Pengaruh Filtrat Kulit Buah Naga Merah

advertisement
ISSN:
2252-3979
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio
Pengaruh Filtrat Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit (Mus musculus)
yang Diinduksi Glukosa
The Effect of Filtrate of Hylocereus Polyrhizus Peel
on Glucose Level of Mus Musculus in Glucose-Induced
Suci Nur Laxmi*, Tjandrakirana, Nur Kuswanti
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
* e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Bahan alami merupakan salah satu materi yang dapat digunakan sebagai obat. Salah satunya adalah kulit
buah naga merah yang diketahui mengandung senyawa fenolik, flavonoid, antosianin, dan triterpenoid. Oleh karena
itu, dilakukan penelitian eksperimental untuk membuktikan pengaruh filtrat kulit buah naga merah (Hylocereus
polyrhizus) terhadap kadar glukosa darah mencit, dengan pre-post test design, subjek 72 ekor mencit jantan, 6
perlakuan dan 4 kali pengulangan. Filtrat kulit buah naga merah diberikan satu kali setelah 1 jam induksi glukosa 2
g/kg BB dengan konsentrasi filtrat 100%, 90%, 70%, 50%, dan 30%. Pengukuran kadar glukosa darah yang diambil
melalui ekor dilakukan dengan menggunakan alat hitung digital glico easy touch dengan satuan mg/dl. Data
dianalisis dengan uji t dan Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa darah mencit pada
konsentrasi filtrat kulit buah naga merah 100% sebesar 79 mg/dl; 90% sebesar 86 mg/dl; 70% sebesar 105,25 mg/dl;
50% sebesar 123 mg/dl; 30% sebesar 139 mg/dl dan 0% sebesar 147 mg/dl. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa filtrat kulit buah naga merah dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit pada semua
konsentrasi kecuali 0%. Kadar glukosa darah normal pada mencit adalah dalam rentang antara 50-109 mg/dl.
Kata kunci: kulit buah naga merah; kadar glukosa darah; mencit (Mus musculus)
ABSTRACT
Natural substances are materials that can be used as medicine. One of these substances is red dragon fruit peel
containing phenolic compounds, flavonoids, anthocyanins, and triterpenoids. This experimental research was conducted to prove
the effect of red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) filtrate peel on glucose levels in Mus musculus blood. This research used
pre-post test design, the subjects were 72 mice, divided 6 treatments and 4 repetitions. The filtrate of red dragon fruit
(Hylocereus polyrhizus) peel was given orally after one hour inducted of glucose of 2 g/kg BW with 5 concentrations: 100%,
90%, 70%, 50%, and 30%. Blood that was taken through mice tail was measured using a digital device of glico easy touch. The
results were analyzed using t test and anova. The results showed that glucose level of Mus musculus blood after administration
of dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) peel filtrate of 100% was 79 mg/dl; 90% was 86 mg/dl ; 70% was 105,25 mg/dl ; 50%
was 123 mg/dl; and 30% was 139 mg/dl. It can be concluded that the filtrate of Hylocereus polyrhizus peel can reduce glucoselevel in Mus musculus blood. Normal blood glucose filtrate in mice was in the range of 50 – 109 mg/dl.
Key words: Hylocereus polyrhizus peel; reducing glucose level; Mus musculus
.
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO)
tahun 2000 diabetes melitus (DM) menjadi
permasalahan dunia karena meningkatkan
morbiditas maupun mortalitas. Diabetes melitus
disebabkan oleh rusaknya sel β dari pulau
Langerhans
pankreas
yang
berfungsi
menghasilkan insulin (Mutiyani dkk., 2014) akibat
keadaan hiperglikemia. Menurut Rizza (2010), 1
jam setelah konsumsi karbohidrat tinggi
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula
darah (hiperglikemia) secara cepat. Keadaan
peningkatan kadar glukosa darah secara tiba-tiba
dapat memicu stress oksidatif yaitu pada fase
transport
elektron,
menyebabkan
anion
superoksida akan dirubah menjadi hidrogen
peroksida sehingga terjadi apoptosis (Suarsana
dkk., 2011). Diabetes melitus sangat berbahaya
karena
seorang
penderita
penyakit
ini
mempunyai risiko mengalami komplikasi. Akibat
penyakit ini (DM) di antaranya retinopati, gagal
ginjal, neuropati, dan aterosklerosis. Diabetes
miletus sering disebut sebagai “silent killer” (Putri
dan Muhammad, 2013).
