5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Biasa Pengertian dari persamaan diferensial biasa (PDB) yaitu suatu persamaan yang melibatkan turunan pertama atau lebih dari suatu fungsi yang telah ditentukan. Misalkan ( ) diturunkan terhadap peubah . Persamaan tersebut dapat juga melibatkan sendiri atau fungsi dari (Burghes & Borrie, 1981, p.21). Contoh persamaan diferensial biasa yaitu persaman seperti dibawah ini Contoh 2.1 Persamaan diferensial memiliki solusi apabila memenuhi kondisi Lipschitz. Definisi 2.1 (Cronin, 1994) Jika diberikan fungsi ( dalam *( parameter )( fungsi )+ ( ) , , maka terdapat | ( ) ) dengan domain konstanta ( )| sehingga | memenuhi kondisi Lipschitz untuk setiap nilai jika | , Kemudian dalam , dan disebut konstanta Lipschitz untuk . Persamaan diferensial biasa, dapat dibedakan menjadi dua bagian, antara lain: persamaan diferensial biasa linier dan persamaan diferensial biasa nonlinier. 5 6 2.1.1 Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Linier Persamaan diferensial biasa linier memiliki bentuk umum seperti dibawah ini, ( ) dengan ( ) ( ) ( ) ( ) (2.1) disebut order (tingkat) dari persamaan diferensial sedangkan disebut koefisien persamaan diferensial. Fungsi ( ) adalah fungsi khusus yang memuat variable bebas yang ditinjau. Jika ( ) dan kontinu dalam interval persamaan (2.1) disebut persamaan linier homogen (Edwards & Penny, 1993, p.103). Sebagai contoh persamaan diferensial biasa linier order dua yaitu persamaan seperti dibawah ini Contoh 2.2 2.1.2 Persamaan Diferensial Biasa (PDB) Nonlinier Bentuk persamaan diferensial biasa nonlinier orde dua yaitu ( fungsi * adalah fungsi yang memuat variable (2.2) dan (Burghes & Borrie, 1981, p.120). Sebagai contoh persamaan diferensial biasa nonlinier order satu yaitu persamaan berikut ini Contoh 2.3 7 2.2 Sistem Persamaan Diferensial Sistem persamaan diferensial adalah suatu sistem yang memuat persamaan diferensial dan buah buah fungsi yang nilainya tidak diketahui. Fungsi tersebut jika sama dengan nol maka sistem dapat dikatakan sebagai sistem persamaan diferensial homogen. Begitu juga sebaliknya, dapat dikatakan sebagai persamaan diferensial nonhomogen. Sistem persamaan diferensial dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem persamaan diferensial linier dan sistem persamaan diferensial nonlinier. 2.2.1 Sistem Persamaan Diferensial Linier Sistem persamaan diferensial linier dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2.3) ( ) dengan kondisi awal ( ) ( ) ( ) Solusi dari persamaan (2.3) adalah pasangan ( ) ( ) ( ) buah fungsi yaitu ( ) yang saling berkaitan satu sama lainnya terhadap interval yang sama (Edwards & Penny, 1993, p.383). Contoh dari sistem persamaan diferensial linier adalah persamaan di bawah ini 8 Contoh 2.4 2.2.2 Sistem Persamaan Diferensial Nonlinier Sistem persamaan diferensial nonlinier dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut ( ) ( ) (2.4) ( dengan kondisi awal ) ( ) atau ditulis dalam bentuk pesamaan di bawah ini ( ) adalah fungsi nonlinier dan kontinu (Rumlawang & Nanlohy, 2011). Contoh dari sistem persamaan diferensial nonlinier adalah persamaan sebagai berikut Contoh 2.5 9 Dengan memperhatikan titik-titik kesetimbangan dari sistem persamaan diferensial nonlinier (2.4) dapat membantu dalam menentukan, apakah titiktitik kesetimbangan stabil atau tidak. Perilaku solusi pada persekitaran titik-titik kesetimbangan tersebut dapat ditentukan setelah dilakukan pelinieran pada persekitaran titik kesetimbangan sistem. 