peningkatan hasil belajar tentang sholat bagi orang sakit pada mata

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK
KELAS III MI PAYUNGAN KECAMATAN
KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NUR FADZILLAH
11408228
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAN NEGERI
SHOLATIGA
2010
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK
KELAS III MI PAYUNGAN KECAMATAN
KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
NUR FADZILLAH
11408228
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAN NEGERI
SHOLATIGA
2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar
Hal
: Pengajuan Naskah Skripsi
[
Kepada
Yth. Ketua STAIN Sholatiga
Di Sholatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama
: NUR FADZILLAH
NIM
: 11408228
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA
PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE
PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN
KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqoSyehkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sholatiga, 15 Agustus 2010
Pembimbing,
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SHOLATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Sholatiga
http://www.Sholatiga.ac.id e-mail: [email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudari: NUR FADZILLAH dengan Nomor Induk Mahasiswa:
11408228 yang berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH
DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN
KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
AJARAN 2009/2010 telah dimunaqoSyehkan dalam Sidang Panitia Ujian,
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sholatiga, pada hari Sabtu
yang bertepatan dengan tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai
bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I.).
Sholatiga, 05 Ramadhan 1431 H
15 Agustus 2010 M
Panitia Ujian
Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Dr. Imam Sutomo, M. Ag.
NIP.195808271983031002
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag
NIP. 19660215199103101
Penguji I,
Penguji II,
Pembimbing
Suwardi, M.Pd
NIP. 196102101987031006
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: NUR FADZILLAH
NIM
: 11408228
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Sholatiga, 15 Agustus 2009
Yang menyatakan,
NUR FADZILLAH
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah akan mengangkat derajat diantara kamu dari orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang berilmu.
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku
Para dosenku saudara-saudaraku,
Sahabat-sahabat seperjuanganku,
Dan suamiku yang telah membantu dan mendampingiku
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG SHOLAT BAGI
ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE
PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010”, untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu
Tarbiyah.
Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari
banyak pihak dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sidang dan sekretaris sidang
Munaqosah STAIN Sholatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis.
3. Para Dosen dan Staf Pengajar di lingkungan STAIN Sholatiga yang telah
memberikan ilmu pengetahuan sehingga skripsi ini dapat selesai.
4. Kepala MI PAYUNGAN KECAMATAN yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian ini.
5. Suami, bapak, ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan
bantuan baik secara moril maupun materiil.
Semoga amal baik dan bantuannya tersebut mendapatkan balasan yang
baik dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
sendiri maupun pembaca pada umumnya. Amiin.
Sholatiga, 15Agustus 2010
Penulis
NUR FADZILLAH
ABSTRAK
NUR FADZILLAH, 2010. “PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHOLAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN
FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI
PAYUNGAN KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010. Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Sholatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci: Sholat, Orang Sakit, Fiqih, Metode Praktek
Penelitian ini merupakan peningkatan hasil belajar tentang Sholat bagi orang sakit
pada mata pelajaran Fiqih dengan metode praktek kelas III MI Payungan
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2009/2010. Masalah
yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Apakah metode Praktek dapat
meningkatkan efektifitas pembelajaran materi Sholat bagi orang sakit dalam
pelajaran Fiqih ? (2) Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifitas siswa
dalam pembelajaran materi Sholat bagi orang sakit, dalam pelajaran Fiqih ?
(3)Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi Sholat bagi
orang sakit dalam pelajaran Fiqih ?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif dan dilaksanakan dalam tiga
siklus penelitian.
Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pencapaian
hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre-test pra siklus nilai rata-rata dengan
skor 55,9 berubah menjadi 61,5. dalam siklus II rata-rata 6,55 sedangkan pada
siklus III rata-rata berubah menjadi 7,78. Dari penelitian yang dilakukan,
diperoleh (1) Penggunaan Metode praktek dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran materi Sholat bagi orang sakit dalam pelajaran Fiqih pada siswa
kelas III MI Payngan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pmbelajaran yang tepat
sasaran. (2) Penerapan metode praktek dapat mneingkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran materi Sholat bagi orang sakit dalam pelajaran Fiqih pada siswa
kelas III MI Payungan. Dapat dibuktikan aktifitas siswa yang ditunjukkan dengan
rasa ingin tahu. (3) Penggunaan metode praktek dapat meningkatkan penguasaan
materi Sholat bagi orang sakit dalam pelajaran Fiqih pada siswa kelas III MI
Payungan dibuktikan dengan nilai siswa yang meningkat serta siswa mampu
mempraktekkan dalam kehidupan nyata.
DAFTAR ISI
JUDUL...........................................................................................................
i
PERSETUJUAN............................................................................................
ii
PENGESAHAN.............................................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN......................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................
v
KATA PENGANTAR....................................................................................
vi
ABSTRAK.....................................................................................................
vii
DAFTAR ISI..................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................
4
C. Tujuan Penelitian......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian....................................................................
4
E. Definisi Operasional..................................................................
5
F. Metode Penelitian......................................................................
6
G. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................
11
A. Penguasaan Materi Fiqih...........................................................
11
1. Pengertian Belajar ………………………………………..
11
2. Hasil Belajar……………………………………................
12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar…………………
15
4. Fiqih....................................................................................
23
a. Pengertian Fiqih............................................................
23
b. Fiqih Sebagai Mata Pelajaran........................................
24
c. Ukuran Penguasaan Pelajaran Fiqih .............................
25
d. Sholat Bagi Orang Sakit................................................
26
B. Metode Praktek .......................................................................
29
1. Pengertian Metode Praktek.................................................
29
2. Langkah-langkah Metode Praktek ....................................
31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN....................................................
33
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.................................................
33
B. Pelaksanaan Penelitian..............................................................
34
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................
35
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II..........................................
40
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III.........................................
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................
37
A. Hasil Penelitian.........................................................................
37
1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I .........................
50
2. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II ........................
54
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III .......................
59
B. Pembahasan
...................................................................................................
...................................................................................................
64
BAB V PENUTUP........................................................................................
74
A. Kesimpulan...............................................................................
74
B. Saran..........................................................................................
75
C. Penutup………………………………………………………..
75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2
: Kisi – kisi soal
Lampiran 3
: Soal test siklus I
Lampiran 4
: Soal test siklus II
Lampiran 5
: Hasil test siklus I dan siklus II
Lampiran 6
: Lembar Pengamatan Siswa KBM Siklus I
Lampiran 7
: Lembar Pengamatan Siswa KBM Siklus II
Lampiran 8
: Lembar Pengamatan Guru KBM Siklus I
Lampiran 9
: Lembar Pengamatan Guru KBM Siklus II
Lampiran 10 : Lembar Gambar PTK
Lampiran 11 : Lembar Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 : Lembar Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup
Tabel 1.1:
: Hasil Pengamatan Siklus 1...................................................
39
Tabel 1.2
: Hasil Pengamatan Siklus II .................................................
43
Tabel 1.3
: Hasil Pengamatan Siklus III ................................................
47
Tabel 1.3
: Hasil Penilaian Pre-Test.......................................................
50
Tabel 1.4
: Lembar Pengamatan Siklus I................................................
53
Tabel 1.5.
: Hasil Post-test Siklus I.........................................................
54
Tabel 1.6
: Lembar Pengamatan siklus II...............................................
57
Tabel 1.7
: Hasil Post-test Siklus II........................................................
59
Tabel 1.8
: Lembar pengamatan siklus III..............................................
62
Tabel 1.9
: Hasil Post-test Siklus III.......................................................
64
Gambar 1. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa
Gambar 2. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa
67
67
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan fiqih merupakan pendidikan yang sangat penting sebagai
dasar dari setiap muslim untuk mengetahui, mempelajari dan mengamalkan
ajaran agama Islam. Pendidikan ini menjadi tanggungjawab bersama terlebih
sebagai orangtua yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan anak.
Pendidikan ini perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
menjadi suatu kebiasaan yang berubah menjadi watak.
Pentingnya pendidikan agama bagi setiap warga negara terbukti dengan
adanya peraturan pemerintah yang mengharuskan pendidikan agama diberikan
kepada anak-anak sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Secara
garis besar tujuan pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah adalah untuk
mendidik anak-anak supaya menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi
larangan-larangan-Nya
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru/pendidik
menerapkan pembelajaran antara lain :
1. Memahami sifat-sifat peserta didik
2. Mengenal peserta didik secara perorangan
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar
1
2
4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu
memcahkan masalah
5. Menciptakan lingkungan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
8. Membedakan antara fisik dan aktif mental
(Modul Pelatihan PAIKEM, 2008: 5)
Guru memegang peranan yang penting dalam mengajarkan
pelajaran fiqih, agar pelajaran tersebut tidak membosankan dan kurang
memberikan kesan terhadap siswa, maka guru berperan penting dalam
penyampaian materi. Posisi guru adalah sebagai fasilitator dan memotivasi akan
pentingnya mempelajari pelajaran fiqih sebagai bekal dalam kehidupan. Apabila
guru dapat memotivasi dan menyampaikan dengan baik serta mengesankan
kepada siswa maka pelajaran fiqih akan berjalan dengan menyenangkan dan
terhindar dari kebosanan, karena titik kejenuhan akan timbul apabila dalam
lingkungan sekitar tidak adanya suatu perubahan atau keadaan yang monoton.
Supaya hal tersebut tidak terjadi, sebagai seorang guru harus dapat
menggunakan variasi dalam proses pembelajarannya.
Untuk meningkatkan semangat dalam belajar seorang pengajar
harus kreatif dalam mengelola kelas, menggunakan media pembelajaran dan
metode yang tepat sehingga siswa menjadi aktif dan prestasi belajar dapat
tercapai dengan baik. Answir dan M. Bassyiruddin mengemukakan bahwa guru
3
merupakan komponen pengajaran yang memegang penting dan utama karena
keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas
guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas
guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran, interaksi
komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi
membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru (Answir dan M.
Bassyirudin, 2002: 1).
Untuk membantu memahami mata pelajaran fiqih terutama bab
ibadah shalat bagi orang yang sakit, disini perlu adanya sebuah media ataupun
metode dalam mengajar yang nantinya akan berguna dan lebih memberikan
kesan terhadap siswa. Maka dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk dikaji lebih jauh, sistematis, dan
obyektif dengan judul ” PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG
SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH
DENGAN METODE PRAKTEK PADA SISWA KELAS III MI PAYUNGAN
KECAMATAN
KALIWUNGU
AJARAN 2009/2010 ”.
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN
4
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran materi
shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih ?
2. Apakah metode Praktek dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran materi shalat bagi orang sakit, dalam pelajaran fiqih ?
3. Apakah materi Praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat bagi
orang sakit dalam pelajaran fiqih ?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan efektifitas
pembelajaran shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
2. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan aktifitas
pembelajaran materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
3. Untuk mengetahui bahwa metode praktek dapat meningkatkan penguasaan
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih.
D.
Manfaat Penelitian
a.
Bagi Siswa
Diharap memperoleh pembelajaran fiqih yang lebih menarik dan
mengalami peningkatan pemahaman konsep pembelajaran yang telah
dipelajari
5
b.
Bagi Guru
Diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran dan
memperoleh
peningkatan
ketrampilan
dan
kemampuan
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran fiqih.
E.
Definisi Operasional
Hasil belajar merupakan orientasi dari tujuan pembelajaran. Semua
aktifitas guru dan siswa diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Keberhasilan pembelajaran selain penguasaan materi pelajaran juga
pada proses untuk mengubah perilaku siswa dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu siswa mampu mengamalkan/mempraktekkan shalat bagi orang sakit.
Metode praktek adalah model pembelajaran atau penyajian bahan
pelajaran yang berupa penerapan langsung dari teori yang telah disampaikan
oleh pendidik dan yang telah diamati oleh peserta didik.
Dalam penggunaan metode ini ada tiga tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan tugas yang dilakukan besrama oleh guru dan siswa,
sesuai dengan tuntutan kurikulum
2. Tahap pelaksanaan tugas oleh siswa, pada tahap ini siswa mempraktekkan
dari teori yang disampaikan pendidik dan yang diamati oleh peserta didik.
3. Tahap pelaporan pelaksanaan tugas oleh siswa dan penilaian hasil belajar
atau pelaksanaan tugas oleh guru.
6
F.
Metodologi Penelitian
1. Rencana Penelitian
Rencana penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas yaitu
sebagai bentuk penelitian refleksi yang dilakukan oleh pendidik sendiri
terhadap kurikulum pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi
belajar, pengembangan keahlian, mengajar, dan sebagainya.
Menurut jenisnya penelitian tindakan kelas ada 4 macam, yaitu :
a.
PTK Diagnostik
Yaitu pembelajaran yang dirancang dengan menuntut penelitian ke
arah tindakan. Penelitian mendiagnosis dan memasuki situasi terhadap
latar penelitian :
b.
PTK Persiapan
Yaitu apabila orang yang akan melaksanakan penelitian harus terlibat
langsung didalam proses penelitian sejak awal sampai dengan
pembuatan laporan penelitian.
c.
PTK Empiris
Yaitu apabila penelitian berupaya melaksanakan suatu tindakan atau
aksi dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang tejadi selama
aksi berlangsung
d.
PTK Eksperimen
7
Yaitu apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan
berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu
kegiatan belajar mengajar (Dr. Basuki Wibawa, 2003: 15-16)
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian tindakan
kelas eksperimen yang berupaya menerapkan suatu strategi untuk
meningkatkan efektifitas proses pembelajaran mata pelajaran fiqih.
2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah kelas III dan guru mata
pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu, Kab.
Semarang tahun pelajaran 2009/2010. dasar pertimbangan pilihan subyek
yakni perlu adanya penerapan tindakan dalam penelitian ini terhadap
pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, khususnya kelas III.
3. Langkah-langkah /Siklus Penelitian
Tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas secara
terperinci adalah sebagai berikut :
a.
Perencanaan tindakan
b.
Pelaksanaan tindakan
c.
Pengamatan tindakan
d.
Refleksi tindakan
Dalam penelitian tindakan keempat tahap tersebut adalah unsur yang
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang
kembali
ke
langkah
semula.
Siklus
ini
akan
diikuti
secara
8
berkesinambungan sampai peneliti puas dengan hasil yang akan
mengakhiri siklus-siklus tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan
penulis dalam penelitian tindakan kelas ini merencanakan sebuah siklus
dari siklus I sampai dengan siklus III dengan asumsi waktu penelitian
terbatas dan materi pelajaran sedikit.
4. Instruman Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan beberapa jenis instrumen
untuk memperoleh data yang diperlukan. Instrumen-instrumen tersebut
adalah observasi/pengamatan dan dokumentasi.
5. Pengumpulan Data
a.
Dokumentasi
