Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals (Analisis Wacana Kritis Teun A.Van Dijk ) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : Windi Tresnanda NIM. 6662102226 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA BANTEN 2015 LEMBAR ORISINALITAS ii LEMBAR PERSETUJUAN iii LEMBAR PENGESAHAN iv MOTTO “Jangan Pernah Merasa Takut, Cepat atau Lambat Perubahan Pasti Akan Datang” Skripsi ini kupersembahkan Dengan segala hormat dan cinta kasih Kepada kelurgaku, Papah dan Mamah Yang telah melimpahkan begitu banyak kasih Sayang dan akan selalu menjadi sumber Motivasi dan inspirasi … v ABSTRAK Windi Tresnanda. NIM 6662102226. Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals. Pembimbing I : Prof. Dr.Ahmad Sihabudin, M.Si. dan Pembimbing II. Yoki Yusanto,S.Sos, M.I.Kom Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. Tema yang diusung pun beragam tergantung sang musisi. Cinta, relegi, politik, kritik sosial, lingkungan, pemerintahan dan lain-lain. Dalam Lagu “Siang Sebrang Istana” karya Iwan Fals liriknya menceritakan perjuangan kaum termarjinalkan. Iwan Fals adalah salah satu musisi yang mengutarakan kritik sosial melalui lagu. Idealisme dalam bermusik, penggunaan kata-kata yang mengandung kiasan, serta tema yang disajikan membuat penulis menjadikan lirik-lirik lagu “Siang Sebrang Istana” Iwan Fals sebagai kajian dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui makna kritik sosial pada lagu “Siang Sebrang Istana’ dengan menggunakan pendekatan Teun A. van Dijk. Analisis wacana kritis dengan model pendekatan Teun A. van Dijk meliputi dimensi teks, dimensi kognisi sosial dan dimesi konteks sosial.Dimensi teks akan menganalisis secara Struktur Makro, Superstruktur, dan Struktur Mikro, kemudian barulah membahasnya kedalam dimensi kognisi sosial dan dimensi konteks sosial untuk menemukan makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana”. Analisis terhadap data-data lirik lagu dilakukan untuk membuat kesimpulan dalam menggambarkan makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana” karya Iwan Fals. Hasil penelitian ini menunjukan adanya makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana” yang dinyanikan oleh Iwan Fals. Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis Kritik Sosial, Lirik Lagu, Iwan Fals vi ABSTRACT Windi Tresnanda. NIM 6662102226. The Meaning of Social Criticism On Siang Sebrang Istana Iwan Fals. Guide I : Prof. Dr.Ahmad Sihabudin, M.Si. dan Guide II. Yoki Yusanto,S.Sos, M.I.Kom Music is a tool for musicians, such as the words that is a means for songwriters to uncover what you want delivered. The theme also varied depending on the musician. Love, relegi, political, social criticism, environmental, government and others. In the song "Siang Sebrang Istana" by Iwan Fals lyrics recount the struggles of the marginalized. Iwan Fals is one of those musicians who express social criticism through song. Idealism in music, the use of words containing figurative, and themes that are presented makes the author makes the lyrics of the song "Siang Sebrang Istana " Iwan Fals as a study in this research. The purpose of this study was to determine the significance of social criticism on the song "Siang Sebrang Istana'by using the approach of Teun A. van Dijk. Critical discourse analysis approach model Teun A. van Dijk include dimension text, dimension of social cognition and social context dimension.Dimensional structure of the text will analyze Macro, superstructure, and microstructure, and then discuss them into a dimension of social cognition and social dimensions of context to find the meaning of social criticism in the lyrics of the song "Siang Sebrang Istana". Analysis of the data of the lyrics done to make conclusions in describing the significance of social criticism in the lyrics of the song "Siang Sebrang Istana" by Iwan Fals. These results indicate the significance of social criticism in the lyrics of the song "Siang Sebrang Sebrang" by Iwan Fals. Keywords: Critical Discourse Analysis of Social Criticism, lyrics, Iwan Fals vii KATA PENGANTAR Assalamualikum Wr. Wb Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Sore Siang Sebrang Istana Iwan Fals” dengan baik. Adapun penelitian ini dilakukan dan disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam melakukan penelitian ini penulis tetap bertumpu pada landasan akademis dan teori komunikasi yang ada untuk mengupas dan mengemas hasil penelitian ini sehingga menjadi sebuah karya ilmiah yang diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan Ilmu Komunikasi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak luput dari kekuragankekurangan yang ada, sebagaimana fitrah manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tidak ada yang sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terealisasi dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada : 1. Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW. 2. Bapak H. H. Yulianto, SIP dan Ibu Windayani , selaku kedua orang tua tercinta. viii 3. Bapak Prof. Dr. Soleh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si, selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberi waktu, bimbingan ilmu, arahan, masukan dan kesempatan pengalaman kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini. 7. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos, M.I.Kom, selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberi waktu, bimbingan ilmu, arahan, masukan dan kesempatan pengalaman kepada penulis hingg dapat menyelesaikan penelitian ini. 8. Ibu Mia Dwianna. W, S.Sos.M.I,Kom, selaku dosen yang selalu membimbing saya dengan ikhlas untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini. 9. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.I.Kom, selaku Sekertaris Jurusan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 10. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom Selaku Dosen pembimbing akademik. 11. Para Dosen dan Staf TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 12. Kakak tersayang, Vina Septiana W, Dede Suhendar dan Keponakanku tercinta Alifa Devin Qurotulain. ix 13. Iwan Fals yang selalu memberikan karya-karya terbaik sebagai sumber inspirasi peneliti. 14. Teman-teman Jurnalistik komunikasi Kelas J Angkatan 2010, Putut Wiroraksono, Maulana Yusup, Agung Rahayu SJP, Agung Gumelar, Galuh Garmabrata, Sumardi Noviono, M.Vicy, Suryanto, Romiawan Fatullah, Iqbal Maltatuli, Alif Risna Fauzi. Terimakasih banyak. 15. Seluruh teman-teman komunikasi Angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kompak selalu 16. Keluarga Gembok, Herzha Aftian Putra, Zulhilmi Hutagalung, Johanes Efandi, Sigit Novianto, Adrian Hengki, Andi Suhandi, Adryan Ibnu Fiqih, Redy Mulyadiana, Partogi Aritonang, Muhamad Hamami, Mahar Suwandaru, Mujajudin. Salam damai untuk kita semua. 17. Teman seperjuangan kos bareng, R.F.K Gibran, Muhamad Anshari, A.R.Lutfi. Tommy Dwi Suhartanto. Kalian luar biasa 18. Teman-teman, Reja Suryalaksana, Dimas Dwi.N. Rizki Aziz, Kiki Rizki. 19. Teman-teman Apro, Faizal Aziz, Adrian Azwar, Jak. Terimakasih atas hiburannya selama ini. 20. Teman-teman PES, Kevin Doklas Torang, M.Fadli, Marwan, M. Ridzal. Fajar Teruna. Terimakasih banyak. 21. Teman-teman kantin belakang yang selalu memberikan semangat kepada peneliti untuk mengerjakan penelitian ini. 22. Teman-teman Komonitas Roemah Tawon yang selalu memberikan harapan dan inspirasi untuk anak-anak Indonesia. x 23. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini. Kiranya tidak ada balasan yang lebih baik kecuali yang datang dari Allah SWT, Terimakasih untuk segalanya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan kebenaran datang dari Allah. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua, khususnya bagi peneliti dan pihak yang berkepentingan Serang, April 2015 Windi Tresnanda xi DAFTAR ISI LEMBAR ORISINALITAS ................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv MOTTO .................................................................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT .......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4 1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4 1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 5 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................... 5 1.5.1 Manfaat Akademik ................................................................................... 5 1.5.2 Manfaat Praktis ........................................................................................ 5 BAB II ..................................................................................................................... 7 Landasan Teori ........................................................................................................ 7 2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7 2.2 Pengertian Komunikasi ............................................................................ 7 2.3 Kritik Sosial.............................................................................................. 8 2.3.1 Sebab Kritik Sosial .................................................................................. 9 2.4 Analisis Wacana ..................................................................................... 10 2.4.1 Pendekatan Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ................................... 11 xii 2.5 Kognisi Sosial ........................................................................................ 17 2.6 Konteks Sosial ........................................................................................ 18 2.7 Lagu ........................................................................................................ 18 2.7.1 Lagu Sebagai Wacana ............................................................................ 19 2.7.2 Lagu Sebagai Kritik Sosial .................................................................... 20 2.7.3 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan ............................................. 20 2.8 Lirik ........................................................................................................ 21 2.9 Musik ...................................................................................................... 21 2.9.1 Fungsi Musik ......................................................................................... 23 2.10 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 24 2.11 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 26 BAB III ................................................................................................................. 29 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 29 3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................ 29 3.2 Paradigma Penelitian .............................................................................. 30 3.3 Fokus Penelitian ..................................................................................... 31 3.3 Instrumen Penelitian .............................................................................. 32 3.4 Unit Analisis .......................................................................................... 32 3.4.1 Triangulasi Data Metode Analisis Data ................................................. 33 BAB IV ................................................................................................................. 36 HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 36 4.1 Gambaran Umum Iwan Fals .................................................................. 37 4.1.1 Perjalanan Karir Iwan Fals ..................................................................... 38 4.1.2 Keluarga Iwan Fals ................................................................................ 41 4.1.3 Prestasi Iwan Fals .................................................................................. 42 4.2 Sinopsis Lagu yang Diteliti .................................................................... 44 4.2.1 Siang Sebrang Istana .............................................................................. 44 4.3 Analisis Wacana Lagu Siang Sebrang Istana ......................................... 46 xiii 4.3.1 Unit Analisis 1 ....................................................................................... 47 4.3.2 Unit Analisi 2 ......................................................................................... 51 4.3.3 Unit Analisis 3 ....................................................................................... 56 4.4.4 Unit Analisis 4 ....................................................................................... 60 4.3.5 Unit Analisis 5 ....................................................................................... 65 4.3.6 Unit Analisis 6 ....................................................................................... 71 4.3.7 Unit Analisis 7 ....................................................................................... 77 4.4 Pembahasan ............................................................................................ 82 4.4.1 Dimensi Teks ......................................................................................... 82 4.4.2 Dimensi Kognisi Sosial.......................................................................... 86 4.6 Dimensi Konteks Sosial ......................................................................... 88 BAB V .................................................................................................................. 90 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 90 5.1 Kesimpulan............................................................................................. 90 5.2 Saran ....................................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 95 xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam masyarakat sebagai konstruksi dari realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk lirik lagu. Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan masyarakat musik telah berransformasi bergeser menjadi sebuah komoditi yang dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan. Musik merupakan perilaku sosial yang kompleks dan universal yang didalamnya memuat sebuah ungkapan pikiran manusia, gagasan, dan ide-ide dari otak yang mengandung sebuah sinyal pesan yang signifikan. Pesan atau ide yang disampaikan melalui musik atau lagu biasanya memiliki keterkaitan dengan konteks historis. Muatan lagu tidak hanya sebuah gagasan untuk menghibur, tetapi memiliki pesan-pesan moral atau idealisme dan sekaligus memiliki kekuatan ekonomis, serta kritik-kritik sosial. Perkembangan musik dewasa ini lebih menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga industri musik lebih banyak melahirkan lagu-lagu yang laku keras di pasaran, misalnya lagu-lagu pop yang bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi yang peduli pada kondisi sosial, Contohnya Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung Jabo, Setiawan Djody, atau Grup Musik Slank, dan lain-lain. Walaupun demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan 1 kritik sosial ternyata juga dimanfaatkan oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi modal yang semakin besar. Dampak besar dari sebuah lagu terhadap khalayaknya, yaitu dapat merubah perilaku, pemikiran, dan kepribadian, serta memiliki unsur-unsur yang terkandung didalam alunan musik dan liriknya. Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Wacana kritik dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian besar masyarakat terutama lapisan bawah, karena lagu tersebut mewakili dan menyuarakan hati nurani rakyat dan juga banyak kritik-kritik sosial serta terkandung sindiran-sindiran didalam liriknya. Dukungan itu diwujudkan dengan terbentuknya fans-fans fanatik yang sering disebut OI (Orang Indonesia). Sejak permunculan dalam solo albumnya, Iwan Fals nyaris tidak pernah rnembuat lagu dan menulis lirik tanpa bicara ketidakadilan, nasib orang kecil atau proses terhadap kesewenangan, kesederhanaan dalam menyampaikan gejolak dalam dirinya yang ada dalam lagunya membuatnya mengalami banyak tekanan selama pemerintahan orde baru. Hampir semua lagu-lagu Iwan Fals mengandung pesan yang patut untuk direnungkan oleh manusia, khususnya khalayak yang ada di Indonesia, melaui akun twitter @iwanfals dirinya selalu memberikan motivasi yang layak untuk kita cermati. Lagu-lagu yang ditulisnya didapat dari koran dan pengalaman pribadinya yang diungkapkan secara jujur apa adanya. Sebagai orang yang besar dengan kerasnya kehidupan jalanan. Iwan Fals memiliki renungan berlimpah yang marnpu membuat penikmat musiknya miris, sedih bahkan dalam waktu yang bersamaan. 