Damianus Journal of Medicine; Vol.13 No.2 Juni 2014: hlm. 117-127 ARTIKEL PENELITIAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF DAN MENTAL: STUDI CROSS SECTIONAL DI KELURAHAN KALIANYAR, JAKARTA BARAT QUALITY OF LIFE IN ELDERLY WITH COGNITIVE IMPAIRMENT AND MENTAL DISORDERS: CROSS SECTIONAL STUDY IN KELURAHAN KALIANYAR, WEST JAKARTA Esther Rita Haris1, Ricci Steven1, Yvonne Suzy Handajani2 Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara 14440 ABSTRACT Departemen Ilmu Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara 14440 especially impaired cognitive function and mental disorders, such as dementia and 1 2 Background: The increase of life expectancy has an impact on the elderly’s health, depression. Impairment of these functions can affect of quality of life in elderly. In Indonesia, the statistical data that describes a direct relationship between these disorders on quality of life is still very minimal. Objective: The objective of this study was to determine the quality of life in elderly Korespondensi: with dementia and/or depression. Yvonne Suzy Handajani, Departemen Ilmu Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail: ivonnes_su@ yahoo.com. Methods: This was a descriptive analytic study with cross-sectional design and the number of respondents were 103 elderly aged ≥60 years in Kelurahan Kalianyar, West Jakarta. Result: Respondents were mostly ≥65 years old (56.3%), female (53.4%), attended elementary school as their last education (49.5%), with earnings < the DKI Jakarta Regional Minimum Wage (67.0%). This study showed dementia and depression had an effect on quality of life in general or per domain (p<0.05). Characteristics of respondents including gender, age, education level, and socio-economic conditions mostly had an influence on the quality of life in elderly. Respondents who experienced both disorders had lower score assessment of each domain of quality of life. Conclusion: Dementia and/or depression influence the quality of life of elderly in Kelurahan Kalianyar, West Jakarta. Key Words: dementia, depression, Kalianyar, quality of life ABSTRAK Latar Belakang: Peningkatan harapan hidup berdampak terhadap kesehatan lansia, khususnya gangguan fungsi kognitif dan mental, seperti demensia dan depresi. Gangguan fungsi tersebut berpengaruh terhadap skor kualitas hidup lansia. Di Indonesia, data statistik yang menggambarkan hubungan langsung antara gangguan kognitif dan mental dengan kualitas hidup masih sangat sedikit. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas hidup pada lansia dengan demensia dan/atau depresi. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desain crosssectional dan jumlah responden sebanyak 103 lansia yang berusia ≥60 tahun di Vol. 13, No. 2, Juni 2014 117 DAMIANUS Journal of Medicine Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Hasil: Responden paling banyak berusia ≥65 tahun (56,3%), berjenis kelamin wanita (53,4%), tingkat pendidikan SD (49,5%), dengan pendapatan < UMR DKI Jakarta (67,0%). Hasil penelitian menunjukkan demensia dan depresi berdampak pada kualitas hidup, baik secara umum maupun domain kualitas hidup (p<0,05). Karakteristik responden, termasuk jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan kondisi sosial ekonomi responden, sebagian besar berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Responden yang mengalami kedua gangguan tersebut mempunyai skor lebih rendah pada setiap domain kualitas hidup. Kesimpulan: Demensia dan/atau depresi berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia di Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Kata Kunci: demensia, depresi, Kalianyar, kualitas hidup PENDAHULUAN perawatan yang mencapai US$ 2.128.000 dalam Angka harapan hidup yang semakin