PERSETUJUAN TENTANG HAMBATAN TEKNIS DALAM PERDAGANGAN Para Anggota, Memperhatikan Perundingan Perdagangan Multilateral, Menghendaki pencapaian lebih lanjut tujuan dari PUTP 1994, Mengakui pentingnya kontribusi yang dapat diberikan oleh standar internasional dan sistem penilaian kesesuaian berkenaan dengan hal tersebut, dengan cara meningkatkan efisiensi produksi dan melancarkan pelaksanaan perdagangan internasional; Oleh karena itu bermaksud untuk mendorong berkembangnya standar internasional dan sistem pengkajian kesesuaian tersebut; Menghendaki meskipun demikian, untuk menjamin bahwa peraturan teknis dan standar, termasuk persyaratan pengemasan, penandaan dan pelabelan serta prosedur penilaian kesesuaian dengan peraturan teknis dan standar tidak menimbulkan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan internasional; Mengakui bahwa tidak boleh ada negara yang dihalangi dalam membuat aturan yang diperlukan untuk menjamin mutu ekspornya, atau untuk perlindungan kehidupan dan kesehatan manusia, hewan atau tanaman, perlindungan lingkungannya atau untuk pencegahan praktek yang menyesatkan, pada tingkat yang dianggap layak, dengan syarat bahwa hal tersebut tidak dilakukan dengan cara yang merupakan sarana diskriminasi yang tidak tetap, atau tidak tepat antar negara di mana berlaku kondisi yang sama, atau sarana pembatasan tersamar dalam perdagangan internasional, dan sebaliknya mengikuti ketentuan dalam Persetujuan ini; Mengakui bahwa tidak boleh ada negara yang dihalangi dalam membuat aturan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan keamanan esensial mereka; Mengakui adanya kontribusi yang dapat dibuat oleh standardisasi internasional dalam alih tehnologi dari negara maju ke negara yang sedang berkembang; Mengakui bahwa negara berkembang mungkin menghadapi kesulitan dalam perumusan dan penerapan peraturan teknis dan standar serta prosedur penilaian kesesuaian dengan peraturan teknis dan standar, dan bermaksud untuk membantu mereka dalam kerja kerasnya berkenaan dengan hal ini; Anggota dengan ini menyetujui sebagai berikut: Pasal 1 Ketentuan Umum 1.1 Istilah umum standardisasi dan prosedur penilaian kesesuaian dalam keadaan biasa mempunyai arti yang diberikan kepadanya, oleh definisi yang diadopsi dalam sistem Persatuan Bangsa-Bangsa dan oleh badan standardisasi internasional dengan mempertimbangkan konteksnya dan mengingat maksud dan tujuan Persetujuan ini. 1.2 Meskipun demikian, untuk keperluan Persetujuan ini arti istilah adalah seperti yang diberikan dalam Lampiran I. 1.3 Semua produk, termasuk produk industri dan pertanian, harus tunduk kepada ketentuan dari Persetujuan ini. 1.4 Spesifikasi pembelian yang dibuat oleh badan pemerintah untuk persyaratan produksi atau konsumsi oleh badan pemerintah tidak dikenakan ketentuan dari Persetujuan ini, akan tetapi dimasukkan dalam Persetujuan mengenai Pengadaan Barang oleh Pemerintah , sesuai ruang lingkupnya. 1.5 Ketentuan Persetujuan ini tidak berlaku untuk tindakan sanitasi dan fitosanitasi sebagaimana ditentukan didalam Lampiran A dari Persetujuan mengenai Tindakan Sanitasi dan Fitosanitasi. 1.6 Semua acuan dalam Persetujuan ini mengenai peraturan teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian harus ditafsirkan mencakup setiap amandemennya dan setiap tambahan terhadap peraturan serta produk yang tercakup didalamnya, kecuali amandemen dan tambahan yang sifatnya tidak nyata. PERATURAN TEKNIS DAN STANDAR Pasal 2 Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Peraturan Teknis oleh Badan Pemerintah Pusat. Dengan memperhatikan badan pemerintah pusatnya: 2.1 Anggota harus menjamin bahwa berkenaan dengan peraturan teknis, produk yang diimpor dari wilayah setiap Anggota harus diberikan perlakuan yang tidak kurang menguntungkan ketimbang perlakuan yang diberikan kepada produk nasional serupa, dan produk serupa yang berasal dari negara lain. 2.2 Anggota harus menjamin bahwa peraturan teknis disusun, ditetapkan dan diterapkan tidak dengan maksud untuk atau tidak dengan dampak menimbulkan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan internasional. Untuk keperluan ini, peraturan teknis tidak boleh lebih menghambat perdagangan, dari pada yang diperlukan untuk memenuhi tujuannya yang sah, dengan mempertimbangkan risiko yang akan timbul seandainya ketentuan tersebut tidak dipenuhi. Tujuan sah tersebut antara lain, persyaratan keamanan nasional; pencegahan praktek yang menyesatkan; perlindungan kesehatan atau keselamatan manusia, kehidupan atau kesehatan hewan atau tanaman, atau lingkungannya. Dalam mengkaji risiko semacam itu, elemen terkait yang perlu dipertimbangkan antara lain, tersedianya informasi ilmiah dan teknis, teknologi pemrosesan terkait atau kegunaan akhir yang dituju dari produk. 2.3 Peraturan teknis tidak boleh dipertahankan, apabila keadaan atau tujuan yang menyebabkan ditetapkannya peraturan tersebut tidak ada lagi, atau apabila keadaan dan tujuan yang berubah tersebut dapat dicapai dengan cara yang kurang membatasi perdagangan. 2.4 Apabila diperlukan adanya peraturan teknis sedangkan standar internasional yang relevan sudah ada atau penyelesaiannya sudah dekat, Anggota harus menggunakannya atau menggunakan bagian yang relevan darinya sebagai suatu dasar untuk peraturan teknisnya kecuali jika standar internasional dimaksud atau bagian yang relevan darinya akan menjadi sarana yang tidak efektif atau tidak sesuai untuk pemenuhan tujuan sah yang ingin dicapai, misalnya karena faktor iklim yang mendasar, atau faktor geografis yang mendasar atau masalah tehnologi yang mendasar. 2.5 Anggota yang menyusun, menetapkan atau menerapkan suatu peraturan teknis yang mungkin berdampak nyata dalam perdagangan dari Anggota lain, atas permintaan Anggota lain harus menjelaskan alasan yang mendasari peraturan teknis tersebut berkenaan dengan ketentuan ayat 2 sampai dengan 4 Pasal 2. Apabila suatu peraturan teknis disusun, ditetapkan atau diterapkan untuk salah satu diantara tujuan sah yang disebutkan secara tersurat pada ayat 2 Pasal 2, dan sesuai dengan standar internasional yang relevan, peraturan teknis ini harus dianggap tidak menimbulkan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan internasional. 2.6 Dengan maksud untuk mengharmonisasikan peraturan teknis atas dasar seluas mungkin, Anggota harus berperan sepenuhnya dalam batas sumberdayanya, dalam penyusunan standar internasional oleh badan standardisasi internasional yang sesuai, mengenai produk yang mereka telah menetapkan, atau bermaksud untuk menetapkan peraturan teknisnya. 2.7 Anggota harus memberikan pertimbangan positif untuk menerima peraturan teknis Anggota lain sebagai ekivalen, meskipun bila peraturan ini berbeda dari yang dimilikinya, dengan pengertian, mereka puas bahwa peraturan ini cukup memenuhi tujuan peraturan mereka. 2.8 Apabila mungkin, Anggota mempersyaratkan peraturan teknis berdasarkan persyaratan produk dalam bentuk unjuk kerja, ketimbang dalam bentuk karakteristik desain atau deskriptip. 