Kisi-kisi UAS Teologi Perjanjian Baru Smtr 6. Bab IV – Yesus adalah Kyrios. 1. 2. 3. 4. 5. Apa arti sebutan “Kyrios” dikalangan bangsa Yunani, Yahudi dan umat Kristen masing-masing? Yunani: Kyrios aslinya kata sifat yg berarti: kuat, berkuasa. Lalu menjadi kata benda: orang kuat, orang kuasa, sama dengan “despotes” = pemilik, tuan rumah, majikan dll, tidak mempunyai makna keagamaan sama sekali. Lama kelamaan orang Yunani menyebut dewa dan raja mereka dengan “kyrios”, sehingga gelar “kyrios” menjadi julukan ilahi dan gelar kerajaan. Yahudi: Dalam PL, kata kyrios menterjemahkan kata ibrani “adonai”, “ba’al”, atau kata Aram “mara”. Kata adon, mara berarti norang yang berkuasa atas orang lain, orang yang mengepalai sebuah suku, marga, negara dll. Kata “ba’al” berarti pemilik ( karena istri dianggap sebagai milik suami, maka suami juga disebut “ba’al” dari istri). Kata adonai atau mara dipakai juga sebagai sapaan terhadap orang yang lebih tinggi kedudukannya, mis. Raja, para dewa juga disebut “adonai” ( tuanku). Para Rabi Yahudi juga diberi gelar demikian. Umat Kristen: Dalam PB yang mempunyai latar belakang Yunani dan Yahudi, arti kyrios juga sangat luas. Majikan / pemilik budak disebut kyrios, sapaan kesopanan. Dengan latar belakang ini, jika Yesus disebut ‘kyrios” belum banyak artinya dan harus diperhatikan dulu konteksnya, apakah itu sapaan saja atau mempunyai makna lain yang lebih dalam. Dalam Injil, Yesus sering disapa dengan “Kyrios” artinya hanya untuk sopan santun, atau semacam pengakuan terhadap kekuasaan Yesus sebagai pembuat mukjizat, mis. Mat 8:2.6; 15;27; 17;15. Kalau para murid atau orang lain menyapa Yesus dengan Kyrios, seringkali latar belakangnya kebiasaan Yahudi yang menyebut para Rabi dengan “mara’ atau “mari”. Ada kalanya makna kyrios lebih dari sekedar kehormatan belaka seperti yang dikatakan Yesus dalam Luk 6:46, Mengapa kamu menamakan Aku Kyrios, padahal kamu tidak melakukan apa yang Kuajarkan? Disini Kyrios mengandung kewibawaan khusus yang harus ditaati. Namun toh maknanya tinggal dalam relasi guru dan murid saja. Sebagai guru Yesus mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari orang lain dan orang2 Kristen dapat menyebut Yesus sebagai “kyrios”-nya. Manakah Perbedaan pengertian “Allah” dan “Yahwe / Tuhan”? Allah Israel mempunyai 2 nama, dalam bahasa Ibrani, Elohim dan Yahwe. Elohim dipakai juga untuk dewa2 kafir. Jika disebut “ Elohim” maka yang dimaksudkan adalah Allah universal dan umum, pencipta langit dan bumi, serta menjadi “Kyrios” atas alam ciptaan. Maka dari itu dalam Kej.1 yang menceritakan penciptaan jagad raya, digunakan kata Elohim. Sebutan “Yahwe” adalah nama diri Allahnya Israel yang khas. Nama Yahwe hanya disebut dalam kaitan dengan bangsa Israel saja. Atas dasar hubungan khusus itu, maka Allah yang umum menjadi “Yahwe”. Dalam terjemahan Yunani ( Septuaginta ), Elohim diterjemahkan dengan Theos, sedang Yahwe = Kyrios. Kyrios berarti Allah yang hadir dalam umat-Nya dan bertindak baginya. Kyrios adalah Allah bagi Israel. Jelaskan ungkapan “ Allah adalah satu-satunya Tuhan umat Israel” berdasar Ul 6:4. Apa yang harus dilaksanakan Israel? Umat Israel hanya menerima satu Kyrios saja, yaitu Yahwe. Ini diungkapkan dalam pengakuan iman Israel dalam ulangan 6:4 yang berbunyi “ dengarlah hai umat Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa. Jika kyrios diterjemahkan dengan Yahwe, maka jelaslah bahwa Allahnya Israel adalah Yahwe dan Yahwe itu hanya seorang saja. Dari pihak Israel, nama diri Yahwe atau Kyrios menyangkut relasi ketaatan dan ketaklukan kepada Tuhan dan umat Israel hendaknya mencintai Yahwe (Kyrios) Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatannya, Ul 6:5. Kata mencintai dalam kitab ulangan searti dengan taat, patuh. 