BAB II PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR A. Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian Orang Tua Setiap orang memiliki naluri untuk diperhatikan, dengan adanya perhatian yang diberikan oleh orang lain maka orang yang diperhatikan akan merasa senang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perhatian berarti hal memperhatikan apa yang diperhatikan.1 Lebih luas lagi Singgih D. Gunarsa mendefinisikan perhatian sebagai “menaruh hati”. 2 Menaruh hati kepada anak adalah dasar utama hubungan baik di antara orang tua dan anak-anaknya. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa anaknya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan anak-anaknya. Perhatian-perhatian tersebut diartikan untuk mencari sebab-sebab dan sumber-sumber dari permasalahan sehingga terjadi perubahanperubahan pada setiap anak-anaknya. Senada dengan pengertian yang disampaikan oleh singgih D. Gunarsa, Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa perhatian adalah “ pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.”3 Dari definisi ini 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, cet. 9, 1997), hlm. 25. 2 Singgih D. Gunarsa, dkk, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, cet. 16, 2007), hlm. 42. 3 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 14. 21 22 dapat dipahami bahwa perhatian merupakan pengarahan energi jiwa yang tertuju pada suatu objek, yang dalam hal ini untuk menyertai perkembangan anak, jika perhatiannya penuh terhadap suatu objek (anak), maka ia mengenal dan mengetahui objek (anak) secara sempurna. Sedikit berbeda dengan difinisi yang dikemukakan di atas, Muhammad Said Mubayyah berpendapat bahwa perhatian merupakan salah satu tindakan yang baik untuk mencegah dan menghentikan perilaku buruk anak. Adapun perhatian tersebut dikhususkan jika anak melakukan perilaku terpuji. 4 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan perhatian merupakan sikap yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat suatu objek (anak) sehingga orang tersebut dapat memahami perkembangannya, melalui perhatian dapat dijadikan sebagai cara terbaik untuk merubah perilaku anak. Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut bapak dan ibu.5 Perhatian orang tua adalah pemusatan yang diarahkan kepada suatu objek tertentu yang memberikan rangsangan kepada individu. Menurut pengertian ini, maka perhatian orang tua adalah sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk mendorong dan 4 Muhammad Said Mubayyaah, Akhlaq Anak Muslim, (Jakarta: Najla Press, 2006), hlm. 7 Tamrin Nasition dan Nur Nalijas Nasution, Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 1986), hlm. 12 5 23 memperhatikan anaknya, terutama dalam hal memberikan kebutuhan anaknya, baik dari segi material maupun emosional. 2. Jenis-jenis Perhatian a. Perhatian berdasarkan cara kerjanya: 1) Perhatian spontan (perhatian tak sekehendak atau tak sengaja). Perhatian jenis ini timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha dan tanpa disengaja. 2) Perhatian refleksif (perhatian sekehendak atau di sengaja). Perhatian ini timbul karena usaha, dengan kehendak.6 b. Perhatian menurut intensitasnya: 1) Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsangan atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin. 2) Perhatian tak ektensif, yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.7 c. Perhatian berdasarkan luasnya: 1) Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup obyek yang sangat terbatas. Perhatian ini sering disebut sebagai perhatian konsentratif, jadi orang yang mengadakan konsentrasi pikiran berarti dengan perhatian terpusat. 6 7 35. Sumadi Suryabrata, Op. Cit, hlm. 15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Cet. Ke 5 (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 24 2) Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.8 Orang tua bisa memberikan perhatian penuh pada anaknya saat mereka berbicara atau bercerita tentang ide atau gagasannya. Orangorang yang dipandang cerdas pada umumnya berasal dari keluarga dan orang tua yang suka coba-coba. Sering melakukan pengamatan, penyelidikan dan selalu mencari hal-hal baru yang menarik perhatian. Maka, anak-anak yang terlibat dalam kegiatan ini akan terbawa oleh suasana tersebut. Kalau saja orang tua bisa mengerti dan memuaskan kebutuhan sang anak, melalui pengoptimalan panca indera anak-anak tersebut, maka anak akan jauh lebih mudah untuk dikendalikan. 9 ُجوْ ُ ََرةٌة ًَفِ ْي َستٌة خَالِ ْيتٌة ِه ْي َ َ قَ ْلبَُُ الطَّا ُِر. َِ ْ َ ِ َ َهاًَتٌة ِ ٌْ َ َ ال- ال اْ ِال َها ُم اْلغَزَ الِي َ ََك َوا ق , َ َ ِ َ ِ الَ ُّد ًْ َيا َ اْالٌة ِخ َر ِة,َِ ًَ َ َ َ لَ ْي, َُ َ ِ ْى َ َّو َْال َ ي َْر َ َلَّ َو. ُك ِّل ًَ ْ ٍش َ ُوْ َ ٍشة . َ َ َ ِ ْى َ َّو َال َّ َّر َ َ ُْ َو َ َ ِ َي َ َُل. َ َوا ِا َِ َاَ َواٍُ َ ُك ُّد ُه َ لِّل ٍشن َ ُه َ ِّل ٍش َِ َ قَ َب ِت َ ْاليِّل َِ َ ْال َي ِِّلن َ لَ ْي ِ ََُ َ ا َ َك ْ َ َكاىَ ْال ِ ُ وو Artinya : Dan “anak-anak sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ghozali adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci ibarat mutiara berharga yang kosong dari tulisan dan gambar. Apabila (orang tuanya) membiasakan kebaikan dan mengajarkannya, serta ia tumbuh atas hal tersebut, maka ia akan bahagia di dunia dan akhirat, serta kedua orang tuanya tergolong yang mendapatkan 8 Ibid., hlm. 35. Nano Sunartyo, Membentuk Kecerdasan Anak Sejak Dini, (Jogjakarta: Think, 2006), hlm. 37-38. 9 25 pahalanya juga setiap guru dan pendidiknya. Namun apabila ia dibiasakan dengan hal buruk dan meremehkannya, maka kelak akan sengsara dan binasa. Dosanya ditanggung oleh walinya dan orang yang mendidiknya akan hal (buruk) tersebut.10 B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.11 Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu, jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh factor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. 