2.9 Apabila tidak ada suatu standar internasional yang relevan, atau muatan teknis dari usulan peraturan teknis tidak sesuai dengan muatan teknis dari standar internasional yang relevan, dan apabila peraturan teknis dimaksud dapat berdampak nyata dalam perdagangan Anggota lain, Anggota harus : 2.9.1 menerbitkan pengumuman dalam suatu publikasi pada tahap sedini mungkin, dengan cara sedemikian rupa untuk memungkinkan pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain mengetahuinya bahwa mereka bermaksud memperkenalkan suatu peraturan teknis tertentu; 2.9.2 memberikan notifikasi kepada Anggota lain melalui Sekretariat OPD mengenai produk yang dicakup dalam usulan peraturan teknis, bersama dengan petunjuk singkat mengenai tujuan dan dasar pemikiran logisnya. Notifikasi tersebut harus dilakukan sedini mungkin, pada waktu amandemen masih dapat diajukan dan tanggapan masih dapat dipertimbangkan; 2.9.3 atas permintaan, kepada Anggota lain, memberikan keterangan atau kopi dari usulan peraturan teknis dan, apabila mungkin,menunjukkan bagian mana yang isi pokoknya menyimpang dari standar internasional yang relevan; 2.9.4 tanpa diskriminasi, memberikan waktu yang cukup kepada Anggota lain untuk memberikan tanggapan tertulis, atas permintaan mendiskusikan tanggapan ini, dan mengindahkan tanggapan tertulis serta hasil dari diskusi ini. 2.10 Tunduk kepada ketentuan dalam pengantar Pasal 2, ayat 9, apabila masalah yang mendesak mengenai kesehatan, keselamatan, perlindungan lingkungan atau keamanan nasional timbul atau dikhawatirkan akan timbul oleh Anggota, Anggota tersebut diperbolehkan mengabaikan langkah-langkah yang disebutkan satu-persatu dalam Pasal 2, ayat 9, apabila dianggap perlu, Anggota menetapkan peraturan teknis harus: 2.10.1 segera memberikan notifikasi kepada Anggota lainnya melalui sekretariat OPD mengenai peraturan teknis tertentu dan produk yang dicakupnya, beserta petunjuk singkat mengenai tujuan serta dasar pemikiran logis dari peraturan teknis dimaksud, termasuk pula sifat dari masalah yang mendesak. 2.10.2 atas permintaan, menyampaikan kepada Anggota lain kopi peraturan teknis. 2.10.3 tanpa diskriminasi, memberikan kesempatan kepada Anggota lain untuk menyampaikan tanggapan tertulis, mendiskusikan tanggapan ini apabila diminta, dan mengindahkan tanggapan tertulis serta hasil diskusi tersebut. 2.11 Anggota harus menjamin bahwa semua peraturan teknis yang telah ditetapkan segera diterbitkan atau jika tidak, dibuat tersedia dengan cara sedemikian rupa untuk memungkinkan pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain untuk memahaminya. 2.12 Kecuali dalam situasi mendesak yang ditunjuk pada Pasal 2, ayat 10. Anggota harus memberikan tenggang waktu yang cukup antara penerbitan suatu peraturan teknis dengan pemberlakuannya untuk memberikan waktu kepada para produsen dalam Anggota pengekspor, dan terutama dalam Anggota negara berkembang yang menjadi anggota, untuk menyesuaikan produk atau metode produksinya dengan persyaratan dari Anggota pengimpor. Pasal 3 Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Peraturan Teknis oleh Badan Pemerintah Daerah dan Badan Non-Pemerintah. Dengan memperhatikan badan pemerintah daerah dan badan non-pemerintah dalam wilayahnya: 3.1 Anggota harus membuat aturan yang layak yang mungkin dapat diadakannya, untuk menjamin pemenuhan terhadap ketentuan dalam Pasal 2, oleh badan dimaksud dengan kecuali kewajiban untuk menotifikasikan seperti ditunjuk pada ayat 9.2 dan 10.1 Pasal 2. 3.2 Anggota harus menjamin bahwa peraturan teknis pemerintah daerah pada tingkat langsung di bawah badan pemerintah pusat dalam Anggota, dinotifikasikan sesuai dengan ketentuan Pasal 2, ayat 9.2 dan 10.1, dengan catatan bahwa notifikasi tidak disyaratkan untuk peraturan teknis yang muatan teknisnya secara substansi sama dengan peraturan teknis yang telah dinotifikasikan sebelumnya oleh badan pemerintah pusat dari Anggota yang bersangkutan. 3.3 Anggota dapat meminta hubungan dengan Anggota lain, termasuk notifikasi, penyampaian informasi, tanggapan dan diskusi seperti ditunjuk pada ayat 9 dan 10 dari Pasal 2, untuk dilakukan melalui pemerintah pusat. 3.4 Anggota tidak boleh membuat aturan yang mengharuskan atau mendorong badan pemerintah daerah atau badan non-pemerintah didalam wilayahnya untuk bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan ketentuan dari pasal 2. 3.5 Anggota bertanggung jawab penuh menurut Persetujuan ini untuk ketaatan atas semua ketentuan Pasal 2. Anggota harus merumuskan dan menerapkan ketentuan positif serta mekanisme untuk mendukung ketaatan atas semua ketentuan di dalam Pasal 2 oleh selain badan pemerintah pusat. Pasal 4 Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar. 4.1 Anggota harus menjamin bahwa badan pemerintah pusatnya menerima dan mengikuti Petunjuk pelaksanaan yang baik, dalam penyusunan, penetapan dan penerapan standar pada Lampiran 3 Persetujuan ini. Mereka harus membuat aturan yang layak yang mungkin diadakannya, untuk menjamin bahwa badan standardisasi dari pemerintah daerah dan non-pemerintah dalam wilayahnya, dan juga badan regional yang satu atau lebih badan dalam wilayahnya menjadi anggota , menerima dan menyesuaikan diri dengan Petunjuk pelaksanaan yang baik ini. Tambahan pula, Anggota tidak boleh membuat ketentuan yang akan berdampak, langsung maupun tidak langsung, mengharuskan atau mendorong badan standardisasi tersebut untuk bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan Petunjuk pelaksanaan yang baik dalam Lampiran 3.Kewajiban Anggota berkenaan dengan pemenuhanbadan standardisasi terhadap ketentuan dalam Petunjuk pelaksanaan yang baik harus diterapkan tanpa memperhatikan apakah badan standardisasi tersebut menerima Petunjuk pelaksanaan yang baik ataukah tidak. 4.2 Badan standardisasi yang telah menerima dan memenuhi Petunjuk pelaksanaan yang baik dalam Lampiran 3 harus diakui oleh Anggota sebagai memenuhi prinsip-prinsip dari Persetujuan ini. KESESUAIAN DENGAN PERATURAN TEKNIS DAN STANDAR. Pasal 5 Prosedur Penilaian Kesesuaian oleh Badan Pemerintah Pusat. 5.1 Anggota harus menjamin bahwa, dalam hal dipersyaratkan adanya jaminan kesesuaian yang positif dengan peraturan teknis dan standar, badan pemerintah pusatnya menerapkan ketentuan berikut terhadap produk yang berasal dari wilayah Anggota lain : 5.1.1 prosedur penilaian kesesuaian disusun, ditetapkan dan diterapkan sedemikian untuk memberikan akses kepada pemasok produk serupa yang berasal dari wilayah Anggota lain, dengan kondisi yang tidak kurang menguntungkan ketimbang prosedur yang ditujukan terhadap pemasok produk nasional serupa atau berasal dari negara lainnya, pada situasi yang dapat diperbandingkan; hak akses kepada pemasok yang memerlukan penilaian kesesuaian berdasarkan ketentuan dari prosedurnya, termasuk, jika dapat dilihat dari prosedur ini, kemungkinan untuk memperoleh aktivitas penilaian kesesuaian dilakukan ditempat kedudukan fasilitasnya, dan untuk memperoleh tanda dari sistem yang ada. 5.1.2 prosedur penilaian kesesuaian disusun, ditetapkan dan diterapkan, tidak dengan maksud untuk atau berdampak menimbulkan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan internasional. Hal ini berarti, antara lain, bahwa prosedur penilaian kesuaian tidak boleh lebih ketat atau diterapkan secara lebih ketat dari yang diperlukan untuk memberikan kepercayaan yang memadai kepada Anggota pengimpor bahwa produk dimaksud telah memenuhi peraturan teknis atau standar yang diterapkan, dengan mempertimbangkan risiko yang akan timbul karena ketidaksesuaian. 