6. Kredit Investasi - Win Manan Almuslim

advertisement
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
ISSN: 2089-5917
ANALISIS KREDIT INVESTASI PERBANKAN TERHADAP
PENYERAPAN TENAGA KERJA
Win Konadi1*) dan Chairul Bariah 2)
1 Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim
*) email: [email protected]
2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim
__________________________________________________________________________
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis keterkaitan antara adanya investasi kredit perbankan terhadap jumlah
kesempatan kerja yang dibuktikan dari banyaknya penyerapan angkatan kerja yang bekerja. Penyaluran
kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan
jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan
investasi misalnya tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini
bank berperan sebagai Agent of Development. Termasuk dalam dampaknya terhadap penyerapan tenaga
kerja, akibat penggunaan dari kredit investasi perbankan dalam menunjang pembangunan dan membuka
usaha. Hasil penelitian terhadap pengamatan selama periode 2003 – 2013, menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan dari perkembangan kredit investasi perbankan terhadap jumlah penyerapan
tenaga kerja.
Kata kunci : Kredit Investasi Perbankan, Penyerapan Tenaga Kerja
__________________________________________________________________________
1. Pendahuluan
Perekonomian Indonesia yang dikelompokkan ke
dalam Labour surplus economy memiliki permasalahan pokok secara global yang ditandai oleh
lebih rendahnya kesempatan kerja dibandingkan
dengan angkatan kerja yang tersedia. Situasi seperti
ini masalah yang menghantui program strategis
ketenagakerjaan di masa mendatang. Karena jelas
termaktub dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945
mengamanatkan : “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Sedangkan UU Nomor 13 Tahun
2003 menggariskan bahwa pembangunan ketenegakerjaan diselenggarakan atas asas keterpaduan
melalui koordinasi fungsional lintas sektoral, pusat
dan daerah. Sedangkan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan,
pemerintah harus berpedoman pada perencanaan
tenaga kerja.
Masalah ketenagakerjaan sampai saat ini, merupakan masalah yang amat mendasar, baik dalam
kaitannya dengan hajat hidup tiap individu yang
bertanggungjawab terhadap diri dan keluarganya
maupun sebagai bagian dalam proses besar pembangunan manusia seutuhnya, di lingkup nasional
maupun regional. Sebagai pribadi, masing-masing
orang berhak hidup layak dari hasil usahanya, dan
dari sisi lain sebagai bagian dari sistem kenegaraan,
maka pemerintah wajib mengupayakan agar bidang
ketenagakerjaan harus dapat memenuhi kebutuhan
pencari kerja, pengusaha, dan masyarakat luas
hingga negara.
Pembangunan ketenagakerjaan sangat erat hubungannya dengan pembangunan ekonomi karena
tenaga kerja merupakan pelaku pembangunan
ekonomi, oleh karena itu pembangunan ekonomi
harus menetapkan target-target ketenagakerjaan
dan sebaliknya. Untuk itulah dalam pembangunan
suatu wilayah, pembangunan ketenagakerjaan
wajib direncanakan sebelumnya dan berikutnya
kegiatan perencanaan tenaga kerja harus menjadi
acuan dan pedoman dalam pembangunan ketenagakerjaan di wilayah tersebut.
Tenaga kerja adalah faktor penentu keberhasilan
pembangunan. Hal ini dibuktikan oleh Jepang,
Korea dan Singapura, yang walaupun miskin
sumber daya alam tetapi ekonominya sangat maju,
karena kualitas tenaga kerja yang tinggi.
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
45
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
Demikian juga wilayah atau provinsi yang
mempunyai sumber daya alam yang terbatas tetapi
dapat membangun ekonomi dengan baik, karena
adanya investasi modal dalam strategi ketenagakerjaan, selain kualitas tenaga kerjanya yang tinggi
dengan berbagai kreasi dan inovasi kegiatan
ekonomi dan industri.
Pembangunan merupakan proses multidimensional
yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas
struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar
akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Perluasan penyerapan tenaga kerja diperlukan
untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk
usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja, yang
jumlahnya terus meningkat. Tercatat oleh BPS,
antara tahun 2005 sampai 2010, terjadi penambahan 10,67 juta orang, yakni dari 105,86 juta
menjadi 116,53 juta orang. Dan dari tahun 2010 ke
tahun 2013 lalu, bertambah lagi 1,66 juta orang.
