MENYUSURI PRIBADI KRISTUS BERDASARKAN PARADIGMA EBIONISM, DOCETISM, ARIANISM, NESTORIANISM, EUTYCHIANISM, DAN APPOLINARIANISM Pdt. Jimmy Siregar, M.Th,M.Mis ABSTRAK Penelitian ini berjudul: Menyusuri Pribadi Kristus Berdasarkan Paradigma Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan melihat Pribadi Kristus Berdasarkan Paradigma Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang benar mengenai siapakah Kristus itu. Berbagai paradigma (Paradigma Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism)dipaparkan untuk kemudian menjadi perbandingan untuk menemukan kebenaran. Metode penelitian yang dipakai adalah dengan cara mengumpulkan fakta-fakta yang terkandung dalam Alkitab baik dalam PL maupun PB tentang pribadi Kristus, serta memaparkan berbagai pandangan ttentang pribadi Kristus, khususnya berdasarkan pandangan Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism. Kata Kunci: Pribadi Kristus, Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism BAB I PENDAHULUAN Menyusuri pribadi Kristus dari paradigma kelompok agama yang adalah “sempalan” (bagian dari) Kekristenan mulai dari abad I hingga III Masehi berarti melihat catatan sejarah perkembangan teologi pada abad itu. Hal ini berarti kita harus seolah-olah hidup pada zaman itu untuk mengetahui tantangan Kekristenan saat itu yang akhirnya menimbulkan pemahaman kelompok ini. Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, Appolinarianism adalah kelompok “heretis” (bidaah)yang memilih bersifat berat sebelah, entah ke arah kemanusiaan Yesus sambil menyalahartikan atau malah menyangkal Ketuhanan-Nya, entah ke arah Ketuhanan Yesus sambil mengabaikan atau bahkan memungkiri kemanusian-Nya.1 Mereka adalah orang-orang yang berusaha menjelaskan keyakinan Kristen tentang Yesus Kristen kepada masyarakat umum pada saat itu. Konsep Kristologi Paulus dan Yohanes yang menjadi pegangan gereja mula-mula dan Bapa-bapa Gereja, mulai diperdebatkan oleh kelompok ini. Perdebatan yang cukup panjang selama berabad-abad akhirnya melahirkan Konsili Efesus dan Khalkedon. Groenen menyatakan bahwa Kristologi mulai berkembang pada abad ke-2. Beberapa pendekatan mulai dilakukan seperti adoptionisme, gnostik, doketisme, dan monarkianisme, hasil pertemuan warisan jemaah Kristen awal dengan alam pikiran Yunani yang serba sinkritis. Masalah pokoknya ialah bagaimana mempertahankan bahwa Yesus benar-benar manusia (melawan gnosis dan doketisme) dan benar-benar ilahi (melawan adoptianisme), dan 1 Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika 1, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), 186-187. 1 sekaligus mempertahankan monoteisme (monarkianisme). Dan apa yang dipertaruhkan dalam pergumulan itu ialah keselamatan manusia. 2 Bernhard Lohse mengatakan: “Dalam Perjanjian Baru tidak ada Kristologi yang dikembangkan secara konseptual dan intelektual.”3 Mengapa para murid dan para penulis Kitab-kitab Injili tidak menyusun dan mengembangkan Kristologi secara konseptual dan intelektual? Ternyata jawabannya adalah karena bagi para murid dan para penulis Kitab-kitab Injil tidak ada keraguan sedikit pun juga terhadap kemanusiaan dan keilahian Yesus. Mereka telah mengenal Kristus “menurut daging”. Mereka telah mengalami banyak hal bersama Yesus, menyaksikan sendiri penderitaan, kematian dan kematianNya. Mereka percaya bahwa kebangkitan Yesus membuktikan bahwa Ia yang disalibkan itu adalah utusan Allah sendiri. 