10 Syech Mustofa Gholayaini, Idhatun Nasiin, Surabaya, hal. 185. Sardiman A. M. , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 75. 11 20 26 Peranannya yang khas adalah hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. 12 Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi kuat dan memiliki energi, banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas. Motivasi bukan hanya berperan dalam belajar di sekolah, melainkan juga dalam bidangbidang kehidupan yang lain. 13 Seperti firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 218: Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.14 Dalam penjelasan ayat di atas bahwa orang mukmin yang mempunyai harapan tidak akan duduk berpangku tangan, ia akan selalu berusaha, berjuang agar memperoleh hasil yang diharapkan atau mencapai tujuan. Jadi kesimpulannya kita harus optimis, semangat terus berjuang tidak kenal lelah dan tidak kenal putus asa. 12 Chatidjah Hasan, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Al Ikhlas, 1994), hlm, 44-45. 13 WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), hlm. 169. 14 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1995), hlm. 90. 27 Motivasi merupakan salah satu derminan penting dalam belajar, para ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahan perilaku atau bebrapa lama seseorang itu terus-menerus berpeirlaku menurut cara tertentu. Menurut Junardi T, bahwa motivasi adalah apa yang membuat seseorang melakukan aktivitas yang didominan, sebagai suatu proses yang menentukan, tingkah laku aktivitas, intersitas, serta arah umum perilaku manusia, merupakan konsep yang rumit. Motivasi berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, sikap, konsep diri, aspirasi dan sebagainya. 15 Menurut Syaeful Bahri Djamaroh, menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang itu terbentuk suatu aktivitas nyata berupa fisik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa suatu aktivitas seseorang yang berupa kegiatan fisik itu adalah karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktifitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengang segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapinya. 16 15 Junardi T, Bimbingan Konseling Sekolah, (Semarang: Tim pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang, 1989), hlm. 154. 16 Syaeful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 114. 28 Dalam definisi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik tersebut terdapat tiga unsur yang saling terkait, yaitu: 17 a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan- perubahan tertentu di dalam sistem neuropsikologis dalam organisme manusia, misalnya karena perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suatu emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang merasa hasil belajarnya rendah, padahal ia memiliki buku pelajaran yang lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu ia mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan ini ditimbulkan oleh perasana. c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju ke arah suatu tujuan. Contoh, seorang siswa kelas III SMA memiliki 17 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), h.lm 160. 29 harapan untuk dapat diterima sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada mata pelajaran matematika, fisika dan kimia dalam ulangan harian. Menyadari hal ini, maka siswa tersebut mengambil kursus tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan berikutnya hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil belajar bertambah baik tersebut, maka semangat belajar siswa semakin tinggi. 2. Tujuan Motivasi Belajar Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan diterapkan di dalam kurikulum sekolah. 18 Jadi tujuan motivasi belajar ialah agar peserta didik dapat belajar dengan baik serta memiliki semangat belajar yang tinggi. 3. Teori-teori Memotivasi Belajar Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia, dan merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan 18 hlm. 73. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 30 sesuatu yang kita inginkan. Seorang pendidik harus memahami teoriteori motivasi agar dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik, diantara teori-teori motivasi antara lain: 19 a. Teori Hedonisme Hedonisme dalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan. Peserta didik di kelas merasa gembira dan bertepuk tangan mendengar pengumuman dari kepala sekolah bahwa guru matematika yang mereka benci tidak dapat mengajar karena sakit. Menurut teori hedonisme, para peserta didik harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas belajar matematika dengan cara memenuhi kesenangannya.20 b. Teori Naluri Teori naluri ini merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme terhadap manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga 19 Abdul Rahman Saleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2009), Edisi Pertama, Cet. Ke-4, hlm. 187. 20 Ibid, hlm. 187. 31 semua pikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori naluri, seseorang tidak memilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuatan bawaan yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan. Freud juga percaya bahwa dalam diri manusia ada sesuatu yang tanpa disadari menentukan setiap sikap dan perilaku manusia. 21 c. Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebuadayaan orang-orang yang dipimpinnya. 22 d. Drive Theory Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap 21 22 Ibid, hlm. 188. Ibid, hlm. 188-189 32 suatu arah yang umum. Misalnya suatu daya pendorong pada lawan jenis. Semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan belaian-belaian bagi tiap individu menurut latar belakang dan kebudayaan masing-masing. 