CONQUER THE STORM 2 Korintus 2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan- Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana -NIVBut thanks be to God, who always leads us as captives in Christ’s triumphal procession and uses us to spread the aroma of the knowledge of him everywhere. Ayat ini memberikan peringatan kepada kita bahwa didalam Kristus kita selalu berkemenangan. Kemenangan yang Yesus telah menangkan. Bukan kemenangan kita. Bahkan ayat diatas menggunakan kata “selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya”. Saya ulangi lagi, “selalu”. Pertanyaannya sekarang, apakah benar orang Kristen dalam PRAKTEKNYA “selalu” dalam kemenangan? Misalnya kemenangan atas integritas, karakter dll? Apakah anda pernah menemukan orang Kristen yang KALAH? Atau justru anda sedang merasa kalah hari-hari ini? Mari kita jujur akan hal ini. Lantas apakah maksudnya ayat diatas? Mari kita belajar bersama-sama: Ayat diatas ditulis rasul Paulus kepada jemaat di Korintus dalam konteks budaya Romawi. Dimana setiap prajurit Roma yang menang dalam sebuah peperangan, akan kembali dengan sebuah prosesi yang disebut “Triumphal Procession”. Yakni sebuah prosesi kemenangan yang dilakukan oleh prajurit Roma yang pulang dalam kemenangan. Dalam prosesi kemenangan ini setiap komandan akan naik diatas kereta kemenangan dan membawa 3 hal, pertama, iring-iringan prajurit Roma yang ikut perang, kedua, tawanan perang yang dikalahkan/ditundukkan dan ketiga, jarahan yang diperoleh. Perhatikan versi NIV diatas, “who always leads us as captives in Christ’s triumphal procession” Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus-lah jenderal perang yang menang dan kita “as captives in Christ’s triumphal procession…” sebagai “tawanan dalam prosesi kemenangan Kristus” tersebut. Wow! Nah, dalam budaya Romawi, setiap tawanan akan diikat di kereta kemenangan sang komandan perang yang memenangkan peperangan. Dalam hal ini rasul Paulus sedang menggambarkan bahwa sebagai tawanan Kristus, kita terikat di kereta kemenangan Kristus. Sehingga kita secara otomatis menjadi bagian dari prosesi kemenangan Kristus. Inilah yang dimaksud bahwa, “di dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya”. Karena kita terikat di kereta kemenangan Kristus maka kita akan selalu dibawa di jalan kemenangan Kristus, bukan kemenangan kita. Hanya saja perhatikan kata “sebagai tawanan” (as captives). Nampaknya justru bukan kemenangan bagi kita tapi kekalahan. Perhatikan konteksnya. Kita adalah tawanan Kristus. Saudaraku, ini sebuah paradox (hal yang Nampak berlawanan). Bahwa tunduk dan sebagai tawanan dalam Kristus sebenarnya adalah sebuah kemenangan. Karena kita belajar untuk tunduk pada Kebenaran. Yakni Kristus. Ini kebenaran yang pertama untuk menang atas badai (Conquer the storm). #1 TUNDUK PADA KEBENARAN Rasul Paulus sedang menegaskan kata “as captives (sebagai tawanan) ---in Christ’s triumphal”. Ini jadi kata penting yang bila diabaikan akan membuat makna sebenarnya dari ayat ini jadi berbeda dan berbahaya! Karena akan dimaknai bahwa kita akan selalu menang dalam Kristus. Makna inilah yang dipahami dan diajarkan hari-hari ini. Sebuah pengajaran yang memanipulasi kata “kemenangan Kristus”. Yang mengabaikan ketundukan kita pada Kristus sebagai tawanan. Itulah maksudnya berbahaya. Rasul Paulus sedang menekankan bahwa kita yang terikat pada kereta kemenangan Kristus-lah yang selalu berada di jalan kemenangan Kristus. Bila tidak terikat, tidak tunduk, tidak ditawan, maka kita otomatis terlepas dari jalan kemenangan Kristus. Karena kita tidak ada dalam prosesi kemenanganNya. Dan inilah yang menjelaskan pertanyaan di atas, mengapa ada orang Kristen yang kalah? Terjawab sudah, karena mereka tidak tunduk, tidak ditawan oleh Kristus/Kebenaran. Karena Kristus adalah Kebenaran kita satu-satunya dan absolut. Prakteknya jelas, mereka tidak ada dalam Kebenaran (baca: dalam Kristus). Hidup semaunya, tidak sesuai Firman Tuhan. Tidak hidup seperti Yesus telah hidup. 