persamaan maxwell dan efek nonlinear

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSAMAAN MAXWELL DAN EFEK NONLINEAR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Fisika
Oleh:
Agatha Manggar Sari
NIM : 033214005
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAXWELL EQUATIONS AND NONLINEAR EFFECTS
SKRIPSI
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to obtain
the Sarjana Sains Degree In Physics
By:
Agatha Manggar Sari
NIM : 033214005
PHYSICS STUDY PROGRAM
PHYSICS DEPARTEMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup itu seperti sebuah sepeda.
Kau tidak akan terjatuh kecuali bila berhenti mengayuh.
(Claude Pepper)
Semakin banyak pengetahuan yang kita peroleh,
bukannya semakin nyata, tetapi menjadi semakin
misterius.
(Albert Schweitzer)
PERSEMBAHAN :
“Skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu serta
Mb Merry, Uri dan Ria yang senantiasa memberikan doa,
semangat, dukungan, kasih sayang dan pengaruh yang
besar dalam setiap keberhasilanku.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSAMAAN MAXWELL DAN EFEK NONLINEAR
ABSTRAK
Telah dilakukan penjabaran persamaan-persamaan Maxwell dan
persamaan gerak elektron dalam medium yang dikenai potensial bergantung
waktu dan posisi. Persamaan Maxwell dalam ruang hampa menghasilkan
penyelesaian medan elektromagnetik yang bersifat linear. Jika ada medium,
persamaan Maxwell akan menghasilkan penyelesaian medan elektromagnetik
yang bersifat nonlinear.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MAXWELL EQUATIONS AND NONLINEAR EFFECTS
ABSTRACT
Derivation of the Maxwell equations and the electron equation of motion
in the medium subject to potential energy which depend on both time and position
have been performed. The Maxwell equations in vacuum give the solution to the
electromagnetic fields which are linear in properties. When there is a medium, the
Maxwell equations will give a solution to the electromagnetic fields which are
nonlinear in properties.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena atas segala
limpahan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “PERSAMAAN MAXWELL DAN EFEK NONLINEAR’’
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Program Studi Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis baik dalam bentuk doa, waktu, tenaga, dukungan, bimbingan,
kritik serta saran yang sangat penulis butuhkan untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini. Dengan segala penghormatan dan kerendahan hati, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku dosen pembimbing
yang
telah
banyak
meluangkan
waktu
dengan
tulus
untuk
membimbing, mendampingi, memberikan dorongan dan semangat
kepada penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini.
2. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku Kaprodi Jurusan Fisika
yang telah banyak membantu dalam segala keperluan perkuliahan
selama menjadi mahasiswa.
3. Bapak Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang
sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa.
4. Bapak A. Prasetyadi, S.Si. M.Si. dan Ibu Dwi Nugraheni R., S.Si.
M.Si. sebagai dosen pengajar yang selalu berikan teladan.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Pak Gito, Mas Ngadiyono, Pak Tukijo, Bu Linda yang selalu sabar
dalam memberi pelayanan kepada mahasiswa.
6. Bapak dan Ibuku tercinta yang tanpa henti memberikan
dukungan, dorongan,
biaya,
doa, dan kasihnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Mbak Merry, Uri, dan Ria saudara-saudaraku terkasih yang selalu
berdoa untuk keberhasilanku. Terima kasih atas segala canda tawa
yang membuatku tidak pernah merasa bosan selama menyelesaikan
skripsi.
8. Simbah putri, Bulek Jumi, Yessy yang selalu bersedia mendoakan
keberhasilanku.
9. Mbak Ayuk, Mbak Ratna , Mbak frida sebagai sahabat sekaligus
teman berjuang yang tak henti-hentinya selalu memberi semangat.
10. Mbak Yuni, Bambang, Mas Minto, Mas Milli, Mbak Kia, Mas
Danang, teman-teman seperjuangan dalam berjuang mengantri
bimbingan. Terimakasih atas teladan semangat kalian.
11. Mas Rafael, Enzo, Hari, Mamat, Adit, Basil, Yudha, Ridwan, Iman,
Tri, Mbak Inke, Adet, Githa, Imma, Lori, Ade, Sujad, Siska, Wati, dan
Zee. Terimakasih telah menjadi teman-teman fisika yang baik dan
setia.
12. Semua anak-anak fisika yang telah berjuang bersama-sama.
13. Essy, Yossy, Mumut yang telah lama menjadi sahabat penyemangat,
serta Sisil dan Mekar yang selalu beri semangat dan doa.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Iin dan Toto (ikom’03) serta Mas Sinar yang selalu membantuku
menjadi
sumber
informasi
dalam
mengatasi
segala
masalah
komputerku.
15. Dhani, Yenny, Emma, Arien, Stella, Adit, Bambang’far, dan Ius,
teman-teman KKN angk’33 yang selalu bersedia mendengarkan
keluhanku.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.
Harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca.
Yogyakarta, September 2008
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………..……………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………….…
ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..……..
iii
HALAMAN MOTO PERSEMBAHAN ……………..……….……….
iv
ABSTRAK …………………………………………………………….
v
ABSTRACT ……………………………………………….…………..
vi
KATA PENGANTAR …………………………………….…………...
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………….
x
DAFTAR ISI …………………………………………….…………….
xi
BAB I. PENDAHULUAN.…………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang ……………………………….……………….
1
1.2. Perumusan Masalah ………………………….……………….
5
1.3. Batasan Masalah ……………………………….……………..
6
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………….………………
6
1.4.1. Tujuan Penelitian ……………………….………...……
6
1.4.2. Manfaat Penelitian ………………………….………….
6
1.5. Sistematika Penulisan ……………………………....…………
6
BAB II. DASAR TEORI …………………………………....…………
8
2.1. Perumusan Persamaan Maxwell ………………………………
8
2.1.1. Hukum Gauss ………………….……………………….
8
2.1.1.1. Hukum Gauss untuk Medan Listrik …...………
xi
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2. Hukum Gauss untuk Medan Magnet ………..…
11
2.1.2. Hukum Ampere ……………………….………...……...
13
2.1.3. Hukum Induksi Faraday ………………………………
17
2.2. Persamaan Maxwell …………………………………..……….
20
2.3. Teori Klasik Optik Nonlinear ……………………………...….
20
2.3.1. Susceptibilitas Nonlinear ……………………...….……
21
2.3.2. Model Atom Klasik Nonlinear ………………….……...
22
2.3.2.1. Gas Elektron Bebas …………………………...
22
2.3.2.2. Osilator tak Harmonik ………………………...
24
r
2.4. Operator Del ∇ ………………………………………………..
28
2.5. Persamaan Diferensial ………………………………………...
30
2.5.1. Persamaan Orde Satu dan Derajat Satu ………………..
30
2.5.2. Persamaan Diferensial Orde Dua ………………….…...
30
2.5.2.1. Persamaan Diferensial Linear Homogen dengan
Koefisien-Koefisien Konstan ……...…
31
2.5.2.2. Persamaan Diferensial Linear dengan KoefisienKoefisien Konstan …………………
32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………..
33
3.1. Jenis Penelitian ………………………………………….…….
33
3.2. Sarana Penelitian ……………………………………………...
33
3.3. Langkah-Langkah Penelitian ………………………………….
33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………..
35
4.1. Hasil Penurunan Persamaan Maxwell ……………...…………
35
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1. Persamaan Gelombang ………………………...………
35
4.1.1.1. Gelombang Elektromagnet dalam Ruang
Hampa .........................................................…..
35
4.1.1.2. Gelombang Elektomagnet dalam Medium ……
40
4.1.2. Persamaan Gerak ………………………………………
46
4.2. Pembahasan …………………………………………………...
55
BAB V. PENUTUP ……………………………………….…………...
57
5.1. Kesimpulan …………………………………………….……...
57
5.2. Saran ………………………………………………….……….
57
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….………
58
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini telah banyak ilmuwan menyadari bahwa fisika nonlinear juga
merupakan sesuatu yang fundamental jika ingin memahami alam semesta secara
utuh. Sebelumnya tidak ada yang menduga bahwa sifat-sifat nonlinear akan
menghasilkan beragam fenomena yang menarik dalam fisika. Ilmuwan terdahulu
lebih senang melakukan linearisasi permasalahan dengan cara mengabaikan efek
nonlinear ketika menganalisis suatu masalah.
Perkembangan ilmu fisika belakangan ini menunjukkan bahwa fisika
nonlinear memberikan banyak sumbangan terhadap kemajuan ilmu fisika dan
teknologi.
Para
fisikawan
telah
melakukan
berbagai
penelitian
untuk
menunjukkan bahwa efek nonlinear ternyata dapat dikembangkan lebih jauh lagi
sebagai ilmu penunjang dalam menganalisis suatu sistem. Teori nonlinear telah
banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, misalnya di bidang optik. Perpaduan
teori nonlinear dan optik menghasilkan cabang ilmu fisika yang dikenal sebagai
optika nonlinear. Secara definitif, optik nonlinear adalah sebuah cabang optik
yang mendeskripsikan tingkah laku cahaya dalam medium nonlinear. Medium
r
nonlinear merupakan medium dimana vektor polarisasi P memberikan respon
nonlinear terhadap medan listrik
r
gelombang elektromagnetik E . Polarisasi
adalah pergeseran elektron oleh medan listrik. Teori optik nonlinear dapat
dipelajari dengan dua metode, yaitu secara klasik dan kuantum.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam fisika optik, untuk menjelaskan peristiwa refraksi, refleksi, dispersi,
dll dari perambatan sinar dalam sebuah medium, diperlukan ilmu dasar tentang
induksi polarisasi listrik. Sebelum tahun 1960, persamaan dasar polarisasi
diformulasikan dalam bentuk persamaan linear. Dalam hal ini vektor polarisasi
r
listrik P diasumsikan mempunyai hubungan yang linear terhadap kuat medan
r
listrik gelombang elektromagnetik E ( He and Liu, 1999 )
r
r
P = ε 0 χE
(1.1)
dengan ε 0 permitivitas ruang hampa, dan χ susceptibilitas medium. Hubungan
r
r
linear antara P dan E pada persamaan (1.1) dianggap benar sampai tahun 1960,
ini telah disetujui secara luas dan telah dibuktikan dengan observasi eksperimen.
r
Tetapi mulai tahun 1960, diketahui bahwa asumsi hubungan linear antara P dan
r
E tidak sesuai untuk sinar laser yang berinteraksi dengan sebuah medium optik.
Ketika pulsa berkas laser dilewatkan pada piezoelektrik (kristal), teramati adanya
generasi harmonik kedua pada sebuah frekuensi optik, sehingga dari hasil tersebut
r
r
hubungan antara P dan E menjadi
r
r
rr
rrr
P = ε 0 [ χ (1) E + χ ( 2 ) EE + χ (3) EEE + .....]
(1.2)
dengan χ (1) , χ ( 2) , χ (3) , ... susceptibilitas orde-1 (linear), orde-2 (nonlinear),
orde-3 (nonlinear) dan seterusnya.
Contoh yang lain dapat dilihat dari penurunan intensitas sinar selama
perambatan dalam medium yang berbanding linear terhadap intensitas lokal.
Dalam optik, pelemahan intensitas berkas sinar dalam sebuah medium penyerap
dapat dideskripsikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dI
= −αI
dz
(1.3)
dengan I intensitas berkas, z variabel sepanjang arah perambatan dan α
konstanta medium.
