1. Virus Polio - WordPress.com

advertisement
RESUME
Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Ini menyerang
sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Individu yang
terkena polio mempunyai gejala demam disertai lumpuh layuh mendadak dan pada pemeriksaan
tinja ditemukan virus polio. Individu tersebut bisa carier dimana virus hidup di ususnya dalam
waktu cukup lama untuk menularkan pada individu lain. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi
poliovirus tidak menimbulkan gejala serius, hanya gejala minor seperti sakit tenggorokan,
demam, lemah, gangguan pencernaan (sembelit) dan gejala umum lainnya seperti pada penyakit
yang disebabkan oleh virus. Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini
menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak
balita. Polio dapat dicegah secara efektif dengan vaksin polio oral. Vaksin ini aman bahkan
untuk anak yang sedang sakit sekalipun. Anak yang menerima dosis vaksin berkali-kali akan
terlindungi seumur hidup.
Sekitar 1 % hingga 2 % individu yang terinfeksi berkembang menjadi poliomyelitis
nonparalitik meningitis aseptik dengan kekakuan sementara pada leher, punngung atau kaki.
Sedikitnya 2 % dari semua korban infeksi polio akan menjadi lumpuh. Polio tidak dapat diobati,
penyakit ini hanya bisa dicegah melalui imunisasi. Vaksin polio diberikan berkali-kali, untuk
melindungi seorang anak dalam hidupnya. Eradikasi polio adalah salah satu cara untuk
menghentikan transmisi virus polio ke manusia. Strategi Eradikasi Polio diantaranya imunisasi
rutin yang tinggi pada imunisasi dasar dan Pekan Imunisasi Nasional,
BAB I
PENDAHULUAN
Poliomyelitis berasal dari kata Yunani, polio berarti abu-abu, yang myelon yang bersifat
saraf perifer, sering juga disebut paralis infatil. Poliomielitis atau sering disebut polio. Sejarah
penyakit ini diketahui dengan ditemukannya gambaran seorang anak yang berjalan dengan
tongkat dimana sebalah kiri mengecil pada lukisan artefak Mesir Kuno tahun 1403-1365 sebelum
masehi.
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah,
sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang
dan merusakkan jaringan syaraf sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit
polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio
menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena
penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004).
Jenis – jenis Polio antara lain :
1. Polio Non-Paralisis Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan
sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio Paralisis Spinal Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan
sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita
dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi
pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada
dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan
neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu.
Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak.
Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring
dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan
neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang
berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat.
Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid
paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3. Polio Bulbar Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang
otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan
saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata
saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan
otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu
proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf
yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur
pergerakan leher ( Wilson, 2001 ). Vaksin polio pertama kali dikembangkan oleh Jonas Salk
pada tahun 1955 dan Albert Sabin pada tahun 1962. Sejak saat itu, jumlah kasus polio
menurun tajam . Saat ini upaya imunisasi di banyak negara dibantu oelh Rotary International
UNICEF dan WHO untuk mempercepat eradikasi global polio.
I.DATA KASUS
Kasus polio telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari 350 000 kasus
diperkirakan lebih dari 125 negara endemik kemudian, untuk 1349 kasus yang dilaporkan pada
tahun 2010. Pada tahun 2011, hanya bagian dari empat negara di dunia tetap endemik untuk
penyakit - wilayah geografis yang terkecil dalam sejarah - dan kasus nomor tipe virus polio liar 3
yang turun .
Secara keseluruhan, sejak Global Polio Eradication Initiative diluncurkan, jumlah kasus
telah menurun lebih dari 99%. Pada tahun 2011, hanya empat negara di dunia tetap endemik
polio. Persistent kantong penularan polio di Nigeria utara dan di sepanjang perbatasan antara
Afghanistan dan Pakistan adalah tantangan epidemiologi kunci.