Untuk mengetahui nilai pelajaran fiqih sebelum penerapan penelitian
tindakan kelas sehiungga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga
kelompok tinggi, sedang, dan rendah
b.
Tes
Tes yang digunakan adalah tes observasi/pengamatan langsung kepada
siswa untuk pengambilan nilai dalam mengerjakan shalat bagi orang
sakit mulai dari niat, bacaan, gerakan, posisi, sampai pada salam. Tes
berupa tes awal maupun tes akhir
6. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian ini ada tiga instrumen yang digunakan, tes hasil belajar
9
untuk mengukur prestasi belajar siswa dianalisis menggunakan tes,
rentang nilai antara 10 – 100. Dengan kategori tinggi antara 76 – 100,
kategori sedang/cukup 68 – 75 kategori kurang antara 0 – 59, kemudian
dari nilai anak dirata-rata dengan rumus :
Mean = ∑x
N
Ket.
Mean = nilai rata-rata
∑x
= jumlah nilai / skor
N
= jumlah anak
Kemudian dicari prosentase nilai anak untuk mengetahui nilai rata-rata
anak itu tinggi, cukup, atau kurang
Prosentase = F/N x 100%
Ket.
F
= frekuensi anak
N
= jumlah anak
10
G.
Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam sistematika penulisan skripsi,
materi skripsi akan dibagi beberapa
bagian yaitu :
1. Bagian muka, yaitu terdiri halaman judul, lembar persetujuan pembimbing,
lembar persetujuan dan pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, abstrak,
kata pengantar dan daftar isi.
2. Bagian isi yaitu terdiri dari atas berbagai bab sebagai berikut :
Bab I
: Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi istilah,
metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi
Bab II
: Kajian pustaka berisi tentang penguasaan pelajaran fiqih dan
pengeretian metode praktek
Bab III : Pelaksanaan
pelaksanaan
penelitian
siklus
pengamatan/pengumpulan
menguraikan
tentang
I
(rencana
data
dan
deskripsi
pelaksanaan,
refleksi),
deskrispi
pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III
Bab IV : Menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan deskripsi
per
siklus
(data
hasil
pengamatan/wawancara,
refleksi
keberhasilan dan kegagalan dan pembahasan)
BAB V : Penutup berisi kesimpulan, saran. Bagian akhir meliputi daftar
pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Penguasaan Materi Fiqih
1.
Pengertian Belajar
Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Darsono, dkk.
Adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat
diwariskan secara genetis. Perubahan itu terjadi pada pemahaman campuran
dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasisituasi tertentu (PAIKEM : 9).
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi (hubungan) antara
seseorang dengan lingkungannya. Belajar dapat terajdi kapan saja dan dimana
saja tempatnya. Yang menandai seseorang itu belajar adalah adanya tingkah
laku dari orang itu.
Disamping pengertian tersebut, bila membahas tentang belajar
setidaknya akan muncul beberapa dimensi dan indikator berikut :
a.
Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan sikap, tingkah laku,
dan ketrampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai tujuan
yang diharapkan.
b.
Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif
c.
Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental
proses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi
11
12
persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat (memory),
berpkir (thinking, reasoning), memecahkan masalah, dan lain-lain.
2.
Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Agus Suprijono (2010: 5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan yang berupa
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan perngetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
rangsangan secara spesifik, kemampuan tersebut tidak memerlukan
manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan
2) Keterampilan intelektual kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang. Keterampilan tersebut merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah
4) Kemampuan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani
b. Cakupan hasil belajar
1) Domain kognitif yang meliputi:
13
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan)
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan)
c) Application (menerapkan)
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan)
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan)
f) Evaluation (menilai)
2) Domain efektif yang meliputi
a) Receiving (sikap menerima)
b) Responding (memberikan respon)
c) Valuing (nilai)
d) Organization (organisasi)
e) Characterization (karakterisasi)
3) Domain psikomotor yang meliputi
a) Keterampilan produktif
b) Teknik
c) Fisik
d) Sosial
e) Manajerial
f) Intelektual
c. Indikator keberhasilan dalam belajar
Indikator keberhasilan dalam belajar Usman Setiawati (1993: 8),
mereka mengungkapkan bahwa indikator yang dijadikan sebagai tolak
14
ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat
dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum adalah:
1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi baik secara individu maupun kelompok
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa
baik secara individu maupun klasikal
Namun yang banyak dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari
keduanya ialah daya serap siswa terhadap pelajaran
d. Tingkat keberhasilan
Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar
siswa terhadap proses belajar yang telah dilakukannya sekaligus juga untuk
mengetahui tingkat keberhasilan mengajar guru, kita dapat menggunakan
acuan tingkat keberhasilan tersebut sejalan dengan kurikulum yang berlaku
saat ini adalah sebagai berikut:
1) Istimewa/ maksimal
Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa
2) Baik sekali/ optimal
Bila sebagian besar (85% s/d 94 %) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai siswa
3) Baik/ minimal
Apabila bahan yang diajarkan hanya 75 % s/d 84% dikuasai siswa
4) Kurang
15
Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
siswa, dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap
siswa dalam pelajaran dan presentasi keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Dapatlah diketahui tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang elah dilakukan oleh siswa
dan guru.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ada berbagai macam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dalam belajar, diantaranya adalah:
a. Faktor Internal
Faktor ini terjadi pada kondisi diri atau faktor dalam siswa itu sendiri,
yaitu:
1) Faktor Jasmaniah
Menurut Slameto faktor jasmaniah terdiri dari:
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu is juga akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,
16
kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainankelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yan g menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat
itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah
kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa
yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi,
hendaknya is belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau pengaruh
kecacatannya itu. Lilik Sriyati menambahkan bahwa, faktor
jasmaniah yang mempengaruhi dalam belajar adalah gangguan
panca indera dan kelelahan (Lilik Sriyati, 2009:10).
2) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu
adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas faktor-faktor
tersebut.
c) Intelegensi
17
Menurut J.P Chop merumuskan intelegensi adalah
kecakapan yang terdiri dari t i g a j e n i s y a i t u k e c a k a p a n
u n t u k m e n g h a d a p i d a n menyesuaikan ke dalam situasi
yang
baru
dengan
cepat
dan
efektif,
mengetahui
atau
menggunakan teori-teori abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
d) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/ hal) atau sekumpulan obyek . Untuk dapat
men jamin basil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai
dengan hobi atau bakatnya.
e) Minat
Hilgard
k ecend erungan
mengenang
memberi
yang
beberapa
rumusan
tetap
kegiatan.
tentang
untuk
minat
adalah
memperhatikan
Kegiatan
yang
dan
diminati
seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
18
sementara tidak dalam waktu yang lama dan belum tentu
diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu
diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
f) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: "the
capacity it learn." Dengan perkataan lain bakat adalah
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu barn akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat
mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang
kurang atau tidak berbakat di bidang itu.
g) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak,
akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak atau pendorongnya.
h) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap
untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
19
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya
sudah siap untuk menulis dan lain-lain. Kematangan belum
berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus
menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan pelajaran.
Dengan kata lain anak yang sudah siap (matang) belum dapat
melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru
untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan
belajar.
i) Kesiapan
Kesiapan atau readness menurut James Drever adalah:
preparedness to respond or react.
Kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti
kesiapan untuk melakukan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan
padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih
baik.
3) Faktor Kelelahan
20
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani
terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam
tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian
tertentu.
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat
dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a) Tidur ,
b) Istirahat,
c) Mengusahakan variasi dalam belajar,
d) Menggunakan
obat-obatan
yang
bersifat melancarkan
peredaran darah, misalnya obat gosok,
e) Rekreasi yang teratur,
f) Olahraga secara teratur, dan
g) Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan, misalnya memenuhi empat sehat lima
sempurna,
21
h) Jika kelelahan serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli,
misalnya dokter, psikiater, konselor dan lain-lain (slameto,
1991:56-62).
b. Faktor Ekstem
Menurut Lilik Sriyanti bahwa faktor ekstern ini dipengaruhi
dari luar diri siswa itu sendiri yaitu:
4) Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang turut berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar antara lain kondisi ekonomi, status anak dalam
keluarga (anak angkat, anak tiri, anak bungsu dan sebagainya),
pendidikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga (tidak
harmonis, saling bermusuhan), jumlah anggota keluarga, dan
sebagainya. Kondisi ekonomi keluarga yang memadai, jalinan
hubungan antar anggota keluarga yang harmonis dan suasana
kondusif di rumah sangat membantu keberhasilan belajar anak.
5) Faktor sekolah
S eb ag ian besa r aktivitas an ak be rad a di s ekol ah.
Pengembangan kepribadian anak sebagai totalitas banyak di
tanamkan dan di upayakan dalam lingkungan pendidikan sekolah. Anak
didik berinteraksi dengan guru, teman, dan personil sekolah termasuk
dengan nuansa yang diciptakan oleh sekolah tempat anak didik belajar.
22
Banyak faktor dari sekolah yang berperan mempengaruhi
keberhasilan belajar. Secara garis besar mutu sekolah tersebut
dalam banyak aspek sangat menentukan anak didiknya mau jadi apa
atau akan di bawa ke mana. Namun mutu tersebut menjadi sangat
relatif, tergantung dari cita-cita orang tua menyekolahkan a n a k n y a .
S a n g a t m u n g k i n o r a n g t u a k u r a n g b e r m i n a t menyekolahkan
anak di sekolah yang telah terbukti bermutu baik, karena tidak setuju
dengan
visi
dan
misi
mengembangkan
sekolah
aspek
tersebut.
kognitif
Misalnya
saja,
hanya
kurang
mengembangkan dari segi akhlak.
Secara terperinci faktor dari sekolah ini meliputi kualitas
guru, pengajar, hubungan antar anggota sekolah (guru, staf, dan
siswa), kurikulum yang dipakai, kedisiplinan yang ditegakkan
sekolah, kondisi gedung dan fasilitas sekolah, suasana lingkungan
sekolah dan sebagainya.
6) Faktor Lingkungan masyarakat
Anak sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari interaksi
dengan orang lain beserta lingkungan. Lingkungan bagi anak
adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak, baik yang
bersifat insani maupun non insani. Lingkungan yang turut
mempengaruhi belajar antara lain, pergaulannya, adat/kebiasaan
23
masyarakatnya, kondisi alam tempat tinggalnya, serta tata tertib yang
berlaku di masyarakat.
Masyarakat yang pasif, kurang membuat gerakan atau
aktivitas-aktivitas tidak bisa memacu perkembangan atau potensi
anak. Sementara banyak ditemukan kelompok masyarakat
membuat aktivitas-aktivitas, perlombaan, kontes dan semacamnya
yang mampu menggali dan mengoptimalkan potensi warga
khususnya pelajar. Kegiatan tersebut bisa dimotori oleh mass
media seperti radio setempat, organisasi pemuda/kemasyarakatan,
organisasi keagamaan, atau oleh perusahaan-perusahaan, PT dan
sejenisnya, berupa lomba karya ilmiah, lomba pidato bahasa acing,
lomba merancang busana, membaca/mengarang puisi/prosa, olah raga
dan berbagai kegiatan lain. Kegiatan tersebut tidak saja sebagai
media untuk menggali bakat dan potensi dari anggota masyarakat
khususnya pelajar terhadap aktivitas negatif yang destruktif,
merupakan media mengisi waktu luang yang positif (Lilik
Sriyanti, 2009:11-13).
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa faktor yang berasal dari
intern maupun ekstern siswa sangat mempengaruhi dalam proses
belajar.
4.
Fiqih
a. Pengertian Fiqih
24
Secara bahasa fiqih adalah bentuk masdar dari fi’il yang artinya
faham, mengetahui, cerdas, mahir, cakap”. Dan pengertian-pengertian lain
yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata fiqih berpengertian ”faham”
dipergunakan dalam lafads hadits Nabi SAW.
Artinya : ” Barang siapa dikendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah
akan menjadikannya faham tentang ajaran agama ”. (Modul
Fiqih I, 1995: 4)
Dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, fiqih adalah salah satu
bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam. Pelajaran ini meliputi
fiqih ibadah dan fiqih muamalah yang menggambarkan bahwa ruang
lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
kesinambungan hubungan manusia dan Allah SWT, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablum minallah wa hablum
minannas). (Departemen Agama RI, 2008: 3)
b. Fiqih Sebagai Mata Pelajaran
Pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah
satu bagian mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, dan
mengamalkan hukum Islam.
1. Tujuan dan fungsi pelajaran fiqih
25
Pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat :
a) Mengetahui
dna
memahami
pokok-pokok
terperinci
dan
menyeluruh baik berupa dalil naqli dan aqli
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 30 Ayat 1 yang
berbunyi : Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ilmu agama.
2. Materi pelajaran fiqih kelas III
Sebagaimana dalam silabus pelajaran agama Madrasah
Ibtidaiyah materi pelajaran fiqih kelas III untuk semester II yang akan
dikenai tindakan kelas adalah :
a) Mempraktekkan shalat ketika sakit
Kompetensi dasar :
1) Tatacara shalat bagi orang yang sakit
Indikator :
i. Menjelaskan pengertian shalat bagi orang yang sakit
ii. Menjelaskan posisi dan menggerak-gerakkan shalat yang
dilakukan oleh orang yang sakit
26
iii. Menjelaskan jenis-jenis sakit apa saja yang membolehkan
seseorang untuk shalat dengan cara duduk, berbaring dll.
2) Mempraktekkan tatacara shalat bagi orang yang sakit
Indikator :
i. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan duduk
ii. Mempraktekkan cara shalat ketika sakit dengan berbaring
c. Ukuran Penguasaan Pelajaran Fiqih
Kata ”penguasaan” dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan
pemahaman/kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan /kepandaian.
Sedangkan pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
merupakan bagian dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
Setiap kegiatan itu selalu mempunyai tujuan juga kegiatan
pembelajaran mempunyai tujuan pula. Secara deskriptif mengajar
diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari
guru kepada siswa untuk proses mengajar sebagai proses penyampaian
pengetahuan. Sebagaimana pendapat Smith yang dikutip Dr. Wina
Sanjaya bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau
ketrampilan (Dr. Wina Sanjaya, 2006: 74).
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis simpulkan bahwa
ukuran penguasaan pelajaran fiqih adalah kemampuan atau kesanggupan
siswa untuk mengunakan pengetahuannya berupa materi pelajaran fiqih
yang diajarkan oleh guru di sekolah menyangkut aspek kognitif, afektif
27
maupun psikomotorik dengan ditandai adanya perubahan kepribadian
yang meliputi aspek fisik maupun psikis. Maka dengan demikian siswa
memperoleh kecakapan-kecakapan dan tingkah laku yang baru, termasuk
didalamnya
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
minat
dan
perhatiannya yang dibentuk oleh fungsi psikis manusia.
d. Shalat bagi orang sakit
1) Pengertian Shalat Fardhu
Menurut Syaikh Kamil Muhammad `Uwaidah bahwa
pengertian shalat secara etimologis, shalat berarti do'a. Adapun
menurut syari'at, shalat berarti ekspresi dari berbagai gerakan
sebagaimana diketahui. Jika dalam suatu dalil terdapat perintah dan
petunjuk shalat, maka hal itu berarti secara lahiriyah kembali kepada
shalat dalam pengertian syari'at. Shalat merupakan kewajiban
yang ditetapkan melalui AI-Qur'an, Al-Hadits dan Ijma'(Syaikh
Kamil Muhammad Uwaidah, 2004:112-113)
2) Syarat-syarat shalat
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa syarat-syarat
wajib dan syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut:
a) Syarat-syarat wajibnya shalat:
i) Muslim
ii) Berakal
iii) Baligh
28
iv) Waktunya telah tiba
v) Bersih dari darah haid, darah nifas
b) Syarat-syarat sahnya shalat
i) Bersih dari hadats kecil
ii) Menutup aurat, aurat laki-laki adalah antara tali pusarnya
sampai kedua lututnya. Sedang aurat wanita ialah seluruh
tubuh selain rajah dan kedua telapak tangannya
iii) Menghadap kiblat
3) Solat bagi orang sakit
Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang tidak mampu
melakukan shalat dengan berdiri hendaknya shalat sambil duduk, dan
jika tidak mampu dengan duduk, maka shalat sambil berbaring dengan
posisi tubuh miring dan menghadapkan muka ke kiblat. Disunnatkan
miring dengan posisi tubuh miring di atas tubuh bagian kanan. Dan
jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan berbaring miring, maka
ia boleh shalat dengan berbaring telentang, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam kepada `Imran bin Hushain:
“Shalatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak mampu,
maka sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan berbaring”.
(HR. Bukhari).
Dan Imam An-Nasa’i menambahkan: “… lalu jika tidak
mampu, maka sambil telentang”. Barangsiapa mampu berdiri, akan
29
tetapi tidak mampu ruku` atau sujud, maka kewajiban berdiri tidak
gugur darinya. Ia harus shalat sambil berdiri, lalu ruku’ dengan isyarat
(menundukkan kepala), kemudian duduk dan sujud dengan berisyarat,
karena firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
       