4 Hal ini yang menjadi perbedaan Kekristenan mula-mula dengan Kekristenan abad I-V dan Kekristenan masa kini, yakni mereka telah melihat dan menyaksikan sendiri dengan mata jasmani siapakah dan bagaimanakah Yesus itu. Dan inilah yang menjadi tantangan Kekristenan masa kini yakni melihat Yesus dengan mata rohani, karena Yesus sendiri berkata dalam Yohanes 20:29 “Berbahagialah mereka yang tidak melihat (secara mata jasmani), namun percaya". Dalam makalah ini akan dipaparkan pandangan kelompok Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, Appolinarianism. Mereka menyimpang dari ajaran Alkitabiah karena mereka berusaha mengerti Yesus Kristus menurut akaliah. Bagi mereka sangat susah memahami dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Akibat usaha mereka itu, maka mereka memberikan pengajaran yang berusaha diterima akaliah namun menyimpang dari Alkitabiah. Dan di bagian terakhir makalah ini penulis berusaha mengamati pengaruh pengajaran mereka terhadap orang Kristen masa kini. Demikianlah pendahuluan makalah ini. 2 Cletus Groenen, Sejarah Dogma Kristologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), 112. 3 Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 90. 4 Ibid, 91. 2 BAB II ISI Sesuai dengan judul makalah, maka pada bab kedua ini akan dipaparkan penyusuran pribadi Kristus dari paradigma Ebionism, Docetism, Arianism, Nestorianism, Eutychianism, dan Appolinarianism. A. Ebionism Ebionism diaunut oleh kamum ebionit. Kaum Ebionit merupakan sisa orang Kristen Yahudi. Nama Ebionit berarti yang yang miskin adalah nama yang mula-mula diberikan kepada gereja purba di Yerusalem. Mereka disinggung dalam Roma 15:26 dan Galatia 2:10 sebagai kaum miskin yang perlu mendapat bantuan dari gereja lain. Kaum Ebionit adalah orang-orang Kristen-Yahudi yang setia pada banyak tradisi purba. Watak dasar dari kaum Ebionit adalah kepercayaan mereka bahwa Kristus hanyalah sekedar manusia biasa, tetapi yang diperlengkapi oleh Allah dengan karunia-karunia khusus. 5 Opini bahwa Yesus adalah manusia belaka dikenal dengan istilah psilanthropisme yang berasal dari bahasa Yunani psilos anthropos.6 Ada pandangan bahwa pemikiran kaum Ebionit dipengaruhi oleh seorang tokoh bernama Theodotus yang berasal Byzantium. Dia dikucilkan sebagai seorang bishop. Dia berpikir bahwa Yesus hanyalah seorang manusia belaka yang tidak mempunyai kekuatan melakukan mukjizat sebelum Kristus (Mesias) turun atas Dia dalam bentuk penyelaman dalam baptisanNya di sungai Yordan. Pemisahan Yesus dari Kristus merupakan interpretesi dalam baptisan Yesus. Turunnya Roh Kudus dalam bentuk burung merpati ketika Yesus dibaptis di sungai Yordan dipahami sebagai turunnya “Kristus” dalam diri Yesus yang adalah manusia belaka itu. Para murid Theodotus juga percaya bahwa Yesus dibangkitkan dari kematian dan diangkat menjadi ilahi. 