Pada tahun 1994, WHO Wilayah Amerika (36 negara) telah disertifikasi bebas polio,
diikuti oleh WHO Wilayah Pasifik Barat (37 negara dan daerah termasuk Cina) pada tahun 2000
dan WHO Wilayah Eropa (51 negara) pada bulan Juni 2002. Pada tahun 2010, Wilayah Eropa
menderita impor pertama polio setelah sertifikasi. Pada tahun 2011, WHO Kawasan Pasifik
Barat juga mengalami impor
virus polio.
Pada tahun 2009, lebih dari 361 juta anak-anak diimunisasi di 40 negara selama 273
kegiatan imunisasi tambahan (SIAs). Secara global, surveilans polio di tertinggi historis, yang
diwakili oleh deteksi tepat waktu kasus acute flaccid paralysis
Kasus polio di Indonesia pada tahun 2005 terjadi pertama kali di Cidahu, Sukabumi,
Jawa Barat yang dengan cepat menyebar ke provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa
Tengah , dan Lampung. Data terakhir melaporkan secara total terdapat 295 kasus polio 1 tersebar
di 10 provinsi dan 22 kabupaten/kota di Indonesia. [4]
II. URGENSI PENYAKIT POLIO
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika
Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi
utara yang bermusim panas.Polio tersebar di seluruh dunia terutama di Asia Selatan, Asia
Tenggara, dan Afrika. Bayi dan anak adalah golongan usia yang sering terserang polio. Penderita
polio sebanyak 70-80% di daerah endemic adalah anak berusia kurang dari 3 tahun, dan 80-90%
adalah balita. Kelompok yang rentan tertular adalah anak yang tidak di imunisasi, kelompok
minoritas, para pendatang musiman, dan anak-anak yang tidak terdaftar. [4]
BAB II
ISI
A.
Triad Epidemiologi
Triad epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologis yang memberikan gambaran
hubungan antara host, agent, dan environment dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
lainnya.
I. Agent
Polio disebabkan oleh virus. Virus polio termasuk genus enterovirus. Terdapat tiga tipe
yaitu tipe 1,2, dan 3. Ketiga virus tersebut bisa menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 adalah tipe
yang paling mudah di isolasi , diikuti tipe 3, sedangkan tipe 2 paling jarang diisolasi. Tipe yang
sering menyebabkan wabah adalah tipe 1, sedangkan kasus yang dihubungkan dengan vaksin
yang disebabkan oleh tipe 2 dan tipe 3.
Ii. Host
Virus polio dapat menyerang semua golongan usia dengan tingkat kelumpuhan yang
bervariasi. [4] Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling
rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. [1]
Resiko terjadinya polio:
Ø Belum mendapatkan imunisasi polio
Ø Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
Ø Kehamilan
Ø Usia sangat lanjut atau sangat muda
Ø Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau
pencabutan gigi)
Ø Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh). [10]
Iii. Environment/ lingkungan
Anak yang tinggal di daerah kumuh mempunyai antibodi terhadap ketiga tipe virus
polio Sedangkan anak yang tinggal di daerah yang tidak kumuh hanya 53% anak yang
mempunyai antibodi terhadap ketiga virus polio. Status antibodi terhadap masing-masing tipe
virus polio dari anak di Bekasi adalah 96% anak mempunyai antibodi terhdap virus polio
tipe-1, 96% anak mempunyai antibodi polio tipe-2 dan 76% mempunyai antibodi polio tipe3. Sedangkan anak di Jakarta yang mempunyai antibodi terhadap masing-masing virus polio
tipe-1, tipe-2 dan tipe-3 sebesar 96%,98% dan 56%.
Dapat disimpulkan bahwa anak yang tinggal di daerah kumuh "Herd Immunity"nya lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang tinggal di daerah yang tidak kumuh. . [11]
B. Transmisi Polio
Respons pertama terhadap infeksi poliovirus biasanya bersifat infeksi asimptomatik,
yakni tidak menunjukkan gejala sakit apa pun. Sekitar 4 sampai 8 persen infeksi poliovirus tidak
menimbulkan gejala serius. Infeksi itu hanya menimbulkan penyakit minor (abortive
poliomyelitis) berupa demam, lemah, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sembelit dan sakit
tenggorokan. Setelah itu, pasien dapat sembuh dalam beberapa hari. Namun, bila poliovirus
menginfeksi sel yang menjadi sasaran utamanya, yaitu susunan sel syaraf pusat di otak, terjadilah
poliomyelitis nonparalitik (1 sampai 2 persen) dan poliomyelitis paralitik (0,1 sampai 1 persen).
Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, yang berarti poliovirus telah mencapai selaput otak
(meningitis aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit punggung dan leher
C.
Riwayat Alamiah Penyakit
1. 1.
Masa inkubasi & periode klinis
Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 3-35 hari. Manusia merupakan
satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar manusia melalui
rute oro-fekal. Penularan melalui secret faring dapat terjadi bila keadaan higine sanitasinya baik
sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan oro-fekal. Makanan dan bahan lain yang
tercemar dapat menularkan virus, walaupun jarang terjadi. [4]
1. 2.
Masa Laten & periode infeksi
Pada akhir inkubasi dan masa awal gejala, para penderita polio sangat poten untuk
menularkan penyakit. Setelah terpakjan dari penderita, virus polio dapat ditemukan pada secret
tenggorokan 36 jam kemudia dan masih bisa ditemukan sampai satu minggu, serta pada tinja
dalam waktu 72 jam sampai 3-6 minggu.
Gejala awal biasanya terjadi selama 1-4 hari, yang kemudian menghilang. Gejala lain
yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan, rasa tidak enak di perut, demam ringan, lemas, dan
nyeri kepala ringan. Gejala klinis yang mengarahkan pada kecurigaan serangan virus polio
adalah adanya demam dan kelumpuhan akut. Kaki biasanya lemas tanpa gangguan saraf perasa.
Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai bawah, asimetris, dan dapat menetap selamanya yang
bisa disertai gejala nyeri kepala dan muntah. Biasanya terdapat kekakuan pada leher dan
punggung setelah 24 jam.
Kelumpuhan sifatnya mendadak dan layuh, sehingga sering dihubungkan dengan lumpuh
layuh akut (AFP, acute flaccid paralysis), biasanya menyerang satu tungkai, lemas sampai tidak
ada gerakan. Otot bisa mengecil, reflex fisiologi dan reflex patologis negative.
Gambar Gejala yang timbul dari penyakit polio
www.medicatherapy.com
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Penyakit polio dapat didiagnosis dengan 3 cara yaitu :
1. Viral Isolation
Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena penyakit polio.
Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah diagnostik yang jarang
mendapatkan hasil yang akurat. Jika poliovirus terisolasi dari seseorang dengan kelumpuhan
yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau
pemetaan genomic untuk menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
2. Uji Serology
Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada darah
ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena polio adalah
benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat menjadi aktif pada saat
pasien tersebut sakit.
3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)
CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah sel darah putih
yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan protein sebanyak 4050 mg/100 ml (Paul, 2004).
3.
Pencegahan
Word Health Assembly (WHA) pada tahun 1988 menetapkan dunia bebas polio pada
tahun 2005, dengan tahapan : (1) tahun 200 diharapkan tidak ada transmisi virus polio liar lagi,
(2) tahun 20054 diharapkan South East Asian Region Organization (SEARO) terbentuk. SEARO
adalah suatu sistem pembagian wilayah WHO yang meliputi wilayah regional Asia Tenggara.
[4]
Pencegahan polio ialah dengan cara ERADIKASI POLIO. Sebenarnya upaya eradikasi polio
sudah berjalan sejak 1988-kurang lebih 17 tahun lalu. Saat itu, semua pihak optimistis bisa
memenuhi target eradikasi tahun 2005, bercermin dari keberhasilan dunia membebaskan diri dari
penyakit cacar. Dalam situs WHO disebutkan, lebih dari 200 negara ikut berpartisipasi dan
melibatkan 200 juta sukarelawan dengan total investasi 3 miliar dollar AS. Sejak diluncurkannya
upaya eradikasi global itu, kasus polio turun drastis di seluruh dunia. Kalau tahun 1988 masih
terdapat
350.000
kasus
polio,
akhir
tahun
2003
cuma
ditemukan
700
kasus.
