JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR FISIK PENYIMPANAN BERAS, IDENTIFIKASI DAN UPAYA PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG (Studi di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang) Adelia Luhjingga Pitaloka*), Ludfi Santoso**), Rully Rahadian***) *) **) Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***) Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPAUNDIP ABSTRAK Penyimpanan beras di gudang Bulog rentan terhadap serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat serangan serangga hama gudang, menilai beberapa faktor fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan (beras) dan kondisi fisik gudang terhadap keberadaan serangga hama gudang, serta menilai upaya pengendalian serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua serangga yang terdapat pada seluruh karung beras di Gudang Bulog Baru (GBB) B. Sampel diambil secara acak sebanyak 3 kg dengan masing-masing 1 kg dari tiap bagian tumpukan. Analisis data menggunakan metode analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama gudang yang ditemukan adalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica dengan kategori tingkat serangan berat. Iklim mikro gudang dengan suhu ratarata 34℃, kelembaban udara 59% dan aerasi gudang yang baik masih memungkinkan keberadaan dan perkembangan serangga hama gudang. Selama 1,5 bulan masa penyimpanan beras dalam gudang terjadi beberapa perubahan komponen kualitas dan kuantitas beras. Kondisi fisik gudang di GBB B Gudang Bulog 103 Demak sebanyak 71,43% telah sesuai dengan ketentuan dari Perum Bulog. Upaya pengendalian serangga hama gudang menggunakan sistem PHGT yaitu melalui kegiatan pencegahan, monitoring dan pengendalian. Kata kunci: Penyimpanan beras, serangga hama pengendalian, Gudang Bulog 103 Demak gudang, upaya PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan pangan Institusi di Indonesia yang diberi nasional beras perlu diimbangi dengan mandat penanganan pascapanen yang baik. besar-besaran adalah Badan Urusan Penyimpanan merupakan salah satu Logistik mata rantai penanganan pascapanen gudang Bulog yang dilengkapi dengan yang sangat penting.1 fasilitas penyimpanan modern.1,2 1 menyimpan (Bulog).Beras beras secara disimpan di JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Dalam masa penyimpanan ini simpan, penurunan nilai gizi dan perubahan atau kerusakan pada beras kandungan nutrisi. Kerusakan tidak sering langsung timbul.Kerusakanberas tingkat penyimpanan di umumnya seperti kelembaban perpindahan nisbi, pemanasan disebabkan oleh serangan hama-hama internal, pertumbuhan cendawan, serta gudang, seperti serangga, tungau, kontaminasi terhadap bahan pangan tikus, burung, dan kapang.3 Serangga yang disimpan.6,7 menyebabkan kerusakan bahan Secara prinsip terdapat 3 faktor pangan terbesar, berupa penurunan yang memengaruhi komoditas bahan kualitas dan kuantitas beras yang pangan disimpan. Hal ini disebabkan serangga keberadaan hama gudang mempunyai kemampuan keadaan berkembang biak yang cepat, mudah simpan, menyebar dan dapat mengundang mikrogudang yang memengaruhi laju pertumbuhan kapang dan jamur.4 kerusakan komoditas yang disimpan.8,9 Menurut Morallo–Rejesus yang disimpan terhadap hama gudang, komoditas atau kondisi bahan gudangdan Berdasarkan uraian yaitu di iklim atas, (1978)dalam Wahyuningsih (2000), di keberadaan serangga hama gudang Indonesia keseluruhan pada penyimpanan komoditas beras kerusakan yang ditimbulkan oleh hama menjadi suatu permasalahan serius. serangga