Tema 1 Ekonomi dan Kesehatan - BAAK

advertisement
Tema 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Ekonomi dan Kesehatan
: Mahasiswa mampu memahami tentang ekonomi
kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang konsep dasar ekonomi kesehatan.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan definisi, kajian, metode serta
ruang lingkup ekonomi kesehatan.
1.1
Ilmu Ekonomi
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος (oikos)
yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti "peraturan,
aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan rumah
tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam
terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah
dokter, perawat, obat-obatan, tempat tidur untuk perawatan inap, terbatas, sedang
permintaan (demand) berbagai sumber daya di sektor kesehatan meningkat.
Karena itu sumber daya kesehatan harus digunakan dengan efisien dan
berkeadilan (equitable). Pokok bahasan ilmu ekonomi atau inti masalah ekonomi
mengenai bagaimana terjadinya persoalan ekonomi, yang esensinya menyangkut
alokasi sumber daya yang ada, maksudnya sumber daya yang terbatas harus
dihadapkan kepada pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Oleh
karena sumber daya terbatas maka kalau sudah dipilih untuk melakukan salah satu
kegiatan, berarti ada beberapa kegiatan lain yang terpaksa dikorbankan, sebab
tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Pengertian ekonomi menurut beberapa para ahli, antara lain menurut
Samuelson, Ilmu ekonomi merupakan Ilmu mengenai pilihan dan mempelajari
bagaimana orang memilih dengan mempergunakan sumberdaya yang terbatas
untuk memproduksi berbagai komoditi dan mendistribusikannya ke masyarakat
untuk dikonsumsi.
Menurut Albert L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Kata kunci dari
definisi ini adalah; pertama, tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu keperluan manusia
terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacammacam dalam jumlah yang tidak terbatas. Kedua, tentang” pemuas kebutuhan”
yang memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya. Aspek yang kedua inilah menurut
Lipsey (1981: 5) yang menimbulkan masalah dalam ekonomi, yaitu karena
adanya suatu kenyataan yang senjang, karena kebutuhan manusia terhadap barang
dan jasa jumlahnya tak terbatas, sedangkan di lain pihak barang-barang dan jasajasa sebagai alat pemuas kebutuhan sifatnya langka ataupun terbatas. Itulah
sebabnya maka manusia di dalam hidupnya selalu berhadapan dengan
kekecewaan maupun ketidakpastian.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
1
Penggunaan ilmu ekonomi untuk kuantifikasi sumber daya yang
dipergunakan untuk untuk menyediakan pelayanan kesehatan, alokasi dan
efisiensi penggunaan sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan serta kuantifikasi dampak upaya-upaya prefentiv, kuratif dan
rehabilitatif terhadap produktivitas individu maupun produktivitas nasional.
Secara fundamental dan historis serta sebagai sains, ilmu ekonomi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Ilmu ekonomi positif
Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi, dan hubungan yang
terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang hanya melibatkan diri dari
masalah ‘apakah yang terjadi’. Oleh karena itu ilmu ekonomi positif netral
terhadap nilai-nilai. Artinya ilmu ekonomi positif bebas nilai, hanya
menjelaskan ‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga itu tidak
naik atau turun’ bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’. Secara deskriftif :
Positif ekonomi menggambarkan dan menerangkan bagaimana komoditi
diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya.
2) Ilmu ekonomi normatif
Membahas pertimbangan-pertimbangan nilai dan etika. Ilmu ekonomi
normatif beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam
mencari jawaban atas masalah ‘apakah yang seharusnya terjadi’. Ilmu
ekonomi adalah pertimbangan nilai.
Ekonomi normatif mempelajari penggunaan dan alokasi sumber daya yang
keadilan (equity), apa yang seharusnya diproduksi, sumberdaya apa yang
seharusnya digunakan dan bagaimana mendistribusikan barang. Secara
preskriptif : ekonomi Normatif menentukan bagaimana seharusnya komoditi
diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi dalam keterbatasan sumber daya.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tertentu berkaitan dengan
bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, pisikologis,
sosiologi, sejarah, geografi dll.
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi itu untuk
mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik yang berupa kausa
maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi masyarakat. Inti dari tujuan ekonomi adalah individu/masyarakat
menjadi makmur terpenuhi kebutuhan ekonominya dan bukan kebutuhan non
ekonomi.
1.2
Timbulnya Ilmu Ekonomi
Adanya kelangkaan- : Ilmu ekonomi timbul berdasarkan gagasan bahwa
kegiatan manusia dilakukan didunia dengan sumber daya yang terbatas. Pelayanan
kesehatan (health care) dapat dipandang merupakan sebuah proses yang
menggunakan sejumlah input untuk menghasilkan output. Input (disebut “faktor
produksi”) tersebut dibagi menjadi 4 kategori :
1) Lahan (land) merupakan sumber daya fisik.
2) Modal (capital) merupakan sumber daya yang dimiliki dan atau diciptakan
oleh manusia untuk membantu produksi, misalnya peralatan.
3) Pekerja (labour) – sumber daya manusia dalam arti orang sebagai pekerja.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
2
4) Perusahaan – sumber daya manusia untuk mengorganisasi ketiga faktor untuk
memproduksi barang dan pelayanan.
Jadi alasan sederhana yang mendasari kehadiran ilmu ekonomi sebagai
ilmu tentang tingkah laku manusia, yaitu pertama, adanya keterbatasan sumber
daya yang tersedia bagi kehidupan dan berarti juga bagi setiap masyarakat,
organisasi maupun individu. Kedua, nampaknya kebutuhan (needs) dan keinginan
(wants) kita sebagai manusia dan masyarakat tidak dapat terpenuhi dengan
sempurna.
1.3
Prinsip ilmu Ekonomi
Salah satu prinsip ekonomi menyatakan pada pasar sempurna (perfect
market), demand dan supply ditentukan secara independent. Artinya produsen
menentukan supply, konsumen menentukan demand. Harga barang naik atau
turun hingga jumlah yang disuplai sama dengan jumlah yang diminta, yaitu
tercapainya ekuilibrium.
Menurut Mankiw’s, prinsip ekonomi menunjukkn bahwa bagaimana orang
membuat keputusan, bagaimana orang-orang berinteraksi sesama mereka,
bagaimana kekuatan dan trend yang mempengaruhi dan bagaimana perekonomian
secara keseluruhan bekerja.
1.4
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Masalah-masalah Pokok Ekonomi :
Barang dan jasa yang harus diproduksi dan berapa banyak ?  konsumsi
Bagaimana cara memproduksinya ?  produksi
Untuk siapa barang dan jasa dibuat ?  distribusi
Bagaimana caranya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan ?
Mengapa selalu terjadi masalah kenaikan harga barang dan jasa ?
Mengapa pertumbuhan ekonomi di masyarakat tidak stabil ?, dll
1.5
Sistem Ekonomi :
Definisi : hubungan atau keterkaitan antara komponen (unsur) ekonomi
dalam kerangka hukum, adat/budaya dan politik yang mengatur begaimana
komponen-komponen tersebut melakukan aktivitasnya menuju cita-cita atau
tujuan tertentu.
1) Sistem Ekonomi Kapitalis
 Sistem ekonomi yang mengandalkan laissez faire (kebebasan) dan
persaingan.
 Swasta bebas melakukan produksi, konsumsi, dan distribusi barang dan
jasa
 Pemilikan sumber daya dan alat produksi oleh swasta
(perorangan/kelompok)
 Berproduksi untuk dijual di pasar dengan situasi persaingan dan
digerakkan oleh mekanisme pasar dan kekuatan pasar (demand dan
supply)
 Peran negara sebagai penguasa sangat kecil
 Tujuan : mencari laba atau keuntungan setinggi-tingginya
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
3
 Seringkali disebut sistem ekonomi yang ekstrim kanan.
2) Sistem Ekonomi Komunis/Terpusat/Terencana
 Pemilikan sumber daya/alat produksi oleh negara, sawsta dan masyarakat
tidak berhak memilikinya
 Pengambilan keputusan tentang apa yang akan diproduksi, berapa banyak,
bagaimana, kapan, dimana dan berapa harganya dilakukan oleh negara
 Mekanisme pasar diganti dengan perencanaan terpusat oleh pemerintah
pusat, sehingga produksi, distribusi dan konsumsi diatur oleh negara.
 Inisiatif dan kreativitas ekonomi masyarakat dan swasta tidak dikehendaki
oleh negara
 Seringkali disebut sistem ekonomi ekstrim kiri.
3) Sistem Ekonomi Sosialis Demokrasi/Campuran
 Perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan komunis, yang
membedakan adalah derajat dominasi antara dua sistem tersebut, dan hal
tersebut dipengaruhi oleh sistem nilai dan falsafah bangsa.
 Pemilikan negara berdampingan dengan kepemilikan swasta, ettapi dalam
hal-hal tertentu negara bisa memonopoli karena kepentingan rakyat.
 Mekanisme pasar diimbangi dengan perencanaan dari negara lewat aturanaturan untuk memperlancar produksi, distribusi dan konsumsi.
 Inisiatif dan kerativitas ekonomi dari swasta/masyarakat dikembangkan
dan negara memberikan motivasim bimbingan dan pengawasan.
Dewasa ini, tidak ada satupun sistem ekonomi yang murni kapitalis
ataupun komunis, yang ada adalah perbedaan derajat kekuasaan negara dan
pengakuan keberadaan swasta yang berbeda antara negara yang satu dengan yang
lain. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh sejarah latar belakang suatu negara serta
sistem nilai, falsafah hidup serta kondisi sosial budaya yang dianut oleh suatu
negara.
1.6
Ilmu Ekonomi Kesehatan
Menurut UU kesehatan tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut Mills dan Gillson
(1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan
teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan
dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehatan
2) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
3) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan
4) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya
5) Dampak upaya pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarakat.
Menurut Klarman, Ilmu ekonomi kesehatan merupakan aplikasi ilmu
ekonomi dalam bidang kesehatan. Sedangkan menurut PPEKI, Ilmu ekonomi
kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktorfaktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
4
Ekonomi kesehatan adalah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dan teoriteori untuk kesehatan dan sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang
mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak
sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi.
Ciri khusus ekonomi kesehatan :
1) Positive Ekonomics : Perilaku provider, motif non profit, padat karya, ekternal
effect , dll
2) Normative Economics : Social optimum dan Peranan masyarakat serta
pemerintah.
Menurut Mills dan Gillson mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai
penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
a) Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan.
b) Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
c) Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan.
d) Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya.
e) Dampak upaya pencegahan , pengobatan dan pemulihan kesehatan pada
individu dan masyarakat.
Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam
hal ini pasien/pengguna pelayanan kesehtan) provider (yang merupkan profesional
investor, yang terdiri dari publik maupun private), pemerintah (government).
Ilmu ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang
menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu
ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus
memenuhi kriteria efisiensi atau apakah kegiatan tersebut bersifat Cost Efective.
Ada kalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient,
sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu.
Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan
ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber
daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap
populasi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi
mempengaruhi kesehatan.
1.5
Konsep Dasar Ekonomi Kesehatan
Kajian Ekonomi Kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Ekonomi mikro
Menganalisis program spesifik pada sektor kesehatan, yaitu Supply
(analisis biaya, cost effectif analisys (CEA), cost benefit analisys
(CBA) dan Demand (asuransi, konsumsi, subsidi)
2) Ekonomi makro
Menganalisis program spesifik sektor kesehatan dengan pembangunan
ekonomi. Misalnya hubungan fiskal dan moneter terhadap pembiayaan
kesehatan, kebijakan kesehatan
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
5
Metoda dan Lingkup Ekonomi Kesehatan
 Tehnik-tehnik evaluatif
 Analisa Biaya
Metoda
 Alokasi Biaya
 Konsumer
 Provider ( public – private )
 Pemerintah
Lingkup
1.6
Aspek Ekonomi Kesehatan pada Program Kesehatan
1.6.1 Ruang Lingkup Organisasi Kesehatan :
a) Sebagai lembaga pelayanan publik dibidang kesehatan, organisasi
kesehatan dapat berupa organisasi dibawah naungan pemerintah
maupun swasta yang melayani pemeriksaan, penanganan, atau
pemeliharaan kesehatan anggota masyarakat.
b) Berbasis nilai yang tergantung pada keseluruhan atau sebagian
lembaga yang menaunginya dan dalam memberikan pelayanan bersifat
sukarela
c) Mempunyai tujuan mendorong peningkatan status kesehatan
masyarakat secara mandiri, terpadu dan mampu berdaya saing antar
individu, keluarga, masyarakat, serta bangsa dalam kondisi lingkungan
yang kondusif dan sehat
d) Sumber pembiayaan biasanya berasal dari masyarakat pengguna jasa,
pemerintah, atau penyandang dana.
1.6.2 Karakteristik Pelayanan Kesehatan
a) Pelayanan Kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi
lainnya
b) Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri
atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara,
memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang
c) Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur
secara kuantitatif
1.6.3 Karakteristik Khusus Pelayanan Kesehatan (Santerre dan Neun) :
a) Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan
tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa
melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan
kesehatan.
b) Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi
secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat dulu, untuk
dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah
pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
c) Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan
pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
6
d) Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang
diterima pasien dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun
pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien, bervariasi.
Jadi pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya
pelayanan kesehatan diukur berdasarkan ketersediaan (jumlah dokter atau tempat
tidur rumah sakit per 1.000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau
pembedahan per kapita).
1.6.4 Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan
 Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara
berdaya guna, adil dan berkelanjutan yang didukung dengan
transparansi dan akuntabilitas.
 Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan
dan keluarga miskin.
 Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan
perorangan yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna
melalui jaminan pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip
solidaritas yang wajib maupun sukarela, yang dilaksanakan secara
bertahap.
 Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan
melalui perhimpunan secara aktif dana social untuk kesehatan (misal :
dana sehat) atau memanfaatkan dana masyarakat yang ada terhimpun
(misal : dana social keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
7
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
8
Tema 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Industri Kesehatan
: Mahasiswa mampu memahami tentang ciri industri
kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang ciri khusus industri kesehatan.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan definisi, jenis-jenis industri, ciriciri-ciri khusus industri sektor kesehatan pada sektor
kesehatan dan ukuran keberhasilan..
2.1
Pengertian
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa.
Industri Kesehatan  Organisasi Pelayanan Kesehatan adalah suatu
lembaga atau institusi yang berbadan hukum, yang kegiatannya adalah
memberikan pelayanan kesehatan maupun memproduksi obat. Para Pelaku
Pelayanan Kesehatan adalah :
1) Dokter
2) Perawat
3) Ahli Gizi
4) Ahli Peralatan Kedokteran
5) Manajemen
2.2
Jenis-jenis Industri
2.2.1 Jenis-jenis industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya.
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, antara lain :
1) Industri kimia dasar
2) Industri mesin dan logam dasar
3) Industri kecil
4) Aneka industri Kesehatan
2.2.2 Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1) Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan
hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya
adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan,
dan sebagainya.
2) Industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga
menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah
pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
9
3) Industri tersier Adalah industri yang produk atau barangnya berupa
layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2.3
Jenis Industri Sektor Kesehatan
2.3.1 Rumah Sakit
Sifat & Karateristik Rumah Sakit
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dengan
fungsi menyediakan layanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif
kepada masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna
menjanggau keluarga dirumah.
