JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun

advertisement
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR FISIK PENYIMPANAN BERAS,
IDENTIFIKASI DAN UPAYA PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG
(Studi di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang)
Adelia Luhjingga Pitaloka*), Ludfi Santoso**), Rully Rahadian***)
*)
**)
Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP
Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP
***)
Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPAUNDIP
ABSTRAK
Penyimpanan beras di gudang Bulog rentan terhadap serangan hama-hama
gudang, khususnya serangga hama gudang. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat serangan serangga hama gudang,
menilai beberapa faktor fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro,
bahan simpan (beras) dan kondisi fisik gudang terhadap keberadaan serangga
hama gudang, serta menilai upaya pengendalian serangga hama gudang di
Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode survey dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
serangga yang terdapat pada seluruh karung beras di Gudang Bulog Baru (GBB)
B. Sampel diambil secara acak sebanyak 3 kg dengan masing-masing 1 kg dari
tiap bagian tumpukan. Analisis data menggunakan metode analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama gudang yang ditemukan
adalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica
dengan kategori tingkat serangan berat. Iklim mikro gudang dengan suhu ratarata 34℃, kelembaban udara 59% dan aerasi gudang yang baik masih
memungkinkan keberadaan dan perkembangan serangga hama gudang. Selama
1,5 bulan masa penyimpanan beras dalam gudang terjadi beberapa perubahan
komponen kualitas dan kuantitas beras. Kondisi fisik gudang di GBB B Gudang
Bulog 103 Demak sebanyak 71,43% telah sesuai dengan ketentuan dari Perum
Bulog. Upaya pengendalian serangga hama gudang menggunakan sistem PHGT
yaitu melalui kegiatan pencegahan, monitoring dan pengendalian.
Kata kunci:
Penyimpanan
beras,
serangga
hama
pengendalian, Gudang Bulog 103 Demak
gudang,
upaya
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan pangan
Institusi di Indonesia yang diberi
nasional beras perlu diimbangi dengan
mandat
penanganan pascapanen yang baik.
besar-besaran adalah Badan Urusan
Penyimpanan merupakan salah satu
Logistik
mata rantai penanganan pascapanen
gudang Bulog yang dilengkapi dengan
yang sangat penting.1
fasilitas penyimpanan modern.1,2
1
menyimpan
(Bulog).Beras
beras
secara
disimpan
di
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Dalam masa penyimpanan ini
simpan,
penurunan
nilai
gizi
dan
perubahan atau kerusakan pada beras
kandungan nutrisi. Kerusakan tidak
sering
langsung
timbul.Kerusakanberas
tingkat
penyimpanan
di
umumnya
seperti
kelembaban
perpindahan
nisbi,
pemanasan
disebabkan oleh serangan hama-hama
internal, pertumbuhan cendawan, serta
gudang, seperti serangga, tungau,
kontaminasi terhadap bahan pangan
tikus, burung, dan kapang.3 Serangga
yang disimpan.6,7
menyebabkan
kerusakan
bahan
Secara prinsip terdapat 3 faktor
pangan terbesar, berupa penurunan
yang memengaruhi komoditas bahan
kualitas dan kuantitas beras yang
pangan
disimpan. Hal ini disebabkan serangga
keberadaan
hama gudang mempunyai kemampuan
keadaan
berkembang biak yang cepat, mudah
simpan,
menyebar dan dapat mengundang
mikrogudang yang memengaruhi laju
pertumbuhan kapang dan jamur.4
kerusakan komoditas yang disimpan.8,9
Menurut
Morallo–Rejesus
yang
disimpan
terhadap
hama
gudang,
komoditas
atau
kondisi
bahan
gudangdan
Berdasarkan
uraian
yaitu
di
iklim
atas,
(1978)dalam Wahyuningsih (2000), di
keberadaan serangga hama gudang
Indonesia
keseluruhan
pada penyimpanan komoditas beras
kerusakan yang ditimbulkan oleh hama
menjadi suatu permasalahan serius.
serangga mencapai 5 – 10% dari
Penelitian
bahan
mengidentifikasi serangga hama yang
secara
pangan
yang
disimpan
di
gudang.5
ini
bertujuan
untuk
menyerang komoditas beras, mengkaji
Serangga hama gudang yang
umum
menyerang
beberapa faktor fisik penyimpanan
komoditas
beras (iklim mikro, bahan simpan /
kumbang
beras dan kondisi fisik gudang) terkait
ngengat
keberadaan serangga hama gudang,
(Lepidoptera), sisanya dari golongan
serta upaya pengendalian serangga
Orthoptera dan Psocoptera. Serangga
hama gudang di Gudang Bulog 103
hama tersebut dapat menyebabkan
Demak
kerusakan atau kerugian, baik yang
Semarang.
simpananberas
adalah
(Coleoptera)
dan
bersifat
langsung
langsung
bagi
maupun
beras.
