BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Pengertian komuniasi secara umum adalah setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya yang pada akhirnya menghasilkan sebuah interaksi social. Setiap manusia akan terus berkomunikasi semasa hidupnya baik verbal ataupun non verbal, tulisan atau lisan, langsung ataupun tidak langsung, dan sebagainya. Itu semua menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan satu dengan yang lainnya dan setiap aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang lain. Komunikasi pada umumnya dimengerti sebagai proses penyampaian pesan dari komunikastor kepada komunikan. Terdapat banyak sekali pengertian mengenai apa itu komunikasi karena pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi, tergantung dari sudut pandang, konteks, dan tujuannya. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi. Pengertian kata atau istilah komunikasi (dari bahasa “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah 16 Inggris 17 “Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.” (Wiryanto, 2004: 5). Misalnya, dalam konteks percakapan, komunikasi akan terjadi atau berlangsung bila ada kesamaan interpretasi mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara 2 orang atau lebih dapat dikatakan komunikatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Pengertian secara terminologis (tujuan) merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pengertian mengenai komunikasi manusia yaitu: “Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7). Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif , para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2007: 10) 18 Pengertian menurut ahli, salah satunya mengkategorikan definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu: 1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah. Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengajauntuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. 2. Komunikasi sebagai interaksi. Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi 19 setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver mengemukakan, ”komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.” (Wiryanto, 2004:7) 3. Komunikasi sebagai transaksi. Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal. (Mulyana,2005:61-69) 2.1.2 Sejarah Komunikasi Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan hal itu. Usahausaha manusia untuk berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk kehidupan mereka di masa lalu. Pemukulan gong diRomawi dan pembakaran api yang mengepulkan asap di Cina adalah symbol – symbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang. Bahkan seribu dua ratus tahun yang lalu, 20 penduduk Asia tenggara berani mengarungi samudera dengan hanya menggunakan perahu. Kelompok pelaut ini adalah pelayar yang tidak berbekal kompas atau alat navigasi lainnya. Merea tidak tahu menulis tetapi mampu membaca lambanglambang isyarat melalui gejala alam, yakni posisi bintang dan gerakan air laut sebagai informasi. Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua dimaan manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan. Bukti kecakapan ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 tahun SM. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Gutenberg dan John Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun. Penemuan mesin cetak mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi. Berturut-turut dapat dicatat surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada tahun 1562. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan alat cetak berlangsung kira-kira 500 tahun, kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik ditandai dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse (1844), telepon oleh Alexander Graham Bell (1876), serta keberhasilan Amerika mendemonstrasikan pesawat TV hitam-putih dalam tahun 1927. Dalam kurun waktu reltif singkat berbagai macam teknologi komunikasi berhasil ditemukan. Secara berturut-turut dapat dicatat computer pertama ditemukan di Amerika Serikat dalam tahun 1942 dan TV berwarna pertama dalam tahun 1951. (Cangara, 2004:4-6) 21 2.1.3 Proses Komunikasi Berdasarkan dari paradigma Lasswell, proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu: 1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna). 22 Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. 2. Proses komunikasi sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb). ( Effendy, 2007:11) 23 2.1.4 Fungsi Komunikasi William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: 1. Sebagai komunikasi sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. 