“…Dan berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan
khusyu’.`”. (Al-Baqarah: 238).
Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Shalatlah kamu sambil berdiri”.
Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
       
        

“Maka
bertaqwalah
kamu
kesanggupanmu”. (At-Taghabun: 16).
B.
Metode Praktek
1. Pengertian Metode Praktek
kepada
Allah
menurut
30
Metode berasal dari bahasa Greeka (Yunani), yakni dari kata metha
yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti cara atau jalan.
Jadi metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Zakiah Daradjat, met ode mengajar adalah suatu teknik
menyampaikan bahan pelajaran kepada murid, ia dimasudkan agar murid
dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicernakan
oleh anak dengan baik (Zakiyah Daradjat, 1982: 50-51)
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada pengajar. Karena penyampaian itu
berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan pelajar saat berlangsungnya pengajaran. Dengan demikian, metode
mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar-mengajar
(Departemen Agama RI, 2001: 88)
Metode Praktek adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa
sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses
atau cara melakukan sesuatu
Sedangkan menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, metode
Praktek adalah metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan
(meragakan)
untuk
memperjelas
suatu
pengertian,
atau
untuk
31
memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses
pembuatan tertentu kepada siswa
Metode Praktek sebaiknya dilakukan ketika keadaannya tepat agar
dapat berjalan dengan lancar dan efisien yaitu apabila:
a. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan ketrampilan tertentu
pada anak didik
b. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab
penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan
c. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran
d. Untuk meneliti sejumlah fakta dan objek tertentu secara seksama.
e. Serta untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses secara
cermat dan teliti
Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu
pula dengan metode Praktek, ada kelebihan dan kekurangannya. Adapun
kelebihan dari metode Praktek ini yaitu:
a. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap
penting bagi guru
32
b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses
tertentu melalui pengalaman dan percobaan, siswa mendapatkan
pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama.
c. Menghindari pengajaran yang bersifat verbalisme, dimana siswa tidak
bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucap
tapi tidak mengerti maksudnya)
d. Dapat mengurangi kesalahan, jika dibandingkan hanya dengan membaca
buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil
pengamatan langsungnya.
e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat
dijawab di waktu mengamati Praktek
Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa
dapat dijawab di waktu mengamati Praktek. Adapun kekurangan dari
metode Praktek antara lain:
1) Dalam proses pelaksanaannya Praktek memerlukan waktu dan persiapan
yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak.
2) Praktek memerlukan biaya dan tenaga yang tidak sedikit agar berjalan
dengan efektif.
3) Tidak semua materi dapat di Praktekkan di dalam kelas.
4) Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka Praktek
akan berjalan tidak efektif.
33
Ketika kelas dalam suasana gaduh dan siswa tidak aktif maka
Praktek akan berjalan tidak efektif, Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan metode Praktek antara lain:
a. Rumuskan secara spesifik apa yang ingin dicapai oleh siswa (tujuan).
b. Susun langkah-langkah yang akan dilaksanakan secara teratur sesuai
dengan skenario yang direncanakan.
c. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum Praktek dimulai, dan atur
sesuai dengan skenario yang direncanakan.
d. Usahakan untuk melaksanakan Praktek tersebut sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebihan.
34
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara sistematis reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan
oleh guru/ pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan-kegiatan mengajar untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. (Dr. Basuki Wibowo
2003:9).
Pelaksanaan PTK ini dilakukan pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah
Payungan Ds. Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang. Dipilih kelas III
sebagai obyek penelitian didasarkan pada pertimbangan efisiensi waktu yang
secara kebetulan penulis juga mengajar di madrasah tersebut. Waktu pelaksanaan
pada bulan April s/d Mei tahun 2010, untuk mata pelajaran fiqih semester II.
Adapun rincian pelaksanaan tindakan kelas ini sebagai berikut:
1. Tanggal 20 April melakukan pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan
media, metode yang digunakan ceramah dan tanya jawab selama 2 jam
pelajaran (2 x 35 menit)
2. Tanggal 27 April 2010 melakukan pelaksanaan tindakan dan melakukan
siklus I dengan waktu 2 jam pelajaran
35
3. Tanggal 11 Mei 2010 melaksanakan siklus II dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran
4. Tangal 25 Mei 2010 melaksanakan siklus III dan mengadakan evaluasi akhir
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.
Karakteristik siswa yang dikenai tindakan adalah penguasaan terhadap
mata pelajaran fiqih kurang maksimal karena masih bersifat konsep yang harus
dihafal. Metode pembelajaran yang dikembangkan di madrasah saat ini pada
hakekatnya masih tergolong pembelajaran verbalistik. Pembelajaran verbalistik
adalah pembelajaran yang melibatkan penyajian lisan dan tulisan. Tidak
melibatkan visualisasi dan penjelasan atas yang dipelajari. Para siswa hanya
dikenalkan oleh kata-kata istilah yang belum tentu bukan kebanyakan tidak
dimengerti saja. Siswa pasif terhadap proses pembelajaran dan belum maksimal
dalam menerima pelajaran, sedang guru kurang variatif dalam menggunakan
metode-metode pembelajaran. Sehingga perlu adanya penerapan strategi
pembelajaran yang lebih variatif agar siswa tidak merasa bosan dan lebih
semangat untuk mengikuti proses pembelajaran fiqih.
B. Pelaksanaan Penelitian
Pada dasarnya, dalam Penelitian Tindakan Kelas terdiri 4 (empat) tahapan
dasar yang saling berkaitan dan kesinambungan : (1) peredaran (planning) (2)
pelaksanaan (acting) (3) pengamatan (observation) dan (4) refleksi (reflecting).
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah suatu
unsur untuk membentuk sebuah siklus. Yang dimaksud siklus adalah satu putaran
36
kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Sampai dengan refleksi
yang tidak lain adalah evaluasi. Maka bentuk tindakan dalam penelitian ini
adalah siklus tersebut. (Suharsini Arikunto 2006:20).
Temuan awal saat ini bahwa pembelajaran, mata pelajaran fiqih pada
Madrasah Ibtidaiyah payungan berisi konsep dan prinsip yang harus dihafalkan
siswa. Guru kurang memperhatikan latar belakang dan hakekat pembelajaran.
Metode mengajar ceramah, pengajaran berpusat pada guru, siswa pasif dan
kurang mengembangkan metode pembelajaran dan kurang menggunakan media
pembelajaran, sehingga siswa kurang perhatian terhadap pembelajaran, sehingga
siswa kurang perhatian terhadap pelajaran.
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan: Ide awal
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas penguasaan materi shalat
bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih kelas III Madrasah Ibtidaiyah
Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang semester II tahun pelajaran
2009/ 2010.
b. Diagnosa (Hipotesis)
Penggunaan metode Praktek dapat meningkatkan penguasaan
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada siswa kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Payungan semester II tahun pelajaran 2009/2010.
37
c. Perencanaan
Dirancang penerapan metode Praktek dalam pembelajaran fiqih
untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit.
Langkah-langkah persiapan pembelajaran:
1) Menentukan pokok bahasan tentang mempraktekkan shalat bagi orang
sakit.
2) Membuat rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
3) Menyiapkan sumber-sumber pembelajaran berupa bentuk PraktekPraktek peragaan suatu kegiatan.
4) Menyiapkan Praktek yang berisi tentang gerakan shalat bagi orang
sakit.
Format rencana pelaksanaan tindakan adalah:
1) Penataan model tempat duduk siswa dibuat melingkar.
2) Menjelaskan tentang informasi pelaksanaan strategi pembelajaran
yang akan berlangsung.
3) Memberikan penjelasan bentuk contoh media dan model yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
4) Formasi tempat duduk yang semula bersifat konvensional dirubah
membentuk seperti huruf U.
5) Memperlihatkan Praktek tentang gerakan shalat bagi orang sakit.
38
Jenis data yang dikumpulkan adalah :
Lembar pengamatan siswa yang akan digunakan untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah diberikan dan catatan
siswa yang aktif digunakan untuk mengetahui semua perilaku siswa
selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
27 April 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan, Ampel, Kabupaten
Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar mengajar yaitu
memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu
rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu :
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
b) Mengadakan apersepsi.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menerangkan pengertian dan tatacara shalat bagi orang sakit
b) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit, (Siswa
diam sejenak dan mengamati Praktek tersebut)
39
c) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat dalam
keadaan sakit.
d) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
e) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil kerja kelompok
siswa.
b) Mengadakan post test.
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis.
Guru menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu
pada perencanaan tindakan yang telah dibuat, materi ajar yang
disajikan. Dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar.
40
Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang
dilakukan
selama
proses
pembelajaran
menggunakan
lembar
orbservasi dan penilaian tertulis yang telah dilaksanakan.
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia (lembar pengamatan).
Dalam melakukan penelitian disini peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus pengamat, Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam
mengerjakan tugas yang sesuai dengan rencana pembelajaran.
Pelaksanaan pada siklus ini sudah nampak dengan penerapan
strategi yang telah direncanakan. Sebagai pada penjelasan di atas tentang
pengaturan setting kelas yang semula masih bersifat konvensional dirubah
bentuk melingkar, hal ini dimaksudkan agar ada interaksi selama proses
belajar mengajar (lihat lampiran foto 1).
Dari hasil pengamatan selama siklus ini berlangsung (yang
dilakukan pada 27 April 2010) diperoleh data melalui lembar pengamatan
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Hasil Pengamatan Siklus 1
No
Hal-hal yang diamaati
1
2
Perhatian siswa ketika menerima perintah
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
A
Hasil
B C
√
D
√
41
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Catatan tugas
Keseriusan siswa dalam mengutarakan
pengalaman
Pengecekan oleh guru
Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
Tanggapan / respon terbuka siswa
Situasi pembelajaran
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Keceriaan dan antusiasme siswa dalam
pembelajaran
Kemajuan belajar selama proses
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
f. Refleksi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan memperoleh
Praktekan bahwa penerapan metode tersebut berdampak positif bagi
siswa, tindakan yang dilakukan adalah siswa lebih termotivasi untuk
belajar dan bertambah rasa keingintahuan pada proses pembelajaran. Hal
apa saja yang perlu diperbaiki yaitu teknik/ cara penyampaian bahan ajar,
siswa masih kurang paham dengan apa yang dikehendaki oleh guru dalam
melaksanakan tugas masih belum jelas, fokus perhatian siswa pada
pembelajaran kurang. Guru juga belum menguasai kelas, juga belum
adanya kontrak belajar antar siswa dan guru.
Hal ini terlihat masih masih ada beberapa siswa yang saling
bercengkerama maupun bermain sendiri. Media yang digunakan belum
42
begitu dipahami. Sehingga pengungkapan isi yang terkandung dalam
media tersebut belum begitu mengena pada tujuan yang harus menjadi
perhatian pada tindakan berikutnya adalah penguasaan terhadap strategi
pembelajaran agar lebih dipahami hal ini bertujuan supaya siswa lebih
mudah menerima arahan – arahan guru.
Media yang dipakai agar lebih dikuasai untuk dapat mengetahui isi
/ kandungan pelajaran di dalamnya. Pada dari hasil tes diperoleh siswa
mendapat nilai cukup. Pada siklus I ini ada peningkatan sekitar 25% dari
catatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Guru mendeskripsikan dengan kolaborator tentang rencana
tindakan pada siklus II untuk memperbaiki langkah-langkah yang telah
ditempuh pada siklus I. Perbaikan pada siklus II pada persiapan
pembelajaran, pengkondisian suasana belajar, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Dari hasil diskusi dapat diperoleh format rencana tindakan yaitu:
1) Menjelaskan penggunaan bagian-bagian penting dari media yang akan
diipelajari untuk memusatkan perhatian siswa.
2) Membagi kegiatan-kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan kecil.
3) Memperjelas ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu
perilaku yang harus ditaati.
43
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan hasil
pengamatan begitu mereka selesai dengan satu topik.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
II
dilaksanakan Tanggal 11 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,
Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar
mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu:
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
b) Mengadakan apersepsi.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti
a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.
b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.
c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.
d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit, (Siswa
diam sejenak dan mengamati Praktek tersebut)
44
e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah
Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.
f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil kerja kelompok
siswa.
b) Mengadakan post test.
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis.
c. Pengamatan
Guru melakukan pengamatan dan mencatat semua proses yang
terjadi dalam tindakan pembelajaran tentang pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukannya, mencatat kelemahan-kelemahan dalam penyampaian
materi pelajaran. Mencatat respon siswa terhadap pelaksanaan tindakan
dan mencatat keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
45
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil tes maupun
catatan guru.
Untuk lebih meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, maka setting kelas dibentuk kelompok-kelompok
yang bertujuan untuk dilaksanakan diskusi. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengemukakan gagasan atau
pendapatnya. Bentuk setting kelas pada siklus ini dibuat kelompok diskusi
agar siswa saling bekerjasama untuk memecahkan suatu persoalan yang
disampaikan guru (lihat lampiran foto 2).
Dari hasil pengamatan siklus II yang dilakukan tanggal 1 Mei
2010. Pengamatan sebagai berikut:
Tabel 1.2
Hasil Pengamatan Siklus II
No
Hal-hal yang diamaati
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Perhatian siswa ketika menerima perintah
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Catatan tugas
Keseriusan siswa dalam mengutarakan
pengalaman
Pengecekan oleh guru
Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
Tanggapan siswa
Situasi pembelajaran
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Keceriaan dan antusiasme siswa dalam
pembelajaran
Hasil
B C
√
D
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
46
12
Kemajuan belajar selama proses
Keterangan :
√
A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
d. Refleksi
Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,
untuk merumuskan dan mengidentifikasi masalah yang muncul. Siswa
dalam memberi tanggapan mengenai hasil diskusi cukup baik, namun
masih ada beberapa kelompok yang masih sulit memberi tanggapan dari
hasil diskusi. Hal ini dapat dipahami karena tingakt pengetahuan yang
dimiliki masih sedikit. Sebagian siswa masih belum paham bagaimana
cara berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok yang baik. Namun
siswa sangat tertarik dengan metode diskusi. Meskipun pelaksanaannya
masih bersifat sederhana, sehingga pada pelaksanaan dan respon siswa
pada siklus II juga ada peningkatan. Hasil dari postes juga mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata 6,55 pada siklus ini juga masih ada
kelemahan beberapa siswa dalam memberi tanggapan masih bersifat
pendek belum dapat memberikan tanggapan yang lebih luas, maka hal ini
untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
a. Perencanaan
47
Mempelajari hasil refleksi pada siklus II dengan membuat
perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Format rencana tindakan pembelajaran:
1) Menekankan bagian-bagian penting dari media yang akan dipelajari /
diamati untuk memutuskan perhatian siswa.
2) Membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk melakukan
pengamatan dan mendiskusikan bersama temannya.
3) Siswa mengamati model (teman) yang memperagakan shalat bagi
orang sakit disimpan dalam ingatannya.
4) Setelah melalui tahapan menyimpan dalam ingatan siswa dapat
memberi tanggapan dari hasil pengamatannya kemudian diminta
mempraktekkan/ memperagakan dalam bentuk kegiatan kecil/secara
bersama-sama
dari
hasil
belajar
mengamati
teman
yang
memperagakan tata cara shalat bagi orang sakit.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
siklus
III
dilaksanakan Tanggal 25 Mei 2010 di Madrasah Ibtidaiyah Payungan,
Ampel, Kabupaten Boyolali yang meliputi seluruh kegiatan belajar
mengajar yaitu memberikan materi pengertian shalat bagi orang sakit.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan yaitu:
48
1) Kegiatan Awal
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengawali pelajaran
dengan tadarus dan berdoa.
b) Mengadakan apersepsi.
c) Mengadakan pre test.
2) Kegiatan Inti
a) Membagi siswa menjadi 2 kelompok masing-masing 5 siswa.
b) Membagi nomor kepada setiap siswa dalam setiap kelompok.
c) Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.
d) Guru menunjukkan Praktek gerakan shalat bagi orang sakit, (Siswa
diam sejenak dan mengamati Praktek tersebut)
e) Siswa diminta untuk menjawab gerakan yang ditunjukkan guru
melalui Praktek yang di lakukan siswa. Pada saat itu adalah
Praktek orang shalat dalam keadaan sakit.
f) Siswa diminta untuk mempraktikkan gerakan yang ditunjukkan
guru melalui Praktek. Pada saat itu adalah Praktek orang shalat
dalam keadaan sakit.
g) Guru memberi pujian dan menyimpulkan hasil kerjasama siswa.
3) Kegiatan Penutup
a) Refleksi dan memberikan penguatan tentang hasil kerja kelompok
siswa.
b) Mengadakan post test.
49
c) Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.
4) Sumber Belajar
Buku paket Fiqh, LKS Fiqh untuk MI Kelas III Semester II
5) Penilaian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan tes
tertulis.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan dengan
menggunakan instrumen yang tersedia. Dalam melakukan penelitian
peneliti disini bertindak sebagai guru, Fokus pengamatan adalah kegiatan
siswa dalam proses pembelajaran. Siswa sudah paham dengan strategi
yang
digunakan,
mencatat
ketidaksesuaian
pelaksanaan
tindakan,
tanggapan siswa terhadap pelaksanaan tindakan.
Pada siklus ini merupakan kegiatan pengamatan terhadap perilaku
model untuk diambil nilai positifnya serta memberi respon/ tanggapan
perilaku yang salah pada model. Pelaksanaan kegiatan siklus ini siswa
sedang memberi contoh membaca niat shalat fardhu yang kemudian
ditirukan teman-temannya (lampiran foto 4).
Salah seorang siswa bernama Rahmawati Wahyu Handayani yang
memberi contoh tata cara shalat bagi orang yang sakit kemudian siswa lain
mengamatinya, memberi tanggapan dari peragaan shalat tersebut.
Diperoleh hasil bahwa gerakan-gerakan shalat bagi orang yang sakit sudah
baik (lihat lampiran foto 5 dan 6).
50
Dari hasil pengamatan siklus III dilakukan tanggal 25 Mei 2010
diperoleh data dengan menggunakan hasil lembar pengamatan sebagai
berikut:
Tabel 1.3
Hasil Pengamatan Siklus III
No
Hal-hal yang diamaati
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Perhatian siswa ketika menerima perintah
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan
Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
Catatan tugas
Keseriusan siswa dalam mengutarakan
pengalaman
Pengecekan oleh guru
Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
Tanggapan siswa
Situasi pembelajaran
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
Keceriaan dan antusiasme siswa dalam
pembelajaran
Kemajuan belajar selama proses
Hasil
B C
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan siklus III yang telah dilakukan dapat
diperoleh
Praktekan
bahwa
pelaksanaan
tindakan
pembelajaran
D
51
berdampak positif bagi siswa. Dari hasil pengamatan juga diperoleh data
perhatian siswa terhadap proses pembelajaran berjalan baik siswa
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dan dapat melaksanakan
instruksi yang akan disampaikan guru meskipun ada beberapa siswa yang
masih perlu diberi catatan karena dalam memberi tanggapan dari hasil
pengamatan belum ada peningkatan. Nilai yang diperoleh dari hasil postes
rata-rata 7,48. Jadi masih ada peningkatan sedikit dari siklus III dari hasil
data tersebut maka secara umum ada peningkatan efektifitas pembelajaran
dengan penerapan strategi yang telah direncanakan, meskipun masih ada
siswa yang dari segi aspek pengamatan selama pelaksanaan tindakan
kurang
ada
peningkatan,
hal
ini
disebabkan
ada
faktor
yang
mempengaruhi proses belajar siswa itu sendiri.
Penggunaan metode praktek pembelajaran dapat mendorong
meningkat kan penguasaan pembelajaran fiqih di kelas III MI Payungan
Kec. Kaliwungu Kab. Semarang.
Selama pelaksanaan siklus ini juga diperoleh catatan bahwa siswa
lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif dan senang dalam menerima pelajaran.
Demikian siklus selama proses pelaksanaan tindakan berlangsung di
Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2009/ 2010.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
52
A.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui
penguasaan materi shalat fardhu dalam mata pelajaran fiqih pada siswa kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Payungan Kec. Kaliwungu Kab. Semarang setelah
diadakan upaya tindakan kelas dengan menggunakan metode Praktek. Sebelum
siswa mampu guru dikenai tindakan terlebih dahulu hal yang dilakukan adalah
memberi pre-test pada siswa untuk mata pelajaran fiqih.
Tujuan pre-test ini dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fiqih yang telah dikerjakan. Hasil
pre-test ini yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan tindakan
pembelajaran berikutnya. Dalam pre-test ini guru memberi beberapa soal untuk
dijawab secara individu oleh siswa sesuai dengan kemampuannya.
Setelah dilakukan pre-test diperoleh hasil gambaran bahwa kemampuan
rata-rata siswa belum menunjukkan sesuai dengan indikator keberhasilan
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang tela ditentukan oleh
sekolah.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa kelas III MI Payungan
dalam mata pelajaran fiqih dapat diketahui melalui hasil penilaian pre-test
sebelum dilaksanakan tindakan. Adapun hasil pre-test sebagai berikut :
Tabel 1.3 Hasil Penilaian Pre-Test
51
53
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Sangat baik
85 – 100
-
-
0 %
2
Baik
75 – 84
3
225
30 %
3
Cukup
60 – 74
2
120
20 %
4
Kurang
0 - 59
5
250
50 %
10
595
100%
No
Kategori
1
Jumlah
Rata
Rata
595
/10 = 59,5
Dari hasil pre-test di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan pelajaran
2009/2010 rata-rata dengan skor 59,5. Adapun rinciannya dapat dijelaskan
sebagai berikut: dari jumlah sebanyak 10 siswa ada 5 siswa diantaranya (50%)
termasuk kategori kurang dengan skor nilai 0 – 59, ada
2 siswa (20%)
termasuk kategori cukup dengan skor 60 – 75, selanjutnya
3 siswa (30%)
termasuk kategori baik dengan skor antara 75 – 84. Rentang nilai sangat baik
berada diantara 85 – 100 belum ada dicapai oleh seorang siswa (0%).
Masih rendah kemampuan siswa dalam penguasaan pelajaran fiqih
dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhi baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa antara lain masih
kurangnya motivasi dalam belajar maupun kurang perhatiannya dalam
mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal berasal dari kondisi
lingkungan luar sekolah yang mengandung proses pembelajaran. Untuk lebih
mengetahui aspek keberhasilan maupun kegagalan selama pelaksanaan tindakan
disampaikan deskripsi/gambaran siklus pelaksanaan tindakan.
54
1.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
a. Hasil Pengamatan
Pada siklus I merupakan pemberlakuan awal dari tindakan
penelitian dengan menggunakan Praktek pada mata pelajaran fiqih
kelas III MI Payungan tahun pelajaran 2009/2010. Tindakan ini
dilakukan dari ide awal untuk memperbaiki dan meningkatkan
penguasaan materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih di
kelas III MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang
semester II tahun pelajaran 2009/2010. Temuan awal adanya ide
tersebut yaitu diketahui bahwa proses pembelajaran mata pelajaran
fiqih masih berisi konsep dan prinsip yang harus dihafal siswa, guru
kurang memperhatikan latar belakang dan hakekat pembelajaran.
Metode mengajar selama sebelum dilakukan tindakan adalah ceramah,
pengajaran berpusat pada guru sehingga menjadikan siswa pasif dan
kurang mengembangkan metode pembelajaran maupun penggunaan
media pembelajaran.
Dari ide maupun temuan awal tersebut peneliti mendiagnosa
untuk mencari jalan memecahkan metode pembelajaran maupun
memperbaiki penguasaan siswa terhadap penguasaan pelajaran fiqih.
Hasil diagnosa diperoleh gagasan tentang penggunaan metode Praktek
dapat meningkatkan penguasaan pelajaran fiqih pada siswa kelas III
MI Payungan semester I tahun pelajaran 2009/2010. Dengan alasan
55
bahwa pelajaran fiqih lebih banyak berisi konsep yang berhubungan
pada tindakan nyata, sehingga dalam proses pembelajaran banyak
bekaitan erat dengan peniruan apa yang ada pada lingkungannya dan
hasil pembelajaran dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus I,
peneliti merancang penggunaan Praktek sebagai metode untuk
memberi pengalaman pada siswa dalam pembelajaran fiqih untuk
pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi orang sakit. Langkah awal
dari
perencanaan
merencanakan
adalah
persiapan
langkah-langkah
proses
pembelajaran
dan
tindakan
serta
pelaksanaan
menyiapkan pengamatan pengambilan nilai siswa, proses maupun
catatan pengamatan selama tindakan berlangsung.
Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan
tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti
melaksanakan proses pembelajaran dengan mengacu pada langkahlangkah rencana pembelajaran sampai pada Praktek. Hasil dari
pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diketahui dari hasil
pengamatan post-test siswa maupun catatan dari guru.
Hal yang dilakukan pada siklus I setelah pelaksanaan tindakan
adalah observasing/pengamatan. Pada pelaksanaan proses ini guru
mengamati
pelaksanaan
tindakan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan instrumen yang telah disiapkan (lembar pengamatan).
56
Fokus pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran.
Kemudian dibuat catatan-catatan keberhasilan maupun kelemahankelemahan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran
tersebut.
Hasil dari pengamatan pada siklus I diperoleh data berupa
lembar pengamatan yaitu :
Tabel 1.4
Lembar Pengamatan Siklus I
No
Hal-Hal yang Diamati
1
Perhatian siswa ketika menerima perintah
2
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
Mengaitkan
materi
dengan
realitas
kehidupan
Catatan tugas
3
4
5
6
7
Keseriusan siswa dalam
pengalaman
Pengecekan oleh guru
Hasil
A B
C D




