Sistem Komunikasi Bergerak 1 BAB I DEFINISI DAN SEJARAH SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK 1.1. Pengertian Dasar Sistem Komunikasi Bergerak Sesuai dengan tuntutan jaman, masyarakat pengguna jasa telekomunikasi tidak akan merasa puas dengan hanya dilayani oleh pelayanan yang diberikan oleh jaringan telekomunikasi non bergerak (fixed network). Hal ini dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh fixed network dianggap masih kurang memenuhi kebutuhan mereka akan jasa telekomunikasi terutama saat mereka sedang dalam perjalanan. Untuk itu sistem jaringan telekomunikasi bergerak dituntut untuk mampu menjangkau seluruh wilayah sesuai dengan kebutuhan dari pengguna jasa telekomunikasi bergerak. Di manapun mereka berada harus dapat dijamin kontinuitas perhubungannya. Tidak terbatas pada waktu mereka diam di tempat, akan tetapi juga pada waktu mereka dalam perjalanan. Sistem komunikasi bergerak adalah sistem komunikasi yang memungkinkan pelanggannya dapat bergerak selama proses hubungan komunikasi berlangsung dengan catatan pelanggan bergerak dalam cakupan area penyelenggara jasa komunikasi. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak adalah sistem komunikasi tanpa kabel (nirkabel / wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan antena pemancar dan perangkat radionya. Untuk dapat mengcover cakupan yang begitu luas, dilakukanlah pembagian coverage area menjadi sub-sub area yang disebut cell. Oleh karena itu, sistem komunikasi bergerak disebut juga sistem komunikasi seluler. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 1 Sistem Komunikasi Bergerak 1 1.2. Sejarah Singkat Sistem Komunikasi Bergerak Teknologi Komunikasi Seluler diawali dengan berkembangnya teknologi komunikasi berbasis analog. Sekitar tahun 1980 an, Amerika mengembangkan Teknologi “Advanced Mobile Phone Service” atau AMPS. Di Indonesia operator AMPS adalah Komselindo. Teknologi ini menggunakan analog dan tidak lagi dimanfaatkan. Teknologi-teknologi berbasis analog lainnya kemudian bermunculan seperti NMT (Nordic Mobile Telephone) dan TACS (Total Access Communication Service) yang kemudian menjadikan teknologi berbasis analog ini lebih dikenal dengan “First Generation (1G)”. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia terhadap komunikasi bergerak, terutama pada kemampuan sistem menyediakan fasilitas komunikasi dengan kecepatan tinggi dan bandwidth lebar, maka sekitar tahun 1990 an muncul teknologi berbasis digital yang dikenal dengan “The Second Generation (2G)”. Generasi kedua ini meliputi GSM (Global System for Mobile Communication), DCS 1800 (Digital Communication System at 1800 MHz), PDC (Personal Digital celluler), DAMPS (Digital AMPS) dan CDMA ( Code Division Multiple Access). Operator GSM di Indonesia adalah Satelindo, Telkomsel, Excelcom, IM3. Sedangkan operator CDMA di Indonesia adalah Telkom Flexy, Indosat StarOne, Bakrie Telko Esia dan Mobile -8 Fren. Pada 2G ini dilengkapi juga dengan teknologi 2.5G yaitu GPRS (General Paket Radio Service) yang melengkapi GSM dan EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution) sebagai perkembangan dari GSM. Ada yang mengganggap EDGE sebagai 2.75G karena kemampuannya lebih dari GPRS. Kedua servis ini memungkinkan pengiriman data lebih cepat dan besar sehingga memungkinkan ponsel mengakses data dari Internet. Pada saat ini telah dikembangkan teknologi terbaru dalam dunia seluler yaitu “Third Generation (3G)” yang mulai meramaikan dunia telepon seluler dengan teknologi Wideband--CDMA (W-CDMA), CDMA 2000 MC multi carrier dan UMTS (Universal Mobile Telecommunication R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 2 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Service). Aspek teknik yang diinginkan dari generasi ketiga ini adalah basis multimedia broadband service, Intelligent Network (IN) integration serta integrated high qulity audio dan data yang memungkinkan pengguna ponsel dapat berkomunikasi tidak hanya dengan suara tapi juga dengan menampilkan video. Ponsel 3G seperti laptop kecil karena mampu mengakomodasi aplikasi broadband seperti video conferencing, menerima transfer video streaming dari web, mengirim dan menerima fax, dan secara cepat download email dan attachmentnya. Jaringan ini terintegrasi dengan jaringan satelit sehingga komunikasi yang tidak terjangkau oleh komunikasi terestrial dapat dilayani. 1.3. Sistem Radio Panggil Pager adalah media penerima pesan yang portable yang bekerja berdasar prinsip kode signal radio pada frequency tertentu yang ditransmisikan melalui suatu provider . Pager dikenal juga dengan sebutan “beeper” sebenarnya sudah dikenal dan digunakan sejak tahun 1921 oleh kepolisian Detrot di Amerika untuk keperluan pemanggilan yang bersifat darurat . Sebutan istilah “pager” sendiri dikenal sejak tahun 1959 sejak Motorola membuat produk berupa alat penerima pesan yang kecil dan portable yang dibawa oleh pemiliknya. Booming pemakaian pager baru terjadi pada tahun 1980-an, sementara di Indonesia penggunaannya baru dikenal pada awal tahun 1990-an. Gambar 1.1. Pager R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 3 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Pola penggunaan pager adalah berawal dari pengiriman pesan oleh seseorang melalui provider service pager yang ditujukan pada ID atau nomor pager tertentu. Pesan tadi dikirim oleh operator provider ke pesawat pager yang dituju. Ketika pesan diterima maka alarm atau tanda berbentuk “vibrating” akan berbunyi atau bergetar dan pesan dapat dibaca pada layar LCD yang terdapat dalam pesawat pager. Pesan yang disampaikan akan diterima oleh pesawat pager selama masih dalam jangkauan pemancar dari service provider yang bersangkutan. Sehingga ini menjadi kendala tersendiri bagi efektivitas penyampaian pesan melalui media ini karena pemancar service provider tergolong langka dan jarang. Kekurangan lainnya media ini mengandalkan pada keterbacaan karena pesan berupa kata-kata selain itu pesan yang disampaikan sangat terbatas dan tidak bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang kompleks . Yang paling utama kekurangn media ini adalah penerima pesan atau pemilik peswat pager tidak bisa langsung menyampaikan feedbacknya. Namun bagi pengirim pesan ia tidak harus memiliki pesawat pager untuk mengirim pesan. Kelebihan lainnya media ini relatif lebih murah dan cepat dalam penyampaian pesannya. 