2.3.2 Puskesmas
Adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, dapat diterima dan dijangkau
oleh masyarakat, mengikutsertakan peran aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi tepat
guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
2.3.3 Poliklinik/Praktek Dokter Bersama
Adalah suatu lembaga atau organisasi yang terdiri dari beberapa tenaga
kesehatan yang bekerja sama membuka praktek pelayanan kesehatan
dalam satu atap, termasuk pelayanan pemberian obat, pelayanan konsultasi
kesehatan, dan pelayanan pemeriksaan kesehatan.
2.3.4 Praktek Dokter Perseorangan
Adalah jenis pelayanan kesehatan yang terdiri dari seorang dokter
dan/atau didampingi beberapa tenaga kesehatan yang bekerja dalam
pembukaan praktek pelayanan kesehatan masyarakat , termasuk pelayanan
konsultasi kesehatan dan pelayanan pemeriksaan kesehatan. Sebagian
praktek tersebut juga memberikan obat secara langsung.
2.3.5 Apotik
Tujuan Organisasi : Sumber daya informasi untuk mendukung seleksi dan
informasi penggunaan obat, Usaha mendapatkan obat, penyimpanan dan
distribusi obat, Penyediaan obat, Pemantauan obat, Pendidikan pasien dan
Tinjauan penggunaan obat.
2.4
Ciri-ciri Khusus Industri pada Sektor Kesehatan
Aplikasi ilmu ekonomi pada sektor kesehatan perlu mendapat perhatian
terhadap sifat dan ciri khususnya sektor kesehatan. Sifat dan ciri khusus tersebut
menyebabkan asumsi-asumsi tertentu dalam ilmu ekonomi tidak berlaku atau
tidak seluruhnya berlaku apabila diaplikasikan untuk sektor kesehatan.
(Lubis,2011)
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
10
Ciri khusus tersebut antara lain :
1) Kejadian penyakit tidak terduga.
Adalah tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan menimpa
kita dimasa yang akan datang, oleh karena itu adalah tidak mungkin
mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yangkita butuhkan dimasa
yang akan dating. Ketidakpastian (uncertainty) ini berarti adalah seseorang
akan menghadapi suatu risiko akan sakit dan oleh karena itu ada juga risiko
untuk mengeluarkan biaya untuk mengobati penyakit tersebut.
2) Consumer Ignorance.
Konsumer sangat tergantung kepada penyedia (provider) pelayanan kesehatan.
Oleh karena pada umumnya consumer tidak tahu banyak tentang jenis
penyakit, jenis pemeriksaan dan jenis pengobatan yang dibutuhkannya.
3) Sehat dan pelayanan kesehatan sebagai hak.
Makan, pakaian, tempat tinggal dan hidup sehat adalah elemen kebutuhan
dasar manusia yang harus senantiasa diusahakan untuk dipenuhi, terlepas dari
kemampuan seseorang untuk membayarnya.
4) Ekstemalitas.
Terdapat efek eksternal dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Efek
eksternal adalah dampak positif atau negatif yang dialami orang lain sebagai
akibat perbuatan seseorang. Misalnya imunisasi dari penyakit menular akan
memberikan manfaat kepada masyarakat banyak.
Pelayanan kesehatan yang tergolong pencegahan akan mempunyai
ekstemalitas yang besar, sehingga dapat digolongkan sebagai “komodity
masyarakat”, atau public goods.
5) Non Profit Motive.
Secara
ideal
memperoleh
keuntungan
yang
maksimal (profit
maximization) bukanlah tujuan utama dalam pelayanan kesehatan.
6) Padat Karya.
Kecendrungan spesialis dan superspesialis menyebabkan komponen tenaga
dalam pelayanan kesehatan semakin besar.
7) Mixed Outputs.
Yang dikonsumsi pasien adalah satu paket pelayanan, yaitu sejumlah
pemeriksaan diagnosis, perawatan, terapi dan nasihat kesehatan.
8) Upaya kesehatan sebagai konsumsi dan investasi.
Dalam jangka pendek, upaya kesehatan terlihat sebagai sektor yang sangat
konsumtif, tidak memberikan return on investment secara jelas.
9) Restriksi berkompetisi.
Terdapat pembatasan praktek berkompetisi. Hal ini menyebabkan mekanisme
pasar dalam pelayanan kesehatan tidak bisa sempurna seperti mekanisme
pasar untuk komodity lain.
Banyak teori dan praktek yang telah dikembangkan dibidang ini, walaupun
dalam banyak hal kerangka ilmu (body of knowledge) nya masih relatif kecil
dibandingkan dengan subdisiplin ekonomi yang lain.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
11
2.5
Ukuran Keberhasilan
1) Efisiensi
a) Effisiensi Produktif
 Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi
produktif jika memproduksi kuantitas output dengan kuantitas
input seminimal mungkin
 Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas outut
dengan kuantitas input yang tersedia (Clewer dan Perkins,
1998)
 Pada setting Puskesmas, outut tersebut misalnya “jumlah
pasien yang diobati”
b) Effisiensi Teknis
 Sebuah Puskesmas atau Rumah Sakit mencapai efisiensi teknis
jika memproduksi kuantitas output dengan kombinasi biaya
semaksimal mungkin
 Atau memproduksi semaksimal mungkin kuantitas output
dengan biaya yang tersedia (Clewer dan Perkins, 1998)
c) Efisiensi Alokatif
 Efisiensi Alokatif terjadi jika dengan distribusi pendapatan
yang ada di masyarakat, tidak mungkin merealokasikan sumber
daya untuk meningkatkan kesejahteraan seorang (dalam arti
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang) tanpa
menyebabkan kesejahteraan paling tidak seorang lainnya
menjadi lebih buruk
 Efisiensi alokatif terjadi jika input maupun output digunakan
sebaik mungkin dalam ekonomi sehingga tidak mungkin lagi
diperoleh perbaikan kesejahteraan.
2) Keadilan (Equity)
Keadilan (equity) tidak sama dengan (equality), Untuk bisa adil
tidakharus semua mendapatkan porsi yang sama.
a) Horizontal Equity. “equal treatment for equal need/condition”
b) Vertical equity “Unequal treatment for unequal need/condition”
and “Health financing based on ability to pay
c) Keberlanjutan (Sustainability)
d) Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dengan
memperhatikan prinsip efisiensi dan equity
e) Kualitas (Quality)
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
12
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
13
Tema 3
Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Mahasiswa mampu memahami tentang pembangunan
ekonomi dan kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang pembangunan di bidang ekonomi dan
kesehatan..
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu
menjelaskan
pengertian,
pelaku
pembangunan dan perannya, tujuan pembangunan
ekonomi
dan
kesehatan,
serta
kebijakan
pembangunan kesehatan.
3.1
Pembangunan Ekonomi dan Kesehatan
Pembangunan ekonomi dan kesehatan termasuk kedalam ruang lingkup
makro, yaitu Keterkaitan antara pembangunan ekonomi dengan kesehatan :
1) Pembiayaan pembangunan kesehatan
2) Penyusunan anggaran kesehatan
3) Pencatatan mata anggaran kesehatan
3.1.1 Pengertian
Pembangunan adalah Upaya/intervensi/program/proyek/kegiatan untuk
mewujudkan keadaan hidup yang lebih berkualitas.
Sifatnya :
Pengembangan, pemberdayaan, peningkatan, penguatan dll yang
bersifat penambahan kualitas menurut kesinambungan upaya dan
sumber daya.
Dalam United Nations Development Programme(UNDP) dalam Human
Development Report (1995), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s
choices”). Pembangunan manuasia adalah proses memperluas pilihan rakyat.
Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia
dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan bagi pembangunan manusia
terdapat tiga kemampuan penting, yaitu :
1) untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat;,
2) untuk menjadi pengetahuan; dan
3) untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup
yang layak.
Pembangunan adalah proses pengembangan keseluruhan sistem
penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional, ada pun tujuan
nasional Indonesia tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni:
”Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
14
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial”.
Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global.
Teori pembangunan, yaitu :
1) Manusia bukan hanya objek, tapi sekaligus subjek pembangunan;
2) Pembangunan harus memberikan dampak pada peningkatan kualitas manusia;
3) Kualitas manusia : kemampuan adaptasi dan manfaat lingkungan
4) Mendorong lahirnya “Human Development” sebagai parameter pembangunan
negara.
3.1.2 Pelaku pembangunan dan perannya
Beberapa pelaku pembangunan dan perannya dalam sistem ekonomi,
adalah sebagai berikut :
1) Rumah tangga sebagai supplier faktor produksi dan sebagai konsumer pasar
produk (barang dan jasa)
Peran rumah tangga dalam sistem ekonomi :
a) Supplier/produser untuk pasar faktor :
- Tenaga kerja
- Tanah
- Barang-barang modal
b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa
- Kebutuhan primer
- Kebutuhan sekunder
- Kebutuhan tertier dst
c) Harga jual/beli ,menjadi pertimbangan rumah tangga dalam bertransaksi
2) Perusahaan sebagai suplier produk (barang dan jasa) dan sebagai konsumer
faktor produksi.
Peran businesses/firms dalam sistem ekonomi :
a) Supplier/produser untuk pasar faktor :
- Kebutuhan primer
- Kebutuhan sekunder
- Kebutuhan tertier dst
b) Demander/consumer untuk pasar produk : barang dan jasa
a) Tenaga kerja
b) Tanah
c) Barang-barang modal
c) Harga jual/beli ,menjadi pertimbangan business/firms dalam bertransaksi
3.1.3 Tujuan Pembangunan ekonomi
Tujuan pembangunan ekonomi adalah mewujudkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan, peningkatan pendapatan,
stabilitas harga, serta berkembangnya bisnis dan investasi. Kesejahteraan ekonomi
tercapai pada kondisi equilibrium, yaitu kondisi harga dan kuantitas optimum,
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
15
yaitu penjual banyak : semua berdagang, pembeli banyak ; semua memiliki daya
beli, margin keuntungan menuju 0 ; perputaran bisnis berlangsung cepat, sehingga
ekonomi bergerak terus. Adapun cara untuk mewujudkan kondisi diatas, yaitu
pertama, harus terwujudnya situasi dimana masyarakat mau memproduksi,
membeli dan menjual. Kedua, harus ada investasi terus menerus. Ketiga, harus
ada usahawan yang berkembang dan ada lih generasi/kaderisai.
Pembangunan ekonomi memiliki persyaratan, yaitu Pertama, Stabilitas
Nasional : situasi politik, keamanan dan ketertiban wilayah, nasional, regional,
administrasi publik, kebijakan nasional mendukung kearah investasi. Kedua,
Economic Unity : kesatuan langkah dari para pelaku ekonomi secara totalitas
menuju meningkatkan kualitas hidup secara ekonomi. Dan ketiga, kewirausahaan
: kemampuan mengembangkan usaha ekonomis, kemampuan memanfaatkan
peluang usaha, keberanian mengambil dan menanggung risiko bisnis, kesiapan
dan kemampuan berkompetensi, ketrampilan analisis intuisi.
3.1.4 Konsep pembangunan manusia
Pembangunan manusia adalah proses memperluas pilihan rakyat.
Memperbesar pilihan rakyat ini dicapai dengan memperluas kemampuan manusia
dan berfungsi. Pada semua tingkat pembangunan, tiga kemampuan penting bagi
pembangunan manusia bagi orang untuk :
1) Untuk menjalani kehidupan panjang dan sehat;
2) Untuk menjadi pengetahuan
3) Untuk memiliki akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk standar hidup
yang layak.
Jadi konsep dari pembangunan manusia adalah, sejauh mana
pembangunan meningkatkan dan memberikan efek pada kualitas manusia; sejauh
mana pembangunan menjadikan manusia sebagai subjek pembangunan; dan apa
yang diperlukan agar pembangunan tidak eksploitatif terhadap kemanusiaan. Dan
parameter pembangunan manusia, adalah sebagai berikut :
1) Kesehatan :
2) Pendidikan:
3) Ekonomi :
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Hurup dan Rata-rata Lama Sekolah
Kemampuan Daya Beli
Parameter Pembangunan Manusia
 Kesehatan : Angka Harapan Hidup
 Pendidikan : Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah
 Ekonomi : Kemampuan Daya Beli
3.2
Pembangunan Kesehatan
Merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi tiap orang
agar terwujud masyarakat yang setinggi-tingginya. Arah pembangunan kesehatan;
1. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus
diselenggarakan secara bermutu.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
16
2. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan
profesionalisme
3. Dilaksanakan melalui program peningkatan prilaku hidup sehat
4. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana
5. Tenaga harus mempunyai sikap nasional etnis dan professional
6. Meningkatkan mutu SDM dan lingkungan
7. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan
melalui pemberdayaan
8. Meningkatkan system jaminan social
9. Membangun ketahanan social
10. Pembangunan kesehatan yang optimal
11. Membangun apresiasi terhadap penduduk usia lanjut
12. Meningkatkan kepedulian
13. Meningkatkan kualitas penduduk
14. Memberantas secara sistematis
3.2.1 Tujuan pembangunan kesehatan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujut derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang ditandai penduduk
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik
Indonesia.
3.2.2 Kebijakan pembangunan kesehatan
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan
(RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik
lndonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi,
menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah: 1) pembangunan nasional
berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3)
pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
17
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan
darurat kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan :
1) Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor
2) Penigkatan Perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta
3) Peningkatan Kesehatan Lingkungan
4) Peningkatan Upaya Kesehatanya
5) Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
6) Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
7) Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan
8) Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya
3.3
Hubungan Pembangunan Ekonomi dengan Kesehatan
 Kesehatan sebagai investasi
Disaat sekarang ini dengan keadaan/situasi yang tidak menentu,
pembangunan kesehatan harus ditingkatkan, bukan dikurangi karena :
untuk mencegah terjadinya generasi rendah mutu, kesehatan adalah
hak asasi manusia, merupakan salah satu upaya pengentasan
kemiskinan.
Secara teoritis, WHO (2002) menyebutkan bahwa hubungan antara
kesehatan dan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut :
1) Kesehatan dan Pembangunan.
Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan
adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah.
Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat,
lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan
ekonomi, dan pembangunan.
pembangunan ekonomi disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan
institusi (kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan
pelayanan publik), dan faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan
modal perusahaan) dilain Pihak. Kesehatan mempunyai peranan ekonomi
yang sangat kuat terhadap sumber daya manusia dan modal perusahaan
melalui berbagai mekanisme seperti digambarkan.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
18
Diagram 3.1
Kesehatan sebagai masukan untuk pembangunan ekonomi
Kebijakan ekonomi
Pemerintah yang baik
Penyediaan pelayanan publik
Sumber daya manusia, termasuk :
pendidikan, pelatihan, perkembangan
fisik dan kognitif
Kesehatan
Teknologi, termasuk :
Pengetahuan ilmiah yang relevan
untuk menghasilkan inovasi dalam
difusi ekonomi dalam negeri dengan
menggunakan teknologi dari luar.