5.2 Apabila menerapkan ketentuan ayat 1 Pasal 5, Anggota harus menjamin bahwa: 5.2.1 prosedur penilaian kesesuaian dilakukan dan diselesaikan secepat mungkin dan dengan tatacara yang tidak kurang menguntungkan untuk produk yang berasal dari wilayah Anggota lain, ketimbang untuk produk domestik serupa; 5.2.2 standar lamanya waktu pemrosesan dari setiap prosedur penilaian kesesuaian diterbitkan, atau standar lamanya antisipasi pemrosesan, dikomunikasikan kepada pemohon apabila diminta; pada waktu menerima permohonan, badan yang berkompeten segera memeriksa kelengkapan dokumentasi dan menginformasikan kepada pemohon secara tepat dan lengkap semua kekurangannya; badan yang berkompeten segera menyampaikan secepat mungkin hasil dari penilaian secara tepat dan lengkap sedemikian sehingga bila diperlukan dapat dilakukan tindakan perbaikan; bahkan bila terdapat kekurangan dalam permohonan tersebut, badan yang berkompeten segera mulai dengan penilaian kesesuaian sejauh dapat dilakukannya, apabila diminta oleh pemohon; dan atas permintaan, pemohon diberitahu tahapan dari prosedur, dengan penjelasan setiap terjadi keterlambatan; 5.2.3 permintaan informasi dibatasi kepada apa yang diperlukan untuk mengases kesesuaian dan menentukan biayanya; 5.2.4 kerahasiaan informasi mengenai produk yang berasal dari wilayah Anggota lain, yang timbul dari atau diberikan dalam hubungannya dengan prosedur penilaian kesesuaian tersebut, harus dihargai dengan cara yang sama seperti untuk produk dalam negeri dan dengan cara sedemikian sehingga kepentingan komersialnya yang sah terlindungi; 5.2.5 semua biaya yang dibebankan untuk penilaian kesesuaian produk yang berasal dari wilayah Anggota lain adalah sebanding dalam hubungannya dengan setiap biaya yang dapat dipungut untuk penilaian kesesuaian dari produk nasional sejenis, atau berasal dari negara lainnya, dengan mempertimbangkan biaya komunikasi, transportasi dan biaya lainnya yang timbul dari perbedaan antara lokasi fasilitas pemohon dan badan pengases kesesuaian; 5.2.6 kedudukan dari fasilitas yang digunakan dalam prosedur penilaian kesesuaian dan pemilihan sampel, adalah sedemikian sehingga tidak menimbulkan ketidak nyamanan yang tidak perlu bagi pemohon maupun perwakilannya; 5.2.7 apabila spesifikasi suatu produk diubah sesudah penentuan kesesuaian terhadap peraturan teknis atau standar yang diterapkan, prosedur penilaian kesesuaian terhadap produk yang dimodifikasi dimaksud terbatas kepada apa yang diperlukan untuk menentukan apakah ada kepercayaan yang cukup bahwa produk tersebut masih memenuhi peraturan teknis atau standar yang terkait; 5.2.8 ada suatu prosedur untuk meninjau pengaduan berkenaan dengan pelaksanaan dari suatu prosedur penilaian kesesuaian dan untuk melakukan tindakan koreksi jika pengaduan tersebut dibenarkan. 5.3 Didalam ayat 1 dan 2 Pasal 5, tidak ada yang boleh mencegah Anggota untuk melakukan uji petik yang wajar dalam wilayah mereka. 5.4 Dalam kasus yang mempersyaratkan adanya jaminan positip bahwa suatu produk sesuai dengan peraturan teknis atau standar, dan pedoman atau rekomendasi yang relevan yang diterbitkan oleh badan standardisasi internasional sudah ada, atau penyelesaiannya telah dekat, Anggota harus menjamin bahwa badan pemerintah pusat menggunakannya, atau bagian yang relevan darinya, sebagai dasar dari prosedur penilaian kesesuaian, kecuali apabila, sebagai dijelaskan apabila diminta, pedoman atau rekomendasi tersebut, atau bagian yang relevan darinya tidak sesuai untuk Anggota yang berkepentingan, karena, antara lain, alasan seperti persyaratan keamanan nasional, pencegahan praktek yang menyesatkan, perlindungan terhadap kesehatan atau keamanan manusia, kehidupan dan kesehatan hewan atau tanaman, atau lingkungannya; faktor iklim yang mendasar atau faktor geografis yang mendasar; masalah tehnologi yang mendasar atau masalah prasarana. 5.5 Dengan maksud untuk mengharmonisasikan prosedur penilaian kesesuaian atas dasar seluas mungkin, Anggota harus berperanserta penuh dalam batas sumberdayanya, dalam penyusunan pedoman dan rekomendasi mengenai prosedur penilaian kesesuaian oleh badan standardisasi internasional yang tepat. 5.6 Apabila tidak ada suatu pedoman atau rekomendasi yang relevan, yang diterbitkan oleh suatu badan standardisasi internasional, atau muatan teknis dari suatu usulan prosedur penilaian kesesuaian tidak sesuai dengan pedoman dan rekomendasi yang diterbitkan oleh badan standardisasi internasional, dan bila prosedur penilaian kesesuaian tersebut mungkin berdampak nyata dalam perdagangan Anggota lain, A nggota harus: 5.6.1 menerbitkan suatu pengumuman dalam suatu publikasi pada tahap sedini mungkin, dengan suatu cara sedemikian rupa untuk memungkinkan pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain mengetahui, bahwa mereka bermaksud untuk memperkenalkan suatu prosedur penilaian kesesuaian tertentu. 5.6.2 Memberikan notifikasi kepada Anggota lain melalui sekretariat OPD mengenai produk yang dicakup dalam usulan prosedur penilaian kesesuaian, bersama dengan petunjuk singkat mengenai tujuan dan dasar pemikiran logisnya. Notifikasi tersebut harus dilakukan pada tahap sedini mungkin, pada waktu amandemen masih dapat ditambahkan dan tanggapan masih dapat dipertimbangkan. 5.6.3 atas permintaan, menyampaikan keterangan atau kopi dari usulan prosedur kepada Anggota lain, dan apabila mungkin, menunjukkan bagian mana yang isinya menyimpang dari pedoman atau rekomendasi yang relevan, yang diterbitkan oleh suatu badan internasional. 5.6.4 tanpa diskriminasi, memberikan waktu yang cukup kepada Anggota lain untuk memberikan tanggapan tertulis, mendiskusikan tanggapan ini dan mengindahkan tanggapan serta hasil dari diskusi dimaksud. 5.7 Apabila masalah mendesak berkenaan dengan keselamatan, kesehatan, perlindungan lingkungan atau keamanan nasional timbul atau dikhawatirkan akan timbul oleh Anggota, Anggota tersebut diperbolehkan mengabaikan langkah-langkah yang disebutkan satu-persatu didalam ayat 6 Pasal 5 apabila diperlukan, dengan pengertian bahwa Anggota tersebut, dalam menetapkan prosedurnya harus: 5.7.1 segera menotifikasikan kepada Anggota lain melalui sekretariat OPD mengenai prosedur tertentu serta produk yang dicakupnya, dengan petunjuk singkat mengenai tujuan serta dasar pemikiran logis prosedur tersebut, termasuk sifat dari masalah yang mendesak dimaksud. 5.7.2 atas permintaan, memberikan kepada Anggota lain kopi peraturan dari prosedurnya. 5.7.3 tanpa diskriminasi, memperbolehkan Anggota lain untuk menyampaikan tanggapan tertulis, mendiskusikan tanggapan tersebut apabila diminta, dan mengindahkan tanggapan serta hasil dari diskusi ini. 5.8 Anggota harus menjamin bahwa semua prosedur penilaian kesesuaian yang telah ditetapkan segera dipublikasikan atau jika tidak, dibuat supaya tersedia dengan suatu cara sedemikian untuk memungkinkan para pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain untuk memahaminya. 5.9 Kecuali dalam situasi mendesak seperti ditunjuk dalam ayat 7 Pasal 5, Anggota harus memberikan tenggang waktu yang cukup antara publikasi persyaratan berkenaan dengan prosedur penilaian kesesuaian dan pemberlakuannya, agar supaya memberikan waktu kepada produsen dinegara Anggota pengekspor, terutama di negara berkembang yang menjadi Anggota, untuk menyesuaikan produknya atau metode produksinya dengan persyaratan Anggota pengimpor yang menjadi Anggota. Pasal 6 Pengakuan Penilaian Kesesuaian Oleh Badan Pemerintah Pusat. Dengan memperhatikan Badan Pemerintah Pusatnya: 6.1 Tanpa mengesampingkan ketentuan Pasal 6, ayat 3 dan 4, Anggota menjamin, apabila mungkin, bahwa hasil prosedur penilaian kesesuaian dari anggota lain diterima, bahkan apabila prosedur tersebut berbeda dengan prosedur mereka, dengan pengertian mereka puas bahwa prosedur tersebut memberikan jaminan kesesuaian dengan peraturan teknis atau standar yang diterapkan ekivalen dengan prosedur mereka. Adalah diakui bahwa konsultasi awal mungkin diperlukan untuk pencapaian suatu saling pengertian yang memuaskan, terutama dalam hal: 6.1.1 cukup dan kuatnya kemampuan teknis dari badan penilaian kesesuaian yang relevan dalam Anggota pengekspor, sehingga ada kepercayaan atas kehandalan yang berkesinambungan dari hasil penilaian kesesuaian; dalam hal ini, pemenuhan yang diverifikasikan, misalnya melalui akreditasi, dengan pedoman atau rekomendasi yang relevan yang diterbitkan oleh badan standardisasi internasional harus digunakan dalam pertimbangan sebagai tolok ukur kemampuan teknis yang memadai; 6.1.2 pembatasan atas penerimaan hasil penilaian kesesuaian yang dikeluarkan oleh badan yang ditunjuk dalam Anggota pengekspor. 