implementasi learning vector quantization (lvq)

advertisement
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IMPLEMENTASI LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)
SEBAGAI ALAT BANTU IDENTIFIKASI KELAINAN JANTUNG
MELALUI CITRA ELEKTROKARDIOGRAM
SKRIPSI
FATIMATUL KARIMAH
PROGRAM STUDI S-1 TEKNOBIOMEDIK
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
IMPLEMENTASI LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)
SEBAGAI ALAT BANTU IDENTIFIKASI KELAINAN JANTUNG
MELALUI CITRA ELEKTROKARDIOGRAM
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Bidang Teknobiomedik pada
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Oleh :
FATIMATUL KARIMAH
080810083
Tanggal Lulus : 6 Agustus 2012
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Adri Supardi, M. Sc
NIP. 195603031986011002
Endah Purwanti, S. Si., M. T
NIP. 197710312009122003
ii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
LEMBAR PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI
Judul
: Implementasi Learning Vector Quantization (LVQ) Sebagai
Alat Bantu Deteksi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Penyusun
: Fatimatul Karimah
NIM
: 080810083
Tanggal Ujian
: 6 Agustus 2012
Disetujui oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Adri Supardi, M. Sc
NIP. 195603031986011002
Endah Purwanti, S. Si., M. T
NIP. 197710312009122003
Mengetahui,
Ketua Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Ketua Program Studi S1
Teknobiomedik
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Drs. Siswanto, M.Si.
NIP. 19640305 198903 1 003
Dr. Retna Apsari, M.Si
NIP. 19680626 199303 2 003
iii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan
Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan,
tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai
kebiasaan ilmiah.
Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.
iv
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penyusunan skripsi dengan judul “Implementasi Learning Vector Quantization
(LVQ) Sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan ini tidak lepas dari bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
pihak.Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Drs. Adri Supardi, M. Sc selaku pembimbing I dan Dosen Wali yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan koreksi selama penyusunan skripsi ini
dan juga atas saran dan solusinya selama masa kuliah di Program studi
Teknobiomedik ini.
2. Endah Purwanti, S.Si., M.T selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam
penyusunan naskah sripsi dan juga mengajarkan mengenai metode
pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini.
3. Bapak Dr. Soegianto Soelistiono, M.Si dan Bapak Drs. R. Arif Wibowo, M.Si
sebagai penguji yang telah memberikan saran dan koreksi terhadap
penyusunan naskah skripsi ini.
4. Ketua Program Studi S1 Teknobiomedik, Ibu Dr. Retna Apsari, M.Si, yang
telah memberikan informasi tentang penyusunan naskah skripsi ini dan telah
memberikan motivasi sehingga naskah skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ketua Departemen Fisika, Bapak Drs. Siswanto, M.Si, yang telah
memberikan fasilitas laboratorium untuk pelaksana penelitian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen FSAINTEK UNAIR yang telah mengarahkan dan
membimbing selama proses perkuliahan.
7. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi untuk
menyelesaikan naskah skripsi ini secepatnya.
v
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8. Teman-teman S1 Teknobiomedik 2008 yang telah melewati masa kuliah
bersama khususnya Devi, Talitha, Taufik, Yudha dan Ima yang menjadi
teman untuk mendiskusikan software yang dirancang dalam penelitian ini.
9. Mustika, Ratna, Dwi, Eka, Melan, Ninda, Ayu dan Nana sebagai sahabat yang
telah memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan naskah skripsi ini.
10. Sajidah Lillah, Hammadah, Na’imah, Hassan dan Sofia yang menjadi
semangat untuk dapat menyelesaikan naskah skripsi ini.
11. Serta berbagai pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan naskah skripsi ini masih banyak
kekurangan baik isi, maupun teknik penulisan. Oleh sebab itu, kritik, saran dan
pendapat dari pembaca sangat diharapkan. Harapan penulis, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya , 6 Agustus 2012
Penulis
Fatimatul Karimah
vi
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Karimah, Fatimatul, 2012, Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram. Skripsi di bawah bimbingan Drs. Adri Supardi, M.
Sc.dan Endah Purwanti, S. Si., M. T., Departemen Fisika, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRAK
Penyakit jantung adalah penyakit yang menyebabkan angka kematian yang
tinggi di dunia. Salah satu cara pendeteksian penyakit jantung dapat dilakukan
dengan pembacaan sinyal Electrocardiograph (ECG). Namun, pembacaan perekaman
ECG (elektrokardiogram) ini cukup sulit karena memerlukan keahlian khusus. Untuk
membantu pembacaan elektrokardiogram maka, pada penelitian ini dilakukan
perancangan perangkat lunak berbasis jaringan saraf tiruan dengan metode Learning
Vector Quantization (LVQ) sebagai alat bantu identifikasi kelainan jantung. Input
perangkat lunak ini adalah citra digital elektrokardiogram. Citra elektrokardiogram
tersebut diolah menggunakan metode pengolahan citra (pre-processing, segmentasi,
morfologi citra dan ekstraksi fitur) sehingga diperoleh ordinat grafik citra
elektrokardiogram yang merepresentasikan potensial listrik jantung. Output dari
perangkat lunak ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu, kondisi jantung normal, koroner
dan fibrilasi atrium. Tingkat akurasi maksimal perangkat lunak ini adalah sebesar
96% dengan parameter optimal LVQ yaitu, laju pembelajaran 0,1 dan pengurangan
laju pembelajaran 0,5.
Kata kunci : LVQ, Elektrokardiogram, Pengolahan Citra.
vii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Karimah, Fatimatul, 2012,Implementation of Learning Vector Quantization
(LVQ) as an Identification Cardiac Abnormalities Using Electrocardiogram
Image. Final project was under guidance Drs. Adri Supardi, M. Sc.
andEndah Purwanti, S. Si., M. T., Department of Physics, Faculty of Sains
and Technology, Airlangga University, Surabaya
ABSTRACT
Heart disease is one of the most deathly disease in the world. One of the way
to detect this disease is by reading the graph output of electrocardiograph (ECG)
signal. But, to read ECG signal isn’t easy and need an expert people to read that. To
help read the ECG signal in this research has been design a software based on
artificial neural networks by Learning Vector Quantization method (LVQ) as a tool
for identification of cardiac abnormalities. Input of the software is a digital image of
an electrocardiogram. The electrocardiogram image, process by the method of digital
image processing (pre-processing, segmentation, morphology, and image feature
extraction) obtained images of the electrocardiogram graph ordinate represents the
heart's electrical potential. The output of the software is divided into three classes,
namely the condition of normal heart, coronary and atrial fibrillation. The maximum
accuracy of this software is about 96% with learning rate 0.1 and 0.5 of learning rate
reduction.
Key words: LVQ, Electrocardiogram, Image Processing.
viii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................iii
Kata Pengantar.................................................................................................v
Daftar Isi ..........................................................................................................ix
Daftar Tabel ....................................................................................................xi
Daftar Gambar...............................................................................................xii
Daftar Lampiran.............................................................................................xiv
BAB I Pendahuluan .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................4
1.3 Batasan Masalah .............................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................5
BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................6
2.1 Jantung ............................................................................................6
2.1.1 Anatomi Jantung ..................................................................6
2.1.2 Fisiologi Jantung ..................................................................7
2.1.3 Kelainan pada Jantung...........................................................8
2.2 ECG(Electrocardiograph) .............................................................11
2.3 Elektrokardiogram..........................................................................16
2.4 Pengolahan Citra..............................................................................20
2.4.1 Citra Digital...........................................................................20
2.4.2 Jenis Citra Digital..................................................................21
2.4.3 Operasi Pengolahan Citra Digital…………………………..24
2.4.4 Segmentasi...………………………………………………..25
ix
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.4.5 Morfologi Citra……………………………………………..26
2.5Jaringan Saraf Tiruan Menggunakan Metode LVQ.........................29
2.5.1 Jaringan Syaraf Tiruan...........................................................29
2.5.2Learning Vector Quantization (LVQ)...................................32
BAB III Metode Penelitian..............................................................................34
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................34
3.2 Alat dan Bahan ..............................................................................34
3.3 Prosedur Penelitian ........................................................................34
3.3.1
Studi Literatur…………………………..………....…35
3.3.2
Persiapan Data……………………...………………...35
3.3.3
Pengolahan Citra………………..……...………….…36
3.3.4
Metode Klasifikasi Data ……..………….…….……..37
3.3.5
Hasil Klasifikasi Data…………………………..…….40
3.3.6
Rancangan Tampilan Program………………………..40
BAB IV Hasil dan Pembahasan………..........................................................45
4.1 Hasil Pengolahan Data…………………………………………….45
4.2 Pembentukan Jaringan Learning Vector Quantization (LVQ)……49
4.2.1 Pelatihan Jaringan LVQ………………………………..49
4.2.2 Pengujian Jaringan LVQ……………………………….51
4.3 Tampilan Program…………………………………………………56
BAB V Kesimpulan dan Saran..……………………………………………60
5.1 Kesimpulan………………………………………………………..60
5.2 Saran………………………………………………………………60
Daftar Pustaka.................................................................................................62
x
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel
Halaman
2.1
Parameter Elektrokardiogram(Tompkins, 1993)
18
4.1
Parameter yang digunakan pada jaringan LVQ
50
4.2
Hasil Kecocokan Terhadap Data Pelatihan
51
4.3
Hasil Kecocokan Pengujian
52
4.4
Hasil Pengujian
53
xi
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
2.1
Anatomi Jantung Manusia (Marieb, 1994)
6
2.2
Hubungan antara ECG dengan aktifasi kelistrikan
7
dan kontraksi myocardium(Guyton, 1995)
2.3
Segitiga Eithoven (Berbari, 2000)
12
2.4
Diagram blok ECG (Widodo,2009)
13
2.5
Sadapan Standar Bipolar(Berbari, 2000)
14
2.6
Augmented Extremity Leads(Berbari, 2000)
15
2.7
Unipolar Precodial Lead(Berbari, 2000)
15
2.8
letak 12 Leads (Brunet, 2003)
16
2.9
Contoh Hasil Perekaman Sinyal ECG(MIT-BIH)
17
2.10
Gambar Gelombang Jantung
18
2.11
Ilustrasi Gambar True Color (Pramitarini, 2011)
21
2.12
Ilustrasi Gambar Grayscale (Pramitarini, 2011)
22
2.13
Ilustrasi Citra Biner (Pramitarini, 2011)
23
2.14
Proses Pengolahan Citra
24
2.15
Sampel Hasil Thresholding
26
2.16
Proses Dilasi Pada Citra Biner Dan Grayscale
27
(Wirayudha, 2006)
2.17
Hasil Proses Dilasi
28
2.18
Proses Erosi pada Citra Grayscale (Wirayudha, 2006)
28
2.19
Hasil Proses Erosi
28
2.20
Model Tiruan dari Neuron
29
2.21
Jaringan Saraf Tiruan FeedForward (Yani,2005)
31
2.22
Jaringan Saraf Tiruan FeedBack (Yani,2005)
31
2.23
Arsitektur LVQ (Kusumadewi, 2004)
32
xii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Nomor
Judul Gambar
Halaman
3.1
Diagram alir Metode Penelitian
35
3.2
Diagram Blok Hardware
36
3.3
Diagram Blok Pengolahan Citra
36
3.4
Arsitektur Jaringan LVQ
38
3.5
Diagram alir program JST
39
3.6
Diagram Alir LVQ
39
3.7
Rancangan Program MENU
41
3.8
Rancangan Program Pelatihan
42
3.9
Rancangan Program Pengujian
43
3.10
Rancangan Tampilan Bantuan
44
4.1
Hasil Persiapan Data
45
4.2
Hasil Grayscalling
46
4.3
Hasil Pencerahan
46
4.4
Hasil Segmentasi
47
4.5
Hasil Morfologi Citra
48
4.6
Penentuan Titik Awal Sumbu Y
48
4.7
Hasil Visualisasi Fitur
49
4.8
Tampilan Program Menu
57
4.9
Tampilan Program Pelatihan
58
4.10
Tampilan Program Pengujian
59
4.11
Tampilan Program Bantuan
59
xiii
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1
Judul Lampiran
Pengolahan Citra Data Uji
Halaman
65
xiv
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang memakan banyak korban
jiwa. Saat ini tidak hanya orang usia lanjut saja yang mempunyai resiko terkena
penyakit jantung, anak usia remaja dan anak-anak pun mempunyai resiko yang
sama untuk terkena penyakit jantung.