2. Sebagai komunikasi ekspresif Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi. 24 3. Sebagai komunikasi ritual Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilakuperilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka. 4. Sebagai komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, 25 empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan. (Mulyana, 2005:5) 2.1.5 Tipe Komunikasi Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia. 2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai 26 unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. 3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawankawan terdekat, kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil tersebut (small-group communication). Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok 4. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Kelompok formal yang terjadi adalah komunikasi yang menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. 5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau 27 elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini. (Mulyana,2005:74-75) 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Definisi Komunikasi massa : proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, tv, surat kabar, dan film (Cangara,2004:37) Istilah komunikasi massa yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana mendefinisikan komunikasi massa. Kata massa sendiri memiliki banyak arti dan bahkan controversial, dan istilah “komunikasi” sendiri masih belum memiliki definisi yang dapat disetujui bersama. Istilah ‘massa’ menggambarkan sesuatu (orang atau barang) dalam jumlah bsar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan penerimaan arti, pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal 28 komunikasi oleh Janowitz (1960) menyatakan bahwa komunikasi massa terdiri atas lembaga dan tenik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi untuk menyebarluaskan symbol-simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat heterogen. (Morissan,2010) Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21). 2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator adalah lembaga media massa itu sendiri. Menurut Alexis S Tan (1981) komunikator dalam komunikasi massa adalah organisai sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkanya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan 29 terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa (surat kabar, televisi, stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Media massa disebut sebagai organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu yang dalam proses komunikasi massa tersebut. (Nurudin,2004:16-18) 2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen. Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. (Ardianto,2007:9) 3. Pesan bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. 4. Menimbulkan keserempakan. Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Effendy, mengartikan keserempakan media massa itu ialah 30 kontak denagn sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Mengandalkan peralatan teknis. Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa tak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar. 6. Dikontrol oleh Gatekeeper. Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah atau mengurangi pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. (Nurudin, 2004:16-30) 31 2.3 Media Massa 2.3.1 Pengertian Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat (McQuail,2004:4) Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara, dan media massa memberikan gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang, Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media massa dan konsolidasi kekuatan media massa di masyarakat. (Ibid) 32 2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa 1. Media Massa Cetak Media massa cetak merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan media cetak sebagai media penyampaiannya. Jurnalistik mesia cetak ini menggunakan tulisan maupun gambar dan simbol-simbol yang dapat divisualkan untuk penyampaian pesannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi jurnalistik media cetak, yaitu factor verbal dan visual. Faktor verbal menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dankomunikatif. Sedangkan faktor visual merujuk pada kemampuan untuk menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan (Sumadiria,2005:4) Faktor verbal dan visual tersebut sangat penting terhadap dampak berita yang akan disampaikan kepada pembaca, sehingga kedua faktor tersebut haruslah diperhatikan oleh desainer visual dan tata letak dalam menyusun berita untuk jurnalistik media cetak. Jenis-jenis media cetak terdiri atas : a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu memenuhi keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun, fungsi hiburan surat kabar juga tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel ringan, feature, serta cerita bersambung. 