5.2.5. modul pencegahan penyakit kardiovaskular-1

advertisement
5.2.5. MODUL: PENCEGAHAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR
I. WAKTU
Mengembangkan Kompetensi
Sesi dengan fasilitasi Pembimbing
Hari: 45
Waktu:
60 menit (kuliah pembekalan)
360 menit (sesi bimbingan klinis)
II. TUJUAN UMUM
Sesi ini menguraikan tentang prosedur klinis dalam mencari, mengevaluasi dan
menatalaksana faktor risiko kardiovaskular serta kemampuan komunikasi untuk
penyampaian pesan kepada publik.
III. TUJUAN KHUSUS



memeriksa dan menatalaksana pasien dengan faktor risiko kardiovaskular
mengevaluasi kerja berbagai metode pencegahan
berperan serta dalam usaha global menurunkan morbiditas dan mortalitas
kardiovaskular dengan cara komunikasi pesan metode pencegahan kepada individu
dan publik.
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN
 Menguatkan proses pembelajaran
Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung-jawab anda dalam proses pembelajaran serta
bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan partisipasi
penuh dari peserta didik
 Tujuan 1: Mengumpulkan data klinis dan nonklinis yang relevan untuk evaluasi
stratifikasi risiko individu
Gunakan teknik demonstrasi untuk menyampaikan muatan dalam menggali data klinis
maupun non klinis yang dapat mempengaruhi tingkat risiko kardiovaskular. Pentingnya
ditekankan dalam demonstrasi ini elaborasi data yang efektif dapat menghindari biaya
pemeriksaan penunjang yang berlebihan.
 Tujuan 2: Melakukan pemeriksaan fisis yang relevan untuk evaluasi stratifikasi risiko
individu
Gunakan teknik demonstrasi untuk memperlihatkan pemeriksaan fisis yang baik dan
benar untuk mencari temuan yang dapat mempengaruhi stratifikasi risiko kardiovaskular.
Seperti pada anamnesis, penting ditekankan pemeriksaan fisis yang teliti dapat
menghindari biaya pemeriksaan penunjang yang berlebihan.
 Tujuan 3: Merancang pemeriksaan penunjang dan interpretasi hasil pemeriksaan
untuk stratifikasi risiko
Menentukan
pemeriksaan
penunjang
baik
elektrokardiografis,
laboratoris,
ekhokardiografis ataupun uji beban jantung untuk evaluasi risiko kardiovaskular. Selain
menentukan, peserta diharapkan untuk mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan dengan benar. Selain itu dalam merancang pemeriksaan penunjang yang
diperlukan, peserta diharapkan mematuhi prinsip cost-efficacy. Sampaikan semua itu
1
dengan teknik kuliah interaktif dan diskusi kelompok kecil dan buat rangkuman dari hasil
diskusi.
 Tujuan 4: Melakukan stratifikasi menggunakan sistim scoring yang dianut di populasi
lokal.
Ketepatan dalam stratifikasi risiko penting dalam memberikan informasi prognosis dan
tata laksana yang tepat bagi individu. Teknik stratifikasi yang umum adalah
menggunakan sistim skoring dengan chart yang dikembangkan oleh beberapa studi
epidemiologi seperti Framingham risk score (US), SCORE (Eropa) dan Jakarta
Cardiovascular Score (Indonesia). Adaptasi sistim skor ini memerlukan validasi dan
kalibrasi sesuai populasi lokal. Pengetahuan mengenai sistim stratifikasi dapat dilakukan
dengan teknik kuliah interaktif dan latihan aplikasi.
 Tujuan 5: Memberikan intervensi non-farmakologis dan atau memulai terapi
medikamentosa jika ada indikasi
Intervensi prevensi mencakup non farmakologis dan atau medikamentosa yang
sebaiknya diterapkan per individual sesuai hasil evaluasi stratifikasi. Pengetahuan
mengenai jenis-jenis prevensi dan mekanisme kerja masing-masing metode diharapkan
dikuasai oleh para peserta. Jelaskan berbagai teknik prevensi dalam sesi kuliah
(presentasi) dan diskusi.
 Tujuan 6: Memberikan edukasi/penyuluhan untuk populasi umum.
Prevensi pada tingkat populasi melibatkan komunitas memberikan hasil yang efektif dan
memerlukan teknik pendekatan yang berbeda dari prevensi individual. Kemampuan
untuk komunikasi massa diperlukan untuk menyampaikan edukasi yang efektif. Lakukan
beberapa sesi latihan komunikasi massa / penyuluhan dengan topik-topik bervariasi
berkaitan dengan pencegahan penyakit kardiovaskular.
