trinity - RECI Sydney

advertisement
TRINITY:
ANSWERING MUSLIM
AND JEHOVAH’S WITNESSES
yakub tri handoko
www.rec.or.id
KONSEP TRITUNGGAL
○
○
○
○
Satu hakekat (Allah), tiga Pribadi (Bapa,
Anak, dan Roh Kudus)
Istilah “Tritunggal” berasal dari bapa
gereja Tertulianus
Perbedaan bahasa dan konteks
pemakaian
Penggunaan ilustrasi
MENJAWAB
KEBERATAN
MUSLIM
PENOLAKAN MUSLIM
○
○
Konsep tentang Allah yang rohani: zat
yang rohani
Konsep tentang Allah yang satu dan
tak berbagi (4:116): memiliki anak
berarti berbagi sifat ilahi
PENOLAKAN MUSLIM
○
○
○
Alquran memberi sanggahan
eksplisit
Tidak sesuai dengan logika
Kurang sederhana
Alquran tidak
menyangkal doktrin
Tritunggal yang
diajarkan oleh
Alkitab
ALQURAN TIDAK MENYERANG
○
○
○
Tidak ada ungkapan “tiga tapi satu”
(Tritunggal) di dalam Alquran →
Tritheisme versus Tritunggal
Konsep Tritunggal yang dipikirkan
adalah Allah, Isa, dan Maria (4:171-172;
5:119)
Konsep kelahiran yang dipikirkan adalah
secara biologis (6:101; 5:17)
JAWABAN TERHADAP
ALQURAN
○
Gereja sepanjang zaman tidak pernah
mengajarkan Tritunggal (Bapa, Anak, dan
Maria)
○
○
○
Hasil pemikiran Muhammad?
Dipengaruhi oleh bidat tertentu, misalnya
Collyridians (sekte wanita di Arab pada abad
ke-4 yang mengagungkan Maria), Sabelian (3
Allah), atau Arian (manusia menjadi Allah)?
Jika Alquran dari Allah, mengapa ada tuduhan
yang tidak tepat semacam itu?
JAWABAN TERHADAP
ALQURAN
○
○
Alquran sendiri pernah menggunakan
ungkapan “anak” dalam arti yang
non-bilogis (2:177 ‘Ibn ul-sabeeli’ means
‘son of the road’ = traveller)
“Monogenēs” = One and Only (relasi yang
unik), bdk. Ibr 11:17 (Ishak sebagai
monogenēs Abraham)
JAWABAN TERHADAP
ALQURAN
○
○
Alquran mencatat tentang theophani
Allah kepada Musa (20:9-14)
Keberadaan kekal dalam Alquran:
Allah (13:16; 14:10), Roh (50:16; 56:83),
dan Alquran (85:22)
JAWABAN TERHADAP
ALQURAN
○
○
Allah dapat melakukan segala sesuatu
yang Ia inginkan tanpa ada yang bisa
menghalangi (6:61)
Alquran mengajarkan bahwa Allah
tidak mungkin (4:171) tetapi dapat
mengambil anak (39:4; 43:81)
TRITUNGGAL DAN
RASIONALITAS
○
○
○
Hakekat dan pribadi berbeda, sehingga
keduanya boleh berbeda (hukum identitas)
Jika hasil karangan manusia, mengapa
memilih yang sukar dipahami (C. S. Lewis)?
Tritunggal lebih selaras dengan sifat Allah
yang mengasihi (Yoh 17)
MENJAWAB KEBERATAN
SAKSI YEHUWAH
Yohanes 1:1c
○
Versi SY:
→ Terjemahan: “the word was a god” (NWT)
atau “the word was divine”.
→ Alasan: tidak ada [definit] artikel di depan
kata theos (“Allah”); kontras dengan theos di
ayat 1b.
→ Sama seperti Musa (Kel 7:1), para
hakim (Mzm 82:1), para allah (Mzm 86:8)
Jawaban
○
○
○
○
Struktur kalimat predicate nominative (nominatif +
adalah + nominatif), bdk. NWT Yoh 19:21 “the King
of the Jews”.
Jika diberi artikel, maka Yohanes 1:1 menjadi
kontradiktif
SY juga memakai argumen di poin 2.2, tetapi ada
kesalahan logika yang mereka pakai.
Dalam Injil Yohanes kata theos untuk “Bapa” (atau
Yehowah?) muncul tanpa artikel sebanyak 23 kali
(bdk. 1:6, 12, 13, 18).
Jawaban (cont.)
○
○
○
Dalam Yohanes 20:28 kata theos memiliki
artikel di depannya.
Keilahian Yesus di Yohanes 1:1c adalah dalam
konteks penciptaan (1:3) → bdk. Yes 44:24
“...yang seorang diri...”.
Yohanes 1:3 “...tanpa Dia tidak ada satu pun
yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan”.