Bahan alami sangat dibutuhkan untuk
menurunkan
kadar
gula
darah
karena
2LenteraBioVol.6No.1,Januari2017:1–5
penggunaan obat pada umumnya berdampak
negatif (Dharmayudha dan Anthara, 2013). Salah
satunya adalah tumbuhan buah naga (dragon fruit)
yang merupakan salah satu jenis kaktus yang kini
dikenal (Wibawa dkk., 2013) dan dibudidayakan
di Indonesia (Suprianto dan Indah, 2013).
Tumbuhan dari marga Hylocereus dan Selenicereus
ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatan (Suprianto dan Indah, 2013).
Buah naga banyak diminati, tetapi kulit buah
naga menjadi
limbah jarang dimanfaatkan
(Wisesa dan Widjanarko, 2014), di sisi lain bagian
ini mengandung beberapa senyawa aktif seperti
fenolik, flavonoid, antosianin (Saneto, 2012), dan
triterpenoid (Pranata, 2014) yang memiliki
kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa
darah dengan mencegah terjadinya apoptosis
akibat seaksi oksidatif.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
pengaruh filtrat kulit buah naga merah
(Hylocereus Polyrhizus) terhadap kadar glukosa
darah pada mencit yang telah diinduksi glukosa.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di Laboratorium
Struktur dan Perkembangan, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Surabaya, selama 8 hari.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kandang sebanyak 26 buah yang berasal dari
kawat, tempat makan dan minum sebanyak 52
buah, blender philips, pisau, timbangan CHQ,
dan kain saring (1 x 1cm). Bahan yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah kulit buah naga merah
(Hylocereus polyrhizus), pakan mencit, dan
glukosa dalam bentuk serbuk.
Metode pembuatan filtrat kulit buah naga
merah dicuci bersih, dihaluskan dengan blender
dan disaring. Konsentrasi filtrat yang diberikan
adalah: 30% (3 ml filtrat + 7 ml H2O), 50% (5 ml
filtrat + 5 ml H2O), 70% (7 ml filtrat + 3 ml H2O),
90% ( 9 ml filtrat + 1 ml H2O) (Wahyono dan
Susanti, 2012) dan 100%.
Teknik analisis data hasil pengukuran kadar
glukosa darah yang diperoleh dari hewan uji
berskala ratio, maka dianalisis dengan uji
normalitas
Kolmogorov-Smirnov.
Data
selanjutnya dianalisis dengan uji t dengan hasil t
hit (8,046) > ttab (1,666) dengan nilai signifikansi p
<0,05. Hasil menunjukkan bahwa kadar glukosa
darah sebelum dan sesudah perlakuan mengalami
perbedaan yang bermakna. Kemudian dilakukan
uji anova dengan hasil Fhit (28,517) > Ftab (2,35)
dengan nilai signifikasi p <0,05. Hasil
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
penurunan kadar glukosa darah antarkelompok.
Analisis data ini menggunakan program SPPS 15.