Pertumbuha
n ekonomi :
Pertumbuhan
GNP
perkapita,
penurunan
kemiskinan
Modal perusahaan, termasuk :
Investasi yang pasti dalam peralatan,
Organisasi dan kerjasama karyawan,
Peluang investasi untuk menarik
modal
2) Kesehatan dan Kemiskinan
Komitmen global untuk meningkatkan status kesehatan secara jelas
dicantumkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development
Goals-MDGs). Tujuan pembangunan milenium difokuskan terhadap
pengurangan kemiskinan pada umumnya dan beberapa tujuan kesehatan pada
khususnya, sehingga terdapat keterkaitan antara upaya keseluruhan penurunan
kemiskinan dengan investasi di bidang kesehatan.
3) Pendekatan Aspek Demografi
Hal yang paling merugikan, namun kurang diperhatikan, biaya yang tinggi
dari kematian bayi dan anak dapat ditinjau dari aspek demografi.
Kesehatan mempengaruhi Ekonomi dan sebaliknya Ekonomi
mempengaruhi Kesehatan, sebagai contoh:
1) Kesehatan yang buruk seseorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut
karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh
penghasilan atau bekerja dengan efektif
2) Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seseorang untuk memenuhi hidup
yang lebih produktif
3) Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi
orang lain
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
19
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi
individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik.
Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan
pendapatan perkapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and
Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15
– 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and
Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
20
Tema 4
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Krisis Ekonomi
: Mahasiswa mampu memahami tentang Krisis
Ekonomi.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang asal mula krisis ekonomi
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan asal mula krisis ekonomi,
dampaknya terhadap pembangunan kesehatan,
dampaknya terhadap kesehatan.
4.1
Permulaan Krisis Ekonomi
“Resesi ekonomi terjadi ketika semua permintaan melempem, dan output
(pertumbuhan barang dan jasa) gagal meningkat. Secara teknis, kondisi resesi
terjadi saat suatu ekonomi menunjukan gejala ini selama lebih dari dua kuartal
fiscal secara berturut-turut, dan di ikuti kemerosotan ketenagakerjaan. Resesi
adalah kemunduran ekonomi dan dalam situasi yang keras dan panjang, resesi
dapat di perlunak dan dapat dengan mudah dikoreksi oleh campur tangan bankirbankir sentral pemerintahan dan perusahan swasta. Krisis Ekonomi adalah istilah
yang digunakan pada bidang ekonomi dan mengacu pada perubahan drastis pada
perekonomian.
Krisis yang terjadi di Indonesia terjadi secara tiba-tiba, tidak ada indikator
yang menjadi peringatan awal akan datangnya krisis. Bahkan Bank Dunia pada
tahun 1998 menilai dan menyatakan bahwa “Indonesia sedang mengalami krisis
yang parah. Sebuah negara yang mencapai dekade-dekade pertumbuhan cepat,
stabilitas dan pengurangan kemisikinan, sekarang mendekati kehancuran
ekonomi. Tidak ada negara dalam sejarah sekarang ini, terkecuali Indonesia, yang
pernah mengalami pemutarbalikan nasib dramatis sedemikian rupa”. Tidak ada
yang pernah menyangka bahwa krisis berat ini akan terjadi karena keadaan
perekonomian dan pemerintahan sangat tenang.
Krisis ekonomi merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi
pasar dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh
dunia. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 sebenarnya bermula
pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang lalu menyebar ke negara-negara lain di
seluruh dunia, termasuk Indonesia. Krisis ekonomi Amerika diawali karena
adanya dorongan untuk konsumsi (propincity to Consume).
Terdapat enam penyebab terjadinya krisis ekonomi Amerika Serikat, yaitu
penumpukkan hutang yang sangat besar, adanya program pengurangan pajak
korporasi yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan Negara, besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai perang Irak dan Afghanistan, lembaga
pengawas keuangan CFTC (Commodity Futures Trading Commision) tidak
mengawasi mengawasi ICE (Inter Continental Exchange) sebuah badan yang
melakukan aktifitas perdagangan berjangka, kerugian surat berharga property, dan
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
21
yang terakhir adalah keputusan suku bunga murah yang mengakibatkan timbulnya
spekulasi yang berlebihan.
4.2
Dampak Krisis Ekonomi
4.2.1 Bagi Perekonomian Indonesia
Dalam konteks perbankan, Pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada
yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini.
Menyikapi permasalahan ini, Pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan
beberapa
langkah
yang
sangat
tepat
untuk
mengurangi
kekhawatiran/ketidakpercayaan publik terhadap kapabilitas dan likuiditas bankbank nasional, yaitu antara lain:
1) Penaikkan BI rate menjadi 9,5% untuk mengantisipasi depresiasi terhadap
nilai Rupiah dengan meningkatkan atraktifitas investasi dalam nilai Rupiah
akibat spread bunga domestik dan luar negeri yang cukup tinggi;
2) Peningkatan jumlah simpanan di bank yang dijamin oleh Pemerintah dari Rp
100 juta menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rusuh akibat
kekhawatiran masyarakat terhadap keamanan simpanannya di bank. Hal ini
dilakukan dengan pengeluaran Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang. (Perppu);
3) Perluasan jenis aset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya
hanya meliputi aset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui Perpu, aset
yang dapat dijaminkan diperluas dengan Kredit lancar milik bank (ditujukan
untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya
yield).
4) Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan,
sebenarnya lebih berdasarkan pada sentimen negatif yang berlebihan akibat
krisis di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
4.2.2 Terhadap Nilai Tukar dan Inflasi
Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang
melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000/USD pada
minggu kedua Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar
modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.
Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah
terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena
Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai.
4.2.3 Terhadap Ekspor dan Impor
Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada
ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5
tahun terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah
Jepang dengan kisaran masing-masing 12% – 15%. Selain itu, negara-negara
importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India,
Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total
ekspor Indonesia.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
22
Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli
atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada
akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini
sudah terkemuka di publik melalui media massa, terutama untuk sektor garmen,
kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan para pelaku bisnis yang mengatalami
penurunan order dan kelambatan pembayaran dari rekanan bisnis yang
mengimport barangnya.
Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena
dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya
akan menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak
berikutnya adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di
pasar sehingga inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun.
Hal ini selanjutnya mengakibatkan turunnya daya serap masayrakat terhadap
barang-barang impor sehingga pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan
jumlah impor.
4.2.4 Terhadap Kesehatan
1) Menurunnya status gizi masyarakat
 Krisis ekonomi menyebabkan harga barang dan jasa, termasuk
bahan makanan meningkat, sehingga daya beli menurunkonsumsi
makanan berkurangsehingga status gizi menurun.
2) Menurunnya akses thd fasilitas pelayanan
 Pendapatan keluarga di prioritaskan untuk membeli makanan,
penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan menurun dikarenakan
tarif jasa pelayanan meningkat, khususnya silitas swasta.
3) Menurunnya perhatian terhadap lingkungan
 Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan. Perhatian masyarakat lebih pada kegiatan untuk
memperrtahankan hidup, shg perhatian terhadap lingkungan menurun.
Dampaknya : sanitasi rumah, lingkungan pemukiman, penyediaan air
bersih mengalami menurun yang tajam.
4) Menururnnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang
mendukung kesehatan
 Mengurangnya berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan,
misalnya : posyandu, Pos KB, Pos Obat, dll.
5) Mengabaikan perilaku sehat
Misalnya : meningkatnya merokok, kebebasan seksual, makan tidak
teratur, dll.
6) Munculnya masalah kesehatan lain.
 Secara tidak langsung menimbulkan masalah kes. lain.
Mis: stress, cidera akibat tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual,
dll
4.2.5 Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Secara umum dapat dikatakan bahwa krisis ekonomi menyebabkan
penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyatakat, khususnya :
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
23
1) Puskesmas
a) Penurunan kemampuan Puskesmas
1) penyediaan obat-obatan
2) penyediaan alat kesehatan
3) kemampuan pembiayaan program/ pelayanan kesehatan
4)  produktivitas kerja (disiplin, motivasi, dan dedikasi)
b) Meningkatnya beban kerja Puskesmas
1) Meningkatnya jumlah sasaran program/pelayanan kes (bertambahnya
jumlah kel. miskin yg merupakan prioritas sasaran pelayanan kes.,
seperti bayi, balita, bumil, usila, serta penderita penyakit kronis)
2) Meningkatnya kegiatan program/pelayanan kes. (penimbangan balita,
penyakit menular, dll)
3) Meningkatnya masalah kesehatan di wilayah kerja (langsung :
menurunnya status gizi, kemampuan mengakses pelayanan. Tidak
langsung : keluhan kejiwaan, perilaku sehat)
2) Bidan di Desa
 Yang dialami bidan hampir serupa dengan Puskesmas, karena beban kerja
bertambah dan kemampuan pelayanan menurun. Akibanya penurunan
terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pelayanan
perbaikan gizi dan pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsi bidan di
desa.
3) Posyandu
 Kinerja Posyandu menurun terutama karena dukungan dari tokoh
masyarakat berkurang, peran serta masyarakat sasaran teralihkan/ istirahat.
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and
Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailan 15
– 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and
Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
24
Tema 5
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Krisis Ekonomi Oleh Kesehatan
: Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan
tentang Kerugian Ekonomi oleh Kesehatan.
: Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam
pembelajaran mata kuliah ini
dan cara
pencapaiannya
- Menjelaskan kembali secara lisan dan tertulis
kerugian ekonomi akibat masalah kesehatan, akibat
bencana kesehatan dan pengaruh krisis ekonomi
terhadap pelayanan kesehatan.
: Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang
akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan
cara pencapaiannya.
Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara
kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan
sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan.
Kecenderungan dan arah pembangunan dari tahun ketahun banyak
dipenuhi pembahasan tentang masalah ekonomi, social politik dan pertahanan
keamanan. Begitu peliknya masalah tersebut sehingga daya tariknya mampu
menyita banyak perhatian dari berbagai pihak. Masalah krisis ekonomi, masalah
disintegrasi, atau pun masalah supremasi hukum, mengakibatkan masalahmasalah lainnya menjadi terbengkalai atau terlupakan.
Hal ini disebabkan karena masalah tersebut dinilai tidak penting, tidak
bersifat emergency atau bisa jadi masalah itu sama sekali tidak dianggap sebagai
suatu isu sentral pembangunan yang perlumen dapat perhatian serius oleh
berbagai pihak. Salah satu masalah yang hampir saja terlupakan ini adalah
masalah kesehatan.
WHO memberikan definisi sebagai keadaan terbatasnya kemampuan
untuk melalukan aktifitas dalam batas-batas yang dianggap oleh manusia. Seorang
yang mengalami disabilitas berarti secara ekonomi tidak mampu mendatangkan
penghasilan minimum. Ada dua jenis kerugian yang timbul akibat sakit yaitu:
1) Kerugian ekonomi akibat hilangnya waktu produktif akibat sakit
2) Kerugian ekonomi akibat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan.
3) Seseorang yang mengalami distabilitas selama beberapa hari, misal, tidak
mampu melakukan tugas sehari-hari.
Kerugian ekonomi (yang disebabkan oleh rendahnya kualitas kesehatan
masyarakat) yang meliputi :
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
25
a) Besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat, perusahaan dan
pemerintah
b) Hilangnya waktu produktif karena sakit atau mati
c) Hilangnya kesempatan untuk menarik investor kesuatu wilayah yang endemic
dengan penyakit menular.
d) Terancamnya mutu sumber daya manusia dalam jangka pendek
Menurut Ascobat Gani, secara teori ada 4 jenis kerugian ekonomi yang
timbul dari suatu penyakit:
1) Akibat terhadap Konsumsi Sehat; Seseorang yang sehat biasanya menikmati
kesehatannya. Kalau seseorang tersebut sakit, misalnya terserang penyakit
malaria, kenikmatan tersebut akan terganggu atau hilang.
2) Akibat terhadap interaksi sosial dan waktu luang; Efek yang menghambat
kemampuan penderita malaria tersebut untuk melakukan interaksi social,
termasuk untuk menikmati waktu senggangnya, serta waktu untuk berekreasi.
Menghitung kerugian akibat terganggunya kemampuan berinteraksi social
dalam nilai uang juga sulit dilakukan.
3) Akibatnya terhadap produktivitas jangka pendek.
4) Akibatnya terhadap produktivitas jangka panjang; Kerugian akibat penyakit
malaria ini meliputi perkembangan kecerdasan dan kemampuan inovatif
penduduk serta dampak demografis terhadap konsumsi serta supply tenaga
kerja.
Sebagai contoh :
- Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena
menurunya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan,
atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan
seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
- Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi
orang lain. Misalnya :
1) Seorang yang terinfeksi dapat menular ke orang lain. Contohnya, AIDS
2) Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan
menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan
yang buruk bagi keluarga.
3) Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang
sakit, akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari
pekerjaan.
4) Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami penurunan
produktivitas.
Krisi ekonomi yang diakibatkan oleh permasalah kesehatan bisa juga
diakibatkan oleh bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam
maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam
keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional, karena Indonesia
memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, & demografis yang
memungkinkan terjadinya bencana. Berbagai jenis bencana ini dapat
menimbulkan krisis kesehatan. Seperti :
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
26
1) timbulnya korban massal,
2) masalah pengungsi,
3) masalah pangan dan gizi,
4) masalah ketersediaan air bersih,
5) masalah sanitasi lingkungan,
6) penyebaran vektor penyakit,
7) penyebaran penyakit menular,
8) lumpuhnya pelayanan kesehatan,
9) munculnya kasus stress pasca trauma, dan
10) kelangkaan tenaga kesehatan.
Hal ini tentu akan mengganggu jalannya pelayanan publik, termasuk
pelayanan kesehatan, apalagi kerugian ekonomi. Jadi pelayanan kesehatan yang
lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan
jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik
meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara.
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
27
Tema 6
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Supply dan Demand
: Mahasiswa mampu memahami tentang Supply dan
Demand di bidang kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang supply dan demand.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan definisi supply dan demand,
hukum supply dan demand, elastisitas supply dan
demand, elastisitas serta perilaku produsen.
6.1 Penawaran (Supply)
6.1.1 Pengertian
Penawaran (Supply) = jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual oleh
produsen. Dalam ilmu ekonomi supplay digunakan secara sistematis dengan
demand. Jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk dikonsumsi oleh
konsumen kelihatannya ditentukan oleh variabel ekonomi tertentu. Yang penting
disini adalah harga yang ditawarkan oleh produsen.
Fungsi supply mengaitkan pemasok dengan berbagai variabel yang
dipengaruhinya. Jumlah barang yang dipasok atau supplay adalah fungsi dari
harga barang-barang tersebut (P), harga relatif (RP), biaya (C), biaya relatif (RC),
selera (T) yang akan melibatkan faktor - faktor sosial ekonomi dan budaya.
Hukum Penawaran = Makin tinggi harga suatu barang maka makin banyak
jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen, sebaliknya makin rendah harga
suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut ditawarkan. Kurva penawaran
= Kurva yang menggambarkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan (Q)
dengan harga barang tersebut (P). Skedul Penawaran = Tabel yang memberi
gambaran dalam angka-angka tentang keterkaitan antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan produsen.