33 b. Majalah Majalah adalah alat media massa berupa buku ukuran besar yang berisi informasi (isi lengkap) yang terbit secara berkala atau waktu yang tetap, misalnya tiap minggu dan tiap bulan. Majalah biasanya berisi mengenai tulisan feature dan ilustrasi. Penggolongan majalah sesuai dengan jenis atau tipe majalah tersebut. Pembaca yang beragam diharapkan dapat menerima informasi sesuai dengan kebutuhannya melalui jenis-jenis majalah tersebut. c. Tabloid Tabloid adalah surat kabar yang ukuranya lebih kecil dari surat kabar yang banyak memuat berita secara singkat, padat, bergambar, mudah dibaca serta bersifat umum. 2. Media Massa Elektronik Media massa elektronik adalah alat-alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat yang mengandung listrik dan disiarkan melalui media massa modern seperti radio, televisi, internet, dan film. Mereka tergolong ke dalam media massa elektronik. Media massa elektronik dalam penerimaan informasi terhadap khalayak memerlukan indera pendengaran dan penglihatan. Di masa sekarang, komunikasi sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat dan dengan adanya media massa elektronik tentunya sangat membantu masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih mudah. Jenis-jenis media massa elektronik antara lain : 34 a. Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara). Radio merupakan media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media massa lainnya. b. Televisi Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna.Fungsi menghibur merupakan fungsi televisi yang paling dominan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. c. Internet Menurut Laquey (1997) , imternet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaam orang di seluruh dunia. Misi awalnya dari internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer. Namun, sekarang internet telah 35 berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari awalnya. d. Film Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor.Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film adalah untuk memperoleh hiburan. Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, namunterus berlangsung sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut. (Muda,2003:5-7). 2.4 Radio 2.4.1 Radio Sebagai Media Massa Terdapat banyak media yang menjadi alat komunikasi, salah satunya adalah radio, sebagai media massa, radio memiliki sifat yang khas dibandingkan media massa yang lain. Kekhasannya adalah sifatnya yang audial, untuk indera telinga. Karena itu pendengar ketika menerima pesan dari radio dengan tatanan mentan yang pasif . Radio mendapat julukan sebagai kekuasaan kelima atau “the fifth estate”, setelah pers dianggap sebagai kekuasaan keempat “the fourth estate”. Radio dianggap memiliki kekuasaan yang begitu hebat disebabkan oleh tiga faktor : 1. Radio Siaran Bersifat Langsung 36 Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal atau program yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Dibandingkan dengan penyebaran propaganda dengan pamphlet, penyebaran berita melalui surat kabar, penyebaran penerangan dengan majalah, radio jauh lebih mudah dan cepat, hal ini dikarenakan setiap gagasan propaganda dapat ditulis di atas secarik kertas kemudian tinggal dibacakan di depan mikrofon. Di samping itu dalam radio dikenal istilah stop press, dimana sebuah informasi yang sangat penting disiarkan di tengah-tengah acara siaran apa saja dan secara berulang kali. 2. Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Radio mampu menyampaikan pesan saat itu juga dapat diterima pendengar. Selain waktu, ruang pun bagi radio bukan merupakan masalah. Seberapa pun jauhnya sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai, semua tidak menjadi rintangan, karena radio mampu menjangkau pelosok pedalaman. 3. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik Radio memiliki daya tarik yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasaan. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni : • Musik : radio menyiarkan musik-musik yang disukai pendengar, tanpa pendengar harus ke suatu pertunjukkan untuk menikmati musik. 