5 Makna pengakuan iman Israel: 1.Pengakuan monotheisme. 2.Mereka adalah bangsa terpilih. 3.Hubungan yang istimewa antara Israel dan Allah yang Esa. 4.Allah yg menaruh perhatian khusus pada umat-Nya, memelihara, melindungi, menyelamatkan dan bila perlu menghukum. 5.Ada kewajiban Israel dengan taat dan membalas mengasihi-Nya Jelaskan ungkapan “ Yesus adalah satu-satunya Tuhan umat Kristen”. Teks mana yang mengungkapkan hal itu? Pengakuan iman Israel berbunyi: Kyrios Allah kita adalah Kyrios yang esa, Ul 6:4. Umat Kristen mempertahankan pengakuan iman Israel dengan rumusan “Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa…. dan satu Kyrios saja yaitu Yesus Kristus … “. (1 Kor 8:6) Bagaimana kaitan sebutan “Kyrios” dan “Mesias” dalam hubungan dengan Yesus, terutama dalam martabat-Nya sebagai “pemimpin, wakil Allah”. Dalam Kis 2:36 jelas dikatakan bahwa Allah dengan membangkitkan Yesus melantik-Nya menjadi Christos (Mesias) dan Kyrios. Kedua istilah itu disini hampir searti. Oleh karena Yesus dijadikan Christos (raja Mesias) maka digelari juga Kyrios. Umat Kristen sejak awal mula yakin bahwa sejak dibangkitkan Yesus sudah memegang kuasa raja (Mesias), mempengaruhi dan memimpin umat-Nya. Dan gelar Kyrios justru dihubungkan dengan kuasa actual itu. Kuasa-Nya dijalankan oleh Kyrios Yesus Kristus dengan Roh Kudus-Nya, yang dicurahkan atas para penganut-Nya. Jemaat Kristen Yunani dan Paulus mengikuti kebiasaan jemaat2 Kristen di Palestina yang mengetrapkan sebutan Kyrios kepada Yesus. Ini terbukti oleh seruan liturgis yang diambil alih Paulus dari jemaat Kristen Palestina yang berbunyi “ Maran tha = datanglah, ya Tuhan kami. Seruan ini tidak tertuju kepada Allah, melainkan kepada Kristus. Kristus itu adalah Marana = Kyrios kami. Dengan dibangkitkan dari alam maut, tokoh historis (Yesus) menjadi transcendens, termasuk dunia ilahi dan menjalankan kekuasaan ilahi atas umat Allah, bahkan atas jagad raya, Ia adalah kuasa dan wakil Allah. 6. Menurut Yohanes kapan Yesus disebut “Mesias”? Apa arti ungkapan “Akulah Dia” dalam Yohanes? Yohanes menerapkan sebutan Kyrios hanya kepada Yesus yang bangkit saja. Yesus baru menjadi Kyrios setelah akibat sengsara yang memuliakan Dia. Dalam Yoh 20-21, Kyrios searti dengan Mesias. Ungkapan Akulah Dia tanpa pelengkap adalah terjemahan dari kebiasaan dalam PL untuk merumuskan kehadiran Allah, sebenarnya berarti: Aku ini Yahwe. Atas dasar ini Yesus mau menandaskan bahwa Dialah Yahwe yang menyatakan diri. 7. Identikkah Yesus dengan Yahwe menurut Yohanes? Jelaskan! Ya, karena dalam Yoh 8:24.28.58; 13:19 dikatakan Akulah Dia yang berarti Aku ini Yahwe. Yesus menandaskan bahwa Dialah Yahwe yang menyatakan diri. Yohanes memandang dalam diri Yesus historis khususnya sebagai Allah (Bapa) yang menyatakan diri dan dengan jalan itu menyelamatkan. Atas dasar identifikasi Yesus dengan Yahwe, maka banyak ucapan dalam Injil Yohanes bisa dipahami. Bab V – Kerajaan Allah. 1. 2. 3. 4. Dalam Perjanjian Lama istilah mana yang digunakan sehubungan dengan pengertian “Kerajaan Allah”? Istilah Kerajaaan Allah belum terdapat dalam PL. Tetapi akar istilah itu, terutama ide-de yang terkandung didalamnya sudah terdapat dalam kitab-kitab PL, yang berbicara mengenai “Kerajaan” atau “Pemerintahan oleh Allah”. Juga Yahwe (TUHAN) kerap kali disebut sebagai Raja, terutama dalam kitab Mazmur dan nabi-nabi. Ada 2 istilah (arti) sehubungan dengan pengertian “Kerajaan Allah” dalam PL: a. Secara umum berdasarkan kenyataan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi