Orbital atom dan Molekul Orbital atom adalah daerah dimana elektron terdapat sebagai awan elektron yang diffuse di sekitar inti. Besarnya orbital atom ditentukan oleh bilangan kuantum utama n, bentuknya ditentukan oleh bilangan kuantum sekunder l dan orientasinya dalam ruang ditentukan oleh bilangan kuantum magnet m. Orbital atom yang penting pada penbentukan ikatan kimia ada tiga, yaitu orbital s (l=0), orbital p (l=1), dan orbital d (l=2). Teori yang sekarang banyak digunakan untuk menjelaskan ikatan kovalen ialah teori orbital molekul. Dalam teori ini tiap-tiap molekul dianggap mempunyai orbital seperti pada atom. Prinsip pauli juga berlaku disini, jadi tidak mungkin orbital molekul mempunyai dua elektron yang persis sama. Ini berarti setiap orbital molekul hanya dapat diisi oleh dua elektron yang pintalnya berlawanan. Elektron – elektron yang membentuk molekul , mengisi orbital molekul sesuai dengan tingkat energi dan spin seperti didalam atom. Istilah orbital atom s, p, dan d diganti dengan π dan 𝜎 dalam orbital molekul. Orbital atom yang dapat membentuk orbital molekul yang memenuhi syarat harus memenuhi persyaratan tertentu,yaitu a)Harus menggambarkan keadaan dengan energi yang sama b)Saling tumpangsuh yang berarti c)Mempunyai simetri yang sama terhadap sumbu molekul A-B Kombinasi orbital S Bila orbital atom 1S ditambahkan misalnya orbital atom H membentuk orbital molekul H2 maka orbital molekul yang terjadi disebut orbital 𝜎 1S, orbital molekul yang terjadi disebut orbital molekul bonding dan ikatan yang terjadi disebut ikatan 𝜎. Ikatan ini terjadi karena gaya tarik elektron yang tertimbun antara kedua intinya. Pembentukan orbital molekul 𝜎 1S diatas dapat digambarkan dengan 3 cara, Bila dua orbital atom 1s dikurangkan satu dari yang lain terbentuk orbital molekul yang disebut rbital molekul anti bonding 𝜎 1s. Kombnasi dua orbital atom harus membentuk dua orbital molekul untuk dapat menampung elektron yang ada. Orbital molekul yang satu disebut orbital bonding, orbital yang kedua disebut orbital anti bonding dengan energy yang lebih tinggi. Kombinasi orbital p Orbital p dapat digabungkan dari ujungnya atau sisinya dengan membentuk orbital molekul 𝜎 atau orbial molekul 𝜋. Orbital atom 2 p terdiri ari orbital-orbital 2px, 2Py, dan 2 Pz yang ekuivalen dan saling tegak lurus satu sama lain. Duan orbital 2px membentuk orbital molekul bonding 𝜎2p dan orbital molekul anti bondingnya 𝜎2p yang simetrik sepanjang sumbunya. Dua orbital 2py membentuk orbital molekul bonding 𝜋 yang diberi lambang Πy2p dan orbital molekul anti bondingya Π*y2p. demikian pula dengan lambang orbital 2pz. Karena orbital atom 2py dan 2pz mempunyai energy yang sama atau “terdegenerasi” maka orbital molekul yang dibentuknya juga akan “terdegenerasi”. Orbital molekul 2p disebut “terdegenerasi rangkap”karena ada dua orbital molekul yang sama tingkat energinya. 3.2 Tumpang Tindih Orbital Pemerian ikatan yang sederhana tetapi memang benar dan diterapkan secara luas adalah gagasan dan yang terlibat dalam pemerian tersebut, yaitu bahwa ikatan kimia dapat terjadi bila orbital-orbital luar pada atom -atom yang berlainan tumpang-tindih sedemikian, sehingga memekatkan rapatan elektron antara teras-teras atom. Sebagia panduan dasar yang kualisatif untuk menilai ada tidaknya ikatan, kriteria mengenai tumpang-tindih orbital-orbital atom netto yang positif merupakan manfaat yang tidak sejalan, akibatnya pertma-tama akan ditinjau terhadap tumpang tindih tersebut. Bila dua atom saling menghampiri cukup dekat sampai satu orbital dari setiap atom memiliki amplitudo yang besar dalam daerah ruang yang dipunyai bersama, dikatakan bahwa orbitalorbital tumpang tindih. Besarnya amplitudo bisa positif, negatif, atau nol, bergantung kepada siifat-sifat orbital-orbital yang terlibat. Tumpang-tindih bertanda positif bila pertindihan kedua orbital mempunyai tanda sama, keduanya + atau -. Tumpang-tindih bertanda negatif bila daerah pertintihan kedua orbital mempunyai tanda berlawanan. Tumpang-tindih yang tepat nol terjadi bila terdapat daerah pertindihan yang tepat sama dengan tanda berlawanan. Daerah dimana dua orbital,ø1 dan ø2 memiliki pertindihan positif , rapatan elektron lebih besar daripada jumlah aljabar rapatan elektron dari orbital terpisah, yaitu (ø1 + ø2)2 lebih besar dari pada ø12 + ø22 , sebesar 2ø1ø2. Lebih banyak rapatan elektron digunakan bersama antara kedua atom. Gaya tarik kedua inti terhadap elektron-elektron ini lebih besar daripada tolakmenolak inti-inti, dan terjadilah gaya tarikan netto atau interaksi ikatan. Dalam tumpang-tindih negatif, rapatan elektron yang digunakan bersama berkurang sebesar 2ø1 ø2, dan tolakan antar-inti bertambah besar . Hal ini menyebabkan interaksi tolakan netto atau anti ikatan. Bila tumpang tindih netto nol, tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan rapatan elektron bersama, karena itu tidak tejadi interaksi-interaksi tolakan ataupun tarikan. keadaan ini diperkirakan sebagai interaksi non-ikatan. 