meningkat setiap tahunnya merupakan masalah baru dalam bidang geriatri, khususnya dalam bidang 1 tahun.6,7,8 Di DKI Jakarta, prevalensi demensia dan depresi pada lansia mencapai 62,5% untuk demensia dan 30,1% untuk depresi.4 kesehatan mental dan fisik. Meningkatnya angka Sebuah studi di Amerika melaporkan bahwa harapan hidup ini berkaitan dengan perubahan 50% lansia dengan penyakit kronis (demensia yang terjadi pada fungsi kognitif dan mental atau depresi) mengalami keterbatasan dalam lansia.1,2 Hal ini disebabkan oleh meningkatnya melakukan aktivitas sehari-hari, dan 5-8% mem- frekuensi terjadinya gangguan fungsi kognitif butuhkan bantuan dalam melakukan lebih dari 1 dan mental, seperti demensia dan depresi, aktivitas sehari-hari.9,10 pada lansia.1,2,3 Data statistik di Indonesia yang Penilaian kualitas hidup menggunakan instru- memaparkan hubungan secara langsung antara men kualitas hidup (Quality of Life). Instrumen ini penyakit tersebut dengan kualitas hidup masih telah divalidasi oleh WHO dan memiliki 4 domain sangat minim.4 penting, yaitu kesehatan fisik, psikologis, hu- Prevalensi dan insiden demensia maupun depresi di dunia tergolong cukup besar dengan pengeluaran biaya perawatan yang tidak sedikit. Di dunia terdapat 35 juta jiwa lansia mengalami bungan sosial, dan lingkungan. Hasil penelitian mendapatkan hubungan yang bermakna, yaitu lansia dengan demensia dan depresi mengalami penurunan kualitas hidupnya.11 demensia dan 14 juta jiwa lansia mengalami Penelitian tentang kualitas hidup yang masih depresi.5 Di Indonesia, pada tahun 2005 terdapat jarang dilakukan di Indonesia membuat penulis 606.100 orang mengalami demensia dengan tertarik untuk mengadakan penelitian ini khusus- diperkirakan pada tahun 2020 jumlah tersebut nya dihubungkan dengan demensia dan depresi meningkat menjadi 1.016.800 orang, dan biaya yang banyak dialami oleh lansia. 118 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 Kualitas hidup pada lansia dengan Gangguan kognitif dan mental: studi cross sectional di kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat METODE kognitif ringan (skor MMSE 18-23); dan 3) bila Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil perhitungan jumlah minimal sampel dengan penambahan 25% untuk mencegah adanya drop out responden adalah sebanyak 103 sampel dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling pada bulan Agustus 2011. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada responden. Beberapa aspek tidak ada gangguan fungsi kognitif (skor MMSE 24-30).12,13 GDS memiliki skor maksimal 15 dengan kategori penilaiannya adalah: 1) bila tidak menderita depresi (skor GDS 0-4); 2) bila menderita depresi tingkat ringan (skor GDS 5-9); 3) bila menderita depresi tingkat berat (skor GDS 10-15).4 Analisis data menggunakan Uji T Independent, Chi Square, dan uji Anova. yang diwawancarai adalah Penilaian Kualitas Hidup (Quality of Life) berdasarkan instrumen World Health Organization Quality of Life-BREF (WHO-QOL BREF) dilakukan dengan mengukur kualitas hidup secara keseluruhan (kualitas hidup dan kepuasan terhadap kesehatan secara umum) dan mengukur kualitas hidup berdasarkan 4 domain (kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan). WHO-QOL BREF merupakan versi singkat dari World Health Organization Quality of Life-100 (WHOQOL-100) yang terdiri dari 26 pertanyaan dan 2 pertanyaan untuk menilai “kualitas hidup secara umum” dan “kepuasan terhadap kesehatan”, 24 pertanyaan terangkum dalam 24 facet untuk 4 domain. Setiap pertanyaan mempunyai 5 skor, yaitu: 1. Tidak sama sekali; 2. Ringan; 3. Sedang; 4. Sangat; 5. Selalu. HASIL Karakteristik yang dilakukan analisis dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan responden. Karakteristik Lansia Pada penelitian