Menurut dr. Dewi Andang Joesoef, ketua Yayasan Jantung Indonesia
(2011), di Indonesia angka kematian karena serangan jantung mencapai 26
hingga 30 persen. Berdasarkan data yang dikemukakan World Heart Federation
(WHF), penyakit jantung mencapai 29,1 persen atau sebanyak 17,1 juta pasien
setiap tahunnya meninggal diseluruh dunia. Faktor risiko penyakit jantung
adalah kebiasaan merokok, stress, kurang olah raga, diabetes, obesitas,
hipertensi serta hiperlipidemia atau kelebihan lemak dalam darah, keturunan,
usia, dan jenis kelamin.
Untuk mengurangi resiko kematian dari penyakit jantung maka diciptakan
instrument- instrument yang dapat mendeteksi kelainan pada jantung sejak dini.
Salah satu perangkat bioinstrumen yang digunakan untuk mendeteksi adanya
kelainan pada jantung adalah Electrocardiograph (ECG). Pada awalnya ECG
berupa elektrometer kapiler Lippman yang dipasang pada sebuah proyektor
detak jantung di proyeksikan pada piringan foto yang di pasang pada kereta
1
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
mainan. Lalu terjadi penggatian elektrometer kapiler lippman menjadi senar
galvanometer. Senar galvanometer adalah kawat yang sangat tipis yang
dipasang pada medan magnet. Kawat ini sangat sensitif, jadi ketika ada
perubahan arus listrik yang kecil maka kawat sudah mengalami perubahan.
Electrocardiograph (ECG) adalah perangkat yang digunakan untuk
menangkap dan merekam perubahan potensial dari jantung dengan bantuan lead
(sadapan) yang di pasang pada tubuh pasien pada lokasi tertentu. Lead tersebut
akan menangkap beda potensial pada jantung yang kemudian akan diproses
dalam perangkat ini dengan proses penguatan, pemfilteran dan berbagai proses
lainnya untuk menghilangkan noise dan memperjelas citra. Hasil pemeriksaan
ECG adalah berupa citra yang disebut Electrocardiogram (Pratanu, 1999).
Manfaat ECG ini adalah dapat menunjukan adanya infark miokard maupun
iskemi miokard (jantung koroner), gangguan irama jantung (arithmia) dan
bermacam- kelainan lainnya (Dubowik, 1999, Schamroth, 1990 ). Namun, untuk
membaca kertas rekaman ECG diperlukan pengalaman dan pengetahuan
mengenai penyakit jantung serta gejala-gejalanya. Ekstraksi manual terhadap
informasi penting sinyal pada ECG sangatlah tidak efisien karena banyaknya
data yang harus diamati (Schamroth,1990).
Salah satu pemecahan dalam menganalisis sinyal listrik jantung pada ECG
ini adalah dengan mengunakan software (perangkat lunak) berbasis Jaringan
Syaraf Tiruan (JST) kedalam analisis komputasi untuk mengenali dan
mengklasifikasi ada tidaknya kelainan jantung. JST merupakan suatu metode
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
kecerdasan buatan komputasional berbasis pada model syaraf biologis manusia
sehingga komputer atau mesin dapat menduplikasi kecerdasan manusia. Secara
mikro, JST merupakan suatu perilaku kompleks yang dihasilkan oleh jaringan
dari banyak unit pemproses kecil yang disebut neuron yang masing– masing
melakukan suatu proses sederhana yang dihubungkan dengan elemen proses lain
oleh suatu aturan koneksi atau bobot.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Endarko, et al (2006) dengan judul
Aplikasi Citra Elektrokardiograf dan Jaringan Saraf Tiruan untuk Identifikasi
Penyakit Jantung Koroner. Pada penelitian tersebut digunakan metode
Backpropagation dan kelainan yang dideteksi adalah jantung koroner. Jaringan
ini mampu mengidentifikasi kondisi jantung normal, iskemia depresi ST,
iskemia inversi T, injuri elevasi T dan nekrosis Q patologis.
Dalam penelitian ini dirancang software untuk mengidentifikasi ada
tidaknya kelainan jantung dari citra elektrokardiograf menggunakan metode
Learning Vector Quantization (LVQ). Metode ini cukup baik untuk pengenalan
pola dan membutuhkan waktu pelatihan yang relatif lebih cepat dibandingkan
dengan metode Backpropagation (Kohonen, 1990). Metode LVQ merupakan
suatu metode untuk melakukan pelatihan terhadap lapisan-lapisan kompetitif
yang terawasi. Lapisan kompetitif ini akan belajar secara otomatis untuk
melakukan klasifikasi terhadap vektor input yang di berikan (Kusumadewi,
2004). Citra elektrokardiogram digunakan sebagai input dari software. Citra
tersebut kemudian akan dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu, kondisi
jantung normal, kondisi jantung koroner dan kondisi jantung fibrilasi atrium.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
Sebelum menjadi input jaringan LVQ citra itu akan melalui proses pengolahan
citra.
1.2
Rumusan Masalah
1. Berapakah parameter LVQ yang optimal untuk identifikasi kelainan
jantung?
2. Berapakah tingkat keakurasian maksimal yang dihasilkan jaringan LVQ ini?
3. Bagaimana pengaruh perubahan parameter LVQ terhadap tingkat akurasi
jaringan LVQ?
1.3
Batasan Masalah
Dalam pengerjaan penelitian ini, diberikan beberapa batasan masalah untuk
permasalahan yang ada, antara lain:
a. Data Elektrokardiogram yang digunakan merupakan data primer yang
sudah didiagnosa oleh dokter.
b. Jumlah data yang digunakan sebanyak 97 data yang digunakan untuk
proses pelatihan dan pengujian. Data tersebut terdiri dari 58 data
jantung normal, 27 data jantung koroner dan 12 data jantung fibrilasi
atrium.
c. Dalam
penelitian
ini
lead
yang
digunakan
lead
adalah
2
electrokardiogram.
d. Keluaran dari sistem ini terdiri dari tiga kelas yaitu, kondisi jantung
normal, jantung koroner dan jantung dengan atrial fibrillation.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.4
5
Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan parameter LVQ optimal untuk proses pembelajaran jaringan
LVQ.
2. Mendapatkan tingkat akurasi optimal dari jaringan LVQ.
3. Mengetahui pengaruh perubahan parameter pada jaringan LVQ.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Dapat mengaplikasikan algoritma JST dengan metode metode Learning
Vector Quantization (LVQ).
2. Dapat digunakan sebagai alat bantu tenaga medis untuk mengidentifikasi
ada tidaknya kelainan pada jantung pasien.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Jantung
2.1.1 Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berongga yang memiliki empat ruang yang terdiri
dari atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jantung
terletak diantara kedua paru- paru dibagian tengah rongga toraks. Dua pertiga
jantung terletak disebelah kiri garis midstrenal.
Gambar 2.1 Anatomi Jantung Manusia (Marieb, 1994)
Atrium kanan menerima darah vena dari seluruh tubuh dan memompanya
ke ventrikel kanan lalu darah dari ventrikel kanan akan dipompa ke paru-paru,
tempat darah mengalami oksigenasi. Darah yang sudah teroksigenasi mengalir
ke atrium kiri, dari atrium kiri ini darah akan di pompa ke ventrikel kiri yang
kemudian akan di pompa lagi keseluruh tubuh dan proses ini akan berulang
kembali.
6
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
2.1.2 Fisiologi Jantung
Kerja jantung yang ritmis tersebut dikendalikan oleh suatu sinyal listrik
yang diawali oleh suatu stimulasi spontan sel-sel otot khusus yang terletak di
atrium kanan yang biasa disebut SA node. SA node melepaskan sinyal dengan
interval teratur sekitar 72 kali/menit, namun pelepasan sinyal ini dapat
meningkat atau menurun bergantung pada saraf yang terletak di luar jantung
sebagai respon terhadap kebutuhan tubuh terhadap darah serta rangsangan lain.