2 Selama orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, lewat akun @iwanfals dia menulis lirik-lirik lagu yang dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya, Iwan Fals banyak membuat lagu yang bertema kritikan pada pemerintah dan juga potret-potret kehidupan anak jalanan. Karya seorang Iwan Fals yang bercerita tentang kritikankritikan tersebut sangat berbeda bila dibanding musisi sejawatnya yang kala itu bergulat tentang lirik yang melankolik. Hal tersebut menjadikan Iwan Fals sebagai musisi yang cukup dikenal, khususnya di Indonesia. Sosoknya sangat menarik untuk dibicarakan dari berhagai segi mulai dan sosoknya, karyanya, apresisasi penggemarnya, hubungan karyanya dengan situasi sosial, ekonomi, bahkan keadaan potitik di negara ini. Iwan Fals merupakan seorang pemusik, penyanyi, sekaligus pengarang lagu yang setiap pentasnya dibanjiri massa. Kharisma dan figur Iwan Fals menjadi magnet yang untuk menarik orang berbondong-bondong datang berkomunikasi dengan sang idola lewat lirik lagu yang dinyanyikannya. Kemampuan mengumpulkan massa dalam jumlah banyak tak heran membuat para fansnya membentuk komonitas yang tersebar hampir diseluruh Indonesia. Dengan kepekaan tersebut Iwan Fals mampu melahirkan lagu yang secara materi sesuai dengan situasi saat itu, satu contoh lagu yaitu lagu “Siang Sebrang Istana” yang banyak diberi komentar oleh pendengarnya menceritakan kritik terhadap ketidakadilan (potret anak jalanan). Kritik merupakan bagian dari sebuah kontrol sosial, melalui kritik orang-orang yang terlibat dalam proses sosial tersebut secara tidak langsung dapat memahami nilai nilai yang ada. 3 Hal inilah yang memberi inspirasi bagi peneliti untuk meneliti isi dari lirik lagu Iwan Fals yang diindikasi adanya suara-suara perlawanan dalam lirik-lirik lagu Iwan Fals. Dalam penulisan liriknya Iwan Fals dikenal lugas, berani sekaligus cerdas dalam menyampaikan kritik sosial. Peneliti ingin menemukan apakah dalam lirik lagu Siang Sebrang Istana karya Iwan Fals menggambarkan perlawanan yang ditangkap oleh audiens dalam lirik-lirik lagunya Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui makna kritik sosial pada lirik lagu Iwan Fals yang berjudul Siang Sebrang Istana dengan cara menganalisis pesan dalam bentuk sebuah wacana teks (lirik lagu), dengan menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk yaitu dengan membedah pada dimensi Teks, Kognisi Sosial dan Konteks Sosial. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas serta masalah yang akan diteliti, maka peneliti membuat sebuah rumusan masalah yaitu. “Bagaimana Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Iwan Fals ?” 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidenttifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari dimensi teks? 2. Bagaimana Makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari kognisi sosial ? 4 3. Bagaimana makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari konteks sosial? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan kasus yang akan diteliti. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk : 1. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari dimensi teks. 2. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari kognisi sosial. 3. Menjelaskan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Pancoran dilihat dari konteks sosial. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademik Berharap penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para peneliti yang juga memiliki perhatian pada kesinergian antara masalah seni dalam hal ini musik dan lagu, serta memberikan manfaat yang besar bagi ilmu pengetahuan terutama dalam bidang komunikasi. Dalam kajian ini lagu merupakan sarana menyampaikan pesan, dimana pesan mengandung dan memiliki makna yang beragam setelah diterima oleh pendengar. Oleh karena itu dirasa penting bagi peneliti untuk meneliti makna lirik lagu yang terkandung pada sebuah lagu. 1.5.2 Manfaat Praktis Untuk mengetahui bagaimana sebuah lirik lagu diciptakan dan apa yang melatar belakanginya, diharapkan muncul suatu wawasan baru dari masyarakat bahwa sebuah lagu dapat mengingatkan bahwa banyak hal yang terjadi tidak 5 berjalan sebagaimana mestinya seperi kejahatan, penyelewengan dan kemiskinan yang seharusnya mendapat perhatian dan pemikiran semua lapisan masyarakat agar keadaan dapat menjadi lebih baik. Bagi para seniman, khususnya pengarang lagu diharapkan dapat memperkaya kosa kata dan tema-tema untuk membuat lagu agar tidak terjadi keseragaman tema, sehingga memperoleh pengetahuannya dalam menggunakan bahasa sebagai ungkapan mengeluarkan ide-idenya. Sedangkan bagi peneliti lain diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan sumber informasi. 6 BAB II Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Pada sub bab ini akan dipaparkan teori-teori serta pustaka yang diambil dalam penelitian. Teori-teori tersebut diambil dari buku literature dan skripsi. Teori-teori yang dibahas yaitu komunikasi, kritik sosial, analisis wacana, analisis wacana Teun A. van Dijk, lagu, lirik, musik. 2.2 Pengertian Komunikasi Secara sederhana komunikasi adalah pertukaran informasi. Komunikasi harus dibedakan dari representasi, yaitu penggambaran sesuatu dengan satu cara spesifik untuk menciptakan suatu pesan. Komunikasi adalah penghantaran, penyiaran, atau pemancaran pesan dengan suatu cara baik memalui udara, dengan sentuhan, secara visual, dan seterusnya. Komunikasi memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia. Secara umum komunikasi adalah bentuk penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Terdapat tiga komponen penting dalam komunikasi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: pesan, komunikator dan komunikan. Komponen utama komunikasi adalah komunikator ( pengirim pesan ), pesan, dan komunikan (penerima pesan). Jika ketiga komponen ini tidak ada dalam komunikasi maka proses komunikasi tidak akan berjalan lancar. Cara-cara berkomunikasi menjadi tidak terbatas ruang dan waktu, setiap orang berhak berkomunikasi tanpa hambatan ataupun noise ( gangguan ). Penyampaian pesan dapat dilakukan dalam bentuk tulisan ataupun media cetak, 7 berita, gambar atau foto, iklan, musik, dan lagu. Harlod lasswel menyebutkan “komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu”. (Mulyana,2007:62) Sedangkan Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang, kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap atau prilku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melaui media. ( Effendy, 1999:6 ). Menurut Gerald R. Miller yang dikutip oleh Deddy Mulyana mengatakan bahwa ” Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang didasari untuk mempengaruhi penerimanya (Mulyana,2007:62) Pada hakikatnya, komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dari beberapa definisi komunikasi yang sudah ditulis diatas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan, pikiran, informasi atau perasaan dari komunikator kepada komunikan secara lisan maupun tertulis, baik secara langsung maupun tidak lagsung. Komunikasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai wadah termasuk media massa berupa lagu. Jika penyampaian pesan dalm media tersebut diterima dengan baik oleh khalayak, maka khalayak akan memberi feedback kepada media tersebut. 2.3 Kritik Sosial Kritik sosial menurut Ahmad Zaini Akbar adalah, “Salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. ( Mas’oed, 1999:47). Berdasarkan dari pengertian diatas diatas penulis menyimpulkan bahwa 8 bahwa kritik sosial adalah salah satu bentuk perlawanan atau ketidak sepahaman individu atau kelompok tertentu terhadap realitas yang terjadi didalam sebuah kelompok masyarakat. Bentuk kritik sosial itu sendiri tertuang dalam berbagai bentuk, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk kritikan secara langsung antara lain, demontrasi, aksi unjuk rasa, aksi sosial dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk kritik sosial dengan cara tidak langsung dapat dituangkan dalam aksi treatikal, kritik melaui film, kritik melalui puisi, gambar atau kalikatur, serta dalam lirik yang terkandung didalam sebuah lagu. Kritik sosial dalam berbagai bentuk ini mempunyai pengaruh dan dampak sosial yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Kritik sosial dipahami sebagai sebuah bentuk komunikasi yang dikemukakan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, berkenaan dengan masalah interpersonal, serta bertujuan mengontrol jalannya sistem sosial. 2.3.1 Sebab Kritik Sosial Masyarakat merupakan kelompok manusia terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama, (Basrowi, 2009:38). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat itu terdiri dari kelompok-kelompok mulai dari yang kecil sampai yang paling besar yang memiliki kebiasaan dan kemudian menjadi tradisi yang membentuk suatu aturan tertentu. Di dalam hubungan antarmasyarakat, terhadap reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tersebut yang menyebabkan perilaku seseorang makin berkembang dan bertambah luas, sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam masyarakat. 9 Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat berupa nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembagalembanga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dalam wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya, (Soekanto, 2006:30). 2.4 Analisis Wacana Menurut Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai “kemampuan untuk maju (dalam pembahasan ) menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya”, dan “komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur” (Marahimin, 1994:26 ). Jika definisi ini kita pakai sebagai pegangan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur, yang menurut urutan-urutan yang semestinya, atau logis adalah wacana Dalam pandangan Mills, analisis wacana merupakan sebuah reaksi terhadap bentuk linguistik tradisional yang bersifat formal ( linguistik struktural ). Menurut Mills, linguistik tradisional ini memfokuskan kajiannya pda pilihan unit-unit dan struktur-struktur tanpa memperhatikan analisis bahasa pada penggunaannya. Berbeda dari linguistik tradisional, analisis wacana justru lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan struktur pada level kalimat, misalnya hubungan ketata bahasaan ( gtamatika ) seperti subjek-kata kerja-objek, sampai pada level yang lebih luas dari pada teks. Bagi teks tertulis, analisis wacana yang dilakukan bertujuan untuk mengeksplisitkan norma-norma dan aturan-aturan bahasa yang implisit. Selain itu, analisis wacana juga bertujua untuk menemukan unit-unit hierarkis yang membentuk struktur diskursif. (Sobur,2004:13) 10 2.4.1 Pendekatan Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, barangkali model van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai. Hal ini kemungkinan karena van Dijk mengkolaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai “kongnisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh van Dijk . Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari praktik produksi yang harus juga diamati. Disini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. (Erianto, 2001:221). Melalui berbagai karyanya, van Dijk ( Eriyanto,200a:6-7) membuat kerangka analisis wacana yang dapat digunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkat, yang masing-masing bagian saling mendukung (Eriyanto,2001:225226). van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan: 1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa 2. Superstruktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan element wacana itu disusun dalam teks secara utuh. 3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya. Struktur /elemen wacana yang dikemukaan van Dijk ini dapat digambarkan sebagai berikut : 11 Tabel 2.1 ELEMEN WACANA VAN DIJK Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro TEMATIK Topik (Apa yang dikatakan?) Superstruktur SKEMATIK Skema (Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai?) Struktur Mikro SEMANTIK Latar, detail, maksud, praanggapan, ( Makna yang ingin ditekankan dalam nominalisasi teks berita) Struktur Mikro SINTAKSIS Bentuk Kalimat, koherasi, kata ganti (Bagaimana pendapat disampaikan ) Struktur Mikro STILISTIK Leksikon (Pilihan kata yang dipakai?) Struktur Mikro RETORIS Grafis, Metafora Ekspresi (Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan ) Sumber : Diadopsi dari Eriyanto (2000a:7-8) dan Eriyanto (2001:228-229) 12 Dalam pandangan van Dijk, segala teks bisa dianalisis dengn menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri atas berbagai elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Untuk memperoleh gambaran awal ihwal elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut ini adalah sekedar penjelasan singkat : a. Tematik Kata tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topik. Kata topik berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Aristoteles, yang dianggap sebagai salah seorang tokoh retorika zaman klasik, menegaskan bahwa untuk membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan dan dibatasi topoi ‘tempat’ berlangsungnya suatu peristiwa. Dalam batas-batas yang telah ditentukan tadi, penulis harus menemukan : manusia, interaksi, dan fakta-fakta lainnya yang menimbulkan atau bersangkutan dengan peristiwa tadi. Teun A. van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro suatu wacana. Struktur makro juga memberikan pandangan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi suatu masalah. Struktur makro ( topik ) dari wacana politik mungkin secara khusus dibuat dengan kata pengandaian. Peristiwa dan tindakan yang mungkin perlu dilakukan pada kasus massa lalu, hari ini, atau masa depan. b. Skematik Kalau topik menunjukan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum suatu teks. Bentuk 13 umum itu disususn dengan sejumlah katagori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup, dan sebagainya. Skematik mungkin memerlukan strategi dari komunikator untuk mendukung suatu makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung. Apakah informasi penting disampaikan diawal, atau kesimpulan bergantung kepada makna yang didistribusikan pada wacana. Dengan kata lain, struktur skemantik memberikan tekanan : bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan bagian penting di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol. c. Semantik Semantik dalam skema van Dijk dikatagorikan sebagai makna lokal ( local meaning ), yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang eksplisit ataupun implisit, dengan kata lain makna, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga mengiring kearah sisi tertentu suatu peristiwa. Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan latar belakang dapat juga tidak, bergantung pada kepentingan mereka. Bentuk lain dari strategi semnatik adalah detail suatu wacana. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang ( komunikator ). Komunikator akan menampilkan secara berlebih informasi yang 14 menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit ( bahkan kalau perlu tidak disampaikan ) kalau hal itu merugikan kedudukannya. Hampir sama dengan detail adalah elemn ilustrasi dan elemen maksud . elemen ilustrasi berhubungan dengan apakah informasi tertentu disertai contoh atau tidak. Pengandaian ( presupposition ) adalah strategi yang dapat memberi citra tertentu ketika diterima khalayak. Elemen wacana pengandaian merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Pengandaian hadir dengan memberi pernyataan yang dipandang terpercaya dan kerenanya tidak perlu dipertanyakan. Hampir mirip denganelemen pengandaian adalah elemen penalaran-elemen yang digunakan untuk memberi basis nasional, sehingga teks yang disajikan komunikator tampak benar-benar meyakinkan. d. Sintaksis Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, kalusa dan frase. Dalam analisis wacana koherasi adalah pertalian atau jalinan atarkata, proposisi atau kalimat. Koherasi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas. Bentuk kalimat adalah strategi strategi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir logis. Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-proposisi diatur dalam suatu rangkaian kalimat. Elemen lain adalah kata ganti. Kata ganti adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana. 15 e. Stilistik Pusat perhatian stilistik adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian style dapat diartikan sebagai gaya bahasa. Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam ragam bahasa: ragam lisan dan ragam tulis, ragam nonsastra dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam ragam tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu Pengertiaan pilihan leksial atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan faseologi, gaya bahasa, dan ungkapan. Elemen pemilihan leksial pada dasarnya menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atau frase atas berbagai kemungkinan kata atau frase yang tersedia. f. Retoris Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Strategi retoris juga muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicaraan menempatkan/memposisikan dirinya diantara khalayak. Selanjutnya , strategi lain pada level ini adalah ekspresi, dimaksudkan untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan ( yang berarti dianggap penting ) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Wacana terakhir yang menjadi strategi dalam level retoris ini adalah dengan menampilkan apa yang disebut visual image. Dalam 16 teks, elemen ini ditampilkan dengan penggambaran detail berbagai hal yang ingin ditonjolkan. 2.5 Kognisi Sosial Dalam pendekatan van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka atau atas suatu peristiwa ( Eriyanto, 2001:260) Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang suatu peristiwa. Analisis kognisis menyediakan gambaran yang kompleks yang tidak hanya pada teks tetapi juga representasi dan strategi yang digunakan dalam memproduksi suatu teks. Bagaimana peristiwa dipahami dan dimengerti didasarkan pada skema. van Dijk menyebut skema ini sebagai model. Skema dikonseptualisasikan sebagai struktur mental dimana tercakup di dalamnya bagaimana kita memandang manusia, peranan sosial, dan peristiwa. (Eriyanto, 2001: 261). Salah satu elemen yang sangat penting dalam proses kognisi sosial selain model adalah memori. Lewat memori kita bisa berfikir tentang seseuatu dan mempunyai pengetahuan tentang sesuatu pula. Lewat memori, misalnya, kita bisa mengerti suatu pesan dan mengkatagorikan suatu pesan. Dalam setiap memori terkandung di dalamnya pemasukan dan penyimpanan pesan-pesan, baik saat ini maupun dahulu yang terus-menerus yang digunakan oleh seseorang dalam memandang suatu realitas. (Eriyanto,2001:264) 17 2.6 Konteks Sosial Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat., sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Dalam kerangka model van Dijk, kita perlu melakukan penelitian bagaimana wacana komunisme diproduksi dimasyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukan bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktik diskursus dan letimasi. Menurut van Dijk dalam analisis mengenai masyarakat ini, ada dua point yang penting adalah kekuasaan (power) dan akses (acces) (Eriyanto, 2001:271272 ). 2.7 Lagu Pengertian lagu tidak sama dengan pengertian musik akan tetapi memiliki unsur yang berkaitan satu sama lain. Hal-hal yang sifatnya menghibur, menimbulkan ketenangan dan mengurangi ketegangan kepada pendengarnya. Lagu dan musik adalah unsur yang memilik ketertarikan satu sama lain. “Secara mendasar musik dapat dikatakan suatu kelompok bunyi-bunyian terdiri dari beberapa alat yang mengeluarkan suara dengan irama yang dirangkai dengan tujuan menimbulkan suatu bunyi berirama yang harmonis dan dapat dinikmati oleh pendengarnya. Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu. (Poerwadarminta, 2002:550) 18 Peneliti mengambil kesimpulan bahwa lagu adalah musik yang dipadukan dengan syair-syair atau lirik yang dinyanyikan dengan irama-irama merdu hingga terdengar suara-suara yang mengalun indah hingga dapat didengarkan dan disenandungkan. 2.7.1 Lagu Sebagai Wacana Analisis wacana memandang bahwa wacana disini tidak dipahami semata sebagai studi bahasa tetapi juga dipahami sebagai kritik atas konteks sosial yang terjadi. Konteks disini dapat dilihat sebagai latar, situasi, peristiwa dan kondisi dimana wacana itu muncul. Kemudian dilihat pula konteks komunikasinya, seperti siapa mengkomunikasikan apa, dengan siapa dan mengapa, dalam jenis khalayak dan situasi apa, melalui media apa, bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi, dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak. Dalam studi etnomusikologi, musik dianggap sebagai cerminan dari keadaan sosial yang ada. Musik dalam struktur sosial terdiri atas dua elemen utama pembentuknya yakni teks dan konteks. “Teks merupakan kejadian akustik yang sering diterjemahkan sebagai lirik sedangkan konteks adalah kondisi yang sedang terjadi dimasyarakat” (Nakagawa, 2000;6). Sejak dahulu, lagu telah menjadi media seni popular untuk mengekspresikan sesuatu secara lisan. Lagu dipakai untuk mengekspresikan sesuatu yang dilihat, dirasa dan didengar baik itu berupa pengalaman pribadi ataupun untuk mengungkap realitas sosial. Seperti halnya pada lagu-lagu yang menyuarakan diskriminasi rasial, anti perang, mengkritisi pemerintahan, kritik akan gaya hidup dan lain sebagainya. 19 2.7.2 Lagu Sebagai Kritik Sosial Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu. (Poerwadarminta, 2002:550). Kritik sosial menurut Ahmad Zaini Akbar adalah, “Salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. (Mas’oed,1999:47). Banyak kalimat-kalimat yang berupa sindiran maupun kritikankritikan yang dituangkan kedalam sebuah lagu. Lagu tersebut dijadikan media untuk mengkritik berbagai permaslahan yang ada didalam realitas kehidupan. Lagu bertemakan kritik sosial sangat efektif dan mudah dipahami oleh khalayak dikaranekan perkembangan musik yang sudah sangat maju seperti sekarang. 2.7.3 Lagu Sebagai Proses Penyampaian Pesan Lagu adalah rangkaian nada yang dipadukan dengan irama yang harmonis dan dilengkapi dengan syair yang membentuk sebuah harmonisasi indah. Lagu merupakan salah satu hal yang kerap dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan terhadap orang lain. Secara harafiah lagu merupakan gabungan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik ) untuk menghasilkan gubahan musik yang memiliki kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama), dan ragam nada atau suara yang berirama disebut lagu. (Poerwadarminta, 2002:550) Pesan yang disampaikan melalui lirik lagu atau syair merupakan contoh komunikasi verbal dan non verbal. Lagu merupakan komunikasi verbal jika dilihat dari sisi lirik. Lirik biasanya pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada 20 komunikan. Setiap lagu memiliki penggemar dan pangsa pasar tersendiri, tergantung pada kondisi pendengarnya. Hal ini menunjukan pesan yang terkandung dalam lagu tersebut sampai kepada komunikan. Lagu menyampaikan pesan-pesan dengan lirik. Lirik lagu biasanya dikemas dengan ringan dan mudah diingat. Setiap lagu pasti memiliki cerita tersendiri. Cerita inilah pesan yang akan disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu, banyak orang yang menggunakan lagu sebagai media penyampaian pesan. 2.8 Lirik Para pengarang lagu menciptakan sebuah lagu yang didalamnya terdapat lirik. Lirik dibuat berdasarkan ide yang didapat oleh sang pengarang, bisa menceritakan tentang kritik sosial, kehidupan, sosial, cinta, persahabatan, lingkungan hidup dan sebagainya. Lirik adalah sebuah teks yang dibuat sebagai tema dan alur cerita dalam sebuah lagu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisikan curhatan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (DEPDIKNAS,2002:678). Penentuan bahasa yang digunakan juga tergantung pada penulis lagu tersebut, belum ada penentuan bahasa dalam membuat sebuah lirik lagu akan tetapi lirik yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan isinya. Sedangkan tiap lirik yang dibuat oleh pengarang lagu pasti memiliki makna tersendiri yang ingin disampaikan oleh pendengarnya. 2.9 Musik Pada hakikatnya adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun dari waktu ke waktu beraneka ragam bunyi senantiasa mengerumuni kita, tidak semua dapat dianggap musik karena sebuah 21 karya musik harus memilik melodi, irama, ritme, harmoni dan sebagainya. Dan dibawah ini ada beberapa definisi tentang musik. Jamalus berpendapat bahwa musik adalah karya seni bunyi berbentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai kesatuan (Mottaqin dkk, 2008:15-16). Sedangkan musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisasian (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). (DEPDIKNAS, 2002:766). Maka peneliti menyimpulkan bahwa musik merupakan gabungan dari berbagai bunyi instrument dan alat musik, suara benda-benda mati ketika dipukul dan suara manusia. Hal ini berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, mengenai Lagu Iwan Fals yaitu Sore Tugu Pancoran. Di dalam lagunya, Iwan Fals menggunakan berbagai alat musik untuk menghasilkan sebuah karya lagu yang didalamnya terdapat juga pengungkapan pikiran dan perasaan penciptanya, karena setiap alunan musik harus saling terkait antara pikiran, perasaan dan juga instrumen alat musik. Ada beberapa macam-macam tingkatan seni musik yang mungkin ada. Dalam tingkatan seni musik kita sendiri, ada tiga tingkatan, yaitu : 1. Musik Klasik, yaitu musik yang diubah dan dimainkan oleh kalangan profesinal terlatih, yang awalnya ada di bawah lingkungan kaum bangsawan dan lembaga religious 2. Musik Tradisional, yaitu musik yang dimiliki bersama oleh seluruh populasi. 3. Musik popular, yaitu musik yang dibawakan oleh kalangan professional, disebar melaui media elektronik (radio,televisi,album rekaman,film) dan dikonsumsi oleh masyarakat ( Danesi, 2010:243) 22 2.9.1 Fungsi Musik Musik tercipta karena ada pesan yang hendak disampaikan oleh pemusik. Pemusik mempunyai ide, gagasan, atau pengalaman yang hendak disampaikan kepada orang lain melalui musik. Sementara itu orang lain bisa menerima musik tersebut bukan semata-mata karena musik tersebut sudah dibuat dan siap dinikmati tetapi lebih jauh lagi ada kebutuhan yang terpenuhi dengan menikmati musik tertentu. Ada beberapa fungsi musik, yang pertama adalah mengungkapkan pengalaman fisik maupun pengalaman emosional. Maka dari itu, tidak mengherankan jika sangat banyak pemusik yang menuangkan kritik sosial terhadap kondisi yang sedang terjadi atau pun yang telah terjadi sesuai dengan realitas. Tidak jarang keresahan-keresahan yang dialami oleh seorang pemusik dituangkan juga ke dalam liriknya. Meskipun demikian, tidaksemua musik berasal dari pengalaman pribadi anggotanya. Banyak musik yang timbul dari pengalaman orang lain, berdasarkan pengalaman tersebut kemudian dituangkan menjadi sebuah musik yang utuh. Fungsi yang kedua adalah mengungkapkan ide-ide, pemusik yang bisa mengungkapkan ide-ide, biasanya adalah pemusik yang kritis. Pesan dimunculkan dalam musik, karena ada sesuatu yang kurang benar yang perlu diperbaiki. Ide bisa muncul dari keinginan untuk mengubah atau memperbaiki sesuatu yang sudah ada atau bahkan memunculkan sesuatu yang baru. Menurut pandangan Alan P. Merriam, “Fungsi musik dalam masyarakat itu berkenaan dengan berbagai kebutuhan, diantaranya sebagai wadah ekspresi emosional, sebagai kenikmatan estetik, sebagai hiburan pada berbagai tingkat sosietas, sebagai fungsi komunikasi, sebagai representasi simbol, sebagai alat respon fiskal, sebagai penganut konformitas norma sosial, sebagai kontribusi untuk kontinuitas dan stabilitas kultural, dan sebagai penopang sosial”(Pasaribu,2004:1). 23 2.10 Kerangka Pemikiran Lagu merupakan bagian dari salah satu media yang digunakan dalam proses komunikasi. Dalam berkomunikasi melalui lagu, seseorang musisi dapat menyampaikan pesannya dalam bentuk ungkapan perasaan, pendapat, bahkan kritikan. Berdasarkan permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini, van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat digunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur. Struktur-struktur tersebut terbagi kedalam struktur teks, kognisi sosial dan kontek sosial. Penelitian ini bertumpu pada lirik lagu tersebut yang akan dibahas dengan struktur teks itu sendiri. Lirik lagu akan dibahas menggunakan analisis makro, supermakro dan juga mikro. Dengan begitu dapat diketahui makna kritik sosial pada laguSore Tugu Pancoran Iwan Fals, maka peneliti membuat kerangka pemikiran sebagai berikut: 24 Analisis Lirik Lagu Sore Wacana Van Tugu Pancoran dan Dijk Siang Sebrang Istana Kognisi Sosial Teks Konteks Sosial Struktur Super Struktur Makro Struktur Mikro Tematik Skemantik Semantik,Sintaksis Stilistik, Retoris Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Siang Sebrang Istana 25 2.11 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ITEM Dery Pratama M. Yahya Rasyid Windi Tresnanda NO 1 2 3 4 1 Judul Konstruksi Kritik Ekspresi Kritik Sosial Makna kritik sosial Sosial Pada Lirik- Dalam Lirik Lagu “ pada lirik lagu Lirik Lagu Grup Band Dilarang Di “Siang Sebrang Bangkutaman Bandung” Karya Istana” Iwan Fals Grup Musik Seringai 2 Tahun 2011 2014 2015 3 Tujuan Menemukan bentuk Bagaimana ekspresi Untuk mengetahui Penelitian konstruksi kritik sosial kritik sosial dalam makna kritik sosial dalam lirik lagu grup lirik lagu Dilarang di pada lirik lagu band Bangkutaman Bandung karya grup “Siang Sebrang musik Seringai Istana” Iwan Fals Teori analisis Teori analisis wacana Teori analisis semiotika Roland kritis Van Dijk wacana kritis Van 4 Teori Barthes Dijk 26 5 6 Metode Kesimpulan Metode Penelitian Metode Penelitian Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Adanya konstruksi Dalam wacana lirik kritik sosial yang lagu “Dilarang Di dimunculkan grup Bandung”, dilihat band BangkuTaman dari Dimensi Teks yaitu Struktur Makro, Super Struktur dan Struktur Mikro, Dimensi Kognisi Sosial serta Analisis Dimensi Konteks Sosial. 7 8 Persamaan Perbedaan Menggunakan Menggunakan Menggunakan Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif Penelitian Kualitatif sebagai Metode dalam sebagai Metode sebagai Metode penelitiannya dalam penelitiannya dalam penelitiannya Grup band Grup band Seringai Penyanyi Iwan Fals Bangkutaman diambil diambil sebagai objek diambil sebagai sebagai objek penelitian objek penelitian penelitian 27 9 Kritik Kritik sosial yang Sosok yang dijadikan dijadikan tema kurang objek penelitian tidak diminati pasar dan memiliki ketenaran jarang mendapatkan seperti musis-musisi apresiasi dari yang ada di Indoneisa penikmat musik 10 Sumber Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan Universitas Budi Universitas Universitas Sultan Luhur Komputer Indonesia Ageng Tirtayasa 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menggunakan data penelitian yang berupa kumpulan kata-kata dan bukan merupakan kumpulan angka-angka. Metode penelitian kualitatif tidak seperti penelitian kuantitatif yang mendasarkan penelitiannya pada prinsip-prinsip bilangan, ataupun teknik-teknik analisis statistik. Penelitian kualitatif lebih mendasarkan penelitiannya pada hal-hal yang bersifat diskursif, seperti transkrip dokumen, catatan lapangan, hasil-hasil wawancara, yang dikonversikan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif sebelum dianalisis, diinterpretasikan, dan kemudian disimpulkan. Menurut Rosady Ruslan, pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, orang dalam suatu konteks setting tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan haistik. (Ruslan, 2003:20) Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln tentang metode kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkn yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Moleong,2000:5) Pendektan kualitatif digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dalam prilaku yang diamatinya. Pendekatan kualitatif juga tidak menggunakan prosedur statistik dalam pendekatannya, melainkan dengan berbagai macam sarana. Sarana tersebut antara 29 lain dengan wawancara, pengamatan, atau dapat juga melalui dokumen, naskah, buku, dan lain-lain Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial berdasarkan perspektif dari setiap partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu tetapi diperoleh setelah melakukan analis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian kemudian ditarik suatu kesimpuan beberapa pemahaman umum tentang kenyataan- kenyataan tersebut. 3.2 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan suatu kepercayaan atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia (Wibowo,2011:27) Paradigma kritis memandang bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah merupakan suatu hal yang netral. Realitas kehidupan sosial dipengaruhi oleh berbagai kekuatan seperti politik, ekonomi, dan sosial. Konsentrasi analisis pada paradigma kritis adalah menemukan kekuatan yang dominan tersebut dalam memarjinalkan dan meminggirkan kelompok-kelompok yang lain yang tidak dominan. Pada penelitian ini, paradigma yang digunakan peneliti mengacu pada paradigma kritis. Dalam penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis yang dikembangkan Teun. A Van Dijk. Model analisis yang dikemukakan Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga dapat didayagunakan dan dipakai Fokus Penelitian secara praktis. Sehingga model ini banyak dipakai dalam penelitian serupa.