V. PERSIAPAN SESI
Audiovisual aid
 Materi presentasi : CD PowerPoint 1 - 8
- CD 1 – biologi atherosklerosis dan epidemiologi penyakit
- CD 2 – isu diet dan nutrisi
- CD 3 – obesitas dan sindroma metabolik
- CD 4 – diabetes
- CD 5 – kelainan Lipid
- CD 6 – olah raga dan aktivitas fisik
- CD 7 – hipertensi
- CD 8 - merokok
VI. KOMPETENSI :
Evaluasi dan tatalaksana faktor risiko kardiovaskular dan komunikasi pencegahan
penyakit kardiovaskular kepada publik
KETRAMPILAN/PROFESIONAL:
Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik diharapkan terampil dalam:
A. Pengetahuan (kognitif):
1. Mampu menjelaskan insiden dan prevalensi penyakit kardiovaskular di komunitas
lokal
2
2. Mampu menyebutkan faktor – faktor risiko
3. Mampu menjelaskan penilaian risiko pada prevensi primer, interaksi risiko
multifaktorial dan penghitungan skor risiko
4. Mampu menjelaskan pola makan dan nutrisi dalam hubungannya dengan
penatalaksanaan risiko penyakit kardiovaskular
5. Mampu menjelaskan metabolism lipid, kelainan lipid dan obat yang dapat
mempengaruhi metabolism lipid.
6. Mampu menjabarkan tatalaksana khusus / strategi prevensi untuk merokok,
dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, inaktivitas fisik, hipertrofi ventrikel kiri,
obesitas, sindrom metabolik, faktor psikososial.
7. Mampu mengenali bahwa faktor risiko sering ditemui berkelompok dan
memerlukan pendekatan komprehensif
8. Mampu menjelaskan penilaian risiko dalam prevensi sekunder termasuk terapi
obat
9. Mampu mengenali komplikasi dan konsekuensi pada tiap faktor risiko tertentu.
B. Psikomotor (ketrampilan profesi):
1. Mahir mengambil riwayat penyakit yang relevan dan menampilkan pemeriksaan
klinis yang tepat.
2. Mampu menatalaksana faktor risiko dengan tepat dan mengkomunikasikan
betapa pentingnya kepada pasien, keluarga dan komunitas yang lebih luas.
3. Mampu mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular pada seorang pasien.
4. Mampu mengevaluasi manfaat intervensi faktor risiko pada seorang pasien.
C. Sikap & Perilaku (afektif):
1. Menghargai pentingnya penatalaksanaan faktor risiko
2. Menghargai beragamnya faktor risiko penyakit kardiovaskular lintas populasi,
sosial ekonomi, gender dan ras
3. Melalui edukasi pasien, menganjurkan gaya hidup yang lebih sehat dengan
penekanan spesifik untuk mengendalikan faktor risiko.
4. Mengajukan saran dan dukungan kepada anggota keluarga dengan penyakit
kardiovaskular yang diturunkan.
5. Mampu bekerjasama dengan spesialis lain seperti Ahli Gizi, Diabetologis dan
Perawatan spesialis.
6. Berpartisipasi aktif dalam program prevensi penyakit Kardiovaskular
7. Mampu mempertimbangkan cost-efficacy dalam peresepan regimen obat.
VII. GAMBARAN UMUM :
Selain merupakan penyebab utama kematian di berbagai negara, penyakit
kardiovaskular juga menyumbangkan pada disabilitas/morbiditas dan pengeluaran
anggaran kesehatan yang sangat besar. Kenyataan bahwa penyakit kardiovaskular
berkaitan dengan gaya hidup dan berbagai faktor fisiologis dan biokimia yang dapat
dimodifikasi membuat strategi prevensi sangat diperlukan. Strategi prevensi perlu
dirancang dengan prinsip prioritas, evidence-based, keterlibatan lintas sektoral dan
dukungan sistemik untuk mencapai hasil secara efektif dan efisien.
Penjelasan gambaran umum
Memberikan penjelasan dan upaya yang akan dilakukan selama sesi atau praktik yang
dilakukan terkait dengan sesi ini sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dalam
3
waktu yang telah dialokasikan dan kompetensi yang diperoleh adalah sesuai dengan
yang diinginkan
VIII. CONTOH KASUS
Seorang laki-laki, 56 tahun, datang ke Unit Prevensi untuk melakukan medical check up
sesuai anjuran dari perusahaannya. Klien selama ini rajin berolahraga dan masih aktif
bekerja. Ia selama ini belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan sebelumnya
dan tidak mengetahui faktor-faktor risiko yang dimilikinya.