7 Konsep ini dikenal juga dengan istilah adoption yakni Yesus diangkat menjadi Anak Allah setelah pembaptisan di sungai Yordan. Epiphanius menyatakan bahwa Theodotus telah memanipulasi Alkitab untuk mendukung pernyataannya bahwa Yesus hanyalah manusia belaka. Dia menolak pra eksistensi Yesus Kristus. Theodotus memakai beberapa nats Alkitab yang menyinggung sisi kemanusiaan Yesus, yakni Yohanes 8:40; Ulangan 18:15; Yesaya 7:14, Matius 1:23. Nats ini mencatat mengenai nubuatan kedatangan Yesus sama seperti Nabi Musa yang berasal dari bangsa Israel. Kedatangan Yesus sama seperti manusia lainnya yaitu dilahirkan. Yesus datang melakukan tugas yang diperintah Allah Bapa. Bahkan Theodotus dianggap sebagai Melkisedek oleh para pengikut Ebionit. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak konsisten dengan pengajaran Yahudi dan Kristen. 8 Kaum Ebionit tetap mematuhi hukum Taurut, dan menolak surat-surat Paulus. Kaum Ebionit berkeinginan menjadi Yahudi sekaligus Kristiani, tetapi pada kenyataannya tidak berhasil menjadi satu pun dari kedua itu.9 5 Ibid, 93. Philip Edgcumbe Hughes, The True Image-The Origen and Destiny of Man in Christ, (Michigan-William B. Eerdmans Publishing Company, 1989), 249. 7 Ibid, 249-250. 8 Ibid, 250-251. 9 Hieronimus sebagaimana dikutip Niko Syukur, Teologi, 187. 6 3 B. Docetism Pemahaman Docetism adalah kebalikan dari pemahaman Ebionism. Doketisme adalah bentuk awal dari gnostisme yang berkembang di abad kedua yang mengelaborasi teologi dan filsafat dalam suatu sistem. 10 Golongan Doketic berpendapat bahwa tubuh jasmani Yesus tidak riil. Tubuh Yesus hanya suatu anggapan saja. Mungkin sebagai suatu hantu atau serupa saja dengan riil dianggap daging, tulang dan darahNya tidak sama dengan kualitas dan unsur-unsurnya dengan manusia.11 Doketisme berasal dari kata Yunani dokein yang berarti “rupa-rupanya saja”, “kelihatannya saja”. Titik tolak aliran Doketisme ialah pandangan bahwa materi itu jahat, penyebab dosa dan oleh karena itu tidak dapat dipersatukan dengan Putra Allah menjadi satu pribadi. Empat ajaran sesat dari kelompok heretis (bidaah) ini ialah : 1. Manusia Yesus hanya untuk sementara waktu saja didiami oleh Sang Kristus, yakni sejak pembaptisan sampai penyaliban. 2. Kristus hanya memiliki tubuh semu saja. 3. Kristus mempunyai tubuh yang kelihatan tetapi bukan dari Perawan (ex virgine) melainkan membawanya serta dari surga dan melalui Perawan (per virginem) bagaikan melalui suatu terusan. 4. Orang yang disalibkan itu bukan Sang Kristus melainkan Simon dari Kirene, yang kepadanya Yesus memberikan rupa-Nya. 12 Doketisme bukanlah suatu mazhab atau perguruan ataupun sekte, tetapi suatu cara berpikir tentang Yesus Kristus yang sejak zaman para rasul timbul dalam banyak bentuk yang beraneka ragam. Pandangan ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah teologi bagaimana Logos Allah yang tak dapat mati (immortalis, ‘kebal mati’) dan tak dapat menderita (impassibilis, ‘kebal derita’) sekaligus dapat menjadi manusia dan mati. Pemecahan yang dilakukan doketisme berarti bahwa Yesus Kristus bukan sungguh-sungguh manusia. 