Dan sebentar lagi Indonesia akan menghadapi
bonus demografi, yakni usia produktif membengkak dari total jumlah penduduk. Kantor Berita
Antara menyebutkan, Indonesia akan menikmati
bonus demografi pada tahun 2020. Ini mengingat
struktur penduduk Indonesia sedang memasuki
masa-masa keemasan, usia produktif (15-64 tahun)
jauh lebih besar ketimbang usia nonproduktif, (Win
Konadi, 2011).
Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan
kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Kemudian,
meningkatnya angka pengangguran akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi
angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban
masyarakat, merupakan sumber utama kemiskinan
dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan
sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi
dalam jangka panjang (Depnakertrans,2004).
Berkaitan dengan hal diatas, hal yang dianalisis
dalam makalah ini adalah keterkaitan antara adanya
investasi kredit perbankan terhadap jumlah
kesempatan kerja yang dibuktikan darai banyaknya
penyerapan angkatan kerja yang bekerja.
2. Landasan Teoritis
Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja (kesempatan kerja) adalah
jumlah lapangan kerja dalam satuan orang yang
dapat disediakan oleh seluruh sektor ekonomi
dalam kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih
ISSN: 2089-5917
luas, kebutuhan ini tidak hanya menyangkut
jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan atau
keahliannya).Sedangkan persediaan tenaga kerja
adalah jumlah penduduk yang sudah siap untuk
bekerja, disebut angkatan kerja (labour force) dan
dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitas.
Dimana Penduduk usia kerja (PUK) adalah
penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Dalam
PUK terdapat angkatan kerja, yakni penduduk usia
kerja, yang selama seminggu sebelum pencacahan,
bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak
bekerja; dan mereka yang tidak bekerja tetapi
mencari pekerjaan (BPS dan Depnakertrans; 2004).
Pengertian tenaga kerja, menurut Sukirno (2005:6)
dilihat dari segi keahlian dan pendidikannya,
tenaga kerja dibedakan atas tiga golongan yaitu:
pertama, tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja
yang tidak berpendidikan atau rendahnya pendidikan dan tidak memiliki keahlian dalam suatu
pekerjaan. Kedua, tenaga kerja terampil adalah
tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan
atau pengalaman kerja. Ketiga, tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki
pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang
ilmu tertentu. Teori Permintaan Tenaga Kerja
Menurut Sukirno (2000:69) bahwa permintaan atas
tenaga kerja merupakan permintaan tidak langsung,
maksudnya tenaga kerja dipekerjakan oleh
perusahaan dengan tujuan untuk digunakan dalam
menghasilkan barang-barang yang mereka jual.
Perusahaan akan terus menambah jumlah pekerja
selama pekerjaan tambahan tersebut akan menghasilkan penjualan tambahan yang melebihi upah
yang dibayarkan kepadanya.
Menurut Simanjuntak (1998), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,
yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus
rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan
mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja,
tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktuwaktu dapat ikut bekerja. Mulyadi (2003) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam
usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga kerja mereka dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
Bekerja
Istilah bekerja bagi seseorang angkatan kerja
dinyatkan sebagai seseorang yang memiliki
kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus)
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
46
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
dalam seminggu yang lalu. Jenis kegiatan/lapangan
usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/
perusahaan/instansi di mana seseorang bekerja
seperti digolongkan dalam Klasifikasi Lapangan
Usaha Indonesia (KLUI).
Penyerapan Tenaga Kerja
Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari
banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk
yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai
sektor perekonomian. Terserapnya penduduk
bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan
tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga
kerja dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga
kerja (Kuncoro, 2002).
Penawaran tenaga kerja UMKM dapat dilihat dari
beberapa faktor yaitu upah dan non upah
(Samuelson dan Nordhaus, 2003:202). Faktor non
upah yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja
berupa modal dan nilai produksi. Keseluruhan
barang serta peralatan yang digunakan pengusaha
dalam proses produksi disebut dengan modal.
Apabila modal perusahaan semakin besar maka
produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga
kebutuhan tenaga kerja akan bertambah. Hal ini
mengindikasikan penawaran tenaga kerja ke
perusahaan akan meningkat (Zamrowi, 2007).
Kredit Investasi
Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998
tentang Perbankan, Kredit adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat
untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga
konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu
berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini
tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank berperan
sebagai Agent of Development (Budisantoso dan
Triandaru, 2011).
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/
panjang yang diberikan kepada (calon) debitur
untuk membiayai barang-barang modal dalam
rangka rehabilitasi,modernisasi, perluasan ataupun
pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian
mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik,
ISSN: 2089-5917
yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barangbarang modal yang dibiayai. (bankmandiri.co.id).