mengutarakan


8
Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
Tanggapan siswa

9
Situasi pembelajaran

10
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

11
Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam
belajar
Kemajuan belajar selama proses
12



Keterangan : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
57
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disampaikan suatu
gambaran untuk tindakan refleksi yakni belum ada hasil perubahan
yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi motivasi
dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum adanya
tindakan. Situasi pembelajaran berjalan relatif kondusif meskipun hasil
belajar belum maksimal.
Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan
adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami
peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai
dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi
pembelajaran lebih terkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada
perhatian siswa pada media pembelajaran.
Sedangkan dari aspek kelemahan pada siklus I ini adalah
belum adanya hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa. Hal ini
disebabkan penyampaian media pembelajaran maupun penguasaan
strategi pembelajaran kurang dikuasai oleh guru/peneliti.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar juga belum mengalami peningkatan karena materi
pelajaran belum terfokus pada sub pokok bahasan.
Tabel 1.5.
Hasil Post-test Siklus I
No
Kategori
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Rata
Rata
58
1
Sangat baik
85 – 100
-
-
0 %
2
Baik
75 – 84
3
225
30 %
3
Cukup
60 – 74
2
120
20 %
4
Kurang
0 - 59
5
250
50 %
10
595
100%
Jumlah
595
/10 = 59,5
Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre-test
pra siklus nilai rata-rata dengan skor 40,5 berubah menjadi 59,5.
Dengan rincian 3 siswa memperoleh kategori nilai baik (30%) dengan
rentang nilai rata-rata 75 – 84, kemudian 2 siswa mendapat kategori
nilai cukup (20%) dengan rentang nilai 60 – 74, sedang 5 siswa
mendapat kategori kurang (50%) dengan rentang nilai 0 – 59. Hasil
skor pada siklus ini merupakan fokus dari tes siklus I untuk materi
pelajaran shalat bagi orang sakit.
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus I yang
dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat
diperoleh
kesimpulan
bahwa
masih
perlu
adanya
tindakan
keberhasilan dari pelaksanaan tindakan.
2.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II
a. Hasil Pengamatan
Pada siklus II ini merupakan tindak lanjut penelitian dengan
menggunakan metode Praktek pada mata pelajaran fiqih kelas III MI
Payungan tahun pelajaran 2009/2010. Tindakan ini dilakukan untuk
59
memperbaiki dan meningkatkan penguasaan pelajaran fiqih di kelas III
MI Payungan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2009/2010.
Hasil pengamatan pada siklus I yang kemudian dilakukan
tindakan refleksi untuk memperoleh gambaran keberhasilan maupun
kelemahan pelaksanaan siklus I. Dari hasil refleksi pada siklus I
menyimpulkan masih perlu adanya tindakan lebih lanjut dengan
harapan lebih adanya peningkatan dalam penguasaan pelajaran fiqih
pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan.
Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus
II, peneliti merancang kembali penggunaan metode praktek dalam
pembelajaran fiqih untuk pokok bahasan mempraktekkan shalat bagi
orang sakit. Langkah awal dari perencanaan adalah persiapan proses
pembelajaran
dan
merencanakan
langkah-langkah
pelaksanaan
tindakan serta menyiapkan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan
seperti: lembar penilaian siswa, post-test maupun lembar catatan
pengamatan.
Dalam perencanaan tindakan siklus ini lebih menekankan pada
penggunaan metode praktek untuk memusatkan perhatian siswa.
Menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu
perilaku yang harus diamati. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
60
mempraktekkan hasil pengamatan mereka begitu selesai membahas
satu topik bahasan.
Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti
melakukan proses pembelajaran dengan mengacu pada langkahlangkah rencana tindakan dimulai dari Praktek setting kelas dibuat
kelompok. Setiap kelompok mengamati suatu Praktek yang diberikan
kelompok lain dan setelah itu memberi tanggapan dari hasil
pengamatannya. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat
diketahui dari hasil pengamatan, post-tst dan catatan dari guru.
Hal yang dilakukan selanjutnya pada siklus II setelah
pelaksanaan
tindakan
adalah
observasing/pengamatan.
Pada
pelaksanaan proses ini guru mengamati pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan
(berupa lembar pengamatan). Fokus pembelajaran adalah kegiatan
berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran. Kemudian dibuat
catatan-catatan keberhasilan maupun kelemahan-kelemahan semua
proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran tersebut.
Hasil dari pengamatan pada siklus II diperoleh data dari lembar
pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1.6
Lembar Pengamatan siklus II
61
No
Hal-Hal yang Diamati
1
Perhatian siswa ketika menerima perintah
2
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan
Mengaitkan
materi
dengan
realitas
kehidupan
Catatan tugas
3
4
5
Keseriusan siswa dalam
pengalaman
Pengecekan oleh guru
6
7
Hasil
A B




mengutarakan


8
Tingkat pemahaman siswa pada materi
pembelajaran
Tanggapan siswa

9
Situasi pembelajaran

10
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

11
Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam
belajar
Kemajuan belajar selama proses
12
C D



Keterangan : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disampaikan suatu
gambaran untuk tindakan refleksi yakni belum ada hasil perubahan
yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi motivasi
dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum adanya
tindakan. Situasi pembelajaran berjalan relatif kondusif meskipun hasil
belajar belum maksimal.
Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan
adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami
peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai
62
dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi
pembelajaran lebih terkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada
perhatian siswa pada media pembelajaran. Guru sendiri lebih kreatif
mengembangkan rencana pembelajaran, semangat belajar siswa
meningkat yang pada awalnya siswa kurang memperhatikan, pada
siklus ini lebih perhatian. Suasana kelas lebih variatif karena siswa
diajak untuk belajar secara langsung dengan mengamati media
pembelajaran yang digunakan. Kemudian siswa diberi kesempatan
untuk mempraktekkan perilaku dari hasil pengamatannya maupun
mengingat-ingat perilaku yang dapat ditiru dari pengamatannya.
Sedangkan dari aspek kelemahan pada siklus II ini adalah hasil
perubahan (kemajuan) pada diri siswa. Hal ini disebabkan penggunaan
media pembelajaran kurang dikuasai oleh guru/peneliti.
b. Hasil belajar
Hasil belajar siklus II juga belum mengalami peningkatan yang
signifikan tetapi menunjukkan kemajuan karena materi pelajaran
terfokus pada sub pokok bahasan.
Tabel 1.7
Hasil Post-test Siklus II
No
Kategori
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Rata
Rata
63
1
Sangat baik
85 – 100
2
180
20 %
2
Baik
75 – 84
3
230
30 %
3
Cukup
60 – 74
4
300
40 %
4
Kurang
0 - 59
-
-
30 %
10
710
100%
Jumlah
710
/10 = 71
Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre-test pra
siklus nilai rata-rata dengan skor 59,54 berubah menjadi 71. Dengan
rincian 2 siswa memperoleh kategori nilai baik (20%) dengan rentang nilai
rata-rata 85 – 100, kemudian 3 siswa mendapat kategori nilai cukup (30%)
dengan rentang nilai 75 – 84, sedang 4 siswa mendapat kategori kurang
(40%) dengan rentang nilai 60 – 74. Hasil skor pada siklus ini merupakan
fokus dari tes kemampuan siswa dalam menerima proses pembelajaran
shalat bagi orang sakit pada siklus II untuk materi pelajaran shalat bagi
orang sakit.
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus II yang
dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat diperoleh
kesimpulan bahwa masih perlu adanya tindakan lebih lanjut agar
mencapai hasil sesuai dengan indikator keberhasilan dari pelaksanaan
tindakan.
3.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III
a. Hasil Pengamatan
64
Pada siklus III ini merupakan tindak lanjut penelitian dengan
menggunakan metode Praktek pada mata pelajaran fiqih kelas III MI
Payungan tahun pelajaran 2009/2010 yang telah dilakukan pada siklus
II. Tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
penguasaan pelajaran fiqih di kelas III MI Payungan Kecamatan
Kaliwungu Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran
2009/2010.
Hasil pengamatan pada siklus II yang kemudian dilakukan
tindakan refleksi untuk memperoleh gambaran keberhasilan maupun
kelemahan pelaksanaan siklus II. Dari hasil refleksi pada siklus II
menyimpulkan masih perlu adanya tindakan lebih lanjut dengan
harapan lebih adanya peningkatan dalam penguasaan pelajaran fiqih
pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan.
Sebagai langkah awal untuk melakukan tindakan pada siklus
II,
peneliti
merancang
kembali
penggunaan
Praktek
dalam
pembelajaran fiqih untuk pokok bahasan shalat bagi orang sakit.
Langkah awal dari perencanaan adalah persiapan proses pembelajaran
dan merencanakan langkah-langkah pelaksanaan tindakan serta
menyiapkan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan seperti: lembar
penilaian siswa, post-test maupun lembar catatan pengamatan.
Dalam perencanaan tindakan siklus ini lebih menekankan pada
penggunaan metode praktek untuk memusatkan perhatian siswa.
65
Menjelaskan ketrampilan-ketrampilan yang menjadi bagian suatu
perilaku yang harus diamati. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekkan hasil pengamatan mereka begitu selesai membahas
satu topik bahasan.
Langkah berikutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam pelaksanaan tindakan ini peneliti
melakukan proses pembelajaran dengan mengacu pada langkahlangkah rencana tindakan dimulai dari pemberian informasi rencana
pembelajaran sampai pada pemberian informasi rencana pembelajaran
sampai pada Praktek. Hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus III
akan dapat diketahui dari ahsil pengamatan, post-test dan catatan dari
guru.
Hal yang dilakukan selanjutnya pada siklus III setelah
pelaksanaan
tindakan
adalah
observasing/pengamatan.
Pada
pelaksanaan proses ini guru mengamati tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan (berupa lembar
pengamatan). Fokus pengamatan adalah kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung, sesuai dengan renvana
pembelajaran Kemudian dibuat catatan-catatan keberhasilan maupun
kelemahan-kelemahan semua proses yang terjadi dalam tindakan
pembelajaran tersebut.
66
Hasil dari pengamatan pada siklus III diperoleh data dari
lembar pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1.8
Lembar pengamatan siklus III
No
Hal-Hal yang Diamati
Hasil
A B
C D
1
Perhatian siswa ketika menerima perintah
2
9
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain

yang relevan
Mengaitkan
materi
dengan
realitas

kehidupan
Catatan tugas

Keseriusan siswa dalam mengutarakan

pengalaman
Pengecekan oleh guru

Tingkat pemahaman siswa pada materi

pembelajaran
Tanggapan siswa

Situasi pembelajaran

10
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
11
Keceriaan dan antusiasisme siswa dalam

belajar
Kemajuan belajar selama proses

3
4
5
6
7
8
12


Keterangan : A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang)
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disampaikan
suatu gambaran untuk tindakan refleksi yakni sudah ada hasil
perubahan yang signifikan kemajuan pada diri siswa, namun dari segi
motivasi dan aktifitas belajar sudah ada peningkatan dari sebelum
67
adanya tindakan. Situasi pembelajaran berjalan relatif kondusif
meskipun hasil belajar belum maksimal.
Proses pelaksanaan siklus ini yang mengalami kemajuan
adalah dari aspek guru dalam pengelolaan kelas mengalami
peningkatan. Kemudian aktifitas belajar meningkat yang ditandai
dengan semangat belajar siswa pada pelajaran fiqih. Situasi
pembelajaran lebih terkonsentrasi pada materi yang dibahas, ada
perhatian siswa pada media pembelajaran. Guru sendiri lebih kreatif
mengembangkan rencana pembelajaran, semangat belajar siswa
meningkat yang pada awalnya siswa kurang memperhatikan, pada
siklus ini lebih perhatian. Suasana kelas lebih variatif karena siswa
diajak untuk belajar secara langsung dengan mengamati media
pembelajaran yang digunakan. Kemudian siswa diberi kesempatan
untuk mempraktekkan hasil pengamatannya.
Sedangkan dari aspek kelemahan pada siklus III ini adalah
masih ada catatan siswa yang belum mengalami perubahan sesuai
dengan indikator. Hal ini menurut penelitian dikarenakan faktor dalam
diri siswa yang kurang mendukung. Namun secara umum siswa sudah
mengalami peningkatan aktifitas didalam mengikuti pelajaran fiqih.
b. Hasil belajar
68
Hasil belajar siklus III mengalami peningkatan yang signifikan
dan menunjukkan kemajuan karena materi pelajaran terfokus pada sub
pokok bahasan, jadi pembelajara ini sudah tuntas.
Tabel 1.9
Hasil Post-test Siklus III
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Sangat baik
85 – 100
5
440
50 %
2
Baik
75 – 84
5
390
50 %
3
Cukup
60 – 74
-
-
-
4
Kurang
0 - 59
-
-
-
10
830
100%
No
Kategori
1
Jumlah
Rata
Rata
830
/10 = 83
Pencapaian hasil skor nilai mengalami perubahan dari pre-test
pra siklus nilai rata-rata dengan skor 71 berubah menjadi 83. Dengan
rincian 5 siswa memperoleh kategori nilai sangat baik (50%) dengan
rentang nilai rata-rata 85 – 100, kemudian 5 siswa mendapat kategori
baik (50%) dengan rentang nilai rata-rata 75 – 84. Hasil skor pada
siklus ini merupakan fokus dari tes kemampuan siswa dalam
menerima proses pembelajaran pada siklus III untuk materi pelajaran
shalat bagi orang sakit.
Dari hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus III
yang dilakukan kemudian direfleksi antara guru dan teman sejawat
diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan tindakan tindakan dengan
69
menggunakan
metode
pemberian
ntugas
dapat
mneingkatkan
efektifitas pembelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan
semester II tahun pelajaran 2009/2010. Meskipun hasil pelaksanaan
tindakan belum maksimal, karena masih ada siswa yang belum
mencapai hasil sesuai yang direncanakan.
B.
Pembahasan
Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperbaiki penguasaan
pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan. Keberhasilan maupun
kelemahan sangat dipengaruhi oleh keadaan lapangan seperti: karakteristik
siswa, kondisi lingkungan. Secara kuantitatif jumlah siswa-siswa yang sedikit,
karakteristik siswa dengan kemampuan yang sedang serta kondisi lingkungan
Madrasah yang berada di daerah pedesaan sangat mempengaruhi hasil
pelaksanaan tindakan. Keberhasilan suatu pemelajaran yaitu faktor individual
dan faktor sekitar (sosial).
Secara rinci faktor individual disebut faktor internal diklasifikasikan
menjadi faktor kecerdasan/intelegensi, kesehaatan, motivasi, kematangan, dan
faktor pribadi. Sedangkan faktor sosial yang berasal dari luar (eksternal) antara
lain disebabkan oleh faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
pengajaran, motivasi sosial serta lingkungan dan kesempatan.
Dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan rancangan awal bahwa
menggunakan metode penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki
70
maupun meningkatkan efektifitas pembelajaran khususnya pelajaran fiqih pada
siswa kelas III. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, tes
praktek, maupun lembar pengamatan. Kemudian data yang telah terkumpul
dianalisis dengan metode kualitatif maupun kuantitatif.
Hasil pengumpulan data siswa dikelompokan menjadi tiga yaitu tinggi,
sedang dan rendah. Dengan mengacu pada hasil penelitian di atas diperoleh data
diantara 10 siswa yang mengikuti proses pembelajaran, kemudian 3 siswa
kategori sedang dengan pencapaian skor 60 – 74 (20%) dan 1 siswa termasuk
kategori rendah dengan skor 0 – 59 (10%).
7
6
Jumlah Siswa
5
4
3
2
1
0
Tinggi
Sedang
Rendah
71
Gambar 1. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa
Kemudian hal lain yang dianalisis post-test pada setiap siklus
yang nanti dapat menunjukkan ada maupun tidak adanya peningkatan dalam
pelaksanaan tindakan kelas ini.
Nilai Rata-Rata
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2. Grafik Pengelompokan Kemampuan Siswa
Berdasarkan data tersebut
di atas menunjukkan bahwa hasil
proses pembelajaran mengalami perubahan dari siklus I sampai siklus III.
Perubahan peningkatan ditandai dengan hasil nilai yang baik. Semula pada pretest sebelum tindakan dilakukan menunjukkan rata-rata nilai siswa adalah 5,95.
Setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 7,48. Peningkatan penguasaan
terhadap pelajaran ini ditandai dengan perolehan skor nilai yang pada awalnya
72
sebanyak 5 siswa yang kurang mampu menguasai pelajaran, namun setelah
diadakan tindakan kelas berubah tinggal 1 siswa saja yang menempati posisi
kurang mampu menguasai pelajaran fiqih.
Hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya
dalam belajar sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Selama pelaksanaan
tindakan berlangsung peneliti melakukan pengamatan dengan teman sejawat,
dari faktor keberhasilan maupun kegagalan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa yang
dianggap
belum
mampu
mencapai
keberhasilan
tersebut
mempunyai
kemampuan di bawah rata-rata dari teman-temannya. Jadi apabila diamati
ketidakberhasilan itu bukan disebabkan faktor dari luar siswa.
Setelah diadakan tindakan siklus I sampai dengan siklus III
menggunakan metode praktek, efektifitas pembelajaran fiqih meningkat.
Berdasarkan hasil dokumentasi, tes maupun pengamatan selama pelaksanaan
tindakan berlangsung menunjukkan bahwa pada siklus I sebagian besar siswa
belum terkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Hal ini karena masih ada siswa
yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat masih ada
anak yang ngobrol, mengganggu teman-temannya, terkadang bertanya bukan
pada materi pelajaran.
Keadaaan yang ada pada siklus I merupakan permasalahan yang harus
dipecahkan oleh peneliti. Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu
adanya rencana pembelajaran pada siklus II. Pada siklus ini dirancang membuat
73
metode pembelajaran yang menekankan pada aspek keaktifan siswa dalam
diskusi sehingga siswa diminta lebih konsentrasi pada kegiatan pembelajaran
Setelah pelaksanaan siklus II selesai diadakan refleksi bahwa dalam
melakukan diskusi siswa masih kurang mencapai pada hal yang diinginkan, hal
ini dari proses pengamatan dapat diketahui karena keterbatasan kemampuan
siswa. Maka perlu adanya tindakan berikutnya agar siswa lebih perhatian untuk
menguasai materi pelajaran. Penekanan pelaksanaan pada siklus III yaitu pada
sikap dalam melakukan pengamatan. Siswa diminta untuk mengingat sesuatu
yang telah diamati kemudian memperagakan hasil pengamatannya dalam
bentuk kegiatan bersama.
Dalam teori pembelajaran sosial kognitif yang juga disebut teori
pembelajaran melalui peniruan, proses pembelajaran ini mengenal perilaku
media, kemudian diamati dan memutuskan untuk melakukan peniruan dari
perilaku model yang diamati menjadi perilaku diri sendiri. Demikian juga
halnya dalam pelaksanaan tindakan ini siswa mengamati beberapa sikap yang
ditunjukkan oleh temannya dengan bimbingan guru kemudian seluruh siswa
langsung mempraktekkan materi pelajaran yaitu shalat bagi orang sakit.
Maka dalam tindakan ini ada pengaatan terhadap media yang nyata dan
juga dilakukan demonstrasi, kemudian segala sesuatu yang telah diamati siswa
disimpan dalam ingatannya, selanjutnya sesuatu pesan yangtelah diingatnya
tersebut dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilakukan
dalam keadaan benar-benar sakit.
74
Ada beberapa aspek yang diamati selama proses pelaksanaan tindakan
ini berlangsung. Seperti: perubahan apda diri siswa, lingkungan, guru sendiri,
motivasi belajar, situasi belajar dan hasil belajar.
Tabel 2.1
Tabel Aspek Perubahan
Siklus I
Siklus II
Siklus III
No
Aspek Perubahan
1
Perubahan pada diri siswa

