Tema 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Ekonomi dan Kesehatan : Mahasiswa mampu memahami tentang ekonomi kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang konsep dasar ekonomi kesehatan. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan definisi, kajian, metode serta ruang lingkup ekonomi kesehatan. 1.1 Ilmu Ekonomi Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap, terbatas, sedang permintaan (demand) berbagai sumber daya di sektor kesehatan meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan (equitable). Pokok bahasan ilmu ekonomi atau inti masalah ekonomi mengenai bagaimana terjadinya persoalan ekonomi, yang esensinya menyangkut alokasi sumber daya yang ada, maksudnya sumber daya yang terbatas harus dihadapkan kepada pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Oleh karena sumber daya terbatas maka kalau sudah dipilih untuk melakukan salah satu kegiatan, berarti ada beberapa kegiatan lain yang terpaksa dikorbankan, sebab tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Pengertian ekonomi menurut beberapa para ahli, antara lain menurut Samuelson, Ilmu ekonomi merupakan Ilmu mengenai pilihan dan mempelajari bagaimana orang memilih dengan mempergunakan sumberdaya yang terbatas untuk memproduksi berbagai komoditi dan mendistribusikannya ke masyarakat untuk dikonsumsi. Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu keperluan manusia terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacammacam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang” pemuas kebutuhan” yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua inilah menurut Lipsey (1981: 5) yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasajasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah sebabnya maka manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan kekecewaan maupun ketidakpastian. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 1 Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yang dipergunakan untuk untuk menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya-upaya prefentiv, kuratif dan rehabilitatif terhadap produktivitas individu maupun produktivitas nasional. Secara fundamental dan historis serta sebagai sains, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Ilmu ekonomi positif Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dari masalah ‘apakah yang terjadi’. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral terhadap nilai-nilai. Artinya ilmu ekonomi positif bebas nilai, hanya menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga itu tidak naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’. Secara deskriftif : Positif ekonomi menggambarkan dan menerangkan bagaimana komoditi diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya. 2) Ilmu ekonomi normatif Membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah ‘apakah yang seharusnya terjadi’. Ilmu ekonomi adalah pertimbangan nilai. Ekonomi normatif mempelajari penggunaan dan alokasi sumber daya yang keadilan (equity), apa yang seharusnya diproduksi, sumberdaya apa yang seharusnya digunakan dan bagaimana mendistribusikan barang. Secara preskriptif : ekonomi Normatif menentukan bagaimana seharusnya komoditi diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya. Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tertentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, pisikologis, sosiologi, sejarah, geografi dll. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik yang berupa kausa maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Inti dari tujuan ekonomi adalah individu/masyarakat menjadi makmur terpenuhi kebutuhan ekonominya dan bukan kebutuhan non ekonomi. 1.2 Timbulnya Ilmu Ekonomi Adanya kelangkaan- : Ilmu ekonomi timbul berdasarkan gagasan bahwa kegiatan manusia dilakukan didunia dengan sumber daya yang terbatas. Pelayanan kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output. Input (disebut “faktor produksi”) tersebut dibagi menjadi 4 kategori : 1) Lahan (land) merupakan sumber daya fisik. 2) Modal (capital) merupakan sumber daya yang dimiliki dan atau diciptakan oleh manusia untuk membantu produksi, misalnya peralatan. 3) Pekerja (labour) – sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 2 4) Perusahaan – sumber daya manusia untuk mengorganisasi ketiga faktor untuk memproduksi barang dan pelayanan. Jadi alasan sederhana yang mendasari kehadiran ilmu ekonomi sebagai ilmu tentang tingkah laku manusia, yaitu pertama, adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia bagi kehidupan dan berarti juga bagi setiap masyarakat, organisasi maupun individu. Kedua, nampaknya kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) kita sebagai manusia dan masyarakat tidak dapat terpenuhi dengan sempurna. 1.3 Prinsip ilmu Ekonomi Salah satu prinsip ekonomi menyatakan pada pasar sempurna (perfect market), demand dan supply ditentukan secara independent. Artinya produsen menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu tercapainya ekuilibrium. Menurut Mankiw’s, prinsip ekonomi menunjukkn bahwa bagaimana orang membuat keputusan, bagaimana orang-orang berinteraksi sesama mereka, bagaimana kekuatan dan trend yang mempengaruhi dan bagaimana perekonomian secara keseluruhan bekerja. 1.4 1) 2) 3) 4) 5) 6) Masalah-masalah Pokok Ekonomi : Barang dan jasa yang harus diproduksi dan berapa banyak ? konsumsi Bagaimana cara memproduksinya ? produksi Untuk siapa barang dan jasa dibuat ? distribusi Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan ? Mengapa selalu terjadi masalah kenaikan harga barang dan jasa ? Mengapa pertumbuhan ekonomi di masyarakat tidak stabil ?, dll 1.5 Sistem Ekonomi : Definisi : hubungan atau keterkaitan antara komponen (unsur) ekonomi dalam kerangka hukum, adat/budaya dan politik yang mengatur begaimana komponen-komponen tersebut melakukan aktivitasnya menuju cita-cita atau tujuan tertentu. 1) Sistem Ekonomi Kapitalis Sistem ekonomi yang mengandalkan laissez faire (kebebasan) dan persaingan. Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan jasa Pemilikan sumber daya dan alat produksi oleh swasta (perorangan/kelompok) Berproduksi untuk dijual di pasar dengan situasi persaingan dan digerakkan oleh mekanisme pasar dan kekuatan pasar (demand dan supply) Peran negara sebagai penguasa sangat kecil Tujuan : mencari laba atau keuntungan setinggi-tingginya Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 3 Seringkali disebut sistem ekonomi yang ekstrim kanan. 2) Sistem Ekonomi Komunis/Terpusat/Terencana Pemilikan sumber daya/alat produksi oleh negara, sawsta dan masyarakat tidak berhak memilikinya Pengambilan keputusan tentang apa yang akan diproduksi, berapa banyak, bagaimana, kapan, dimana dan berapa harganya dilakukan oleh negara Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan terpusat oleh pemerintah pusat, sehingga produksi, distribusi dan konsumsi diatur oleh negara. Inisiatif dan kreativitas ekonomi masyarakat dan swasta tidak dikehendaki oleh negara Seringkali disebut sistem ekonomi ekstrim kiri. 3) Sistem Ekonomi Sosialis Demokrasi/Campuran Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan komunis, yang membedakan adalah derajat dominasi antara dua sistem tersebut, dan hal tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai dan falsafah bangsa. Pemilikan negara berdampingan dengan kepemilikan swasta, ettapi dalam hal-hal tertentu negara bisa memonopoli karena kepentingan rakyat. Mekanisme pasar diimbangi dengan perencanaan dari negara lewat aturanaturan untuk memperlancar produksi, distribusi dan konsumsi. Inisiatif dan kerativitas ekonomi dari swasta/masyarakat dikembangkan dan negara memberikan motivasim bimbingan dan pengawasan. Dewasa ini, tidak ada satupun sistem ekonomi yang murni kapitalis ataupun komunis, yang ada adalah perbedaan derajat kekuasaan negara dan pengakuan keberadaan swasta yang berbeda antara negara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sejarah latar belakang suatu negara serta sistem nilai, falsafah hidup serta kondisi sosial budaya yang dianut oleh suatu negara. 1.6 Ilmu Ekonomi Kesehatan Menurut UU kesehatan tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan 2) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan 3) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan 4) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya 5) Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat. Menurut Klarman, Ilmu ekonomi kesehatan merupakan aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan. Sedangkan menurut PPEKI, Ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 4 Ekonomi kesehatan adalah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dan teoriteori untuk kesehatan dan sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Ciri khusus ekonomi kesehatan : 1) Positive Ekonomics : Perilaku provider, motif non profit, padat karya, ekternal effect , dll 2) Normative Economics : Social optimum dan Peranan masyarakat serta pemerintah. Menurut Mills dan Gillson mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut : a) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan. b) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan. c) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan. d) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya. e) Dampak upaya pencegahan , pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat. Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini pasien/pengguna pelayanan kesehtan) provider (yang merupkan profesional investor, yang terdiri dari publik maupun private), pemerintah (government). Ilmu ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi atau apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient, sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu. Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. 1.5 Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan Kajian Ekonomi Kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu : 1) Ekonomi mikro Menganalisis program spesifik pada sektor kesehatan, yaitu Supply (analisis biaya, cost effectif analisys (CEA), cost benefit analisys (CBA) dan Demand (asuransi, konsumsi, subsidi) 2) Ekonomi makro Menganalisis program spesifik sektor kesehatan dengan pembangunan ekonomi. Misalnya hubungan fiskal dan moneter terhadap pembiayaan kesehatan, kebijakan kesehatan Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 5 Metoda dan Lingkup Ekonomi Kesehatan Tehnik-tehnik evaluatif Analisa Biaya Metoda Alokasi Biaya Konsumer Provider ( public – private ) Pemerintah Lingkup 1.6 Aspek Ekonomi Kesehatan pada Program Kesehatan 1.6.1 Ruang Lingkup Organisasi Kesehatan : a) Sebagai lembaga pelayanan publik dibidang kesehatan, organisasi kesehatan dapat berupa organisasi dibawah naungan pemerintah maupun swasta yang melayani pemeriksaan, penanganan, atau pemeliharaan kesehatan anggota masyarakat. b) Berbasis nilai yang tergantung pada keseluruhan atau sebagian lembaga yang menaunginya dan dalam memberikan pelayanan bersifat sukarela c) Mempunyai tujuan mendorong peningkatan status kesehatan masyarakat secara mandiri, terpadu dan mampu berdaya saing antar individu, keluarga, masyarakat, serta bangsa dalam kondisi lingkungan yang kondusif dan sehat d) Sumber pembiayaan biasanya berasal dari masyarakat pengguna jasa, pemerintah, atau penyandang dana. 1.6.2 Karakteristik Pelayanan Kesehatan a) Pelayanan Kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya b) Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang c) Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif 1.6.3 Karakteristik Khusus Pelayanan Kesehatan (Santerre dan Neun) : a) Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan. b) Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien. c) Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 6 d) Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi. Jadi pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaan (jumlah dokter atau tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau pembedahan per kapita). 1.6.4 Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya guna, adil dan berkelanjutan yang didukung dengan transparansi dan akuntabilitas. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui perhimpunan secara aktif dana social untuk kesehatan (misal : dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang ada terhimpun (misal : dana social keagamaan) untuk kepentingan kesehatan. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 7 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 8 Tema 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Industri Kesehatan : Mahasiswa mampu memahami tentang ciri industri kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang ciri khusus industri kesehatan. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan definisi, jenis-jenis industri, ciriciri-ciri khusus industri sektor kesehatan pada sektor kesehatan dan ukuran keberhasilan.. 2.1 Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri Kesehatan Organisasi Pelayanan Kesehatan adalah suatu lembaga atau institusi yang berbadan hukum, yang kegiatannya adalah memberikan pelayanan kesehatan maupun memproduksi obat. Para Pelaku Pelayanan Kesehatan adalah : 1) Dokter 2) Perawat 3) Ahli Gizi 4) Ahli Peralatan Kedokteran 5) Manajemen 2.2 Jenis-jenis Industri 2.2.1 Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, antara lain : 1) Industri kimia dasar 2) Industri mesin dan logam dasar 3) Industri kecil 4) Aneka industri Kesehatan 2.2.2 Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan 1) Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya. 2) Industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 9 3) Industri tersier Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya. 2.3 Jenis Industri Sektor Kesehatan 2.3.1 Rumah Sakit Sifat & Karateristik Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dengan fungsi menyediakan layanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjanggau keluarga dirumah. 2.3.2 Puskesmas Adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat, mengikutsertakan peran aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. 2.3.3 Poliklinik/Praktek Dokter Bersama Adalah suatu lembaga atau organisasi yang terdiri dari beberapa tenaga kesehatan yang bekerja sama membuka praktek pelayanan kesehatan dalam satu atap, termasuk pelayanan pemberian obat, pelayanan konsultasi kesehatan, dan pelayanan pemeriksaan kesehatan. 