Kebutuhan Infrastruktur pada Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Banda Aceh, 30 April 2014 Oleh: Direktur Perencanaan Infrastruktur Outline 1. Profil Investasi di Indonesia dan Provinsi Aceh; 2. Kebutuhan Infrastruktur dan Daya Saing Indonesia; 3. Pengembangan Infrastruktur Provinsi Aceh Dalam Rangka MP3EI; 4. Strategi Pengembangan Kawasan Perhatian Investasi Provinsi Aceh. FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Profil Investasi di Indonesia dan Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Perkembangan Realisasi Penanaman Modal Tahun 2013‐Q1 2014 600.0 500.0 400.0 300.0 200.0 100.0 ‐ Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2013 2013 Q1 2014 TOTAL 98.0 104.9 103.3 108.2 398.6 106.6 506.9 PMDN 27.5 33.1 33.5 34.0 128.2 34.6 177.9 PMA 70.5 71.7 69.8 74.1 270.4 72.0 329 PMDN : penanaman modal dalam negeri PMA : penanaman modal asing 2014 (target *) *) Renstra BKPM 2010 – 2014 Realisasi investasi pada Januari–Desember 2013: Rp 398,6 T, meningkat 27,3% dari tahun sebelumnya yaitu Januari–Desember 2012 (Rp 313,2 T), dan mencapai 102,1% dari target 2013 yang ditetapkan (Rp. 390,3 T) Untuk keempat kalinya sejak Triwulan II/2013, realisasi investasi menembus Rp 100 Trilliun Realisasi Q1 2014 naik 8,7% (y‐o‐y) bila dibandingkan dengan periode Q1 2013 Porsi investasi diluar jawa mengalami peningkatan (58,5% Jawa, 41,5% Luar Jawa) Peranan Realisasi investasi PMDN meningkat menjadi 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya (32%) FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Proyeksi Realisasi Penanaman Modal tahun 2014 TARGET REALISASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 Sekitar Rp 456,6 Triliun 600 Rp. Triliun 506,9 500 Berdasarkan Renstra BKPM 2010‐2014, ditargetkan realisasi penanaman modal tahun 2014 mencapai 506,9 Triliun Rupiah, atau tumbuh 29,9% dari target tahun 2013. Diperkirakan realisasi penanaman modal tahun 2014 akan mencapai sekitar 456,6 Triliun Rupiah atau meningkat 15,3% dari target tahun 2013 390,3 400 Faktor‐faktor yang mempengaruhi penanaman modal tahun 2014: 283,5 300 1. Kondisi pertumbuhan ekonomi global/dunia yang belum membaik, yang diproyeksikan hanya tumbuh 3,0% ‐ 3,6% pada tahun 2014 (versi World Bank & IMF). 240,0 208,6 200 2. Belum pulihnya harga komoditas utama sehingga ekspansi/perluasan investasi perusahaan masih melambat 100 0 2010 2011 2012 2013 2014 60.6 62.8 76.7 117.7 177.9 PMA Artajasa 148 2014177.2 Seminar Nasional 206.8 272.6 329 PMDN realisasi 3. Faktor pemilihan umum tahun 2014, dimana berdasarkan historikal data realisasi penanaman modal, pertumbuhan realisasi PMA cenderung melambat 5 Indonesia Investment Coordinating Board Realisasi Penanaman Modal di Provinsi Aceh REALISASI Realisasi Penanaman Modal Provinsi Aceh 2009‐2013 FDI & DDI : Rp 7.308.983 Juta/ Rp. 7,31 Trilun 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 ‐ Dengan asumsi 1 US$: Rp. 11.000 (Dalam Rp. Juta) 2009 4,345 79,662 FDI DDI 2010 50,223 40,880 2011 247,011 259,418 2012 1,895,000 60,188 2013 1,035,838 3,636,419 5 Besar Sektor Penanaman Modal Asing (PMA) Provinsi Aceh 2009 – 2013 5 Besar