Oleh karena itu, kredit investasi berkaitan dengan
penambahan modal dalam pembangunan secara
makro, maupun modl perusahaan secara mikro.
Yang akan menambah pengembangan usaha,
sehingga membuka kesempatan dalam penyerapan
tenagakerja.
Ada beberapa pengertian lain dari investasi yaitu,
menurut Winardi (1988), investasi adalah pengeluaran untuk barang-barang yang tidak dikonsumsikan sekarang, melainkan menambahkan jumlah
barang-barang atau alat-alat produksi. Menurut
Boediono (1998),investasi adalah pengeluaran oleh
sektor-sektor produsen (swasta) untuk pembelian
barang-barang atau jasa dengan tujuan merubah
stok gudang atau perluasan pabrik. Menurut
Sukirno (2009), investasi didefinisikan sebagai
pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barangbarang modal dan peralatan produksi dengan tujuan
ntuk mengganti dan terutama menambah barangbarang modal dalam perekonomian yang akan
digunakan untuk memproduksi barang da jasa di
masa depan. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi investasi berarti kegiatan perbelanjaan untuk
meningkatkan kapasitas memproduksi sesuatu
dalam perekonomian.
Investasi merupakan salah satu komponen penting
dalam perekonomian. dipandang penting karena
komponen ini dalam kondisi tertentu dapat menentukan kemajuan ekonomi dan suatu wilayah.
Investasi sendiri merupakan upaya untuk mengakumulasi modal dalam membiayai pembangunan.
Investasi erat kaitannya dengan naik turunnya
kegiatan ekonomi.
Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti
penting pembentukan modal (capital formation)
sebagai salah satu penentu utama pertumbuhan
ekonomi. Penanaman modal merupakan salah satu
bentuk investasi. Investasi dapat diartikan sebagai
pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang modal dan perlengkapanperlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barangbarang dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian (Sukirno, 2002).
Dalam perekonomian suatu negara atau daerah,
pembentukan modal merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam mendukung laju pertumbuhan
ekonomi. Pembangunan ekonomi yang termasuk
didalamnya pertumbuhan ekonomi, memerlukan
dana yang cukup besar. Sebab dengan tersedianya
dana atau modal (utamanya modal dalam negeri)
dalam jumlah yang cukup untuk realisasi pemba-
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
47
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
ISSN: 2089-5917
ngunan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal penting dari pertumbuhan ekonomi adalah
bersumber dari peningkatan investasi. Investasi
akan mendorong permintaan barang modal dan
penyerapan tenaga kerja baru untuk mengaktifkan
peningkatan kapasitas pendapatan dan selanjutnya
akan meningkatkan permintaan, sehingga akhirnya
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Tabel-1. Posisi Kredit Investasi Perbankan
Tahun 2003-2014 (Miliar Rupiah)
3. Metode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa deret berkala (time
series). Data sekunder adalah data yang bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti.
Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan 800000
kepada masyarakat pengguna data. Data yang
dikumpulkan mengenai variabel yang dianalisis 600000
adalah jumlah kredit investasi perbankan, yang
diperoleh dari laporan bank Indonesia. Sedangkan
data lainnya yakni mengenai variabel jumlah orang 400000
bekerja diperoleh dari hasil sakernas, BPS.
Metode Analisis
Metode Analisis data dalam penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif.
Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih fokus
pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan
pengujian statistik dan steril dari pengaruh subjektif peneliti (Sekaran, 2007).
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear, yaitu analisis mengenai variabel independen dengan variabel dependen
yang bertujuan untuk mengestimasi nilai rata-rata
veriabel dependen berdasarkan nlai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003). Variabelvariabel dalam penelitian ini penyerapan tenaga
kerja, sebagai variabel dependen (Y). Sedangkan
variabel independennya adalah jumlah kredit
investasi perbankan (X).
4. Hasil dan Pembahasan
Pertumbuhan Kredit Investasi Perbankan
Meninjau secara deskripsi laporan Bank Indonesia,
tahun 2003 hingga 2013 lalu, maka tampak bahwa
terjadi pertumbuhan yang meningkat secara
signifikans, mengikuti model time seris ekponensial. Sebagaimana dinyatakan dalam tabel-1,
dan dideskripsikan dalam gambar-1.