2.3.4 Praktek Dokter Perseorangan Adalah jenis pelayanan kesehatan yang terdiri dari seorang dokter dan/atau didampingi beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dalam pembukaan praktek pelayanan kesehatan masyarakat , termasuk pelayanan konsultasi kesehatan dan pelayanan pemeriksaan kesehatan. Sebagian praktek tersebut juga memberikan obat secara langsung. 2.3.5 Apotik Tujuan Organisasi : Sumber daya informasi untuk mendukung seleksi dan informasi penggunaan obat, Usaha mendapatkan obat, penyimpanan dan distribusi obat, Penyediaan obat, Pemantauan obat, Pendidikan pasien dan Tinjauan penggunaan obat. 2.4 Ciri-ciri Khusus Industri pada Sektor Kesehatan Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian terhadap sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan. (Lubis,2011) Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 10 Ciri khusus tersebut antara lain : 1) Kejadian penyakit tidak terduga. Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan menimpa kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yangkita butuhkan dimasa yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko untuk mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut. 2) Consumer Ignorance. Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan. Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya. 3) Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak. Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari kemampuan seseorang untuk membayarnya. 4) Ekstemalitas. Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan memberikan manfaat kepada masyarakat banyak. Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai “komodity masyarakat”, atau public goods. 5) Non Profit Motive. Secara ideal memperoleh keuntungan yang maksimal (profit maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan. 6) Padat Karya. Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga dalam pelayanan kesehatan semakin besar. 7) Mixed Outputs. Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan. 8) Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi. Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas. 9) Restriksi berkompetisi. Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme pasar dalam pelayanan kesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme pasar untuk komodity lain. Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun dalam banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif kecil dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 11 2.5 Ukuran Keberhasilan 1) Efisiensi a) Effisiensi Produktif Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi produktif jika memproduksi kuantitas output dengan kuantitas input seminimal mungkin Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas outut dengan kuantitas input yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998) Pada setting Puskesmas, outut tersebut misalnya “jumlah pasien yang diobati” b) Effisiensi Teknis Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi teknis jika memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya semaksimal mungkin Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas output dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998) c) Efisiensi Alokatif Efisiensi Alokatif terjadi jika dengan distribusi pendapatan yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya menjadi lebih buruk Efisiensi alokatif terjadi jika input maupun output digunakan sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak mungkin lagi diperoleh perbaikan kesejahteraan. 2) Keadilan (Equity) Keadilan (equity) tidak sama dengan (equality), Untuk bisa adil tidakharus semua mendapatkan porsi yang sama. a) Horizontal Equity. “equal treatment for equal need/condition” b) Vertical equity “Unequal treatment for unequal need/condition” and “Health financing based on ability to pay c) Keberlanjutan (Sustainability) d) Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan equity e) Kualitas (Quality) Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 12 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 13 Tema 3 Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Mahasiswa mampu memahami tentang pembangunan ekonomi dan kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pembangunan di bidang ekonomi dan kesehatan.. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, pelaku pembangunan dan perannya, tujuan pembangunan ekonomi dan kesehatan, serta kebijakan pembangunan kesehatan. 3.1 Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan Pembangunan ekonomi dan kesehatan termasuk kedalam ruang lingkup makro, yaitu Keterkaitan antara pembangunan ekonomi dengan kesehatan : 1) Pembiayaan pembangunan kesehatan 2) Penyusunan anggaran kesehatan 3) Pencatatan mata anggaran kesehatan 3.1.1 Pengertian Pembangunan adalah Upaya/intervensi/program/proyek/kegiatan untuk mewujudkan keadaan hidup yang lebih berkualitas. Sifatnya : Pengembangan, pemberdayaan, peningkatan, penguatan dll yang bersifat penambahan kualitas menurut kesinambungan upaya dan sumber daya. Dalam United Nations Development Programme(UNDP) dalam Human Development Report (1995), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Pembangunan manuasia adalah proses memperluas pilihan rakyat. Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan bagi pembangunan manusia terdapat tiga kemampuan penting, yaitu : 1) untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat;, 2) untuk menjadi pengetahuan; dan 3) untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup yang layak. Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional, ada pun tujuan nasional Indonesia tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni: ”Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 14 melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Teori pembangunan, yaitu : 1) Manusia bukan hanya objek, tapi sekaligus subjek pembangunan; 2) Pembangunan harus memberikan dampak pada peningkatan kualitas manusia; 3) Kualitas manusia : kemampuan adaptasi dan manfaat lingkungan 4) Mendorong lahirnya “Human Development” sebagai parameter pembangunan negara. 3.1.2 Pelaku pembangunan dan perannya Beberapa pelaku pembangunan dan perannya dalam sistem ekonomi, adalah sebagai berikut : 1) Rumah tangga sebagai supplier faktor produksi dan sebagai konsumer pasar produk (barang dan jasa) Peran rumah tangga dalam sistem ekonomi : a) Supplier/produser untuk pasar faktor : - Tenaga kerja - Tanah - Barang-barang modal b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa - Kebutuhan primer - Kebutuhan sekunder - Kebutuhan tertier dst c) Harga jual/beli ,menjadi pertimbangan rumah tangga dalam bertransaksi 2) Perusahaan sebagai suplier produk (barang dan jasa) dan sebagai konsumer faktor produksi. Peran businesses/firms dalam sistem ekonomi : a) Supplier/produser untuk pasar faktor : - Kebutuhan primer - Kebutuhan sekunder - Kebutuhan tertier dst b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa a) Tenaga kerja b) Tanah c) Barang-barang modal c) Harga jual/beli ,menjadi pertimbangan business/firms dalam bertransaksi 3.1.3 Tujuan Pembangunan ekonomi Tujuan pembangunan ekonomi adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan, peningkatan pendapatan, stabilitas harga, serta berkembangnya bisnis dan investasi. Kesejahteraan ekonomi tercapai pada kondisi equilibrium, yaitu kondisi harga dan kuantitas optimum, Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 15 yaitu penjual banyak : semua berdagang, pembeli banyak ; semua memiliki daya beli, margin keuntungan menuju 0 ; perputaran bisnis berlangsung cepat, sehingga ekonomi bergerak terus. Adapun cara untuk mewujudkan kondisi diatas, yaitu pertama, harus terwujudnya situasi dimana masyarakat mau memproduksi, membeli dan menjual. Kedua, harus ada investasi terus menerus. Ketiga, harus ada usahawan yang berkembang dan ada lih generasi/kaderisai. Pembangunan ekonomi memiliki persyaratan, yaitu Pertama, Stabilitas Nasional : situasi politik, keamanan dan ketertiban wilayah, nasional, regional, administrasi publik, kebijakan nasional mendukung kearah investasi. Kedua, Economic Unity : kesatuan langkah dari para pelaku ekonomi secara totalitas menuju meningkatkan kualitas hidup secara ekonomi. Dan ketiga, kewirausahaan : kemampuan mengembangkan usaha ekonomis, kemampuan memanfaatkan peluang usaha, keberanian mengambil dan menanggung risiko bisnis, kesiapan dan kemampuan berkompetensi, ketrampilan analisis intuisi. 3.1.4 Konsep pembangunan manusia Pembangunan manusia adalah proses memperluas pilihan rakyat. Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan, tiga kemampuan penting bagi pembangunan manusia bagi orang untuk : 1) Untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat; 2) Untuk menjadi pengetahuan 3) Untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup yang layak. Jadi konsep dari pembangunan manusia adalah, sejauh mana pembangunan meningkatkan dan memberikan efek pada kualitas manusia; sejauh mana pembangunan menjadikan manusia sebagai subjek pembangunan; dan apa yang diperlukan agar pembangunan tidak eksploitatif terhadap kemanusiaan. Dan parameter pembangunan manusia, adalah sebagai berikut : 1) Kesehatan : 2) Pendidikan: 3) Ekonomi : Angka Harapan Hidup Angka Melek Hurup dan Rata-rata Lama Sekolah Kemampuan Daya Beli Parameter Pembangunan Manusia Kesehatan : Angka Harapan Hidup Pendidikan : Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah Ekonomi : Kemampuan Daya Beli 3.2 Pembangunan Kesehatan Merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi tiap orang agar terwujud masyarakat yang setinggi-tingginya. Arah pembangunan kesehatan; 1. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus diselenggarakan secara bermutu. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 16 2. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan profesionalisme 3. Dilaksanakan melalui program peningkatan prilaku hidup sehat 4. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana 5. Tenaga harus mempunyai sikap nasional etnis dan professional 6. Meningkatkan mutu SDM dan lingkungan 7. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui pemberdayaan 8. Meningkatkan system jaminan social 9. Membangun ketahanan social 10. Pembangunan kesehatan yang optimal 11. Membangun apresiasi terhadap penduduk usia lanjut 12. Meningkatkan kepedulian 13. Meningkatkan kualitas penduduk 14. Memberantas secara sistematis 3.2.1 Tujuan pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. 3.2.2 Kebijakan pembangunan kesehatan Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia. Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah: 1) pembangunan nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 17 pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan. Kebijakan pembangunan kesehatan : 1) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor 2) Penigkatan Perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta 3) Peningkatan Kesehatan Lingkungan 4) Peningkatan Upaya Kesehatanya 5) Peningkatan Sumber Daya Kesehatan 6) Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 7) Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan 8) Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya 3.3 Hubungan Pembangunan Ekonomi dengan Kesehatan Kesehatan sebagai investasi Disaat sekarang ini dengan keadaan/situasi yang tidak menentu, pembangunan kesehatan harus ditingkatkan, bukan dikurangi karena : untuk mencegah terjadinya generasi rendah mutu, kesehatan adalah hak asasi manusia, merupakan salah satu upaya pengentasan kemiskinan. Secara teoritis, WHO (2002) menyebutkan bahwa hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut : 1) Kesehatan dan Pembangunan. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan. pembangunan ekonomi disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan institusi (kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan pelayanan publik), dan faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan modal perusahaan) dilain Pihak. Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber daya manusia dan modal perusahaan melalui berbagai mekanisme seperti digambarkan. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 18 Diagram 3.1 Kesehatan sebagai masukan untuk pembangunan ekonomi Kebijakan ekonomi Pemerintah yang baik Penyediaan pelayanan publik Sumber daya manusia, termasuk : pendidikan, pelatihan, perkembangan fisik dan kognitif Kesehatan Teknologi, termasuk : Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk menghasilkan inovasi dalam difusi ekonomi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari luar. Pertumbuha n ekonomi : Pertumbuhan GNP perkapita, penurunan kemiskinan Modal perusahaan, termasuk : Investasi yang pasti dalam peralatan, Organisasi dan kerjasama karyawan, Peluang investasi untuk menarik modal 2) Kesehatan dan Kemiskinan Komitmen global untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas dicantumkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals-MDGs). Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap pengurangan kemiskinan pada umumnya dan beberapa tujuan kesehatan pada khususnya, sehingga terdapat keterkaitan antara upaya keseluruhan penurunan kemiskinan dengan investasi di bidang kesehatan. 3) Pendekatan Aspek Demografi Hal yang paling merugikan, namun kurang diperhatikan, biaya yang tinggi dari kematian bayi dan anak dapat ditinjau dari aspek demografi. Kesehatan mempengaruhi Ekonomi dan sebaliknya Ekonomi mempengaruhi Kesehatan, sebagai contoh: 1) Kesehatan yang buruk seseorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan atau bekerja dengan efektif 2) Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seseorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif 3) Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 19 Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan perkapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 20 Tema 4 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Krisis Ekonomi : Mahasiswa mampu memahami tentang Krisis Ekonomi. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang asal mula krisis ekonomi : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan asal mula krisis ekonomi, dampaknya terhadap pembangunan kesehatan, dampaknya terhadap kesehatan. 