peranan komunikasi organisasi dalam menciptakan kerjasama yang

advertisement
PERANAN KOMUNIKASI ORGANISASI
DALAM MENCIPTAKAN KERJASAMA
YANG SINERGIS DI PT. MULTIPESONA
GRAFIKA
Josephine Agnelia
Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University.
Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480.
Telp. (62-21) 534 5830, [email protected]
Josephine Agnelia, Yuanita Safitri, S.Sos.,M.I.Kom
Abstract
This research studied problems related to the role of organizational communication that exist in
the company. The purpose of this research is to know the function of organizational
communication and to know the role of organizational communication in creating a synergic
teamwork while also knowing the problems and findings solutions on how to work it out. The
research method used are case study, in which data are collected,analyzed and then compared
to each other. The method used are observation, where the observer observe directly. Analysing
method used by collectiong the research data, and then reducted by summarizing primary points
that will be higlihted. The result in this research will explain the function of organizational
communication in the company, which is still not effective because there are a few problems that
is still happening in the company. The conclusion, a few division on the company still cannot
work as a team while there's also lack of communication between them, caused by unscheduled
and irregular meetings. (JA)
Keywords : Organizational Communication, Teamwork, Synergic, Effective
Abstrak
Permasalahan penelitian yang diteliti ini berhubungan dengan peranan komunikasi organisasi
yang ada pada perusahaan. Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui komunikasi organisasi
yang dilakukan serta peran komunikasi organisasi tersebut dalam menciptakan kerjasama yang
sinergis dan mengetahui permasalahan penelitian yang terjadi dan solusi dalam mengatasi
permasalahan dalam komunikasi organisasi. Metode Penelitian yang digunakan ialah studi
kasus dengan mengumpulkan dan menganalisis data-data serta di bandingkan. Metode ini
menggunakan observasi, dimana peneliti langsung terjun ke lapangan bertindak sebagai
pengamat langsung. Analisis yang dipakai dengan mengumpulkan data penelitian, lalu di
reduksi data dengan dirangkum serta dipilih beberapa hal pokok yang akan disusun dan
ditonjolkan pokok penting dari pengumpulan data. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini
menjelaskan peranan komunikasi organisasi yang ada pada perusahaan belum berjalan secara
efektif dikarenakan adanya beberapa permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan.
Simpulan dalam penelitian ini, beberapa divisi masih belum bekerja sama dengan sinergis dan
kurangnya komunikasi antar divisi, hal ini dikarenakan pengadaan rapat yang tidak
dijadwalkan secara rutin. (JA)
Kata Kunci: Komunikasi Organisasi, Kerjasama, Sinergis, Efektif
PENDAHULUAN
Organisasi ada sejak adanya interaksi seperti komunikasi tertentu yang dilakukan antara orang-orang
yang bersangkutan di dalam organisasi. Menurut Morissan (2009), komunikasi yang akan membentuk
organisasi di dalamnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini, karena komunikasi memiliki
peran yang penting di dalam organisasi. Di dalam perusahaan pasti memiliki komunikasi organisasi serta
adanya permasalahan yang muncul di dalam organisasi tersebut, serta masalahnya dapat dibagi dalam
eksternal dan internal, seperti di dalam PT. Multipesona Grafika yang lebih dikenal dengan Maya-Ad yang
masuk dalam kategori perusahaan kecil yang terdiri dari 25 karyawan tetap. Perusahaan ini akan diteliti
lebih dalam lagi untuk mengetahui komunikasi yang terjalin di dalamnya, serta permasalahan internal
yang terjadi di dalam perusahaan ini. Perusahaan ini memiliki lima departemen yang berbeda dan
mempunyai tugas masing-masing dalam memajukan perusahaan. Kurangnya komunikasi di antara divisi
dapat membuat suasana kerja yang dirasakan tidak kondusif dikarenakan adanya hambatan kelancaran
komunikasi di dalam organisasi.
Komunikasi organisasi sangat penting dilakukan agar di dalam suatu perusahaan dapat menjalankan
hubungan yang baik antar karyawan yang berada di dalam departemen yang sama maupun antar
departemen yang berbeda, sehingga mereka dapat saling berinteraksi dan menjalin hubungan yang baik.
Komunikasi organisasi merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai kerjasama yang sinergis
di dalam perusahaan. Menurut Ruliana (2014), peran pimpinan perusahaan sangat berpengaruh di dalam
melancarkan komunikasi organisasi. Maka dari itu pimpinan perusahaan harus mengerti dan memahami
bagaimana menciptakan komunikasi yang baik di dalam antar organisasi departemen tersebut.
Menurut Romli (2014), komunikasi internal organisasi merupakan proses penyampaian pesan antara
anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan
dan bawahan, antara sesame bawahan, dan sebagainya. Dalam hal ini, komunikasi organisasi sangatlah
penting dalam menyampaikan pesan pada para karyawan antar departemen sehingga mereka akan lebih
bekerja dengan sinergis selain itu di dalam komunikasi internal di bagi dalam dua macam yaitu
komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Di dalam komunikasi vertikal membahas komunikasi dari
atas kebawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari atas ke bawah seperti pada saat pimpinan
memberikan intruksi atau arahan maupun perintah kepada para karyawannya sedangkan komunikasi dari
bawah ke atas merupakan komunikasi yang disampaikan oleh karyawan mengenai laporan, saran serta
pendapat mengenai hal yang akan disampaikan kepada pimpinan.
