ACARA 3 ENERGI AIR Diajukan untuk menyelesaikan tugas Matakuliah Energi dan Elektrifikasi Pertanian (ENFITA) LAPORAN Oleh: Angga Suprayogi NIM 121710201034 Kelompok 2 TEP-B JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber energy yang banyak ditemukan di bumi. Energy air banyak dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan kedua setelah kebutuhan akan sinar matahari. Potensi sumber daya air sangat tergantung/berhubungan erat dengan kebutuhan, misalnya untuk air minum tentu dituntut kriteria kualitas yang memenuhi syarat kesehatan dan sebagainya. Selain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, air juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai penghasil energy listrik misalnya pemanfaatan pada PLTA. Untuk memenuhi kepentingan dalam berbagai hal akan membutuhkan tenaga, energi, dan biaya, sehingga dapat menghasilkan manfaat dan nilai potensinya. Praktikum energy air ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui adanya potensi energy listrik yang dapat dikonversikan dari air sehingga dapat digunakan sebagai salah satu sumber tenaga pembangkit listrik. Prinsip operasi dari pompa adalah memberikan perbedaan tekanan antara bagian suction (hisap) dan bagian discharge (tekan) dengan mentransfer energi mekanis dari suatu sumber energi luar (motor listrik, motor bensin/diesel ataupun turbin dll.) untuk dipindahkan ke fluida kerja yang dilayani. Dengan demikian pompa menaikan energi cairan yang dilayani sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan tinggi. Pada praktikum ini kelompok kami akan membahas mengenai konversi energi listrik yang dapat diubah menjadi energy potensial gravitasi dan menghitung perubahan maupun mengkombinasikan beberapa peralatan pertanian yang berkaitan dengan pompa. 1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh tujuan praktikum Energi Air sebagai berikut. 1. Mahasiswa mampu memahami adanya konversi energi listrik yang dapat diubah menjadi energi potensial gravitasi berupa perpindahan panas. 2. Mahasiswa mampu menghitung perubahan yang terjadi, mengkombinasikan beberapa peralatan pertanian yang berkaitan dengan pompa. 1.2.2 Manfaat Berdasarkan tujuan di atas, dapat diperoleh manfaat praktikum Energi Air sebagai berikut. 1. Agara mahasiswa mampu memahami adanya konversi energi listrik yang dapat diubah menjadi energi potensial gravitasi berupa perpindahan panas. 2. Agar mahasiswa mampu menghitung perubahan yang terjadi, mengkombinasikan beberapa peralatan pertanian yang berkaitan dengan pompa. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Energi Air Menurut Hasbullah (2009) air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Energi potensial air yaitu : dimana : E mgh m = massa air (kg) h = head (m) g = percepatan gravitasi (m/s2) Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah sekitar 800. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi potensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada sungai dapat dimanfaatkan ketika kecepatan alirannya memadai (Isnanto, 2010). 2.2 Energi Potensial Gravitasi Energi potensial gravitasi merupakan salah satu cotoh dari energy potensial. Energi Potensial gravitasi dimiliki benda karena posisi relatifnya terhadap bumi. Setiap benda yang memiliki energi potensial gravitasi dapat melakukan kerja apabila benda tersebut bergerak menuju permukaan bumi (misalnya buah mangga jatuh dari pohon). Untuk mengetahui adanya energy potensial dapat dilakukan dengan melakukan percobaan yaitu pancangkan sebuah paku di tanah. Angkatlah sebuah batu yang ukurannya agak besar dan jatuhkan batu tegak lurus pada paku tersebut. Amati bahwa paku tersebut terpancang semakin dalam akibat usaha alias kerja yang dilakukan oleh batu yang anda jatuhkan (Rudianto, 2009). Cara menentukan besar energi potensial gravitasi sebuah benda di dekat permukaan bumi dapat diketahui dengan menggunakan rumus dalam persamaan (1) dan persamaan (2). W = FA . s = (m)(-g) (s) = - mg(h2-h1)…………………….