4.1 Permulaan Krisis Ekonomi “Resesi ekonomi terjadi ketika semua permintaan melempem, dan output (pertumbuhan barang dan jasa) gagal meningkat. Secara teknis, kondisi resesi terjadi saat suatu ekonomi menunjukan gejala ini selama lebih dari dua kuartal fiscal secara berturut-turut, dan di ikuti kemerosotan ketenagakerjaan. Resesi adalah kemunduran ekonomi dan dalam situasi yang keras dan panjang, resesi dapat di perlunak dan dapat dengan mudah dikoreksi oleh campur tangan bankirbankir sentral pemerintahan dan perusahan swasta. Krisis Ekonomi adalah istilah yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan drastis pada perekonomian. Krisis yang terjadi di Indonesia terjadi secara tiba-tiba, tidak ada indikator yang menjadi peringatan awal akan datangnya krisis. Bahkan Bank Dunia pada tahun 1998 menilai dan menyatakan bahwa “Indonesia sedang mengalami krisis yang parah. Sebuah negara yang mencapai dekade-dekade pertumbuhan cepat, stabilitas dan pengurangan kemisikinan, sekarang mendekati kehancuran ekonomi. Tidak ada negara dalam sejarah sekarang ini, terkecuali Indonesia, yang pernah mengalami pemutarbalikan nasib dramatis sedemikian rupa”. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa krisis berat ini akan terjadi karena keadaan perekonomian dan pemerintahan sangat tenang. Krisis ekonomi merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sebenarnya bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang lalu menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi Amerika diawali karena adanya dorongan untuk konsumsi (propincity to Consume). Terdapat enam penyebab terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat, yaitu penumpukkan hutang yang sangat besar, adanya program pengurangan pajak korporasi yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan Negara, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membiayai perang Irak dan Afghanistan, lembaga pengawas keuangan CFTC (Commodity Futures Trading Commision) tidak mengawasi mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang melakukan aktifitas perdagangan berjangka, kerugian surat berharga property, dan Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 21 yang terakhir adalah keputusan suku bunga murah yang mengakibatkan timbulnya spekulasi yang berlebihan. 4.2 Dampak Krisis Ekonomi 4.2.1 Bagi Perekonomian Indonesia Dalam konteks perbankan, Pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini. Menyikapi permasalahan ini, Pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran/ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bankbank nasional, yaitu antara lain: 1) Penaikkan BI rate menjadi 9,5% untuk mengantisipasi depresiasi terhadap nilai Rupiah dengan meningkatkan atraktifitas investasi dalam nilai Rupiah akibat spread bunga domestik dan luar negeri yang cukup tinggi; 2) Peningkatan jumlah simpanan di bank yang dijamin oleh Pemerintah dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rusuh akibat kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan simpanannya di bank. Hal ini dilakukan dengan pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang. (Perppu); 3) Perluasan jenis aset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya hanya meliputi aset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui Perpu, aset yang dapat dijaminkan diperluas dengan Kredit lancar milik bank (ditujukan untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya yield). 4) Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan, sebenarnya lebih berdasarkan pada sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. 4.2.2 Terhadap Nilai Tukar dan Inflasi Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000/USD pada minggu kedua Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global. Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai. 4.2.3 Terhadap Ekspor dan Impor Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang dengan kisaran masing-masing 12% – 15%. Selain itu, negara-negara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 22 Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun. Hal ini selanjutnya mengakibatkan turunnya daya serap masayrakat terhadap barang-barang impor sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan jumlah impor. 4.2.4 Terhadap Kesehatan 1) Menurunnya status gizi masyarakat Krisis ekonomi menyebabkan harga barang dan jasa, termasuk bahan makanan meningkat, sehingga daya beli menurunkonsumsi makanan berkurangsehingga status gizi menurun. 2) Menurunnya akses thd fasilitas pelayanan Pendapatan keluarga di prioritaskan untuk membeli makanan, penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan menurun dikarenakan tarif jasa pelayanan meningkat, khususnya silitas swasta. 3) Menurunnya perhatian terhadap lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan. Perhatian masyarakat lebih pada kegiatan untuk memperrtahankan hidup, shg perhatian terhadap lingkungan menurun. Dampaknya : sanitasi rumah, lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih mengalami menurun yang tajam. 4) Menururnnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan Mengurangnya berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan, misalnya : posyandu, Pos KB, Pos Obat, dll. 5) Mengabaikan perilaku sehat Misalnya : meningkatnya merokok, kebebasan seksual, makan tidak teratur, dll. 6) Munculnya masalah kesehatan lain. Secara tidak langsung menimbulkan masalah kes. lain. Mis: stress, cidera akibat tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual, dll 4.2.5 Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat Secara umum dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyatakat, khususnya : Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 23 1) Puskesmas a) Penurunan kemampuan Puskesmas 1) penyediaan obat-obatan 2) penyediaan alat kesehatan 3) kemampuan pembiayaan program/ pelayanan kesehatan 4) produktivitas kerja (disiplin, motivasi, dan dedikasi) b) Meningkatnya beban kerja Puskesmas 1) Meningkatnya jumlah sasaran program/pelayanan kes (bertambahnya jumlah kel. miskin yg merupakan prioritas sasaran pelayanan kes., seperti bayi, balita, bumil, usila, serta penderita penyakit kronis) 2) Meningkatnya kegiatan program/pelayanan kes. (penimbangan balita, penyakit menular, dll) 3) Meningkatnya masalah kesehatan di wilayah kerja (langsung : menurunnya status gizi, kemampuan mengakses pelayanan. Tidak langsung : keluhan kejiwaan, perilaku sehat) 2) Bidan di Desa Yang dialami bidan hampir serupa dengan Puskesmas, karena beban kerja bertambah dan kemampuan pelayanan menurun. Akibanya penurunan terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pelayanan perbaikan gizi dan pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsi bidan di desa. 3) Posyandu Kinerja Posyandu menurun terutama karena dukungan dari tokoh masyarakat berkurang, peran serta masyarakat sasaran teralihkan/ istirahat. REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 24 Tema 5 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Krisis Ekonomi Oleh Kesehatan : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan tentang Kerugian Ekonomi oleh Kesehatan. : Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu : - Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya - Menjelaskan kembali secara lisan dan tertulis kerugian ekonomi akibat masalah kesehatan, akibat bencana kesehatan dan pengaruh krisis ekonomi terhadap pelayanan kesehatan. : Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Kecenderungan dan arah pembangunan dari tahun ketahun banyak dipenuhi pembahasan tentang masalah ekonomi, social politik dan pertahanan keamanan. Begitu peliknya masalah tersebut sehingga daya tariknya mampu menyita banyak perhatian dari berbagai pihak. Masalah krisis ekonomi, masalah disintegrasi, atau pun masalah supremasi hukum, mengakibatkan masalahmasalah lainnya menjadi terbengkalai atau terlupakan. Hal ini disebabkan karena masalah tersebut dinilai tidak penting, tidak bersifat emergency atau bisa jadi masalah itu sama sekali tidak dianggap sebagai suatu isu sentral pembangunan yang perlumen dapat perhatian serius oleh berbagai pihak. Salah satu masalah yang hampir saja terlupakan ini adalah masalah kesehatan. WHO memberikan definisi sebagai keadaan terbatasnya kemampuan untuk melalukan aktifitas dalam batas-batas yang dianggap oleh manusia. Seorang yang mengalami disabilitas berarti secara ekonomi tidak mampu mendatangkan penghasilan minimum. Ada dua jenis kerugian yang timbul akibat sakit yaitu: 1) Kerugian ekonomi akibat hilangnya waktu produktif akibat sakit 2) Kerugian ekonomi akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan. 3) Seseorang yang mengalami distabilitas selama beberapa hari, misal, tidak mampu melakukan tugas sehari-hari. Kerugian ekonomi (yang disebabkan oleh rendahnya kualitas kesehatan masyarakat) yang meliputi : Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 25 a) Besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat, perusahaan dan pemerintah b) Hilangnya waktu produktif karena sakit atau mati c) Hilangnya kesempatan untuk menarik investor kesuatu wilayah yang endemic dengan penyakit menular. d) Terancamnya mutu sumber daya manusia dalam jangka pendek Menurut Ascobat Gani, secara teori ada 4 jenis kerugian ekonomi yang timbul dari suatu penyakit: 1) Akibat terhadap Konsumsi Sehat; Seseorang yang sehat biasanya menikmati kesehatannya. Kalau seseorang tersebut sakit, misalnya terserang penyakit malaria, kenikmatan tersebut akan terganggu atau hilang. 2) Akibat terhadap interaksi sosial dan waktu luang; Efek yang menghambat kemampuan penderita malaria tersebut untuk melakukan interaksi social, termasuk untuk menikmati waktu senggangnya, serta waktu untuk berekreasi. Menghitung kerugian akibat terganggunya kemampuan berinteraksi social dalam nilai uang juga sulit dilakukan. 3) Akibatnya terhadap produktivitas jangka pendek. 4) Akibatnya terhadap produktivitas jangka panjang; Kerugian akibat penyakit malaria ini meliputi perkembangan kecerdasan dan kemampuan inovatif penduduk serta dampak demografis terhadap konsumsi serta supply tenaga kerja. Sebagai contoh : - Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif. - Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain. Misalnya : 1) Seorang yang terinfeksi dapat menular ke orang lain. Contohnya, AIDS 2) Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga. 3) Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit, akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan. 4) Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami penurunan produktivitas. Krisi ekonomi yang diakibatkan oleh permasalah kesehatan bisa juga diakibatkan oleh bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional, karena Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, & demografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Berbagai jenis bencana ini dapat menimbulkan krisis kesehatan. Seperti : Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 26 1) timbulnya korban massal, 2) masalah pengungsi, 3) masalah pangan dan gizi, 4) masalah ketersediaan air bersih, 5) masalah sanitasi lingkungan, 6) penyebaran vektor penyakit, 7) penyebaran penyakit menular, 8) lumpuhnya pelayanan kesehatan, 9) munculnya kasus stress pasca trauma, dan 10) kelangkaan tenaga kesehatan. Hal ini tentu akan mengganggu jalannya pelayanan publik, termasuk pelayanan kesehatan, apalagi kerugian ekonomi. Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 27 Tema 6 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Supply dan Demand : Mahasiswa mampu memahami tentang Supply dan Demand di bidang kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang supply dan demand. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan definisi supply dan demand, hukum supply dan demand, elastisitas supply dan demand, elastisitas serta perilaku produsen. 6.1 Penawaran (Supply) 6.1.1 Pengertian Penawaran (Supply) = jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual oleh produsen. Dalam ilmu ekonomi supplay digunakan secara sistematis dengan demand. Jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dikonsumsi oleh konsumen kelihatannya ditentukan oleh variabel ekonomi tertentu. Yang penting disini adalah harga yang ditawarkan oleh produsen. Fungsi supply mengaitkan pemasok dengan berbagai variabel yang dipengaruhinya. Jumlah barang yang dipasok atau supplay adalah fungsi dari harga barang-barang tersebut (P), harga relatif (RP), biaya (C), biaya relatif (RC), selera (T) yang akan melibatkan faktor - faktor sosial ekonomi dan budaya. Hukum Penawaran = Makin tinggi harga suatu barang maka makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut ditawarkan. Kurva penawaran = Kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan (Q) dengan harga barang tersebut (P). Skedul Penawaran = Tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang keterkaitan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan produsen. Tabel 6.1 Supplay (Penawaran) P 0 Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 Q 28 6.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan 1) Fungsi Penawaran Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran (Supply) adalah : a) Biaya produksi dan teknologi yang digunakan Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi, maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga. b) Tujuan Perusahaan Perusahaan bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. c) Pajak Pajak naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi, sehingga perusahaan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang menurun. d) Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah, maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi. e) Prediksi atau perkiraan harga di masa depan Ketika harga jual akan naik di masa mendatang, perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor. 2) Fungsi Produksi Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara hasil atau output dari pelayanan yang diberikan dengan input atau sumber daya yang dimiliki. Faktor produksi yang mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1) Man Man diartikan sebagai sumber daya manusia 2) Money Money dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan produksi. 