1.4. Telepon bergerak Telepon genggam seringnya disebut handphone (HP) atau disebut juga telepon seluler (ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line konvensional, namun dapat dibawa kemana-mana (portable, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless). Sistem handphone terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak handphone hanya benda keras saja. Demikian juga perangkat lunak, tanpa perangkat kerasnya hanya merupakan kode-kode komputer saja. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 4 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Ponsel merupakan gabungan dari Teknologi Radio yang dikawinkan dengan Teknologi Komunikasi Telepon. Telepon pertama kali diciptakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Sedangkan komunikasi nirkabel ditemukan oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 dan diperkenalkan oleh Guglielmo Marconi. Akar dari perkembangan digital wireless dan seluler dimulai sejak 1940 saat teknologi telepon mobil secara komersial diperkenalkan. Apabila dibandingkan dengan perkembangan sekarang yang begitu pesat, sebenarnya teknologi ini mengalami hambatan dalam perkembangannya kurang lebih selama 60 tahun. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang murah seperti transistor atau semikonduktor belum dikembangkan dengan baik. 1.5. Sistem Telepon Nirkabel Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel. Wireless technology dapat dimanfaatkan untuk komunikasi, dan pengontrolan misalnya. Untuk komunikasi, dikenal wireless communication yaitu transfer informasi, berupa apapun, secara jarak jauh tanpa penggunakan kabel misalnya ponsel, jaringan komputer nirkabel dan satelit. Pengontrolan secara jarak jauh tanpa kabel adalah salah satu contoh teknologi nirkabel. Misalnya penggunaan remote TV, mobil kontrol, dan remote untuk membuka pintu garasi mobil. Sebelum ada ponsel, dulu ada telpon radio di mobil. Pada sistem telpon radio, ada satu menara antena pusat per kota, dan sekitar 25 saluran tersedia pada menara tersebut. Antena pusat ini berarti telpon di mobil tersebut perlu transmitter yang kuat, dengan jangkauan 70 km dan saluran yang tersedia tidak cukup untuk banyak orang. Sedangkan komunikasi dengan ponsel dilakukan berdasarkan sistem selular. Sistem selular membagi daerah menjadi beberapa sel. Tiap sel berbentuk hexagon/segi 6 dan tiap 7 sel membentuk hexagon grid. Tiap sel dalam R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 5 Sistem Komunikasi Bergerak 1 satu grid harus mempunyai saluran frekuensi yang unik sehingga tidak ada saluran frekuensi yang diulang dalam 1 grid. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 6 Sistem Komunikasi Bergerak 1 BAB II PERKEMBANGAN SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1. Konsep Sistem Komunikasi Seluler Teknologi Komunikasi seluler diawali dengan berkembangnya teknologi komunikasi berbasis analog Sekitar tahun 1980 an dengan menggunakan teknik Frequency Division Multiple Access (FDMA). Analog Radio System menggunakan analog input seperti komunikasi suara. Banyak hal yang mendasari dikembangkannya jaringan komunikasi seluler, termasuk area layanan yang relatif terbatas sehingga kita sering tidak dapat berkomunikasi kapan dan di mana kita butuhkan. Sistem Komunikasi Seluler adalah sistem komunikasi yang memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut CELL / sel. Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan. Gambar 2.1. Konsep Seluler R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 7 Sistem Komunikasi Bergerak 1 2.2. Sistem Seluler Generasi Pertama (1G) a. Advanced Mobile Phone Service (AMPS) Advanced Mobile Phone Service (AMPS) adalah sistem selular analog asli dari Amerika Serikat. Hal ini masih digunakan secara luas dan pada 1997 beroperasi di lebih dari 72 negara. AMPS adalah teknologi mobile telephone generasi pertama yang menggunakan system analog FDMA (Freqwency Division Multiple Access). AMPS beroperasi pada frekwensi 800 MHz, 821 – 849 MHz untuk base station receiving dan 869 – 894 MHZ untuk base station transmitting. Karena masih menggunakan teknologi analog, AMPS memiliki beberapa kekurangan antara lain : Kapasitasnya masih terbatas, karena dalam system analog penggunaan suatu kanal akan dedicated untuk suatu subscriber. Maka pada saat subscriber itu tidak dalam keadaan berkomunikasi, kanal itu tidak dapat digunakan oleh subscriber lain. Feature yang ditawarkan masih terbatas pada suara. Keamanan, dimana system analog sangat gampang untuk disadap. AMPS pertama kali diuji coba di Chicago pada tahun 1978. Berikutnya pada tahun 1981 AMPS mulai digunakan di Jepang dan berkembang ke beberapa Negara Eropa dan Asia lainnya. Teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System) digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak yang menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi 800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dalam FDMA, user dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan dimana setiap user menggunakan kanal sebesar 30 KHz. Ini berarti tidak boleh ada dua user yang menggunakan kanal yang sama baik dalam satu sel maupun sel tetangganya. Oleh karena itu AMPS akan membutuhkan alokasi frekuensi yang besar. Saat itu kita sudah memakai R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 8 Sistem Komunikasi Bergerak 1 handphone tetapi masih dalam ukuran yang relatif besar dan baterai yang besar karena membutuhkan daya yang besar. b. Total Access Communication System (TACS) Total Access Communication System (TACS) merupakan system komunikasi 1G yang sangat