6.2 Anggota harus menjamin bahwa prosedur penilaian kesesuaian mengijinkan, sejauh dapat dilaksanakan, penerapan dari ketentuan ayat 1 Pasal 6 6.3 Anggota didorong, atas permintaan dari Anggota lain, untuk bersedia bernegosiasi untuk penandatanganan persetujuan saling pengakuan hasil prosedur penilaian kesesuaian satu sama lain. Anggota mungkin mempersyaratkan bahwa persetujuan dimaksud memenuhi kriteria Pasal 6 ayat 1 dan memberikan saling kepuasan berkenaan dengan kesanggupannya dalam memperlancar perdagangan produk terkait. 6.4 Anggota didorong untuk mengijinkan peran serta badan penilaian yang berada di wilayah Anggota lain dalam prosedur penilaian kesesuaian mereka dalam kondisi yang tidak kurang menguntungkan ketimbang yang diberikan kepada badan yang berada dalam wilayah mereka atau wilayah negara lain. Pasal 7 Prosedur Penilaian Kesesuaian oleh Badan Pemerintah Daerah. Dengan memperhatikan Badan Pemerintah Daerah dalam wilayahnya: 7.1 Anggota harus membuat aturan yang layak yang mungkin dapat digunakannya untuk menjamin kesesuaian badan tersebut dengan ketentuan Pasal 5 dan 6, dengan pengecualian atas kewajiban menotifikasikan seperti pada ayat 6.2 dan 7.1 Pasal 5. 7.2 Anggota harus menjamin bahwa prosedur penilaian kesesuaian pemerintah daerah pada tingkat langsung di bawah pemerintah pusat dari Anggota dinotifikasikan sesuai dengan ketentuan ayat 6.2 dan 7.1 Pasal 5, dengan catatan bahwa notifikasi itu tidak diperlukan yang untuk prosedur penilaian kesesuaian yang muatan teknisnya secara substansi sama seperti dengan prosedur penilaian kesesuaian yang telah dinotifikasikan sebelumnya oleh badan pemerintah pusat dari Anggota yang berkepentingan. 7.3 Anggota dapat meminta hubungan dengan Anggota lain, termasuk notifikasi, penyediaan informasi, tanggapan dan diskusi seperti ditunjuk pada ayat 6 dan 7 Pasal 5, untuk dilakukan melalui pemerintah pusat. 7.4 Anggota tidak boleh membuat aturan yang mempersyaratkan atau mendorong badan pemerintah daerah dalam wilayahnya untuk bertindak dengan cara tidak konsisten terhadap ketentuan Pasal 5 dan 6. 7.5 Anggota bertanggung jawab penuh menurut Persetujuan ini untuk ketaatan atas seluruh ketentuan pada pasal 5 dan 6. Anggota harus merumuskan dan menerapkan aturan dan mekanisme positif dalam mendukung ketaatan atas ketentuan Pasal 5 dan 6 oleh selain badan pemerintah pusat. Pasal 8 Prosedur Penilaian Kesesuaian oleh Badan Non-Pemerintah 8.1 Anggota harus membuat aturan yang layak yang mungkin dapat digunakannya untuk menjamin bahwa badan non-pemerintah dalam wilayah mereka, yang melaksanakan prosedur penilaian kesesuaian memenuhi ketentuan Pasal 5 dan 6, dengan pengecualian dari kewajiban untuk menotifikasikan usulan prosedur penilaian kesesuaian. Tambahan pula, Anggota tidak boleh membuat aturan yang berdampak, langsung maupun tidak langsung, mempersyaratkan atau mendorong badan-badan tersebut bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan ketentuan Pasal 5 dan 6. 8.2 Anggota harus menjamin bahwa badan pemerintah pusat mereka mempercayakan pelaksanaan prosedur penilaian kesesuaian kepada badan non pemerintah hanya apabila badan-badan tersebut mengikuti ketentuan Pasal 5 dan 6, dengan pengecualian dari kewajiban untuk menotifikasikan usulan prosedur penilaian kesesuaian. Pasal 9 Sistem Internasional dan Regional 9.1 Apabila disyaratkan adanya suatu jaminan positif mengenai kesesuaian dengan suatu peraturan teknis atau dengan standar, Anggota harus, apabila dapat dilakukan, merumuskan dan mengadopsi sistem internasional untuk penilaian kesesuaian dan menjadi anggota darinya atau berperan serta di dalamnya. 9.2 Anggota harus membuat aturan yang layak yang mungkin dapat digunakannya untuk menjamin bahwa sistem internasional dan regional untuk penilaian kesesuaian, badan-badan yang relevan dalam wilayahnya menjadi anggota atau partisipan, memenuhi ketentuan Pasal 5 dan 6. Tambahan pula, Anggota tidak boleh membuat aturan yang berdampak, langsung atau tidak langsung, mempersyaratkan atau mendorong sistem tersebut bertindak dengan cara yang tidak konsisten dengan ketentuan Pasal 5 dan 6. 9.3 Anggota harus menjamin bahwa badan pemerintah pusatnya mengandalkan sistem penilaian kesesuaian internasional atau regional hanya pada taraf bahwa sistem tersebut memenuhi ketentuan Pasal 5 dan 6, apabila dapat digunakan. INFORMASI DAN BANTUAN Pasal 10 Informasi mengenai Peraturan Teknis, Standar dan Prosedur Penilaian Kesesuaian 10.1 Setiap Anggota harus menjamin adanya suatu pusat pelayanan pertanyaan yang mampu menjawab semua pertanyaan yang wajar dari pihak-pihak yang berkepentingan di negara Anggota, dan juga menyediakan dokumen yang relevan mengenai: 10.1.1 setiap peraturan teknis yang ditetapkan atau diusulkan dalam wilayahnya oleh badan pemerintah pusat, badan pemerintah daerah atau badan non-pemerintah yang mempunyai kekuatan hukum untuk memberlakukan suatu peraturan teknis atau oleh badan standardisasi regional yang badan-badan tersebut menjadi anggota atau partisipan; 10.1.2 setiap standar yang ditetapkan atau diusulkan dalam wilayahnya oleh badan pemerintah pusat atau badan pemerintah daerah, atau badan standardisasi regional, yang badan-badan tersebut menjadi anggota atau partisipan; 10.1.3 setiap prosedur penilaian kesesuaian, atau usulan prosedur penilaian kesesuaian, yang berlaku dalam wilayahnya oleh badan pemerintah pusat atau badan pemerintah daerah atau oleh badan non pemerintah yang mempunyai kekuatan hukum untuk memberlakukan suatu peraturan teknis, atau oleh badan regional yang badan-badan tersebut menjadi anggota atau partisipan; 10.1.4 keanggotaan dan peran serta Anggota, atau badan pemerintah pusat atau badan pemerintah daerah yang relevan dalam wilayahnya, dalam badan standardisasi internasional dan regional dan sistem penilaian kesesuaian, dan juga dalam pengaturan bilateral dan multilateral dalam lingkup Persetujuan ini; mereka harus mampu pula menyediakan informasi yang memadai mengenai ketentuan atas sistem dan pengaturan tersebut; 10.1.5 tempat pengumuman diterbitkan menurut Persetujuan ini, atau penyediaan informasi dan juga dimana informasi tersebut dapat diperoleh dan; 10.1.6 Tempat dari pusat pelayanan pertanyaan yang disebutkan dalam ayat 3 Pasal 10. 10.2 Meskipun demikian, apabila dengan alasan hukum atau administratip lebih dari satu pusat pelayanan pertanyaan dibentuk oleh suatu Anggota, maka Anggota tersebut harus menyediakan untuk Anggota lain informasi yang lengkap dan jelas mengenai lingkup tanggung jawab setiap pusat pelayanan pertanyaan. Sebagai tambahan, Anggota tersebut harus menjamin bahwa setiap pertanyaan yang ditujukan ke pusat pelayanan pertanyaan yang tidak sesuai harus segera disalurkan kepada pusat pelayanan pertanyaan yang tepat. 