sebagai lingkungan kekuasaan dan pemerintahan-Nya yang universal, meliputi segala bangsa. b. Secara khusus menunjukkan hubungan yang istimewa antara Allah dengan umat Israel. Allah telah memilih Israel menjadi umat-Nya sehingga Ia meraja atas mereka (paham Theokrasi). Mengapa justru dalam kitab nabi-nabi pengharapan akan Kerajaan Allah banyak ditemukan? Berikan contoh! Dalam PL ada unsur pengharapan terhadap Allah yang menjadi Raja. Yahwe menampakkan dan memperlihatkan diri sebagai Raja penuh dengan kemuliaan. Gagasan ini muncul terutama dalam kitab nabi-nabi. Pada zaman nabi-nabi, pengharapan itu banyak ditemukan karena pada zaman itu kehidupan bangsa Israel semakin merosot dan kuasa asing mengancam hendak menghancurkannya, maka timbullah ketegangan antara Pemerintahan Allah yang telah dinyatakan kepada bangsa Israel disatu pihak dan kenyataan negative di dalam sejarah di pihak lain. Ketegangan itu diusahakan pemecahannya dalam pernyataan2 para nabi tentang Kerajaan Allah yang akan datang. Pengharapan akan masa depan itu mempunyai arti yang sangat penting dalam pewartaan para nabi, misalnya: Yes 40:9-11; 52:7; Ob 21; Mi 4:3; Zef 3:15; Za 14:16-17. Sebutkan isi pengharapan keselamatan menurut para nabi. 1.Gambaran Kerajaan Allah yang akan datang mempunyai bentuk nasional. Israel akan dibangun kembali sebagai bangsa pilihan; Tuhan akan bertahta di Yerusalem dan musuh2 ditaklukkan-Nya. 2.Kedatangan Kerajaan Allah dikaitkan dengan realitas rohani: hukuman bagi bangsa2 yang menyangkal Tuhan, pembebasan bagi umat yang tertindas, masa yang baru. 3.Keselamatan yg akan dtng itu kekal, melampaui keadaan dunia ini, akan ada langit dan bumi yg baru, maut akan dikalahkan. 4.Masa depan yang penuh kebahagiaan ini bersifat universal: orang kafirpun akan mendapat keselamatan Israel. Tuhan akan menjadi raja di seluruh dunia. 5.Kerajaan Allah dihubungkan dengan pengharapan akan datangnya Mesias. Mesias ini akan datang sebagai Raja atas seluruh dunia, kerajaan-Nya melampaui segala batas dunia. 6.Akhirnya pengharapan Israel akan pemerintahan Allah tercetus dalam Mazmur Rajawi. Boleh jadi beberapa mazmur ada hubungannya dengan peristiwa historis tertentu. Mazmur ini menggambarkan pengharapan Israel akan perwujudan terakhir dan definitive dari Yahwe sebagai Raja, yang manifestasi kuasa-Nya telah mulai tampak dalam sejarah keselamatan. Apa dan bagaimana pandangan para Rabi Yahudi tentang Kerajaan Allah? *Allah sekarang secara de jure sudah menjadi raja dan di akhir zaman Allah akan menyatakan kekuasaan-Nya antara lain dengan menghakimi dan menyatakannya kepada semua bangsa (serupa dengan pandangan murid Yesus dalam Kis 1:6-8) *Kenyataan bahwa Israel dikuasai oleh orang2 kafir adalah akibat dari dosa2 mereka. Jika Israel melaksanakan Hukum Taurat, maka pemerintahan orang asing akan dapat dipatahkan. Orang sudah dapat menjadi “warga kerajaan” jika mereka mentaati Hukum Taurat dan mendaraskan Syema. *Orang bukan Yahudi dapat “memasang kuk kerajaan”, yaitu dengan “masuk agama Yahudi” dan dengan demikian menaklukkan diri pada pemerintahan Allah. 5. 6. 7. Apa dan bagaimana pandangan kaum Apokaliptici tentang Kerajaan Allah? *Menolak pandangan bahwa Kerajaan Allah sebagian sudah terwujud dan diakhir zaman akan terlaksana seluruhnya. Menurut mereka Kerajaan Allah adalah realitas yang sama sekali eskatologis, yang baru ditegakkan di akhir zaman. *Dunia atau zaman ini terlalu jahat dan jelek. Setelah zaman ini hilang lenyap dibinasakan Allah, Kerajaan Allah akan menjadi kenyataan dalam bumi dan langit baru yang dijadikan oleh Allah. Manakah segi-segi Kerajaan Allah yang ditekankan dalam pewartaan Yesus? 