13 C. Arianism Pandangan Arianism dirintis oleh Arius, seorang uskup Aleksandria. Karena ajaran ini bertentangan dengan tradisi Kristiani maka Arius dan para pengikutnya dikucilkan oleh para uskup Mesir dalam suatu sinode di Aleksandria tahun 318.14 Arinism adalah pandangan dari golongan Arian yang berpendapat bahwa sifat ilahi Yesus Kristus tidak sempurna atau komplit atau utuh. Mereka berpendapat bahwa Kristus merupakan manusia biasa sampai pada pembaptisanNya. Sesudah itu baru ada padanya sifat ilahi sampai Ia disalibkan. Yesus lahir di Betlehem sebagai sebagai manusia biasa yang terpilih. Di saat itu jiwa Logos datang ke atasnya, tapi sebelumnya sifat itu tidak ada. Menjelang penyalibanNya, jiwa ilahi meninggalkan Dia. Pribadi yang tergantung di salib hanya manusia biasa. Jadi sifat ilahi pada diri Yesus hanya antara jangka waktu pembaptisan sampai penyaliban. 15 Hal yang melatarbelakangi pandangan Arianisme ini ialah titik pangkal teologi Arius yaitu Allah bukan hanya tidak diciptakan, tetapi juga tidak dilahirkan (agennetos). Maka konsekuensi logis dari aksioma itu ialah Yesus, Putra Allah, Sang Logos tidak mungkin 10 Philip, The True, 237. Chris Marantika, Kristologi, 12 Niko Syukur, Teologi, 133. 13 Ibid, 187-188. 14 Niko, Teologi, 140. 15 Chris, Kristologi, 2. 11 (Yogyakarta:STII, tt), 2. 4 sungguh-sungguh Allah. Putra Allah itu ciptaan Allah yang pertama dan utama, dan seperti mahluk ciptaan lain, dijadikan eks ouk ontoon, dari yang tidak ada. Putra Allah tidak berasal dari substansi atau hakikat ilahi, dan karena itu berbeda dengan Bapa secara hakiki. 16 Arius mau memegangi keunikan Allah, dan kelihatannya ia memang berhasil. Tetap dalam kenyataannya ia menjadikan Kristus semacam setengah dewa (demigod); bukan sebagai manusia juga bukan Allah.17 Arius juga mengambil alih konsep hypostatis Origenes yaitu tentang tiga pribadiBapa, Anak dan Roh Kudus. Menurut Arius, hanya Allah Bapa yang sungguh-sungguh Allah, sedangkan Anak dan Roh Kudus memiliki keilahian sekunder yang tidak tulen dan dengan sendirinya kurang derajatnya. 18 Lebih lanjut Arius mengatakan Anak boleh saja disebut Allah, tetapi keallahanNya tidak melekat pada keberadaanNya melainkan dianugerahkan kepadaNya. Gelar “Tuhan” dan “Allah” diberikan kepada Logos secara kiasan, karena satu-satunya Allah yang benar telah mengangkatNya menjadi Anak dengan melihat jasa-Nya. Sang Logos menduduki tempat tengah antara Allah dan dunia. Allah menciptakanNya sebagai sarana penciptaan dunia. Ciptaan Logos yang pertama ialah Roh Kudus. Roh ini kurang ilahi lagi daripada Logos. Jadi ada tingkatan derajat dari hypostatis ini yaitu Bapa lebih tinggi dari Anak, dan Anak lebih tinggi daripada Roh Kudus. Menurut Niko Syukur memang ajaran ini buah hasil rasionalisme teologis. Amat memuaskan bagi orang yang berpikir dangkal karena memberikan jawaban yang sederhana dan mudah atas pertanyaan yang sangat sulit mengenai hubungan Allah Bapa dan Anak. Justru ciri rasionalistis inilah yang menarik banyak orang kepada bidaah Arius. 19 D. Nestorianism Nestorius adalah murid Theodotus Mopsuestia di Antiokia. Dia menetap sebagai bishop di Konstantinopel tahun 428 saat Theodotus wafat. Kristologi Nestorius mirip dengan Kristologi Theodotus, gurunya, dengan menekankan inkarnasi menyertakan asumsi bahwa Yesus adalah manusia dewasa yang lengkap, memiliki jiwa dan tubuh manusia, bersama Bapa dalam kekekalan. Yesus adalah manusia yang unik, bersatu dalam keilahian dan kemanusiaan secara natural.20 Nestorius menolak sebutan Bunda Allah (Theotokos) kepada Maria ibu Yesus. Akibatnya hal itu menyakiti hati umat yang sudah lama menyanjung Maria sebagai Bunda Allah. Nestorius menolak sebutan Maria sebagai Bunda Allah karena menurutnya Maria tidak melahirkan Logos ilahi, tetapi manusia biasa yang bersatu dengan Ketuhanan. Ia beragumen bahwa seorang wanita tidak dapat mengandung Ketuhanan selama sembilan bulan dalam rahimnya, dan bahwa sulitlah membungkus Ketuhanan dengan lampin, lalu menderita, meninggal dan dimakamkan. 21 Nestorian menyangkal bahwa secara essensial Logos menyatu di dalam Kristus, dia hanya menerima kebersamaan dalam arti moral. Sehingga menurutnya secara essensial, tidak ada perbedaan antara kebersamaan/kehadiran Allah dalam hidup orang percaya dengan kebersamaan/kehadiran Allah dalam Kristus, melainkan hanya perbedaan derajat/tingkat.Jadi 16 Niko, Teologi, 140. Lihat juga Philip, The True, 266-269. Bernhard, Pengantar, 62. 18 Niko, Teologi, 142. 19 Niko, Teologi, 141. 20 Philip, The True, 295. 21 Niko, Teologi, 211. 17 5 manusia Yesus bukan Allah, tetapi pembawa Allah, theoporos, pemilik keilahian. Kristus disembah bukan karena Dia Allah, tetapi karena Allah ada di dalam Dia. 22 E. Eutychianism Eutychianism adalah pandangan yang dianut oleh golongan yang berpendapat bahwa ada pada Yesus Kristus dua sifat yang sejati yaitu Allah sejati dan manusia sejati. Namun kedua sifat itu sudah tercampur dalam diri Yesus Kristus sehingga akibatnya kadar mutu tiaptiap sifat yang asli itu sudah berkurang dari yang semula. 23 Paham Eutychianism dibuat oleh Eutykhes (+ 450M?), kepala biara rahib di dekat Konstantinopolis. Sekitar tahun 448 suasana gereja kembali dan kan kristologi kabur serta kacau lagi. Eutykhes yang dinilai kurang pintar dan pikirannya cukup keruh, namun karena pengaruh Eutykhes di istana kaisar besar sekali, maka Kristologi yang dikatakannya berpengaruh di gereja-gereja saat itu.24 Kristologi Eutychian adalah bersifat monophysit terbuka. Eutykhes menyetujui bahwa Yesus adalah Allah sejati dan juga manusia sejati. Tetapi hal itu terjadi sebelum terjadi penyatuan ilahi dan manusiawi dalam diri Yesus. Yesus memang lahir seorang perawan, juga berasal dari ilahi. Kedua sifat dasar ini menyatu dan berbaur menjadi satu.25 Batrik Konstantinopolis, Flavius (+449?)mengumpulkan sinode tetap di Konstantinopolis untuk meneliti pikiran Eutykhes. Hasilnya dibuat suatu ajaran yang tepat untuk melawan pikiran Eutykhes. Ajarannya sebagai berikut: Kami mengakui bahwa Yesus sesudah inkarnasi terdiri dari dua kodrat (ek dua physeis) sambil kami mengakui satu Kristus, satu Anak dan satu Tuhan dalam satu diri (hypostasis) dan satu “prosopon” (pribadi). 26 Menurut Groenen, ajaran ini jelas membedakan antara istilah “physis” (kodrat) dan “hypostasis” (diri) yang searti dengan “prosopon” (pribadi). Dan diri/pribadi itu tidak lain kecuali diri/pribadi Firman/Anak Allah pra-existen. Peristilahan yang agak kacau dan kabur sampai saat iu menjadi jernih. Oleh karena itu juga maka Sinode di Konstantinopolis pada tahun 448 mengutuk dan memecat Eutykhes. 27 F. Appolinarianism Menurut Appolinarianism dalam Kristus ada pertengahan keberadaan Allah dan manusia, sehingga Ia tidak sepenuhnya Allah dan manusia, melainkan percampuran Allah dan manusia, seperti warna abu-abu berasal dari percampuran warna hitam dan putih. 