Productive Pedagogies Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains (2016) 6:11–16; ISSN: 2087-0922
Tersedia online di : http://fsm.uksw.edu/ojs
Productive Pedagogies Guru
dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Pekanbaru
Iffa Ichwani Putri1  Adi Rahmat2  Widi Purwianingsih2
1
Program Studi Magister Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana,
2
Departemen Pendidikan Biologi, FPMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]; [email protected]
Abstrak.
Productive pedagogies merupakan pengembangan profesional guru dalam mengaplikasikan
strategi pembelajaran di lingkungan kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui productive
pedagogies guru biologi dalam pembelajaran materi sistem ekskresi . Pengukuran productive pedagogies
diukur berdasarkan tiga dimensi: kualitas intelektual, relevansi, dan penguasaan lingkungan kelas dari
empat orang guru kelas XI IPA/MIA, pada empat SMA Negeri Kota Pekanbaru. Productive pedagogies
diukur menggunakan lembar penilaian dimensi productive pedagogies, integrasinya pada RPP, dan
pelaksanaan pembelajaran. Data penelitian menunjukkan bahwa productive pedagogies guru pada setiap
sekolah menunjukkan nilai yang berbeda, yaitu masih terdapat guru yang tidak memperhatikan
productive pedagogies dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran. Guru yang memperoleh
productive pedagogies dengan skor tinggi, cenderung mengaplikasikan strategi pembelajaran efektif di
kelas dengan menciptakan suasana belajar kondusif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi
productive pedagogies secara tetap baik terintegrasi di RPP dan pelaksanaan pembelajaran dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi.
Kata kunci. guru biologi, pembelajaran biologi, productive pedagogies
1. Pendahuluan
Kompetisi yang terjadi pada abad ini akan menuntut kreativitas dan kemampuan dalam
melakukan inovasi, agar dapat memajukan kehidupan bangsa sebagai tujuan nasional. Mutu
pendidikan Indonesia berdasarkan Programme for International Study Assessment (PISA) tahun
2012 dinyatakan bahwa Indonesia salah satu negara pada peringkat terendah. Pendidikan yang
dilaksanakan saat ini, secara umum masih kurang memperhatikan aspek efektivitas pendidikan.
Hal ini menjadikan pembentukan karakter sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan
yang sesuai dengan tujuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tidak tercapai dengan
optimal (Priansa, 2014).
Guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, perlu memiliki seperangkat ilmu serta
praktik tentang cara mengajar serta mendidik peserta didik (pedagogi). Pedagogi menjadi aspek
fundamental dari pengetahuan profesional guru, dan praktik yang memberikan dampak paling
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Bernstein (1996) menyatakan bahwa hal ini
berkaitan dengan transmisi pengetahuan dan dapat dihubungkan dengan proses pendidikan.
Efektivitas transmisi dan diseminasi pengetahuan melalui strategi pengajaran yang efektif
(productive pedagogies) adalah penting untuk mencapai hasil belajar yang maksimal (Firestone,
1991).
11
FSM UKSW
Productive Pedagogies Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Pekanbaru
Putri–Rahmat–Purwianingsih
Productive pedagogies merupakan pengembangan profesional guru yang memfokuskan pada
refleksi kritis terhadap proses yang terjadi dalam situasi belajar di kelas, dan praktik
pembelajaran efektif yang memadukan suatu tampilan strategi mengajar yang menunjang
lingkungan kelas, mengakui perbedaan, serta diterapkan pada semua kunci pembelajaran dan
area subjek pembelajaran. Productive pedagogies pada Lingard dkk. (2001), Lingard dkk. (2003),
dan Lingard (2007) terdiri dari empat dimensi yaitu kualitas intelektual, relevansi, pengelolaan
lingkungan kelas, dan pengakuan perbedaan, yang akan membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berdampak pada pengelolaan informasi pembelajaran dan hasil belajar
peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian Bature dkk. (2015), productive pedagogies akan fokus
pada pemilihan strategi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mampu membantu
peserta didik dalam mengelola informasi yang didapatkan, membantu menghubungkan kegiatan
akademik, dan sosial selama pembelajaran berlangsung.
