BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian Sebelumnya Dibawah ini ada

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Dibawah ini ada beberapa penelitian sebelumnya, dimana topik dan
permasalahan yang diteliti didalamnya ada kesamaan dari jenis penelitian serta
beberapa konsep yang digunakan. Pada penelitian ini membahas dan
memfokuskan pada komunikasi organisasi, lalu pada penelitian sebelumnya
memiliki kesamaan dimana penelitiannya berhubungan dengan komunikasi
organisasi yang terjadi di berbeda perusahaan sehingga objek penelitian dan
permasalahan yang berbeda inilah, yang membedakan penelitian ini.
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya
No.
Nama
Tahun
Peneliti
1.
Eni
Fitriyani
Judul
Hasil Penelitian
Perbandingan
(Jurnal)
2013
Analisis Kegiatan
Penelitian ini
Penelitian yang di
Komunikasi
dilakukan untuk
lakukan dalam jurnal ini
Organisasi Pada
mengetahui tentang
untuk mengetahui
PT.Kresna Duta
kegiatan
tentang kegiatan
Agroindo
komunikasi
komunikasi organisasi
Perkebunan Sinar
organisasi pada PT.
PT. Kresna Duta
Mas Group
Kresna Duta
Agroindo, sedangkan
Kecamatan
Agroindo.
pada penelitian ini
Kombeng
Penelitian ini
membahas mengenai
Kabupaten Kutai
menggunakan
peranan komunikasi
Timur.
metode deskriptif
organisasi sehingga
(eJournal Ilmu
kualitatif. Hasil
menciptakan kerja sama
Komunikasi,
penelitian
yang sinergis. Kesamaan
Volume 1, Nomor
menunjukkan
pada penelitian ini
2, 2013: 518 – 531)
bahwa kegiatan
sama-sama membahas
komunikasi
mengenai komunikasi
organisasi pada
organisasi sehingga
7
8
PT.Kresna Duta
jurnal ini cocok untuk
Agroindo masih
menjadi acuan terhadap
kurang,
penelitian ini.
dikarenakan
kurangnya
komunikasi antara
atasan dan
bawahan, bawahan
dengan atasan,
kurangnya
kepedulian atasan
terhadap
bawahan sehingga
membuat para
karyawan merasa
segan untuk
menyampaiakan
pendapat kepada
pimpinan, sehingga
menjadi
penghambat
berjalannya
kegiatan
komunikasi
organisasi.
2.
Dewi
2013
Downward
Jenis penelitian
Penelitian yang
Suryani
Communication di
pada jurnal ini
dilakukan akan
Susanto
PT.Commonwealth
merupakan
menggunakan deskriptif
Life Cabang
deskriptif
kualitatif berbeda
Surabaya.
kuantitatif.
dengan jurnal tersebut
(Jurnal e-
Penelitian ini
yang menggunakan jenis
bertujuan untuk
deskriptif kuantitatif,
mengevaluasi
namun ruang lingkup
komunikasi,
Volume 1, Nomor
9
2, 2013:201-209)
downward
yang dibahas
communication
mempunyai kesamaan
pada
yaitu membahas
PT.Commonwealth
mengenai komunikasi
Life cabang
internal serta aliran
Surabaya. Hasil
komunikasi seperti
penelitian ini
upward, downward dan
menunjukkan
juga horisontal.
komunikasi ke
bawah yang terjadi
pada perusahaan
tersebut telah
berjalan dengan
baik, dimana
komunikasi
menjadi harapan
dan kenyataan .
3.
Juan Meng,
2012
Measuring Return
Penelitian yang
Jurnal ini berkaitan
Bruce K.
on Investment
dilakukan ini
dengan penelitian yang
Berger
(ROI) of
bertujuan untuk
akan dilakukan, dimana
Organizations’
mengetahui
sama-sama membahas
Internal
bagaimana para
mengenai komunikasi
Communication
eksekutif senior
organisasi internal serta
Efforts.(Journal of
menilai efektivitas
manfaat dari komunikasi
Communication
dari komunikasi
organisasi internal.
Management,
organisasi internal
Vol.16 No.4 :332-
serta hubungannya
354).
dengan kinerja
organisasi dalam
bisnis. Hasil
penelitian yang
didapat
10
menunjukkan
sebagian besar
komunikator bisnis
dan organisasi
menyadari
pentingnya
komunikasi
organisasi internal
dalam beberapa
aspek seperti
meningkatkan
kinerja, mengubah
perilaku karyawan,
dan lain-lain serta
dapat mengukur
kinerja karyawan
dengan komunikasi
organisasi internal.
4.
Eva
2012
Organizational
Penelitian ini
Pada jurnal penelitian
Tariszka
Internal
dilakukan untuk
ini memandang
Semegine
Communication as
membahas
bagaimana komunikasi
a Means Of
mengenai
serta tingkat kepuasan
Improving
komunikasi
dengan arah komunikasi
Efficiency,
organisasi internal
horizontal dan vertikal.
European Scientific
yang meningkatkan
Kaitan yang
Journal, (Vol.8
efisiensi. Hasil
berhubungan dengan
No.15 :86-96).
penelitian yang
penelitian ini, dimana
didapat bahwa para
akan membahas
karyawan dalam
komunikasi organisasi
posisi yang
internal yang berperan
sederhana sekalipun untuk meningkatkan
harus memiliki
kerja sama di dalam
keterampilan
perusahaan.
11
komunikasi. Hal
tersebut dianggap
penting oleh
manajer organisasi
dikarenakan
organisasi telah
mengakui tingkatan
komunikasi dalam
organisasi
menentukan
efisiensi
organisasinya.
5.