Tetapi, hasil pengamatan menunjukan bahwa sifat–sifat
penurunan intensitas perambatan berkas laser dalam sebuah medium optik tidak
selalu mengikuti deskripsi yang dinyatakan oleh persamaan (1.3). Misalnya
sebuah medium penyerap foton, nilai koefisien α dapat merupakan sebuah
konstanta atau variabel yang bergantung pada intensitas yang terjadi. Jika terdapat
proses penyerapan 2 foton dalam medium, maka persamaan intensitas berkas
dapat dituliskan menjadi ( He and Liu, 1999 )
dI
= −αI − βI 2
dz
(1.4)
dengan β koefisien serapan 2 foton. Pada kasus umum, untuk proses penyerapan
multi-foton (3 foton atau lebih), persamaan intensitas berkas mengikuti
dI
= −αI − βI 2 − γI 3 − ..... .
dz
(1.5)
Pada dasarnya gejala nonlinear optik dapat diperoleh dari persamaan
Maxwell atau polarisasi medan listrik. Polarisasi listrik suatu bahan digambarkan
sebagai pergeseran elektron oleh medan listrik. Jika diambil arah perambatan pada
sumbu x , dengan komponen medan E dan B pada arah sumbu z dan y , arah
pergeseran elektron ke arah sumbu z yang dideskripsikan sebagai fungsi r ( x, t ) .
Persamaan Maxwell (di dalam ruang hampa) menjadi ( Whitham, 1974 )
dB dE
−
=0
dt dx
(1.6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dE qN dr
dB
+
= c 02
,
dt
ε 0 dt
dx
(1.7)
dimana q muatan listrik, N jumlah elektron per satuan volume, c 0 kecepatan
cahaya dalam ruang hampa, dan ε 0 permitivitas ruang hampa. Elektron yang
dikendalikan oleh medan E dan terjebak di dalam sebuah sumur potensial akan
menghasilkan gaya pulih nonlinear. Sehingga relasi antara r dengan E
dideskripsikan ke dalam persamaan ( Whitham, 1974 )
m
dengan m massa elektron,
d 2r
+ U ′(r ) = qE
dt 2
(1.8)
d 2r
turunan ke dua fungsi pergeseran elektron
dt 2
terhadap waktu (percepatan), dan U ′(r ) turunan sumur potensial. Jika persamaan
(1.8) ditambah dengan redaman fungsi waktu U ′(t ) menjadi
m
dan diberikan nilai U (r ) =
d 2r
+ U ′(r ) + U ′(t ) = qE
dt 2
(1.9)
1
mω 2 r 2 , ω 2 r = β , dan ω 2 = α , sehingga persamaan
2
(1.9) menjadi
qE
d 2r
dr
+β
+ αr =
,
2
dt
m
dt
(1.10)
dengan α dan β merupakan konstanta. Persamaan (1.10) adalah persamaan
diferensial orde-2 tak homogen, jika digunakan paket program Maple 9 untuk
menggambar persamaan (1.10), maka diperoleh gambar seperti pada Gambar 1.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
r (t )
Gambar 1.1 Grafik hubungan antara r (t ) dan t persamaan (1.10).
Untuk nilai α = 1 , β = 1 , q = 1 , E = 1 , dan m = 1 .
Gambar menunjukkan bahwa nilai pergeseran r (t ) mencapai nilai maksimum
pada saat t = 0.5 s kemudian r (t ) mencapai nilai minimum pada saat t = 4 s. Pada
saat t = 7 s, nilai pergeseran r (t ) meningkat dan mulai saat t = 10 s nilai r (t )
menjadi konstan. Hal ini dapat terjadi karena sistem mengalami kejenuhan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, yang menjadi permasalahan
adalah
1. Bagaimana memperoleh persamaan (1.6) dan (1.7) dari persamaan Maxwell
2. Bagaimana menjabarkan efek nonlinear
klasik.
menggunakan pendekatan fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan yang diteliti dibatasi pada masalah penjabaran efek
nonlinear secara klasik.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Merumuskan efek nonlinear dari persamaan Maxwell.
2. Merumuskan keterkaitan antara efek nonlinear dengan persamaan diferensial
serta syarat yang diperlukan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya optik nonlinear dari sudut pandang teoritis.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II DASAR TEORI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pada Bab II dijabarkan persamaan Maxwell, teori klasik optika nonlinear,
persamaan diferensial linear orde-2 homogen dan tak homogen.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab III dijelaskan tentang jenis penelitian, sarana penelitian dan
langkah-langkah penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
dan pembahasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Perumusan Persamaan Maxwell
Persamaan-persamaan Maxwell merupakan
persamaan yang dapat
diturunkan dari persamaan-persamaan dasar keelektromagnetan yaitu hukum
Gauss untuk listrik, hukum Gauss untuk magnet, hukum Ampere dan hukum
induksi Faraday. Berikut penjelasan singkat penurunan keempat persamaan dasar
keelektromagnetan sehingga memperoleh empat persamaan Maxwell.
2.1.1 Hukum Gauss
2.1.1.1 Hukum Gauss untuk Medan Listrik
r
Berdasar Gauss, di dalam permukaan tertutup seluas S , fluks listrik Φ E yang
dipancarkan mempunyai hubungan sebanding dengan muatan listrik q yang
tercakup dalam permukaan tertutup tersebut, dituliskan sebagai (Halliday dan
Resnick, 1984)
r r
ε 0 Φ E = ε 0 ∫ E.dS = q .
(2.1)
Untuk mengubah persamaan (2.1) ke dalam bentuk diferensial, perlu ditinjau
sebuah elemen volume diferensial berbentuk balok yang mengandung sebuah titik
r
P dan memuat medan listrik E , seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1(a). Titik P
terletak pada x, y, z dalam kerangka referensi Gambar 2.1(b) dan sisi-sisi balok
mempunyai panjang dx , dy , dz .
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
z
• P ( x, y , z )
dz
P
y
dx
dy
x
(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) elemen volume diferensial berbentuk balok. (b) kerangka referensi.
Vektor luas permukaan untuk muka belakang balok menuju ke arah sumbu
r
r
x negatif sehingga dS = −iˆ.dy.dz . Untuk muka depan nilai dS = +iˆ.dy.dz . Jika
r
vektor medan listrik di muka belakang adalah E , maka medan listrik di muka
r
⎛ r ∂E ⎞
depan yang berjarak dx dari muka belakang adalah ⎜⎜ E +
dx ⎟ . Nilai
∂x ⎟⎠
⎝
r
⎛ ∂E x
⎜
⎜ ∂x
⎝
⎞
⎟dx
⎟
⎠
r
menyatakan perubahan E yang diasosiasikan dengan perubahan x dalam dx .
r r
Besar nilai E.dS yang melalui permukaan depan dan belakang balok adalah
(
r r
E.dS
)
x
r
r
r ∂E
= ( E. − iˆ.dy.dz ) + ( E +
dx).(+iˆ.dy.dz )
∂x
r
∂
E
= +iˆ.dx.dy.dz
∂x
∂E
= dx.dy.dz x .
∂x
(2.2)
Vektor luas permukaan untuk muka samping kiri balok menuju ke arah
r
sumbu y negatif sehingga dS = − ˆj.dx.dz . Untuk muka samping kanan nilai
r
r
dS = + ˆj.dy.dz . Jika medan listrik di muka samping kiri adalah E , maka medan
listrik di muka samping kanan yang berjarak dy dari muka samping kiri adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
r
r
r
⎛ r ∂E ⎞
⎛ ∂E ⎞
⎟ . Nilai ⎜
⎟dy menyatakan perubahan E yang diasosiasikan
⎜E +
dy
⎜
⎜ ∂y ⎟
∂y ⎟⎠
⎠
⎝
⎝
r r
dengan perubahan y dalam dy . Sehingga E.dS untuk permukaan samping kiri
dan samping kanan balok adalah
(
r r
E.dS
)
y
r
r
r ∂E
dy ).(+ ˆj.dx.dz )
= ( E. − ˆj.dx.dz ) + ( E +
∂y
r
E
∂
= + ˆj.dx.dy.dz
∂y
∂E y
= dx.dy.dz
.
∂y
(2.3)
Vektor luas permukaan untuk muka bawah balok menuju ke arah sumbu
r
r
z negatif sehingga dS = − kˆ.dx.dy . Untuk muka atas nilai dS = + kˆ.dx.dy . Jika
r
medan listrik di muka bawah adalah E , maka medan listrik di muka atas yang
r
r
⎛ r ∂E ⎞
⎛ ∂E ⎞
⎟dz menyatakan
berjarak dz dari muka bawah adalah ⎜⎜ E +
dz ⎟ . Nilai ⎜⎜
⎟
∂z ⎟⎠
⎝
⎝ ∂z ⎠
r
perubahan E yang diasosiasikan dengan perubahan z dalam dz . Sehingga
r r
E.dS untuk permukaan atas dan bawah balok adalah
(
r r
E.dS
)
z
r
r
r ∂E
ˆ
dz ).(+ kˆ.dx.dy )
= ( E. − k .dx.dy ) + ( E +
∂z
r
E
∂
= + kˆ.dx.dy.dz
∂z
∂E
= dx.dy.dz z .
∂z
(2.4)
Sehingga besar nilai fluks listrik untuk seluruh permukaan balok merupakan
jumlah dari persamaan (2.2), (2.3), dan (2.4),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(
)
(
r
r r
r r
E
dS
=
E
d
S
+
E
.
.
x
∫
∫
∫ .dS
= ∫ dx.dy.dz
) + ∫ (Er.dS )
r
y
z
∂E y
∂E x
∂E
+ ∫ dx.dy.dz
+ ∫ dx.dy.dz z
∂x
∂y
∂z
∂E y ∂E z ⎞
⎛ ∂E
⎟⎟
= ∫ dx.dy.dz ⎜⎜ x +
+
∂
∂
∂
x
y
z
⎝
⎠
r
= ∫ dx.dy.dz div E .
(2.5)
Besar muatan q untuk elemen volume diferensial di P yang tercakup dalam
permukaan tersebut adalah
q = ∫ ρ .dx.dy.dz
(2.6)
dimana ρ merupakan muatan per satuan volume di P. Dengan mensubstitusikan
persamaan (2.5) dan (2.6) ke persamaan (2.1), maka diperoleh
r
ε 0 div E = ρ
atau
r r
ε0 ∇ . E = ρ .
(2.7)
2.1.1.2 Hukum Gauss untuk Medan Magnet
Fluks magnetik merupakan garis-garis induksi yang melalui permukaan
tegak lurus
seluas S. Garis-garis fluks magnetik tidak berakhir di muatan
magnetik tetapi garis-garis ini membentuk loop tertutup. Hukum Gauss untuk
medan magnetik adalah (Halliday dan Resnick, 1984)
r r
Φ m = ∫ B.dS = 0
(2.8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
r
dengan Φ m fluks magnetik (Weber), B vektor rapat fluks magnetik (Tesla atau
r
Wb/m²) dan dS elemen luas (m²). Untuk mengubah persamaan (2.8) ke dalam
bentuk diferensial, perlu ditinjau kembali sebuah elemen volume diferensial
seperti ditunjukkan pada gambar 2.1. Dengan langkah yang sama seperti pada
langkah untuk mendapatkan persamaan (2.7), vektor luas permukaan untuk muka
belakang balok
r
dS = −iˆ.dy.dz . Untuk muka depan nilai
r
dS = + kˆ.dy.dz .
r
Sedangkan untuk medan magnet di muka belakang adalah B dan medan magnet
r
⎛ r ∂B ⎞
di muka depan yang berjarak dx dari muka belakang adalah ⎜⎜ B +
dx ⎟⎟ .