…….persamaan (1) Keterangan: FA = gaya angkat Tanda negatif menunjukkan bahwa arah percepatan gravitasi menuju ke bawa. Dengan demikian, energi potensial gravitasi sebuah benda merupakan hasil kali gaya berat benda (mg) dan ketinggiannya (h). h = h2 - h1 EP = mgh……………………………………………………….…persamaan (2) Berdasarkan persamaan Energi Potensial di atas, tampak bahwa makin tinggi (h) benda di atas permukaan tanah, semakin besar Energi Potensial yang dimiliki benda tersebut. 2.3 Energi Kinetik Energi ekstra yang dimiliki obyek ketika berada dalam gerak dikenal sebagai energi kinetik. Gerakan ini bisa dalam segala arah yang mungkin, dan ada beberapa jenis gerak dimana suatu benda dapat bergerak. Energi kinetik juga dapat digambarkan sebagai jumlah usaha yang dibutuhkan untuk objek untuk berakselerasi dari keadaan diam hingga kecepatan saat ini. Jumlah energi sebuah objek mungkin memiliki penggambaran hanya sebagai besarnya, dan tidak mewakili arah dalam melakukan perjalanan (Nugroho, 2012). Persamaan matematika yang digunakan untuk menggambarkan energi kinetik benda nonrotasi adalah sebagai berikut: EK = ½ * m * v² Dalam persamaan di atas, EK adalah energi kinetik dari objek, ketika m merupakan massa dan kecepatannya v, atau laju. Jumlah yang dihasilkan seseorang mungkin sampai ke penjelaskan dalam joule, yang merupakan satuan usaha. Apa yang persamaan di atas katakan adalah bahwa energi kinetik suatu benda berbanding lurus dengan nilai kuadrat kecepatan nya. Sebagai contoh, jika kecepatan suatu benda ganda, itu berarti energi kinetik akan meningkat empat kali lipat, jika tiga kali lipat kecepatan, akan meningkat sembilan kali, dan seterusnya. Persamaan sebelumnya dijelaskan energi kinetik dalam hal mekanika klasik, yang berarti bahwa objek yang kaku atau tegar dan gerak yang disederhanakan. Jenis ini dikenal sebagai gerak translasi, di mana sebuah benda hanya bergerak dari satu titik ke titik lain. Ada cara lain obyek dapat bergerak di mana perhitungan energi kinetik yang dapat lebih kompleks, termasuk gerak getaran dan gerak rotasi. Ada juga contoh ketika objek berinteraksi dan dapat mentransfer energi antara satu sama lain (Zuriman, 2010). Banyak objek secara simultan dalam gerakan memiliki apa yang disebut sebagai energi kinetik dari sebuah sistem, di mana jumlah total energi adalah sama dengan jumlah dari masing-masing objek individu. Persamaan untuk menghitung energi ini menjadi lebih kompleks dengan energi rotasi dan vibrasi, dan ketika ada sistem benda dengan berbagai jenis gerakan atau benda-benda nontegar. Demikian pula, perhitungan juga menjadi jauh lebih rumit bila diterapkan pada mekanika kuantum dan jenis lain dari fisika modern (Nugroho, 2012). 