3) Material Material dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk proses produksi 4) Method Method diartikan sebagai prosedur kerja. Prosedur kerja dalam pelayanan kesehatan adalah berupa SOP (Standard Operating Procedure) rumah sakit, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan lain sebagainya. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 29 5) Machine Machine diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi dalam pelayanan kesehatan adalah segala peralatan medis yang menunjang pengoperasian pemberian layanan kesehatan. Di antaranya yaitu, peralatan laboratorium, peralatan pemeriksaan kesehatan, tempat tidur opname, dan lain-lain. 6) Market Wilayah bertemunya produsen dan konsumen disebut sebagai market. Dalam hal pelayanan kesehatan, market dapat berupa wilayah kerja pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran yang dibidik berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan posisioning) dan lain-lain. 7) Technology Dalam pelayanan kesehatan, kecanggihan dan kemutakhiran teknologi yang digunakan diantaranya finger print, peralatan operasi laser, dan lain-lain. 8) Time Merupakan waktu yang digunakan untuk pemberian layanan kesehatan atau unit pelayanan pada rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. 9) Information Informasi untuk menunjang pemberian layanan kesehatan seperti lewat internet, pamphlet, leaflet, spanduk, dan lain-lain. 6.1.3 Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan Tidak semua faktor produksi memiliki peran dominan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasien. Dari 6M, 2T, dan 1I, hanya dua faktor yaitu Man dan Machine saja yang punya pengaruh dominan. Meskipun faktor dominan yang mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan adalah Man dan Machine, faktor yang termasuk dalam 6M, 2T, 1I dan faktor lainnya tetap tidak boleh dihilangkan. Bila salah satu faktor produksi tidak ada, maka output juga akan menjadi produk atau pelayanan kesehatan yang tidak maksimal. 6.2 Permintaan (Demand) 6.2.1 Pengertian 1) Demand ( permintaan) Barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain seperti pendapatan dan harga obat. Menurut (Kotler dan Andersen, 1995), permintaan adalah keinginan terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 30 2) 3) Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus). Model dari Cooper Posnett (1988) dan Palutturi (2005), Permintaan (demand) pelayanan kesehatan merupakan keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran Need ( kebutuhan) Kuantitas barang atau pelayanan yang secara obyektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan dan kompetensi dokter. Wants ( keinginan ) Barang atau pelayanan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka. Misalnya : Obat yang bekerja cepat Wants bisa sama atau berbeda dengan needs. Pembedaan itu penting karena tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang, dengan cara memperbaiki keputusan dokter dan mendekatkan keinginan dan permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan melalui pendidikan kesehatan dan sebagainya. Need Want Demand Demand atau permintaan merupakan berbagai kombinasi dari harga, jumlah yang menunjukkan suatu barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu. Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalm hubungn matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini diketahui adanya hubungan tidak bebas (dependent variable) dengan variabel bebas (independent variable). Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 31 6.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi demand : Harga : Makin tinggi harga, makin turun demand pelayanan kesehatan Pendapatan individu, makin rendah pendapatan maka makin menurun demand pelayanan kesehatan Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – harga barang substitusi ( pengganti ) yang menurun akan menurunkan demand suatu barang. Harga barang komplementer (pelengkap) yang menurun akan meningkatkan demand suatu barang 6.2.3 Fakror-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan 1) Perilaku konsumen/selera konsumen. Dua atau tiga tahun yang lalu handphone blackberry sedang trend, banyak peminat dan banyak yang beli. Tetapi sekarang sudah tidak trend lagi karena telah ada merk dan jenis yang baru iPhone-android yang lebih canggih teknologinya dibanding blackberry. 2) Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap. Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal, maka meises, selai dan mentega akan turun permintaannya. 3) Pendapatan/penghasilan konsumen. Orang yang memiliki penghasilan/tunjangan besar dapat membeli banyak barang yang diinginkan, tetapi sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah mungkin akan mengirit pemakaian barang yang biasa dibeli. 4) Perkiraan harga di masa depan Bila harga akan diperkirakan akan naik, maka orang akan membeli sangat banyak ketika harganya masih rendah. 5) Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen. Pada bulan puasa (ramadhan) pemintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya. 6.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan Menurut Michael Grossman dalam health care economics second edition, Konsumen memiliki 2 alasan dalam hal permintaan terhadap kesehatan yaitu: 1) Kesehatan sebagai komuditas konsumsi Dengan kesehatan itu sendiri, konsumen dapat melakukan aktivitas fisik dengan leluasa tanpa ada gangguan dari kesehatan mereka sendiri. 2) Kesehatan sebagai sebuah investasi Kondisi kesehatan akan menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk seseorang. Lama waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu yang dapat ia lakukan untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 32 6.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap pelayanan medis baik dari segi pasien maupun dari pihak pemberi layanan medis: 1) Faktor yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan medis Pasien merupakan konsumen paling penting dalam jasa kesehatan dimana pasien ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pelayanan kesehatan serta menentukan kualitas dari pelayanan kesehatan bersangkutan. a) Kejadian sakit (incidence of illness) b) Karakteristik budaya dan demografi (culturaldemographic characteristics) 1) Jenis kelamin.. 2) Usia.. 3) Status perkawinan dan jumlah anggota keluarga. 4) Pendidikan. 5) Preferensi pasien c) Faktor ekonomi ( economic factors ). 1) Pendapatan. 2) Harga. 3) Jaminan atau asuransi kesehatan. 4) Nilai waktu bagi pasien 2) Faktor pihak pemberi layanan medis yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap pelayanan medis. Dalam melakukan tindakan terhadap pasien, dokter tenaga medis harus dapat menyesusaikan sumber daya keuangan pasien dan kebutuhan medis pasien sebelum melakukan tindakan medis. Hukum Permintaan = makin tinggi harga suatu barang, makin tinggi permintaan ke atas suatu barang atau, makin rendah harga suatu barang, makin rendah permintaan ke atas suatu barang. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah, maka penawaran akan semakin sedikit atau sebaliknya. Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal. 6.2.6 Persamaan Fungsi Permintaan Antara harga (P) suatu barang dan jumlah yang mau dibeli (Qd) ternyata ada hubungan fungsional yang kurang lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli merupakan fungsi dan harga. Artinya besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggi rendahnya P. hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk semua persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan. Berbentuk garis melengkung yang menyerupai bentuk hiperbola. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 33 Tabel 6.2 Demand (Permintaan) P 0 Q Dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak kurva permintaan akan suatu barang. Bagaimana tepatnya kuve permintaan dan persamaannya hanya dpat dipastikan atas dasar penelitian pasar dengan bantuan statitiska. Dan berbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan informasi berapa jumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat pada berbagai tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan sebuah kurve permintaan yang “bagus” seperti dalam contoh di atas. Tetapi dengan bantuan matematika dapat dihitung garis rata-rata (garis, regresi, dan diagram tebar) yang dapat mendekati (mencerminkan) keadaan nyata. Equilibrium: terjadi pada tingkat harga dan jumlah dimana kekuatan yang bertemu di pasar berada dalam keadaan seimbang (jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan) 6.2.7 Perubahan dalam Permintaan Inti dan pengertian permintaan yang dibicarakan sampai sekarang adalah hubungan antara “harga” suatu barang/jasa dan “jumlah yang diminta” jika P sebagai akibat dari perubahan P. Dalam kurve permintaan hubungan tersebut kelihatan dan arah kurve yang turun kekanan bawah : jika harga barang turun, akibatnya jumlah yang mau dibeli bertambah, dan kita berjalan dari titik satu ke titik yang lain pada kurve permintaan yang sama seperti telah digambarkan itu. 6.3 Elastisitas Untuk menyatakan peka tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga dipergunakan istilah elastisitas, tepatnya elastisitas harga (Price elasticity of demand), jika : 1) Konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, permintaan akan barang itu disebut “Elastis”. Artinya perubahan harga yang kecil Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 34 menyebabkan perubahan yang relative (lebih) besar dalam jumlah yang diminta. Misalnya harga naik 10%, akibatnya jumlah barang yang akan di beli berkurang dengan % yang lebih besar, misalnya 20%. 2) Konsumen kurang peka terhadap harga suatu barang tertentu, permintaan akan barang itu disebut “inelastis”. Artinya meskipun kenaikan harga (relatif) cukup besar, namun jumlah yang mau dibeli hamper tidak berkurang; sedangkan kalau harga barang turun, jumlah yang diminta hamper tidak bertambah. Misalnya harga turun 10% menyebabkan pertambahan dalam jumlah yang diminta relatif lebih kecil, misalnya hanya 5%. Hal ini terutama terjadi pada barang-barang kebutuhan hidup pokok seperti beras, garam, dll. 6.3.1 Elastisitas Permintaan Adalah angka yang menunjukkan perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep: 1) Elastisitas permintaan harga 2) Elastisitas permintaan silang 3) Elastisitas permintaan pendapatan Elastisitas permintaan dapat diukur dan dinyatakan dalam satu angka yang disebut koelisien elastisitas. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan bantuan rumus yang sederhana. 6.3.1.1 Jenis-jenis Elastisitas Permintaan : 1) Inelastis (Tidak elastis) / (Ed < 1) Perubahan permintaan (dlm persentase) lebih kecil dari pada perubahan harga. Contoh : Permintaan atas beras 2) Elastis (Ed > 1) 3) Elastis Unitari (Ed = 1) Jika harga naik 10%, demand turun 10% 4) Inelastis Sempurna (Ed = 0)/Tidak elastis sempurna Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah barang yang dibutuhkan. Contoh : Garam 5) Elastis Sempurna / Tak Terhingga (Ed = ∞) Perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan permintaan tidak terbilang besarnya. 6.3.1.2 Faktor-faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan, sebagai berikut : 1) Produk substitusi 2) Presentase pendapatan yang dibelanjakan 3) Produk mewah versus kebutuhan 4) Jangka waktu permintaan dianalisis Curamnya kurve permintaan bukanlah pedoman yang baik untuk menentukan elastisitas permintaan. Curamnya kurve juga ikut ditentukan oleh skala yang dipakai. Kebanyakan kurve permintaan kelihatan menanjak pada harga tinggi dan lebih mendatar pada harga rendah (seperti pada gambar). Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 35 P 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Q 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PxQ 10 18 24 28 30 30 28 24 18 10 P E> 1 10 8 6 4 2 2 4 6 8 10 Q 6.3.2 Elastisitas Penawaran Adalah angka yang menunjukkan berapa persentasi jumlah barang yang ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen. 6.3.2.1 Jenis-jenis Elastisitas Penawaran : 1) Inelastis (Tidak elastis) Wujudnya apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang lebih kecil ke atas penawaran. 2) Elastis Wujudnya apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang lebih besar ke atas penawaran 3) Elastis Unitari Apabila kurva bermula dari titik nol 4) Inelastis Sempurna Wujudnya adalah apabila penjual sama sekali tidak mau menambah penawarannya walaupun harganya tinggi. 5) Elastis Sempurna Wujudnya adalah apabila para penjual bersedia menjual semua barangnya pada suatu harga tertentu. 6.3.2.2 Faktor-faktor yang sangat dalam menentukan elastisitas penawaran, sebagai berikut : 1) Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran cenderung tidak elastis apabila salah satu hal-hal berikut terjadi : Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru. 2) Jangka waktu analisis - Jangka waktu sangat singkat - Jangka waktu pendek - Jangka waktu panjang Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 36 3) Stok persediaan Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. 4) Kemudahan substitusi faktor produksi/input Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Ini berarti semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 37 Tema 7 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pembiayaan Di Bidang Kesehatan : Mahasiswa mampu memahami tentang pembiayaan di bidang kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Pembiayaan Pelayanan Kesehatan. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, unsur-unsur pembiayaan kesehatan, syarat pokok pembiayaan dan masalah pembiayaan. 7.1 Pengertian Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu : 1) Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan. 2) Pemakai jasa pelayanan: yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Bila biaya tidak mencukupi maka jenis dan bentuk pelayanan kesehatannya harus diubah sehingga sesuai dengan biaya yang disediakan. Distribusi atau penyebaran dana perlu disesuaikan dengan prioritas. Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar berasal dari : 1) Bersumber dari anggaran pemerintah 2) Bersumber dari anggaran masyarakat 3) Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri 4) Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat. Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas seperti biasa. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya yang senatiasa “siap pakai” dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit. Namun, masih banyak orang menyepelekan hal ini. Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat dipandang sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang kesehatan sebagai elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem baru yang justru akan menyerap keuangan negara lebih besar lagi. Sejenis pemborosan baru yang muncul karena kesalahan kita sendiri. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 38 7.2 Strategi Pembiayaan Kesehatan Organisasi kesehatan dunia (WHO) sendiri memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut: 1) meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan 2) mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan kesehatan masyarakat miskin 3) pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial (SHI) 4) penggalian dukungan nasional dan internasional 5) penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional 6) pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta ilmiah 7) pemantauan dan evaluasi. Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat. Alternatif lain adalah empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para pelaku di tingkat pelayanan. Informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut juga merupakan masukan penting untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk miskin. Strategi pembiayaan kesehatan disuatu negara diarahkan kepada ; kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas; reduksi pembiayaan secara tunai perorangan; menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan; pemerataan dalam akses pelayanan; serta peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima pengguna jasa. Adapun sasaran dari strategi utama meningkatkan pembiayaan kesehatan itu adalah, pertama, pembangunan kesehatan mendapatkan anggaran yang memadai oleh pemerintah pusat dan daerah. Kedua, anggaran kesehatan pemerintah lebih diutamakan untuk pencegahan dan promosi kesehatan. Dan ketiga,terciptanya sistem jaminan pembiayaan dalam sektor ini, terutama bagi masyarakat. 7.3 Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan 1) Dana Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta. 2) Sumber daya Sumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 39 3) Pengelolaan Dana Kesehatan Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta. 7.3.1 Jenis Biaya Kesehatan Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan atas : a) Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dana tau memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih kearah pengobatan dan pemulihan dengan sumber dana dari sector pemerintah maupun swasta. b) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya lebih kearah peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana terutama dari sector pemerintah. 7.3.2 Sumber Biaya Kesehatan Pembiayaan kesehatan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan terkendali, agar tersedia dana kesehatan yang mencukupi dan berkesinambungan, bersumber dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan sumber lainnya. Perencanaan dan pengaturan pembiayaan kesehatan dilakukan melalui penggalian dan pengumpulan berbagai sumber dana yang dapat menjamin kesinambungan pembiayaan pembangunan kesehatan, mengalokasikannya secara rasional, menggunakannya secara efisien dan efektif. Pengaturan penggalian dan pengumpulan serta pemanfaatan dana yang bersumber dari iuran wajib, pemerintah harus melakukan sinkronisasi dan sinergisme antara sumber dana dari iuran wajib, dana APBN/APBD, dana dari masyarakat, dan sumber lainnya. Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu: a) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten/kota) dengan dana berasal dari pajak (umum dan penjualan), deficit financial (pinjaman luar negeri) serta angsuran sosial. b) Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta, sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communanself help. 7.3.3 Masalah-Masalah Pembiayaan Kesehatan Pemerintah selalu berupaya membuat strategi penanggulangan tentang pembiayaan kesehatan terutama bagi masyarakat kurang mampu atau miskin. Namun seiring berjalannya waktu, masih terdapat kelemahan-kelemahan atau masalah-masalah dari strategi tersebut. Adapun masalah-masalah pembiayaan kesehatan, antara lain : 1. Kurangnya dana yang tersedia 2. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan (equity - fairness) 3. Pemanfaatan yang tidak tepat 4. Pengelolaan dana yang belum sempurna Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 40 5. Biaya kesehatan yang makin meningkat o Inflasi o Demand yang meningkat o Kemajuan IPTEK o Perubahan pola penyakit (triple burden) o Perubahan pola pelayanan kesehatan (fragmented health services) o Perubahan pola hubungan dokter pasien o Lemahnya mekanisme pengendalian biaya o Penyalahgunaan asuransi kesehatan 7.3.4 Beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan : 1) Kuantitas anggaran pembangunan kesehatan yang disediakan pemerintah maupun sumbangan sector swasta. 2) Tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada. Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang peranan penting atau yang amat vital untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu Negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses dan pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu, reformasi kebijakan kesehatan di suatu Negara seyogyanya memberikan focus penting kepada kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggarannya kecukupan, pemerataan, efisiensi dan efektifitas. Kebijaksanaan pembiayaan kesehatan yang mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada masyarakat miskin akan mendorong tercapainya akses yang universal. Pada aspek yang lebih luas diyakini bahwa pembiayaan dalam bidang ini mempunyai kontribusi pada perkembangan social dan ekonomi. WHO member fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut : 1) Meningkatnya investasi dan pembelanjaan public dalam bidang kesehatan, 2) Mengupayakan pencapaian kepersertaan semesta dan penguatan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin, 3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan sosial, 4) Penggalian dukungan nasional dan internasional, penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional, 5) Pengembangan kebijakan yang didasarkan pada data dan fakta ilmuah, 6) Pemantauan dan evaluasi. 7.4 1) Pembiayaan Sektor Kesehatan Gambaran Umum Pembiayaan Kesehatan Out of Pocket (OCP): a) Dengan cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau pembeli pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang sudah diterima. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 41 2) 3) 4) b) Aspek positif metoda ini, pasien menjadi lebihmenghargai nilai ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diteima sehingga menghindari penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan. c) Aspek negatifnya pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk mengalami pengeluaran bencana (catastrophic expenditure), karena harus membayar biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh miskin. Pajak ( Taxation ) a) Pemerintah Indonesia telah menarik pajak umum, Pemerintah membayar sebagian darai biaya pelayanan kesehatan pasien yang diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah Pusat maupun Daerah b) Pasien harus membayar sebagian dari pelayanan kesehatan yang digunakan, disebut User fee (user charge) c) Di Indonesia terdapat skema Jamkesmas yang membebaskan semua biaya pelayanan kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah Asuransi a) Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-individu peserta asuransi. b) Beberapa negara mengoperasikan compulsory payroll tax yang bersifat wajib bagi pekerja untuk membayar asuransi c) Masalah yang jelas dari sistem wajib adalah membebankan biaya pelayanan kesehatan kepada angkatan kerja, sehingga dapat memperburuk ekonomi umum d) Asuransi kesehatan bisa diambil oleh masing-masing individu atau pekerja, sehingga menyebabkan sebagian penduduk tidak terasuransi atau diselenggarakan melalui skema nasiona untuk semua penduduk (mis. Di Belanda , Canada ) Medical Saving Account a) Medical Saving Account (MSA, personal saving account ) mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan kesehatan sendiri b) Sejauh ini hanya Singapore yang menggunakan sistem ini c) Sistem ini memproteksi generasi berikutnya dari biaya-biaya akibat generasi kini Sebagian besar negara menggunakan campuran dari no1 sampai dengan no 3. Sebagai contoh di Indonesia Pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan primer dan di Puskesmas dan sekunder di Rumah Sakit Pemerintah, tetapi membiayai hanya sebagian pelayanan kesehatan itu. Sebagian warga membeli asuransi kesehatan swasta, baik secara individual atau melalui perusahaantempat bekerja, sebagian besar warga tidak terasuransi. Terdapat sistem yang didanai pemerintah untuk warga miskin dan usia lanjut dan juga veteran Angkatan bersenjata Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 42 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 43 Tema 8 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pasar Ekonomi : Mahasiswa mampu memahami tentang pasar ekonomi. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pasar ekonomi. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, macam-macam pasar, jenis-jenis pasar ekonomi dan fungsi pasar. 8.1 Pasar 8.1.1 Pengertian Pasar Pasar menurut ilmu ekonomi adalah suatu pertemuan antara orang yang mau menjual dan orang yang membeli suatu barang dan jasa tertentu dengan harga tertentu pula. Pasar (Market) adalah Interaksi yang terorganisir antara pembeli dan penjual yang memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan atau pertukaran (jual beli/trade off). Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi lebih konseptual, yakni bertemunya permintaan dan penawaran. 8.1.2 Fungsi Pasar Dalam kehidupan sehari-hari, pasar tentunya sangat penting. Karena pasar memiliki fungsi sebagai berikut. 1) Pembentukan nilai harga Pasar berfungsi untuk pembentukan harga (nilai) karena pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian saling menawar dan akhirnya membuat kesepakatan suatu harga. 2) Pendistribusian Pasar mempermudah produsen untuk mendistribusikan barang dengan para konsumen secara langsung. 3) Sebagai sarana promosi Pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen untuk memperkenalkan (mempromosikan) produk-produknya kepada konsumen. 8.2 Bentuk dan Jenis Pasar 8.2.1 Bentuk-bentuk Pasar Berbagai macam bentuk-bentuk pasar dibawah ini adalah sebagai berikut : Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 44 1) Bentuk pasar menurut sifat barang dan penyerahannya a) Pasar Konkret / Nyata Pasar konkret adalah suatu pasar tempat pembeli dan penjual bertemu secara langsung untuk mengadakan transaksi jual beli barang atau jasa. b) Pasar Abstrak Dalam pasar abstrak penjual dan pembeli dapat bertemu secara langsung atau tidak langsung, dan barang yang ditawarkannya pun hanya berupa contoh. Transaksi jual beli dapat dilakukan melalui alat komunikasi seperti, telepon, teleks, dan surat. Contoh dari pasar abstrak, di antaranya, pasar (bursa) surat berharga, saham, bursa valuta asing, pasar uang, dan pasar modal. 2) Bentuk pasar menurut luas wilayah kegiatannya a. Pasar Setempat. b. Pasar Daerah c. Pasar Nasional d. Pasar Internasional 3) Bentuk pasar menurut organisasi pasar a) Pasar persaingan sempurna (Perfect Competition) Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antarapermintaan dan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat banyak dan hampir tidak terbatas. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna : 1) Jumlah penjual dan pembeli banyak 2) Barang yang dijual sejenis,serupa dan mirip satu sama lain 3) Penjual bersifat pengambil harga(pricetaker) 4) Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply) 5) Posisitawarkonsumenkuat 6) Sulitmemperolehkeuntungandiatas rata-rata 7) Sensitifterhadapperubahanharga 8) Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar b) Pasar persaingan tidak sempurna Adalah pasar dimana jumlah pembeli lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penjualnya, sehingga pasar dikuasai oleh satu atau beberapa penjual saja. Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar yaitu: 1) Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Dengan kata lain. pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dengan penawaran di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar. Contoh Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 45 pasar oligopoli adalah pasar pulsa, hanya ada beberapa perusahan penyedia pulsa yaitu, telkomsel, indosat, dan xl. 2) Pasar Monopoli Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran yang ditandai oleh hanya ada satu penjual/produsen di pasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli/konsumen. Monopoli terjadi karena di pasar terdapat faktor-faktor yang menghambat (barrier to entry) yang mencegah penjualpenjual lain untuk memasuki pasar tersebut. 3) Pasar Monopolistik Adapun definisi pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar yang terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda coraknya. Contoh pasar persaingan monopolistik adalah pasar kendaraan bermotor. 4) Bentuk pasar menurut waktu penyelenggaraannya : 1) Pasar Harian Pasar harian adalah tempat pasar di mana pertemuan antara pembeli dan penjual yang dapat dilakukan setiap hari. Pada pasar ini biasanya yang diperdagangkan barang-barang kebutuhan konsumsi, kebutuhan produksi, kebutuhan bahan-bahan mentah, dan kebutuhan jasa. 2) Pasar Mingguan Pasar mingguan adalah pasar dengan proses jual beli dilakukan setiap seminggu sekali. Biasanya pasar seperti ini terdapat di daerah yang masih jarang penduduk, seperti di pedesaan. 3) Pasar Bulanan Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan sebulan sekali, terdapat di daerah tertentu. Biasanya pembeli di pasar ini membeli barang tertentu yang kemudian akan dijual kembali, seperti pasar hewan. 