3.3 Mengpa atom H2 Stabil Ssdangkan He2 Tidak stabil Sekali tanda dan besarnya pertindihan antara pasangan orbital tertentu diketahui, hasilnya dinyatakan dalam energi interaksi secara diagram, disebut diagram tingkat energi. Dapat diterangkan dengan mengambil contoh molekul hidrogen H2. Setiap atom hanya memiliki satu orbital, yakni orbital 1s, yang cukup stabil untuk digunakan dalam pengikatan. Jadi akan diperiksa cara-cara yang mungkin di man a kedua orbital 1s, ø1 dan ø2 dapat tumpang tindihapabila dua atom H saling mendekati. Terdapat dua kemungkinan,bila kedua orbital 1s digabung dengan pertindihan positif, terjadilah interaksi ikatan. Kombinasi pertindihan positif, ø1 + ø2 dapat dipandang sebagai orbital itu sendiri, yang disebut orbital molekul (OM), dan ditandai ψb. Indeks b berarti ikatan. Sedangkan pertindihan negatif ø1 - ø2, membentuk orbital molekul ψa, dimana indeks a menyatakan anti ikatan. Bila dua atom hidrogen saling mendekat sehingga terbentuk orbital molekul, OM,ψb. Orital molekul sepertihalnya orbital atom mengikuti prinsip eksklusi yang berarti bahwa ia dapat ditempati oleh tidak lebih dari dua elektron, dan juga bila kedua elektron tersebut memiliki spin yang yang berlawanan. Dengan memisalkan kedua elektron itu ada, satu dari setiap atom H, spinnya berpasangan dan menempati ψb, terbentuklah suatu ikatan . Atom He berbeda dari atom H karena memiliki dua elektron , dan karena dalam molekul He2 lalu terdapat 4 elektron. Ini berarti bahwa ψb dan ψa masing-masing harus diduduki oleh sepasang elektron. Karenanya, apa pun kestabilan yang diperoleh dari penghunian ψb, akan dilawan oleh efek anti-ikatan elektron-elektron dalam ψa. Hasilnya adalah tidak adanya ikatan netto yang berarti, dan atom-atom He lebih stabil secara terpisah daripada terikat bersama. 3.4 Molekul Diatom Homonuklir Homonuklir berarti memiliki inti atom yang identik. Aturan Aufbau, prinsip Pauli dan aturan Hund yang diterapkan dalam penempatan elektron pada orbital atom, juga berlaku pada pengisian orbital molekul. Jadi terlebih dahulu elektron menempati orbital molekul yang energinya paling rendah, setiap orbital molekul ditempati oleh maksimum dua elektron, dan setiap orbital molekul yang energinya sama dtempati sebuah elektron, sebelum ditempati elektron yang berpasangan. Berikut ini diberikan contoh pengisian elektron pada orbital molekul diatom homonuklir. a. konfigurasi elektron molekul H2 konfigurasi molekul H2 adalah H2 (𝜎1s)2 b. konfigurasi elektron ion H2+ konfigurasi elektron H2+ adalah H2+ H2 (𝜎1s)1 c. konfigurasi elektron He2, He ; 1s2 molekul He2 tidak dikenal, karena daya ikatan 𝜎1s ditiadakan oleh ikatan 𝜎*1s. d. konfigurasi elektron molekul N2 N = 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1 Orbital (𝜎1s)2 dan (𝜎*1s)2 yang tidak diperlihatkan pada gambar di atas dapat di ganti dengan KK, karena kedua orbital tersebut berasal dari orbital 1s. Ikatan (z𝜎)2 dan (y𝜎)2 saling meniadakan sehingga tersisa 6 elektron yang membentuk ikatan rangkap tiga, yaitu ikatan 𝜎 dan ikatan 𝜋, yaitu x𝜎 dan 𝑤𝜋. e. konfigurasi elektron molekul O2 Konfigurasi 8O = [He] 2s2 2p4 Sehingga: Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa selain adanya orbital atom (Samping), ada juga orbital molekul (Tengah). Elektron – elektron pada orbital molekul merupakan jumlah dari elektron – elektron yang terdapat didalam masing – masing orbital kulit valensi unsur penyusunnya. Orbital s akan membentuk ikatan sigma dan orbital p akan membentuk ikatan pi. Orbital dengan tanda asterik (*) berarti merupakan orbital anti pengikatan yang menyebabkan molekul menjadi tidak stabil. Semakin banyak elektron pada orbital anti pengikatan, suatu molekul akan semakin tidak stabil. Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa gas O2 merupakan gas paramagnetik karena elektron tidak mengisi orbital π*px dan π*py secara penuh. Sehingga konfigurasi elektron valensi molekul O2 adalah: (σ2s)2 (σ*2s)2 (σ2pz)2 (π2px)2 (π2py)2 (π*2px)1 (π*2py)1 atau (σ2s)2 (σ*2s)2 (σ2p)2 (π2p)4 (π*2p)2