Bature dkk. (2015) menyatakan bahwa dengan menggunakan productive pedagogies sebagai
alat untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran di kelas, akan menjadikan pelaksanaan
pembelajaran efektif, menjadikan guru dan peserta didik bertanggung jawab atas apa yang
terjadi di kelas. Atweh (2014) menegaskan bahwa productive pedagogies dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran, karena dapat memberikan interaksi yang baik antara guru
dan peserta didik selama pembelajaran.
Proses belajar mengajar merupakan suatu bentuk interaksi antara guru dan peserta didik,
dimana keberhasilan peseta didik juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar
(productive pedagogies). Pada dasarnya pembelajaran biologi berupaya untuk membekali
peserta didik dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
ataupun fakta secara mendalam. Kapitzke dkk. (2005) menunjukkan bahwa peserta didik lebih
memilih guru yang mengajar dengan baik dan menyampaikan materi dengan menarik.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa masih banyak guru yang tidak menggunakan
strategi mengajar yang tepat sebagai bentuk aplikasi pedagogi guru dalam mengajar. Hal ini
menyebabkan ketidakpuasan peserta didik dengan sistem pengajaran yang dilakukan dan masih
banyak guru yang memberikan tugas tanpa memperhatikan kemampuan peserta didik secara
menyeluruh sehingga berdampak pada hasil belajar. Materi sistem ekskresi merupakan salah
satu materi yang sulit untuk dipahami langsung karena bersifat abstrak, berhubungan dengan
struktur dan fisiologi tubuh. Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pelaksanaannya
dapat mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik. Makalah ini bertujuan untuk
mendeskripsikan productive pedagogies guru biologi dalam pembelajaran materi sistem ekskresi
di SMA Negeri Kota Pekanbaru.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh profil
productive pedagogies guru biologi pada pembelajaran materi sistem ekskresi. Penelitian
dilaksanakan di empat SMA Negeri Kota Pekanbaru, pada empat orang guru biologi yang
mengajar pada kelas XI IPA/MIA yang dipilih secara convenience dengan memperhatikan
FSM UKSW
12
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6
ISSN: 2087-0922
sertifikasi guru. Productive pedagogies guru dinilai menggunakan dokumen profil guru berupa
kegiatan penunjang profesi yang telah diikuti; angket dan format observasi dimensi productive
pedagogies (Lingard dkk., 2001); format penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran yang
dimodifikasi dengan mengintegrasikan dimensi productive pedagogies. Pelaksanaan penelitian
dengan melakukan observasi dan penilaian rancangan serta proses pembelajaran setiap kelas di
masing-masing sekolah (SMA A, B, C, dan D) pada materi sistem ekskresi, sesuai strategi
pembelajaran yang telah dirancang oleh setiap guru. Observasi serta rekaman video pelaksanaan
pembelajaran bertujuan untuk mengukur productive pedagogies (kualitas intelektual, relevansi,
dan pengelolaan lingkungan kelas) guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran (Fields,
2002; Lingard dkk., 2001; Lingard dkk., 2003; Lingard, 2007).
3. Hasil dan Diskusi
Keberhasilan pembelajaran akan diperoleh dari saling mendukungnya segala aspek yang terlibat
dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebagai model yang terlibat langsung dalam kelancaran
aktifitas pembelajaran harus memiliki strategi yang tepat, agar materi yang dipelajari dapat
diterima dengan baik oleh peserta didik dan memiliki keberhasilan dalam belajar. Strategi
pembelajaran yang diaplikasikan guru, dapat mencerminkan kemampuan pedagogi yang dimiliki
guru dan keberhasilan belajar peserta didik.
Perolehan data productive pedagogies diperoleh dengan penilaian diri melalui angket dan
observasi guru dalam menguasai setiap dimensi productive pedagogies, menunjukkan bahwa
tiga guru SMA Negeri Kota Pekanbaru mendapatkan skor rata-rata cukup tinggi yaitu lebih dari
80,00 dengan kategori Baik Sekali (Gambar 1). Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan guru
dalam menciptakan suasana belajar yang efektif, kemampuan guru dalam mengajar di dalam
kelas, dan keprofesionalan guru sebagai pendidik. Selain itu, productive pedagogies guru juga
dapat ditunjukkan melalui dokumen profil guru, terutama yang menyangkut pengalaman
mengajar di sekolah, serta upaya guru dalam mengembangkan wawasan dan materi ajar melalui
pelatihan-pelatihan pendidikan.
