ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telepon +62 271 637457 Email: [email protected]. Telp. 085643193101 Abstract: This research was motivated to know the sum of the cost, the income, profit, profitability and the efficiency level of rattan handycraft industry in the scale of UMKM at Gatak Subdistrict of Sukoharjo Regency. Basic method used was descriptive analysis. The method in determine the location of research was purposive, the area choosen was Gatak Subdistrict of Sukoharjo Regency. The sample of the village determination by using purposive sampling. The population in this research was all of the people belongs to the rattan handycraft industry which there in Gatak Subdistrict of Sukoharjo Regency which cosist of the sample taken was 30 respondent. The respondent determination of rattan handycraft industry in each village used simple sampling method. The result it of this research shown that the average of total cost rattan handycraft industry in Gatak Subdistrict of Sukoharjo Regency was Rp 90.658.727,11 per month. The average omset gotten by rattan industry was Rp 96.331.092,86 it means that the average profit gotten by industry of rattan was Rp 5.672.365,78 per month. Profitability of rattan industry in Gatak Subdistrict was 5,94%. Rattan industry in Gatak Subdistrict has efficiency value in amount of 1,06. Keywords: Rattan Handycraft, Cost, Income/omzet, Profit, Profitability, Business Efficiency. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan tingkat efisiensi industri kerajinan rotan skala UMKM di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode penentuan lokasi penelitian dengan sengaja (purposive), daerah yang dipilih adalah Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Penentuan sampel desa menggunakan metode purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku industri kerajinan rotan yang ada di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden. Penentuan responden industri kerajinan rotan pada masingmasing desa menggunakan metode simple random sampling (sampel acak sederhana). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya total rata-rata industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar Rp 90.658.727,11 per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh industri kerajinan rotan sebesar Rp 96.331.092,86 sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh industri kerajinan rotan sebesar Rp 5.672.365,78 per bulan. Profitabilitas industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar 5,94%. Industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak memiliki nilai efisiensi sebesar 1,06. Kata kunci: Kerajinan Rotan, Biaya, Penerimaan, Profitabilitas, Efisiensi Usaha. Keuntungan, PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam perekonomian bangsa Indonesia. Hampir semua sektor yang ada di Indonesia tidak lepas dari sektor pertanian. Potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia menjadi negara yang subur dengan beraneka ragam flora dan fauna yang dapat tumbuh dan berkembang (Sudaryanto dan Syafa’at, 2002). Sebagai negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sebagai sumber penghidupan. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan nasional yang bertumpu pada pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian harus lebih ditingkatkan agar dapat terwujud pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, salah satunya yaitu dengan adanya pengolahan hasil pertanian. Industri di Indonesia merupakan bagian penting dari sistem perekonomian nasional, karena berperan dalam mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan berperan dalam peningkatan perolehan devisa serta memperkokoh struktur industri nasional. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri di sektor pertanian salah satunya adalah industri rotan. Potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia dalam pengembangan industri rotan disebabkan besarnya bahan baku yang dimiliki oleh Indonesia. Produksi rotan di Indonesia mencapai 17.217.441 ton per tahun (Rivai R Syam, 2006). Dari total produksi rotan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh industri yang berbahan baku rotan di Indonesia. Kabuapaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki jumlah industri pengolahan rotan di Jawa. Meskipun Kabupaten Sukoharjo bukan penghasil rotan namun Kabupaten Sukoharjo di Kecamatan Gatak merupakan sentra industri kerajinan berbahan baku rotan yang miliki jumlah unit industri dan nilai produksi yang cukup tinggi yaitu sebanyak 526 unit industri dengan nilai produksi Rp 325.970.500.000,00 (Disperindag Kabupaten Sukoharjo, 2012). Kenyaataan inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai analisis usaha industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan efisiensi dari industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.. METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif analitik. Teknik penelitian dengan survey. Metode penentuan lokasi dengan purposive yaitu di Kecamatan Gatak dengan pertimbangan Kecamatan Gatak memiliki unit industri kerajinan rotan dengan jumlah tenaga kerja terbanyak di Kabupaten Sukoharjo. Penentuan desa sampel dilakukan Tabel 1. Rata-rata Biaya Tetap Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Jenis Biaya Tetap Rata-rata per