Gambar 1. Slema Kerja Penelitian
Laxmidkk:Pengaruhfiltratbuahnagamerah3
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan rata-rata kadar glukosa darah
pada setiap perlakuan dan pada 3 pengukuran
(12 jam puasa, 1 jam setelah induksi glukosa, dan
1 jam setelah pemberian filtrat). Pada pengkuran I
(12 jam puasa) kadar glukosa darah tertinggi
adalah pada KP5 (Filtrat kulit buah naga merah
konsentrasi 30%) dan kadar glukosa darah
terendah adalah KP2 (Filtrat kulit buah naga
merah konsentrasi 90%). Pada pengukuran II (1
jam stetelah induksi glukosa) kadar glukosa darah
tertinggi adalah pada KP2 (Filtrat kulit buah naga
merah konsentrasi 90%) dan kadar glukosa darah
terendah adalah pada KP5 (Filtrat kulit buah naga
merah konsentrasi 30%). Pada pengukuran III (1
jam setelah pemberian filtrat) kadar glukosa darah
tertinggi adalah pada KP0 (kontrol) dan kadar
glukosa darah terendah adalah KP1 (Filtrat kulit
buah naga merah konsentrasi 100%) (Tabel 1).
Perbedaan kadar glukosa darah pada tiga
pengukuran pada semua kelompok perlakuan
adalah : Pengukuran I (12 jam puasa) kadar
glukosa darah antara 80 mg/dl – 100 mg/dl.
Pengukuran II (1 jam setelah induksi glukosa)
kadar glukosa darah antara 140 mg/dl – 160
mg/dl. Pengukuran III ( 1 jam setelah pemberian
filtrat) kadar glukosa darah antara 80 mg/dl – 100
mg/dl (Gambar 1).
Tabel 1. Pengaruh filtrat kulit buah naga merah terhadap kadar glukosa darah mencit (mus musculus) yang
diinduksi glukosa
Rata-rata Kadar Glukosa Darah (mg/dl) + sd
Perlakuan (konse
ntrasi Filtrat)
12 Jam Puasa
1 Jam Induksi Glukosa
1 Jam Pemberian Filtrat
Kontrol
85 ± 12,434
145,5 ± 25,935
147 ± 27,653
KP1
82 ± 10,681
145 ± 25,363
79 ± 6,293
KP2
82 ± 6,749
146,5 ± 33,266
86 ± 6,762
KP3
84.5 ± 12,248
144 ± 26,724
105,25 ± 14,258
KP4
85.4 ± 8,979
146 ± 25,493
123 ± 15,940
KP5
86 ± 7,657
144 ± 24,930
139 ± 25,170
Keterangan :
KP1 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 100%
KP2 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 90%
KP3 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 70%
KP4 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 50%
KP5 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 30%
Gambar 2. Perbedaan kadar glukosa darah puasa, setelah induksi glukosa dan 1 jam setelah pemberian filtrat kulit
buah naga merah; KP1 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 100%; KP2 = Filtrat kulit buah naga merah
konsentrasi 90%; KP3 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 70%; KP4 = Filtrat kulit buah naga merah
konsentrasi 50%; KP5 = Filtrat kulit buah naga merah konsentrasi 30%
4LenteraBioVol.6No.1,Januari2017:1–5
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa filtrat
kulit buah naga merah dengan berbagai
konsentrasi berpengaruh terhadap kadar glukosa
darah mencit yang telah diinduksi glukosa. Hasil
uji t pada semua kelompok menunjukkan adanya
perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan
sesudah pemberian filtrat kulit buah naga dan
mengalami penurunan dengan hasil t hit (8,046) >
ttab (1,666) dengan nilai signifikansi p < 0,05.
Penurunan ini terjadi karena kulit buah naga
merah mengandung senyawa aktif fenolik,
flavonoid, antosianin dan triterpenoid (Pranata,
2014). Fenolik merupakan fenol yang tersubtitusi
pada berbagai tumbuhan tropis berupa senyawa
turunan fenolik yang mampu mengurangi kadar
glukosa darah dengan cara memperbaiki
resistensi insulin akibat gula dalam darah tinggi
(Utami, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Ridwan dkk. (2012) menunjukkan bahwa
pemberian fenolik (polyphenol 60) pada mencit
yang diabetes melitus mampu meningkatkan
toleransi glukosa oral, dan menurunkan kadar
glukosa darah walaupun tidak sampai batas
normal. Hal ini sesuai dengan penelitian ini yakni
pemberian filtrat kulit buah naga merah mampu
menurunkan kadar glukosa darah pada mencit
setelah induksi glukosa, karena kandungan
fenolik tinggi yang terdapat dalam kulit buah
naga merah.