ini sebagian besar responden adalah wanita (53,4%), berusia ≥65 tahun (56,3%). Berdasarkan pendidikan dan pendapatan responden, sebagian besar responden dengan pendidikan sekolah dasar (49,5%) dan memiliki pendapatan < UMR DKI Jakarta (67,0%). (Tabel 1) Gangguan Kognitif dan Gangguan Mental Responden yang mengalami gangguan kognitif sebanyak 45,6% dan yang tidak mengalami Penegakan diagnosis demensia dan depresi gangguan kognitif 54,4%. Responden yang menggunakan instrumen diagnosis berupa Mini mengalami gangguan mental 28,2%, se- Mental State Examination (MMSE) dan Geria- dangkan yang tidak mengalami gangguan mental tric Depresion Scale (GDS) untuk depresi.12,13,14 71,8%. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan MMSE memiliki skor maksimal 30 dengan ka- 43,7% responden tidak mengalami demensia tegori penilaiannya: 1) gangguan fungsi kognitif atau depresi; 38,8% responden menderita de- berat (skor MMSE 0-17); 2) gangguan fungsi mensia atau depresi; dan 17,5% responden Vol. 13, No. 2, Juni 2014 119 DAMIANUS Journal of Medicine Tabel 1. Karakteristik responden Karakteristik Jumlah% Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA+ 25 24,3 5149,5 1514,6 1211,6 Jenis Kelamin Pria Wanita 48 46,6 5553,4 Usia < 65 ≥ 65 45 58 43,7 56,3 Pendidikan ≤ SLTP ≥ SLTA 91 12 88,3 11,7 UMR < UMR > UMR 69 34 67,0 33,0 Gangguan Kognitif dan/atau Mental: a. Gangguan Kognitif Tidak ada Ada 56 54,4 4745,6 b. Gangguan Mental Tidak ada Ada 74 71,8 2928,2 c. Gangguan Kognitif dan Mental Demensia & depresi 18 17,5 Demensia/depresi40 38,8 Tidak menderita 45 43,7 Kualitas Hidup: a. Kepuasan secara umum Baik Buruk 92 89,3 1110,7 b. Kesehatan secara umum Baik Buruk 83 80,6 2019,4 Analisis Hubungan Antarvariabel Terhadap menderita keduanya. (Tabel 1) Kualitas Hidup Kualitas hidup Hasil analisis hubungan karakteristik responden Berdasarkan penilaian kepuasan, 89,3% res- dengan kualitas hidup menunjukkan jenis kela- ponden puas dan 10,7% responden kurang min secara statistik mempunyai hubungan ber- puas. Pada penilaian kesehatan secara umum makna dengan kepuasan responden (p<0,05), didapatkan 80,6% responden dengan kesehatan namun tidak mempunyai hubungan dengan secara umum baik, dan 19,4% responden me- kesehatan secara umum. (Tabel 2) miliki kesehatan secara umum buruk. (Tabel 1) Hasil analisis hubungan karakteristik terhadap 120 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 Kualitas hidup pada lansia dengan Gangguan kognitif dan mental: studi cross sectional di kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat domain kualitas hidup dengan uji T menunjukkan bungan dengan domain kesehatan fisik, psikolo- bahwa jenis kelamin secara statistik tidak mem- gis, dan lingkungan pada kualitas hidup (p>0,05), punyai hubungan dengan domain kesehatan namun usia berpengaruh secara statistik terha- fisik, psikologis, dan hubungan sosial pada dap domain hubungan sosial (p<0,05). Tingkat penilaian kualitas hidup (p>0,05), tetapi ber- pendidikan secara statistik berhubungan dengan pengaruh secara statistik terhadap domain ling- domain psikologis dan lingkungan (p<0,05). kungan pada kualitas hidup (p<0,05). Demikian Kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh se- pula usia secara statistik tidak mempunyai hu- cara statistik terhadap domain kesehatan fisik, Tabel 2. Hasil Analisis Uji Chi Square Antara Karakteristik Responden dengan Kepuasan dan Kesehatan Secara Umum Karakteristik Kepuasan secara umum Baik Kesehatan secara umum Buruk BaikBuruk n %n% n%n % Jenis Kelamin Pria Wanita p 46 50,0 2 18,2 40 48,2 8 40,0 46 50,0 9 81,8 43 51,8 1260,0 0,046 0,510 < 65 ≥ 65 p 39 42,4 6 54,5 36 43,4 9 45,0 53 57,6 5 45,5 47 56,6 11 55,0 0,442 0,895 Tingkat Pendidikan ≤ SLTP ≥ SLTA p 80 87,0 11 100,0 73 88,0 18 90,0 12 