Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa PERCOBAAN III PENGATURAN TEGANGAN BOLAK-BALIK SATU FASA 3.1 Tujuan 1. Mempelajari cara kerja rangkaian pengatur tegangan bolak balik satu fasa. 2. Mempelajari karateristik pengaturan dari rangkaian pengatur tegangan bolak balik satu fasa beban R, R-L, dan L 3. Mempelajari bentuk gelombang keluaran tegangan dan arus terhadap waktu dari rangkaian pengatur tegangan bolak balik satu fasa beban R, RL, dan L. 3.2 Dasar Teori Pengatur tegangan bolak-balik satu fasa adalah konverter AC ke AC yang dapat digunakan untuk mengatur daya output pada beban, dengan menggunakan komponen switching yang berupa komponen elektronika daya seperti thyristor atau triac. IT T1 Id T2 Uin Ud Load Gambar 3.1 Rangkaian pengatur tegangan bolak-balik satu fasa Rangkaian pengatur tegangan satu fasa diatas dapat mengalirkan arus secara bolak-balik atau dua arah karena thyristor (SCR) dihubungkan secara anti-paralel. Pada saat siklus fasa positif, maka T1 dibias maju dan ON (konduksi) dan jika ditrigger pada sudut tertentu (antara 0o s/d 180o bila beban R). Karena sumbernya adalah tegangan bolak-balik, maka arus pada rangkaian suatu saat akan bernilai nol dan T1 akan OFF. Saat siklus fasa negatif, maka T2 dibias maju dan ON (konduksi) dan jika ditrigger pada sudut tertentu (antara 180o s/d 360o bila beban R). Karena sumbernya adalah tegangan bolak-balik, maka arus pada rangkaian suatu saat akan bernilai nol dan PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 40 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa T2 akan OFF. Dengan mengatur sudut penyalaan, maka nilai tegangan keluaran dapat diatur sesuai kebutuhan. BEBAN R. Jika rangkaian pada gambar 3.1 dibebani dengan beban R , maka akan dihasilkan bentuk gelombang keluaran seperti pada gambar 3.2 di bawah. Gambar 3.2. Gambar rangkaian dan bentuk gelombang keluaran rangkaian pengatur tegangan bolak-balik satu fasa dengan beban R. Untuk beban R, gelombang arus dan tegangan akan sefasa. Saat tegangan sumber bernilai nol, maka arus akan bernilai nol juga dan saat itulah (ωt=π atau 180o) thyristor akan OFF. Nilai tegangan keluaran (Vrms) dari pengatur tegangan satu fasa dengan beban R adalah: PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 41 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa ------------ (3,1) ----------- (3.2) BEBAN R dan L Untuk beban R dan L karena adanya induktansi gelombang arus akan tertinggal terhadap gelombang tegangan. Saat tegangan nol pada ωt=π, arus tidak akan nol karena ketertinggalannya terhadap tegangan, dan thryristor tetap konduksi. Thyristor akan OFF pada saat nilai arus sudah nol pada saat ωt=β. Bentuk gelombang keluaran dari pengatur tegangan satu fasa beban R dan L adalah sebagai berikut Gambar 3.3. Gambar rangkaian dan bentuk gelombang keluaran rangkaian pengatur tegangan bolak-balik satu fasa dengan beban R-L PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 42 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa ---------------------------------- (3.3) Nilai arus keluaran (Irms) dari pengatur tegangan satu fasa dengan beban R dan L adalah: Io rms 1 Io 2 (t ) d (t ) ----------------------------------------------(3.4) Dimana: Io (t ) Vm [sin( t ) sin( )e (t ) / ] Z Z R 2 (L) 2 L R tan 1 L R Vm = √2 Vsek.T Vsek.T=Vrms Sehingga didapat rumus : 1 𝛽 𝑉𝑚 Iorms = √ ∫𝛼 ( 𝜋 𝑍 𝜔𝑡 sin(𝜔𝑡 − 𝜃) − 𝐴𝑒 −𝜔𝜏 )2 𝑑𝜔𝑡 dengan A= 𝑉𝑚 𝑍 𝛼 sin(𝛼 − 𝜃)𝑒 𝜔𝜏 .... (3.4.1) Atau 1 𝛽 𝑉𝑚 Iorms = √ ∫𝛼 ( 𝜋 𝑍 sin(𝜔𝑡 − 𝜃) − 𝑉𝑚 𝑍 sin(𝛼 − 𝜃) 𝑒 −(𝜔𝑡−𝛼) 𝜔𝜏 )2 𝑑𝜔𝑡 .... (3.4.2) Untuk mencari nilai sudut pemadaman (β), maka nilai Irms harus nol pada saat diberi suatu nilai ωt melalui cara numerik dengan persamaan seperti dibawah ini. Vm Io ( ) [sin( ) sin( )e (t ) / ] 0 ------------------ (3.5) Z BEBAN L Untuk beban L ini mirip dengan beban R dan L, bedanya hanya pada beban L ketertinggalan arus terhadap tegangan adalah 90o (idealnya, namun tidak ada induktif murni). Dengan nilai ketertinggalan tersebut jelas bahwa arus akan nol saat ωt=β=π/2, namun karena tidak ada induktor murni maka pada praktiknya nilai β akan dibawah π/2 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 43 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa sedikit. Nilai arus keluaran (Irms) dari pengatur tegangan satu fasa dengan beban L adalah : 1 Io Io rms 2 (t ) d (t ) ----------------------------------------------(3.6) Dimana Io (t ) Vm [sin( t ) sin( )] L 2 2 Sehingga didapat rumus: 1 𝛽 𝑉𝑚 𝜋 𝜋 Io rms = √ ∫𝛼 (( )[𝑆𝑖𝑛 (𝜔𝑡 − ) − 𝑆𝑖𝑛 (𝛼 − )])2 𝑑𝜔𝑡 .........