4) Pasar Tahunan Pasar tahunan adalah pasar yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Biasanya bersifat nasional dan diperuntukkan bagi promosi terhadap suatu produk/barang baru. Misalnya, Pekan Raya Jakarta, Pameran Pembangunan, Pasar malam menjelang Hari Raya Idulfitri, dan lain-lain. 5) Menurut jenis barang yang diperjual belikan : a) Pasar Barang Konsumsi b) Pasar Barang Produksi Pasar Pelayanan Kesehatan: 1) Dokter/paramedis menyediakan bermacam jasa: diagnosa, memberikan resep dan melakukan bedah jantung. 2) RSU bertindak sebagai penjual: perawatan pasien, pemeriksaan labor. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 46 3) Individu/masyarakat adalah konsumen yang membeli perawatan (pemeriksaan fisik, perawatan dll). Titik pusat dari pasar adalah mekanisme harga, dimana dari sudut demand, harga adalah ukuran tentang berapa besar pendapat (income) yang perlu dikorbankan sesorang untuk mendapatkan barang yang diinginkan. 8.2.2 Jenis-jenis Pasar Jenis-jenis pasar terdiri dari, yaitu pasar tradisional, pasar domestik, pasar internasional. 8.3 Syarat-Syarat Terjadinya Pasar 1) Adanya penjual 2) Adanya barang atau jasa yang diperjual belikan 3) Adanya interaksi antara penjual dan pembeli 4) Adanya media atau tempat untuk interaksi antara penjual dan pembeli. 8.4 Kebaikan dan Keburukan Mekanisme Pasar 8.4.1 Kebaikan Mekanisme Pasar 1) Pasar memberikan informasi yang lebih tepat 2) Pasar memberikan perangsang kepada pengusaha untuk mengembangkan kegiatan. 3) Pasar memberikan perangsang untuk memperoleh keahlian modern. 4) Pasar menggalakkan penggunaan barang dan produksi secara efisien. 5) Pasar memberikan kebebasan tinggi pada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi 8.4.2 Keburukan mekanisme pasar 1) Kebebasan: menindas minoritas (ancaman terhadap pemerataan) 2) Kegiatan ekononomi tidak stabil. 3) Adanya kekuatan monopoli yang merugikan. 4) Tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien. 5) Pengaruh externalitas yang buru (keuntungan pribadi kontra keuntungan sosial). 8.5 Sistem dan Kondisi Pasar 8.5.1 Sistem Ekonomi Sistem ekonomi tidak perlu pasar: 1) Unit keluarga yang memenuhi kebutuhan mandiri. 2) Sistem ekonomi komando yaitu keputusan produksi dan distribusi barang oleh pemerintah Sistem Pasar suatu negara dipengaruhi oleh latar belakang sistem suatu negara: 1) Kapitalis, Sosialis, Komunis dll 2) Liberal, Demokratis, Sentalistik Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 47 8.5.2 Kondisi pasar Kondisi pasar suatu negara: ketergantungan pada negara lain terkait sumberdaya, teknologi, bahan baku. Perdagangan terjadi pergeseran dari tenaga kasar menjadi penjual jasa. Mata uang suatu negara merupakan alat tukar (medium of change) REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 48 Tema 9 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Perilaku Konsumen : Mahasiswa mampu memahami tentang perilaku konsumen : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang perilaku konsumen. : - Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, jenis-jenis pelaku perekonomian, macam-macam pelaku ekonomi, macam-macam perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. 9.1 Pengertian 9.1.1 Konsumen Adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.(Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK). Ciri-ciri konsumen adalah, Pertama, Personal Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri. Kedua, Organizational Consumer adalah konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut. 9.1.2 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Pengertian Perilaku Konsumen menurut para Ahli : Menurut Loudon dan Bitta Mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan, penggunaan dan mendapatkan barang atau jasa. Menurut Hawkins, Best dan Coney Merupakan studi tentang bagaimana individu, kelompok atau organisasi melakukan proses pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat. Menurut Schiffman dan Kanuk Merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan dikonsumsi. Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 49 pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide. Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Perilaku konsumen dapat diartikan dari semua definisi diatas sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen. 9.1.3 Alasan diperlukannya mempelajari perilaku konsumen 1) Konsumen adalah “Raja” 2) Motivasi dan prilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian. 3) Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui beberapa kegiatan dengan maksud tertentu. 4) Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asal semuanya dalam keadaan normal. 9.1.4 Tipe-tipe Perilaku Konsumen Menurut Wilkie, tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut : 1) Budget Allocation (Pengalokasian budget) 2) Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak) 3) Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk) 4) Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya) 9.2 Sifat dari Perilaku Konsumen 1) Perilaku Konsumen Dinamis 2) Interaksi Perilaku Konsumen 3) Perilaku Konsumen Pertukaran 9.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 1) Faktor Sosial, terdiri dari : Grup, Pengaruh Keluarga, Peran dan Status 2) Faktor Personal, yaitu : Situasi Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri, Umur dan Siklus Hidup, Pekerjaan 3) Faktor Psikologi, adalah sebagai berikut : Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, beliefs and Attitude 4) Faktor Kebudayaan, yaitu : Subkultur dan Kelas Sosial Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 50 Lima peranan yang secara umum terlibat dalam proses pengambilan keputusan pembelian barang / jasa : 1. Pemrakarsa (initiator) : Orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli barang atau jasa. 2. Pembawa pengaruh (influencer) : Orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 2) Pengambilan keputusan (decider) : Orang yang menentukan keputusan pembelian. 3) Pembeli (buyer) : Orang yang melakukan pembelian secara nyata. 4) Pemakain (user) : Orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang atau jasa yang dibeli. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu : 1) Konsumen adalah raja 2) Ia memiliki kemampuan penuh untuk menyaring semua upaya untuk mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua yang dilakukan oleh perusahaan harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen. 3) Motivasi dan perilaku konsumen dapat dipahami melalui penelitian 4) Hal-hal yang berkaitan dengan motivasi dan perilaku dapat diketahui melalui penelitian, sehingga penelitian ini dipakai sebagai acuan dalam membuat program pemasaran, perencanaan periklanan, perencanaan promosi sehingga hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang dapat diprediksi. Tujuan mengetahui model perilaku konsumen : 1) Untuk mengembangkan teori dalam penelitian perilaku konsumen 2) Untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenal perilaku konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen. 1) Faktor budaya a) Culture kebudayaan Contoh nilai-nilai, presepsi, kebebasan b) Sub culture Contoh kebangsaan, agama c) Kelas sosial Contoh tata nilai, perilaku 2) Kelompok sosial a) Kelompok keluarga. Contoh istri dan orang tua, b) Peran dan status. Contoh anak, istri, manager 3) Faktor pribadi a) Usia dan tahap siklus hidup b) Pekerjaan c) Keadaan ekonomi Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 51 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 52 Tema 10 Konsep Biaya Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami tentang konsep biaya. Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang konsep biaya. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, klasifikasi biaya, dan analisis biaya. Indikator 10.1 Konsep Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. 10.1.1 Pengertian Biaya Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut : 1) Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.(Gaspersz, 2003) 2) Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003) 3) Biaya merupakan pengorbanan sacrifice yang bertujuan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang tidak bertujuan disebut pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani , 1990) 4) Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga dihitung sebagai biaya, yang disebut biaya kesempatan/opportunity cost. (Maidin, 2003) Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur pokok, yaitu: o Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan o Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi o Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu o Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 53 Biaya dapat juga diartikan sebagai nilai dari sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan produk (output), atau nilai dari suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Menurut Simamora, biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Menurut Mulyadi, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Biaya didefinisikan sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu, pengorbanan ini biasanya diukur sebagai jumlah moneter yang harus dibayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa pada kurun waktu tertentu. Bisa berbentuk atau berupa : uang, barang, waktu/kesempatan yang dikorbankan (opportunity cost). Biaya merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan atau rumah sakit pada sector pelayanan kesehatan, untuk memperoleh factor-faktor prodiksi dan bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Jenis-jenis biaya adalah : 1) biaya eksplisit dan biaya implisit 2) Biaya internal dan eksternal 3) Biaya jangka pendek dan jangka panjang 4) Biaya langsung dan tidak langsung 5) Biaya investasi dan biaya operasional Klasifikasinya adalah : 1. biaya gedung 2. biaya medis 3. biaya non medis. 6) Biaya tetap dan variable 7) Biaya semivariable Komponen biaya : 1) Komponen biaya investasi Biaya gedung Biaya kendaraan’ Biaya alat’ Biaya pendidikan pegawai 2) Komponen biaya operasional Biaya pegawai Biaya obat Biaya habis pakai Biaya utilities Biaya umum 3) Komponen biaya pemeliharaan pemeliharaan gedung Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 54 pemeliharaan alat medis pemeliharaan alat non medis pemeliharaan kendaraan 10.1.2 Pusat Biaya Pusat Biaya terdiri dari : 1) Pusat biaya produksi , Unit yang secara langsung memberikan pelayanan kepada konsumen (menghasilkan pendapatan). Contoh : Rawat Inap, Rawat Jalan, Lab, dll 2) Pusat biaya penunjang, Unit yang tidak secara langsung memberikan pelayanan kepada konsumen (tidak menghasilkan pendapatan). Contoh: Kantor, Laundry, Instalasi Gizi, dll 10.2 Penggolongan Biaya Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara biaya dengan: 1) Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji. 2) Fungsi Pokok Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya diklasifikasikan menjadi: a) Biaya produksi b) Biaya pemasaran c) Biaya administrasi dan umum d) Keuangan (Fiancial) yakni biaya yang berkaitan dengan upaya mencari dana. 10.3 Klasifikasi Biaya atau Jenis Biaya : 1) Menurut Fungsi/Kegunaannya a) Biaya Investasi Adalah biaya yang dikeluarkan untuk barang modal/barang investasi, yang kegunaannya bisa berlangsung selama satu tahun atau lebih. Seperti : - Pembangunan gedung - Pembelian Alat Medis / Non Medis - Pembelian Kendaraan b) Biaya Operasional Adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan barang investasi. Antara lain : - Gaji staf/upah/insentif/honor - Obat dan bahan medis/non medis (ATK, dsb) - Makanan - Perjalanan/transportasi - Bahan Bakar Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 55 - PLN/PDAM/Telepon c) Biaya Pemeliharaan Adalah biaya yang dibutuhkan untuk menjaga/mempertahankan kapasitas barang investasi agar dapat bertahan lama. Seperti : - Pemeliharaan gedung - Pemeliharaan alat medis/non medis - Pemeliharaan kendaraan - Pelatihan staf 2) Menurut Hubungannya dengah Jumlah Produksi a) Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) adalah biaya yang besar/jumlahnya relatif tidak terpengaruh oleh jumlah produksi (output) yang dihasilkan. Misal : - Pembangunan gedung - Pembelian alat medis/non medis b) Biaya Tidak tetap (Variable Cost = VC) Adalah adalah biaya yang besar/jumlahnya tergantung pada jumlah produksi atau output yang dihasilkan. Makin besar produksi/output, makin besar biaya tidak tetap. Contoh : Biaya obat/bahan/makanan c) Biaya Semi Variable (Semi Variable Cost = SVC) Adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah, walaupun produksi/output berubah. Misal : gaji/upah/insentif/honor d) Biaya Total (Total Cost = TC) TC = FC + VC = SVC 3) Menurut Peranannya dalam Proses Produksi a) Biaya Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan pada unit-unit yang langsung memproduksi barang (unit produksi) Contoh : - Investasi ruang rawat inap - Investasi alat - Obat/bahan/makanan - Pemeliharaan ruang rawat inap - Gaji medis dan para medis b) Biaya Tidak Langsung Adalah biaya yang dikeluarkan pada unit-unit penunjang yang tidak langsung memproduksi output. Misal : - Investasi ruang adm - Gaji tenaga adm - ATK adm - PLN/PDAM/Telepon Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 56 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 57 Tema 11 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Break Even Point (BEP) : Mahasiswa mampu memahami tentang Break Even Point (BEP). : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Break Even Point (BEP).. : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, rumus, CARA menghitung BEP dan BOR, serta manfaat BEP. 11.1 Pengertian 11.1.1 Break even point (BEP) Break even point (BEP) adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapat keuntungan / profit. Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain pada saat itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan. Break even point atau titik impas merupakan suatu keadaan dimana dalam operasi suatu usaha, usaha tersebut tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dapat diartikan penghasilan dari usaha tersebut sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Secara umum Analisis break even point digunakan untuk menentukan halhal sebagai berikut: 1) Perencanaan produksi dan penjualan. 