Tabel 6.1
Supplay (Penawaran)
P
0
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
Q
28
6.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan
1)
Fungsi Penawaran
Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat Penawaran (Supply) adalah :
a) Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi, maka
produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang
mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan
produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa
menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan
harga.
b) Tujuan Perusahaan
Perusahaan bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar
sehingga harga jual jadi tinggi.
c) Pajak
Pajak naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi, sehingga
perusahaan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan
konsumen yang menurun.
d) Ketersediaan dan harga barang pengganti atau pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah, maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga
terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
e) Prediksi atau perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang, perusahaan akan
mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan
harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat
berbagai faktor.
2)
Fungsi Produksi
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara hasil atau output dari
pelayanan yang diberikan dengan input atau sumber daya yang dimiliki.
Faktor produksi yang mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut :
1) Man
Man diartikan sebagai sumber daya manusia
2) Money
Money dapat diartikan sebagai modal yang dibutuhkan untuk melakukan
produksi.
3) Material
Material dapat diartikan sebagai bahan yang digunakan untuk proses
produksi
4) Method
Method diartikan sebagai prosedur kerja. Prosedur kerja dalam pelayanan
kesehatan adalah berupa SOP (Standard Operating Procedure) rumah
sakit, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan lain sebagainya.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
29
5) Machine
Machine diartikan sebagai mesin untuk produksi. Mesin produksi dalam
pelayanan kesehatan adalah segala peralatan medis yang menunjang
pengoperasian pemberian layanan kesehatan. Di antaranya yaitu,
peralatan laboratorium, peralatan pemeriksaan kesehatan, tempat tidur
opname, dan lain-lain.
6) Market
Wilayah bertemunya produsen dan konsumen disebut sebagai market.
Dalam hal pelayanan kesehatan, market dapat berupa wilayah kerja
pelayanan kesehatan, segmentasi pasar, masyarakat sasaran yang dibidik
berdasarkan proses STP (segmenting, targeting dan posisioning) dan
lain-lain.
7) Technology
Dalam pelayanan kesehatan, kecanggihan dan kemutakhiran teknologi
yang digunakan diantaranya finger print, peralatan operasi laser, dan
lain-lain.
8) Time
Merupakan waktu yang digunakan untuk pemberian layanan kesehatan
atau unit pelayanan pada rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan
lainnya.
9) Information
Informasi untuk menunjang pemberian layanan kesehatan seperti lewat
internet, pamphlet, leaflet, spanduk, dan lain-lain.
6.1.3 Faktor Dominan dalam Supply Pelayanan Kesehatan
Tidak semua faktor produksi memiliki peran dominan dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas pada pasien. Dari 6M, 2T, dan 1I, hanya dua faktor
yaitu Man dan Machine saja yang punya pengaruh dominan. Meskipun faktor
dominan yang mempengaruhi Supply pelayanan kesehatan adalah Man dan
Machine, faktor yang termasuk dalam 6M, 2T, 1I dan faktor lainnya tetap tidak
boleh dihilangkan. Bila salah satu faktor produksi tidak ada, maka output juga
akan menjadi produk atau pelayanan kesehatan yang tidak maksimal.
6.2 Permintaan (Demand)
6.2.1 Pengertian
1)
Demand ( permintaan)
Barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien. Permintaan
tersebut dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter, dan juga faktor lain
seperti pendapatan dan harga obat.
Menurut (Kotler dan Andersen, 1995), permintaan adalah keinginan
terhadap produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan
untuk membeli.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
30
2)
3)
Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan
mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu
tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Model dari Cooper Posnett (1988) dan Palutturi (2005), Permintaan
(demand) pelayanan kesehatan merupakan keinginan untuk lebih sehat
diwujudkan dalam perilaku mencari pertolongan tenaga kedokteran
Need ( kebutuhan)
Kuantitas barang atau pelayanan yang secara obyektif dipandang terbaik
untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya
ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung
pendidikan, peralatan dan kompetensi dokter.
Wants ( keinginan )
Barang atau pelayanan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi
mereka. Misalnya : Obat yang bekerja cepat
Wants bisa sama atau berbeda dengan needs. Pembedaan itu penting karena
tujuannya adalah memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan orang, dengan
cara memperbaiki keputusan dokter dan mendekatkan keinginan dan
permintaan sedekat mungkin dengan kebutuhan melalui pendidikan
kesehatan dan sebagainya.
Need
Want
Demand
Demand atau permintaan merupakan berbagai kombinasi dari harga, jumlah
yang menunjukkan suatu barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada
berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu.
Fungsi permintaan adalah permintaan yang dinyatakan dalm hubungn
matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini diketahui
adanya hubungan tidak bebas (dependent variable) dengan variabel bebas
(independent variable).
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
31
6.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi demand :
Harga :
 Makin tinggi harga, makin turun demand pelayanan kesehatan
 Pendapatan individu, makin rendah pendapatan maka makin menurun
demand pelayanan kesehatan
 Harga dan ketersediaan komplemen dan substitusi – harga barang
substitusi ( pengganti ) yang menurun akan menurunkan demand suatu
barang. Harga barang komplementer (pelengkap) yang menurun akan
meningkatkan demand suatu barang
6.2.3 Fakror-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan
1) Perilaku konsumen/selera konsumen.
Dua atau tiga tahun yang lalu handphone blackberry sedang trend, banyak
peminat dan banyak yang beli. Tetapi sekarang sudah tidak trend lagi karena
telah ada merk dan jenis yang baru iPhone-android yang lebih canggih
teknologinya dibanding blackberry.
2) Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap.
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal, maka meises, selai dan
mentega akan turun permintaannya.
3) Pendapatan/penghasilan konsumen.
Orang yang memiliki penghasilan/tunjangan besar dapat membeli banyak
barang yang diinginkan, tetapi sebaliknya orang yang berpenghasilan rendah
mungkin akan mengirit pemakaian barang yang biasa dibeli.
4) Perkiraan harga di masa depan
Bila harga akan diperkirakan akan naik, maka orang akan membeli sangat
banyak ketika harganya masih rendah.
5) Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen.
Pada bulan puasa (ramadhan) pemintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es
batu, kurma dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan
lainnya.
6.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Demand Pelayanan Kesehatan
Menurut Michael Grossman dalam health care economics second edition,
Konsumen memiliki 2 alasan dalam hal permintaan terhadap kesehatan yaitu:
1) Kesehatan sebagai komuditas konsumsi
Dengan kesehatan itu sendiri, konsumen dapat melakukan aktivitas fisik
dengan leluasa tanpa ada gangguan dari kesehatan mereka sendiri.
2) Kesehatan sebagai sebuah investasi
Kondisi kesehatan akan menentukan jumlah waktu yang tersedia untuk
seseorang. Lama waktu seseorang sakit akan berpengaruh pada jumlah waktu
yang dapat ia lakukan untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
32
6.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap
pelayanan medis baik dari segi pasien maupun dari pihak pemberi layanan
medis:
1) Faktor yang mempengaruhi permintaan pasien terhadap pelayanan medis
Pasien merupakan konsumen paling penting dalam jasa kesehatan dimana
pasien ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap pelayanan
kesehatan serta menentukan kualitas dari pelayanan kesehatan bersangkutan.
a) Kejadian sakit (incidence of illness)
b) Karakteristik budaya dan demografi (culturaldemographic characteristics)
1) Jenis kelamin..
2) Usia..
3) Status perkawinan dan jumlah anggota keluarga.
4) Pendidikan.
5) Preferensi pasien
c) Faktor ekonomi ( economic factors ).
1) Pendapatan.
2) Harga.
3) Jaminan atau asuransi kesehatan.
4) Nilai waktu bagi pasien
2) Faktor pihak pemberi layanan medis yang mempengaruhi permintaan
konsumen terhadap pelayanan medis.
Dalam melakukan tindakan terhadap pasien, dokter tenaga medis harus dapat
menyesusaikan sumber daya keuangan pasien dan kebutuhan medis pasien
sebelum melakukan tindakan medis.
Hukum Permintaan = makin tinggi harga suatu barang, makin tinggi
permintaan ke atas suatu barang atau, makin rendah harga suatu barang, makin
rendah permintaan ke atas suatu barang. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris
paribus) : jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin
banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah, maka penawaran akan
semakin sedikit atau sebaliknya. Semua terjadi karena semua ingin mencari
kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga
terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang
dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga akan mencoba
memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat
semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan
mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
6.2.6 Persamaan Fungsi Permintaan
Antara harga (P) suatu barang dan jumlah yang mau dibeli (Qd) ternyata
ada hubungan fungsional yang kurang lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau
dibeli merupakan fungsi dan harga. Artinya besar-kecilnya Qd tergantung dan
tinggi rendahnya P. hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam
bentuk semua persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve
permintaan. Berbentuk garis melengkung yang menyerupai bentuk hiperbola.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
33
Tabel 6.2
Demand (Permintaan)
P
0
Q
Dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak
kurva permintaan akan suatu barang. Bagaimana tepatnya kuve permintaan dan
persamaannya hanya dpat dipastikan atas dasar penelitian pasar dengan bantuan
statitiska. Dan berbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan
informasi berapa jumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat
pada berbagai tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan
sebuah kurve permintaan yang “bagus” seperti dalam contoh di atas. Tetapi
dengan bantuan matematika dapat dihitung garis rata-rata (garis, regresi, dan
diagram tebar) yang dapat mendekati (mencerminkan) keadaan nyata.
Equilibrium: terjadi pada tingkat harga dan jumlah dimana kekuatan yang bertemu
di pasar berada dalam keadaan seimbang (jumlah yang diminta = jumlah yang
ditawarkan)
6.2.7 Perubahan dalam Permintaan
Inti dan pengertian permintaan yang dibicarakan sampai sekarang adalah
hubungan antara “harga” suatu barang/jasa dan “jumlah yang diminta” jika P
sebagai akibat dari perubahan P. Dalam kurve permintaan hubungan tersebut
kelihatan dan arah kurve yang turun kekanan bawah : jika harga barang turun,
akibatnya jumlah yang mau dibeli bertambah, dan kita berjalan dari titik satu ke
titik yang lain pada kurve permintaan yang sama seperti telah digambarkan itu.
6.3
Elastisitas
Untuk menyatakan peka tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap
perubahan harga dipergunakan istilah elastisitas, tepatnya elastisitas harga (Price
elasticity of demand), jika :
1) Konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, permintaan akan
barang itu disebut “Elastis”. Artinya perubahan harga yang kecil
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
34
menyebabkan perubahan yang relative (lebih) besar dalam jumlah yang
diminta.
Misalnya harga naik 10%, akibatnya jumlah barang yang akan di beli
berkurang dengan % yang lebih besar, misalnya 20%.
2) Konsumen kurang peka terhadap harga suatu barang tertentu, permintaan akan
barang itu disebut “inelastis”. Artinya meskipun kenaikan harga (relatif)
cukup besar, namun jumlah yang mau dibeli hamper tidak berkurang;
sedangkan kalau harga barang turun, jumlah yang diminta hamper tidak
bertambah. Misalnya harga turun 10% menyebabkan pertambahan dalam
jumlah yang diminta relatif lebih kecil, misalnya hanya 5%. Hal ini terutama
terjadi pada barang-barang kebutuhan hidup pokok seperti beras, garam, dll.
6.3.1 Elastisitas Permintaan
Adalah angka yang menunjukkan perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep:
1) Elastisitas permintaan harga
2) Elastisitas permintaan silang
3) Elastisitas permintaan pendapatan
Elastisitas permintaan dapat diukur dan dinyatakan dalam satu angka yang
disebut koelisien elastisitas. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat
dihitung dengan bantuan rumus yang sederhana.
6.3.1.1 Jenis-jenis Elastisitas Permintaan :
1) Inelastis (Tidak elastis) / (Ed < 1)
Perubahan permintaan (dlm persentase) lebih kecil dari pada
perubahan harga. Contoh : Permintaan atas beras
2) Elastis (Ed > 1)
3) Elastis Unitari (Ed = 1)
Jika harga naik 10%, demand turun 10%
4) Inelastis Sempurna (Ed = 0)/Tidak elastis sempurna
Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah
barang yang dibutuhkan. Contoh : Garam
5) Elastis Sempurna / Tak Terhingga (Ed = ∞)
Perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan permintaan
tidak terbilang besarnya.
6.3.1.2 Faktor-faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan, sebagai
berikut :
1) Produk substitusi
2) Presentase pendapatan yang dibelanjakan
3) Produk mewah versus kebutuhan
4) Jangka waktu permintaan dianalisis
Curamnya kurve permintaan bukanlah pedoman yang baik untuk
menentukan elastisitas permintaan. Curamnya kurve juga ikut ditentukan
oleh skala yang dipakai. Kebanyakan kurve permintaan kelihatan
menanjak pada harga tinggi dan lebih mendatar pada harga rendah (seperti
pada gambar).
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
35
P
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Q
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PxQ
10
18
24
28
30
30
28
24
18
10
P
E> 1
10
8
6
4
2
2
4
6
8
10
Q
6.3.2 Elastisitas Penawaran
Adalah angka yang menunjukkan berapa persentasi jumlah barang yang
ditawarkan berubah, bila harga barang berubah satu persen.
6.3.2.1 Jenis-jenis Elastisitas Penawaran :
1) Inelastis (Tidak elastis)
Wujudnya apabila perubahan harga menimbulkan perubahan yang
lebih kecil ke atas penawaran.
2) Elastis
Wujudnya apabila perubahan harga menyebabkan perubahan yang
lebih besar ke atas penawaran
3) Elastis Unitari
Apabila kurva bermula dari titik nol
4) Inelastis Sempurna
Wujudnya adalah apabila penjual sama sekali tidak mau menambah
penawarannya walaupun harganya tinggi.
5) Elastis Sempurna
Wujudnya adalah apabila para penjual bersedia menjual semua
barangnya pada suatu harga tertentu.
6.3.2.2 Faktor-faktor yang sangat dalam menentukan elastisitas penawaran,
sebagai berikut :
1) Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran
cenderung tidak elastis apabila salah satu hal-hal berikut terjadi :
 Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar.
 Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga
penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru.
2) Jangka waktu analisis
- Jangka waktu sangat singkat
- Jangka waktu pendek
- Jangka waktu panjang
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
36
3) Stok persediaan
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan.
4) Kemudahan substitusi faktor produksi/input
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja,
semakin elastis penawaran. Ini berarti semakin mudah produsen
memenuhi perubahan permintaan yang terjadi.
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
37
Tema 7
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Pembiayaan Di Bidang Kesehatan
: Mahasiswa mampu memahami tentang pembiayaan
di bidang kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang Pembiayaan Pelayanan Kesehatan.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian, unsur-unsur
pembiayaan kesehatan, syarat pokok pembiayaan dan
masalah pembiayaan.
7.1
Pengertian
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang
mengatur tentang besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :
1) Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan.
2) Pemakai jasa pelayanan: yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut
pemakai jasa pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.
Bila biaya tidak mencukupi maka jenis dan bentuk pelayanan kesehatannya harus
diubah sehingga sesuai dengan biaya yang disediakan. Distribusi atau penyebaran
dana perlu disesuaikan dengan prioritas.