10.3 Setiap Anggota harus mengambil tindakan layak yang dapat dilakukannya, untuk menjamin bahwa ada satu atau lebih pusat pelayanan pertanyaan yang mampu menjawab semua pertanyaan yang layak dari Anggota lain dan pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain dan juga menyediakan dokumen atau informasi yang relevan dan juga dimana dokumen dan informasi dapat diperoleh berkenaan dengan: 10.3.1 setiap standar yang ditetapkan atau diusulkan dalam wilayahnya oleh badan standardisasi non-pemerintah, atau oleh badan standardisasi regional yang badan tersebut menjadi anggota atau partisipan; dan 10.3.2 setiap prosedur penilaian kesesuain, atau usulan prosedur penilaian kesesuain, yang digunakan dalam wilayahnya oleh badan non-pemerintah, atau badan regional, yang badan-badan tersebut menjadi anggota atau partisipan. 10.3.3 keanggotaan dan peran serta badan non-pemerintah yang relevan dalam wilayahnya dalam badan standardisasi internasional dan regional dan sistem penilaian kesesuaian, dan juga dalam pengaturan bilateral dan multilateral dalam lingkup Persetujuan ini; mereka harus pula mampu menyediakan informasi yang memadai mengenai ketentuan-ketentuan tentang sistem dan pengaturan tersebut. 10.4 Anggota harus mengambil tindakan yang layak yang dapat dilakukannya, untuk menjamin bahwa bila kopi dari dokumen diminta oleh Anggota lain atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam Anggota lain, menurut ketentuan dalam Persetujuan ini, maka dokumen disediakan dengan harga yang sama (bila ada) baik untuk warganegara dari Anggota yang bersangkutan maupun Anggota lain, terpisah dari biaya riil pengiriman. 10.5 Anggota negara maju, apabila diminta oleh Anggota lain harus menyediakan terjemahan dokumen yang tercakup dalam notifikasi khusus ke dalam bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol atau ringkasan dari dokumen tersebut dalam hal dokumen tersebut tebal. 10.6 Sekretariat OPD, apabila menerima notifikasi berdasarkan ketentuan dari Persetujuan ini, akan mengedarkan kopi notifikasi tersebut kepada semua Anggota dan badan-badan standardisasi dan penilaian kesesuaian internasional yang berkepentingan dan meminta perhatian Anggota negara berkembang, atas setiap notifikasi yang berkaitan dengan produk yang menjadi kepentingan khusus mereka. 10.7 Apabila Anggota telah mencapai kesepakatan dengan negara atau negara-negara lain mengenai isu yang berkaitan dengan peraturan teknis, standar atau prosedur penilaian kesesuaian yang mungkin berdampak nyata terhadap perdagangan, sekurang-kurangnya satu Anggota dari Persetujuan tersebut harus memberitahukan Anggota lain melalui Sekretariat OPD tentang produk yang dicakup dalam persetujuan dan termasuk penjelasan singkat mengenai persetujuan tersebut. Anggota yang berkepentingan didorong untuk ikut, apabila diminta dalam konsultasi dengan anggota lain dengan maksud menandatangani persetujuan yang serupa atau mengatur peran serta mereka dalam persetujuan tersebut. 10.8 Di Dalam Persetujuan ini tidak ada yang harus ditafsirkan seperti meminta: 10.8.1 teks publikasi selain daripada dalam bahasa Anggota. 10.8.2 penyediaan keterangan atau kopi rancangan selain daripada dalam bahasa Anggota, kecuali seperti dinyatakan dalam ayat 5 Pasal 10 ; atau 10.8.3 Anggota menyediakan informasi apapun, yang pengungkapannya dianggap bertentangan dengan kepentingan keamanan esensial mereka. 10.9 Notifikasi kepada sekretariat OPD harus dalam bahasa Inggris, Perancis atau Spanyol. 10.10 Anggota harus menunjuk satu kewenangan dalam pemerintah pusat yang bertanggung jawab untuk penerapan pada tingkat nasional ketentuan prosedur notifikasi menurut Persetujuan ini kecuali yang termasuk dalam Lampiran 3. 10.11 Meskipun demikian apabila, dengan alasan hukum atau administratif, tanggung jawab untuk prosedur notifikasi dibagi atas dua atau lebih kewenangan dalam pemerintah pusat, Anggota bersangkutan harus menyediakan bagi anggota lain informasi yang lengkap dan jelas tentang lingkup tanggung jawab dari masing-masing kewenangan ini. Pasal 11 Bantuan Teknis Kepada Pihak Lain 11.1 Anggota harus, apabila diminta, memberikan saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dalam penyusunan peraturan teknis, 11.2 Anggota harus, apabila diminta, memberikan saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan harus memberikan bantuan teknis kepada mereka dengan syarat dan kondisi yang disepakati bersama, berkenaan dengan pembentukan badan standardisasi nasional dan peran serta dalam badan standardisasi internasional, serta harus mendorong badan standardisasi nasional mereka untuk berbuat demikian juga. 11.3 Anggota harus, apabila diminta melakukan tindakan layak yang dapat dilakukannya untuk mempersiapkan badan pembuat peraturan dalam wilayahnya untuk memberikan saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan memberikan bantuan teknis dengan syarat dan kondisi yang disepakati bersama, mengenai : 11.3.1 pembentukan badan-badan pengatur, atau badan penilaian kesesuaian terhadap peraturan teknis; dan. 11.3.2 metode, yang dengan metode tersebut peraturan teknis mereka dapat dipenuhi dengan sangat baik. 11.4 Anggota harus, apabila diminta mengambil tindakan layak yang dapat dilakukannya untuk menyiapkan saran yang akan diberikan kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan harus memberikan bantuan teknis, kepada mereka dengan syarat dan kondisi yang disepakati bersama, mengenai pembentukan badan penilaian kesesuaian terhadap standar yang ditetapkan dalam wilayah Anggota yang meminta tersebut. 11.5 Anggota harus, apabila diminta memberikan saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan harus memberikan bantuan teknis, kepada mereka dengan syarat dan kondisi yang disepakati bersama, berkenaan dengan langkah yang harus dilakukan oleh para produsen mereka, bila mereka ingin mendapat akses dalam sistem penilaian kesesuaian yang digunakan oleh pemerintah atau badan non-pemerintah di wilayah Anggota yang menerima permintaan tersebut. 11.6. Anggota yang menjadi anggota atau partisipan dari sistem penilaian kesesuaian internasional atau regional, Apabila diminta,harus memberi saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan harus memberikan bantuan kepada mereka dengan syarat dan kondisi yang disepakati bersama, berkenaan dengan pembentukan lembaga atau kerangka kerja legal, yang akan memungkinkan mereka untuk memenuhi kewajiban keanggotaan atau peran serta dalam sistem tersebut. 11.7 Anggota harus, apabila diminta mendorong badan yang berada dalam wilayah mereka, yang menjadi anggota atau partisipan sistem penilaian kesesuaian internasional atau regional untuk memberikan saran kepada Anggota lain, terutama Anggota negara berkembang, dan wajib mempertimbangkan permintaan bantuan teknis mereka, berkenaan dengan pembentukan lembaga yang akan memungkinkan badan yang relevan dalam wilayah mereka untuk memenuhi kewajiban keanggotaan atau peran serta. 11.8 Dalam memberikan saran dan bantuan teknis kepada Anggota lain seperti dimaksud dalam Pasal 11, ayat 1-7, Anggota harus memberikan prioritas terhadap kebutuhan negara yang kurang berkembang. Pasal 12 Perlakuan Khusus dan Berbeda Bagi Negara Berkembang 12.1 Anggota harus memberikan perlakuan berbeda yang lebih menguntungkan kepada Anggota negara berkembang dari Persetujuan ini, melalui ketentuan berikut seperti halnya melalui ketentuan-ketentuan dari Pasal-pasal yang relevan dari persetujuan ini. 12.2 Anggota harus memberikan perhatian khusus terhadap keten tuan dalam Anggota Persetujuan ini, berkenaan dengan hak dan kewajiban Anggota negara berkembang, dan harus mempertimbangkan kebutuhan khusus pembangunan, finansial dan perdagangan Anggota negara berkembang dalam penerapan Persetujuan ini, baik secara nasional maupun dalam pelaksanaan pengaturan kelembagaan Persetujuan ini. 12.3 Anggota harus, dalam menyusun dan menerapkan peraturan teknis, standar, dan sistem penilaian kesesuaian, mempertimbangkan kebutuhan khusus pembangunan, finansial dan perdagangan Anggota negara berkembang dengan maksud untuk menjamin bahwa peraturan teknis, standar, dan prosedur penilaian kesesuaian tersebut tidak menimbulkan hambatan yang tidak perlu terhadap ekspor dari Anggota negara berkembang. 