mencapai 5 – 10% dari Penelitian bahan mengidentifikasi serangga hama yang secara pangan yang disimpan di gudang.5 ini bertujuan untuk menyerang komoditas beras, mengkaji Serangga hama gudang yang umum menyerang beberapa faktor fisik penyimpanan komoditas beras (iklim mikro, bahan simpan / kumbang beras dan kondisi fisik gudang) terkait ngengat keberadaan serangga hama gudang, (Lepidoptera), sisanya dari golongan serta upaya pengendalian serangga Orthoptera dan Psocoptera. Serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 hama tersebut dapat menyebabkan Demak kerusakan atau kerugian, baik yang Semarang. simpananberas adalah (Coleoptera) dan bersifat langsung langsung bagi maupun beras. Kerusakan berkurangnya Dolog Wilayah I tidak langsung berupa pengurangan berat komoditas, Sub daya MATERI DAN METODE Penelitian penelitian ini deskriptif, merupakan menggunakan JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm metode survey dengan pendekatan gudangmenggunakan cross sectional. Penelitian dilakukan di list observasikeadaan fisik gudang di Gudang Bulog 103 Demak. GBB Populasipenelitianadalah semua B, serta menggunakan beras di Gudang Bulog Baru (GBB) B PHGT. serangga yang ditemukan pada sampel beras dari GBB B103 Demak. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 16 April 2012secara penilaian check upaya pengendalian serangga hama gudang serangga yang terdapat pada karung 103 Demak.Sampel penelitianadalah lembar lembar Penelitian metode ini analisis check list menggunakan univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram, grafik dan narasi sebagai bahan informasi. random pada tumpukan beras dari1,5 bulan masa simpan dengan±12.600 HASIL DAN PEMBAHASAN karung A. SpesiesSerangga Hama Gudang atau 189.000 kg beras (Berdasarkan ketentuan Bulog tahun yang 1996, jumlah karung untuk contoh 30 Bulog 103 Demak buah).Diambil 3 sampel kerja, masing- Ditemukan di Gudang Pengidentifikasianserangga masing sampel terdiri dari 1 kg beras hama gudang dikhususkan pada yang serangga dewasa (imago) dengan diperoleh dari tiap bagian tumpukan (atas, tengah dan bawah). Pengukuran suhu, kelembaban mengamati morfologinya melaluimikroskop binokuler dan intensitas cahaya menggunakan disekting, kemudian dicocokkan multilevelmeter.Penilaian aerasi dengan kunci identifikasiserangga gudangmenggunakan check hama gudang. lembar list observasikegiatan aerasi gudang. Serangga hama gudang Penilaian kualitas dan kuantitas beras yang ditemukanadalah Sitophilus menggunakan sampel analisis 0,1 kg. oryzae, Tribolium castaneum dan Pendataan Rhyzopertha dominica. Tabel 1. kondisi fisik Jenis dan Jumlah Imago Serangga Hama Gudang dari Tiga Sampel Kerja @ 1 kg di Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 16 April 2012 Jenis Serangga Sitophilus oryzae Sampel A(Atas) Hidup Mati 2 - Sampel B (Tengah) Hidup Mati 1 1 Sampel C (Bawah) Hidup Mati 1 Total Hidup 3 JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tribolium castaneum Rhyzopertha dominica 3 1 4 1 3 Jumlah Total 3 - 5 Ciri 1. Sitophilus oryzae (Linnaeus) 2 - 7 9 19 khusus T. castaneumadalahruas leher yang S.oryzaetermasukOrdo Coleoptera, Famili Curculionidae. lebar.Imago panjangnya kurang dari Dikenal 5 sebagai“rice weevil” (kumbang bubuk beras).Termasuk hama primer dan mm dengan warna coklat kemerahan. “internal feeder”karenamenyerang butir beras utuh. Ciri khususS.oryzae adalah “moncong”(weevil)yang dan ramping. coklat Imago kemerahan panjang berwarna hingga kehitaman, berukuran 2 – 4 mm. Gambar 2.Dorsal