28 Saudara Basil, Gregory of Nyssa, menjawab argumen Apolinarian bahwa dalil dua natur menunjukkan dua Kristus atau dua Allah dengan meminta dengan tegas bahwa dualitas nature,ilahi atau manusia, hidup diantara kesatuan inkarnasi pribadi perkataan, bahwa bahwa penyatuan dua pribadi ini tidak menghancurkan perbedaan antara dua natur itu.29 22 Lotnatigor Sihombing, Kristologi, (Batu:I-3:1992). Chris, Kristologi, 2. 24 Groenen, Sejarah Dogma, 161-162. 25 J.N.D. Kelly, Early Christian Doctrines, (San Fransisco: Harper&Row Publisher, 1978), 332. 26 Groenen, Sejarah Dogma, 162. 27 Ibid, 162. 28 Appolinaris seperti dikutip Philip, The True, 288. 29 Ibid, 289. 23 6 Apollinaris berasal dari Laodikia (+390 M). Apollinaris teman seperjuangan dan sahabat pribadi Athanasius. Bersama dengan Athanasius ia melawan para pengikut Arius dan ia sehaluan dengan pikiran Athanasius. Ia hendak menjelaskan bagaimana Yesus hanya satu tokoh dan bukan dua yang hanya bergabung, Apollinaris melihat Yesus Kristus sebagai terdiri dari dua unsur (mirip dengan manusia). Kedua unsur itu ialah: badan/daging Yesus Kristus (yang berjiwa) dan Firman Allah yang mengganti akal (nous)manusiawi Yesus. Argumentasinya begini: dua benda utuh lengkap (manusia mandiri dan Firman Allah) tidak dapat benar-benar menjadi satu. Kecuali itu, jika pada Yesus terdapat akal (nous)manusiawi, maka Ia dapat berdosa, sebab akal melandaskan kebebasan. Dengan demikian keselamatan manusia tidak aman dan terjamin.30 Memang pendekatan Appollinaris ini ditolak dalam konsili Antiokia dan Konstantinopel. Tetapi Appollinaris menyentuh suatu masalah yang sudah lama bersembunyi dan perlu dijernihkan, yaitu bagaimana relasi antara manusia Yesus dan Anak Allah yang sehakikat dengan Bapa? Bagaimana kesatuan Yesus Kristus yang diakui sebagai Allah dan manusia Yesus mesti dikonseptualkan. Hal ini yang mencetuskan pertikaian teologis antara mazhab Aleksandria dan mazhab Antiokhia, dan antara Aleksandria dengan Konstantinopolis. 31 BAB III PENUTUP Sebagai penutup dalam makalah ini, penulis meringkasnya dengan mengambil chart yang telah dibuat H. Wayne House. 32 Sudut Pandang Pendukung Ebionites Paham Yudaisme Docetists Basilides Valentinus Patriapassians Sabellians Akhir abad pertama Kemanusiaan sejati Yesus kelihatannya manusia tetapi sebenarnya ilahi. Waktu Hal yang ditolak Penjelasan Abad ke-2 Keilahian sejati Kristus memiliki Roh Allah setelah pembaptisanNya. Dia tidak praeksistensi. Mengutuk Tidak ada kutukan secara resmi. Tidak ada kutukan secara resmi. Sekutu Legalisme Kejahatan dunia materi dan kemustahilan keilahian manusia melalui pemikiran 30 Arians Arius, presbiter dari Aleksandria Origen (?) Abad ke-4 Keilahian sejati Kristus adalah ciptaan yang terutama dan tertinggi. Homoiousia, bukan homoousia. Dikutuk dalam Konsili Nicea, tahun 325 M. Ciptaan-Generasi. Groenen, Sejarah Dogma, 144. Ibid, 145. 32 H. Wayne House, Charts of Christian Theology and Doctrine, (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1992), 53-54. 