ANALISIS MEKANISME PUSAT GEMPA BUMI DI CILACAP JAWA

advertisement
ANALISIS MEKANISME PUSAT GEMPA BUMI DI CILACAP
JAWA TENGAH PADA TANGGAL 04 APRIL 2011
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sains ( S.Si )
Disusun Oleh :
Ahmad Zawawi
107097000233
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG SAYA BUAT
INI ADALAH BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANNG BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH ORANG
LAIN PADA PERGURUAN TINGGI,LEMBAGA,INSTANSI MANAPUN.
Jakarta
09 Desember 2011
Pembuat pernyataan
AHMAD ZAWAWI
NIM : 107097000233
iii
ABSTRAK
Wilayah Indonesia merupakan daerah tektonik aktif karena terletak pada pertemuan
tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan
Pasifik. Kondisi letak ini yang mengakibatkan wilayah Indonesia rawan akan
terjadinya gempa. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengetahui
mekanisme pusat gempa bumi adalah Metode Fokal. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah analisis data polaritas gelombang awal P yang dihasilkan oleh
gempa bumi di Cilacap Jawa Tengah tanggal 04 April 2011 dengan magnitudo >7,1
SR untuk mendapatkan parameter sesar yaitu dip, strike, dan rake. Sehingga dapat di
tentukan orientasi bidang sesar atau patahan yang ditimbulkan dan mengetahui jenis
patahan yang terjadi berdasarkan data arah pergerakan gelombang awal P. Untuk
penentuan mekanisme sumber gempa bumi dapat dilakukan dengan data polaritas
gerakan gelombang awal P dengan program komputer AZMTAK. Adapun hasil yang
di peroleh dari analisis mekanisme pusat gempa Cilacap Jawa Tengah adalah
Subduksi di Palung Cilacap Jawa Tengah kemiringannya ke arah Barat, sehingga
bidang nodal kedua lebih cenderung merupakan bidang sesar dan bidang nodal
pertama merupakan bidang bantu. Arah strike menunjukan ke arah Barat – Timur
sejajar dengan zona Cilacap Jawa Tengah dan Dip antara 60 – 80. Sumbu P (tekanan)
terletak di sebelah Barat dan menyebar ke arah Timur dan Tenggara.
Kata Kunci : fokal mekanisme, Strike, Dip, dan Rake, AZMTAK, Shallow Dip.
iv
ABSTRACT
Indonesia region is an area of active tectonics because it lies at the confluence of
three major tectonic plates of the world namely the Eurasian Plate, the Indo-Australia
and the Pacific. Conditions that resulted in this lies the Indonesian region prone to
earthquakes. One method often used to determine the mechanism of the earthquake
center is a method of Focal. Used in this study is the analysis of the initial P wave
polarity data generated by an earthquake in Central Java Cilacap dated April 4, 2011
with magnitude> 7.1 SR to get the parameters of fault dip, strike, and rake. So it can
specify the orientation in the field of fault or faults caused and know what type of
fracture that occurs based on the data direction of movement of the early wave of P.
For the determination of earthquake source mechanism can be done with the data
polarity initial P wave motion with a computer program AZMTAK. The results
obtained from analysis of the mechanism of the epicenter is Subduction Cilacap in
Central Java Central Java Trench Cilacap slope toward the West, so the second nodal
areas were more likely is the fault area and the first nodal fields are auxiliary fields.
Strike direction indicates the direction of the West - East parallel to the zone of
Central Java and Dip Cilacap between 60-80. Axes P (pressure) is located on the west
and spread toward the East and Southeast.
KEYWORD : focal mechanism, Strike, Dip, and Rake, AZMTAK, Shallow Dip.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim,
SPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“ ANALISA MEKANISME PUSAT GEMPA BUMI DI CILACAP JAWA
TENGAH 04 APRIL 2011” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
kelulusan menempuh perkuliahan jenjang Sarjana (S1) di Program Studi Fisika,
Jurusan Geofisika - Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah - yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
2. Bapak Drs. Sutrisno, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Fisika
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan izin,
bimbingan dan arahan kepada penulis.
3. Ibu Tati Zera, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan, memberikan saran kepada penulis sampai selesai
penulisan skripsi ini.
4. Orang tua atas do’a dan dukunganya yang tak terhingga sehingga
terselesaikanya skripsi dan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
5. Saudara – saudara sekandung saya kaka Hafizoh,kaka Fia,adik Pepah yang
selalu memberi semangat,dukungan dan doanya kepada saya.
6. Sahabat-sahabat setia Satria,andri,fajar,tio,pangki,romi,david,adam,ozy,taufiq
dan atar yang bersama - sama dalam suka duka menjalani kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Teman - teman Fisika UIN yang tidak bisa disebutkan disini terutama
Angkatan 2007 yang dengan kebersamaan dan kekompakanya selama dalam
menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Para saudara – saudaraku sekalian, anak-anak CEMAPAKA MOTOR
EXSLUSIVE yang selalu memberi masukan dan bimbingannya.
9. Buat rekan – rekan di BMKG Pusat terutama mas Bayu Pranata S,Si terima
kasih telah membantu dan memberi sarannya.
10. Bapak Wahyudi M.Si selaku dosen Lab Terpadu UIN yang selalu memberi
semangat dan masukannya dan tempat ketika membuat skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang ada pada diri penuis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Jakarta 09 Desember 2011
Penulis
Ahmad Zawawi
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ..............................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................
iii
ABSTRAK .....................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
x
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
3
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................
4
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................
5
1.6 Sistematika Penulisan ...........................................................................
5
BAB II DASAR TEORI ................................................................................
7
2.1 Teori Tektonik Lempengan ...................................................................
7
2.2 Gempa Bumi ........................................................................................
8
2.3 Gelombang Seismik ..............................................................................
10
2.4 Teori Bingkai Elastik ............................................................................
12
2.5 Mekanisme Sumber Gempa Bumi.........................................................
14
viii
2.5.1 Parameter Bidang Sesar .................................................................
14
2.5.2 Deskripsi Matematis Bidang Sesar dan Kemiringan ......................
16
2.5.3Penentuan
Mekanisme
Sumber
Gempa
Bumi
Dengan
Menggunakan Gerakan Gelombang P ...................................................... 17
2.5.4 Teori Kopel Ganda ........................................................................
19
2.5.5 Bola Fokus Diagram Sumber Gempa Bumi ...................................
20
2.6 Pola Tektonik Cilacap Jawa Tengah dan Sekitarnya .........................
28
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................
30
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ..........................................................
30
3.2 Alat Dan Bahan ................................................................................
30
3.3 Pengolahan Dan Analisa Data ..........................................................
31
3.4 Prosedur Kerja .................................................................................
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................
37
4.1 Penyebaran Pusat Gempa Bumi ........................................................
37
4.2 Penampang Melintang ......................................................................
39
4.3 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi .........................................
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................
47
5.1 Kesimpulan ......................................................................................
47
5.2 Saran................................................................................................
48
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
49
LAMPIRAN .........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lempengan Tektonik ..................................................................
2
Gambar 2.1 Pergerakan Lempengan Tektonik ................................................
8
Gambar 2.2 Penjalaran Gelombang P .............................................................
11
Gambar 2.3 Penjalaran Gelombang S .............................................................
11
Gambar 2.4 Sifat Penjlaran Gelombang Seismik ............................................
12
Gambar 2.5 Proses Deformasi batuan .............................................................
13
Gambar 2.6 Parameter Bidang sesar ...............................................................
15
Gambar 2.7 Jenis Bidang Sesar ......................................................................
15
Gambar 2.8 Orientasi Sesar dengan arah Pergerakan sesar .............................
16
Gambar 2.9 Polarisasi Gerakan Pertama Gelombang P di saitama ..................
18
Gambar 2.10 Sistem Kopel Ganda ..................................................................
20
Gambar 2.11 Bola Pusat Gempa bumi yang menyebabkan hyposenter ............
21
Gambar 2.12 Proyeksi Bola Fokus Gempa Bumi .............................................
22
Gambar 2.13 Orthogonalitas Dua Bidang Nodal..............................................
23
Gambar 2.14 Kertas Proyeksi Luasan Sama ....................................................
24
Gambar 2.15 Pengukuran Sudut Strike,Dip,Rake Pada Diagram .....................
25
Gambar 2.16 Penentuan Sumbu P dan T 45º Dari Dua Kutub Pada Garis Nodal
26
Gambar 2.17 Penentuan Sudut Rake Pada Reserve Fault (kiri) dan Normal Fault
(kanan)............................................................................................................
26
Gambar 2.18 Penentuan Tipe Sesar Berdasarkan Nilai Rake (λ) ......................
27
x
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Peta Seismisitas Dan Penampang Melintang
.......................................................................................................................