Kerusakan
berkurangnya
Dolog
Wilayah
I
tidak
langsung berupa pengurangan berat
komoditas,
Sub
daya
MATERI DAN METODE
Penelitian
penelitian
ini
deskriptif,
merupakan
menggunakan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
metode survey dengan pendekatan
gudangmenggunakan
cross sectional. Penelitian dilakukan di
list observasikeadaan fisik gudang di
Gudang Bulog 103 Demak.
GBB
Populasipenelitianadalah semua
B,
serta
menggunakan
beras di Gudang Bulog Baru (GBB) B
PHGT.
serangga
yang
ditemukan
pada
sampel beras dari GBB B103 Demak.
Pengambilan sampel dilakukan
pada tanggal 16 April 2012secara
penilaian
check
upaya
pengendalian serangga hama gudang
serangga yang terdapat pada karung
103 Demak.Sampel penelitianadalah
lembar
lembar
Penelitian
metode
ini
analisis
check
list
menggunakan
univariat
yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, diagram, grafik dan narasi
sebagai bahan informasi.
random pada tumpukan beras dari1,5
bulan masa simpan dengan±12.600
HASIL DAN PEMBAHASAN
karung
A. SpesiesSerangga Hama Gudang
atau
189.000
kg
beras
(Berdasarkan ketentuan Bulog tahun
yang
1996, jumlah karung untuk contoh 30
Bulog 103 Demak
buah).Diambil 3 sampel kerja, masing-
Ditemukan
di
Gudang
Pengidentifikasianserangga
masing sampel terdiri dari 1 kg beras
hama gudang dikhususkan pada
yang
serangga dewasa (imago) dengan
diperoleh
dari
tiap
bagian
tumpukan (atas, tengah dan bawah).
Pengukuran suhu, kelembaban
mengamati
morfologinya
melaluimikroskop
binokuler
dan intensitas cahaya menggunakan
disekting, kemudian dicocokkan
multilevelmeter.Penilaian
aerasi
dengan kunci identifikasiserangga
gudangmenggunakan
check
hama gudang.
lembar
list observasikegiatan aerasi gudang.
Serangga
hama
gudang
Penilaian kualitas dan kuantitas beras
yang ditemukanadalah Sitophilus
menggunakan sampel analisis 0,1 kg.
oryzae, Tribolium castaneum dan
Pendataan
Rhyzopertha dominica.
Tabel 1.
kondisi
fisik
Jenis dan Jumlah Imago Serangga Hama Gudang dari Tiga Sampel
Kerja @ 1 kg di Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 16 April 2012
Jenis Serangga
Sitophilus oryzae
Sampel
A(Atas)
Hidup Mati
2
-
Sampel B
(Tengah)
Hidup Mati
1
1
Sampel C
(Bawah)
Hidup Mati
1
Total
Hidup
3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tribolium castaneum
Rhyzopertha dominica
3
1
4
1
3
Jumlah Total
3
-
5
Ciri
1. Sitophilus oryzae (Linnaeus)
2
-
7
9
19
khusus
T.
castaneumadalahruas leher yang
S.oryzaetermasukOrdo
Coleoptera, Famili Curculionidae.
lebar.Imago panjangnya kurang dari
Dikenal
5
sebagai“rice
weevil”
(kumbang bubuk beras).Termasuk
hama
primer
dan
mm
dengan
warna
coklat
kemerahan.
“internal
feeder”karenamenyerang
butir
beras utuh.
Ciri khususS.oryzae adalah
“moncong”(weevil)yang
dan
ramping.
coklat
Imago
kemerahan
panjang
berwarna
hingga
kehitaman, berukuran 2 – 4 mm.
Gambar 2.Dorsal T. castaneum
(Perbesaran 1,3×10×4)
3. Rhyzopertha dominica (Fabricius)
R.dominica
Coleoptera,
Dikenal
termasukOrdo
Famili
sebagai
Bostrichidae.
“Lesser
(kumbang
Borer”
gabah).Termasuk
Grain
bubuk
hama
primer
dan“internal feeder”.