(Eriyanto, 2001: 221). 30 3.3 Fokus Penelitian Agar mempermudah dalam melaksanakan penelitian maka diperlukan fokus penelitian. Adapun fokus penelitian yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah ini adalah kritik sosial yang terdapat pada lagu Sore Tugu Pancoran dan Siang Sebrang Istana yang dinyanyikan oleh Iwan Fals Fokus penelitiannya bertumpu pada struktur teks tersebut yang memanfaatkan analisis linguistik (kosakata, kalimat, proposisi, dan paragrap) untuk menjelaskan dan memaknai suatu wacana, yang dihubungkan dengan penelitian ini, bahwa teks dalam lirik lagu dilihat dari struktur kebahasaannya. Walaupun tidak ada kesepakatan bersama tentang struktur baku yang menjadi landasan membuat suatu lirik lagu, setidaknya ada aturan-aturan tertentu yang tidak tertulis tentang bagaimana agar sebuah lirik lagu tersebut dapat dengan mudah diterima oleh khalayak dan sekaligus juga menggugah kesadarannya untuk lebih memahami secara kognitif tentang karya musik yang dibuat, seperti halnya Judul, Intro, reffrein dan penutup lagu. Analisis wacana dengan struktur teks yaitu struktur makro, super struktur, dan struktur mikro dalam lirik tersebut. Teori van Dijk melalui karyanya, van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat didayagunakan. van Dijk membuat kerangka analisis wacana yang dapat digunakan. Ia melihat suatu wacana terdiri atas berbagai struktur/tingkat, yang masing-masing bagian saling mendukung. van Dijk membaginya ke dalam tiga tingkatan: 1. Struktur Makro, ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa 2. Super Struktur adalah kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan element wacana itu disusun dalam teks secara utuh. 31 3. Struktur Mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya. (Sobur, 2002:73-74) Penelitian ini juga membahas lirik lagu Iwan Fals dengan cara analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial ,untuk mengetahui makna kritik sosial pada lirik lagu “Siang Sebrang Istana”. 3.3 Instrumen Penelitian Penelitian kualitatif mempercayakan instrument utamanya penelitiannya pada peneliti itusendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang akan dianalisi berupa teks lirik lagu Iwan Fals yaitu, Siang Sebrang Istana. Guna memperoleh tujuan dari penelitian ini, maka penelitian ini brsifat induktif, yang didasarkan pada prosedur logika dari proposisi khusus sebagai hasil pengamatan, dan kemudian akan berakhir pada suatu kesimpulan yang biasanya berupa pengetahuan baru, sehingga dapat menghasilkan suatu uraian mendalam tentang tulisan berupa makna kritik sosial pada lirik lagu yang dapat diamati dari sudut pandang peneliti. 3.4 Unit Analisis Unit analisi yang digunakan untuk menganalisis interpretasi lagu Iwan Fals adalah lirik lagunya, bahasa yang menjadi kata-kata dalam lirik lagu tersebut baik perkata maupun dalam bentuk kalimat. Tahapan selanjutnya adalam mengumpulkan data sekunder, yaitu dengan mencari buku-buku referensi yang dapat membantu penulis , serta memberikan penegasan tentang penggunaan teori van Dijk dalam membedah makna kritik sosial dalam lirik-lirik lagu tersebut. Sehingga semuanya dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu “menemukan makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Istana “ 32 Lirik Lagu Siang Sebrang Istana Karya : Iwan Fals ( Album Sugali 1984 ) Seorang anak kecil bertubuh dekil Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Rindang pohon jalan menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan matamu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi 3.4.1 Triangulasi Data Metode Analisis Data Menurut Rachmat Kriyanto analisis trianulasi adalah menganalisi jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris ( sumber data lain-lain ) yang tersedia. Di sini jawban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. (Kriyanto,2009:70). Sedangkan menurut Sugiono, triangulasi diartikan sebagai teknik 33 pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada (Sugiono,2005:85) 34 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Nama Kegiatan 1 Proses bimbingan Ags Sept Okt revisi dan Acc Bab I 2 Proses bimbingan revisi dan Acc Bab II 3 Proses bimbingan revisi dan Acc Bab III 4 Sidang Outline 5 Riset Lapangan 6 Proses bimbingan revisi dan ACC Bab IV & V Penyerahan Laporan Akhir 7 35 Nov Des Jan Feb Mart Apr BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini, peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab 1, yaitu mendeskripsikan makna kritik sosial pada lagu Sore Tugu Pancoran dan Siang Sebrang Istana. Dimana penelitian ini menggunakan analisis wacana Teun A. van Dijk dengan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan datadata berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Pada penelitian kualitatif, peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,dirasakan,dan dilakukan oleh sumber data. Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang diperoleh oleh peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung di lapangan yang kemudian peneliti analisis menggunakan analisis wacana van Dijk. Analisis ini sendiri terfokus pada teks lagu. Analisis ini sendiri terfokus pada lirik lagu Iwan Fals yang dikaitkan kepada perumusan masalah. Agar penelitian ini lebih objektif, dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan untuk melihat langsung bagaimana makna kritik sosial pada lirik lagu Siang Sebrang Istana 36 4.1 Gambaran Umum Iwan Fals Iwan Fals adalah sosok yang sangat fenomenal dan berpengaruh terhadap perkembangan musik diblantika musik Indoneisa. Ia tidak hanya tenar lewat lagulagu, tetapi juga menjadi legnda hidup musik Indonesia berkat lagu-lagunya tersebut. Keberadaannya di belantika musik Indonesia menjadi tonggak yang memperkokoh khasanah musik Indonesia. Lirik lagunya berbeda dengan lagu-lagu romantis masa kini yang penuh dengan gombal rayu. Hampir semua lagu Iwan Fals memotret kondisi kehidupan bangsa Indonesia. Melalui lagu-lagunya Iwan Fals banyak memotret suasana kehidupan Indonesia. Kritik atas perlakuan sekelompok orang, empati bagi kelompok marginal, atau bencana besar yang melanda Indonesia mendominasi tema lagu yang dibawakan. Meskipun demikian, Iwan tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri, tetapi juga membawakan sejumlah pencipta lain. Maka dari itu tak ayal jika nama Iwan Fals sangat terkenal dan mengakar dilubuk hati rakyat Indonesia, khususnya Oi sebagai fans Iwan Fals.(Bastian,2013:8). Selain sebagai musisi, pencipta lagu dan penyanyi, Iwan Fals juga pernah bermain film sebagai aktor, melalui “Damai Kami Sepanjang Hari” pada tahun 1985 menjadi awal kemunculannya di dunia perfilman Indonesia. Kemudian ia pernah juga bermain dalam “Kantata Takwa” pada tahun 1990 dan beberapa tahun lalu bermain dalam film “Kekasih” ditahun 2008. Iwan Fals selain bermusik dan bermain film akhir-akhir ini juga membintangi sebuah iklan kopi bersama pesinetron Nikita Willy dan Samuel Z. 37 4.1.1 Perjalanan Karir Iwan Fals Iwan Fals sebenarnya bernama asli Virgiawan Listanto, pria yang lahir di Jakarta pada tanggal 3 september 1961 ini adalah seorang penyanyi beraliran balada dan country yang menjadi legenda hidup di Indonesia. Selain sebagai musisi papan atas dieranya, Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga. Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah. Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen. Sekarang album ini menjadi buruan para kolektor serta para fans fanatik Iwan Fals. (Bastian,2013:10). Iwan juga pernah mengikuti festival musik country, dan berhasil keluar sebagai juara. Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica Iwan sudah rekaman sekitar 38 4-5 album. Di Musica barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri. Meskipun sudah menciptakan beberapa album, namun Iwan Fals tetap menjalankan profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah satu demi satu, terkadang dipasar kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987, waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan Fals yaitu Cikal yang lahir pada tahun 1985 seketika kegiatan mengamennya langsung dihentikan. Selama Orde baru banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh pemerintah karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan. Pada awal karirnya ia banyak membuat lagu bertemakan kritikan terhadap pemerintah, beberapa lagunya dapat dikatagorikan terlalu keras pada masanya. Sehingga perusahaan rekaman yang menaungi Iwan Fals tidak berani memasukan lagu-lagu tersebut kedalam album untuk dijual bebas. Iwan juga pernah menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan kritikan pedas terhadap pemerintah dalam beberapa konser musik yang mengakibatkan harus berulang kali berurusan dengan pihak keamanan. Lirik yang pedas dan kritikan yang keras dianggap menjadi alasan yang dapat mengganggu stabilitas Negara. Iwan Fals bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh 39 pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia. Setelah meluncurkan beberapa album yang membuat namanya meroket dibelantika musik Indonesia, kemudian Iwan Fals dirundung duka yang membuat dirinya sempat vakum bermusik. Hal itu terjadi ketika putra pertamanya meninggal dunia. Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak membuat aktivitas bermusik Iwan Fals sempat berhenti sejenak selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals, di Desa Leuwinanggung, Cimanggis Depok. Sepeninggal anaknya tersebut Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri. Setelah vakum beberapa tahun, kemudian pada tahun 2002 Iwan Fals mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri. Ia pun bangkit dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kehilangan anaknya tersebut. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya. Sejak meninggalnya Galang Rambu Anarki, warna dan gaya bermusiknyaterasa berbeda. Iwan Fals tidak lagi segarang dan seliar dulu. Lirik-lirik lagunya terkesan lebih dewasa dan puitis, Iwan juga membawakan lagu-lagu bertema cinta, baik karangannya sendiri maupun dari orang lain (Bastian,2013:12). Sejak meluncurkan album Suara Hati pada tahun 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok pengiring tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan albumnya maupun konsernya. 40 Menariknya dalam seluruh alat musik yang digunakan oleh Iwan Fals maupun band nya, setiap penampilan di depan publik tidak pernah terlihat merek maupun logo. Seluruh identitas tersebut selalu ditutupi atau dihilangkan. Pada pangung yang menjadi dunianya Iwan Fals tidak pernah mengizinkan logo atau tulisan sponsor terpampang, hal tersebut dilakukannya untuk menjaga idealismenya yang enggan dianggap menjadi wakil dari produk tertentu. Selain membawakan dan menyanyikan lagunya sendiri, ternyata single karya Iwan Fals juga dibawakan oleh penyanyi lain seperti, Ritta Rubby, Fajar Budiman, God Bless, Nicky Astria, Franky S, Superman Is Dead. 4.1.2 Keluarga Iwan Fals Terlahir dari pasangan Kolonel Anumerta Sucipto dan Lies, Iwan Fals menikah dengan seorang perempuan bernama Rosana yang kini menjadi inspirasi dalam berkarya. Dari pernikahannya dengan mbak Yos tersebut Iwan dikaruniahi tiga anak yang masing-masing diberi nama Galang Rambu Anarki, Annisa Cikal Rambu Bassae, dan Raya Rambu Rabbani. Dari ketiga anaknya tersebut yang betul-betul serius terjun ke dunia musik dan mengikuti jejak Ayahnya adalah anak pertama, yakni Galang Rambu Anarki. Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trademark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya. Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu berjudul “Galang Rambu Anarki” pada album Opini. Dimana lagu tersebut bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM. 41 Tidak hanya mengabadikan nama Galang dalam lagunya, Iwan Fals juga mengabadikan nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991. Pada tanggal 22 Januari 2003 merupakan hari yang sangat bersejarah, pada tanggal tersebut Iwan Fals diangugrahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Raya Rambu Rabbani. Kelahiran putra ketiganya ini seakan menjadi pengganti almarhum Galang Rambu Anarki. Anak ketiganya tersebut memberi banyak inspirasi dalam dunia musik Iwan Fals. Diluar musik dan lirik yang bertemakan kondisi sosial dan kritik-kritik sosial, penampilan Iwan Fals juga berubah total sejak putra pertamanya meninggal dunia. Iwan Fals mencukur habis rambut panjangnya hingga gundul, sekarang penampilannya lebih bersahaja. Rambut rapih disisir, serta kumis dan jengotnya dihilangkan. Dari segi berpakaian ia lebih sering menggunakan kemeja yang dimasukan kedalam celana pada setiap kesempatan tampil didepan publik, sanggat jauh berbeda dengan penampilannya dahulu yang lebih sering memakai kaus oblong, bahkan bertelanjang dada dengan rambut panjang tidak teratur dan kumis tebal. Peran isterinya juga menjadi sangat penting sejak putra pertamanya tiada. Rosana menjadi manajer pribadi Iwan Fals yang mengatur segala jadwal kegiatan dan kontrak. Dengan adanya Iwan Fals Manajemen tersebut, ia lebih professional dalam berkarier. 4.1.3 Prestasi Iwan Fals Kesederhanaan seorang Virgiawan Listanto melambungkan namanya yang saat ini masyarakat mengenalnya sebagai Iwan Fals, demikian dikenalnya sehingga ia tidak menjadikan itu sebuah jarak. Iwan Fals telah lama berkecimpung dalam dunia musik, memulai karirnya dari bawah sampai menjadi sumber inspirasi banyak orang bukanlah hal yang mudah. Karya-karyanya hampir selalu mewakili sisi lain 42 kehidupan masyarakat. Sadar atau tidak, Iwan Fals telah memberikan warna tersendiri bagi perjalanan hidup bangsa Indonesia. Iwan Fals turut memberikan sumbangan yang besar untuk bangsa ini, dan hal tersebut harus diakui. Ia memberikan motivasi yang tinggi bagi kaum yang disingkirkan. Dihati mereka Iwan adalah panutan, ditelingia mereka setiap ucapan yang terlontar dari mulut Iwan Fals adalah sebuah semangat, dimata mereka pula senyuman Iwan Fals adalah penyejuk panasnya kepala, dijiwa mereka amarah seorang musisi yang melegenda seperti Iwan mungkin bisa menjadi penanda perang, perang bagi siapa saja yang menyebabkan ketidakadilan. Tidak mengherankan apabila nama Iwan Fals dimasukan dalam 100 orang yang sangat berpengaruh di Negara ini. Karya-karyanya masih terus bergema di mana-mana dan kapan saja dari kota besar di Indonesia maupun di daerah-daerah ujung bagian negri ini. Masih banyaknya ketidakadilan dan keserakahan yang ada pada bangsa ini Iwan Fals mampu berteriak lantang diikuti jeritan dan lambaian bendera jutaan fans fanatiknya, walaupun mungkin dianggap angina lalu oleh subjek yang diperotesnya. Berbagai penghargaan dan piala berhasil diraih atas prestasi bermusiknya, pada awal karirnya Iwan Fals berhasil menjuarai Festival Musik Country ditahun 1980, lewat lagu Oemar Bakri berhasil menembus Gold record. Secara berturut-turut pada tahun 1999 dan 2000 ia berhasil mraih penghargaan sebagai Penyanyi Solo Terbaik di Anugerah Musik Indonesia. Melanjutkan penghargaan beberapa tahun sebelumnya Iwan Fals kembali Mendapatkan penghargaan pada Anugrah Musik Indonesia sebagai album terbaik dan artis solo terbaik ditahun 2002, kemudian pada perhelatan selanjutnya sebagai penynyi solo pria pop terbaik ditahun 2003. Sudah 43 banyak penghargaan yang diterima oleh Iwan Fals mulai dari Most Favorite Male, Anugerah Planet Musik, SCTV Musik Award, With The Compliment Of Metro Tv. Hingga saat ini lagu yang berjudul “Bongkar” menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone peringkat 1. Tidak mengherankan jika pada tahun 2010 Iwan Fals mendapatkan penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia sebuah pencapaian yang luar biasa (Bastian,2013:2122). 4.2 Sinopsis Lagu yang Diteliti Peneliti akan meneliti lagu-lagu Iwan Fals, yaitu “Siang Sebrang Istana” yang merupakan track ke 3 pada album Sugali. Berikut adalah sinopsis dari lagu-lagu yang akan diteliti. 