Dalam suatu perusahaan pasti memiliki strategi komunikasi dan struktur organisasi yang sinergis
untuk mencapai tujuan visi dan misi perusahaan. Namun tidak semua strategi komunikasi yang dilakukan
berhasil, maka dari itu perlu adanya komunikasi yang efektif di dalam organisasi serta membangun
strategi komunikasi yang baik dalam menyampaikan pesan atau informasi. Seperti yang diungkapkan Katz
dan Kahn dalam Romli (2014), komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi
dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Jika di dalam suatu organisasi ditemukan pesan atau
informasi yang disampaikan tidak tepat pada sasaran dapat disimpulkan komunikasi organisasi yang
berjalan tidak sesuai dengan harapan.
PT. Multipesona Grafika adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa advertising dengan nama
Maya-Ad yang berdiri sejak tahun 1994. Perusahaan ini memulai usahanya melalui transit advertising,
jenis iklan ini ditempatkan pada badan bus kota. Di tahun 2011 perusahaan ini mulai menambah jenis
produk iklan mereka di outdoor advertising yang biasa disebut dengan billboard. PT. Multipesona Grafika
yang juga berdiri sebagai kelanjutan usaha Mayasari Grup dari PT Mayasari Bakti yang merupakan
perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang jasa transportasi yang didirikan tahun 1969.
Kepemilikan dari perusahaan ini pun masih mempunyai hubungan keluarga dengan PT Mayasari Bakti.
Peneliti memilih perusahaan ini karena perusahaan advertising ini merupakan salah satu anak perusahaan
PT Mayasari Bakti, dimana perusahaan ini sudah cukup terkenal dikalangan masyarakat umum sebagai
perusahaan yang bergerak di bidang transportasi umum dan merupakan salah satu perusahaan bus yang
memiliki trayek terbanyak, hal ini diketahui langsung dari pemilik perusahaan PT. Multipesona Grafika
pada saat sebelum memulai penelitian, sehingga hal ini membuat PT. Multipesona Grafika dipilih sebagai
objek penelitian untuk mengetahui peranan komunikasi organisasi yang ada di dalamnya. Dari beberapa
penjelasan yang telah disampaikan, akan diteliti lebih dalam masalah komunikasi organisasi yang terjadi
di PT. Multipesona Grafika dan bagaimana peran komunikasi organisasi dalam menciptakan kerjasama
yang sinergis antar karyawan departemen yang berbeda-beda sehingga dapat terciptanya komunikasi
organisasi yang tepat dalam perusahaan ini.
Dilihat dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka dilakukan penelitian dengan topik Professional
Image and Acting dengan judul “Peranan Komunikasi Organisasi dalam Menciptakan Kerjasama yang
Sinergis di PT. Multipesona Grafika”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui peranan
komunikasi organisasi serta permasalahan dan solusi yang dilakukan dalam perusahaan. Fokus penelitian
dalam penelitian ini adalah peranan komunikasi organisasi dalam menciptakan kerjasama yang sinergis di
PT. Multipesona Grafika. Pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan
komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Multipesona Grafika, serta permasalahan yang terjadi di
dalam komunikasi organisasi pada PT. Multipesona Grafika dan solusi yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komunikasi
organisasi yang dilakukan di PT. Multipesona Grafika, untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di
dalam komunikasi organisasi pada PT. Multipesona Grafika dan untuk mengetahui solusi yang dilakukan
oleh perusahaan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.
Untuk mendukung penelitian yang dilakukan, maka akan digunakan beberapa kajian pustaka dan teori
yaitu: komunikasi, komunikasi organisasi, peranan komunikasi organisasi, jaringan komunikasi
organisasi, strategi komunikasi, teori integrasi informasi, arah komunikasi vertikal, horizontal dan
diagonal, iklim komunikasi organisasi, hambatan komunikasi organisasi, kerjasama sinergis.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan
ini diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam mengenai ucapan, tulisan, dan perilaku yang
dapat diamati dari individu, kelompok, masyarakat maupun organisasi tertentu, Bogdan dan Taylor dalam
Basrowi dan Suwandi (2008). Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
bersifat umum terhadap kenyataan sosial yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
karena ingin memberikan penjelasan serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena serta
objek ilmiah yang terjadi di lapangan.
Pendekatan kualitatif menghasilkan data-data yang berupa kata-kata lisan mengenai objek
penelitian, serta perilaku objek penelitian dapat diamati secara langsung sehingga dapat ditemukan
jawaban kebenaran langsung saat ada di lapangan. Pendekatan penelitian ini membantu penelitian dalam
mendapatkan data dan fakta yang berhubungan dengan objek penelitian saat berlangsung di lapangan,
serta di dalam data yang diperoleh adanya penjelasan mengenai data objek penelitian yang diteliti.
Di dalam penelitian ini jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif. Dalam jenis ini,
data akan dikumpulkan berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka dikarenakan adanya penerapan
penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini dibuat secara akurat dengan fakta-fakta dari objek tertentu. Data
dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, memo dan dokumen resmi
lainnya Basrowi & Suwandi (2008). Wawancara merupakan salah satu data yang sangat penting dan
berpengaruh pada penelitian yang akan diteliti. Peneliti akan menganalisis lebih banyak informasi dengan
menggunakan jenis penelitian ini dikarenakan sumber informasi akan di dapat dari banyak sumber yang
dapat diperoleh. Penelitian ini menggunakan jenis dekriptif dikarenakan dalam penelitian ini akan
mendeskripsikan atau menjelaskan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan permasalahan yang
terjadi pada saat penelitian berlangsung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut pengertian
dari Patton dalam Pawito (2008), studi kasus ialah upaya mengumpulkan dan mengorganisasikan serta
menganalisis data dengan kasus-kasus tertentu yang berkenaan dengan permasalahan yang menjadi
perhatian penelitian serta data-data tersebut dibandingkan dan dihubungkan satu dengan yang lainnya.