31 7 Argumentasi Mereka monoteis Argumentasi yang bertentangan Hanya satu Kristus yang ilahi yang patut disembah (Yoh 1:1; 20:28; Ibr 13:8) Lawan utama Sudut Pandang Pendukung Waktu Hal yang ditolak Penjelasan Marcion dan Gnostik. Mereka menegaskan Mereka mengajar keilahian Kristus bahwa Kristus adalah lebih rendah (subordinate) daripada Allah Bapa. Jika Kristus bukanlah Hanya satu Kristus manusia, Dia tidak yang ilahi yang dapat menebus layak disembah; manusia (Ibr 2:14; 1 pandangan ini Yoh 4:1-3). cenderung mengarah kepada politeisme. Hanya satu Kristus yang ilahi yang dapat menyelamatkan (Fil 2:6; Wah 1:8) Irenius Athanasius Hippolytus Ossius Irenius Hippolytus Origen Eusebius Chart Sejarah Bidaah (heresis)Kristologi – bagian 1 Appolinarians Appolinarius, bishop Laodikia. Justin Martir Abad ke-4 Kesempurnaan kemanusiaan Logos yang ilahi mengambil tempat dalam pikiran kemanusiaan. Nestorians Representasi Nestorius,bishop Konstantinopel Abad ke-5 Kesatuan pribadi Kesatuan moral, bukan organik dalam dua pribadi. Kemanusiaan komplit dikendalikan secara ilahi. Mengutuk Dikutuk dalam konsili Dikutuk dalam sinode Antiokia, 378,379 M. Efesus, 431 M. Dikutuk dalam konsili Konstantinopel 381 M. Sekutu Logos= pikiran dalam semua manusia. Istilah “tubuh” (Antiochene), bukan 8 Eutychians Representasi Eutikus. Theodosius II Abad ke-5 Perbedaan sifat dasar. Monophysit; sifat dasar manusia telah ditelan oleh sifat ilahi sehingga tercipta sifat dasar ketiga- sebuah tertium quid. Dikutuk dalam konsili Kalsedon; dipertahankan oleh “konsili penyamun” di Efesus tahun 449; dikutuk lagi di konsili Kalsedon 451. Perhatian pada kesatuan dan Argumentasi Menegaskan keilahian Kristus dan kemanusiaan sebenarnya. Argumentasi yang bertentangan Jika Kristus tidak memiliki pikiran manusia, Dia bukan manusia sejati (Ibr 2:14; 1 Yoh 4:1-3). Penentang utama Vitalis Paus Damaskus Basil, Theodosius Gregory Naziansen Gregory Nyssa istilah “manusia” (Aleksandria) Kristologi. Berlawanan dengan theotokos Maria. Membedakan kemanusiaan Yesus, yang mati, dari Anak Allah, yang tidak dapat mati. Jika kematian Kristus adalah tindakan dalam kepribadian manusia, maka itu tidak dapat berfaedah (Wah 1:1218) Cyril dari Aleksandria. keilahian Kristus; aleksandria (kemanusian minimal) Menjaga kesatuan dalam pribadi Kristus. Jika Kristus bukan manusia atau Tuhan, dia dapat menebus sebagai manusia atau Allah (Fil 2:6) Flavian Konstantinopel Paus Leo Theodoret Eusebius dari Dorylaeum Chart Sejarah Bidaah (heresis)Kristologi – bagian 2. Lebih lanjut H.Wayne House merangkumkan seluruh bidaah tersebut dalam chart yang lebih ringkas seperti berikut: EBIONISM H DOCETISM D H Denied Divine Nature D Denied Human Nature 9 ARIANISM H NESTORIANISM H D D Denied Divine Nature Denied Union of Natures EUTYCHIANISM APPOLINARIANISM H / D Soul Denied Distinction of Natures D Denied Human Spirit Chart Bidaah tentang Pribadi Kristus 33 Dampak dari adanya bidaah tersebut ialah diadakannya konsili-konsili yaitu Konsili Nicea tahun 325 M yang mengutuk Arianisme, Konsili Konstantinopel tahun 381 M yang mengutuk Appolinarius, Konsili Efesus tahun 431 M yang mengutuk Nestorianisme dan mensahkan rumusan Cyrillius, Konsili Kalsedon tahun 451 M yang mengutuk Eutikus dan membuat rumusan Kalsedon, Konsili Konstantinopel tahun 553 M yang menyelesaikan pertikaian