13,0 0 0,0 10 12,0 2 10,0 0,203 0,798 Kondisi Sosial Ekonomi < UMR > UMR p 59 64,1 10 90,9 52 62,7 17 85,0 33 35,9 1 9,1 31 37,3 3 15,0 0,074 0,056 Usia Tabel 3. Hasil analisis uji T antara Karakteristik Responden dengan 4 Domain Kualitas Hidup Karakteristik Kesehatan Fisik (p) Jenis Kelamin Usia Kualitas Hidup per Domain Psikologis Hubungan (p) Sosial (p) Pria 0,360 0,067 0,053 Wanita Lingkungan (p) 0,035 < 65 0,147 0,590 0,026 ≥ 65 0,435 Tingkat Pendidikan ≤ SLTP 0,339 0,003 0,242 ≥ SLTA 0,017 Kondisi Sosial < UMR 0,002 Ekonomi > UMR 0,017 0,002 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 0,066 121 DAMIANUS Journal of Medicine Tabel 4. Hasil Analisis Uji Chi Square Gangguan Kognitif dan Mental dengan Kepuasan dan Kesehatan Secara Umum Gangguan Kognitif dan Mental Kepuasan secara umum Kesehatan secara umum Baik Buruk BaikBuruk n % n% n % n % Demensia Tidak 52 56,5 436,4 50 60,2 6 30,0 Ya 40 43,5 763,6 33 39,8 14 70,0 p 0,205 0,015 Depresi Tidak 74 80,400,0 65 78,3 9 45,0 Ya 18 19,6 11100,0 18 21,7 11 55,0 p < 0,0001 0,003 psikologis, dan lingkungan pada kualitas hidup yang mengalami demensia dan depresi, maupun (p<0,05). (Tabel 3) mengalami salah satunya mempunyai hubungan Hasil analisis hubungan gangguan kognitif terhadap kualitas hidup menunjukkan bahwa demensia secara statistik tidak mempunyai hubungan dengan kualitas hidup secara umum, namun memiliki hubungan secara bermakna dengan kesehatan secara umum (p<0,05). Hubungan terhadap keempat domain penilaian kualitas hidup (p<0,05). Responden yang mengalami demensia dan depresi memiliki penurunan nilai kualitas hidup yang lebih signifikan dibandingkan dengan responden yang mengalami salah satu gangguan. (Tabel 6) gangguan mental dengan kualitas hidup secara umum menunjukkan bahwa depresi berhubungan secara statistik dengan kepuasan dan kesehatan secara umum (p<0,05). (Tabel 4) Hasil analisis hubungan gangguan kognitif terhadap domain kualitas hidup dengan uji T menunjukkan bahwa demensia secara statistik mempunyai hubungan dengan keempat domain penilaian kualitas hidup (p<0,05). Demikian pula terhadap 4 domain kualitas hidup, menunjukkan depresi secara statistik berhubungan dengan domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan (p<0,05). (Tabel 5) PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini, lansia wanita memiliki persentase penilaian kualitas hidup secara keseluruhan lebih buruk dibandingkan dengan lansia pria. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian di Taiwan tahun 2007 dan di Irak tahun 2010 yang menyatakan bahwa penilaian kualitas hidup lansia lebih baik pada gender pria dibandingkan wanita. Hal ini karena fungsi fisik wanita yang cenderung lebih lemah dibandingkan pria dan faktor risiko pada wanita, seperti tuna aksara, obesitas, aktivitas fisik yang kurang, penggu- Hasil analisis gabungan gangguan kognitif dan naan obat-obatan yang tinggi, hipertensi, serta mental terhadap domain kualitas hidup menggu- diabetes mellitus lebih banyak dialami wanita nakan uji Anova menunjukkan bahwa responden dibandingkan pria.15,16 Dari hasil penelitian ini 122 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 Kualitas hidup pada lansia dengan Gangguan kognitif dan mental: studi cross sectional di kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat Tabel 5. Hasil Analisis Uji T antara Gangguan Kognitif dan Mental dengan 4 Domain Kualitas Hidup Karakteristik Kualitas Hidup per Domain Kesehatan PsikologisHubungan Demensia Tidak Depresi (p) Sosial (p) < 0,0001 < 0,0001 < 0,0001 Lingkungan (p) 0,001 Ya Tidak Fisik (p) < 0,0001 < 0,0001 0,002 < 0,0001 Ya Tabel 6. Hasil Analisis Uji Anova Hubungan Antara Demensia dan Depresi dengan 4 Domain Kualitas Hidup Variabel Mean SE Nilai p Difference Selang Kepercayaan 