Metode studi kasus ini bertujuan untuk mengembangkan penyelidikan dalam penelitian terhadap objek
penelitian. Metode studi kasus ini menempatkan objek penelitian sebagai kasus, dimana peneliti harus
memahami bagaimana menempatkan objek penelitiannya sebagai kasus dalam penelitiannya. Kasus yang
akan diteliti merupakan suatu masalah yang harus dipelajari. Dalam metode studi kasus, menggunakan
berbagai sumber data seperti, wawancara, observasi secara langsung di lapangan, dokumen dan lainnya.
Metode ini dipilih karena pada penelitian ini akan mendalami suatu kasus tertentu secara lebih
dalam dengan melibatkan beberapa informasi yang dikumpulkan, serta dalam memahami individu yang
dilakukan dengan menyelidiki dan mempelajari kejadian individu tersebut, metode ini diperlukan banyak
informasi yang bertujuan untuk mendapatkan bahan-bahan yang luas. Maka metode penelitian studi kasus
ini dapat membantu dalam menjelaskan masalah dalam penelitian ini lebih mendalam mengenai peranan
komunikasi organisasi yang terjadi dalam PT. Multipesona Grafika.
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam melakukan riset penelitian.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, teknik pengumpulan data yang
dipilih dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang
diperoleh dari sumber pertama atau pihak pertama di dalam lapangan. Sumber data ini dapat berupa
responden dari hasil wawancara dan observasi. Data primer ini merupakan data mentah yang akan
diproses kembali sehingga menjadi informasi yang berguna. Dalam mendapatkan data primer, penelitian
ini akan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi partisipan dan wawancara semi
terstruktur, observasi partisipan dimana kegiatan yang dilakukan setiap saat untuk mengamati peristiwa
yang terjadi di lapangan, dimana peneliti terlibat secara langsung ikut terjun pada kegiatan sehari-hari
yang terjadi di lapangan agar mendapatkan sumber data penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk lebih
memahami lingkungan penelitian.
Wawancara semi terstruktur menurut Daymon dan Holloway (2008) ialah wawancara yang
mengumpulkan data dengan pertanyaan –pertanyaan yang berfokus pada permasalahan atau topik
yang dibahas, serta alur-alur penelitian yang harus diikuti. Wawancara semi terstruktur merupakan
teknik pengumpulan data yang lebih terbuka, setelah mengetahui informasi apa saja yang ingin
ditanyakan atau diperoleh dari narasumber, maka akan dibuat rancangan pertanyaan untuk
narasumber dalam melakukan wawancara ini dapat dibantu menggunakan alat seperti, gambar, alat
rekam suara dan sebagainya. Dapat diketahui wawancara semi terstruktur ialah wawancara yang
dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang sebelumnya telah disiapkan dan telah
mengetahui informasi apa saja yang ingin diketahui dari narasumber sehingga daftar pertanyaan telah
dibuat secara sistematis sebelumnya dan pada saat melakukan wawancara jawaban dari hasil
wawancara dapat berkembang luas, namun tetap dibatasi oleh tema dan alur pembicaraan.
Jenis wawancara ini dipilih dalam membantu penelitian ini karena memungkinkan dalam
penelitian dapat bertanya kepada responden dengan harapan untuk memperoleh informasi mengenai
fenomena yang ingin diteliti serta berlangsung selama kurang lebih satu jam bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang mendalam serta dapat berkembang dari jawaban narasumber. Teknik
pengumpulan data dalam wawancara semi terstruktur dilakukan dengan cara beratatap muka langsung
dengan informan agar mendapatkan data yang selengkap mungkin dan mendalam. Hal inilah yang
menjadi alasan memilih wawancara terstruktur dalam membantu pengumpulan data penelitian karena
dengan melalui wawancara semi terstuktur diharapkan mendapatkan jawaban yang lebih jelas,
berkembang dan terarah dikarenakan wawancara semi terstruktur ini telah disusun sehingga
memudahkan dalam pengumpulan data serta dapat mengetahui informasi yang lebih banyak dan
mendalam mengenai objek penelitian.
Di dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai beberapa orang informan dari PT.
Multipesona Grafika, yaitu Bapak Farizan Firdaus selaku Managing Director PT. Multipesona
Grafika, peneliti memilih informan ini karena Bapak Farizan mempunyai peran penting di dalam
perusahaan, dimana beliau merupakan pimpinan dari PT. Multipesona Grafika sehingga peneliti
memilih informan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat dan terpercaya. Bapak Anri
Damali selaku Marketing Support PT. Multipesona Grafika, peneliti memilih informan kedua ini
sebagai informan pendukung untuk memperbanyak informasi yang tidak didapat dari informan
pertama serta menjadi penambah informasi untuk dipadukan pada hasil penelitian. Bapak Agus selaku
HRD Manger PT. Multipesona Grafika, peneliti memilih informan ini dikarenakan jabatan beliau dan
pengalaman beliau yang pernah bekerja di perusahaan induk yaitu PT Mayasari Bhakti. Beliau
diharapkan dapat memberikan informasi untuk memperlengkap informasi yang kurang. Bapak
Sujarwo selaku Design Creative Manager, peneliti memilih informan ini karena beliau sudah bekerja
lebih dari sepuluh tahun, tepatnya lima belas tahun beliau sudah bekerja di perusahaan ini, sehingga
beliau cukup banyak mengetahui apa saja yang ada pada perusahaan ini sehingga diharapkan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan nantinya.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua yang sangat membantu bila data
primer terbatas atau sulit diperoleh. Di dalam penelitian ini data sekunder dapat diambil dari teori dari
buku, jurnal, serta data perusahaan dapat berupa dokumen seperti data-data perusahaan, sejarah
perusahaan, logo perusahaan, struktur perusahaan serta kegiatan yang ada dalam perusahaan. Data
sekunder ini meliputi dokumentasi yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti dalam menelusuri data penelitian yang dicari. Studi pustaka, data yang
digunakan didapat dari buku-buku, serta penambahan dari jurnal komunikasi yang berhubungan
dengan pembahasan penelitian.