Kandungan lainnya adalah flavonoid yang
merupakan senyawa aktif bersifat antidiabetes
kuat (Mardiana, 2012). Penelitian Sandhar dkk.
(2011)
menunjukkan
bahwa
flavonoid
menurunkan kadar glukosa darah dengan cara
meningkatkan permeabilitas membran sel β
pankreas sehingga insulin dapat disekresikan.
Kulit buah naga mengandung flavonoid. Data ini
diperoleh berdasarkan uji skrining fitokimia yang
menghasilkan warna merah positif (Budilaksono
dkk., 2014). Hal ini sejalan dengan pemberian
filtrat kulit buah naga merah pada mencit yang
mengalami hiperglikemia. Dalam waktu 1 jam
kadar glukosa darah mencit menunjukkan
penurunan (Tabel.1). Saat mencit diinduksi
glukosa, maka akan terjadi metabolisme
karbohidrat dan memicu sekresi insulin (Sandhar
dkk., 2011). Induksi glukosa dengan jumlah yang
tinggi menyebabkan sel β pankreas lambat dalam
mensekresi insulin dengan jumlah banyak dalam
waktu yang cepat (Sandhar dkk., 2011). Flavonoid
mampu meningkatkan sekresi insulin dengan cara
memperbaikki keadaan sel yang tidak seimbang
akibat kadar glukosa tinggi (Sandhar dkk., 2011).
Dalam hal ini, insulin yang dihasilkan akan
meningkatkan transport glukosa dari darah ke
dalam
sel
dengan
cara
meningkatkan
permeabilitas dari membran sel terhadap glukosa.
Masuknya glukosa ke dalam sel akan digunakan
untuk menghasilkan energi. Sisa glukosa
disimpan dalam hati dan otot sebagai sumber
energi, sehingga secara perlahan kadar glukosa
darah dapat menurun (Sandhar dkk., 2011).
Selanjutnya
adalah
antosianin
yang
merupakan pigmen tumbuhan dengan warna
merah sampai ungu (Hutapea dkk., 2014). Kulit
buah naga merah mengandung antosianin
(Simanjuntak dkk., 2014) yang mampu mencegah
penyakit
neuropati
pada
penderita
DM
(Dalimartha dan Andrian, 2011). Penelitian
Sabuluntika dan Fitroyono (2011) menunjukkan
bahwa antosianin dari kulit kedelai hitam mampu
menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan
kerja
reseptor
insulin,
memperbaiki status antioksidan dengan menekan
malondialdehid (MDA) sebagai penanda stres
oksidatif serta memperbaiki level superoksida
dismutase (SOD) dan katalase sebagai enzimenzim antioksidan pada tikus diabetes. Hal ini
sesuai dengan penelitian ini, yakni filtrat kulit
buah naga merah mampu menurunkan kadar
glukosa darah mencit yang diinduksi glukosa.
Jaringan pankreas memiliki sistem pertahanan
tubuh berupa enzim antioksidan endogen yaitu
superoksida dismutase (SOD) yang berfungsi
dalam mencegah kerusakan sel β pankreas yakni
dengan cara mengkatalisis anion superoksida (O2) menjadi hidrogen peroksida (H2O2) dengan hasil
akhir berupa senyawa H2O dan O2 (Suarsana
dkk., 2011). Enzim tersebut dapat diaktifkan
dengan adanya asupan antioksidan eksogen.
Antosianin sebagai bahan alami mampu
mengaktifkan enzim SOD.
