Disfungsi Seksual pada Penderita Diabetes Mellitus Pria Ridwan Harahap Departemen Biologi Fakultas Kedokteran USU Abstrak: Diabetes mellitus adalah salah satu dari penyakit tertua di mana pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah komplikasi kronis secara maksimal. Problema seksual yang paling sering terjadi pada pasien-pasien diabetes mellitus adalah keluhan seksual dan disfungsi seksual. Pada tulisan ini fokusnya lebih ditujukan pada problema disfungsi seksual. Gangguan fungsi seksual pada pasien diabetes mellitus bisa berupa impotensia dalam berbagai tingkat, gangguan ejakulasi, dan penurunan gairah. Kata kunci: gangguan fungsi seksual, diabetes mellitus, impotensia, ejakulasi, dan gairah Abstract: Diabetes mellitus is one of the oldest diseases. It is however, the treatment achievement, particularly in preventing the chronical complication have been maximally. The most frequent sexual complain and sexual dysfunction. In this writing, the focus will be more directed toward sexual dysfunction problem. Sexual function disorder on diabetes mellitus patient may be such as the impotence in several stages, ejaculation disturbance, and decreasing in libido (sexual passion). Keywords: dysfungsi sexual, diabetes mellitus, impotensi, ejaculatoria, and libido PENDAHULUAN Salah satu penyebab organik yang dapat menyebabkan terjadinya disfungsi seksual pada pria adalah penyakit diabetes mellitus (Colodny, Master, Johnson, 1979). Di USA didapati ± 2 juta penderita DM dan 50% (1 juta) di antaranya menderita impotensia.1 40% penderita DM umur 60 tahun atau lebih tua lagi dapat kehilangan komplet fungsi ereksi.2 Disfungsi seksual sering dihubungkan dengan disfungsi ereksi yang merupakan satu gangguan kesehatan di mana terdapat ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi dalam waktu yang cukup untuk mengadakan hubungan seksual (senggama) yang memuaskan.3 Pada tahun-tahun terakhir ini sensasi tentang problematik seksual ini lebih mencuat ke permukaan dengan telah ditemukan dan dipasarkannya obat dengan nama paten “viagra” dengan zat aktifnya sildenafil sitrat yang digunakan untuk menanggulangi impotensia/disfungsi ereksi, kendati demikian pada penelitian pasca-pemasarannya dilaporkan adanya kematian 123 orang setelah menggunakan obat ini disebabkan serangan jantung, terkena stroke dan kematian lain yang sulit diidentifikasi penyebabnya.3 PEMBAHASAN Diabetes mengakibatkan sejumlah komplikasi dasar yaitu angiopati pada sistem pembuluh darah dan neuropati pada sistem 176 syaraf ataupun campuran dari keduanya yang bermanifestasi di berbagai organ dan tempat di seluruh tubuh. Komplikasi dasar tersebut dapat mengakibatkan gangguan seksualitas pada penderita DM.4 Ereksi merupakan proses transformasi penis yang lemas (flaccid) menjadi organ yang tegang (rigid). Ereksi merupakan hasil dari satu interaksi yang komplet dari faktor psikogenik, neuro endokrin, dan mekanisme vaskular yang bekerja pada jaringan ereksi penis.4,5 Potensi seks pria yang merupakan respons seks seseorang meliputi beberapa tahapan yaitu libido, ereksi, ejakulasi, dan orgasme. Dalam keadaan normal keempat tahapan tersebut merupakan rangkaian yang berurutan pada suatu respons seks dan tingkah laku seks5. Orgasmus adalah perasaan kepuasan seks sebagai akibat dari pelepasan memuncaknya ketegangan seksual (seksual tension) setelah terjadinya fase rangsangan (excitement) yang memuncak pada fase plateu (menyebabkan rangsangan) yang maksimal.5 Pada pria pelepasan ketegangan seks yang optimal ini disertai meskipun tidak selalu dengan keluarnya ejakulat (Lanberg 1976).5 Masalah seksual yang sering ditimbulkan pada penderita diabetes mellitus pada garis besarnya adalah: I. Keluhan seksual II. Disfungsi seksual Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 Ridwan Harahap I. Keluhan Seksual Keluhan seksual yang sering dijumpai pada penderita diabetes adalah: - alat kelamin terasa lembek - alat kelamin bertambah kecil II. Disfungsi Seksual Masalah seksual pada penderita DM dapat berupa1: 1. Impotensia 2. Ejakulasi dini (premature ejakulation/ ejakulasi praecock) 3. Retrograad ejaculation 4. Anejaculation 5. Pseudo ejaculation 6. Hilangnya libido (loss of interest)1,3 1. Impotensia Adalah ketidaksanggupan penis untuk mendapatkan atau menjaga suatu ereksi dalam menyelenggarakan suatu hubungan seksual (sexual intercourse).4 Impotensi merupakan salah satu gangguan yang paling meresahkan bagi penderita diabetes pria dan kadang-kadang sulit untuk dibayangkan penderita-penderita DM pria lebih takut pada gangguan impotensia dibanding dengan gangguan kebutaan dan amputasi yang bisa ditimbulkan dan mengancam pasien sebagai akibat lanjut dari penyakit diabetes. Pada penderita DM yang memerlukan terapi insulin ternyata lebih tinggi proporsinya dalam menimbulkan DE dibandingkan dengan pasien DM yang tidak memerlukan terapi insulin. Dalam ensiklopedia Indonesia, Mulia dan Hedding mendefinisikan impotensia sebagai kelemahan syahwat, kepelohan, kelemahan pucuk.6 Setidak-tidaknya ada 3 bentuk penyebab yang harus diperkirakan sebagai penyebab impotensi pada penderita diabetes pria.1,2,3 1.1. Impotensi Psikogenik Gangguan psikis penderita dapat menimbulkan impotensia.1,6,7 Keretakan rumah tangga, perasaan berdosa, rasa tidak dihargai, keadaan depresi dapat menimbulkan impotensia. Umumnya impotensia psikogenik terjadi secara mendadak, bersifat selektif yaitu hanya pada pasangan tetapnya. Di sini tes syaraf otonomi tidak menunjukkan kelainan. Dengan tes obyektif hasking meneliti 30 penderita diabetes dengan keluhan impotensi dan ternyata hanya 6 penderita yang betul merupakan bentuk impotensia Disfungsi Seksual pada Penderita Diabetes Mellitus Pria organik dan yang selebihnya adalah bentuk psikogenik.1,7 1.2. Impotensi Organik Impotensi organik pada diabetes umumnya disebabkan oleh neuropati diabetik yaitu kelainan saraf parasimpatik otonom dan S2, S3, dan S4.2,3,8 Pada umumnya impotensi neuropatik terjadi perlahanlahan, tanpa gangguan libido (gairah seks) dan disertai gangguan saraf otonomi lainnya. Kadang-kadang impotensia organik pada diabetes ditemukan bersifat sementara yaitu pada tahap mula diabetes di mana diabetes belum terkontrol. Keadaan diabetes terkontrol dapat memperbaiki impotensia (reversible). Pada umumnya impotensia neuropatik dijumpai pada diabetes yang telah berlangsung lama dan pada mereka yang umumnya lebih tua. Adam menemukan dari 29 penderita diabetes dengan impotensia ternyata 80% mereka berumur 46–55 tahun. Kelelahan dan gangguan konsentrasi juga dapat berakibat timbulnya impotensia.3,7 Pada pasien diabetes yang usianya lebih tua dijumpai insidennya lebih tinggi lesi fibrosis arteria cavernosa di mana tunika internum-nya mengalami proliferasi dan penyempitan lumen.2,8 1.3. Impotensi Farmakologik Beberapa obat dapat mengurangi daya ereksi pada pemakaian yang lama oleh penderita diabetes. Obat-obatan psikotropik dan hipnotik yang sering dipakai secara umum seperti: valium, librium, luminal, dan seterusnya yang mana obat ini dipakai sebagai obat penenang dan obat tidur. Obatobat anti hipertensi yang sering sebagai penyerta dari penyakit diabetes adalah methyl