35
Gambar 3.2 Diagram Alir Penentuan Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi
36
Gambar 4.1 Pusat Penyebaran Gempa Bumi di Cilacap dan Sekitarnya ..........
37
Gambar 4.2 Irisan Penampang Melintang .......................................................
39
Gambar 4.3 Penampang Melintang A- A’ ......................................................
40
Gambar 4.4 Penampang Melintang B- B’ ......................................................
40
Gambar 4.5 Penampang Melintang C- C’ .......................................................
41
Gambar 4.6 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi Cilacap Jawa Tengah ..
44
Gambar 4.7 Hasil USGS ................................................................................
45
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Wilayah Indonesia merupakan daerah tektonik aktif karena terletak pada
pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia yaitu Lempeng Eurasia, IndoAustralia, dan Pasifik.
Lempeng-lempeng tersebut senantiasa bergerak yaitu
Lempeng Eurasia bergerak ke arah tenggara, Lempeng Indo-Australia bergerak ke
arah utara, dan Lempeng Pasifik bergerak ke arah barat. Pergerakan relatif ketiga
lempeng tersebut mengakibatkan terjadinya gempa bumi di daerah perbatasan
pertemuan antar lempeng dan mengakibatkan terjadinya sesar-sesar regional yang
menjadi daerah pusat sumber gempa bumi. Salah satu zona yang mempunyai
aktivitas gempabumi di Indonesia adalah Cilacap Jawa tengah. Hal ini karena
Jawa tengah merupakan salah satu daerah dengan kondisi tektonik sangat
kompleks. Pertemuan tiga lempeng besar Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik,
aktifitas lempeng-lempeng mikro serta terbentuknya sesar-sesar menjadi bukti
kompleksitasnya. Kompleksnya proses tektonik dan tingginya tingkat seismisitas
di Cilacap Jawa Tengah maka perlu dilakukan penelitian.
dilakukan adalah menganalisis
Penelitian yang
seismotektonik di Cilacap Jawa Tengah dan
sekitarnya berdasarkan pola penyebaran hiposenter dan mekanisme sumber
gempabumi. Bentuk atau pola penunjaman serta mekanisme dari lempeng dapat
diestimasi dari penyebaran hiposenter dan analisis mekanisme sumber
1
gempabumi. Data gempabumi yang digunakan diperoleh dari State Geological
Survey (USGS).
Gambar 1.1 Lempengan tektonik Indonesia
Gempa di Cilacap terjadi pada tanggah 4 april 2011 pukul 03.06 WIB dengan
magnitudo sebesar 7.1 SR dan kedalaman sekitar 293 km Barat Daya cilacap atau
10.01 LS dan 107.69 BT pusat gempa berada pada kedalaman 10 km, data ini di
dapat dari berdasarkan informasi BMKG. Setelah dianalisis gempa bumi di
cilacap terjadi di dalam permukaan Eurasia,bukan akibat terjadinya kontak anatara
lempengan Indo_Australia dan Eurasia. Mekanisme gempa di Cilacap tergolong
normal setelah dilakukan analisis sebab gempa tersebut. Kompleksnya proses
tektonik dan tingginya seismisitas di Cilacap maka perlu diperlakukan penelitian.
Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis seismotektonik di Cilacap dan
sekitarnya berdasarkan pola penyebaran hiposenter dan mekanisme dari
lempengan dapat diestimasi dari penyebaran hiposenter dan analisis mekanisme
2
sumber gempa bumi.Data gempa bumi yang digunakan diperoleh dariState
Geological Survey (USGS). Metode yang di lakukan adalah mengeplot hiposenter
dan membuat penampang melintang (cross section) hiposenter yang arahnya tegak
lurus trench,dari rangkaian penampang melintang akan diketahui penyebaran
hiposenter dan gambaran model tektonik serta penunjamnya. Penentuan
mekanisme sumber gempa bumi menggunakan polaritas gerakan pertama
golongan P. Mekanisme sumber gempa bumi merupakan metode yang digunakan
untuk mengindentifikasi sesar dan pergerakan dengan cara menentuka parameterparameter sesar berupa strike,dip,dan rake.
1.2 Rumusan masalah
A. Bagaimana cara penentuan mekanisme vocal gempa di Cilacap Jawa
Tengah dan sekitarnya.
B. Bagaimana karakteristik (pola dan tipe patahan)gempa berdasarkan
mekanisme fokal gempa di Cilacap Jawa Tengah sehigga dapat di
ketahui parameter-parameter pola bidang sesar dari gempa tersebut
antara lain arah jenis sesar (strike), besar kemiringan (dip), besar sudut
pergeseran
(rake)
sehingga
dengan
parameter
tersebut
dapat
disimpulkan jenis patahan/pola sesarnya.
C. Menganalisis seismotektonik zona Cilacap Jawa Tengah dan
sekitarnya
berdasarkan
penampang
mekanisme sumber gempa bumi.
3
melintang
seismisitas
dan
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan dengan membatasi permasalahan pada:
1. Parameter-parameter bidang sesar / patahan yang dicari berupa nilai
strike, dip, dan rake dengan menggunakan polaritas awal gelombang P.
2. Masalah pendugaan pola sesar / mekanisme fokal dari gempa kuat di
Cilacap, Jawa Tengah dengan magnitudo 7,1 Skala Ritcher dan
kedalaman 10 km dengan metode polarisasi pertama gelombang P
pada tanggal 04 april 2011.
3. Daerah penelitian di Cilacap, Jawa Tengah khususnya pada laut
Selatan dari koordinat 10,01 LS dan 107,69 BT.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui cara penentuan mekanisme fokal gempa di Cilacap, Jawa
Tengah.
2. Mengetahui karateristik (pola tipe patahan ) gempa berdasarkan
mekanisme fokal gempa di Cilacap, Jawa Tengah sehingga dapat
diketahui parameter-parameter pola bidang sesar dari gempa tersebut
antara lain arah jenis sesar (strike), besar kemiringan (dip), besar sudut
pergeserannya (rake) sehingga dengan parameter tersebut dapat
disimpulkan jenis patahan / pola sesarnya.
3. Menganalisis seismotektonik zona Cilacap, Jawa Tengah dan
sekitarnya
berdasarkan
penampang
mekanisme sumber gempa bumi.
4
melintang
seismisitas
dan
1.5 Manfaat penelitian
1. Mengetahui potensi dan kekuatan gempa bumi yang terjadi didaerah
penelitian,sebagai langkah awal untuk pengembangan lebih lanjut
2. Membuat pemetaan tektonik dari suatu daerah dengan informasi
mekanisme sumber gempa
3. Mitigasi terhadap bencana gempa bumi di zona subduksi dan sesar
yang ada di Cilacap dan sekitarnya.
4. Sebagai rujukan perencanaan pembangunan daerah di Cilacap dan
sekitarnya.
1.6
Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut
BAB I : Pendahuluan
Merupakan
pendahuluan
yang
menjelaskan
latar
belakanng
penulisan,tujuan,manfaat,perumusan masalah,dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Menjelaskan teori dasar yang menunjang pembahasan atau interpretasi data
yang di dapat dari lapangan.
BAB III : Metode Penelitian
Menjelaskan tentang Waktu dan Tempat penelitian,Alat dan Bahan,Prosedur
Pengambilan data,dan Pengolahan Data.
5
BAB IV : Hasil Dan Pembahasan
Berisi tentang hasil pengolahan data, Pemodelan, dan Pembahasan Interpretasi
Data.
BAB V : Kesimpulan Dan Saran
Mengenai kesimpulan dan saran untuk pengembangan penelitian berikutnya.
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Teori Tektonik Lempeng
Teori ini menerangkan pergerakan kulit bumi yang bergerak secara
dinamis, yang disebabkan oleh stress yang bekerja terus menerus dan melewati
batas kekuatan batuan. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut menurut teori
tektonik lempeng disebabkan oleh arus konveksi yang terdapat di dalam bumi,
dimana gerakannya bisa divergen, yaitu pergerakan dua buah lempeng tektonik
atau lebih yang bergerak saling menjauh satu sama lainnya yang mengakibatkan
material mantel naik keatas atau terjadi pergerakan mantel (mantel convection)
membentuk lantai samudera (sea floor spreading). Pergerakan mantel ini terjadi
karena adanya pendinginan dari atas dan pemanasan dari bawah sehingga mantel
akan bergerak ke atas. Pergerakan lempeng yang kedua yaitu konvergen,
pergerakan lempeng tektonik yang bergerak saling mendekat (bertemu).