23 e. Teori Arousal Teori ini dikemukakan oleh Elizabeth Duffi. Menurutnya organisme tidak selalu berusaha menghilangkan ketegangan tetapi justru sebaliknya dimana organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya. Homeostatis adalah ketegangan optimim yang bersifat obyektif. 24 f. Teori Atribusi Perilaku seseorang ditentukan oleh bagaimana ia menafsirkan atau berusaha mengerti apa yang melatarbelakangi peristiwaperistiwa yang terjadi di sekitarnya. Teori ini merupakan teori yang dikemukakan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha menggambarkan secara sistematik penjelasan-penjelasan perihal kenapa seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas. Ini dijelaskan melalui pendekatan atribusi. Atribusi ialah suatu hal atau keadaan yang dikaitkan dengan kesuksesan atau kegagalan dalam suatu aktivitas. Misalnya, guru yang tidak enak mengajar, 23 24 Ibid, hlm. 189. Ibid, hlm. 189. 33 kesehatan yang tidak optimal, pelajaran tidak menarik, ketidakberuntungan, kurang usaha, kurangnya kemampuan, pekerjaan terlalu sulit, salah strategi dan lain-lain. 25 g. Teori Kebutuhan Manusia adalah makhluk rasional yang akan mengalami proses kognitif sebelum terjadi respons. Perilaku manusia dikuasai oleh actualizing tendency, yaitu kecenderungan inheren manusia untuk mengembangkan diri. Kecenderungan tersebut dipengaruhi oleh tingkat dan kriteria kebutuhannya. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Abraham Maslow sebagai pakar psikologi, mengemukakan bahwa manusia memiliki lima tingkat kebutuhan pokok, yaitu: 26 a) Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan kebutuhan seks. b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan 25 26 Ibid, hlm. 190. Ibid, hlm. 190-192. 34 Kebutuhan rasa aman dan perlindungan meliputi perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, kelaparan, perang, dan perlakuan tidak adil. c) Kebutuhan sosial Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan dicintai diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama. d) Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan akan penghargaan termasuk kebutuhan akan dihargai karena prestasi, kemampuan, status, dan pangkat. e) Kebutuhan akan aktualisasi diri Kebutuhan akan aktualisasi diri antara lain: kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri. 4. Macam-macam Motivasi Belajar Berbicara tentang macam atau jenis motivasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motifmotif yang aktif itu sangat bervariasi. a. Motivasi dilihat dari pembentukannya 1. Motif-motif bawaan Adalah motif yang di bawa sejak lahir, motivasi ini ada tanpa dipelajari. Motif-motif ini seringkali diisyaratkan secara biologis. 35 2. Motif-motif yang dipelajari Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis 1. Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. 2. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam motif darurat antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar. 3. Motif-motif Objektif. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. c. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah Yang termasuk motivasi jasmani seperti: refleks, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. d. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik 1. Motivasi Intrinsik Yang dimaksud motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang 36 dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponenkomponen lain dalan proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. 27 5. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tatanan motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi objek, belum sampai 27 Sardiman A. M, Op. Cit, hlm. 86-91. 37 melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar.28 b. Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun juga. c. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar, karena apabila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu pengetahuan. d. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang siasia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga dihari-hari mendatang, setiap ulangan yang diberikan oleh guru tidak dihadapi dengan pesimisme, hati yang resah gelisah, tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. 29 28 29 Syaeful Bahri Djamaroh, Op. Cit, hlm. 119. Ibid, hlm. 121. 38 6. Fungsi Motivasi Belajar Motivasi memiliki beberapa fungsi, antara lain: a. Motivasi mengarahkan dan mengatur tingkah laku manusia. b. Motivasi sebagai penyeleksi tingkah laku. Dengan adanya motivasi, maka tingkah laku individu mempunyai arah kepada tujuan yang dipilih oleh individu sendiri. c. Motivasi memberi energi dan menahan tingkah laku.30 7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi kejiwaan merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan. Artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 31 a. Cita-cita atau aspirasi siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kacil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan mencapai membutuhkan kemauan bergiat, keinginan tersebut bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan 30 Esa Nur Wahyuni, Motivasi dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press, 2010), hlm. 14-15. 31 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 97. 39 nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. b. Kemampuan Siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya, keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi hurufhuruf. c. Kondisi Siswa Kondisi yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar seseorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. d. Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.32 32 Ibid, hlm. 99.