dopa dan clonidin di samping itu juga reserpine, propanalol, thiazide (diuretik).2,3,4 Untuk penderita diabetes hipertensi sebaiknya digunakan obat-obat yang bekerja perifer sebab lebih aman.3,4,9,10 Suatu report dari A.S. 25% dari kasus disfungsi ereksi disebabkan oleh pengaruh obat.2 2. Ejakulasi Dini (Premature Ejaculation, Ejakulasi Praecock) Ejakulasi dini adalah suatu keadaan di mana seorang pria sudah mendapatkan orgasmus dan berejakulasi sebelum ia sendiri menghendakinya.7,10 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 177 Tinjauan Pustaka Kelainan ini merupakan persoalan yang paling sering dijumpai dari keluhan problem seksual.5,7,11 Ejakulasi adalah proses keluarnya ejakulat (semen) yang menempuh kejadiankejadian yang berurutan yaitu keluarnya komponen-komponen ejakulat, ejakulasi ante grad dan penutupan sfinkter uretra interna serta pembukaan sfinkter uretra eksterna7. Menurut Kinsey 75% semua pria berejakulasi 2 menit setelah penis memasuki vagina. Pria dengan kelas sosial yang rendah cenderung untuk berejakulasi lebih cepat sedang orang-orang dari sosio-ekonomi yang tinggi lebih cenderung untuk menunda ejakulasi.1,6,9 Ejakulasi pada penderita diabetes pria dapat terjadi sesudah atau bersamaan dengan terjadinya impotensia. Pada penderita yang mengalami impotensia erektiones umumnya mempunyai kecenderungan ingin mempercepat aktivitas seksualnya sebab ada kekhawatirannya akan hilang ketegangan penis (batang zakar).1 3. Retrograd Ejaculation Pada keadaan ini ereksi dan orgasmus normal, hanya pada setiap ejakulasi tidak ada semen yang keluar dan oleh karena itu disebut “shooting dry”. Hal ini disebabkan kegagalan penutupan spinkter uretra interna pada setiap ejakulasi sehingga semen masuk ke dalam kantong air seni pria itu sendiri dan bukan ke dalam vagina wanita pasangan koitusnya. Diagnosa ejakulasi retrograd tidaklah terlalu sukar, dengan anamnese serta pemeriksaan air seni dapat dilihat sperma yang masih aktif dalam jumlah banyak.2,8,12 Retrograd ejaculation ini disebabkan oleh autonomic neuropati (Kolody, Master, Jhonson 1979).1,12,13 4. Anejaculation Suatu keadaan di mana pria tidak dapat atau memperoleh kesulitan untuk berejakulasi di dalam vagina walaupun ia dapat berereksi dan dapat melakukan penetrasi (penembusan) vagina yang wajar.9 Dilaporkan oleh Kinsey bahwa 0,14% dari masyarakat mengalami anejakulasi (Steeno,1978). Pada diabetes ternyata hal ini disebabkan karena tidak terkoordinasinya rangsangan saraf yang mengalami neuropati. Pada beberapa kasus sering kali walaupun koitus berjalan sampai berjam-jam, penis masih tetap berereksi tanpa mampu berejakulasi. 5. Pseudo Ejaculation Pada keadaan ini ejakulasi terjadi secara tidak lengkap. Hal ini disebabkan kegagalan 178 koordinasi refleks ejakulasi).1,10,14 ejakulasi (Sham 6. Hilangnya Libido (Lose of Interest) Menurut Freud (1905) libido ialah semua kekuatan dari dorongan seks, yakni dorongan untuk mencapai kepuasan seksual (seksual pleasure seeking).4,7 Keadaan ini bersifat psikologis, tetapi faktor fisiologi dan kadar hormon seks juga turut mempengaruhinya. Hilangnya gairah seksual pada penderita diabetes dapat ditimbulkan oleh antara lain.1,4,9,15 - impotensia - kondisi tubuh: kelainan fisik, daya kerja menurun - psikologi: informasi yang salah. Pada umur yang lebih lanjut lebih sering dijumpai impotensia psikogenik.3,16 Menurut Kolodny at al (1979) penderita DM ada yang mengalami gangguan libido dan ada yang tidak. Pria DM tanpa gangguan libido diawali dengan gangguan ereksi yang ringan atau sedang, yang terjadi setelah beberapa tahun menderita DM. Penderita DM dengan gangguan libido dapat disertai dengan impotensia ereksi yang mendahului atau bersamaan dengan gejala-gejala DM misalnya berat badan berkurang, polidipsi dan poliuri sebagai akibat keadaan umum yang jelek. Effendi et al. (1886) mencatat bahwa gangguan libido pada penderita DM kira-kira 22,5%.4,15,17 KESIMPULAN 1. Gangguan fungsi seksual pada penderita DM bisa berupa impotensia dalam berbagai tingkat, gangguan ejakulasi, dan gangguan libido. 