Gambar 2.2 Hubungan antara ECG dengan aktifasi kelistrikan dan
kontraksi myocardium (Guyton, 1995)
Sinyal listrik dari SA node inilah yang akan memicu depolarisasi sel- sel
otot kedua atrium sehingga keduanya berkontraksi dan memompa darah
kedalam ventrikel. Setelah itu terjadi repolarisasi atrium. Sinyal ini selanjutnya
berjalan ke AV node dan memicu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel kanan
dan kiri sehingga kedua ventrikel berkontraksi dan mendorong darah ke dalam
sirkulasi paru dan sistemik, otot ventrikel akan mengalami repolarisasi dan
proses akan kembali berulang. Depolarisasi dan repolarisasi otot jantung
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
menyebabkan arus mengalir di seluruh tubuh dan menimbulkan potensial listrik
di kulit.
2.1.3 Kelainan pada Jantung Manusia
Kelainan pada jantung adalah suatu kondisi yang menyebabkan jantung
tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Biasanya kelainan ini terjadi pada
otot- otot jantung maupun pembuluh darah pada jantung. Ada banyak macam
kelainan pada jantung. Berikut adalah beberapa macam kelainan pada jantung
yang sering terjadi:
a. Aterosklerosis
Kelainan penyakit ini disebabkan adanya penebalan dinding arteri
bagian dalam karena endapan plak (lemak, kolestrol) sehingga
menghambat dan menyumbat pasokan darah. Aterosklerosis dapat terjadi
pada seluruh bagian tubuh. Bila terjadi pada dinding arteri jantung maka
disebut jantung koroner atau penyakit jantung iskemik.
Penyakit ini berlangsung selama bertahun- tahun dan menimbulkan
banyak gangguan penyakit. Penyakit ini dimulai dengan adanya lesi dan
retakan pada pembuluh darah yang biasanya disebabkan oleh adanya
tekanan yang kuat pada pembuluh jantung, lalu tubuh berusaha
memulihkan diri dengan menempatkan zat lemak ke dalam pembuluh
darah untuk menutup retakan. Karena penutupan yang terus menerus,
lemak tersebut dapat menyumbat pembuluh jatung.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
Salah satu gejala dari penyakit ini adalah Angina Pectoris yang
merupakan rasa nyeri pada daerah jantung, karena berkurangnya pasokan
darah ke otot jantung.
b. Infark Miokard Akut
Angina Pektoris yang berlangsung terus menerus akan menyebabkan
Infark Miokard Akut. Infark Miokard Akut adalah kematian otot jantung
karena penyumbatan pada arteri koroner. Otot jantung akan mengalami
kerusakan atau kematian mendadak karena tidak menerima suplai darah.
c. Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kerusakan otot jantung sehingga menyebabkan
dinding- dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan
memompa darah. Penderita Kardiomiopati sering kali beresiko terhadap
penyakit aritmia dan gagal jantung mendadak.
d. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah secara efektif keseluruh tubuh. Jantung dikatakan gagal bukan
berarti berhenti bekerja, namun karena memompa tidak sekuat seharusnya.
e. Fibrilasi Atrial
Fibrilasi atrial adalah gangguan ritme listrik yang mengganggu
atrial. Gangguan impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung
tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien. Akibatnya atrium
jantung tidak sepenuhnya mengosongkan darah menuju ke serambi
(ventrikel). Flutter atrium adalah sebuah versi dari fibrilasi atrium yang
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
lebih beraturan (kacaunya lebih sedikit) ketika signal listrik ada pada
atrium. Kondisi-kondisi yang menyebabkan fibrilasi atrium dapat juga
menyebabkan flutter atrium. Perawatan flutter atrium sama dengan
perawatan fibrilasi atrium.
f. Inflamasi Jantung
Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis),
selaput yang menyelimuti jantung (perikarditis), ataupun bagian dalam
(endokarditis). Inflamasi jantung dapat disebabkan oleh racun maupun
infeksi.
g. Penyakit Jantung Reumatik
Penyakit jantung reumatik dalah kerusakan pada katup jantung,
karena demam reumatik yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.
h. Kelainan Katup Jantung
Katup jantung berfungsi untuk mengendalikan arah aliran darah
dalam jantung. Kelainan katup jantung dapat mengganggu aliran darah
tersebut, antara lain karena pengecilan (stenosis), atau katup tidak menutup
dengan sempurna (prolapsis). Kelainan ini dapat terjadi karena bawaan
lahir maupun karena infeksi dan efek samping pengobatan.
i. Aritmia
Aritmia adalah irama jantung yang tidak normal. Secara garis besar
aritmia jantung dapat disebabkan oleh peradangan jantung (demam
reumatik dan peradangan miokard), gangguan sirkulasi koroner, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan metabolik, gangguan endokrin. Dari
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
frekuensi irama jantungnya aritmia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu,
normal sinus ritmik, sinus takikardi dan sinus bradikardi.
Normal sinus ritmik adalah kondisi dimana jantung mempunyai detak
teratur 60-100 detak per menit, interval antara gelombang P konstan dan
gelombang QRS yang mengikuti gelombang P mempunyai intyerval yang
konstan. Sinus takikardi adalah dimana kondisi detak jantung teratur yang
mempunyai detak jantung lebih dari 100 detak per menit. Sinus
bradikardia adalah kondisi jantung yang mempunyai detak jantung
permenit kurang dari 60 detak permenit.
2.2
Electrocardiograph (ECG)
Electrocardiograph (ECG) adalah suatu perangkat perekaman sinyal
biopotensial jantung. Perkembangan alat ini di mulai ketika Augustus Waller
melakukan pendekatan sistematis terhadap jantung dengan sudut pandang
kelistrikan. Augustus Waller menggunakan elektrometer kapiler Lippman yang
dipasang pada sebuah proyektor. Detak jantung di proyeksikan pada piringan
foto yang di pasang pada kereta mainan. Penemuan ini kemudian di
kembangkan oleh seorang dokter asal belanda William Eithoven, yang
mengganti elektrometer kapiler Lippman dengan senar Galvanometer yang
lebih sensitif. Sekarang ECG telah banyak mengalami perkembangan namun
prinsip kerjanya tentu tetap sama. Eithoven mendefinisikan tiga lead yang di
beri nama menggunakan angka romawi I, II dan III. Lead tersebut dikenal
dengan sebutan segitiga Eithoven. Lead tersebut didefinisikan sebagai:
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
Gambar 2.3 Segitiga Eithoven (Berbari, 2000)
Dimana RA= lengan kanan, LA= lengan kiri dan LL= kaki kiri. Hubungan
antara ketiga sadapan ini dideskripsikan menurut persamaan Eithoven yaitu, II
= I+III. Persamaan ini didasarkan hukum Kirchoff, yang menyatakan bahwa
penjumlahan aljabar dari semua beda potensial dalam sikuit tertutup adalah nol
(Berbari, 2000).
Hampir sama dengan perangkat instrumentasi biomedis lainnya, ECG
mempunyai beberapa rangkaian dasar yaitu, rangkaian proteksi, rangkaian
Lead Fail Detector, rangkaian amplifier, rangkaian filter, rangkaian Baseline
Restoration dan rangkaian isolasi. Masukan sinyal biopotensial dari jantung
yang di tangkap oleh lead masuk ke rangkaian ECG melalui rangkaian proteksi
(Protection Circuit), rangkaian ini bertujuan untuk melindungi pasien dan
peralatan instrumentasi dari frekuensi tinggi ataupun jala-jala listrik. Diantara
rangkaian proteksi dan lead terdapat rangkaian Lead Fail Detector, yang
bertujuan mendeteksi bila ada lead yang lepas atau tidak menempel sempurna
dari tubuh pasien. Setelah dari rangkaian proteksi tegangan akan masuk ke
rangkaian amplifier untuk dikuatkan. Tegangan yang sudah di kuatkan
kemudian di filter untuk menghilangkan noise- noise yang ada, proses ini
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
terjadi pada rangkaian filter setelah itu sinyal siap untuk di tampilkan. Filter
pada perangkat ECG ini terdiri dari Notch Filter untuk menghilangkan
interferensi sinyal karena jala-jala yang masuk lewat trafo, Low Pass Filter
untuk menghilangkan interferensi frekuensi tinggi dan High Pass Filter untuk
menghilangkan interferensi gerakan otot. Rangkaian isolasi pada perangkat ini
berguna untuk melingdungi pasien bila terjadi kebocoran arus, jadi listrik tidak
berhubungan secara langsung dengan pasien. Baselin Restoration berguna
untuk mereset rangkaian secara otomatis saat terjadi kondisi saturasi.
Gambar 2.4 Diagram blok hardware ECG (Widodo, 2009)
Ada beberapa jenis lead yang digunakan pada ECG, diantaranya adalah:
1. Sadapan Standar Bipolar (Bipolar Standart Leads) digunakan untuk
mencatat beda potensial antara dua titik. Pada sadapan ini jantung dan
ekstremitas terletak pada satu bidang frontal. Dalam sadapan standar ini
digunakan istilah:
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
L1 = Sadapan 1: Mencatat perbedaan potensial antara lengan kiri dan
lengan kanan. Elektroda positif di lengan kiri, elektroda negatif di lengan
kanan.
L2 = Sadapan 2: Elektroda positif di kaki kiri, elektroda negatif di
lengan kanan.
L3 = Sadapan 3: Elektroda positif di kaki kiri, elektroda negatif di
lengan kiri.
Gambar 2.5 Sadapan Standar Bipolar (Berbari, 2000)
2.
Sadapan Unipolar (Unipolar Leads)
a. Sadapan Unipolar Ekstremitas: Sadapan Ekstremitas diperkuat
(Augmented Extremity Leads), sadapan unipolar berguna untuk
mencatat besar potensial yang terjadi pada suatu tempat. Pada
augmented extremity leads, elektroda negatif dihubungkan dengan
central terminal, sedangkan elektroda positif diletakkan pada
ektremitas.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
Gambar 2.6 Augmented Extremity Leads (Berbari, 2000)
b.
Unipolar Precodial (Chest) Leads: Sadapan unipolar juga
digunakan dalam Precodial Leads yaitu, untuk mengetahui
perubahan potensial jantung dalam bidang horizontal. Sadapan ini
tidah pernah augmented.
