16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi
2.1.1 Definisi
Pengertian komuniasi secara umum adalah setiap individu memiliki
kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya yang pada
akhirnya menghasilkan sebuah interaksi social. Setiap manusia akan terus
berkomunikasi semasa hidupnya baik verbal ataupun non verbal, tulisan atau lisan,
langsung ataupun tidak langsung, dan sebagainya. Itu semua menunjukkan bahwa
manusia adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan satu dengan yang
lainnya dan setiap aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang
lain.
Komunikasi pada umumnya dimengerti sebagai proses penyampaian pesan
dari komunikastor kepada komunikan. Terdapat banyak sekali pengertian mengenai
apa itu komunikasi karena pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi,
tergantung dari sudut pandang, konteks, dan tujuannya. Menurut Dr. Everett Kleinjan
dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan
manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu
berkomunikasi.
Pengertian
kata
atau
istilah
komunikasi
(dari
bahasa
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah
16
Inggris
17
“Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah
komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu
communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya
communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.” (Wiryanto, 2004: 5).
Misalnya, dalam konteks percakapan, komunikasi akan terjadi atau
berlangsung bila ada kesamaan interpretasi mengenai apa yang dibicarakan.
Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan
kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara 2 orang atau lebih dapat
dikatakan komunikatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang
digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.
Pengertian secara terminologis (tujuan) merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk
pengertian mengenai komunikasi manusia yaitu: “Komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak
disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7).
Untuk
memahami
pengertian
komunikasi
tersebut
sehingga dapat
dilancarkan secara efektif , para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma
yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and
Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik
untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2007: 10)
18
Pengertian menurut ahli, salah satunya mengkategorikan definisi tentang
komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
1.
Komunikasi sebagai tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya,
baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat
(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman
komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan
pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada
komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman
komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi
seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja
dilakukan
seseorang
untuk
menyampaikan
rangsangan
untuk
membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap
suatu tindakan yang disengajauntuk menyampaikan pesan demi memenuhi
kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang
lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.
2.
Komunikasi sebagai interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat
atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan,
baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi
jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi
19
setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver
mengemukakan,
”komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan
teknologi.” (Wiryanto, 2004:7)
3.
Komunikasi sebagai transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis
yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi.
Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap
sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan.
Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
(Mulyana,2005:61-69)
2.1.2 Sejarah Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam
kehidupan umat manusia. Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan
manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan hal itu. Usahausaha manusia untuk berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk
kehidupan mereka di masa lalu. Pemukulan gong diRomawi dan pembakaran api
yang mengepulkan asap di Cina adalah symbol – symbol komunikasi yang dilakukan
oleh para serdadu di medan perang. Bahkan seribu dua ratus tahun yang lalu,
20
penduduk Asia tenggara berani mengarungi samudera dengan hanya menggunakan
perahu. Kelompok pelaut ini adalah pelayar yang tidak berbekal kompas atau alat
navigasi lainnya. Merea tidak tahu menulis tetapi mampu membaca lambanglambang isyarat melalui gejala alam, yakni posisi bintang dan gerakan air laut sebagai
informasi.
Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan
berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua dimaan
manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan. Bukti kecakapan
ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan
Mesopotamia sekitar 4000 tahun SM. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan
tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Gutenberg
dan John Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun. Penemuan mesin cetak
mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi. Berturut-turut dapat dicatat
surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada tahun 1562.
Kecakapan manusia berkomunikasi dengan alat cetak berlangsung kira-kira
500 tahun, kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran
elektronik ditandai dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse (1844), telepon
oleh Alexander Graham Bell (1876), serta keberhasilan Amerika mendemonstrasikan
pesawat TV hitam-putih dalam tahun 1927. Dalam kurun waktu reltif singkat
berbagai macam teknologi komunikasi berhasil ditemukan. Secara berturut-turut
dapat dicatat computer pertama ditemukan di Amerika Serikat dalam tahun 1942 dan
TV berwarna pertama dalam tahun 1951. (Cangara, 2004:4-6)
21
2.1.3 Proses Komunikasi
Berdasarkan dari paradigma Lasswell, proses komunikasi dibedakan menjadi dua
tahap, yaitu:
1. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna,
dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran
dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka,
komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat
pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut,
pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan
disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran
dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan
dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan
(decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang
mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks
pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator
dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat
kesamaan makna).
22
Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan
makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka
acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection
of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm
menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga
dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila
bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman
komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike
karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses
komunikasi
secara
sekunder
itu
menggunakan
media
yang
dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb). ( Effendy, 2007:11)
23
2.1.4 Fungsi Komunikasi
William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan
anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,
negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,
marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan
secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan
kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan
matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus
dengan melakukan demontrasi.