mirip dengan sistem AMPS. Perbedaan yang utama adalah pada perubahan frekuensi saluran radio, bandwidth saluran radio, dan data signaling. TACS yang telah diperkenalkan ke U.K. pada tahun 1985. Setelah pengenalan di Inggris pada tahun 1985, lebih dari 25 negara yang ditawarkan TACS. Pengenalan sistem TACS yang sangat sukses dan sistem diperluas dengan menambahkan saluran melalui apa yang disebut dengan Extended TACS (ETACS). Sistem TACS yang telah disebarkan di saluran radio 25 kHz, dibandingkan dengan saluran 30 kHz yang digunakan dalam AMPS. Radio bandwidth sempit ini mengurangi kecepatan data dari saluran signaling. c. Nordic Mobile Telephone (NMT) Ada dua sistem Nordic Mobile Telephone (NMT) : NMT 450 yang rendah kapasitas sistemnya, dan NMT 900 yang tinggi kapasitas sistemnya. Sistem Nordic Mobile Telepon (NMT) dikembangkan oleh administrasi telekomunikasi dari Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark untuk membuat telepon selular yang kompatibel dengan sistem di negara-negara. Nordik. Komersial pertama sistem selular NMT 450 yang tersedia pada akhir 1981. Sehubungan dengan cepatnya keberhasilan awal sistem NMT 450 dan keterbatasan kapasitas yang asli, versi sistem NMT 900 diperkenalkan pada tahun 1986. Sekarang terdapat lebih dari 40 negara yang memiliki layanan NMT. Sistem NMT 450 yang menggunakan frekuensi rendah (450 MHz) dan lebih tinggi tingkat daya pancar maksimum yang memungkinkan cell yang lebih besar cakupan wilayah sementara R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. sistem NMT 900 9 Sistem Komunikasi Bergerak 1 menggunakan frekuensi yang lebih tinggi (sekitar 900 MHz yang sama band yang digunakan untuk TACS dan GSM) dan sebuah pemancar rendah maksimum yang akan meningkatkan kapasitas daya sistem. Sistem NMT 450 dan NMT 900 dapat saling mengisi yang memungkinkan mereka untuk menggunakan pusat yang sama untuk berpindah. Hal ini memungkinkan beberapa operator selular NMT untuk menawarkan layanan dengan sistem NMT 450 dan berkembang sampai sistem NMT 900 bila dibutuhkan. d. Narrowband AMPS (NAMPS) Narrowband Advanced Mobile Phone Service (NAMPS) adalah sistem selular analog yang diperkenalkan oleh Motorola komersial pada akhir tahun 1991 dan telah digunakan di seluruh dunia. Seperti pada AMPS, teknologi analog NAMPS menggunakan radio FM untuk transmisi suara. Fitur yang membedakan NAMPS adalah penggunaan bandwidth yang “sempit” 10 kHz untuk saluran radio, sepertiga dari ukuran saluran AMPS. Karena beberapa saluran radio sempit dapat diinstal di masingmasing sel, sistem NAMPS dapat melayani pelanggan lebih dari sistem baru AMPS tanpa menambahkan sel. e. Mats-E Mats-E yang digunakan dalam sistem Perancis dan Kuwait. Mats-E menggabungkan banyak fitur yang digunakan dalam berbagai sistem selular. Mats-E menggunakan standar Eropa telepon selular didalam frekuensinya. (http://im-jabar.blogspot.com/2011/07/evolusi-seluler-telekomunikasi.html) R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 10 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Tabel 2.1. Perbandingan Jangkauan untuk daerah metropolitan (Urban Commercial Business District / CBD) Tinggi Antena AMPS TACS NMT 900 NMT 450 30 m 1,5 km 1,4 km 1,0 km 5,4 km 50 m 1,8 km 1,7 km 1,3 km 6,8 km 70 m 2,2 km 1,9 km 1,4 km 9,5 km 100 m 2,6 km 2,4 km 1,6 km 11,0 km 150 m 3,1 km 2,6 km 1,8 km 14,5 km 200 m 3,6 km 3,2 km 2,2 km 17,6 km Tabel 2.2. Perbandingan jangkauan untuk Kota kecil (suburban) Tinggi Antena AMPS TACS NMT 900 NMT 450 30 m 4,0 km 1,4 km 1,0 km 5,4 km 50 m 5,0 km 1,7 km 1,3 km 6,8 km 70 m 6,0 km 1,9 km 1,4 km 9,5 km 100 m 8,0 km 2,4 km 1,6 km 11,0 km 150 m 9,0 km 2,6 km 1,8 km 14,5 km 200 m 11,3 km 3,2 km 2,2 km 17,6 km Tabel 2.3. Perbandingan jangkauan untuk daerah pedesaan (rural) Tinggi Antena AMPS TACS NMT 900 NMT 450 30 m 5,8 km 5,0 km 3,5 km 20,0 km 50 m 7,0 km 6,0 km 4,3 km 24,8 km 70 m 8,5 km 7,5 km 5,4 km 28,6 km 100 m 11,2 km 9,4 km 6,3 km 34,5 km 150 m 14,0 km 13,0 km 7,9 km 40,0 km 200 m 17,5 km 16,0 km 9,0 km 44,7 km Tabel 2.4. Perbandingan berdasarkan kapasitas AMPS TACS NMT-900 NMT-450 7 7 7 7 Kanal Kontrol 21 21 0 0 Kanal Suara / cell 624 958 1999 180 Erlang / cell 83,993 132,6 286,97 25,7 Total Trafik 587,9 956,2 2008,8 139,895 Spasi Kanal 30 25 25 (12,5) 25 Total Kanal 666 1000 1999 180 Cluster (Gugus / tandan) R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 11 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Bandwidth (MHz) 19,98 25 24,9 4,5 Erlang / MHz 29,42 38,25 80,7 31,1 Catatan : Dengan penambahan frekuensi spektrum baru, kanal untuk AMPS menjadi 1232 Tabel 2.5. Efisiensi spektrum pada URBAN CBD Urban CBD AMPS TACS NMT-900 NMT-450 Efisiensi Spektrum 1,87 2,79 11,53 0,15 19.836 31.873 66.959 4.663 (Erl/MHz/km2) Total Pelangga Tabel 2.6. Efisiensi spektrum pada Suburban Urban CBD AMPS TACS NMT-900 NMT-450 Efisiensi Spektrum 0,26 0,37 1,58 0,04 23.516 38.248 80.351 5.595 (Erl/MHz/km2) Total Pelangga Tabel 2.7. Efisiensi spektrum pada daerah Rural Urban CBD AMPS TACS NMT-900 NMT-450 Efisiensi Spektrum 0,12 0,22 0,94 0,01 23.516 38.248 80.351 5.595 (Erl/MHz/km2) Total Pelangga Kwalitas Transmisi Frekuensi band : NMT-450 AMPS TACS NMT-900 : 463-467,5 MHz untuk BS : 453-457,5 MHz untuk MS : 870-890 MHz untuk BS : 825-845 MHz untuk MS : 935-960 MHz untuk BS : 890-915 MHz untuk MS : 935-960 MHz untuk BS : 890-915 MHz untuk MS R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 12 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Kapasitas Trafik : NMT-450 : 180 Kanal AMPS : 666 kanal, dibagi dalam dua band (band A dan band B) dengan 21 kanal kontrol untuk setiap band . TACS : 1000 kanal, dibagi dalam 2 band dengan 21 kanal kontrol untuk setiap band. NMT-900 : 1999 kanal Kualitas suara : AMPS : deviasi frekuensi sebesar 12 kHz TACS : deviasi frekuensi sebesar 9,5 kHz NMT-450/900 : deviasi frekuensi sebesar 4,7 kHz Untuk mendapatkan S/N yang sama pada sistem radio seluler analog (FM) mempunyai faktor perbaikan 13,8 dB (AMPS), 11,8 dB (TACS) dan 5,6 dB (NMT-450/900). Untuk mencapai kualitas yang sama NMT-450 / 900 memerlukan penambahan 8 dB dan TACS sebesar 2 dB. 2.3. Sistem Seluler Generasi kedua (2G) : Digital Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan akan kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan teknologi digital. Generasi ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division Multiple Access ( CDMA) dalam teknik komunikasinya. Pada awal tahun 90-an untuk pertama kalinya muncul teknologi jaringan seluler digital. yang hampir bisa dipastikan memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknologi jaringan analog (1G) seperti suara lebih jernih, keamanan lebih terjaga dan kapaistas yg lebih besar. Generasi kedua ini meliputi GSM (Global System for Mobile Communication), DCS 1800 (Digital Communication System at 1800 MHz), PDC (Personal Digital Celluler), DAMPS (Digital AMPS) dan CDMA. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 13 Sistem Komunikasi Bergerak 1 GSM muncul terlebih dahulu di Eropa sementara Amerika mengandalkan D- AMPS dan Quallcomm CDMA pertama mereka. kedua sistem ini (GSM dan CDMA) mewakili generasi ke dua (2G) dari teknlogi jaringan nirkabel. Generasi kedua memiliki memiliki fitur CSD sehingga transfer data lebih cepat dengan kecepatan sekitar 14.4 kbps. Pada generasi 2G ini pemilik juga dapat mengirimkan pesan teks melaui handphone sehingga tidak memerlukan pager lagi. Akan tetapi Fitur CSD ini membuat Tagihan bualanan membengkak karena jika ingin terhubung ke internet harus menggunakan dial up yang dihitung permenit. Tabel 2.8. Perbandingan Teknologi Generasi Kedua Specification GSM PDC DAMPS 900 800 800 TDMA TDMA TDMA 200 25 30 Transmission Bit Rate (kbps) 270,83 42 48,6 Modulation GMSK QPSK QPSK 25 16 25 Frequency Band (MHz) Access Methode Carrier (kHz) Spectrum (MHz) 2.5G GPRS (The General Packet Radio Service) – 2.5G – adalah terobosan terbaru di generasi ke dua ini, lahir pada tahu 1997 GPRS dengan sigap menggantikan CSD yang boros. Dengan GPRS bisa dipastikan bahwa pengguna akan “Always on”. Pengguna dapat terhubung ke internet dimana saja dan kapan saja. Secara teori kecepatan GPRS mampu mencapai 115 kbps walau kenyataan kini berkata lain. GPRS juga membuat pengguna lebih hemat karena hitungannya menjadi per kilobyte bukan lagi permenit seperti CSD. Fasilitas yang diberikan oleh GPRS antara lain e-mail, mms, browsing, dan internet. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 14 Sistem Komunikasi Bergerak 1 2.75 G Antara tahun 2001 sampai 2003, EVDO Rev 0 pada CDMA2000 dan UMTS pada GSM pertama yang merupakan cikal bakal dari 3G mulai diperkenalkan. Tapi ini bukan berarti GPRS telah mati. Justru saat muncul EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) ini diharapkan akan menjadi pengganti GPRS yang baik, karena tidak perlu mengupgrade hardware secara ekstrem dan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya. Dengan EDGE pengguna sudah dapat merasakan kecepatan dua kali lebih cepat daripada GPRS akan tetapi tetap saja masih kurang cepat dari 3G. EDGE (Enhanced Data for Global Evolution) : teknologi perkembangan dari GSM, rata- rata memiliki kecepatan 3kali dari kecepatan GPRS. Kecepatan akses EDGE secara teori sekitar 384kbps. Fasilitas yang disediakan EDGE sama seperti GPRS. Beberapa sumber menyebutkan bahwa EDGE ini termasuk ke dalam 2.75 G, sehingga ia adalah peralihan dari 2G ke 3G. (http://blog.um.ac.id/anakibuku/sistem-telekomunikasi/pengertian-1g-4ggsm-amps-cdma-dan-wimax/) 2.4. Sistem Seluler Generasi Ketiga (3G) UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) adalah perkembangan lebih lanjut dari EDGE. UMTS sering disebut generasi ke tiga (3G). Selain menyediakan fasilitas akses internet (e-mail, mms, dan browsing). Memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat memilih program musik, video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani video conference dan video streaming lainnya. ITU (Intenational Telecomunication Union) mendefisikan 3G (Third Generation) sebagai teknologi yang dapat unjuk kerja sebagai berikut : R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 15 Sistem Komunikasi Bergerak 1 1. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam. 2. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan kaki. 3. Mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam (stasioner). Gambar 2.2. Evolusi 3G 3.5G HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) merupakan perkembangan akses data selanjutnya dari 3G. HSDPA sering disebut dengan generasi 3.5 (3.5G) karena HSDPA masih berjalan pada platform 3G. Secara teori kecepatan akses data HSDPA sama seperti 480kbps, tapi pastinya HSDPA lebih cepat. Setelah beberapa tahun, CDMA 2000 mengupgrade teknologi jaringan evdo mereka. menjadi EVDO rev A. teknologi ini memiliki kecepatan 10 kali lebih cepat dari evdo rev 0. Juga UMTS yang R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 16 Sistem Komunikasi Bergerak 1 menguprade teknologi mereka ke HSDPA dan HSUPA. inilah yang dinamakan 3.5G. (http://blog.um.ac.id/anakibuku/sistem-telekomunikasi/pengertian-1g-4ggsm-amps-cdma-dan-wimax/) 2.5. Sistem Seluler Generasi Keempat (4G) 4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourthgeneration technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah “3G and beyond”. 4G yang digadang gadang 500 kali lebih cepat daripada CDMA2000 dapat memberikan kecepatan hingga 1Gbps jika anda di rumah atau 100Mbps ketika bepergian. Dapat dibayangkan betapa cepatnya akses data yang kita dapatkan, dapat dipastikan bahwa teknologi komunikasi generasi keempat ini semakin memperkecil dunia. Selain itu ini adalah salahsatu solusi yang paling efektif untuk jaringan internet dipedasaan karena lebih baik menanam 1 menara 4G untuk ber mil-mil jauhnya, daripada dengan menyelimuti sawah-sawah dengan kabel fiber optik. Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi penuh. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephon yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 17 Sistem Komunikasi Bergerak 1 (http://blog.um.ac.id/anakibuku/sistem-telekomunikasi/pengertian-1g-4ggsm-amps-cdma-dan-wimax/) Perkembangan teknologi nirkabel dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Generasi pertama : hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System). 2. Generasi kedua : dijadikan standar komersial dengan format digital, kecepatan rendah – menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT. Antara generasi kedua dan generasi ketiga, sering disisipkan Generasi 2,5 yaitu digital, kecepatan menengah (hingga 150 Kbps). Teknologi yang masuk kategori 2,5 G adalah layanan berbasis data seperti GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhance Data rate for GSM Evolution) pada domain GSM dan PDN (Packet Data Network) pada domain CDMA. 3. Generasi ketiga : digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi (high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband). Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO. 4. Generasi keempat: 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G dimana kecepatan transfer datanya dipastikan lebih cepat dibanding 3G. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 18 Sistem Komunikasi Bergerak 1 BAB III SISTEM GSM 3.1. Riwayat Sistem GSM GSM merupakan teknologi seluler generasi kedua yang menggunakan modulasi digital, menyediakan kapasitas lebih besar, kualitas suara serta sekuritas yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknologi seluler generasi pertama. GSM menggunakan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) sebagai interfacenya. Pada teknologi ini suatu pita dengan frekuensi tertentu yang lebih lebar dibagi-bagikedalam beberapa time slot. Hal ini berarti bahwa beberapa panggilan dapat menggunakan kanal frekuensi yang sama, tetapi pada suatu slot waktu yang berbeda. Ada sekitar 250 system GSM yang beroperasi di hampir 105 negara. Di Amerika utara, standar digital yang berbeda dikembangkan dan dikenal dengan DAMPS (IS-136). DAMPS ini merupakan evolusi dari standar AMPS band yang banyak digunakan di Amerika, Asia Pasifik dan beberapa area di Eropa Timur. Di Jepang, standar digital yang dikembangkan adalah PDC. Ketiga standar inilah yang banyak dikembangkan dan mendominasi pasar sekarang ini. Meskipun ketiga standar ini menggunakan Air Interface yang sama yaitu TDMA, namun ketiga standar teknologi ini tidaklah kompatible. Pelanggan GSm misalnya, dia hanya mampu melakukan panggilan bila berada pada satu daerah dimana terdapat jaringan GSM. Jika pada suatu saat si pelanggan tadi berada pada suatu daerah di mana tidak terdapat jaringan GSM melainkan jaringan DAMPS, maka si pelanggan tadi tidak dapat melakukan panggilan. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 19 Sistem Komunikasi Bergerak 1 3.2. Arsitektur Sistem GSM Pembagian jaringan GSM dapat dibedakan atas tiga subsistem yaitu: BSS (Base Station Subsystem) NSS (Network and Switching Subsystem) OOS (Operation Subsystem atau Operation and maintenance Subsystem) 3.2.1. RSS (Radio Subsystem) RSS merupakan bagian system yang berinteraksi erat dengan penanganan sumber daya radio, dalam hal ini BSS dan MS. BSS mewakili unit fungsi dari peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung6k suatu sel. Unit ini terdiri dari 3 entitas fungsional yaitu BSC (base Station Controller) sebagai unit kontrol, BTS (base Tranceiver Station) sebagai unit transmisi dan TCE (Transcoding Equipment) sebagai unit pengadafdasptasian metode pengkodean suara yang berbeda dalam jaringan GSM dan jaringan tetap (Fixed network). Antarmuka antara BTS dan MS disebut sebagai UM interface (Radio Interface). Sedangkan antara BTS dan BSC didefinisikan antarmuka yang disebut abis interface. Untuk menjaga konsistensi kinerja, setiap BSC dihubungkan dengan unit kontrol system OOS. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 20 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Gambar 3.1. Arsitektur GSM Tabel 3.1. Spesifikasi Radio GSM 900 dan GSM 1800 a. BSC (Base Station Controller) Dalam terminologi GSM, suatu BSS adalah gabungan sebuah BSC dan semua BTS yang dikontrolnya. BSC berfungsi untuk memonitor dan mengontrol sejumlah BTS. Jadi semua pengaturan kanal pada radio interface (pengalokasian dan pelepasan kanal) dan mekanisme hand offer dilakukan secara remote oleh BSC. Dengan adanya proses ini maka BSC dapat mengendalikan kinerja transmisi setiap BTS dan jika perlu dapat memerintahkan handoffer ke sel BTS yang lain yang masih dalam wilayah BSC yang bersangkutan b. BTS (Base Tranceiver Station) BTS terdiri dari perlengkapan radio yang diperlukan untuk mendukung sebuah sel. Tugas dari BTS adalah menjaga dan memonitor hubungan dengan MS. Lebih khusus lagi menghubungkan dengan transmisi penerimaan radiointerface dan beberapa fungsi tambahan. BTS juga sering disebut kepanjangan tangan BSC. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 21 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Gambar 3.3. BTS c. TCE (Transcoding Equipment) Dengan adanya TCE maka frekuensi radio dapat digunakan secara lebih efektif. Dalam jaringan GSM, suara ditransmisikan hanya 16 kbps (13 kbps informasi suara dan 3 kbps informasi kontrol), sedangkan pada jaringan tetap (ISDN) biasanya digunakan standar transmisi 64 kbps (PCM 8 bit). Tugas dari TCE antara lain adaptasi bit rate antara BSC dan MSC, hubungan informasi kontrol dan adaptasi rate untuk transmisi data melalui telepon mobile. Beberapa literatur menyebutnya sebagai TRAU (Transcoder Rate Adaptasion Unit) dan dalam arsitektur kanonik GSM diklarifikasikan sebagai bagian dari BTS. d. MS (Mobile Station) Pada umumnya ada 3 jenis MS untuk sistem komunikasi bergerak. Pertama adalah pesawat yang terhubung dengan kendaraan (vehicle mountered). Kedua pesawat portable dan yang terakhir pesawat genggam (handheld). Secara arsitektur, MS terdiri dari bagian yang menangani R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 22 Sistem Komunikasi Bergerak 1 radio, bagian pemrosesan data dan antarmuka dengan pengguna atau ke terminal yang lain. Dua bagian yang pertama berfungsi untuk mengakses dan berinteraksi dengan jaringan melalui radio interface. Sedangkan yang terakhir berkaitan dengan interaksi dengan pengguna.bila dilakukan pembagian secara fungsional, MS terdiri dari : Terminal pendukung : merepresentasikan fungsi khusus tanpa fungsi spesifik GSM Terminal Mobile : merepresentasikan semua fungsi yang berhubungan dengan transmisi pada radio interface Terminal adapter : yang bertindak sebagai gateaway antara terminal dan terminasi mobile. 