Bab Duapuluh-Sembilan

advertisement
Bab Duapuluh-Sembilan (Chapter Twenty-Nine)
Pengangkatan dan Akhir Zaman (The Rapture and End
Times)
Ketika Yesus hidup di bumi dalam wujud manusia, Ia lantang berkata kepada muridmuridNya bahwa Ia akan pergi, lalu kembali untuk mereka di suatu hari nanti. Ketika Ia
benar-benar kembali, Ia akan membawa mereka kembali ke sorga bersamaNya (yang kini
disebut oleh orang-orang Kristen sebagai “Pengangkatan”). Misalnya, pada malam
sebelum penyalibanNya, Yesus berkata kepada sebelas muridnya yang setia:
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku
mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di
mana Aku berada, kamupun berada. (Yohanes 14:1-3, tambahkan penekanan).
Makna jelas perkataan Yesus adalah kemungkinan kedatanganNya kembali selama
masa hidup sebelas muridNya. Ternyata, setelah mendengar perkataan Yesus, mereka
menganggap bahwa Ia akan kembali bagi mereka selama masa hidup mereka.
Yesus juga sering mengingatkan murid-muridNya untuk bersiap bagi kedatanganNya,
yang bermakna kemungkinan kedatanganNya selama masa hidup mereka (lihat,
misalnya, Matius 24:42-44).
Kedatanagn Yesus yang Segera dalam Suratan-Suratan (Jesus’ Imminent Return
in the Epistles)
Rasul-rasul yang menulis suratan-suratan dalam Perjanjian Baru tentu menegaskan
keyakinan mereka bahwa Yesus bisa saja datang di masa hidup para pembaca suratansuratan itu di abad pertama. Misalnya, Yakobus menulis:
Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!
Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar
sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus
bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
(Yakobus 5:7-8, tambahkan penekanan).
Tak ada alasan bagi Yakobus untuk menegur pembaca surat untuk bersabar dengan
apa yang tak terjadi selama hidup mereka. Tetapi, Ia percaya, kedatangan Tuhan sudah
“dekat.” Sesuai konteks, Yakobus menulis pada satu waktu ketika jemaat tengah
menderita aniaya (lihat Yakobus 1:2-4), saat orang-orang percaya merindukan
kedatangan Tuhan.
Demikian juga, Paulus tentu percaya bahwa Yesus bisa saja datang selama masa hidup
orang banyak yang hidup sezamannya:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orangorang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa
Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang
telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama denganNya.
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih
tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang
telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah
itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan
mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan
yang lain dengan perkataan-perkataan ini. (1 Tesalonika 4:13-18, tambahkan
penekanan).1
Dari hal di atas, kita pelajari juga bahwa ketika Yesus kembali dari sorga, tubuh-tubuh
orang-orang percaya yang sudah mati akan dibangkitkan dan akan “dibawa untuk
bertemu Tuhan di udara” (Pengangkatan), bersama dengan orang-orang percaya yang
masih hidup saat kedatanganNya. Karena Paulus juga menyatakan bahwa, bersamaNya
1
Beberapa ayat lain dalam Alkitab, yang menunjukkan keyakinan Paulus bahwa Yesus bisa saja kembali
di dalam masa hidup orang-orang se-zamannya, adalah Filipi 3:20; 1 Tesalonika 3:13; 5:23; 2
Tesalonika 2:1-5; 1 Timotius 6:14-15; Titus 2:11-13; Ibrani 9:28.
dari sorga, Yesus akan membawa mereka yang telah mati “di dalam Dia”, kita dapat
simpulkan bahwa pada saat Pengangkatan, roh-roh orang-orang percaya di sorga akan
bergabung dengan tubuh-tubuh mereka yang baru saja dibangkitkan kembali.
Petrus juga percaya bahwa kedatangan Kristus akan segera terjadi ketika ia menulis
suratnya yang pertama:
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letidak akanlah pengharapanmu
seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu
penyataan Yesus Kristus...... Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa….. Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaan-Nya. (1 Petrus 1:13, 4:7, 13, tambahkan penekanan).2
Akhirnya, ketika Yohanes mengirim suratan-suratannya kepada jemaat-jemaat, ia juga
percaya bahwa waktu akhir sudah dekat dan para pembaca suratan-suratannya itu pada
masanya dapat saja melihat kedatangan Yesus:
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu
dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus.
Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. ….
Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia
menyatakan diri -Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu
terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. …. Saudara-saudaraku yang ke kasih,
sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak;
akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri -Nya, kita akan
menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang
sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan
diri sama seperti Dia yang adalah suci. (1 Yohanes 2:18, 28; 3:2-3, tambahkan
penekanan).
Penundaan KedatanganNya (His Delay)
2
Ayat-ayat lain dalam Alkitab yang menunjukkan keyakinan Petrus bahwa Yesus bisa saja kembali di
dalam masa hidup orang-orang se-zamannya adalah 2 Petrus 1:15-19; 3:3-15.
Dengan merunut kembali pada 2.000 tahun terakhir, kita sadari bahwa Yesus tidak
datang segera setelah para rasul mengharapkan kedatanganNya. Bahkan semasa hidup
para rasul, sudah ada orang-orang yang mulai ragu bahwa Yesus akan benar-benar
datang kembali dengan melihat rentang waktu sejak Ia pergi. Misalnya, ketika kehidupan
Petrus di bumi berakhir (lihat 2 Petrus 1:13-14), Yesus masih belum kembali, sehingga
Petrus berkata kepada mereka yang ragu-ragu dalam surat terakhirnya:
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan
tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup
menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatanganNya
itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti
semula, pada waktu dunia diciptakan." Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh
Firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan
oleh air, dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh
air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari
api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. Akan
tetapi, saudara-saudaraku yang ke kasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan,
yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun
sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang
yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia
menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang
berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu
langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang
lenyap. (2 Petrus 3:3-10).
Petrus menegaskan bahwa penundaan kedatangan Yesus adalah karena kasih dan
belas-kasihanNya —Ia ingin memberi lebih banyak waktu kepada orang-orang untuk
bertobat. Ia juga tegaskan bahwa Yesus pasti akan datang. Ketika Ia benar-benar datang,
Ia akan datang dalam kegeraman besar.
Alkitab juga jelas menyatakan bahwa kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman
akan didahului oleh masa-masa kesusahan luar biasa di seluruh dunia dan pencurahan
murka Allah atas orang-orang jahat. Banyak pokok bahasan dalam kitab Wahyu juga
mencakup periode waktu di masa datang itu. Seperti kita akan pahami nanti dalam
penelitian kita, Alkitab menunjukkan akan ada tujuh tahun masa kesukaran nanti. Tak
diragukan lagi bahwa Pengangkatan gereja berlangsung pada satu waktu di dalam atau
mendekati masa tujuh tahun itu.
Kapan Pastinya Pengangkatan Terjadi? (When Exactly Does Rapture Occur?)
Hal yang sering membuat orang-orang Kristen tak sepakat adalah waktu yang tepat
bagi Pengangkatan. Sebagian orang berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi sebelum
tujuh tahun Masa Kesukaran, sehingga Pengangkatan itu dapat terjadi kapan saja.
Sebagian lagi berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi tepat pada pertengahan periode
tujuh tahun Masa Kesukaran. Ada orang berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi pada
satu saat setelah pertengahan periode tujuh tahun Masa Kesukaran. Dan, ada lagi yang
berkata bahwa Pengangkatan akan terjadi ketika Yesus datang dalam kegeraman besar
ketika berakhirnya Masa Kesukaran.
Masalahnya tentu tidak layak dipisah-pisah, dan semua kelompok orang yang
memiliki prinsip atau pandangan berbeda harus ingat bahwa mereka semua sepakat
tentang Pengangkatan yang akan terjadi pada suatu waktu di dalam atau mendekati
periode waktu tujuh-tahun di masa nanti. Itulah jendela kecil dalam sejarah ribuan tahun.
Jadi bukannya mengkotak-kotak perbedaan, sebaiknya kita bersukacita dalam
persepakatan! Dan tak peduli apa yang kita yakini, hal itu tidak akan mengubah hal
sebenarnya yang akan terjadi.
Dengan perkataan itu, saya harus katakan bahwa selama duapuluh-lima tahun hidup
sebagai orang Kristen, saya yakin Pengangkatan akan terjadi sebelum Masa Kesukaran
tujuh-tahun. Saya percaya hal itu karena itulah pelajaran yang saya dapatkan, dan saya
juga tak ingin mengalami bacaan dalam kitab Wahyu! Tetapi, ketika saya pelajari
Alkitab, saya mulai dapat pandangan berbeda. Jadi, perhatikanlah bersama perkataan
Alkitab dan pahami kesimpulan yang dapat ditarik. Meskipun saya tak memberikan
keyakinan kepada anda untuk mengikuti kelompok saya, namun kita harus saling
mengasihi!
Khotbah Di Bukit Zaitun (The Olivet Discourse)
Kita mulai dengan memperhatikan pasal 24 Injil Matius, yakni bagian Alkitab yang
menjadi patokan terkait dengan kejadian-kejadian di akhir zaman dan kedatangan Yesus.
Pasal 24 dan pasal 25 Injil Matius dikenal sebagai Khotbah di Atas Bukit Zaitun Tentang
Akhir Zaman, karena kedua pasal itu merupakan catatan khotbah Yesus yang
disampaikan kepada beberapa murid terdekat Yesus3 di atas Bukit Zaitun. Ketika
membaca khotbah itu, kita akan tahu banyak tentang kejadian di zaman akhir, dan kita
perhatikan kesimpulan oleh murid-murid Yesus mengenai penentuan waktu
Pengangkatan, dan khotbah Yesus itu ditujukan kepada murid-muridNya itu:
Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah muridmuridNya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada
mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak
satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan
diruntuhkan." Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-muridNya
kepadaNya untuk bercakap-cakap sendiri an denganNya. Kata mereka: "Katakanlah
kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan
tanda kesudahan dunia?" (Matt 24:1-3).