2.3 Titik Kesetimbangan Definis 2.2 (Lucas, 1983, p.37) Nilai atau titik kesetimbangan dari suatu persamaan diferensial yaitu tidak berubah. Nilai kesetimbangan ini adalah solusi dari persamaan ( ) ( ) atau , untuk nilai sembarang . Dengan demikian titik kesetimbangan pada contoh (2.5) akan didapatkan pada *( )( saat dan ( ) 2.4 Kestabilan Pada Titik Kesetimbangan yaitu )+ ( Definisi 2.3 (Edwards & Penny, 1993, p.515) Titik kesetimbangan di daerah sistem dikatakan stabil apabila untuk setiap solusi ( ( ) ( )) berada di persekitaran titik asal ( kesetimbangan untuk setiap ) yaitu | | ( √( ) () ) dengan titik ) ( ) . Jenis kestabilan pada titik-titik kesetimbangan tersebut dibedakan menjadi dua bagian, yaitu titik kesetimbangan stabil dan titik kesetimbangan stabil asimtotik. 10 2.4.1 Titik Kesetimbangan Stabil Definisi 2.4 (Edwards & Penny, 1993, p.515) Titik kesetimbangan stabil jika untuk setiap bilangan hingga | | berlaku | ( ) terdapat bilangan | dikatakan sedemikian untuk setiap . 2.4.2 Titik Kesetimbangan Stabil Asimtotik Definisi 2.5 (Edwards & Penny, 1993, p.517) Titik kesetimbangan stabil asimtotik jika | 2.5 | stabil dan terdapat bilangan ( ) berlaku dikatakan sedemikian hingga untuk setiap ). Pelinieran Pelinieran dilakukan untuk menentukan perilaku solusi pada persekitaran titik kesetimbangan sistem (2.4). Definisi 2.6 (Rumlawang & Nanlohy, 2011) Sistem linearisasi sistem ( ( ( ̅ )) disebut ) di ̅ . Pelinieran terhadap sistem dapat dilakukan melalui ekspansi Taylor di sekitar titik tetap diperoleh matriks Jacobian untuk sistem ( ) sebagai berikut: (2.5) [ ] perilaku dinamik untuk sistem dapat diidentifikasi secara lengkap oleh nilai eigen dari matriks pada persamaan (2.5), yaitu: 11 | | (2.6) || || (Rumlawang & Nanlohy, 2011) Contoh 2.6 Dari contoh (2.5) sistem pesamaan diferensial nonlinier yaitu Misalkan akan kesetimbangan ( ) disekitar titik ( ditentukan *( )( hampiran )+ sehingga dan dengan titik dapat diuraikan ) dengan menggunakan Deret Taylor dapat ditulis sebagai berikut . / liniernya ( * ̅ ̅ ( *, dengan nilai ( * kecil. ̅ ̅ ̅ ( ) ( ) ( ) . / ( ( ) ̅ ) ( * 12 Hampiran linier di dekat titik-titik ( ) adalah ̅ ( ̅ ( * ̅ ) ̅ ( ) dihitung pada titik ( ) ( ( di ( * ) ) ( ) maka hampirannya adalah ) . ( ) maka hampirannya adalah ) . ̅ ( di ( ̅ ) ̅ /( * ̅ ̅ ( 2.6 ̅ ̅ /( * ̅ Nilai Eigen dan Vektor Eigen Definisi 2.7 (Anton & Rorres, 2004, p.384) Jika maka sebuah vektor tak nol jika pada adalah sebuah matrik , disebut vektor eigen (eigenvector) dari adalah sebuah kelipatan skalar dari , yaitu: (2.7) 13 untuk skalar sembarang , skalar disebut sebagai vektor eigen dari disebut nilai eigen (eigenvalue) dari , dan yang terkait dengan . Contoh 2.7 Nilai eigen dari persamaan yang didapat dari contoh (2.6) yaitu ̅ ( ̅ ) ̅ /( * ̅ . | | persamaan ini disebut persamaan karakteristik matriks . demikian diperoleh untuk nilai dan . Selanjutnya ditentukan vektor eigen maka ̅ /( * ̅ . ̅ hasilnya ( * ̅ . / . / dengan sembarang bilangan riil. vektor eigen untuk nilai maka . ̅ hasilnya ( * ̅ / maka dengan ̅ /( * ̅ . / . / dengan sembarang bilangan riil. 14 2.7 Jenis Kestabilan Seperti yang dituliskan dalam buku (Edwards & Penny, 1993, p.522) jika diberikan sistem persaman diferensial ( jika titik ( ) ( ) (2.8) ) adalah titik kesetimbangan dari sistem persamaan diferensial (2.8) maka solusi umum dan jenis kestabilan berdasarkan kajian terhadap nilai eigen dan . Nilai eigen berupa bilangan riil sama, riil berbeda, kompleks konjugat dan kompleks murni. 2.7.1 Nilai Eigen Berupa Bilangan Riil dan Berbeda Solusi umum dari sistem persamaan diferensial dengan nilai eigen berupa bilangan riil berbeda adalah ( ) jika ( ) maka ( (2.9) ) menuju titik kesetimbangan ( dengan demikian titik kesetimbangan ( ) untuk ) disebut simpul stabil asimtotik. Jenis kestabilan dalam bidang fase dapat dilihat pada gambar (2.1) 15 Gambar 2.1 simpul stabil asimtotik untuk 1993, p.525) Jika maka ( demikian titik kesetimbangan ( (Edwards & Penny, ) menuju tak hingga untuk dengan ) disebut simpul tidak stabil. Selanjutnya jika kedua nilai eigennya berlainan tanda dalam artian nilai eigen yang satu positif dan yang lainnya negatif ( titik sadel dan tidak stabil. ) maka titik kesetimbangan ( ) disebut 16 Jenis kestabilan dalam bidang fase dapat dilihat pada gambar (2.2) Gambar 2.2 titik sadel dan tidak stabil p.526). (Edwards & Penny, 1993, 2.7.2 Nilai Eigen Berupa Bilangan Riil dan Sama Solusi umum dari sistem persamaan diferensial dengan nilai eigen berupa bilangan riil sama adalah: ( ) Jika ( maka ( ) ( ) ( ) menuju titik kesetimbangan ( demikian titik kesetimbangan ( ) (2.10) ) untuk dengan ) disebut node stabil asimtotik. Jenis kestabilan dalam bidang fase ini dibedakan menjadi dua bagian, yang perama jika kestabilan dapat dilihat pada gambar (2.3). Yang kedua jika kestabilan dalam bidang fase tampak seperti gambar (2.4) 17 Gambar 2.3 node stabil asimtotik untuk p. 527). (Edwards & Penny, 1993, Gambar 2.4 node stabil asimtotik untuk terhadap semua kemunkinan kemiringan (Edwards & Penny, 1993, p. 528). Jika maka ( kesetimbangan ( ) menuju Tak hingga untuk ) disebut node tidak stabil. dengan demikian titik 18 2.7.3 Nilai Eigen Berupa Bilangan Kompleks Konjugat Misalkan dan dengan maka solusi umum dari sistem persamaan diferensial dengan nilai eigen berupa bilangan kompleks konjugat adalah: ( ) ( ) (2.11) ( ) Jika maka ( ( ) ) menuju titik kesetimbangan ( demikian titik kesetimbangan ( ) untuk dengan ) disebut fokus stabil asimtotik. Jenis kestabilan dalam bidang fase dapat dilihat pada gambar (2.5) Gambar 2.5 fokus stabil asimtotik untuk 1993, p.528) Jika maka ( kesetimbangan ( ) menuju tak hingga untuk ) disebut fokus tidak stabil. (Edwards & Penny, dengan demikian titik 19 2.7.4 Nilai Eigen Berupa Bilangan Kompleks Murni Misalkan dan dengan maka solusi umum dari sistem persamaan diferensial dengan nilai eigen berupa bilangan kompleks murni adalah: ( ) (2.12) ( ) Maka ( ( ) berupa elips untuk dengan demikian titik kesetimbangan ) disebut center stabil tetapi tidak stabil asimtotik. Jenis kestabilan dalam bidang fase dapat dilihat pada gambar (2.6) Gambar 2.6 center stabil untuk (Edwards & Penny, 1993, p.529). 