Prosedur pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi faktor risiko
kardiovaskular pada klien ini dan apa yang harus dilakukan terhadap temuan
pemeriksaan klinis?
Peserta didik melakukan evaluasi dengan objektif:
1. melakukan stratifikasi risiko kardiovaskular sesuai profil klinis klien
2. membantu klien bila dalam risiko rendah untuk mempertahankan keadaan ini seumur
hidup, dan membantu klien yang dalam risiko tinggi untuk menurunkannya.
3. Mempertimbangkan terapi medikamentosa pada kelompok yang memerlukan
terutama pada mereka yang telah terbukti menderita penyakit aterosklerosis
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk:
1. Mengumpulkan data klinis dan nonklinis yang relevan untuk evaluasi stratifikasi
risiko individu
2. Melakukan pemeriksaan fisis yang relevan untuk evaluasi stratifikasi risiko individu
3. Merancang pemeriksaan penunjang dan interpretasi hasil pemeriksaan untuk
stratifikasi risiko
4. Melakukan stratifikasi menggunakan sistim scoring yang dianut di populasi lokal.
5. Memberikan intervensi non-farmakologis dan atau memulai terapi medikamentosa
jika ada indikasi
6. Memberikan edukasi/penyuluhan untuk populasi umum
Kasus untuk proses pembelajaran
Dalam evaluasi risiko kardiovaskular klien, ditemukan faktor risiko merokok, tekanan
darah terukur satu kali 140/85 mmHg, laboratorium menunjukkan kolesterol LDL yang
tinggi.
Diskusi:
 Termasuk kelompok risiko rendah, menengah atau meningkat klien tersebut ?
 Tindakan intervensi prevensi apakah yang perlu untuk klien tersebut?
 Apakah strategi yang dipilih sesuai dengan keadaan psikososial dan sosioekonomis
sesuai mampu-laksana bagi klien?
 Bagaimana mengevaluasi keberhasilan strategi yang dipilih?
IX. RANGKUMAN
Prevensi Kardiovaskular merupakan upaya mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit kardiovaskular. Pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko kardiovaskular
dan ketrampilan dalam mengevaluasi stratifikasi risiko kardiovaskular adalah sangat
penting dalam menentukan prognosis dan strategi intervensi yang sesuai bagi klien.
4
Pada tingkat komunitas, edukasi/penyuluhan yang efektif juga merupakan strategi
prevensi yang harus dikuasai.
X. EVALUASI
Penilaian Kompetensi
 Hasil observasi selama alih pengetahuan dan keterampilan
 Hasil kuesioner
 Hasil penilaian peragaan keterampilan
Instrumen Penilaian Kompetensi Kognitif
A. Kuesioner sebelum sesi dimulai
1. Strategi prevensi kardiovaskular perlu dibedakan antara kelompok populasi,
kelompok risiko tinggi dan prevensi sekunder (B).
2. Kadar kolesterol HDL yang rendah secara konsisten terbukti berkorelasi dengan
kejadian penyakit jantung koroner. (B)
3. Statin bekerja menghambar reductase HMG-CoA dan mencegah pembentukan
mevalonate. (B)
4. Kadar kolesterol LDL yang disebut optimal adalah < 100 mg/dL, karena terbukti
berkaitan dengan risiko PJK yang sangat rendah. (B)
5. Berhenti merokok dalam waktu dua tahun dapat menurunkan risiko kejadian koroner
sebesar 50%. (B)
B. Kuesioner Tengah Pelatihan
Pilih satu yang benar
1. Faktor risiko berikut yang telah jelas terbukti meningkatkan risiko PJK, kecuali:
a) Merokok
b) Kolesterol LDL tinggi
c) Minum alkohol
d) Hipertensi
e) Inaktivitas fisik
2. Berikut adalah kadar LDL yang menjadi target intervensi prevensi:
a) < 100 mg/dL untuk yang tanpa atau dengan 1 faktor risiko
b) <160 mg/dL untuk yang pernah mengalami infark miokard
c) <160 mg/dL untuk yang memiliki 2 faktor risiko
d) <100 mg/dL untuk yang menderita diabetes mellitus
e) <200 mg/dL untuk semua populasi
C. Penilaian Kinerja Pengetahuan (ujian akhir)
XI. INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR
A. PENILAIAN KOMPETENSI
Petunjuk :
5
Beri tanda v bila sesuai dengan kunci jawaban
Beri tanda x bila tidak sesuai dengan kunci jawaban
PENCATATAN AKTIVITAS PENCAPAIAN KOMPETENSI MODUL
1. Menyapa klien dan memperkenalkan diri
2. wawancara riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
3. EKG dan interpretasi
4. mengajukan pemeriksaan laboratoris yang relevan
5. merancang intervensi prevensi non farmakologis kepada klien
6. merancang intervensi prevensi farmakologis kepada klien
7. menjelaskan hasil pemeriksaan, diagnosis dan rancangan intervensi
prevensi kepada klien
8. merencanakan jadual evaluasi dan menetapkan target intervensi klien.