Sektor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Aceh 2009 – 2013 Dalam Rp. Juta Dalam Rp. Juta Sektor PROYEK REALISASI 1 Pertambangan 62 1.704.510 2 Listrik, Gas dan Air 8 1.122.058 3 Tanaman Pangan dan Perkebunan 7 187.338 4 Industri Mineral Non Logam 3 67.419 5 Perdagangan dan Reparasi 17 51.948,6 Sektor PROYEK REALISASI 1 Listrik, Gas dan Air 2 1.822.034,1 2 Pertambangan Industri Kimia Dasar, Barang Kimia 3 dan Farmasi 22 752.061,4 2 531.943,6 4 Tanaman Pangan dan Perkebunan 19 496.132,5 5 Industri Makanan 13 254.367,3 Indonesia Investment Coordinating Board Kebutuhan Infrastruktur dan Daya Saing Indonesia Indonesia Investment Coordinating Board Daya Saing Infrastruktur Indonesia 1. Peringkat daya saing Indonesia saat ini berada pada urutan 38 dari 144 negara (naik 12 peringkat dari tahun 2013‐2014) 2. Berdasarkan ranking WEF, per tahun 2013, kualitas sektor infrastruktur Indonesia berada di ranking 82/144 negara. 3. Biaya logistik mencapai 27% dari GDP, dikarenakan rendahnya kuantitas dan kualitas penyediaan inftrastruktur % dari PDB % dari Penjualan AS 9,9% 9,4% Jepang 10,6% 5,9% Korsel 16,3% 12,5% 27,02% *) 14,08 %**) Negara Year Rank 2010 – 2011 44 2011 – 2012 46 2012 – 2013 50 2013 ‐ 2014 38 Sumber: The Global Competitiveness Report 2013‐2014 (World Economic Forums) Indonesia Sumber The Global Competitiveness Report, 2013-2014 World Economic Forum : Sumber Pusat Pengkajian Logistik dan Rantai Pasok ITB Tahun 2013 Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philippines Infrastruktur 82 25 61 110 98 Jalan 78 23 42 102 87 Kereta Api 44 18 72 58 89 Pelabuhan 89 24 56 98 116 Angkutan Udara 68 20 34 92 113 Listrik 89 37 58 95 93 FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh 4. Berdasarkan ranking WEF, per tahun 2013, kualitas sektor infrastruktur Indonesia berada dibawah thailand dan malaysia. Sektor pelabuhan dan listrik menjadi sub sektor infrastruktur terburuk . Sumber The Global Competitiveness Report, 2013-2014 World Economic Forum : Indonesia Investment Coordinating Board Target Pertumbuhan Ekonomi Dan Investasi RPJMN 2010 – 2014 (Sudah Ditetapkan) Pemerintah menjadikan investasi sebagai pilar pokok pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 6,3 – 6,8% setiap tahun selama 5 tahun (2010 – 2014). Proyeksi 2010 Pertumbuhan ekonomi (%) Pertumbuhan Investasi (%) Kebutuhan Investasi (Rp Triliun) Peran Pemerintah (Rp Triliun dan % dari total kebutuhan investasi) Peran Swasta (Rp Triliun dan % dari total kebutuhan investasi) 2011 2012 2013 2014 5,5‐5,6 6,0‐6,3 6,4‐6,9 6,7‐7,4 7,0‐7,7 7,2‐7,3 7,9‐10,9 8,4‐11,5 10,2‐12,0 11,7‐12,1 1.894,1 220,0 (11,6%) 2.111,1 –2.144,5 2.348,8 – 2.465,0 2.619,9 ‐ 2.788,4 2.939,2 ‐ 3.168,0 272,9 ‐ 274,5 (12,8‐12,9%) 329,9 – 336,6 (13,7‐14%) 417,8 – 433,1 (15,5‐15,9%) 525,6 – 552,5 (17,4‐17,9%) 1.674,1 1.838,2 – 1.870,0 2.019,0 – 2.128,4 2.202,1 ‐ 2.355,3 2.413,6 ‐ 2.615,5 (88,4%) (87,1‐87,2%) (86‐86,3%) (84,1‐84,5%) (82,1‐82,6) Sumber: RPJMN 2010‐2014 (diolah dari kerangka Ekonomi Makro 2010‐2014) Catatan: • Total Kebutuhan Investasi 5 tahun: Rp 12.460 Triliun berubah menjadi Rp. 14.705,6 Triliun (100%) • Peran Investasi Pemerintah: Rp. 