2.4 Pompa Air Menurut Handayani (2010), pompa merupakan mesin fluida atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. BAB 3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Energi Air dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Selasa, 06 Mei 2014 Waktu : 07.30 s/d selesai Tempat : Laboratorium Instrumentasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember 3.2 Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum Energi Air adalah sebagai berikut. a. Pompa b. Ampermeter c. Pipa d. Drum/bak e. Gelas ukur f. Stopwatch g. Selang h. Volt meter 3.3 Prosedur Kerja Mulai Isi air pada drum Jalankan pompa, air yang dihisap pompa kembali ke drum lagi (sirkulasi) Naikkan air sampai keadaan tertinggi Ukur tegangan, arus untuk menentukan daya yang diperlukan motor tahap 1 Selesai BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Hasil pengamatan dari praktikum energi air adalah sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Pengamatan Praktikum No 1 2 3 4 Teg. Arus Daya Tinggi Waktu Vol. (Volt) (Amp) (watt) (meter) (detik) (dm3) V I Pin h 214 0,09 19,26 213 0,09 19,17 213 0,09 212 Debit (dm3/s) T V Q 11,22 1 0,089 12,33 1 0,081 19,17 12 1 0,083 0,09 19,08 14 1 0,071 211 0,09 18,99 14 1 0,071 211 0,09 18,99 14 1 0,071 208 0,09 18,72 15 1 0,067 210 0,09 18,9 16 1 0,062 205 0,09 18,45 16 1 0,062 203 0,09 18,27 19 1 0,053 204 0,09 18,36 19 1 0,053 208 0,09 18,72 19 1 0,053 0,30 0,40 0,45 0,50 Q rata2 (dm3/s) Qyh (watt) Pout Eff. (%) 0,084 0,252 1,3 0,071 0,284 1,5 0,064 0,2835 1,5 0,053 0,26 1,4 4.2 Pembahasan 4.2.1 Gambarkan grafik yang menghubungkan tinggi h dan debit Q rata-rata ! Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jarak selang dari wadah maka semakin sedikit debit yang dikeluarkan oleh air atau sebaliknya semakin rendah selang akan menghasilkan debit air yang semakin banyak. Begitupun dengan nilai tegangan yang dibutuhkan untuk menghisap air. Semakin tinggi jarak selang dari wadah tegangannya semakin kecil. Pada percobaan pertama dengan tinggi selang sebesar 0,3 m debit yang dihasilkan sebesar 84,52 dm3/s, pada ketinggian 0,4 m debit yang dihasilkan sebesar 71,43 dm3/s, pada ketinggian 0,45 m debit yang dihasilkan sebesar 63,89 dm3/s, dan pada ketinggian 0,5 m debit yang dihasilkan sebesar 52,63 dm3/s. 4.2.2 Sebut dan jelaskan jenis-jenis pompa beserta prinsip kerjanya. Pompa merupakan suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain dimana cairan tersebut hanya mengalir jika terjadi perbedaan tekanan. Prinsip kerja pompa yaitu impeller yang digerakkan oleh motor listrik tersebut, pada bagian sampingnya dekat dengan poros dihubungkan dengan saluran isap dan cairan masuk ke dalam impeller yang berputar melalui saluran tersebut. Karena gerakan berputar dari impeller maka cairan akan ikut berputar akibat adanya gaya sentrifugal yang terjadi, air di desak menjauhi pusat dan masuk ke dalam ruangan antara keliling impeller bagian luar dan rumah pompa dan karena terjadi suatu perbedaan tekanan maka air tersebut dapat keluar saluran (Suwarno, 2010). Berikut adalah beberapa jenis pompa. 1. Pompa positive displacement Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju sisi outlet pompa. Kelebihan dari penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density yang lebih berat dan memberikan perpindahan fluida yang stabil di setiap putarannya. 2. Pompa rotary Pompa rotary adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan selanjutnya menghisap fluida masuk. 3. Pompa sentrifugal Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid dynamics). Kapasitas yang di hasilkan oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan putaran, sedangkan total head (tekanan) yang di hasilkan oleh pompa sentrifugal adalah sebanding dengan pangkat dua dari kecepatan putaran. 