Pergerakan ini dapat menyebabkan salah satu lempeng menyusup di bawah
lempeng yang lainnya, membentuk zona subduksi atau menyebabkan lempenglempeng saling bertumbukan ke atas, membentuk zona tumbukan. Pada zona
subduksi, di kedalaman sekitar 150 – 200 km, karena gesekan dan tekanan yang
tinggi, akan terjadi diferensiasi magma yang dapat naik ke permukaan bumi
menjadi gunung api. Pergerakan yang terakhir yaitu transform atau konservatif
yaitu pergerakan lempeng yang bergerak lateral satu sama lainnya atau bergerak
saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak lithosfer
7
Gambar 2.1.Pergerakan lempeng tektonik
2.2
Gempabumi
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-
tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempenglempeng tektonik. Pelepasan energi tersebut ditransmisikan ke segala arah sebagai
gelombang seismik sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Berdasarkan sumber terjadinya gempabumi dibedakan menjadi :
1. Gempabumi tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh pergeseran
atau pergerakan lempeng tektonik. Kekuatan gempabumi tektonik pada
umumnya relatif lebih besar dibandingkan dengan gempabumi lainnya.
2. Gempabumi vulkanik adalah gempabumi yang terjadi akibat meningkatnya
aktivitas gunung berapi, yang disebabkan aktivitas magma.
3. Gempabumi runtuhan adalah gempabumi yang disebabkan adanya
reruntuhan lapisan batuan, seperti longsoran batuan atau atap gua bawah
tanah yang runtuh.
8
4. Gempabumi buatan adalah gempabumi yang sengaja dibuat oleh manusia,
seperti ledakan dinamit atau ledakan nuklir untuk mencari bahan tambang.
Berdasarkan kedalaman sumber gempabumi, gempabumi dibedakan
menjadi:
1. Gempabumi dangkal (kedalaman 0 - 60 km). Gempa bumi dangkal
menimbulkan efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa bumi
dalam, karena letak fokus lebih dekat ke permukaan.
2. Gempabumi menengah (kedalaman 61 - 300 km). Gempa bumi menengah
terletak pada kedalaman di bawah kerak bumi, sehingga digolongkan
sebagai gempabumi yang tidak berasosiasi dengan penampakan retakan
atau patahan di permukaan, namun gempa bumi ini masih dapat
diperkirakan mekanisme terjadinya.
3. Gempa bumi dalam (kedalaman > 300 km) Gempabumi dalam ini
sebenarnya relatif sering terjadi, namun karena berada pada kedalaman
lebih dari 300 km maka manusia tidak merasakan getarannya.
Parameter Sumber Gempabumi
1. Waktu terjadinya gempabumi (origin time) adalah waktu
terlepasnya akumulasi tekanan (stress) yang berbentuk penjalaran
gelombang gempabumi.
2. Hiposenter
yaitu
lokasi
terjadinya
gempabumi
(pusat
gempabumi).Episenter yaitu proyeksi hiposenter ke permukaan
bumi (lintang, bujur).
9
3. Magnitudo (kekuatan gempabumi) yaitu ukuran energi
yang
dipancarkan oleh sumber gempabumi, biasanya dinyatakan dalam
Skala Richter (SR).
4. Intensitas yaitu skala dampak kerusakan yang dialami di
permukaan bumi, akibat gempabumi, biasanya dinyatakan dalam
skala MMI (Modified Mercally Intencity) dengan skala terendah I
dan tertinggi VII.
2.3 Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang menjalar ke seluruh
bagian dalam bumi dan melalui permukaan bumi, akibat ada lapisan batuan yang
patah secara tiba-tiba. Gelombang seismik dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang permukaan
(surface wave).
1. Gelombang Badan (Body Wave) adalah gelombang yang menjalar
melalui
bagian
dalam
bumi.
Berdasarkan
perambatannya
gelombang badan dibagi menjadi dua jenis yaitu: Gelombang
Primer (gelombang P) dan Gelombang Transversal (S). Gelombang
P merupakan gelombang longitudinal dimana pergerakan partikel
medium yang dilewati searah dengan penjalaran gelombangya.
Gelombang P dapat menjalar dalam segala medium baik padat, cair,
maupun gas. Gelombang P mempunyai kecepatan paling tinggi
diantara gelombang lainnya dan tiba paling awal tercatat pada
seismogram.
10
Gambar 2.2. Penjalaran gelombang P (pressure wave)[8]
2. Gelombang S merupakan gelombang transversal dimana arah
pergerakan partikelnya tegak lurus terhadap arah penjalaran
gelombangnya. Gelombang S hanya dapat menjalar pada medium
padat. Gelombang S tiba kedua setelah gelombang P. Gelombang
ini dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu:
A. Gelombang SV adalah gelombang S yang gerakan partikelnya
terpolaritasi pada bidang vertikal.
B. Gelombang SH adalah gelombang S yang gerakan partikelnya
terpolaritasi pada bidang horizontal.
Gambar 2.3. Penjalaran gelombang S (shear wave)[8]
11
2. Gelombang Permukaan (Surface Wave)
Gelombang permukaan adalah gelombang yang menjalar melalui
permukaan bumi. Gelombang ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Gelombang Rayleigh (R) adalah gelombang permukaan yang gerakan
partikel mediumnya merupakan kombinasi gerakan partikel.
2. Gelombang Love (L) adalah gelombang permukaan yang menjalar dalam
bentuk gelombang transversal. Gerakan partikel akibat penjalaran
gelombang love mirip dengan gelombang SH.
3. Gelombang Channel, yang menjalar melalui lapisan yang berkecepatan
rendah di dalam bumi.
Gambar 2.4 sifat penjalaran gelombang seismik
2.4. Teori Bingkas Elastik
Teori yang menjelaskan mekanisme terjadinya gempabumi akibat
pensesaran adalah teori bingkas elastis (ellastic rebound theory). Konsep teori ini
menyatakan bahwa gempabumi terjadi akibat proses pensesaran di dalam kerak
bumi sebagai akibat pelepasan mendadak dari strain elastik yang melampaui
kekuatan batuan.
Strain elastik ini terakumulasi apabila batuan mengalami
12
deformasi yang terus menerus dan semakin besar. Apabila sesar terjadi, bagian
yang bersebarangan dengan sesar meloncat ke posisi kesetimbangan yang baru,
dan energi yang dilepaskan akan berbentuk getaran gelombang elastis yang
menjalar dalam bumi dan dirasakan sebagai gempa bumi.
Gambar 2.4 (a) menunjukan bentuk batuan awal, setelah batuan mengalami
stress geser secara terus menerus, mengakibatkan batuan mengalami deformasi
sehingga batuan melengkung seperti ditunjukan pada Gambar 2.4 (b). Arah stress
tegak lurus terhadap perambatan gelombang. Jika stress masih terus bekerja maka
batuan akan semakin melengkung sampai suatu saat stress akan melampaui
kekuatan batuan sehingga batuan akan patah dan bergeser satu sama lain pada
bidang sesar. Proses ini disebut pensesaran yang menyebabkan stress menghilang
dan batuan akan mempunyai posisi kesetimbangan yang baru seperti ditunjukan
pada Gambar 2.4 (c). Apabila stress bekerja lagi, maka batuan akan mengalami
deformasi lagi pada bidang sesar, sehingga batuan akan bergeser berkali-kali pada
bidang sesar disebut sesar aktif.
(a)
(c)
(b)
Gambar 2.5. Proses deformasi batuan[9]
13
2.5. Mekanisme Sumber Gempabumi
Mekanisme sumber gempabumi atau focal mechanism adalah istilah yang
digunakan untuk menerangkan sifat penjalaran energi gempabumi yang berpusat
pada hiposenter atau fokus gempabumi itu terjadi. Sesar sering dianggap sebagai
mekanisme penjalaran energi gelombang elastis pada fokus tersebut, sehingga
dengan memperoleh arah gerakan sesar dan arah bidang sesar untuk suatu
gempabumi diperoleh solusi mekanisme sumber gempabumi.
2.5.1 Parameter Bidang Sesar
Mekanisme sumber gempabumi merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan jenis sesar dengan cara menentukan parameter-parameter sesar yang
terdiri dari strike, dip dan rake[10].
Strike (Ф) adalah panjangnya pergeseran patahan secara horizontal yaitu sudut
yang dibentuk jurus sesar dengan arah utara. Strike diukur dari arah utara ke timur
searah jarum jam sampai jurus sesar (0o≤Ф≤360o).
Dip (δ) adalah besarnya pergeseran patahan ke arah bawah, yaitu sudut yang
dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang horizontal dan diukur pada bidang
vertikal dengan bidang arahnya tegak lurus strike sesar (0o≤δ≤90o).
Rake (λ) adalah sudut yang dibentuk oleh arah slip dan strike sesar. Rake
bernilai positif pada sesar naik (reverse fault) dan bernilai negatif pada sesar
turun (normal fault) (-180o≤λ≤180o).
14
Gambar 2.6. Parameter bidang sesar
Berdasarkan genetis atau gaya yang bekerja padanya, jenis bidang sesar dibedakan
menjadi:
A. Sesar turun (normal fault) yaitu hanging wall pada sesar relatif turun
terhadap foot wall.