Gambar1.Dorsal S. oryzae
(Perbesaran 1,4×10×4)
2. Tribolium castaneum (Herbst)
T.castaneum termasuk Ordo
Ciri khusus R.dominicaadalah
pronotum
seperti
menutupi
kepalanya
menghadap
ke
helm
yang
dan
mulut
bawah
dengan
Coleoptera, Famili Tenebrionidae.
rahang yang kuat. Imago berwarna
Dikenal sebagai “The Rust Red
cokelat tua / hitam, panjang ± 3
Flour Beetle” (kumbang tepung).
mm.
Termasuk
hama
sekunder
dan“eksternal feeder”karena hanya
mampu menyerang butir beras yang
sebelumnya telah rusak.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
hama
gudang
pada
tempat
penyimpanandiantaranya
suhu,
kelembaban, cahaya dan aerasi
gudang.
Kondisipenyimpanan
Gudang
Bulog
103
beras
Demak
memiliki suhu relatif tinggidengan
Gambar 3.Dorsal R. dominica
(Perbesaran 2×10×4)
B. Tingkat
Serangan
Serangga
Tingkat serangan serangga
hama gudang di Gudang Bulog
103 Demak termasuk kategori
karena
hidup
yang
atau
kering,
diketahui
rata-rata
imago
ditemukan
pada
sampel per kilogram adalah 7 ekor
(kategori tingkat serangan berat
karena jumlah serangga hidup
rata-rata per kilogram contoh 6 –
10 ekor). Hal ini dikarenakan
tingkat populasi serangga hama
yang tinggi dan beragam akan
berakibat pada beratnya tingkat
serangan dan tingginya kerusakan
34℃dan
59%.
suhu
rata-rata
kelembaban
Ternyata
ruangan
nilai
tersebut
berpotensi terhadap keberadaan
dan
perkembangan
optimum
serangga hama gudang perusak
beras yang ditemukan dengan
jenisS.
oryzae,T.
castaneum
danR. dominica.
Intensitas
cahaya
yang
masuk dalam GBB B berkisar
antara
13
–
79lux.Hal
ini
menunjukkan beras dalam gudang
penyimpanan
selalu
dalam
keadaan sejuk dan ternyata masih
memungkinkan
beras.
suhu
minimum 31℃, suhu maksimum
37℃dengan
Hama Gudang pada Beras
berat,
tingkat kelembaban udara rendah
perkembangan
optimum serangga hama gudang.
C. Penilaian Keberadaan Serangga
Hama
Gudang
Berdasar
Beberapa Faktor Iklim Mikro di
gudang
penyimpanan
beras
dengan aerasi yang baik, edaran
udara yang lancar, dalam kondisi
GBB B
Iklim mikro yang berperan
terhadap
GBB B Demak termasuk
keberadaan
serangga
kering (tidak lembab) dan kegiatan
aerasi
gudang
yangdijalankan
hampir sesuai dengan standar
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Bulog
ternyata
masih
telah terdapat beberapa serangga
memungkinkan keberadaan dan
hama gudang yang merusak beras
perkembangan
diantaranyaS.
serangga
hama
oryzae,T.
castaneum danR. dominicadalam
gudang.
kategori serangan berat.
Daya simpan beras sangat
D. Penilaian Keberadaan Serangga
Hama
Gudang
Berdasar
bergantung pada kondisi kualitas
Beberapa Faktor Bahan Simpan
awal
(Beras) di GBB B
gudang penyimpanan.Persyaratan
Beberapa
faktor
bahan
beras
kualitas
beras
simpanberasyang
berperan
Perum
terhadap
serangga
persyaratan
hama
keberadaan
gudang
pada
tempat
penyimpanan GBB B103 Demak
kuantitatif
sebelum
di
Bulog
masuk
lingkungan
menyangkut
kualitatif
yang
dan
terdiri
dari
beberapa komponen mutu beras.
Komponen
diantaranya umur simpan, kadar
air, serta kualitas dan kuantitas
sesuai
beras.
serangga
beras
untuk
yang
perkembangan
hama
gudang
Jenis beras yang disimpan
diantaranya, derajat sosoh, kadar
adalah beras IR. Menurut Anggara
air, beras kepala, butir utuh, butir
(2011),
umumnya
patah
serangga
hama
terjadi setelah
infestasi
gudang
mulai
beras disimpan
dan
butir
menir.Pemeriksaan
ini
menggunakan
sampel
analisis
selama 1 bulan. Pada 1,5 bulan
± 0,1kgyang diambil dari seluruh
masa penyimpanan di GBB B
sampel kerja yang telah dicampur.