T. castaneum (Perbesaran 1,3×10×4) 3. Rhyzopertha dominica (Fabricius) R.dominica Coleoptera, Dikenal termasukOrdo Famili sebagai Bostrichidae. “Lesser (kumbang Borer” gabah).Termasuk Grain bubuk hama primer dan“internal feeder”. Gambar1.Dorsal S. oryzae (Perbesaran 1,4×10×4) 2. Tribolium castaneum (Herbst) T.castaneum termasuk Ordo Ciri khusus R.dominicaadalah pronotum seperti menutupi kepalanya menghadap ke helm yang dan mulut bawah dengan Coleoptera, Famili Tenebrionidae. rahang yang kuat. Imago berwarna Dikenal sebagai “The Rust Red cokelat tua / hitam, panjang ± 3 Flour Beetle” (kumbang tepung). mm. Termasuk hama sekunder dan“eksternal feeder”karena hanya mampu menyerang butir beras yang sebelumnya telah rusak. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm hama gudang pada tempat penyimpanandiantaranya suhu, kelembaban, cahaya dan aerasi gudang. Kondisipenyimpanan Gudang Bulog 103 beras Demak memiliki suhu relatif tinggidengan Gambar 3.Dorsal R. dominica (Perbesaran 2×10×4) B. Tingkat Serangan Serangga Tingkat serangan serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 Demak termasuk kategori karena hidup yang atau kering, diketahui rata-rata imago ditemukan pada sampel per kilogram adalah 7 ekor (kategori tingkat serangan berat karena jumlah serangga hidup rata-rata per kilogram contoh 6 – 10 ekor). Hal ini dikarenakan tingkat populasi serangga hama yang tinggi dan beragam akan berakibat pada beratnya tingkat serangan dan tingginya kerusakan 34℃dan 59%. suhu rata-rata kelembaban Ternyata ruangan nilai tersebut berpotensi terhadap keberadaan dan perkembangan optimum serangga hama gudang perusak beras yang ditemukan dengan jenisS. oryzae,T. castaneum danR. dominica. Intensitas cahaya yang masuk dalam GBB B berkisar antara 13 – 79lux.Hal ini menunjukkan beras dalam gudang penyimpanan selalu dalam keadaan sejuk dan ternyata masih memungkinkan beras. suhu minimum 31℃, suhu maksimum 37℃dengan Hama Gudang pada Beras berat, tingkat kelembaban udara rendah perkembangan optimum serangga hama gudang. C. Penilaian Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar Beberapa Faktor Iklim Mikro di gudang penyimpanan beras dengan aerasi yang baik, edaran udara yang lancar, dalam kondisi GBB B Iklim mikro yang berperan terhadap GBB B Demak termasuk keberadaan serangga kering (tidak lembab) dan kegiatan aerasi gudang yangdijalankan hampir sesuai dengan standar JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Bulog ternyata masih telah terdapat beberapa serangga memungkinkan keberadaan dan hama gudang yang merusak beras perkembangan diantaranyaS. serangga hama oryzae,T. castaneum danR. dominicadalam gudang. kategori serangan berat. Daya simpan beras sangat D. Penilaian Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar bergantung pada kondisi kualitas Beberapa Faktor Bahan Simpan awal (Beras) di GBB B gudang penyimpanan.Persyaratan Beberapa faktor bahan beras kualitas beras simpanberasyang berperan Perum terhadap serangga persyaratan hama keberadaan gudang pada tempat penyimpanan GBB B103 Demak kuantitatif sebelum di Bulog masuk lingkungan menyangkut kualitatif yang dan terdiri dari beberapa komponen mutu beras. Komponen diantaranya umur simpan, kadar air, serta kualitas dan kuantitas sesuai beras. serangga beras untuk yang perkembangan hama gudang Jenis beras yang disimpan diantaranya, derajat sosoh, kadar adalah beras IR. Menurut Anggara air, beras kepala, butir utuh, butir (2011), umumnya patah serangga hama terjadi setelah infestasi gudang mulai