Dalam buku Basrowi & Suwandi (2008) analisis data menurut Patton adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Dapat
disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan.
Miles & Huberman menyimpulkan empat tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis data, Haris
(2010), yaitu pengumpulan data dapat diperoleh dari sejak awal penelitian hingga pada saat observasi
dan wawancara. Proses pengumpulan data dapat dilakukan pada saat selama penelitian berlangsung.
Pada saat peneliti merasa data yang diperoleh sudah cukup untuk di analisis dan di proses, maka akan
dilanjutkan pada tahap kedua yaitu reduksi data. Reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan
ditulis dalam bentuk uraian dan terperinci. Laporan ini perlu direduksi, dirangkum serta dipilih
beberapa hal pokok yang difokuskan pada hal yang penting . Jadi laporan lapangan penelitian berupa
data mentah yang akan disingkatkan, direduksi, serta akan disusun secara sistematis dan akan
ditonjolkan pokok-pokok penting dan adanya penyusunan yang sistematis untuk lebih mudah
dikendalikan. Men-display data untuk melihat keseluruhan bagian tertentu dari penelitian, dapat
dibuat seperti grafik, matriks dan charts, sehingga peneliti dapat lebih menguasai data. Penarikan
kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data ini yaitu penarikan kesimpulan dari hasil analisis
data yang telah diperoleh sebelumnya yang mengarah kepada pembuktian hipotesis serta menjelaskan
temuan dari penelitian tersebut. Teknik analisis data ini dipilih untuk membantu dalam menganalisis
data yang dilakukan pada PT. Multipesona Grafika sehingga dapat menemukan kesimpulan dari hasil
data yang diperoleh dan disusun dalam tahap ini. Pertama akan dikumpulkan data-data yang diambil
pada saat di lapangan serta dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh beberapa informan,
setelah itu akan direduksi yang akan disusun secara sistematis dan akan ditonjolkan beberapa pokok
penting dari hasil data yang telah diperoleh, setelah itu disusun dan dibagi berdasarkan bagiannya
sehingga data dapat lebih mudah dipahami dan terakhir akan ditarik kesimpulan dari data yang
diperoleh.
Dalam memperoleh hasil data yang benar serta dipercaya, diperlukan pengujian terhadap
keabsahan data yang diperoleh pada proses penelitian. Untuk menguji keabsahan data maka
digunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber, serta
dengan cara yang berbeda dan waktu yang berbeda, Menurut Ruslan (2010) triangulasi sumber
dilakukan untuk menguji data yang telah diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda. Di
deskripsikan serta dikategorikan pandangan yang sama dan yang berbeda serta data yang spesifik.
Data yang telah dianalisis akan menghasilkan suatu kesimpulan. Triangulasi sumber yang akan
digunakan dalam penelitian ini untuk mengecek serta menguji data yang diperoleh melalui beberapa
sumber serta akan dideskripsikan dan di kategorikan secara spesifik. Triangulasi sumber dipilih
karena tipe triangulasi ini lebih tepat dalam penelitian ini, dimana adanya narasumber ahli yang
dipilih berdasarkan keahlian dan pengalamanya untuk meyakinkan hasil yang telah diperoleh dari
informan kunci dan pendukung. Data yang dianalisis akan menghasilkan suatu kesimpulan data yang
didapat saat wawancara lalu digabungkan dengan kebenaran yang di dapat pada PT. Multipesona
Grafika.
HASIL DAN BAHASAN
Peranan Komunikasi Organisasi
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan informan kunci yaitu Bapak Farizan Firdaus
selaku Managing Director dan para informan pendukung yaitu Bapak Anri, Bapak Agus dan Bapak
Sujarwo, diperoleh hasil mengenai komunikasi organisasi yang dilakukan dalam PT. Multipesona Grafika,
diketahui bahwa komunikasi yang berjalan di dalam organisasi perusahaan saat ini berjalan dengan arah
komunikasi vertikal dua arah antara atasan dengan bawahan, maupun bawahan dengan atasan serta dalam
komunikasi ini tidak adanya penghubung antara manager ke staff, dapat diketahui adanya kekurangan
komunikasi horisontal dalam perusahaan ini karena semua hasil laporan dari setiap divisi langsung
melapor kepada atasannya langsung tanpa disaring.
Di dapat dari hasil wawancara mengenai komunikasi organisasi yang berperan di dalam PT.
Multipesona Grafika ini berjalan antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan atasan yang biasa
disebut vertikal ke atas dan vertikal ke bawah, serta tidak adanya filter atau penghubung antara semua
manajer sampai staff kepada atasannya. Hal ini secara tidak langsung membuat kurangnya arah
komunikasi horisontal antar divisi dikarenakan semua hasil report dari setiap divisi langsung diserahkan
kepada atasannya. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh atasan perusahaan ini dengan komunikasi
terbuka namun hal tersebut disalah artikan sehingga hasil semua reporting, semua masalah langsung di
ambil alih oleh pimpinan. Komunikasi yang dilakukan oleh bawahan dilakukan dengan secara langsung
dan lisan, serta menggunakan media komunikasi lainnya seperti email dalam hal mengirim hasil laporan
yang bersifat resmi. Dari keseluruhan strategi komunikasi yang mereka gunakan dengan komunikasi dua
arah dimana adanya keperluan antara atasan dan bawahan yang saling melakukan komunikasi dimana
komunikasi tersebut dipertanggung jawabkan.