12.4 Anggota mengakui bahwa, meskipun standar, pedoman atau rekomendasi internasional mungkin ada, dalam kondisi teknologi dan sosio ekonomi khusus mereka, Anggota negara berkembang menetapkan peraturan teknis, standar, atau prosedur penilaian kesesuaian tertentu, dengan maksud untuk mempertahankan teknologi asli, serta metode produksi dan proses yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan mereka. Oleh karena itu Anggota mengakui, bahwa Anggota negara berkembang tidak seharusnya diharapkan untuk menggunakan standar internasional sebagai dasar peraturan teknis atau standar, termasuk metode pengujian yang tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan, finansial dan perdagangannya. 12.5 Anggota harus mengambil tindakan layak yang dapat dilakukannya, untuk menjamin bahwa badan standardisasi internasional dan sistem penilaian kesesuaian internasional diorganisasikan dan dilaksanakan dengan cara yang memudahkan peran serta aktif dan terwakili dari badan-badan yang relevan dalam semua Anggota, dengan mempertimbangkan permasalahan khusus negara berkembang. 12.6 Anggota harus mengambil tindakan layak yang dapat dilakukannya, untuk menjamin bahwa badan standardisasi internasional, atas permintaan Anggota negara berkembang, mengkaji kemungkinan dari, dan, apabila dapat dilaksanakan menyusun standar internasional yang berkenaan dengan produk yang menjadi kepentingan khusus Anggota negara berkembang. 12.7 Anggota harus, berdasarkan ketentuan Pasal 11, memberikan bantuan teknis kepada Anggota negara berkembang, untuk menjamin bahwa penyusunan dan penerapan peraturan teknis, standar, dan prosedur penilaian kesesuaian tidak menimbulkan hambatan yang tidak perlu terhadap perluasan dan diversifikasi ekspor dari negara berkembang. Dalam menentukan syarat dan kondisi dari bantuan teknis, harus dipertimbangkan tingkat pembangunan dari Anggota negara yang meminta dan terutama negara yang kurang berkembang. 12.8 Diakui bahwa Anggota negara berkembang mungkin menghadapi permasalahan khusus, yang mencakup permasalahan kelembagaan dan prasarana, di bidang penyusunan dan penerapan peraturan teknis, standar dan prosedur penilaian kesesuaian. Selanjutnya diakui bahwa kebutuhan khusus pembangunan dan perdagangan Anggota negara berkembang, demikian juga tingkat perkembangan teknologi mereka, mungkin menghalangi kemampuan mereka untuk sepenuhnya melaksanakan kewajibannya menurut Persetujuan ini. Oleh karena itu, Anggota harus mempertimbangkan fakta ini sepenuhnya. Sehubungan dengan hal itu, dengan maksud untuk menjamin bahwa Anggota negara berkembang juga mampu memenuhi Persetujuan ini, Komite dapat memberikan, atas permintaan, pengecualian dalam batas waktu tertentu, secara keseluruhan atau sebagian dari kewajiban menurut Persetujuan ini. Dalam mempertimbangkan permintaan semacam ini, Komite harus mempertimbangkan masalah khusus, di bidang penyusunan dan penerapan peraturan teknis, standar, dan prosedur penilaian kesesuaian dan kebutuhan khusus pembangunan dan perdagangan dari Anggota negara berkembang, dan juga tingkat perkembangan teknologinya, yang mungkin menghalangi kemampuannya untuk sepenuhnya melaksanakan kewajibannya dalam Persetujuan ini. Komite, terutama harus mempertimbangkan permasalahan khusus Anggota negara yang kurang berkembang. 12.9. Selama konsultasi, Anggota negara maju harus mencamkan dalam pikiran mereka bahwa kesulitan yang dialami Anggota negara berkembang dalam merumuskan dan menerapkan standar dan peraturan teknis serta prosedur penilaian kesesuaian, dan dalam niat mereka untuk membantu negara berkembang dalam upaya ke arah ini, Anggota negara maju harus mempertimbangkan keperluan khusus dari Anggota negara berkembang, berkenaan dengan pembiayaan, perdagangan dan pembangunan. 12.10 Komite harus mengkaji secara berkala perlakuan khusus dan berbeda sebagaimana ditetapkan dalam Persetujuan ini, yang diberikan kepada Anggota negara berkembang pada tingkat nasional maupun internasional. KELEMBAGAAN, KONSULTASI DAN PENYELESAIAN SENGKETA Pasal 13 Komite Mengenai Hambatan Teknis dalam Perdagangan Menurut Persetujuan ini harus dibentuk: 13.1 Suatu Komite mengenai Hambatan Teknis dalam Perdagangan yang terdiri dari wakil-wakil setiap Anggota (selanjutnya disebut "Komite"). Komite harus memilih ketuanya sendiri dan mengadakan rapat bila perlu, tetapi tidak kurang dari sekali setahun dengan tujuan memberikan kesempatan kepada Anggota untuk merundingkan berbagai masalah berkenaan dengan pelaksanaan Persetujuan ini, atau untuk kemajuan pencapaian tujuannya dan harus melaksanakan tanggung jawab sebagaimana ditugaskan kepadanya menurut Persetujuan ini atau oleh para Anggota. 13.2 Kelompok kerja atau badan lain yang mungkin diperlukan, yang akan melakukan tanggung jawab sebagaimana ditugaskan kepada mereka oleh Komite menurut ketentuan yang relevan dari Persetujuan ini. 13.3 Dipahami bahwa adanya duplikasi yang tidak perlu antara pekerjaan menurut Persetujuan ini dengan pekerjaan pemerintah dalam badan teknis lainnya harus dihindari. Komite akan mengkaji masalah-masalah ini, dengan maksud meminimalkan duplikasi tersebut. Pasal 14 Konsultasi dan Penyelesaian Sengketa 14.1 Konsultasi dan penyelesaian sengketa yang berkenaan dengan hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan Persetujuan ini harus berjalan dengan bimbingan Badan Penyelesaian Sengketa dan harus mengikuti, mutatis mutandis, ketentuan Pasal XXII dan XXIII dari PUTP 1994, seperti diuraikan dan diterapkan oleh Pengertian tentang Peraturan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa. 14.2 Atas permintaan suatu pihak untuk suatu sengketa, atau atas inisiatifnya sendiri, suatu panel dapat membentuk suatu kelompok ahli teknis untuk membantu dalam hal pertanyaan yang bersifat teknis, yang memerlukan pertimbangan rinci para ahli. 14.3 Kelompok ahli teknis harus tunduk kepada Prosedur pada Lampiran 2. 14.4 Ketentuan penyelesaian sengketa yang disebutkan di atas dapat diminta dalam hal Anggota menganggap bahwa Anggota lain tidak mencapai hasil yang memuaskan menurut Pasal 3, 4, 7, 8, dan 9 dan kepentingan perdagangannya terpengaruh secara nyata. Berkenaan dengan hal ini, hasil yang tidak memuaskan tersebut harus dibuat ekivalen dengan apabila badan yang dipertanyakan tersebut adalah Anggota. KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Ketentuan Penutup Keberatan 15.1 Keberatan terhadap suatu ketentuan dalam Persetujuan ini, tidak dapat diterima tanpa persetujuan dari Anggota lain. Peninjauan 15.2 Setiap Anggota, segera sesudah tanggal berlakunya Persetujuan Pembentukan OPD ini, menginformasikan kepada Komite mengenai aturan yang ada atau yang dilakukan untuk menjamin penerapan dan administrasi dari Persetujuan ini. Setiap perubahan atas aturan tersebut sesudahnya juga harus dinotifikasikan kepada Komite. 15.3 Komite harus meninjau setiap tahun penerapan dan pelaksanaan Persetujuan ini dengan memperhatikan tujuan di dalamnya. 