1. Kerajaan Allah adalah realitas yang dinamis dan aktif, yaitu Pemerintahan oleh Allah atau Allah meraja (menjadi raja). Kerajaan Allah adalah kekuasaan Allah sebagai Raja, yang memerintah manusia. Jadi yang pertama-tama dimaksudkan ialah martabat atau kuasa sebagai Raja dan bukannya tempat atau daerah dimana Ia berkuasa. Jika Allah meraja, maka akan ada kebahagiaan dan kesejahteraan, sebagai suatu tatanan baru, ada suasana rohani. 2. Sifat personal(=pribadi) dari Pemerintahan Allah juga ditekankan, karena ini mengenai kedatangan Allah sendiri. 3. Kerajaan Allah itu akan datang. 4. Kedatangan Ker Allah itu begitu mendesak, hingga Ia mengatakan tidak akan minum buah anggur sampai Ker Allah datang. 5. Kerajaan Allah itu sudah datang. 6. Kerajaan Allah sudah ada diantara kita. 7. Kedatangan Kerajaan Allah itu tidak dapat diperhitungkan waktunya. 8. Kerajaan Allah terbuka untuk semua orang, juga untuk orang bukan Yahudi. 9. Kerajaan Allah sekarang sudah datang dalam pewartaan dan pekerjaan Yesus. 10.Sikap yang diambil orang terhadap Yesus menentukan nasib orang itu dalam hubungannya dengan Kerajaan allah. Menolak pewartaan dan karya Yesus berarti menolak Kerajaan Allah. Manakah letak perbedaan pandangan Yesus dibanding dengan pandangan Yahudi tentang Ker.Allah? *Ker Allah pertama2 dimaksudkan ialah martabat atau kuasa sebagai Raja dan bukannya tempat atau daerah dimana Allah akan berkuasa. Pandangan Yahudi melihat Ker Allah ditegakkan di negeri suci Israel dengan ibukota Yerusalem. *Kedatangan Ker Allah tidak dapat diperhitungkan waktunya. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan kaum Apokaliptici yang merasa dapat menghitung datangnya Ker Allah dengan angka2 tertentu. *Ker Allah terbuka untuk semua orang, juga untuk orang bukan Yahudi. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan kaum Apokaliptici yang justru menyatakan bahwa orang2 bukan Yahudi akan menerima hukuman kekal. *Sikap yang diambil orang terhadap Yesus menentukan nasib orang itu dalam hubungannya dengan Ker Allah. Menolak pewartaan dan karya Yesus berarti menolak Ker Allah. Tentu saja ini bertentangan dengan pandangan Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus. Bab VII - Kerajaan Allah dan Mukjizat. 1. Bagaimana menempatkan mukjizat dalam karya Yesus? 2. Dalam pengajaran-Nya Yesus menekankan bahwa Ker Allah yang Ia beritakan sudah mendekat. Mendekatnya Kerajaan itu perlu di diilustrasikan dengan “pekerjaan” atau “tanda-tanda” yang memperlihatkan kebenarannya. Tanpa tanda2 atau pekerjaan yang ilustratif, perkataan Yesus tidak lebih dari perkataan para pengkotbah pada zaman-Nya. Mereka hanya dapat memberitakan Kerajaan Allah tanpa bisa berbuat apa-apa. Namun sebaliknya, pekerjaan2 itu juga membutuhkan keterangan mengenai makna dan artinya. Maka pekerjaan perlu disertai oleh perkataan yang memberikan penjelasan. Maka Sabda dan pekerjaan, kedua-duanya perlu dan saling melengkapi. Apakah Yesus membuat mukjizat? Jelaskan! Ya, dapat dipastikan bahwa Yesus secara historis benar2 melakukan mukjizat, menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Cerita-cerita dalam Injil memberikan ilustrasi tentang kenyataan tersebut. Cerita singkat ttg pengusiran setan dan penyembuhan orang sakit: Mat 4:23, Mrk 1:34, Luk 4:40, Yoh 6:2. Catatan lain dalam tradisi Injil Mrk 3:22, tuduhan bahwa Yesus mengusir setan dengan bantuan Beelzebul. Mrk 9:38-40, tentang seorang bukan murid Yesus yang mengusir setan, mengandaikan bahwa Yesus sendiri mengusir setan. Mrk 6:5a, Yesus tidak mau membuat mukjizat di Kanaan, mengandaikan bahwa Ia membuat meukjizat ditempat lain. Dalam perutusan para rasul, Yesus mengutus mereka dan memberi kuasa atas roh-roh jahat. Para rasul menyembuhkan orang sakit dan mengadakan banyak tanda. Tradisi Injil cenderung mengurangi segi2 keajaiban mukjizat2 Yesus, berbeda dengan cerita2 apokrif yang malahan suka rincian. 