24
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan
lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilakuperilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,
sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk
menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau
Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk
komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi
keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi
instrumental
mempunyai
beberapa
tujuan
umum,
yaitu:menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita
gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap
berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja
lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi
sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan
jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya
untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati,
25
empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih
dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal
dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian
necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain
siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun
keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling
berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan
untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya
untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
(Mulyana, 2005:5)
2.1.5 Tipe Komunikasi
Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi
yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi
melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.
2. Komunikasi
antarpribadi (interpersonal
communication) yaitu
kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak
komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil
komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai
26
unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa
lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat
pribadi.
3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawankawan terdekat, kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah, atau suatu
komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan
demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang
dilakukan kelompok kecil tersebut (small-group communication). Komunikasi
kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi
kelompok
4. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi kelompok. Kelompok formal yang terjadi adalah komunikasi
yang menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke
atas, dan komunikasi horizontal.
5. Komunikasi
massa (mass
communication). Komunikasi
massa
dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau
27
elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali
satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau
kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi
kelompok
besar (large
group
communication) untuk
komunikasi
ini.
(Mulyana,2005:74-75)
2.2
Komunikasi Massa
2.2.1 Definisi
Komunikasi massa : proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya
dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui
alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, tv, surat kabar, dan film
(Cangara,2004:37)
Istilah komunikasi massa yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana
mendefinisikan komunikasi massa. Kata massa sendiri memiliki banyak arti dan
bahkan controversial, dan istilah “komunikasi” sendiri masih belum memiliki definisi
yang dapat disetujui bersama. Istilah ‘massa’ menggambarkan sesuatu (orang atau
barang) dalam jumlah bsar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan
penerimaan arti, pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal
28
komunikasi oleh Janowitz (1960) menyatakan bahwa komunikasi massa terdiri atas
lembaga dan tenik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi
untuk menyebarluaskan symbol-simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat
heterogen. (Morissan,2010)
Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak
yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton
televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan
oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali
akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise,
radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21).
2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan
orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu
sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator adalah
lembaga media massa itu sendiri. Menurut Alexis S Tan (1981) komunikator
dalam komunikasi massa adalah organisai sosial yang mampu memproduksi pesan
dan mengirimkanya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan
29
terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa
(surat kabar, televisi, stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Media massa
disebut sebagai organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu
yang dalam proses komunikasi massa tersebut. (Nurudin,2004:16-18)
2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen.
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media
itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar
belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu
dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim)
karena
komunikasinya
menggunakan
media
dan
tidak
tatap
muka.
(Ardianto,2007:9)
3. Pesan bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu
kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada
khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun
tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja
untuk golongan tertentu.
4. Menimbulkan keserempakan.
Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut
hampir bersamaan. Effendy, mengartikan keserempakan media massa itu ialah
30
kontak denagn sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator,
dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
5. Mengandalkan peralatan teknis.
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya
sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis adalah sebuah
keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa tak lain agar proses pemancaran
atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang
tersebar.
6. Dikontrol oleh Gatekeeper.
Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang
sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini
berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis,
menambah atau mengurangi pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut
menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper
sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam
komunikasi
massa.
Oleh
karena
itu,
gatekeeper
menjadi
keniscayaan
keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. (Nurudin,
2004:16-30)
31
2.3
Media Massa
2.3.1 Pengertian
Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau
massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu
memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik
media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya
masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah
menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan
saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas
masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat
(McQuail,2004:4)
Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk
menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara, dan media massa memberikan
gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat
untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi
semua orang, Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan
dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media massa dan
konsolidasi kekuatan media massa di masyarakat. (Ibid)
32
2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa
1. Media Massa Cetak
Media massa cetak merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan media
cetak sebagai media penyampaiannya. Jurnalistik mesia cetak ini menggunakan
tulisan maupun gambar dan simbol-simbol yang dapat divisualkan untuk
penyampaian pesannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi jurnalistik media
cetak, yaitu factor verbal dan visual. Faktor verbal menekankan pada kemampuan
memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif
dankomunikatif. Sedangkan faktor visual merujuk pada kemampuan untuk menata,
menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan
(Sumadiria,2005:4)
Faktor verbal dan visual tersebut sangat penting terhadap dampak berita yang
akan disampaikan kepada pembaca, sehingga kedua faktor tersebut haruslah
diperhatikan oleh desainer visual dan tata letak dalam menyusun berita untuk
jurnalistik media cetak. Jenis-jenis media cetak terdiri atas :
a. Surat Kabar
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis
media massa lainnya. Fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah
informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu
memenuhi keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun,
fungsi hiburan surat kabar juga tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel
ringan, feature, serta cerita bersambung.