Kandungan lainnya adalah triterpenoid pada
kulit buah naga merah (Pranata, 2014). yang dapat
meningkatkan sekresi insulin, sehingga mampu
menurunkan kadar gula darah (Tende dkk., 2011).
Penelitian
Dewiyeti
dan
Shaleh
(2015)
menujukkan bahwa kandungan triterpenoid pada
biji kelor mampu menurunkan kadar gula darah
pada mencit. Mekanisme kerja triterpenoid
sebagai penurun kadar gula darah adalah dengan
cara mempercepat penyerapan glukosa yakni
merangsang GLUT4 di dalam sel.
GLUT 4
menstimulasi translokasi ke membran sel otot
melalui peningkatan aktivitas protein kinase
(AMPK), sehingga terjadi peningkatan ambilan
dan penggunaan glukosa oleh otot, yang
berakibat pada menurunya kadar glukosa darah
(Tende dkk., 2011).
Perbedaan kemampuan filtrat kulit buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) pada beberapa
konsentrasi kadar glukosa darah mencit dapat
dilihat pada grafik (Gambar.1). Konsentrasi yang
Laxmidkk:Pengaruhfiltratbuahnagamerah5
digunakan pada penelitian ini mengacu pada
penelitian Wahyono dan Susanti (2012) yang
menunjukkan konsentrasi filtrat daun salam 30%
dan 70% berpengaruh dalam menurunkan kadar
glukosa darah, tetapi pada 90% tidak
berpengaruh. Dalam penelitian ini filtrat kulit
buah naga dengan konsentrasi 100% memiliki
kemampuan paling tinggi dalam penurunan
kadar glukosa darah. Hal tersebut terjadi karena
semakin murni filtrat maka akan semakin cepat
penyerapannya dan semakin rendah pula kadar
glukusa darah mencit setelah diinduksi glukosa.
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa filtrat
kulit buah naga merah dapat menurunkan kadar
glukosa darah pada mencit.
DAFTAR PUSTAKA
Agustien R. 2013. Efek hiperglikemia postprandial
terhadap kemampuan memori jangka pendek
pada pasien diabetes miletus tipe 2 di puskesmas
cipondoh
tangerang.
Tesis
dipublikasikan.
Universitas Indonesia.
Budilaksono W, Sri W, dan Andhi F, 2014. Uji Aktivitas
Antioksidan Fraksi N-Heksana Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus Lemairei Britton Dan Rose)
Menggunakan Metode Dpph (1,1-Difenil-2Pikrilhidrazil). Jurnal Mahasiswa. 1 (1).
Dalimartha S dan Adrian F, 2011. Khasiat Buah dan
Sayur. Bogor : Penebar Swadaya.
Dharmayudha O dan Anthara S. Made, 2013.
Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Dan
Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Naga Daging Putih
(Hylocereus undatus) Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Serta Bobot Badan Tikus Putih
Jantan (Rattus novergicus) Yang Diinduksi
Aloksan. Buletin Veteriner Udayana. 5(1): 31-40.
Dewiyeti S dan Saleh H, 2015. Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera Lamk.) sebagai Penurun Kadar
Glukosa Darah Mencit Jantan (Mus musculus L.)
Hiperglikemik.Jurnal Penelitian Sains. 17 (2).
Hutapea ER, Florentina LOS, dan Rondang T, 2014.
Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Kulit Rambutan
(Nephelium Lappaceum) Dengan Pelarut Metanol.
Jurnal Teknik Kimia USU. 3(2).
Mardiana L. 2012. Daun Ajaib Penumpas Penyakit. Jakarta
: Penebar Swadaya.
Mutiyani M, Djoko WS, dan Bernadus RS, 2014. Efek
Diet Tinggi Karbohidrat Dan Diet Tinggi Lemak
Terhadap
Kadar
Glukosa
Darah
dan
Kepadatan Sel β Pankreas Pada Tikus Wistar.