Kualitas intelektual yang tinggi dalam penyajian pembelajaran di kelas akan berdampak pada
keberhasilan akademis dengan baik bagi peserta didik (Boaler dkk., 1997). Hal ini didukung oleh
Hayes dkk. (2006) dan Bature dkk. (2015) bahwa praktik productive pedagogies dapat
meningkatkan kenyamanan bagi peserta didik, guru, dan lingkungan sekolah.
Gambar 1. Penilaian productive pedagogies guru
13
FSM UKSW
Productive Pedagogies Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Pekanbaru
Putri–Rahmat–Purwianingsih
Perolehan data tidak hanya dilihat dari penilaian diri dalam penguasaan dimensi productive
pedagogies guru saja, tetapi berdasarkan integrasi dimensi tersebut pada komponen rencana
pelaksanan pembelajaran (RPP) (Gambar 2 (a)). Rekapitulasi data menunjukkan bahwa SMA A,
D memiliki skor lebih rendah jika dibandingkan dengan skor yang diperoleh pada penilaian
dimensi productive pedagogies secara murni (Gambar 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi sistem ekskresi, cenderung tidak
memperhatikan dan memunculkan dimensi productive pedagogies. Pada umumnya komponen
productive pedagogies yang tidak ada pada rancangan pembelajaran adalah penerapan berbagai
pengetahuan atau multi disiplin ilmu, masalah kontekstual sebagai bentuk dimensi relevansi.
Berbeda dengan SMA B dan C yang memiliki skor integrasi productive pedagogies pada RPP lebih
tinggi dibandingkan dengan hanya melalui penilaian aspek productive pedagogies, yang
menunjukkan bahwa guru SMA B dan C memperhatikan dimensi productive pedagogies pada
rancangan pelaksanaan pembelajaran materi sistem ekskresi tanpa menyesuaikan dengan
pemahaman pada dirinya. Menurut Kohler (2011) seorang guru dengan pengetahuan
pedagogi yang baik dapat memahami bagaimana peserta didik membangun pengetahuan dan
memperoleh keterampilan, mengembangkan kebiasaaan berpikir dan disposisi positif terhadap
pembelajaran. Pedagogi menjadi alasan dalam penggunaan strategi belajar utuk mendapatkan
pengetahuan awal peserta didik, dan strategi untuk mengevaluasi pemikiran peserta didik.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Productive pedagogies-RPP, (b) Productive pedagogies-pelaksanaan pembelajaran.
Hasil pengukuran productive pedagogies antara pemahaman diri guru dengan integrasinya pada
RPP memberikan hubungan yang berbanding terbalik, karena dimensi tersebut tidak secara
menyeluruh diperhatikan pada rancangan pembelajaran yang dibuat. Selanjutnya, productive
pedagogies guru menjadi lebih baik jika diintegrasikan pada pelaksanaan pembelajaran (Gambar
2(b)). Skor penilaian diri terhadap penguasaan dimensi productive pedagogies pada setiap guru,
memiliki hubungan searah yang memberikan penguatan terhadap hasil yang diperoleh pada
kemunculan productive pedagogies terintegrasi pada indikator penilaian pelaksanaan
pembelajaran.
Ketika penilaian diri terhadap penguasaan productive pedagogies tinggi maka nilai yang
FSM UKSW
14
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains X (2016) Vol. 6
ISSN: 2087-0922
diperoleh dengan integrasi pada pelaksanaan pembelajaran akan semakin tinggi. Hal ini
memberikan bukti bahwa dalam pembelajaran di kelas guru dapat mengaplikasikan dimensi
productive pedagogies yang dimilikinya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil
penelitian Bature dkk. (2015), productive pedagogies akan fokus pada pemilihan strategi yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mampu membantu peserta didik dalam mengelola
informasi yang didapatkan dan membantu menghubungkan kegiatan akademik serta kegiatan
sosial selama pembelajaran berlangsung.