Periode
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Bank Indonesia
Jumlah
94 458
117 124
132 979
149 680
185 071
256 212
297 486
347 627
463 307
591 073
794 128
Kredit Investasi
Observed
Exponential
200000
0
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Tahun
Gambar-1.
Grafik Kredit Investasi perbankan nasional
Menurut gambar-1 tersebut, model pertumbuhan
data mengikuti model eksponensial, y a k n i :
KI = 7.25E-178 (0.209)t
Coeffi cients
Unstandardized
Coeffic ients
B
St d. Error
Tahun
.209
.007
(Const ant) 7.25E-178
.000
St andardiz ed
Coeffic ients
Beta
.995
t
29.102
.
Sig.
.000
.
The dependent variable is ln(Kredit Inves tasi).
Hal ini menunjukkan, kondisi yang sehat sekali
secara ekonomi. Bahwa jumlah kredit investasi
dari waktu ke waktu terus bertambah, sehingga
menambah modal usaha, baik dalam perusahaan
ataupun dalam pembangunan nasional.
Pertumbuhan Angkatan kerja dan Penyerapan
Tenaga kerja
Meninjau secara deskripsi laporan hasil Sakernas
BPS, dari tahun 2003 hingga 2013. Tampak secara
gambling bahwa angkatan kerja terus mengalami
peningkatan secara signifikans (Gambar-2). Dan
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
48
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
hal ini berbanding linier juga dengan jumlah
penyerapan tenaga kerja (orang bekerja) seperti
tampak dalam gambar-3.
ISSN: 2089-5917
Hasil analisis statistik dengan program SPSS,
diperoleh taksiran model hubunga kedua variabel
sebagai:
Tabel-3. Taksiran Model Regresi Variabel
Penelitian
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Coeffic ients
B
Std. Error
(Constant)
93.059
1.867
Kredit Inves tas i 2.89E-005
.000
Standardiz ed
Coeffic ients
Beta
.890
t
49.831
5.843
Sig.
.000
.000
a. Dependent Variable: Bekerja
Gambar-2. Jumlah Angkatan Kerja 2003-2013
Berdasarkan hasil olahan data (tabel-3) diatas,
maka pengaruh Kredit Investasi Perbankan (KI)
terhadap Jumlah orang Bekerja (JB) dalam makna
penyerapan tenaga kerja adalah :
JB = 93,059 + 2,89E-005 KI.
Dan model hubungan kedua variabel secara
statistik signifikan pada taraf uji dibawah 1%. Hal
ini juga diperkuat dari uji keberartian model regresi
kedua variabel, melalui uji-F snedecor, yakni;
Tabel-4. Uji Keberartian Model regresi (Uji-F)
ANOVAb
Model
1
Gambar-3. Jumlah Orang Bekerja, 2003-2013
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
415.974
109.671
525.644
df
1
9
10
Mean Square
415.974
12.186
F
34.136
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Kredit Investasi
Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap
Jumlah Penyerapan Tenaga kerja
Berdasarkan deskripsi data yang diutarakan sebelumnya, maka selama periode pengamatan tahun
2003-2013, menujukkan secara kasat mata terdapat
hubungan linier positif antara kedua variabel. Hal
ini ditunjukkan dalam data tabel-2 berikut.
b. Dependent Variable: Bekerja
Dari penjelasan hasil perhitungan diatas (tabel-3),
maka dapat disampaikan bahwa;
(a)
Tabel-2. Jumlah Kredit Investasi Perbankan dan
Jumlah Orang Bekerja, Periode 2003-2013
Periode
Kredit Investasi
(Miliar Rp)
Bekerja
(Jutaan Orang)
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
94458
117124
132979
149680
185071
256212
297486
347627
463307
591073
794128
92.81
93.72
93.96
95.46
99.93
102.55
104.87
108.21
109.67
110.81
110.80
Sumber : Bank Indonesia dan sakernar-BPS
Semakin baik pertumbuhan kredit investasi
perbankan dalam menujang sektor pembangunan, yang dipakai sebagai modal usaha, maka
akan terjadi penyerapan tenaga kerja yang
baik pula. Hal ini dapat dimengerti secara
logika, bahwa modal usaha dari pengucuran
kredit perbankan akan mampu membuka
kegiatan ekonomi, yang pada gilirannya
membuka lebar kesempatan kerja bagi tenaga
kerja di setiap sektor pembangunan.
(b) Model hubungan statistik yang dinyatakan
sebelumnya, menggambarkan bahwa, jika terjadi penambahan Kredit investasi perbankan
(KI) sejumlah 100 miliar rupiah, maka terjadi
penambahan orang bekerja sebanyak 289
orang.