Tabel 2. Pemeriksaan Kualitas dan Kuantitas Beras Sampel di GBB B
Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 5 Maret 2012 dan 16 April 2012
No
1
2
3
4
5
6
Komponen Mutu
Derajat Sosoh
Kadar Air
Beras Kepala
Butir Utuh
Butir Patah
Butir Menir
Pemeriksaan
Awal
(5 Maret 2012)
95%
12,30%
78,2%
39,8%
20%
1,8%
Pemeriksaan
Penelitian
(16 April 2012)
95%
12,33%
78%
37,4%
20%
2%
Perubahan
0,03%
0,2%
2,4%
0,2%
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Selama
penyimpanan
butir utuh beras hancur menjadi
beras 1,5 bulan terjadi beberapa
butir patah dan menir yang
perubahan
disukai oleh T. castaneum.
pada
komponen
mutu beras, namun ini masih
memenuhi ketentuan Bulog.
E. Penilaian
Serangga hama gudang
yang
ditemukan
kemampuan
mempunyai
adaptasi
yang
besar terhadap keadaan kering
sehingga
dapat
berkembang
Keberadaan
Serangga
Hama
Gudang
Berdasar
Beberapa
Faktor
Kondisi Fisik Gudang GBB B
Kondisi fisik gudang yang
berperan
terhadap
infestasi
baik pada kondisi beras yang
serangga hama gudang pada
disimpan
komoditas
dengan
kadar
air
relatif rendah.
diantaranya atap, lantai, dinding,
Serangan S. oryzae, T.
castaneum
secara
dan
nyata
persentase
simpanan
R.dominica
menurunkan
beras
utuh
dan
meningkatkan persentase beras
kepala, beras patah dan menir.
Keberadaan T. castaneum
pada beras yang terserang S.
ventilasi,
pintu,
drainase,
fasilitas
lampu
saluran
MCK
penerangan
dan
dalam
gudang.
GBB B memiliki ukuran
panjang 48 m, lebar 30 m dan
tinggi 7 m.
Berdasarhasil
observasi,
oryzae dan R.dominica akan
kriteria kondisi fisik gudang yang
memperparah kerusakan beras
telah sesuai dengan ketentuan
dan mempercepat penurunan
Perum Bulog sebanyak 71,43%
kualitas dan kuantitas beras,
dan sisanya sebanyak 28,57%
serta berpengaruh terhadap laju
kurang
pertumbuhan
ketentuan tersebut.
populasi
ketiganya.Keberadaan
S.
sesuai
Kondisi
atap,
dengan
dinding,
oryzae dan R.dominica dapat
pintu, fasilitas MCK dan lampu
meningkatkan
penerangan dalam gudang telah
pakan
bagi
karena
S.
ketersediaan
T.
oryzae
castaneum
dan
sesuai
standar
Bulog
R.
karenaterbuat dari bahan yang
dominica adalah hama primer,
kuat, kondisi yang baik dan
yang akibat serangannya butir-
dalam keadaan bersih.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Lain
halnya
dengan
Gudang Bulog 103 Demak
kondisi lantai gudang, ventilasi
menerapkan
dan
Pengelolaan
saluran
drainase
yang
sistem
Hama
Gudang
kurang sesuai dengan standar
Terpadu
(PHGT).
Komponen
Bulog. Pada beberapa sudut
PHGT
meliputi
kegiatan
lantai
pencegahan,
terdapat
celah
atau
retakan yang cukup lebar, hal ini
dapat
dimanfaatkan
tempat
berlindung
hama
gudang
serangga
beras di lantai gudang yang
dapat mengundang serangga
perusak beras. Pada beberapa
ventilasi terlihat dalam kondisi
rusak dan kotor oleh gumpalan
debu dan ceceran beras. Aliran
air pada saluran drainase tidak
lancar
dan
serta
terlihat
beberapa sampah tergenang.
Adanya genangan air di saluran
drainase
tersebut
pada
sekitar
akan
pengendalian.
Kegiatan Pencegahan
Pencegahan
dengan
Selain itu juga terlihat ceceran
menggenang,
gudang
berpengaruh
kelembaban
dan
sebagai
ukurannya yang relatif kecil.
mengalir
monitoring
relatif
di
dalam gudang yang akhirnya
dapat meningkatkan kadar air
komoditas simpanan beras.
untuk
bertujuan
mencegah
hama
gudang
serangga
menginfestasi
komoditas simpanan beras dan
mencegah
serangga
berkembangbiak
di
hama
gudang
penyimpanan.
Beberapa
komponen
kegiatan
pencegahan
diantaranya
pemeriksaan
kualitas
awal
komoditas,
sanitasi gudang dan lingkungan,
pemeliharaan
fisik
gudang,
kegiatan aerasi gudang dan
pengosongan gudang.
