PROSES BIOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK : PROSESSING • Pengomposan (proses aerobik) • Proses anaerob (anaerobic digestion)biogasification • Kultur cacing (vermiculture-worm farming) TRANSFORMASI BIOLOGI Transformasi biologi bertujuan : • Mengurangi volume dan berat material • Menghasilkan kompos • Menghasilkan gas metan Transformasi biologi ini bisa berlangsung aerobik atau anaerobik tergantung dari ada tidaknya oksigen. Proses biologik yang pernah dilakukan untuk limbah domestik adalah pengomposan aerobik, anaerobic digestion. PENGOMPOSAN Tujuan Pengomposan: • Mengubah materi organik yang bisa didegradasi menjadi materi organik yang stabil. Proses ini dapat mengurangi volume sampah. • Menghilangkan patogen, telur insekta, dan organisme lain yang tidak diinginkan, dan benih tanaman yang mungkin ada di sampah • Mempertahankan keberadaan nutrien seperti N, P, K • Menghasilkan produk (kompos) yang bisa digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman dan memperbaiki unsur hara tanah. PROSES PENGOMPOSAN Pengomposan Aerobik Lamanya proses degradasi aerobik tergantung pada : •Sifat asal sampah •Kelembaban •Ketersediaan nutrien •Faktor lingkungan lainnya (pH, temperatur, bebas inhibitor seperti heavy metal, ammonia, sulfida dan materi toksik lainnya) Proses degradasi ini bisa berlangsung 4 sampai 6 minggu (untuk kondisi yang terkontrol). Materi Organik + O2 + Nutrien —> sel baru + kompos + CO2 + H2O + NH3 + SO22- + panas PENGOMPOSAN AEROBIK Sifat kompos yang membedakan dengan materi organik lainnya adalah: • Warnanya yang coklat atau coklat kehitamhitaman • Rasio Karbon dan Nitrogen yang rendah • Mempunyai sifat yang berubah secara kontiniu akibat aktivitas mikroorganisma • Kapasitas tukar kation yang tinggi dan kapasitas absorbsi air yang tinggi TEKNIK PENGOMPOSAN Dasar sistem ada 2 : reaktor dan non reaktor Non- reaktor : • windrow (agitated solid bed) • Aerated static pile (forced aeration) • Kombinasi Reaktor: • Plug flow • Dinamik TAHAP PENGOMPOSAN (1) Ada 4 tahap dalam pengomposan: • Tahap latency • Tahap pertumbuhan • Tahap thermophilic • Tahap pematangan VARIASI TEMPERATUR SELAMA PROSES PENGOMPOSAN WINDROW AERATED STATIC PILE TAHAP – TAHAP DEGRADASI MATERI ORGANIK SECARA ANAEROB HYDROLISIS: enzim memediasi transformasi senyawa molekul yang besar menjadi senyawa yang larut dalam air dimana dapat digunakan sebagai sumber energi dan sel tissue ACIDOGENESIS: Bakteri mengkonversi senyawa hasil hidrolisis menjadi volatile fatty acid (VFA), CO2 dan H2. ACETOGENESIS: VFA diubah menjadi acetic acid, CO2 dan H2. METHANOGENESIS: metabolisma produk acetogenesis menjadi metan, CO2 dan H2O. DIAGRAM PROSES PENGOMPOSAN AEROBIK VERMICULTURE Merupakan konversi materi terdegradasi dengan menggunakan cacing. Beberapa prinsip: •Cacing dapat mengkonsumsi makanan yang lebih besar beberapa kali dari ukuran tubuhnya. •Temperatur harus dibuat dibawah 350C, idealnya 25-25 0C. •Sangat aktif pada lapisan yang tipis sekitar 150 s/d 250 mm dibawah permukaan. DEGRADASI MATERI ORGANIK SECARA ANAEROB Proses degradasi berlangsung tanpa ada oksigen. Materi Organik + H2O + Nutrien —> sel baru + kompos + CO2 + CH4 + NH3 + H2S+ panas Pada umumnya gas metan dan karbondioksida mencapai 99% dari keseluruhan gas yang terbentuk. Contoh : landfill, degradasi materi organik yang bersumber dari hewan. Ada 4 tahap: hidrolisis, acidogenesis, acetogenesis, dan methanogenesis SKEMA TAHAP – TAHAP DEGRADASI MATERI ORGANIK SECARA ANAEROB PRODUK RECYCLING ORGANIK • • • • • • Media pertumbuhan Fertiliser (kompos) Soil enhancers, soil conditioner Pakan ternak Biogas Bahan bakar padat MARKET ISSUE • Pemasaran (harga, pasar, informasi, penggunaan) • Kepastian produk bebas kontaminan • Didominasi industri kecil yang umumnya kekurangan dana RECYCLING SAMPAH DOMESTIK : PROSES THERMAL (KIMIAWI) SIFAT KIMIA • • • • • • Kehilangan air pada pembakaran 1050 C Kadar volatile Fixed carbon Ash Flashing Point of Ash Kandungan Energi METODA THERMAL Kategori proses berdasarkan kebutuhan udara: • Incinerasi • Gasifikasi • Pyrolisis INCINERASI Reaksi oksidasi pada kondisi stoikiometri atau kelebihan udara C+O2 => CO2 12 32 Jumlah oksigen yg dibutuhkan 32/12 mol Jumlah udara yang dibutuhkan 32/12/0.2315 mol INCINERASI Selulose C6H10O5 + 6 O2 => 6 CO2 +5 H2O +Panas Produk • Gas ( CO2, NOx, SO2, CO, HCl, dll) • Abu Kontrol temperatur Jumlah udara yang terlibat Bau akan timbul jika pembakaran <7000C Lebih sedikit VOCs & dioxin jika >10000C PIROLISIS Proses thermal tanpa ada oksigen 3C6H10O5 + Panas => C6H8O + 2 CO + 2CO2 +8 H2O + CH4+ H2 + 7C Butuh panas untuk mengubah/ memisahkan molekul besar menjadi lebih sederhana PRODUK YANG DIHASILKAN PIROLISIS •Gas yang mudah terbakar (combustible gases) H2 (6-32%), CH4 (10-12%), CO (35%), CO2 (18-45%) Komposis gas merupakan fungsi temperatur Maksmum nilai kalor yang dihasilkan 26 MJ/m3 •Minyak pirolisis: tar, acetic acid, acetone Nilai kalor minyak ini 9-21 MJ/kg •Char Karbon dan abu GASIFIKASI Oksidasi parsial, lebih kecil dari nilai stoikiometri Prinsip Reaksi C+O2 => CO2 eksotermis C+H2O => CO + H2 endotermis C+CO2 =>2CO endotermis C+2H2 => CH4 eksotermis CO + H2O => CO2 + H2 eksotermis PRODUK GASIFIKASI •Gas yang mudah terbakar : CO (20%), H2 (15%), CH4 (2% ) dari volume Nilai kalor gas : 6 MJ/m3 (jika yang digunakan udara) 11 MJ/m3 (jika yang digunakan oksigen) •Condensable liquid •Char INCINERATOR Mass-fired • Yang paling umum digunakan • Pre- processing minimal Refused- Derived Fuel (RDF)- fired • Pre-processing • Lebih terkontrol MASS-FIRED INCINERATOR Problem: • Kadang2 memproses limbah berbahaya • Sangat susah mengontrol : Pembakaran emisi RDF-FIRED INCINERATOR Pre- processing: Logam dan kaca di buang Insinerasi berlangsung konsisten Barang- barang yang susah terbakar dibuang Produk yang dihasilkan berupa pellet INSINERATOR Produk yang dihasilkan : Emisi gas • Gas beracun : CO • Gas yang bersifat asam : SO2, NOx, HCL, HF Wastewater (dari wet scrubber) Residu Bottom ash Fly ash Scrubber sludge KEUNTUNGAN INSINERATOR • Reduksi volume dan berat • Menghasilkan panas dan energi yang dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik • Potensi untuk mengontrol polusi udara KEKURANGAN INSINERATOR • Masih meninggalkan residu • Polusi ditransfer dari tanah ke udara General Schematic Types of Incinerators • • • • • • • • Rotary kiln