1.766,2 Triliun ‐ Rp 1.816,7 Triliun (12%) /nominal tetap • Peran Investasi Swasta berubah dari Rp 10.146,9 Triliun – Rp 10.643,3 Triliun (85,4%) menjadi Rp. 12.897,9 Triliun‐ Rp. 12.939,4 Triliun (88%) • Peran BKPM Dalam Mendorong Investasi Swasta (Renstra 2010‐2014): Rp 1.629,2 Triliun (12,6%) • Investasi Swasta berasal dari PMA/PMDN Skala Besar, Investasi sektor Migas dan Pertambangan, Investasi Jasa Keuangan, serta Investasi UMKM dan Koperasi Indonesia Investment Coordinating Board Target Pertumbuhan Ekonomi Dan Proporsi Pendanaan Infrastruktur Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Infrastruktur Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010‐ 2014, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7% di tahun 2014, total investasi Indonesia periode 2010 ‐ 2014 harus mencapai 12.462,6 Triliun 14000 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Total Rp 12.462,6 T 12000 2 10000 Growth 2500 8000 3 GDP Projected Growth (%) 1 2010 2011 2012 2013 2014 5.5 6 6.4 6.7 7 Kebutuhan Investasi Infrastruktur (Rp Trilliun) 2000 6000 Gap 323.67 Lainnya Rp 10.538,9 T 1500 Rp Triliun 4000 1000 1,923.7 Private 344.67 Swasta SOE 340.85 Local Govt 355.07 2000 Infrastruktur Rp. 1923.7 T 0 500 Pemerintah Central Govt 559.54 0 Kebutuhan Investasi Kebutuhan Investasi Infrastruktur Perkiraan Kapasitas Pendanaan Kebutuhan dana untuk pembangunan infrastruktur tahun 2015‐ 2020 mencapai US$ 550,3 miliar atau Rp. 6.053,3 triliun Indonesia Investment Coordinating Board Rencana Pembangunan Lima Tahun 2010 – 2014 Latar Belakang KPS di Indonesia: Kebutuhan Pendanaan 2500 Rp. Triliun 2000 1500 1000 1,923.7 Gap 323.67 Swasta 344.67 BUMN 340.85 Pemda 355.07 500 Pem Pusat 559.54 Swasta Pemerintah 0 Kebutuhan Investasi Infarstruktur KEBUTUHAN INVESTASI: • Dengan target pertumbuhan 7% membutuhkan: Rp 1.923,7 Triliun (sekitar US $ 161.8 miliar) dari investasi selama 2010‐2014. PERKIRAAN KAPASITAS PENDANAAN: • Anggaran Pemerintah pusat hanya dapat mencakup 29,1% dari kebutuhan total investasi. • Besar peluang untuk investasi swasta melalui KPS (Rp 668,3 Triliun atau Sumber: Bappenas 34,7%). Perkiraan Kapasitas Pendanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010‐2014 dengan jelas menyatakan bahwa investasi infrastruktur akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar dan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah mendorong partisipasi swasta dalam penyediaan infrastruktur dan layanan terkait. Pemerintah Indonesia memperkirakan bahwa pemerintah membutuhkan hingga Rp1, 923 triliun untuk pembangunan infrastruktur dari 2010 sampai 2014. Pemerintah pusat hanya mampu mengalokasikan Rp559.54 triliun (29,1% dari total kebutuhan) dari anggaran negara selama periode itu, dengan sisa dana yang diharapkan datang dari swasta, Pemerintah Daerah, BUMN, dan Program PPP. Dalam PPP Book 2012 (diterbitkan Bappenas) telah teridentifikasi 58 proyek infrastruktur yang bernilai total sekitar US$51,2 miliar. Indonesia Investment Coordinating Board Skema Alternatif Pembiayaan Proyek Infrastruktur Kelayakan Proyek Skema Pembiayaan Swasta 1 Layak Secara Ekonomi tetapi Tidak Layak Secara Finansial 2 