37 • Kata-kata : dalam radio, kata-kata seorang penyiar radio lebih “intim” ke telinga pendengar, sehingga pendengar merasa seolah-olah si penyiar berbicara dengannya. • Efek suara : radio menyediakan efek-efek suara yang mampu menyentuh emosional pendengar sehingga mendorong pendengar untuk berimajinasi. (Effendy, 2003:139-144-314). 2.4.2 Sejarah dan Perkembangan Radio Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Tahun 1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode Morse . Marconi lantas mendirikan perusahaan pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang tidak terjangkau kabel telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik dan penyedia perlengkapan radio. Pada tahun 1913, Marconi telah mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. Bisnis radio yang dimaksud disini bukan bisnis stasiun radio. Tetapi lebih pada pemanfaatan radio untuk keperluan-keperluan perdagangan dan transportasi. Tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912 memunculkan potensi radio yang lain: menjadi media jurnalistik yang mengabarkan peristiwa-peristiwa penting. Ketika menabrak gunung es di Atlantik Utara, 38 Titanic mengirim pesan SOS dalam bentuk kode Morse ke seluruh stasiun yang bisa menerimanya. Banyak nyawa terselamatkan. Lebih dari itu, para jurnalis mendapatkan berita pertama tentang kecelakaan dari radio, hingga pemerintah AS pun akhirnya turun tangan. Tahun itu juga dikeluarkan Radio Act 1912 tentang regulasi gelombang udara yang wewenangnya diberikan pada Departemen Perdagangan. Sepanjang Perang Dunia I, gelombang radio berada di bawah penguasaan dan kontrol militer AS. Pada tahun 1920, setelah keadaan aman dan dunia damai kembali untuk sementara, militer AS mengembalikan kontrol radio ke tangan sipil. Seorang teknisi Westinghouse, Frank Conrad, mengawali siaran radio pertama di dunia dengan jadwal siaran tetap. Siaran ini menarik minat publik dan mendapat liputan luas di surat kabar. One thing leads to another. (Astuti,2008:6) Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. Yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indiche Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. (Ardianto,2007:125) 39 Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran berada di ambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya Periode berikut, radio digunakan secara luas di bidang pendidikan, terutama pendidikan politik, seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk pemilu pertama kali pada tahun 1955. Selanjutnya, di masa penuh gejolak yang terjadi 1965, di mana PKI mulai berkuasa dan akhirnya tumbang oleh pasukan yang dipimpin Mayjen Soeharto, radio RRI diambil alih fungsikan secara berganti sebagai corong kepentingan. Itulah sebagian peran RRI di masa lalu yang begitu besar, yang secara tidak langsung merupakan cikal bakal bagi jurnalisme radio dan kelanjutan bagi eksistensi radio-radio swasta di Indonesia. (Triartanto,2010:28-29) Di masa kini, media radio siaran sebagian besarnya bertujuan untuk hiburan. Orang mendengar radio ingin mendengar lagu atau musik, walau sebagiannya ada pula yang ingin mencari atau mengetahui informasi actual. Seiring dengan perkembangan teknologi, dari berbagai referensi, tipe-tipe radio amat beragam, baik bentuk kepemilikan dan pendanannya. Bahkan kini 40 semenjak akhir 1990-an, banyak radio siaran yang dikelola dalam satu grup media, di mana terdapat beragam format radio dalam satu grup, yaitu MNC (Radio Trijaya, Global Radio, Radio TPI, Women Radio), MRA (Hard Rock FM, I-Radio, Traxx FM), Ramako Grup (Lite FM, Mustang, Batam, dan Zoo), dan lain sebagainya. (Ibid,41) 2.5 Program Radio 2.5.1 Pengertian Pengertian program dalam konteks broadcasting merupakan suatu acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya, yang bertujuan disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio dan televisi) kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata penyiar/reporter/narrator/narasumber, musik dan lagu, efek suara, yang disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik minat untuk didengar. Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program (Amerika), yang mengandung pengertian acara, rencana, atau rancangan. Dalam UU Penyiaran Indonesia (Bab I Ketentuan Umum Pasal 1), tidak menggunakan istilah program tapi dengan kata siaran, yang mengandung pengertian sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, 41 baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Dapat disimpulkan, secara umum, setiap produksi pesan yang akan disampaikan dari komunikator kepada komunikan, hendaknya perlu juga direncanakan agar pesan dapat diterima efektif sesuai dengan motif dan tujuannya, sehingga diharapkan tak berdampak buruk. (Triartanto,2010:99100) Morrisan (2005) mengutip Prigle-Starr-McCavitt menjelaskan the programming of most stations is dominated by one principal content element or sound known as format (Sebagian besar programa stasiun radio didominasi oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format). Format radio lebih menonjol pada acara musik atau hiburan karena banyak peminat. Sehingga bentuk informasi dewasa ini dikemas dalam bentuk hiburan. (Olii,2006:185) Setiap program yang hendak dirancang dan dibuat harus mengacu terhadap format stasiun. Format stasiun adalah pola atau bentuk dominan yang menunjukkan cirri dan identitas tertentu dari stasiun radio yang bersangkutan. Ambil contoh, radio Elshinta di Jakarta, porsi dominan programnya adalah berita dan siaran obrolan. Itu artinya Elshinta mempunyai format stasiun News and Talk. Lalu I-Radio (Jakarta) format stasiunnya adalah musik Pop Indonesia, karena sebagian besar durasi waktunya memutar lagu-lagu Indonesia. (Triartanto,2010:107) 42 2.5.2 Format Program Sejalan dengan perkembangan radio di ajang yang kompetitif, khususnya radio swasta nasional, menjadikan setiap pengelola radio siaran perlu membuat suatu pola atau bentuk dalam program-programnya, yang mencerminkan kepribadian atau identitas dari suatu stasiun radio tersebut. Kemunculan format stasiun atau spesialisasi siaran yang disebut narrowcasting, akibat dari banyak tumbuh berkembangnya stasiun radio, dan semakin kuatnya daya pesona media televisi. Pengertian format program mengacu pada perencanaan penyajian suatu program yang didasari isi materi siarannya. Format produksi mengandung pengertian bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya. Sedangkan format siaran atau lebih dikenal sebagai format station dapat dimaknai sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio sebagaimana dapat didengarkan dari program siarannya. (Triartanto,2010:139) Untuk menjelaskan secara detailnya, berikut dapat dilihat format-format radio pada bagan dibawah ini : 43 NO FORMAT KATEGORI DESKRIPSI 01 News/berita Informasi Format penyajian siarannya porsi dominannya adalah berita dan programprogram interview. Contoh : segala isu/berita aktual seputar politik, ekonomi, social, dan budaya. dan lain sebagainya. 02 Talk/Bincang- Informasi Bincang Format yang memfokuskan mengenai topik atau isu-isu diperbincangkan. aktual Contoh : untuk Kasus Skandal Bank Century 03 Adult Musik Contemporary Format ini berisi lagu-lagu yang dikhususkan kepada pendengar dewasa dengan kisaran usia 25 tahun hingga 45 tahun, yang diselingi info politik, ekonomi, dan budaya. 04 Top 40 Musik Format yang dikhususkan untuk pendengar muda dengan rentang usia 12 tahun sampai 21 tahun. Kriteria lagunya pop terbaru atau new entry 44 yang terdaftardalam deretan 40 tangga lagu. 05 Album Musik Oriented Rock Format didasarkan dari album-album bergenre rock. Contoh : Nirvana, The Cure, Linkin Park, U2, dan lain-lain. 06 Dangdut Musik Format musiknya full dangdut dan melayu. Contoh : Rhoma Irama, Elvie Sukaesih, dan lain-lain. 07 Pop Indonesia Musik Materi siarannya mengenai lagu-lagu pop Indonesia. 08 Humor Khusus Materi siarannya cenderung humor dan mengandung unsur lucu. (Triartanto,2010 142-143) Dengan adanya format program, pendengar dapat menikmati siaran radio sesuai dengan minat dengarnya. Format program merupakan suatu batasan mengenai ciri tentang suatu program. Dari aspek karakteristiknya jenis siaran terbagi dua, yaitu: 1. Siaran karya artistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu proses produksi mengutamakan segi keindahan. 2. Siaran karya jurnalistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian kepada khalayak. (Triartanto, 2010:144) 45 Dari dua pembagian tersebut, yang termasuk dalam siaran karya artistik adalah program musik, program drama, program kuis, program variety show, program sponsor, program cerita dongeng/legenda, program infotainment, program resensi, dan lain sebagainya. Sedangkan karya jurnalistik adalah program bulletin berita, program feature, program majalah udara/radio, program documenter, program talk show, program breaking news dan program reportase. (Triartanto,2010:145) Program Wayang 975 di Motion Radio termasuk dalam format artistik dimana program ini mengutamakan pada penceritaan dongeng/legenda yang syarat akan humor namun tidak melenceng dari cerita aslinya. 2.5.3 Jenis-Jenis Program Karya Artistik: 1. Program Musik Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siarannya. 