Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb) Ria Rosdiana Hutagaol Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : [email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga diurnal (aktif di siang hari) yang terdapat pada Pohon Tembesu (Fagraea fragrans Roxb). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif. Lokasi penelitian adalah di Desa Jerora I dan Desa Kapuas Kiri Hulu Kabupaten Sintang, selama 2 minggu efektif di lapangan, yaitu bulan Juli 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik inventarisasi dan identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui taksonomi serangga diurnal pada Pohon Tembesu (Fagraea fragrans Roxb). Analisis data untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga dilakukan dengan menggunakan index Margalef. Hasil analisis data menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis serangga tergolong rendah yaitu dengan nilai Indeks Keanekaragaman (D mg) sebesar 2,97 pada Lokasi Jerora I dan 2,39 pada Lokasi Kapuas Kiri Hulu. Kata Kunci : Inventarisasi Serangga, Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) menjadi habitat yang sangat disukai PENDAHULUAN Tembesu fragrans serangga, baik sebagai tempat tinggal Roxb) merupakan salah satu jenis kayu maupun sebagai tempat mencari makan. yang menjadi unggulan di daerah Serangga Kabupaten Sintang. Menurut Junaidah kelompok hewan yang paling beragam dkk (2014), Tembesu termasuk famili dan paling sering dijumpai dalam suatu Loganiaceae dan merupakan jenis yang ekosistem dan memiliki peranan penting adaptif karena dapat tumbuh pada dalam ekosistem. Informasi mengenai berbagai jenis serangga dan keanekaragaman jenis (Fragraea tanah dan kondisi merupakan serangga pasir atau liat berpasir. Selain itu, Tembesu masih sangat terbatas. Oleh Tembesu juga dapat tumbuh baik pada karena itu perlu dilakukan penelitian tanah dengan drainase yang buruk, untuk mengetahui jenis serangga dan termasuk pada daerah rawa. keanekaragaman jenis serangga pada Tembesu yang pada satu lingkungan, seperti pada tanah datar, Kemampuan khususnya salah pohon pohon Tembesu. dapat tumbuh di berbagai kondisi tempat tumbuh, 155 2016 menyebabkan pohon ini PIPER No. 23 Volume 12 Oktober Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) 11.00 WIB. Ukuran tinggi pohon yang METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan diambil sebagai tempat pengambilan metode Deskriptif Eksploratif. Kawasan sampel serangga adalah pohon dengan yang ditumbuhi pohon Tembesu pada tinggi rata-rata 2,5 meter. Analisis data dua lokasi penelitian yaitu Desa Jerora I dilakukan dengan identifikasi untuk dan Desa Kapuas Kiri Hulu dijelajah mengetahui jenis-jenis serangga dan untuk mendapatkan sampel serangga Index sebanyak-banyaknya. keanekaragaman jenis. Rumus Index Kegiatan inventarisasi serangga dilakukan pada Margalef untuk mengetahui Margalef adalah sebagai berikut : pagi sampai siang hari yaitu jam 06.00 – 𝐷 𝑚𝑔 = (𝑠−1) log 𝑁 Keterangan : D mg = Indeks Margalef (Indeks Keanekaragaman Margalef) S = Jumlah Spesies N = Jumlah Individu Kriteria Indeks Margalef : D mg < 3,5 : maka keanekaragaman jenis rendah 3,5 < D mg < 5 : maka keanekaragaman jenis sedang D mg > 5 : maka keanekaragaman jenis tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan pada Lokasi Penelitian Jerora A. Jenis Serangga I dan 6 jenis serangga yang tergolong ke Berdasarkan hasil inventarisasi dalam 4 ordo ditemukan pada Lokasi diperoleh 13 jenis serangga pada pohon Desa Kapuas Kiri Hulu. Pada Tabel 1 Tembesu dimana 8 jenis serangga yang berikut ini jenis-jenis serangga pada termasuk lokasi penelitian Desa Jerora I : kedalam 7 ordo yang Tabel 1. Jenis-jenis Serangga yang Ditemukan Pada Lokasi Penelitian Desa Jerora I PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 156 Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) No. 1. Jenis Nama Ilmiah Lebah tanah Anoplius atrox Valanga 2. Belalang Kayu nigricornis Semut Rangrang