(3.6.1) 𝜋 𝜔𝐿 2 2 Untuk mencari nilai sudut pemadaman (β), maka nilai Irms harus nol pada saat diberi suatu nilai ωt melalui cara numerik dengan persamaan seperti dibawah ini. 𝐼𝑜 (𝛽) = 𝑉𝑚 𝜋 𝜋 [sin (𝜔𝑡 − 2 ) − sin(𝛼 − 2 )] = 0 ------------------------ (3.7) 𝜔𝐿 KARAKTERISTIK PENGATURAN Karakteristik pengaturan dari rangkaian pengatur tegangan bolak-balik satu fasa dinyatakan hubungan antara Vo rms/ Vo rms 0 dengan sudut penyalaan. Persamaan karakteristik pengatur tegangan bolak-balik satu fasa adalah sebagai berikut: V rms I rms P rms 1 ( sin( ) ------------------ (3.7) V rms 0 I rms 0 P rms 0 2 Berikut adalah grafik karakter pengatur tegangan bolak-balik satu fasa: PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 44 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa Gambar 3.4. Grafik karakteristik pengatur tegangan bolak-balik satu fasa beban resistif dan induktif PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 45 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 3.3 Peralatan yang digunakan No. Nama alat 1. Trafo 3 fasa 2. Fuse 1A 3. SCR Jumlah 1 1 2 4. Beban Tahanan dan Induktif 1 5. DC Power Supply,+/- 15 V, 3 A 1 6. Set Point Potentiometer 1 7. Control unit 2 pulse 1 8. Tahanan shunt 1 9. Isolation Amplifier 1 10. Multimeter Digital 1 10. Probe Sesuai kebutuhan 11. Jumper Sesuai kebutuhan 12. Oscilloscope 1 13. RMS Meter 2 3.4 Diagram Rangkaian Gambar 3.5. Rangkaian percobaan pengatur tegangan satu fasa PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 46 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 3.5 Prosedur Percobaan 1. 2. 3. 4. 5. Rangkailah peralatan sesuai dengan rangkaian percobaan seperti pada gambar 3.5. Tunjukkan pada asisten apakah peralatan yang telah dirangkai sudah benar. Bila sudah benar, maka percobaan dimulai dengan menghubungkan rangkaian dengan beban R= ... Ω (hitung dengan ohm meter untuk mendapatkan nilai R yang lebih teliti). Tutuplah saklar pengontrol SCR dan kemudian saklar daya dengan keluaran sekunder trafo ... volt. Set sudut penyalaan dengan nilai yang tertera pada tabel 3.1. dan masukkan nilai dari parameter yang ditanyakan pada tabel 3.1. Catatan : Untuk memudahkan penentuan nilai sudut penyalaan, maka dilakukan pentransformasian dengan tegangan referensi dari set point potentiometer ( VREF yang bernilai 0-10 volt). Dengan persamaan sebagai berikut: VREF 180 10 180 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. ----------------------------------------------- (3.6) Save gelombang keluaran arus dan tegangan beban pada oscilloscope pada sudut penyalaan tertentu, dan catat semua pengaturan (settingan) yang berkaitan dengan oscilloscope dan isolation amplifier. Setelah tabel 3.1 selesai, matikan saklar pengontrol SCR dan saklar daya. Gantilah beban dengan beban L= ... mH. Lakukan langkah ke-4. Lakukan langkah ke-5 dengan tabel 3.2 (bukan tabel 3.1). Lakukan langkah ke-6. Lakukan langkah ke-7. Gantilah beban dengan beban R= ... Ω seri dengan L= ... mH. Lakukan langkah ke-4 Lakukan langkah ke-5 dengan tabel 3.3 (bukan tabel 3.1). Lakukan langkah ke-6. Lakukan langkah ke-7. Tanyakan kepada asisten tentang langkah selanjutnya. PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 47 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 3.6 Data Hasil Percobaan (Vsek.T = ... V) Tabel 3.1 Data hasil percobaan pada beban R=.............. Ω Parameter Terukur Sudut Penyalaan 0° 30° 45° 60° 90° 120° 135° 150° 180° Vo rms (V) ITrms (A) ITAV (A) Io rms(A) Tabel 3.2 Data hasil percobaan pada beban Induktif murni, L= ... mH Parameter Terukur Sudut Penyalaan 84° 90° 105° 120° 135° 150° 180° Vo rms (V) ITrms (A) ITAV (A) Io rms(A) Tabel 3.3 Data hasil percobaan pada beban campuran, R=.............. Ω. seri dengan L= ... mH Parameter Terukur Sudut Penyalaan 25,24° 30° 45° 60° 90° 120° 135° 150° 180° Vo rms (V) ITrms (A) ITAV (A) Io rms(A) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 48 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 3.7 Analisa Data dan Pembahasan 1. Hitunglah nilai Vo rms dengan beban R secara teori dengan persamaan 3.2 dan masukkan nilainya pada tabel 3.4. 