Murid-murid Yesus ingin tahu tentang masa depan. Mereka secara khusus ingin tahu
kapan bangunan Bait Suci akan dihancurkan (sesuai nubuatan Yesus), dan apa yang akan
menjadi tanda kedatanganNya dan akhir zaman.
Dengan merunut ke belakang, kita tahu bahwa bangunan Bait Allah dihancurleburkan
pada tahun 70 Masehi oleh jenderal Titus dan tentara Romawi. Kita tahu juga bahwa
Yesus belum kembali, namun Ia mengumpulkan jemaat bagiNya, sehingga dua kejadian
itu terjadi tidak bersamaan waktunya.
Yesus Menjawab Pertanyaan Mereka (Jesus Answers their Questions)
Tampaknya Matius tidak mencatat jawaban Yesus atas pertanyaan pertama tentang
penghancuran bangunan Bait Allah di masa depan, sedangkan Lukas mencatatnya dalam
Injilnya (lihat Lukas 21:12-24). Dalam Injil Matius, Yesus segera berbicara tentang
tanda-tanda yang akan mendahului kedatanganNya dan akhir zaman:
3
Markus 13:3 menyebutkan empat orang yang hadir, yakni Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas. Kita
dapati bahwa Khotbah di Bukit Zaitun juga dicatat dalam Markus 13:1-37 dan Lukas 21:5-36. Lukas
17:22-37 juga berisikan informasi yang sejenis.
Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu
dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu
akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawasawaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum
kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan
kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi
semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru.” (Matius
24:4-8, tambahkan penekanan).
Jelas dari awal khotbah itu bahwa Yesus yakin bahwa murid-muridNya yang hidup di
abad pertama itu bisa saja masih hidup selama kejadian-kejadian yang mengarah pada
kedatanganNya. Perhatikan berapa kali Ia memakai kata ganti kamu. Yesus memakai kata
ganti kamu sedikitnya duapuluh kali pada pasal ke-24, sehingga semua pendengarNya
percaya bahwa mereka akan hidup untuk menyaksikan apa yang Yesus nubuatkan.
Kita tentu tahu bahwa setiap murid yang mendengarkan Yesus hari itu sudah tidak ada
lagi kini. Tetapi, kita tak boleh simpulkan bahwa Yesus menipu mereka, tetapi Ia Sendiri
tak tahu saat tepat kedatanganNya (lihat Matius 24:36). Memang, mereka yang
mendengar Khotbah Yesus di Bukit sangat mungkin masih hidup ketika Ia datang
kembali.
Kepedulian utama Yesus adalah agar murid-muridNya tak tertipu, karena akan ada
banyak Kristus palsu di hari-hari terakhir. Kita tahu bahwa anti-Kristus sendiri akan
menjadi Kristus palsu, yang menipu sebagian besar dunia. Mereka akan menganggapnya
sebagai juruselamat yang hebat.
Yesus berkata bahwa akan ada banyak perang, kelaparan dan gempa-bumi, tetapi Ia
menunjukkan bahwa kejadian-kejadian itu bukanlah tanda-tanda kedatanganNya, tetapi
hanya “permulaan rasa sakit saat melahirkan”. Bisa dikatakan bahwa tanda-tanda itu
sedang terjadi selama dua ribu tahun terakhir. Tetapi, Yesus kemudian berbicara tentang
sesuatu yang belum terjadi.
Masa Kesukaran di Dunia Dimulai (Worldwide Tribulation Begins)
Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan
akan dibenci semua bangsa oleh karena namaKu, dan banyak orang akan murtad
dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu
akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya
kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang
yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Dan Injil Kerajaan ini akan
diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu
barulah tiba kesudahannya." (Matius 24:9-14, tambahkan penekanan).
Jika anda tanya kepada mereka yang dulu mendengarkan perkataan Yesus waktu itu,
“Apakah anda berharap bahwa anda akan tetap hidup untuk melihat penggenapan semua
hal itu?”, mereka tentu akan menjawab tegas. Yesus tetap memakai kata ganti orang
kamu.
Seperti kita baru saja baca, setelah “rasa sakit saat melahirkan” akan datang peristiwa
yang tentu belum terjadi, saat terjadi penganiayaan luar-biasa terhadap orang-orang
Kristen di seluruh dunia. Kita akan dibenci oleh “seluruh bangsa”, atau dalam arti
sebenarnya, “seluruh kelompok etnis dan suku.” Yesus berbicara tentang saat tertentu
ketika hal terebut terjadi, bukan saat umum selama ratusan tahun, karena Ia berkata pada
kalimat berikut, “Pada waktu itu banyak orang akan murtad dan mereka akan saling
menyerahkan dan saling membenci.”
PernyataanNya jelas berbicara tentang kejatuhan orang-orang percaya Kristen yang
kelak akan membenci orang-orang percaya lain, karena orang-orang tidak percaya tak
dapat “murtad”, dan mereka sudah saling membenci. Sehingga, ketika penganiayaan di
seluruh dunia dimulai, akan terjadi banyak kemurtadan terhadap orang-orang yang
mengaku sebagai para pengikut Kristus. Banyak orang akan murtad, tak peduli mereka
orang-orang percaya yang sungguh-sungguh atau orang-orang percaya yang palsu,
kawanan domba atau kambing, dan mereka itu akan mengungkapkan identitas orangorang percaya lainnya kepada para penguasa yang melakukan aniaya, dengan membenci
mereka yang pernah mengaku mengasihi. Hasilnya nanti adalah pemurnian gereja di
seluruh dunia.
Maka, akan ada juga kebangkitan nabi-nabi palsu, salah satunya diungkapkan secara
gamblang dalam kitab Wahyu sebagai wakil anti-Kristus (lihat Wahyu 13:11-18; 19:20;
20:10). Ketiadaan aturan akan meningkat sampai hanya tersisa sedikit kasih di dalam hati
orang-orang, dan orang-orang berdosa akan nyata-nyata tak punya perasaan lagi.
Yang Mati Sahid dan Yang Selamat (Martyrs and Survivors)
Walaupun Yesus menubuatkan bahwa orang-orang percaya akan kehilangan nyawanya
(lihat 24:9), tampaknya tak semua akan mengalaminya, karena Ia berjanji, orang-orang
yang bertahan sampai akhir akan diselamatkan (lihat 24:13). Yakni, jika mereka tak
membiarkan diri ditipu oleh Kristus-Kristus palsu atau nabi-nabi palsu dan melawan
cobaan demi meninggalkan iman mereka dan menjadi murtad, mereka akan
diselamatkan, atau disingkirkan, oleh Kristus ketika Ia datang kembali untuk
mengumpulkan mereka di awan-awan. Kejadian Masa Kesukaran dan penyingkiran
nantinya juga diungkapkan dengan singkat kepada nabi Daniel, yang dinubuatkan,
"…. dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah
terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu
bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam
Kitab itu. Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah,
akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, …..(Daniel 12:1-2).
Keselamatan masih akan ditawarkan lewat kasih karunia selama hari-hari itu, karena
Yesus berjanji bahwa Injil akan diwartakan kepada seluruh bangsa (sebenarnya adalah
“kelompok-kelompok etnis dan suku-suku”), dengan memberi satu kesempatan akhir
untuk bertobat, lalu hari kiamat akan datang.4 Hal yang sangat menarik bila kita baca
dalam kitab Wahyu adalah penggenapan janji Yesus:
Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya
ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi
dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan
suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat
penghakimanNya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
laut dan semua mata air." (Wahyu 14:6-7, tambahkan penekanan).
4
Janji ini sering ditarik dari konteksnya, dan seringkali dikatakan bahwa sebelum Yesus akan datang, kita
harus menyelesaikan tugas penginjilan dunia. Tetapi di dalam konteksnya, janji itu berbicara tentang
pernyataan akhir tentang Injil kepada seluruh dunia sebelum akhir dunia.
Sebagian orang beranggapan, alasan seorang malaikat akan memberitakan Injil adalah
karena sebelum waktu itu dalam Masa Kesukaran tujuh tahun, Pengangkatan akan sudah
terjadi dan semua orang percaya akan terangkat. Tentu, anggapan itu masih spekulasi.
Anti-Kristus (The Anti-Christ)
Nabi Daniel menyatakan bahwa anti-Kristus akan menduduki Bait Allah yang
dibangun kembali di Yerusalem selama pertengahan masa tujuh tahun dalam Masa
Kesukaran dan menyatakan dirinya sebagai Allah (lihat Daniel 9:27, yang akan diselidiki
nanti). Yesus memikirkan peristiwa ini ketika Ia melanjutkan Khotbah di Atas Bukit
Zaitun:
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus (agar pembaca
mengerti), menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca
hendaklah memperhatikannya-- maka orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah
janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang
sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah
ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah,
supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan
pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang
belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi
lagi.5 Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup
tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu
akan dipersingkat. (Matius 24:15-22).
Itulah penjelasan unik mengenai Masa Kesukaran yang telah disebutkan sebelumnya
oleh Yesus (lihat 24:9). Ketika anti-Kristus menyatakan bahwa ia adalah allah dari Bait
Allah di Yerusalem, penganiayaan tak terperikan akan terjadi kepada orang-orang yang
percaya kepada Yesus. Dalam pernyataan dirinya sebagai Allah, anti-Kristus berharap
setiap orang untuk mengakui keilahiannya. Sehingga, semua pengikut Kristus akan
segera menjadi musuh-musuh resmi sang penguasa untuk diburu dan dibunuh. Karena
5
Jika Pengangkatan gereja terjadi pada saat itu dalam Masa Kesukaran tujuh-tahun seperti kata beberapa
orang, maka tak perlu lagi ada petunjuk Yesus bagi orang-orang percaya yang akan meninggalkan
kehidupannya karena mereka semua akan terangkat.
itu, Yesus berkata kepada orang-orang percaya di Yudea untuk menyingkir ke
pegunungan tanpa menunda-nunda, sambil berdoa agar pelarian mereka tidak terhalang
oleh alasan apapun.