∂
x
⎝
⎠
r r
Sehingga nilai B.dS untuk bagian permukaan depan dan belakang balok adalah
(
r r
B.dS
)
x
r
r
r ∂B
dx).(+iˆ.dy.dz )
= ( B. − iˆ.dy.dz ) + ( B +
∂x
r
B
∂
= +iˆ.dx.dy.dz
∂x
∂B
= dx.dy.dz x .
∂x
(2.9)
Seperti langkah sebelumnya maka besar fluks magnetik untuk permukaan bagian
samping kiri dan kanan adalah
(
r r
B.dS
)
y
r
r
r ∂B
= ( B. − ˆj.dx.dz ) + ( B +
dy ).(+ ˆj.dx.dz )
∂y
r
B
∂
= + ˆj.dx.dy.dz
∂y
∂B y
= dx.dy.dz
.
∂y
Nilai fluks magnetik untuk permukaan bagian atas dan bawah balok adalah
(2.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(
r r
B.dS
)
z
r
r
r ∂B
ˆ
dz ).(+ kˆ.dx.dy )
= ( B. − k .dx.dy ) + ( B +
∂z
r
∂B
= + kˆ.dx.dy.dz
∂z
∂B
= dx.dy.dz z .
∂z
(2.11)
Sehingga besar fluks magnetik untuk seluruh permukaan balok merupakan jumlah
integral dari persamaan (2.9), (2.10) dan (2.11),
(
)
(
r r
r r
r r
B
d
S
=
B
d
S
+
B
.
.
x
∫
∫
∫ .dS
) + ∫ (Br.dSr )
y
z
∂B y ∂B z ⎞
⎛ ∂B
⎟
= ∫ dx.dy.dz⎜⎜ x +
+
∂y
∂z ⎟⎠
⎝ ∂x
r
= ∫ dx.dy.dz div B .
(2.12)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2.12) ke persamaan (2.8), diperoleh
r
div B = 0
atau
v r
∇.B = 0 .
(2.13)
2.1.2 Hukum Ampere
Ada dua cara untuk menghasilkan sebuah medan magnet, yaitu yang
pertama dengan sebuah medan listrik yang berubah-ubah, dituliskan sebagai
(Halliday dan Resnick, 1984)
r r
dΦ E
B
∫ .dl = μ 0ε 0 dt .
(2.14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Cara ke dua dengan sebuah arus. Sebuah medan magnet dapat dihasilkan oleh
arus di dalam sebuah kawat, yang dikenal sebagai hukum Ampere, dituliskan
sebagai
r r
B
∫ .dl = μ 0 i .
(2.15)
Pada umumnya kedua cara untuk mendapatkan medan magnet tersebut harus
diperhitungkan, sehingga dapat dituliskan sebagai
r r
⎛ dΦ E
⎞
B
∫ .dl = μ 0 ⎜⎝ ε 0 dt + i ⎟⎠ .
(2.16)
Dari persamaan (2.16) dapat ditransformasikan ke dalam bentuk
diferensial persamaan Maxwell. Diawali dengan menggunakan persamaan (2.16)
untuk sebuah elemen permukaan diferensial yang berbentuk siku-siku di sebuah
titik P dalam suatu daerah medan magnet, ditunjukkan pada Gambar 2.2(a). Titik
P diletakkan di x, y, z dalam kerangka referensi Gambar 2.2(b). Sisi segi empat
siku-siku tersebut, sejajar dengan bidang x, y , sehingga mempunyai panjang dx
dan dy .
z
P
.P
dx
y
dy
x
(a)
(b)
Gambar 2.2 (a) elemen permukaan diferensial berbentuk siku-siku. (b) kerangka
referensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 (a), dengan bergerak mengelilingi sisi yang
mempunyai arah sesuai anak panah diperoleh
(Br.dl ) = Br.(− ˆjdy)
r
untuk sisi belakang
1
sisi kiri
(Br.dlr )
r
= B.(+iˆdx)
sisi depan
(
)
r
⎛ r ∂B ⎞
= ⎜⎜ B +
dx ⎟⎟.(+ ˆjdy )
x
∂
⎠
⎝
sisi kanan
(
)
r
⎛ r ∂B ⎞
= ⎜⎜ B +
dy ⎟⎟.(−iˆdx)
y
∂
⎠
⎝
2
r r
B.dl
r r
B.dl
3
4
sehingga untuk seluruh sisi,
(
)
(
)
(
)
(
)
r r
r r
r r
r r
r r
B
d
l
=
B
d
l
+
B
d
l
+
B
d
l
+
B
.
.
.
.
1
2
3
∫
∫
∫
∫
∫ r .dl 4
r
r
r
r ∂B
r ∂B
= ∫ B.(− ˆjdy ) + ∫ B.(+iˆdx) + ∫ ( B +
dx).(+ ˆjdy ) + ∫ ( B +
dy ).(−iˆdx)
∂x
∂y
r
r
∂B ˆ
∂B ˆ
=∫
j.dx.dy −
i .dy.dx
∂x
∂y
r
r
⎞
⎛ ∂B
∂
B
= ∫ dx.dy⎜⎜ . ˆj −
.iˆ ⎟⎟
∂y ⎠
⎝ ∂x
r r
⎛ ∂B y ∂B x ⎞
⎟⎟ .
⎜⎜
.
.
B
d
l
=
dx
dy
−
∫
∫
∂
x
∂
y
⎠
⎝
Dari persamaan (2.16), i adalah arus yang dicakup semua sisi dan
(2.17)
dΦ E
dt
r
adalah perubahan fluks listrik yang melalui permukaan tersebut. Jika J diambil
r
untuk menyatakan rapat arus dan dS = kˆ.dx.dy yang merupakan vektor luas
permukaan yang mengarah ke sumbu z , maka dapat dituliskan
r
r
i = J .dS = J .(kˆ.dx.dy ) = dx.dy.J z
(2.18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
r
r
dΦ E
∂E
∂E ˆ
=∫
.dS = ∫
(k .dx.dy )
dt
∂t
∂t
dan
atau
dΦ E
∂E
= ∫ z dx.dy .
dt
∂t
(2.19)
Dengan mensubstitusikan persamaan (2.17), (2.18) dan (2.19) ke persamaan
(2.16), didapatkan
⎛ ∂B y ∂B x
⎜⎜
−
∂y
⎝ ∂x
⎞
∂E z ⎞
⎛
⎟⎟ = μ 0 ⎜ J z + ε 0
⎟
∂t ⎠
⎝
⎠
(2.20)
Sama seperti langkah di atas, untuk segi empat siku-siku yang sejajar
dengan bidang y, z memberikan nilai
⎛ ∂B z ∂B y ⎞
∂E x ⎞
⎛
⎜⎜
⎟⎟ = μ 0 ⎜ J x + ε 0
−
⎟.
∂z ⎠
∂t ⎠
⎝
⎝ ∂y
(2.21)
Untuk segi empat siku-siku yang sejajar dengan bidang z , x memberikan nilai
∂E y ⎞
⎛
⎛ ∂B x ∂B z ⎞
⎟.
−
⎜
⎟ = μ 0 ⎜⎜ J y + ε 0
∂t ⎟⎠
∂x ⎠
⎝ ∂z
⎝
(2.22)
Jika persamaan (2.20) dikalikan dengan vektor komponen k̂ , (2.21) dengan iˆ ,
dan (2.22) dengan ĵ , kemudian dijumlahkan, maka didapatkan
∂B y ⎞
⎛ ∂B
⎟+
iˆ⎜⎜ z −
∂z ⎟⎠
⎝ ∂y
∂B
ˆj⎛⎜ ∂B x − ∂B z ⎞⎟ + kˆ⎛⎜ y − ∂B x ⎞⎟ = iˆ.μ 0 ⎛⎜ J x + ε 0 ∂E x ⎞⎟ +
⎜
∂y ⎟⎠
∂x ⎠ ⎝ ∂x
∂t ⎠
⎝ ∂z
⎝
ˆj.μ 0 ⎛⎜ J x + ε 0 ∂E x ⎞⎟ + kˆ.μ 0 ⎛⎜ J x + ε 0 ∂E x ⎞⎟
∂t ⎠
∂t ⎠
⎝
⎝
r
∂E
∂E
∂E ⎞
⎛
curl B = μ 0 ⎜ (iˆJ x + ˆjJ x + kˆJ x ) + ε 0 (iˆ x + ˆj x + kˆ x ) ⎟
∂t
∂t
∂t ⎠
⎝
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
r
r
⎛r
∂E ⎞
⎟
curl B = μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
⎟
∂
t
⎝
⎠
atau
r
r r
⎛r
∂E ⎞
⎟.
∇xB = μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
∂t ⎟⎠
⎝
(2.23)
2.1.3 Hukum Induksi Faraday
Hukum induksi faraday menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik imbas
ε ggl di dalam sebuah rangkaian adalah sama dengan negatif kecepatan perubahan
fluks yang melalui rangkaian tersebut dan fluks adalah garis-garis gaya. Dapat
dituliskan sebagai (Halliday dan Resnick, 1984)
ε ggl = −
dΦ B
.
dt
(2.24)
Jika ditinjau muatan uji q 0 yang bergerak mengitari rangkaian, maka kerja yang
rr
rr
r
dilakukan pada muatan uji tiap putaran F .l = q 0 .E.l . Dimana q 0 E adalah gaya
r
yang bekerja pada muatan tersebut dan l adalah jarak sepanjang gaya bekerja.
rr
Besar kerja F .l nilainya sama dengan q 0 ε ggl , sehingga dapat dituliskan sebagai
r
ε ggl = ∫ E.dl
(2.25)
Kemudian persamaan (2.25) disubstitusikan ke persamaan (2.24), sehingga
hukum induksi Faraday dapat dituliskan sebagai
r r
∫ E.dl
=−
dΦ B
.
dt
(2.26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Dengan langkah sama seperti langkah untuk mendapatkan persamaan (2.23), dan
berdasarkan Gambar 2.2 yang merupakan segi empat yang sejajar dengan bidang
x, y , didapatkan
Untuk sisi belakang
(Er.dl ) = Er.(− ˆjdy)
r
1
sisi kiri
(Er.dlr )
r
= E.(+iˆdx)
sisi depan
(
)
r
⎛ r ∂E ⎞
= ⎜⎜ E +
dx ⎟⎟.(+ ˆjdy )
∂
x
⎝
⎠
sisi kanan
(
)
r
⎛ r ∂E ⎞
= ⎜⎜ E +
dy ⎟⎟.(−iˆdx)
y
∂
⎝
⎠
)
(
2
r r
E.dl
r r
E.dl
3
4
sehingga untuk seluruh sisi,
(
)
(
)
(
)
r r
r r
r r
r r
r r
E
d
l
=
E
d
l
+
E
d
l
+
E
d
l
+
E
.
.
.
.
1
2
3
∫
∫
∫
∫
∫r .dl 4
r
r
r
r ∂E
r ∂E
= ∫ E.(− ˆjdy ) + ∫ E.(+iˆdx) + ∫ ( E +
dx).(+ ˆjdy ) + ∫ ( E +
dy ).(−iˆdx)
∂x
∂y
r r
⎛ ∂E y ∂E x ⎞
E
∫ .dl = ∫ dx.dy⎜⎜⎝ ∂x − ∂y ⎟⎟⎠ .