95% Batas Bawah Batas Atas Domain Kesehatan Fisik Kategori (C) 1 - - - - Kategori (B) 11,13 3,77 0,011 2,16 20,10 Kategori (A) 37,77 4,83 0,000 26,26 49,29 Kategori (C) 1 - - - - Kategori (B) 10,35 2,32 0,000 4,82 15,87 Kategori (A) 28,97 2,98 0,000 21,87 36,06 Kategori (C) 1 - - - - Kategori (B) 18,70 5,49 0,003 5,63 31,76 Kategori (A) 38,37 7,04 0,000 21,61 55,14 Kategori (C) 1 - - - - Kategori (B) 6,40 2,19 0,012 1,19 11,62 Kategori (A) 21,04 2,81 0,000 14,38 27,73 Domain Psikologis Domain Hubungan Sosial Domain Lingkungan Kategori (A) = Mengalami kedua gangguan, yaitu demensia dan depresi Kategori (B) = Mengalami salah satu gangguan demensia atau depresi Kategori (C) = Tidak mengalami gangguan demensia maupun depresi juga didapatkan bahwa jenis kelamin berpenga- kesempatan untuk mendapatkan rekreasi dan ruh pada domain lingkungan penilaian kualitas melaksanakan kegemaran, serta kesempatan hidup, karena terjadinya masalah pada facet untuk mendapatkan keahlian dan informasi domain tersebut, seperti keadaan keuangan, baru yang sulit didapatkan dalam kehidupan Vol. 13, No. 2, Juni 2014 123 DAMIANUS Journal of Medicine sehari-hari. kualitas hidup dan adanya perbedaan keadaan Usia tidak mempunyai hubungan dengan penilaian kualitas hidup secara keseluruhan, hasil ini bertentangan dengan penelitian Harrison, et al. yang diadakan di Australia pada tahun 2010 yang mengatakan bahwa usia berpengaruh terhadap penilaian kualitas hidup yang terkait kesehatan. Hal itu dapat terjadi karena adanya keadaan khusus pada responden penelitian tersebut, yaitu responden yang telah sembuh dari kanker payudara.17 Dalam penelitian ini, usia tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup secara keseluruhan dikarenakan sikap responden yang cenderung menerima keadaan dan akses kesehatan yang mudah didapat. Diketahui juga responden dengan usia ≥65 tahun memiliki responden, yaitu responden dengan gangguan pernafasan dan kanker.15,19 Dalam penelitian ini tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan kualitas hidup secara keseluruhan karena responden cenderung menerima keadaan yang terjadi pada dirinya. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap domain psikologis dan lingkungan pada kualitas hidup. Ini terjadi karena terganggunya kepercayaan diri dan kemampuan berpikir, belajar, daya ingat, serta konsentrasi pada domain psikologis. Keadaan keuangan, kesehatan, dan kesempatan untuk mendapatkan rekreasi, serta melakukan kegemaran juga terganggu pada domain lingkungan. persentase penilaian kualitas hidup secara ke- Kondisi sosial ekonomi tidak mempunyai seluruhan yang lebih baik dibandingkan dengan hubungan dengan kualitas hidup secara responden berusia <65 tahun. Hasil ini sesuai keseluruhan, namun demikian kondisi sosial dengan penelitian yang dilakukan oleh Indiana ekonomi berpengaruh terhadap domain University pada tahun 2004, yang menyatakan kesehatan fisik, psikologis, dan lingkungan bahwa kualitas hidup lansia berusia ≥65 tahun pada penilaian kualitas hidup. Terganggunya lebih baik dibandingkan lansia berusia <65 aktivitas sehari-hari untuk kesehatan karena tahun.18 Pada penelitian ini juga ditunjukkan terbatasnya keadaan ekonomi berpengaruh bahwa usia berpengaruh terhadap domain pada domain kesehatan fisik. Pada domain hubungan sosial pada penilaian kualitas hidup. psikologis, terdapat gangguan kepercayaan Hal ini karena responden yang cenderung kurang diri dan penghargaan terhadap diri sendiri. mendapatkan dukungan sosial yang baik dari ke- Terganggunya keadaan keuangan, tempat luarga maupun teman dan kurang terpenuhinya tinggal, dan kesempatan berekreasi berpengaruh aktivitas seksual dikarenakan pasangan hidup pada domain lingkungan. yang sudah meninggal. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa demen- Tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan sia (gangguan kognitif) mempunyai hubungan dengan kualitas hidup secara keseluruhan. dengan kesehatan secara umum dan dengan Keadaan ini bertentangan dengan penelitian keempat domain kualitas hidup. Dalam kai- yang dilakukan di Florida, yaitu tingkat pendidikan tannya dengan domain kesehatan fisik, hasil pasien berpengaruh terhadap penilaian penelitian ini sesuai dengan temuan beberapa 124 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 Kualitas hidup pada lansia dengan Gangguan kognitif dan mental: studi cross sectional di kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat studi yang menyatakan bahwa individu dengan memiliki kualitas hidup dan kepuasan terhadap demensia mengalami keterbatasan dalam ak- kesehatannya secara umum baik. tivitas fisik.1,20-23 Dalam kaitan dengan domain psikologis, hasil penelitian ini sesuai dengan temuan beberapa studi yang menyatakan bahwa individu dengan demensia mengalami gangguan dalam aspek psikologis.20,22,23 Dalam kaitannya dengan domain hubungan sosial, hasil penelitian ini sesuai dengan studi Hale, bahwa individu dengan demensia mengalami perubahan pada domain hubungan sosial.20 Hubungan demensia dengan domain lingkungan pada penelitian ini juga sesuai dengan temuan Hoch, yang menyatakan bahwa individu dengan demensia mengalami gangguan pada domain lingkungan kualitas hidup.24 Berdasarkan hubungan antara karakteristik responden dengan kualitas hidupnya, menunjukkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan kondisi sosial ekonomi berpengaruh terhadap kualitas hidup baik secara umum maupun per domain kualitas hidup. Gangguan kognitif dan mental berpengaruh terhadap kualitas hidup, khususnya pada seluruh domain kualitas hidup (domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan). Lansia yang menderita demensia dan depresi, atau menderita salah satunya, mengalami penurunan skor pada domain kualitas hidup yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan lansia yang tidak menderita demensia Depresi (gangguan mental) mempunyai hubung- dan atau depresi. an dengan kualitas hidup secara keseluruhan dan dengan keempat domain penilaian kualitas hidup. Hasil ini sesuai dengan hasil studi Skapinakis, yang menyatakan bahwa depresi berpengaruh terhadap aktivitas seseorang, kesehatan jiwa, dan aspek lingkungan individu.25 Dalam kaitannya dengan domain hubungan sosial, hasil penelitan ini sesuai dengan temuan Smith bahwa depresi berpengaruh terhadap hubungan DAFTAR PUSTAKA 1. Soejono CH, Probosuseno, Sari NK. Depresi pada pasien usia lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Edisi ke-4. Jakarta: Departemen IPD FKUI. 2006:1369-72. 2. Jorm AF. Is depression a risk factor for dementia or cognitive decline? A review. sosial individu.26 Gerontology 2000;46(4):219-27. 3. Saczynski JS. Depressive symptoms and KESIMPULAN risk of dementia. Neurology. 2010 ;75(1):35- Angka kejadian demensia dan depresi pada 41. lansia masih cukup tinggi. Hal ini dilihat dari 4. Handajani YS. Indeks pengukuran disabilitas prevalensi demensia sebesar 45,6%, prevalensi dan prediksi kualitas hidup pada masyarakat depresi sebesar 28,2%, dan terdapat 17,6% lanjut usia di dki jakarta [Disertasi]. [Jakarta]: lansia di Kelurahan Kalianyar yang menderita de- Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas mensia dengan depresi. Sebagian besar lansia Indonesia; 2006. Vol. 13, No. 2, Juni 2014 125 DAMIANUS Journal of Medicine 5. Swierzewski SJ. Overview, types of demen- 12. Departemen Kesehatan RI. Pedoman peng- tia, incidence and prevalence [Internet]. New golongan dan diagnosis gangguan jiwa di York: Remedy Health Media; 2000 [cited Indonesia III. Cetakan Pertama. Jakarta: 2010 Sep 2]. Available from: http://www. Departemen Kesehatan. 