Menurut saya, orang-orang percaya di seluruh dunia lebih baik lari ke tempat-tempat
terpencil ketika peristiwa itu terjadi, karena mungkin kejadian itu akan disiarkan melalui
televisi di seluruh dunia. Alkitab berkata bahwa seluruh dunia akan ditipu oleh antiKristus, yang menganggap dialah Kristus, dan mereka akan menjadi setia kepadanya.
Ketika ia menyatakan diri sebagai Allah, mereka akan percaya dan menyembah dia.
Ketika ia menghujat Allah yang benar —Allah orang-orang Kristen— ia akan
mempengaruhi seluruh dunia yang tertipu agar membenci mereka yang menolak
menyembahnya (lihat Wahyu 13:1-8).
Yesus berjanji membebaskan umat-umatNya secara bertahap dengan “mempersingkat”
masa-masa kesukaran itu; jika tidak “dari segala yang hidup tidak akan ada yang
selamat” (24:22). Cara Yesus “mempersingkat” hari-hari itu “demi orang-orang pilihan”
menjadi acuan bagi tindakan Yesus yang membebaskan mereka ketika Ia muncul dan
menghimpun mereka di awan-awan. Tetapi, Yesus tidak menyatakan berapa lama setelah
pernyataan keilahian si anti-Kristus sehingga akan terjadi pembebasan.
Bagaimanapun juga, kita catat bahwa Yesus meninggalkan para pendengarNya hari itu
dengan kesan bahwa mereka akan hidup untuk menyaksikan anti-Kristus menyatakan
keilahiannya dan berperang melawan orang-orang Kristen. Hal itu bertentangan dengan
pendapat bahwa orang-orang percaya akan terangkat ke sorga sebelum kejadian itu. Jika
anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes apakah Yesus akan kembali untuk
menyelamatkan mereka sebelum pernyataan anti-Kristus akan keilahiannya, mereka
mungkin menjawab, “Sepertinya tidak.”
Perang Melawan Orang-Orang Kudus (War Against the Saints)
Alkitab meramalkan di tempat-tempat lain tentang penganiayaan terhadap orang-orang
percaya yang dilakukan oleh anti-Kristus. Misalnya, terungkap kepada Yohanes yang
mencatatnya dalam kitab Wahyu:
Dan kepada binatang itu [si antiKristus] diberikan mulut, yang penuh kesombongan
dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua
bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat
namaNya dan kemah kediamanNya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia
diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk
mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat
dan bahasa dan bangsa. (Wahyu 13:5-7, tambahkan penekanan).
Perlu dicatat bahwa anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak” selama 42 bulan,
atau 3½ tahun. Adalah menarik bahwa rentang waktu itu persis dengan setengah Masa
Kesukaran tujuh-tahun. Wajarlah bila kita anggap bahwa hal itu menjadi waktu akhir 42
bulan Masa Kesukaran di mana anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak”, karena
kuasanya tentu akan pasti diambil darinya ketika Kristus kembali berperang melawan dia
dan pasukannya ketika berakhirnya Masa Kesukaran.
Jelaslah, “kuasa untuk bertindak” selama 42 bulan merupakan gambaran beberapa
kuasa khusus, karena Allah akan memberi anti-Kristus beberapa kuasa selama
kekuasaannya. “Kuasa untuk bertindak” khusus itu dapat dijadikan acuan bagi masa yang
diberikan kepada anti-Kristus demi memerangi orang-orang kudus, karena tertulis dalam
kitab Daniel:
Dan aku melihat tanduk itu [si anti-Kristus] berperang melawan orang-orang kudus
dan mengalahkan mereka, sampai Yang Lanjut Usianya [Allah] itu datang dan
keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan
waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. …. Ia [si antiKristus] akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan
menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk
mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya
selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. (Daniel 7:21-22, 25,
tambahkan penekanan).
Daniel menubuatkan bahwa orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangan antiKristus selama “satu masa, dua masa, dan setengah masa.” Frase misterius ini harus
ditafsirkan sebagai tiga-setengah tahun, menurut perbandingan Wahyu 12:6 dan 14. Kita
tahu dalam Wahyu 12:6 bahwa simbol perempuan akan diberikan tempat sembunyi di
padang gurun untuk “dipelihara” selama 1.260 hari, yang sama dengan 3½ tahun dengan
hitungan 360-hari setahun. Jadi, delapan ayat kemudian, perempuan itu disebutkan lagi,
dan dikatakan bahwa ia akan diberikan tempat sembunyi di padang gurun untuk
“dipelihara” selama “satu masa, dua masa, dan setengah masa.” Jadi, “satu masa, dua
masa, dan setengah masa” sama dengan 1.260 hari atau 3½ tahun.
Jadi kata “masa” dalam konteks ini berarti tahun, “dua masa” berarti dua tahun, dan
“setengah masa” berarti setengah tahun. Frase luar biasa itu dalam Wahyu 12:14 berarti
hal yang sama dalam Daniel 7:21. Jadi kita kini tahu bahwa orang-orang kudus akan
diserahkan ke tangan anti-Kristus selama 3½ tahun, waktu yang sama yang disebutkan
dalam Wahyu 13:5 bahwa anti-Kristus akan diberi “kuasa untuk bertindak.”
Saya kira memang kedua masa 42 bulan itu akan menjadi periode waktu identik. Jika
keduanyta dimulai saat pernyataan keilahian anti-Kristus pada pertengahan Masa
Kesukaran tujuh-tahun, maka orang-orang kudus akan diserahkan ke dalam tangannya
selama 3½ tahun berikutnya, dan Yesus akan membebaskan mereka ketika Ia muncul di
awan-awan dan menghimpun mereka kepada dirinya dalam atau menjelang akhir Masa
Kesukaran tujuh-tahun. Tetapi, jika 42 bulan dimulai pada satu waktu selama Masa
Kesukaran tujuh-tahun, maka dapat disimpulkan bahwa Pengangkatan akan terjadi pada
suatu waktu sebelum berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun.
Kesulitan pada kemungkinan kedua, dari dua kemungkinan yang ada, adalah syarat di
mana orang-orang kudus akan diserahkan ke tangan anti-Kristus sebelum mereka ada
dalam bahaya dan perlu melarikan diri ke pegunungan ketika anti-Kristus menyatakan
dirinya sebagai allah. Tampaknya hal itu tidak logis.
Kesulitan pada kemungkinan pertama, dari dua kemungkinan yang ada, adalah bisa
saja orang-orang kudus akan berada di atas bumi selama terjadi banyak penghukuman
Allah di seluruh dunia di saat pengangkatan tiba-tiba yang disebut dalam kitab Wahyu.
Kita akan bahas kesulitan tersebut nanti.
Kita kembali kepada Khotbah di Bukit Zaitun.
Mesias-Mesias Palsu (False Messiahs)
Yesus selanjutnya menguraikan sepenuhnya kepada murid-muridNya tentang
pentingnya untuk tidak disesatkan oleh laporan-laporan dari Kristus-Kristus palsu:
“Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau
Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabinabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat
dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orangorang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu
kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun,
janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu
percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." (Matius 24:23-28).
Perhatikan lagi, Yesus banyak memakai kata ganti orang kamu. Para pendengarnya di
Bukit Zaitun berharap untuk tetap hidup demi menyaksikan bangkitnya Kristus-Kristus
palsu dan nabi-nabi palsu yang melakukan mujizat-mujizat besar. Dan mereka berharap
untuk melihat kedatangan Yesus di awan-awan bagaikan cahaya kilat.
Tentu saja, bahaya murtad saat itu akan sangat besar, karena penganiayaan melawan
orang-orang percaya akan begitu mengerikan dan Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi
palsu sangat meyakinkan karena mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Karena itu Yesus
berkali-kali mengingatkan murid-muridNya tentang apa yang akan terjadi sebelum
kedatanganNya. Ia tak ingin mereka tersesat seperti nanti terjadi kepada banyak orang.
Orang-orang percaya sejati dan sungguh-sungguh akan menantikan kedatangan kembali
Yesus di awan-awan bagaikan cahaya kilat, sedangkan mereka yang bukan pengikutNya
yang sejati akan tertarik kepada Kristus-Kristus palsu bagaikan burung nasar yang
tertarik kepada bangkai di padang gurun.
Tanda-Tanda di Langit (Signs in the Sky)
Selanjutnya Yesus berkata:
"Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan
tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa
langit akan goncang. Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan
semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu
datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatNya dengan meniup sangkakala
yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya
dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
(Matius 24:29-31).
Gambaran-gambaran dalam Khotbah di Bukit Zaitun tampak sudah banyak diketahui
oleh orang-orang Yahudi di zaman Yesus; gambaran-gambaran itu berasal dari Yesaya
dan Yoel yang berbicara tentang penghakiman terakhir oleh Tuhan pada zaman akhir
dunia, yang sering disebut “hari Tuhan”, matahari akan menjadi gelap gulita dan bulan
menjadi darah (lihat Yesaya 13:10-11; Yoel 2:31). Lalu semua penduduk dunia akan
melihat Yesus datang di awan-awan dalam kemuliaanNya, dan mereka akan meratap.
Lalu para malaikat Yesus akan “menghimpun bersama orang-orang pilihanNya dari
seluruh penjuru dunia, dari satu ujung langit ke ujung langit lainnya”, sebagai tanda
bahwa orang-orang percaya akan diasingkan dan dikumpulkan untuk bertemu Yesus di
udara, dan hal itu terjadi ketika bunyi “satu sangkakala besar.”
Seandainya anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes, tentang Khotbah di
Bukit Zaitun apakah Yesus akan datang untuk mereka sebelum atau sesudah masa antiKristus dan Masa Kesukaran besar, mereka pasti menjawab, “Sesudah.”