beras disimpan dan butir menir.Pemeriksaan ini menggunakan sampel analisis selama 1 bulan. Pada 1,5 bulan ± 0,1kgyang diambil dari seluruh masa penyimpanan di GBB B sampel kerja yang telah dicampur. Tabel 2. Pemeriksaan Kualitas dan Kuantitas Beras Sampel di GBB B Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 5 Maret 2012 dan 16 April 2012 No 1 2 3 4 5 6 Komponen Mutu Derajat Sosoh Kadar Air Beras Kepala Butir Utuh Butir Patah Butir Menir Pemeriksaan Awal (5 Maret 2012) 95% 12,30% 78,2% 39,8% 20% 1,8% Pemeriksaan Penelitian (16 April 2012) 95% 12,33% 78% 37,4% 20% 2% Perubahan 0,03% 0,2% 2,4% 0,2% JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Selama penyimpanan butir utuh beras hancur menjadi beras 1,5 bulan terjadi beberapa butir patah dan menir yang perubahan disukai oleh T. castaneum. pada komponen mutu beras, namun ini masih memenuhi ketentuan Bulog. E. Penilaian Serangga hama gudang yang ditemukan kemampuan mempunyai adaptasi yang besar terhadap keadaan kering sehingga dapat berkembang Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar Beberapa Faktor Kondisi Fisik Gudang GBB B Kondisi fisik gudang yang berperan terhadap infestasi baik pada kondisi beras yang serangga hama gudang pada disimpan komoditas dengan kadar air relatif rendah. diantaranya atap, lantai, dinding, Serangan S. oryzae, T. castaneum secara dan nyata persentase simpanan R.dominica menurunkan beras utuh dan meningkatkan persentase beras kepala, beras patah dan menir. Keberadaan T. castaneum pada beras yang terserang S. ventilasi, pintu, drainase, fasilitas lampu saluran MCK penerangan dan dalam gudang. GBB B memiliki ukuran panjang 48 m, lebar 30 m dan tinggi 7 m. Berdasarhasil observasi, oryzae dan R.dominica akan kriteria kondisi fisik gudang yang memperparah kerusakan beras telah sesuai dengan ketentuan dan mempercepat penurunan Perum Bulog sebanyak 71,43% kualitas dan kuantitas beras, dan sisanya sebanyak 28,57% serta berpengaruh terhadap laju kurang pertumbuhan ketentuan tersebut. populasi ketiganya.Keberadaan S. sesuai Kondisi atap, dengan dinding, oryzae dan R.dominica dapat pintu, fasilitas MCK dan lampu meningkatkan penerangan dalam gudang telah pakan bagi karena S. ketersediaan T. oryzae castaneum dan sesuai standar Bulog R. karenaterbuat dari bahan yang dominica adalah hama primer, kuat, kondisi yang baik dan yang akibat serangannya butir- dalam keadaan bersih. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Lain halnya dengan Gudang Bulog 103 Demak kondisi lantai gudang, ventilasi menerapkan dan Pengelolaan saluran drainase yang sistem Hama Gudang kurang sesuai dengan standar Terpadu (PHGT). Komponen Bulog. Pada beberapa sudut PHGT meliputi kegiatan lantai pencegahan, terdapat celah atau retakan yang cukup lebar, hal ini dapat dimanfaatkan tempat berlindung hama gudang serangga beras di lantai gudang yang dapat mengundang serangga perusak beras. Pada beberapa ventilasi terlihat dalam kondisi rusak dan kotor oleh gumpalan debu dan ceceran beras. Aliran air pada saluran drainase tidak lancar dan serta terlihat beberapa sampah tergenang. Adanya genangan air di saluran drainase tersebut pada sekitar akan pengendalian. Kegiatan Pencegahan Pencegahan dengan Selain itu juga terlihat ceceran menggenang, gudang berpengaruh kelembaban dan sebagai ukurannya yang relatif kecil. mengalir monitoring relatif di dalam gudang yang akhirnya dapat meningkatkan kadar air komoditas simpanan beras. untuk bertujuan mencegah hama gudang serangga menginfestasi komoditas simpanan