Hardani
Widhiastuti
2012
The Effectiveness of
Dari hasil
Jurnal ini lebih
Communications in
penelitian kualitatif
difokuskan pada struktur
Hierarchical
ini bahwa struktur
komunikasi organisasi
Organizational
komunikasi
hierarkis dalam
Structure,
organisasi hirarkis
menghadapi masalah
International
menghadapi
dalam peran birokrasi
Journal of Social
beberapa masalah
serta berdampak pada
Science and
dalam peran
target organisasi dan
Humanity, Vol. 2,
birokrasi ,
ketidakseimbanagn
No. 3:185-190)
penyebabnya
sosialisasi yang
berdampak pada
menyebabkan konflik
tujuan target
jangka panjang,
organisasi,
sedangkan dalam
penjadwalan
penelitian ini difokuskan
program, hasil
pada peranan
keputusan akhir dan komunikasi organisasi
juga tujuan
yang dilakukan pada
organisasi yang
perusahaan serta
tidak sesuai dengan
komunikasi yang terjadi
harapan.
antara vertikal dan
Ketidakseimbangan
horisontal, dimana
12
sosialisasi juga
peneliti akan membahas
salah satu yang
mengenai komunikasi
menyebabkan
yang terjadi dan biasa
problematika
yang dilakukan dalam
konflik jangka
perusahaan. Penelitian
panjang birokrasi
ini juga bertujuan untuk
didalam studi
mencari tahu peran
kasus.
komunikasi organisasi
yang menumbuhkan
kerja sama di antara
karyawan dan pimpinan
serta antar karyawan.
Sumber : Kajian Pribadi
2.2 Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi
Pemaparan dari Effendy (2007), Komunikasi berasal dari bahasa Latin
yaitu communication, dari kata communis yang diartikan sama, pengertian
sama dimaksud ialah sama makna. Dalam bahasa Inggris disebut
communication.Komunikasi harus mengandung kesamaan makna antara dua
pihak yang sedang berkomunikasi.Menurut Hovland dalam Effendy (2007),
“komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain”. Beberapa
definisi lainnya di dapat dari Mulyana
(2010), dalam pengertian sempit
definisi komunikasi diartikan sebagai penyampaian pesan yang melalui media
elektronik dan dari segi luas, komunikasi ialah interaksi antara dua makhluk
hidup atau lebih. Berbeda dengan West & Turner (2008), “komunikasi
adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol
untuk menciptakan dan menginterprestasikan makna dalam lingkungan
mereka”. Dari berbagai pendapat komunikasi yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan pengertian komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau
informasi yang disampaikan oleh komunikator yang mempunyai makna dan
informasi serta dapat mempengaruhi si penerima pesan tersebut
13
Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari elemen dan proses
komunikasi, hal ini dipaparkan Machfoedz (2010), dimana elemen pesan
terdiri dari pengirim pesan, penerima pesan, pesan, media, penerimaan pesan,
penguraian pesan, respons, umpan balik dan gangguan pesan. Dengan
demikian, komunikator harus mengidentifikasi si penerima pesan, pesan apa
yang disampaikan, melalui media apa pesan itu disampaikan, bagaimana
pesan itu dapat diterima serta diuraikan, respons yang didapat dari si
penerima pesan seperti apa, umpan balik dari proses pengiriman pesan
tersebut serta apa adanya gangguan pesan dalam penyampaian pesan tersebut.
Menurut Lasswel (dalam Effendy 2007), komunikasi terdiri dari beberapa
unsur yang penting, yaitu:
a. Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan. Sumber dari
mana pesan ini dapat dikatakan, bisa jadi seorang individu,
kelompok, organisasi, bahkan suatu negara.
b. Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan dari sumber kepada
penerima. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, simbol
yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau
organisasi dari pesan
c. Saluran atau media, adalah alat atau media apa yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Dalam
suatu peristiwa komunikasi sebenarnya banyak saluran yang dapat
kita gunakan, meskipun ada yang satu yang dominan.
d. Penerimasering juga disebut sebagai sasaran ataupun khalayak
(audience), yakni orang yang menerima pesan dari komunikator.
e. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima
pesan dari komunikator tersebut.
Dapat disimpulkan dari beberapa pernyataan diatas, bahwa komunikasi
sangatlah
penting
dalam
suatu
hubungan,
dalam
komunikasipun
harus
menyampaikan pesan dengan jelas sehingga si penerima pesan tersebut dapat
mengerti dan memahami isi pesan yang disampaikan sehingga adanya efek atau yang
biasa disebut feedback dari komunikasi tersebut.
14
2.2.2
Komunikasi Organisasi
Menurut Zelko dan Dance dalam Romli (2014), “komunikasi organisasi
adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi
internal
dan
komunikasi
eksternal”.Komunikasi
internal
merupakan
komunikasi yang terdapat pada organisasi itu sendiri, yang terdiri dari pihakpihak internal yang berhubungan dengan organisasi tersebut, Komunikasi
internal
berhubungan
dengan
komunikasi
vertikal
dan
horizontal.
Komunikasi vertikal merupakan komunikasi dua arah seperti pimpinan
dengan karyawan maupun sebaliknya karyawan dengan pimpinan, dan
komunikasi horizontal merupakan komunikasi terhadap sesama tingkatan
seperti komunikasi yang dilakukan sesama karyawan yang memiliki
tingkatan yang sama atau sederajat. Berbeda dengan komunikasi eksternal
yang memfokuskan komunikasi antara organisasi dengan lingkungan luarnya
yang berhubungan dengan masyarakat umum.Di dalam penelitian ini akan
lebih difokuskan ke dalam komunikasi internal karena di dalam perusahaan
yang akan diteliti memiliki masalah komunikasi organisasi yang berhubungan
dengan internal perusahaan.
Dalam buku Romli (2014), Thayer mengatakan “komunikasi organisasi
sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dan proses
interkomunikasi dalam beberapa cara”. Ia menggunakan pendekatan sistem
secara
umum
dalam
memandang
komunikasi
organisasi.
Ia
juga
memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :
a. Berkenaan dengan kerja organisasi
b. Berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah,
aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk
c. Berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi.
Dari pengertian serta sistem komunikasi yang dikatakan dapat
disimpulkan bahwa komunikasi sangat diperlukan dalam organisasi untuk
dihubungkan kedalam pekerjaan,perintah dan peraturan sehingga dapat
memelihara dan mengembangkan organisasi menjadi lebih berkembang
dan menciptakan komunikasi yang baik dalam organisasi.