20 Contoh 2.8 Dari contoh (2.7) diperoleh dan menghasilkan nilai berupa bilangan riil dan berlainan tanda atau keseimbangan tidak stabil. Untuk didapat vector eigennya . / dengan didapat vector eigennya . / sembarang bilangan riil sedangkan untuk dengan maka sembarang bilangan riil. Sehingga solusi dari sistem persamaan yang didapat sebagai berikut: ̅ ( ̅ ) ̅ adalah ( * ̅ 2.8 ̅ /( * ̅ . . / . / Anjing Anjing adalah kelompok hewan mamalia yang paling sering menjadi sumber dari penular penyakit rabies (Besung, INK Kerta., At all, 2011). Anjing dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu anjing yang tingkat kejadian rabies tertinggi adalah anjin liar ( ( ) , menengah adalah anakan anjing ) dan terendah adalah anjing rumahan ( Bali (Putra, A.A.G., 2011) ) dari total anjing rabies di 21 2.8.1 Rabies Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat berakibat fatal dan dapat menyerang ke semua spesies mamalia termasuk manusia. Penyakit ini disebabkan oleh hewan tertular rabies dan pembawa utamanya adalah anjing (Nugroho & Rahayujati, 2013) 2.8.2 Anjing Rabies Anjing yang positif rabies dapat menularkan rabiernya melalui gigitan. Seperti yang tertulis pada Natural History of Animals edisi 8, Aristotle (400 SM) dalam jurnal (Rumlawang & Nanlohy, 2011) menulis “Anjing itu menjadi gila. Hal ini menyebabkan mereka agresif dan semua binatang yang digigitnya juga mengalami sakit yang sama”. 2.9 Vaksinasi Vaksinasi diartikan pemberian vaksin pada anjing yang sehat sehingga tidak mudah tertular rabies. Pemberian vaksin pada anjing dilakukan secara massal dengan cakupan menghampiri dari populasi anjing di Bali (Putra, A.A.G., 2012) 2.10 Metode Numerik Metode numerik adalah suatu metode untuk mendapatkan penyelesaian hampiran atau penyelesaian numerik dari masalah nilai awal dalam sistem persamaan diferensial. Ada beberapa metode numerik diantaranya metode Picard, metode Adams-Bashford, metode Numerov, metode Deret Taylor, 22 metode Runge-Kutta (Saxena, 2008). Dalam penelitian ini menggunakan metode Deret Taylor tingkat satu. 2.10.1 Metode Deret Taylor Metode Deret Taylor terdiri dari beberapa tingkat yaitu metode Deret Taylor tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga dan seterusnya (Saxena, 2008). Dalam penelitian ini digunakan metode Deret Taylor tingkat satu. Diberikan sistem persamaan diferensial berikut: ( ) ( ) (2.13) ( ) ( ) Misalkan ingin dicari hampiran untuk nilai ( ) di titik . Proses metode Deret Taylor tingkat satu yang memberikan penyelesaian untuk masalah nilai awal ini, diberikan oleh: [ ] ) ( ) ( ( ( [ ) ] ) (2.14) Contoh 2.9 Contoh dengan menggunakan proses metode Deret Taylor tingkat satu untuk menyelesaikan masalah nilai awal berikut ini dengan di . akan ditentukan ( ) di Penyelesaian ( ( ) ( ) metode Deret Taylor tingkat satu adalah ) dengan ( ) sehingga 23 ( )( ( ) ) Solusi eksak dari persamaan ini adalah ( ) ( )