4. Pompa elektromagnetik Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerja nya menggerakan fluida dengan gaya elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang dialirkan. 5. Pompa hidrolik Pompa hidrolik berfungsi untuk mentransfer energi mekanik menjadi energi hidrolik. Pompa hidrolik bekerja dengan cara menghisap oli dari tangki hidrolik dan mendorongnya kedalam sistem hidrolik dalam bentuk aliran (flow). Aliran ini yang dimanfaatkan dengan cara merubahnya menjadi tekanan. Tekanan dihasilkan dengan cara menghambat aliran oli dalam sistem hidrolik. Hambatan ini dapat disebabkan oleh orifice, silinder, motor hidrolik, dan aktuator. Pompa hidrolik yang biasa digunakan ada dua macam yaitu Positive dan Non - positive Displacement Pump. 6. Pompa Jet Jet pump adalah pompa yang mempunyai prinsip kerja dimana sebagian debit pompa yang keluar dikembalikan ke saluran isap. Sebagian debit dari pompa sentrifugal akan dikembalikan ke jet pump yang nantinya akan digunakan untuk mendorong fluida ke atas. Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari tempat yang sangat dalam. Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). 7. Pompa Aksial Pompa aksial juga disebut pompa propeler. Pompa ini menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu terhadap fluida. Pompa ini biasa digunakan di sistem drainase dan irigasi. 4.2.3 Sebut dan jelaskan aplikasi energi potensial grafitasi air Menurut Zuriman (2010), aplikasi dari energy potensial gravitasi adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan Kincir Pemanfaatan energi air dalam skala kecil dapat berupa penerapan kincir air dan turbin. Dikenal ada tiga jenis kincir air berdasarkan sistem aliran airnya, yaitu, overshot, breast-shot, dan under-shot. Pada kincir overshot, air melalui atas kincir dan kincir berada di bawah aliran air. Air memutar kincir dan air jatuh ke permukaan lebih rendah. Kincir bergerak searah jarum jam. Pada kincir breastshot, kincir diletakkan sejajar dengan aliran air sehingga air mengalir melalui tengah-tengah kincir. Air memutar kincir berlawanan dengan arah jarum jam. Pada kincir under-shot, posisi kincir air diletakkan agak ke atas dan sedikit menyentuh air. Aliran air yang menyentuh kincir menggerakkan kincir sehingga berlawanan arah dengan jarum jam (Nugroho, 2012). Berikut adalah macammacam kincir air. 1) Kincir Air Overshot Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air yang lain. - Keuntungan 1. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%. 2. Tidak membutuhkan aliran yang deras. 3. Konstruksi yang sederhana. 4. Mudah dalam perawatan. 5. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir - Kerugian 1. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air, sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak. 2. Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi. 3. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan. 4. Daya yang dihasilkan relatif kecil. 2) Kincir Air Undershot Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir, menghantam dinding sudu yang terletak pada bagian bawah dari kincir air. Kincir air tipe undershot tidak mempunyai tambahan keuntungan dari head. Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan ”Vitruvian”. Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar kincir. - Keuntungan 1. Konstruksi lebih sederhana 2. Lebih ekonomis 3. Mudah untuk dipindahkan - Kerugian 1. Efisiensi kecil 2. Daya yang dihasilkan relatif kecil 3) Kincir Air Breastshot Kincir air Breastshot merupakan perpaduan antara tipe overshot dan undershot dilihat dari energi yang diterimanya. Jarak tinggi jatuhnya tidak melebihi diameter kincir, arah aliran air yang menggerakkan kincir air disekitar sumbu poros dari kincir air. Kincir air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air tipe under shot - Keuntungan 1. Tipe ini lebih efisien dari tipe under shot 2. Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek 3. Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran datar - Kerugian 1. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit) 2. Diperlukan dam pada arus aliran datar 3. Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot 2. Penggunaan Turbin Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi (Nugroho, 2012). 3. Pembangkit tenaga mikrohidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga pembangkit listrik skala kecil Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Secara teknis, mikrohidro memiliki sumber energi), turbin tiga komponen dan generator. utama Mikrohidro yaitu air (sebagai mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt (Nugroho, 2012). Keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik mikrohidro adalah cukup murah karena menggunakan energi alam, memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit menimbulkan pencemaran, dapat dipadukan dengan latihan, tidak program lainnya seperti irigasi dan perikanan, dan dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin. 4.2.4 Analisis data Hasil praktikum yang telah diperoleh yaitu nilai tegangan (V), arus (I), tinggi (h) selang dari permukaan air, dan waktu (T) yang diperlukan air untuk memenuhi gelas ukur sebesar 1 liter (dm3). Berdasarkan hasil tersebut kita dapat menghitung nila daya (Pin), debit, debit rata-rata, dan effisiensi dari pompa yang digunakan. Untuk mencari nilai daya (Pin) dapat digunakan rumus, daya = tegangan (V) x arus (I) sehingga diperoleh data rata-rata daya pada Pin adalah 19,2 watt. Unutk mencari nilai debit air dapat menggunakan persamaan Debit (Q) = volume (V) / waktu (T). Selanjutnya dari data debit yang sudah ada pada percobaan pertama sampai keempat yang diulang selama tiga kali dijumlahkan dan dibagi tiga karena tiga pengulangan untuk mencari nilai Q rata-rata. Perhitungan yang sudah dilakukan diperoleh nilai Q rata-rata pada percobaan pertama sampai keempat sebesar 0,084 dm3/s; 0,071 dm3/s; 0,063 dm3/s; dan 0,052 dm3/s. Nilai Qyh diperoleh dari rumus yang ada pada modul dengan persamaan P = Qrata-rata x berat jenis air (y) x tinggi (h), diperoleh nilai percobaan pertama 0,252 watt; kedua 0,284 watt; ketiga 0,2835 watt; dan keempat 0,26 watt. Unutk mencari efisiensi pompa yaitu prosentase dari Pout dan Pin dan pada perhitungan diperoleh nilai efisiensi percobaan pertama sebesar 1,3%; kedua 1,5%; ketiga 1,5%, dan keempat 1,4%. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi selang maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menampung air dalam gelas ukur. Selain itu juga berpengaruh pada nilai debit yang dihasilkan akan semakin kecil karena nilai debit akan berbanding terbalik dengan waktu pengaliran air saat praktikum. Efisiensi pompa berbanding lurus dengan ketinggian dan debit aliaran air maka semakin besar nilai h dan Q makan Pout akan semakin besar. Sedangkan pada Pin berbanding lurus dengan tegangan dan arus maka semaknin besar tegangan dan arus yang keluar Pin juga semakin besar. Oleh sebab itu nilai efisiensi pompa sangat dipengaruh oleh ketinggian, waktu, debit, serta tegangan dan kuat arus. BAB 5. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. a. Energi air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. b. Pompa dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain pompa positive displacement, pompa sentrifugal, pompa rotary, pompa elektromagnetik, pompa hidrolik, dan pompa jet. c. Energy potensial gravitasi air yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-har yaitu untuk PLTA. Hal ini disebabkan energy potensial memiliki hasil daya yang lebih besar dan biaya operasional yang lebih murah. d. Semakin tinggi penempatan selang, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan air untuk mencapai wadah. Posisi ketinggian selang berbanding lurus dengan daya yang masuk, daya yang keluar dan efisiensinya. Namun ketinggian selang berbanding terbalik dengan debit airnya. DAFTAR PUSTAKA Haryanto, Dkk. 2012. Laporan Praktikum Perawatan Dan Perbaikan: Pompa Sentrifugal. http://eprints.undip.ac.id/41155/3/BAB_II.pdf [diakses 25 April 2014]. Handayani, S. 2010. Pompa dan Kompresor. Semarang: Saka Grafika. Libratama. 2012. Fungsi dan Masalah pada http://libratama.com/fungsi-dan-masalah-pada-pompa-air/. Pompa [27 Air. April 2014]. Nugroho, H, A. 2012. Motor Listrik. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24457/4/Chapter%20II.pd f. [diakses 25 April 2014]. Rudianto, R. 2009. Prestasi Mesin-Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: Kanisius. Zuriman, A. 2010. Motor Listrik dan Jenis-Jenisnya. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30893/3/Chapter%20II.pd f. [20 April 2014]. LAMPIRAN 1. Perhitungan Daya (watt) a. b. c. d. Rumus Daya = V.I h = 0,3 m - P = 214 Volt x 0,09 A = 19,26 Watt - P = 213 Volt x 0,09 A = 19,17 Watt - P = 214 Volt x 0,09 A = 19,26 Watt h = 0,4 m - P = 212 Volt x 0,09 A = 19,08 Watt - P = 211 Volt x 0,09 A = 18,99 Watt - P = 211 Volt x 0,09 A = 18,99 Watt h = 0,45 m - P = 208 Volt x 0,09 A = 18,72 Watt - P = 210 Volt x 0,09 A = 18,90 Watt - P = 205 Volt x 0,09 A = 18,45 Watt h = 0,5 m - P = 203 Volt x 0,09 A = 18,27 Watt - P = 204 Volt x 0,09 A = 18,36 Watt - P = 208 Volt x 0,09 A = 18,72 Watt 2. Perhitungan Debit (Q) (dm3/s) - Debit = V/t a. h = 0,3 m 1 𝑑𝑚3 = 0,089 dm3/s 1 𝑑𝑚3 = 0,081dm3/s 1 𝑑𝑚3 = 0,083 dm3/s - Q = 11,22 𝑠 - Q = 12,33 𝑠 - Q = 12 𝑠 b. h = 0,4 m - Q = - Q = - Q = 1 𝑑𝑚3 14 𝑠 1 𝑑𝑚3 14 𝑠 1 𝑑𝑚3 14 𝑠 = 0,071dm3/s = 0,071dm3/s = 0,071dm3/s c. h = 0,45 m - Q = - Q = - Q = 1 𝑑𝑚3 15 𝑠 1 𝑑𝑚3 16 𝑠 1 𝑑𝑚3 16 𝑠 = 0,067 dm3/s = 0,062 dm3/s = 0,062 dm3/s d. h = 0,5 m 3. - Q = - Q = - Q = 1 𝑑𝑚3 19 𝑠 1 𝑑𝑚3 19 𝑠 1 𝑑𝑚3 19 𝑠 = 0,053 dm3/s = 0,053 dm3/s = 0,053 dm3/s Perhitungan Debit (Q) Rata-rata (dm3/s) a. h = 0,3 m Q rata-rata = (0,089+0,081+0,083 )dm3/s 3 = 0,084 dm3/s b. h = 0,4 m Q rata-rata = (0,071+0,071+0,071 )dm3/s 3 = 0,071 dm3/s c. h = 0,45 m Q rata-rata = (0,067+0,062+0,062 )m3/s 3 3 = 0,064 dm /s d. h = 0,50 m Q rata-rata = (0,053+0,053+0,053 )m3/s 3 = 0,053 dm3/s 4. Perhitungan Qyh (watt) - Rumus = Qrata2 x 1000 (massa jenis) x tinggi selang a. h = 0,3 m P = Q.ɣ.h = 0,084 dm3/s . 1 N/dm3 . 3 m = 0,252 Watt b. h = 0,4 m P = Q.ɣ.h = 0,071 dm3/s . 1000 N/m3 . 0,4 m = 0,284 Watt c. h = 0,45 m P = Q.ɣ.h = 0,064 dm3/s . 1000 N/m3 . 0,45 m = 0,02835 Watt d. h = 0,5 m P = Q.ɣ.h = 0,0053 dm3/s . 1000 N/m3 . 0,5 m = 0,026 Watt 3. Mencari efisiensi (100%) - a. 𝑝𝑜𝑢𝑡 Rumus = ( 𝑝𝑖𝑛𝑝 ) x 100% h = 0,3 m 0,252 𝑊𝑎𝑡𝑡 Efisiensi = ( 19,2 𝑊𝑎𝑡𝑡 ) x 100% = 1,3 % b. h = 0,4 m 0,284 𝑊𝑎𝑡𝑡 Efisiensi = ( 19,02 𝑊𝑎𝑡𝑡 ) x 100% = 1,5 % c. h = 0,45 m 0,029 𝑊𝑎𝑡𝑡 Efisiensi = ( 18,69 𝑊𝑎𝑡𝑡 ) x 100% = 1,5 % d. h = 0,5 m 0,26 𝑊𝑎𝑡𝑡 Efisiensi = (18,45 𝑊𝑎𝑡𝑡) x 100% = 1,4 %