Berbagai
persepsi
mengenai
komunikasi
organisasi
telah
diungkapkan, menurutRomli (2014), ada beberapa hal umum yang dapat
disimpulkan yaitu:
15
a. Komunikasi organisasi dapat terjadi di dalam suatu sistem terbuka
yang kompleks dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal
maupun eksternal.
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan
media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilannya.
Seperti yang diungkapkan oleh Redding dan Sanborn (dalam Romli
2014), bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks”. Yang termasuk di dalamnya
seperti komunikasi internal yang berhubungan denan komunikasi downward
dan komunikasi upward serta komuniaksi horizontal.
Definisi komunikasi organisasi menurut Goldhaber (dalam Romli 2014:13),
“organizational communication is the processof creating and
exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope
with environmental uncertainty”
dari definisi tersebut dapat disimpulkan komunikasi organisasi adalah proses
dalam menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan
serta saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan selalu
berubah-ubah. Pengertian tersebut mengandung tujuh konsep kunci yaitu :
a. Proses
Organisasi merupakan sistem terbuka yang dinamis, menciptakan dan
saling menukar pesan diantara anggotanya. Adanya pertukaran informasi
yang berjalan terus menerus sehingga hal inilah yang disebut sebagai
proses.
b. Pesan
Pesan dalam hal ini di artikan sebagai susuna simbol yang mempunyai
arti mengenai objek, orang, kejadian yang dihasilkan dari proses interaksi
dengan orang. Komunikasi dapat dikatakan efektif jika pesan yang di
sampaikan mempunyai arti yang sama dengan apa yang dimaksudkan
oleh si pengirim. Pesan dapat dibedakan menjadi pesan verbal dan
nonverbal. Pesan verbal seperti surat,memo, dan lainnya sedangkan pesan
nonverbal seperti gerakan tubuh, sentuhan, ekspresi wajah, nada suara
dan lainnya.
16
c. Jaringan
Organisasi yang terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki
posisi tertentu dalam organisasi.Pertukaran pesan dari orang di antaranya
terjadi melewati suatu jalan, inilah yang disebut sebagai jaringan
komunikasi.
d. Keadaan saling tergantung
Sifat dari suatu organisasi menggunakan sistem terbuka, jika satu bagian
dari organisasi mengalami gangguan atau masalah maka akan
berpengaruh pada bagian lainnya mungkin juga pada seluruh sistem
organisasi maka hal ini yang disebut dalam keadaan saling tergantung.
e. Hubungan
Dikarenakan komunikasi merupakan sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial
maka
untuk
berfungsinya
bagian-bagian
terletak
pada
manusia.Jaringan suatu organisasi menyampaikan pesannya melalui
manusia.Hubungan manusia dalam organisasi memfokuskan pada tingkah
laku komunikasi dari orang yang terlibat di dalamnya.
f. Lingkungan
Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan internal dan
lingkungan eksternal. Yang termasuk di dalam lingkungan internal yaitu
karyawan,staf dan komponen organisasi lainnya ,sedangkan lingkungan
eksternal seperti saingan, teknologi dan yang lainnya.
g. Ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yangdiharapkan.Hal ini sering terjadi dikarenakan terlalu
banyak informasi yang diterima.Maka adanya komunikasi organisasi
guna untuk menentukan dengan tepat berapa banyak informasi yang
diperlukan oleh organisasi sehingga dapat mengurangi ketidakpastian
informasi yang berlebihan.
Dari pengertian komunikasi organisasi menurut beberapa ahli, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi organisasi yang berhubungan dengan
pihak internal, dimana adanya arah komunikasi vertikal dan horizontal
yang membedakan peran komunikasi organisasi tersebut. Komunikasi
organisasi dapat berjalan baik jika dalam penyampaian pesan yang
digunakan sudah efektif dan dijalankan secara baik.
17
2.2.3
Peranan Komunikasi Organisasi
Pengertian peran menurut West & Turner (2008), peran ialah posisi
masing-masing anggota kelompok dan relasi mereka dengan kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa peran komunikasi organisasi meliputi posisi
komunikasi yang ada pada organisasi tersebut telah berjalan sesuai harapan
atau masih dalam tahap pengembangan dan sebagainya. Peranan komunikasi
organisasi dapat dilihat dari hasil komunikasi yang terjalin di organisasi
tersebut serta penyampaian pesan yang sudah efektif sehingga dapat terlihat
peran komunikasi dalam organisasi sudah berjalan cukup baik atau tidak.
Dapat diketahui bahwa peran komunikasi dalam organisasi sangat
penting, dimana komunikasi sebagai alat penghubung antar anggota
organisasi sehingga terciptanya percakapan dan hubungan di dalam
organisasi. Namun dalam berkomunikasi, harus dilakukan secara baik
sehingga dalam penyampaian pesan dapat tepat pada sasaran dan adanya
timbal balik dari komunikasi tersebut. Hal ini lah yang akan banyak di bahas
di dalam penelitian ini.
2.2.4
Jaringan Komunikasi Organisasi
Jaringan komunikasi dalam organisasi merupakan proses bagaimana
suatu pesan berupa informasi dan instruksi atau arahan yang disampaikan
terperinci dan ditentukan oleh tingakatan hierarki resmi organisasi dari
pimpinan ke karyawan atau sebaliknya digunakan untuk melaksanakan fungsi
pekerjaan mereka. Stephen P.Robbins mengungkapkan bahwa dalam
organisasi dikenal lima jaringan komunikasi di dalam buku komunikasi
organisasi Ruliana (2014), yaitu :
a. Model Rantai
Di dalam jaringan komunikasi ini terdapat lima tingkatan dalam jenjang
hierarkinya dan hanya dikenal dengan komunikasi ke atas yang biasa disebut
dengan upward dan komunikasi ke bawah yang biasa disebut dengan
downward, secara keseluruhan model jaringan ini menganut hubungan garis
langsung baik ke atas maupun ke bawah tanpa adanya suatu penyaringan.