Kedatangan Kristus dan Pengangkatan (The Return and the Rapture)
Bagian tersebut dalam Khotbah di Bukit Zaitun tampak sangat dekat dengan setiap
kejadian yang ditulis oleh Paulus, sebagai Pengangkatan gereja, namun, menurut
ungkapan dari banyak komentator, bagian itu terjadi sebelum dimulainya Masa
Kesukaran. Pehatikan ayat Alkitab berikut yang kita selidiki dari awal pada bab ini:
Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orangorang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa
Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang
telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama denganNya.
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih
tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang
telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah
itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan
mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan
yang lain dengan perkataan-perkataan ini. …..Tetapi tentang zaman dan masa,
saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benarbenar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka
mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh
kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin-mereka pasti tidak akan luput. (1 Tesalonika 4:13 – 5:3, tambahkan penekanan).
Paulus menulis tentang Yesus yang datang dari sorga dengan sangkakala Allah dan
orang-orang percaya dibawa naik “dalam awan-awan untuk bertemu Tuhan di udara.”
Tampaknya, hal itu adalah gambaran oleh Yesus dalam Matius 24:30-31, yang terjadi
setelah bangkitnya anti-Kristus dan Masa Kesukaran.
Lagipula, ketika Paulus menulis tentang kedatangan Kristus, ia menyebutkan tentang
saat hal tersebut terjadi, “zaman dan masa”, dan ia mengingatkan pembacanya bahwa
mereka sudah tahu betul bahwa “hari Tuhan [akan] datang seperti seorang pencuri di
malam hari.” Paulus percaya bahwa kedatangan Kristus dan Pengangkatan orang-orang
percaya akan terjadi pada “hari Tuhan”, suatu hari ketika amarah dan penghancuran yang
mengerikan akan menimpa mereka yang mengharapkan “perdamaian dan kenyamanan”.
Ketika Kristus kembali untuk membawa gerejaNya, amarahNya akan menimpa dunia.
Hal itu sangat sesuai dengan tulisan Paulus dalam sebuah surat kepada jemaat
Tesalonika mengenai kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman:
Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka
yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas,
dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan
diriNya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam
api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak
mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan
menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan
dari kemuliaan kekuatan-Nya, apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di
antara orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya,
sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai. (2 Tesalonika
1:6-10, tambahkan penekanan).
Paulus menyatakan bahwa ketika Yesus kembali memulihkan orang-orang Kristen di
Tesalonika yang teraniaya (lihat 1 Tesalonika 1:4-5), Ia akan muncul “bersama para
malaikatNya dalam api yang menyala-nyala” untuk menindas orang-orang yang telah
menindas orang-orang Kristen di Tesalonika, dengan memberi hukuman yang layak.
Kejadian itu hampir berbeda dengan yang digambarkan oleh banyak orang sebagai
Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran, ketika gereja diangkat oleh Kristus sebelum
dimulainya Masa Kesukaran tujuh-tahun, dan yang biasanya digambarkan sebagai
penampakan Yesus secara rahasia dan pengangkatan gereja secara diam-diam. Tidak,
kejadian itu tampak persis seperti yang digambarkan oleh Yesus dalam Matius 24:30-31,
kedatanganNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran, ketika Ia membawa
orang-orang percaya dan mencurahkan amarahNya kepada orang-orang yang tak percaya.
Hari Tuhan (The Day of the Lord)
Kemudian dalam surat yang sama, Paulus menuliskan:
Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia
kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan
gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan
dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (2 Tesalonika 2:1-2).
Pertama, perlu dicatat bahwa pokok bahasan Paulus adalah kembalinya Kristus dan
Pengangkatan. Ia menulis tentang “kumpulan bersama” kita kepadanya dengan memakai
kata-kata yang persis sama dengan kata-kata Yesus dalam Matius 24:31, ketika Ia
berbicara tentang para malaikat yang akan “mengumpulkan bersama” orang-orang
pilihanNya dari “ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.”
Kedua, catatlah bahwa Paulus menyamakan kejadian-kejadian itu dengan “hari
Tuhan”, seperti yang Ia lakukan dalam 1 Tesalonika 4:13 – 5:2. Namun tidak lebih jelas.
Paulus lalu melanjutkan:
Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun
juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah
dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang
meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah.
Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. (2
Tesalonika 2:3-4, tambahkan penekanan).
Orang-orang Kristen Tesalonika agak disesatkan bahwa hari Tuhan sudah datang, yang
menurut Paulus harus dimulai dengan Pengangkatan dan kedatangan Kristus. Tetapi,
Paulus menyatakan bahwa hari Tuhan tak mungkin terjadi sampai setelah kemurtadan
(mungkin kejatuhan besar-besaran yang Yesus sebutkan dalam Matius 24:10) dan setelah
anti-Kristus menyatakan keilahiannya dari Bait Allah di Yerusalem. Sehingga Paulus
berkata kepada orang-orang percaya di Tesalonika bahwa mereka tak berharap datangnya
Kristus, Pengangkatan, atau hari Tuhan, sampai setelah pernyataan anti-Kristus akan
keilahiannya.6
Lalu, Paulus menggambarkan kedatangan Kristus dan tindakan pembasmian oleh
Kristus terhadap anti-Kristus:
Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika
aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang
menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah
ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi
sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan,
pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan diri nya, tetapi Tuhan
Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya,
kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan
akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena
6
Hal ini menolak teori bahwa perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit Zaitun hanya berlaku kepada
orang-orang percaya Yahudi yang lahir baru selama Masa Kesukaran karena semua mereka yang
dilahirkan kembali sebelum Masa Kesukaran akan siap diangkat. Tidak, Paulus berkata kepada orangorang percaya Tesalonika yang bukan Yahudi bahwa Pengangkatan dan kembalinya Kristus tidak akan
terjadi sampai setelah anti-Kristus membuat pernyataan keilahiannya, yang terjadi di pertengahan Masa
Kesukaran tujuh-tahun.
mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan
mereka. (2 Tesalonika 2:5-10).
Paulus menyatakan bahwa anti-Kristus akan dibasmi “melalui penampakan
kedatanganNya.” Jika “penampakan” itu sama dengan penampakanNya ketika
Pengangkatan yang disebutkan di sembilan ayat sebelumnya (lihat 2:1), maka antiKristus akan dibunuh di saat yang sama sehingga gerejanya berhimpun untuk bertemu
Tuhan di udara. Pembenaran kejadian itu adalah catatan Wahyu pasal 19 dan pasal 20
tentang kedatangan Kristus (lihat Wahyu 19:11-16), penghancuran anti-Kristus dan
tentaranya (lihat 19:17-21), Setan diikat (lihat 20:1-3) dan “kebangkitan pertama” (lihat
20:4-6), di mana orang-orang percaya yang mati sahid selama Masa Kesukaran tujuhtahun kembali bangkit. Jika itu adalah kebangkitan pertama dalam arti bahwa itulah
kebangkitan pertama secara umum bagi orang-orang percaya, maka sedikit diragukan
bahwa Pengangkatan dan kedatangan Kristus dengan penuh kegeraman terjadi bersamaan
dengan penghancuran anti-Kristus, seperti jelas dinyatakan Alkitab kepada kita bahwa
semua orang yang sudah mati dalam Kristus akan dibangkitkan dalam bentuk tubuh
mereka ketika Pengangkatan (lihat 1 Tesalonika 4:15-17).7
Bersiap-Siap (Being Ready)
Kita kembali sekali lagi kepada Khotbah di Bukit Zaitun.
“Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila rantingrantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah
dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa
waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya ini terjadi.8
7
8
Sebagian orang berkata bahwa kebangkitan yang dibicarakan dalam Wahyu 20:4-6 sebenarnya adalah
bagian kedua dari kebangkitan pertama, kebangkitan yang terjadi selama masa kembalinya yang
pertama Kristus pada saat Pengangkatan. Apa jaminannya dengan penafsiran ini? Jika kebangkitan
dalam Wahyu 20:4-6 adalah kebangkitan kedua, mengapa hal itu tidak disebut “kebangkitan kedua”?
Walaupun mereka yang mendengar Yesus pada hari itu menganggap bahwa angkatan mereka akan
menjadi angkatan yang akan menyaksikan terjadinya hal-hal itu, kita tahu mereka bukanlah angkatan
yang akan menyaksikannya. Jadi, kita harus tafsirkan perkataan Yesus dalam Patius 24:34 dengan arti
bahwa semua hal akan terjadi dalam satu angkatan, atau mungkin ras (terkadang kata angkatan
diterjemahkan) orang-orang Kristen (atau orang-orang Yahudi) tidak akan berlalu sampai semua hal itu
terjadi.
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu. (Matius
24:32-35).
Yesus tidak ingin murid-muridNya kedapatan tidak berjaga-jaga, hal yang menjadi
pokok bahasan dalam Khotbah di Bukit Zaitun. Mereka akan tahu bahwa Ia “sudah ada di
depan pintu” ketika mereka mulai “melihat semua hal itu” —Masa Kesukaran di seluruh
dunia, kemurtadan, bangkitnya banyak nabi dan Kristus palsu, pernyataan keilahian oleh
anti-Kristus, dan bahkan yang lebih dekat kepada saat kedatanganNya, matahari dan
bulan menjadi gelap yang diiringi dengan jatuhnya bintang-bintang.
Tetapi, segera setelah berkata pada mereka tentang tanda-tanda yang akan mendahului
kedatanganNya sebelum beberapa tahun, bulan atau hari, Ia lalu berkata kepada mereka
bahwa saat yang persis kedatanganNya akan tetap menjadi misteri:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di
sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." (Matius 24:36).