1993. healthcommunities.com/dementia/dementiaoverview-types.shtml. 13. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Diagnosis and Psychiatry: Examination of the psychi- 6. Rees G, Chye AP, Lee S, editor. Dementia atric patient in Kaplan & Sadock’s synopsis in the Asia Pacific region: epidemic is here. psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Executive Summary of a Report by Access William & Wilkins. 2003:895-7. Economics Pty Limited for Asia Pacific Members of Alzheimer’s Disease International. 2005; Singapore. Australia: Access Economics. 2006. 14.Marc LG, Raue PJ, Bruce ML. Screening performance of the Geriatric Depression Scale (GDS-15) in a diverse elderly home care population. Am J Geriatr Psychiatry. 7. Naughton C, Bennett K, Feely J. Prevalence of chronic disease in the elderly based on a national pharmacy claims database. Age Ageing. 2006;35(6):633-6. 8. Rochmah W, Harimurti K. Demensia. Buku ajar ilmu penyakit dalam FKUI. Departemen IPD FKUI. 4th ed. Jakarta: Departemen IPD FKUI, 2006: 1364-8. 9. Lautenschlanger NT, Almeida OP, Flicker L, 2008;16(11):914-21. 15. Marouf IT, Al-Tawil NG, Al-Hadithi TS, Shabila NP. Quality of life and morbidity pattern of geriatric population in Erbil City. Middle East J Age Ageing. 2010;7(1). 16. Hsu HC. Gender differences in health-related quality of life among the elderly in Taiwan. Asian J Health Inf Sci. 2007; 1(4):366-76. Janca A. Can physical activity improve the 17.Harrison SA, Hayes SC, Newman B. Age- mental health of older adult? Ann Gen Hosp related differences in exercise and quality Psychiatry. 2004;3:12. of life among breast cancer survivors. Med 10.Wada T, Ishine M, Sakagami T, Kita T, Sci Sports Exerc. 2010;42:67-74. Okumiya K, Mizuno K, et al. Depression, 18.Hou N, Chui MA, Eckert GJ, Oldridge NB, activities of daily living, and quality of life of Murray MD, Bennett SJ. Relationship of age community-dwelling elderly in three Asian and sex to health-related quality of life in countries: Indonesia, Vietnam, and Japan. patients with heart failure. Am J Crit Care. Arch Gerontol Geriatr. 2005;41(3):271. 2004;13:153-61. 11.Logsdon RG, Gibbons LE, McCurry SM, 19.Moody LE, McMilan S. Dyspnea and qual- Teri L. Assesing quality of life in older adults ity of life indicators in hospice patients and with cognitive impairment. Psychosom Med. their caregivers. Health Qual Life Outcomes. 2002;64:510-9. 2003;1:9. 126 Vol. 13, No. 2, Juni 2014 Kualitas hidup pada lansia dengan Gangguan kognitif dan mental: studi cross sectional di kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat 20.Hale KL. Dementia [Internet]. eMedicineHealth.com. 2005 [cited 2010 Sep 2]. Available from: http://www.emedicinehealth.com/dementia_overview/page3 _em.htm#Dementia%20Symptoms. www.manchesterneurophysio.co.uk/dementia/effects.html. 24. Hoch DB. Dementia [Internet]. The New York Times; 2009. [cited 2010 Sep 10]. Available from: http://health.nytimes.com/health/ 21. Anonim. Dementia in elderly [Internet]. 2007. [cited 2010 Sep 2]. Available from: http:// www.nursingcareguide.com/. guides/disease/dementia/overview.html. 25.Skapinakis P. Effects of depression [Internet]. Web4health; 2008. [cited 2010 Sep 22. Anonim. Giving dementia sufferers the help they need [Internet]. 2010. [cited 2010 Sep 10]. Available from: http://cordis.europa.eu/ news/rcn/31797_en.html. 10]. Available from: http://web4health.info/ it/bipolar-sym-life-depr.htm. 26. Smith M. Depression in older adults and the elderly [Internet]. Helpguide; 2010. Available 23. Anonim. Effects of dementia [Internet]. 2009. [cited 2010 Sep 10]. Available from: http:// from: http://helpguide.org/mental/depression_elderly.htm. Vol. 13, No. 2, Juni 2014 127