4.2.1 Siang Sebrang Istana Lirik lagu “Siang Sebrang Istana” ini dibuat dan dinyanyikan pula oleh Iwan Fals, dibawah ini adalah sinopsisnya : Seorang anak kecil bertubuh dekil Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Rindang pohon jalak menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada 44 Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan matamu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi Gambaran dari lirik lagu ini secara umum yaitu melukiskan mengenai perjuangan kaum yang termarjinalkan yaitu seorang anak kecil bekerja sebagai tukang semir sepatu yang banyak dijumpai dikota Jakarta, dimana kaum minoritas menjadi tema utama dalam lagu yang di garap dan dinyanyikan langsung oleh sang pencipta ”Iwan Fals”. Kesenjangan sosial yang terjadi nampak jelas terlihat di dalam lagu ini, dimana ketidakseimbangan, perbedaan, serta ketidakberdayaan kalangan bawah hanya menjadi hiasan bagi mereka yang menjadi kalangan atas tanpa ada rasa prihatin ataupun simpatik. Betapa sedihnya negeri ini, ketidakmerataan penghasilan, pengkotak-kotakan yang terjadi seperti sudah menjadi sebuah tradisi yang tak dapat diubah oleh apapun. Perjuangan dilakukan oleh anak-anak kecil yang termarjinalkan seperti tukang semir sepatu. Anak-anak tersebut harus terus berjuang untuk mempertahankan hidupnya di ibu kota Jakarta. Hal tersebut mengakibatkan muncul istilah yang besar di agungkan yang kecil di kucilkan. 45 4.3 Analisis Wacana Lagu Siang Sebrang Istana Lagu ini terdapat dalam album Sugali yang dirilis tahun 1984. Lagu ini memiliki tujuh bait didalamnya, dimana bercertita mengenai perjuangan kaum yang termarjinalkan. Betapa sedihnya negri ini, ketidakmerataan penghasilan, pengkotakkotakan yang terjadi seperti sudah menjadi sebuah tradisi. Paerjuangan dilakukan oleh anak-anak kecil yang termarjinalkan dan harus terus berjuang untuk mempertahankan hidupnya di Jakarta. Seorang anak kecil bertubuh dekil Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Rindang pohon jarak menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa (REFF 1) Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu ( REFF 2) Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan matamu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi 46 4.3.1 Unit Analisis 1 Seorang anak kecil bertubuh dekil Tertidur berbantal sebelah lengan Berselimut debu jalanan Tabel 4.1 Unit Analisis 1 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada (Tematik) digambarkan keadaan seorang tersebut digambarkan anak kecil yang bertahan hidup dengan dengan berbagai keterbatasan. dipenuhi Lirik debu-debu jalanan lirik Bukti lagu tersebut lagu - tersebut mengambarkan kerasnya beban - Anak kecil pada lagu tubuh dengan Anak kecil pada lagu kehidupan yang harus dijalani tersebut anak kecil dijalanan-jalanan ibu emperan jalanan, hal kota ini untuk tetap menjalani tidur di mengakibatkan kehidupannya. Tidak seharusnya badanya anak-anak hidup dengan berlatar lusuh jalanan, hal ini tidak seharusnya akibat banyaknya terjadi polusi yang karena seharusnya anak-anak menikmati masa serta dan kotor ditimbulkan kanak-kanak dengan bermain, belajar menjadi dari jalan raya. mendapatkan perhatian yang baik dari kedua orang tua mereka. Superstruktur Pada lirik lagu ini pendapat (Skematik) disampaikan dengan melihat - Skema yang disampaikan kejadian yang terjadi dikota-kota lirik besar. Realitas seperti biasa lagu ingin pada tersebut yang terjadi dimulai adanya. Kritik melihat situasi yang sosial atas perjuangan seorang sedang dialami oleh 47 dengan anak kecil yang harus berjuang anak melawan situasi yang tidak layak Kondisi tubuh yang dialami oleh anak-anak yang dekil dan lelah ini hidup mengahruskan di jalanan. Mirisnya tersebut. tidur keadaan anak tersebut sehingga ditempat yang tidak rela tubuhnya yang kecil harus nyaman tanpa bantal, dibalut debu-debu guling jalanan. Situasi yang berat harus kasur. dengan dijalani dengan keadaan dimana mengharuskan walupun - dan Debu-debu juga jalanan beristirahat yang dihasilkan dari berbagai banyaknya kendaraan dengan ganguan seperti kebisingan suara bermotor lalulintas. melintas yang menyebabkan tubuhnya seakan terselimuti oleh debu jalanan. Struktur Mikro Pada lirik lagu ini makna yang (Semantik) ingin ditekankan - adalah Latar dari lirik lagu tersebut digambarkan perjuangan seorang anak kecil oleh dengan semua kejadian yang kehidupan di jalan dialaminya, perjuangan untuk raya. Dimana banyak tetap bertahan ditengah kondisi sekali yang seharusnya tidak dialami dihasilkan oleh anak seusianya. Jalanan kendaraan bermotor. dijadikan tempat untuk bertahan - kerasnya polusi yang oleh Pada dari lirik ini hidup. Seperti diketahui jalanan digambarkan tentang tempat anak tersebut berada kondisi banyak dilintasi oleh kendaraan- yang harus bertahan kendaraan bermotor, sehingga hidup dengan segala tubuh anak tersebut menjadi macam masalah yang kotor akibat polisi dari asap ditimbulkan 48 anak kecil oleh kendaraan yang didepannya. Hal melintas ini tekanan jalanan ibu tidak kota, hal ini bertujuan seharusnya dialami oleh anak untuk kecil ketidak adilan yang seusianya. Seharusnya mengkritisi mereka fokus untuk belajar dan seharusnya bermain dialami oleh anak- bersama teman- temannya. tidak anak. Struktur Mikro Kalimat yang (Sintaksis) merupakan kalimat akan realitas lirik yang terjadi, dimana banyak terbentuk anak realitas kecil tersusun tidak - seharusnya Bentuk kalimat pada lagu ini oleh kehidupan berada disituasi seperti yang yang terjadi digambarkan pada lirik lagu dijalanan. Uraian tersebut. kata-kata yang Penggunaan kata berselimut jalanan merupakan tersusun suatu kalimat umum yang hal yang dijadikan merupakan pelindung untuk menahan tubuh kemudian anak berbagai mengkerucut ke hal- macam cuaca, padahal pada hal yang ditimbulkan kenyataannya oleh tersebut dari hal tersebut kerasnya merupakan kendala utama yang kehidupan ditimbulkan oleh asap kendaraan jalanan. bermotor. Debu jalanan seakan - anak Kata berselimut debu menjdai hal yang biasa dan harus merupakan kata ganti dinikmati dari oleh mereka para tubuh yang anak-anak yang hidup dijalanan. dipenuhi oleh debu Hal inilah yang mengakibatkan akibat polusi udara. tubuh anak-anak tersebut menjadi dekil dan kotor. 49 Struktur Makro Pilihan kata yang dipakai pada (Stilistik) lirik lagu tersebut merupakan memiliki fakta yang ditimbulkan oleh seperti digambarkan kerasnya kehidupan anak-anak kata yang tumbuh dan bertahan hidup bermaksud kotor,bau dijalanan. Sudah menjadi hal dan lusuh. yang lumrah anak-anak yang - - Kata dekil disini arti dekil lain, disini Kata berselimut debu hidup dijalanan pasti tubuhnya disini dekil. Hal ini diakibatkan oleh tubuh yang dipenuhi banyaknya asap kendaraan dan oleh debu. debu-debu jalanan bermaksud yang ditimbulkan oleh polusi udara. Mereka juga terbiasa tidur dengan menggunakan tangannya sebagai bantalan untuk kepala mereka. Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) Tertidur berbantal dilakukan dengan menampilkan sebelah lengan berbagai macam kendala yang merupakan sebuah harus dialami oleh anak-anak hal yang biasa untuk yang hidup dan menggantungkan mereka yang hidup nasib dijalanan mereka pada - jalanan. Kendala seperti tubuh yang dekil - Berselimut debu akibat polusi udara, tidur di jalanan emperan sesuatu yang lumrah jalanan tanpa menggunakan alas dan tubuh menjadi terjadi pada mereka. yang dipenuhi oleh debu jalanan akibat polusi kendaraan bermotor. Pada bait pertama lirik lagu “Siang Sebrang Istana” ini merepresentasikan pada kita mengenai pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang kritik sosial. 50 Kritik-kritik sosial tersebut dituangkan kedalam sebuah lagu. Lirik lagu ini menggambarkan keadaan-keadaan yang harus dihadapi oleh anak-anak yang hidup dijalanan. Mereka seakan tidak perduli dengan tubuh mereka yang lusuh, kotor dan dekil akibat banyaknya polusi kendaraan bermotor. Kritik sosial atas perjuangan seorang anak kecil yang harus berjuang melawan situasi yang tidak layak dialami oleh anak-anak seusia mereka. Anak-anak seharusnya tidak perlu berada dalam situasi tersebut. Banyak anak-anak jalanan yang menjadi korban keganasan jalanan membuat mereka seakan tidak perduli dengan akibat yang ditimbulkan oleh debudebu jalanan yang dapat merusak kesehatan mereka. Dijelaskan pada bait pertama lagu ini betapa sulitnya hidup dijalanan, berbagai macam kendala yang harus dialami oleh anak-anak yang hidup dan menggantungkan nasib mereka pada jalanan ditampilkan dengan penuh kesusahan. Kendala seperti tubuh yang dekil akibat polusi udara, tidur di emperan jalanan tanpa menggunakan alas dan tubuh yang dipenuhi oleh debu seakan menjadi pemandangan yang lumrah bagi mereka. Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki pilihan lain untuk bertahan hidup dan mencari rezeki. Seharusnya anak-anak tersebut menuntut ilmu pendidikan disekolah dan dapat bermain layaknya anak-anak seusianya, tetapi pada realitanya banyak anak-anak yang tidak mendapatkan hak-hak mereka. Sehingga mengharuskan mereka untuk turun kejalanan bergelut dengan situasi-situasi yang seharysnya tidak mereka hadapi 4.3.2 Unit Analisi 2 Rindang pohon jarak menunggu rela Kawan setia sehabis bekerja Siang di seberang sebuah istana Siang di seberang istana sang raja 51 Tabel 4.2 Unit Analisis 2 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada (Tematik) digambarkan lirik Bukti lagu tersebut keadaan - di Istana sang merupakan raja tempat seberang jalan Istana Negara dimana Republik Indonesia. Saat anak- Republik anak tersebut kelelahan mereka bekerja menjalankan terbiasa roda pemerintahan menunggu teman seperjuangannya dibawah pohon yang berada Presiden. didekat - Istana Istana Presiden Indonesia Anak-anak terbiasa jalanan menunggu Negara teman-teman sesama dijadikan tempat pengharapan anak jalanan dibawah bagi para anak jalanan tersebut pohon yang berada untuk mendapatkan penghasilan. didekat Lirik Negara. lagu mengambarkan tersebut keadaan Istana pada siang hari di sebrang Istana Negara Republik Indonesia yang merupakan sebuah kantor Presiden Republik Indonesia. Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan kebiasaan para disampaikan anak jalanan yang menunggu lirik teman dimulai seperjuangan dibawah - Skema yang lagu ingin pada tersebut dengan pohon didekat Istana Republik melihat keadaan anak Indonesia. jalanan Mereka terbiasa yang menunggu temanya yang senasib menunggu dengan sesama anak jalanan dirinya. Selanjutnya teman dijelaskan bagaimana megahnya dibawah pohon Istana Negara. Kemudian ditutup didekat Istana 52 dengan kondisi pada waktu siang hari, dimana tersebutlah pada Presiden waktu Negara. - bekerja Kemudian menjelaskan tentang menjalankan tugasnya sebagai betapa megahnya seorang kepala Negara. Istana Negara tempat Presiden Bekerja. Struktur Mikro Pada lirik lagu ini makna yang (Semantik) ingin ditekankan kebiasaan anak-anak - Pohon yang jalanan menunggu kawan setia sehabis bekerja - Indonesia. rindang oleh situasi anak jalanan dibawah pohon di sebrang Istana Republik diawali adalah menunggu teman seperjuangan Negara Latar Mereka menjadikan pohon jarak sebagai dipilih pelindung dibawah mereka untuk beristirahat setelah panasnya sinar bekerja matahari siang itu. mengais Pemandangan rezeki. lain terjadi - Anak jalanan tersebut disebrang jalan mereka tempat mengangap beristirahat, terlihat jelas betapa indahnya hidup megahnya Istana Negara dilingkungan Istana Republik Indonesia berdiri Negara seperti yang kokoh. Istana Negara merupakan dijalankan tempat dimana Presiden dan para Presiden staf-staf Istana Negara bekerja Indonesia. betapa oleh Republik menjalankan roda pemerintahan bangsa Indonesia. Miris memang melihat betapa kesenjangan timpangnya sosial yang menimpa para anak jalanan. Struktur Mikro Kalimat yang tersusun (Sintaksis) merupakan perbandingan dengan lirik realitas yang terjadi dengan apa terbentuk 53 - Bentuk kalimat pada lagu ini oleh yang anak-anak jalanan hadapi. realitas Istana Negara yang megah dan yang layak sebagai tempat untuk siapa terbalik saja bekerja, hal ini sungguh situasi antara anak sangat jalanan berbanding terbalik kehidupan berbanding dengan dengan dengan situasi-situasi apa yang Presiden mereka hadapi di jalan raya yang Indonesia. penuh dengan berbagai masalah yang ada. Istana - Republik Pada lagu ini Istana Negara Sang Raja merupakan Republik Indonesia merupakan kata ganti dari Istana kantor bagi Presiden dan para Negara pegawainya untuk bekerja dan Indonesia. Republik memperoleh rezeki, sedangkan mereka bergantung dengan kerasnya jalanan Ibu Kota. Struktur Makro Pilihan kata yang dipakai pada (Stilistik) lirik lagu tersebut merupakan adalah teman yang fakta memiliki nasib sama betapa yang - menggambarkan bahagianya berada didalam Istana Negara Republik Kawan setia disini sebagai anak jalanan. - Kata istana sang raja Indonesia. Pemandangan terbalik disini bermaksud terjadi Istana Negara pada sebrang Istana Negara, dimana banyak terdapat Republik anak jalanan yang hanya bisa yang menunggu teman seperjuangan Jakarta. yang hidup Indonesia berada di menggantungkan nasib dijalanan seperti yang dialami oleh mereka. Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan dengan menampilkan dijadikan pemandangan berbeda mereka disebrang Istana Negara. Istana jalanan yang 54 - Rindang pohon jarak tempat para anak untuk Negara tempat Presiden bekerja beristirahat begitu mewah dan kokoh berdiri. bekerja. Keadaan berbeda terjadi kepada - setelah Kawan setia disini mereka para anak-anak jalanan berarti adalah anak- yang anak hanya bisa berlindung dibawah pohon. jalanan yang memiliki nasib sama seperti mereka. - Istana sang raja yang dimaksud pada lagu ini adalah Negara Istana Republik Indonesia. Pada bait kedua lirik lagu “Siang Sebrang Istana” ini merepresentasikan pada kita mengenai pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang kritik sosial. Kritikkritik sosial tersebut dituangkan kedalam sebuah lagu. Lirik lagu ini menggambarkan keadaan-keadaan yang terbalik antara anak-anak jalanan dengan kepala Negara Republik Indonesia yaitu Presiden Republik Indonesia. Mereka para anak jalanan hanya bisa bersandar pada pohon yang dipenuhi dengan dedaunan untuk melindungi mereka dari panasnya matahari siang itu, karena mereka bertarung dengan panasnya jalanan untuk mencari rezeki. Sedangkan Istana Negara yang berdiri kokoh menjadi tempat para Presiden dan pegawainya untuk bekerja. Digambarkan pada bait lagu ini ketimpangan-ketimpangan tersebut menjadi hal yang lumrah terjadi, karena merka hanyalah kaum minoritas yang harus bertahan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pemandangan yang berbeda disebrang istana inilah menjadi hal lumrah terjadi. Presiden bersama para pegawai istana dapat menikmati fasilitas yang ada disana. Berbagai fasilitas tersebut dibuat untuk melindungi Presiden dalam bekerja sebagai kepala Negara. 55 4.3.3 Unit Analisis 3 Kotak semir mungil dan sama dekil Benteng rapuh dari lapar memanggil Gardu dan mata para penjaga Saksi nyata yang sudah terbiasa Tabel 4.3 Unit Analisis 3 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada (Tematik) digambarkan keadaan seorang anak kecil ditunjukan anak kecil yang bertahan hidup oleh banyak anak- dengan berbagai keterbatasan. anak Lirik bekerja lirik Bukti lagu tersebut lagu - tersebut Kritik sosial terhadap yang harus sebagai mengambarkan kerasnya beban tukang semir sepatu kehidupan yang harus dijalani untuk anak kecil dijalanan-jalanan ibu kebutuhan kota harinya. untuk tetap kehidupannya. menjalani Bermodalkan - memenuhi sehari- Merka rela kota semir dan perlengkapan mengesampingkan semir sepatu yang sudah lusuh rasa khawatir, rasa akibat digunakan bimbang, bahkan rasa berhari-hari, para anak jalanan takut oleh keberadaan tersebut mencoba mengais rezeki para penjaga Istana sebagai tukang semir sepatu yang dikawasan dilingkungan Negara. seringnya lingkungan Anak berhadapan tersebut dengan Istana rela para petugas-petugas di area gardu tempat ia mencari rezeki. Dia rela menerima dan menjalankan itu semua untuk menutupi 56 bertugas Istana Negara Republik. perutnya yang kelaparan. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas yang harus ia jalani setiap harinya. Mereka tidak memiliki pilihan lagi selain menjadi tukang semir sepatu guna memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan dan minum. Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan - menampilkan Skema lirik anak tersebut sudah ingin disampaikan peralatan semir yang digunakan tersebut. yang lagu pada tersebut Kotak semir dimulai dengan lusuh akibat melihat keadaan sering dipakai sehari-hari untuk kotak mencari rezeki. Kritik sosial atas sudah lusuh dan dekil perjuangan seorang anak kecil akibat yang harus berjuang menjadi setiap hari. tukang semir sepatu dan juga - semir yang digunakan Kemudian harus menghindari para penjaga menjelaskan tentang Istana bagaimana Negara Republik para Indonesia yang sedang bertugas penjaga berjaga-jaga mengamankan lokasi mengamankan Istana. Istana Istana Negara Republik Indonesia. Struktur Mikro Pada lirik lagu ini makna yang (Semantik) ingin ditekankan - Latar diawali oleh adalah situasi dimana para peralatan semir yang sudah tidak anak jalanan bekerja layak digunakan karena sering sebagai tukang semir dipakai sehari-hari. Para anak- sepatu dilingkungan anak Istana Negara. Hal ini jalanan yang bekerja sebagai tukang semir sepatu 57 dilakukan mereka dikawan Istana Negara harus tanpa berhadapan dengan para penjaga takut oleh keberadaan Istana para penjaga Istana Negara yang sedang adanya rasa bertugas untuk mengamankan yang lokasi tersebut. Mereka sudah dilingkungan terbiasa menghadapi Negara Republik. penjaga yang dilingkungan para berjaga-jaga Istana berjaga-jaga istana, hal ini terpaksa mereka jalani guna memenuhi kebutuhan sehari- hari. Struktur Mikro Kalimat yang tersusun (Sintaksis) terangkai menjadi kesatuan utuh lirik serta terbentuk menyentuh - perasaan. kata Penggunaan dan ”sama” Bentuk kalimat pada realitas lagu ini oleh kehidupan menunjukan kemiripan dengan yang apa yang dialaminya. Pada lirik menyentuh hati, hal lagu ini dapat terdapat kata ini terlihat dari kata “dan” yang “lapar menggigil” merupakan kata perbandingan didalam lirik yang tersebut. penghubung mirip dengan keadaan lagu sesungguhnya. Struktur Makro Pilihan kata yang dipakai pada (Stilistik) lirik lagu tersebut merupakan adalah kata yang mengundang rasa iba seseorang untuk bisa dan keresahan anak sesuatu yang bertahan tidak diharapkan. Banyak kata- sebagai anak jalanan. kata yang disamarkan sebagai kritik sosial kepada yang mereka ditujukan para anak - - Benteng rapuh disini keinginan kondisi Lapar menggigil yang dimaksud adalah rasa lapar jalanan. Karena tidak seharusnya yang terjadi ketika anak-anak mereka jalanan 58 tersebut tidak bertarung untuk memenuhi mendapatkan kebutuhan sehari-hari. uang dari bekerja sebagai tukang semir sepatu - Saksi nyata disini adalah orang terbiasa yang melihat situasi yang dialami anak-anak jalanan. Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan dengan menampilkan penjaga kritik-kritik merupakan bagaimana sosial - tentang perjuangan Gardu dan mata para disini sebuah anak ungkapan dari adanya jalanan yang harus berhadapan para penjaga Istana dengan Negara yang sedang para penjaga Istana Negara dalam mencari rezeki berjaga-jaga yang mengamankan Istana. halal. Serta keadaan mereka yang dekil, kotor seperti - Saksi untuk nyata ini peralatan semir yang sehari-hari merupakan mereka pakai. Bagian akhir pada sekumpulan penjaga lirik lagu ini menampilkan suatu yang pemandangan yang sudah sering keberadaan terjadi anak-anak dilingkungan Istana, menyaksikan para jalanan dimana banyak para anak-anak yang bekerja sebagai jalanan menggantungkan nasib tukang semir sepatu. mereka sebagai seorang tukang semir sepatu Istana di lingkungan Negara Republik Indonesia. 59 Pada bait ketiga lirik “Siang lagu Sebrang Istana” ini masih merepresentasikan kita mengenai pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang kritik sosial terhadap kondisi para anak jalanan yang bekerja sebagai seorang tukang semir sepatu. Kritik-kritik sosial tersebut dituangkan kedalam sebuah lagu. Lirik lagu ini menggambarkan tentang tidak adanya pilihan selain bekerja sebagai tukang semir sepatu, dimana pekerjaan tersebut merupakan mata pencariannya untuk bertahan hidup di Jakarta. Bait ketiga yang merupakan bagian dari reff pertama lagu ini, menggambarkan gagasan atas kritik-kritik sosial yang ingin disampaikan oleh pengarang lagu. Didalam teks lagu tersebut bercerita tentang kritik sosial terhadap anak kecil yang mana anak tersebut hanya bermodalkan perlengkapan semir yang sama-sama kotor dengan tubuhnya, akibat setiap hari ia harus melawan getirnya debu jalanan. Anak tersebut rela berhadapan dengan para petugas-petugas di area gardu tempat ia mencari rezeki. Rasa khawatir, bimbang bahkan takut harus ia hadapi sendiri karena sorot mata tajam para petugas-petugas Istana Presiden tersebut selalu saja mengawasi. Dia rela menerima dan menjalankan itu semua untuk menutupi perutnya yang kelaparan. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas yang harus ia jalani setiap harinya, untuk memperoleh rezeki untuk menyambung hidupnya. 4.4.4 Unit Analisis 4 Tamu negara tampak terpesona Mengelus dada gelengkan kepala Saksikan perbedaan yang ada 60 Tabel 4.4 Unit Analisis 4 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada lirik lagu tersebut tema (Tematik) utama yang Bukti menjadi - suatu Kritik sosial yang ingin dimunculkan permasalahan dilagu ini adalah adalah kesenjangan sosial. Perbedaan kesenjangan sosial mencolok terjadi antara anak- antara kaum anak jalanan dengan para pejabat penguasa Negara yang bekerja di Istana. kaum minoritas Para tamu Negara yang diundang seperti anak-anak untuk jalanan. datang menyaksikan ke Istana sendiri tentang - bagaimana dengan Tamu Negara hanya pemandangan anak-anak jalanan bisa mengelus dada yang harus berjuang untuk tetap melihat situasi yang memenuhi terjadi di Jakarta hari, kebutuhan dimana merka sehariharus - Kesenjangan sosial bekerja sebagai tukang semir inilah yang membuat sepatu dilingkungan para Negara Republik Istana Indonesia. tamu Negara hanya bisa Istana Negara yang kokoh nan mengelengkan kepala megah tidak seharusnya dihiasi menyaksikan oleh peristiwa keadaan-keadaan miris tersebut. yang mereka Indonesia. 61 yang lihat di Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan kedatangan para disampaikan tamu Negara ke Istana Negara lirik Republik dimulai Indonesia. kata-kata - Terdapat sindiran yang yang lagu ingin pada tersebut kehadiran tamu kenegaraan ke bermakna sebaliknya didalam lirik lagu tersebut. Kesenjangan Skema Istana Negara. - Selanjutnya sosial dan ketimpangan sosial kesenjangan sosial yang terjadi di lingkungan Istana sangat jelas diwakili Negara merupakan kritik sosial oleh kata perbedaan yang dimunculkan dalam lirik yang ada. lagu. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai macam perbedaan yang . seusai dengan realita sehingga disaksikan langsung oleh para tamu Negara. Struktur Mikro Latar awal dari bait lagu ini (Semantik) adalah kedatangan para tamu perbedaan Negara yang diundang untuk terjadi berkunjung ke Istana Negara menceritakan tentang Republik perbedaan Indonesia. - Kalimat Latar tentang yang dilagu ini yang yang tersusun dan terangkai terjadi di lingkungan menjadi kesatuan utuh serta Istana membuat langsung disaksikan maksud menjadi tersampaikan oleh kritik-kritik oleh tentang kesenjangan sosial pada Negara. pada lagu tersebut. - para tersebut tamu Mengelus dada kalimat-kalimat pada lirik lagu gelengkan kepala tersebut dibalut oleh sindiran- merupakan sindiran yang bermakna berbeda yang dilakukan para dengan konotasi sebenarnya. tamu Negara melihat 62 Serta hal ekspresi kesenjangan sosial yang terjadi. Struktur Mikro Awal kalimat merupakan sebuah (Sintaksis) pengharapan - yang diinginkan Kata gelengkan kepala ini oleh para tamu Negara, tetapi menggambarkan pada kalimat selanjutnya yang ekspresi terjadi adalah respon yang tidak dilakukan para tamu baik, sehingga para tamu Negara Negara yang langsung kesenjangan menggelengkan kepala melihat yang terjadi hadir perbedaan dan kesenjangan - yang melihat sosial Kata perbedaan yang sosial Kalimat yang tersusun ada merupakan kata jelas ganti menggambarkan kritikan tentang sebuah kesenjangan dari kesenjangan sosial yang terjadi di lingkungan yang Istana lingkungan Negara Republik Indonesia. sosial terjadi di Istana Negara. Struktur Makro Pilihan kata menunjukan fakta (Stilistik) yang terjadi. Dimana para tamu adalah Negara menyaksikan langsung yang kesenjangan sosial antara para oleh penguasa Negara dengan anak- yang diundang untuk anak jalanan yang merupakan berkunjung ke Istana kaum-kaum Negara minoritas - dan Kata terpesona disini rasa ditimbulkan tamu termarjinalkan. Pada lirik lagu kesenjangan tersebut yang terjadi. kritik digambarkan sosial dengan dengan ekspresi Negara yang para jelas - takjub Kalimat Negara melihat sosial mengelus tamu dada adalah sebuah berkunjung ke ekspresi langsug dari Istana Negara. seseorang yang melihat kesenjangan 63 sosial tersebut. Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan dengan menampilkan yang hadir ke Istana respon yang ditunjukan oleh para Negara tamu Negara. Kesenjangan sosial menyaksikan antara kaum penguasa dengan kesenjangan anak-anak yang terjadi jalanan - bekerja mencari rezeki di lingkungan - Para tamu Negara tekejud sosial Mengelus dada serta Istana Negara menjadi hal yang menggelengkan ingin dikedepankan dalam lirik kepala dalah respon lagu. Hal tersebut membuat para yang dilakukan oleh tamu Negara merasa terkejud mereka dengan apa yang dilihat dan melihat kesenjangan dialaminya di Istana Negara sosial antara kaum Republik Indonesia penguasa denga para anak-anak ketika jalanan yang termarjinalkan. Pada bait keempat lirik lagu “Siang Sebrang Istana” ini masih merepresentasikan kita mengenai pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang kritik-kritik sosial dan kesenjangan sosial yang terjadi antara anak-anak jalanan dan para penguasa Negara. Pada bait dilagu tersebut menampilkan situasi yang tidak jauh berbeda dengan bait ketiga. Tema utama yang menjadi permasalahan dilagu ini adalah kesenjangan sosial antara kaum penguasa yang bekerja di Istana Negara Republik Indonesia dengan para anak-anak jalanan yang bekerja mencari rezeki di lingkungan Istana Negara. Melihat berbagai perbedaan dan kesenjangan sosial yang terjadi menimpa para anak-anak jalanan membuat para tamu Negara terkejud, heran dan tidak percaya serta prihatin dengan apa yang terjadi serta mereka lihat secara langsung. 64 Melihat perbedaan-perbedaan dan kesenjangan sosial yang terjadi, para tamu Negara tak habis pikir mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mereka harus meyaksikan kejadian-kejadian yang sangat memprihatiankan dan tidak layak terjadi, dimana kesenjangan sosial antara penguasa yang pakaian rapi, berdasi, mengenakan sepatu pantopel mengkilat yang dikenakan, dengan keadaan anak-anak jalanan yang berjuang sekuat tenaga dan bekerja mencari rezeki menjadi tukang semir sepatu demi kelangsungan hidupnya. Miris memang melihat betapa sedihnya negri ini yang dihinggapi ketidakmerataan penghasilan, pengkotak-kotakan serta kesenjangan sosial yang sangat besar. 4.3.5 Unit Analisis 5 Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan hidungmu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Tabel 4.5 Unit Analisis 5 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada lirik lagu tersebut tema (Tematik) utama yang Bukti menjadi suatu - Kritik sosial yang ingin dimunculkan permasalahan dilagu ini adalah adalah kesenjangan sosial. Sikap tidak kesenjangan sosial perduli antara kaum dan acuh yang bagaimana ditunjukan oleh kaum penguasa penguasa terhadap para anak-anak jalanan dengan menjadi sorotan dari bait minoritas seperti tersebut. Mereka para elite anak-anak jalanan Negara benar-benar tidak tidak 65 Negara kaum mendapat memikirkan nasib para perhatian rakyatnya yang berada dibawah garis kemiskinan. Para anak- dari mereka. - Kesenjangan sosial anak jalanan harus berjuang digambarkan dengan demi kebutuhan sikap para penguasa menjadi Negara yang terkesan memenuhi sehari-hari dengan tukang semir dilingkungan sepatu Istana acuh Negara. dan tidak perduli terhadap apa Mereka merasa dicampakan oleh yang sikap penguasa Negara. Berbagai anak-anak jalanan . kesusahan yang dihadapi oleh anak jalanan tidak - pernah dialami oleh Para penguasa sama sekali tidak mencium mendapatkan perhatian dari para adanya anak-anak penguasa Negara. Padahal hal jalanan yang tersebut sangat dekat terjadi memerlukan bantuan dilingkungan serta Istana Negara, tetapi peristiwa tersebut sama sekali tidak uluran dari yang ingin mereka. tercium keberadaannya oleh mereka para penguasa Negara. Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan sikap - para Skema disampaikan penguasa Negara yang berada lirik dibalik Istana Negara seakan dimulai tidak ketidak pedulian para memperdulikan nasib lagu pada tersebut dengan anak-anak jalanan. Hal inilah penguasa yang menjadikan kritik sosial melihat keadaan- kepada kaum penguasa terhadap keadaan yang kesejahteraan menimpa rakyatnya. masyarakatnya, khususnya bagi mereka yang termarjinalkan. Keberadaan anak-anak jalanan yang bekerja 66 - Berbagai keprihatinan Negara macam yang dialami oleh anak- mencari rezeki sama-sekali tidak anak jalanan sama tercium oleh mereka, seharusnya sekali para mendapatkan penguasa memperhatikan terhadap lebih dan perduli kaum-kaum yang termarjinalkan. tidak perhatian oleh mereka para penguasa Negara. - Struktur Mikro Sikap tidak perduli serta acuh (Semantik) para penguasa Negara terhadap perbedaan adanya anak-anak jalanan yang terjadi bekerja menceritakan mencari lingkungan menjadi rezeki Istana hal ditekankan yang dibait - di Negara Latar tentang yang dilagu bagaimana ingin ini ketidak pedulian antara kaum tersebut. penguasa mencium Berbagai macam permasalahan keberadaan yang dihadapi oleh anak jalanan anak-anak jalanan. sama sekali tidak mendapatkan - para Pada kalimat seakan perhatian. Sehingga mereka para meludah diatas tubuh anak-anak merasa yang resah dianggap dicampakan oleh mereka yang sebagai sikap ketidak bekerja pedulian jalanan di Istana Negara Republik Indonesia penguasa, sehingga para anakanak jalanan merasa dicampakan oleh mereka yang bekerja di Istana Negara. Struktur Mikro Kalimat yang (Sintaksis) merupakan sebuah sikap ketidak bermakna perdulian mencampakan serta tersusun - menunjukan Kata meludah kesombongan yang dilakukan keberadaan oleh mereka yang bekerja di anak-anak jalanan Istana Negara Republik 67 - para Kalimat ribuan jerit Indonesia. Berbagai kesusahan- didepan kesusahan yang dialami oleh menggambarkan para anak-anak jalanan dalam sikap tidak perduli bekerja mencari rezeki seakan yang dilakukan oleh tidak diperhatikan oleh para kaum penguasa kepada Negara yang seharusnya membantu mereka dalam mengatasi kemiskinan hidungmu penguasa para anak- anak jalanan. - Maksud kata yang terjadi. Penguasa Negara menggangu seakan acuh, dan adalah tidak mampu bahwa tidak peduli disekelingnya nampak disini merubah sikap rakyatnya hidup dibawah garis penguasa untuk lebih kemiskinan, sehingga perduli masih sangat uluran tangan untuk terciptanya mereka membutuhkan serta dan memperhatikan bantuan masyarakat yang makmur dan dapat hidup layak, agar tidak ada lagi kesenjangan sosial dimasyarakat, khususnya dikota-kota besar. Struktur Makro Pilihan kata menunjukan sebuah (Stilistik) reaksi atas sikap para penguasa diatas Negara tidak resah disini adalah memperdulikan nasib anak-anak pemilihan kata dari jalanan.. Dimana para penguasa mencampakan tersebut anak-anak yang seakan memperlihatkan - tidak Kalimat meludah tubuh yang para jalanan keberpihakan yang berada dibawah mereka kepada rakyat biasa yang kemiskinan, sehingga serba kekurangan sehingga harus harus rela menjadi bekerja menjadi tukang semir tukang semir sepatu. sepatu. Tidak adanya kepedulian atas banyaknya penderitaan yang 68 - Pemilihan kata ribuan jerit menandakan dialami oleh anak-anak jalanan banyaknya membuat mereka mencampakan penderitaan anak-anak jalanan. Pada lirik dialami oleh anak- lagu anak jalanan. tersebut kritik sosial digambarkan dengan jelas sikap - Kalimat tak yang terasa penguasa Negara merasa tidak menggangu mencium memperlihatkan keberadaan kaum termarjinalkan dan seakan acuh sikap para penguasa terhadap semua masalah yang Negara yang tidak terjadi. perduli dan acuh terhadap ketimpangan sosial yang terjadi Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan memperlihatkan - Para penguasa yang dengan bekerja yang Negara respon di Istana tidak ditunjukan oleh para penguasa memperdulikan nasib negara. Ketidak perdulian sikap anak-anak jalanan. acuh Keberadaan para rakyatnya menjadi hal utama anak-anak jalan bagaimana penekanan dilakukan. seperti tidak Kesenjangan sosial antara kaum dianggap oleh penguasa mereka jalanan dan mencampakan dengan jelas - anak-anak dirasakan bagi - Mereka benar-benar mereka yang bekerja sebagai tidak tukang Para nasib para rakyatnya semir sepatu. memikirkan penguasa Negara yang yang berada dibawah seharusnya berpihak serta garis kemiskinan. menciptakan kemakmuran dan kehidupan rakyatnya yang layak malah Tak terasa bagi menggangu dalah tidak respon yang memikirkan nasib para anak- 69 - dilakukan oleh para anak jalanan. penguasa Negara terhadap keadaan yang sangat memperhatikan menimpa para anakanak jalanan disekitar mereka. Pada bait kelima yang menjadi reff dari lagu ini, yaitu gagasan atas kritikkritik sosial serta kesenjangan sosial yang ingin disampaikan oleh pengarang lagu. Didalam teks lagu tersebut terlihat jelas pemandangan dimana para penguasa Negara, petinggi dan elite pemerintahan bersikap acuh, angkuh, sombong dan terkesan tidak peduli bahwa disekelingnya nampak rakyatnya masih amat sangat membutuhkan kemakmuran. Banyak anak-anak jalanan yang harus bekerja untuk menyambung hidupnya. Saat ini yang dibuthkan adalah realisasi kepedulian para penguasa Negara bersama petinggi-petinggi Negara untuk ikut turun tangan membantu dan menyelesaikan masalah yang terjadi, bukan sekedar janji dan omong kosong belaka, seolah menganggap kami tidak ada dengan keadaan saat ini yang kami rasakan. Miris memang melihat apa yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah dalam menjalani kehidupannya, anak-anak kecil yang masih dibawah umur rela melakukan pekerjaan orang dewasa untuk mencari rezeki. Kekurangan, kemiskinan, dan kesengsaraan yang terjadi pada bait lagu diatas, adalah apa yang sesuangguhnya rakyat rasakan, banyak sekali anak-anak jalanan yang rela berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan mereka sampai meringis kesakitan akibat kelaparan, dan pada lagu tersebut telihat jelas makna yang ingin disampaikan adalah bagaimana sikap petingi negeri ini yang seolah tak 70 mencium dan apa yang sesungguhnya terjadi di sekelilingnya, tentang keadaan, tentang rakyat dan, tentang kesengsaraan. 