3. 4. 5. Bagaimana alam pikiran orang Yahudi tentang pengusiran roh jahat? Menurut jalan pikiran masa itu, dalam diri orang yang kerasukan roh jahat dan juga dalam beberapa penyakit, khususnya penyakit kusta, menjadi jelas, bagaimana kuasa jahat menguasai dunia manusia. Pandangan Yahudi juga mengatakan bahwa seluruh dunia dikuasai iblis, bdk. Luk 4:6, “kata iblis kepada-Nya, segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepadaMu, …….. Kuasa2 jahat itu menghalang-halangi Kerajaan Allah. Perpisahan menusia dari Allah secara jelas nampak dalam diri orang yang kerasukan roh jahat dan kena penyakit yang mengucilkan orang dari umat Allah, karena najis. Jadi pengusiran roh jahat akan mengembalikan orang itu dari keterpisahannya dari Allah. Bagaimana Yesus memahami pengusiran roh itu? Yesus mengartikan secara religius, yaitu bahwa kuasa Allah mengalahkan kuasa jahat. Dalam pengusiran roh jahat dan penyembuhan penyakit, nampak kekuasaan Allah. Allah berkuasa mengalahkan kuasa jahat, yang meraja rela di tengah2 manusia. Kuasa Allah atas roh jahat nampak dalam seruan mereka: Engkau datang hendak membinasakan kami? (Mrk 1:24) atau Mat 8:29 lebih tegas, adakah Engkau datang kemari untuk membinasakan kami sebelum waktunya? Bagaimana Yesus menafsirkan mukjizat-Nya? A. Yesus memandang mukjizat2 yang Ia kerjakan sebagai pemakluman akan datangnya masa keselamatan, masa Ker Allah. B. Yesus menghubungkan mukjizat2-Nya dengan pewartaan-Nya mengenai Ker Allah. C. Yesus mengarahkan mukjizat2-Nya kepada orang2 yang malang, yang menderita. Mukjizat2 itu menyatakan bahwa Ker Allah yang diwartakan-Nya teruntuk bagi mereka yang menurut penilaian umum tidak terjangkau Pemerintahan Allah. D. Mukjizat2 itu memiliki arti eskatologis dan Mesianis. Bagaimana Jemaat Kristen menafsirkan mukjizat Yesus? A. Jemaat Perdana menerima gejala2 ajaib begitu saja tanpa banyak mempersoalkannya. Adanya roh2 jahat dan daya2 diluar alam mereka terima begitu saja sebagai kenyataan. Allah lebih berkuasa, dapat mengalahkan roh2 yg mengganggu manusia. B. Cerita mukjizat dimaksudkan sebagai pewartaan (kerigma) dan pengajaran (katekese) mengenai Yesus Kristus. Dalam cerita mukjizat itu tersembunyi nilai “tanda” bahwa Yesus adalah Mesias, Putra Allah, tokoh yang akan datang pada waktu Allah menegakkan kerajaan-Nya. C. Dalam menyampaikan tradisi tentang mukjizat2 itu, kadang2 dijumpai perkembangan dan penyesuaian, baik dalam segi sastra, maupun dalam segi teologi. Ada 2 hal tentang ini: 1. Mukjizat2 Yesus mempunyai makna eskatologis, sebagai pendukungan tanda Kerajaan Allah sudah diambang pintu. Melalui mukjizat2 itu Ker Allah sudah menjadi kenyataan dan mencakup semua saja yang percaya. Namun umat Kristen memberi makna baru yang bersifat Kristologis. Mereka menghubungkan mukjizat2 dengan diri Yesus yang bangkit dan sedikit banyak melepaskan mukjizat dari pewartaan mengenai Ker Allah. 