Dari persamaan (2.26),
dΦ B
dt
(2.27)
adalah perubahan fluks magnet yang melalui
r
permukaan tersebut dan dS = kˆ.dx.dy digunakan untuk menyatakan vektor luas
permukaan yang sejajar dengan bidang x, y dan mempunyai arah ke sumbu z ,
maka dapat dituliskan
r
r
dΦ B
∂B r
∂B ˆ
= ∫ .dS = ∫ .(k .dx.dy )
dt
∂t
∂t
dΦ B
∂B
= ∫ z dx.dy .
dt
∂t
(2.28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Persamaan (2.27) dan (2.28) disubstitusikan ke persamaan (2.26), didapatkan
⎛ ∂E y ∂E x
⎜⎜
−
∂y
⎝ ∂x
⎞
∂B
⎟⎟ = − z .
∂t
⎠
(2.29)
Dengan melihat persamaan (2.29) yang berlaku untuk segi empat siku-siku yang
sejajar bidang x, y , maka dapat diperoleh juga persamaan yang berlaku untuk segi
empat siku-siku yang sejajar dengan bidang y, z ,
⎛ ∂E z ∂E y
⎜⎜
−
∂z
⎝ ∂y
⎞
∂B
⎟⎟ = − x
∂t
⎠
(2.30)
dan untuk segi empat siku-siku yang sejajar dengan bidang z , x ,
⎛ ∂E x ∂E z
−
⎜
∂x
⎝ ∂z
∂B y
⎞
.
⎟=−
∂t
⎠
(2.31)
Persamaan (2.29) bersesuaian dengan komponen z , sehingga dikalikan dengan
komponen vektor kˆ . Persamaan (2.30) dikalikan dengan komponen vektor iˆ dan
(2.31) dikalikan dengan komponen vektor ĵ . Kemudian ketiga persamaan ini
ditambahkan sehingga didapatkan,
∂E y ⎞
⎛ ∂E
⎟+
iˆ⎜⎜ z −
∂z ⎟⎠
⎝ ∂y
∂E
∂B
ˆj ⎛⎜ ∂E x − ∂E z ⎞⎟ + kˆ⎛⎜ y − ∂E x ⎞⎟ = −iˆ ∂B x − ˆj y − kˆ ∂B z
⎜
⎟
∂x ⎠ ⎝ ∂x
∂y ⎠
∂t
∂t
∂t
⎝ ∂z
r
r
∂B
curl E = −
∂t
atau
r
r r
∂B
∇xE = −
.
∂t
(2.32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.2 Persamaan Maxwell
Persamaan Maxwell dalam medium dapat dirumuskan berdasarkan
persamaan (2.7), (2.13), (2.23) dan (2.32) yang bila dirangkum kembali menjadi
(Efendi, R, 2007)
r r
(1) ε 0 ∇ . E = ρ
(2.33)
v r
(2) ∇ . B = 0
(2.34)
r
r r
⎛r
∂E ⎞
⎟
(3) ∇xB = μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
∂t ⎟⎠
⎝
(2.35)
r
r r
∂B
(4) ∇xE = −
.
∂t
(2.36)
r
Dalam ruang hampa, rapat muatan ρ dan rapat arus J bernilai nol,
sehingga persamaan Maxwell yang berlaku dalam ruang hampa adalah
r r
(1) ∇ . E = 0
(2.37)
v r
(2) ∇ . B = 0
(2.38)
r
r r
∂E
(3) ∇xB = μ 0 ε 0
∂t
(2.39)
r
r r
∂B
.
(4) ∇xE = −
∂t
(2.40)
2.3 Teori Klasik Optik Nonlinear
Optik nonlinear adalah sebuah cabang optik yang mendeskripsikan tingkah
laku cahaya dalam medium nonlinear. Medium nonlinear merupakan medium
r
dimana vektor polarisasi P memberikan respon nonlinear terhadap medan listrik
r
gelombang elektromagnetik E .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.3.1 Susceptibilitas Nonlinear
Sebelum tahun 1960, persamaan dasar polarisasi diformulasikan dalam
r
bentuk persamaan linear. Dalam hal ini vektor polarisasi listrik P diasumsikan
mempunyai hubungan yang linear terhadap kuat medan listrik gelombang
r
elektromagnetik E , ditulisakan seperti persamaan (1.1) (He and Liu, 1999)
r
r
P = ε 0 χE
Dengan ε 0 permitivitas ruang hampa, dan χ susceptibilitas medium. Hubungan
r
r
linear antara P dan E pada persamaan (1.1) dianggap benar sampai tahun 1960,
ini telah disetujui secara luas dan telah dibuktikan dengan observasi eksperimen.
r
Tetapi mulai tahun 1960, diketahui bahwa asumsi hubungan linear antara P dan
r
E tidak sesuai untuk sinar laser yang berinteraksi dengan sebuah medium optik.
Ketika pulsa berkas laser dilewatkan pada piezoelektrik (kristal), teramati adanya
generasi harmonik kedua pada sebuah frekuensi optik, sehingga dari hasil tersebut
r
r
hubungan antara P dan E dituliskan seperti pada persamaan (1.2)
r
r
rr
rrr
P = ε 0 [ χ (1) E + χ ( 2 ) EE + χ ( 3) EEE + .....]
dengan χ (1) , χ ( 2 ) , χ ( 3) , ... susceptibilitas orde-1 (linear), orde-2 (nonlinear),
orde-3 (nonlinear) dan seterusnya.
Pada abad terakhir, teori gelombang ganda dapat dikembangkan dengan
teori klasik murni dan optik dijelaskan sama seperti optik linear. Hukum klasik
optik lebih banyak mempelajari intensitas cahaya dan susceptibilitas nonlinear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.3.2 Model Atom Klasik Nonlinear
2.3.2.1 Gas Elektron Bebas
Gerak elektron tunggal pada sebuah plasma dibawah pengaruh
gelombang cahaya terpolarisasi, (Bloembergen,1996)
By =
dimana
Ex E
= exp(ikz − iωt ) ,
c
c
(2.41)
k = ωc −1 .
Persamaan gerak untuk elektron tunggal pada plasma,
m&x& = eE x − ec −1 z&B y − mx& / τ
Waktu
tumbukan
τ
(2.42)
m&y& = − my& / τ
(2.43)
m&z& = ec −1 x& B y − mz& / τ .
(2.44)
mendeskripsikan
redaman
gerak
statis.
Bila
x = x0 exp(ikz − iωt ) , maka,
dx
= (−iω ) x0 exp(ikz − iωt ) = −iωx
dt
(2.45)
d 2x
= (−iω )(−iω ) x0 exp(ikz − iωt ) = −ω 2 x
2
dt
(2.46)
x& =
&x& =
Sehingga substitusi persamaan (2.45) dan (2.46) ke dalam persamaan (2.42)
menghasilkan pendekatan linear pertama,
− mω 2 x = 2eE exp(ikz − iωt ) − ec −1 z& B y − m(−iωx) / τ
(2.47)
Jika z = z 0 exp(ikz − i 2ωt ) diekspansikan dengan menganggap (ikz − i 2ωt ) sangat
kecil, maka dalam pendekatan linear nilai z = z 0 (konstanta), sehingga persamaan
(2.47) menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
x(ω ) =
− eE exp(ikz − iωt )
.
m(ω 2 + iωτ −1 )
(2.48)
Berdasarkan persamaan (2.48), nilai dari x& (ω ) ,
x& (ω ) =
dx(ω ) (−iω )(−eE exp(ikz − iωt )) iωeE exp(ikz − iωt )
=
=
dt
m(ω 2 + iωτ −1 )
m(ω 2 + iωτ −1 )
(2.49)
Jika nilai z = z 0 exp(ikz − i 2ωt ) , maka
z& =
dz
= (−2iω ) z 0 exp(ikz − iωt ) = −2iωz
dt
d 2z
&z& = 2 = (−2iω )(−2iω ) z 0 exp(ikz − iωt ) = −4ω 2 z
dt
(2.50)
(2.51)
Jika persamaan (2.49), (2.50) dan (2.51) disubstitusikan ke persamaan (2.44),
maka pendekatan nonlinear orde terendahnya,
z (2ω ) =
− ie 2 E 2 exp(2ikz − 2iωt )
.
m 2 c(4ω + 2iτ −1 )(ω 2 + iωτ −1 )
(2.52)
Momen dipol linear p = q.d ( q muatan, d jarak). Karena q = e dan d = x(ω ) ,
momen dipol dapat dituliskan menjadi ex(ω )
Dalam permasalahan ini lebih difokuskan pada polarisasi rata-rata dalam
volume kecil dan indeks bias plasma. Jika densitas rata-rata elektron pada plasma
adalah N 0 per cm 2 , maka besar polarisasi,
Px (ω ) = χ (ω ) E x (ω ) = N 0 ex(ω ) .
(2.53)
Persamaan (2.48) dan (2.53) mempunyai penyelesaian susceptibilitas χ (ω ) ,
χ (ω ) =
− N 0e2
.
m(ω 2 + iωτ −1 )
(2.54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Jika frekuensi optik ωτ << 1 , maka χ (ω ) =
− N 0e2
, sehingga nilai susceptibilitas
mω 2
plasma,
(ε − 1) ω = 4πχ (ω ) = −4πN 0 e 2 / mω 2 .
(2.55)
Polarisasi nonlinear untuk frekuensi harmonik kedua diberikan oleh persamaan,
Pz (2ω ) = χ (2ω ) E x (ω ) = N 0 ez (2ω )
(2.56)
Seperti langkah sebelumnya, persamaan (2.52) dan (2.56) mempunyai
penyelesaian susceptibilitas,
− N 0 ie 3 E exp(ikz − iωt )
.
χ (2ω ) = 2
m c(4ω + 2iτ −1 )(ω 2 + iωτ −1 )
(2.57)
Jika frekuensi optik ωτ << 1 , maka
χ (2ω ) =
− N 0 ie 3 E exp(ikz − iωt )
4m 2 ω 3 c
(2.58)
sehingga nilai susceptibilitas plasma,
(ε − 1) 2ω
− πN 0 ie 3 E exp(ikz − iωt )
.