Layak Secara Ekonomi dan Finansial Marjinal 3 Layak Secara Ekonomi dan Finansial Hybrid Financing Pemerintah Swasta Pemerintah Swasta Swasta Swasta KPS Dengan Dukungan Pemerintah Business to Business (B to B) Operasi dan Pemeliharaan Konstruksi FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Jenis Infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan Badan Usaha No Jenis Infrastruktur 1 Infrastruktur Transportasi, meliputi pelayanan jasa kebandarudaraan, penyediaan dan.atau pelayanan jasa kepelabuhanan, sarana dan prasarana perkeretaapian 2 Infrastruktur Jalan, meliputi jalan tol dan jembatan tol 3 Infrastruktur Pengairan, meliputi saluran pembawa air baku 4 Infrastruktur Air Minum, meliputi bangunan pengambil air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum 5 Infrastruktur Air Limbah, meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan 6 Infrastruktur Telekomunikasi dan Informatika, meliputi jaringan telekomunikasi dan infrastruktur e‐government 7 Infrastruktur Ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, termasuk pengembangan tenaga listrik yang berasal dari panas bumi, transmisi, atau distribusi tenaga listrik 8 Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi, meliputi transmisi dan/atau distribusi minyak dan gas bumi Sumber: Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2010 FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Pengembangan Infrastruktur Provinsi Aceh Dalam Rangka MP3EI Indonesia Investment Coordinating Board Strategi dan Kegiatan Ekonomi Utama STRATEGI PENGEMBANGAN KE SUMATERA : “Pusat Produksi dan Pengolahan Sumber Daya Alam dan sebagai Lumbung Energi Nasional” “Pintu gerbang Wilayah Barat Indonesia dan menjadi pusat logistik nasional dan hub International” KEGIATAN EKONOMI UTAMA DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA: SUMATERA Kelapa Sawit Karet Batubara Perkapalan Besi Baja KSN Selat Sunda Sumber: MP3EI 2011‐2025 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG UTAMA: Pelabuhan dan Bandara Bandara Kualanamu, Pelabuhan Kuala Tanjung Jalan dan Jembatan High Grade Highway, Jembatan Selat Sunda Energi dan Telekomunikasi PLTU, Palapa Ring Indonesia Investment Coordinating Board Kawasan Perhatian Investasi (KPI) 1. Tujuan KPI adalah untuk mempermudah dalam proses integrasi kegiatan investasi 2. Sentra produksi adalah satu kegiatan investasi dalam satu lokasi tertentu 3. KPI adalah satu atau kumpulan beberapa sentra produksi/kegiatan investasi yang beraglomerasi di area yang berdekatan. SDM & IPTEK KPI KONEKTIVITAS REGULASI Identifikasi KPI pada setiap koridor ekonomi dibutuhkan sebagai acuan penetapan proyek infrastruktur pendukung (Tim Kerja Konektivitas), pengembangan sarana pendidikan dan teknologi (Tim Kerja SDM & IPTEK), dan proses penyempurnaan regulasi (Tim Kerja Regulasi). Sumber: KP3EI FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Koridor Ekonomi Sumatera Aceh JUMLAH KPI 1 KPI PRIORITAS ‐ TOTAL SUMATERA Sumut JUMLAH KPI 4 KPI PRIORITAS 3 Riau JUMLAH KPI 21 KPI PRIORITAS 13 Sumsel JUMLAH KPI 2 JUMLAH KPI 4 KPI PRIORITAS 1 KPI PRIORITAS 3 Sumbar Bengkulu JUMLAH KPI 1 JUMLAH KPI - KIP PRIORITAS - KIP PRIORITAS - Kep. Riau Lampung JUMLAH KPI 2 JUMLAH KPI 2 KPI PRIORITAS 1 KPI PRIORITAS 1 Jambi Bangka‐Belitung Banten JUMLAH KPI - JUMLAH KPI 2 JUMLAH KPI 1 KPI PRIORITAS - KPI PRIORITAS 1 KPI PRIORITAS 1 Sumber: Tim Kerja Indonesia Investment Coordinating Board KE Sumatera, KP3EI 17 KPI Prioritas dan KPI Potensial KE Sumatera KPI Prioritas KE Sumatera KPI Potensial KE Sumatera Sumber: Tim Kerja KE Sumatera, KP3EI Indonesia Investment Coordinating Board Daftar KPI Prioritas dan KPI Potensial NO NAMA KPI KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PELAKU KPI PRIORITAS 1 Sei Mangkei Kelapa Sawit BUMN & Campuran Pelabuhan, Kereta Api, dan Jalan 2 Tapanuli Selatan Emas & Perak Swasta Energi 3 Dairi Seng & Timbal Swasta Pelabuhan 4 Dumai Kelapa Sawit & Migas Swasta & BUMN Pelabuhan, Jalan, dan Energi 5 Tj. Api‐Api – Tj. Carat Batubara & Kelapa Sawit Swasta & BUMN Pelabuhan, Kereta Api, dan Jalan 6 Muara Enim ‐ Pendopo Kampar Batubara & Perkayuan Swasta & BUMN Kereta Api, Jalan, dan Energi 7 Palembang Batubara & Migas BUMN Bandara, Pelabuhan dan Energi 8 Bangka Barat Kegiatan Ekonomi Lainnya (Timah) BUMN Pelabuhan dan Jalan Sumber: Tim Kerja KE Sumatera, KP3EI FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Daftar KPI Prioritas dan KPI Potensial NO NAMA KPI KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PELAKU KPI PRIORITAS 9 Batam Kegiatan Ekonomi Lainnya (Timah) BUMN Pelabuhan 10 Tenggamus Perkapalan & Pariwisata Swasta Pelabuhan, Jalan, dan Energi 11 Besi Baja Cilegon Besi dan Baja BUMN, Swasta, dan Campuran Pelabuhan & Jalan 12 Tanjung Lesung Pariwisata Swasta Bandara & Jalan 13 KSN Selat Sunda KSN Selat Sunda Campuran Jalan Sumber: Tim Kerja KE Sumatera, KP3EI FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Daftar KPI Prioritas dan KPI Potensial NO NAMA KPI KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PELAKU KPI POTENSIAL 1 Aceh Tamiang Pertanian, Pangan, Peternakan Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi 2 Padang Karet Swasta Pelabuhan & Kereta Api 3 Prabumulih Migas BUMN Pelabuhan & Kereta Api 4 Bandar Lampung – Lampung Timur Migas BUMN Bandara, Jalan, Energi dan Pelabuhan 5 Pelalawan Kelapa Sawit Campuran Belum teridentifikasi 6 Anambas Perkapalan & Perikanan Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi 7 Danau Toba Pariwisata Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi 8 Belitung Makanan/Minuman & Timah Belum teridentifikasi Belum teridentifikasi Sumber: Tim Kerja KE Sumatera, KP3EI FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Strategi Pengembangan Kawasan Perhatian Investasi Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Tantangan Aceh Potensi & Modal Dasar Aceh Peluang Ekonomi Aceh Penentuan KPI FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Identifikasi Tantangan, Potensi, Peluang, Modal Dasar Tantangan Membangun Ekonomi Aceh: Pembangunan yang sustainable & tidak bergantung kepada Migas ! Potensi : Hasil Pertanian dan Holtikultura yang melimpah Peluang Ekonomi Aceh: Dapat dikembangkan dengan posisi sebagai “Trade & Logistics Hub” Gateway Indonesia dan Asia Tenggara. Modal dasar yang dimiliki