33
b. Majalah
Majalah adalah alat media massa berupa buku ukuran besar yang berisi informasi
(isi lengkap) yang terbit secara berkala atau waktu yang tetap, misalnya tiap
minggu dan tiap bulan. Majalah biasanya berisi mengenai tulisan feature dan
ilustrasi. Penggolongan majalah sesuai dengan jenis atau tipe majalah tersebut.
Pembaca yang beragam diharapkan dapat menerima informasi sesuai dengan
kebutuhannya melalui jenis-jenis majalah tersebut.
c. Tabloid
Tabloid adalah surat kabar yang ukuranya lebih kecil dari surat kabar yang banyak
memuat berita secara singkat, padat, bergambar, mudah dibaca serta bersifat
umum.
2. Media Massa Elektronik
Media massa elektronik adalah alat-alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat yang mengandung listrik
dan disiarkan melalui media massa modern seperti radio, televisi, internet, dan
film. Mereka tergolong ke dalam media massa elektronik. Media massa elektronik
dalam penerimaan informasi terhadap khalayak memerlukan indera pendengaran
dan penglihatan. Di masa sekarang, komunikasi sangatlah dibutuhkan oleh
masyarakat dan dengan adanya media massa elektronik tentunya sangat membantu
masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih mudah. Jenis-jenis media massa
elektronik antara lain :
34
a. Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara
modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang
ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang
angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium
pengangkut (seperti molekul udara). Radio merupakan media massa elektronik
tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan
mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media
massa lainnya.
b. Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran
gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun
warna.Fungsi menghibur merupakan fungsi televisi yang paling dominan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi UNPAD yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama
khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk
memperoleh informasi.
c. Internet
Menurut Laquey (1997) , imternet merupakan jaringan longgar dari ribuan
komputer yang menjangkau jutaam orang di seluruh dunia. Misi awalnya dari
internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari
sejumlah sumber daya perangkat keras komputer. Namun, sekarang internet telah
35
berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga
telah menyimpang jauh dari awalnya.
d. Film
Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip
fotografi dan proyektor.Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton
film adalah untuk memperoleh hiburan. Pengaruh film terhadap jiwa manusia
(penonton) tidak hanya sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, namunterus
berlangsung sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara
berpakaian atau model rambut. (Muda,2003:5-7).
2.4
Radio
2.4.1
Radio Sebagai Media Massa
Terdapat banyak media yang menjadi alat komunikasi, salah satunya
adalah radio, sebagai media massa, radio memiliki sifat yang khas
dibandingkan media massa yang lain. Kekhasannya adalah sifatnya yang
audial, untuk indera telinga. Karena itu pendengar ketika menerima pesan dari
radio dengan tatanan mentan yang pasif . Radio mendapat julukan sebagai
kekuasaan kelima atau “the fifth estate”, setelah pers dianggap sebagai
kekuasaan keempat “the fourth estate”. Radio dianggap memiliki kekuasaan
yang begitu hebat disebabkan oleh tiga faktor :
1. Radio Siaran Bersifat Langsung
36
Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal atau program
yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks.
Dibandingkan
dengan
penyebaran
propaganda
dengan
pamphlet,
penyebaran berita melalui surat kabar, penyebaran penerangan dengan
majalah, radio jauh lebih mudah dan cepat, hal ini dikarenakan setiap
gagasan propaganda dapat ditulis di atas secarik kertas kemudian tinggal
dibacakan di depan mikrofon. Di samping itu dalam radio dikenal istilah
stop press, dimana sebuah informasi yang sangat penting disiarkan di
tengah-tengah acara siaran apa saja dan secara berulang kali.
2. Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan
Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Radio mampu
menyampaikan pesan saat itu juga dapat diterima pendengar. Selain waktu,
ruang pun bagi radio bukan merupakan masalah. Seberapa pun jauhnya
sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai, semua tidak menjadi
rintangan, karena radio mampu menjangkau pelosok pedalaman.
3. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik
Radio memiliki daya tarik yang menyebabkan radio siaran mempunyai
kekuasaan. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga
unsur yang ada padanya, yakni :
•
Musik : radio menyiarkan musik-musik yang disukai pendengar, tanpa
pendengar harus ke suatu pertunjukkan untuk menikmati musik.
37
•
Kata-kata : dalam radio, kata-kata seorang penyiar radio lebih “intim”
ke telinga pendengar, sehingga pendengar merasa seolah-olah si
penyiar berbicara dengannya.
•
Efek suara : radio menyediakan efek-efek suara yang mampu
menyentuh emosional pendengar sehingga mendorong pendengar
untuk berimajinasi. (Effendy, 2003:139-144-314).
2.4.2 Sejarah dan Perkembangan Radio
Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara
ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Tahun
1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan
gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode Morse . Marconi
lantas mendirikan perusahaan pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan
kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang
tidak terjangkau kabel telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik dan
penyedia perlengkapan radio. Pada tahun 1913, Marconi telah mendominasi
bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. Bisnis radio yang dimaksud disini
bukan bisnis stasiun radio. Tetapi lebih pada pemanfaatan radio untuk
keperluan-keperluan perdagangan dan transportasi.
Tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912 memunculkan
potensi radio yang lain: menjadi media jurnalistik yang mengabarkan
peristiwa-peristiwa penting. Ketika menabrak gunung es di Atlantik Utara,
38
Titanic mengirim pesan SOS dalam bentuk kode Morse ke seluruh stasiun
yang bisa menerimanya. Banyak nyawa terselamatkan. Lebih dari itu, para
jurnalis mendapatkan berita pertama tentang kecelakaan dari radio, hingga
pemerintah AS pun akhirnya turun tangan. Tahun itu juga dikeluarkan Radio
Act 1912 tentang regulasi gelombang udara yang wewenangnya diberikan
pada Departemen Perdagangan.
Sepanjang Perang Dunia I, gelombang radio berada di bawah
penguasaan dan kontrol militer AS. Pada tahun 1920, setelah keadaan aman
dan dunia damai kembali untuk sementara, militer AS mengembalikan kontrol
radio ke tangan sipil. Seorang teknisi Westinghouse, Frank Conrad,
mengawali siaran radio pertama di dunia dengan jadwal siaran tetap. Siaran
ini menarik minat publik dan mendapat liputan luas di surat kabar. One thing
leads to another. (Astuti,2008:6)
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama
Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging
(BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal
16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.
Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran
lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. Yang terbesar
dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indiche Radio Omroep Mij) di
Jakarta, Bandung, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah
Hindia Belanda. (Ardianto,2007:125)
39
Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian
khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran
berada di ambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan
sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran
telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset,
televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio
telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan
saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya
Periode berikut, radio digunakan secara luas di bidang pendidikan,
terutama pendidikan politik, seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk
pemilu pertama kali pada tahun 1955. Selanjutnya, di masa penuh gejolak
yang terjadi 1965, di mana PKI mulai berkuasa dan akhirnya tumbang oleh
pasukan yang dipimpin Mayjen Soeharto, radio RRI diambil alih fungsikan
secara berganti sebagai corong kepentingan. Itulah sebagian peran RRI di
masa lalu yang begitu besar, yang secara tidak langsung merupakan cikal
bakal bagi jurnalisme radio dan kelanjutan bagi eksistensi radio-radio swasta
di Indonesia. (Triartanto,2010:28-29)
Di masa kini, media radio siaran sebagian besarnya bertujuan untuk
hiburan. Orang mendengar radio ingin mendengar lagu atau musik, walau
sebagiannya ada pula yang ingin mencari atau mengetahui informasi actual.
Seiring dengan perkembangan teknologi, dari berbagai referensi, tipe-tipe
radio amat beragam, baik bentuk kepemilikan dan pendanannya. Bahkan kini
40
semenjak akhir 1990-an, banyak radio siaran yang dikelola dalam satu grup
media, di mana terdapat beragam format radio dalam satu grup, yaitu MNC
(Radio Trijaya, Global Radio, Radio TPI, Women Radio), MRA (Hard Rock
FM, I-Radio, Traxx FM), Ramako Grup (Lite FM, Mustang, Batam, dan Zoo),
dan lain sebagainya. (Ibid,41)
2.5
Program Radio
2.5.1
Pengertian
Pengertian program dalam konteks broadcasting merupakan suatu
acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar
statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya, yang bertujuan
disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio dan televisi)
kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata
penyiar/reporter/narrator/narasumber, musik dan lagu, efek suara, yang
disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik
minat untuk didengar.
Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris programme
atau program (Amerika), yang mengandung pengertian acara, rencana, atau
rancangan. Dalam UU Penyiaran Indonesia (Bab I Ketentuan Umum Pasal 1),
tidak menggunakan istilah program tapi dengan kata siaran, yang
mengandung pengertian sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk
suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter,
41
baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui
perangkat penerima siaran.
Dapat disimpulkan, secara umum, setiap produksi pesan yang akan
disampaikan dari komunikator kepada komunikan, hendaknya perlu juga
direncanakan agar pesan dapat diterima efektif sesuai dengan motif dan
tujuannya, sehingga diharapkan tak berdampak buruk. (Triartanto,2010:99100)
Morrisan (2005) mengutip Prigle-Starr-McCavitt menjelaskan the
programming of most stations is dominated by one principal content element
or sound known as format (Sebagian besar programa stasiun radio didominasi
oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format). Format radio
lebih menonjol pada acara musik atau hiburan karena banyak peminat.
Sehingga bentuk informasi dewasa ini dikemas dalam bentuk hiburan.
