Perseroan Terbatas

advertisement
Matakuliah
: F0422 / Pengantar Hukum Perdata dan Dagang
Tahun
Versi
: 2005
: Revisi 1
Pertemuan 5
BENTUK PERUSAHAAN PERORANGAN
DAN BUKAN
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa
akan mampu :
•Menjelaskan bagaimana mendirikan bentuk
perusahaan perorangan, PT, koperasi,
firma, CV, BUMN (C2)
2
Outline Materi
• PENGERTIAN PERUSAHAAN DAN
PERSEORANGAN
• BENTUK PERJANJIAN MAATSCHAP
• AKIBAT HUKUM DARI PERIKATAN
PERUSAHAAN PERORANGAN
• PEMODAL PELAKU DAN PEMODAL PASIF
• STATUS BADAN HUKUM PT
• HARTA PT
• PENDIRIAN PT
• PERISTIWA HUKUM SEBELUM PT SAH
• DASAR PENDIRIAN PT
• MODAL PT
3
Outline Materi :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
SAHAM
LAPORAN TAHUNAN
ORGAN PT (RUPS DIREKSI KOMISARIS)
SUMBER HUKUM KOPERASI
PRINSIP KOPERASI
MULAI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM
KOPERASI
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI
MODAL KOPERASI
SUMBER HUKUM FIRMA/CV
PENGERTIAN FIRMA/CV
SAAT BERDIRINYA FIRMA/CV SEBAGAI BADAN
HUKUM
JAMINAN PERIKATAN FIRMA/CV
BUMN (PERJAN, PERUM, DAN PERSERO)
4
Maatschap (Persekutuan Perdata) :
1. Bukan bentuk perusahaan tetapi
merupakan bentuk perjanjian, karena :
tidak berlaku bagi pihak luar (hanya
berlaku bagi para pihak perjanjian)
2. Bukan Badan Hukum karena yang terikat
hanya pemodal pelaku saja (subjek hukum
pribadi)
3. Peraturan yang mengaturnya merupakan /
hukum perjanjian
4. Peraturan dapat dikesampingkan
berdasarkan kesepakatan para pihak.
5
Jenis - Jenis Pemasukan :
1.Uang
2.Kepemilikan benda
3.Kenikmatan benda
4.Tenaga
Pembagian keuntungan dan kerugian
(pasal 1633 KUH Per) = seimbang modal
(tergantung dari jumlah modal yang
dimasukkan)
6
Perseroan Terbatas :
Sumber Hukum
• UU No. 1/1995 tentang perseroan
terbatas yang mulai berlaku tanggal 7
Maret 1996.
• Ketentuan peralihan s/d tanggal 7 Maret
1998.
7
Macam - Macam PT :
1. PT (biasa/tertutup)
2. PT terbuka (TBK) terdiri dari :
A. PT yang melakukan penawaran umum (go
public)
B. Perusahaan publik yaitu :
• Saham yang dimiliki sekurangkurangnya 300 pemegang saham
• Modal disetor sekurang-kuranya Rp.
3.000.000.000 (Tiga milyar rupiah) atau
sesuai PP
8
Pendirian PT :
•
•
•
Pemegang saham 2 (dua) orang/lebih membuat
akta pendirian secara otentik (akta notaries).
Istilah Perseroan Terbatas terdiri dari dua kata yaitu :
perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada
modal PT yang terdiri dari sero-sero atau sahamsaham, sedangkan terbatas merujuk kepada
tanggung jawab pemegang saham, sedangkan
terbatas luasnya hanya terbatas pada nilai nominal
semua saham yang dimiliki.
Dasar hukum perseroan terbatas diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut
UUPT.
9
Pendirian PT :
• Pasar 1 butir Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 menyebutkan:
• “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah
badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.
• Berdasarkan Pasal 1 butir 1 UUPT dapat disimpulkan bahwa
Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham.