Betapa sering ayat ini dikutip keluar dari konteksnya! Ayat itu selalu dikutip untuk
mendukung konsep bahwa kita tak punya ide kapan Yesus akan kembali, karena Ia dapat
datang kapan saja dan mengangkat gereja. Namun di dalam konteksnya, hal itu bukanlah
maksud Yesus. Ia berupaya meyakinkan murid-muridNya agar bersiap-sipa menanti
kedatanganNya dengan mengatakan banyak tanda yang akan terjadi sebelum Ia datang.
Kini Ia berkata kepada mereka bahwa hari dan jam yang tepat tak akan diungkapkan pada
mereka. Lagipula, dalam perikop ini, Yesus jelas tidak mengaitkan kepada
kedatanganNya yang pertama sebelum dimulainya Masa Kesukaran tujuh-tahun, ketika
gereja diduga akan diangkat secara diam-diam, tetapi kedatanganNya pada atau
mendekati berakhirnya Masa Kesukaran. Sejujurnya, dengan melihat konteks, hal itu tak
dapat diperdebatkan lagi.
Kedatangan Yesus – Benar-benar Mengejutkan? (His Return—A Complete
Surprise?)
Argumen yang sering dipakai untuk menentang ide Pengangkatan yang terjadi saat
mendekati atau saat berakhirnya Masa Kesukaran adalah bahwa kedatanganNya tidak
akan mengejutkan karena Yesus (diduga) mengatakan hal itu akan terjadi, karena
kedatanganNya diantisipasi oleh kejadian-kejadian di Masa Kesukaran. Kata mereka,
pasti terjadi Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran, jika tidak orang-orang percaya tak
akan perlu siap-siap dan tetap terjaga sesuai kata Alkitab kepada mereka, dengan
mengetahui bahwa kejadian itu bisa saja tujuh tahun atau lebih sebelum Yesus datang
kembali.
Tetapi, fakta yang bertentangan dengan pendapat itu adalah pokok keseluruhan dari
Khotbah di Bukit Zaitun yang menjamin agar murid-muridNya bersiap-siap bagi
kedatanganNya pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran, dan Ia mengungkapan
kepada mereka banyak tanda yang akan mendahului kedatanganNya. Mengapa Khotbah
di Bukit Zaitun dijelaskan dengan banyak peringatan untuk bersiap-siap dan tetap
berjaga-jaga bahkan ketika Yesus tahu bahwa kedatanganNya sedikitnya tinggal
beberapa tahun sejak saat Ia mengucapkan kata-kata itu? Tampaknya Yesus percaya
bahwa orang-orang Kristen perlu bersiap-siap dan tetap berjaga-jaga meskipun
kedatanganNya masih beberapa tahun lagi. Dalam suratan-suratan mereka, para rasul
memperingatkan orang-orang percaya untuk bersiap dan tetap berjaga untuk menanti
kedatanganNya; mereka meneladani Yesus Sendiri.
Lagipula, sejumlah orang percaya bahwa hanya Pengangkatan sebelum Masa
Kesukaran yang membenarkan perlunya peringatan untuk bersiap-siap; namun orangorang itu menemui masalah lain. Menurut mereka, kedatangan pertama Kristus
mendahului berakhirnya Masa Kesukaran selama tujuh tahun. Sehingga kedatangan
pertama Yesus tidak terjadi kapan saja —hal itu harus terjadi tepat tujuh tahun sebelum
berakhirnya Masa Kesukaran. Jadi ternyata, kita tak perlu berharap Yesus akan datang
kembali sampai kejadian-kejadian dunia sudah dekat untuk memulai tujuh tahun Masa
Kesukaran, kejadian-kejadian itu sudah diantisipasi dan dipastikan.
Sebagian orang yang percaya Pengangkatan sebelum Masa Kesukaranakan berkata,
bila mereka jujur, bahwa mereka tahu Yesus tidak akan kembali hari ini atau besok
karena situasi politik dunia. Masih ada kejadian-kejadian nubuatan yang harus dipenuhi
sebelum dimulai tujuh tahun Masa Kesukaran. Misalnya, seperti kita pelajari dari kitab
Daniel, anti-Kristus akan membuat perjanjian dengan Israel selama tujuh tahun, dan yang
akan menandai awal Masa Kesukaran. Jadi, jika Pengangkatan terjadi tujuh tahun
sebelum akhir Masa Kesukaran, maka Pengangkatan itu pasti terjadi ketika anti-Kristus
membuat perjanjian tujuh-tahun dengan Israel. Sampai ada sesuatu mengenai prospek
politik yang memungkinkan terjadinya skenario itu, maka ahli-ahli teori Pengangkatan
sebelum Masa Kesukaran tak perlu mengharapkan kedatangan Yesus.
Lagipula, bagi para pendukung ide Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran yang
percaya bahwa Yesus akan kembali pada akhir Masa Kesukaran, itu berarti hari persis
kedatangan Yesus yang kedua kali. Ketika terjadi Pengangkatan, perkataan Yesus yang
hanya diketahui oleh Bapa, dapat dihitung dengan menambah tujuh tahun ke depan.
Lagi-lagi, dari penegasan Yesus, Ia jelas tidak ingin kedatanganNya menjadi benarbenar suatu kejutan. Nyatanya, Ia inginkan kedatanganNya diantisipasi melalui kejadiankejadian tertentu pada Masa Kesukaran. Secara sederhana, Yesus tak ingin muridmuridNya kedapatan tidak berjaga-jaga, seperti orang-orang dunia. Ia melanjutkan
KhotbahNya di Bukit Zaitun:
"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air
bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh
masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu
datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang
seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang
perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang
lain akan ditinggalkan9. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada
hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu
mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan
tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap
sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Matius
24:37-44)
Jelas, Yesus peduli kepada murid-muridNya agar mereka siap menanti
kedatanganNya. Kenyataannya, itulah alasan utama bagi segala sesuatu yang Ia katakan
sebelum dan setelah ucapan dalam Khotbah di Bukit Zaitun. Banyak peringatanNya
9
Tidak akan timbul perbedaan apapun jika orang yang mengalami penghukuman dalam contoh-contoh itu
adalah orang yang yang dibawa atau orang yang ditinggalkan, seperti sering diperdebatkan. Masalahnya
adalah bahwa sebagian orang akan siap menyambut kedatangan Kristus dan sebagian tidak akan siap.
Kesiapan mereka akan menentukan kehidupan kekal mereka.
untuk mereka agar selalu bersiap dan berjaga tidak mengindikasikan bahwa
kedatanganNya akan berupa kejutan yang mendadak, namun indikasi betapa sulitnya
nanti saat berada dalam masa-masa sulit agar tetap bersiap-siap dan berjaga-jaga. Jadi,
orang-orang yang berharap Pengangkatan sebelum Masa Kesukaran pada suatu waktu
bisa saja tidak siap untuk hal yang mungkin mereka hadapi, dan menganggap mereka
lebih siap dibandingkan orang-orang Kristen lain. Jika mereka berharap tidak akan ada
Masa Kesukaran dan ternyata mereka sendiri mengalami penganiayaan di seluruh dunia
di bawah penguasaan anti-Kristus, cobaan untuk murtad bisa saja menguasai diri mereka.
Lebih baik siap-siap, karena hal-hal yang diajarkan dalam ayat-ayat Alkitab akan terjadi.
Dan, jika anda bertanya kepada Petrus, Yakobus atau Yohanes ketika mereka ingin
melihat kedatangan Yesus, pasti mereka berkata tentang semua tanda yang akan terjadi
sebelum kedatanganNya, seperti yang Yesus katakan. Mereka tidak berharap melihatNya
sebelum Masa Kesukaran atau bangkitnya anti-Kristus.
Pencuri di Malam Hari (A Thief in the Night)
Perhatikan, bahkan analogi dari Yesus tentang “pencuri di malam hari” terkandung di
dalam konteks banyaknya tanda pengungkapan olehNya yang olehnya murid-muridNya
jangan sampai kedapatan tidak berjaga-jaga sebelum kedatanganNya. Sehingga analogi
“pencuri di malam hari” tak dapat tepat digunakan untuk membuktikan bahwa tak
seorangpun mau memiliki ide apapun tentang kapan Yesus akan kembali.
Paulus dan Petrus memakai analogi dari Yesus tentang “pencuri di malam hari” ketika
mereka menuliskan tentang “hari Tuhan” (lihat 1 Tesalonika 5:2-4, 2 Petrus 3:10).
Keduanya yakin bahwa analogi itu berlaku pada kedatangan Yesus dalam amarahNya
pada atau mendekati berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun. Tetapi, yang menarik,
Paulus berkata kepada pembacanya, “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri” (1
Tesalonika 5:4). Paulus dengan tepat menafsirkan analogi Yesus, yang tahu bahwa orangorang yang tahu tanda-tanda dan taat mengikutiNya yang tidak di dalam kegelapan,
sehingga kedatangan Kristus sama sekali tak akan tiba-tiba mengejutkan mereka. Bagi
mereka, Yesus tidak akan datang bagaikan pencuri di malam hari. Mereka yang dalam
kegelapan akan terkejut, sesuai yang Yesus ajarkan. (lihat juga frase “pencuri di malam
hari” oleh Yesus dalam Wahyu 3:3 dan dalam 16:15, di mana Ia memakainya sebagai
acuan kepada kedatanganNya dalam perang Armagedon).
Dengan dasar itu pada Khotbah di Bukit Zaitun, Yesus sering ingatkan muridmuridNya untuk siap menantikan kedatanganNya. Di saat yang sama, Ia juga berkata
kepada orang-orang bagaimana cara bersiap-siap, karena Ia mengulangi beberapa
perumpamaan tentang hamba yang tidak setia, tentang sepuluh gadis, dan tentang talenta,
lalu menubuatkan penghakiman kawanan domba dan kawanan kambing (semuanya layak
dibaca). Di tiap perumpamaan, Ia ingatkan bahwa neraka menunggu orang-orang yang
tak siap menanti kedatanganNya (lihat Matius 24:50-51;25:30, 41-46). Cara melakukan
persiapan adalah kita didapati melakukan kehendak Tuhan ketika Ia kembali.10
Keberatan Lainnya (Another Objection)
Sebagian orang keberatan kepada saat Pengangkatan yang mendekati atau ketika
berakhirnya Masa Kesukaran dengan dasar bahwa menurut Alkitab, orang benar tak
pernah dihukum bersama orang tidak benar, yang dibuktikan dengan contoh seperti Nuh,
Lot, dan bangsa Israel di Mesir.