3.2.2. NSS (Network and Switching Subsystem) NSS terdiri dari fungsi yang diperlukan untuk menangani perintaperintah penyediaan hubungan, proses dan pelepasannya kembali (fungsi switching atau penyambungan) serta mekanisme pemrosesan basis data yang mendukungnya. Fungsi ini antara lain fungsi khusus yang berhubungan dengan mobilitas pelanggan (misalnya paging : memanggil MS selama datangnya panggilan atau call set up), pengalokasian kanal radio yang dilakukan pleh BSC ke masing-masing MS selama panggilan berlangsung, menentukan area location MS, menentukan MSRN (Mobile Station Roaming Number), pengaturan pensinyalan dengan entitas yang lain (misalnya BSS) handover (interaksi MSC atau intra MSC), validasi dan scurity, serta pengaturan komunikasi antara pelanggan GSM dengan pelanggan jaringan telekomunikasi lain. a. MSC (Mobile Switching Center) MSC pada intinya adalah suatu peralatan switching, ekivalen dengan central digital (ISDN) ditambah dengan pengaturan mobilitas pelanggan. Fungsi utamanya adalah untuk koordinasi panggilan datang dari atau ke pelanggan GSM termasuk fungsi call routing dan call control. Lebih R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 23 Sistem Komunikasi Bergerak 1 spesifik fungsi ini bertanggung jawab atas pengalokasian dan pelepasan kanal radio melalui BSC beserta mekanisme location updaring, handover dari satu sel ke sel yang lainnya serta interkoneksidengan jaringan lain (ISDN/PSTN) b. HLR (Home Location Register) HLR adalah tempat penyimpanan dan administrasi pelanggan yang diperlukan untuk menyediakan servise (ekivalen dengan sentral lokal pada jaringan tetap). Fungsi dasarnya adalah untuk menyediakan referensi lokasi MS pada wilayah GSM. Ketika pelanggan harus dicari (call set up), HLR akan diinterogasi untuk memberikan informasi yang relevan. Jumlah HLR tergantung pada jumlah pelanggan dan features spesial jaringan. Setiap aksi administrasi dan aksi teknis yang dilakukan oleh administrator jaringan, disimpan dalam register ini. Jadi pada umumnya ada 2 tipe informasi dalam HLR : Data yang menerangkan kondisi kontrak dengan pelanggan Data yang berisi informasi untuk meneruskan panggilan datang ke MSC untuk pelanggan yang dipanggil. HLR juga terdiri dari 3 identitas khusus (bagian informasi) yang penting bagi system : IMSI (International Mobile Subscriber Identity) MSISDN (Mobile Station ISDN Number) adalah nomor panggil ekivalen ISDN bagi pelanggan mobile Alamat VLR di mana data pelanggan didaftarkan c. EIR (Equipment Identity Register) Setiap pesawat GSM mempunyai nomor identitas yang dilakukan secara perangkat keras (IMEI). Dalam mengakses jaringan, pesawat akan mengirim pesan permintaan akses disertai dengan nomor pesawat yang bersangkutan. Jaringan akan memberikan nomor ini bila nomor pesawat tersebut tidak terdaftar dalam EIR. Maka akses ke jaringan akan dapat R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 24 Sistem Komunikasi Bergerak 1 dilakukan. Jadi sebagaimana dua register sebelumnya, EIR berfungsi untuk merekam identitas, tapi informasi yang terdapat dalam EIR adalah khusus untuk validasi akses ke jaringan. Bila nomor pesawat tersebut sebelumnya telah dilaporkan hilang, maka nomor ini akan disimpan dalam EIR dan sebagai konsekuensinya semua permintaan akses ke jaringandari pesawat tersebut akan ditolak d. AUC (Authentication Center) AUC memproteksi sistem GSM terhadap penggunaan ilegal (bukan oleh pelanggan). AUC juga memproteksi sistem terhadap penyalahgunaan data pelanggan GSM. AUC terdiri dari suatu Bank data unit kontrol dan monitor (untuk pemeriksaan hak akses lain) dan perangkat keras khusus untuk menjalankan algoritma enkripsi. 3.2.3. OOS (operation and Maintenance subsystem) Bagian ini bertanggung jawab terhadap system operation dan maintenance system GSM. OOS adalah unit fungsi yang bertanggung jawab untuk memonitor dan mengkontrol system (totalitas semua elemen jaringan) dan mengkombinasikan semua fungsi yang diperlukan untuk menjaga konsistensi fungsional sistem secara global. Termasuk fungsi ini antara lain : a. Fungsi yang berhubungan dengan administrasi pelanggan Administrasi pelanggan dan hubungan Registrasi pembayaran Registrasi data untuk kepentingan statistik b. Fungsi yang berhubungan dengan security Memeriksa identitas pelanggan dalam AUC Melakukan pengkodean data Memeriksa identitas pesawat dalam EIR R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 25 Sistem Komunikasi Bergerak 1 c. Fungsi operasi, berupa semua aktifitas teknis dan administratif yang diperlukan karena kondisi eksternal yang dimodifikasi misalnya pengenalan layanan-layanan baru bsebagai reaksi kebutuhan baru. d. Fungsi pemeliharaan, berupa semua aktifitas teknis atau administrative yang diperlukan untuk menjalankan fungsi sistem atau mengembalikan dan memperbaikinya secepat mungkin setelah terjadi kegagalan. 