B. Sesar naik (reverse fault) yaitu hanging wall pada sesar relatif naik
terhadap foot wall.
C. Sesar
mendatar (strike slip fault) yaitu sesar dengan arah gerakan
mendatar relatif satu sama lain.
Sesar ini dibedakan menjadi dua yaitu:
A. left lateral strike slip fault (sinistral strike slip fault), apabila hanging wall
bergerak ke kiri.
B. Right lateral strike slip fault (dextral strike slip fault), apabila hanging
wall bergerak ke kanan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.7. Jenis bidang sesar: (a). Sesar turun, (b). Sesar naik, (c). Sesar mendatar
15
2.5.2. Deskripsi Matematis Bidang Sesar dan Kemiringan
Bidang sesar kemiringan dapat didiskripsikan secara matematis dengan
ilustrasi bidang sesar sebagai berikut.
Gambar 2.8. Orientasi sesar dan arah pergerakan sesar
Gambar 2.8 menunjukan orientasi bidang sesar yang terdiri dari strike, dip dan
rake dalam sistem koordinat (x,y,z)=(North,East,Down) dengan nilai n sebagai
berikut:
n   Nˆ sin  sin s  Eˆ sin  cos s  Dˆ cos 
.......................................(2.1)
Sedangkan nilai strike-nya adalah:
c  Nˆ cos s  Eˆ sin  s
.......................................................................................(2.2)
Vektor e adalah bidang vertikal antara dua bidang sesar yang saling berpotongan,
terletak pada:
e  n  c  Nˆ cos  sin s  Eˆ cos  cos s  Dˆ sin 
16
................................(2.3)
Vektor e dan c merupakan bidang sesar yang saling tegak lurus, sehingga nilai
sudut rake ditentukan dengan:
d  c cos   e sin  ...................................(2.4)
Dari persamaan di atas diperoleh nilai vektor kemiringan (slip) antara dua bidang
sesar yang saling tegak lurus sebagai berikut:
d  Nˆ (cos  cos  s  sin  cos  sin  s )  Eˆ ( cos  sin  s  sin  cos  cos  s )
 Dˆ cos  sin 
............................................................................................................................(2.5)
2.5.3. Penentuan Mekanisme Sumber Gempabumi Menggunakan Polaritas
Gerakan Pertama Gelombang P.
Mekanisme sumber gempabumi merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan jenis sesar dengan cara menentukan parameter-parameter sesar yang
terdiri dari strike, dip dan rake. Mekanisme sumber gempabumi dapat ditentukan
dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan polaritas gerakan pertama
gelombang P. Berdasarkan sifat radiasi gelombang P, polaritas gerakan pertama
gelombang P dibedakan dalam bentuk gerakan kompresi dan dilatasi. Gerakan
kompresi ditandai arah gerakan pertama naik, sedangkan gerakan dilatasi ditandai
arah gerakan pertama turun.
17
Gambar 2.9 Polaritas gerakan pertama gelombang P pada gempabumi Saitama
di Jepang 1931[0]
Gambar 2.9 menunjukan contoh polaritas gerakan pertama gelombang P.
Lingkaran penuh menggambarkan gerakan pertama gelombang P ke atas
(kompresi) dan lingkaran kosong menggambarkan gerakan pertama gelombang P
ke bawah (dilatasi). Dua garis putus-putus yang saling tegak lurus memisahkan
kelompok gerakan kompresi dan dilatasi. Kedua garis tersebut dinamakan garis
nodal dimana tidak terdapat gerakan gelombang P di sepanjang garis tersebut.
Kelompok gerakan kompresi dan dilatasi yang dipisahkan oleh garis nodal
dinamakan kuadran yang letaknya saling berhadapan, saling tegak lurus dan
luasnya sama besar. Sejak model ini ditemukan tahun 1917 banyak sekali analisis
telah dilakukan terhadap gempabumi yang hampir semuanya menggambarkan
pola-pola sistematis gerakan pertama gelombang P. Pengamatan ini menunjukan
bahwa hampir semua mekanisme pergerakan sumber gempabumi dapat dijelaskan
dengan sistem gaya sederhana. Sejak tahun 1960-an model kopel ganda telah
ditetapkan dan banyak digunakan oleh para pakar di bidang seismologi sebagai
18
sistem gaya yang dapat menjelaskan polarisasi gerakan pertama gelombang P
secara ilmiah.
2.5.4. Teori Kopel Ganda
Konsep dasar penentuan mekanisme sumber gempabumi berkembang dari
teori kopel ganda. Sejak tahun 1960-an model kopel ganda telah ditetapkan dan
banyak digunakan oleh para pakar di bidang seismologi sebagai sistem gaya yang
dapat menjelaskan polarisasi gerakan pertama gelombang P secara ilmiah. Hasil
studi para pakar sesmologi teoritis mengungkapkan bahwa karakteristik
gelombang seismik lebih disebabkan oleh sistem gaya yang berkerja pada pusat
gempabumi daripada oleh sesarnya itu sendiri.
Hal ini karena sistem gaya
tersebut lebih sederhana dan mudah dianalisis secara ilmiah.
Teori kopel ganda menyatakan bahwa di dalam sumber gempabumi
bekerja empat gaya yang sama besar dan berlawanan arah yang berlaku sebagai
sepasang momen gaya yang tegak lurus. Sistem ini menerangkan posisi gaya
yang bekerja pada akhir proses sesar atau bergesernya suatu lapisan sesuai teori
bingkas elastis (ellastic rebound theory).
Teori ini juga dapat menerangkan
polaritas gelombang P dari tempat terjadinya gempabumi.[10]
Sistem kopel ganda merupakan sistem gaya yang berpasangan antara gaya
tarikan (tension) dan gaya tekanan (pressure). Setiap pasangan gaya mempunyai
nilai yang sama dan arah yang berlawanan. Kedua pasang gaya tersebut
menghasilkan gerakan pertama berupa gerakan kompresi dan dilatasi yang
terdistribusi dan terpisah dalam empat kuadran. Keempat kuadran tersebut
dipisahkan oleh dua bidang nodal yang saling tegak lurus satu dengan yang
19
lainnya. Salah satu dari bidang nodal tersebut adalah bidang sesar (fault plane)
dan yang lain adalah bidang bantu (auxiliary plane).
Gambar 2.10. Sistem kopel ganda[10]
2.5.5. Bola Fokus dan Diagram Mekanisme Sumber Gempabumi
Bola fokus merupakan ilustrasi penjalaran gelombang yang berpusat pada
sumber gempabumi. Bola fokus meliputi penjalaran gelombang seismik yang
menjalar dari sumber gempabumi sampai ke stasiun penerima.
Untuk
menentukan titik pada suatu bola fokus yang memuat informasi polaritas gerakan
pertama gelombang P (kompresi dan dilatasi) diperlukan koordinat sudut sinar
(i,∆) lihat Gambar 2.11. koordinat i menyatakan sudut keberangkatan sinar atau
disebut incident angle. Sudut ini diukur dari arah vertikal sampai arah sinar,
besarnya sudut i dapat dihitung dengan persamaan:
sin i 
PV (h)
( R  h) ........................................................................................(2.6)
dengan:
P
: Parameter gelombang gempabumi /waktu kejadian detik (s).
V (h) : Kecepatan gelombang pada kedalaman h (m/det).
R
: Jari-jari bumi (m).
20
h
: Kedalaman sumber gempabumi (m).
Untuk menggambarkan distribusi polaritas gerakan pertama gelombang P
secara global, hiposenter diasumsikan sebagai bola dengan radius sangat kecil
yang disebut bola fokus gempabumi (Gambar 2.11). Gelombang gempabumi
mencapai stasiun seismograf S meninggalkan bola fokus gempa dengan koordinat
sudut elevasi i dan azimuth ∆. Koordinat i menyatakan sudut keberangkatan sinar
atau take off, sudut ini dibentuk dari arah vertikal sampai arah sinar. Sedangkan ∆
menyatakan sudut yang dibentuk dari episenter searah jarum jam hingga stasiun
penerima. S’ ditentukan pada bola fokus gempabumi dengan polaritas gelombang
P kompresi atau dilatasi yang diamati di stasiun seismograf S. Prosedur ini
dilakukan untuk semua stasiun yang merekam getaran gempa bumi sehingga
diperoleh polaritas gelombang P secara global yang dipancarkan dari hiposenter.
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa polaritas gerakan pertama
gelombang P tidak berubah selama penjalarannya, sehingga polaritas pada bola
pusat gempa bumi masih sama dengan polaritas pada hiposenter.