Komunikasi Internal
Di dapat dari hasil wawancara mengenai komunikasi internal yang baik menurut informan
tersebut, komunikasi yang terbuka dengan dua arah komunikasi vertikal ke bawah dan vertikal ke atas
serta adanya rapat yang terkoordinasi secara baik dan rutin sehingga komunikasi antar divisi dapat
berjalan dengan lebih baik lagi dipimpin oleh setiap manajer antar divisi, sehingga para manajer akan
melakukan rapat lalu hasil dari rapat tersebut dilaporkan pada pihak atasan, serta adanya penetapan jadwal
rapat dan ditunjuk koordinator rapat, sehingga isi materi rapat dan penjelasannya dapat diketahui oleh
semua staf peserta rapat.
Proses Komunikasi Antar Divisi
Dari hasil wawancara yang membahas mengenai proses komunikasi antar divisi di dalam
perusahaan ini dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi belum berjalan dengan baik antar divisi, hal
ini menjadi tanggung jawab para manajer antar divisi yang harus menciptakan hubungan komunikasi yang
baik dengan divisi lain untuk mencegah adanya kesalahpahaman komunikasi. Namun ada alasan lainnya
mengapa hal ini masih belum terjalin dengan baik, alasan lain mengapa proses komunikasi dalam
perusahaan ini masih belum berjalan dengan baik dikarenakan masih dalam tahap penyamaan persepsi
dimana perusahaan saat ini dalam masa pengembangan terhadap divisi outdoor advertising sehingga
adanya perbedaan dalam bidang transit dengan outdoor advertising.
Hubungan Kerja Horizontal dan Vertikal
Hubungan kerja yang terjalin antar karyawan di perusahaan ini secara keseluruhan sudah berjalan
cukup baik namun beberapa hal lain yang perlu ditingkatkan seperti melakukan rapat rutin antar divisi
agar mereka dapat lebih mengetahui keadaaan perusahaan secara baik serta lebih mengenal sesama divisi
lainnya, untuk menghindari sikap kecemburuan dalam pengerjaan tugas yang diperintahkan. Dapat
disimpulkan bahwa komunikasi vertikal ke atas maupun ke bawah sudah cukup baik namun komunikasi
horizontal belum berjalan semestinya dikarenakan pimpinan yang membuka pintu untuk siapa saja yang
ingin berkomunikasi dengan beliau, namun hal tersebut menjadi salah paham kepada karyawan sehingga
hasil laporan diserahkan langsung kepada pimpinan tanpa adanya penyaringan dari manajer divisi
sehingga menjadi kebiasaan bagi para karyawan tersebut.
Kerjasama yang terjalin dalam perusahaan
Di dapat dari hasil wawancara mengenai kerjasama yang dilakukan dalam perusahaan, di
dapatkan hasil dimana kerjasama dalam perusahaan ini sudah baik diantara pimpinan hingga jabatan
manajer namun pada tahap di bawah manajer seperti staff, supervisor, dan yang lainnya masih kurang
berjalan dengan baik dapat dikarenakan para karyawan lebih fokus pada masing-masing divisi, sehingga
kurang adanya solidaritas antar divisi lain, seperti halnya dalam beberapa kerjasama diantara divisi masih
belum dimaksimalkan, terutama pada bagian transit dan outdoor advertising yang perlu ditingkatkan
kerjasamanya agar keduanya dapat mencapai target yang seimbang.
Hambatan dan solusi komunikasi dalam perusahaan
Dapat diketahui para informan pernah mengalami hambatan komunikasi. Hambatan yang dialami
rata-rata dikarenakan kurangnya komunikasi antar divisi maupun sesama divisi dan miss komunikasi yang
menyebabkan munculnya masalah kompromi mengenai penjualan kepada klien, rapat yang dibatalkan
tiba-tiba dan sebagainya. Solusi yang tepat dalam mengatasi hambatan komunikasi pada perusahaan ini
dengan membuat internal meeting yang diungkapkan oleh Bapak Farizan, dimana beliau meminta pada
karyawan yang sedang dalam permasalahan untuk berbicara serta menyelesaikan langsung sehingga tidak
adaya miss komunikasi yang terjadi.
Kegiatan bersama yang dilakukan perusahaan
Dalam menciptakan suatu organisasi yang baik akan dimulai dengan berkomunikasi yang baik
dengan para anggotanya, bisa dengan membuat acara atau kegiatan khusus agar mempererat hubungan
diantara mereka. Di dalam perusahaan ini kegiatan bersama yang pernah dilakukan ialah buka puasa
bersama, halal bilhalal dan outing ( family gathering). Dari beberapa kegiatan bersama ini dapat
meningkatkan kebersamaan antar staf, bila hal ini masih kurang mungkin dapat dilakukan dengan
melakukan outing kembali serta adanya rapat mingguan yang benar-benar rutin dilaksanakan serta
kehadiran para peserta rapat yang sangat penting, jika ada yang tidak hadir mungkin bisa dikenakan
punishment untuk melatih para staf di perusahaan ini menjadi lebih komitmen dan teratur.
Bahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peranan
komunikasi organisasi dalam PT. Multipesona Grafika tidak berjalan dengan lancar dan seimbang, di
dalamnya muncul beberapa masalah yang berhubungan dengan cara berkomunikasi dan kesalahan dalam
berkomunikasi dengan efektif sehingga membuat suatu pola informasi dalam penyampaian yang kurang
efektif kepada pimpinan. Hal ini menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi antar karyawan karena
masing-masing departemen jarang sekali melakukan rapat, walaupun telah ditetapkan rapat mingguan,
namun tetap saja ada beberapa yang tidak menghadiri bahkan membatalkan rapat yang sudah dijadwalkan
tersebut sehingga hal ini dapat menghambat dan menciptakan adanya permasalahan komunikasi.