Yohanes 20:28
○
Versi SY
→ Ini bukan pengakuan, tetapi sekadar
ungkapan kekagetan
→ Kasus yang dipakai untuk “kurios kai
theos” adalah nominatif
→ Konteks menyatakan bahwa Yesus
menyebut Bapa sebagai Allah-Nya (Yoh
20:17) dan Yesus hanya sekadar “Anak Allah”
(Yoh 20:30-31)
Jawaban
●
●
●
●
●
●
Dalam konteks Yudaisme → sebuah penghujatan!
“Kekagetan” ini sangat terlambat, karena sudah disisipi
perkataan Yesus di ayat 27.
Dalam kalimat Yunani tertulis “Tomas menjawab dan berkata
kepada Dia”.
Pada jaman Yunani Koine kasus nominatif seringkali berfungsi
sebagai vokatif (bdk. Mar 14:36; Mzm 63:2; 65:2; 71:17; 35:23; Yoh
19:3).
Di pasal 20:17 Yesus menyiratkan bahwa Allah-Nya dan Allah
murid-murid adalah sama (“Allah-Ku dan Allah-Mu”), sekarang
Yesus sendiri justru menerima pengakuan murid-Nya bahwa
Dia adalah Allah mereka.
Ungkapan “Anak Allah” sama dengan “Allah” (Yoh 5:18; Mar
14:61-63//Mat 26:63-65)
BEDAH BUKU
“Should You Believe in the Trinity?”
Buku yang representatif
○
○
○
dalam tulisan-tulisan lain yang menyinggung
Tritunggal, SY sering memberi rujukan pada
buku ini.
hampir semua sanggahan tentang Tritunggal
di tulisan lain sama persis dengan yang ada di
buku ini;
pembahasan tentang Tritunggal dalam buku
ini adalah yang paling terfokus, sistematis
dan komprehensif
Doktrin yang membingungkan (1Kor 14:33)
○
○
○
○
Konteks 1Korintus 14:33 bukanlah tentang
pemahaman terhadap Allah, tetapi keteraturan
dalam ibadah.
Paulus juga mengakui ketidakterbatasan wahyu Allah
(Rom 11:33-25), begitu pula dengan para nabi (Yes
55:9).
Pernyataan “tiga dalam pribadi dan satu dalam
hakekat” tidak berkontradiksi dengan prinsip Hukum
Identitas
Pemahaman spiritual merupakan karunia ilahi (Mat
16:17; Luk 24:44; 1Kor 2:10-11), bukan pencapaian
intelektual (1Kor 1:19-20, 27-28)
Tidak ada di Alkitab maupun
tulisan kekristenan awal
●
●
●
Istilah dan definisi Tritunggal memang
dirumuskan oleh bapa-bapa gereja, tetapi
konsepnya secara konsisten dan bertahap
diajarkan dalam Alkitab.
Alkitab ditulis dengan tujuan yang praktis;
Doktrin Tritunggal bukanlah isu pada abad
ke-1 (bdk. 1Yoh 4:2)
Sebutan Yehuwah juga tidak eksplisit
Tidak ada di Alkitab maupun
tulisan kekristenan awal
●
●
●
Para penulis kafir kuno menyatakan bahwa Yesus
sudah dianggap dewa/allah oleh para
pengikut-Nya.
Penemuan arkeologis kuno yang bertuliskan,
“Akeptous, orang yang mengasihi Allah,
mempersembahkan meja ini untuk Allah Yesus
Kristus sebagai sebuah peringatan”.
SY seringkali memahami istilah yang dipakai oleh
bapa-bapa gereja secara salah (istilah yang sama
tetapi dengan pengertian yang berbeda).
Pengaruh kekafiran
○
○
Perbedaan antara Tritunggal dengan mitos
kafir (triteisme) jauh lebih banyak dan esensial
daripada “kesamaan jumlah” yang ada.
Keilahian Yesus yang diajarkan Alkitab
sangat berkontradiksi dengan platonisme
(bdk. Yoh 1:14)
Yohanes 17:3
○
○
Kamus-kamus Yunani yang standar memahami
kata “yang benar” (alethinos) di teks ini sebagai
kontras terhadap sesuatu yang salah. Apakah SY
memandang Yesus sebagai salah satu allah
yang salah?
Kata “satu-satunya” (monos) tidak berarti mutlak
(meniadakan yang lain), bdk. Yudas 1:4; bdk.
Bapa sebagai despotes, Luk 2:29; Kis 4:24; Why
6:10; sebagai kurios, Mat 1:20, 22, 24; 2:13)
1Korintus 8:6
●
●
●
●
Konteks = objek penyembahan (bdk. Ul 6:4-5).
Dua kata ini di ayat 5b tidak dibedakan (sinonim),
jadi makna dua kata di ayat 6 seharusnya juga
dianggap sinonim.