4.3.6 Unit Analisis 6 Sombong melangkah istana yang megah Seakan meludah diatas tubuh yang resah Ribuan jerit didepan matamu Namun yang ku tahu tak terasa mengganggu Tabel 4.6 Unit Analisis 6 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada lirik lagu tersebut tema (Tematik) utama yang Bukti menjadi - suatu Kritik sosial yang ingin dimunculkan permasalahan dilagu ini adalah adalah kesenjangan sosial. Sikap tidak kesenjangan sosial perduli antara kaum dan acuh yang bagaimana ditunjukan oleh kaum penguasa penguasa terhadap para anak-anak jalanan dengan menjadi sorotan dari bait minoritas seperti tersebut. Mereka para elite anak-anak jalanan Negara benar-benar tidak tidak para perhatian memikirkan nasib rakyatnya yang berada dibawah garis kemiskinan. Para anak- Negara kaum mendapat dari mereka. - Kesenjangan sosial anak jalanan harus berjuang digambarkan dengan demi kebutuhan sikap para penguasa menjadi Negara yang terkesan memenuhi sehari-hari dengan tukang semir dilingkungan sepatu Istana Negara. Mereka merasa dicampakan oleh 71 acuh dan tidak perduli terhadap apa yang dialami oleh sikap penguasa Negara. Berbagai kesusahan yang dihadapi oleh anak jalanan tidak anak-anak jalanan . - Para penguasa sama pernah sekali menutup mata mendapatkan perhatian dari para denga permasalahan penguasa Negara. Padahal hal yang dirasakan oleh tersebut sangat dekat terjadi anak-anak dilingkungan Negara, padahal merka sangat tetapi peristiwa tersebut sama memerlukan bantuan. Istana jalanan, sekali tidak terlihat dimata para mereka para penguasa Negara Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan sikap - para Skema yang ingin disampaikan pada penguasa Negara yang berada lirik dibalik Istana Negara seakan dimulai tidak ketidak pedulian para memperdulikan nasib lagu tersebut dengan anak-anak jalanan. Hal inilah penguasa yang menjadikan kritik sosial melihat keadaan- kepada kaum penguasa terhadap keadaan yang kesejahteraan menimpa rakyatnya. masyarakatnya, khususnya bagi mereka yang termarjinalkan. Keberadaan - Negara Berbagai macam keprihatinan yang anak-anak jalanan yang bekerja dialami oleh anak- mencari rezeki sama-sekali tidak anak jalanan sama terlihat oleh mereka dan para sekali penguasa mendapatkan Negara seperti tidak menutup mata dengan keadaan perhatian oleh yang dialami oleh anak-anak mereka para jalanan, penguasa Negara seharusnya para penguasa lebih memperhatikan dan perduli terhadap kaum-kaum yang termarjinalkan. 72 Struktur Mikro Sikap tidak perduli serta acuh (Semantik) para penguasa Negara terhadap perbedaan adanya anak-anak jalanan yang terjadi bekerja menceritakan mencari lingkungan menjadi rezeki Istana hal ditekankan yang dibait - di Negara Latar tentang yang dilagu bagaimana ingin ini ketidak pedulian antara kaum tersebut. penguasa melihat Berbagai macam permasalahan keberadaan yang dihadapi oleh anak jalanan anak-anak sama sekali tidak mendapatkan dan seperti menutup perhatian. Sehingga mereka para mata anak-anak kesenjangan sosial jalanan merasa dicampakan oleh mereka yang bekerja di Istana - Negara para jalanan, melihat Pada kalimat seakan meludah diatas tubuh Republik Indonesia yang resah dianggap sebagai sikap ketidak pedulian penguasa, sehingga para anakanak jalanan merasa dicampakan oleh mereka yang bekerja di Istana Negara. Struktur Mikro Kalimat yang (Sintaksis) merupakan sebuah sikap ketidak bermakna perdulian mencampakan serta tersusun - menunjukan Kata meludah kesombongan yang dilakukan keberadaan oleh mereka yang bekerja di anak-anak jalanan Istana Negara Republik - para Kalimat ribuan jerit Indonesia. Berbagai kesusahan- didepan kesusahan yang dialami oleh menggambarkan para anak-anak jalanan dalam sikap tidak perduli 73 hidungmu bekerja mencari rezeki seakan yang dilakukan oleh tidak diperhatikan oleh para kaum penguasa kepada Negara yang seharusnya membantu mereka dalam mengatasi kemiskinan penguasa para anak- anak jalanan. - Maksud kata yang terjadi. Penguasa Negara menggangu seakan acuh, dan adalah tidak mampu bahwa tidak peduli disekelingnya nampak disini merubah sikap rakyatnya hidup dibawah garis penguasa untuk lebih kemiskinan, sehingga perduli masih sangat uluran tangan untuk terciptanya mereka membutuhkan serta dan memperhatikan bantuan masyarakat yang makmur dan dapat hidup layak, agar tidak ada lagi kesenjangan sosial dimasyarakat, khususnya dikota-kota besar Struktur Makro Pilihan kata menunjukan sebuah (Stilistik) reaksi atas sikap para penguasa diatas Negara tidak resah disini adalah memperdulikan nasib anak-anak pemilihan kata dari jalanan.. Dimana para penguasa mencampakan tersebut anak-anak yang seakan memperlihatkan - tidak Kalimat meludah tubuh yang para jalanan keberpihakan yang berada dibawah mereka kepada rakyat biasa yang kemiskinan, sehingga serba kekurangan sehingga harus harus rela menjadi bekerja menjadi tukang semir tukang semir sepatu. sepatu. Tidak adanya kepedulian - Pemilihan kata ribuan atas banyaknya penderitaan yang jerit dialami oleh anak-anak jalanan banyaknya membuat mereka mencampakan penderitaan anak-anak jalanan. Pada lirik dialami oleh anak- 74 menandakan yang lagu tersebut kritik sosial digambarkan dengan jelas sikap anak jalanan. - Kalimat tak terasa penguasa Negara merasa yang menggangu menutup mata dengan adanya memperlihatkan keberadaan kaum termarjinalkan sikap para penguasa serta Negara yang tidak perduli dan seakan acuh terhadap semua masalah yang terjadi. acuh terhadap ketimpangan sosial yang terjadi Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan memperlihatkan - Para penguasa yang dengan bekerja yang Negara respon di Istana tidak ditunjukan oleh para penguasa memperdulikan nasib negara. Ketidak perdulian sikap anak-anak jalanan. acuh Keberadaan para rakyatnya menjadi hal utama anak-anak jalan bagaimana penekanan dilakukan. seperti tidak Kesenjangan sosial antara kaum dianggap oleh penguasa mereka jalanan dan mencampakan dengan jelas - anak-anak dirasakan bagi - Mereka benar-benar mereka yang bekerja sebagai tidak tukang Para nasib para rakyatnya semir sepatu. memikirkan penguasa Negara yang yang berada dibawah seharusnya berpihak serta garis kemiskinan. menciptakan kemakmuran dan kehidupan rakyatnya yang layak malah - Tak terasa bagi menggangu dalah tidak respon yang memikirkan nasib para anak- dilakukan oleh para anak jalanan. penguasa Negara terhadap keadaan yang 75 sangat memperhatikan menimpa para anakanak jalanan disekitar mereka. Pada bait keenam dari lagu ini, yaitu gagasan atas kritik-kritik sosial serta kesenjangan sosial yang ingin disampaikan oleh pengarang lagu. Didalam teks lagu tersebut tidak jauh berbeda dengan lirik lagu di bait ke lima. Hal ini terlihat jelas pemandangan dimana para penguasa Negara, petinggi dan elite pemerintahan bersikap acuh, angkuh, sombong dan terkesan tidak peduli bahwa disekelingnya nampak rakyatnya masih amat sangat membutuhkan kemakmuran. Banyak anak-anak jalanan yang harus bekerja untuk menyambung hidupnya. Saat ini yang dibuthkan adalah realisasi kepedulian para penguasa Negara bersama petinggi-petinggi Negara untuk ikut turun tangan membantu dan menyelesaikan masalah yang terjadi, bukan sekedar janji dan omong kosong belaka, seolah menganggap kami tidak ada dengan keadaan saat ini yang kami rasakan. Miris memang melihat apa yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah dalam menjalani kehidupannya, anak-anak kecil yang masih dibawah umur rela melakukan pekerjaan orang dewasa untuk mencari rezeki. Kekurangan, kemiskinan, dan kesengsaraan yang terjadi pada bait lagu diatas, adalah apa yang sesuangguhnya rakyat rasakan, banyak sekali anak-anak jalanan yang rela berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan mereka sampai meringis kesakitan akibat kelaparan, dan pada lagu tersebut telihat jelas makna yang ingin disampaikan adalah bagaimana sikap petingi negeri ini yang seolah tidak melihat apa yang sesungguhnya terjadi di sekelilingnya. Mereka juga menutup mata 76 dengan keadaan para rakyatnya yang masih hidup kekurangan dan berada didalam kesengsaraan. 4.3.7 Unit Analisis 7 Gema azan ashar sentuh telinga Buyarkan mimpi sikecil siang tadi Dia berdiri malas melangkahkan kaki Diraihnya mimpi digenggam tak dilepaskan lagi Tabel 4.6 Unit Analisis 6 Struktur Wacana Hal Yang Diamati Struktu Makro Pada lirik lagu tersebut tema (Tematik) utama yang Bukti menjadi - suatu Kritik sosial ingin dimunculkan adalah permasalahan dilagu ini adalah telah diperjuangkan. ashar seorang anak tukang semir Mereka sepatu adzan yang dilakukan harus bekerja hingga sore hari, suara bagaimana perjuangan ketidak sesuaian atas apa yang yang yang harus melakukan pekerjaan menjadi orang dewasa demi kehidupan penanda untuk mereka untuk yang layak. segera menunaikan kewajiban sebagai umat beragama. Para anak-anak jalanan seolah tak - Para anak-anak jalanan bahwa percaya suatu saat mereka dapat hidup mampu sesuatu menghadapi ketidak kesengsaraan segala adilan yang dan terjadi. berkecukupan mereka 77 dapat mewujudkan mimpimimpi tersebut Harapan besar akan masa depan dan yang selalu ia percaya akan lebih baik lagi akan terus ada didalam hati mereka. Dari situlah si anak mulai bangkit kembali untuk berjuang. Superstruktur Alur dalam bait lagu tersebut (Skematik) diawali dengan suara adzan yang disampaikan terdengar. lirik Hal - tersebut Skema yang ingin pada lagu tersebut menandakan bahwa waktu sore dimulai hari mulai tiba, dimana mereka suara harus bergeas kembali pulang yang setelah bekerja menjadi tukang menandakan semir sepatu. Anak-anak jalanan sore hari akan segera tidak seharusnya bekerja hingga tiba. sore hari kebutuhan untuk memenuhi sehari-hari, - inilah hadirnya adzan ashar menggema, Para bahwa anak-anak jalanan harus yang menjadikan kritik sosial menunda untuk dilagu tersebut. Bagaimana kerja berharap kehidupan keras yang dilakukan para anak- yang layak dari anak jalanan demi mewujudkan segala usaha yang segala impian dan harapan agar telah dilakukan pada segera terealisasi. hari itu. - Mereka yakin dan percaya bahwa suatu saat mewujudkan impiannya 78 dapat segala Struktur Mikro Rasa lelah akibat seharian (Semantik) bekerja sebagai tukang semir ini sepatu harus mereka lawan demi kondisi segala harapan dan keinginan sore yang selama ini didambakan. keadaan para anak Memang hal tersebut hingga saat jalanan ini belum terjadi, tetapi mereka akibat terus percaya dan yakin jika bekerja. suatu saat impian mereka akan bisa diwujudkan. - - Mereka Latar pada bait dilagu menceritakan menjelang har, dimana yang lelah seharian Pada kalimat buyarkan mimpi berharap agar kemiskinan yang dilagu ini memiliki mereka alami segera berganti maksud yang berarti dengan mimpi-mimpi kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagian. anak jalanan harus terhenti sementara. Struktur Mikro Kalimat yang tersusun terangkai (Sintaksis) menjadi kesatuan utuh dan yang bermaksud berakhir pada pengharapan atas terealisasinya mimpi- mimpi-mimpi para anak jalanan. mimpi Mimpi diharapkan oleh para yang besar - untuk memperoleh kehidupan layak, agar mereka para anak-anak Kata diraihnya mimpi yang anak jalanan. - Kalimat ribuan jerit tidak lagi turun kejalan untuk didepan hidungmu bekerja sebagai tukang semir menggambarkan sepatu. sikap tidak perduli yang dilakukan oleh kaum kepada penguasa para anak- anak jalanan. - Maksud menggangu kata disini adalah tidak mampu 79 merubah sikap penguasa untuk lebih perduli dan memperhatikan Struktur Makro Pilihan kata menunjukan sebuah (Stilistik) reaksi atas pengharapan tentang ashar segala nasib yang lebih baik. waktu yang semakin Dimana para anak-anak jalanan sore, bekerja menjadi tukang semir sudah bekerja hingga sepatu hingga suara adzan ashar sore hari. terdengar dikupingnya. Tetapi apa yang mereka - - harapkan Kalimat gema adzan menandakan tanpa terasa Pemilihan kata diraihnya mimpi belum juga terjadi. Anak-anak digenggam tak jalanan harus rela melangkah dilepaskan lagi kembali dalam menggapai segala bermakna jika impiannya mimpi-mimpi para pada hari-hari selanjutnya. Anak-anak jalanan anak jalanan sudah selalu menyimpan harapan besar dapat akan masa depan yang selalu ia tidak akan dibiarkan percaya akan lebih baik lagi. untuk diwujudkan lepas dari hidupnya. Struktur Makro Pada lirik lagu ini penekanan (Retoris) dilakukan memperlihatkan yang tidak - Para anak-anak dengan jalanan rela bekerja perjuangan keras sebagai tukang kenal waktu, semir sepatu perjuangan dilakukan oleh anak- kehidupan anak layak. jalanan yang bekerja sebagai tukang semir sepatu hingga sangat menjelang sore memberatkan - demi yang Keyakinan akan hari mimpi-mimpi besar bagi yang dimiliki oleh mereka. Tetapi hal itu dipilih anak-anak oleh mereka sebagai jembata menjadikannya 80 jalanan untuk meraih mimpi-mimpinya bertahan pada situasi dan yang berat. juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka yakin jika kelak suatu saat roda kehidupan akan terus berputar dan mereka dapat merasakan kehidupan yang lebih layak dari apa yang mereka alami saat ini. Pada bait ketujuh lirik lagu “Siang Sebrang Istana” ini masih merepresentasikan kita mengenai pandangan pembuat teks lirik lagu ini tentang perjuangan yang dialami oleh para anak-anak jalanan dalam menggapai impiannya. Banyak anak-anak jalanan yang harus bekerja untuk menyambung hidupnya. Segala upaya dilakukan oleh mereka dalam mewujudkan mimpi-mimpi besarnya. Para anakanak jalanan rela bekerja keras hingga menjelang sore hari sebagai tukang semir sepatu demi kehidupan yang lebih layak. Mereka rela melakukan pekerjaan orang dewasa tersebut sebagai jembata untuk meraih cita-citanya. Pada bait penutup dalam lagu ini, kritik sosial digambarkan dengan menampilkan ketidak sesuaian keadaan dan kondisi, mereka bekerja keras demi mimpi-mimpi dan cita-cita yang tinggi akan kehidupan yang lebih baik, makmur dan sejahtera. Para anak-anak jalanan yang bekerja sebagai tukang semir sepatu seolah tak mampu menghadapi itu semua. Harapan besar akan masa depan yang selalu ia percaya menjadi satu-satunya semangat untuk mulai bangkit dan berjuang setiap harinya. 