TA 2014
12) Penyelenggaraan monitoring, koordinasi dan
pelaporan realisasi transfer dana dari pemerintah
pusat
13) Penyediaan komponen dan jasa administrasi
pengelolaan kas
14) Verifikasi RKA, DPR, dan DPPA SKPD
15) Penyusunan penatausahaan pelaksanaan APBD
16) Pengelolaan dan penatausahaan gaji PNSD
17) Penyusunan Ranperda dan Ranperbup tentang
APBD 2015
18) Sosialiasi
peraturan
perundang-undangan
pengelolaan keuangan
19) Penyusunan Ranperda dan Ranperbup tentang
APBD 2014
20) Penyusunan perbup
]tentang pedoman
pemberian hibah dan bantuan sosial, bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga
1) Pembinaan dan pengelolaan keuangan daerah se
Kab. Blitar
135.500.000
55.625.000
195.485.000
71.000.000
121.000.000
14.750.000
47.697.500
177.258.500
473.017.400
278.677.500
163.367.500
135.962.250
48.374.500
88.781.000
40
pengelolaan keuangan
kabupaten
7. Program Perumusan
kebijakan pengelolaan
asset daerah
2) Penatausahaan dan pengelolaan keuangan
daerah se Kab. Blitar
3) Pembuatan surat penyediaan dana (SPD)
4) Monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
penatausahaan pengelolaan keuangan di wilayah
1) Penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan
tuntutan ganti rugi
2) Penyelesaian permasalahan tanah set pemkab
blitar
3) Pelaksanaan penghapusan barang milik daerah
4) Operasional pengeolaan tanah eks bengkok di
kelurahan
5) Pendataan dan penilaian asset pemerintah
Kabupaten Blitar
6) Pensertifikatan tanah dan pengamanan set
pemda
7) Monitoring dan evaluasi pengelolaan barang
daerah
8) Penyusunan standar harga barang
9) Pembinaan penyimpanan dan pengurus barang
SKPD
JUMLAH
184.759.700
56.000.000
20.000.000
75.434.500
34.266.500
124.650.500
88.024.500
818.980.000
252.700.000
101.100.000
106.100.000
88.800.000
7.331.594.250
41
Download