(c)
Korelasi kedua variabel termasuk kategori
tinggi, yakni sebesar r = 0,89, sehingga
kontribusi kredit investasi perbankan dalam
penyerapan tenaga kerja sebesar 79 %.
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
49
Jurnal Kebangsaan, Vol.3 No.6  Juli 2014
5. Penutup
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Tingkat perkembangan usaha dari tahun ke
tahun menunjukkan hal yang positif, hal ini
diakibatkan dari pertumbuhan kredit investasi
perbankan terus meningkat dari waktu ke
waktu. Kondisi ini juga sejalan dengan
perkembangan penyerapan tenagakerja di
tinjau dari jumlah orang bekerja dari waktu ke
waktu, yang menunjukkan meningkat
2) Terdapat hubungan positif (searah) dan linier
antara kredit investasi perbankan terhadap
jumlah penyerapan tenaga kerja.
3) Secara statistik terdapat pengaruh yang signifikans dari jumlah kredit investasi perbankan
terhadap jumlah orang bekerja, dengan
koefisien determinasi 79%.
Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan/kekurangan
karena data jumlah kredit investasi perbankan yang
dipakai tidak spesifik untuk penggunaan dalam
investasi membuka kesempatan kerja saja, tetapi
berlaku secara umum. Baik dalam investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa.
Daftar Pustaka
Arfida B. R. (2003). Ekonomi Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Bellante, Don dan Mark Jackson. (1990). Ekonomi
Ketenagakerjaan.
Jakarta:
Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia.
Boediono. (2005). Ekonomi Makro. 4 ed. Yogyakarta: BPFE.
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandau. (2011).
Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba empat
Depnakertrans. (2004). Penanggulangan Pengangguran di Indonesia. Majalah Nakertrans
Edisi-03 TH. XXIV- Juni.
Dimas dan Nenik Woyanti. (2009). Penyerapan
Tenaga Kerja di DKI Jakarta, Jurnal Bisnis
dan Ekonomi (JBE), Vol. 16, No. 1, hal. 3241, Semarang: FE Diponegoro.
ISSN: 2089-5917
Gujarati, Damodar. (1997). Ekonometrika Dasar,.
Erlangga Jakarta. Terjemahan Dr. Gunawan
Sumodiningrat, BPFE UGM, Yogyakarta,
Kertonegoro, Sentanoe. (2001). Ekonomi Tenaga
Kerja. Yayasan Tenaga Kerja Indonesia:
Jakarta.
Mankiw, N. Gregory. (2003). Teori Makroekonomi. 5 ed. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mulyadi S. (2006). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Sitanggang, Ignatia R. dan Nachrowi D. N. (2004).
“Pengaruh
Struktur
Ekonomi
pada
Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis
Model Demometrik di 30 Propinsi pada 9
Sektor di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Indonesia, Vol. V, No. 01,
hal. 103-133. Jakarta: Pasca Sarjana Ilmu
Ekonomi FEUI.
Situmorang, Boyke T. H. (2005). Elastisitas
Kesempatan Kerja terhadap Pertumbuhan
Ekonomi, Upah Minimum dan Suku Bunga
di Indonesia Tahun 1990-2003, Makalah
Falsafah Sains. Bogor: Pasca Sarjana IPB.
Samuelson dan Nordhaus, (2003). Ilmu Mikro
Ekonomi. Jakarta:PT. MediaGlobal Edukasi.
Sukirno, Sadono. (2008). Mikro Ekonomi Teori
Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. (2005). Makroekonomi Modern.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Suparmoko. (1998). Pengantar Ekonomika Makro.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Todaro, Michael P. Dan Stephen C. Smith. (2006).
Pembangunan Ekonomi. 9 ed. Jakarta:
Erlangga
Winardi. (1988). Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito.
Bandung
Win Konadi (2011), Bonus Demografi Modal
Membangun Bangsa yang Sehat dan
Bermartabat, Majalah VARIASI,
ISSN:
2085- Volume 2 Nomor 6, Februari 2011
Zamrowi, M. Taufik. (2007). Analisis Penyerapan
Tenaga Kerja pada Industri Kecil, Thesis
Tidak Dipublikasikan, MIESP UNDIP:
Semarang.
http://www.bankmandiri.co.id/article/77787614014
0.asp?article_id=777876140140
Win Konadi dan Chairul Bariah | Analisis Kredit Investasi Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
50
Download