81 4.4 Pembahasan 4.4.1 Dimensi Teks Lagu ini terdapat banyak kritik-kritik sosial tentang kerasnya kehidupan di ibu kota, penulis menemukan bahwa gagasan umum atau tema sentral yang berusaha dimunculkan dalam wacana lirik lagu ini mengenai ketidak setujuan pembuat teks lirik terhadap . Hal tersebut dipengaruhi oleh realitas tersebut pada situasi dan keadaan yang terjadi, dimana banyak anak kecil tidak seharusnya berada disituasi seperti itu, tetapi apa daya keadaan membuat mereka harus tetap berjuang demi memenuhi kebutuhan ekonominya walaupun harus menjadi tukang semir sepatu. Terdapat sebuah alur atau skema tertentu yang berusaha untuk ditonjolkan dalam wacana lirik lagu seperti, bait pembuka, reff dan bait peutup. Pola penyusunan skematik lirik lagu ini menjadi deskripsi yang mendukung tema sentral dalam struktur makro teks dimana gagasan utama diletakan pada bait reff. Penggunaan metafora ini selain sebagai alasan estetik, juga memiliki tendensi sebagai pembungkus wacana lirik lagu yang menonjolkan bagaimana kritikan serta sikap perlawanan atas situasi – situasi dinilai memberikan beban terhadap seorang anak yang termarjinalkan seperti tukang semir sepatu. Keberadaan anak jalanan yang ada di Jakarta ini memiliki risiko sendiri bagi mereka. Contohnya, anak jalanan sangat rentan menjadi korban eksploitasi, tindak kekerasan, dan korban pelecehan seksual. Permasalahan anak jalanan ini merupakan masalah bersama yang harus dicari solusinya bersama. Untuk mencegah bermunculannya anak jalanan lainnya yang harus berjuang mencari rezeki dijalanan. Terdapat faktor yang melatar belakangi anak-anak jalanan menjadi pelaku ekonomi dijalanan salah satunya adalah karena kemiskinan, kurangnya materi yang diperlukan 82 untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan keperluan hidup. Masalah kemiskinan ini merupakan suatu faktor yang dapat menyebabkan seorang anak harus mampu dan bertahan untuk mendapatkan penghasilan. Kemiskinan merupakan masalah utama bagi semua anak jalanan, hampir semua dari mereka yang hidup dijalanan merupakan masyarakat miskin dan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga para anak terpaksa harus membantu mencari uang untuk bertahan hidup. Terlihat jelas kurangnya kepedulian masyarakat melihat realitas yang terjadi dan juga minimnya campur tangan pemerintah terhadap kehidupan anak-anak jalanan. Sehingga anak kecil tersebut harus berjuang untuk kehidupan dan masa depannya sendiri. Padahal seperti diketahui dalam Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dijelaskan: a) Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiaptiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang merupakan hak asasi manusia; b) Bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya; c) Bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan d) Bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hakhaknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi e) Bahwa untuk mewujudkan perlindungan dan kesejahteraan anak diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya f) Bahwa berbagai undang-undang hanya mengatur hal-hal tertentu mengenai anak dan secara khusus belum mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan perlindungan anak g) Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, b, c, d, e, dan f perlu ditetapkan Undang-undang tentang Perlindungan Anak 83 Melihat situasi saat ini nampaknya dengan adanya Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak masih jauh dari harapan.. Banyaknya anak-anak yang hidup dijalanan sangatlah miris, terlebih lagi situasi ini terjadi di Jakarta yang merupakan sebuah Ibu kota Negara Indonesia. Anak-anak yang masih dibawah umur seharusnya mendapatkan hak-haknya sebagai warga Negara Indonesia. Dijelaskan dalam undang-undang tentang hak-hak anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari Negara. Anak kecil seharusnya memiliki waktu untuk mengembangkan dirinya sehingga dapat memajukan bangsa Indonesia agar kelak dapat menjadi generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, tetapi pada realitanya banyak anak kecil yang tidak memiliki kesempatan tersebut sehingga mengharuskan mereka bekerja diusia muda, anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Negara. Pemerintah yang seharusnya lebih mementingkan kepentingan rakyatnya seakan acuh, angkuh, sombong dan terkesan tidak peduli dengan realitas yang terjadi. Seharusnya pemerintah bergerak cepat terhadap realitas yang terjadi seperti ini. Bantuan dan uluran tangan pemerintah sangat amat diharapkan agar terwujudnya kemakmuran dinegeri kita. Tetapi apa yang terjadi sesungguhnya tidaklah mencerminkan sikap tanggap dari pemerintah. Bagaimana bisa pemerintah mengatasi masalah ini jika terdapat kasus korupsi dimana-mana. Negeri ini akan semakin berantakan jika KKN masih mendarah daging ditubuh pemerintahan bangsa Indonesia. Saat ini yang dibuthkan adalah realisasi kepedulian para petinggi Negara, bukan sekedar janji dan omong kosong belaka. 84 Miris melihat keadaan yang terjadi, kemakmuran dan kesejahteraan yang seharusnya menjadi prioritas utama petinggi dan elite pemerintahan seakan hanya menjadi wacana semata yang tidak dapat diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Pemerintah tidak dapat bertindak cepat terhadap permasalahan yang ada, jumlah anak jalanan di Jakarta meningkat secara signifikan. Hal ini jelas membawa dampak buruk bagi anak jalanan yang seharusnya dapat tumbuh secara wajar. Masalah anak jalanan yang ada di Jakarta terjadi dari tahun ke tahun, dan jumlahnya selalu meningkat. Berbagai macam cara dan upaya sebetulnya sudah dilakukan oleh pemerintah dengan pembentukan Komisi Nasional Perlindungan Anak. Lembaga yang didirikan pada tanggal 26 Oktober 1998 di Jakarta ini dibuat oleh pemerintah untuk tujuan memantau, memajukan, dan melindungi hak anak, serta mencegah berbagai kemungkinan pelanggaran hak anak yang dilakukan oleh Negara. Tetapi bisa dilihat sendiri peran Komisi Nasional Perlindungan Anak belum maksimal, buktinya masih saja banyak anak-anak kecil yang harus hidup mencari rezeki dijalanan.Saat ini memang belum banyak yang dapat dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak. Memang pemerintah dalam hal ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya, lingkungan dan keluargalah yang dapat membentuk para anak-anak untuk berkembang menjadi pribadi yang unggul demi memajukan Indonesia serta meraih segala impiannya. Kepedulian pemerintah dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan anak sangatlah diharapkan masyarakat, pemerintah harus lebih bekerja ekstra keras untuk mewujudkan hak-hak anak sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2002. Kemakmuran dan kesejahteraan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia sangat didambakan oleh rakyat. Agar suatu 85 saat tidak ada lagi anak-anak yang salah langkah, sehingga merka tidak lagi harus hidup di jalanan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan mendapatkan perlakuanperlakukan yang tidak patut diterima sebagai seorang anak. 4.4.2 Dimensi Kognisi Sosial Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Melalui analisis kognisi sosial peneliti menganalisis bagaimana kognisi sosial sang komunikator dalam memahami seseorang atau sebuah peristiwa tertentu yang akan ditulis kedalam sebuah teks, dalam penelitian ini yang menjadi komunikator dalam lagu Sore Tugu Pancoran dan Siang Sebrang Istana adalah Iwan Fals. Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang suatu peristiwa yang terjadi. Iwan Fals sejatinya merupakan sosok yang sangat fenomenal dan berpengaruh terhadap perkembangan musik diblantika musik Indoneisa. Iwan Fals yang telah lama berkecimpung dalam dunia musik, memulai karirnya dari bawah sampai menjadi sumber inspirasi banyak orang bukanlah hal yang mudah. Karya-karyanya hampir selalu mewakili sisi lain kehidupan masyarakat. Dirinya tidak hanya tenar lewat lagu-lagunya saja tetapi juga menjadi legnda hidup musik Indonesia, berkat keberaniannya dalam menciptakan lagu-lagu tersebut yang berlirik tajam tentang ketidakadailan yang ada di Indonesia. Pada awal kemunculannya di blantika musik Indonesia ia banyak membuat lagu bertemakan kritikan terhadap pemerintah, melaui lagu-lagu seperti Sore Tugu Pancoran dan Siang Sebrang Istana Iwan Fals mencoba mengkritik situasi-situasi 86 tentang kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan sosial, pengkotak-kotakan dan segala sesuatu yang merugikan masyarakat kecil. Berbagai macam faktor yang melatar belakangi kenapa ia selalu mencurahkan hati dan pikirannya melalui lagu, sebagai musisi yang memiliki keinginan besar untuk melihat bangsanya menjadi maju dan besar dirinya merasa banyak ketidakadlian yang terjadi, kritik-kritik sosial mengenai para kaum yang termarjinalkan seakan menjadi sampah. Pada lagu ini terdapat beberapa pendapat dan ideologi penulis lirik dalam melakukan pemaknaan terhadap peristiwa berdasarkan yang ia lihat, dengar dan rasakan ketika dituangkan dalamsebuah lirik yang dilatarbelakangi oleh, kesenjangan sosial yang terjadi nampak jelas terlihat, ketidakseimbangan, perbedaan, serta ketidakberdayaan kalangan bawah dalam yang hanya menjadi hiasan bagi mereka para penguasa Negara . Hal tersebutlah yang menjadikan inspirasi dalam membuat lagu, Betapa sedihnya negeri ini, ketidakmerataan penghasilan, pengkotak-kotakan yang terjadi seperti sudah menjadi sebuah tradisi yang tak dapat diubah oleh apapun. Terlihat jelas kurangnya kepedulian masyarakat melihat realitas yang terjadi dan juga minimnya campur tangan pemerintah terhadap. Pemerintah yang seharusnya lebih mementingkan kepentingan rakyatnya seakan acuh, angkuh, sombong dan terkesan tidak peduli dengan realitas yang terjadi. Hal tersebut banyak terjadi dan dilihat serta dialami langsung oleh Iwan Fals. Seharusnya pemerintah bergerak cepat terhadap realitas yang terjadi seperti ini. Bantuan dan uluran tangan pemerintah sangat amat diharapkan agar terwujudnya kemakmuran dinegeri kita. Pemerintah diharapkan agar bekerja ekstra keras untuk 87 mewujudkan hak-hak masyarakat. Kemakmuran dan kesejahteraan yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia sangat didambakan oleh rakyat. 4.6 Dimensi Konteks Sosial Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat., sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Tidak mengherankan apabila nama Iwan Fals dimasukan dalam orang yang sangat berpengaruh di Negara ini. Karya-karyanya masih terus bergema di manamana dan kapan saja dari kota besar di Indonesia maupun di daerah-daerah. Dirinya berhasil membuat rakyat mendukung dalam melakukan kritikan-kritikan lewat sebuah lagu. Lewat lagu “Siang Sebrang Istana” dirinya mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kritik-kritik sosial melalui sebuah lagu. Iwan Fals yang banyak memiliki pengemar terus membela hak-hak para masyarakat kelas bawah dan anak-anak jalanan yang termarjinalkan. Dirinya bersuara lantang ditengah banyaknya ancaman-ancaman yang ditujukan kepadanya. Lagu-lagunya yang syarat akan kritikan tajam terhadap pemerintah dan ketidak beradaan kaum yang termarjinalkan menjadikan ujung tombak perubahan bangsa Indonesia. Lagu-lagunya diharapkan dapat dihayati oleh setiap lapisan masyarakat sehingga aspirasinya dapat didengar dan direalisasikan oleh para penguasa Negara yang menjalankan roda pemerintahan bangsa Indonesia. Hingga saat ini masih banyaknya ketidakadilan dan keserakahan yang ada pada bangsa ini. Hal ini mendasari Iwan Fals berteriak lantang diikuti jeritan dan lambaian bendera jutaan fans fanatiknya, masalah ketidakadlian yang terjadi, kritik- 88 kritik sosial mengenai masayrakat kelas bawah yang seakan termarjinalkan di negaranya sendiri masih dialami oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya kesenjangan sosial, ketidakseimbangan, perbedaan, serta ketidakberdayaan kalangan bawah jelas terlihat adanya. Sebagai seorang musisi dirinya berhak mengeluarkan karya yang dapat memberikan perubahan bagi masyarakat. Ditambah sosok iwan fals yang memiliki kharisma kuat untuk membimbing para pendengarnya untuk terus meneriakan kritik-kritik tetang ketidakadilan di Indonesia Dirinya yakin melalui lagu perubahan dapat didengar oleh semua kalangan, tidak heran jika dirinya seringkali menteror pemerintah dalam mengambil kebijakankebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Khususnya para masyarakat miskin dan termarjinalkan. Sore Tugu Pancoran dan Siang Sebrang Istana merupakan lagu yang bertemakan kritik sosial terhadap segala sesuatu yang tidak adil dan patut untuk diperjuangkan. Melalui lagu ini Iwan Fals berharap agar aspirasinya dapat didengar dan diterima, sehingga mempunyai dampak besar bagi perubahan bangsa Inodesia kearah yang lebih baik lagi. 89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dari bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Struktu Teks Dalam analisis terhadap dimensi teks yang dijelaskan pada Struktur Makro, Super Struktur dan Mikro, penulis menemukan bahwa gagasan umum atau tema sentral yang berusaha dimunculkan dalam wacana lirik lagu ini mengenai ketidak setujuan pembuat teks lirik terhadap kemiskinan, kesenjangan sosial, keberpihakan serta pengkotak-kontakan yang terjadi dikota-kota besar di Indonesia. Terdapat sebuah alur atau skema tertentu yang berusaha untuk ditonjolkan dalam wacana lirik lagu seperti, bait pembuka, reff dan bait peutup. Pola penyusunan skematik lirik lagu ini menjadi deskripsi yang mendukung tema sentral dalam struktur makro teks dimana gagasan utama diletakan pada bait reff. Penggunaan metafora ini selain sebagai alasan untuk membungkus wacana lirik lagu “Siang Sebrang Istana” yang menonjolkan bagaimana kritikan serta sikap perlawanan atas situasi – situasi yang terjadi b. Kognisi Sosial Berdasarkan kognisi sosial, penulis melihat beberapa pendapat dan ideologi penulis lirik dalam melakukan pemaknaan terhadap peristiwa berdasarkan yang ia lihat, dengar dan rasakan ketika dituangkan dalam sebuah lirik yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti pengetahuan 90 penilaian dia terhadap peristiwa tersebut. Artinya penulisan lirik ini dilandasi oleh kesadaran tinggi tentang situasi-situasi yang tidak seharusnya terjadi, sehingga memuat berbagai perlawanan yang berupa kritik sosial didalam lirik nya. c. Konteks Sosial Dalam aspek konteks sosial yang membuat lahirnya lirik ini berkaitan erat dengan wacana yang berkembang dikalangan masyarakat luas mengenai ketidakadlian, kesenjangan sosial, ketidakseimbangan, perbedaan, serta ketidakberdayaan yang terjadi pada masyarakat kelas bawah di Indonesia menjadikan lagu Siang Sebrang Istana sebagai sarana kritik sosial. 5.2 Saran Dari perjalanan panjang menyelami permasalahan dalam penelitian ini, penulis telah merumuskan saran-saran yang mudah-mudahan dapat berguna. Berikut ini adalah saran yang telah penulis rangkum : 1. Diharapkan peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta memperoleh ilmu pengetahuan yang baru. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan peneliti selanjutnya yakni program studi ilmu komunikasi 3. Penulis hendaknya menyampaikan pandangan-pandangan lain terkait dengan pengalaman yang disampaikannya. 4. Diharapkan penelitian ini berguna dimasyarakat serta dapat bermanfaat bagi pecinta musik Indonesia 91 5. Diharapkan Penelitian ini dapat berguna untuk membuka mata terhadap kesenjangan sosial, ketidakadilan, perbedaan, dll. 6. Diharapkan penelitian ini berguna bagi mereka yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. 92 DAFTAR PUSTAKA Bastian, Radis. 2013. Iwan Fals Lekat Dihati, Yogyakarta : Flash Books Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Eriyanto.2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta :LKIS Kriyanto, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : KencanaPrenada Media Grup Lull, James. 1899. Popular Music and Communications. Sage Publications: Newburry Park. Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Popular. Jakarta : Pustaka Jaya Marcel, Danesi. 2010. Pesan,Tanda, Makna. Yogyakarta : Jalasutra Mas’oed, Mohtar. 1999. Kritik Sosial Dalam Wacana Pembangunan Yogyakarta: Prenada Media Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mottaqin, Moh dan Kustap. 2008. Seni Musik Klasik, Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya M. S., Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor : Ghalia Indah. Nakagawa, Shin. 2000. Musik dan Kosmos; Sebuah Pengantar Etnomusikologi,Yayasan Obor Indonesia. Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta : Sekertariat Negara Ruslan, Rosady. 2006 Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada 93 Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : CV. Alfabeta. Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi- Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, Jakarta : Mitra Wacana Media Darminta W.J.S. Poerwadarminta. 2002 Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Jakarta SUMBER LAIN Pasaribu, Ben M. 2004. Musikalits + Etnisitas = Pluralitas dalam Jurnal Berjudul Pluralitas Musik Etnik, Medan : Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen. KAMUS Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. Moelibo, Anton M. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Departemen Kebudayaan Republik Indonesia. 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN 95 BiodataPenulis Nama : WindiTresnanda TempatTanggalLahir : Jakarta 14 Maret 1992 Agama : Islam JenisKelamin : Laki-Laki Email : [email protected],id Alamat : Komp. Sekretariat Negara RI Blok A II No.2 RT.01/03 Panunggangan Utara, Pinang Tangerang 15143 RiwayatPendidikan 2010-2015 : Universitas Sultan AgengTirtayasa 2007-2010 : SMK N 4 Tangerang 2004-2007 : SMPN 14 Tangerang 1998-2004 : SDN Cikokol 4 Tangerang PengalamanKerja Menjadi wartawan TVRI selama satu bulan pada tahun 2014 dengan status Kuliah Kerja Praktek. Menjadi kepala bidang pengadaan barang APRO JERSEY, usaha bergerak dibidang jual beli jersey tahun 2012-2014 PengalamanOrganisasi Osis SMPN 14 Tangerang Sekertaris OSIS SMK N 4 Tangerang Wakil Ketua Al-Barque Sekneg Crew Untirta TV 96