= 4πχ (2ω ) =
m 2ω 3 c
(2.59)
2.3.2.2. Osilator tak Harmonik
Untuk menghitung polarisasi linear dari sebuah medium, Drude dan
Lorentz mendeskripsikan elektron sebagai partikel harmonik. Jika ditinjau gerak
satu dimensi osilator harmonik dalam medan listrik dengan frekuensi ± ω1
dan ± ω 2 , maka persamaan geraknya adalah
&x& + Γx& + ω 02 x + vx 2 = e / m( E1 exp(ik1 z − iω1t ) + E 2 exp(ik 2 z − iω 2 t )) .(2.60)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Jika digunakan pendekatan linear, maka persamaan (2.60) dapat diperoleh
menjadi
&x& + Γx& + ω 02 x = e / mE1 exp(ik1 z − iω1t ) ,
(2.61)
Jika x = x0 exp(ikz − iωt ) , maka
dx
= (−iω1 ) x0 exp(ik1 z − iω1t ) = −iω1 x
dt
(2.62)
d 2x
= (−iω1 )(−iω1 ) x0 exp(ik1 z − iω1t ) = −ω12 x ,
2
dt
(2.63)
x& =
&x& =
Sehingga persamaan (2.61) dengan substitusi persamaan (2.62) dan (2.63)
menghasilkan
x(ω1 ) =
eE1 exp(ik1 z − iω1t )
m(−ω12 − iΓω1 + ω 02 )
(2.64)
Dalam pendekatan linear orde terendah, terdapat bentuk frekuensi harmonik
kedua 2ω1 , 2ω 2 , bentuk pada frekuensi nol menjelaskan penyebaran sinar oleh
nonlinear kuadrat vx 2 ,dan jumlah antara 2 gelombang sinar adalah ω1 + ω 2 ,
sedang bedanya
ω1 − ω 2 . Untuk memperoleh nilai
χ (2ω1 )
digunakan
x = x0 exp(2ik1 z − iω1t ) , sehingga
x& = −iω1 x 0 exp(2ik1 z − iω1t ) = −2iω1 x
(2.65)
&x& = (−2iω1 )(−2iω1 ) x0 exp(2ik1 z − iω1t ) = −4ω12 x
(2.66)
Jika persamaan (2.65) dan (2.66) disubstitusikan ke persamaan (2.60), maka ruas
kiri mengandung faktor 2ω , sedangkan ruas kanan mengandung faktor ω ,
sebagai konsekuensinya, ruas kanan dianggap nol. Sehingga persamaan (2.61)
dengan menggunakan persamaan (2.65) dan (2.66) dapat dituliskan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
&x& + Γx& + ω 02 x + vx 2 = 0
x(2ω1 ) =
Jika dituliskan
− ve 2 E12 exp(2ik1 z − 2iω1t )
m(−ω12 − iΓω1 + ω 02 ) 2 (−4ω12 − 2iω1Γ + ω 02 )
(2.67)
D(ω ) = D ∗ (−ω ) = −ω 2 − iΓω + ω 02 , maka persamaan (2.67)
menjadi
x(2ω1 ) =
− (e 2 / m 2 )vE12 exp(2ik 1 z − 2iω1 t )
D 2 (ω1 ) D(2ω1 )
.
(2.68)
Sedangkan untuk nilai x(ω1 − ω 2 ) , digunakan x = x 0 exp(i (k1 − k 2 ) z − i (ω1 − ω 2 )t )
sehingga
x& = −i (ω1 − ω 2 ) x 0 exp(i (k1 − k 2 ) z − i (ω1 − ω 2 )t ) = −i (ω1 − ω 2 ) x
(2.69)
&x& = −i (ω1 − ω 2 ). − i (ω1 − ω 2 ) x 0 exp(i (k1 − k 2 ) z − i (ω1 − ω 2 )t )
(2.70)
= −(ω1 − ω 2 ) 2 x
Jika persamaan (2.69) dan (2.70) disubstitusikan ke persamaan (2.60), maka ruas
kanan tidak sama dengan ruas kiri sebab pada ruas kanan tidak ada komponen
yang mengandung faktor frekuensi (ω1 − ω 2 ) . Sebagai konsekuensinya, ruas
kanan dapat dianggap bernilai nol, sehingga persamaan menghasilkan
x(ω1 − ω 2 ) = −v
e 2 E1 E 2∗ exp(i (k1 − k 2 ) z − i(ω1 − ω 2 )t )
(2.71)
m 2 (−ω12 − iΓω1 + ω 02 )(−ω 22 + iΓω 2 + ω 02 )(−(ω1 − ω 2 ) 2 − iΓ(ω1 − ω 2 ) + ω 02 )
Jika dituliskan D(ω ) = D ∗ (−ω ) = −ω 2 − iΓω + ω 02 , maka persamaan (2.71) dapat
dituliskan menjadi
x(ω1 − ω 2 ) =
− (e 2 / m 2 )vE1 E 2* exp[i (k1 − k 2 ) z − i (ω1 − ω 2 )t ]
D(ω1 ) D * (ω 2 ) D(ω1 − ω 2 )
Persamaan untuk polarisasi nonlinear mengikuti (Bloembergen, 1996)
. (2.72)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Px (2ω ) = χ xxx (2ω , ω , ω ) E x2 (ω ) = N 0 ex(2ω ) .
NL
(2.73)
Dari persamaan (2.68) dengan mengubah nilai ω1 menjadi ω kemudian
disubstitusikan ke persamaan (2.73) diperoleh nilai susceptibilitas nonlinear,
χ xxx (2ω , ω , ω ) =
− N 0 (e 3 / m 2 )v exp(2ikz − 2iωt )
D 2 (ω ) D(2ω )
(2.74)
dengan xxx tensor susceptibilitas. Pernyataan yang sama dapat diturunkan untuk
susceptibilitas χ xxx (ω1 − ω 2 , ω1 ,−ω 2 ) . Dispersi dari susceptibilitas nonlinear orde
terendah dideskripsikan dengan frekuensi tiga. Dispersi ditambah mendekati
resonansi
dominator satu. Jika sebagai contoh beda frekuensi sama dengan
frekuensi
resonansi
,
D(ω1 − ω 2 ) = iω 0 Γ
untuk
ω1 − ω 2 = ω 0 ,
maka
susceptibilitas beda frekuensi jauh lebih besar dibandingkan lainnya.
Ketika ω1 − ω 2 sama atau mendekati frekuensi resonansi ω 0 , digunakan
komponen fourier (2.72) dalam penghitungan nonlinear orde tertinggi selanjutnya.
vx 2
bentuk
linear
menghasilkan
komponen
2ω1 − ω 2 , ω1 − 2ω 2 ,
dalam
penambahan ke bentuk frekuensi pertama ω1 dan − ω 2 . Sebagai contoh, untuk
mendapatkan nilai x NL (ω 2 ) * ( NL menunjukkan sistem nonlinear), diselesaikan
dengan langkah sebagai berikut,
x NL (ω 2 ) * = x NL (−ω 2 ) = x NL (ω1 − ω 2 − ω1 )
(2.75)
dari persamaan (2.64) diubah ke dalam bentuk
x(−ω1 ) =
eE1∗ exp(−ik1 z + iω1t ) eE1∗ exp(−ik1 z + iω1t )
=
m(−ω12 + iΓω1 + ω 02 )
mD ∗ (ω1 )
dan persamaan (2.60) mengikuti,
(2.76)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
&x& + Γx& + ω 02 x + vx(ω1 − ω 2 ) x(−ω1 ) = 0 ,
(2.77)
jika x = x0 exp(−ik 2 z + iω 2 t ) , maka
x& = iω 2 x dan &x& = −ω 22 x
(2.78)
sehingga substitusi persamaan (2.72), (2.76) dan (2.78) ke persamaan (2.77)
menghasilkan
x NL (ω 2 ) * = x NL (−ω 2 ) =
(e 3 / m 3 ) v 2
( D * (ω 2 )) 2 D(ω1 ) D(ω1 − ω 2 )
2
E 2* E1
2
atau
χ xxxx (ω 2 = ω 2 + ω1 − ω1 ) =
N 0 (e 4 / m 3 )v 2
D 2 (ω 2 ) D(ω1 ) D * (ω1 − ω 2 )
2
.
(2.79)
r
2.4 Operator Del ∇
r
Operator del ∇ didefinisikan sebagai vektor operator diferensial parsial.
r
Dalam koordinat kartesian, operator ∇ dianggap sebagai sebuah vektor :
r
∂
∂
∂
∇ = iˆ + ˆj + kˆ
∂z
∂x
∂y
(2.80)
dimana iˆ, ˆj dan k̂ menyatakan vektor satuan sepanjang sumbu x, y dan z .
r
Jika diberikan sembarang medan skalar φ pada operator del ∇ , maka
dapat dibentuk sebuah medan vektor yang dinamakan gradien dari φ (grad φ ),
ditulis sebagai (Halliday dan Resnick, 1984)
r
∂φ ˆ ∂φ ˆ ∂φ
+ j
+k
.
grad φ ≡ ∇ φ = iˆ
∂z
∂x
∂y
(2.81)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
r
Jika diberikan sebuah medan vektor A = Ax iˆ + Ay ˆj + Az kˆ , maka perkalian titik
r
r
r
dari ∇ dan A menghasilkan medan skalar yang dinamakan divergensi dari A
r
(div A ), dituliskan sebagai
r
r r
∂Ax ∂Ay ∂Az
+
+
.
div A ≡ ∇ . A =
∂y
∂x
∂z
(2.82)
r
r
Perkalian silang dari ∇ dan A menghasilkan medan vektor yang
r
r
dinamakan curl dari A (curl A ), dituliskan sebagai
r
r r
⎛ ∂A ∂Ay ⎞
⎟+
curl A ≡ ∇xA = iˆ⎜⎜ z −
∂z ⎟⎠
⎝ ∂y
∂A
ˆj⎛⎜ ∂Ax − ∂Az ⎞⎟ + kˆ⎛⎜ y − ∂Ax ⎞⎟ .
⎜
∂x ⎠ ⎝ ∂x
∂y ⎟⎠
⎝ ∂z
(2.83)
r
Operator lain yang sering didapati adalah ∇ 2 , ditulis sebagai
r
r r ∂2
∂2
∂2
∇ 2 = ∇.∇ = 2 + 2 + 2 .
∂z
∂y
∂x
(2.84)
Jika persamaan ini digunakan pada sebuah medan skalar φ , maka diperoleh
r
∂ 2φ ∂ 2φ ∂ 2φ
∇ 2φ = 2 + 2 + 2 .
∂z
∂y
∂x
(2.85)
r
r r
Untuk sebuah medan vektor A , operasi ∇ 2 A adalah
r 2 r ⎛ ∂2
∂2
∂2 ⎞
ˆ
⎜
∇ A = i ⎜ 2 + 2 + 2 ⎟⎟ Ax +
∂y
∂z ⎠
⎝ ∂x
⎛ ∂2
∂2
∂2 ⎞
kˆ⎜⎜ 2 + 2 + 2 ⎟⎟ Az .
∂y
∂z ⎠
⎝ ∂x
Untuk perkalian silang
2
2
2
ˆj ⎛⎜ ∂ + ∂ + ∂
⎜ ∂x 2 ∂y 2 ∂z 2
⎝
⎞
⎟⎟ Ay +
⎠
(2.86)
r
r r r
∇x∇xA atau curl curl A nilainya akan sama
r
r r
dengan − ∇ 2 A + grad div A , dapat dituliskan sebagai
r
r
r r
curl curl A = − ∇ 2 A + grad div A .
(2.87)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.5 Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat satu atau lebih
turunan-turunan dari fungsi yang tidak diketahui. Orde dari persamaan diferensial
adalah derajat atau pangkat tertinggi dari turunan yang muncul dalam persamaan.
(Waluya, 2006)
2.5.1 Persamaan Orde Satu dan Derajat Satu
Bentuk persamaan linear orde satu, (Ayres, 1986)
dy
+ Py = Q
dt
(2.88)
dimana P dan Q adalah fungsi t atau konstanta.
Karena
d
dy
dy
( ye Pt ) = e pt + yPe pt = e Pt ( + Py) = e Pt Q
dt
dt
dt
maka ye Pt = ∫ Qe Pt dt
y = e − Pt ∫ Qe Pt dt
(2.89)
2.5.2 Persamaan Diferensial Orde Dua
Bentuk umum persamaan diferensial linear orde dua,
d2y
dy
P0 2 + P1
+ P2 y = Q
dt
dt
dimana P0 ≠ 0, P1 , P2 dan Q adalah fungsi t atau konstanta.