2. Program Drama Radio Suatu program yang menyajikan acara audio pola pelakonan/dramatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, serta efek suara seperlunya. Sejarah radio siaran mencatat, drama radio berjudul War of the Worlds karya H.G. Wells, yang berkisah tentang penyerangan makhluk Mars ke 46 bumi, telah menunjukkan kemampuan siaran radio dalam memengaruhi pendengarnya. 3. Program Kuis Radio Suatu program yang materi siarannya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan kepada pendengar agar menanggapinya sebagai suatu bentuk partisipasinya atau interaktif, yang dikompensasikan sebagai suatu hadiah. 4. Program Variety Show Suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. 5. Program Komedi/Humor Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundang kelucuan secara auditif sehingga merangsang pendengar untuk tersenyum atau tertawa. 6. Program Sponsor Suatu program yang isi siarannya dimuati oleh informasi dan data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara. 7. Program Cerita Dongeng atau Legenda Bentuk penyajian program yang disajikan secara dramatisasi atau naratif berdasar kisah-kisah dongeng dan cerita legenda yang sudah dikenal luas. Drama-drama atau kisah legenda yang sukses di televisi berawal dari radio, antara lain, Saur 47 Sepuh, Misteri Gunung Berapi, Legenda Singasari, Babad Tanah Leluhur, dan lain-lain. Karya Jurnalistik : 1. Program Buletin Berita Suatu sajian beragam berita aktual yang dikemas dalam tingkatan gradasi sangat penting, penting, dan kurang penting yang perlu diketahui masyarakat. 2. Program Dokumenter Program yang didasarkan pada peristiwa penting yang telah berlalu dan memiliki relevansi aktualitas dengan kekinian. 3. Program Majalah Udara Program adopsi dari majalah cetak yang disajikan dlam bentuk versi audituf brisi mengenai aneka ragam topik, tema, serta peristiwa yang perlu dikethaui masyarakat. 4. Program Feature Program informasi yang membahas suatu topik persoalan melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, dan mengkritik, yang disajikan dalam berbagai format. 5. Program Talk Show Program yang mengutamakan sajian perbincangan atau obrolan yang didasari penentuan tema, topik, serta bahasan yang dikemas secara dinamis dan aktual, factual, menarik, juga menghibur. (Triartanto, 2010:146-149) 48 Program Wayang 975 ini termasuk dalam jenis program drama radio atau radio play. Program ini memiliki karakteristik pelakonan suatu cerita yang didramatisasi melalui suara dan efek suara yang berguna untuk meningkatkan latar belakang dan pembangunan mood pendengar. 2.6 Drama/Sandiwara 2.6.1 Pengertian Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan,tindakan atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action (Waluyo, 2003: 2). Drama juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipertunjukkan karena pada dasarnya drama merupakan dialog dari tokoh dalam cerita yang diperankan dalam panggung. Ketika sebuah drama baru berbentuk naskah, drama tersebut baru dapat dipahami belum dapat dinikmati. Drama juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipentaskan, suatu cerita yang baru dapat dinikmati apabila sudah “diperagakan”, sudah diwujudkan dengan gerakgerak dan kata di atas pentas atau panggung (Suharianto, 2005: 61). 49 2.6.2 Unsur Drama Adapun unsur-unsur pementasan drama sebagai berikut : 1. Lakon atau Cerita Lakon atau cerita merupakan unsur esensial dalam sebuah drama. Secara struktural, lakon atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu : a. Pemaparan atau eksposisi (penjelasan situasi awal suatu cerita). b. Penggawatan atau kompilasi (bagian yang menunjukkan konflik yang sebenarnya). c. Puncak atau klimaks 9puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi protagonist dan antagonis). d. Peleraian atau anti klimaks (bagian pengarang mengetengahkan pemecahan konflik). e. Penyelesaian atau kongkulasi (bagian yang berfungsi mengembalikan lakon pada kondisi awal). 