2. Interpretasi Kristologis itu menyatu dalam cerita mukjizat, maksudnya dalam menyampaikan cerita mukjizat Yesus, umat tidak lagi membedakan mukjizat sebagai tindakan historis dan makna mukjizat dilihat dari segi iman mereka. Cerita mukjizat dan interpretasi mukjizat bercampur menjadi satu. Demikian dalam Injil terdapat cerita2 mukjizat yang dilakukan Yesus, yang telah diakui sebagai Kristus. Bahkan mukjizat itu adalah pernyataan, bahwa Yesus adalah Kristus atau Mesias. Bagaimana Markus, Matius, Lukas dan Yohanes menafsirkan mukjizat Yesus, masing-masing? Matius suka mengemukakan Yesus sebagai Guru dan pemimpin umat Allah yang baru. Dalam mukjizat2-Nya, Yesus tampak sebagai Musa baru yang memikul sengsara dan penderitaan umat-Nya. Yesus memimpin umat Allah yang baru, yaitu umat Kristen. Maka Matius suka menginterpretasikan mukjizat Yesus secara eklesiologis. Unsur2 ajaibnya seringkali dikurangi, untuk lebih menekankan unsur pengajaran bagi umat. Markus suka menggambarkan Yesus sebagai Theios Aner (=orang ilahi), sebuah ungkapan Yunani bagi seorang yang memiliki daya ilahi, dapat mengerjakan mukjizat2. Dalam penyembuhan dan pengusiran roh jahat, Ia menyatakan diri. Namun pernyataan diri ini tersembunyi dalam rupa Hamba Tuhan. Epifani yg tersembunyi berkaitan dengan ‘Rahasia Mesias’ Markus. Lukas banyak kali memandang Yesus sebagai Juruselamat yang berbelas kasihan kepada siapa saja. Dengan Yesus, keselamatan terwujud dan mukjizat2 diartikan sebagai perwujudan zaman keselamatan bagi umat Kristen, yang menempuh perjalanannya menuju Parousia. Mukjizat2 dihubungkan dengan Tuhan yang kini berkuasa. Ciri futuristik dan eskatologis mukjizat dihilangkan, karena sekarangpun Allah masih berkarya melalui berbagi karya mukjizat-Nya. Yohanes memberikan makna Kristologis semata-mata atas mukjizat Yesus. Mukjizat adalah ‘tanda’, pernyataan dari kemuliaan Putera Allah. Mukjizat juga ‘pekerjaan’ yang dilakukan Putera atas kehendak Bapa, bahkan menjadi perkerjaan Bapa sendiri. Lewat karya mukjizat itu, Bapa memuliakan Putera-Nya sendiri dan mukjizat juga menjadi sarana pewahyuan Yesus. Maka hampir semua mukjizat dikaitkan dengan unsur pewahyuan sebagai Putera Bapa. Bab VIII – Kebangkitan Yesus. 1. Mengapa ada istilah “Yesus dibangkitkan” dan “Yesus bangkit”? mana yang benar? Berikan contoh! Keduanya benar. Pergeseran dari bentuk pasif, ‘dibangkitkan’, ke bentuk aktif, ‘bangkit’, disebabkan oleh perkembangan iman umat terhadap Yesus. Sewaktu menekankan kegiatan Allah dalam peristiwa itu, umat suka memakai ungkapan yang menyatakan campur tangan Allah, jadi bentuk pasif. Ini banyak terjadi dalam pewartaan kuno dimana ingatan akan Yesus masih lekat dan kuasa Yesus masih belum dipahami dengan penuh. Kis 2:24, tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut …. ay32, Yesus inilah yang dibangkitkan Allah dan tentang hal itu …… Sewaktu iman terhadap Yesus berkembang, maka dikatakan, bahwa Ia mempunyai daya dan kuasa untuk bangkit dari alam maut. Kis 17:3, ….. bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati……, 1 Tes 4:14, … bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit ………, Luk 24:34, sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kpd Simon. 2. Apa yang disebut “Kerigma Paskah”? adalah suatu pewartaan tentang kebangkitan Yesus. Apa isinya? Pewartaan kebangkitan yg dirangkum dlm rumus2 iman yg padat dan singkat, yg bersifat kerigmatis, kateketis. Mana ciri2nya? Rumus2 itu tersimpan dalam tradisi umat, yang secara resmi mengungkapkan keyakinan2 jemaat Kristen. Sebagai contoh dapat dikemukakan sebuah aklamasi amat tua yg kemungkinan berasal dari liturgy. (Luk 24:34- Kata Simon mengisyaratkan tradisi ini tersimpan dalam tradisi jemaat di Palestina yg suka melestarikan nama asli Petrus yaitu Simon.) 3. Apa isi kesaksian Kisah Para Rasul tentang kerigma Paskah? Dari berbagai wejangan dalam Kisah Para Rasul dapat disimpulkan bahwa pewartaan berpusatkan pada Kristus yang dibangkitkan dari alam maut. Kebangkitan dianggap sebagai kejadian yang memutuskan, sedangkan sengsara dan wafat-Nya memainkan peranan yang kurang menonjol. Sengsara Yesus diartikan secara secara negative sebagai pembunuhan belaka. Interpretasi positif baru muncul dalam wejangan perpisahan Paulus di Efesus. ( Kis 20:28, jemaat yang diperoleh-Nya dengan darah anak-Nya sendiri – nilai soteriologis.) 