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun
secara garis besar berasal dari :
1) Bersumber dari anggaran pemerintah
2) Bersumber dari anggaran masyarakat
3) Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri
4) Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam
proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung
aktivitas seperti biasa. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya
yang senatiasa “siap pakai” dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit.
Namun, masih banyak orang menyepelekan hal ini.
Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan,
dapat dipandang sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang kesehatan
sebagai elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian
problem baru yang justru akan menyerap keuangan negara lebih besar lagi.
Sejenis pemborosan baru yang muncul karena kesalahan kita sendiri.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
38
7.2
Strategi Pembiayaan Kesehatan
Organisasi kesehatan dunia (WHO) sendiri memberi fokus strategi
pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama
kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut:
1) meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan
2) mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan
kesehatan masyarakat miskin
3) pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi
kesehatan sosial (SHI)
4) penggalian dukungan nasional dan internasional
5) penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional
6) pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data
dan fakta ilmiah
7) pemantauan dan evaluasi.
Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini
adalah provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan
persalinan yang oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat.
Alternatif lain adalah empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan
kelemahan alternatif-alternatif tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para
pelaku di tingkat pelayanan.
Informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut
juga merupakan masukan penting untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan
pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk miskin.
Strategi pembiayaan kesehatan disuatu negara diarahkan kepada ;
kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas; reduksi pembiayaan
secara tunai perorangan; menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan; pemerataan dalam akses pelayanan; serta peningkatan
efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang
memadai dan dapat diterima pengguna jasa. Adapun sasaran dari strategi utama
meningkatkan pembiayaan kesehatan itu adalah, pertama, pembangunan
kesehatan mendapatkan anggaran yang memadai oleh pemerintah pusat dan
daerah. Kedua, anggaran kesehatan pemerintah lebih diutamakan untuk
pencegahan dan promosi kesehatan. Dan ketiga,terciptanya sistem jaminan
pembiayaan dalam sektor ini, terutama bagi masyarakat.
7.3
Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan
1) Dana
Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan
sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta.
2) Sumber daya
Sumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola,
standar, regulasi dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil
guna dan berdaya guna.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
39
3) Pengelolaan Dana Kesehatan
Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat
aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para
pelaku subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh Pemerintah secara
lintas sektor, swasta.
7.3.1 Jenis Biaya Kesehatan
Dilihat dari pembagian pelayanan kesehatan, biaya kesehatan dibedakan
atas :
a) Biaya pelayanan kedokteran yaitu biaya untuk menyelenggarakan dana tau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, tujuan utamanya lebih kearah
pengobatan dan pemulihan dengan sumber dana dari sector pemerintah
maupun swasta.
b) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat yaitu biaya untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, tujuan utamanya
lebih kearah peningkatan kesehatan dan pencegahan dengan sumber dana
terutama dari sector pemerintah.
7.3.2 Sumber Biaya Kesehatan
Pembiayaan kesehatan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan
terkendali, agar tersedia dana kesehatan yang mencukupi dan berkesinambungan,
bersumber dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan sumber lainnya. Perencanaan
dan pengaturan pembiayaan kesehatan dilakukan melalui penggalian dan
pengumpulan berbagai sumber dana yang dapat menjamin kesinambungan
pembiayaan pembangunan kesehatan, mengalokasikannya secara rasional,
menggunakannya secara efisien dan efektif.
Pengaturan penggalian dan
pengumpulan serta pemanfaatan dana yang bersumber dari iuran wajib,
pemerintah harus melakukan sinkronisasi dan sinergisme antara sumber dana dari
iuran wajib, dana APBN/APBD, dana dari masyarakat, dan sumber lainnya.
Pelayanan kesehatan dibiayai dari berbagai sumber, yaitu:
a) Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (propinsi dan
kabupaten/kota) dengan dana berasal dari pajak (umum dan penjualan), deficit
financial (pinjaman luar negeri) serta angsuran sosial.
b) Swasta, dengan sumber dana dari perusahaan, asuransi kesehatan swasta,
sumbangan sosial, pengeluaran rumah tangga serta communanself help.
7.3.3 Masalah-Masalah Pembiayaan Kesehatan
Pemerintah selalu berupaya membuat strategi penanggulangan tentang
pembiayaan kesehatan terutama bagi masyarakat kurang mampu atau miskin.
Namun seiring berjalannya waktu, masih terdapat kelemahan-kelemahan atau
masalah-masalah dari strategi tersebut. Adapun masalah-masalah pembiayaan
kesehatan, antara lain :
1. Kurangnya dana yang tersedia
2. Penyebaran dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan (equity - fairness)
3. Pemanfaatan yang tidak tepat
4. Pengelolaan dana yang belum sempurna
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
40
5. Biaya kesehatan yang makin meningkat
o Inflasi
o Demand yang meningkat
o Kemajuan IPTEK
o Perubahan pola penyakit (triple burden)
o Perubahan pola pelayanan kesehatan (fragmented health services)
o Perubahan pola hubungan dokter pasien
o Lemahnya mekanisme pengendalian biaya
o Penyalahgunaan asuransi kesehatan
7.3.4 Beberapa faktor penting dalam pembiayaan kesehatan :
1) Kuantitas anggaran pembangunan kesehatan yang disediakan
pemerintah maupun sumbangan sector swasta.
2) Tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan (fungsionalisasi) dari
anggaran yang ada.
Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang
peranan penting atau yang amat vital untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dalam rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan
kesehatan di suatu Negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan
dan akses dan pelayanan yang berkualitas. Oleh karena itu, reformasi kebijakan
kesehatan di suatu Negara seyogyanya memberikan focus penting kepada
kebijakan pembiayaan kesehatan untuk menjamin terselenggarannya kecukupan,
pemerataan, efisiensi dan efektifitas. Kebijaksanaan pembiayaan kesehatan yang
mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada masyarakat miskin akan
mendorong tercapainya akses yang universal. Pada aspek yang lebih luas diyakini
bahwa pembiayaan dalam bidang ini mempunyai kontribusi pada perkembangan
social dan ekonomi.
WHO member fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu
pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada umumnya
adalah dalam area sebagai berikut :
1) Meningkatnya investasi dan pembelanjaan public dalam bidang kesehatan,
2) Mengupayakan pencapaian kepersertaan semesta dan penguatan pemeliharaan
kesehatan masyarakat miskin,
3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi
kesehatan sosial,
4) Penggalian dukungan nasional dan internasional, penguatan kerangka regulasi
dan intervensi fungsional,
5) Pengembangan kebijakan yang didasarkan pada data dan fakta ilmuah,
6) Pemantauan dan evaluasi.
7.4
1)
Pembiayaan Sektor Kesehatan
Gambaran Umum Pembiayaan Kesehatan
Out of Pocket (OCP):
a) Dengan cara ini pasien membayar langsung kepada dokter atau
pembeli pelayanan kesehatan lainnya untuk pelayanan kesehatan yang
sudah diterima.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
41
2)
3)
4)
b) Aspek positif metoda ini, pasien menjadi lebihmenghargai nilai
ekonomi dari pelayanan kesehatan yang diteima sehingga menghindari
penggunaan pelayanan kesehatan secara berlebihan.
c) Aspek negatifnya pasien dan keluarga akan sangat rentan untuk
mengalami pengeluaran bencana (catastrophic expenditure), karena
harus membayar biaya kesehatan yang mahal pada suatu saat ketika
sakit, sehingga bisa menyebabkan pasien dan keluarganya jatuh
miskin.
Pajak ( Taxation )
a) Pemerintah Indonesia telah menarik pajak umum, Pemerintah
membayar sebagian darai biaya pelayanan kesehatan pasien yang
diberikan pada fasilitas kesehatan pemerintah, misalnya Puskesmas
dan Rumah Sakit Pemerintah Pusat maupun Daerah
b) Pasien harus membayar sebagian dari pelayanan kesehatan yang
digunakan, disebut User fee (user charge)
c) Di Indonesia terdapat skema Jamkesmas yang membebaskan semua
biaya pelayanan kesehatan di tingkat primer maupun sekunder yang
disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah
Asuransi
a) Sistem asuransi menarik premi yang dibayarkan oleh individu-individu
peserta asuransi.
b) Beberapa negara mengoperasikan compulsory payroll tax yang bersifat
wajib bagi pekerja untuk membayar asuransi
c) Masalah yang jelas dari sistem wajib adalah membebankan biaya
pelayanan kesehatan kepada angkatan kerja, sehingga dapat
memperburuk ekonomi umum
d) Asuransi kesehatan bisa diambil oleh masing-masing individu atau
pekerja, sehingga menyebabkan sebagian penduduk tidak terasuransi
atau diselenggarakan melalui skema nasiona untuk semua penduduk
(mis. Di Belanda , Canada )
Medical Saving Account
a) Medical Saving Account (MSA, personal saving account )
mengharuskan warga menabung uang untuk membiayai pelayanan
kesehatan sendiri
b) Sejauh ini hanya Singapore yang menggunakan sistem ini
c) Sistem ini memproteksi generasi berikutnya dari biaya-biaya akibat
generasi kini
Sebagian besar negara menggunakan campuran dari no1 sampai dengan
no 3. Sebagai contoh di Indonesia Pemerintah menyediakan pelayanan kesehatan
primer dan di Puskesmas dan sekunder di Rumah Sakit Pemerintah, tetapi
membiayai hanya sebagian pelayanan kesehatan itu. Sebagian warga membeli
asuransi kesehatan swasta, baik secara individual atau melalui perusahaantempat
bekerja, sebagian besar warga tidak terasuransi. Terdapat sistem yang didanai
pemerintah untuk warga miskin dan usia lanjut dan juga veteran Angkatan
bersenjata
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
42
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
43
Tema 8
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Pasar Ekonomi
: Mahasiswa mampu memahami tentang pasar
ekonomi.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang pasar ekonomi.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian, macam-macam
pasar, jenis-jenis pasar ekonomi dan fungsi pasar.
8.1
Pasar
8.1.1 Pengertian Pasar
Pasar menurut ilmu ekonomi adalah suatu pertemuan antara orang yang
mau menjual dan orang yang membeli suatu barang dan jasa tertentu dengan
harga tertentu pula.
Pasar (Market) adalah Interaksi yang terorganisir antara pembeli dan
penjual yang memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan atau
pertukaran (jual beli/trade off).
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang
atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan barang atau
jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi
lebih konseptual, yakni bertemunya permintaan dan penawaran.
8.1.2 Fungsi Pasar
Dalam kehidupan sehari-hari, pasar tentunya sangat penting. Karena pasar
memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Pembentukan nilai harga
Pasar berfungsi untuk pembentukan harga (nilai) karena pasar merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian saling menawar dan
akhirnya membuat kesepakatan suatu harga.
2) Pendistribusian
Pasar mempermudah produsen untuk mendistribusikan barang dengan para
konsumen secara langsung.
3) Sebagai sarana promosi
Pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen untuk
memperkenalkan (mempromosikan) produk-produknya kepada konsumen.
8.2
Bentuk dan Jenis Pasar
8.2.1 Bentuk-bentuk Pasar
Berbagai macam bentuk-bentuk pasar dibawah ini adalah sebagai
berikut :
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
44
1) Bentuk pasar menurut sifat barang dan penyerahannya
a) Pasar Konkret / Nyata
Pasar konkret adalah suatu pasar tempat pembeli dan penjual bertemu
secara langsung untuk mengadakan transaksi jual beli barang atau jasa.
b) Pasar Abstrak
Dalam pasar abstrak penjual dan pembeli dapat bertemu secara langsung
atau tidak langsung, dan barang yang ditawarkannya pun hanya berupa
contoh. Transaksi jual beli dapat dilakukan melalui alat komunikasi
seperti, telepon, teleks, dan surat. Contoh dari pasar abstrak, di antaranya,
pasar (bursa) surat berharga, saham, bursa valuta asing, pasar uang, dan
pasar modal.
2) Bentuk pasar menurut luas wilayah kegiatannya
a. Pasar Setempat.
b. Pasar Daerah
c. Pasar Nasional
d. Pasar Internasional
3) Bentuk pasar menurut organisasi pasar
a) Pasar persaingan sempurna (Perfect Competition)
Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antarapermintaan
dan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat
banyak dan hampir tidak terbatas.
Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
1) Jumlah penjual dan pembeli banyak
2) Barang yang dijual sejenis,serupa dan mirip satu sama lain
3) Penjual bersifat pengambil harga(pricetaker)
4) Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran
(demand and supply)
5) Posisitawarkonsumenkuat
6) Sulitmemperolehkeuntungandiatas rata-rata
7) Sensitifterhadapperubahanharga
8) Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
b) Pasar persaingan tidak sempurna
Adalah pasar dimana jumlah pembeli lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah penjualnya, sehingga pasar dikuasai oleh satu atau beberapa
penjual saja.
Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar
yaitu:
1) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi
oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.
Dengan kata lain. pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi
permintaan dengan penawaran di mana terdapat beberapa
penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar. Contoh
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
45
pasar oligopoli adalah pasar pulsa, hanya ada beberapa perusahan
penyedia pulsa yaitu, telkomsel, indosat, dan xl.
2) Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya
terdiri dari satu produsen atau penjual.
Monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan
penawaran yang ditandai oleh hanya ada satu penjual/produsen di
pasar berhadapan dengan permintaan seluruh pembeli/konsumen.
Monopoli terjadi karena di pasar terdapat faktor-faktor yang
menghambat (barrier to entry) yang mencegah penjualpenjual lain
untuk memasuki pasar tersebut.
3) Pasar Monopolistik
Adapun definisi pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar
yang terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang
berbeda coraknya. Contoh pasar persaingan monopolistik adalah pasar
kendaraan bermotor.
4) Bentuk pasar menurut waktu penyelenggaraannya :
1) Pasar Harian
Pasar harian adalah tempat pasar di mana pertemuan antara pembeli dan
penjual yang dapat dilakukan setiap hari. Pada pasar ini biasanya yang
diperdagangkan barang-barang kebutuhan konsumsi, kebutuhan produksi,
kebutuhan bahan-bahan mentah, dan kebutuhan jasa.
2) Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah pasar dengan proses jual beli dilakukan setiap
seminggu sekali. Biasanya pasar seperti ini terdapat di daerah yang masih
jarang penduduk, seperti di pedesaan.
3) Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan sebulan sekali, terdapat
di daerah tertentu. Biasanya pembeli di pasar ini membeli barang tertentu
yang kemudian akan dijual kembali, seperti pasar hewan.
4) Pasar Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
Biasanya bersifat nasional dan diperuntukkan bagi promosi terhadap suatu
produk/barang baru. Misalnya, Pekan Raya Jakarta, Pameran
Pembangunan, Pasar malam menjelang Hari Raya Idulfitri, dan lain-lain.
5) Menurut jenis barang yang diperjual belikan :
a) Pasar Barang Konsumsi
b) Pasar Barang Produksi
Pasar Pelayanan Kesehatan:
1) Dokter/paramedis menyediakan bermacam jasa: diagnosa, memberikan resep
dan melakukan bedah jantung.
2) RSU bertindak sebagai penjual: perawatan pasien, pemeriksaan labor.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
46
3) Individu/masyarakat adalah konsumen yang membeli perawatan (pemeriksaan
fisik, perawatan dll).