15.4 Tidak lewat dari akhir tahun ketiga setelah berlakunya Persetujuan Pembentukan OPD dan pada akhir setiap periode tiga tahun berikutnya, Komite harus meninjau pelaksanaan dan pemberlakuan Persetujuan ini, termasuk ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan keterbukaan, dengan maksud untuk merekomendasikan penyesuaian hak dan kewajiban dalam Persetujuan ini bila perlu, untuk menjamin adanya manfaat ekonomi bersama dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, tanpa mengesampingkan ketentuan dari Pasal 12. Dengan memperhatikan, antara lain, pengalaman yang didapat dalam penerapan Persetujuan ini, Komite harus menyampaikan usulan untuk amandemen teks Persetujuan kepada Dewan Perdagangan Barang-barang, bila diperlukan. Lampiran 15.5 ini. Lampiran Persetujuan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Persetujuan LAMPIRAN 1 ISTILAH DAN DEFINISI UNTUK KEPERLUAN PERSETUJUAN INI Istilah yang disajikan dalam edisi keenam ISO/IEC Guide 2:1991, Istilah Umum dan Definisi tentang Standardisasi dan Kegiatan yang berkaitan, bila digunakan dalam Persetujuan ini, harus mempunyai arti yang sama seperti yang diberikan dalam definisi pada Pedoman tersebut dengan memperhitungkan bahwa jasa dikeluarkan dari lingkup Persetujuan ini. Meskipun demikian, untuk keperluan Persetujuan ini, harus digunakan definisi berikut: 1. Peraturan teknis Dokumen yang menetapkan karakteristik produk atau metode proses dan metode produksi yang terkait, termasuk ketentuan administratif yang digunakann, yang pemenuhannya adalah wajib. Dokumen tersebut dapat pula mencakup atau secara khusus berkenaan dengan terminologi, simbol, persyaratan pengemasan, penandaan atau pelabelan seperti digunakan pada produk, metode proses atau metode produksi. Catatan penjelasan Definisi dalam ISO/IEC Guide 2 tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berdasarkan apa yang disebut sistem "blok bangunan". 2. Standar Dokumen yang disetujui oleh suatu badan yang diakui, yang menyediakan, untuk penggunaan umum dan berulang, peraturan, pedoman atau karakteristik produk atau metode proses dan metode produksi yang terkait, yang pemenuhannya tidak wajib. Dokumen tersebut dapat pula mencakup atau secara khusus berkenaan dengan terminologi, simbol, persyratan pengemasan, penandaan atau pelabelan seperti yang digunakan pada produk, metode proses atau metode produksi. Catatan penjelasan Istilah yang didefinisikan dalam ISO/IEC Guide 2 mencakup produk, proses dan jasa. Persetujuan ini hanya berkenaan dengan peraturan teknis, standar, dan prosedur penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan produk, metode proses atau metode produksi. Standar seperti yang didefinisikan dalam ISO/IEC Guide 2 bisa wajib atau sukarela. Untuk keperluan Persetujuan ini standar didefinisikan sebagai dokumen sukarela dan peraturan teknis sebagai dokumen wajib. Standar yang disusun oleh masyarakat standardisasi internasonal didasarkan pada konsensus. Persetujuan ini mencakup pula dokumen yang tidak didasarkan pada konsensus. 3. Prosedur penilaian kesesuaian Setiap prosedur yang digunakan, langsung atau tidak langsung, untuk menentukan bahwa persyaratan yang relevan dalam peraturan teknis dan standar dipenuhi. Catatan penjelasan: Prosedur penilaian kesesuaian mencakup, antara lain, prosedur pengambilan contoh, pengujian dan inspeksi; evaluasi, verifikasi dan jaminan konformitas; registrasi, akreditasi dan persetujuan, serta kombinasinya. 4. Badan internasional atau sistem internasional. Badan atau sistem yang keanggotaannya terbuka bagi badan-badan yang relevan dari sekurang-kurangnya semua anggota. 5. Badan regional atau sistem regional Badan atau sistem yang keanggotaannya terbuka bagi badan-badan yang relevan hanya dari beberapa Anggota. 6. Badan pemerintah pusat Pemerintah pusat, kementerian dan departemen atau badan apapun yang tunduk pada pengawasan pemerintah pusat berkenaan dengan kegiatan yang dimaksud. Catatan penjelasan Dalam kasus Masyarakat Eropa digunakan ketentuan yang mengatur badan pemerintah pusat. Meskipun demikian, badan regional atau sistem penilaian kesesuaian dapat dibentuk dalam Masyarakat Eropa, dan dalam kasus demikian akan tunduk pada ketentuan dalam Persetujuan ini tentang badan regional atau sistem penilaian kesesuaian. 7. Badan pemerintah daerah Pemerintah selain badan pemerintah pusat (misalnya negara bagian, propinsi, Lander, kanton, kotapraja dan lain-lain), yang kementerian atau departemennya atau badan lain tunduk pada pengawasan pemerintah tersebut berkenaan dengan kegiatan dimaksud. 8. Badan non-pemerintah Badan selain badan pemerintah pusat atau badan pemerintah daerah, termasuk suatu badan non-pemerintah yang mempunyai kekuatan hukum untuk memberlakukan suatu peraturan teknis. LAMPIRAN 2 Kelompok Ahli Teknis Prosedur berikut digunakan untuk kelompok ahli teknis yang dibentuk sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 14. 1. Kelompok ahli teknis berada di bawah wewenang panel. Kerangka acuan tugas dan rincian prosedur kerjanya harus ditentukan oleh panel, dan mereka harus melapor kepada panel. 2. Partisipasi dalam kelompok ahli teknis, harus dibatasi untuk orang yang mempunyai kedudukan profesional dan berpengalaman di bidang yang dipermasalahkan. 3. Warga dari pihak yang bersengketa tidak boleh menjadi anggota kelompok ahli teknis tanpa persetujuan bersama antara pihak yang bersengketa, kecuali dalam keadaan luar biasa bila panel mempertimbangkan bahwa bila tidak demikian kebutuhan akan keahlian ilmiah khusus tidak dapat dipenuhi. Pejabat pemerintah dari pihak yang bersengketa tidak boleh menjadi anggota kelompok ahli teknis. Anggota kelompok ahli teknis harus bekerja berdasarkan kepasitas individunya, dan tidak sebagai wakil pemerintah maupun wakil dari suatu organisasi manapun. Pemerintah atau organisasi tidak boleh memberikan perintah kepada mereka berkenaan dengan permasalahan mendahului kelompok ahli teknis. 4. Kelompok ahli teknis dapat berkonsultasi dan mencari informasi dan saran teknis dari sumber manapun yang dianggap perlu. Sebelum suatu kelompok ahli teknis mencari informasi atau saran tertentu dari sumber dalam wilayah hukum Anggota, harus memberitahukan kepada pemerintah dari Anggota tersebut. Anggota harus segera dan secara jelas menjawab setiap pertanyaan dari kelompok ahli teknis untuk informasi tertentu yang oleh Kelompok ahli teknik dianggap penting dan tepat. 5. Para pihak yang bersengketa harus dapat memperoleh semua informasi yang relevan, yang diberikan kepada suatu kelompok ahli teknis, kecuali yang bersifat rahasia. Informasi rahasia yang diberikan kepada kelompok ahli teknis, tidak boleh diungkapkan tanpa wewenang resmi dari pemerintah, organisasi atau orang yang memberikan informasi tersebut. Bila informasi semacam itu dimintakan dari kelompok ahli teknis, akan tetapi kelompok tersebut tidak berwenang mengungkapkannya, suatu ringkasan informasi yang bersifat tidak rahasia akan diberikan oleh pemerintah, organisasi atau orang yang memasok informasi. 