Kegiatan Monitoring
Menerapkan
sistem
monitoring 15 harian, oleh Tim
PQC (Pest Quality Control).
Parameter
kegiatan
monitoring meliputi monitoring
F. Penilaian Penerapan Upaya
Pengendalian Serangga Hama
Gudang
serangan
gudang,
simpanan
serangga
kualitas
beras,
hama
komoditas
serta
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
monitoring sanitasi gudang dan
lingkungan.
4. Kondisi fisik gudang GBB B yang
kurang sesuai standarternyata
rawankeberadaan
Kegiatan Pengendalian
hama gudang.
Melalui kegiatan spraying
dan fumigasi. Dikerjakan oleh
Tim PQC.Pelaksanaan spraying
dilakukan rutin setiap 1 bulan
sekali
atau
saat
tingkat
serangan hama skala ringan.
Insektisida
yang
digunakan
adalah Fentron 500 EC dan
Tribola 500 EC. Pelaksanaan
fumigasi dilakukan rutin setiap 2
atau 3 bulan sekali / saat tingkat
serangan hama skala sedang
hingga berat. Fumigan yang
digunakan
adalah
serangga
Shenphos
5. UpayaPHGT
ternyata
memungkinkan
masih
keberadaan
serangga hama gudang.
SARAN
Bagi Instansi Bulog
1. Lebih
menjaga
gudang dan
rutin
kebersihan
melakukan
perawatan komponen gudang.
2. Disediakan alat pengukur suhu
dan kelembaban dalam gudang.
3. Kegiatan
monitoring
PHGT
sebaiknya lebih dimaksimalkan.
4. Tim
PQC
hendaknya
menggunakan APD lengkap.
57T.
Bagi penelitian selanjutnya
SIMPULAN
1. Menggunakan
1. Serangga hama gudang yang
ditemukanadalah
Sitophilus
oryzae, Tribolium castaneum dan
Rhyzopertha dominica dengan
tingkat serangankategori berat.
2. Iklim mikro Gudang Bulog 103
perangkap
beberapa
serangga
jenis
untuk
penelitian mendalam.
2. Melakukan
identifikasi
telur
serangga hama gudang.
3. Menilai dampak paparan bahan
kimia pengendali hama.
Demak ternyata memungkinkan
keberadaan dan perkembangan
DAFTAR PUSTAKA
serangga hama gudang.
1. Anggara, A dan Sudarmaji.
Hama Pascapanen Padi dan
Pengendaliannya. Balai Besar
Penelitian
Tanaman
Padi.
(www.litbang.deptan.go.id/specia
l/padi/bbpadi_2009_itp_17.pdf,
diakses tanggal 12 Mei 2011).
3. Keadaan beras dengan masa
simpan 1,5 bulan ternyata cocok
bagi
perkembangan
hama gudang.
serangga
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 218 - 217
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
2. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2003,
Tentang Pendirian Perusahaan
Umum
(Perum)
Bulog.
(http://www.bulog.co.id, diakses
pada tanggal 12 Mei 2011).
3. Winarno, F. G. Hama Gudang
dan Teknik Pemberantasannya.
M-Brio Press, Bogor, 2006.
4. Halid, H dan Yudawinata. Jenisjenis
Hama
Gudang
Penyimpanan
BULOG
dan
Usaha
Pengendaliannya.
Makalah
Disampaikan pada
Kongres Entomologi II, 24-26
Januari 1983, di Jakarta, 1983.
5. Wahyuningsih, S. Kajian Daya
Insektisida dari Biji Paria dan
Ekstrak Biji Mengkudu terhadap
Perkembangan
Serangga
Sitophilus
zeamais
Motsch.
Skripsi.
FATETA.
Institut
Pertanian Bogor, Bogor, 2000.
6. Kartasapoetra, A. G. Hama Hasil
Tanaman
Dalam
Gudang.
Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
7. Sigit, S dan Kesumawati, U.
Hama Permukiman Indonesia,
Pengenalan
Biologi
dan
Pengendalian.
Unit
Kajian
Pengendalian
Hama
Permukiman
Fakultas
Kedokteran
Hewan
Institut
Pertanian Bogor, Bogor, 2006.
8. Dadang. Monitoring Populasi
Serangga Hama Gudang. Di
dalam:
Pengelolaan
Hama
Gudang
Terpadu.
KLH,
UNINDO, SEAMEO BIOTROP,
Jakarta, 2006.
9. Soekarna, D. Masalah Hama
Gudang dan Pengendaliannya.
Balai
Penelitian
Tanaman
Pangan, Bogor, 1982.
Download