Gambar 2.11. Bola fokus gempa bumi yang menggambarkan hiposenter
21
Bola fokus gempabumi yang didapatkan dari hasil analisa polaritas gerakan
pertama gelombang P adalah dalam bentuk tiga dimensi, sehingga sulit untuk
diinterpretasikan secara visual. Untuk itu perlu diproyeksikan ke dalam bentuk
dua dimensi dengan cara membagi bola fokus gempa bumi menjadi dua bagian
yang simetris memotong hiposenter, yaitu setengah bagian atas dan setengah
bagian bawah. Proyeksi potongan bola pusat gempa bumi bagian bawah berupa
diagram mekanisme sumber gempabumi (focal mechanism) dua dimensi.
Gambar 2.12. Proyeksi bola fokus gempabumi
Sebelum membuat diagram mekanisme sumber gempabumi perlu ditentukan
terlebih dahulu bagaimana cara menginterpretasikannya.
Gambar 2.12
menunjukan cara memproyeksikan dari bola fokus gempabumi ke diagram fokus
gempabumi. Pada model kopel ganda pola radiasi gelombang seismik simetri
22
dengan hiposenter sehingga yang dapat diproyeksikan hanya setengah bola fokus
gempa bumi.
Bola fakus gempabumi dibelah menjadi dua (bagian atas dan
bawah) oleh bidang horizontal yang melalui hiposenter.
Polaritas data S
(kompresi dan dilatasi) pada belahan bola bagian bawah diproyeksikan ke titik
pada diagram. Polaritas data pada belahan bola bagian atas simetri dengan data
bagian bawah.
Dua bidang nodal dinyatakan pada diagram sebagai dua garis (Gambar
2.13), karena dua bidang tersebut tegak lurus satu sama lain maka masing-masing
bidang saling berpotongan melalui pusatnya. Pusat ini merupakan vektor yang
saling tegak lurus. Arah vektor yang menjauhi hiposenter ditandai dengan titik
potong antara vektor dan bola fokus gempabumi yang dinyatakan titik pada
diagram. Gambar 2.13 menunjukan titik potong tersebut sebagai titik A dan B
pada garis nodal b dan a.
Gambar 2.13. Orthogonalitas dua bidang nodal[10]
23
Dua garis nodal membagi diagram mekanisme sumber gempabumi ke dalam
empat kuadran yang memisahkan daerah kompresi dan dilatasi. Dua bidang nodal
tersebut adalah bidang patahan (fault plane) dan bidang bantu (auxilary plane).
Pada diagram dapat dibaca parameter bidang sesar yang terdiri dari strike, dip dan
rake.
Gambar 2.14. Kertas proyeksi luasan sama
Gambar 2.14 digunakan untuk menentukan parameter bidang patahan dari
diagram mekanisme sumber gempabumi.
Bagian kanan gambar tersebut
digunakan untuk menggambarkan garis nodal, sedangkan bagian kiri digunakan
untuk menentukan azimuth dan sudut busur pada garis nodal. Garis horizontal
digunakan untuk menentukan sudut atau bidang nodal yang diukur dari garis
vertikal. Gambar 2.14, 2.15, dan 2.16 menunjukan cara bagaimana menentukan
24
strike, dip, rake lokasi (plunge dan azimuth) sumbu P dan T pada diagram
mekanisme sumber gempabumi yang merupakan parameter bidang sesar.
Prosedur untuk menentukan parameter bidang sesar dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Untuk menentukan strike, posisi hanging wall di sebelah kanan arah strike
dan diukur searah jarum jam dari arah utara (Gambar 2.15).
Dip diukur dengan menggunakan setengah lingkaran bagian kanan gambar
(Gambar 2.15).
Gambar 2.15. Pengukuran sudut strike dan dip pada diagram
Sumbu tekanan P dan sumbu tarikan T terletak pada titik 45o dari tikik A dan B
(Gambar 2.16). Sumbu P di kuadran dilatasi dan sumbu T di kuadran kompresi.
Perpotongan antara dua garis nodal disebut sumbu N (null) yang merupakan arah
25
stress nol. Sumbu P, T, dan N ditentukan oleh sudut azimuth (diukur searah
jarum jam dari arah utara) dan plunge (diukur ke bawah dari horizontal). Kedua
sudut diukur dengan menggunakan kertas stereografis. Tekanan dan tarikan
menunujukan arah gaya yang bekerja pada hiposenter, sedangkan kompresi dan
dilatasi merupakan arah gerakan awal gelombang P yang tercatat pada
seismogram.
Gambar 2.16. Penentuan sumbu P dan T 45o dari dua kutub pada garis nodal
Vektor slip untuk satu bidang nodal tegak lurus pada bidang nodal lainnya,
sehingga vektor slip untuk bidang nodal berhubungan dengan kutub vektor bidang
nodal lainnya. Rake dari strike slip didefinisikan dengan sudut antara arah strike
dan vektor slip. Untuk sesar turun rake dari bidang nodal ditandai dengan nilai
26
negatif (-) sedangkan sesar naik rake dari bidang nodal ditandai dengan nilai
positif (+).
Gambar 2.17. Penentuan sudut rake pada reverse fault (kiri) dan normal fault (kanan)
Untuk mengidentifikasi apakah tipe sesarnya naik, sesar turun atau sesar mendatar
atau sesar oblik dapat menggunakan perbedaan nilai rake (λ) yang bersumber dari
United State Geologikal Survey (USGS)
Gambar 2.18. Penentuan tipe sesar berdasarkan nilai rake (λ)
27
2.6
Pola Tektonik Cilacap Jawa Tengah dan Sekitarnya
Cilacap merupakan salah satu daerah dengan posisi geografis dan geologis
termasuk daerah rawan bencana geologi. Daerah ini berada di Selatan pulau Jawa
yang berhadapan langsung dengan jalur gempabumi yang bersumber dari zona
subduksi antara Lempengan Indo_Australia dan Lempengan Eurasia. Dampaknya
daerah Cilacap menjadi daerah yang rawan gempabumi dan tsunami. Selain itu,
daratan Cilacap merupakan daerah yang di lewati jalur sesar yang kemungkinan
masih aktif. Pergerakan sesar ini tentunya juga akan menjadi sumber gempa
bumi di daerah ini. Kekuatan gempabumi yang bersumber dari sesar aktif biasa
nya akan jauh lebih besar dan menyebabkan kerusakan besar pula karena
kedalaman hiposenternya yang relatif dangkal. Wilayah jawa tengah dikenal
mempunyai 7 lajur seismotektonik,yaitu lajur seismotektonik sesar mendatar
mengiri Cilacap-Semarang-Jepara (Baratdata-Timur laut) lajur seismotektonik
sesar mengiri Opak Progi (Baratdaya-Timur laut),lajur seismotektonik sesar
mendatar mengiri Citanduy dan Bumiayu (Barat laut- Tenggara),lajur
seismotektonik normal Merapi,Merbabu,Ungaran,Semarang (Utara-Selatan) lajur
seismotektonik sesar naik pantai utara Jawa tengah (Barat-Timur) laju
seismotektonik sesar naik tunjaman tua (Barat-Timur) serta lajur seismotektonik
sesar naik Selatan Jawa (Barat-Timur).
Gempa bumi-gempa bumi yang terjadi pada lajur seismotektonik sesar tersebut
diatas memperlihatkan mekanismefokal sesar mendatar dan naik.Pada lajur
seismotektonik tunjaman Jawa Tengah ditemui adanya rumpangan gempabumi
(seismicgap) pada kedalaman gempabumi 250-500 Km. Gempabumi lajur
28
tunjaman (Beniof Wadati) di kedalam gempa > 500 Km di sebelah utara Jawa
umumnya memperlihatkan mekanisme sesar normal. Kota kota besar di Jawa
Tengah seperti : Cilacap, Bumiayu,Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Semarang,
Unggaran, Salatiga, Klaten dan Yogyakarta umumnya terletak pada lajur
seismotektonik
yang
bertindak
sebagai
sumber
gempabumi
tektonik.
Kewaspadaan ancaman akan bahaya gempabumi tektonik sesar aktif di kota-kota
tersebut merupakan upaya salah satu upaya mengurangi resiko bahaya gempabumi
29
BAB III.
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal Juni 2011 sampai dengan Desember
2011 bertempat di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat
Jakarta khususnya di bidang Informasi Dini Gempa dan Tsunami. Pengolahan dan
Interpretasi data dilakukan di BMKG Kemayoran Jakarta Pusat. Daerah penelitian
adalah gempa Cilacap Jawa tengah 04 April 2011 dengan koordinat (10,01 LS dan
107,69 BT) kedalaman (hiposentrum) 10 km , Magnitude 7,1 SR, 293 km Barat
Daya Cilacap,Jawa Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan dalam analisis
mekanisme sumber gempa bumi zona Blitar, Jawa Timur berdasarkan seismisitas
dan mekanisme sumber gempa bumi.