(2.90)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.5.2.1 Persamaan Diferensial Linear Homogen dengan Koefisien-Koefisien
Konstan
Dari persamaan (2.90), jika Q = 0 maka disebut dengan persamaan linear
homogen yaitu persamaan linear yang suku-sukunya berderajat sama dalam y
dan demikian juga turunan-turunannya. Bentuk persamaan linear homogen
dengan koefisien-koefisien konstan, (Ayres, 1986)
P0
d2y
dy
+ P1
+ P2 y = 0
2
dt
dt
(2.91)
dimana P0 ≠ 0, P1 , P2 adalah konstanta.
Untuk memudahkan penyelesaian, notasi
d
dt
diganti dengan operator D .
Sehingga persamaan (2.91) menjadi
P0 D 2 y + P1 Dy + P2 y = 0
atau
( P0 D 2 + P1 D + P2 ) y = 0 .
(2.92)
Sehingga nilai ( P0 D 2 + P1 D + P2 ) akan sama dengan nol. Dengan mencari nilai
faktorisasinya diperoleh
( D − m1 )( D − m2 ) y = 0
(2.93)
m1 , m2 adalah akar-akar karakteristik. Jika m1 ≠ m2 maka,
y = C1e mit + C 2 e m2t
dimana C1 dan C 2 adalah nilai konstanta.
(2.94)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2.5.2.2 Persamaan Linear dengan Koefisien-koefisien Konstan
Berdasar persamaan (2.90), dengan mengubah
d
menjadi D , maka
dt
( P0 D 2 + P1 D + P2 ) y = Q
Dengan memfaktorkan nilai ( P0 D 2 + P1 D + P2 ) , diperoleh
Dengan u =
y=
1
1
Q
( D − m1 ) ( D − m2 )
(2.95)
y=
1
u.
( D − m1 )
(2.96)
1
du
Q , dapat diubah menjadi
− m2 u = Q dan berdasar
( D − m2 )
dt
persamaan (2.89), maka persamaan dapat diselesaikan menjadi
u = e m 2 t ∫ Qe − m 2 t dt .
Dari persamaan (2.96), y =
(2.97)
dy
1
u sehingga
− m1 y = u , dengan
dt
( D − m1 )
penyelesaian persamaan diferensial orde satu seperti persamaan (2.89), diperoleh
y = e m1t ∫ ue − m1t dt .
(2.98)
Dengan substitusi persamaan (2.97) ke pesamaan (2.98), diperoleh
y = e m1t ∫ e ( m2 − m1 ) t ∫ Qe − m2t dtdt .
(2.99)
Jika diselesaikan, persamaan (2.99) menjadi
y = [C1e m1t + C 2 e m2t +
Q
].
m1 m2
(2.100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian studi
pustaka.
3.2 Sarana Penelitian
Sarana yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku
yang berhubungan dengan persamaan Maxwell yang terdapat di UPT
Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta.
3.3 Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menelusuri bahan-bahan mengenai persamaan Maxwell yang dapat
diturunkan dari hukum Gauss untuk listrik, hukum Gauss untuk magnet,
hukum Ampere dan hukum induksi faraday.
2. Menelusuri bahan-bahan mengenai teori optik nonlinear yang ditinjau
secara klasik.
3. Mempelajari persamaan diferensial orde dua.
4. Menguraikan persamaan Maxwell sehingga mendapatkan persamaan
gelombang baik dalam ruang hampa maupun dalam medium.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
5. Membuat grafik dari persamaan gelombang yang diperoleh baik dalam
ruang hampa maupun dalam medium menggunakan program Maple 9.
6. Menyelesaikan
persamaan
gerak
dengan
menggunakan
persamaan
diferensial orde dua sehingga didapatkan persamaan yang nonlinear.
7. Membuat grafik dari persamaan nonlinear yang didapat dengan
menggunakan program Maple 9.
8. Mengamati dan membandingkan grafik-grafik yang diperoleh.
9. Menarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penurunan Persamaan Maxwell
4.1.1 Persamaan Gelombang
Dari keempat persamaan Maxwell baik dalam ruang hampa maupun
dalam
medium yang diperoleh pada bab II, akan digunakan untuk memperoleh persamaan
gelombang elektromagnetik dalam hampa dan dalam medium.
4.1.1.2 Gelombang Elektromagnet dalam Ruang Hampa
Keempat persamaan Maxwell yang berlaku dalam ruang hampa,
(1)
r r
∇. E =0
(4.1)
(2)
r r
∇.B= 0
(4.2)
(3)
r
r r
∂E
∇xB = μ 0 ε 0
∂t
(4.3)
(4)
r
r r
∂B
∇xE = −
∂t
(4.4)
Untuk mendapatkan persamaan gelombang elektromagnet dalam ruang hampa
r
diambil curl dari curl E , dimana sesuai dengan persamaan (2.87) adalah
r
r
r r
curl curl E = − ∇ 2 E + grad div E
r r r r r
r r r
∇x (∇xE ) = − ∇ 2 E + ∇(∇.E )
r r
berdasarkan persamaan (4.1) nilai ∇.E adalah nol, sehingga persamaan menjadi
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
r r
r r r
∇ x (∇ x E ) = − ∇ 2 E
r
∂2
∂2
∂2
Sesuai dengan persamaan (2.84), bahwa ∇ 2 = 2 + 2 + 2 , penyelesaian persamaan
∂x
∂y
∂z
menjadi
r
r
r
r r r
⎛ ∂2E ∂2E ∂2E ⎞
∇x∇xE = −⎜⎜ 2 + 2 + 2 ⎟⎟
∂y
∂z ⎠
⎝ ∂x
(4.5)
r r r
Hasil perkalian ∇x (∇xE ) ini sendiri mengikuti
r
r r r
r
∂B
∇x(∇xE ) = ∇x(− )
∂t
r r r
∂
∇x(∇xE ) = − (∇xB)
∂t
r
r r r
∂E 2
∇x (∇xE ) = − μ 0 ε 0 2
∂ t
(4.6)
dengan mensubstitusikan persamaan (4.5) ke persamaan (4.6) diperoleh
r
r
r
r
∂2E ∂2E ∂2E
∂2E
+
= μ 0ε 0 2
+
∂x 2 ∂y 2 ∂z 2
∂t
(4.7)
r
r
Nilai vektor medan listrik E = E x iˆ + E y ˆj + E z kˆ . Jika dua komponen E bernilai nol yaitu
E x = E z = 0 , sedangkan E y ≠ 0 , maka persamaan (4.7) menjadi
∂2Ey
∂x 2
+
∂2Ey
∂y 2
+
∂2Ey
∂z 2
= μ 0ε 0
∂2Ey
∂t 2
(4.8)
dengan menganggap bahwa E y adalah fungsi-fungsi dari x dan t saja, persamaan (4.8)
menjadi
∂2Ey
∂x 2
= μ 0ε 0
∂2Ey
∂t 2
(4.9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Jika dianggap bahwa E y = E m sin( kx − ωt ) , maka dari persamaan (4.9), dihasilkan relasi
μ 0ε 0 = ( k / ω ) 2 . Karena μ 0 ε 0 = 1 / c 2 , maka untuk v = c dihasilkan relasi ω = kc
sehingga bentuk
E y = E m sin( kx − ωt )
(4.10)
dapat digunakan sebagai penyelesaian dari persamaan (4.9).
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.10), maka
diperoleh gambar seperti pada Gambar 4.1.
Ey
Gambar 4.1 Grafik hubungan E y dengan t dari persamaan (4.10)
dengan Em = 1, k = 1 , ω = 30 .
r
Untuk mencari persamaan gelombang medan magnet B , digunakan langkah yang
r
sama. Dengan mengambil curl dari curl B ,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
r
r
r r
curl curl B = − ∇ 2 B + grad div B
r r r r r
r r r
∇x (∇xB ) = − ∇ 2 B + ∇ (∇.B )
r r
r r r
∇x (∇xB ) = − ∇ 2 B.
r 2 ∂2
∂2
∂2
Nilai ∇ = 2 + 2 + 2 , sehingga penyelesaian persamaan menjadi
∂x
∂y
∂z
r
r
r
r r r
⎛ ∂2B ∂2B ∂2B ⎞
∇x (∇xB ) = −⎜⎜ 2 + 2 + 2 ⎟⎟.
∂z ⎠
∂y
⎝ ∂x
(4.11)
r r r
Nilai perkalian untuk ∇x (∇xB ) ini sendiri mengikuti
r
r r r
r
∂E
)
∇x(∇xB ) = ∇x ( μ 0 ε 0
∂t
= μ 0ε 0
r
∂
(∇xE )
∂t
r
∂2B
= − μ 0ε 0 2
∂t
(4.12)
dengan mensubstitusikan persamaan (4.11) ke persamaan (4.12), diperoleh
r
r
r
r
∂2B ∂2B ∂2B
∂2B
= μ 0ε 0 2 .
+
+
∂x 2 ∂y 2 ∂z 2
∂t
(4.13)
r
r
Nilai vektor medan listrik B = B x iˆ + B y ˆj + B z kˆ . Jika dua komponen B bernilai nol yaitu
B x = B y = 0 , sedangkan B z ≠ 0 , maka persamaan (4.13) menjadi
∂ 2 Bz ∂ 2 Bz ∂ 2 Bz
∂ 2 Bz
μ
ε
+
+
=
0 0
∂x 2
∂y 2
∂z 2
∂t 2
(4.14)
dengan menganggap bahwa B z adalah fungsi-fungsi dari x dan t saja, maka persamaan
(4.14) menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
∂ 2 Bz
∂ 2 Bz
= μ 0ε 0
.
∂x 2
∂t 2
(4.15)
Jika dianggap bahwa Bz = Bm sin(kx − ωt ) , maka dari persamaan (4.15) dihasilkan relasi
μ 0ε 0 = ( k / ω ) 2 . Karena μ 0 ε 0 = 1 / c 2 , maka untuk v = c dihasilkan relasi ω = kc
sehingga bentuk
Bz = Bm sin(kx − ωt )
(4.16)
dapat digunakan sebagai penyelesaian dari persamaan (4.15).
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.16), maka
diperoleh gambar seperti pada Gambar 4.2.
Bz
Gambar 4.2 Grafik hubungan B z dengan t dari persamaan (4.16),
dengan Bm = 1 , k = 1 , ω = 30 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4.1.1.2 Gelombang Elektromagnet dalam Medium
Empat persamaan Maxwell dalam bentuk diferensial untuk medan listrik dan
medan magnetik yang berubah terhadap waktu dalam sebuah medium:
r r
(1)
ε0 ∇ . E = ρ
(4.17)
(2)
r r
∇.B= 0
(4.18)
(3)
r
r r
⎛r
∂E ⎞
⎟
∇xB = μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
⎟
∂
t
⎝
⎠
(4.19)
(4)
r
r r
∂B
∇xE = −
∂t
(4.20)
Nilai curl curl E , berdasarkan persamaan (2.87) mengikuti
r
r r r
r
∇x (∇xE ) = −∇ 2 E + grad div E
r r r r r
= −∇ 2 E + ∇ (∇.E )
dengan mensubstitusikan persamaan (4.17) ke persamaan ini, diperoleh
r r r
r r r
∇x (∇xE ) = −∇ 2 E + ∇ρ / ε 0
.
(4.21)
Nilai perkalian curl curl E ini sendiri adalah
r
r r r
r ⎛ ∂B ⎞
∂ r r
⎟ = − (∇xB)
∇x(∇xE ) = ∇x⎜⎜ −
⎟
∂t
⎝ ∂t ⎠
r
∂E ⎞
∂ ⎛r
⎟.
= − μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
∂t ⎟⎠
∂t ⎝
r
r
Jika J adalah σE , dengan σ adalah konduktivitas bahan, maka
r
r
r r r
∂E
∂2E
∇x(∇xE ) = − μ 0σ
− μ 0ε 0 2 .