2. Pemain (aktor/aktris) Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang menerjemahkan dan sekaligus menghidupkan setiap deretan kata-kata dari sebuah naskah drama. Pemain berfungsi sebagai alat pernyataan watak dan penunjang tumbuhnya alur cerita 3. Tempat Unsur tempat dalam sebuah drama adalah suatu tempat yang dapat digunakan sebagai pertunjukan. Dalam hal ini tempat yang dimaksud 50 adalah gedung, lapangan, atau arena. Tempat tidak hanya dibutuhkan oleh para pemain, namun juga oleh para penonton. Oleh karena itu, tempat yang memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran yang baik 4. Penonton atau Publik Penonton atau publik yang dimaksud disini adalah penonton yang aktif, yang dengan kesungguhan hati berusaha menyambut ajakan berdialog pengarang drama yang disalurkan lewat para pelaku. Dengan menempatkan penonton pada kedudukan seperti itu, maka sebuah drama atau pementasan baru dapat diharapkan berhasil apabila terdapat tiga hal, yaitu lakon atau cerita yang baik, para pelaku yang pandai, dan para penonton yang mengerti. Tidak dipenuhinya salah satu dari ketiga hal diatas, tidak akan penrah kita dapatkan pementasan atau drama yang dapat dikatakan berhasil atau baik (Suharianto 2005:61-63) 2.6.3 Drama/Sandiwara Radio Pada tahun 80-an, sandiwara radio di tanah air mencapai masa jayanya. “Saur Sepuh” adalah judul sandiwara radio bersambung yang disiarkan ke seluruh pelosok Nusantara. Tokoh-tokoh utamanya, Brama Kumbara dan adiknya Ratna Mantili, menjadi karakter-karakter kesayangan para pendengar. Ksatria Brama Kumbara sebagai tokoh protagonist bersuara berat, dalam, mencerminkan kebijaksanaan dan kewibawaan. Adiknya, juga 51 seorang jago silat, bersuara lincah, centil, sedikit galak, dan emosional. Kedua tokoh ini mewarnai kisah “Saur Sepuh” yang bersetting epos legenda kerajaan dengan segala intrik dan permasalahannya. Saur Sepuh menjadi sandiwara yang sangat popular. Memenuhi permintaan pendengar, maka diselenggarakan jumpa fans dengan para pemeran sesungguhnya. Cerita jumpa fans ini tak kalah seru. Seorang teman menuturkan, setelah ikut berdesakan selama sekian jam jam di Yogya, ia terkaget-kaget melihat sosok “Brama Kumbara” yang sesungguhnya. Pendengar boleh saja merasa tertipu. Tetapi sesungguhnya, tanpa gambar sebagai alat bantu visual, maka satu-satunya media yang digunakan radio untuk menyampaikan pesan adalah suara. Radio sekedar menghantarkan bunyi. Visualisasi kesan yang dibentuk berdasarkan pendengaran atas bebunyian radio ada di dalam benak sang pendengar sendiri. Pendengar dengan kata lain menciptakan theater of mind dalam benaknya, berdasarkan apa yang didengarnya. (Astuti, 2008:44) 2.6.4 Unsur Eklektik Metode eklektik, mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di dalam bahasa Arab, metode ini di sebut dengan beberapa nama, antara lain, Thariqah al-Intiqo’iyyah, Mukhtarah, Taufiqiyyah, Mazdujah. Perlu di tegaskan bahwa penggabungan metode-metode ini hanya bisa di lakukan antar 52 metode yang sehaluan. Dua metode yang asumsinya atau tujuannya bertolak belakang tentu tidak tepat untuk di gabungkan (Effendy, 2005 : 71-72). Desain eklektik kini dapat dimaknai sebagai penggabungan dari gaya modern dengan ciri khas tradisional. Menurut Patricia Herdita, gaya ini banyak digemari karena Indonesia memiliki kekayaan budaya, seni dan tradisi, bisa dipadukan. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa : (1) tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan, (2) setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran, (3) lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan (4) tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa, dan semua program pengajaran, (5) yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu metode, (6) setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. (Efendi, 2005:71) 53 2.7 Teori Khusus Dalam sub-bab ini, peneliti tidak memakai teori khusus melainkan konsep-konsep yang terdapat dalam produksi program siaran radio. 2.7.1 Konsep Peran Menurut Broom dan Selznick, peran dapat ditinjau dari tiga perspektif, yaitu perspektif prescribed role, perspektif perceived role, perspektif actual role. Perspektif Prescribed Role Perspektif Prescribed role atau peran yang didasarkan pada harapan-harapan masyarakat atau pada umumnya selalu peranan yang ideal. Setiap masyarakat mempunyai harapan tertentu dari individu yang menempati status atau posisi sosial tertentu, seperti suami, istri, orang tua dan anak. Harapan itu tentu berbeda dari satu masyarakat kemasyarakat lainnya. Prespektif Preceived Role Perspektif Precieved role atau peran yang didasarkan pada pertimbangan pribadi. Peranan ini mungkin saja tidak sejalandengan harapan dari masyarakat tetapi harus dilakukannya karena menurut pertimbangan hal itu adalah baik. Perspektif actual role Perpektif actual role atau peran yang didasarkan pada bagaimana peranan itu diwujudnyatakan atau diaktualisasikan. Pelaksanaan suatu peranan seringkali 54 tidak cuma didasarkanatas harapa-harapan masyarakat ( prescribed role) atau pertimbangan-pertimbangan pribadi ( precieved role) tetapi juga berdasarkan tekanan-tekanan yang dialami atau peluang-peluang yang ada atau situasisituasi khusus. (Raho, 2003:104-105) Peran adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun begitu, definisi peran adalah yang paling tidak jelas. Dalam literature ditemukan lebih dari 100 definisi tentang peran. Menurut Biddle & Thomas, kebanyakan definisi itu menyatakan bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. (Sarwono,2002:224) Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) kemudian dianalogikan itu dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan denga nadanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. 