Alat yang digunakan dalam proses pengolahan data adalah:
1) Komputer personal Pentium 4
2) Software WinITDB
3) Microsoft Office
4) Note pad
5) Software Arc View GIS Ver. 3.3
6) Program AZMTAK dalam bahasa pemrograman FORTRAN
7) Program PMAN dalam bahasa pemrograman FORTRAN
30
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Data gempa bumi Cilacap, Jawa Tengah dari USGS pada tanggal 04 April
2011.
2) Data polaritas gerakan pertama gelombang P gempa bumi Cilacap, Jawa
Tengah 04 April 2011
3.3 Pengolahan dan Analisa Data
Tahapan awal penelitian ini adalah membuat peta seismisitas atau
pengeplotan data gempabumi Cilacap, Jawa Tengah menggunakan software
WinITDB. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data gempabumi
pada koordinat 10,01 LS dan 107,69 BT.
Data gempabumi tersebut
diperoleh dari rekaman United State Geological Survey (USGS) pada
tanggal 04 April 2011 melalui jaringan internet. Data gempabumi yang
digunakan meliputi waktu kejadian gempabumi, posisi lintang-bujur,
kedalaman dan magnitudo. Magnitudo yang digunakan adalah 7,1 SR.
Data gempabumi yang diperoleh dari rekaman USGS tidak dapat langsung
diproses menggunakan software WinITDB, karena format data USGS
berbeda dengan format data yang dapat diproses software WinITDB. Oleh
karena itu, format data USGS harus dikonversi terlebih dahulu ke format
data software WinITDB secara manual dengan program notepad. Data
USGS yang telah dikonversi kemudian diproses menggunakan software
WinITDB dan menghasilkan sebaran pusat gempabumi atau peta
seismisitas.
Data USGS yang telah dikonversi menjadi format data
software WinITDB .
31
Langkah
selanjutnya
adalah
membuat
penampang
melintang
seismisitas untuk mengetahui bentuk atau pola penunjaman lempeng
tektonik.
Daerah penelitian dibagi menjadi beberapa segmen atau
penampang melintang.
Tahapan dalam pengeplotan hiposenter pada
penampang melintang adalah sebagai berikut:
1. Menentukan batas daerah pengeplotan hiposenter pada penampang melintang
dengan memperhatikan hasil penyebaran hiposenternya .
2. Menentukan garis penampang melintangnya yang memilih beberapa bagian
daerah yang diteliti.
Penentuan garis penampang melintang tegak lurus
trench.
3. Membuat proyeksi masing-masing garis penampang melintang yang tegak
lurus trench agar dapat ditentukan proyeksi penampang melintang
hiposenternya.
Proses berikutnya adalah menentukan solusi mekanisme sumber
gempabumi menggunakan polaritas gerakan pertama gelombang P yang
dinyatakan dalam kompresi (c) dan dilatasi (d).
Data yang digunakan
diperoleh dari hasil rekaman State Geological Survey (USGS).melalui
jaringan internet.
Data yang digunakan meliputi posisi lintang-bujur,
magnitudo, kedalaman, nama stasiun dan data polaritas gerakan pertama
gelombang P (kompresi atau dilatasi) yang dicatat oleh masing-masing
stasiun. Data yang terkumpul selanjutnya diproses dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
32
1. Menyusun format data input dengan urutan lintang, bujur,
kedalaman, jumlah stasiun yang merekam, nama stasiun dan
polaritas gerakan pertama gelombang P , notasi kompresi diubah
menjadi 1 sedangkan notasi dilatasi diubah menjadi -1.
Data
input yang sudah disusun disimpan dengan nama file (nama
file.dat).
2. Membuka program AZMTAK, kemudian menuliskan nama file data
input yang sesuai, nama file database stasiun yang digunakan dan
nama file output. Dalam hal ini nama file database stasiun yang
digunakan dinyatakan sebagai file BMG_ALL.STA.
Nama file
output ber-ektention.out (nama file output.out). File output memuat
data nama stasiun, gerak kompresi atau dilatasi, data Azimuth dan
take off hasil perhitungan.
3. Membuka program PMAN, hasil output dari program AZMTAK
digunakan sebagai data input dan menghasilkan gambaran proyeksi
sebaran data kompresi dan dilatasi pada bola fokus.
4. Menentukan parameter mekanisme sumber gempabumi dengan
menentukan dua buah bidang nodal secara manual yang
memisahkan antara daerah kompresi dan dilatasi pada bola fokus.
5. Menentukan
akurasi
hasil
parameter
mekanisme
sumber
gempabumi dengan meminimalkan kesalahan data atau inkonsisten
data. Hasil yang diambil adalah solusi mekanisme sumber
gempabumi yang mempunyai tingkat kebenaran atau konsisten
33
data ≥ 26%. Jika tingkat konsisten datanya < 26% maka dilakukan
verifikasi data kompresi dan dilatasi.
6. Menentukan
jenis
mekanisme
sumber
gempabumi
dengan
parameter bidang sesarnya berupa strike, dip dan rake.
Hasil solusi mekanisme sumber gempabumi kemudian diplot menggunakan
software ArcView Gis ver 3.3.
Dalam bentuk diagram alir (flowchart)
keseluruhan prosedur penelitian yang telah diuraikan disajikan dalam Gambar
3.1 dan Gambar 3.2.
Mulai
Data gempa bumi Cilacap
Jawa Tengah dari ISC 2006
dan USGS 2009
Konversi format dan data gempa bumi
ISC dan USGS ke format data software
WinITDB
Proses data gempa bumi yang sudah di
konversi menggunakan software WinITDB
Peta seismisitas
Membuat penampang melintang (cross
section) seismisitas tegak lurus trench
Proyeksi penampang melintang
Menganalisis seismotektonik zona penunjaman
berdasarkan penampang melintang seismisitas
Hasil analisis
Kesimpulan
Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan peta seismisitas dan penampang
melintang
34
Mulai
Data gempa bumi Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya
meliputi : kompresi (c) dan dilatasi (d) pada koordinat 10.01
LS dan 107.69 BT pada kedalaman dan magnitudo ≥ 7,1 SR
Menyusun format dan input dengan urutan
lintang, bujur, kedalaman, jumlah statiun, nama
statiun dan kompresi (-1) atau dilatasi (1)
Menentukan sudut azimuth dan take off
menggunakan program azmtak
Ploting sudut azimuth dan take off menggunakan
program PMAN
Menentukan parameter mekanisme sumber gempa bumi dengan
menentukan dua buah bidang nodal
Konsistensi
data ≤75%
tidak
Solusi mekanisme sumber gempa bumi dan parameter bidang
sesar berupa strike,dip,dan rike
Ploting solusi mekanisme sumber gempa bumi menggunakan software Arc View Gis ver 3.3
Peta seismotektonik
Menganlisis seismotektonik berdasarkan mekanisme
sumber gempa bumi
Hasil analisis seismotektonik berdasarkan mekanisme sumber
gempa bumi
Selesai
Gambar 3.2. Diagram alir penentuan solusi mekanisme sumber gempabumi
35
Secara keseluruhan penelitian “Analisis Seismotektonik Zona Cilacap Jawa
Tengah dan Sekitarnya Berdasarkan Seismisitas dan Mekanisme Sumber
Gempabumi” ini dilaksanakan dari 21 Juli sampai 15 Oktober Lokasi penelitian
dilakukan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jl. Angkasa
No.2 Kemayoran Jakarta Pusat.
36
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
Penyebaran Pusat Gempa Bumi
Daerah Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya merupakan daerah yang
sangat rawan terjadinya bencana karena mempunyai tingkat seismisitas yang
sangat tinggi. Hasil pemetaan peta data gempa bumi Jawa Tengah dan sekitarnya
menggunakan software WinITDB yang mencakup batas koordinat -5º LS s/d 114º LS dan 106 BT – 114 BT dapat dilihat pada gambar 4.1 atau disebut peta
seismisitas. Kejadian gempa terjadi pada tanggal 4 april 2011 dengam magnitudo
7,1 SR. Penyebaran pusat gempa bumi di bedakan menjadi tiga variasi kedalaman
yaitu gempa bumi dangkal (0 _60 km) yang di tandai dengan warna merah,gempa
bumi menengah (61- 300 km) di tandai dengan warna kuning dan gempa bui
dalam (>300 km) di tandai dengan warna hijau
Gambar 4.1 Penyebaran pusat gempabumi di Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya
37
Peta diatas menunjukkan bahwa daerah Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai
lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Akibat tumbukan tersebut, lempeng
Indo-Australia menunjam di bawah lempeng Eurasia dan terjadi akumulasi energi
yang pada titik jenuhnya akan menyebabkan gempa. Lempeng Provinsi Jawa
Tengah sebagai salah satu daerah yang berdekatan dengan zona tumbukan
lempeng termasuk daerah yang rentan terhadap gempa tektonik. Beberapa
kejadian gempa dengan magnitude lebih dari skala 5 SR dalam kurun waktu 25
tahun terakhir telah mengguncang berbagai wilayah di Jawa Tengah, sekalipun
tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan berarti. Beberapa kejadian tersebut
antara lain, gempa dengan kekuatan 6 SR di 7,20oLS - 09,30oBT kedalaman 33
km pada tanggal 14 Maret 1981, gempa 6,5 SR dengan kedalaman 106 km pada
tanggal 9 Juni 1992, gempa 6,2 SR di 8,62oLS/110,11oBT pada tanggal 25 Mei
2001, gempa 6,3 SR di 9,22o-109,58oBT dengan kedalaman 55 km pada tanggal
19 Agustus 2004 dan gempa 5,5 SR dengan kedalaman 33 km pada tanggal 19
Juli 2005. lempeng Eurasia yang bertumbukan dengan lempeng Indo-Australia.