Gambar 2.7 Unipolar Precodial Leads (Berbari, 2000)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
Pada sadapan ini elektroda prekodial negative dihubungkan dengan
central terminal, sedangkan elektroda prekodial positif diletakkan pada :
Gambar 2.8 letak 12 Leads (Brunet, 2003)
Keterangan:
V1 = Di ruang intercosta keempat, disebelah kanan dari sternum.
V2 = di ruang intercosta keempat, disebelah kiri dari sternum.
V3 = antara V2 dan V4
V4 = diruang intercosta kelima di garis edio clavicular kiri
V5 = pada kiri garis anterior axilary setinggi V4
V6 = Pada kiri garis tengah axillary setinggi V4
2.3
Electrocardiogram
Electrocardiogram adalah rekaman potensial listrik yang timbul sebagai
aktifitas jantung. Grafik ini menunjukan hubungan antara tegangan dengan
waktu (dapat dilihat pada Gambar 2.10). Potensial listrik yang di rekam adalah
ketika otot jantung berkontraksi sedangkan potensial aksi pada system
konduksi jantung tidak dapat diukur dari luar karena terlalu kecil.
Elektrokardiogram ada yang di tampilkan pada layar monitor dan ada pula
yang langsung ditulis pada selembar kertas oleh pena yang bergerak (disebut
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
perekam pena). Pena biasanya berupa pipa halus yang salah satu ujungnya di
hubungkan dengan bak tinta sedangkan ujung perekamnya dihubungkan
dengan system elektromagnetik yang mampu menggerakan pena bolak- balik
dengan kecepatan tinggi (Guyton,1995).
Dari hasil perekaman ECG biasanya didapat gambaran sinyal ECG
sebagai berikut:
Gambar 2.9 Contoh Hasil Perekaman Sinyal ECG (MIT-BIH)
Gelombang P pada Gambar 2.10 dihasilkan dari depolarisasi atrium kanan
dan kiri, pada saat ini vektor listrik utama diarahkan dari SA node ke AV node
dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Gelombang QRS kompleks di
hasilkan oleh depolarisasi ventrikel kanan dan ventrikel kiri, karena pada
ventrikel terdapat lebih banyak otot dari pada atrium maka sinyal yang di
hasilkan juga terlihat lebih tinggi daripada saat gelombang P. Gelombang T
dihasilkan oleh repolarisasi ventrikel. Gelombang U tidak selalu terlihat pada
setiap perekaman ECG, gelombang ini biasanya sangat kecil dan mengikuti
gelombang T, gelombang U ini diperkirakan timbul karena repolarisasi serabut
purkintje. Selain gelombang-gelombang yang telah disebutkan di atas, pada
perekaman ECG juga di kenal beberapa interval yaitu, interval P-R, R-R, Q-T,
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
P-P. interval P-R menunjukan waktu yang diperlukan dari awal depolarisasi
atrium sampai awal depolarisasi ventrikel. Interval R-R menunjukan interval
waktu yang diperlukan dari puncak R ke puncak R berikutnya (siklus
ventricular jantung). Interval Q-T menunjukan waktu yang di perlukan untuk
depolarisasi ventrikel dan repolarisasi. Interval P-P menunjukan waktu yang di
butuhkan untuk satu siklus atrial.
Gambar 2.10 Gambaran gelombang pada jantung manusia
Parameter elektrokardiogram juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Parameter Elektrokardiogram (Tompkins, 1993)
Bentuk electrocardiogram normal biasanya mempunyai beberapa ciri- ciri
tertentu diantaranya :
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
a. Gelombang P pada bidang frontal gelombang ini positif di I, II dan
aVF sedangkan negative di aVR, nilai di aVL dan III bisa bernilai
positif, negative atau bifasik. Pada bidang horizontal biasanya
gelombang ini bifasik atau negative di V1 dan V2, sedangkan
positif di V3 sampai V6. Gelombang P biasanya lebarnya sekitar
0,11 detik dan tingginya 2,5mm.
b. Gelombang kompleks QRS pada bidang horizontal yang normal
mempunyai corak khas. Pada lead V1 dan V2 terletak dekat
dengan ventrikel kanan sehingga disebut kompleks ventrikel
kanan. Gaya listrik dari ventrikel kanan ini akan menimbulkan
gelombang R yang kemudian diikuti oleh gelombang S yang
menggambarkan gaya listrik dari ventrikel kiri. Untuk lead V5 dan
V6 berlaku hal yang sebaliknya sehingga disebut kompleks
ventrikel kiri. Gelombang Q menggambarkan aktivasi ventrikel
kanan atau septum, sedangkan gelombang R menggambarkan
aktivasi ventrikel kiri. Jadi kompleks QRS pada bidang horizontal
adalah gelombang R meningkat dari V1sampai V6, sedangkan
gelombang S mengecil dari V1 sampai V6.
c. Pada orang dewasa biasanya gelombang T tegak di semua lead
kecuali aVR dan V1.
d. Gelombang U biasanya tegak dan paling besar terdapat pada lead
V2 dan V3. Gelombang U biasanya tak terlihat jelas karena bersatu
dengan gelombang T.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
e. Nilai normal untuk interval- interval adalah untuk interval P
kurang dari 0,12 detik, interval PR 0,12- 0,20 detik, interval QRS
0,07- 0,10 detik. Sedangkan interval QT bergantung pada frekuensi
jantung, sehingga biasanya dibedakan menjadi 3 yaitu, frekuensi
60 detak/menit dengan interval 0,33- 0,43 detik, frekuensi 80
detak/menit dengan interval 0,29-0,38 detik dan frekuensi 100
detak/menit dengan interval 0,27- 0,35detik.
2.4 Pengolahan Citra Digital
2.4.1 Citra Digital
Citra secara harfiah adalah gambar pada bidang dua dimensi. Dari segi
matematis citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya pada bidang
dua dimensi. Citra dapat juga diartikan sebagai kumpulan piksel-piksel yang
disusun dalam larik dua dimensi. Indeks baris dan kolom (x,y) dari sebuah
piksel yang dinyatakan dalam bilangan bulat dan nilai-nilai tersebut
mendefinisikan suatu ukuran intensitas cahaya pada titik tersebut (Mabrur,
2011).
Citra digital direpresentasikan dalam bentuk matriks H x W (H= tinggi,
W= lebar). Bila citra memiliki 256 derajat keabuan, maka nilai setiap elemen
matriks adalah bilangan bulat dalam selang 0 sampai 255. Pusat koordinat citra
digital terletak pada sudut kiri atas sedangkan pada koordinat kartesius terletak
pada sudut kiri bawah (Munir, 2004).
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.4.2
21
Jenis Citra Digital
a. Citra RGB (True Color)
Setiap pixel dari citra RGB ini mewakili warna yang mewakili tiga warna
dasar yaitu, Merah, Hijau dan biru (RGB). Setiap warna dasar menggunakan
penyimpanan 8 bit yang berarti setiap warna mempunyai gradasi sebanyak 255
warna, sehingga setiap pixel mempunyai 16 juta kombinasi warna. Karena
kombinasi warna yang begitu banyak citra RGB disebut citra True Color.
Gambar 2.11 Ilustrasi Gambar True Color (Pramitarini, 2011)
b. Citra Grayscale
Citra grayscale adalah citra yang merepresentasikan warna kedalam
tingkat keabuan. Tingkat keabuan dapat diperoleh dengan mengatur komposisi
warna merah (R), hijau (G), biru (B). Rumus umum proses grayscale
ditunjukan pada persamaan berikut:
Dalam komputasi, suatu citra digital grayscale atau grayscale adalah suatu
citra dimana nilai dari setiap pixel merupakan sample tunggal. Citra yang
ditampilkan dari citra jenis ini terdiri atas warna abu-abu, bervariasi pada
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
warna hitam pada bagian yang intensitas terlemah dan warna putih pada
intensitas terkuat. Citra grayscale berbeda dengan citra ”hitam-putih”, dimana
pada konteks komputer, citra hitam putih hanya terdiri atas 2 warna saja yaitu
”hitam” dan ”putih” saja. Pada citra grayscale warna bervariasi antara hitam
dan putih, tetapi variasi warna diantaranya sangat banyak. Citra grayscale
seringkali merupakan perhitungan dari intensitas cahaya pada setiap pixel pada
spektrum elektromagnetik pita tunggal .
Gambar 2.12 Ilustrasi Gambar Grayscale (Pramitarini, 2011)
Citra grayscale disimpan dalam format 8 bit untuk setiap sample pixel,
yang memungkinkan sebanyak 256 intensitas. Format ini sangat membantu
dalam pemrograman karena manupulasi bit yang tidak terlalu banyak. Pada
aplikasi lain seperti pada aplikasi medical imaging dan remote sensing biasa
juga digunakan format 10,12 maupun 16 bit.
c. Citra Biner
Citra biner diperoleh melalui proses pemisahan pixel – pixel berdasarkan
derajat keabuan yang dimilikinya. Pada citra biner, setiap titik bernilai 0 dan 1,
masing – masing merepresentasikan warna tertentu. Nilai 0 diberikan untuk pixel
yang memiliki derajat keabuan lebih kecil dari nilai batas yang ditentukan,
sementara pixel yangmemiliki derajat keabuan yang lebih besar dari batas akan
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
di ubah menjadi nilai 1. Pada standard citra untuk ditampilkan di layer
komputer, nilai biner ini berhubungan dengan ada tidaknya cahaya yang ditembakkan oleh
electron gun yang terdapat di dalam monitor komputer. Angka 0 menyatakan
tidak ada cahaya, dengan demikian warna yang direpresentasikan adalah hitam.
Untuk angka 1, terdapat cahaya, sehingga warna yang direpresentasikan adalah
putih. Standar tersebut disebut sebagai standar citra cahaya, sedangkan standar
citratinta / cat adalah berkebalikan, karena biner tersebut menyatakan ada
tidaknya tinta. Setiap titik pada citra hanya membutuhkan 1 bit,sehingga setiap
byte dapat menampung informasi 8 bit. Citra biner pada umumnya dihasilkan
dari proses thresholding.