(Olii,2006:185)
Setiap program yang hendak dirancang dan dibuat harus mengacu
terhadap format stasiun. Format stasiun adalah pola atau bentuk dominan
yang menunjukkan cirri dan identitas tertentu dari stasiun radio yang
bersangkutan. Ambil contoh, radio Elshinta di Jakarta, porsi dominan
programnya adalah berita dan siaran obrolan. Itu artinya Elshinta mempunyai
format stasiun News and Talk. Lalu I-Radio (Jakarta) format stasiunnya
adalah musik Pop Indonesia, karena sebagian besar durasi waktunya memutar
lagu-lagu Indonesia. (Triartanto,2010:107)
42
2.5.2
Format Program
Sejalan dengan perkembangan radio di ajang yang kompetitif,
khususnya radio swasta nasional, menjadikan setiap pengelola radio siaran
perlu membuat suatu pola atau bentuk dalam program-programnya, yang
mencerminkan kepribadian atau identitas dari suatu stasiun radio tersebut.
Kemunculan
format
stasiun
atau
spesialisasi
siaran
yang
disebut
narrowcasting, akibat dari banyak tumbuh berkembangnya stasiun radio, dan
semakin kuatnya daya pesona media televisi.
Pengertian format program mengacu pada perencanaan penyajian
suatu program yang didasari isi materi siarannya. Format produksi
mengandung pengertian bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya.
Sedangkan format siaran atau lebih dikenal sebagai format station dapat
dimaknai sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio
sebagaimana
dapat
didengarkan
dari
program
siarannya.
(Triartanto,2010:139)
Untuk menjelaskan secara detailnya, berikut dapat dilihat format-format radio
pada bagan dibawah ini :
43
NO
FORMAT
KATEGORI
DESKRIPSI
01
News/berita
Informasi
Format
penyajian
siarannya
porsi
dominannya adalah berita dan programprogram interview. Contoh : segala
isu/berita
aktual
seputar
politik,
ekonomi, social, dan budaya. dan lain
sebagainya.
02
Talk/Bincang-
Informasi
Bincang
Format yang memfokuskan mengenai
topik
atau
isu-isu
diperbincangkan.
aktual
Contoh
:
untuk
Kasus
Skandal Bank Century
03
Adult
Musik
Contemporary
Format
ini
berisi
lagu-lagu
yang
dikhususkan kepada pendengar dewasa
dengan kisaran usia 25 tahun hingga 45
tahun, yang diselingi info politik,
ekonomi, dan budaya.
04
Top 40
Musik
Format
yang
dikhususkan
untuk
pendengar muda dengan rentang usia
12 tahun sampai 21 tahun. Kriteria
lagunya pop terbaru atau new entry
44
yang terdaftardalam deretan 40 tangga
lagu.
05
Album
Musik
Oriented Rock
Format didasarkan dari album-album
bergenre rock. Contoh : Nirvana, The
Cure, Linkin Park, U2, dan lain-lain.
06
Dangdut
Musik
Format musiknya full dangdut dan
melayu. Contoh : Rhoma Irama, Elvie
Sukaesih, dan lain-lain.
07
Pop Indonesia
Musik
Materi siarannya mengenai lagu-lagu
pop Indonesia.
08
Humor
Khusus
Materi siarannya cenderung humor dan
mengandung unsur lucu.
(Triartanto,2010 142-143)
Dengan adanya format program, pendengar dapat menikmati siaran radio
sesuai dengan minat dengarnya. Format program merupakan suatu batasan mengenai
ciri tentang suatu program. Dari aspek karakteristiknya jenis siaran terbagi dua, yaitu:
1. Siaran karya artistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu
proses produksi mengutamakan segi keindahan.
2. Siaran karya jurnalistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik
yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam
proses penyajian kepada khalayak. (Triartanto, 2010:144)
45
Dari dua pembagian tersebut, yang termasuk dalam siaran karya artistik
adalah program musik, program drama, program kuis, program variety show,
program sponsor, program cerita dongeng/legenda, program infotainment, program
resensi, dan lain sebagainya. Sedangkan karya jurnalistik adalah program bulletin
berita, program feature, program majalah udara/radio, program documenter, program
talk show, program breaking news dan program reportase. (Triartanto,2010:145)
Program Wayang 975 di Motion Radio termasuk dalam format artistik dimana
program ini mengutamakan pada penceritaan dongeng/legenda yang syarat akan
humor namun tidak melenceng dari cerita aslinya.
2.5.3 Jenis-Jenis Program
Karya Artistik:
1. Program Musik
Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan
dengan musik dan lagu dalam penyajian siarannya.
2. Program Drama Radio
Suatu program yang menyajikan acara audio pola pelakonan/dramatisasi para
tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan
gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, serta efek
suara seperlunya. Sejarah radio siaran mencatat, drama radio berjudul War of the
Worlds karya H.G. Wells, yang berkisah tentang penyerangan makhluk Mars ke
46
bumi, telah menunjukkan kemampuan siaran radio dalam memengaruhi
pendengarnya.