antara Antiokia dan Aleksandria, Konsili Konstantinopel tahun 680-681 M.34 Dari konsili-konsili tersebut, Rumusan Konsili Kalsedon tahun 451 merupakan rumusan yang terus dipakai oleh teologi gereja masa kini. Adapun rumusan Kalsedon tersebut adalah sbb: Karena itu, sesuai dengan (pandangan) bapa-bapa suci, kami sepakat untuk mengajarkan bahwa kami mengakui Tuhan kita, Yesus Kristus, sebagai Putera yang satu dan sama, yang sama sempurnanya dalam ke-Allah-an dan yang sama sempurnanya dalam ke-manusia-an, Allah yang sejati dan manusia yang sejati, yang mempunyai jiwa dan tubuh rasional yang sama (dengan manusia), berkonsubstansi dengan Bapa dalam ke-ilahian, dan berkonsubstansi dengan kita dalam ke-insani-an, sama seperti kita dalam segala sesuatu kecuali dosa; dilahirkan dari Bapa sebelum (ada) segala zaman (apabila itu) menyangkut ke-ilahian-Nya, dan pada hari-hari 33 H Wayne House, Charts, 55. Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati, (Semarang: Mikhael, 2001), 34 9-11. 10 terakhir, Ia dilahirkan dari perawan Maria, Theotokos, oleh karena kita dan demi keselamatan kita, (apabila itu dipandang dari kemanusiaan-Nya); Kristus yang satu dan yang sama, Putera, Tuhan , yang hanya dilahirkan, dikenal dalam dua tabiat tanpa percampuran, tanpa perubahan, tanpa pemisahan, tanpa pembagian, (di antara kedua tabiat itu); perbedaan di antara kedua tabiat itu sama sekali tidak ditiadakan oleh adanya kesatuan, tetapi sifat dari masing-masing tabiat itu dipeliharakan dan digabungkan dalam satu prosopan dan satu hupostatis tidak terbagi-bagi atau dipisahpisahkan ke dalam dua prosopa, tetapi Putera yang sama dan satu-satunya, yang hanya dilahirkan, Kalam Ilahi, Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana nabi-nabi Perjanjian Lama dan Yesus Kristus sendiri mengajarkannya kepada kita mengenai Dia dan pengakuan iman bapa-bapa (suci) diturunkan (kepada kita).35 Dengan adanya rumusan seperti ini, maka orang Kristen masa kini tidak mudah lagi diombang-ambingkan oleh pengajaran orang-orang yang berusahan membangkitkan ulang bidaah yang telah muncul dari abad I hingga V tersebut. Contoh konkritnya ialah orang Kristen harus menolak ajaran Saksi Jahowa yang meneruskan pengajaran Arianisme. Demikianlah makalah ini dipresentasikan, saran yang membangun, penulis terima dengan baik. KEPUSTAKAAN Dister, Nico Syukur, Teologi Sistematika 1. Yogyakarta: Kanisius, 2004. Groenen, Cletus, Sejarah Dogma Kristologi. Yogyakarta: Kanisius, 1988. House, H. Wayne, Charts of Christian Theology and Doctrine. Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1992. Hughes, Philip Edgcumbe, The True Image-The Origen and Destiny of Man in Christ. Michigan-William B. Eerdmans Publishing Company, 1989. Indra, Ichwei G., Allah-Manusia Sejati. Semarang: Mikhael, 2001. Kelly, J.N.D., Early Christian Doctrines, San Fransisco: Harper & Row Publisher, 1978. Lohse, Bernhard, Pengantar Sejarah Dogma Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Marantika, Chris, Kristologi. Yogyakarta:STII, tt. Sihombing, Lotnatigor, Kristologi. Batu:I-3:1992. 35 Diterjemahkan dari Early Christian Doctrines oleh J.N.D. Kelly, 1958, hal 339-340. Lihat juga Ichwei G. Indra, Allah-Manusia Sejati, 10-11. 11 12