∂t
∂t
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.21) ke persamaan (4.22), maka diperoleh
(4.22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
r
r
r2 r r
∂E
∂2E
− ∇ E + ∇ ρ / ε 0 = − μ 0σ
− μ 0ε 0 2 .
∂t
∂t
(4.23)
r
Nilai E = iˆE x + ˆjE y + kˆE z . Jika E x = E z = 0 , E y ≠ 0 , dan E y adalah fungsi dari x dan
t saja, maka persamaan (4.23) menjadi
−
∂2Ey
∂x 2
∂E y
∂2Ey
∂
− μ 0ε 0
( ρ / ε 0 ) = − μ 0σ
.
∂x
∂t
∂t 2
+
(4.24)
Karena ρ / ε 0 adalah sebuah konstanta maka turunan ρ / ε 0 terhadap x bernilai nol,
sehingga persamaan (4.24) menjadi
∂2Ey
∂x 2
= μ 0σ
∂E y
∂t
+ μ 0ε 0
∂2Ey
∂t 2
.
(4.25)
Dari persamaan (4.25) terlihat bahwa E y merupakan fungsi x dan t . Persamaan (4.25)
dapat diselesaikan dengan metode pemisahan variabel yaitu dengan menuliskan
E y ( x, t ) = X ( x )T (t ).
(4.26)
sehingga diperoleh,
∂2Ey
∂x
2
∂2 X
=T
∂x 2
,
∂2Ey
∂t
2
=X
∂ 2T
∂t 2
dan
∂E y
∂t
=X
∂T
∂t
(4.27)
substitusi persamaan (4.27) ke persamaan (4.25), menghasilkan
T
∂2 X
∂ 2T
∂T
μ
ε
=
+ μ 0σX
X
0 0
2
2
∂t
∂x
∂t
1 ∂2 X 1
∂ 2T
∂T
=
+ μ 0σ
(
μ
ε
)
0 0
2
2
X ∂x
T
∂t
∂t
(4.28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Dari persamaan (4.28), terlihat bahwa ruas kiri hanya fungsi x dan ruas kanan hanya
fungsi t . Oleh sebab itu, ruas kiri dan ruas kanan persamaan (4.28) merupakan konstanta.
Jika konstanta tersebut adalah k 2 , maka
1 ∂2 X
= k2
X ∂x 2
atau
∂2 X
− Xk 2 = 0.
2
∂x
(4.29)
Berdasarkan persamaan (2.94), persamaan (4.29) menghasilkan
X ( x) = Ae kx + Be − kx
(4.30)
dengan A dan B konstanta yang ditentukan dari syarat batas. Jika digunakan syarat batas
X (0) = 0 , maka diperoleh B = − A , sehingga persamaan (4.30) menjadi
X ( x) = A(e kx − e− kx ) .
(4.31)
Dari persamaan (4.28), ruas kanan mempunyai bentuk
( μ 0ε 0
∂ 2T
∂T
) = k 2T
+ μ 0σ
2
∂t
∂t
Dengan menggunakan metode operator D =
(4.32)
∂
, persamaan (4.32) dapat dituliskan
∂t
menjadi
( μ 0 ε 0 D 2 + μ 0σD − k 2 )T = 0
(4.33)
Dari persamaan (4.33) terlihat bahwa ( μ 0 ε 0 D 2 + μ 0σD − k 2 ) = 0 , sebab T ≠ 0 . Akarakar dari persamaan (4.33) adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
− μ 0σ + μ 02σ 2 + 4 μ 0 ε 0 k 2
D1 =
D2 =
2μ 0ε 0
− μ 0σ − μ 02σ 2 + 4 μ 0 ε 0 k 2
2μ 0ε 0
.
Sesuai dengan persamaan (2.94), persamaan (4.33) mempunyai penyelesaian berbentuk
T (t ) = YeD1t + Ze D2t .
(4.34)
dengan Y dan Z konstanta yang ditentukan dari syarat batas. Jika diberikan syarat batas
T (0) = 0 , maka diperoleh Z = −Y , sehingga persamaan (4.34) menjadi
T (t ) = Y (e D1t − e D2t )
atau
T (t ) = Y (e
(
− μ 0σ + μ 02σ 2 + 4 μ0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
−e
(
− μ 0σ − μ02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
).
(4.35)
Dari persamaan (4.31) dan (4.35), persamaan (4.26) menghasilkan,
E y ( x, t ) = AY (e − e
kx
− kx
(
)(e
− μ 0σ + μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
−e
(
− μ 0σ − μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
).
(4.36)
).
(4.37)
Jika dituliskan E 0 y = AY , maka persamaan (4.36) menjadi
E y ( x, t ) = E 0 y (e
kx
−e
− kx
(
)(e
− μ 0σ + μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
−e
(
− μ 0σ − μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
Grafik yang dapat dibuat dari persamaan (4.37) dengan menggunakan program Maple 9
ditunjukkan pada Gambar 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Ey
Gambar 4.3 Grafik 3 dimensi E y fungsi x dan t dari persamaan (4.37) ,
dengan E 0 y = 1 , μ 0 = 1,26 .10 −6 H/m, ε 0 = 8,85.10 −12 F/m,
σ = 1 ohm/m, k = 45 ,
r
Untuk memperoleh persamaan gelombang B digunakan cara yang sama dengan
r
cara untuk mendapatkan persamaan (4.37). Dengan mengambil curl dari curl B ,
berdasarkan persamaan (2.87) mengikuti
r
r r r
r r
∇x (∇xB ) = −∇ 2 B + grad div B
r r
= −∇ 2 B.
r r r
Nilai perkalian ∇x (∇xB ) ini sendiri adalah
(4.38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
r
r r r
r ⎛
r
∂E ⎞
∇x(∇xB) = ∇x⎜⎜ μ 0 ( J + ε 0
)⎟
∂t ⎟⎠
⎝
r r
∂ r r
= μ 0 (∇xJ ) + μ 0 ε 0 (∇xE ).
∂t
(4.39)
r
r
Jika nilai rapat arus J adalah σE , dengan σ konduktivitas, maka persamaan (4.39)
menjadi
r r r
r r
∂ r r
∇x(∇xB) = μ 0σ (∇xE ) + μ 0 ε 0 (∇xE )
∂t
r
r
∂B
∂
∂B
= μ 0σ ( − ) + μ 0 ε 0 ( − )
∂t
∂t
∂t
r
r
⎛
∂B ⎞
∂2B
⎟.
= −⎜⎜ μ 0 ε 0 2 + μ 0σ
⎟
∂
t
∂
t
⎝
⎠
(4.40)
Dari persamaan (4.39) dan (4.40), diperoleh
r
r
r2r
∂2B
∂B
.
− ∇ B = μ 0 ε 0 2 + μ 0σ
∂t
∂t
(4.41)
r
Nilai B = iˆB x + ˆjB y + kˆB z . Jika B x = B y = 0 , B z ≠ 0 , dan B z adalah fungsi dari x dan t
saja, maka persamaan (4.41) menjadi
∂ 2 Bz
∂ 2 Bz
∂B
=
+ μ 0σ z .
μ
ε
0 0
2
2
∂t
∂x
∂t
(4.42)
Persamaan (4.42) memiliki tipe yang sama dengan persamaan (4.25), sehingga
penyelesaian persamaan (4.42) mempunyai bentuk yang sama seperti persamaan (4.37),
dengan mengubah E y menjadi B z didapatkan
B z ( x, t ) = B 0 y (e kx − e − kx )(e
(
− μ 0σ + μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
−e
(
− μ 0σ − μ 02σ 2 + 4 μ 0ε 0 k 2
2 μ 0ε 0
)t
).
(4.43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Jika digunakan paket program Maple 9 untuk menggambar persamaan (4.43), maka
diperoleh gambar seperti pada Gambar 4.4.
Bz
Gambar 4.4 Grafik 3 dimensi B z sebagai fungsi dari x dan t dari
persamaan (4.43), dengan B0 y = 1 , μ 0 = 1,26.10 −6 H/m,
ε 0 = 8,85.10 −12 F/m, σ = 1 ohm/m, k = 45.
4.1.2 Persamaan Gerak
Persamaan Maxwell yang akan dijabarkan adalah persamaan Maxwell dalam
ruang hampa. Perlu ditinjau keempat persamaan Maxwell, yaitu persamaan (4.1), (4.2),
(4.3), dan (4.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
r
∂
∂
∂
dan arah perambatan sinar ke arah sumbu x
Jika nilai ∇ = iˆ + ˆj + kˆ
∂z
∂x
∂y
r
r
dengan komponen medan listrik E ke arah sumbu z dan komponen medan magnet B ke
arah sumbu y , maka penjabaran untuk persamaan (4.20) ,
iˆ
r r
∂
∇ xE =
∂rx
Ex
ˆj
∂
∂ry
Ey
kˆ
∂
∂rz
Ez
r r
r
E x , E y dan E z masing-masing adalah medan listrik ke arah sumbu x , y dan z . Karena
r
r
r
medan listrik E hanya mengarah ke sumbu z saja, maka besarnya E x dan E y bernilai 0,
sehingga
iˆ
r r
∂
∇ xE =
∂x
0
ˆj
∂
∂y
0
kˆ
∂
∂rz
E
r
r
∂
E
∂
E
− ˆj
.
= iˆ
∂y
∂x
(4.44)
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.44) ke persamaan (4.20) maka didapatkan
r
r
v
∂
E
∂
E
∂B
− ˆj
= iˆ
−
∂y
∂x
∂t
(4.45)
Jika diambil hanya ke arah sumbu y , maka dari persamaan (4.45) diperoleh
r
v
∂B
∂E
=
∂t
∂x
r
v
∂B ∂E
= 0.
−
∂t ∂x
(4.46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
r
r r
∂E
Persamaan (4.3) mengikuti ∇xB = ε 0 .μ 0
, sedangkan perkalian silang antara
∂t
r
r
vektor operator del ∇ dan vektor medan magnet B dalam koordinat kartesian ini sendiri
adalah
iˆ
r r
∂
∇ xB =
∂rx
Bx
ˆj
∂
∂ry
By
kˆ
∂
∂rz
Bz
r
r
r
B x , B y dan B z masing-masing adalah medan magnet ke arah sumbu x , y dan z .
r
r
r
Karena medan lstrik B hanya mengarah ke sumbu y saja, maka besarnya B x dan B z
bernilai 0, sehingga
iˆ
r r
∂
∇ xB =
∂x
0
ˆj
∂
∂ry
B
kˆ
∂
∂z
0
r
r
∂
∂
B
B
= iˆ(0 − ) + ˆj (0 − 0) + kˆ( − 0)
∂z
∂x
r
r
∂B ˆ ∂B ˆ
=−
i+
k.
∂z
∂x
(4.47)
Persamaan (4.19) disubstitusikan ke dalam persamaan (4.47), sehingga
r
r
r
⎛r
∂E ⎞
∂B ˆ ∂B ˆ
⎟ = −
μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
k.
i+
∂z
∂x
∂t ⎟⎠
⎝
(4.48)
Jika diambil hanya kearah sumbu z , maka persamaan (4.48) menjadi
r
r
⎛r
∂E ⎞ ∂B
⎟ =
.