oleh Aceh : • • • Letak GEOGRAFI Pemerintahan yang OTONOM Masyarakat Aceh adalah PEDAGANG FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Daya Saing Nangroe Aceh Darussalam NAD Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur Median Nasional Stabilitas Ekonomi Makro 0.2 0.1 0 -0.1 -0.2 -0.3 -0.4 -0.5 -0.6 2. Dalam indikator daya saing, Perencanaan Pemerintah dan Institusi Kondisi Keuangan, Bisnis, dan Tenaga Kerja provinsi Nangroe Aceh Darussalam rendah dalam tiga aspek, yakni stabilitas ekonomi makro, kualitas hidup dan pembangunan infrastruktur, serta keuangan, bisnis, dan tenaga kerja, dilihat dari nilainya yang berada di bawah ratarata nasional. Sumber : Tan Khee Giap dkk, 2013 1. Daya saing di Nangroe Aceh Darussalam termasuk dalam rangking 16 dari 33 provinsi 3. Sementara indikator yang kuat, atau lebih baik dibandingkan nasional adalah perencanaan pemerintah dan institusi. Indonesia Investment Coordinating Board Jalur utama perdagangan Laut – Lalu lintas Kontainer (Juta TEUS) Sumber : Review of Maritime Transport, 2008 Aceh berada pada lintasan trafik perdagangan terbesar di dunia Bhosporus Gibraltar Panama Suez Bab‐el‐Mandeb Hormuz Malacca Aceh Good Hope Magellan Transpacific Eastbound Transatlantic Eastbound Transpacific Westbound Transatlantic Westbound Asia‐Europe Eastbound Asia‐Europe Westbound Main Passages Indonesia Investment Coordinating Board Sistem Logistik Nangroe Aceh Darussalam Pelabuhan Domestik dan Jalur Utama Pelayaran Domestik Alternatif pelabuhan utama yang dapat mendorong pengembangan pusat ekonomi baru berada di Sabang. Jaringan keluar masuk barang dapat dilakukan baik melalui jalur udara, darat, maupun laut. Nangroe Aceh Darussalam berfungsi sebagai pusat distribusi provinsi. Pengembangan Pelabuhan Hub-Internasional Sumber : Sistem Logistik Nasional Indonesia Investment Coordinating Board Sabang Sebagai Trade & Logistics Regional Hub China Iran Saudi Arabia Pakistan Japan Nepal Karachi Shanghai Bangladesh Abu Dhabi Taiwan Burma United Arab Emirates India Pacific Ocean Thailand Philippines Sri Lanka Afrika ACEH Malaysia Indian Ocean Madagascar INDONESIA Australia 28 www.themegallery.com Indonesia Investment Coordinating Board Ilustrasi: Pengembangan Dry Port di Aceh REKOMENDASI Stage 3 Seaport Kawasan Pusat Pertumbuhan Ekonomi (Kawasan Ekonomi Khusus) Stage 3 Trans INDES LINES Dry Port (Hub) Stage 1 Stage 1 Stage 1 Stage 2 Collector (Spoke) Stage 2 Dry Port Menjadi Tahapan Awal [short term] Dalam Pengembangan Sistem Logistik Untuk Stage 2 Mendukung Pembangunan Ekonomi Aceh Hub = Dry Port / Consolidation & Distribution Center (Pusat Pertumbuhan Ekonomi Lokal) Sumber: Center for Logistics and Supply Chain Studies, Bandung Institute of Technology. Indonesia Investment Coordinating Board Tahap Pengembangan Dry Port di Aceh Pasar Wilayah Aceh Sea Port Aceh (future) Sea Port (Belawan) STAGE 3 future Kawasan Pengembangan Ekonomi Hinterland Dry Port [Pabean & Karantina] Fasilitas Pengolahan Hasil Pertanian (Perkebunan /Kehutanan /Perikanan) / / ) Pergudangan Terpadu Koperasi Koperasi STAGE 1 Koperasi Fasilitas Pengemasan STAGE 2 Pergudangan Koperasi Koperasi