4. Apakah dalam Kerigma Paskah, kebangkitan sudah dihubungkan dengan sengsara dan wafat Yesus Kristus? Mengapa? Belum, memang sengsara dan wafat Yesus turut disebut juga, tetapi nasib malang itu diartikan secara negative, yaitu pembunuhan atas seorang saleh dan nabi. Kisah sengsara dan dan kematian memang menjadi bagian dari pewartaan , tetapi tidak memainkan peranan penting. Hal ini terjadi karena kerigma kuno berpusatkan pada kebangkitan Yesus dari alam maut. 5. Mangapa kebangkitan Yesus ditekankan dalam pewartaan? Kebangkitan dianggap sebagai penghubung antara Yesus dari Nazaret, seorang tokoh historis, dengan Kristus/Kyrios yang mulia. Berkat kebangkitan, terjaminlah identitas antara Yesus dari Nazaret yang mengalami kematian dengan Kristus atau Kyrios umat yang dikatakan hidup oleh umat Kristen. Identitas ini sangat ditekankan oleh seluruh kerigma kuno, bahkan oleh Roma 1: 2-4 (keturunan Daud). Justru tekanan yang diberikan kepada identitas ini menyebabkan, bahwa sengsara dan kematian Yesus hampir selalu turut disebutkan bersama kebangkitan. Umat Kristen tidak dapat menyembunyikan, bahwa Kristusnya dulu bersengsara dan mati. Kristus yang hidup dan dibangkitkan, tidak lain sama dengan Yesus dari Nazaret yang disalibkan. 6. Manakah fungsi “penampakan” dalam rangka kebangkitan Yesus? Penampakan dipergunakan untuk menyimpulkan kebangkitan Yesus karena tidak seorang pun pernah menyaksikan kebangkitan Yesus karena peristiwa itu terjadi pada pinggir ruang dan waktu, sehingga tidak termasuk dunia kita lagi. Para saksi kebangkitan tidak melihat sendiri kebangkitan, melainkan mengalami penampakan Yesus. Dari situ mereka menyimpulkan kebangkitan-Nya. Bagaimana penampakan diartikan dalam Perjanjian Baru? A. Cerita2 itu tidak bermaksud memberikan laporan tentang apa yang sesunguhnya terjadi. B. Cerita2 dalam PB tentang penampakan Yesus berdasarkan pengalaman para murid terhadap Yesus, yang ternyata sekarang hidup, meskipun sudah mati. Pengalaman tersebut dapat individual, dapat pula secara kolektif. C. Dalam pengalaman itu, Yesus menjadi ‘kelihatan’ dan ‘nyata’ sebagai tokoh yang kini hidup. D. Pengungkapan pengalaman itu dalam cerita2 yang sekarang terdapat dalam keempat Injil dan Kisah, terpengaruh oleh motif apologetis dan teologis. Jelasnya: menurut Matius, Yesus hanya nampak di Galilea, karena secara definitive ditolak di Yerusalem. Menurut Lukas, Yesus hanya nampak di Yerusalem, karena disitulah letak kota suci dan titik tolak misi gereja. Satu hal jelas bahwa PB yakin bahwa penampakan Yesus, maupun kebangkitan-Nya adalah obyektif. Artinya: Yesus yang dibangkitkan dari alam maut dialami sebagai pribadi yang actual dan hidup, menjadi ‘kelihatan’ atau ‘nyata’. Kesemuanya itu bukan hasil daya pikir, daya khayal atau daya iman umat. Ini sesuatu yang ‘real’. 7. 8. Manakah unsur2 yang penting dalam penampakan Yesus? Ada 3 unsur pokok yang nyata dalam penampakan2 Yesus, sebagaimana terdapat dalam Injil: 1. Unsur Prakarsa: inisiatif datang dari Yesus. Ia sendiri yang memprakarsai penampakan itu. Yesus menampakkan diri atau memperlihatkan diri. Istilah ini menunjukkan, bahwa sesuatu yang biasanya tidak kelihatan, kini dijadikan kelihatan. Setelah bangkit, Yesus tdk termasuk dunia yg kelihatan, maka spy dpt dilihat oleh murid2-Nya, Ia harus menjadikan diri-Nya kelihatan. 