b. Model Roda
18
Jaringan komunikasi yang mengenai semua laporan, perintah atau instruksi
kerja dan pengawasan terpusat pada satu orang yang menjadi pimpinan yang
memimpin empat bawahan atau bisa lebih, serta antara bawahan tidak terjadi
interaksi.
c. Model Lingkaran
Di dalam jaringan ini, semua anggota karyawan bisa melakukan interaksi
pada setiap tiga tingkatan yang lebih tinggi namun terbatas pada setiap level
tingakatan.
d. Model Huruf Y
Jaringan komunikasi ini tidak jauh berbeda dengan model rantai dimana
terdapat empat tingkatan hierarki. Satu supervisor memiliki dua bawahan dan
dua atasan yang memiliki kemungkinan berbeda departemen.
e. Model Saluran Bebas
Model jaringan ini merupakan pengembangan dari model lingkaran. Pada
semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi dua arah atau timbal
balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Semua saluran
komunikasi tidak dibatasi baik antar tingkatan yang memiliki jenjang hierarki
serta setiap karyawan dapat bebas melakukan interaksi dengan berbagai pihak
seperti pimpinan maupun sebaliknya.
Dari kelima model jaringan komunikasi tersebut, terdapat satu model
jaringan komunikasi yang dianut oleh PT.Multipesona Grafika. Di dalam
perusahaan
tersebut
memiliki
struktur
organisasi
yang
jaringan
komunikasinya mengarah pada model roda, dimana seluruh laporan yang
didapat setiap antar departemen yang berbeda diperiksa dan diawasi oleh
direksi perusahaan itu sendiri. Di dalam perusahaan ini memiliki lima
departemen yang berbeda-beda dan memiliki tugas yang berbeda-beda,
namun interaksi diantara lima departemen tersebut sangat jarang melakukan
komunikasi sehingga menjadi asing satu sama lainnya.
2.2.5
Strategi Komunikasi
Komunikasi
mendukung
internal
kegiatan
memerlukan
perusahaan.
strategi
Strategi
komunikasi
komunikasi
mempertimbangkan beberapa hal, menurut Effendy ( 2007) yaitu :
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
dalam
harus
19
Dalam melancarkan komunikasi, diperlukan mempelajari siapa yang akan
menjadi sasaran komunikasi. Hal ini bergantung pada tujuan komunikasi,
apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui atau agar komunikan
dapat melakukan tindakan dari komunikasi tersebut.
b. Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi dapat dibedakan sebagai media tulisan atau cetak, visual,
dan audio-visual.Dalam mencapai sasaran komunikasi dapat dipilih salah satu
bentuk media, tergantung pada tujuan serta pesan yang ingin disampaikan.
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Dalam pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu untuk disampaikan. Hal
ini ditentukan pada teknik yang akan diambil atau digunakan, seperti teknik
informasi, teknik persuasi maupun teknik instruksi. Hal yang terpenting
komunikator harus mengerti apa isi pesan komunikasi yang akan
disampaikan.
d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Faktor terpenting pada diri komunikator dalam malancarkan komunikasi,
yaitu :
1. Daya tarik sumber
Komunikator akan berhasil dalam komunikasi, jika komunikan
merasa adanya kesamaan serta ketertarikan antara komunikan dengan
komunikator sehingga hal ini dapat membuat komunikan mampu
mengubah sikap, opini dan perilaku serta bersedia taat pada isi pesan
yang disampaikan komunikator.
2. Kredibilitas sumber
Faktor ini menyebabkan komunikasi berhasil karena adanya
kepercayaan komunikan pada komunikator.Kepercayaan ini dapat
dilihat dari segi profesi atau keahlian yang dimiliki komunikator,
seperti
seorang
dokter
yang
mendapat
kepercayaan
dalam
menerangkan soal kesehatan.
Dari kedua faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang komunikator
dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik dimana komunikator
merasakan apa yang dirasakan oleh komunikan, seperti sedang sibuk, marah,
sedih, sakit dan lainnya. Strategi komunikasi
merupakan perencanaan
komunikasi yang akan diterapkan di dalam organisasi tersebut untuk
20
mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan kegiatan atau proses
komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi yang
direncanakan
Pentingnya komunikasi dalam organisasi dapat menciptakan kerja sama
yang baik apabila komunikasi tersebut berjalan dengan baik dan efektif.
Seperti yang diungkapkan oleh Wursanto (2005) , pentingnya komunikasi
dalam organisasi dapat dilihat dalam hal-hal berikut :
a. Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara:
1. Para karyawan dengan pimpinan
2. Karyawan dengan karyawan
3. Pimpinan dengan pimpinan
4. Karyawana dengan organisasi
b. Meningkatkan kegairahan kerja para karyawan.
c. Meningkatkan moral dan disiplin para karyawan.
d. Semua jajaran pimpinan dapat mengetahui keadaan bidang yang menjadi
tugasnya sehingga akan berlangsung pengendalian operasional yang efisien.
e. Semua karyawan dapat mengetahui kebijaksanaan, peraturan serta ketentuan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan organisasi.
f. Semua informasi, keterangan yang dibutuhkan oleh para karyawan dapat
daengan cepat dan tepat diperoleh. Kemudahan dalam mencari informasi
yang dibutuhkan.
g. Meningkatkan rasa tanggung jawab para karyawan.
h. Menimbulkan saling pengertian di antara karyawan.
i. Meningkatkan kerja sama di antara para karyawan.
j. Meningkatkan semangat korp di kalangan para karyawan.
Di dalam meningkatkan peranan komunikasi lebih baik menggunakan
komunikasi dua arah yaitu komunikasi yang berlangsung secara timbal-balik
sehingga munculnya saling pengertian antara kedua belah pihak. Namun
kekurangan di dalam komunikasi ini yaitu komunikasi ini berlangsung secara
lamban sehingga kurang efesien dan keputusan tidak dapat diambil secara
cepat, tetapi komunikasi dua arah ini dapat menghindari terjadinya konflik
kesalahpahaman dan di dalam komunikasi ini akan menimbulkan situasi atau
keadaan kerja yang lebih akrab dengan penuh kekeluargaan dan demokratis.