55 Dari sudut pandangan inilah disusun teori-teori peran. Dalam teorinya Biddle & Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut : a. orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social b. perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut c. kedudukan orang-orang dalam perilaku d. kaitan antara orang dan perilaku (Sarwono,2002:215) 2.7.2 Tim Kreatif Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu proses dalam organisasi (Mulyana, 2005:310). Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik. Definisi ini mempunyai tiga komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerja. (Daft, 2003:171) Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam 56 tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda. (Allen, 2004:21) Pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu–yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah–dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Madjadikara, 2004 :55). Pada dunia global sekarang ini memiliki kreativitas merupakan suatu keharusan yang dibutuhkan pada perusahaan khususnya yang bergerak dalam dunia entertainment yang menuntut kreativitas lebih banyak. Kreativitas di bidang ini menuntut agar karya mereka dapat disajikan secara menarik untuk dapat dinikmati audience-nya. Tim kreatif merupakan sekelompok individu yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang dapat dituangkan dan di produksi secara apik. Tim kreatif memiliki peranan besar dalam mengelola suatu informasi atau tayangan-tayangan dalam media elektronik agar dapat menarik untuk dinikmati para pendengar atau penonton acara tersebut dan 57 menghasilkan suatu program acara yang menarik sehingga mampu bersaing dengan acara lainnya. Tim kreatif pada media elektronik memainkan peranan dalam hal menyajikan suatu program acara semenarik mungkin agar para penikmat acara mereka tidak merasa monoton dengan ide-ide yang mereka tuangkan dalam program acara yang mereka tampilkan. Menurut Guilford cirri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan atau keluwesan (fleksibitas),orisinalitas dan elaborasi. 2.7.3 SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strength ) dan peluang ( Opportunities ), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan kelemahan ( Weakness ) dan ancaman ( Threats ) (Rangkuti 2004 : 18) Analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan lingkungan pemasarannya agar menemukan peluang yang menarik dan mengidentifikasi ancaman dari lingkungannya. Perusahaan harus menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta tindakan pemasaran saat ini dan yang mungkin dilakukan untuk menentukan peluang mana yang 58 paling baik untuk dikejar. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kekuatan perusahaan dengan peluang menarik yang ada pada lingkungan, sekaligus menghilangkan atau mengatasi kelemahan dan meminimalisasi ancaman. Kekuatan Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya. Adapun kekuatan dari program Wayang975 ini adalah kehandalan tim kreatif yang mengemas program ini secara eklektik yaitu perpaduan antara seni modern dan tradisional sehingga dapat merengkuh target pendengar yang merupakan kalangan professional muda. Kelemahan Kelemahan meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan. Adapun kelemahan dari program ini adalah keterbatasan sumber cerita wayang yang dapat menjadi hambatan bagi tim kreatif dalam produksinya. Peluang Peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Adapun peluang yang diperoleh dari program ini adalah menjadi pelopor dan satu-satunya program drama radio atau radio play di industri radio Indonesia yang menceritakan tentang Wayang dengan pengemasan yang unik sehingga banyak pendengar yang antusias dengan program ini. 59 Ancaman Ancaman adalah factor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan. (Kotler, 2008:64) Adapun ancaman dari luar adalah radio-radio lain yang berusaha menyaingi kesuksesan program Wayang975 dengan menghadirkan program-program tandingan. 2.8 Kerangka Pemikiran Peran Tim Kreatif Pengemasan Program Wayang 975 Scriptwriter Eklektik Editor Intersoft Durasi Voice Talent Re-run