1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taksiran berat janin merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen persalinan. Berat lahir yang ekstrim kecil atau besar berpotensi meningkatkan morbiditas perinatal yang dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan bayi (Cunningham et al., 2010). Dengan metode prediksi berat janin yang akurat dapat diketahui berat badan lahir kecil atau besar sehingga dapat dilakukan upaya preventif untuk mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. Terdapat dua metode yang digunakan untuk mendapatkan taksiran berat janin (TBJ), yaitu dengan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan ultrasonografi (USG) (Shittu et al., 2005). Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan palpasi abdomen dan pengukuran tinggi fundus uterus (TFU). Akurasi pengukuran TFU lebih baik dibandingkan dengan palpasi abdomen dalam memprediksi berat lahir (Khani et al., 2011). Untuk mendapatkan taksiran berat janin maka hasil pengukuran TFU akan dimasukkan dalam sebuah rumus. Beberapa rumus yang dipakai antara lain, rumus Mc Donald, rumus Johnson, dan rumus Risanto. Adanya peran keragaman etnik dalam grafik pertumbuhan janin menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan rumus yang digunakan untuk menentukan taksiran berat janin (Drooger et al., 2005). Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan dari hasil penelitian yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia. Rumus Risanto mempunyai akurasi lebih tinggi dibandingan rumus Johnson dalam prediksi berat janin, akan tetapi rumus tersebut belum digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan di Indonesia (Titisari, 2012). Taksiran berat janin berdasarkan rumus Risanto (TBJ_R) merupakan metode yang praktis yaitu dengan cara memasukkan hasil pengukuran TFU ke dalam tabel TBJ Risanto. 2 Prediksi berat lahir berdasarkan pemeriksaan USG merupakan hasil perhitungan dari beberapa parameter janin seperti lingkar perut, panjang femur, diameter biparietal, dan lingkar kepala janin (Ioannou et al., 2012). Hasil pengukuran parameter janin tersebut akan dihitung dengan algoritme tertentu yang terdapat pada software mesin ultrasonografi. Beberapa formula yang sering digunakan dalam perhitungan TBJ antara lain formula Hadlock, Shepard, dan Campbell (Dudley, 2005). Beberapa penelitian yang membandingkan akurasi TBJ klinis dan TBJ USG mempunyai hasil yang beragam. Hasil yang bervariasi tersebut ditambah dengan adanya pengaruh keragamaan etnik terhadap kurva pertumbuhan janin maka Penulis merasa perlu melakukan penelitian serupa dengan subyek populasi masyarakat Indonesia. B. Rumusan Masalah Pemeriksaan ultrasonografi sudah rutin dilakukan dalam kunjungan antenatal, akan tetapi penentuan taksiran berat janin berdasarkan pengukuran tinggi fundus uterus masih menjadi pilihan. Beberapa penelitian yang membandingkan akurasi pengukuran tinggi fundus uterus dan pemeriksaan ultrasonografi dalam menaksir berat janin menunjukkan hasil yang bervariasi. Pengukuran tinggi fundus uterus merupakan pemeriksaan yang sederhana, mudah serta dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang belum tersedia alat ultrasonografi. Menurut Penulis, rumus Risanto yang telah dibuktikan mempunyai akurasi lebih baik dibandingkan rumus Johnson belum digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana perbandingan akurasi antara pengukuran TFU menggunakan rumus Risanto dengan pemeriksaan ultrasonografi dalam menentukan taksiran berat janin?” 3 C. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang membandingkan akurasi TBJ klinis dan TBJ ultrasonografi adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Ashrafganjooei et al. (2004) membandingkan akurasi TBJ USG dan TBJ klinis pada kehamilan cukup bulan yang akan menjalani operasi elektif. Pemeriksaan USG dilakukan oleh pemeriksa yang sama, dan parameter yang diukur adalah diameter biparietal, lingkar abdomen, dan panjang femur, kemudian TBJ USG dihitung dengan formula Hadlock. Pemeriksaan klinis dengan manuver Leopold dilakukan sebelum operasi oleh 2 dokter spesialis kandungan dan 1 residen senior, kemudian diambil nilai rerata dari ketiga pemeriksa. Sensifisitas TBJ USG dan TBJ klinis berturut-turut sebesar 93,5% vs 99,6%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa akurasi TBJ USG dan TBJ klinis pada kehamilan cukup bulan tidak berbeda secara signifikan 2. Penelitian Noumi et al. (2005) membandingkan TBJ USG dan TBJ klinis dengan palpasi abdomen dan pengukuran TFU pada kehamilan cukup bulan dalam persalinan fase aktif. Pemeriksaan klinis dan USG dilakukan oleh residen jaga. Parameter janin yang diukur pada pemeriksaan USG adalah diameter biparietal, lingkar abdomen, dan panjang femur, dan TBJ USG menggunakan formula Hadlock. Koefisien korelasi antara TBJ USG dengan BBL sebesar 0,66 (p<0,0001), sedangkan koefisien korelasi antara TBJ klinis dengan BBL sebesar 0,62 (p<0,0001 ). Penelitian ini menyimpulkan bahwa akurasi TBJ USG dan TBJ klinis yang dilakukan pada saat masuk persalinan fase aktif tidak berbeda bermakna. 