21
2.2.6
Teori Integrasi Informasi
Pada penelitian ini akan menggunakan teori integrasi informasi yang
dikemukakan oleh Martin Fishbein dalam Littlejohn (2009), teori ini melihat
bagaimana organisasi mengakumulasikan dan mengorganisasikan informasi
yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide
dalam membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil
penerimaan informasi tersebut. Dapat disimpulkan dengan suatu sikap
dibentuk maupun diubah melalui pengintegrasian informasi baru dengan
pemikiran atau pengamatan yang ada. Dengan adanya gagasan atau
pemikiran baru terhadap informasi yang didapat, maka pembentukan maupun
perubahan sikap terhadap suatu objek dapat terjadi. Menurut teori integrasi
informasi dalam Littlejohn (2009) , adanya akumulasi informasi yang diserap
seseorang dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi dapat merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap
suatu objek
2. Informasi dapat merubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang
sudah dimiliki seseorang
3. Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam
struktur sikap.
Sebuah sikap dipandang sebagai sebuah akumulasi dari informasi
tentang suatu objek, orang, situasi, maupun pengalaman. Jadi, perubahan
sikap terjadi karena adanya informasi baru yang memberikan tambahan pada
sikap, atau perubahan sikap terjadi karena informasi tersebut telah merubah
penilaian seseorang mengenai informasi lain. Namun, informasi apapun
biasanya tidak akan membawa pengaruh yang terlalu besar terhadap sebuah
sikap karena sikap tersebut memuat beberapa yang bisa menangkal informasi
tersebut. Hal inilah yang menjadi alasan teori integrasi informasi berkaitan
dengan penelitian. Dalam menyampaikan informasi kepada para anggota
organisasi didalam perusahaan, dimana isi informasi tersebut dapat berubah
dengan melihat siapa yang menyampaikan informasi tersebut, lalu apakah
informasi tersebut dapat dipercaya dengan melihat cara penyampaian pesan
informasi tersebut.
22
2.2.7
Arah Komunikasi Vertikal, Horizontal dan Diagonal
2.2.7.1 Komunikasi Vertikal
Menurut Ruliana (2014), komunikasi vertikal ialah komunikasi yang
berlangsung dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Pengertian
tersebut disimpulkan menjadi komunikasi antara pimpinan dengan
karyawan maupun karyawan dengan atasan. Dibagi menjadi dua
komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah. Komunikasi ke atas
diartikan informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat
yang lebih tinggi, setiap bawahan atau karyawan menginformasikan
kepada atasan atau pimpinan mengenai apa saja yang telah dilakukan,
persoalan kerja yang belum diselesaikan, memberikan saran atau gagasan
serta mengungkapkan pikiran serta perasaan mengenai pekerjaan mereka.
Komunikasi ke bawah diartikan pemberian informasi yang mengalir dari
jabatan yang lebih tinggi kepada otoritas yang lebih rendah seperti
pimpinan terhadap karyawan. Menurut Katz & Kahn dalam Pace dan
Faules (2013), ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari
atasan kepada bawahan:
a. Informasi bagaimana melakukan pekerjaan
Jenis informasi ini dilakukan oleh atasan dalam hal
memberitahu serta memerintahkan bawahannya dalam
melakukan suatu hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
b. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan
Informasi ini dikomunikasikan kepada bawahan untuk
memberitahukan bagaimana dasar pemikiran yang baik
ketika dalam melakukan pekerjaan.
c. Informasi
mengenai
kebijakan
dan
praktik-praktik
organisasi
Atasan mengkomunikasikan kepada bawahan mereka
dalam hal peraturan serta hal lainnya yang berhubungan
dengna kebijakan yang ada pada perusahaan.
d. Informasi mengenai kinerja pegawai
23
Dalam hal ini atasan menilai kinerja bawahannya, serta
memberikan
saran
dalam
memperbaiki
kinerja
bawahannya.
e. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
Informasi yang dikomunikasikan atasan kepada bawahan
mengenai tugas yang harus diselesaikan oleh bawahan.
Dalam organisasi, komunikasi dua arah secara timbal balik sangat
penting diterapkan karena jika hanya satu arah dimana pimpinan ke
bawahan saja maka organisasi tidak akan berjalan dengan baik, harus
adanya timbale balik dimana pimpinan perlu mengetahui laporan,
tanggapan, atau saran para karyawan sehingga dalam pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara bijaksana.
2.2.7.2 Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi yang berlangsung di antara
karyawan atau yang memiliki jabatan yang setara, hal ini diungkapkan
dalam Ruliana (2014). Komunikasi horizontal menyampaikan informasi
di antara mereka yang memiliki kesamaan jabatan atau otoritas yang sama
dalam organisasi seperti karyawan dengan karyawan dan pimpinan
dengan
pimpinan.
Komunikasi
horizontal
bertujuan
untuk
mengkoordinasi penugasan kerja, berbagi informasi mengenai rencana
yang akan dilakukan, untuk memecahkan masalah serta memperoleh
pemahaman bersama melalui perundingan untuk menengahi perbedaan
sehingga dapat menumbuhkan dukungan antar sesama jabatan. Saluran
komunikasi horizontal terjadi dalam berbagai bentuk seperti dapat melalui
rapat komisi, obrolan melalui telepon, kegiatan sosial dan berbagai
interaksi yang dapat dilakukan pada saat waktu istirahat.
2.2.7.3 Komunikasi Diagonal
Menurut Ruliana (2014), komunikasi diagonal ialah komunikasi yang
berjalan antara pimpinan divisi dengan karyawan divisi lainnya.