Titik pusat dari pasar adalah mekanisme harga, dimana dari sudut demand,
harga adalah ukuran tentang berapa besar pendapat (income) yang perlu
dikorbankan sesorang untuk mendapatkan barang yang diinginkan.
8.2.2 Jenis-jenis Pasar
Jenis-jenis pasar terdiri dari, yaitu pasar tradisional, pasar domestik, pasar
internasional.
8.3
Syarat-Syarat Terjadinya Pasar
1) Adanya penjual
2) Adanya barang atau jasa yang diperjual belikan
3) Adanya interaksi antara penjual dan pembeli
4) Adanya media atau tempat untuk interaksi antara penjual dan pembeli.
8.4
Kebaikan dan Keburukan Mekanisme Pasar
8.4.1 Kebaikan Mekanisme Pasar
1) Pasar memberikan informasi yang lebih tepat
2) Pasar memberikan
perangsang kepada
pengusaha
untuk
mengembangkan kegiatan.
3) Pasar memberikan perangsang untuk memperoleh keahlian modern.
4) Pasar menggalakkan penggunaan barang dan produksi secara efisien.
5) Pasar memberikan kebebasan tinggi pada masyarakat untuk melakukan
kegiatan ekonomi
8.4.2 Keburukan mekanisme pasar
1) Kebebasan: menindas minoritas (ancaman terhadap pemerataan)
2) Kegiatan ekononomi tidak stabil.
3) Adanya kekuatan monopoli yang merugikan.
4) Tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien.
5) Pengaruh externalitas yang buru (keuntungan pribadi kontra
keuntungan sosial).
8.5
Sistem dan Kondisi Pasar
8.5.1 Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi tidak perlu pasar:
1) Unit keluarga yang memenuhi kebutuhan mandiri.
2) Sistem ekonomi komando yaitu keputusan produksi dan distribusi
barang oleh pemerintah
Sistem Pasar suatu negara dipengaruhi oleh latar belakang sistem suatu
negara:
1) Kapitalis, Sosialis, Komunis dll
2) Liberal, Demokratis, Sentalistik
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
47
8.5.2 Kondisi pasar
Kondisi pasar suatu negara: ketergantungan pada negara lain terkait
sumberdaya, teknologi, bahan baku. Perdagangan terjadi pergeseran dari tenaga
kasar menjadi penjual jasa. Mata uang suatu negara merupakan alat tukar (medium
of change)
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic and
Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes, Bangkok, Thailan
15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
48
Tema 9
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Perilaku Konsumen
: Mahasiswa mampu memahami tentang perilaku
konsumen
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang perilaku konsumen.
: - Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian, jenis-jenis pelaku
perekonomian, macam-macam pelaku ekonomi,
macam-macam perilaku konsumen, faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku.
9.1
Pengertian
9.1.1 Konsumen
Adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.(Menurut pengertian Pasal 1
angka 2 UU PK).
Ciri-ciri konsumen adalah, Pertama, Personal Consumer adalah
konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya
sendiri. Kedua, Organizational Consumer adalah konsumen ini membeli atau
menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan
organisasi tersebut.
9.1.2 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis
yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Pengertian Perilaku Konsumen menurut para Ahli :
Menurut Loudon dan Bitta Mencakup proses pengambilan keputusan dan
kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan,
penggunaan dan mendapatkan barang atau jasa.
Menurut Hawkins, Best dan Coney Merupakan studi tentang bagaimana
individu, kelompok atau organisasi melakukan proses pemilihan, pengamanan,
penggunaan dan penghentian produk, jasa, pengalaman atau ide untuk
memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan masyarakat.
Menurut Schiffman dan Kanuk Merupakan studi yang mengkaji
bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang
tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa
yang akan dikonsumsi.
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
49
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan
pengalaman serta ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk
membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli,
juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Perilaku konsumen dapat diartikan dari semua definisi diatas sebagai studi
tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,
membeli,memakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.
9.1.3 Alasan diperlukannya mempelajari perilaku konsumen
1) Konsumen adalah “Raja”
2) Motivasi dan prilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3) Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui beberapa kegiatan
dengan maksud tertentu.
4) Bujukan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan
secara sosial asal semuanya dalam keadaan normal.
9.1.4 Tipe-tipe Perilaku Konsumen
Menurut Wilkie, tipe perilaku konsumen dalam melakukan pembelian
dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan
tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
1) Budget Allocation (Pengalokasian budget)
2) Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
3) Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
4) Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
9.2 Sifat dari Perilaku Konsumen
1) Perilaku Konsumen Dinamis
2) Interaksi Perilaku Konsumen
3) Perilaku Konsumen Pertukaran
9.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1) Faktor Sosial, terdiri dari : Grup, Pengaruh Keluarga, Peran dan Status
2) Faktor Personal, yaitu : Situasi Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian
dan Konsep Diri, Umur dan Siklus Hidup, Pekerjaan
3) Faktor Psikologi, adalah sebagai berikut : Motivasi, Persepsi,
Pembelajaran, beliefs and Attitude
4) Faktor Kebudayaan, yaitu : Subkultur dan Kelas Sosial
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
50
Lima peranan yang secara umum terlibat dalam proses pengambilan
keputusan pembelian barang / jasa :
1. Pemrakarsa (initiator) : Orang yang pertama kali menyarankan ide untuk
membeli barang atau jasa.
2. Pembawa pengaruh (influencer) : Orang yang memiliki pandangan atau
nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.
2) Pengambilan keputusan (decider) : Orang yang menentukan keputusan
pembelian.
3) Pembeli (buyer) : Orang yang melakukan pembelian secara nyata.
4) Pemakain (user) : Orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang atau
jasa yang dibeli.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu :
1) Konsumen adalah raja
2) Ia memiliki kemampuan penuh untuk menyaring semua upaya untuk
mempengaruhi, dengan hasil bahwa semua yang dilakukan oleh perusahaan
harus disesuaikan dengan motivasi dan perilaku konsumen.
3) Motivasi dan perilaku konsumen dapat dipahami melalui penelitian
4) Hal-hal yang berkaitan dengan motivasi dan perilaku dapat diketahui melalui
penelitian, sehingga penelitian ini dipakai sebagai acuan dalam membuat
program pemasaran, perencanaan periklanan, perencanaan promosi sehingga
hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang dapat diprediksi.
Tujuan mengetahui model perilaku konsumen :
1) Untuk mengembangkan teori dalam penelitian perilaku konsumen
2) Untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenal
perilaku konsumen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen.
1) Faktor budaya
a) Culture kebudayaan
Contoh nilai-nilai, presepsi, kebebasan
b) Sub culture
Contoh kebangsaan, agama
c) Kelas sosial
Contoh tata nilai, perilaku
2) Kelompok sosial
a) Kelompok keluarga.
Contoh istri dan orang tua,
b) Peran dan status.
Contoh anak, istri, manager
3) Faktor pribadi
a) Usia dan tahap siklus hidup
b) Pekerjaan
c) Keadaan ekonomi
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
51
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
52
Tema 10
Konsep Biaya
Standar Kompetensi
: Mahasiswa mampu memahami tentang konsep biaya.
Kompetensi Dasar
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang konsep biaya.
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian, klasifikasi biaya,
dan analisis biaya.
Indikator
10.1
Konsep Biaya
Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam memperoleh
informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan
pembuatan keputusan.
10.1.1 Pengertian Biaya
Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami
pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau dari sudut biaya,
ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1) Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada
konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam
menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung
penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.(Gaspersz, 2003)
2) Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
3) Biaya merupakan pengorbanan sacrifice yang bertujuan untuk memproduksi
atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang tidak bertujuan disebut
pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani , 1990)
4) Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh
suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga,
waktu maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk
memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga
dihitung sebagai biaya, yang disebut biaya kesempatan/opportunity cost.
(Maidin, 2003)
Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata
terdapat 4 unsur pokok, yaitu:
o Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
o Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
o Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
o Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
53
Biaya dapat juga diartikan sebagai nilai dari sejumlah input (faktor
produksi) yang dipakai untuk menghasilkan produk (output), atau nilai dari suatu
pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu.
Menurut Simamora, biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat
ini atau di masa mendatang bagi organisasi. Menurut Mulyadi, biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan.
Biaya didefinisikan sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu, pengorbanan ini biasanya diukur sebagai jumlah
moneter yang harus dibayarkan untuk mendapatkan barang dan jasa pada kurun
waktu tertentu. Bisa berbentuk atau berupa : uang, barang, waktu/kesempatan
yang dikorbankan (opportunity cost).
Biaya merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan atau
rumah sakit pada sector pelayanan kesehatan, untuk memperoleh factor-faktor
prodiksi dan bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi barang
atau jasa. Jenis-jenis biaya adalah :
1)
biaya eksplisit dan biaya implisit
2)
Biaya internal dan eksternal
3)
Biaya jangka pendek dan jangka panjang
4)
Biaya langsung dan tidak langsung
5)
Biaya investasi dan biaya operasional
Klasifikasinya adalah :
1. biaya gedung
2. biaya medis
3. biaya non medis.
6)
Biaya tetap dan variable
7)
Biaya semivariable
Komponen biaya :
1) Komponen biaya investasi
 Biaya gedung
 Biaya kendaraan’
 Biaya alat’
 Biaya pendidikan pegawai
2) Komponen biaya operasional
 Biaya pegawai
 Biaya obat
 Biaya habis pakai
 Biaya utilities
 Biaya umum
3) Komponen biaya pemeliharaan
 pemeliharaan gedung
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
54
 pemeliharaan alat medis
 pemeliharaan alat non medis
 pemeliharaan kendaraan
10.1.2 Pusat Biaya
Pusat Biaya terdiri dari :
1) Pusat biaya produksi , Unit yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada konsumen (menghasilkan pendapatan).
Contoh : Rawat Inap, Rawat Jalan, Lab, dll
2) Pusat biaya penunjang, Unit yang tidak secara langsung
memberikan pelayanan kepada konsumen (tidak menghasilkan
pendapatan).
Contoh: Kantor, Laundry, Instalasi Gizi, dll
10.2
Penggolongan Biaya
Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86) dan Harnanto dan
Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat didasarkan pada hubungan antara
biaya dengan:
1) Obyek Pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya ini berkaitan
dengan pengeluaran. Misalnya: biaya untuk membayar gaji karyawan tersebut
disebut biaya gaji.
2) Fungsi Pokok Perusahaan, dalam perusahaan manufaktur biaya
diklasifikasikan menjadi:
a) Biaya produksi
b) Biaya pemasaran
c) Biaya administrasi dan umum
d) Keuangan (Fiancial) yakni biaya yang berkaitan dengan upaya mencari
dana.
10.3 Klasifikasi Biaya atau Jenis Biaya :
1) Menurut Fungsi/Kegunaannya
a) Biaya Investasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk barang modal/barang investasi, yang
kegunaannya bisa berlangsung selama satu tahun atau lebih.
Seperti :
- Pembangunan gedung
- Pembelian Alat Medis / Non Medis
- Pembelian Kendaraan
b) Biaya Operasional
Adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan barang investasi.
Antara lain :
- Gaji staf/upah/insentif/honor
- Obat dan bahan medis/non medis (ATK, dsb)
- Makanan
- Perjalanan/transportasi
- Bahan Bakar
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
55
- PLN/PDAM/Telepon
c) Biaya Pemeliharaan
Adalah biaya yang dibutuhkan untuk menjaga/mempertahankan kapasitas
barang investasi agar dapat bertahan lama.
Seperti :
- Pemeliharaan gedung
- Pemeliharaan alat medis/non medis
- Pemeliharaan kendaraan
- Pelatihan staf
2) Menurut Hubungannya dengah Jumlah Produksi
a) Biaya Tetap (Fixed Cost = FC)
adalah biaya yang besar/jumlahnya relatif tidak terpengaruh oleh jumlah
produksi (output) yang dihasilkan.
Misal :
- Pembangunan gedung
- Pembelian alat medis/non medis
b) Biaya Tidak tetap (Variable Cost = VC)
Adalah adalah biaya yang besar/jumlahnya tergantung pada jumlah
produksi atau output yang dihasilkan. Makin besar produksi/output, makin
besar biaya tidak tetap.
Contoh : Biaya obat/bahan/makanan
c) Biaya Semi Variable (Semi Variable Cost = SVC)
Adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah, walaupun
produksi/output berubah.
Misal : gaji/upah/insentif/honor
d) Biaya Total (Total Cost = TC)
TC = FC + VC = SVC
3) Menurut Peranannya dalam Proses Produksi
a) Biaya Langsung
Adalah biaya yang dikeluarkan pada unit-unit yang langsung
memproduksi barang (unit produksi)
Contoh :
- Investasi ruang rawat inap
- Investasi alat
- Obat/bahan/makanan
- Pemeliharaan ruang rawat inap
- Gaji medis dan para medis
b) Biaya Tidak Langsung
Adalah biaya yang dikeluarkan pada unit-unit penunjang yang tidak
langsung memproduksi output.
Misal :
- Investasi ruang adm
- Gaji tenaga adm
- ATK adm
- PLN/PDAM/Telepon
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
56
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik
Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
57
Tema 11
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Break Even Point (BEP)
: Mahasiswa mampu memahami tentang Break Even
Point (BEP).
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang Break Even Point (BEP)..
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian, rumus, CARA
menghitung BEP dan BOR, serta manfaat BEP.
11.1 Pengertian
11.1.1 Break even point (BEP)
Break even point (BEP) adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga
tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapat keuntungan /
profit.
Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain pada saat itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutupi
biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian.
Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya
variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
Break even point atau titik impas merupakan suatu keadaan dimana dalam
operasi suatu usaha, usaha tersebut tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi atau dapat diartikan penghasilan dari usaha tersebut sama dengan jumlah
biaya yang dikeluarkan. Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan,
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak
mengalami kerugian.
Secara umum Analisis break even point digunakan untuk menentukan halhal sebagai berikut:
1) Perencanaan produksi dan penjualan.
2) Perencanaan laba.
3) Mengukur, menganalisis dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi.
Asumsi dasar dalam analisa break event point, antara lain :
1) Biaya di dalam perusahaan digolongkan kedalam dua jenis biaya, yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan
tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi oleh kondisi perusahaan
jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. Jika ada
biaya semi variabel harus dialokasikan kedalam dua jenis biaya tersebut.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
58
2) Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsionil dengan
volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya
adalah tetap sama.
3) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya tidak
berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4) Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisis.
5) Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih
dari satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masingmasing produk harus tetap.
11.1.2 BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
11.2
Tujuan BEP
Tujuan Mencari Titik Impas, antara lain sebagai berikut :
1) Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya
2) Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan menimal yang harus
diraih oleh perusahaan
3) Mengawasi kebijakan penentuan harga
4) Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi
dekat / jauh dari titik impas ?
11.3
Jenis-jenis Break Even Point ( BEP )
Adapun jenis-jenis BEP, antara lain sebagai berikut :
1) Break Even Chart.
2) Break Even Equation
3) Break Even Function
Syarat Analisis BEP:
1) Harga jual tidak berubah-ubah.
2) Seluruh biaya dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya variabel bersifat proposional.
Jika barang yang diproduksi lebih dari satu jenis, maka komposisi barang yang dijual tidak
berubah-ubah.