3. Program Kuis Radio
Suatu program yang materi siarannya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan,
teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan kepada pendengar agar
menanggapinya sebagai suatu bentuk partisipasinya atau interaktif, yang
dikompensasikan sebagai suatu hadiah.
4. Program Variety Show
Suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format
acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik
dan efek suara.
5. Program Komedi/Humor
Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundang
kelucuan secara auditif sehingga merangsang pendengar untuk tersenyum atau
tertawa.
6. Program Sponsor
Suatu program yang isi siarannya dimuati oleh informasi dan data produk tertentu
yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara.
7. Program Cerita Dongeng atau Legenda
Bentuk penyajian program yang disajikan secara dramatisasi atau naratif berdasar
kisah-kisah dongeng dan cerita legenda yang sudah dikenal luas. Drama-drama
atau kisah legenda yang sukses di televisi berawal dari radio, antara lain, Saur
47
Sepuh, Misteri Gunung Berapi, Legenda Singasari, Babad Tanah Leluhur, dan
lain-lain.
Karya Jurnalistik :
1. Program Buletin Berita
Suatu sajian beragam berita aktual yang dikemas dalam tingkatan gradasi sangat
penting, penting, dan kurang penting yang perlu diketahui masyarakat.
2. Program Dokumenter
Program yang didasarkan pada peristiwa penting yang telah berlalu dan memiliki
relevansi aktualitas dengan kekinian.
3. Program Majalah Udara
Program adopsi dari majalah cetak yang disajikan dlam bentuk versi audituf brisi
mengenai aneka ragam topik, tema, serta peristiwa yang perlu dikethaui
masyarakat.
4. Program Feature
Program informasi yang membahas suatu topik persoalan melalui berbagai
pandangan yang saling melengkapi, mengurai, dan mengkritik, yang disajikan
dalam berbagai format.
5. Program Talk Show
Program yang mengutamakan sajian perbincangan atau obrolan yang didasari
penentuan tema, topik, serta bahasan yang dikemas secara dinamis dan aktual,
factual, menarik, juga menghibur. (Triartanto, 2010:146-149)
48
Program Wayang 975 ini termasuk dalam jenis program drama radio atau
radio play. Program ini memiliki karakteristik pelakonan suatu cerita yang
didramatisasi melalui suara dan efek suara yang berguna untuk meningkatkan latar
belakang dan pembangunan mood pendengar.
2.6
Drama/Sandiwara
2.6.1
Pengertian
Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan,tindakan
atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action (Waluyo, 2003:
2).
Drama juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipertunjukkan
karena pada dasarnya drama merupakan dialog dari tokoh dalam cerita yang
diperankan dalam panggung. Ketika sebuah drama baru berbentuk naskah,
drama tersebut baru dapat dipahami belum dapat dinikmati. Drama juga dapat
didefinisikan sebagai cerita yang dipentaskan, suatu cerita yang baru dapat
dinikmati apabila sudah “diperagakan”, sudah diwujudkan dengan gerakgerak dan kata di atas pentas atau panggung (Suharianto, 2005: 61).
49
2.6.2
Unsur Drama
Adapun unsur-unsur pementasan drama sebagai berikut :
1. Lakon atau Cerita
Lakon atau cerita merupakan unsur esensial dalam sebuah drama. Secara
struktural, lakon atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu :
a. Pemaparan atau eksposisi (penjelasan situasi awal suatu cerita).
b. Penggawatan atau kompilasi (bagian yang menunjukkan konflik yang
sebenarnya).
c. Puncak atau klimaks 9puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi
protagonist dan antagonis).
d. Peleraian atau anti klimaks (bagian pengarang mengetengahkan pemecahan
konflik).
e. Penyelesaian atau kongkulasi (bagian yang berfungsi mengembalikan lakon
pada kondisi awal).