Bulan (Rp) Prosentase (%) 1. Penyusutan Peralatan 155.083,46 3,63 2. Sewa Tempat Industri 126.847,73 2,97 3. Pajak Bumi dan Bangunan 3.318,97 0,08 4. Biaya Pinjaman Bank 532.500,00 12,48 5. Bunga Modal Investasi 3.448.299,60 80,83 4.266.049,76 100 Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013 secara purposive sampling. Desa sampel yang dipilih yaitu Desa Trangsan, Dukuh, Kramat, dan Jamur. Penetapan jumlah reponden dilakukan secara proporsional dengan pengambil sampel sebanyak 30 reponden dan penentuan responden pada masing-masing desa dilakukan dengan menggunakan simple rondom sampling. Sumber data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan kekunder dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pencatatan. Metode analisis data untuk mengetahui biaya mengunakan analisis biaya, mengetahui penerimaan menggunakan analisis penerimaan, mengetahui keuntungan menggunakan analisis keuntungan. Untuk menghitung profitabilitas menggunakan analisis profitabilitas dan untuk menghitung efisiensi usaha menggunakan analisis efisiensi keuntungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang penting dalam melakukan suatu usaha yang merupakan nilai dari semua korbanan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi kerajinan rotan yang dihasilkan. Rata-rata biaya tetap pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan bahwa jumlah rata-rata biaya tetap per bulan yang dikeluarkan oleh produsen industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak adalah sebesar Rp 4.266.049,76 dengan sumber biaya tetap yang pertama berasal dari rata-rata biaya penyusutan peralatan yaitu sebesar Rp 155.083,46 (4,15%). Biaya tetap yang kedua yaitu biaya rata-rata sewa tempat industri rotan sebesar Rp 126.847,73 (3,40%). Biaya tetap yang ketiga yaitu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang digunakan untuk tempat prosuksi kerajinan rotan yaitu sebanyak sebesar Rp 3.318,97 (0,09%). Biaya tetap yang keempat yaitu rata-rata biaya pinjaman bank sebesar Rp 532.500,00 dan biaya Tabel 2. Rata-rata Biaya Variabel Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Jenis Biaya Variabel Rata-rata Per Bulan (Rp) Prosentase (%) 1. Biaya Bahan Baku 52.043.664,46 59,87 2. Biaya Bahan Penolong 13.398.900,39 15,41 3. Biaya Tenaga Kerja 7.254.000,00 8,35 4. Biaya Transportasi 1.304.612,50 1,50 5. Biaya finishing 12.924.000,00 14,87 86.925.177,35 100 Jumlah Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Tabel 3. Rata-rata Biaya Total Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Total Jenis Biaya 1. Total Biaya Tetap 2. Rata-rata per Bulan (Rp) Prosentase (%) 4.266.049,76 4,68 Total Biaya Variabel 86.925.177,35 95,32 Biaya Total 91.191.227,11 100 Sumber : Analisis Data Primer, 2013 tetap yang kelima yaitu rata-rata biaya bunga investasi sebasar Rp 3.448.299,60 atau 92,36% dari total biaya tetap yang dikeluarkan oleh industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi kerajinan rotan sampai dipasarkan, yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi kerajinan rotan yang dihasilkan. Rata-rata biaya variabel Industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukan bahwa rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan oleh industri kerajinan rotan dalam per bulan sebesar Rp 86.925.177,35. Tabel 4. Rara-rata Produksi dan Penerimaan Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak. No. Keterangan Rata-rata Rata-rata Produksi harga/unit (Rp) Per Bulan (unit) Nilai Total (Rp) 1. Kursi 188.508,70 241 45.487.967,89 2. Sketsel 188.333,33 210 39.550.000,00 3. Ayunan Bayi 79.250,00 143 11.293.125,00 Penerimaan rata-rata per produsen (Rp) Sumber : Analisis Data Primer, 2013 96.331.092,89 Tabel 5. Rata-rata Keuntungan Industri Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Keterangan Rata-rata per bulan (Rp) 1. Penerimaan Total 96.331.092,89 2. Biaya Total 91.191.227,11 Keuntungan 5.139.865,78 Sumber : Analisis Data Primer, 2013 Besarnya biaya variabel ini dipengaruhi oleh volume produksi kerajinan rotan yang dihasilkan, semakin besar volume produksi maka semakin besar pula biaya variabel yang dikeluarkan.Biaya variabel pada industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak yang pertama berasal dari rata-rata biaya bahan baku rotan per bulan sebesar Rp 52.043.664,46 (59,87%). Biaya variabel yang kedua berasal dari ratarata biaya bahan penolong per bulan sebesar Rp 13.398.900,39 (15,41%). Biaya variabel yang ketiga berasal dari rata-rata biaya tenaga kerja per bulan sebesar Rp 7.254.000,00 (8,35%). Biaya variabel yang keempat berasal dari rata-rata biaya tenaga kerja per bulan sebesar Rp 1.304.615,50 (1,50%). Biaya variabel yang kelima berasal dari rata-rata biaya finishing per bulan sebesar Rp 12.924.000,00 (14,87%). Biaya Total Industri Kerajinan Rotan Biaya total dalam Industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak merupakan hasil penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel yang dikeluarkan selama proses produksi pembuatan kerajinan rotan sampai hasil kerajinan rotan dipasarkan. Besar rata-rata biaya total industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak selama satu bulan adalah sebesar Rp 91.191.227,11. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh industri kerajinan rotan adalah biaya variabel sebesar Rp 86.925.177,35 atau 95,32% dari biaya total. Hal ini disebabkan biaya variabel menyesuaikan dengan produksi kerajinan rotan dan tingginya harga dari bahan-bahan seperti bahan baku, bahan penolong, biaya finishing, biaya tenaga kerja dan biaya transportasi. Rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 4.266.049,76 atau 4,68% dari jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh industri kerajinan rotan. Penerimaan Industri Kerajinan Rotan Penerimaan industri kerajinan rotan merupakan perkalian antara total produk (kursi, ayunan bayi, sketsel) yang diproduksi dengan harga per satuan produk (kursi, ayunan bayi, sketsel). Penerimaan industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 4 yang menunjukkan bahwa rata-rata produksi industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak meliputi tiga jenis produk yaitu kursi, sketsel, ayunan bayi. Harga rata-rata per unit untuk kursi rotan yaitu sebesar Rp 188.508,70 dan rata-rata produksi Tabel 6.Profitabilitas usaha Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Keterangan 1. Keuntungan Industri 2. Biaya Total Profitabilias Rata-rata per Responden (Rp) 5.139.865,78 91.191.227,11 5,64% Sumber : Analisis Data Primer, 2013 sebanyak 241 unit per bulan dengan penerimaan sebesar Rp 45.487.967,89, untuk sketsel harga rata-rata per unit yaitu sebesar Rp 188.333,33 dan jumlah rata-rata produksi sebanyak 210 unit per bulan dengan penerimaan sebesar Rp 39.550.000,00, dan untuk jenis ayunan bayi dengan harga rata-rata per unit yaitu sebesar Rp 79.250,00 dan jumlah rata-rata produksi per bulan sebanyak 143 unit dengan penerimaan sebesar Rp 11.293.125,00. Total rata-rata penerimaan industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar Rp 96.331.092,89. Keuntungan Industri Kerajinan Rotan Keuntungan yang diperoleh pengrajin rotan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Keuntungan rata-rata industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan total per industri kerajinan rotan sebesar Rp 96.331.092,89 dengan biaya total yang dikeluarkan rata-rata sebesar Rp 91.191.227,11. Dengan demikian, keutungan rata-rata yang diperoleh setiap industri kerajinan rotan selama satu bulan yaitu sebesar Rp 5.139.865,78. Profitabilitas usaha Profitabilitas merupakan hasil bagi antara keuntungan industri dengan biaya total yang dinyatakan dalam persen (%). Untuk mengetahui besarnya profitabilitas dari industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa profitabilitas atau tingkat keuntungan dari industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar 5,64%. Hal ini berarti setiap penerimaan sebesar Rp 100,00 akan memperoleh keuntungan Rp 5,64. Industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak termasuk dalam kriteria menguntungkan, karena memiliki nilai profitabiltas lebih dari satu. Efisiensi usaha Kerajinan Rotan Efisiensi usaha kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dihitung menggunakan R/C ratio. Efisiensi merupakan perbandingan total penerimaan yang diterima dengan total biaya yang dikeluarkan industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak. Efisiensi usaha kerajinan rotan di Kecamatan Gatak dapat dilihat pada Tabel 7 yang menunjukkan bahwa efisiensi usaha kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar 1,06. Hal ini berarti bahwa industri kerajinan rotan yang dijalankan efisien dengan nilai R/C rasio lebih dari satu. Nilai efisiensi usaha 1,06 berarti bahwa Tabel 7. Efisiensi usaha Kerajinan Rotan di Kecamatan Gatak No. Keterangan Rata-rata per Responden (Rp) 1. Penerimaan Total 96.331.092,89 2. Biaya Total 91.191.227,11 Efisiensi usaha 1,06 Sumber : Analisi Data Primer, 2013 setiap Rp 100,00 biaya yang dikeluarkan oleh industri akan mendapatkan penerimaan 1,06 kali biaya yang telah dikeluarkan tersebut. Efisiensi usaha merupakan upaya yang dilakukan oleh industri untuk meminimumkan biaya produksi supaya penerimaan yang diperoleh industri lebih tinggi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak meminimumkan biaya transportasi dan biaya pemasaran. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Biaya total rata-rata industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar Rp 91.191.227,11 per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh industri kerajinan rotan sebesar Rp 96.331.092,86 sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh industri kerajinan rotan sebesar Rp 5.139.865,78 per bulan. Profitabilitas industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebesar 5,64.Industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak memiliki nilai efisiensi sebesar satu. saran yang dapat diberikan yaitu: Untuk upaya meningkatkan keuntungan industri kerajinan rotan di Kecamatan Gatak sebaiknya pengrajin tetap menjaga kualitas produk dan selektif dalam pemilihan bahan baku rotan. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. 2012. Data Pengusaha/Pengajin Industri Rotan Kabupaten Sukoharjo. Hernanto, F. 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). 2010. Positioning Paper KPPU Terhadap Kebijakan Ekspor Rotan. Jakarta. Sudaryanto, T dan N. Syafa’at. 2002. Analisis Kebijaksanaan pengembangan Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Syam, R. R. 2006. National Strategy for Promoting Sustainable Rattan Development in Indonesia. Indonesia.