3. Shittu et al. (2007) meneliti akurasi TBJ USG dan TBJ berdasarkan pengukuran TFU terhadap 100 kehamilan cukup bulan. Pengukuran TFU dilakukan oleh residen senior dari bagian obstetrika, sedangkan pemeriksaan USG dilakukan oleh residen senior dari bagian radiologi. TBJ klinis didapatkan dari hasil perkalian TFU dengan lingkar abdomen setinggi umbilikus. Parameter janin yang diukur pada 4 pemeriksaan USG adalah diameter biparietal, lingkar abdomen, dan panjang femur, kemudian TBJ USG dihitung dengan formula Hadlock. Rentang interval antara waktu pemeriksaan dengan persalinan adalah 24 jam. Penimbangan berat lahir dilakukan oleh bidan dalam waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir. Perbandingan akurasi digolongkan dalam 3 kelompok berdasarkan berat badan lahir (BBL) yaitu, < 2500 gram, 2500 – 4000 gram, dan > 4000 gram. Perbedaan bermakna hanya terdapat pada kelompok BBL < 2500 gram dimana nilai rerata kesalahan TBJ USG lebih kecil dibandingkan TBJ klinis. Sedangkan pada kelompok lain tidak didapatkan perbedaan yang signifikan 4. Khani et al. (2011) melakukan penelitian terhadap wanita hamil cukup bulan yang masuk dalam persalinan fase aktif. Pemeriksaan klinis (palpasi abdomen dan pengukuran TFU menggunakan rumus Johnson) dilakukan oleh seorang bidan senior. Pemeriksaan USG dilakukan oleh seorang radiologist yang mengukur parameter janin seperti diameter biparietal, lingkar perut, lingkar kepala, dan panjang femur, dan TBJ dihitung berdasarkan formula Hadlock. Masing-masing pemeriksa tidak saling mengetahui hasil TBJ pemeriksa lain. Berat badan lahir dukur dengan timbangan yang sama, yang telah dikalibrasi secara regular. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TBJ klinis dapat digunakan sebagai alternatif TBJ USG pada taksiran berat janin normal dan makrosomia, sedangkan pada prediksi janin kecil maka pemeriksaan USG akan memberikan akurasi yang lebih baik. 5. Penelitian Kayem et al. (2009) melibatkan 7138 ibu hamil cukup bulan. Interval waktu antara pengukuran TFU dan pemeriksaan USG terhadap waktu kelahiran tidak lebih dari 7 hari. Pengukuran TFU dan pemeriksaan USG dilakukan oleh pemeriksa yang berbeda dengan kualifikasi yang beragam (bidan, residen, dan staf senior). Bidan atau dokter mengukur TFU menggunakan pita ukur dari tepi atas simpisis pubis sampai dengan titik tertinggi uterus. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan TBJ klinis adalah -199,93 + (108,59 x TFU (cm)). 5 Parameter USG yang dipakai adalah lingkar perut dan TBJ dihitung menggunakan formula Campbell dan Wilkins. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi TBJ USG lebih baik dari TBJ klinis. Sensitifitas TBJ USG dan TBJ klinis pada kelompok BBL ≤ 2500 gram sebesar 50,7% vs 41,2% (p< 0,05), sedangkan pada kelompok BBL ≥ 4000 gram sebesar 54.0% vs. 37.1% (P< 0.05). 6. Sebuah penelitian prospektif terhadap 200 ibu hamil di Negara Iran menunjukkan bahwa nilai rerata kesalahan antara TBJ klinis dengan TBJ USG mempunyai perbedaan yang bermakna yaitu sebesar 101 gram vs 141 gram (Mehdizadeh et al., 2000). 7. Sebuah uji klinis acak terhadap 758 ibu hamil cukup bulan, membandingkan akurasi TBJ klinis dan TBJ USG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi TBJ klinis lebih baik dibandingkan TBJ USG dengan perbandingan prediksi kisaran dalam 10% BBL berturutturut sebesar 58% vs 32% (P< .0001) (Hendrix et al., 2000). D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan akurasi antara TBJ Risanto dengan TBJ USG dalam menentukan taksiran berat janin. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan rekomendasi dalam penelitian-penelitian ilmiah yang berhubungan dengan taksiran badan janin. Taksiran berat lahir yang akurat memberi kontribusi yang besar dalam penatalaksanaan persalinan yang lebih baik sehingga dapat mengurangi morbiditas maupun mortalitas maternal dan perinatal. Apabila akurasi TBJ Risanto dan TBJ USG tidak ada perbedaan yang bermakna, maka TBJ Risanto dapat menggantikan TBJ USG terutama bila tidak tersedia alat ultrasonografi dan tenaga terlatih.