Kurangnya komunikasi dalam perusahaan ini akan menjadi hambatan serta kerugian pada perusahaan
seperti dari divisi design creative yang menjual produk perusahaan kepada klien tanpa sepengetahuan
divisi marketing manager. Hal ini membuktikan kurangnya komunikasi antara divisi di perusahaan ini
karena proses penjualan produk tidak semudah itu, harus melalui proses dimana adanya persetujuan dari
divisi produksi mengenai tempat pemasangan dan lainnya. Maka komunikasi sangatlah penting digunakan
agar tidak terjadi kesalahan melakukan pekerjaan dan kerjasama tim yang akan membuat perusahaan
menjadi berkembang dan meningkat.
Dari beberapa macam hambatan yang didapat dari Wursanto (2005), hambatan teknis yang telah
dijelaskan, ada beberapa hambatan teknis yang terjadi dalam perusahaan ini seperti dalam penguasaan
teknik dan metode berkomunikasi, dimana dalam berkomunikasi yang baik harus adanya kepercayaan
antar komunikator dan komunikan, di PT. Multipesona Grafika kepercayaan yang terjalin di antara
karyawan dan pimpinan sudah cukup baik, namun beberapa hal pimpinan masih kurang percaya terhadap
karyawannya, seperti dalam pengambilan keputusan dipegang sepenuhnya oleh pimpinnan.Beberapa
masalah lain yang terjadi dalam perusahaan seperti rapat yang tidak rutin, adanya penjualan produk oleh
divisi lain tanpa sepengetahuan divisi marketing, rapat yang dibatalkan sepihak, kurangnya rasa loyalitas
antar divisi, kurangnya kerjasama tim dalam divisi, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kejelasan dalam
penyampaian informasi serta kurangnya kesinambungan dan konsisten dalam berkomunikasi sehingga
menyebabkan masalah komunikasi di dalam perusahaan.
Dalam berkomunikasi, informasi yang disampaikan pun harus mempunyai hubungan pada si
penerima informasi, adanya timbul rasa kepuasaan saat melakukan komunikasi. Isi dari informasi yang
disampaikan pun harus jelas. Dalam suatu hubungan, akan lebih baik jika adanya komunikasi yang
berkesinambungan dan konsisten, hal ini bertujuan untuk menjalin komunikasi yang terus menerus
dilakukan para karyawan agar mendapat informasi atau saling bertukar informasi dan menumbuhkan
kerjasama di dalam komunikasi. Dalam berkomunikasi juga harus menyesuaikan keadaan si penerima
pesan, bila keadaan tidak memungkinkan untuk melakukan komunikasi lebih baik tidak dilakukan
sehingga tidak mendapat feedback yang buruk dari si penerima pesan. Saluran komunikasi pun harus
diperhatikan agar komunikasi yang dilakukan tepat pada sasaran
Hambatan selanjutnya dalam berkomunikasi yaitu hambatan semantik, hambatan ini disebabkan
adanya kesalahan pada bahasa yang digunakan dalam penyampaian komunikasi serta kesalahandalam
menafsirkan seperti penggunaan kata-kata, kode-kode sehingga hal ini dapat memacu timbulnya
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Dapat berupa pemakaian bahasa yang berbeda, penggunaan
struktur bahasa yang tidak semestinya. Kesalahan dalam menangkap pengertian bahasa karena adanya
perbedaan latar belakang pendidikan dan latar belakang sosial. Dalam mengatasi hambatan ini dengan
menggunakan istilah dan kalimat yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan latar belakang dari pihak
komunikan.
Hubungan hambatan semantik dengan perusahaan ini dapat dilihat dari komunikasi pimpinan
perusahaan yang melakukan open communication yang disalahartikan oleh beberapa karyawannya.
Kesalahan dalam menafsirkan pemaknaan kata yang dikatakan oleh pimpinan bahwa siapa saja dapat
berkomunikasi langsung dengan beliau disalahpahami oleh beberapa karyawan sehingga beberapa
karyawan ada yang langsung memberikan hasil kerja atau laporan mereka kepada pimpinan perusahaan
tanpa melalui penyaringan atau persetujuan pimpinan divisi mereka.
Setelah diteliti lebih lanjut, strategi komunikasi organisasi dalam perusahaan ini tidak berjalan
dengan teratur seperti, dimana strategi komunikasi menurut Effendy (2007) dimulai dengan:
a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Dalam berkomunikasi, kita harus mengetahui siapa yang menjadi sasaran komunikasi kita, siapa
yang akan menerima isi dan informasi dari komunikasi tersebut.
b. Pemilihan Media Komunikasi
Media atau saluran apa yang digunakan dalam penyampaian komunikasi tersebut apa melalui
tatap muka, email atau hal lainnya.
c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
d.
Kita harus mengetahui teknik apa yang ingin kita ambil dalam penyampaian komunikasi tersebut,
seperti teknik informasi yang hanya ingin menginformasikan pesan tersebut atau teknik persuasi
yang mengajak si penerima pesan untuk mengikuti apa yang didalam pesan tersebut dan
sebagainya.
Peranan Komunikator dalam Komunikasi
Pada hal ini, peran komunikator atau si pengirim pesan merupakan faktor penting, dimana
komunikator dilihat dari daya tarik sumber, dimana si penerima pesan merasa tertarik atau
mempunyai kesamaan dengan komunikator dan dilihat dari kredibilitas sumber, dimana si
penerima pesan percaya dengan apa yang dikatakan sumber tersebut.
Dalam perusahaan ini jika hal ini dilakukan dengan baik, sangat memungkinkan komunikasi
organisasi akan berjalan dengan efektif. Dimana ketika ingin menyampaikan informasi seperti ada klien
yang sedang menanyakan mengenai jasa perusahaan namun melalui divisi desain, akan lebih baik
dikompromikan dengan divisi marketing dan produksi, dengan mengetahui sasaran komunikasinya siapa,
lalu penyampaiannya melalui apa, secara langsung atau melalui email serta tujuannya untuk apa hanya
menginformasikan saja, mengajak atau lainnya, lalu peran si divisi ini apa dipercayai atau adanya
ketertarikan sehingga si penerima pesan ini akan tertarik dan pada saat itu komunikasi berhasil dilakukan
dengan baik.