2. Unsur Pengakuan: Yesus dikenali dan diakui sebagai hidup, malampaui wafat-Nya. Isi pengakuan itu dirumuskan dalam kerigma ‘Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga’. 3. Unsur Kesaksian: Para Rasul menerima tugas memberi kesaksian mengenai Yesus yang bangkit. Ini ditegaskan dalam penampakan kepada Petrus dan kesebelas Rasul. 9. Bagaimana hubungan antara “penampakan” dan “kebangkitan”? Dengan mata kepala sendiri, tidak ada seorangpun pernah menyaksikan Yesus bangkit dari kubur, karena peristiwa itu terjadi pada pinggir ruang dan waktu, sehingga tidak termasuk dunia kita lagi, padahal semua orang masih termasuk dunia ini. Para ‘saksi kebangkitan’ tidak melihat sendiri kebangkitan, melainkan mengalami ‘penampakan Yesus’. Dari situlah mereka menyimpulkan kebangkitan-Nya. Jadi kebangkitan Yesus disimpulkan dari penampakan. Namun demikian, penyimpulan ini bukanlah penyimpulan umum yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Tidak semua orang dapat melihat hubungan real antara penampakan dan kebangkitan. Mereka harus percaya dan orang itu ditentukan oleh Allah. 10. Dapatkah cerita “makam kosong” digunakan untuk membuktikan Yesus sungguh bangkit? Mengapa? Tidak, karena cerita makam kosong bukan suatu laporan teliti tentang kejadian2 pada hari pertama pekan itu setelah Yesus wafat dan juga tidak (mau) membuktikan kebangkitan Yesus. Bahkan Menurut Markus 16:8, makam kosong tidak menimbulkan kepercayaan wanita2 itu, sebaliknya mereka menjadi ketakutan, lalu melarikan diri, sama seperti murid2 meniggalkan Yesus yang sengsara. Memang makam kosong tidak sama dengan kebangkitan. Makam kosong pada dirinya ambivalen sekali dan tidak berkata apa2 tentang bagaimana menjadi kosong dan karena apa kosong. Jenasah memang lenyap, tetapi karena apa? 11. Manakah kesimpulan yang dapat ditarik dari macam-macam cerita tentang makam kosong? 1. Makam kosong bukan bukti kebangkitan Yesus, melainkan praandaian. Menurut keyakinan umat Kristen Perdana, makam kosong hanya dapat diketahui berkat sebuah pemberitahuan khusus (oleh malaikat). 2. Makam kosong baru berfungsi bagi mereka yang sudah percaya. Bagi orang yang sudah beriman kepada Yesus, makam kosong merupakan ‘tanda’ (dalam arti alkitabiah), yang membutuhkan keterangan lebih lanjut, agar bermakna. 3. Urutan penalarannya: Yesus bangkit, maka makam-Nya kosong. Bukan: makam-Nya kosong, jadi Yesus bangkit. 4. Apa yang ditandakan secara negative (tidak ada jenasah), diimbangi dengan tanda positif (penampakan2). 5. Dalam kedua tanda itu diperlihatkan, bahwa Allah lebih kuat daripada maut. ‘Maut tidak akan ada lagi’. (why 21:49). 12. Historiskah kebangkitan Yesus? Mengapa? Tidak, kebangkitan bukanlah suatu peristiwa historis, yang terjadi dalam ruang dan waktu dunia ini. Kebangkitan berarti peralihan ke hidup yang baru, di dunia yang baru pula, bukan lagi di dunia ini. Namun kebangkitan mempunyai segi-segi historis juga, karena: 1. Yesus yang bangkit itu menampakkan diri ditengah2 realitas dunia ini pada saat tertentu, dimasa yang lampau dan pada tempat dan peristiwa yang tertentu. 2. Tuhan yang telah bangkit itu hidup-Nya ‘mulia’, termasuk ‘dunia yang baru’. Itulah sebabnya, Ia tidak tampak sebagai obyek yang dapat dikontrol, suatu obyek disamping obyek2 yang lain di dunia ini. Itulah sebabnya Yesus yang telah bangkit hanya dapat dialami secara luar biasa, yakni secara ‘visiun’ dan hanya dapat dibicarakan dalam bahasa yang metaforis atau kiasan, karena kenyataan itu luput dari pengalaman duniawi. 3. Namun demikian, dengan cara ‘penglihatan yang luar biasa itu’, Yesus betul2 dialami oleh orang2 tertentu, yang namanya secara khusus disebutkan.