Gambar 2.13 Ilustrasi Citra Biner (Pramitarini, 2011)
Meskipun komputer saat ini dapat memproses citra grayscale maupun cita
bewarna, namun citra biner tetap dipertahankan karena memiliki beberapa
keuntungan yaitu, kebutuhan memori yang kecil karena nilai derajat keabuan
hanya membutuhkan representasi 1 bit, waktu pemrosesan relative lebih cepat
karena banyak operasi pada citra biner yang dilakukan sebagai operasi logika
daripada operasi aritmetika bilangan bulat.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.4.3
24
Operasi Pengolahan Citra Digital
Pengolahan citra digital adalah suatu proses untuk memperbaiki kualitas
citra atau memanipulasi suatu citra agar mudah diintepretasi oleh manusia.
Pada proses ini output dari proses tetap berupa citra namun dengan kualitas
yang lebih baik dari citra yang sebelumnya.
Gambar 2.14 Proses Pengolahan Citra
Ada beberapa macam operasi pengolahan citra diantaranya:
1. Perbaikan kualitas citra (image anhacement) bertujuan untuk
memperbaiki kualitas citra dengan merubah parameter- parameter
tertentu. Contoh dari operasi ini adalah operasi pencerahan citra
(Brightness). Operasi ini dilakukan dengan mengalikan intensitas citra
asli dengan konstanta tertentu. Operasi pencerahan ini juga dapat
dilakukan dengan menggunakan Gamma Corection. Dengan Gamma
Corection intensitas citra asli akan dipangkatkan satu per konstanta
Gamma Corection.
2. Pemugaran citra (image restoration) bertujuan untuk menghilangkan
cacat pada citra. Perbedaan dengan operasi perbaikan citra adalah
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
degradasi citra tidak diketahui. contoh dari operasi pemugaran citra
adalah penghilangan kesamaran dan penghilangan derau.
3. Pemampatan
citra
(image
compression)
bertujuan
untuk
merepresentasikan citra dalam bentuk yang lebih kompak sehingga
keperluan memori lebih sedikit namun dengan tetap mempertahankan
kualitas gambar.
4. Segmentasi citra (image segmentation) bertujuan untuk memecah
suatu citra kedalam beberapa segmen dengan suatu kriteria tertentu
yang biasanya berkaitan dengan pola tertentu.
5. Pengorakan citra (image analysis) bertujuan untuk menghitung besaran
kuantitatif dari citra untuk menghasilkan deskripsinya. Beberapa
contoh operasi pengorakan citra adalah pendeteksi tepi, ekstraksi batas
dan represenasi daerah.
6. Rekonstrusi citra (image reconstruction) bertujuan untuk membentuk
ulang objek dari beberapa citra hasil proyeksi.
2.4.4 Segmentasi
Segmentasi merupakan proses mempartisi citra menjadi beberapa daerah
atau objek. Segmentasi citra yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan nilai ambang atau Thresholding.
Proses thresholding akan menghasilkan citra biner, yaitu citra yang
memiliki dua nilai tingkat keabuan. Secara umum proses thresholding citra
grayscale untuk menghasilkan citra biner ditunjukan pada persamaan berikut:
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
( , )=
1
0
26
( , )≥
( , )≤
Dengan g (x,y) adalah citra biner dari citra grayscale f (x,y), dan T
menyatakan nilai threshold. Nilai T memegang peranan yang sangat penting
dalam proses thresholding. Kualitas hasil citra biner sangat tergantung pada
nilai T yang digunakan (Putra, 2010).
Terdapat dua jenis thresholding yaitu global thresholding dan lokal
thresholding. Pada global thresholding, seluruh pixel apada citra dikonversikan
menjadi hitam atau putih dengan satu nilai ambang T. Sedangkan pada lokal
thresholding, suatu citra dibagi menjadi blok-blok kecil dan kemudian
thresholding lokal pada setiap nlok dengan nilai T yang berbeda-beda (Putra,
2010).
(a)
(b)
Gambar 2.15 Sampel Hasil Thresholding. (a) Citra Asli. (b) Citra Hasil
Thresholding (e-radiography.net)
2.4.5 Morfologi Citra
Morfologi
citra
digital
adalah
teknik
pengolahan
citra
digital
menggunakan bentuk sebagai pedoman dalam pengolahan. Nilai dari setiap
pixel pada citra di ambil dari perbandingan tiap pixel yang bersesuaian pada
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
citra digital masukan dengan tetangganya. Operasi morfologi bergantung pada
urutan kemunculan dari pixel, tidak memperhatikan nilai numerik dari pixel
sehingga teknik ini sesuai digunakan pada binary image dan grayscale image.
Dengan mengatur atau memilih ukuran dan bentuk matriks kernel yang
digunakan maka sensitifitas operasi morfologi terhadap bentuk tertentu pada
citra masukan dapat diatur. Morfologi standar yang dilakukan adalah proses
erosi dan dilasi.
a. Operasi Dilasi
Dilasi adalah operasi morfologi yang menambahkan pixel pada batas antar
objek dalam suatu citra digital. Aturan yang digunakan adalah misalnya untuk
gambar grayscale maka nilai hasil operasi adalah nilai maksimal yang
diperoleh dari himpunan pixel tetangganya. Dalam binary image, jika ada pixel
tetangga yang bernilai satu maka output pixel akan di set menjadi satu.
Gambar 2.16 Proses Dilasi Pada Citra Biner Dan Grayscale
(Wirayudha, 2006)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Contoh hasil dari proses dilasi ditunjukkan oleh Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Hasil Proses Dilasi
b. Operasi Erosi
Erosi adalah operasi morfologi yang mengurangi pixel pada batas antar
objek dalam suatu citra digital. Aturan pada operasi ini adalah untuk gambar
grayscale nilai hasil operasi adalah nilai minimal yang diperoleh dari
himpunan pixel tetangganya. Sedangkan dalam binary image, jika ada pixel
tetangga yang bernilai nol maka output pixel akan di set menjadi nol.
Gambar 2. 18 Proses Erosi pada Citra Grayscale (Wirayudha, 2006)
Contoh hasil dari proses dilasi ditunjukkan oleh Gambar 2.17.
Gambar 2.19 Hasil Proses Erosi
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
2.5 Jaringan Saraf Tiruan Learning Vector Quantization (LVQ)
2.5.1 Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan saraf tiruan (JST) pertama kali di temukan oleh seorang
neurophysiologist bernama Waren McCulloch dan logician bernama Walter
Pits, namun teknologi yang ada pada saat itu tidak memungkinkan mereka
untuk mengembangkan JST lebih lanjut. JST merupakan representasi buatan
dari otak manusia yang mencoba mensimulasikan proses pembelajaran pada
otak manusia. Istilah JST ini di gunakan karena jaringan saraf ini
diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu
menyelesaikan proses perhitungan selama proses pembelajaran (Kusuma Dewi,
2003).
JST mempunyai pendekatan yang berbeda untuk memecahkan masalah
bila dibandingkan dengan komputer konvensional. Komputer konvensional
menggunakan pendekatan algoritma (menjalankan suatu perintah untuk
memecahkan masalah), jika perintah yang diberikan tidak diketahui maka
komputer konvensional tidak dapat memecahkan masalah tersebut. JST dan
algoritma komputer konvensional tidak saling bersaing tapi saling melengkapi,
biasanya komputer konvensional digunakan untuk mengontrol JST untuk hasil
yang maksimal.
Gambar 2.20 Model Tiruan dari Neuron (Yani, 2005)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
JST terdiri dari beberapa simpul (node) yang merupakan elemen pemroses.
Setiap simpul tersebut memodelkan sebuah sel saraf biologis (neuron).
Hubungan antar simpul di capai dengan bobot koneksi (weight). Bobot koneksi
menentukan apakah sinyal yang mengalir bersifat peredam (inhibitory
conection). Bobot koneksi yang bersifat meredam dapat dinyatakan dengan
bilangan negatif, begitu juga sebaliknya. Setiap sel saraf juga mempunyai nilai
ambang. Jumlah bobot dari input dikurangi dengan nilai ambang kemudian
akan menghadapi aktifasi dari sel saraf. Sinar aktifasi kemudian menjadi fungsi
aktifasi, besar sinyal yang keluar dari suatu simpul ditentukan oleh fungsi
aktivasi yang digunakan. Jadi fungsi aktivasi menentukan keaktifan dari sebuah
simpul.
Berdasarkan pola koneksi (arsitektur), JST dibagi dalam dua kategori,
yaitu:
a. Struktur Feedforward
Sinyal bergerak dari input kemudian melalui lapisan tersembunyi dan
akhirnya melalui unit output. Tipe feedforward mempunyai sel saraf yang
tersusun dari beberapa lapisan, lapisan input bukan termasuk sel saraf,
lapisan ini hanya memberi pelayanan dengan mengenalkan suatu nilai dari
suatu variable. Lapisan output dan lapisan tersembunyi terhubung satu
sama lain dengan lapisan sebelumnya.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
Gambar 2.21 Jaringan Saraf Tiruan FeedForward (Yani,2005)
b. Struktur Recurrent ( feedback)
Jaringan berulang (mempunyai koneksi kembali dari output ke input)
akan menimbulkan ketidakstabilan dan menghasilkan dinamika yang
kompleks.
Gambar 2.22 Jaringan Saraf Tiruan FeedBack (Yani,2005)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
2.5.2 Learning Vector Quantization (LVQ)
Salah satu metode untuk melakukan pembelajaran lapisan kompetitif yang
terawasi adalah Learning vector qualization (LVQ). Lapisan kompetitif ini
akan belajar secara otomatis untuk melakukan klasifikasi terhadap vektor input
yang diberikan. Kelas yang diberikan berdasarkan pada jarak vektor tersebut.
Jika ada dua vektor yang mempunyai jarak yang berdekatan maka akan
dikelompokkan menjadi satu kelas yang sama (Kusumadewi, 2003).
Sebuah jaringan LVQ memiliki lapisan kompetitif pertama dan lapisan
linier kedua. Para lapisan kompetitif belajar untuk mengklasifikasikan vektor
masukan. Lapisan linier mengubah kelas lapisan kompetitif ke klasifikasi target
yang didefinisikan oleh pengguna. Hal ini mengacu pada kelas dipelajari oleh
lapisan kompetitif sebagai subkelas dan kelas-kelas dari linier lapisan sebagai
kelas target (Demuth, 2002).
Gambar 2.23 Arsitektur LVQ (Kusumadewi, 2004)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
Kedua lapisan kompetitif dan linier memiliki satu neuron per (sub atau
target) kelas. Dengan demikian, lapisan kompetitif bisa belajar sampai dengan
subclass S1. Ini, pada gilirannya, digabungkan oleh lapisan linier untuk
membentuk kelas menargetkan S2 (S1 adalah selalu lebih besar dari S2)
(Demuth, 2002).