• Penunjukan terbatasnya tanggung jawab pemegang saham dapat
dilihat dalam Pasal 3 UUPT yang menentukan bahwa :
• “Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara
pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak
bertanggungjawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham
yang telah diambilnya”.
10
Pendirian PT :
• Berdasarkan Peraturan Pemerintahan Nomor 26
Tahun 1998 tentang Pemakaian Nama Perseroan
Terbatas, berdasarkan Pasal 1 ayat 1 adalah nama
diri PT yang bersangkutan. Dalam Pasal 2 PP
Nomor. 26 Tahun 1998 ditentukan bahwa perkataan
Perseroan Terbatas atau disingkat “PT” hanya dapat
dipergunakan oleh badan usaha yang didirikan
sesuai dengan ketentuan UU Nomor 1 Tahun 1995,
sedangkan secara khusus bagi perusahaan publik,
di belakang nama perseroan harus ditambahkan
kata “Tbk”. Pemakaian nama perusahaan tersebut
harus diajukan permohonan kepada Menteri
Kehakiman dan HAM melalui Direktur Perdata
Direktorat Jenderal Hukum dan Perundangundangan Departemen Kehakiman.
• Pendirian perorangan terbatas berdasarkan Pasal 7
ayat (1) UUPT bahwa PT harus didirikan oleh dua
orang atau lebih, baik secara perorangan maupun
badan hukum.
11
Pendirian PT :
• Pendirian PT harus dengan akta notaries yang dibuat dengan
Bahasa Indonesia, bedasarkan akta inilah dibuat Akta Pendirian
Perseroan yang memuat Anggaran Dasar dan keterangan
lainnya. Untuk mendapatkan status sebagai badan hukum bagi
perseroan yang bersangkutan, para pendiri bersama-sama atau
kuasa mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri
Kehakiman dan HAM dengan melampirkan data-data pendirian
PT. Berdasarkan Pasal 7 ayat (6) UUPT, perseroan memperoleh
status badan hukum setelah akte pendirian perseroan itu
disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM. Dalam waktu 30
hari setelah akta pendirian disahkan Menteri Kehakiman dan
HAM, berdasarkan Pasal 21 UUPT direksi wajib mendaftarkan
akta pendirian beserta surat pengesahan Menteri Kehakiman
dan HAM kedalam Daftar Perusahaan di Kantor Departemen
Perindustrian dan Perdagangan setempat, setelah mendaftar
dalam waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak pendaftaran
mengumumkan ikhtisar akta pendirian yang telah disahkan
didalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
• Perseroan Terbatas sebagai suatu badan usaha yang melakukan
kegiatan usaha haruslah memiliki modal yang cukup untuk
mendukung kegiatan usahanya tersebut, oleh karena itu modal
12
daripada perseroan terbatas terdiri dari :
Modal Dasar (authorized capital)
:
Merupakan keseluruhan nilai nominal saham
yang ada dalam perseroan. Dalam Pasal 25
UUPT, modal dasar perseroan paling sedikit
Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
Besarnya jumlah modal dasar perseroan
tidaklah menggambarkan kekuatan finansial
riil perseroan, tetapi hanya menentukan
jumlah maksimum modal dan saham yang
dapat diterbitkan perseroan.
13
Modal yang ditempatkan (issud
capital) :
Merupakan modal yang disanggupi para
pendiri untuk disetor ke dalam kas
perseroan pada saat perseroan didirikan.
Dalam Pasal 26 ayat (1) UUPT disebutkan,
pada saat pendirian perseroan paling sedikit
25% dari modal harus telah ditempatkan,
sebagaimana dengan modal dasar, modal
ditempatkan belum memberikan kekuatan
finansial riil perseroan, karena modal
ditempatkan tersebut belum berupa uang
tunai atau belum ada sama sekali dalam kas
perseroan.