KODE
Komentar/Ringkasan:
Rekomendasi:
Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________
B. DAFTAR TILIK KINERJA
I
II
III
Identifikasi faktor risiko mayor
Penilaian
1. Hipertensi
2. Merokok
3. Obesitas ( indeks massa tubuh >= 30 kg/m2)
4. Kurang aktivitas
5. Dislipidemia
6. Diabetes mellitus
7. Mikroalbuminuria atau GFR hitung < 60 mL/min
8. Umur (lebih dari 55 tahun untuk laki-laki, 65 untuk perempuan).
9. Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular prematur (
laki-laki kurang dari 55 atau perempuan kurang dari 65)
Identifikasi kelompok risiko klien
1. Kalkulasi risiko PJK 10-tahun dengan perangkat scoring
Framingham; atau
2. Kalkulasi risiko PJK 10-tahun dengan perangkat scoring SCORE
(ESC); atau
3. Skor Jakarta Kardiovaskular
Intervensi non-farmakologis
 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan jika IMT ≥ 25 kg/m2 dan terutama jika
IMT ≥ 30 kg/m2
 Hindari perolehan berat badan jika LP 80 – 88 cm pada wanita
6
IV
dan LP 94 – 102 cm pada laki-laki. Anjurkan turunkan berat
badan jika LP >= 88 cm pada wanita dan >= 102 cm pada lakilaki
 Olahraga teratur minimal 30 menit
 Diet sehat
 Makanan yang variatif
 Penyesuaian asupan kalori untuk menghindari kelebihan
berat badan
 Konsumsi: buah, sayur, sereal dan roti gandum, ikan
(terutama yang berminyak), daging bebas lemak, produk
susu yang rendah lemak.
 Ganti asam lemak jenuh dengan lemak tak jenuh (nabati
atau makanan laut)
 Penderita hipertensi harus mengurangi asupan garam
Intervensi farmakologis
1. Antihipertensi
2. Statin
3. Aspirin
4. Obat diabetes
XII. ALGORITME
KLIEN DENGAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER
IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO
STRATIFIKASI RISIKO MENGGUNAKAN PERANGKAT YANG VALID
EDUKASI DAN INTERVENSI TATALAKSANA FAKTOR RISIKO
EVALUASI
XIII. MATERI PEMBELAJARAN
1. Definisi faktor risiko
 Konsep pencegahan primer dan sekunder
2. Evaluasi risiko pada pencegahan primer (yaitu suatu strategi untuk menurunkan
risiko penyakit jantung koroner pada populasi umum), interaksi antar faktor risiko:
chart skor risiko
 Kategori risiko absolut dalam:
o Individu risiko tinggi
o Risiko sedang
o Risiko rendah
7
3. Merokok
 Efek kardiovaskular merokok
 Efek terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular; stratifikasi risiko
 Tujuan tata laksana: pencegahan primer dan sekunder kejadian buruk
 Program berhenti merokok
 Terapi pengganti nikotin
 Efek berhenti merokok terhadap prognosis
 Rekomendasi praktik
4. Dislipidemia
 Definisi dan epidemiologi
 Klasifikasi, metabolisme dan kerja biologis lipoprotein dan lipid;
o Kolesterol LDL tinggi
o Kolesterol HDL rendah
o Hipertrigliseridemia
 Efek terhadap morbiditas dan mortalitas (mis. Terhadap proses aterogenesis)
 Pengukuran angka profil lipid dan saat untuk membaca
 Stratifikasi risiko
 Tujuan dalam tata laksana pencegahan primer dan sekunder
 Tata laksana diet; diet aterogenik
 Kelompok utama obat penurun lemak (uji klinis, cost-effectiveness, indikasi dan
kontraindikasi, efek samping)
 Pemilihan terapi untuk pasien dengan mempertimbangkan penyakit penyerta
5. Diabetes mellitus (lihat juga di MODUL PENYAKIT JANTUNG DIABETIK)
 Definisi dan epidemiologi
 Patofisiologi diabetes mellitus dan toleransi glukosa terganggu
 Diabetes dan faktor risiko vaskular lain: kelainan lipoprotein, trombosis, fsn
advanced glycosylation end-products
 Efek terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
 Identifikasi pasien berisiko menderita diabetes mellitus
 Stratifikasi risiko
 Tujuan tata laksana: pencegahan primer dan sekunder kejadian buruk
 Tata laksana diet
 Kelompok utama obat hipoglikemik oral dan formulasi insulin (uji klinis, indikasi,