Algoritma LVQ adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan :
Bobot (w), maksimum epoh (maxEpoh), learning rate (α), pengurangan
learning rate (Decα), minimal learning rate (Minα).
2. Masukan :
Input : x(i,j)
Target : Tk
3. Tetapkan kondisi awal :
epoh = 0;
4. Kerjakan jika : (epoh <= maxEpoh ) atau (α >= Minα)
a. epoh = epoh + 1;
b. Kerjakan untuk i = 1 sampai n
i. Tentukan j sedemikian hingga || x – wj || minimum (sebut sebagai Cj)
ii. Perbaiki wj dengan ketentuan:
jika T = Cj maka wj(baru)=wj(lama) + α (x-wj(lama))
jika T ≠ Cj maka wj(baru)=wj(lama) - α (x-wj(lama))
c.
Skripsi
Kurangi nilai α
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini kurang lebih selama 6 bulan,
dimulai pada bulan Februari 2012 sampai pada bulan juli 2012. Penelitian ini
dilakukan di laboratorium Teknobiomedik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Airlangga dan Rumah Sakit Islam Surabaya.
3.2
Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Data primer hasil permeriksaan ECG dari berbagai pasien di Rumah Sakit
Islam Surabaya. Data yang digunakan sebanyak 97 data untuk proses
pelatihan dan pengujian. Data tersebut terdiri dari 58 data jantung normal,
27 data jantung koroner dan 12 data jantung fibrilasi atrium.
2. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MATLAB V7.6.0
3.3
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian disajikan pada Gambar 3.1 berikut :
34
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
Gambar 3.1 Diagram alir Metode Penelitian
3.3.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengkaji tentang kelainan pada jantung,
mempelajari diagnosa penyakit jantung terhadap hasil pemeriksaan ECG,
mempelajari metode pengolahan citra ECG dan mempelajari algoritma LVQ untuk
pendeteksian kelainan jatung. Studi literatur ini dilakukan dengan mengumpulkan
jurnal dan buku mengenai informasi terkait, selain itu juga dilakukan konsultasi
dengan dokter.
3.3.2 Persiapan Data
Pada proses ini data ECG yang didapat dari Rumah Sakit diubah dalam
bentuk digital menggunakan scanner. Proses digitalisasi citra ECG dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Gambar 3.2 Diagram Blok Hardware
Setelah didapatkan data ECG dalam bentuk digital, proses persiapan data ini
dilanjutkan dengan pemotongan citra. Citra yang ada dipotong sehingga menjadi
citra sepanjang 157 pixel, berdasarkan data yang didapatkan pada penelitian ini
dengan panjang citra 157 pixel cukup untuk mendapatkan citra ECG sepanjang 1
siklus.
3.3.3 Pengolahan Citra
Setelah melalui proses persiapan data, citra kemudian memasuki proses preprocessing. Proses ini terdiri dari proses grayscalling dan pencerahan citra. Pada
proses grayscalling citra ECG digital yang merupakan citra RGB diubah menjadi
citra grayscale. Setelah itu dilakukan proses pencerahan (brightness) pada citra
untuk memperbaiki kualitas citra yang ada. Proses pencerahan ini menggunakan
bantuan Gamma Corection agar mendapatkan warna yang pencerahan yang tidak
terlalu gelap dan tidak terlalu terang.
Gambar 3.3 Diagram blok pengolahan citra
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
Setelah proses pre-processing selesai dilanjutkan dengan proses segmentasi,
proses ini merupakan tahapan pemisahan grafik dengan latar belakangnya. Proses
segmentasi yang digunakan merupakan segmentasi yang sederhana dengan proses
thresholding, dideteksi intensitasnya dan dipetakan ke dalam nilai 0 atau 1
berdasarkan nilai threshold yang ditentukan dari perubahan intensitas secara
mendadak dan memiliki nilai intensitas yang lebih kecil dari lingkungannya maka
pixel tersebut dianggap sebagi objek dan diberi nilai 1, sedangkan pixel yang
lainnya diberi nilai 0.
Proses selanjutnya adalah proses morfologi citra yaitu, dilasi yang digunakan
untuk menyambung gambar yang terputus karena proses segmentasi. Dari hasil
dilasi itu kemudian dilakukan proses erosi citra, sehingga citra tidak terlalu tebal
dan sesuai dengan pola pada gambar aslinya.
Setelah didapatkan hasil erosi, kemudian dilakukan ekstraksi fitur terhadap
citra. Ekstraksi fitur dilakukan terhadap nilai ordinat dari citra. Nilai ordinat dari
citra ini nantinya akan mewakili nilai potensial dari listrik jantung. Nilai potensial
listrik jantung inilah yang akan menjadi masukan untuk jaringan LVQ.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
3.3.4 Metode Klasifikasi Data
Pada tahapan ini dilakukan perancangan perangkat lunak deteksi kelainan
jantung dengan metode LVQ. Arsitektur jaringan yang digunakan dalam perangkat
lunak ini seperti pada Gambar 3.4. yang mempunyai 3 macam keluaran. Keluaran
pada jaringan ini nantinya akan mengidentifikasikan kondisi jantung dari setiap
data.
Gambar 3.4 Arsitektur Jaringan LVQ
Setelah menentukan arsitektur dari jaringan LVQ ini lalu ditentukan pula
diagram alir dari LVQ ini seperti pada Gambar 3.5. Pada awal proses jaringan LVQ
ini ditentukan parameter-parameter yang diperlukan dalam LVQ seperti, bobot awal,
target error dan maksimum epoh. Setelah inisialisasi dari parameter- parameter
tersebut maka proses pelatihan jaringan LVQ akan dimulai, proses pelatihan ini akan
berlangsung selama syarat berhentinya proses pelatihan ini belum terpenuhi. Jika
syaratnya sudah terpenuhi maka bobot akhir dari pelatihan ini akan disimpan.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
Mulai
Baca
input bobot awal,
target error, Maks
epoh
LVQ
Jumlah epoh>= maks
epoh ? or
alpha<error maks
Tidak
ya
Simpan bobot akhir
Selesai
Gambar 3.5 Diagram alir program JST
Sedangkan untuk diagram alir LVQ disajikan pada Gambar 3.6 berikut:
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
Gambar 3.6 Diagram Alir LVQ
Pada proses klasifikasi data ini digunakan 72 data untuk proses pelatihan.
3.3.5
Hasil Klasifikasi Data
Tahap pengujian dilakukan setelah tahap pelatihan dan dilakukan pada
25 data pengujian yang belum pernah dilakukan untuk pelatihan. Data
pengujian diambil dari tinjauan data ECG dalam bentuk yang telah ditentukan.
Tujuan dari pengujian ini adalah mendapatkan tingkat akurasi jaringan LVQ
untuk
identifikasi penyakit jantung. Tingkat akurasi didapatkan dengan
membandingkan hasil identifikasi perangkat lunak dan diagnosa dokter.
3.3.6
Rancangan Tampilan Program
Perancangan program ini di bagi menjadi 4 bagian yaitu, rancangan program
MENU, PELATIHAN, PENGUJIAN dan BANTUAN.
Program MENU merupakan tampilan awal dari program yang akan
menghubungkan dengan program lainnya. Desain rancangan program Menu
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
seperti pada Gambar 3.7 terdiri dari empat submenu yaitu pelatihan, pengujian,
bantuan dan keluar. Lalu terdapat Static Text1 untuk menampilkan judul dari
program ini, Axes1 pada rancangan ini untuk menampilkan gambar sebagai logo
dari program ini, Static Text2 untuk menampilkan nama dari pembuat program.
Gambar 3.7 Rancangan Program MENU
Setelah perancangan program Menu dilanjutkan dengan perancangan program
pelatihan, program ini nantinya akan digunakan untuk pelatihan sistem jaringan LVQ
yang akan menghasilkan bobot akhir untuk kemudian digunakan pada proses
pengujian. Perancangan program pelatihan ini dapat dilihat pada Gambar 3.8,
rancangan program pelatihan ini terdiri dari Static Text1 untuk menampilkan judul
dari pelatihan ini, Static Text2 dan Static Text3 untuk memberI label keterangan pada
Edit Text. Edit Text1 digunakan untuk merubah inputan laju pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pelatihan, Edit Text2 digunakan untuk merubah inputan
pengurangan laju pembelajaran yang akan digunakan juga sebagai inputan pelatihan.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
Panel1 dan Panel2 digunakan untuk mengelompokan antara input program dan
keluaran program. Push Button1 pada rancangan program ini untuk memulai proses
pelatihan. Table1 untuk menampilkan hasil dari bobot akhir pelatihan, Static Text4,
Static Text5 dan Static Text6 digunakan untuk memberi label keterangan terhadap
Edit Text. Sedangkan Edit Text3 digunakan untuk menampilkan epoh terakhir dari
proses pelatihan, Edit Text4 juga digunakan untuk menampilkan laju pembelajaran
terakhir dari proses pelatihan, Edit Text5 disini digunakan untuk menampilkan
presentasi kecocokan dari pelatihan. Untuk mengakhiri program ini digunakan Push
Button2 sebagi tombol keluar.
Gambar 3.8 Rancangan Program Pelatihan
Program pengujian ini untuk tempat melakukan pengujian terhadap data
pengujian yang sudah disediakan. Pada rancangan program pengujian pada Gambar
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
3.9, rancangan ini terdiri dari Static Text1 untuk judul dari rancangan pengujian ini.
Push Button1 disini adalah tombol untuk mencari file citra yang ingin di uji, lokasi
dari citra yang dipilih itu kemudian akan ditampilkan pada Edit Text1, sedangkan
Axes1 akan menampilkan citra yang telah dipilih melalui Push Button1. Push
Button2 adalah tombol untuk mengolah citra dari Axes1 yang kemudian hasil
akhirnya akan ditampilkan pada Axes2, Axes3, Axes4, Axes5. Push Button3 disini
adalah tombol untuk memulai proses identifikasi dari hasil akhir yang ditunjukan
pada Axes2, hasil dari identifikasi ini akan ditampilkan pada Edit Text2. Push
Button4 adalah untuk Keluar dari program ini.