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang dilakukan melalui
lintas saluran, komunikasi ini antara pimpinan departemen dengan
24
karyawan departemen lain yang berbeda lintasan, seperti pimpinan
departemen marketing melakukan komunikasi dengan karyawan dari
departemen produksi. Komunikasi diagonal dibagi menjadi dua yaitu
komunikasi diagonal ke bawah dan komunikasi diagonal ke atas.
Komunikasi diagonal ke bawah merupakan komunikasi yang dilakukan
pimpinan ke karyawan namun pimpinan tersebut bukan atasannya baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka antara pimpinan dan
karyawan tidak ada hubungan hierarki dalam arti hubungan atasan dengan
bawahan yang mengandung unsur perintah tetapi hanya hubungan kerja
saja. Komunikasi diagonal ke atas merupakan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara karyawan kepada pimpinan atau pihak yang
mempunyai otoritas rendah kepada pihak yang mempunyai otoritas tinggi,
namun karyawan tersebut bukanlah karyawan dari pimpinan tersebut
karena berada pada unit atau departemen yang berbeda.
2.2.8
Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim organisasi terdiri dari beberapa persepsi mengenai unsur-unsur
organisasi dan pengaruh dari unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pace
dan Faules (2013), menyatakan ada enam faktor besar dalam mempengaruhi
iklim komunikasi organisasi, yaitu :
1. Kepercayaan
Dalam faktor kepercayaan yang dimaksud dimana personil
semua
tingkatan
atau
divisi
harus
berusaha
dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang ada
dalam divisi tersebut, dalam hal kepercayaan, keyakinan, dan
kredibilitas yang didukung dengan tindakan.
2. Pembuatan keputusan bersama
Para staf di setiap divisi, dalam organisasi harus melakukan
komunikasi dan konsultasi mengenai masalah yang mereka
sedang alami. Para staf di semua divisi, harus diberi
kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan
manajemen di atas mereka agar berperan dalam proses
pembuatan keputusan dan penentu.
3. Kejujuran
25
Suasana umum yang meliputi kejujuran serta keterusterangan
harus ada dalam hubungan organisasi, sehingga para staf dapat
mengutarakan apa yang ada dalam pikiran mereka tanpa
memikirkan apakah mereka sedang berbicara dengan sesama
divisi mereka, di bawah divisi mereka maupun atasan atau
pimpinan mereka.
4. Keterbukaan dalam komunikasi bawah
Dalam mempengaruhi iklim oragnaisasi yang ada pada
perusahaan, akan lebih baik membuka komunikasi ke bawah,
terkecuali dalam keperluan informasi rahasia. Para staf
perusahaan harus relatif mudah dalam memperoleh informasi
yang berhubungan langsung dengan tugas mereka.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Para anggota divisi di setiap tingkatan dalam organisasi harus
mendengarkan saran serta laporan-laporan masalah yang
dikemukakan oleh anggota divisi pada tingkat bawahan dalam
organisasi, secara pikiran yang terbuka.Informasi yang
diberikan oleh bawahan harus dipandang cukup penting untuk
dilaksanakan.
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi
Semua anggota dalam organisasi harus menunjukkan suatu
komitmen dalam bekerja secara produktif dan berkinerja
tinggi.
Kesimpulan yang didapat dari beberapa faktor ini, bahwa kepercayaan
antar anggota organisasi sangat dibutuhkan untuk menciptakan keadaan
dimana anggota organisasi akan lebih merasa nyaman dan terbuka satu sama
lain sehingga dapat menumbuhkan kerjasama yang lebih baik. Adanya
pembuatan keputusan bersama dilakukan agar para anggota yang sedang
mengalami masalah dapat berkonsultasi dengan pihak atas sehingga dapat
membantu dalam membuat keputusan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Kejujuran dalam menyampaikan pendapat sangat diperlukan
sehingga mereka dapat mengutarakan apa yang mereka rasakan. Keterbukaan
dalam komunikasi ke bawah, dimana pimpinan akan terbuka dalam
memberikan informasi yang dicari oleh pihak karyawan terkecuali informasi
26
tersebut bersifat rahasia. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dimana
pihak atasan akan mendengarkan saran atau pendapat yang dikemukakan oleh
pihak bawah. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi, dimana para
anggota organisasi harus menunjukkan kerja yang produktif sehingga
menghasilkan kerjasama yang sinergis didalam organisasi.
2.2.9
Hambatan Komunikasi Organisasi
Dalam berkomunikasi pasti akanada munculnya hambatan yang
terjadi di dalamnya, karena hambatan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan dalam komunikasi. Menurut Wursanto (2005), hambatan
komunikasi organisasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Hambatan teknis
a. Kurangnya saran dan prasarana.
Pada masa lalu keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi
merupakan
penyebab
utama
timbulnya
hambatan
komunikasi.Namun dengan kemajuan teknologi telekomunikasi,
seperti radio, telepon, televise, komputer dan sebagainya
menjadikan segala macam informasi dapat disampaikan dengan
cepat. Hal ini telah menyebabkan hambatan dari sarana dan
prasarana telah dapat diatasai, namun tidak meratanya penggunaan
peralatan telekomunikasi yang menjadi masalah, seperti beberapa
kantor masih belum memiliki telepon atau komputer. Hal ini
disebabkan kurangnya anggaran sehigga dapat diatasi apabila
anggaran sudah tersedia dengan baik.
b. Peguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai
Teknik dalam hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk
mengerjakan sesuatu dan keahlian yang dimiliki orang tertentu.
Teknik berkomunikasi merupakan keahlian dari seseorang dalam
menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga pesan atau
informasi yang disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat
oleh penerima informasi. Di bawah ini beberapa teknik
komunikasi menurut Wursanto (2005), yaitu:
1. Teknik kepercayaan
27
Teknik ini mengartikan adanya saling kepercayaan
antara komunikator dengan komunikan. Pihak pemberi
informasi dan penerima informasi harus memiliki rasa
percaya jika tidak adanya rasa percaya di dalam
hubungan komunikasi tersebut akan menghambat
komunikasi yang ada, seperti karyawan A memberi
informasi dengan karyawan B, kedua orang tersebut
harus saling mempercayai jika tidak salah satu
diantaranya tidak akan mencerna informasi yang
diberikan dengan tepat dan benar.