kontraindikasi, manfaat dan efek samping)
 Pemilihan terapi untuk tiap pasien (termasuk target gula darah dan tekanan
darah)
6. Hipertensi (lihat juga di MODUL HIPERTENSI)
 Definisi dan epidemiologi
 Patofisiologi: sistem saraf simpatis, sistem renin-angiotensin-aldosteron,
endotelin, nitric oxide, resistensi insulin, faktor genetik
 Efek terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
 Diagnosis hipertensi: pengukuran tekanan darah dan pengawasan ambulator
 Evaluasi pasien: jantung, ginjal dan vaskular
 Rekomendasi praktik Joint National Committee for Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure
 Tujuan tata laksana: pencegahan primer dan sekunder kejadian buruk
 Tata laksana: diet, modifikasi gaya hidup dan obat antihipertensi
 Komorbid dan faktor risiko lain
7. Inaktivitas fisik
8




Definisi aktivitas fisik dan kebugaran
Evaluasi aktivitas fisik dan kebugaran
Hubungan antara aktivitas fisik dan penyakit kardiovaskular
Efek latihan terhadap faktor risiko kardiovaskular (mis. Tekanan darah, lipid,
diabetes, berat badan, mortalitas dan morbiditas)
 Penerapan dan pengawasan aktivitas fisik
8. Hipertrofi ventrikel kiri
 Definisi: EKG atau ekokardiografi
 Prevalens: studi populasi, prediktor (umur, tekanan darah sistolik)
 Patologi: distribusi anatomis hipertrofi, perubahan ukuran miosit jantung, fibrosis
miokard, penurunan densitas kapiler, disfungsi sistolik dan diastolik
 Implikasi prognosis (studi Framingham), hubungannya dengan mortalitas
kardiovaskular dan keseluruhan, gagal jantung, infark miokard akut dan penyakit
jantung iskemik serta kontribusinya pada risiko individual dan populasi
 Ciri klinis: dispnea saat aktivitas, angina, palpitasi, aktivitas jantung meningkat
 Diagnosis: EKG, rontgen toraks, ekokardiografi
 Tujuan tata laksana
o Regresi hipertrofi: pencegahan primer dan sekunder kejadian kardiovaskular,
perbaikan fungsi jantung
9. Obesitas
 Definisi dan epidemiologi
 Patofisiologi obesitas: obesitas awitan dini dan awitan lambat; pentingnya
distribusi lemak, indeks massa tubuh dan rasio pinggang-pinggul, pengaruh jenis
kelamin
 Efek terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular (mis. Pemberat penyakit
jantung iskemik, hubungan dengan diabetes, dislipidemia dan hipertensi)
 Stratifikasi risiko
 Tujuan tata laksana: kontrol berat, penurunan risiko kardiovaskular
 Tata laksana diet
 Program latihan
 Obat penurun berat
 Pemilihan terapi (target berat, asupan kalori, aktivitas fisik)
 Tata laksana obesitas pada anak
 Rekomendasi praktik
10. Faktor lain :
a. pikiran dan jantung
 Peranan pikiran pada penyakit jantung koroner: stress psikologis, karakter
kepribadian
 Peranan pikiran pada hipertensi: studi epidemiologis dan eksperimen
 Terapi perilaku untuk hipertensi
 Peranan pikiran pada aritmia: efek emosi pada laju jantung dan aritmia,
hubungan antara stress psikologi dan aritmia, gangguan psikologis dalam
kaitannya dengan kematian mendadak dan implantable cardiac defibrillator
b. Faktor psikososial
c. Kadar homosistein
XIV. DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1. Graham I, Atar D, Borch-Johnsen K, et al. European guidelines on cardiovascular
disease prevention in clinical practice: full text. Fourth Joint Task Force of the
9
European Society of Cardiology and other societies on cardiovascular disease
prevention in clinical practice (constituted by representatives of nine societies and by
invited experts). Eur J Cardiovasc Prev Rehabil 2007 September;14 Suppl 2:S1-113.
2. Preventive Cardiology (Part VI) in: Braunwald's Heart Disease: A Textbook of
Cardiovascular Medicine, 8th ed
3. Preventive Cardiology (Part I) in: Topol’s Textbook of Cardiovascular Medicine, 3rd
Edition
10
Download