2
Lingkungan

3
Guru



4
Motivasi belajar



5
Situasi belajar



6
Hasil belajar


Ada
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada





Dari grafik dan tabel di atas dapat dianalisa bahwa banyak aspek yang
mengalami perubahan dari diri siswa, hal ini ditandai dengan adanya
perubahan-perubahan perilaku siswa. Pada awalnya siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran kurang adanya perhatian , kurang konsentrasi berubah
menjadi betambah perhatiannya. Siswa lebih memperhatikan perintah-perintah
yang diberikan oleh guru dengan dapat mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan. Kemudian pada aspek lingkungan juga mengalami perubahan yang
pada awalnya bersifat monoton setelah dikenai tindakan mengalami
peningkatan variasi dalam proses pembelajaran dan menghilangkan kejenuhan
75
siswa, seperti pengaturan tempat duduk, adanya papan pajangan hasil kerja
siswa, pemberian reaward yang dapat memberi motivasi kepada siswa agar
lebih giat dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu siswa juga diajak
untuk mempraktekkan secara langsung materi-materi pelajaran yang dapat
memberi pengalaman-pengalaman baru bagi siswa.
Guru sendiri juga mengalami perubahan dengan lebih kreatif, inovatif,
untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan bermutu
sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa. Dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang sederhana dapat membuat situasi pembelajaran lebih
menyenangkan. Siswa bukan hanya suatu obyek diberi materi pelajaran akan
tetapi siswa diajak bersama-sama berfikir untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar siswa menjadi bertambah karena mereka tidak belajar
secara monoton sehingga menambah rasa keingintahuan mereka serta siswa
berupaya untuk belajar tingkah laku yang bersifat nyata. Belajar bagi siswa
bukan saja mencatat materi pelajaran maupun menghafal, akan tetapi juga
membuat pengalaman-pengalaman baru dengan belajar meniru perilaku yang
telah diajarkan.
Situasi belajar lebih menyenangkan karena siswa lebih kreatif karena
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan rencana tindakan yang ingin
dicapai karena aktifitas siswa bukan hanya berbentuk fisik akan tetapi juga
bersifat psikis (mental). Dengan demikian proses tindakan dari siklus I sampai
76
dengan siklus III memberi pengaruh pada situasi pembelajaran yan lebih
menarik dan menyenangkan.
Hasil belajar merupakan orientasi dari tujuan pembelajaran. Semua
aktifitas guru dan siswa diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Pada pelaksanaan tindakan ini keberhasilan pembelajaran selain
penguasaan materi pelajaran juga pada proses untuk mengubah perilaku siswa
dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu siswa mampu mengamalkan dan
mempraktekkan shalat bagi orang yang sakit. Apabila tujuan yang ingin dicapai
adalah penguasaan materi pelajaran maka dari data diatas dapat dinyatakan
bahwa sekitar 9 siswa (90%) dari 10 siswa dapat menguasai materi pelajaran
fiqih, sedang 1 siswa (10%) belum bisa menguasai materi pelajaran fiqih.
Namun hal ini disebabkan bukan karena strategi atau metode pembelajaran yang
kurang sesuai, akan tetapi dilihat dari segi kondisi lapangan banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
Dengan demikian keseluruhan proses penerapan strategi belajar ini dapat
memberi
pengaruh
pada
perubahan
penguasaan
maupun
efektifitas
pembelajaran fiqih pada siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Payungan
Semester II tahun pelajaran 2009/2010.
77
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah penulis mengkaji dan mengamati penelitian skripsi
berjudul
” Peningkatan Hasil Belajar Materi Shalat bagi Orang Sakit pada
Mata Pelajaran Fiqih dengan Metode Penugasan pada Siswa Kelas III MI
Payungan Tahun Pelajaran 2009/2010 ”, Hal tersebut dapat kita lihat dari hasil
pembelajaran peningkatan per siklus dapat dijabarkan bahwa siklus I pertama
rata-rata nilai kelas adalah 59,5, siklus II naik menjadi 71, dan pada siklus III
rata-rata naik menjadi 83. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan Metode praktek dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran
materi shalat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI
Payngan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pembelajaran yang tepat
sasaran.
2. Penerapan metode praktek dapat mneingkatkan aktifitas siswa dalam
pembelajaran materi sholat bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada
siswa kelas III MI Payungan. Dapat dibuktikan aktifitas siswa yang
ditunjukkan dengan rasa ingin tahu.
3. Penggunaan metode praktek dapat meningkatkan penguasaan materi shalat
bagi orang sakit dalam pelajaran fiqih pada siswa kelas III MI Payungan
77
78
dibuktikan dengan nilai siswa yang meningkat serta siswa mampu
mempraktekkan dalam kehidupan nyata.
B.
Saran
Ada dua macam saran : 1) saran untuk peneliti lebih lanjut, dan 2) untuk
penerapan hasil penelitian.
1. Saran untuk penelitian lebih lanjut : penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam melakukan penelitian ini disebabkan karena keterbatasan
penulis dalam mengumpulkan data maupun pelaksana waktu penelitian yang
dikenai tindakan belum signifikan karena jumlah siswa yang kami teliti
hanya sedikit sehinga belum bisa menggambarkan hasil yang diharapkan.
Oleh karena itu penulis menyampaikan saran :
a. Pelaksanaan penelitian ini baru berjalan tiga siklus, maka peneliti/guru
lain dapat melanjutkan untuk memeprolah hasil temuan yang lebih
signiikan atau sesuai dengan yang diharapkan.
b. Penggunaan instrumen tes dalam penelitian ini belum sampai pada
tingkat validitas yang memuaskan, sehingga pada penelitian berikutnya
dapat mencoba dengan instrumen yang lebih standar
2. Saran untuk penerapan hasil penelitian
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa penggunaan metode
penugasan dapat meningkatkan efektifitas manupun aktifitas siswa dalam
belajar fiqih maka disarankan untuk :
79
a. Mengingat penggunaan metode penugasan mendorong efektifitas dan
aktifitas siswa dalam belajar fiqih, maka sekolah dengan karakteristik
yang relatif sama dapat menerapkan strategi/metode pembelajaran
serupa untuk meningkatkan partsisipasi siswa lebih aktif.
b. Penggunaan metode pembelajaran dapat mendorong siswa lebih
berminat terhadap pelajaran fiqih, maka sekolah yang memiliki
permasalahan pembelajaran yang sama dapat menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa.
c. Menciptakan situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan
mempraktekkan pengetahun siswa yang telah didapat dalam perbuatan
nyata. Sebagai contoh: mempraktekkan gerakan shalat bagi orang sakit.
3. Untuk orangtua peserta didik
a. Agar memberi contoh perilaku yang baik untuk ditiru oleh anak-anaknya
karena pembelajaran melalui pengamatan tingkah laku dalam kehidupan
yang nyata akan mempengaruhi pembentukan sikap pada anak-anak
mereka. Orang tua juga harus menyadari bahwa pengetahuan tidak
hanya
diperoleh dari sekolah tetapi bisa dari rumah maupun
lingkungannya.
b. Mendorong siswa agar mengamalkan nilai-nilai luhir ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari
Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat,
taufiq, hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
80
skripsi ini sehingga penulis dapat menyajikan hasil penelitian tindakan kelas
tentang peningkatan penguasaan materi shalat bagi orang sakit dalam mata
pelajaran fiqih dengan metode penugasan pada siswa kelas III MI Payungan
Kecamatan kaliwungu Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga penyusunan skripsi dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin.
81
DAFTAR PUSTAKA
Slameto, 1991. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka
Cipta
Suprijono. Agus, 2009. Cooperative learning: teori & aplikasi PAIKEM, yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Zakiyah Daradjat, 1982: Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
Wina Sanjaya, 2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, Predana Media Group
Lilik sriyati. 2009. Psikologi Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain)
Sholatiga
Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi, Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
Poerwanto, WJS. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustakan
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : T. Bumi
Aksara
Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: T.
Bumi Aksara.
Purwanto, B. 1989. Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang Press.
Sadiman, Arief. S. 1987. Media Pendidikan Dalam Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.
Arikunto, suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nur Fadzillah
Tempat tanggal lahir : Kab. Semarang, 28 Januari 1983
Jenis kelamin
: Perempuan
Kewarganegaraan
: WNI
Agama
: Islam
Nama ayah
: M. Toyibi
Nama ibu
: Maryuni
Riwayat pendidikan:
•
MI Payungan
Tahun lulus 1994
•
MTS Al Falah Jetis
Tahun lulus 1997
•
MAN 1 Boyolali
Tahun lulus 2000
•
D II STAIMUS Surakarta
Tahun lulus 2004
•
S1 STAIN Sholatiga
Tahun lulus 2010
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya
Sholatiga, 19 Agustus 2010
Penulis
Nur Fadzilah
83
Lampiran-lampiran
84
LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF
MI FALAHUL MUKMININ 02 PADAAN
Alamat : Dusun Cikalan Desa Padaan Kec. Pabelan Kab. Semarang
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
NOMOR : 09/V/LPM-MI-FM.02/2009
Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala madrasah ibtidaiyah falahul
mukminin 02 padaan kecamatan pabelan kabupaten semarang menerangkan dengan
sebenarnya bahwa:
Nama
: Asfuriyah
NIM
: 11407135
Jurusan
: Tarbiyah
Program
: PAI Ektensi
Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sholatiga
Telah mengadakanpenelitian di Madrasah Ibtidaiyah Falahul Mukminin 02
Padaan pada Bulan Mei 2009 dalam rangka menyusun skripsi dengan judul :
“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN METODE CARD SHORD PADA
PELAJARAN BTA DI KELAS I MI FALAHUL MUKMININ 02 PADAAN
KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2008-2009”.
Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
semestinya.
Pabelan, 01 Mei 2009
Kepala Madrasah,
Sumadi, A.Ma.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: MI
: Fiqih
: III/2
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi : Mampu memahami dan melaksanakan Sholat
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
ketika sakit atau Sholat bagi orang sakit
: Memperagakan cara Sholat bagi orang sakit
:
1. Mempraktekkan cara Sholat sambil duduk
2. Mempraktekkan cara Sholat sambil berbaring
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan
nama
gerakan
Sholat
(takbirotul
ikhrom sampai dengan salam) dengan urut dan benar
2. Mempraktekkan gerakan Sholat
3. Mempraktekkan Sholat sambil duduk
4. Mengerti
berbaring
E. Materi Pembelajaran
Sholat bagi orang sakit
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
dan
memahami
cara
Sholat
sambil
86
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Berdoa bersama di lanjutkan mengabsen siswa
b. Apersepsi siswa mengamati cerita bergambar, guru menerangkan maksud
dan memberi pertanyaan pada materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti
a. Siswa menyamak dan memperhatikan penjelasan guru tentang cara Sholat
bagi orang sakit
b. Guru menyebutkan urutan gerakan Sholat dengan duduk dan berbaring
secara tertib
c. Guru meminta murid mempraktekkan gerakan Sholat dengan duduk dan
berbaring secara tertib
3. Kegiatan akhir
a. Guru bersama murid menyimpulkan materi
b. Pemberian soal siklus I
c. Berdoa akhir pelajaran
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Buku Fiqih kelas III (Depag Prof Jateng)
2. Buku LKS Kelas III
3. Buku sumber yang sesuai dengan materi
I. Penilaian
Tugas individu
Bentuk penilaian praktek
Payungan, 15 Juni 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Wali Kelas
Syeh guntoro, S.Pdi
Nur Fadzillah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
87
SIKLUS II
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: MI
: Fiqih
: III/2
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
: Mampu memahami dan melaksanakan Sholat
B. Kompetensi Dasar
ketika sakit atau Sholat bagi orang sakit
: Memperagakan cara Sholat bagi orang sakit
C. Indikator :
1. Mempraktekkan cara Sholat sambil duduk
2. Mempraktekkan cara Sholat sambil berbaring
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan
nama
gerakan
Sholat
(takbirotul
ikhrom sampai dengan salam) dengan urut dan benar
2. Mempraktekkan gerakan Sholat
3. Mempraktekkan Sholat sambil duduk
4. Mengerti
berbaring
E. Materi Pembelajaran
Sholat bagi orang sakit
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
dan
memahami
cara
Sholat
sambil
88
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Berdoa bersama di lanjutkan mengabsen siswa