beras dan mencegah serangga berkembangbiak di hama gudang penyimpanan. Beberapa komponen kegiatan pencegahan diantaranya pemeriksaan kualitas awal komoditas, sanitasi gudang dan lingkungan, pemeliharaan fisik gudang, kegiatan aerasi gudang dan pengosongan gudang. Kegiatan Monitoring Menerapkan sistem monitoring 15 harian, oleh Tim PQC (Pest Quality Control). Parameter kegiatan monitoring meliputi monitoring F. Penilaian Penerapan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang serangan gudang, simpanan serangga kualitas beras, hama komoditas serta JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm monitoring sanitasi gudang dan lingkungan. 4. Kondisi fisik gudang GBB B yang kurang sesuai standarternyata rawankeberadaan Kegiatan Pengendalian hama gudang. Melalui kegiatan spraying dan fumigasi. Dikerjakan oleh Tim PQC.Pelaksanaan spraying dilakukan rutin setiap 1 bulan sekali atau saat tingkat serangan hama skala ringan. Insektisida yang digunakan adalah Fentron 500 EC dan Tribola 500 EC. Pelaksanaan fumigasi dilakukan rutin setiap 2 atau 3 bulan sekali / saat tingkat serangan hama skala sedang hingga berat. Fumigan yang digunakan adalah serangga Shenphos 5. UpayaPHGT ternyata memungkinkan masih keberadaan serangga hama gudang. SARAN Bagi Instansi Bulog 1. Lebih menjaga gudang dan rutin kebersihan melakukan perawatan komponen gudang. 2. Disediakan alat pengukur suhu dan kelembaban dalam gudang. 3. Kegiatan monitoring PHGT sebaiknya lebih dimaksimalkan. 4. Tim PQC hendaknya menggunakan APD lengkap. 57T. Bagi penelitian selanjutnya SIMPULAN 1. Menggunakan 1. Serangga hama gudang yang ditemukanadalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica dengan tingkat serangankategori berat. 2. Iklim mikro Gudang Bulog 103 perangkap beberapa serangga jenis untuk penelitian mendalam. 2. Melakukan identifikasi telur serangga hama gudang. 3. Menilai dampak paparan bahan kimia pengendali hama. Demak ternyata memungkinkan keberadaan dan perkembangan DAFTAR PUSTAKA serangga hama gudang. 1. Anggara, A dan Sudarmaji. Hama Pascapanen Padi dan Pengendaliannya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. (www.litbang.deptan.go.id/specia l/padi/bbpadi_2009_itp_17.pdf, diakses tanggal 12 Mei 2011). 3. Keadaan beras dengan masa simpan 1,5 bulan ternyata cocok bagi perkembangan hama gudang. serangga JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003, Tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) Bulog. (http://www.bulog.co.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2011). 3. Winarno, F. G. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. M-Brio Press, Bogor, 2006. 4. Halid, H dan Yudawinata. Jenisjenis Hama Gudang Penyimpanan BULOG dan Usaha Pengendaliannya. Makalah Disampaikan pada Kongres Entomologi II, 24-26 Januari 1983, di Jakarta, 1983. 5. Wahyuningsih, S. Kajian Daya Insektisida dari Biji Paria dan Ekstrak Biji Mengkudu terhadap Perkembangan Serangga Sitophilus zeamais Motsch. Skripsi. FATETA. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2000. 6. Kartasapoetra, A. G. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Rineka Cipta, Jakarta, 1991. 7. Sigit, S dan Kesumawati, U. Hama Permukiman Indonesia, Pengenalan Biologi dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2006. 8. Dadang. Monitoring Populasi Serangga Hama Gudang. Di dalam: Pengelolaan Hama Gudang Terpadu. KLH, UNINDO, SEAMEO BIOTROP, Jakarta, 2006. 9. Soekarna, D. Masalah Hama Gudang dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor, 1982.