2. Hitung nilai Vo tabel 3.4 rms/Vo rms 0 secara teori maupun praktik dan masukkan pada Tabel 3.4 Perhitungan secara teori maupun praktek pada beban R Sudut Penyalaan 0° 30° 45° 60° 90° 120° 135° 150° 180° Vorms Praktek Vorms/Vorms 0 Vorms Teori Vorms/Vorms 0 3. Buat grafik perbandingan Vo rms/Vo rms 0 sebagai fungsi sudut penyalaan α ( )ﹾpada beban R baik secara teori mapun praktik. Berikan kesimpulan. 4. Hitunglah nilai Io rms dengan beban R dan L secara teori dengan persamaan 3.4.1 atau 3.4.2 dan masukkan nilainya pada tabel 3.5 5. Hitung nilai Io rms/Io rms masukkan pada tabel 3.5 0 (≈25,24°) secara teori maupun praktik dan Tabel 3.5 Perhitungan secara teori maupun praktek pada beban R = ......... Ω yang diseri dengan L = ..... mH Sudut Penyalaan 25,2° 30° 45° 60° 90° 120° 135° 150° 180° Iorms Praktek Teori Iorms Iorms0 Iorms Iorms Iorms0 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 49 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 6. Buat grafik perbandingan Io rms/Io rms 0 sebagai fungsi sudut penyalaan α ()ﹾ pada beban R dan L baik secara teori mapun praktik. Berikan kesimpulan. 7. Hitunglah nilai Io rms dengan beban L secara teori dengan persamaan 3.6.1 dan masukkan nilainya pada tabel 3.6. 8. Hitung nilai Io pada tabel 3.6 rms/Io rms 0 (≈84°) secara teori maupun praktik dan masukkan Tabel 3.6 Perhitungan teori maupun praktik pada beban L = …. mH Sudut Penyalaan 84° 90° 105° 120° 135° 150° 180° Iorms Praktek Teori Iorms Iorms0 Iorms Iorms Iorms0 9. Buat grafik perbandingan Io rms/Io rms 0 sebagai fungsi sudut penyalaan α ()ﹾ pada beban L baik secara teori mapun praktik. Berikan kesimpulan. Powered by ELDA 2016 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 50 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 51 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa 3.8 Kesimpulan dan Perhitungan Percobaan. PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 52 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 53 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GAMBAR GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS KELUARAN BEBAN R CH 1 ( ): CH 2 ( ): Skala Isolation Amplifier : Skala Isolation Amplifier : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Probe : Attenuator Probe : ............./div : ............./div : Time/div : Time/div : Nilai RMS : Nilai RMS : Nilai Average : Nilai Average : Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya 54 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GAMBAR GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS KELUARAN BEBAN R-L CH 1 ( ): CH 2 ( ): Skala Isolation Amplifier : Skala Isolation Amplifier : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Probe : Attenuator Probe : ............./div : ............./div : Time/div : Time/div : Nilai RMS : Nilai RMS : Nilai Average : Nilai Average : Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya 55 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GAMBAR GELOMBANG TEGANGAN DAN ARUS KELUARAN BEBAN L CH 1 ( ): CH 2 ( ): Skala Isolation Amplifier : Skala Isolation Amplifier : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Oscilloscope : Attenuator Probe : Attenuator Probe : ............./div : ............./div : Time/div : Time/div : Nilai RMS : Nilai RMS : Nilai Average : Nilai Average : Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA Nilai Pada Oscilloscope .......... kali sebenarnya 56 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GRAFIK KARAKTERISTIK PENGATURAN DARI PENGATUR TEGANGAN BOLAK BALIK SATU FASA BEBAN R Kesimpulan Karakteristik Pengaturan PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 57 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GRAFIK KARAKTERISTIK PENGATURAN DARI PENGATUR TEGANGAN BOLAK BALIK SATU FASA BEBAN R-L Kesimpulan Karakteristik Pengaturan PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 58 Pengatur Tegangan Bolak-Balik Satu Fasa GRAFIK KARAKTERISTIK PENGATURAN DARI PENGATUR TEGANGAN BOLAK BALIK SATU FASA BEBAN L Kesimpulan Karakteristik Pengaturan PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 59