Selain itu pencegahan nya dilakukan dengan imunisasi polio. Terdapat 2jenis vaksin yang
beredar dan yang umum diberikan di Indonesia adalah vaksin sabin (kuman yang dilemahkan).
Cara pemberiannya adalah melalui mulut. Dibeberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu
kombinasi DPT dan polio.
Pemberian Imunisasi Polio
·
Dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT
·
Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT
·
Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali denga selang waktu kurang dari satu bulan
·
Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6tahun) dan saat
meninggalkan sekolah dasar (12tahun)
·
Diberikan dengan cara meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut
anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis [9]
1. 4.
Pengobatan
Pengobatan pada penderita polio tidak spesifik. Pengobatan ditujukan untuk meredakan
gejala dan pengobatan suportif untuk meningkatkan stamina penderita. Peru diberikan pelayanan
fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga agar tidak terjadi atrofi otot.
Perawatan ortopedik tersedia bagi mereka yang mengalami kelumpuhan menetap. Pengendalian
penyakit yang paling efektif adalah pencegahan melalui vaksinasi dan surveilans A I P. [4]
·
Rehabilitasi
Dilakukan dengan beristirahat dan menempatkan pasien ke tempat tidur, memungkinkan anggota
badan yang terkena harus benar-benar nyaman. Jika organ pernapasan terkena, alat pernapasa
terapi fisik mungkin diperlukan. Jika kelumpuhan atau kelemahan berhubung pernapasan
diperlukan perawatan intensif.
·
Prognosis
Penyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus kelumpuhan
mengakibatkan kurang lebih 50-80 % kematian yang disebabkan oleh polio. Selain itu karena
belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan polio. Pemberian vaksin juga masih
kurang efektif untuk mencegah polio, karena banyak orang yang telah diberi vaksin polio tetapi
masih terkena penyakit ini. [5,7]
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1) Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan
terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-Paralisis, Polio
Paralisis Spinal,Polio Bulbar.
2) Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada
kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf ,
sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3) Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh,
Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997, Survailance
Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.
Saran :
1.
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka.
2.
Meningkatkan kemauan kesadaran pemerintah mengatasi masalah kesehatan lebih sungguhsungguh lagi. Sejauh ini kesehatan belum menjadi prioritas penting dalam pembangunan
nasional.
BAB V
GAMBAR PENDUKUNG
1.
Virus Polio
2.
Transmisi Penularan Polio
Vaksin Polio
5.
Penderita Polio
Daftar Pustaka
1. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs114/en/index.html di akses tanggal 2 november
2011
2. http://www.unicef.org/indonesia/id/health_nutrition_3136.html di akses tanggal 2 november
2011
3. Permenkes No. 1501 Tahun 2010
4. Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya.
Jakarta : Penerbit Erlangga
5. L. Heymann, David dan R. Bruce Aylward. 2004. Poliomyelitis. Switzerland : Geneva 12116
6. http://www.imunisasi.net/Polio.html di akses pada tanggal 6 november 2011
7. N.Z, Miller.2004. The polio vaccine: a critical assessment of its arcane history, efficacy, and
long-term health-related consequences. USA: Thinktwice Global Vaccine Institute.
8.
M.D,
Paul
E.
Peach.2004.
Poliomyelitis.
Warm
Springs
;
GA
31830.
Wilson, Walter R. 2001. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. USA :
McGraw-Hill Companies, Inc
9. http://posyandu.org/imunisasi-polio.html di akses pada tanggal 6 november 2011
10. http://medicastore.com/penyakit/40/Polio.html di akses pada tanggal 7 November 2011
11.http://digilib.litbang.depkes.go.id/search.php?q=polio&start=21&PHPSESSID=b37da4e031c11
9a6a7493ad1735b343a di akses pada tanggal 7 November 2011
Download