Oecophylla 3. (Kerangga) smaragdina 4. Kepik Daun Nezara viridula 5. Kumbang Tanah Carbidae 6. Capung Neurothemis Diapheromera 7. Serangga Ranting femorata Lampides 8. Kupu-Kupu monarch Jumlah Sumber : Data Hasil Penelitian, 2016 Ordo Hymenoptera Orthoptera Jumlah Individu 1 2 Hymenoptera 203 Hemiptera Coleoptera Odonata 11 2 4 Phasmida 1 Lepidoptera 2 226 Pada lokasi penelitian di Desa Kapuas 6 jenis serangga yang tergolong ke dalam Kiri Hulu, hasil inventarisasi ditemukan 4 ordo, sebagai berikut : Tabel 2. Jenis-jenis Serangga yang Ditemukan Pada Lokasi Penelitian Desa Kapuas Kiri Hulu No. Jenis Rangrang Oecophylla smaragdina Dolichoderus 2. Semut Hitam thoracicus Smith 3. Belalang Sembah Mantis religiosa 4. Kumbang Daun Chrysomelidae 5. Kutu Daun Helopeltis antonii 6. Wereng Nilaparvata Jumlah Sumber : Data Hasil Penelitian, 2016 1. Semut (Kerangga) Nama Ilmiah B. Indeks Keanekaragaman Ordo Jumlah Individu Hymenoptera 116 Hymenoptera 4 Orthoptera Coleoptera Hemiptera Hemiptera 1 2 1 1 125 Indeks keanekaragaman dapat diukur dengan menggunakan Index 157 2016 PIPER No. 23 Volume 12 Oktober Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) Margalef, dimana keanekaragaman faktor penyebab rendahnya suatu jenis dipengaruhi oleh jumlah keanekaragaman jenis. Pada saat hujan, spesies (s) dan jumlah individu pada serangga mencari tempat berlindung dan suatu spesies (N). Hasil analisis data air hujan yang jatuh. Hal ini ditegaskan dengan menggunakan Index Margalef oleh Adler (Pradana, dkk, 2011), bahwa diketahui bahwa nilai kanekaragaman cuaca sangat berpengaruh terhadap serangga di lokasi penelitian Desa Jerora diversitas serangga seperti halnya suhu. I adalah 2,97 dan pada lokasi penelitian Dalam cuaca hujan, serangga akan di Desa Kapuas Kiri Hulu adalah 2,39. bersembunyi dari air hujan, apabila Berdasarkan kriteria index Margalef sayap serangga basah oleh air hujan keanekaragaman jenis serangga pada maka serangga tidak dapat terbang kedua lokasi penelitian termasuk ke dengan mudah sehingga dapat dengan dalam kriteria keanekaragaman jenis mudah dimangsa oleh predator. yang rendah. jenis Rendahnya keanekaragaman suatu serangga dipengaruhi Menurut jenis oleh Untung berbagai (1993), KESIMPULAN dapat Hasil penelitian menunjukkan faktor. bahwa terdapat 13 jenis serangga pada populasi Pohon Tembesu (Fragraea fragrans serangga berkembang tergantung pada Roxb). dua faktor yaitu Potensi Biotik (Biotic serangga di lokasi penelitian Desa Jerora Potential) I adalah 2,97 dan pada lokasi penelitian dan Lingkungan (Environment Resistance). Berdasarkan pengamatan, Nilai kanekaragaman jenis di Desa Kapuas Kiri Hulu adalah 2,39. diketahui Berdasarkan kriteria index Margalef bahwa faktor lingkungan yang terdiri keanekaragaman jenis serangga pada dari faktor fisik, faktor biotis (predator kedua lokasi penelitian termasuk ke dan patogen) serta faktor makanan lebih dalam kriteria keanekaragaman jenis menjadi yang rendah. penyebab rendahnya keanekaragaman jenis serangga pada lokasi penelitian. Faktor fisik berupa cuaca yang seringkali berubah-ubah dalam waktu singkat serta angin disertai hujan pada saat pengamatan, menjadi PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016 158 Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) DAFTAR PUSTAKA Akbar, KM., Mutiara. 2015. Jenis-jenis Serangga Nocturnal pada Tanaman Duku (Lansium domesticum Corr) di Desa Sari Geni Lama OKI Sumatera Selatan. Jurnal Biologi Fakultas MIPA. Vol.12 No.1 Juni 2015. Junaidah, Sofyan.A., Nasrun. 2014. Tembesu Kayu Raja Andalan Sumatera. Bandung : Forda Press Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya Pradana, P., Ni Luh W, Ni Made S. 2011. Inventarisasi Serangga Pada Perkebunan Kakao Laboratorium Unit Perlindungan Tanah Desa Bedulu Kecamatan Belah Batu Kabupaten Gianyar Bali. Jurnal Biologi XIV (1): 19-24 Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta : Gadjah Mada niversity Press. 159 2016 PIPER No. 23 Volume 12 Oktober