14
Modal Yang Disetor (Paid Capital):
Merupakan modal perseroan yang berupa sejumlah
uang tunai atau bentuk lainnya yang diserahkan para
pendiri kepada kas perseroan. Pasal 26 (2) UUPT
menyebutkan, setiap penempatan modal tersebut di
atas harus telah disetor paling sedikit 50% dari
nominal setiap saham yang dikeluarkan, sedangkan
ayat (3) menentukan bahwa seluruh saham yang
dikeluarkan harus disetor penuh pada saat
pengesahan perseroan dengan penyetoran sah.
Karena modal yang disetor berupa uang tunai atau
bentuk lainnya secara riil telah disetor para pendiri ke
dalam kas perseroan, maka modal yang disetor dapat
menggambarkan kekuatan finansial riil daripada
suatu perusahaan.
15
Modal Yang Disetor (Paid Capital):
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan
terbatas dan memegang segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada direksi atau komisaris. Adapun
kewenangan daripada RUPS antara lain meliputi :
A. mengubah anggaran dasar,
B. menambah dan mengurangi modal perseroan,
C. memberikan persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan
Laporan Keuangan atau Perhitungan Tahunan,
D. mengangkat anggota direksi dan menetapkan pembagian
tugas dan wewenang setiap anggota direksi,
E. memberikan persetujuan untuk mengalihkan atau
menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian besar
kekayaan perseroan,
F. memberikan keputusan untuk mengajukan permohonan
pernyataan kepailitan kepada Pengadilan Negeri,
G. menyetujui rancangan penggabungan dan peleburan
perseroan,
H. memberikan keputusan pembubaran perseroan.
16
Modal Yang Disetor (Paid Capital):
RUPS dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh
pemegang saham yang mewakili lebih dari setengah
(satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah. Dala hal RUPS pertama
tidak mencapai kuorum maka diadakan pemanggilan
kedua yang harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum RUPS kedua diselenggarakan, RUPS
kedua diadakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan
paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS
pertama. Kuorum kedua adalah diwakili oleh
pemegang saham 1/3 (satu per tiga) bagian dari
jumlah seluruh saham dan keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak biasa dari jumlah suara
yang dikeluarkan secara sah, kecuali anggaran dasar
dan UUPT menentukan lain. Khusus untuk mengubah
Anggaran Dasar, kuorum menjadi sah apabila dihadiri
paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh saham
dan disetujui oleh suara terbanyak biasa dari jumlah
17
suara tersebut.
Direksi :
• Merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab
untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili
baik di dalam maupun di luar pengadilan, sehingga dapat
dikatakan bahwa direksi memiliki tugas dan wewenang
ganda yakni melaksanakan pengurusan dan perwakilan
perseroan.
• Dalam Pasal 85 UUPT disebutkan bahwa setiap anggota
direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila
yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan.
• Dalam Pasal 85 UUPT disebutkan bahwa setiap anggota
direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila
yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan.
• Pengangkatan direksi untuk pertama kali tidak melalui
RUPS tetapi dengan mencantumkan susunan dan nama
direksi dalam akta pendirian perseroan, yang kemudian
untuk pengangkatan selanjutnya harus oleh RUPS.
Anggota direksi diangkat untuk jangka waktu tertentu
dengan kemungkinan untuk diangkat kembali.
18
Direksi :
Adapun Kewajiban direksi dalam
menjalakan perseroan antara lain :
A. mengusahakan pendaftaran akta pendirian atau
akta perubahan anggaran akta perubahan
anggaran dasar,
B. mengadakan dan menyimpan daftar pemegang
saham dan daftar khusus yang memuat
keterangan mengenai kepemilikan saham dari
anggota direksi atau komisaris,
C. mendaftarkan atau mencatat setiap pemindahan
hak atas saham,
D. dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan usaha perseroan,
E. menyelenggarakan pembukuan perseroan.
19
Komisaris :
Adalah organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan khusus serta
memberikan nasihat kepada direksi dalam
menjalankan perusahaan. Sebagai lembaga
pengawas, komisaris mempunyai kewenangan
tertentu yaitu :
• Berdasarkan alasan tertentu dapat
memberhentikan direksi untuk sementara waktu
dari jabatannya.