3.3. Jenis Kanal pada GSM Kanal-kanal pada system GSM terdiri dari : a. Kanal Radio (Radio Channel) yang ditentukan berdasarkan frekuensi yang digunakan. Pada kenyataannya, sistem GSM dapat diimplementasikan di beberapa band frekuensi, tetapi hanya ada beberapa band frekuensi yang terdapat pada terminal GSM. Terlebih, terminal-terminal GSM mungkin tidak sesuai dengan satu atau lebih band frekuensi GSM yang ada untuk melengkapi roaming dalam pemakaian global. Kanal frekuensi terdiri atas 8 time slot. 1 time slot dari TDMA frame mengacu pada 1 kanal frekuensi, sehingga pada sistem GSM terdapat 8 kanal tiap carrier, yaitu kanal 0-7. Lebar masing-masing kanal sebesar 200 KHz, sehingga untuk keseluruhan sistem GSM yang memiliki spektrum sebesar 25 MHz terdapat 1000 kanal untuk arah uplink dan downlink. Dua band frekuensi, masing-masing 25 MHz, telah dialokasikan oleh ETSI untuk sistem GSM : 890 - 915 MHz untuk uplink (MS to BS) 935 - 960 MHz untuk downlink (BS to MS) R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 26 Sistem Komunikasi Bergerak 1 45 MHz Spacing Creates Duplex Piring 0 1 2 3 123 124 0 UPLINK 890 MHz 1 2 3 915 935 MHz MHz 123 124 DOWNLINK 960 MHz Channel 0 not used. Acts as guardband Gambar 3.4. Spectrum Band for Primary GSM b. Kanal fisik (physical Channel) dan Kanal Logic (Logical Channel) GSM memiliki 2 tipe kanal yaitu Kanal Trafik (Traffic Channels) yang digunakan untuk menyampaikan informasi data dan percakapan. Kanal Kontrol (Control Channels) digunakan untuk pesan-pesan manajemen jaringan dan tugas-tugas pemeliharaan kanal. Gambar 3.5. Kanal Fisik dan Kanal Logic R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 27 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Tiap-tiap kanal fisik mendukung sejumlah kanal logic yang digunakan untuk pensinyalan dan lalu lintas pelanggan. Berikut adalah tipe-tipe kanal logic yang disupport oleh kanal fisik : Speech Traffic Channels (TCH) Full-rate TCH (TCH/F) Half-rate TCH (TCH/H) Broadcast Channels (BCH) Frequency Correction Channels (FCCH) Synchronization Channel (SCH) Broadcast Control Channel (BCCH) Common Control Channels (CCCH) Paging Channel (PCH) Random Access Channel (RACH) Access Grant Channel (AGCH) Cell Broadcast Channels (CBCH) CBCH menggunakan kanal fisik yang sama seperti DCCH Dedicated Control Channels (DCCH) Slow Associated Control Channel (SACCH) Stand-alone Dedicated Control Channel (SDCCH) Fast Associated Control Channel (FACCH) 3.4. Interaksi Antar Elemen Dalam Penanganan Sistem Setelah menyinggung elemen-elemen pembentuk sistem GSM, sekarang saatnya untuk memformulasikan interaksi yang terjadi antar entitas tersebut. Karena setiap entitas hanya melakukan sebagian tugas R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 28 Sistem Komunikasi Bergerak 1 tertentu yang spesifik, maka dalam menyediakan sebuah layanan diperlukan kerja sama sinergis antar bagian-bagian sistem GSM. Entitas-entitas akan bekerjasama selama penyediaan, pengaturan maupun pelepasan panggilan. Termasuk proses essensial di dalamnya adalah pendaftaran (registrasi) lokasi dan routing panggilan. Proses tersebut termasuk dalam manajemen jaringan ditambah dengan eksekusi fungsi pendeteksi untuk memastikan operasional secara keseluruhan. Registrasi lokasi menjadi persyaratan dasar agar setiap panggilan dapat mencapai pelanggan yang ber-roaming. Untuk kepentingan kontrol, wilayah cakupan geografis jaringan nasional dibagi ke dalam sejumlah location area. Informasi kontrol dan identitas bagi setiap location area diberikan melalui BCCH (Broadcast Control Channel). MS yang telah diaktifkan akan terus memonitor informasi dalam BCCH dan segera melakukan permintaan location updating jika terjadi perubahan identitas location area yang diterima. Dengan demikian keakuratan informasi status MS dapat dijaga. Ketika MS memasuki location area yang dilayani oleh VLR yang berbeda, prosedur location updating dieksekusi melalui jaringan. Ada 2 metode yang digunakan dalam GSM : a. VLR segera melakukan assosiasi MSRN dengan IMSI. Kemudian keduanya dikirimkan ke HLR melalui prosedur MAP (Mobile Application Part) sehingga pada akhir prosedur ini HLR berisi directoru number (DN) yang unik untuk pelanggan mobile berikut dengan I MSI dan MSRN sekarang. b. Sebagai ganti MSRN pada cara pertama tadi, digunakan identitas (alamat) VLR / MSC. MSRN merupakan nomor ISDN / PSTN normal dan unik yang diperlukan sedemikian sehingga panggilan bisa di route kan melalui jaringan tetap ke pelanggan jaringan GSM roaming. Dalam PLMN, panggilan lalu di-route-kan ke HLR dimana pelanggan yang dipanggil tersebut terdaftar. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 29 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Pada alternatif pertama di atas, MSRN sudah tersedia pada HLR dan setelah mencapai MSC yang sesuai, MS di-paging dengan mentransmisikan IMSI yang bersangkutan. Sedangkan pada alternatif kedua, HLR hanya menunjukkan sebuah MSC tersebut. VLR kemudian mengasosiasikan sebuah MSRN. MSRN ini digunakan untuk mengarahkan panggilan ke MS yang be-roaming ini. Interaksi antara BTS-MS, menyangkut penanganan sumber daya radio. Fungsi dari fisikal direalisasikan melaui kanal-kanal logic yang disubdivisi-kan ke dalam kanal trafik dan kanal signaling. Kanal trafik melayani transmisi data atau suara digital pelanggan. Transmisi suara tergantung dari metode pengkodean yang digunakan dan kapasitas jaringan yang digunakan, bisa dalam full-rate traffic channel dengan 13 kbps atau dalam half-rate traffic channel 6,5 kbps, dan beberapa kanal dengan kecepatan 9,6 kbps dan 2,4 kbps digunakan untuk transmisi data. Kanal-kanal signaling digunakan untuk mengontrol dan memonitor hubungan dan untuk mentransmisikan informasi signaling. Interaksi antara PLMN dengan jaringan lain, khususnya jaringan tetap baik ISDN / PSTN ditangani dengan baik karena tersedianya standard pensinyalan, baik melalui MAP, ISUP (ISDN User Part) atau TUP (Telephone User Part). Sedangkan semua transaksi yang menyangkut pengaturan mobilitas dan kontrol panggilan (call control) berlangsung secara transparan antar entitas MS dan MSC / VLR / HLR. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 30 Sistem Komunikasi Bergerak 1 BAB IV PARAMETER DASAR SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK (FREKUENSI RE-USE, HAND OFF, INTERFERENSI, TINGKAT LAYANAN, TEKNIK PENYEKTORAN DAN KAPASITAS SISTEM) 4.1. Frekuensi Re-Use Frekuensi re-use adalah pengulangan penggunaan sebuah frekuensi yang sama pada area yang berbeda di luar jangkauan interferensinya. Frekuensi re-use digunakan karena keterbatasan alokasi spektrum frekuensi pada komunikasi radio seluler. Semakin luas area pelayanan dan pelanggan maka semakin lebar pula alokasi frekuensi yang dibutuhkan. Gambar 4.1. Frekuensi Re-use 4.2. Hand Off / Handover (HO) Hand off merupakan suatu perpinddahan frekuensi operasi dari tranceiver pada MS tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur tangan dari pemakai. Atau proses transfer otomatis transaksi yang sedang berjalan dari sebuah sel ke sel yang lain, sehingga dapat mereduksi efek negatif yang timbul dengan adanya mobilitas pelanggan. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated node (Persiapan handover) an alat untuk men-switch R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 31 Sistem Komunikasi Bergerak 1 komunikasi yang sedang berlangsg dari satu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain. Idealnya mekanisme ini tidak perlu diketahui oleh pelanggan atau paling sedikit gangguan yang ditimbulkannya seminimal mungkin. Gambar 4.1. Handover Ada beberapa macam tipe handover : Intra cell handover, perpindahan informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain pada cell yang sama. Dilakukan karena terjadi gangguan interferensi atau operasi pemeliharaan. Intra-BSC handover, yaitu handover yang dikontrol oleh BSC. BTS yang lama dan baru sama-sama di bawah kendali sebuah BSC. R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 32 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Handover ditangani seluruhnya oleh BSC. MSC menerima informasi lokasi cell baru yang digunakan MS dari BSC. Intra-MSC handover (handover yang terjadi dalam sebuah MSC). BTS lama yang baru berada di bawah sebuah MSC tapi dikendalikan oleh BSC yang berbeda. Inter-MSC handover (handover antara 2 MSC). BTS lama dan baru berada pada MSC area yang berbeda. Gambar 4.3. Tipe Handover Mekanisme prinsip yang trjadi pada proses handover (khususnya intra MSC dan inter MSC handover) adalah sebagai berikut : Permintaan untuk handover, hasil pengukuran yang dikirim dan oleh MS dievaluasi dalam BSC. Ketika kelihatan sel lain mempunyai sinyal yang lebih kuat, BSC mengirim permintaan untuk handover ke MSC. Alokasi sumber daya,. Sebuah saluran untuk hubungan direservasikan ke sebuah sel yang nantinya akan mengambil dan menangani sel. Ketika terjadi intra-MSC handover, sel-sel tersebut berada pada MSC yang berbeda. Tidak menjadi masalah apakah itu intra atau inter MSC, kontrol dari keseluruhan proses pengambil alihan dilakukan oleh MSC yang menangani panggilan pertama kali (sehingga disebut anchor-MSC atau controlling-MSC) R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 33 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Realisasi handover. Setelah reservasi kanal trafik dalam sel yang baru, dua kanal dialokasikan untuk panggilan dalam kedua sel. MS menerima perintah untuk menggantikan ke kanal yang baru Kelengkapan eksekusi handover. Setelah pergantian kanal trafik yang tidak diperlukan lagi dilepaskan (sel yang sama). Untuk memperbaharui data dalam basis data pelanggan (HLR), prosedur location updating dilakukan setelah akhir panggilan. Prosedur ini perlu dan akan dilakukan jika panggilan dimulai dalam suatu location area dan berakhir di location area yang lain. Prosedur location updating diinisialisai oleh MS. Handover bisa terjadi untuk satu atau beberapa alasan. Misalnya karena distribusi traffik, aktivitas GSM, kegagalan peralatan. Pembagian ini juga bisa dilakukan berdasarkan bagian yang mengontrol handover, eksternal dan internal handovel. Eksternal handover dikontrol oleh MS asal (inter-BSS dan inter-MSC handover). Informasi pengukuran dilaporkan dari MS melalui kanal radio khusus dan diterima oleh BSS. Setelah dilakukan diproses pendahuluan, hasilnya dikirim ke MSC. Internal handover diinisiasi dan dilakukan dalam BSS tanpa referensi ke MSC asal (Controlling MSC). Di sini MSC hanya diinformasikan bahwa sebuah proses handover internal otomatis telah selesai dilakukan. Internal handover hanya terjadi antar sel pada BSS yang sama, BSS dengan multisel atau multi BTS. 4.3. Interferensi Interferensi pada sistem komunikasi bergerak dapat terjadi karena : Frekuensi pada cell site lainnya Frekuensi pada kanal dalam satu cell site Interferensi yang disebabkan oleh cell site tetangga karena penggunaan frekuensi re-use R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. dinamakan Interferensi Co-Channel. 34 Sistem Komunikasi Bergerak 1 Interferensi co-channel akan dipengaruhi oleh cell site di sekeliling cell no 1. Pada sekeliling cell no 1 terdapat 6 buah cell yang akan menginterferensi cell no 1. Interferensi yang disebabkan oleh kanal dalam satu cell dinamakan adjacent channel interferensi. Dalam satu cell terdapat beberapa kanal suara. Masing-masing kanal suara memiliki band frekuensi tertentu. Interferensi terjadi pada saat pemakaian bandwidth frekuensi melebihi band frekuensi yang telah ditentukan. Interferensi ini terjadi karena filter yang digunakan di penerima bukanlah filter ideal sehingga sebagian daya dari kanal lain dapat diterima / menginterferensi sinyal utama. Untuk mencegah atau mengurangi adjacent channel interferensi, dilakukan pengaturan alokasi kanal frekuensi pada satu cell site dengan cara pengaturan spasi kanal frekuensi. 4.4. Tingkat Layanan 4.5. Teknik Penyektoran / Sektorisasi Sektorisasi adalah pengarahan daya pancar antena BTS pada arah tertentu. Pengarahan antena bergantung pada kebutuhan. Sektorisasi dilakukan berdasarkan kepadatan trafik. Jika suatu daerah cakupan mempunyai trafik tinggi, maka pengarahan antena pada daerah tersebut lebih dominan. Dalam artian bahwa daya pancar pada pengarahan daerah tersebut lebih besar. Biasanya sektorisasi dibagi menjadi sektorisasi 60 o dan 120o. Untuk sektorisasi 60o maka pengarahan antena menuju 6 arah sedangkan untuk sektorisasi 120o maka, antena dapat diarahkan menjadi 3 arah. 4.6. Kapasitas Sistem R.A. Halimatussa’diyah, S.T., M.Kom. 35