Gambar 3.9 Rancangan Program Pengujian
Untuk program pengujian program ini terdiri dari Static Text1 dan Static Text2,
program bantuan ini ditujukan untuk memberikan petunjuk mengenai kegunaan
program dan cara penggunaannya pada pengguna. Pada Static Text1 akan di
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
tampilkan judul dari sub program ini dan pada Static Text2 akan di tampilkan
tetntang informasi yang akan diberikan pada pengguna. Rancangan programnya
seperti terlihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Rancangan Tampilan Bantuan
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengolahan Data
Setelah data ECG dalam bentuk digital didapatkan, lalu dilakukan proses
pemotongan. Pemotongan ini dilakukan untuk mengambil data yang mempunyai
informasi penting dan juga agar memori yang digunakan tidak terlalu banyak. Dari
data 12 lead ECG pada penelitian ini digunakan data lead 2 dengan panjang 157 pixel
untuk mengetahui kelainan pada jantung.
Data yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu data
jantung normal, data jantung koroner dan data jantung fibrilasi atrium. Beberapa data
yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Hasil Persiapan Data. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner.
(c) Data Jantung Fibrilasi Atrium.
a. Pre-processing
Pada proses pre-processing data diolah menggunakan MATLAB untuk proses
pengolahan citra. Proses Grayscalling bertujuan untuk merubah data citra RGB
45
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
menjadi citra Grayscale yang mempunyai nilai derajat keabuan dari 0-255. Hasil
untuk perubahan citra asli setelah proses grayscalling dapat dilihat pada Gambar 4.2.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.2 Hasil Grayscalling. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner. (c) Data
Jantung Fibrilasi Atrium
Setelah citra menjadi citra grayscale, kemudian dilakukan proses perbaikan
kualitas citra (image enhacement) dengan pencerahan citra (brightness). Proses ini
dilakukan untuk mencerahkan citra input sehingga pola lebih terlihat. Proses ini
menggunakan bantuan dari Gamma Correction sehingga hasil gambar kecerahan
pada gambar dapat disesuaikan. Pada penelitian ini digunakan nilai Gamma
Correction sebesar 0,7, nilai ini didapatkan dari melakukan pembandingan terhadap
nilai gamma. Hasil dari proses pencerahan ini ada pada Gambar 4.3.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.3 Hasil Pencerahan. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner. (c) Data
Jantung Fibrilasi Atrium
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
b. Segmentasi
Citra yang telah melalui proses pencerahan kemudian di segmentasi untuk
menghilangkan background pada citra ECG. Segmentasi ini dilakukan dengan
memberikan nilai ambang (threshold) tertentu sehingga nilai intensitas yang berada
diatas nilai ambang itu dikelompokkan menjadi nilai satu dan yang berada dibawah
nilai threshold dikelompokan menjadi nilai nol ataupun sebaliknya. Dapat dilihat
pada Gambar 4.4. setelah proses segmentasi ini citra ini sudah berubah menjadi citra
biner yang hanya mempunyai nilai 0 atau 1 (hitam atau putih).
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.4 Hasil Segmentasi. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner. (c)
Data Jantung Fibrilasi Atrium
c. Morfologi Citra
Setelah melalui proses thresholding citra sinyal ECG yang dihasilkan terlihat
terputus- putus pada beberapa titik seperti diperlihatkan pada Gambar 4.4. Untuk
menghubungkan kembali garis yang terputus karena proses thresholding maka
dilakukan operasi morfologi dasar pada citra tersebut, operasi morfologi yang
dilakukan adalah dilasi dan erosi. Dilasi dilakukan untuk menyambung gambar yang
terputus saat proses segmentasi dikarenankan adanya intensitas yang dibawah nilai
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
ambang. Setelah gambar itu tersambung seperti pola aslinya lalu dilakukan proses
erosi untuk menipiskan pola yang ada sehingga sesuai dengan pola aslinya. Hasil dari
proses morfologi citra ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.5 Hasil Morfologi Citra. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner.
(c) Data Jantung Fibrilasi Atrium
Setelah didapatkan citra hasil erosi lalu dilakukan ekstraksi fitur. Ekstraksi fitur
yang dilakukan dengan mencari nilai ordinat dari citra. Nilai ordinat ini nantinya akan
menunjukan nilai potensial dari listrik jantung. Nilai potensial dari setiap titik pada
citra ini akan membentuk grafik yang merupakan visualisasi fitur citra ECG.
Penentuan titik nol dari visualisasi fitur itu ditentukan dari titik awal pada citra seperti
disajikan pada Gambar 4.6. Titik awal pada citra dianggap sebagai garis isoelektrik
yang bernilai 0, sebagi standart untuk mendapatkan nilai yang merepresentasikan
tegangan pada citra ECG.
Gambar 4.6 Penentuan Titik Awal Sumbu Y
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
Hasil dari proses visualisasi fitur ini seperti disajikan pada Gambar 4.7, plotting
itu adalah kurva satu dimensi yang pada sumbu Y menunjukan potensial setiap titik
dari kurva tersebut. Setelah didapatkan kurva visualisasi vitur tersebut nilai potensial
dari citra tersebut disimpan dalam file .mat yang kemudian akan menjadi masukan
pada saat proses pelatihan jaringan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.7 Hasil Visualisasi Fitur. (a) Data Normal. (b) Data Jantung Koroner.
(c) Data Jantung Fibrilasi Atrium
4.2 Pembentukan Jaringan Learning Vector Quantization (LVQ)
4.2.1 Pelatihan Jaringan LVQ
Pada proses pelatihan ini digunakan 69 data dan juga 3 data untuk bobot awal
yang mewakili masing-masing kelas. Data yang digunakan untuk pelatihan terdiri
dari 43 data jantung normal, 23 data dengan kelainan jantung koroner dan 6 data
dengan kelainan fibrilasi atrium.
Pada proses pelatihan jaringan ini digunakan beberapa parameter seperti yang
ditunjukan pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Parameter yang digunakan pada jaringan LVQ
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Jumlah Pola Masukan pada Pelatihan
Jumlah Pola Masukan Pada Pengujian
Jumlah Pola Target
Variasi Laju Pelatihan(α)
Pembaruan laju Pelatihan
Variasi pengurangan Laju Pelatihan(decα)
Minimum Laju Pelatihan yang diharapkan
Maksimum Iterasi(Epoh)
50
72 data
25 data
3 kelas
0,1;0,01;0,001
α=α-α*(decα)
0,01;0,1;0,25;0,5;0,75
0,0000001
15000
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat yang menjadi variable manipulasi adalah nilai laju
pembelajaran dan juga pengurangan laju pembelajaran. Sedangkan untuk nilai
maksimum epoh digunakan nilai 15000, nilai minimum laju pembelajaran adalah
0,0000001.
Pada proses pelatihan ini data dilatih yang kemudian di uji kecocokannya
terhadap data target yang merupakan hasil diagnosa dari dokter. Dari banyaknya data
yang cocok dengan target yang diberikan maka akan didapatkan presentase tingkat
akurasiproses pelatihan yang dilakukan. Hasil tingkat akurasi yang didapatkan dari
perubahan parameter yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Dari Tabel 4.2 tersebut dapat dilihat presentase tingkat akurasi data hasil
pelatihan terhadap beberapa variasi dari laju pembelajaran (Learning rate) dan
pengurangan laju pembelajaran, variasi tersebut mempengaruhi banyaknya iterasi
yang yang terjadi, tingkat akurasi untuk pelatihan. Tingkat akurasi yang paling
optimal pada penelitian ini ada pada laju pelatihan 0,1 dan pengurangan laju pelatihan
0,5 yaitu, 94%.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51
Tabel 4.2 Hasil Kecocokan Terhadap Data Pelatihan
Decα
α
Epoh Akhir
0,01
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
1375
1146
917
132
110
88
49
41
33
20
17
14
10
9
7
0,1
0,25
0,5
0,75
Tingkat
Akurasi (%)
91,30%
89,85%
89,85%
92%
89,85%
76,8%
91,3%
85,05%
71,01%
94%
84,05%
63,7%
88%
79,7%
62,3%
Dari Tabel 4.2 juga dapat dilihat pengaruh yang diberikan terhadap perubahan
parameter laju pembelajaran dan pengurangan laju pembelajaran. Pada pengurangan
laju pembelajaran yang tetap dan laju pembelajaran yang semakin kecil maka terjadi
penurunan tingkat akurasi yang dihasilkan. Namun dengan laju pembelajaran yang
tetap dan pengurangan laju pembelajaran yang semakin besar didapatkan tingkat
keakurasian yang fluktuatif (tidak tentu).
4.2.2 Pengujian Jaringan LVQ
Pada proses pengujian jaringan ini digunakan 25 data yang tidak digunakan
sebagai data pelatihan, 25 data tersebut terdiri dari 13 data jantung normal, 5 data
jantung dengan kelainan koroner dan 7 data dengan kelainan atrial fibrilasi.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52
Proses pengujian ini dilakukan dengan variasi yang sama dengan variasi yang
dilakukan pada saat proses pelatihan seperti pada Tabel 4.1 dan hasil dari proses
pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Kecocokan Pengujian
Decα
α
0,01
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,01
0,001
0,1
0,25
0,5
0,75
Tingkat
Akurasi (%)
96%
96%
92%
92%
92%
56%
88%
84%
52%
96%
76%
52%
92%
64%
52%
Pada Tabel 4.3 didapatkan tingkat akurasi tertinggi sebesar 96%. Tingkat
akurasi tertinggi itu ada di beberapa variasi laju pembelajaran dan pengurangan laju
pembelajaran. Namun, dari jika dihubungkan dengan hasil pengujian pada data
pelatihan (Tabel 4.2) tingkat akurasi yang paling tinggi ada pada laju pembelajaran
0,1 dan pengurangan laju pembelajaran 0,5 dengan presentase 94% dan pada tabel
hasil pengujian pun didapatkan tingkat akurasi yang tinggi sebesar 96% maka, dapat
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53
dikatakan parameter optimal pada penelitian ini adalah pada laju pembelajaran 0,1
dan pengurangan laju pembelajaran 0,5.