2. Teknik perhubungan
Mengartikan informasi yang disampaikan harus saling
berhubungan dan tidak boleh bertentangan dengan
informasi yang disampaikan. Isi dari informasi yang
disampaikan harus diberi penjelasan yang arti dari
penjelasan tersebut berhubungan dengan informasi
yang disampaikan.
3. Teknik kepuasan
Komunikasi harus memberikan kepuasan antara pihak
pemberi dan penerima informasi sehingga komunikasi
akan berjalan efektif jika hal ini dilakukan secara
langsung atau biasanya disebut komunikasi dua arah.
4. Teknik kejelasan
Dalam menyampaikan informasi harus jelas untuk
menghindari timbulnya konflik atau hambatan dalam
komunikasi. Kejelasan informasi dapat dilihat dari isi
informasi yang disampaikan, maksud atau tujuan
penyampaian informasi tersebut serta bahasa yang
digunakan dalam menyampaikan informasi tersebut
harus jelas dan tidak membingungkan penerima
informasi.
5. Teknik kesinambungan dan konsisten
Teknik ini mengartikan bahwa komunikasi harus
dilakukan terus menerus agar terjalinnya hubungan
28
komunikasi yang baik dan diusahakan munculnya
informasi yang baru tidak bertentangan dengan
informasi yang lama. Di dalam teknik ini bertujuan
untuk para karyawan agar tetap saling berkomunikasi
dan bertukar informasi sehingga menumbuhkan kerja
sama di dalam komunikasi.
6. Teknik persesuaian
Teknik ini mengartikan adanya pengiriman berita atau
informasi harus disesuaikan dengan kemampuan dan
pengetahuan si penerima informasi tersebut. Lebih baik
menggunakan kata atau istilah yang mudah dimengerti
secara umum oleh pihak penerima informasi. Dalam
pengiriman informasi harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi si penerima informasi agar informasi yang
disampaikan dapat diterima baik olehnya. Seperti
halnya pimpinan sedang mengalami kondisi berduka,
lalu karyawan mengajukan suatu ide mengenai
perusahaan, maka sudah pasti idenya tidak akan
diterima dikarenakan karyawan memberikan ide
tersebut pada saat kondisi yang tidak tepat. Jika saat
sedang dalam keadaan santai atau sedang tidak terjadi
apa-apa dengan pimpinan, mungkin saja ide tersebut
akan dipertimbangkan dan diterima oleh pimpinan.
7. Teknik penggunaan saluran yang tepat
Penyampaian informasi menggunakan saluran
komunikasi yang sudah biasa atau sudah dikenal oleh
para karyawan serta disesuaikan dengan jenis dan sifat
dari isiinformasi yang akan disampaikan. Jika
informasi bersifat rahasia dan sangat penting lebih baik
disampaikan melalui telepon atau tatap muka secara
langsung.
Dari teknik yang disebutkan dapat diketahui bahwa betapa
pentingnya komunikasi dalam organisasi sehingga dapat menciptakan
29
kerja sama yang baik apabila komunikasi tersebut berjalan dengan
baik dan efektif.
c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses
komunikasi
Dalam hal ini kondisi fisik dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
1. Kondisi fisik manusia
Kondisi fisik dari pihak komunikator dan komunikan, dimana
keadaan fisik tidak berada dalam kondisi yang sehat maka
mereka tidak akan menerima informasi yang disampaikan
dengan sebaik-baiknya.
2. Kondisi
fisik
yang
berhubungan
dengan
waktu
atau
situasi/keadaan
Kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu seperti
komunikasi yang dilakukan pada pagi hari akan berbeda
dengan komunikasi yang dilakukan pada siang, sore ataupun
malam hari. Dimana saat pagi hari komunikasi yang dilakukan
lebih berhasil dibanding pada malam hari. Situasi dalam
penyampaian informasi pun berhubungan, jika dalam keadaan
ramai akan sulit bagi si komunikator untuk menyampaikan
informasi diterima baik oleh komunikan.
3. Kondisi fisik yang berhubungan dengan keadaan peralatan
atau sarana komunikasi
Kondisi ini berhubungan dengan sarana komunikasi yang
dipergunakan,
jika
sarana
komunikasi
tersebut
sering
mengalami kerusakan, maka proses komunikasi pun akan
terhambat.
2.
Hambatan semantik
Hambatan ini disebabkan adanya kesalahan pada bahasa yang
digunakan dalam penyampaian komunikasi serta kesalahandalam
menafsirkan seperti penggunaan kata-kata, kode-kode sehingga
hal ini dapat memacu timbulnya kesalahpahaman dalam
berkomunikasi.Dapat berupa pemakaian bahasa yang berbeda,
penggunaan struktur bahasa yang tidak semestinya.Kesalahan
dalam menangkap pengertian bahasa karena adanya perbedaan
30
latar belakang pendidikan dan latar belakang sosial.Dalam
mengatasi hambatan ini dengan menggunakan istilah dan kalimat
yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan latar belakang dari
pihak komunikan.
3.
Hambatan perilaku
Hambatan ini disebabkan oleh berbagai bentuk sikap atau perilaku
dari pihak komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku
dapat dilihat dari beberapa bentuk, seperti :
a. Pandangan yang bersifat negatif
Pandangan ini akan membuat komunikasi tidak berjalan
dengan baik, jika pihak komuniaktor dengan pihak komunikan
mempunyai pandangan negatif dimana mereka akan saling
mencurigai, hal ini akan membuat komunikasi tidak berhasil
karena dalam komunikasi dituntut adanya pengertian bersama
antara kedua belah pihak untuk menjalin komunikasi yang
baik.
b. Prasangka yang didasarkan pada emosi
Pengertian dari prasangka merupakan pendapat atau anggapan
yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui atau
menyelidiki sebelumnya atas sesuatu tersebut.Prasangka yang
didasarkan pada emosi merupakan pendapat atau anggapan
yang tidak berdasarkan nalar terhadap sesuatu yang dinilai
sehingga pendapat tersebut tidak rasional.Prasangka yang
dimaksud dapat sepert rasa tidak senang, rasa mencurigai serta
lainnya.Hal ini timbul karena adanya rasa sentiment, iri hati
dan lain-lain.Hambatan ini dapat diatasi dengan menciptakan
suasana
yang
lebih
terbuka
dari
sebelumnya
untuk
menghilangkan rasa kecurigaan dan hal lainnya.
c. Suasana otoriter
Hambatan ini disebabkan oleh pemimpin yang otoriter.