11.4 Metode Perhitungan
11.4.1 BEP
Menentukan BEP suatu usaha dapat digunakan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut yaitu:
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
59
1) Metode trial and error, Perhitungan break-even point dengan pendekatan trial
and error (coba-coba), yaitu dengan menghitung keuntungan operasi dari
suatu volume produksi/penjualan tertentu dan terus diulang hingga
menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan keuntungan :
Π = Q x P – (FC + (Q x VC))
Dimana
- Π = keuntungan
- Q = kuantitas produksi
- P = harga penjualan/tariff layanan jasa
- FC = biaya tetap
- VC = biaya variabel
Contoh :
Suatu praktik dokter beroperasi dengan biaya tetap sebesar Rp 5.000.000.
Biaya variabel per unit Rp 55.000. Tarif layanan per pasien Rp 75.000,Kapasitas layanan maksimal 500 pasien.
BEP usaha ini dihitung dengan metode trial and error yaitu menghitung
keuntungan saat jumlah 400 pasien. Dengan dengan jumlah layanan 400
pasien maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut:
Π = Q x P – (FC + (Q x VC))
= (400 x Rp 75.000) – (Rp 5.000.000,- + (400 x Rp 55.000))
= Rp 30.000.000 - (Rp 5.000.000 + Rp 22.000.000)
= Rp 3.000.000
Pada saat layanan dengan jumlah 400 pasien usaha tersebut masih
mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break-even pointnya terletak
di bawah 400 pasien. Hitung kembali dengan memisalkan jumlah layanan
pasien sebanyak 300 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
= (200 x Rp 75.000) – (Rp 5.000.000,- + (200 x Rp 55.000))
= Rp 15.000.000 - (Rp 5.000.000 + Rp 11.000.000)
= - Rp 1.000.000
Pada volume 200 unit ternyata usaha tersebut mengalami kerugian sebesar
Rp 1.000.000 sehingga break-even pointnya lebih besar dari 200 unit.
Misalkan jumlah layanan pasien sejumlah 250 orang, dan hasil
perhitungannya adalah sebagai berikut:
= (250 x Rp 75.000) - (Rp 5.000.000 + (250 x Rp 55.000))
= Rp 18.750.000,- - (Rp 5.000.000 + Rp 13.750.000)
= Rp 0.
Ternyata pada saat jumlah pasien sebanyak 250 orang tercapai break-even
point yaitu keuntungan nettonya sama dengan nol.
2) Metode grafik, metode grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur
biaya dan pendapatan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut
akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah
biaya tetap dan biaya variabel, dan garis pendapatan. Besarnya volume
produksi/penjualan/layanan jasa dalam unit digambarkan pada sumbu
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
60
horizontal (sumbu X) dan besarnya biaya dan pendapatan digambarkan pada
sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap
secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis
biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua,
besarnya contribution margin akan tampak pada gambar break even point
tersebut.
3) Perhitungan BEP dengan matematis.
Menggunakan rumus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar
unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam rupiah.
a) Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus:
( )=
….(1)
dimana :
P = harga jual/tarif layanan per unit
VC = biaya variabel per unit
FC = biaya tetap
Q = jumlah unit/kuantitas layanan/produk yang dihasilkan dan dijual.
Dari contoh di atas dapat dihitung secara langsung dalam unit dengan
menggunakan rumus pada persamaan 1 dan hasilnya adalah sebagai
berikut :
=
.
.
.
−
.
=
b) Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut:
=
…..(2)
dimana :
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
S = volume penjualan
Dengan menggunakan contoh pada bagian sebelumnya, BEP penjualan
yang dinyatakan dalam rupiah dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2 sebagai berikut:
=
−
.
.
.
.
.
.
=
.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
.
,−
61
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa volume penjualan
BEP yang dinyatakan dalam rupiah sebesar Rp 18.750.000. Apabila
volume penjualan tersebut dibagi dengan harga jual per unit, hasilnya
menunjukkan break-even point dalam unit yaitu:
=
.
.
.
=
11.4.2 BOR
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)
Contoh pengitungannya:
Hasil observasi terhadap RS A yang berkapasitas 300 tempat tidur, didapatrkan
jumlah rata-rata klien yang dirawat (BOR) 60 %, sedangkan rata-rata jam
perawatan adaalah 4 jam perhari. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat
dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah sbb:
1)
Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari
contoh diatas A= 4 jam/ hari
2)
Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-erata jam perawatan untuk sekuruh klien dalam
satu hari.
B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
3)
Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun.
C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
4)
Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan
selama setahun.
D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500
Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180.
Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
5)
Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.
E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang)
Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu =
313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
11.5
Manfaat Analsis Break Even Point
Analsis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analsis
Break Even Point dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
62
1) Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3) Sebera jauhkan berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4) Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah:
1) Alat perencanaan untuk hasilkan laba
2) Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan.
3) Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
4) Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.
Setelah kita mengetahui betapa manfaatnya BEP dalam usaha yang kita
rintis, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud
adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk
memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap
bukanlah pekerjaan yang mudah, Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan
oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan biaya variabel adalah biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi kalau tidak produksi
maka tidak ada biaya ini.
11.6
Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analsis Break Even Point dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break
even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat
dipertahankan apabila biaya-biaya harga jual konstan, karena naik turunnya harga
jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini
agak sukar untuk diterapkan. Oleh karena itu bagi analisis perlu diketahui bahwa
analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu : fixed cost
haruslah konstan selama periode atau range of output tertentu, variabel cost dalam
hubungannya dengan sales haruslah konstan, sales price per unit tidak berubah
dalam periode tertentu dan sales mix adalah konstan.
11.7
Kelemahan Analisa BEP
Sekalipun Analisa break even ini banyak digunakan oleh perusahaan,
tetapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan
utama dari analisa break even point ini antara lain :
a) Asumsi tentang linearity
Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variabel cost per unit,
tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan.
b) Klasifikasi biaya
Kelemahan kedua dari analisa break even point adalah kesulitan di dalam
mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variabel cost dimana biaya ini
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
63
tetap sampai dengan tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah setelah
melewati titik tersebut.
c) Jangka waktu penggunaan
Kelemahan lain dari analisa break even point adalah jangka waktu
penerapanya yang terbatas, biasanya hanya digunakan di dalam pembuatan
proyeksi operasi selama setahun.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
64
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik
Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
65
Tema 12
Perencanaan dan Penilaian Efisiensi
di Bidang Kesehatan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Mahasiswa mampu memahami tentang perencanaan
dan penilaian efisiensi i bidang kesehatan.
: Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang Perencanaan dan Penilaian efisiensi
pelayanan kesehatan
: Setelah mengetahui dan memahami mahasiswa
mampu menjelaskan Pengertian Perencanaan,
Langkah-langkah Penilaian.
12.1
Pengertian
Perencanaan kesehatan pada dasarnya berhubungan erat dengan pemilihan
yaitu memilih satu cara atau memilih beberapa cara diantara pilihan untuk
mencapai tujuan dimasa yang akan datang.
Pelayanan kesehatan merupakan public good, artinya merupakan alat
pemuas kebutuhan manusia yang pada umumnya penyediaannya dilakukan oleh
pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang dan jasa tersebut dibutuhkan oleh
orang banyak. Pelayanan kesehatan merupakan produk dalam bentuk jasa yang
artinya pelayanan kesehatan merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak lain dan pada dasarnya bersifat tangible (tidak
berwujud) dan tidak menghasilkan pemilikan sesuatu.
12.2
Konsep efisiensi dalam ilmu ekonomi
Akibat telah terjadinya resesi ekonomi dunia, sehingga telah membatasi
tingkat dan besarnya sumber daya nyata yang tersedia bagi pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu kita perlu menjawab pertanyaan dibawah ini yaitu :
 Apakah telah digunakan sumber daya yang terbatas dengan sebaik mungkin
 Apakah dana yang di belanjakan telah benar- benar mencapai sasarannya
Untuk menjawab pertanyaan diatas, maka perlu memperjelas beberapa
masalah dibwah ini, khususnya pengertian tentang :
- Apa yang ingin dicapai atau apa tujuan dari sebuah kegiatan
- Apa yang dimaksud dengan menggunakan sumber daya sebaik mungkin,
untuk ini ditentukan kriteria penilainnya
- Bagaimana membandingkan jumlah dan nilai sumber daya yang digunakan
dalam satu kegiatan dengan jumlah dan nilai hasil proses tersebut menyangkut
teknik pengukuran dan penilainnya.
Efisisensi umumnya diartikan sebagai proses yang dilaksanakan dengan
biaya tingkat keborosan dan upaya seminimal mungkin efisiensi disebut dengan
proses untuk memperoleh manfaat setinggi- tingginya dari uang yang dikeluarka.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
66
Agar konsep efisiensi lebih di pahami, maka perlu dipertimbangkan berbagai
implikasinya baik dalam sektor kesehatan maupun dalam sektor diluar kesehatan.
Efisiensi kesehatan dalam sektor kesehatan berarti bahwa sumberdaya
yang disediakan dapat digunakan dalam satu cara untuk meningkatkan dan
menjamin kesehatan masyarakat dua kriteria secara terpadu yaitu :
1)
Berhasil guna (efektif)
Biasanya banyak cara untuk memproduksi jenis, tingkat atau kombinasi
luaran tertentu. Akan tetapi mungkin saja dalam proses tersebut digunakan
teknologi yang kurang tepat atau sumberdaya yang berlebihan dari
kebutuhan yang seharusnya diperlukan. Dalam hal ini, keefektifan dapat
dicapai dengan menurunkan pemborosan dalam mencapai tujuan yang sama.
Koefisien sesungguhnya hanya memperhasilkan hubungan teknis yang ada
diantara masukan dan luaran.
2)
Berdaya guna (efficient)
Efisien merupakan arti bahwa sumberdaya yang telah dialokasikan untuk
suatu kegiatan produksi telah sesuai dengan nilai relatif dari berbagai
sumberdaya tersebut. Dengan kata lain :
o Masyarakat harus memilih berapa banyak kesehatan yang akan
diproduksi
o Pelayanan kesehatan hanya merupakan salah satu dari sekian
determinan kesehatan
Efisien disini memerlukan pandangan yang lebih luas dari sekedar
pelayanan kesehatan dan juga perlu mempertimbangkan keefektifan yang relatif
dan efisiensi dari berbagai cara lain untuk meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan. Efisiensi dalam ilmu ekonomi adalah suatu cara pelaahan pilihan
dengan melihat nilai kegiatan yang dipilih dibandingkan dengan sumber daya
yang dipakai. Akan tetapi dalam praktekny, berbagai teknik dalam proses
perbandingan agara lebih mudah seperti teknik CMA, CPA,CUP dan lain
sebagainya.
Untuk mengatasi efisiensi dan efektivitas, maka para ekonomi sangat
menuruh perhatian terhadapat berbagai kegiatan produksi yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara dalam mengkombinasikan masukan. Masalah-masalah yang
khusus yang perlu dipelajari tersebut adalah :
1.
Pengaruh terhadap luaran dari adanya upaya memperkejakan manusia dalam
proporsi yang berbeda – beda. Demikian pula dengan modal sebagai
masukan
2.
Kemungkinan peningkatan luaran melalui spesialisme dan pembagian
tenaga kerja dalam organisasi
Pengaruh terhadap luaran dari adanya upaya peningkatan masukan sebagai
sumber daya dan membiarkan sebagai sumberdaya lain yang tetap.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
67
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002. Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet.
3. Jakarta : Bumi Aksara
Lubis Ade Fatma, 2009. Ekonomi Kesehatan. USU press, 2009.
Santoso Totok Budi, 2002. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta.
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008. Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta :
Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009. Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Satri Sacharina Cintya, 2014. Analisis Break Eeven Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba perusahaan Pada Industri Pengolahan Tebu di Pabrik
Gula Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sukirno S., 1995. Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Health and Development Regional Initiatives, Bangkok,
Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002. Regional Conference of
Parliamentarians on the Report of the commission on Macro Economic
and Health : Selecting Interventions For Better Health Outcomes,
Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
68
Tema 13
Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan
tentang Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan.
: Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam
pembelajaran mata kuliah ini
dan cara
pencapaiannya
- Menjelaskan kembali secara lisan maupun tertulis
mengenai pengertian, tujuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penetapan tarif serta metode
dalam penetapan tarif.
: Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang
akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan
cara pencapaiannya.
13.1 Penetapan Tarif
13.1.1 Pengertian
Tarif merupakan suatu sistem atau model pembiayaan yang paling
utama dalam pembiayaan RS. Penetapan tarif RS (nasional) berdasarkan
Kepmenkes No.582/1997Disesuaikan dengan wilayah atau kebijakan RS
masing–masing (swasta).
Pengertian tarif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:1011)
mendefinisikan tarif sebagai (daftar) harga (sewa, ongkos, dsb). Jadi tarif dapat
berarti harga yang sudah ditentukan oleh perusahaan dengan
berbagai
pembebanan biaya di dalamnya, yang disajikan dalam daftar yang ditujukan untuk
pelanggan atau konsumen.
Definisi lain dari tarif dalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan
dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang
tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien
Tarif atau price adalah harga dalam nilai uang yang harus dibayar oleh
costemet untuk memperoleh atau mengkonsumsi suatu komoditi yaitu barang atau
jasa (Tjiptoherijantanto dan soesetyo,1993). Dalam suatu mekanisme pasar yang
murni, tinggi rendahnya tarif biasanya ditentukan oleh interaksi antara penawaran
dan permintaan (supplay dan demand). Dalam mekanisme pasar ada
kecenderungan supplay dan demand akan mencari keseimbangan yaitu terjadi
dalam keadaan tertentu dengan asumsi – asumsi tentang mekanisme pasar.
Asumsi pertama : konsumen memiliki informasi yang jelas mengenai
variasi harga dari berbagai tempat dan variasi kualitas komoditi yang ditawarkan.
Oleh karena adanya consumer ignorance pada pelayanan kesehatn, maka asumsi
ini tidak memenuhi syarat.
Asumsi kedua : supplay cukup memasuki pasar dengan mudah pula
sewaktu-waktu keluar dari pasar kegiatan produksi. Asumsi ini pun tidak tepat
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
69
untuk sektor pelayanan kesehatan, karena pendiri rumah sakit terkait pada
beberapa izin, subsidi pemerintah, yang menyebabkan adanya distorsi
keseimbangan antara supplay dan demand.
Interaksi supplay dan demand dalam pasar pelayanan kesehatan rumah
sakit adalah tidak sempurna. Perilaku supplier dalam hal ini supplayer
cukupdominan dalam menentukan harga. Peran demand, kalaupun ada sangat
terbatas pada harga pelayanan pengobatan penyakit ringan (misalnya rawat jalan).
Hidup matinya rumah sakit pada umumnya bergantung dari tarif
pelayanan yang ditetapkan dan tingkat utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal
penting di dalam mempertahankan kehidupan rumah sakit dengan penetapan tarif
yaitu :
1) Memenuhi Total Kebutuhan Biaya, TKB, (Total Financial Requirement)
sebuah rumah sakit.
2) Tujuan yang kedua adalah mematuhi peraturan pemerintah
3) Mampu bersaing dengan rumah sakit lain.