b. Apersepsi siswa mengamati cerita bergambar, guru menerangkan maksud
dan memberi pertanyaan pada materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan praktek gerakan Sholat dengan duduk dan berbaring
secara tertib bagi orang sakit
b. Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang cara Sholat
dengan duduk dan berbaring secara tertib bagi orang sakit
c. Guru meminta murid mempraktekkan gerakan Sholat dengan duduk dan
berbaring secara tertib
d. guru meminta kepada murid yang lain untuk memperhatikan selanjutnya
memperhatikan.
3. Kegiatan akhir
a. Guru bersama murid menyimpulkan materi
b. Pemberian soal siklus I
c. Berdoa akhir pelajaran
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Buku Fiqih kelas III (Depag Prof Jateng)
2. Buku LKS Kelas III
3. Buku sumber yang sesuai dengan materi
I. Penilaian
Tugas individu
Bentuk penilaian praktek
Payungan, 1 Juni 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Wali Kelas
Syeh guntoro, S.Pdi
Nur Fadzillah
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Waktu
: MI
: Fiqih
: III/2
: 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
: Mampu memahami dan melaksanakan Sholat
B. Kompetensi Dasar
ketika sakit atau Sholat bagi orang sakit
: Memperagakan cara Sholat bagi orang sakit
C. Indikator :
1. Mempraktekkan cara Sholat sambil duduk
2. Mempraktekkan cara Sholat sambil berbaring
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan
nama
gerakan
Sholat
(takbirotul
ikhrom sampai dengan salam) dengan urut dan benar
2. Mempraktekkan gerakan Sholat
3. Mempraktekkan Sholat sambil duduk
4. Mengerti
berbaring
E. Materi Pembelajaran
Sholat bagi orang sakit
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
dan
memahami
cara
Sholat
sambil
90
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Berdoa bersama di lanjutkan mengabsen siswa
b. Apersepsi siswa mengamati cerita bergambar, guru menerangkan maksud
dan memberi pertanyaan pada materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan praktek gerakan Sholat dengan duduk dan berbaring
secara tertib bagi orang sakit
b. Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru tentang cara Sholat
dengan duduk dan berbaring secara tertib bagi orang sakit
c. Guru meminta murid mempraktekkan gerakan Sholat dengan duduk dan
berbaring secara tertib
d. Guru meminta kepada murid yang lain untuk memperhatikan selanjutnya
memperhatikan.
3. Kegiatan akhir
a. Guru bersama murid menyimpulkan materi
b. Pemberian soal siklus I
c. Berdoa akhir pelajaran
H. Sumber dan Media pembelajaran
1. Buku Fiqih kelas III (Depag Prof Jateng)
2. Buku LKS Kelas III
3. Buku sumber yang sesuai dengan materi
I. Penilaian
Tugas individu
Bentuk penilaian praktek
Payungan, 10 Juni 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Wali Kelas
Syeh guntoro, S.Pdi
Nur Fadzillah
91
Lembar soal siklus I
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Apakah Sholat diwajibkan kepada orang yang sakit ……
2. Bagi orang yang tidak bisa berdiri maka diperbolehkan orang Sholat dengan….
3. Lafad bacaan takbir berbunyi …..
4. kabirou wal hamdulillah wasubhanaallahi bukrotau waasilah, inni wajjahtu waj
hia lilladi fatoros samawatil wal…..lanjutkan.
5. Lafal soal nomor 4 adalah lafal dari doa…..
6. Setelah takbirotul ikhrom, kemudian membaca surat ….
7. Ketika orang tidak bisa Sholat dengan berdiri dan dengan duduk maka
diperbolehkan Sholat dengan…
8. Sholat wajib menghadap…
9. Apakah bagi orang sakit diperbolehkan Sholat di rumah ….
10. Orang yang sakit boleh melakukan Sholat isyarat dengan ….
92
Jawab!
1. Ya, Sholat diwajibkan kepada orang sakit
2. Duduk atau berbaring
3. Allahu akbar
4. Ti wal ardi
5. Doa iftitah
6. Al fatihah
7. Berbaring atau dengan isyarah
8. Kiblat
9. Boleh melakukan Sholat dirumah
10. Dengan mata
93
Lembar soal siklus II
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa bedanya Sholat sambil berdiri dengan Sholat sambil duduk……
2. Apakah sama gerakan sujud antara Sholat sambil berdiri dengan Sholat sambil
duduk ….
3. Lafad bacaan tasbih berbunyi …..
4. Subhana robbiyal adimi….lanjutkan.
5. Rukun Sholat yang pertama adalah…..
6. Setelah takbirotul ikhrom, kemudian membaca surat ….
7. Ketika orang tidak bisa Sholat dengan berdiri dan dengan duduk maka
diperbolehkan Sholat dengan…
8. Rukun Sholat yang ketiga bagi orang sakit Sholat dengan berdiri adalah…
9. Apakah bagi orang sehat diperbolehkan Sholat dengan duduk ….
10. Orang yang sakit boleh melakukan Sholat isyarat dengan ….
94
Jawab!
1. Bedanya hanya pada gerakannya
2. Sama
3. Subhanarobiyal a’la wabihamdihi
4. Wabihamdi
5. Niat
6. Al fatihah
7. Berabaring atau dengan isyarat
8. Takbirotul ikhrom
9. Tidak boleh selama dia mampu untuk berdiri
10. Dengan mata
95
Lembar soal siklus III
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Fil Alamina Innaka Khamidum ….
2. Sholat yang memiliki 2 rakaat adalah Sholat ….
3. Bunyi bacaan Salam adalah ….
4. Allahumma Salli’ala Sayyidina….
5. Bagaimana bunyi niat Sholat dzuhur bagi orang sakit….
6. Bagaimana cara salam orang yang Sholat dengan berbaring….
7. Jika kaki anda sakit diperbolehkan Sholat dengan ….
8. Sami’ allahhu liman….
9. Jika nenek anda sakit tidak bias berdiri ataupun duduk maka diperbolehkan
sholat dengan ….
10. Anda melihat teman anda melakukan sholat dengan duduk sedangkan dia tidak
sakit! Apakah boleh temen anda melakukan sholat dengan duduk?
96
Jawab:
1. Majidu
2. Sholat subuh
3. Assalamualaikum waroh matullahi wabarokatuhu
4. Muhammad
5. Usolli fado dzuhri arba’a rok’atin faru lillahi taala
6. Mengucapkan salam kemudian menengok ke kanan dan ke kiri
7. Duduk
8. Hamidahu
9. Berbaring
10. Tidak boleh
97
Lampiran 0
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Subyek Penelitian
Nama sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah
Kelas
: III (Tiga)
Tahun ajaran
: 2009/2010
Nomor Induk Nama siswa
Jenis kelamin
936
Apriyani Dwi Astuti
Perempuan
937
Eko Wahyudi
Laki-laki
938
Rahmawati Wahyu H.
Perempuan
939
Nuruh Mei Hidayah
Perempuan
940
Didik Kristiawan
Laki-laki
941
Faisal Nurul Fuadi
Laki-laki
942
Wildan Awaludin
Laki-laki
943
Siti Nafi’ah
Perempuan
944
Septiyanto
Laki-laki
945
Yuli Purwanti
Perempuan
98
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Sangat baik
85 – 100
-
-
0 %
2
Baik
75 – 84
3
225
30 %
3
Cukup
60 – 74
2
120
20 %
4
Kurang
0 - 59
5
250
50 %
10
595
100%
No
Kategori
1
Jumlah
Rata
Rata
595
/10 = 59,5
99
Lampiran I
Hasil Siklus I
No
Nama siswa
Kemampuan yang dinilai
Kognitif
Psikomotorik
35
40
20
30
30
30
40
35
25
25
20
40
35
40
25
25
30
20
30
20
1
Apriyani Dwi Astuti
2
Eko Wahyudi
3
Rahmawati Wahyu H.
4
NuruL Mei Hidayah
5
Didik Kristiawan
6
Faisal Nurul Fuadi
7
Wildan Awaludin
8
Siti Nafi’ah
9
Septiyanto
10
Yuli Purwanti
JUMLAH
RATA-RATA = Jumlah Nilai: Jumlah Siswa = 595: 10
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Sangat baik
85 – 100
2
180
0 %
2
Baik
75 – 84
3
230
30 %
3
Cukup
60 – 74
4
300
40 %
4
Kurang
0 - 59
3
-
30 %
10
710
100%
No
Kategori
1
Jumlah
Rata-rata
75
50
60
75
50
60
75
50
50
50
595
59,5
Rata
Rata
710
/10 = 71
100
Lampiran II
No
Nama siswa
Hasil siklus 2
Kemampuan yang dinilai
Kognitif
Psikomotorik
35
50
45
30
30
30
40
45
20
40
20
40
40
40
40
35
20
40
30
30
1
Apriyani Dwi Astuti
2
Eko Wahyudi
3
Rahmawati Wahyu H.
4
Nuruh Mei Hidayah
5
Didik Kristiawan
6
Faisal Nurul Fuadi
7
Wildan Awaludin
8
Siti Nafi’ah
9
Septiyanto
10
Yuli Purwanti
JUMLAH
RATA-RATA = Jumlah Nilai: Jumlah Siswa = 710: 10
Nilai
85
75
60
95
60
60
80
75
60
60
710
71
Rentang
Nilai
Frekuensi
Bobot
Skor
Prosentase
Sangat baik
85 – 100
5
440
2.200 %
2
Baik
75 – 84
5
390
50 %
3
Cukup
60 – 74
-
-
-
4
Kurang
0 - 59
-
-
-
10
830
100%
No
Kategori
1
Jumlah
Rata
Rata
830
/10 = 65,5
101
Lampiran III
No
Nama siswa
Hasil Siklus 3
Kemampuan yang dinilai
Kognitif
Psikomotorik
45
50
45
40
30
30
40
45
30
40
30
40
40
40
40
35
20
40
35
40
1
Apriyani Dwi Astuti
2
Eko Wahyudi
3
Rahmawati Wahyu H.
4
Nuruh Mei Hidayah
5
Didik Kristiawan
6
Faisal Nurul Fuadi
7
Wildan Awaludin
8
Siti Nafi’ah
9
Septiyanto
10
Yuli Purwanti
JUMLAH
RATA-RATA = Jumlah Nilai: Jumlah Siswa = 830: 10
Nilai
90
85
75
95
80
75
80
85
80
85
830
83
102
Lampiran IV
No
Aktifitas
1.
Mengucapkan salam
dan menanyakan
Penyajian apersepsi
tentang materi
tatacara Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi orang
sakit
Memberikan soal
pretes siklus I
2.
3.
4.
5.
6.
7.
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS I
Keaktifan
Hal Mendukung
Hal Menghambat
B C K
6 2 2
6
3
3
1
4
Ide Perbaikan
Siswa belum
mengetahui
tatacara Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Soal diberikan
kepada ketua kelas
untuk dibagikan
kepada siswa yang
lain
Siswa tidak tertarik
dengan penjelasan
guru dan asyik
dengan aktifitasnya
sendiri
Guru menerangkan
tatacara Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Guru memberikan
soal satu persatu
Memberikan
penjelasan tentang
materi tatacara
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
Guru menyuruh 3
siswa untuk
mengikuti apa yang
diperintahkan guru
mengenai tatacara
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
Guru menyuruh
siswa mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi orang
sakit
3
Mengganti metode
pembelajaran yang
bisa menarik
perhatian siswa
1
3
6
Siswa bingung dan
sebagian melamun
Guru membimbing
siswa sedikit demi
sedikit agar siswa
tertarik untuk
mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Siswa mengafal
4
3
3
Siswa masih sulit
Guru menuntun
Siswa tertarik
dengan praktek
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
dalam
pembelajaran
103
bacaan Sholat fardlu
8.
Siswa diberikan
kesempatan untuk
bertanya
9.
Post test siklus I
menghafal bacaan
Sholat fardlu
4
4
2
Dalam menjawab
selalu monoton
Soal dibagikan
kepada ketua kelas
untuk dibagikan
kepada temannya
siswa menirukan
bacaan yang
diucapkan sedikit
demi sedikit
Dalam menjawab
diselingi dengan
variasi agar siswa
tertarik
Guru membagikan
soal satu persatu
kepada siswa
104
Lampiran V
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS II
No
Aktifitas
1.
Apersepsi mengingat
kembali pelajaran
yang lalu
Mengarahkan kepada
siswa agar menyimak
penjelasan tentang
materi yang
disampaikan
Pre -Test
2.
3.
Keaktifan
Hal Mendukung
Hal Menghambat
B C K
6 2 2
Sebagian siswa sibuk
bermain dan melamun
5
2
3
Siswa tidak
mendengarkan
penjelasan guru
Memancing siswa
agar siswa lebih
mudah menjawab
Agar siswa aktif
maka metode
praktek digunakan
kembali
Hasil pre-test siswa
masih rendah karena
siswa tergesa-gesa
dalam menjawab soal
Mengarahkan
kepada siswa agar
tidak tergesa-gesa
dalam menjawab
soal
Guru memotivasi
kepada siswa agar
aktif mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
4.
Siswa
mempraktekkan
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
5
5
-
5.
Siswa mengkritisi
praktek Sholat dengan
duduk dan berbaring
bagi orang sakit
3
5
2
Masih ada salah satu
siswa yang tidak aktif
mengkritisi praktek
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
6.
Siswa memperagakan
keserasian tata bacaan
dengan gerakan dalam
melaksanakan praktek
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
Siswa terbiasa
melakukan praktek
5
3
2
Siswa langsung bisa
memperagakan
praktek Sholat dengan
duduk dan berbaring
bagi orang sakit
bersama-sama
6
4
4
Kadang siswa masih
ramai dalam
7.
Ide Perbaikan
Adanya
ketertarikan
siswa dalam
mempraktekkan
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Mengkondisikan
kelas agar
105
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
8.
Post-test
memperagakan
praktek Sholat dengan
duduk dan berbaring
bagi orang sakit
Siswa dalam
mengerjakan soal
terlalu tergesa-gesa
dan tidak teliti
sehingga sebagian
nilainya masih jelek
pembelajaran
berjalan dengan
tertib
Guru
mengarahkan
siswa agar dalam
mengerjakan soal
harus teliti
106
Lampiran VI
No
Aktifitas
1.
Apersepsi betanya
kepada siswa tentang
pelajaran yang lalu
2.
Mengarahkan agar
siswa
memperhatikan
materi yang akan
diberikan
3.
4.
Pre -Test
Guru menyuruh
sebagian siswa
mempraktekkan
Sholat dengan duduk
dan berbaring bagi
orang sakit
Siswa memahami
materi tentang syarat
sah Sholat dan yang
membatalkanya
Siswa mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi orang
sakit
5.
6.
7.
Post-test
LEMBAR PENGAMATAN SISWA
SIKLUS III
Keaktifa
n
Hal Mendukung
Hal Menghambat
B C K
3 5 2 Siswa dapat aktif
menjawab
pertanyaan dari
guru
7 - 3
Masih ada siswa
yang tidak mau
mendengarkan
penjelasan dari
guru
8
1
1
5
3
2
6
7
1
Siswa antusias
mempraktekkan
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Siswa aktif
mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Hasil belajar
siswa sangat
memuaskan
Ide Perbaikan
-
Mengganti
metode
pembelajaran
dengan metode
yang menarik
perhatian siswa
-
-
-
107
Lampiran VII
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS I
Ketepatan
Suda
Belum
h