Memang, kita punya alasan untuk meyakini bahwa orang-orang benar tidak akan
menanggung amarah dari Allah selama Masa Kesukaran tujuh-tahun, karena hal itu
bertentangan dengan berbagai preseden dan janji dalam Alkitab (lihat, misalnya, 1
Tesalonika 1:9-10; 5:8).
Tetapi, Yesus menubuatkan tentang Masa Kesukaran besar selama mana orang-orang
benar akan menderita. Orang-orang tidak benar, bukan Allah, akan mengendalikan hal
itu. Orang-orang Kristen tidak terbebas dari penganiayaan —mereka akan mengalami
penganiayaan. Selama Masa Kesukaran tujuh-tahun, banyak orang percaya akan
meninggalkan kehidupannya (lihat Matius 24:9; Wahyu 6:9-11; 13:15; 16:5-6; 17:6;
18:24; 19:2). Banyak orang akan dipenggal kepalanya (lihat Wahyu 20:4).
Jadi, jika setiap orang percaya di suatu bangsa mati sahid, tiada hal yang akan
mencegah murka Allah agar tidak mengena setiap orang di seantero bangsa itu. Dan
10
Jelaslah, bagi Yesus untuk mengingatkan murid-muridNya yang terdekat akan ketidaksiapan mereka
pada saat kedatanganNya, ada kemungkinan mereka tidak siap. Jika Ia mengingatkan mereka akan
hukuman kekal karena tidak berjaga-jaga karena berbuat dosa, maka mereka mungkin mengabaikan
keselamatan mereka oleh karena dosa. Hal itu berbicara kepada kita akan pentingnya kesucian, dan
kebodohan mereka yang berkata bahwa adalah mustahil orang-orang percaya untuk mengabaikan
keselamatan mereka.
tentunya, jika ada orang-orang percaya di dalam suatu bangsa, Allah sanggup melindungi
mereka dari penghakimanNya ketika mereka jatuh kepada orang-orang jahat. Selama
penghakimanNya terhadap Mesir di zaman Musa, Ia membuktikannya. Allah tidak akan
membiarkan anjing menggonggong orang Israel, selagi penghakiman demi penghakiman
menimpa orang-orang Mesir (lihat Keluaran 11:7). Demikian juga, kita baca dalam kitab
Wahyu tentang belalang-belalang penyengat yang akan muncul untuk menyiksa orangorang jahat di bumi selama lima bulan, tetapi mereka secara khusus tidak diizinkan untuk
menyiksa 144.000 hamba orang Yahudi yang akan dimeterai dengan tanda khusus pada
dahi mereka (lihat Wahyu 9:1-11).
Pengangkatan dalam Kitab Wahyu (The Rapture in Revelation)
Dalam kitab Wahyu, kita tidak temui tentang Pengangkatan gereja, dan juga tak ada
pemunculan lain dari Kristus kecuali dalam Wahyu 19, ketika Ia datang membunuh antiKristus dan tentaranya pada pertempuran di Harmagedon. Kejadian Pengangkatan bahkan
tidak disebutkan. Tetapi disebutkan tentang kebangkitan orang-orang yang mati sahid
pada Masa Kesukaran yang terjadi pada periode yang sama (lihat 20:4). Karena Paulus
menulis bahwa orang yang mati dalam Kristus akan bangkit ketika Kristus datang, waktu
yang sama ketika gereja juga akan diangkat, maka ayat itu, juga ayat-ayat lain dalam
Alkitab yang sudah kita bahas, membuat kita percaya bahwa Pengangkatan tak akan
terjadi sampai berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun, yang disebutkan dalam Wahyu
19 dan 20.
Namun ada pandangan lain.
Sebagian orang mendapati Pengangkatan dalam Wahyu 6 dan 7. Dalam Wahyu 6:1213, kita baca tentang matahari yang menjadi “hitam bagaikan karung rambut” dan
bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi, dua tanda yang Yesus katakan akan
segera mendahului pemunculanNya dan menghimpun orang-orang pilihanNya (lihat
Matius 24:29-31). Sejenak kemudian pada pasal 7, orang banyak di sorga dari setiap
bangsa, suku dan bahasa yang “keluar dari kesusahan yang besar” (7:14). Mereka tidak
disebut sebagai orang-orang yang mati sahid seperti halnya kelompok lain pada satu bab
sebelumnya (lihat 6:9-11), yang membuat kita berspekulasi bahwa mereka terangkat
bukannya mati sahid —orang-orang percaya yang diselamatkan dari Masa Kesukaran
besar.
Tentu kita dapat berasumsi bahwa Pengangkatan akan terjadi segera setelah kejadiankejadian alam semesta yang digambarkan dalam Wahyu 6:12-13, hanya oleh karena
perkataan Yesus dalam Matius 24:29-31. Tetapi, kita tak mendapat kesimpulan tentang
kapan kejadian-kejadian alam semesta dalam Wahyu 6:12-13 akan benar-benar terjadi
selama tujuh tahun Masa Kesukaran. Jika peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam
Wahyu 6:1-13 terjadi secara berangkai, dan jika Pengangkatan terjadi setelah Wahyu
6:13, kita percaya bahwa Pengangkatan tidak akan terjadi sampai setelah munculnya antiKristus (lihat 6:1-2), perang di seluruh dunia (lihat 6:3-4), kelaparan (lihat 6:5-6),
kematian seperempat penduduk bumi akibat perang, kelaparan, penyakit dan binatangbintang liar (lihat Wahyu 6:7-8), dan banyak orang yang mati sahid (lihat Wahyu 6:9-11).
Tentu, semua gambaran kejadian itu bisa terjadi sebelum berakhir Masa Kesukaran tujuhtahun, tetapi semua kejadian itu dapat juga menggambarkan seluruh masa tujuh-tahun,
sehingga Pengangkatan terjadi pada saat terakhir.
Faktanya, ide Pengangkatan terjadi sebelum berakhirnya tujuh tahun di mana Kitab
Wahyu menggambarkan dua rangkaian tujuh penghakiman setelah Wahyu 8:
“penghakiman melalui sangkakala” dan “penghakiman melalui cawan.” Rangkaian kedua
dikatakan mengakhiri murka Allah (lihat 15:1). Tetapi, sebelum cawan-cawan murka
Allah dimulai, Yohanes melihat “sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi
lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya
dan bilangan namanya.” (15:2). Orang-orang kudus itu mungkin saja sudah terangkat. Di
lain pihak, mereka mungkin sudah mati sahid. Alkitab tidak menyatakan mana yang
terjadi. Kita tidak tahu juga jika Wahyu 15:2 menunjukkan hubungan kronologis pada
kejadian-kejadian yang digambarkan di sekitar ayat itu.
Ada fakta lain dalam Kitab Wahyu yang menekankan ide Pengangkatan yang terjadi
sebelum berakhirnya tujuh tahun. Faktanya: Pada kejadian “penghakiman melalui
sangkakala” kelima dalam Wahyu 9:1-12, kita tahu belalang-belalang penyengat yang
akan menyengat hanya orang-orang yang “tidak memiliki meterai Allah di dahi mereka”
(9:4). Orang-orang yang akan memiliki meterai itu adalah 144.000 orang keturunan Israel
(lihat Rev. 7:3-8). Jadi, tampaknya semua orang percaya lain harus terangkat sebelum
penghakiman sangkakala kelima; jika tidak mereka tidak akan dibebaskan dari kekuatan
belalang-belalang penyengat. Tambahan pula, karena belalang-belalang itu akan melukai
orang-orang selama lima bulan (9:5,10), menurut anggapan, Pengangkatan pasti terjadi
paling kurang lima bulan sebelum berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun.
Sudah tentu, ada cara-cara di sekitar logika itu. Mungkin ada orang-orang lain yang
dimeterai dan hanya disebutkan dalam intisari kitab Wahyu. Bagaimanapun juga, jika
terbukti Pengangkatan terjadi sebelum penghakiman sangkakala kelima, hal itu juga
menunjukkan akan ada sekelompok orang percaya yang tidak akan terangkat sebelum
keluarnya belalang-belalang penyengat, yakni 144.000 orang keturunan Israel yang
ditandai khusus. Namun mereka akan bersyukur terlindung dari murka Allah seperti
termanifestasi oleh belalang-belalang penyengat itu.
Kesimpulannya? Saya simpulkan bahwa Pengangkatan terjadi pada saat mendekati
atau ketika berakhirnya Masa Kesukaran tujuh-tahun. Orang-orang percaya tak perlu
takut penderitaan murka Allah, tetapi mereka harus siap menghadapi penganiayaan berat
dan mungkin mati sahid.
Masa Kesukaran (The Tribulation Period)
Perhatikan sejenak dengan cermat kepada pengajaran Alkitab tentang Masa Kesukaran
tujuh-tahun. Bagaimana kita sampai pada angka tujuh tahun sebagai jangka waktu Masa
Kesukaran? Selain kitab Wahyu, kita harus pelajari juga kitab Daniel sebagai kitab yang
paling banyak mengungkapkan hal-hal terkait dengan akhir zaman.
Dalam pasal 9 kitabnya, Daniel adalah seorang tawanan di Babel bersama temantemannya orang Yahudi. Selagi mempelajari kitab Yeremia, Daniel mendapati bahwa
rentang waktu penawanan bangsa Yahudi di Babilonia adalah tujuhpuluh tahun (lihat
Daniel 9:2; Yeremia 25:11-12). Dengan mengetahui masa tujuhpuluh tahun itu yang
hampir selesai, Daniel mulai berdoa, mengaku dosa-dosa bangsanya dan memohon belaskasihan. Demi menjawab doanya, malaikat Gabriel muncul kepadanya dan mengungkapkan masa depan bangsa Israel melalui Masa Kesukaran sampai Kristus datang kembali.