Penelitian ini akan menggunakan teori integrasi informasi yang dikemukakan oleh Martin
Fishbein dalam Littlejohn (2009), teori ini melihat bagaimana organisasi mengakumulasikan dan
mengorganisasikan informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau ide-ide
dalam membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari hasil penerimaan informasi
tersebut. Dapat disimpulkan dengan suatu sikap dibentuk maupun diubah melalui pengintegrasian
informasi baru dengan pemikiran atau pengamatan yang ada. Dengan adanya gagasan atau pemikiran baru
terhadap informasi yang didapat, maka pembentukan maupun perubahan sikap terhadap suatu objek dapat
terjadi. Menurut teori integrasi informasi dalam Littlejohn (2009) , adanya akumulasi informasi yang
diserap seseorang dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi dapat merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek
2. Informasi dapat merubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki
seseorang
3. Informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.
Hal inilah yang menjadi alasan teori integrasi informasi berkaitan dengan penelitian. Dalam
menyampaikan informasi kepada para anggota organisasi didalam perusahaan, dimana isi informasi
tersebut dapat berubah dengan melihat siapa yang menyampaikan informasi tersebut, lalu apakah
informasi tersebut dapat dipercaya dengan melihat cara penyampaian pesan informasi tersebut. Teori ini
berhubungan dengan penelitian di perusahaan ini, dimana dalam divisi perusahaan akan dilihat informasi
yang disampaikan sudah diterima secara baik atau tidak. Setelah melihat secara langsung di PT.
Multipesona Grafika ini informasi yang berjalan pada perusahaan ini sudah cukup baik, namun beberapa
hal dapat merubah isi informasi seperti, bila sudah dijadwalkan rapat namun pimpinan tidak dapat
menghadiri rapat tersebut membuat rapat tersebut dibatalkan sepihak karena pimpinan tidak dapat hadir,
namun seharusnya tanpa adanya pimpinan rapat harus tetap berjalan sehingga hasil rapat dapat di laporkan
kepada pimpinan, sehingga kerjasama dapat berjalan secara sinergis dan efisien.
Arah komunikasi dalam perusahaan ini dilihat dari vertikal ke atas dan ke bawah serta horizontal,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar karyawan berjalan cukup baik, namun masih ada miss
komunikasi serta kurangnya komunikasi dan kerjasama yang tidak sinergis didalamnya. Mungkin karena
perusahaan ini masih dalam tahap pengembangan sehingga antara karyawan pihak transit advertising
dengan outdorr advertising masih kurang stabil dalam bekerja sama. Akan lebih baik bila adanya rapat
mingguan yang dilakukan secara teratur dan rutin sehingga mereka dapat menjalin hubungan kerjasama
yang lebih baik serta saling membantu dan saling mengetahui apa yang terjadi pada divisi mereka masingmasing dan mengetahui perkembangan pekerjaan mereka.
Dari sisi vertikal ke atas maupun ke bawah, pihak pimpinan menjalin hubungan kerjasama yang
baik kepada bawahan dan sebaliknya, namun yang kurang pada hal ini dikarenakan pimpinan yang
membuka peluang kepada siapa saja yang ingin berkomunikasi langsung kepada beliau, hal ini yang
menjadi salah pengertian bagi beberapa staf sehingga terkadang beberapa laporan langsung diserahkan
kepada beliau tanpa adanya penyaringan dari atasan divisi mereka masing-masing. Mungkin hal ini dapat
diatasi dengan melalui rapat koordinasi dimana para kepala divisi menginformasikan kepada bawahannya
untuk melaporkan setiap pekerjaan tidak langsung kepada managing director akan lebih baik di saring
terlebih dahulu melalui kepala divisi, seperti yang diungkapkan Pak Marta sebagai informan ahli bahwa
miss komunikasi terjadi dikarenakan kurangnya komunikasi serta pesan yang telah melalui banyak saluran
sehingga pesan yang disampaikan terkadang inti penting dari pesan tersebut terbuang. Dalam
menanggulani masalah komunikasi terbuka yang dilakukan oleh Bapak Farizan, menurut pandangan Pak
Marta dapat dimulai dengan membuat konsep baru atau cara penyampaian pesan agar para staf
menyampaikan laporan atau hasil report tidak langsung kepada pimpinan tapi dapat melalui kepala divisi
mereka masing-masing.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan melalui wawancara serta observasi terhadap PT.
Multipesona Grafika, dalam penelitian mengenai Peran Komunikasi Organisasi dalam Menciptakan
Kerjasama yang Sinergis di PT. Multipesona Grafika, hasil penelitian yang dapat disampaikan adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
Peranan komunikasi organisasi di dalam PT. Multipesona Grafika yang berjalan sudah cukup
baik, namun beberapa divisi masih mengalami miss komunikasi karena kurangnya proses
komunikasi yang terjadi di antara divisi tersebut yaitu divisi marketing, produksi dan desain
kreatif dan pada divisi tersebut penyampaian komunikasi masih belum terjalin secara efektif.
Komunikasi dalam perusahaan ini mengarah ke vertikal atas maupun bawah, dimana vertikal
atas antara karyawan ke pimpinan dan vertikal ke bawah antara pimpinan ke karyawan serta
horisontal sesama jabatan, namun dalam komunikasi horisontal dalam perusahaan ini, masih
berjalan kurang efektif, dikarenakan perusahaan ini pun masih dalam tahap pengembangan.