• Apabila direksi tidak ada atau berhalangan
karena suatu sebab, komisaris dapat bertindak
sebagai pengurus yang dalam hal ini semua
ketentuan mengenai hak, wewenang dan
kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak
ketiga berlaku untuk komisaris tersebut.
20
Komisaris :
• Pengangkatan komisaris melalui
pencantuman nama dalam akta pendirian
ketika perseroan didirikan maupun oleh
RUPS untuk jangka waktu tertentu dengan
kemungkinan diangkat kembali.
• Dalam membentuk suatu perseroan dapat
dilakukan berbagai cara dengan penyatuan
perusahaan
21
Penggabungan (Merge) :
Merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan
ke dalam salah satu perusahaan yang melakukan
penggabungan.
Perusahaan
atau
perusahaanperusahaan yang menggabungkan diri berakhir
kedudukannya sebagai badan hukum (perusahaan)
karena dibubarkan dan dilikuidasi dan yang tinggal
adalah perusahaan yang menerima penggabungan.
Penggabungan dapat dilakukan secara Horizontal
(merupakan kombinasi satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya yang kegiatannya masih dalam
lini bisnis yang sama atau menghasilkan produk yang
sama) dan secara vertical (merupakan kombinasi
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang
kegiatannya menunjukkan adanya hubungan sebagai
produsen supplier atau menggabungkan diri kepada
yang menghasilkan produk-produk yang berada
22
dalam rangkaian proses produksi).
Peleburan (Konsolidasi) :
Merupakan peleburan dua atau lebih
perusahaan menjadi satu perusahaan yang
baru sama sekali, sementara masingmasing perusahaan yang meleburkan diri
berakhir kedudukannya sebagai badan
hukum atau perusahaan. Semua asset,
pemegang saham dan kreditor dari masingmasing perseroan yang meleburkan diri
secara yuridis menjadi asset, pemegang
saham dan kreditor perseroan baru hasil
peleburan.
23
Pengambilalihan (Akuisis) :
Adalah pembelian seluruh atau sebagai saham satu
atau lebih oleh perusahaan lainnya atau pemilik
perusahaan lainnya, namun perusahaan atau
perusahaan-perusahaan yang diambilalih sahamnya
tetap hidup sebagai badan hukum atau perusahaan,
hanya saja berada di bawah kontrol perusahaan yang
mengambil alih saham-sahamnya itu. Akuisisi dapat
dibedakan menjadi akuisisi internal yaitu pengambil
alihan terhadap perubahan target yang masih berada
dalam satu grup bisnis, sedangkan akuisisi eksternal
merupakan pengambilalihan perusahaan target yang
berada di luar grup bisnis perusahaan yang
mengakuisisi.
24
Pengambilalihan (Akuisis) :
Pembubaran dan likuidasi
berdasarkan Pasal 114 UUPT, dapat
terjadi karena :
• Keputusan RUPS,
• Jangka waktu berdirinya yang
ditetapkan dalam anggaran
dasar telah berakhir,
• Penetapan Pengadilan.
25
Pengambilalihan (Akuisis) :
Dalam perseroan bubar maka perseroan tidak dapat
melakukan perbuatan hukum kecuali untuk
membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.
Proses pemberesan (likuidasi) dilakukan oleh
Likuidator, yang nama anggota ditentukan oleh RUPS
apabila perseroan tersebut dibubarkan berdasarkan
keputusan RUPS, sedangkan keanggotaan likuidator
dapat diangkat oleh Pengadilan apabila pembubaran
perseroan tersebut berdasarkan penetapan
pengadilan, untuk pembubaran perseroan yang
diputuskan kedua lembaga tersebut tidak disertai
penunjukkan likudator maka direksi secara ex officio
bertindak sebagai likuidator.
26
Badan Usaha Milik Negara :
•Perusahaan persekutuan berbadan hukum milik
negara adalah perusahaan yang didirikan dan
dimiliki oleh negara.