2) Perencanaan laba. 3) Mengukur, menganalisis dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi. Asumsi dasar dalam analisa break event point, antara lain : 1) Biaya di dalam perusahaan digolongkan kedalam dua jenis biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Jika ada biaya semi variabel harus dialokasikan kedalam dua jenis biaya tersebut. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 58 2) Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. 3) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya tidak berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. 4) Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisis. 5) Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masingmasing produk harus tetap. 11.1.2 BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). 11.2 Tujuan BEP Tujuan Mencari Titik Impas, antara lain sebagai berikut : 1) Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya 2) Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan menimal yang harus diraih oleh perusahaan 3) Mengawasi kebijakan penentuan harga 4) Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat / jauh dari titik impas ? 11.3 Jenis-jenis Break Even Point ( BEP ) Adapun jenis-jenis BEP, antara lain sebagai berikut : 1) Break Even Chart. 2) Break Even Equation 3) Break Even Function Syarat Analisis BEP: 1) Harga jual tidak berubah-ubah. 2) Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. 3) Biaya variabel bersifat proposional. Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak berubah-ubah. 11.4 Metode Perhitungan 11.4.1 BEP Menentukan BEP suatu usaha dapat digunakan beberapa cara, antara lain sebagai berikut yaitu: Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 59 1) Metode trial and error, Perhitungan break-even point dengan pendekatan trial and error (coba-coba), yaitu dengan menghitung keuntungan operasi dari suatu volume produksi/penjualan tertentu dan terus diulang hingga menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan keuntungan : Π = Q x P – (FC + (Q x VC)) Dimana - Π = keuntungan - Q = kuantitas produksi - P = harga penjualan/tariff layanan jasa - FC = biaya tetap - VC = biaya variabel Contoh : Suatu praktik dokter beroperasi dengan biaya tetap sebesar Rp 5.000.000. Biaya variabel per unit Rp 55.000. Tarif layanan per pasien Rp 75.000,Kapasitas layanan maksimal 500 pasien. BEP usaha ini dihitung dengan metode trial and error yaitu menghitung keuntungan saat jumlah 400 pasien. Dengan dengan jumlah layanan 400 pasien maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut: Π = Q x P – (FC + (Q x VC)) = (400 x Rp 75.000) – (Rp 5.000.000,- + (400 x Rp 55.000)) = Rp 30.000.000 - (Rp 5.000.000 + Rp 22.000.000) = Rp 3.000.000 Pada saat layanan dengan jumlah 400 pasien usaha tersebut masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break-even pointnya terletak di bawah 400 pasien. Hitung kembali dengan memisalkan jumlah layanan pasien sebanyak 300 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: = (200 x Rp 75.000) – (Rp 5.000.000,- + (200 x Rp 55.000)) = Rp 15.000.000 - (Rp 5.000.000 + Rp 11.000.000) = - Rp 1.000.000 Pada volume 200 unit ternyata usaha tersebut mengalami kerugian sebesar Rp 1.000.000 sehingga break-even pointnya lebih besar dari 200 unit. Misalkan jumlah layanan pasien sejumlah 250 orang, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: = (250 x Rp 75.000) - (Rp 5.000.000 + (250 x Rp 55.000)) = Rp 18.750.000,- - (Rp 5.000.000 + Rp 13.750.000) = Rp 0. Ternyata pada saat jumlah pasien sebanyak 250 orang tercapai break-even point yaitu keuntungan nettonya sama dengan nol. 2) Metode grafik, metode grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan pendapatan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis pendapatan. Besarnya volume produksi/penjualan/layanan jasa dalam unit digambarkan pada sumbu Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 60 horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan pendapatan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y). Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut. 3) Perhitungan BEP dengan matematis. Menggunakan rumus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam rupiah. a) Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: ( )= ….(1) dimana : P = harga jual/tarif layanan per unit VC = biaya variabel per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit/kuantitas layanan/produk yang dihasilkan dan dijual. Dari contoh di atas dapat dihitung secara langsung dalam unit dengan menggunakan rumus pada persamaan 1 dan hasilnya adalah sebagai berikut : = . . . − . = b) Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut: = …..(2) dimana : FC = biaya tetap VC = biaya variabel S = volume penjualan Dengan menggunakan contoh pada bagian sebelumnya, BEP penjualan yang dinyatakan dalam rupiah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2 sebagai berikut: = − . . . . . . = . Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 . ,− 61 Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa volume penjualan BEP yang dinyatakan dalam rupiah sebesar Rp 18.750.000. Apabila volume penjualan tersebut dibagi dengan harga jual per unit, hasilnya menunjukkan break-even point dalam unit yaitu: = . . . = 11.4.2 BOR Rumus : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100% (jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode) Contoh pengitungannya: Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb: 1) Tahap I Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari 2) Tahap II Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200 3) Tahap III Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam 4) Tahap IV Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan. 5) Tahap V Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam) 11.5 Manfaat Analsis Break Even Point Analsis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analsis Break Even Point dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut : Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 62 1) Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. 3) Sebera jauhkan berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. 4) Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah: 1) Alat perencanaan untuk hasilkan laba 2) Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 3) Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. 4) Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti. Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi maka tidak ada biaya ini. 11.6 Keterbatasan Analisis Break Even Point Analsis Break Even Point dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya harga jual konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh karena itu bagi analisis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu : fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of output tertentu, variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan, sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu dan sales mix adalah konstan. 11.7 Kelemahan Analisa BEP Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama dari analisa break even point ini antara lain : a) Asumsi tentang linearity Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit, tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. b) Klasifikasi biaya Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 63 tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah melewati titik tersebut. c) Jangka waktu penggunaan Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan proyeksi operasi selama setahun. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 64 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 65 Tema 12 Perencanaan dan Penilaian Efisiensi di Bidang Kesehatan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Mahasiswa mampu memahami tentang perencanaan dan penilaian efisiensi i bidang kesehatan. : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Perencanaan dan Penilaian efisiensi pelayanan kesehatan : Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Perencanaan, Langkah-langkah Penilaian. 12.1 Pengertian Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan pemilihan yaitu memilih satu cara atau memilih beberapa cara diantara pilihan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan datang. Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya merupakan alat pemuas kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaannya dilakukan oleh pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang dan jasa tersebut dibutuhkan oleh orang banyak. Pelayanan kesehatan merupakan produk dalam bentuk jasa yang artinya pelayanan kesehatan merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain dan pada dasarnya bersifat tangible (tidak berwujud) dan tidak menghasilkan pemilikan sesuatu. 12.2 Konsep efisiensi dalam ilmu ekonomi Akibat telah terjadinya resesi ekonomi dunia, sehingga telah membatasi tingkat dan besarnya sumber daya nyata yang tersedia bagi pelayanan kesehatan. Oleh karena itu kita perlu menjawab pertanyaan dibawah ini yaitu : Apakah telah digunakan sumber daya yang terbatas dengan sebaik mungkin Apakah dana yang di belanjakan telah benar- benar mencapai sasarannya Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka perlu memperjelas beberapa masalah dibwah ini, khususnya pengertian tentang : - Apa yang ingin dicapai atau apa tujuan dari sebuah kegiatan - Apa yang dimaksud dengan menggunakan sumber daya sebaik mungkin, untuk ini ditentukan kriteria penilainnya - Bagaimana membandingkan jumlah dan nilai sumber daya yang digunakan dalam satu kegiatan dengan jumlah dan nilai hasil proses tersebut menyangkut teknik pengukuran dan penilainnya. Efisisensi umumnya diartikan sebagai proses yang dilaksanakan dengan biaya tingkat keborosan dan upaya seminimal mungkin efisiensi disebut dengan proses untuk memperoleh manfaat setinggi- tingginya dari uang yang dikeluarka. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 66 Agar konsep efisiensi lebih di pahami, maka perlu dipertimbangkan berbagai implikasinya baik dalam sektor kesehatan maupun dalam sektor diluar kesehatan. Efisiensi kesehatan dalam sektor kesehatan berarti bahwa sumberdaya yang disediakan dapat digunakan dalam satu cara untuk meningkatkan dan menjamin kesehatan masyarakat dua kriteria secara terpadu yaitu : 1) Berhasil guna (efektif) Biasanya banyak cara untuk memproduksi jenis, tingkat atau kombinasi luaran tertentu. Akan tetapi mungkin saja dalam proses tersebut digunakan teknologi yang kurang tepat atau sumberdaya yang berlebihan dari kebutuhan yang seharusnya diperlukan. Dalam hal ini, keefektifan dapat dicapai dengan menurunkan pemborosan dalam mencapai tujuan yang sama. Koefisien sesungguhnya hanya memperhasilkan hubungan teknis yang ada diantara masukan dan luaran. 2) Berdaya guna (efficient) Efisien merupakan arti bahwa sumberdaya yang telah dialokasikan untuk suatu kegiatan produksi telah sesuai dengan nilai relatif dari berbagai sumberdaya tersebut. Dengan kata lain : o Masyarakat harus memilih berapa banyak kesehatan yang akan diproduksi o Pelayanan kesehatan hanya merupakan salah satu dari sekian determinan kesehatan Efisien disini memerlukan pandangan yang lebih luas dari sekedar pelayanan kesehatan dan juga perlu mempertimbangkan keefektifan yang relatif dan efisiensi dari berbagai cara lain untuk meningkatkan dan memperbaiki kesehatan. Efisiensi dalam ilmu ekonomi adalah suatu cara pelaahan pilihan dengan melihat nilai kegiatan yang dipilih dibandingkan dengan sumber daya yang dipakai. Akan tetapi dalam praktekny, berbagai teknik dalam proses perbandingan agara lebih mudah seperti teknik CMA, CPA,CUP dan lain sebagainya. Untuk mengatasi efisiensi dan efektivitas, maka para ekonomi sangat menuruh perhatian terhadapat berbagai kegiatan produksi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara dalam mengkombinasikan masukan. Masalah-masalah yang khusus yang perlu dipelajari tersebut adalah : 1. Pengaruh terhadap luaran dari adanya upaya memperkejakan manusia dalam proporsi yang berbeda – beda. Demikian pula dengan modal sebagai masukan 2. Kemungkinan peningkatan luaran melalui spesialisme dan pembagian tenaga kerja dalam organisasi Pengaruh terhadap luaran dari adanya upaya peningkatan masukan sebagai sumber daya dan membiarkan sebagai sumberdaya lain yang tetap. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 67 REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009. Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta. Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 68 Tema 13 Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan tentang Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan. : Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu : - Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya - Menjelaskan kembali secara lisan maupun tertulis mengenai pengertian, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan tarif serta metode dalam penetapan tarif. : Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya. 13.1 Penetapan Tarif 13.1.1 Pengertian Tarif merupakan suatu sistem atau model pembiayaan yang paling utama dalam pembiayaan RS. Penetapan tarif RS (nasional) berdasarkan Kepmenkes No.582/1997Disesuaikan dengan wilayah atau kebijakan RS masing–masing (swasta). Pengertian tarif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:1011) mendefinisikan tarif sebagai (daftar) harga (sewa, ongkos, dsb). Jadi tarif dapat berarti harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan dengan berbagai pembebanan biaya di dalamnya, yang disajikan dalam daftar yang ditujukan untuk pelanggan atau konsumen. Definisi lain dari tarif dalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien Tarif atau price adalah harga dalam nilai uang yang harus dibayar oleh costemet untuk memperoleh atau mengkonsumsi suatu komoditi yaitu barang atau jasa (Tjiptoherijantanto dan soesetyo,1993). Dalam suatu mekanisme pasar yang murni, tinggi rendahnya tarif biasanya ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan (supplay dan demand). Dalam mekanisme pasar ada kecenderungan supplay dan demand akan mencari keseimbangan yaitu terjadi dalam keadaan tertentu dengan asumsi – asumsi tentang mekanisme pasar. Asumsi pertama : konsumen memiliki informasi yang jelas mengenai variasi harga dari berbagai tempat dan variasi kualitas komoditi yang ditawarkan. Oleh karena adanya consumer ignorance pada pelayanan kesehatn, maka asumsi ini tidak memenuhi syarat. Asumsi kedua : supplay cukup memasuki pasar dengan mudah pula sewaktu-waktu keluar dari pasar kegiatan produksi. Asumsi ini pun tidak tepat Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 69 untuk sektor pelayanan kesehatan, karena pendiri rumah sakit terkait pada beberapa izin, subsidi pemerintah, yang menyebabkan adanya distorsi keseimbangan antara supplay dan demand. Interaksi supplay dan demand dalam pasar pelayanan kesehatan rumah sakit adalah tidak sempurna. Perilaku supplier dalam hal ini supplayer cukupdominan dalam menentukan harga. Peran demand, kalaupun ada sangat terbatas pada harga pelayanan pengobatan penyakit ringan (misalnya rawat jalan). Hidup matinya rumah sakit pada umumnya bergantung dari tarif pelayanan yang ditetapkan dan tingkat utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal penting di dalam mempertahankan kehidupan rumah sakit dengan penetapan tarif yaitu : 1) Memenuhi Total Kebutuhan Biaya, TKB, (Total Financial Requirement) sebuah rumah sakit. 