Dimana segala sesuatu ide, saran,gagasan dari bawahan
kurang mendapat perhatian atau bahkan tidak diberikan
kesempatan dalam menyampaikan pendapat atau ide mereka.
Hal ini dapat mempengaruhi kerja para bawahan, sehingga
31
menciptakan hubungan yang menjadi kaku dan menimbulkan
dampak negatif seperti kurang adanya rasa kesetiakawanan
dan loyalitas di antara para pegawai. Hal ini dapat diatasi
dengan mengadakan kegiatan atau pertemuan diluar pekerjaan
seperti diadakannya silaturahmi, outbond, dan kegiatan
lainnya yang dapat menciptakan hubungan diantara mereka
lebih akrab dan harmonis.
d. Ketidakmauan untuk berubah
Hambatan ini timbul dari beberapa pihak yang sudah merasa
hal lama sudah baik sehingga tidak ingin atau tidak dapat
berubah, seperti di dalam organisasi dimana pimpinan
menetapakan metode kerja yang baru, namun beberapa pihak
yang sudah lama bekerja tidak mau menerima perubahan
tersebut karena beranggapan metode kerja yang lama sudah
cukup baik dan mudah dimengerti. Hal ini dapat diatasi
dengan
memberikan
pengertian
kepada
para
pegawai
mengenai penyebab diadakannya perubahan metode kerja,
memberikan penjelasan kepada para pegawain mengenai
kelebihan dari metode kerja yang baru serta kelemahan yang
terdapat pada metode kerja lama.
e. Sifat yang egosentris
Sifat egosentris merupakan sifat yang mementingkan diri
sendiri, kurang memperhatikan kepentingan orang lain. Hal ini
menyebabkan tidak terjalinnya kerjasama dengan yang lain.
Informasi yang diterima akan disimpan sendiri, tidak
disebarkan kepada pihak lain, walaupun pihak lain sangat
membutuhkan informasi tersebut. Sifat ini sulit diatasi karena
sifat egosentris ini merupakan sifat bawaan sejak lahir.
2.2.10 Kerjasama Sinergis
Kerja sama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu atau suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
32
bersama, itulah yang diungkapkan oleh Wursanto (2005) dalam buku dasardasar ilmu komunikasi. Kerja sama biasanya dikerjakan oleh dua orang atau
lebih untuk tercapainya tujuan yang diinginkan bersama.Menurut West &
Turner (2008), sinergi ialah proses dimana berbagai sudut pandang dapat
diberikan dalam menghadapi suatu permasalahan atau kejadian. Dari
pengertian sinergi tersebut dapat diartikan untuk membangun serta
memastikan hubungan kerja sama internal yang produktif serta hubungan
yang harmonis dengan pemegang kepentingan sehingga menghasilkan karya
bermanfaat dan berkualitas dengan sudut pandang yang diberikan kepada
perusahaan.Tujuan sinergi sendiri untuk mempengaruhi perilaku secara
individu maupun kelompok pada saat saling berhubungan, melalui
komunikasi.Bersinergi berhubungan dengan hal-hal yang positif, saling
bekerjasama serta adanya kesepakatan dalam kerja sama.
Agar dapat tercapainya kerja sama sinergis diperlukan komunikasi
yang baik dan efektif antar tim atau organisasi, serta melakukan tugas yang
sesuai dan jika terjadi kesalahan harus di koordinasikan dengan tim kerja. Di
dalam kerja sama diperlukan tanggung jawab tim yang baik serta adanya
keunggulan yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan permasalahan
secara sinergi dalam tim.
2.3 Kerangka Konseptual
Komunikasi Organisasi
PT. Multipesona Grafika
Strategi Komunikasi Organisasi
1. Mengenali Sasaran Komunikasi
2. Pemilihan Media Komunikasi
3. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
4. Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Sumber :Effendy ( 2007 )
Teori Integrasi Informasi
Sumber : Littlejohn (2009)
33
Kerja Sama
yang Sinergis
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : hasil olahan peneliti
Di dalam penelitian ini akan terlihat komunikasi organisasi yang
terjadi pada PT. Multipesona Grafika serta permasalahan yang terjadi di
dalamnya. Kerangka pemikiran di atas merupakan pemikiran dimana
komunikasi organisasi di dalam PT. Multipesona Grafika serta jaringan
komunikasi organisasi yang dipakai pada perusahaan tersebut dan strategi
yang digunakan pada arah komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan
untuk mencapai kerja sama yang sinergis. Strategi komunikasi organisasi
yang dilakukan pertama kali dengan mengenali sasaran komunikasi, pada
tahap ini akan mempelajari siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi,
setelah mengenali sasaran komunikasi kemudian memilih media komunikasi
yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan. Setelah memilih sasaran
dan media komunikasi, tahap selanjutnya mengkaji tujuan pesan komunikasi,
dimana komunikator menentukan teknik yang digunakan dalam pesan serta
komunikator harus mengerti akan isi dan tujuan pesan tersebut. Selanjutnya
berhubungan dengan peranan komunikator dalam komunikasi sehingga
melancarkan komunikasi dengan faktor daya tarik sumber dan kredibilitas
sumber. Setelah menentukan strategi komunikasi yang digunakan, akan
ditambahkan teori integrasi informasi untuk melihat penyampaian informasi
sudah diterima sebaik mungkin sehingga kerjasama dalam perusahaan
tersebut dapat berjalan secara sinergis.
34
Download