Nubuatan dalam Daniel 9:24-27 adalah salah satu nubuatan yang paling mengagumkan
dalam Alkitab. Saya kutip di bawah ini, bersama komentar saya di dalam kurung:
Tujuh puluh kali tujuh masa [minggu-minggu dalam satu tahun, seperti akan kita
lihat, atau total waktu 490 tahun] telah ditetapkan atas bangsamu [Israel] dan atas
kotamu yang kudus [Yerusalem], untuk melenyapkan kefasikan [mungkin puncak
dari tindakan dosa-dosa Israel —penyaliban Mesias mereka], untuk mengakhiri
dosa [mungkin mengacu pada karya penebusan Kristus di kayu salib], untuk
menghapuskan kesalahan [benar-benar mengacu pada karya penebusan Yesus di
kayu salib], untuk mendatangkan keadilan yang kekal [awal pemerintahan Yesus
dalam KerajaanNya di atas bumi], untuk menggenapkan penglihatan dan nabi
[mungkin mengacu pada berakhirnya penulisan Alkitab, atau mengacu pada
pemenuhan semua nubuatan pra-1000 tahun], dan untuk mengurapi yang maha
kudus [mungkin mengacu pada pembangunan Bait Allah seribu tahun]. Maka
ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan
dipulihkan dan dibangun kembali [titah ini dikeluarkan oleh Raja Artaxerxes pada
tahun 445 SM], sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja [Tuhan
Yesus Kristus], ada tujuh kali tujuh masa [total 69 minggu atau 483 tahun]; dan
enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan
tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan [yakni pembangunan
kembali Yerusalem, yang sebelumnya dihancurkan oleh bangsa Babilonia].
Sesudah enam puluh dua kali tujuh masa [yakni, 483 tahun setelah titah tahun 445
SM] itu, akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya
apa-apa [Yesus akan disalibkan pada tahun 32 Masehi, bila dihitung dengan
kalender Yahudi yang jumlahnya 360 hari per tahun]. Maka datanglah rakyat
[jemaat Roma] seorang raja [si anti-Kristus] memusnahkan kota dan tempat kudus
itu [mengacu kepada penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Masehi oleh Titus
dan tentara Romawi], tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan
sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah
ditetapkan. Raja itu [“raja yang akan datang”— si anti-Kristus] akan membuat
perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang [Israel] selama satu kali tujuh masa
[atau tujuh tahun —yakni Masa Kesukaran]. Pada pertengahan tujuh masa itu
[sekitar tiga setengah tahun], ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban
santapan; dan di atas sayap kekejian [saat anti-Kristus menampilkan dirinya di Bait
Allah Yahudi di Yerusalem, yang menyebut dirinya sebagai Allah; lihat 2
Tesalonika 2:1-4] akan datang yang membinasakan [Yesus akan datang kembali],
sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu
[kekalahan anti-Kristus oleh Yesus]." (Daniel 9:24-27, tambahkan penekanan).
490 Tahun Khusus (490 Special Years)
Sejak titah tahun 445 Sebelum Masehi oleh Raja Artaxerxes untuk membangun
kembali Yerusalem, Allah memberikan 490 tahun khusus bagi sejarah masa depan.
Tetapi 490 tahun itu tak berlanjut; sebaliknya, 490 tahun dibagi dalam dua segmen yakni
483 tahun dan 7 tahun. Dari alokasi waktu itu, ketika selesai 483 tahun pertama (tahun
saat Yesus disalibkan), penunjuk waktu berhenti. Daniel mungkin tak pernah bermimpi
bahwa waktu berhenti selama hampir 2000 tahun. Sekali kelak nanti, penunjuk waktu
akan berhenti lagi dan berjalan selama 7 tahun terakhir. 7 tahun terakhir itu disebut
“Masa Kesukaran” dan juga “minggu ke-70 Daniel”.
Tujuh tahun itu dibagi dalam dua periode, masing-masing tiga-setengah tahun. Pada
pertengahan periode, seperti dalam nubuatan Daniel, anti-Kristus akan memutuskan
perjanjiannya dengan Israel dan “menghentikan persembahan dan korban sajian.” Lalu ia,
seperti kata Paulus, menduduki Bait Suci Yerusalem dan menyatakan dirinya Allah.11
Itulah “kekejian yang membinasakan” yang Yesus sebutkan (lihat Matius 24:15). Itu
sebabnya orang-orang percaya di Yudea harus “melarikan diri ke pegunungan” (Matius
24:16), karena hal itu menandakan permulaan Masa Kesukaran terburuk yang pernah
dunia saksikan (lihat Matius 24:21).
Mungkin dalam visinya, Yohanes secara simbolik melihat “pelarian orang-orang
Yudea”, yang dicatat dalam Wahyu pasal 12. Jika demikian, orang-orang percaya di
Yudea akan mencari tempat khusus yang aman yang disiapkan untuk mereka di padang
gurun di mana mereka akan “diperlihara” selama tiga-setengah tahun, sisa waktu Masa
Kesukaran 7 tahun (lihat Wahyu 12:6, 13-17). Dalam visinya itu, Yohanes melihat
kemarahan Setan atas pelarian mereka, dan peperangannya dengan sebagian mereka yang
“menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” (Wahyu 12:17). Itu
sebabnya, menurut saya, lebih baik orang-orang percaya di seluruh dunia mencari tempat
aman di lokasi-lokasi terpencil ketika anti-Kristus menyatakan keilahiannya di
Yerusalem.
11
Tentu, ini menunjukkan kepada kita bahwa bait Allah di Yerusalem harus dibangun kembali, karena kini,
tidak ada bait Allah di Yerusalem (pada tahun 2005 ketika buku ini ditulis).
Wahyu Terkahir oleh Daniel (Daniel’s Last Revelation)
Perikop menarik lain dari Daniel yang belum dibahas adalah 13 ayat terakhir dari kitab
Daniel. Ayat-ayat itu berisi kata-kata ucapan seorang malaikat kepada Daniel.
Berikut ini kutipan ucapan malaikat itu, dengan komentar saya di dalam kurung:
"Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael [sang malaikat], pemimpin besar itu,
yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan
yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada
waktu itu [hal ini sama dengan kesusahan yang Yesus sebutkan dalam Matius
24:21]. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput [ini bisa saja mengacu pada
perjalanan orang-orang Yudea atau penyelamatan orang-orang percaya pada saat
Pengangkatan], yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu.
Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan
bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal [kebangkitan orang-orang benar dan orangorang jahat]. Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala,
dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang,
tetap untuk selama-lamanya [Setelah kebangkitannya, setiap orang benar akan
mendapatkan tubuh yang baru yang akan bersinar dengan kemuliaan Allah]. Tetapi
engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu
sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan
akan bertambah [Kemajuan yang mengagumkan di bidang transportasi dan
pengetahuan pada abad lalu tampak sedang memenuhi nubuatan ]."
Kemudian aku, Daniel, melihat, maka tampaklah berdiri dua orang lain, seorang di
tepi sungai sebelah sini dan yang lain di tepi sungai yang sebelah sana. Dan yang
seorang bertanya kepada yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air
sungai itu: "Bilakah hal-hal yang ajaib ini akan berakhir?" Lalu kudengar orang
yang berpakaian kain lenan, yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi
Dia yang hidup kekal, sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke
langit: "Satu masa dan dua masa dan setengah masa [tiga setengah tahun menurut
pewahyuan dengan pemberian kode dalam Wahyu 12:6 dan 12:14]; dan setelah
berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus itu, maka segala hal ini akan digenapi
[Seperti dalam Daniel 7:25 bahwa orang-orang kudus akan diserahkan ke tangan
anti-Kristus, tampak jelas, inilah masa akhir tiga setengah tahun dari 7 tahun Masa
Kesukaran. Akhir dari semua peristiwa yang disebutkan oleh malaikat akan terjadi
ketika “kuasa orang-orang kudus” “dihancurkan”]!" Adapun aku, memang
kudengar hal itu, tetapi tidak memahaminya, lalu kutanya: "Tuanku, apakah akhir
segala hal ini?" Tetapi ia menjawab: "Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan
tinggal tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. Banyak orang akan
disucikan dan dimurnikan dan diuji, tetapi orang-orang fasik akan berlaku fasik;
tidak seorangpun dari orang fasik itu akan memahaminya, tetapi orang-orang
bijaksana akan memahaminya. Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan
dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan
puluh hari [Ini tak boleh ditafsirankan sebagai waktu antara dua kejadian tersebut,
karena keduanya terjadi pada pertengahan 7 tahun. Sebaliknya, kita tafsirkan bahwa
sejak kedua peristiwa itu terjadi, akan ada 1290 hari sampai sesuatu yang sangat
signifikan akhirnya terjadi. 1290 hari adalah 30 hari lebih dari 3½ untuk setahun
yang setahunnya ada 360 hari, periode waktu yang berulangkali disebutkan dalam
kitab nubuatan Daniel dan Wahyu. Spekulasi adalah mengapa kelebihan 30 hari ini
ditambahkan. Untuk menambah misteri tersebut, malaikat lalu berkata kepada
Daniel:] Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai seribu tiga
ratus tiga puluh lima hari [Jadi kita punya 45 hari lain misteri]. Tetapi engkau,
pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit
[Kebangkitan kembali yang dijanjikan kepada Daniel] untuk mendapat bagianmu
pada kesudahan zaman." (Daniel 12:1-13)
Jelaslah, satu hal yang sangat mengherankan akan terjadi pada akhir dari 75 hari
ekstra! Kita tunggu dan lihat.