1 Yohanes 2:6. Mari belajar dari peristiwa hebat berikut ini. Sebuah peristiwa yang membuat “Yesus heran”---saya menyebutnya “wow factor”. Mari baca: Matius 8:5 5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada- Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya:"Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada- Nya:"Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku:Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti- Nya: 11 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Perwira ini melakukan sesuatu yang mengagetkan Yesus ketika dia berkata, "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Perwira ini memahami “perkataan yang berotoritas”. Baca penjelasannya di ayat 9. Dia percaya bahwa “sepatah kata” itu punya kuasa: “pergi!”, “datang!”, “kerjakanlah ini!” Dan hal itulah yang dimintanya dari Yesus: “sepatah kata”. Karena dia percaya/tunduk pada otoritas Yesus. Bahwa perkataan Yesus adalah kemenangan. Dan kemenangan Yesus adalah kemenangannya juga. Hebat! Anda aka nada dalam jalan kemenangan Yesus bila anda tunduk pada Kebenaran. Tunduk pada Yesus dan Firman-Nya. Haleluya! Raja besar Salomo memahami prinsip “tunduk pada Kebenaran’ ini: Amsal 3:1-8 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang. #2 MEMPERKATAKAN DAN MERENUNGKAN KEBENARAN Yosua 1:7-8 7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh- sungguh, bertindaklah hati- hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba- Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. 8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati- hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Dr. Caroline Leaf, seorang doktor (Ph.D) kejiwaan dari Amerika, telah membuat riset selama 25 tahun tentang hubungan otak dengan perilaku manusia berdasarkan Firman Tuhan. Hasilnya, kebanyakan perilaku dan penyakit yang dialami seseorang adalah akibat dari pikiran yang salah (toxic thingking). Penjelasan ilmiahnya seperti ini: Setiap pikiran salah seperti kecewa, kebencian, pikiran kotor (Galatia 5:19) akan merusak sel otak (neuron); Padahal neuron penting untuk memberikan pesan-pesan dari otak ke seluruh bagian tubuh. Neuron/sel otak yang rusak dengan toxic thingking ini dapat digambarkan seperti tanaman yang tidak berdaun dan gersang/kering. Sementaran pikiran yang benar sesuai Firman Tuhan seperti buah roh (Galatia 5:22), yakni kasih, sukacita, damai sejahtera dll akan membuat “neuron subur” seperti tanaman yang hijau dan berdaun lebat . Dr. Leaf mendapati, “terapi pikiran yang benar” sesuai Firman Tuhan secara terus menerus, siang dan malam, akan memperbaiki sel otak yang “gersang” menjadi “subur” hanya dalam 21 hari. Nah bayangkan bila Firman Tuhan dalam Yosua 1:8 kita terapkan sebagai gaya hidup kita. Maka pasti sukacita, kreatifitas, gairah, antusias dan kesembuhan bekerja secara ajaib dalam kehidupan kita. Yes! Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Itulah sebabnya mengapa memperkatakan dan merenungkan kebenaran penting untuk menang atas badai. Memperkatakan dan merenungkan kebenaran akan membuat kita tidk menyimpang, berhati-hati dan hidup sesuai Firman Tuhan. Dengan demikian kita akan berhasil dan beruntung. Amin!