No
Aktifitas
1.
Mengucapkan salam
dan menanyakan kabar
siswa
2.
Apersepsi penyajian
materi tentang materi
tatacara Sholat dengan
duduk dan berbaring
bagi orang sakit

3.
Guru menerangkan
materi Sholat dengan
duduk dan berbaring
bagi orang sakit
Guru menyuruh siswa
bertanya kepada guru
apanbila belum faham

4.
5.
6.
Guru mengadakan
tanya jawab seputar
materi yang telah
diberikan
Guru mengadakan
evaluasi
Hal
Mendukung
Hal
Menghambat
Siswa ramai dan
tidak
memperhatikan
penjelasan guru
Siswa belum
mengetahui
tatacara Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Siswa ramai dan
tidak
memperhatikan
penjelasan guru



Siswa tidak aktif
terhadap
pertanyaan yang
diberikan
Nilai siswa jelek
Ide Perbaikan
Guru
menerangkan
tatacara Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Guru
mengkondisikan
kelas agar tidak
ramai
Guru memberikan
rangsang agar
siswa mau
bertanya apabila
belum faham
Untuk
meningkatkan
prestasi belajar,
guru
menggunakan
metode praktek
108
Lampiran VIII
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS II
No
Aktifitas
1.
Mengucapkan
salam dan
menanyakan kabar
siswa
Apersepsi
mengingat kembali
pelajaran yang lalu
2.
3.
4.
5.
Guru menyuruh
sebagaian siswa
mempraktekkan
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit dan
menerangkan
gerakan yang
dipraktekkan
Guru menyuruh
siswa mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Guru memberi
evaluasi kepada
siswa
Ketepatan
Sudah Belum

Hal
Mendukung




Hal
Menghambat
Sebagian siswa
tidak menjawab
soal dan masih
sibuk dengan
aktifitasnya sendiri
- Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
- Siswa antusias
terhadap
praktek Sholat
dengan duduk
dan berbaring
bagi orang
sakit
Masih ada
sebagian siswa
yang belum aktif
dan konsentrasi
penuh terahdap
pelajaran
Masih banyak yang
mendapat nilai
jelek
Ide Perbaikan
Memancing atau
memberikan
stimulus agar
siswa mau
menjawab soal
Memotivasi siswa
agar aktif
terhadap pelajaran
Memotivasi siswa
agar belajar
dengan tekun
Lampiran IX
LEMBAR PENGAMATAN GURU SIKLUS III
No
Aktifitas
1.
Apersepsi terhadap
Ketepatan
Hal
Suda
Belum
Mendukung
h

Siswa
Hal
Menghambat
Ide Perbaikan
109
materi yang lalu
2.
3.
4.
5.
Guru menjelaskan
materi tentang
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Guru menyuruh
siswa
mempraktekkan
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit dan
menerangkan
gerakan yang
dipraktekkan
Guru menyuruh
siswa mengkritisi
praktek Sholat
dengan duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Guru mengadakan
evaluasi
memperhatikan
penjelasan guru

Masih ada
sebagian siswa
yang tidak
mendengarkan

Siswa antusias
mempraktekkan
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
-

Siswa aktif
mengkritisi
terhadap praktek
Sholat dengan
duduk dan
berbaring bagi
orang sakit
Siswa bisa
menjawab
pertanyaan yang
diberikan dengan
baik
-

Menganti dengan
metode yang
menarik
-
110
Download