2. Pemain (aktor/aktris)
Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang menerjemahkan dan
sekaligus menghidupkan setiap deretan kata-kata dari sebuah naskah
drama. Pemain berfungsi sebagai alat pernyataan watak dan penunjang
tumbuhnya alur cerita
3. Tempat
Unsur tempat dalam sebuah drama adalah suatu tempat yang dapat
digunakan sebagai pertunjukan. Dalam hal ini tempat yang dimaksud
50
adalah gedung, lapangan, atau arena. Tempat tidak hanya dibutuhkan oleh
para pemain, namun juga oleh para penonton. Oleh karena itu, tempat yang
memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran
yang baik
4. Penonton atau Publik
Penonton atau publik yang dimaksud disini adalah penonton yang aktif,
yang dengan kesungguhan hati berusaha menyambut ajakan berdialog
pengarang drama yang disalurkan lewat para pelaku. Dengan menempatkan
penonton pada kedudukan seperti itu, maka sebuah drama atau pementasan
baru dapat diharapkan berhasil apabila terdapat tiga hal, yaitu lakon atau
cerita yang baik, para pelaku yang pandai, dan para penonton yang
mengerti. Tidak dipenuhinya salah satu dari ketiga hal diatas, tidak akan
penrah kita dapatkan pementasan atau drama yang dapat dikatakan berhasil
atau baik (Suharianto 2005:61-63)
2.6.3
Drama/Sandiwara Radio
Pada tahun 80-an, sandiwara radio di tanah air mencapai masa
jayanya. “Saur Sepuh” adalah judul sandiwara radio bersambung yang
disiarkan ke seluruh pelosok Nusantara. Tokoh-tokoh utamanya, Brama
Kumbara dan adiknya Ratna Mantili, menjadi karakter-karakter kesayangan
para pendengar. Ksatria Brama Kumbara sebagai tokoh protagonist bersuara
berat, dalam, mencerminkan kebijaksanaan dan kewibawaan. Adiknya, juga
51
seorang jago silat, bersuara lincah, centil, sedikit galak, dan emosional. Kedua
tokoh ini mewarnai kisah “Saur Sepuh” yang bersetting epos legenda kerajaan
dengan segala intrik dan permasalahannya.
Saur Sepuh menjadi sandiwara yang sangat popular. Memenuhi
permintaan pendengar, maka diselenggarakan jumpa fans dengan para
pemeran sesungguhnya. Cerita jumpa fans ini tak kalah seru. Seorang teman
menuturkan, setelah ikut berdesakan selama sekian jam jam di Yogya, ia
terkaget-kaget melihat sosok “Brama Kumbara” yang sesungguhnya.
Pendengar boleh saja merasa tertipu. Tetapi sesungguhnya, tanpa gambar
sebagai alat bantu visual, maka satu-satunya media yang digunakan radio
untuk menyampaikan pesan adalah suara. Radio sekedar menghantarkan
bunyi. Visualisasi kesan yang dibentuk berdasarkan pendengaran atas
bebunyian radio ada di dalam benak sang pendengar sendiri. Pendengar
dengan kata lain menciptakan theater of mind dalam benaknya, berdasarkan
apa yang didengarnya. (Astuti, 2008:44)
2.6.4
Unsur Eklektik
Metode eklektik, mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di
dalam bahasa Arab, metode ini di sebut dengan beberapa nama, antara
lain, Thariqah al-Intiqo’iyyah, Mukhtarah, Taufiqiyyah, Mazdujah. Perlu di
tegaskan bahwa penggabungan metode-metode ini hanya bisa di lakukan antar
52
metode yang sehaluan. Dua metode yang asumsinya atau tujuannya bertolak
belakang tentu tidak tepat untuk di gabungkan (Effendy, 2005 : 71-72).
Desain eklektik kini dapat dimaknai sebagai penggabungan dari gaya
modern dengan ciri khas tradisional. Menurut Patricia Herdita,
gaya ini
banyak digemari karena Indonesia memiliki kekayaan budaya, seni dan
tradisi, bisa dipadukan.
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa :
(1) tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi
kekuatan dan kelemahan,
(2) setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk
mengefektifkan pengajaran,
(3) lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada
metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan
(4) tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua
siswa, dan semua program pengajaran,
(5) yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar,
bukan memenuhi kebutuhan suatu metode,
(6) setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode
yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. (Efendi, 2005:71)
53
2.7
Teori Khusus
Dalam sub-bab ini, peneliti tidak memakai teori khusus melainkan konsep-konsep
yang terdapat dalam produksi program siaran radio.
2.7.1
Konsep Peran
Menurut Broom dan Selznick, peran dapat ditinjau dari tiga perspektif,
yaitu perspektif prescribed role, perspektif perceived role, perspektif actual
role.
Perspektif Prescribed Role
Perspektif Prescribed role atau peran yang didasarkan pada harapan-harapan
masyarakat
atau
pada umumnya selalu
peranan
yang
ideal.
Setiap
masyarakat
mempunyai harapan tertentu dari individu yang
menempati status atau posisi sosial tertentu, seperti suami, istri, orang tua dan
anak. Harapan itu tentu berbeda dari satu masyarakat kemasyarakat lainnya.
Prespektif Preceived Role
Perspektif Precieved role atau peran yang didasarkan pada pertimbangan
pribadi. Peranan ini mungkin saja tidak sejalandengan harapan dari
masyarakat tetapi harus dilakukannya karena menurut pertimbangan hal itu
adalah baik.
Perspektif actual role
Perpektif actual role atau peran yang didasarkan pada bagaimana peranan itu
diwujudnyatakan atau diaktualisasikan. Pelaksanaan suatu peranan seringkali
54
tidak cuma didasarkanatas harapa-harapan masyarakat ( prescribed role) atau
pertimbangan-pertimbangan pribadi ( precieved role) tetapi juga berdasarkan
tekanan-tekanan yang dialami atau peluang-peluang yang ada atau situasisituasi khusus. (Raho, 2003:104-105)
Peran adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun begitu, definisi
peran adalah yang paling tidak jelas. Dalam literature ditemukan lebih dari
100 definisi tentang peran. Menurut Biddle & Thomas, kebanyakan definisi
itu menyatakan bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi
perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.