2) Tujuan yang kedua adalah mematuhi peraturan pemerintah 3) Mampu bersaing dengan rumah sakit lain. 13.1.2 Tujuan Penetapan Tarif Setiap institusi yang bergerak di bidang barang dan jasa, baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki tujuan dalam penetapan tarif, yaitu antara lain : 1) Pemulihan pembiayaan 2) Subsidi silang 3) Meningkatkan akses pelayanan 4) Meningkatkan mutu pelayanan 5) Mengurangi pesaing (strategi agar tidak sama dengan rs lain) 6) Memaksimalkan pendapatan 7) Meminimalkan penggunaan pelayanan 8) Menciptakan corporate image (citra sbg gol rs kelas atas) 13.2 Metode dan Cara Penetapan Tarif 13.2.1 Metode Penetapan Tarif 1) Melakukan analisis biaya satuan (Unit cost/UC) Yang akan dihasilkan dari analisis biaya ini adalah daftar biaya satuan untuk berbagai produk rumah sakit. 2) Menghitung revenue break even dengan UC tanpa subsidi silang Dalam menghitung breakeven perlu dilakukan proyeksi tingkat utilisasi untuk tahun mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dasar tingkat utilisasi untuk tahun mendatang yang dapat dilakukan dengan tingkat utilisasi pada tahun-tahun sebelumnya. 3) Menentukan tingkat revenue yang diinginkan Selanjutnya perlu untuk menentukan jumlah dana yang akan diperolaeh tahun mendatang. 4) Alternatif dengan subsidi silang dan tingkat revenue yang diinginkan Tetapkan tarif pada masing – masing unit produksi. Tarif baru ini besarnya adalah unit cost ditambah rata-rata beban ( jasa medis pada tahun mendatang). 5) Tarif dengan pertimbangan kemampuan membayar Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 70 Lakukan analisis kemungkinan tingkat utilisasi yang akan terjadi apabila tarif tersebut diberlakukan. Yang penting disini adalah bagaimana memperkirakan kemampuan membayar pasien. 13.2.2 Cara Menghitung Tarif Untuk menghitung tarif dengan perhitungan atau pendekatan biaya sebenarnya sederhana saja. Rumus untuk mendapatkan tarif adalah sebagai berikut: P x Q = TFC + (UVC x Q) + DI p = tarif /harga Q = volume pelayanan terjual TFC = total fixed cost UVC = variable cost per unit DI = desired income 13.2.3 Teknik dengan Pertimbangan Kemampuan Membayar 1) Review tingkat utilisasi rumah sakit Menggambarkan tingkat utilisasi disetiap unit produksi dalam indeks penggunaan yaitu dalam presentase penggunaan dibandingkan dengan kapasitas, untuk memperoleh kesan dimana kenaikan tarif masih bisa dilakukan. 2) Review bad debt Melalui review terhadap debt ( hutang pasien) ini, secara kasar menunjukkan berapa banyak klient rumah sakit yang tidak mampu membayar tarif yang ada. 3) Review tarif, kualitas dan tingkat utilitas rumas sakit lain Dalam hal ini, kita melakukan perbandingan antara tarif rumah sakit. Kualitas (mutu)pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dan tingkat utilitas dari rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit lainyang ada di daerah tersebut. 4) Survei pendapatan pasien Pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar pasien (ability to pay). Secara kasar dapat dilihat tingkat pendapatan pasien atau rumah tangga. 13.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan tarif Untuk dapat menetapkan tarif pelayanan yang dapat menjamin total pendapatan yang tidak lebih rendah dari total pengeluaran, banyak faktor yang mempengaruhi atau perlu diperhitungkan, yaitu sebagai berikut : 1) Biaya Investasi Untuk satu buah rumah sakit, biaya investasi yang terpenting adalah biaya pembangunan gedung, pembelian berbagai peralatan medis, pembelian peralatan non medis serta biaya pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana sehingga disimpulkan bahwa jika biaya investasi cukup besar maka tariff pelayanan yang diterapkan akan cenderung mahal. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 71 2) Biaya Kegiatan Rutin Untuk sarana kesehatan biaya kegiatan rutin yang dimaksudkan adalah mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan. Ditinjau dari kepentingan pemakaian jasa pelayanan, maka biaya kegiatan rutin dapat dibedakan atas dua macam ; a) Biaya untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Direct cost) b) Biaya untuk kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan pelayanan kesehatan (Indirect cost) 3) Biaya Rencana Pengembangan Yang dimaksud adalah mulai dari rencana perluasan bangunan, penambahan peralatan, penambahan jumlah dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilan karyawan dan atau rencana penambahan jenis pelayanan. 4) Besarnya Target Keuntungan Tergantung dari filosofi yang dianut oleh pemilik sarana kesehatan sehingga persentase keuntungan tersebut seyogyanya keuntungan sewaktu sarana kesehatan tidak boleh sama dengan keuntungan berbagai kegiatan usaha lainnya. REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis, ade fatma, 2009 Ekonomi Kesehatan, USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 72 Tema 14 Analisa Kebijakan Ekonomi di Bidang Kesehatan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan tentang Analisa Kebijakan Ekonomi di Bidang Kesehatan. : Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu : - Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya - Menjelaskan kembali secara lisan dan tertulis Analisa Ekonomi di Bidang Kesehatan terdiri dari metode analisis, analisis efektivitas biaya dan analisis biaya manfaat. : Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan cara pencapaiannya. Analisis ekonomi pada program kesehatan masyarakat secara umum diidentifikasikan dengan menghitung terhadap nilai uang. Salah satu keterbatasan dalam analisis ekonomi adalah tidak diperhitungkannya nilai dari rasa sakit ataupun penderitaan yang dialami yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan hal tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam analisis ekonomi yang berfokus pada akuntansi biaya. Biaya merupakan pengorbanan yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Pada umumnya biaya ditentukan berdasarkan nilai moneter, sehingga pengorbanan tersebut dapat disamakan dengan harga. Evaluasi ekonomi adalah suatu analisis secara kuantitatif dari apa yang diharapkan dan digunakan oleh masyarakat dalam melakukan insfestasi pada beberapa program, dimana harapan atau keinginan dari program tersebut dinilai dari segi biaya dan konsekuensunya sebagai hasil positif atau manfaat dari suatu program sebagai akibat atau manfat, tergantung dari teknis analisis yang digunakan. Langkah – langkah yang harus di lakukan : 1) Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya Walaupun tidak semua dapat dinilai dan diukur, akan tetapi berbagai hal adalah penting dalam rangka memperjeles dan mengenal berbagai kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi dalam analisis dan berbagai perhitungan pada hakekatnya tidaklah sulit. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 73 2) Perhitungan biaya dan konsekuensi tersebut Perincian dan penggunaan biaya lebih baik berdasarkan proyek atau program yang menjelaskan secara nyata penggunaan berbagai masukan (input) fisik. Sering juga biaya tersebut digunakanoleh sejumlah pelayanan secara terpadu. Penilaian dan pengukuran biaya tersebut serta konsekuensinya Dikenal dengan konsep opportunity cost. Meskipun harga dalam nilai uang mungkin tergambar dalam opportunity cost, akan terjadi dalam banyak hal yang tidak menggambarkan secara akurat suatu nilai dalam alternatif produktif dalam penggunaan sumber daya (the life economic price). 3) Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda Biaya dan konsekuensi sering sekali terjadi pada waktu yang berbeda. Dengan demikian juga program dan proyek kesehatan tergantung pada titik dimana terjadi konsekuensinya. Misal program pencegahan penyakit mempunyai dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti program pengobatan penyakit. Perkiraan biaya untuk kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode discounting, dimana kita diasumsikan dengan dasar bervariasi, bahwa orang lebih menyukai sesuatu manfat yang lebih cepat dari pada manfaat yang lambat. Evaluasi ekonomi pada program kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Evaluasi parsial. . Evaluasi intermediet Evaluasi secara penuh. Terdapat 2 metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan yaitu cost effectiveness analysis dan cost benefit analysis. Pada CEA, evaluasi yang dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit dari perbaikan outcome kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah negatif maka intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada suatu keadaan dimana ratio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah Cost Benefit Analysis (CBA), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan dikonversikan ke dalam nilai uang. Metode ini jarang digunakan pada kesehatan karena ketidaksetujuan terhadap validitas dan kesesuaian dalam mengukur status kesehatan dan hidup. 13.1 Analisis Efektifitas Biaya Disebut juga cost ffective analysis (CEA) Dilaksanakan dalam program, untuk mencapai tujuan yang sama Teknik ini menilai intervensi mana yang paling murah dan paling menguntungkan dalam pencapaian target yang sama Teknik ini membandingkan output dengan biaya (moneter) Outcome kesehatan diekpresikan dalam terminilogi yang objektif dan terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminology moneter. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 74 CEA membantu dalam : 1) Memberikan alternative yang optimal yang tidak selalu berarti biayanya lebih murah 2) Membantu mengidentifikasi dan mempromosikan terapi pegobatan yang paling efisien. Outcome kesehatan yang digunakan sebagai denominator pada CEA dapat dinyatakan dalam unit seperti jumlah tahun yang berhasil diselamatkan atau indeks dari kegunaan atau kebutuhan seperti quality adjusted life years (QALYs). Contoh penerapan CEA : ‘Strategi alternatif Imunisasi’ Alternatif Biaya Effektifitas/target CEA ratio Promosi Rp. 75.000,- 15.000 Rp. 5.000/imunisasi Klinik Rp. 45.000,- 15.000 Rp. 3.000/imunisasi Unit Keliling Rp. 65.000,- 15.000 Rp. 4.333/imunisasi 13.2 Analisis Biaya Manfaat Disebut juga cost benefit analysis (CBA) Teknik ini dilakukan pada berbagai alternatif program untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda Teknik ini membandingkan biaya moneter dari suatu program dengan benefit yang diharapkan juga dinyatakan dalam nilai moneter Benefit adalah kerugian yang bisa dicegah akibat pelaksanaan program tersebut Dilakukan apabila sumber daya yang terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Analisis ini lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien. Contof CBA : 1. Perhitungan biaya (cost) Kegiatan Tahun Operasional (pnyemprotan 2000 – 2005 dan survailence) Post operasional (konsolidasi 2000 – 2005 & maintenance) Total Dihitung presentase value dengan biaya tersebut dengan discount rate 8% pertahun maka diperoleh PV Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 Pengeluaran (Rp) 74.490.000,37.880.000,116.370.000,85.100.000,- 75 2. Perhitungan rasio cost benefit Benefit Tanpa proyek Dengan proyek pendapatan 71.100.000,3.900.000,yang hilang karena meninggal pendapatan 12.500.000,700.000,yang hilang karena sakit pendapatan 13.600.000,700.000,yang hilang karena produktifitas menurun biaya 77.900.000,2.700.000,maintenance biaya langsung 15.600.000,700.000,Total Jadi rasio cost benefitnya Rp. 181.900.000,- : 85.100.000,- Net benefit 67.200.000,- 11.800.000,- 12.900.000,- 75.200.000,14.900.000,181.900.000,- Metode yang paling umum digunakan untuk menganalisis ekonomi program kesehatan : 1) Analisis ekonomi yang parsial Merupakan analisis ekonomi yang diterapkan hanya kepada sisi input ataupun output saja dan bukan kepada keduanya sekaligus. 2) Analisis ekonomi secara menyeluruh Merupakan analisis ekonomi yang diterapkan untuk merangkup sekaligus masalah input dan output suatu program. Metode analisis biaya lazim digunakan untuk membahas analisa biaya dan analisis efektifitas program karena : a) Analisis biaya menekankan pembahasan pada masalah struktur biaya serta bagaimana komposisi struktur tersebut b) Analisis efektifitas lebih menekankan pada sejauh mana teknis kesehatan dapat diandlkan penggunaanya. Analisa ekonomi yang dapat diterapkan di bidang kesehatan adalah: 1) Financial Analysis Analisis yang menyangkut pola pembiayaan termasuk sumber-sumber pembiayaan dan pola pemanfaatan biaya baik untuk investasi, operasional dan pemeliharaan (biaya rutin termasuk gaji upah). Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 76 2) Cost Analysis Analisa biaya pada sistem kesehatan pada dasarnya sama dengan analisa di bidang lainnya. Mengukur nilai dari semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengukur hasilnya menggunakan standar/indeks. Mengukur mutu/kualitas pelayanan dan pengaruh dari pelayanan (upaya kesehatan tersebut), namun hal ini sulit untuk dilaksanakan. Hasil dari pengukuran ini membantu dalam: 1. Perencanaan anggaran 2. Penentuan tarif dan subsidi 3. Alokasi serta realokasi dari berbagai anggaran pembiayaan 4. Dapat mengusahakan penghematan REFERENSI : Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3. Jakarta : Bumi Aksara Lubis, ade fatma, 2009 Ekonomi Kesehatan, USU press, 2009. Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta. Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada By Dewi Sayati September 2015 77