•Perusahaan Negara adalah semua perusahaan
dalam bentuk apapun yang modal seluruhnya
merupakan kekayaan Negara Republik Indonesia,
kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan
undang-undang. Perusahaan negara merupakan
badan hukum dengan kekayaan dan modalnya
merupakan kekayaan sendiri (kekayaan negara yang
dipisahkan) dan tidak terbagi dalam saham-saham.
•Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969
dapat berbentuk :
27
Perusahaan Jawatan (Perjan) atau
Department Agency :
Mempunyai ciri-ciri pokok antara lain sebagai berikut:
• menjalankan public service atau pelayanan kepada
masyarakat,
• merupakan bagian dari departemen atau direktorat jenderal
atau direktorat atau pemerintah daerah tertentu. Modal Perjan
termasuk bagian anggaran belanja yang menjadi hak dari
departemen yang bersangkutan dan yang selalu
diperhitungkan pada pembiayaan anggaran belanja dari
tahun yang bersangkutan,
• mempunyai hubungan hukum publik,
• pengawasan dilakukan baik serara hirarki maupun fungsional
seperti bagian-bagian lain dari suatu departemen atau
pemerintah daerah.
• Pada prinsipnya pegawai-pegawai Perjan adalah pegawai
negeri sipil, namun demikian ada pula yang berstatus sebagai
buruh perusahaan yang dibayar dengan upah harian atau 28
dengan cara lain.
Perusahaan Umum (Perum) atau Public
Corporation :
Merupakan wadah bagi perusahaan yang
tidak digolongkan pada Perjan ataupun
Persero. Peraturan Pemerintah Nomor. 13
Tahun 1998 menyebutkan bahwa Perum
adalah badan usaha milik negara
sebagaimana diatur dalam UU No. 9 Tahun
1969 dimana seluruh modalnya dimiliki
negara berupa kekayaan negara yang
dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.
29
Perusahaan Umum (Perum) atau Public
Corporation :
Tujuan Perum adalah menyelenggarakan usaha
yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan atau jasa yang mutu
tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Sifat usaha Perum lebih menitik berat pada
pelayanan umum baik pelayanan maupun
penyediaan barang dan jasa. Perum memiliki
kekayaan sendiri yang terpisah dengan kekayaan
negara, di dalam Perum tidak ada penyertaan
modal swasta baik nasional maupun asing.
Modal seluruhnya dimiliki negara dari kekayaan
negara yang dipisahkan.
30
Perusahaan Umum (Perum) atau Public
Corporation :
Organ Perum terdiri dari Direksi dan Dewan
Pengawas yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan usulan Menteri Departemen teknis
terkait. Status pegawai Perum berdasarkan Pasal
53 PP No.13 Tahun 1998 yang menentukan bahwa
pegawai Perum merupakan pekerja Perum yang
pengangkatan dan pemberhentian, kedudukan,
hak serta kewajibannnya berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan perundang-undangan
dibidang ketenagakerjaan.
31
Perusahaan Perseroan
:
Dalam Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor. 12 Tahun 1998, Perseroan merupakan
badan usaha milik negara yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun
1969 yang berbentuk Perseroan Terbatas
sebagaimana dimaksud Undang-Undang
Nomor. 1 Tahun 1995 yang seluruh atau
paling sedikit 51% saham yang dikeluarkan
dimiliki oleh negara melalui penyertaan modal
secara langsung.