6. Kelompok ahli teknis harus menyampaikan laporan rancangannya kepada Anggota yang berkepentingan dengan maksud mendapatkan tanggapan dan mempertimbangkannya secara layak dalam laporan akhir, yang harus diedarkan pula kepada Anggota yang berkepentingan pada waktu disampaikan kepada panel. LAMPIRAN 3 PETUNJUK PELAKSANAAN YANG BAIK UNTUK PENYUSUNAN, PENETAPAN DAN PENERAPAN STANDAR Ketentuan Umum A. Untuk keperluan Petunjuk ini digunakan definisi dalam Lampiran 1 dari Persetujuan ini. B. Petunjuk ini terbuka bagi keikutsertaan badan standardisasi dalam wilayah Anggota OPD, baik badan pemerintah pusat, badan pemerintah daerah, atau badan non-pemerintah; untuk setiap badan standardisasi regional pemerintah, yang satu atau lebih anggotanya menjadi Anggota OPD; dan badan standardisasi regional non-pemerintah, yang satu atau lebih anggotanya berada dalam wilayah Anggota OPD (selanjutnya secara bersama-sama disebut "badan-badan standardisasi" dan secara individu "badan standardisasi"). C. Badan-badan standardisasi yang telah menerima atau mengundurkan diri dari Petunjuk ini harus menotifikasikan fakta ini kepada Pusat Informasi ISO/IEC di Jenewa. Notifikasi harus mencakup nama dan alamat badan yang bersangkutan dan lingkup kegiatan standardisasi yang sedang dan yang berjalan. Notifikasi dapat dikirimkan, baik langsung ke Pusat Informasi ISO/IEC maupun melalui anggota nasional ISO/IEC, atau lebih disukai melalui anggota nasional yang terkait atau afiliasi internasional dari ISONET, mana yang lebih tepat. KETENTUAN SUBSTANTIF D. Berkenaan dengan standar, badan standardisasi harus memberikan perlakuan atas produk yang berasal dari wilayah Anggota OPD lainnya tidak kurang menguntungkan dari yang diberikan kepada produk nasional serupa dan atas produk serupa yang berasal dari negara lain. E. Badan standardisasi harus menjamin bahwa standar disusun, ditetapkan atau diterapkan tidak dengan maksud, atau dengan dampak, menciptakan hambatan yang tidak perlu dalam perdagangan internasional. F. Bila standar internasional ada atau penyelesaiannya sudah dekat, badan standardisasi harus menggunakannya, atau menggunakan bagian yang relevan darinya, sebagai dasar dari standar yang dibuat, kecuali bila standar internasional tertentu atau bagian yang relevan akan menjadi tidak efektif atau tidak tepat, misalnya karena tingkat pelindungannya tidak memadai atau faktor iklim yang mendasar, faktor geografis yang mendasar atau masalah teknologi yang mendasar. G. Dalam mengharmonisasikan standar atas dasar seluas mungkin, badan standardisasi, dengan cara yang tepat, harus memainkan peranan penuh dalam batas sumber dayanya dalam penyusunan standar internasional oleh badan standardisasi internasional yang relevan berkenaan dengan materi subjek standar, baik yang telah ditetapkan maupun yang akan ditetapkannya. Bagi badan standardisasi yang berada dalam wilayah Anggota, peran serta dalam kegiatan standardisasi internasional tertentu, bila memungkinkan harus dilakukan melalui satu delegasi yang mewakili semua badan standardisasi yang berada dalam wilayahnya yang telah menetapkan, atau akan menetapkan standar untuk materi subyek yang terkait dengan kegiatan standardisasi internasional dimaksud. H. Badan standardisasi dalam wilayah suatu Anggota harus melakukan segala upaya untuk menghilangkan duplikasi, atau tumpang tindih, dengan pekerjaan badan standardisasi lainnya dalam wilayah nasional atau dengan pekerjaan dari badan standardisasi regional atau internasional yang relevan. Mereka harus melakukan segala upaya agar standar yang dibuat mencapai konsensus nasional. Demikian pula badan standardisasi regional harus melakukan segala upaya untuk menghindari duplikasi atau tumpang tindih dengan pekerjaan badan standardisasi internasional yang relevan. I. Apabila mungkin, badan standardisasi menentukan standar berdasarkan persyaratan produk yang berkenaan dengan unjuk kerja ketimbang desain atau karakteristik deskriptif. J. Paling sedikit satu kali setiap enam bulan, badan standardisasi harus menerbitkan program kerja yang memuat nama dan alamatnya, standar yang sedang disusun dan standar yang telah ditetapkan pada waktu yang lalu. Suatu standar adalah sedang dalam penyusunan sejak saat suatu keputusan diambil untuk membuat suatu standar sampai standar tersebut ditetapkan. Judul rancangan standar tertentu, atas permintaan, harus disediakan dalam bahasa Inggris, Perancis, atau Spanyol. Suatu pengumuman tentang adanya program kerja harus diterbitkan dalam publikasi kegiatan standardisasi nasional, atau mungkin dalam publikasi regional. Program kerja untuk setiap standar harus menunjukkan, sesuai dengan peraturan ISONET, klasifikasi yang terkait dengan isi materi subjek, tahap yang dicapai dalam pembuatan standar, dan acuan standar internasional yang diambil sebagai dasar. Tidak boleh lebih lambat dari waktu publikasi program kerja tersebut, badan standardisasi harus menotifikasikan keberadaan program kerja tersebut kepada Pusat Informasi ISO/IEC di Jenewa. Notifikasi harus memuat nama dan alamat badan standardisasi, nama dan nomor terbitan di mana program kerja tersebut diterbitkan, tenggang waktu program kerja dilaksanakan, harganya (bila ada), dan bagaimana serta di mana dapat diperoleh. Notifikasi boleh dikirimkan langsung ke Pusat Informasi ISO/IEC, atau, lebih disukai melalui anggota nasional yang relevan atau afiliasi internasional dari ISONET, mana yang lebih tepat. K. Anggota nasional ISO/IEC harus melakukan segala upaya untuk menjadi anggota ISONET atau menunjuk badan lain untuk menjadi anggota sekaligus meminta jenis keanggotaan ISONET yang paling maju. Badan standardisasi lain harus melakukan segala upaya untuk menggabungkan diri dengan anggota ISONET. L. Sebelum menetapkan suatu standar, badan standardisasi harus memberikan tenggang waktu paling sedikit enam puluh hari untuk penyampaian tanggapan atas rancangan standar dari pihak yang terkait dalam wilayah Anggota OPD. Meskipun demikian, tenggang waktu tersebut dapat dipersingkat dalam hal masalah mendesak tentang keselamatan, kesehatan atau lingkungan timbul atau dikhawatirkan timbul. Tidak lebih lambat dari waktu pemberian tanggapan dimulai, badan standardisasi harus mempublikasikan suatu pengumuman yang mengumumkan tenggang waktu tanggapan dalam publikasi yang mengacu pada ayat J. Notifikasi tersebut harus mencakup, sejauh yang dapat dilakukan, apakah rancangan standar menyimpang dari standar internasional yang relevan. M. Atas permintaan pihak lain yang berkepentingan dalam wilayah suatu Anggota OPD, badan standardisasi segera menyampaikan, atau mengatur untuk memyampaikan, kopi rancangan standar yang telah disampaikan untuk tanggapan. Setiap biaya yang dibebankan untuk pelayanan ini, terpisah dari biaya riil pengiriman, harus sama untuk pihak domestik maupun pihak asing. N. Badan standardisasi dalam memproses standar lebih lanjut, harus mempertimbangkan tanggapan yang diterima dalam kurun waktu tanggapan. Tanggapan yang diterima melalui badan standardisasi yang telah menerima Petunjuk Pelaksanaan yang baik, apabila diminta, harus dijawab sesegera mungkin. Jawaban harus mencakup suatu penjelasan mengapa suatu penyimpangan dari standar internasional yang relevan adalah perlu. O. Begitu standar ditetapkan, harus segera diterbitkan. P. Atas permintaan setiap pihak yang berkepentingan dalam wilayah Anggota OPD, badan standardisasi harus segera menyampaikan atau mengatur untuk meyampaikan kopi dari program kerja yang paling baru atau standar yang dihasilkan. Biaya yang dibebankan untuk pelayanan ini, terpisah dari biaya riil pengiriman, harus sama bagi pihak domestik maupun pihak asing. Q. Badan standardisasi harus memberikan pertimbangan yang simpatik, dan memberikan kesempatan yang cukup untuk konsultasi berkenaan dengan penyajian yang berkaitan dengan pelaksanaan Petunjuk ini disampaikan oleh badan standardisasi yang menerima Petunjuk Pelaksanaan yang benar. Badan tersebut harus melakukan upaya yang obyektif untuk menyelesaikan setiap pengaduan.