Akibat tumbukan tersebut, lempeng Indo-Australia menunjam di bawah lempeng
Eurasia dan terjadi akumulasi energi yang pada titik jenuhnya akan menyebabkan
gempa. Gempa tektonik terakhir terjadi pada 27 Mei 2006 mengguncang bagian
selatan pulau Jawa dan berdampak hingga radius 95 km dari pusat gempa di Jawa
Tengah.
38
4.2
Penampang melintang
Untuk mempermudah melihat struktur subduksi yang terjadi di Cilacap
Jawa Tengah
dan sekitarnya maka zona penelitian dibagi menjadi beberapa
penampang melintang. Hasil penentuan batas penampang melintang dapat dilihat
pada Gambar 4.2. Dalam penelitian ini dibuat 3 penampang melintang yang
diproyeksikan pada bidang AA‟, BB‟, dan CC‟. Penampang melintang tersebut
dibuat tegak lurun trench dengan masing-masing penampang melintang melalui
batas koordinat yang berbeda.
A
A„
C
B
C‟
B„
Gambar 4.2 Irisan penampang Melintang
39
BREBES
Gambar 4.3 Penampang Melintang A-A’
Pada segmen ini terlihat bahwa trend prnyebaran hiposenter menunjukan
penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 153 km. Penyebaran
hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 40º terhadap
horisontal sampai kedalaman kurang lebih 60 km.
KENDAL
Gambar 4.4 Penampang Melintang B-B’
40
Pada segmen ini terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukan
penunjaman. Penyebaran hiposenter mencapai kurang lebih 263 km. Penyebaran
hiposenter pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 42º terhadap
horisontal sampai kedalaman kurang lebih 50 km.
KUDUS
Gambar 4.5 Penampang Melintang C-C’
Pada segmen ini terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukan
penunjaman. Penyebaran mencapai kurang lebih 633 km. Penyebaran hiposenter
pada daerah shallow dip membentuk sudut sekitar 30º terhadap horisontal
kedalaman kurang lebih 70 km.
41
Cilacap merupakan salah satu daerah dengan posisi geografis dan geologis
yang termasuk daerah rawan gempabumi. Daerah ini berada di Selatan pulau Jawa
yang berhadapan langsung dengan jalur gempabumi yang bersumber dari zona
subduksi antara lempengan Indo-Australia dan lempengan Eurasia.Dampaknya
daerah cilacap menjadi daerah yang rawan bencana gempabumi dan tsunami.
Selain itu, dataran Cilacap merupakan daerah yang dilewati jalur sesar yang
kemungkinan masih aktif. Pergerakan sesar ini tentunya juga akan menjadi
sumber gempabumi di daerah ini. Kekuatan gempa yan bersumber dari sesar aktif
biasanya akan jauh lebih besar dan menyebabkan kerusakan besar pula karen
kedalaman hiposenternya yang relatif dangkal. Berdasarkan proyeksi penampang
melintang di atas terlihat bahwa trend penyebaran hiposenter menunjukkan zona
penunjaman. Pada proyeksi penampang melintang terlihat ada dua pola
penunjaman yaitu penunjaman ke arah utara – selatan. Gaya ini membentuk pola
sesar geser (oblique wrench fault) dengan arah baratlaut-tenggara, yang kurang
lebih searah dengan pola pegunungan akhir Cretasisus.
4.1
Solusi Mekanisme Sumber Gempabumi
Selain dengan membuat peta seismisitas dan penampang melintang, cara
lain untuk mengetahui gambaran pola tektonik suatu daerah adalah dengan
menentukan solusi mekanisme sumber gempabumi.
Solusi mekanisme
sumber gempabumi dapat menentukan orientasi sesar dan pergerakannya
serta arah stress daerah sumber gempabumi. Secara umum ada tiga jenis
sesar menurut mekanismenya yaitu sesar naik, sesar turun, dan sesar
mendatar. Pada kenyataannya sesar yang terjadi tidak selalu murni sesar
42
naik, sesar turun atau sesar mendatar, tetapi ada sesar campuran atau oblique
fault yaitu variasi antara sesar mendatar dan sesar naik atau turun. Untuk
identifikasi tipe sesar dapat menggunakan perbedaan nilai rake (λ). Selain
itu dapat ditentukan berdasarkan titik
pusat dari diagram mekanisme
sumber gempa bumi. Apabila posisi pusat diagram berada di kuadran
kompresi maka sesar naik, jika berada di kuadran dilatasi disebut sesar
turun, jika pusat diagram berada pada atau dekat dua garis nodal maka akan
diperoleh sesar mendatar. Gempabumi di Cilacap Jawa Tengah dan
sekitarnya didominasi sesar mendatar dan naik dengan zona subduksi. Pada
lajur seismotektonik tunjaman Jawa Tengah ditemui adanya rumpang
gempabumi
(seismicgap)
pada
kedalaman
gempabumi
250-500
Km.Gempabumi lajur tunjaman (Beniof Wadati)di kedalaman gempa >500
km di sebelah utara Jawa umumnya memperlihatkan mekanismefokal sesar
normal.
43
Gambar 4.4 Solusi Mekanisme Sumber Gempa Bumi Cilacap Jawa Tengah
Gambar 4.4 adalah solusi mekanisme sumber gempa bumi di palung Cilacap Jawa
Tengah,jenis sesarnya adalah sesar turun. Sumber P berada di Barat dengan
plunge 30º dan azimute 275º, sedangkan sumbu T dengan plunge 15º dan azimute
14º. Bidang nodal pertama memiliki strike 58º, dip 58º, rake -168º,sedangkan
bidang nodal kedua memiliki strike 321º, dip 80º, dan rake -33º. Subduksi di
Palung Cilacap Jawa Tengah kemiringannya ke arah Barat, sehingga bidang nodal
kedua lebih cenderung merupakan bidang sesar dan bidang nodal pertama
merupakan bidang bantu. Distribusi sumbu P (tekanan) terletak di sebelah Barat
dan menyebar ke Timur dan Tenggara. Hal ini menunjukan bahwa tekanan
44
maksimum berasal dari arah Barat yaitu lempengan Eurasia dan dari arah timur
yaitu lempengan Eurasia.
Hasil analisis mekanisme sumber gempa bumi di Cilacap Jawa Tengah
menunjukan bahwa sesar yang terjadi adalah sesar turun dan oblique fault yaitu
gabungan antara sesar turun dan sesar mendatar. Arah strike menunjukan ke arah
Barat – Timur sejajar dengan zona Cilacap Jawa Tengah dan Dip antara 60 – 80.
Sumbu P (tekanan) terletak di sebelah Barat dan menyebar ke arah Timur dan
Tenggara.
Gambar 4.5 hasil USGS
Analisis
mekanisme
sumber
gempa
USGS
(State
Geological
Survey)
menunjukkan bahwa gempa utama sumbernya adalah pergerakan pada bidang
patahan naik dengan nilai rake -600 dan arah jurus/jenis sesar (strike) bidang N
315 EW dan miring landai/kemiringan (dip) sekitar 600 . Besar rata-rata dari
45
pergerakannya adalah sekitar 48 cm. Lokasi centroid pada gempa pertama adalah
1.154 LS dan 120.2 BT, dengan kedalaman 33 km. Sudut pergeseran (rake) pada
nodal kedua adalah -410 dengan miring landai/kemiringan (dip) 830 dan arah
jurus/sesar (strike) sebesar 850 dengan magnitudo 5.1 SR. Hasil analisis USGS
menggunakan metode momen tensor centroid.
Dapat dilihat bahwa penyelesaian semua kejadian gempa bumi yang telah
diselesaikan baik oleh USGS yang diselesaikan oleh penulis, tetapi memiliki nilai
parameter-parameter fokus yang berbeda, sehingga memungkinkan kesalahan
penentuan arah sesar.