2. Secara patofisiologi gangguan seksualitas adalah akibat neuropati dan angiopati di samping faktor psikologi. 3. Impotensia merupakan gangguan yang paling meresahkan pada penderita diabetes sedang ejakulasi dini merupakan keluhan yang terbanyak. 4. Penyebab terbanyak dari impotensia adalah faktor psikologik (80%), untuk mengantisipasi faktor ini perlu adanya keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga, menjauhi hal-hal yang dapat membuat perasaan berdosa, menekan, dan meminimalkan keadaan depresi serta dapat menghargai diri seseorang. Dari faktor organik mencegah kelelahan yang hebat dan kurang konsentrasi. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 Ridwan Harahap Disfungsi Seksual pada Penderita Diabetes Mellitus Pria Pemakaian obat-obat pada penyakit diabetes harus hati-hati dengan pemilihan obat-obat yang lebih aman. 14. Chew. KK. Hormonal Evaluation of Erectil Dysfunction. Dalam: APSIR Book On Erectile Dysfunction. Auckland The Asia Pacific Society in Impotence Research, 1999: 61-62. KEPUSTAKAAN 1. Pengkahila J.A. Masalah Seksual pada Penderita Diabetes Mellitus. dalam: Dexa Media, 1991: 4, 8-9. 15. Marumo K. Murari M. Epidemiologi of Erectile Dysfunction. Dalam: APSIR Book on Erectile Dysfunction. Auckland, 1999: 17-18. 2. Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi. Ikatan Dokter Indonesia:1999, 12. 3. Adam Jhon M.F. Problem Seksual pada Penderita Diabetes Laki-laki. Dalam: Medika, 1983: 978-981. 16. Wibowo S. Pencegahan Disfungsi Ereksi dan Komplikasi Lain pada Pria dengan Diabetes. Dalam: Majalah Andrologi Indonesia, 2005: 399-409. 5. 4. Soehadi K. Pengaruh Regulasi Diabetes Mellitus terhadap Profil Spermiogram, Hormon Reproduksi dan Potensi Seks Pria. Surabaya Universitas Airlangga: 1989, 207 pp Disertasi. 5. Pangkahila W. Sexological Aspect of Andrology. Dalam: Bulletin Andrologi Indonesia, 1990: 10-15. 6. Syaraswati Arif T. Proses Kesuburan dan Seks Pria dalam Perkawinan, Aspek Kejiwaan pada Potensi Seks Pria. 1st Ed. Jakarta,1985: 36. 7. Setia Budi T. Disfungsi Seksual pada pria L. Dalam: Proceeding Seminar Seksiologi Nasional I, Denpasar, 1981: 80-3. 8. Adi Pramono H. Juwono R. Retrograde Ejaculation in F.X. Arif Adimoelia, Eddy Karundeng Eds. Dalam: Proceeding of International Congres Andrologi in Perspective. Denpasar. Indonesia Society of Andrology, 1983: 48-9. 9. Paat G. Proses Reproduksi, Kesuburan, dan Seks Pria. Dalam: Perkawinan, Impotensia dan Kesejahteraan Keluarga. 1st Ed. Jakarta, 1983: 45-53. 17. Valdis T Robert. Kammermann S. Your Sexuality A Self Assesment. Third Ed. The Mc Graw-Hill Companies Inc, 1997: 88 New York etc. 10. David Blend. Sexual Problematic Impotence, 1st Ed. London E & C Living Stone, 1989: 33-48. 11. Syahrim M. Hatta. Proses Kesuburan dan Seks Pria dalam Perkawinan, Obat-Obat yang Dapat Meningkatkan Gairah Seksual Pria. 1st Ed. Jakarta, 1983: 33. 12. Giezerman M. et al. Retrograde Ejaculations. Dalam: Fertil Steril, 1976: 29,7. 13. Sandler B. Idiopathic Retrograde Ejaculation. Dalam: Fertil Steril, 1974: 32,7. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 179