Volume 2, No 2, Desember 2013 Jurnal Ilmiah Permata Medika PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO, 1992). Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang berperan dan penyebab tingginya angka kematian ibu. Sebagian besar perempuan mengalami anemia dalam kehamilan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Bahaya anemia pada kehamilan terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini. Pada persalinan yaitu ganguan his, kala satu berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, retensio plasenta, pendarahan postpartum, atonia uteri. Pada masa nifas terjadi subinvolusi uteri yang bisa menimbulkan pendarahan, infeksi puerperium, pengeluaran Air Susu Ibu berkurang, terjadi dekompensasi kordik mendadak setelah persalinan, anemia pada kala nifas dan mudah terjadi infeksi mamae. Bahaya pada janin yaitu abortus, kematian intra uteri, persalinan prematuritas tinggi, Berat Badan Lahir Rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah terkena infeksi sampai 1 kematian perinatal . Badan Kesehatan Dunia WHO, memperkirakan bahwa 35-75% ibu hamil di Negara berkembang, dan 18% ibu hamil di Negara maju mengalami anemia. Namun, banyak diantara mereka yang telah menderita anemia pada saat konsepsi dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang hamil di Negara berkembang dan 12% di Negara lebih maju (Sarwono, 2010). Di ASEAN pada tahun 2007 angka kejadian anemia bervariasi, di Indonesia sekitar 70%, di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%, Malaysia 30%, dan Singapore 7% 2 yang menderita anemia pada kehamilan . Di Indonesia prevalensi orang terkena anemia menurut Nadia terhitung cukup tinggi. Sebuah survei yang dilakukan Fakultas Kedokteran di beberapa Universitas di Indonesia pada 2012 menemukan 50-63% ibu hamil menderita anemia. Menurut penelitian Siti Fatimah di Kabupaten Maros Tahun 2011, menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil sebesar 41%. Menurut Penelitian Ridwan Amirudin (2009), Mengatakan Kematian Ibu dapat terjadi karena beberapa sebab diantaranya Anemia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator keberhasilan kesehatan di suatu Negara. Di Indonesia AKI tercatat 228/100.000 kelahiran hidup, padahal pemerintah menargetkan pada Tahun 2015 AKI akan turun menjadi 102 per 3 100.000 kelahiran hidup . Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2007, AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat masih berada pada level yang cukup tinggi. Hingga saat ini, AKI Jawa Barat sebanyak 250 per 100.000 kelahiran dan AKB di Jawa Barat masih di atas 40 per 1.000 kelahiran hidup, penyebab langsung kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu, sedangkan secara tidak langsung kematian ibu disebabkan oleh anemia. Sedangkan anemia pada ibu hamil di Provinsi 3 Banten cukup tinggi yaitu 43,6% . Faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil secara tidak langsung adalah umur ibu, status ekonomi, perkerjaan, pendidikan, paritas, umur kehamilan, jarak 4 kelahiran, status gizi . Angka kematian ibu (AKI) saat melahirkan di Kabupaten Tangerang saat ini masih terbilang tinggi, pada tahun 2010 sebanyak 33 kasus sedangkan pada tahun 2011 sebanyak 19 kasus, penyebabnya sebagian besar terjadi karena ibu menderita anemia. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini menyampaikan sambutannya saat peringatan Hari Kesehatan Nasional bahwa idealnya, setiap ibu melahirkan tidak boleh ada yang meninggal. Pada tahun 2011 menurut hasil laporan tahunan bagian KIA Puskesmas Curug terapat 120 ibu (52.6%) dari 228 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Curug mengalami anemia dalam kehamilan. Melihat masih tingginya Angka kejadian Anemia Ibu Hamil di Tingkat Nasional maupun di Daerah Banten, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Curug serta dampak yang di timbulkan baik terhadap janin yang bisa terjadi hambatan tumbuh kembang, kecacatan, kematian intra uteri sampai kematian perinatal, maupun dampak terhadap ibu mulai dari mudah terjadinya infeksi, perdarahan, atonia uteri, sampai bisa terjadi dekompensasi kordik mendadak, setelah persalinan, yang akhirnya meningkatkan Kematian Ibu dan Kematian Bayi, maka peneliti ingin meneliti tentang FaktorFaktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Curug Tahun 2013. 42