Sama dengan pada proses pelatihan, pada proses pengujian pun dapat dilihat
dari Tabel 4.3 pengaruh yang diberikan terhadap perubahan parameter laju
pembelajaran dan pengurangan laju pembelajaran. Pada pengurangan laju
pembelajaran yang tetap dan laju pembelajaran yang semakin kecil maka terjadi
penurunan tingkat akurasi yang dihasilkan. Namun, laju pembelajaran yang tetap dan
pengurangan laju pembelajaran yang semakin besar didapatkan tingkat keakurasian
yang fluktuatif (tidak tentu).
Tabel 4.4 Hasil Pengujian
No.
1.
Skripsi
Gambar
Target
Normal
Hasil
Normal
Keterangan
Cocok
2.
Normal
Normal
Cocok
3.
Normal
Normal
Cocok
4.
Normal
Normal
Cocok
5.
Normal
Normal
Cocok
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
54
6.
Normal
Normal
Cocok
7.
Normal
Normal
Cocok
8.
Normal
Normal
Cocok
9.
Normal
Normal
Cocok
10.
Normal
Normal
Cocok
11.
Normal
Normal
Cocok
12.
Normal
Normal
Cocok
13.
Normal
Normal
Cocok
14.
Koroner
Koroner
Cocok
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
55
15.
Koroner
Koroner
Cocok
16.
Koroner
Koroner
Cocok
17.
Koroner
FibrilasiAtrium
Tidak cocok
18.
Koroner
Koroner
Cocok
19.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
20.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
21.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
22.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
23.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
24.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
Cocok
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25.
Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium
56
Cocok
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat dari 25 data yang di ujikan hanya ada 1 data yang
tidak cocok dengan identifikasi program yaitu, pada data ke-17 yang seharusnya
adalah kelainan koroner tapi program mengidentifikasinkannya sebagai atrial
fibrilasi.
4.3 Tampilan Program
Setelah mendapatkan hasil dari proses pengujian maka dibuatlah tampilan
program untuk jaringan tersebut menggunakan GUI MATLAB. Pada saat program
pertama di buka akan tampil program menu seperti pada Gambar 4.8. program ini
terdiri dari menu bar yaitu, pelatihan, pengujian, bantuan dan keluar. Tampilan
program untuk menu utama adalah sebagai berikut:
Gambar 4.8 Tampilan Program Menu
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
57
Tampilan dari program pelatihan adalah seperti pada Gambar 4.9
yang
menampilkan bobot akhir dari proses pelatihan, epoh akhir, error akhir dan juga
presentase kecocokan bobot akhir terhadap data pelatihan. Pengguna dapat merubah
nilai laju pembelajaran dan juga pengurangan laju pembelajaran, lalu melihat hasil
dari perubahan yang dilakukan di panel output, sehingga penggunaan dapat
menentukan apakah laju pembelajaran dan pengurangan laju pembelajaran yang
diberikan sudah cukup bagus untuk sistem atau belum.
Gambar 4.9 Tampilan Program Pelatihan
Pada program pengujian hasil yang ditampilkan adalah seperti Gambar 4.10,
pada program pengujian ini gambar yang akan diuji dipilih dengan menggunakan
tombol Browse. Setelah gambar dipilih maka akan ditampilkan pada tempat yang
disediakan. Saat di tekan tombol pengolahan citra maka akan ditampilkan seluruh
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58
tahap hasil pengolahan citra yang kemudian akan diidentifikasi setelah menekan
tombol Identifikasi. Hasil identifikasi akan muncul pada tempat yang disediakan
sehingga pengguna dapat dengan mudah mengetahui hasil identifikasi gambar
tersebut.
Gambar 4.10 Tampilan Program Pengujian
Pada tampilan program Bantuan tampilan yang keluar adalah seperti pada
Gambar 4.11. program bantuan ini berfungsiuntuk memberikan informasi mengenai
program identifikasi kelainan jantung dan cara mengoperasikan program ini secara
umum.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59
Gambar 4.11 Tampilan Program Menu
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada penelitian ini diperoleh parameter optimal jaringan LVQ yaitu, laju
pembelajaran sebesar 0,1 dan pengurangan laju pembelajaran 0,5.
2. Tingkat akurasi maksimal dari pengujian terhadap 25 data uji sebesar 96%
untuk laju pembelajaran sebesar 0,1 dan pengurangan laju pembelajaran
sebesar 0,5.
3. Pada penelitian ini semakin kecil nilai laju pembelajaran maka tingkat
akurasi program semakin kecil. Sedangkan, perubahan laju pembelajaran
berpengaruh fluktuatif (tidak tentu) terhadap tingkat akurasi atau dapat juga
dikatakan tidak ada pengaruh tertentu.
5.2 Saran
1. Untuk mengidentifikasi lebih banyak kelainan jantung dan juga untuk
meningkatkan keakuratan program maka di perlukan data yang lebih
banyak ataupun dengan memilah data yang digunakan sehingga variasi
untuktiap kelasnya mempunyai perbedaan signifikan.
2. Input jaringan LVQ untuk penelitian ini adalah matriks sebesar 1x157,
ukuran ini cukup besar dengan penggunaan data yang semakin banyak,
kinerja dari jaringan LVQ ini pun akan semakin berat, karena itu perlu
60
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
dilakukan metode untuk melakuakan ekstraksi fitur lain untuk mengambil
informasi dari citra yang diolah.
3. Data ECG yang digunakan sebaiknya di konsultasikan dengan beberapa
dokter sehingga keakuratan diagnose yang dihasilkan lebih baik.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62
Daftar Pustaka
Away, Gunaidi Abdia. 2010. The Shortcut of MATLAB Programming.
INFORMATIKA. Bandung.
Berbari, E. J. 2000. Principle of Electrocardiography. The Biomedical Enginering
Handbook. CRC Press LCC.
Brunet, Bob, et al. 2003. 12- Lead ECG Review. York Region Hospital Program.
Demuth, Howard and Mark Beale. 2002. Neural Network Toolbox User’s Guide,
The MathWorks, Inc
Dr, Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kedua. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Yani, Eli. 2005. Pengantar Jaringan Saraf Tiruan, dipublikasikan melalui
materikuliah.com,http://trirezqiariantoro.files.wordpress.com/2007/05/jari
ngan_syaraf_tiruan.pdf, diakses tanggal 13 Desember 2011.
Endarko, et al. 2006. Aplikasi Pengolahan Citra Elektrokardiograf dan Jaringan
Saraf Tiruan untuk Identifikasi Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Fisika
dan Aplikasinya. Surabaya.
Frank G. Yanowitz, MD. http://library.med.utah.edu. University of Utah School
of Medicine.(di akses tanggal 28 Desember 2011).
Gao, George Qi. 2003. Computerized Detection and Classification of Five
Cardiac Condition, Auckland university of technology, new Zealand.
Green, Jacqueline M. 2010. 12-Lead EKG Confidence : Step by Step Guide.
Spinger Publishing Company. New York.
Guyton, A. C. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Alih bahasa:
Petrus Andrianto,Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.
Jondri dan achmad rizal. 2010. Deteksi Otomatis Kelainan Jantung Menggunakan
Hidden Markov Model (Hmm), Institut Teknologi Telkom, Bandung.
Dubowik, K. 1999. Automated Arrhythmia Analysis –An Expert System for an
Intensive Care Unit. New Jersey: Prentice-Hall.
Kohonen, T.. 1990. Statistical Pattern Recognition Revisited, Advanced Neural
Computers. R. Eckmiller (editor), 137-144.
Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelegence (Teknik dan Aplikasinya). Graha
ilmu. Jogjakarta.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63
Kusumadewi, Sri. 2004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan
Matlab dan Excellink. Graha Ilmu, edisi 1. Jogjakarta
Cromwell, Leslie cs. 1980. Biomedical Instrumentation and Measurments.
Prentice Hall.
Low, A.,. 1991. Introduction Computer Vision and Image Processing, Mc Graw
Hill Book Company, London.
Schamroth, L. 1990. An Introduction to electrocardiography. Blackwell Scientific
Publication: Oxford
Mabrur, S. Si, Andik. 2011. Pengolahan Citra Digital Menggunakan Matlab.
Tulungagung
Marieb, Elaine. 1994. Human Anatomy and Physiology. San Francisco, CA:
Pearson Education.
McConahy, Douglas. 2005. Application of Multiobject Optimilization to
Determining An Optimal Left Ventricular Assist Device Pump
Speed.Univercity of Pittsburg.
Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik.
Informatika Bandung. Bandung
Nurdin, Dewi Triwulandari. 2010. Konsep Pengolahan Citra Digital dan Ekstrasi
fitur. Graha Ilmu. Jogjakarta
Paulus,Erick, S.Si.,M.Kom. Gui Matlab. Penerbit Andi.
Pramitarini, Yushinta. 2011. Analisa Pengiriman Citra Terkompresi JPEG Dengan
Tekni Spread Spektrum Direct Sequenze. Surabaya
Pratanu, sunoto. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FK UI. Jilid 1 edisi ke3.(halaman 88-934). Jakarta.
Pratt, William K. 2007. Digital Image Processing. John Wiley and Sons,
Hoboken, New Jersey.
Putra, Darma. 2008. Sistem Biometrika: Konsep Dasar Teknik Analisis Citra,
Penerbit Andi, Jogjakarta.
Tompkins, W. J. 1993. Biomedical Signal Processing, Prentice Hall, New Jersey.
Widodo, Arief. 2009. Sistem Akuisisi ECG Menggunakan USB untuk Deteksi
Aritmia. Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS. Surabaya.
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64
Wirayuda, T.A. Budi. 2006. Pemanfaatan Operasi Morphologi untuk Proses
Pendeteksian Sisi Pada Pengolahan Citra Digital. Seminar Nasional Sistem
dan Informatika. Bali
Yusuf, Muhammad, http://yusufsila2011.weebly.com/1/post/2011/03/9-macamgangguan-jantung.html (30 November 2011)
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengolahan Citra Data Uji
Data
ke1
Citra Asli
Hasil Segmentasi
Visualisasi Fitur
2
3
4
5
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
66
6
7
8
9
10
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
67
11
12
13
14
15
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
68
16
17
18
19
20
21
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
69
22
23
24
25
Skripsi
Implementasi Learning Vector Quantization
sebagai Alat Bantu Identifikasi Kelainan Jantung Melalui Citra
Elektrokardiogram
Fatimatul Karimah
Download