Fixed hearth Liquid injection Cement and lime kilns Fluidized bed Boiler systems Oxygen enriched Infrared • • • • • • • • Fume Multiple chamber Multiple hearth Cyclonic Auger combustor Two-stage (starved air) Catalytic Molten salt Other Thermal Processes • • • • • • • • Plasma arc pyrolysis Microwave discharge Advanced electrical reactor In situ vitrification Wet air oxidation Supercritical water oxidation Calcination Thermal desorption Classifications of Incinerators • • • • • • Grate Open “rack” Stationary or moving Air circulation Large and irregular wastes Hearth Solid “plate” Variety of waste Suspension • Sand or alumina bed fluidized with air • Relatively uniform feed size Typical Process Flow Diagram Waste Storage Pre-processing/blending Incineration Ash Flue Gas Stabilization Landfill Pollution Control Effluent POTW Combustion Requirements 3 T’s + Excess O2 Typical Excess Air Reactions CHCl + O2 + N2 CO2 + H2O + HCl + O2 + N2 + heat INSINERATOR INSINERATOR INSINERATOR RECOVERY LIMBAH (PROSES KIMIA) RECOVERY LIMBAH • Pemisahan (pengolahan secara fisik) • Pemurnian (kombinasi proses fisik dan kimia) • Pencampuran (Solidifikasi) • Pengolahan ( fisik, kimia dan biologik) HIDROLISIS Recovery : glukosa, methanol. Hidrolisa dalam suasana asam Molekul selulosa terdiri dari sekitar 3000 unit glukosa Jika molekul selulosa dihidrolisa, glukosa bisa direcover dari selulosa (C6H10O5)n+ H2O→nC6H12O6 (suasana asam) PERTUKARAN ION Proses penukaran ion didefenisikan sebagai proses dimana substansi tak larut menerima ion dengan muatan negatif atau positif dari larutan dan melepaskan ion dengan muatan yang sama ke dalam larutan dengan jumlah yang ekivalen. Contoh: recovery ion Cr6+ setelah resin penukar ion diregenerasi REAKSI PENUKARAN ION Contoh limbah elektroplating 2R-Cl + Cr2O72- R2-Cr2O72-+2Cl- Terjadi proses pertukaran ion Pada saat regenerasi dengan menambahkan larutan NaOH maka R2-Cr2O72-+2OH- 2R-OH- + Cr2O72- REDUKSI-OKSIDASI Reaksi oksidasi bila melepaskan elektron Reaksi reduksi bila menangkap elektron MnO4- +5Fe2++H 5Fe3+ +Mn2+ + H2O Mn(VII) merupakan oksidator (mengalami reduksi, bilangan redoksnya berkurang) Fe(II) merupakan reduktor (mengalami oksidasi, bilangan redoksnya bertambah) REDUKSI PADA INDUSTRI ELECTROPLATING Contoh kasus : industri elektroplating Kelarutan ion logam khromium heksavalen 2 H2CrO4+6FeSO4+6H2SO4 Cr2(SO4)3+3Fe2(SO4)3+8H2O Dilanjutkan dengan presipitasi Cr2(SO4)3 +3Ca(OH)2 2 Cr(OH)3 +3CaSO4 Fe2(SO4)+3Ca(OH)2 2 Fe(OH)3+3CaSO4 METHANOL DARI METHAN Gas methan yang terbentuk pada pengolahan dari anaerobic digestion bisa diubah menjadi methanol. Methanol adalah bahan bakar cair. Keuntungan dari pembentukan methanol: • Pewadahan lebih mudah • Transportasi lebih mudah Namun, karena methanol yang terbentuk dari natural gas lebih murah maka upaya ini belum berkembang REAKSI PEMBENTUKAN METHANOL CH4 + H2O CO + 3H2O…………….reaksi 1 Reaksi berlangsung endotermis. Gas bio yang mengandung metan direaksikan dengan uap dalam reaktor yang berisi katalis. Hasil reaksi adalah karbon monoksida dan gas hidrogen. CO + 2H2 CH3OH…………………reaksi 2 Reaksi berlangsung eksotermis. Produk reaksi pertama diubah menjadi methanol