Sumber: Center for Logistics and Supply Chain Studies, Bandung Institute of Technology. Indonesia Investment Coordinating Board PPP UNTUK PROYEK DRY PORT Skema Public – Private Partnership FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Pembentukan Tim Kerja Menyusun masterplan pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi [Jangka Menengah & Panjang 2021 sd 2030] Menyusun masterplan sistem logistik Aceh yang meliputi: KEK Aceh, pengembangan pelabuhan laut dan pembangunan dry port [Jangka Menengah 2016 sd 2020] Menyusun rencana teknis / implementasi pembangunan dry port [Jangka Pendek 2012 sd 2015] Sumber: Center for Logistics and Supply Chain Studies, Bandung Institute of Technology. FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board PROYEK INVESTASI SWASTA DI NAD YANG TERCATAT DI BKPM NO NAMA PERUSAHAAN NAMA PROYEK NILAI INVESTASI (RP MILYAR) 2.250 TAHUN PELAKSANAAN ‐ SUMBER DATA BKPM 1 Vogo Blessing AHA Jasa penunjang pertambangan umum dan jasa pertambangan minyak dan gas bumi 2 PT. Vogo Kora Indonesia Perdagangan besar 2.250 ‐ BKPM 3 4 SPM Sabang Energi Macro Economic Development Indonesia Pembangkit listrik tenaga air Industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian 2.250 2.205 ‐ ‐ BKPM BKPM 5 PT. International Asset Management Aceh Palma Industries Kegiatan konsultansi manajemen lainnya 1.350 ‐ BKPM Perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati 1.232 ‐ BKPM 6 7 PT. Core Natural Resources Pembangkit tenaga listrik, jasa penunjang kelistrikan serta instalasi listrik 1.224 ‐ BKPM 8 PT. Winde Bayu Aceh Indonesia 1.125 ‐ BKPM Pembangkitan tenaga listrik Sumber: BKPM, 2014 FGD Kawasan Perhatian Investasi – MP3EI Provinsi Aceh Indonesia Investment Coordinating Board Abu Dhabi Level 4 Building B‐ Al Mamoura Mohammed BinKhalifa Street (15th St) Muroor District, Abu Dhabi, UEA P : +971 26594275 / 26594274 F : +971 26594150 London St. Martins House, 16 St. Martins le Grand, 3rd Floor London, EC1A 4EN, UNITED KINGDOM P : +44 (0) 207 397 8564 F : +44 (0) 207 397 8565 New York 370 Lexington Ave. Suite 1903 New York, NY 10017, UNITED STATES OF AMERICA P : +1 646 885 6600 F : +1 646 885 6601 Singapore 8 Temasek Boulevard, Suntec Tower 3, #33‐03 SINGAPORE 038988 P : +65 6334 4410 F : +65 6334 4891 Sydney Gold Field House, 1 Alfred Street, Suite 903 Sydney, NSW 2000, AUSTRALIA P : +612 9252 0091 F : +612 9252 0092 Taipei Indonesian Economic and Trade Office to Taipei Director of Investment Department 6F, No. 550, Rui Guang Road, Neihu District Taipei 114 P : +886 2 8752 6170 ext. 31, +886 2 8752 6084 (direct) F : +886 2 8752 3706 Tokyo Fukoku Seimei Building 23F 2‐2‐2 Uchisaiwai‐cho, Chiyoda‐ku Tokyo 100‐0011 JAPAN P : +81 3 3500 3878 F : +81 3 3500 3879 Seoul International Financial Centre Seoul, 15 FL Two IFC, 10, Gukjegeumyung‐ro, Youngdeungpo‐gu, Seoul, 150945 Korea INDONESIA INVESTMENT PROMOTION CENTER (IIPC) TERIMA KASIH CONTACT US BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190 P.O. Box 3186, Indonesia P : +62 21 5292 1334 F : +62 21 5264 211 E : [email protected] © 2014 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved Invest in...