32
Perusahaan Perseroan
:
Pasal 13 PP No. 12 Tahun 1998 menentukan bahwa
terhadap Persero berlaku prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas sebagaimana diatur UU No. 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas. Tujuan dan maksud didirikannya
Persero untuk menyediakan barang atau jasa yang
bermutu tinggi dan memupuk keuntungan guna
meningkatkan nilai perusahaan. Organ Persero
sebagaimana PT pada umumnya terdiri dari Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Komisaris. Menteri
Keuangan bertindak mewakili pemerintah selaku
pemegang saham negara dalam Persero. Menteri
Keuangan dapat memberikan saham negara dalam
Persero. Menteri Keuangan dapat memberikan kuasa
dengan hak substitusi kepada Direktur Jenderal
Pembinaan Badan Usaha Milik Negara, perorangan atau
Badan hukum untuk mewakilinya dalam RUPS Persero. 33
Perusahaan Perseroan
:
Modal persero dikuasai sepenuhnya (100%)
oleh negara. Bagi persero yang telah
melakukan penawaran umum (go publik) di
pasar modal, maka persero yang
bersangkutan menjadi Persero Terbuka,
dalam Pasal 31 PP No. 12 Tahun 1998
ditentukan bahwa terhadap Persero Terbuka
berlaku ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal.
34
Hapusnya Status Badan Hukum
PT:
1. Keputusan RUPS
2. Jangka waktu berdirinya berakhir
3. Penetapan pengadilan
35
Tugas Likuidator / Pemberes Setelah PT
Bubar :
1. Mendaftarkan
2. Mengumumkan
3. Memberitahukan
36
Organ PT :
1. Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
2. Komisaris
3. Direksi
37
Wewenang RUPS :
1. Kekuasaan tertinggi dalam PT
2. Kewenangan lainnya (yang tidak diserahkan ke
Direksi/Komisaris :
• Mengubah anggaran dasar
• Membeli kembali saham yang telah
dikeluarkan
• Menambah modal perseroan
• Mengurangi modal perseroan
• Memberi persetujuan laporan tahunan dan
pengesahan laporan keuangan
• Mengangkat direksi
• Memberi persetujuan mengalihkan atau
menjaminkan seluruh sebagian kekayaan PT
• Memberi keputusan untuk mengajukan
permohonan pernyataan pailit pada P.N.
• Mengangkat komisaris.
38
Tata Cara Pemanggilan Dan
Penyelenggaraan RUPS :
1. Bagi PT biasa :
Dengan surat tercatat dalam waktu 14 hari sebelum
RUPS kecuali RUPS dihadiri seluruh pemegang
saham
2. Bagi PT terbuka :
A. Mengumumkan pada 2 surat kabar harian tentang akan
diadakannya pemanggilan RUPS dalam waktu 14 hari
sebelum pemanggilan.
B. Pemanggilan RUPS pada 2 surat kabar harian paling
lambat 14 hari sebelum RUPS.
C. Menyampaikan agenda rapat ke BAPEPAM selambatnya 7
hari sebelum pemberitahuan.
D. Menyampaikan kepada BAPEPAM hasil rapat
selambatnya 2 hari kerja setelah RUPS
E. Mengumumkan hasil rapat kepada publik dalam 2 surat 39
kabar harian.
Modal PT :
Permodalan PT pada saat didirikan
terdiri dari :
1. Modal dasar
2. Modal ditempatkan
3. Modal disetor
40
Modal PT :
• Saham :
 Atas nama
 Atas tunjuk (tanpa nama)
• Pemindahan hak atas saham
• Hak suara
• Hak pemegang saham
41
Koperasi :
42
Firma, C.V. & BUMN :
43
BUMN :
1.
2.
•
•
•
Sumber Hukum (UU No. 9/1969)
Macam BUMN :
PERJAN
PERUM
PERSERO (P.T.)
44
PERJAN (Perusahaan Jawatan) :
Indonesische Bedrijven Wet (I.B.W.)
(S. 1927 – 419)
45
Bidang Usaha PERJAN
:
• Penyediaan jasa dan pelayanan
kepada masyarakat (PP No. 1983)
• PERJAN bagian dari
Departemen/Dirjen/Pemda atau
bagian dari Badan Hukum Publik)
46
PERUM (Perusahaan Umum)
:
UU No. 19 Prp/1980
PERUM sama dengan Badan Hukum
Bidang Usaha PERUM :
• Penyediaan pelayanan bagi umum
disamping mendapat keuntungan
47
Download