Indonesian Journal of Human Nutrition.1(2).
Nugraheni, SS, 2013. Analisis Perbandingan Efektifitas
Ekstrak Akar, Batang, dan Daun Herba Meniran
Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Mencit.
Unnes Journal of Public Health. 2 (1).
Nurliyana R, Syed ZI, Mustpha SK, Aisyah MR., dan
Khamarul KK, 2010. “Antioxidant study of pulps
and peels of dragon fruits: a comparative study”.
International Food Research Journal.
Pranata R. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi
Kloroform Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus
Lemairei Britton Dan Rose) Menggunakan Metode
Dpph (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). 1(1).
Putri, NHK dan Muhammad, AI. 2013. Hubungan
Empat Pilar Pengendalian Dm Tipe 2dengan
Rerata Kadar glukosa darah. jurnal Berkala
Epidemiologi. 1(2): 234–243.
Ridwan A, Raden TA, dan Anggraini B, 2012.
Pengukuran
Efek
Antidiabetes
Fenolik
(Polyphenon 60) Berdasarkan Kadar Glukosa
Darah dan Histologi Pankreas Mencit (Mus
musculus L.) S.W. Jantan yang Dikondisikan
Diabetes Melitus.Jurnal Matematika & Sains. 17(2).
Rizza RA, 2010. Pathogenesis of Fasting and
Postprandial Hyperglycemia in Type 2 Diabetes:
Implications for Therapy. DIABETES. (59).
Sabuluntika N dan Fitriyono A. 2013. Kadar β-Karoten,
Antosianin, Isoflavon, dan Aktivitas Antioksidan
pada Snack Bar Ubi Jalar Kedelai Hitam Sebagai
Alternatif Makanan Selingan Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. Journal of Nutrition College. 2(4).
Sandhar, HK, Kumar B, Prasher, S, iwari P, Salhan M,
and Sharma P, 2011. A Review of Phytochemistry
and Pharmacology of Flavonoids. Internationale
Pharmaceuticasciencia. I (I). 25-41.
Saneto B. Karakterisasi Kulit Buah Naga Merah (H.
Polyrhizus). AGRIKA. :2(2).
Simanjuntak L, Chairina S dan Fatimah. 2014.
“Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Buah
Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)”. Jurnal Teknik
Kimia USU. 3 (2). 25-29.
Suarsana NI, Iwan HU, I Agus G, dan Ayu S. 2011.
Pengaruh Hiperglikemia dan Vitamin E pada
Kadar Malonaldehida dan Enzim Antioksidan
Intrasel Jaringan Pankreas Tikus.MKB. 43(2)
Supriyanto B dan Indah. 2013. Keajaiban Kulit Buah.
Surabaya : Tibbun Media.
Tende, JA, I. Ezekiel., AAU Dikko and ADT Goji. 2011.
Effect of Ethanolic Leaves Extract of Moringa
oleifera on Blood Glucose Levels of StreptozocinInduced Diabetics and Normoglycemic Wistar
Rats. British Journal of Pharmacology and Toxicology.
2(1).
Utami P, 2013. The Miracle Of Herbs. Jakarta : Agro
Media Pustaka.
Wahyono D dan Susanti. 2012. Aktivitas Hipoglikemik
Ekstrak Etanolik Daun Salam (Syzygium
Polyanthum (Wight) Walp) dan Pengaruhnya
Terhadap Stimulasi Parasimpatik Pada Kelinci
Jantan yang Dibebani Glukosa.
Wibawa PAS, Antara MS, dan Dharmayudha O, 2013.
Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Buah Naga
Putih Dan Pengaruhnya Terhadap Glukosa Darah
Tikus Diabetes. Indonesia Medicus Veterinus . 2(2) .
Wisesa TB dan Widjanarko SB, 2014. Penentuan Nilai
Maksimum Proses Ekstraksi Kulit Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus ). Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(3).
Download