13.1.2 Tujuan Penetapan Tarif
Setiap institusi yang bergerak di bidang barang dan jasa, baik instansi
pemerintah maupun swasta memiliki tujuan dalam penetapan tarif, yaitu antara
lain :
1) Pemulihan pembiayaan
2) Subsidi silang
3) Meningkatkan akses pelayanan
4) Meningkatkan mutu pelayanan
5) Mengurangi pesaing (strategi agar tidak sama dengan rs lain)
6) Memaksimalkan pendapatan
7) Meminimalkan penggunaan pelayanan
8) Menciptakan corporate image (citra sbg gol rs kelas atas)
13.2 Metode dan Cara Penetapan Tarif
13.2.1 Metode Penetapan Tarif
1) Melakukan analisis biaya satuan (Unit cost/UC)
Yang akan dihasilkan dari analisis biaya ini adalah daftar biaya satuan untuk
berbagai produk rumah sakit.
2) Menghitung revenue break even dengan UC tanpa subsidi silang
Dalam menghitung breakeven perlu dilakukan proyeksi tingkat utilisasi untuk
tahun mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dasar tingkat utilisasi
untuk tahun mendatang yang dapat dilakukan dengan tingkat utilisasi pada
tahun-tahun sebelumnya.
3) Menentukan tingkat revenue yang diinginkan
Selanjutnya perlu untuk menentukan jumlah dana yang akan diperolaeh tahun
mendatang.
4) Alternatif dengan subsidi silang dan tingkat revenue yang diinginkan
Tetapkan tarif pada masing – masing unit produksi. Tarif baru ini besarnya
adalah unit cost ditambah rata-rata beban ( jasa medis pada tahun mendatang).
5) Tarif dengan pertimbangan kemampuan membayar
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
70
Lakukan analisis kemungkinan tingkat utilisasi yang akan terjadi apabila tarif
tersebut diberlakukan. Yang penting disini adalah bagaimana memperkirakan
kemampuan membayar pasien.
13.2.2 Cara Menghitung Tarif
Untuk menghitung tarif dengan perhitungan atau pendekatan biaya
sebenarnya sederhana saja. Rumus untuk mendapatkan tarif adalah sebagai
berikut:
P x Q = TFC + (UVC x Q) + DI
p
= tarif /harga
Q
= volume pelayanan terjual
TFC = total fixed cost
UVC = variable cost per unit
DI
= desired income
13.2.3 Teknik dengan Pertimbangan Kemampuan Membayar
1) Review tingkat utilisasi rumah sakit
Menggambarkan tingkat utilisasi disetiap unit produksi dalam indeks
penggunaan yaitu dalam presentase penggunaan dibandingkan dengan
kapasitas, untuk memperoleh kesan dimana kenaikan tarif masih bisa
dilakukan.
2) Review bad debt
Melalui review terhadap debt ( hutang pasien) ini, secara kasar menunjukkan
berapa banyak klient rumah sakit yang tidak mampu membayar tarif yang ada.
3) Review tarif, kualitas dan tingkat utilitas rumas sakit lain
Dalam hal ini, kita melakukan perbandingan antara tarif rumah sakit. Kualitas
(mutu)pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dan tingkat utilitas dari
rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit
lainyang ada di daerah tersebut.
4) Survei pendapatan pasien
Pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan membayar
pasien (ability to pay). Secara kasar dapat dilihat tingkat pendapatan pasien
atau rumah tangga.
13.3
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penetapan tarif
Untuk dapat menetapkan tarif pelayanan yang dapat menjamin total
pendapatan yang tidak lebih rendah dari total pengeluaran, banyak faktor yang
mempengaruhi atau perlu diperhitungkan, yaitu sebagai berikut :
1) Biaya Investasi
Untuk satu buah rumah sakit, biaya investasi yang terpenting adalah biaya
pembangunan gedung, pembelian berbagai peralatan medis, pembelian
peralatan non medis serta biaya pendidikan dan pelatihan tenaga pelaksana
sehingga disimpulkan bahwa jika biaya investasi cukup besar maka tariff
pelayanan yang diterapkan akan cenderung mahal.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
71
2) Biaya Kegiatan Rutin
Untuk sarana kesehatan biaya kegiatan rutin yang dimaksudkan adalah
mencakup semua biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan. Ditinjau dari kepentingan pemakaian jasa pelayanan, maka biaya
kegiatan rutin dapat dibedakan atas dua macam ;
a) Biaya untuk kegiatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan (Direct cost)
b) Biaya untuk kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan (Indirect cost)
3) Biaya Rencana Pengembangan
Yang dimaksud adalah mulai dari rencana perluasan bangunan, penambahan
peralatan, penambahan jumlah dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilan
karyawan dan atau rencana penambahan jenis pelayanan.
4) Besarnya Target Keuntungan
Tergantung dari filosofi yang dianut oleh pemilik sarana kesehatan sehingga
persentase keuntungan tersebut seyogyanya keuntungan sewaktu sarana
kesehatan tidak boleh sama dengan keuntungan berbagai kegiatan usaha
lainnya.
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002.
Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014.
Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3.
Jakarta : Bumi Aksara
Lubis, ade fatma, 2009
Ekonomi Kesehatan, USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002.
Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008.
Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009.
Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sukirno S., 1995.
Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002.
Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission
on Macro Economic and Health : Health and Development Regional
Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002.
Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission
on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better
Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
72
Tema 14
Analisa Kebijakan Ekonomi
di Bidang Kesehatan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan dan menerapkan
tentang Analisa Kebijakan Ekonomi di Bidang
Kesehatan.
: Setelah perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
- Menjelaskan kembali apa yang akan dicapai dalam
pembelajaran mata kuliah ini
dan cara
pencapaiannya
- Menjelaskan kembali secara lisan dan tertulis
Analisa Ekonomi di Bidang Kesehatan terdiri dari
metode analisis, analisis efektivitas biaya dan
analisis biaya manfaat.
: Mahasiswa paham dan mampu memahami apa yang
akan dicapai dalam pembelajaran mata kuliah ini dan
cara pencapaiannya.
Analisis ekonomi pada program kesehatan masyarakat secara umum
diidentifikasikan dengan menghitung terhadap nilai uang. Salah satu keterbatasan
dalam analisis ekonomi adalah tidak diperhitungkannya nilai dari rasa sakit
ataupun penderitaan yang dialami yang dinyatakan dalam uang. Dalam proses
pengambilan keputusan hal tersebut termasuk yang dipertimbangkan tetapi dalam
analisis ekonomi yang berfokus pada akuntansi biaya.
Biaya merupakan pengorbanan yang diperlukan untuk memperoleh barang
atau jasa. Pada umumnya biaya ditentukan berdasarkan nilai moneter, sehingga
pengorbanan tersebut dapat disamakan dengan harga.
Evaluasi ekonomi adalah suatu analisis secara kuantitatif dari apa yang
diharapkan dan digunakan oleh masyarakat dalam melakukan insfestasi pada
beberapa program, dimana harapan atau keinginan dari program tersebut dinilai
dari segi biaya dan konsekuensunya sebagai hasil positif atau manfaat dari suatu
program sebagai akibat atau manfat, tergantung dari teknis analisis yang
digunakan. Langkah – langkah yang harus di lakukan :
1) Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya
Walaupun tidak semua dapat dinilai dan diukur, akan tetapi berbagai hal
adalah penting dalam rangka memperjeles dan mengenal berbagai
kemungkinan kesalahan yang dapat terjadi dalam analisis dan berbagai
perhitungan pada hakekatnya tidaklah sulit.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
73
2) Perhitungan biaya dan konsekuensi tersebut
Perincian dan penggunaan biaya lebih baik berdasarkan proyek atau program
yang menjelaskan secara nyata penggunaan berbagai masukan (input) fisik.
Sering juga biaya tersebut digunakanoleh sejumlah pelayanan secara terpadu.
Penilaian dan pengukuran biaya tersebut serta konsekuensinya
Dikenal dengan konsep opportunity cost. Meskipun harga dalam nilai uang
mungkin tergambar dalam opportunity cost, akan terjadi dalam banyak hal
yang tidak menggambarkan secara akurat suatu nilai dalam alternatif produktif
dalam penggunaan sumber daya (the life economic price).
3) Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda
Biaya dan konsekuensi sering sekali terjadi pada waktu yang berbeda. Dengan
demikian juga program dan proyek kesehatan tergantung pada titik dimana
terjadi konsekuensinya. Misal program pencegahan penyakit mempunyai
dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti program
pengobatan penyakit.
Perkiraan biaya untuk kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan metode discounting, dimana kita diasumsikan dengan dasar
bervariasi, bahwa orang lebih menyukai sesuatu manfat yang lebih cepat dari pada
manfaat yang lambat.
Evaluasi ekonomi pada program kesehatan dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
 Evaluasi parsial. .
 Evaluasi intermediet
 Evaluasi secara penuh.
Terdapat 2 metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi
ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan yaitu
cost effectiveness analysis dan cost benefit analysis. Pada CEA, evaluasi yang
dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit dari perbaikan outcome
kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah negatif maka
intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada suatu keadaan dimana
ratio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah Cost Benefit Analysis
(CBA), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan dikonversikan ke dalam
nilai uang. Metode ini jarang digunakan pada kesehatan karena ketidaksetujuan
terhadap validitas dan kesesuaian dalam mengukur status kesehatan dan hidup.
13.1
Analisis Efektifitas Biaya
 Disebut juga cost ffective analysis (CEA)
 Dilaksanakan dalam program, untuk mencapai tujuan yang sama
 Teknik ini menilai intervensi mana yang paling murah dan paling
menguntungkan dalam pencapaian target yang sama
 Teknik ini membandingkan output dengan biaya (moneter)
 Outcome kesehatan diekpresikan dalam terminilogi yang objektif dan
terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah
yang dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam
terminology moneter.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
74
CEA membantu dalam :
1) Memberikan alternative yang optimal yang tidak selalu berarti
biayanya lebih murah
2) Membantu mengidentifikasi dan mempromosikan terapi pegobatan
yang paling efisien.
Outcome kesehatan yang digunakan sebagai denominator pada CEA dapat
dinyatakan dalam unit seperti jumlah tahun yang berhasil diselamatkan
atau indeks dari kegunaan atau kebutuhan seperti quality adjusted life
years (QALYs).
Contoh penerapan CEA : ‘Strategi alternatif Imunisasi’
Alternatif
Biaya
Effektifitas/target
CEA ratio
Promosi
Rp. 75.000,- 15.000
Rp. 5.000/imunisasi
Klinik
Rp. 45.000,- 15.000
Rp. 3.000/imunisasi
Unit Keliling Rp. 65.000,- 15.000
Rp. 4.333/imunisasi
13.2
Analisis Biaya Manfaat
 Disebut juga cost benefit analysis (CBA)
 Teknik ini dilakukan pada berbagai alternatif program untuk mencapai
tujuan yang berbeda-beda
 Teknik ini membandingkan biaya moneter dari suatu program dengan
benefit yang diharapkan juga dinyatakan dalam nilai moneter
 Benefit adalah kerugian yang bisa dicegah akibat pelaksanaan program
tersebut
 Dilakukan apabila sumber daya yang terbatas dan pilihan harus
dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan.
 Analisis ini lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan
secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada
pasien.
Contof CBA :
1. Perhitungan biaya (cost)
Kegiatan
Tahun
Operasional (pnyemprotan 2000 – 2005
dan survailence)
Post operasional (konsolidasi 2000 – 2005
& maintenance)
Total
Dihitung presentase value dengan biaya tersebut
dengan discount rate 8% pertahun maka
diperoleh PV
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
Pengeluaran (Rp)
74.490.000,37.880.000,116.370.000,85.100.000,-
75
2. Perhitungan rasio cost benefit
Benefit
Tanpa proyek Dengan proyek
pendapatan
71.100.000,3.900.000,yang
hilang
karena
meninggal
pendapatan
12.500.000,700.000,yang
hilang
karena sakit
pendapatan
13.600.000,700.000,yang
hilang
karena
produktifitas
menurun
biaya
77.900.000,2.700.000,maintenance
biaya langsung 15.600.000,700.000,Total
Jadi rasio cost benefitnya Rp. 181.900.000,- :
85.100.000,-
Net benefit
67.200.000,-
11.800.000,-
12.900.000,-
75.200.000,14.900.000,181.900.000,-
Metode yang paling umum digunakan untuk menganalisis ekonomi
program kesehatan :
1) Analisis ekonomi yang parsial
Merupakan analisis ekonomi yang diterapkan hanya kepada sisi input ataupun
output saja dan bukan kepada keduanya sekaligus.
2) Analisis ekonomi secara menyeluruh
Merupakan analisis ekonomi yang diterapkan untuk merangkup sekaligus
masalah input dan output suatu program.
Metode analisis biaya lazim digunakan untuk membahas analisa biaya dan
analisis efektifitas program karena :
a) Analisis biaya menekankan pembahasan pada masalah struktur biaya serta
bagaimana komposisi struktur tersebut
b) Analisis efektifitas lebih menekankan pada sejauh mana teknis kesehatan
dapat diandlkan penggunaanya.
Analisa ekonomi yang dapat diterapkan di bidang kesehatan adalah:
1) Financial Analysis
Analisis yang menyangkut pola pembiayaan termasuk sumber-sumber
pembiayaan dan pola pemanfaatan biaya baik untuk investasi, operasional dan
pemeliharaan (biaya rutin termasuk gaji upah).
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
76
2) Cost Analysis
Analisa biaya pada sistem kesehatan pada dasarnya sama dengan analisa di
bidang lainnya. Mengukur nilai dari semua sumber daya yang digunakan
untuk menghasilkan suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengukur hasilnya
menggunakan standar/indeks. Mengukur mutu/kualitas pelayanan dan
pengaruh dari pelayanan (upaya kesehatan tersebut), namun hal ini sulit untuk
dilaksanakan.
Hasil dari pengukuran ini membantu dalam:
1. Perencanaan anggaran
2. Penentuan tarif dan subsidi
3. Alokasi serta realokasi dari berbagai anggaran pembiayaan
4. Dapat mengusahakan penghematan
REFERENSI :
Bastian Indra, 2002.
Akuntansi Kesehatan. Salemba Empat, Jakarta
Harmono, 2014.
Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Ed. 1, Cet. 3.
Jakarta : Bumi Aksara
Lubis, ade fatma, 2009
Ekonomi Kesehatan, USU press, 2009.
Santoso Totok budi, 2002.
Akuntansi Manajerial. Salemba Empat, Jakarta
Tjiptoherijanto P. dan Soesetyo B., 2008.
Ekonomi Kesehatan. Cet. 2. Jakarta : Rineka Cipta.
Tristantoro Laksono, 2009.
Manajemen Rumah Sakit. Cet. 4. Penerbit Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sukirno S., 1995.
Mikro Ekonomi. Ed. 2, Cet. 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002.
Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission
on Macro Economic and Health : Health and Development Regional
Initiatives, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
WHO Regional Office For South-East Asia, 2002.
Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the commission
on Macro Economic and Health : Selecting Interventions For Better
Health Outcomes, Bangkok, Thailan 15 – 17 Desember 2002.
Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan_Prodi S1 KesMas STIK Bina Husada
By Dewi Sayati September 2015
77
Download