1Korintus 8:6 dirumuskan dalam bentuk
paralelisme yang kuat
Jika Bapa sebagai theos yang esa dipahami
secara mutlak, maka Yesus sebagai Tuhan yang
esa juga seharusnya dipahami sebagai bukti
bahwa Bapa bukanlah kurios (bdk. (Mat
11:25//Luk 10:21; 1Tim 6:15; Yak 3:9)
Subordinasi Yesus (1Kor 15:24, 28; Yoh 14:28)
○
○
○
Kata meizon tidak boleh dipahami secara ontologis →
tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam hal esensi
(Yoh 13:16; 4:12; 15:20; ).
Dari konteks Yoh 14:28 = Bapa lebih besar daripada
Yesus hanya dalam kaitan dengan eksistensi inkarnasi
Yesus dibandingkan dengan eksistensi Bapa dalam
kemuliaan yang sempurna di surga (bdk. “Aku pergi
kepada Bapa”).
Pandangan SY mengabaikan bagian Injil Yohanes lain
yang menunjukkan kesetaraan Yesus dengan Bapa
(Yoh 1:1; 5:26; 10:30; 17:5).
Subordinasi (cont.)
○
○
○
Insubordinasi Yesus kepada Bapa selama
inkarnasi bukanlah hal yang aneh (bdk. Ibr 2:9).
Bagian Alkitab lain membuktikan kesetaraan
Yesus dengan Bapa (Fil 2:6-7).
Subordinasi Yesus bukan dalam arti hakekat,
tetapi relasi, sama seperti laki-laki lebih tinggi
dari perempuan tetapi hakekat keduanya
tidak berbeda (1Kor 11:3)
Amsal 8:22
○
○
○
Kata Ibrani qanah bisa berarti “memiliki, membayar,
mendapatkan, melahirkan”.
Jika ini hikmat Allah tidak kekal, maka akan menimbulkan
kesan bahwa Allah sebelumnya tidak berhikmat.
Kata qanah dalam Kitab Amsal seringkali berarti
“mendapatkan” (1:5; 4:5, 7; 15:32; 16:16; 17:16; 18:15; 19:8;
20:14; 23:23).
Amsal 8:22
○
Seandainya Amsal 8 secara konsisten
diterapkan secara langsung (hurufiah) pada
Yesus, maka teks ini akan menjadi tidak
masuk akal
→ Jika hikmat adalah Kristus, lalu siapakah yang
dimaksud dengan “kecerdasan” (ayat 12)?
→ Bagaimana pula dengan pengetahuan dan
kebijaksanaan yang didapatkan oleh hikmat (ayat
12)?
→ Apakah para raja dan hakim dunia menetapkan
keadilan karena mereka memiliki Kristus (ayat 15-16)?
Kolose 1:15
○
○
○
○
Di ayat 18 Yesus disebut sebagai prototokos dalam hal kebangkitan →
bukan urutan waktu → anak janda di Sarfat (1Raj 17:17-24), anak
perempuan Sunem (2Raj 4:18-37), mayat yang terjatuh di kuburan Elisa
(2Raj 13:21), pemuda di Nain (Luk 7:11-17) dan Lazarus (Yoh 11:17-44)
Ayat 16 secara eksplisit membedakan Yesus dari segala ciptaan. Jika
Yesus memang dibedakan dari “segala sesuatu” dan “segala sesuatu
bersifat all-inclusive”, maka dengan demikian Yesus tidak termasuk
dalam cakupan ‘segala’ tersebut.
Prototokos di Kolose 1:15 memiliki arti keutamaan (ayat 18) karena semua
ciptaan dijadikan oleh Yesus (ayat 16 “sebab”).
Dalam Alkitab (LXX) kata prototokos memang seringkali memiliki arti
“keutamaan”, bukan “pertama dari sisi urutan waktu” (band. Kej 48:19-20;
Mzm 89:25, 30; Ay 18:13; Yes 14:30)
Wahyu 3:14
○
○
○
Kata arche hanya muncul tiga kali (termasuk di pasal
3:14). Dua pemunculan yang lain dikenakan pada Allah
(21:6) maupun Yesus (22:13).
Di Wahyu 22:13 Yesus disebut sebagai arche tanpa
tambahan “ciptaan” (ktisis) sebagaimana di Wahyu 3:14.
Seharusnya arche di sini dipahami dalam arti mutlak,
sama seperti di Wahyu 21:6 yang dikenakan pada Bapa.
Josephus, seorang ahli sejarah Yahudi abad ke-1 M:
Allah adalah “Yang Awal dan Yang Akhir dari segala
sesuatu” (arche kai telos ton hapanton).
Wahyu 3:14 (cont.)
○
○
Kata protos lebih tepat (2:4-5, 19; 4:1, 7;
8:7; 13:12; 16:2; 20:5-6; 21:1, 4; 21:19)
Sesuai konteks Wahyu 3:14-22, kata
arche seharusnya dipahami
“pemimpin” (NIV), karena ayat 21
berbicara tentang menikmati
kekuasaan bersama Yesus.
Download