(Sarwono,2002:224)
Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori
peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan
antropologi. Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari
dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh
tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk
berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara)
kemudian dianalogikan
itu
dengan posisi seseorang dalam masyarakat.
Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama
dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan
daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan denga
nadanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.
55
Dari sudut pandangan inilah disusun teori-teori peran. Dalam teorinya Biddle
& Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan,
yaitu istilah-istilah yang menyangkut :
a. orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social
b. perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut
c. kedudukan orang-orang dalam perilaku
d. kaitan antara orang dan perilaku (Sarwono,2002:215)
2.7.2
Tim Kreatif
Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi
yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu
proses dalam organisasi (Mulyana, 2005:310).
Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau
lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik. Definisi ini mempunyai tiga
komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar,
walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim
melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak
membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan
berkinerja. (Daft, 2003:171)
Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan
senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam
56
tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha
yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat
kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan
tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk
membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan.
Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus
dilakukan menuntut ketrampilan ganda. (Allen, 2004:21)
Pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang
(atau
sekelompok
orang)
yang
memungkinkan
mereka
menemukan
pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau
masalah tertentu–yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah–dengan
cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya
(Madjadikara, 2004 :55).
Pada dunia global sekarang ini memiliki kreativitas merupakan suatu
keharusan yang dibutuhkan pada perusahaan khususnya yang bergerak dalam
dunia entertainment yang menuntut kreativitas lebih banyak. Kreativitas di
bidang ini menuntut agar karya mereka dapat disajikan secara menarik untuk
dapat dinikmati audience-nya. Tim kreatif merupakan sekelompok individu
yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang dapat dituangkan dan di
produksi secara apik. Tim kreatif memiliki peranan besar dalam mengelola
suatu informasi atau tayangan-tayangan dalam media elektronik agar dapat
menarik untuk dinikmati para pendengar atau penonton acara tersebut dan
57
menghasilkan suatu program acara yang menarik sehingga mampu bersaing
dengan acara lainnya.
Tim kreatif pada media elektronik memainkan peranan dalam hal
menyajikan suatu program acara semenarik mungkin agar para penikmat acara
mereka tidak merasa monoton dengan ide-ide yang mereka tuangkan dalam
program acara yang mereka tampilkan. Menurut Guilford cirri-ciri aptitude
dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan atau
keluwesan (fleksibitas),orisinalitas dan elaborasi.
2.7.3
SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strength ) dan peluang (
Opportunities ), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan
kelemahan ( Weakness ) dan ancaman ( Threats ) (Rangkuti 2004 : 18)
Analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan
lingkungan pemasarannya agar menemukan peluang yang menarik dan
mengidentifikasi
ancaman
dari
lingkungannya.
Perusahaan
harus
menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta tindakan pemasaran
saat ini dan yang mungkin dilakukan untuk menentukan peluang mana yang
58
paling baik untuk dikejar. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kekuatan
perusahaan dengan peluang menarik yang ada pada lingkungan, sekaligus
menghilangkan atau mengatasi kelemahan dan meminimalisasi ancaman.
Kekuatan
Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional
positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan
mencapai tujuannya. Adapun kekuatan dari program Wayang975 ini adalah
kehandalan tim kreatif yang mengemas program ini secara eklektik yaitu
perpaduan antara seni modern dan tradisional sehingga dapat merengkuh
target pendengar yang merupakan kalangan professional muda.
Kelemahan
Kelemahan meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang
dapat menghalangi performa perusahaan. Adapun kelemahan dari program ini
adalah keterbatasan sumber cerita wayang yang dapat menjadi hambatan bagi
tim kreatif dalam produksinya.
Peluang
Peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan
eksternal
yang
dapat
digunakan
perusahaan
untuk
memperoleh
keuntungan. Adapun peluang yang diperoleh dari program ini adalah menjadi
pelopor dan satu-satunya program drama radio atau radio play di industri
radio Indonesia yang menceritakan tentang Wayang dengan pengemasan yang
unik sehingga banyak pendengar yang antusias dengan program ini.
59
Ancaman
Ancaman adalah factor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan
dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan. (Kotler, 2008:64)
Adapun ancaman dari luar adalah radio-radio lain yang berusaha menyaingi
kesuksesan program Wayang975 dengan menghadirkan program-program
tandingan.
2.8
Kerangka Pemikiran
Peran Tim
Kreatif
Pengemasan
Program
Wayang 975
Scriptwriter
Eklektik
Editor
Intersoft
Durasi
Voice Talent
Re-run
Download