Komunikasi antara bawahan dengan pimpinan memiliki sedikit permasalahan komunikasi,
dimana komunikasi yang biasa dilakukan oleh pimpinan yaitu komunikasi terbuka dimana
pimpinan memperbolehkan siapa saja berkomunikasi langsung dengan beliau, disalah artikan
sehingga hampir seluruh report diserahkan langsung pada pimpinan tanpa adanya
penyaringan, sehingga hal-hal kecil yang bisa di handle oleh manager divisi langsung di
handle ke pimpinan.
Kerjasama dalam perusahaan ini, belum bisa dikatakan sudah bersinergi, dikarenakan
hubungan kerja yang belum cukup produktif serta komunikasi organisasi yang belum efektif
dan penyampaian informasi yang disampaikan belum tepat pada sasaran, sehingga hal itu
yang menyebabkan kerjasama ini belum terjalin secara sinergi. Dalam menciptakan
kerjasama sinergi, dimulai dengan hubungan komunikasi yang terjalin secara baik, dan
hubungan antara para anggota tim bekerja terjalin secara harmonis dan adanya sikap
toleransi dan tanggung jawab pada pekerjaan. Dalam mengatasi hal tersebut dengan
dijadwalkannya rapat rutin yang harus dihadiri para anggota divisi sehingga dapat menjalin
hubungan komunikasi yang lebih baik lagi.
Saran
Saran Praktis
Setelah melakukan penelitian di PT. Multipesona Grafika, maka diharapkan agar penelitian ini dapat
berguna bagi perusahaan, yaitu:
1.
2.
Peran komunikasi organisasi dalam PT. Multipesona Grafika ini lebih ditingkatkan sehingga akan
meningkatkan kerjasama yang terjalin di dalam perusahaan ini.
Diharapkan antar divisi marketing, production dan design creative bisa menyatukan pemikiran
dan menjadwalkan rapat rutin mingguan agar dapat terjalinnya komunikasi diantara divisi
tersebut.
Saran Akademis
1.
2.
Diharapkan pada topik peran komunikasi organisasi ini dan pembahasan yang telah dipaparkan
akan menumbuhkan rasa keingintahuan untuk mengadakan penelitian lanjutan.
Dalam penelitian lanjutan, diharapkan adanya pembahasan yang menguhubungkan komunikasi
internal dan eksternal dalam perusahaan.
Saran Umum
1.
2.
Bagi masyarakat umum, agar lebih memahami arti penting komunikasi karena dalam
bermasyarakat harus menjaga hubungan secara baik sehingga hidup menjadi lebih harmonis.
Bagi masyarakat umum, agar lebih menjaga hubungan keorganisasian dalam kehidupan seharihari, sehingga memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.
REFERENSI
Buku :
Ardianto, Elvinaro. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Daymon, Christine dan Immy Holloway. (2008). Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations
dan Marketing Communications. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
Effendy, U.O. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Faules, Don. F dan R. Wayne Pace. (2013). Komunikasi Organisasi Startegi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Penerbit
Salemba Humanika.
Littlejohn, Stephen.W dan Karen A.Foss. (2009). Teori Komunikasi ( Theories Of Human
Communication). Jakarta : Salemba Humanika.
Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern Acuan Wajib Mahasiswa &
Profesional.Yogyakarta : Cakar Ilmu.
Morissan, M.A. (2009). Teori Komunikasi Organisasi. Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Pawito, Ph.D. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKis Yogyakarta.
Romli, Khomsahrial. (2014). Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta: PT Grasindo.
Ruliana, Poppy. (2014). Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Ruslan, Rosady. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Rajagrafindo
Persada.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutrisna, Dewi. (2007). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta :CV Andy
West, Richard dan Lynn H. Turner.(2008). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.
Wursanto. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi Offset.
Jurnal :
Fitriyani, Eni. (2013). ”Analisis Kegiatan Komunikasi Organisasi Pada PT.Kresna Duta Agroindo
Perkebunan Sinar Mas Group Kecamatan Kombeng Kabupaten Kutai Timur”, Jurnal Komunikasi,
Vol. 1 No. 2 : 518-531. Diakses 6 Maret 2015 dari:
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/06/Jurnal%20Eni2%20%2806-19-13-09-58-29%29.pdf
Juan Meng, Bruce K. Berger, (2012) : “Measuring Return on Investment (ROI) of Organizations’ Internal
Communication Efforts”, Journal of Communication Management, Vol. 16 No. 4 : 332-354.
Diakses 6 Maret 2015 dari :
http://www.emeraldinsight.com/doi/abs/10.1108/13632541211278987
Susanto, D. S. (2013) Downward Communication di PT.Commonwealth Life Cabang Surabaya. JURNAL
E-KOMUNIKASI, Program Studi Ilmu Komunikasi, Vol.1 No.2 :201-209. Diakses 24 Mei 2015
dari:
http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/905/805
Tariszka, Semegine, E. (2012). “Organizational Internal Communication as a Means Of Improving
Efficiency”, European Scientific Journal, Vol.8 No.15 :86-96. Diakses 24 Mei 2015 dari:
http://eujournal.org/index.php/esj/article/view/232/257
Widhiastuti, Hardani. (2012). “The Effectiveness of Communications in Hierarchical
Organizational Structure”, International Journal of Social Science and Humanity, Vol. 2, No.
3:185-190. Diakses 6 Maret 2015 dari :
http://search.proquest.com/docview/1441397086/1B2E33DAA27A48FFPQ/1?accountid=61315
Website :
www.maya-ad.co.id
( diakses pada 7 Juni 2015)
RIWAYAT PENULIS
Josephine Agnelia lahir di kota Jakarta pada 1 September 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran dengan peminatan Public
Relations pada tahun 2015. Saat ini sedang bekerja part time, di salah satu mall di Jakarta.
Download