μ 0 ⎜⎜ J + ε 0
⎟
∂x
∂
t
⎝
⎠
(4.49)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
r
r
r
dr
Jika rapat arus J mempunyai persamaan J = Nq , maka persamaan (4.49) menjadi
dt
r
r
r
∂E q.N . dr
∂
B
+
= c02
∂t
ε 0 dt
∂x
(4.50)
dengan, q muatan elektronik, N jumlah elektron per satuan volume, c0 kecepatan
cahaya, ε 0 permitivitas ruang hampa. Untuk melengkapi sistem, dibutuhkan hubungan
r
antara r dengan E . Elektron yang dikendalikan oleh medan E dan terjebak di dalam
sebuah sumur potensial akan menghasilkan gaya pulih nonlinear. Sehingga relasi antara
r
r dengan E dapat dituliskan sebagai
m
dengan, m
d 2r
+ U ′( r ) = qE
dt 2
(4.51)
massa, r perpindahan, t waktu, U ′(r ) turunan dari sumur potensial
terhadap koordinat r .
diberikan nilai U (r ) =
1
mω 2 r 2 dan koordinat ( r ) juga fungsi waktu ( t ) maka
2
U ′(r ) =
dU
= mω 2 r .
dr
(4.52)
Jika persamaan (4.52) disubstitusikan ke persamaan (4.51) menghasilkan
d 2r
qE
+ ω 2r =
2
m
dt
atau
( D 2 + ω 2 )r =
qE
m
( D + iω )( D − iω )r =
qE
.
m
Penyelesaian dari persamaan (4.53) sesuai dengan persamaan (2.100) yaitu
(4.53)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
r = C1e iωt + C 2 e −iωt +
qE
ω 2m
(4.54)
dengan C1 dan C 2 adalah konstanta.
Untuk melihat efek kualitatif dari persamaan (4.54), dapat dilihat pada Gambar
4.5 .
r
Gambar 4.5 Grafik hubungan r dengan t dari persamaan (4.54), dengan C1 = 1 ,
C 2 = 1 , q = 1 C, E = 1 N/C, m = 1 kg, ω = 45 .
Jika pada persamaan (4.51) ditambahkan redaman fungsi waktu U ′(t ) , maka
persamaan menjadi
m
dengan U ′(t ) =
d 2r
+ U ′( r ) + U ′(t ) = qE
dt 2
(4.55)
dU dU dr
=
, dan substitusi persamaan (4.52) diperoleh
dt
dr dt
U ′(t ) = mω 2 r
dr
.
dt
(4.56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Persamaan (4.52) dan (4.56) disubstitusikan ke persamaan (4.55) sehingga diperoleh
d 2r
dr
qE
+ ω 2r + ω 2 =
.
2
dt
m
dt
Dengan menggunakan metode operator D =
(4.57)
d
, dan dengan menganggap bahwa
dt
ω 2 r = β , ω 2 = α persamaan (4.57) dapat dituliskan menjadi
( D 2 + βD + α )r =
qE
m
(4.58)
Akar-akar dari persamaan ( D 2 + βD + α ) ,
D12 =
− b ± b 2 − 4ac
2a
− β ± β 2 − 4α
=
2
=
D1 =
1
(− β + β 2 − 4α )
2
1
(− β ± β 2 − 4α )
2
dan D2 =
1
(− β − β 2 − 4α ).
2
(4.59)
Hasil penyelesaian diferensial (4.58) sesuai dengan persamaan (2.100) dan dengan
substitusi persamaan (4.59) menghasilkan
r = [ C1 e
1
( − β + β 2 − 4α ) t
2
+ C2e
1
( − β − β 2 − 4α ) t
2
+
qE
].
α .m
(4.60)
Untuk melihat efek kualitatif dari persamaan (4.60), dapat dilihat pada Gambar
2.6, dengan C1 = 1 , C 2 = 1 , β = 1 , α = 1 , q = 1 C, E = 1 N/C, m = 1 kg,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
r
Gambar 4.6 Grafik hubungan r dengan t dari persamaan (4.60),
dengan C1 = 1 , C 2 = 1 , β = 1 , α = 1 , q = 1 C, E = 1 N/C,
dan m = 1 kg,
Untuk kasus gaya pemaksa dari luar berbentuk periodik, yang ditulis sebagai
m.
d 2r
+ U ′(r ) + U ′(t ) = qE sin ωt.
dt 2
(4.61)
Dengan mensubstitusikan persamaan (4.52) dan (4.56) ke persamaan (4.61),
menghasilkan
m
Dengan operator D =
dr
d 2r
+ mω 2 r + mω 2 r
= qE sin ωt.
2
dt
dt
d
, dan dengan menganggap bahwa
dt
(4.62)
ω 2 r = β , ω 2 = α maka
persamaan (4.62) menjadi
( D 2 + βD + α )r =
qE sin ωt
m
atau
( D − D1 )( D − D2 )r =
qE sin ωt
.
m
(4.63)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hasil penyelesaian differensial persamaan (4.63) sesuai dengan persamaan (2.99) yaitu
r = e D1t ∫ e ( D2 − D1 ) t ∫
Mengingat nilai sin(bx) =
qE sin ωt − D2t
e (dt ) 2 .
m
e ibx − e −ibx
e iωt − e −iωt
, maka sin(ωt ) dapat diubah menjadi
2i
2i
sehingga persamaan (4.64) menjadi
r = e D1t ∫ e ( D2 − D1 )t ∫
= e D1t ∫ e ( D2 − D1 )t
= e D1t
qE e iωt − e − iωt − D2t
(
)e (dt ) 2
m
2i
qE
e (iω − D2 ) t − e ( −iω − D2 ) t (dt ) 2
∫
2im
qE
1
1
e ( D2 − D1 ) t (
e ( iω − D2 ) t +
e ( − iω − D2 ) t + A)( dt )
∫
2im
iω − D 2
iω + D 2
=
qE D1t
1
1
e ∫(
e ( iω − D1 ) t +
e ( − iω − D1 ) t + Ae ( D2 − D1 ) t )(dt )
2im
iω − D 2
iω + D 2
=
qE D1t
e (iω − D1 )t
e ( − iω − D1 )t
Ae ( D2 − D1 ) t
e (
+
+
+ B)
2im
(iω − D2 )(iω − D1 ) (iω + D2 )(−iω − D1 ) ( D2 − D1 )
=
qE
e (iω − D1 + D1 ) t
e ( − iω − D1 + D1 )t
[
+
2im (−ω 2 − iω ( D1 + D2 ) + D1 .D2 ) (ω 2 − iω ( D1 + D2 ) − D1 .D2 )
+
Ae ( D2 − D1 + D1 )t
+ Be D1t ].
( D2 − D1 )
Dengan substitusi persamaan (4.59) menghasilkan
qE
e iωt
e −iωt
r=
[
+
2im (−ω 2 − iω (− β ) + α ) (ω 2 − iω (− β ) − α )
+
Ae
1
( − β − β 2 − 4α ) t
2
β 2 − 4α
(4.64)
+ Be
1
( − β + β 2 − 4α ) t
2
]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
qEe iωt
qEe − iωt
=[
+
2im(−ω 2 + iβω + α ) 2im(ω 2 + iβω − α )
1
+
bila
qEAe 2
( − β − β 2 − 4α ) t
2im( β 2 − 4α )
qEA
2im β 2 − 4α
+ Be
1
( − β + β 2 − 4α ) t
2
(4.65)
]
dianggap C 2 dan B dianggap C1 , maka persamaan (4.65) menjadi
qEe iωt
qEe −iωt
r =[
+
2im(−ω 2 + iβω + α ) 2im(ω 2 + iβω − α )
1
+ C2 e 2
= [C1e
( − β − β 2 − 4α ) t
1
( − β + β 2 − 4α ) t
2
1
+ C1e 2
+ C2e
( − β + β 2 − 4α ) t
]
1
( − β − β 2 − 4α ) t
2
qEe iωt
qEe −iωt
].
+
+
2im(−ω 2 + iβω + α ) 2im(ω 2 + iβω − α )
Efek kualitatif dari persamaan (4.66), dapat ditinjau dari Gambar 4.7.
r
Gambar 4.7 Grafik hubungan r dengan t dari persamaan (4.66),
dengan C1 = C 2 = 1 , β = 1 , α = 1 , q = 1 C, E = 1 N/C,
m = 1 kg, dan ω = 1.
(4.66)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.2 Pembahasan
Penurunan persamaan Maxwell dalam ruang hampa menghasilkan persamaan
gelombang yang ditunjukkan pada persamaan (4.10), dan (4.16), sedangkan penurunan
persamaan Maxwell dalam medium menghasilkan persamaan gelombang (4.37), dan
(4.43). Masing-masing efek kualitatifnya dapat ditinjau dari Gambar 4.1, 4.2, 4.3, dan
4.4. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa untuk persamaan gelombang dalam
ruang hampa bersifat linear, dapat dilihat dari adanya simpangan maksimum (Amplitudo)
gelombang yang konstan. Gambar 4.3 dan 4.4 berupa garis lengkung yang menunjukkan
bahwa persamaan gelombang dalam medium bersifat nonlinear. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa medium merupakan salah satu penyebab
suatu sistem bersifat nonlinear.
Berdasarkan persamaan (4.51) yang penyelesaiannya menghasilkan persamaan
(4.54) menunjukkan bahwa persamaan gerak yang mempunyai fungsi sumur potensial
akan menghasilkan suatu sistem yang linear, secara kualitatif dapat dilihat pada Gambar
4.5. Bila pada persamaan (4.51) ditambahkan redaman yang bergantung pada waktu t ,
ditunjukkan pada persamaan (4.55) dan penyelesaiannya menghasilkan persamaan (4.60)
memperlihatkan bahwa sistem bersifat nonlinear, secara kualitatif dapat dilihat pada
Gambar 4.6. Bila gaya pemaksa dari luar diberikan dalam bentuk sinusoidal seperi
ditunjukkan dalam persamaan (4.61) yang penyelesaiannya menghasilkan persamaan
(4.66) maka sistem berbentuk nonlinear dengan bentuk grafik seperti ditunjukkan pada
Gambar 4.7. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pengaruh lain yang menyebabkan suatu sistem bersifat nonlinear adalah adanya gerak
elektron yang mempunyai fungsi redaman bergantung waktu t .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan proses yang telah dilakukan dalam penelitian ini
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari persamaan Maxwell dapat dihasilkan efek nonlinear gelombang
elektromagnetik jika ada medium (bahan) yang bersifat meredam amplitudo
gelombang elektromagnetik.
2. Bentuk persamaan diferensial orde-2 homogen dan tak homogen terkait
dengan efek linear dan nonlinear sistem fisis.
5.2 Saran
Sebagaimana disebutkan pada batasan masalah bahwa peninjauan dalam
penelitian ini dibatasi hanya dari sudut pandang fisika klasik, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap efek nonlinear ditinjau dari sudut
pandang mekanika kuantum.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ayres, F., 1986, Persamaan Diferensial dalam Satuan SI Metriks, Jakarta :
Erlangga.
Waluya, S.B., 2006, Persamaan Diferensial, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Efendi, R., dkk., 2007, Medan Elektronika Terapan, Jakarta : Erlangga.
Bloembergen, N., 1996, Nonlinear Optics, Fourth Edition, Singapura : World
Scientific.
Whitham, G.B., 1974, Linear and Nonlinear Waves, Canada : John Wiley.
Halliday, D., dan Resnick, R., 1984, Fisika Edisi ke 3 Jilid 2, Jakarta: Erlangga.
He, G.S. and Liu, S.H., 1999, Physics of Nonlinear Optics, Singapura : World
Scientific.
58
Download