Gambar 2(b) menunjukkan SMA D memiliki skor tertinggi, yang memberikan gambaran bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran guru tersebut mampu mengaplikasikan productive
padagogies yang dimiliki pada proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan pada
SMA D dapat memberikan suasana belajar aktif di kelas, meningkatkan kepedulian sosial peserta
didik melalui kegiatan diskusi interaktif, dan mengembangkan pengetahuan peserta didik melalui
masalah yang diberikan. SMA C memiliki skor terendah disebabkan guru tidak secara efektif
menciptakan suasana pembelajaran dan menggunakan strategi pembelajaran yang bermakna
dalam pembelajaran yaitu guru tidak pernah memberikan tugas dalam pelaksanaan
pembelajaran yang menantang terkait masalah atau fenomena nyata yang terjadi di kehidupan
berkaitan dengan materi sistem ekskresi. Sesuai dengan Hindriana (2014) bahwa dengan
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan
dengan konsep yang diberikan pada situasi dan lingkungan yang berbeda, selanjutnya pemberian
penjelasan yang sesuai dengan konsep akan membantu pengetahuan baru yang akan dimiliki
peserta didik dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Didukung oleh Hayes dkk. (2006) dan Bature dkk. (2015), praktik Productive pedagogies dapat
meningkatkan kenyamanan bagi peserta didik, guru dan lingkungan sekolah. Pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru yang memiliki nilai productive pedagogies yang tinggi dapat memberikan
suasana pembelajaran yang efektif dan efisien pada kegiatan pembelajaran materi sistem
ekskresi.
4. Kesimpulan dan Saran
Productive pedagogies guru biologi yang diaplikasikan dalam pembelajaran materi sistem
ekskresi telah mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien, serta menstimulasi
keaktifan peserta didik pada kegiatan pembelajaran, namun tidak semua guru memperhatikan
ataupun mengintegrasikan dimensi productive pedagogies secara keseluruhan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Selanjutnya, mengenai efektivitas dari implementasi productive pedagogies pada pembelajaran
biologi terhadap hasil belajar peserta didik, masih dalam penelitian dan analisis lebih lanjut.
Referensi
Atweh, B. (2014). Improving teaching through productive pedagogy. A paper presented at the Department
of Mathematics Education in the College of Education research and Innovation week. University of
South Africa. (October 4th 2014).
15
FSM UKSW
Productive Pedagogies Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota Pekanbaru
Putri–Rahmat–Purwianingsih
Bature, I. J., Jacson, J. J., Kemi, A., Remkyes, Shol, D. R., & Sabo, N. (2015). Introducing productive
pedagogies to Nigerian mathematics classroom through collaborative action research using a
community of practice approach. International Journal of Learning, Teaching and Educational
Research, 11(3): 41–58.
Bernstein, B. (1996). Pedagogy, symbolic control and identity. Taylor & Francis, Bristol.
Boaler, J. (1997). Setting, social class and survival of the fittest. British Educational Research Journal, 23(5),
575–595.
Fields, B. A. (2002). Productive pedagogies & discipline: The challenge of aligning teaching and behaviour
management. Education Queensland, Brisbane, Australian.
Firestone, W. A. (1991). Introduction. In J. R. Bliss, W. A. Firestone & C. E. Richard (Eds.), Rethinking effective
schools: Research and practice. Prentice HaIl, New Jersey.
Hayes, D., Mills, M., Christie, P., & Lingard, B. (2006). Productive pedagogies: Teacher, and schooling
making a difference: Productive pedagogies, assessments and performance. Allen and Unwin 83
Alexander Street, Crows Next NSW 2065, Australia.
Hindriana, A. F. (2014). Pengembangan model pembelajaran terintegrasi tipe nested berbasis kerangka
intruksional Marzano (PeNKIM) dalam mengintegrasikan struktur pada fungsi tumbuhan untuk
menurunkan beban kognitif calon guru biologi. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Kapitzke, C., Pendergast, D. (2005). Virtual schooling: Productive pedagogies or pedagogical possibilities?
Teachers College Record, 107(8): 1626–1651.
Kohler. (2011). TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge). Arras WordPress.
Lingard, B., Ladwig, J., Mills, M., Bahr, M., Chant, D., & Warry, M. (2001). The Queensland School Reform
Longitudinal Study. Education Queensland. Brisbane, Australian.
Lingard, B., Hayes, D., & Mills, M. (2003) Teachers and productive pedagogies: Contextualising,
Conceptualising, Utilising. Pedagogy, Culture and Societyi, 11(3): 399–424.
Lingard, B. (2007). Pedagogies of indifferences. International Journal of Inclusive Education, 11(3): 245–
266.
Priansa, D. J. (2014). Kinerja dan profesionalisme guru. Alfabeta, Bandung.
FSM UKSW
16
Download