Dalam penggunaan gelombang seismik yang berbeda dalam setiap metode, dapat
terjadi perbedaan, yaitu penulis menggunakan polaritas gelombang P begitu pula
dengan uji perbandingan gempa susulan, sehingga perbedaan yang terlihat tidak
terlalu besar. State Geological Survey (USGS) dengan momen tensor solution
menggunakan gelombang permukaan, USGS pun melakukan penelitian dengan
centroid momen tensor solution menggunakan gelombang badan (gelombang P
dan S). Perbedaan kelajuan gelombang seismik menyebabkan waktu tiba setiap
gelombang di stasiun pun berbeda.
Dalam penggunaan gelombang seismik yang berbeda dalam metodemetode yang berbeda ini akan menghasilkan interpretasi yang berbeda pula, dan
gelombang P dengan cepat rambat tercepat diharapkan memiliki interpretasi dan
solusi yang lebih akurat, karena gelombang ini mudah ditentukan dan dibedakan
dari gelombang lainnya pada seismogram.
46
BAB V
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis seismotektonik zona
Cilacap Jawa Tengah dan sekitarnya berdasarkan seismisitas dan
mekanisme sumber gempabumi adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisme sumber gempa Cilacap Jawa Tengah menunjukan bahwa
gempa bumi utama sumbernya adalah pergerakan pada bidang patahan
naik dengan nilai rake -1680 dan arah jurus/jenis sesar (strike) bidang N 58
EW dan miring landai/kemiringan (dip) sekitar 580 . Besar rata-rata dari
pergerakannya adalah sekitar 48 cm. Lokasi centroid pada gempa pertama
adalah 10,01 LS dan 107,69 BT, dengan kedalaman10 km. Sudut
pergeseran (rake) pada nodal kedua adalah -330 dengan miring
landai/kemiringan (dip) 800 dan arah jurus/sesar (strike) sebesar -330
dengan magnitudo 7,1 SR.
2. Karakteristik mekanisme focal daera Cilacap Jawa Tengah adalah sesar
turun dengan kemiringan ke arah Barat sehingga bidang nodal kedua lebih
cenderung merupakan bidang sesar dan bidang nodal pertama merupakan
pembantu.
47
5.2 Saran
1.
Perlu diperhatikan nilai consistent data pada solusi mekanisme sumber gempa
bumi dimana hasil dari consistent dan inconsistent minimal ≤80%.
2.
Dalam penentuan solusi
mekanisme sumber gempabumi
sebaiknya
diperhatikan akurasi dari bentuk gerakan pertama gelombang P apakah
kompresi atau dilatasi agar dapat memberi gambaran yang mendekati keadaan
yang terjadi di sumber gempa bumi.
48
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Silangen P.M. 2005. Studi Anomali Perubahan Vp/Vs Gempabumi
Sulawesi Utara. Jurnal meteorologi dan geofisika. Vol. 6, No. 3
[2]
Subarja. 1991. Penentuan Arah Penunjaman Lempeng Indo-Australia
terhadap Lempeng Eurasia dan aktivitas seismic di daerah jawabarat
(kaitannya dengan gempabumi, magnitude 8,1 SR thn 1903. Jakarta: UI.
Rahmat T. 2008. Overview Gempabumi dan Tsunami. Jakarta: BMG
[3]
di
[4]
Ginanjar S. 2007. Memahami Konsep Tektonik dan Mekanisme Gempa.
Jakarta: BMG.
[5]
Anonim. Seismology Fundamental. (on line). http://www/seismo.unr.edu.
diakses tanggal 27 April 2009.
[6]
Reid, H.F. 1982. Elastic Rebound Theory of Earthquake, BSSA. Vol 11
(98-100).
[7] Daisuke S. 1997. Source Mechanism Practice. Japan:IISE.
[8]
Stein dan Wysession. 2000. Earthquake Focal Mechanisms. (on line).
http://www/usgs.com. diakses 20 Juli 2009.
[9]
Hamilton W. 1979. Tectonics of the Indonesian Region. United States
GeologicalSurvey. Professional Paper 1078
[10] Bjorn L. 2000. The Seismic Moment Tensor.
http://www/geofys.uu.se diakses tanggal 27 April 2009.
(on
line).
[11] Anonim. 2006. Lempeng Tektonik. (on line). http://www/encarta.msn.com.
diakses 21 Maret 2009.
[12] Boby A.M. 2009. Berita Gempa Bumi Nasional.
http://www/hagi.or.id. diakses tanggal 27 April 2009.
49
(on
line).
LAMPIRAN
Data gempa bumi di Cilacap Jawa Tengah pada tanggal 04 April 2011
10.01 107.09 10.0 101
AAI -1
AAII -1
ABJI -1
APSI 1
BASI -1
BBKI 1
BKB 1
BKNI -1
BLSI 1
BNDI 1
BSSI -1
BYJI -1
CBJI -1
CGJI 1
CISI -1
CMJI 1
CNJI 1
CTJI 1
DBJI -1
DNP -1
DSRI 1
EDFI -1
FAKI -1
GENI 1
GMJI 1
GRJI -1
GSI -1
IGBI -1
JAGI 1
JAY -1
JAY1 1
JCJI 1
JMBI 1
KASI -1
KBKI 1
KCSI 1
KLI -1
KLSI -1
KMSI 1
KPJI 1
KRAI -1
KRK 1
LASI 1
LBMI 1
LEM 1
LHMI 1
LHSI -1
LUWI 1
LWLI 1
MASI 1
MMRI 1
MMSI 1
MNAI 1
MNSI 1
MRSI 1
MSAI 1
MTKI -1
MWPI 1
NGJI 1
NLAI -1
PBKI 1
PBSI 1
PCJI 1
PDSI -1
PLAI -1
PMBI 1
PMSI 1
PPBI 1
PPSI -1
PSI 1
PWJI 1
PGRI 1
LKPI 1
SANI -1
SAUI -1
SBJI 1
SCJI 1
SDSI 1
SGSI 1
SIJI -1
SKJI 1
SLSI 1
SMKI -1
SOEI 1
SPSI 1
SRBI -1
STKI 1
SWI -1
SWJI 1
TBJI 1
TNG -1
TNGI 1
TNTI 1
TVRI 1
TPTI 1
TSI 1
TTSI 1
TWSI 1
UGM 1
UWJI 1
WOJI 1
YOGI 1
LAMPIRAN
Hasil Out Put Program AZMTAK
Contoh Out Put Hasil Program AZMTAK pada mekanisme sumber gempa bumi Cilacap
Jawa Tengah 2011.
BBKI
1.00
47.42
149.64
BKB
1.00
47.95
138.31
BKNI
-1.00
50.66
212.40
BLSI
1.00
47.48
186.94
CBJI
-1.00
46.57
180.85
CGJI
1.00
46.32
184.88
CISI
-1.00
45.49
177.60
CMJI
1.00
45.25
175.58
CNJI
1.00
45.72
179.87
DBJI
-1.00
46.44
181.23
DSRI
1.00
51.06
193.64
FAKI
-1.00
31.30
115.85
GRJI
-1.00
45.32
162.09
GSI
-1.00
49.62
228.15
JAY
-1.00
28.93
108.64
JCJI
1.00
46.46
175.85
JMBI
1.00
50.17
196.72
KASI
-1.00
47.23
189.62
KBKI
1.00
46.87
145.19
KLI
KLSI
-1.00
-1.00
47.91
48.02
188.63
189.25
KPJI
1.00
45.61
173.86
LEM
1.00
46.17
178.18
LHMI
1.00
50.81
245.45
LHSI
-1.00
48.53
194.67
LWLI
1.00
47.62
191.57
MNAI
1.00
47.96
196.29
MNSI
1.00
50.34
219.67
MRSI
1.00
45.41
121.77
NGJI
1.00
45.19
165.68
PBKI
1.00
49.15
159.91
PBSI
1.00
49.26
221.76
PDSI
-1.00
49.71
211.68
PMBI
1.00
49.44
190.31
PPBI
1.00
50.13
184.54
PSI
1.00
50.95
228.68
SBJI
1.00
46.84
183.45
SKJI
1.00
46.00
181.82
SMKI
-1.00
STKI
1.00
51.00
155.91
TNG
-1.00
46.81
181.59
TNGI
1.00
46.81
181.59
TPTI
1.00
50.28
236.41
TSI
UWJI
1.00
1.00
48.30
51.10
46.13
135.31
233.20
166.60
LAMPIRAN
Contoh Hasil Solusi Mekanisme Pusat Gempa Bumi Cilacap Jawa Tengah 04 April 2011
Menggunakan Program PMAN
LAMPIRAN
Contoh Hasil Solusi Mekanisme Pusat Gempa Bumi Cilacap Jawa Tengah 04 April 2011
Dari USGS
LAMPIRAN
Contoh Hasil Penampang Melintang Dengan menggunakan software win ITDB
1. Penunjaman daerah Tegal
2. Penunjaman daerah Kendal
3. Penunjaman daerah lumajang dan Kudus
Download