Dari bacaan pasal-pasal akhir dari kitab Wahyu, kita tahu ada banyak kejadian yang
tampak segera terjadi setelah kedatangan Kristus, sebagai Perjamuan Kawin Anak
Domba, tentang ucapan seorang malaikat kepada Yohanes, “Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." (Wahyu 19:9). Mungkin inilah berkat yang
sama yang disebutkan oleh malaikat kepada Daniel. Jika demikian, Perjamuan Kawin itu
akan terjadi sekitar 2½ bulan setelah Yesus kembali.
Mungkin 75 hari itu digenapi dengan hal-hal lain yang kita tahu akan terjadi sesuai
yang tertulis dalam pasal-pasal akhir kitab Wahyu, seperti pembuangan anti-Kristus dan
nabi palsu ke lautan api, Setan dibelenggu, dan pembentukan pemerintahan kerajaan
Kristus di seluruh dunia (lihat Wahyu 19:20 – 20:4).
Seribu Tahun atau Milenium (The Millennium)
Seribu Tahun atau Milenium adalah istilah yang mengacu pada saat Yesus Sendiri
akan memerintah seluruh bumi selama seribu tahun (lihat Wahyu 20:3, 5, 7), yang terjadi
setelah Masa Kesukaran tujuh-tahun. Hampir tiga-ribu tahun lalu, Yesaya meramalkan
pemerintahan Kristus di atas bumi:
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: …..
Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di
atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan
mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selamalamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini. (Yesaya
9:5-6, tambahkan penekanan).
Demikian juga, malaikat Gabriel menyampaikan kepada Maria bahwa Anaknya akan
memerintah sebuah Kerajaan yang kekal:
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih
karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia
akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan
Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan
menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan
KerajaanNya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:30-33, tambahkan penekanan).12
12
Perikop Alkitab ini menggambarkan betapa mudahnya membuat asumsi keliru tentang penetapan waktu
kejadian-kejadian profetik dengan menyalah-artikan perkataan Alkitab yang sebenarnya. Maria bisa saja
dengan mudah dan logis berasumsi bahwa Anaknya yang istimewa akan memerintah di atas tahta Daud
selama beberapa dekade. Gabriel berkata kepadanya bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki
yang akan memerintah rumah Yakub, yang membuat seolah-olah kelahiran dan pemerintahan Yesus
akan menjadi dua kejadian yang tak berkaitan. Maria tak pernah membayangkan akan ada 2, 000 tahun
Selama seribu tahun, Yesus sendiri memerintah Gunung Sion di Yerusalem, yang akan
ditinggikan melewati ketinggian tempatnya sekarang. PemerintahanNya diliputi dengan
keadilan sempurna bagi seluruh bangsa, dan seluruh bumi akan mengalami kedamaian:
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan
berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi
serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya
Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem." Ia
akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak
suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak
dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi
mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
(Yesaya 2:2-4).
Zakharia meramalkan hal yang sama:
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Aku berusaha untuk Sion dengan
kegiatan yang besar dan dengan kehangatan amarah yang besar. Beginilah firman
TUHAN: Aku akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem.
Yerusalem akan disebut Kota Setia, dan gunung TUHAN semesta alam akan
disebut Gunung Kudus...... Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Masih akan
datang lagi bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota. Dan penduduk kota yang
satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain, mengatakan: Marilah kita pergi
untuk melunakkan hati TUHAN dan mencari TUHAN semesta alam! Kamipun
akan pergi! Jadi banyak bangsa dan suku-suku bangsa yang kuat akan datang
mencari TUHAN semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati TUHAN."
Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Pada waktu itu sepuluh orang dari
berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang
Yahudi dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar,
bahwa Allah menyertai kamu!" (Zakharia 8:2-3, 20-23).
antara kedua kejadian itu. Kita juga harus hati-hati membuat asumsi yang serupa saat kita mencoba
menafsirkan ayat nubuatan.
Alkitab mengajarkan bahwa orang-orang percaya akan mengatur dan memerintah
bersama dengan Kristus selama seribu tahun. Tingkat tanggung-jawab mereka dalam
kerajaanNya didasarkan pada kesetiaan mereka sekarang (lihat Daniel 7:27; Lukas 19:1227; 1 Korintus 6:1-3; Wahyu 2:26-27; 5:9-10; dan 22:3-5).
Kita akan diberi tubuh kebangkitan, tetapi ada orang-orang biasa yang hidup dalam
tubuh yang dapat binasa akan menghuni bumi saat itu. Juga, umur panjang dari orangorang terdahulu akan dipulihkan, dan kebuasan hewan-hewan buas akan hilang:
Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di
dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak. Di
situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang
tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih
akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan
dianggap kena kutuk… Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan
rumput, singa akan makan jerami seperti lembu dan ular akan hidup dari debu.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di segenap gunung-Ku
yang kudus," firman TUHAN. (Yesaya 65:19-20, 25; lihat juga Yesaya 11:6-9).
Di dalam Alkitab, terutama Perjanjian Lama, ada banyak acuan terhadap masa seribu
tahun di masa depan. Untuk penyelidikan lebih lanjut, lihat Yesaya 11:6-16; 25:1-12;
35:1-10; Yeremia 23:1-5; Yoel 2:30-3:21; Amos 9:11-15; Mic. 4:1-7; Zefanya 3:14-20;
Zakharia 14:9-21; dan Wahyu 20:1-6.
Banyak mazmur juga berlaku secara profetik kepada masa seribu tahun. Misalnya,
bacalah perikop Mazmur 48:
Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! GunungNya yang kudus,
yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu,
jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan
diriNya sebagai benteng. Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersamasama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang,
terkejut, lalu lari kebingungan. Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka
kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan. (Mazmur 48:2-7, tambahkan
penekanan).
Ketika Yesus membentuk pemerintahanNya di Yerusalem pada awal seribu tahun,
tampaknya banyak penguasa di bumi yang masih hidup pada Masa Kesukaran akan
mendengar berita pemerintahan Yesus dan akan pergi melihat sendiri! Mereka akan
terkejut oleh apa yang mereka lihat.13
Untuk Mazmur lain yang mengacu pada pemerintahan Kristus selama seribu tahun,
lihat Mazmur 2:1-12; 24:1-10; 47:1-9; 66:1-7; 68:15-17; 99:1-9; dan 100:1-5.
Keadaan Kekal (The Eternal State)
Berakhirnya Seribu Tahun menandai dimulainya “Keadaan Kekal” sesuai sebutan para
sarjana Alkitab, yang dimulai dengan langit baru dan bumi baru. Yesus akan
mengembalikan segala sesuatu kepada Sang Bapa, menurut 1 Korintus 15:24-28:
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia [Yesus] menyerahkan Kerajaan
kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan
kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah
meletidak akan semua musuhNya di bawah kakiNya [Mazmur 8:6]. Musuh yang
terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkanNya
di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah
ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia [sang Bapa] sendiri yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalam nya.
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri
sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia [sang Bapa], yang telah
menaklukkan segala sesuatu di bawahNya, supaya Allah menjadi semua di dalam
semua.
Setan, yang telah dirantai selama seribu tahun, akan dibebaskan ketika seribu tahun
berakhir. Setan akan menipu mereka yang di dalam hati memberontak kepada Yesus
tetapi yang pura-pura taat kepadaNya (lihat Mazmur 66:3).
Allah akan izinkan Setan menipu mereka demi mengungkapkan kondisi hati mereka
yang sebenarnya sehingga mereka dapat diadili dengan benar. Oleh tipuan Setan, mereka
akan berkumpul bersama untuk menyerang kota suci, Yerusalem, demi menghancurkan
13
Dengan memperhatikan ayat-ayat lain dalam Alkitab, tampaknya masa seribu tahun akan dimulai, tidak
hanya dengan orang-orang percaya yang menghuni bumi , tetapi juga dengan orang-orang tidak percaya
(lihat Yesaya2:1-5; 60:1-5; Daniel 7:13-14).
pemerintahan Yesus. Peperangan tidak akan berlangsung lama karena api akan turun dari
langit untuk menghanguskan bangsa-bangsa di sekitarnya, dan Setan akan dilemparkan
selamanya ke dalam lautan api dan belerang (lihat Wahyu 20:7-10).
Mazmur pasal 2 menubuatkan berkumpulnya orang-orang untuk berperang nanti:
Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara
yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersamasama melawan TUHAN dan yang diurapiNya [Kristus]: "Marilah kita memutuskan
belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" Dia,
yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. Maka
berkatalah Ia kepada mereka dalam murkaNya dan mengejutkan mereka dalam
kehangatan amarah-Nya:"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku
yang kudus!" [Yesus kini berbicara] Aku mau menceritakan tentang ketetapan
TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu
menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan
meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar
tukang periuk." Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah
pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan
ciumlah kakiNya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di
jalan, sebab mudah sekali murkaNya menyala. Berbahagialah semua orang yang
berlindung pada-Nya!
Penghakiman Terakhir (A Final Judgment)
Peristiwa yang mendahului Keadaan Kekal adalah penghakiman terakhir. Semua orang
tidak benar dari segala usia akan dibangkitkan kembali untuk berdiri di hadapan Tahta
Allah dan diadili menurut perbuatan mereka (lihat Wahyu 20:5, 11-15). Setiap orang
yang kini berada di Hades akan dihakimi di hadapan “Tahta Putih Agung Penghakiman”,
dan kemudian dilempar ke dalam Gehenna, lautan api. Ini disebut “kematian kedua”
(Wahyu 20:14).
Keadaan Kekal dimulai dengan berlalunya langit dan bumi lama, sehingga
menggenapi janji dua-ribu tahun dari Yesus: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi
perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Matius 24:35).
Kemudian Allah menciptakan bumi baru dan surga baru sesuai nubuatan Petrus dalam
suratnya yang kedua:
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan
gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan
bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu
ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu
kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu
langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang
baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, saudara-saudaraku yang ke kasih,
sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak
bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian denganNya. (2 Petrus
3:10-14; lihat juga Yesaya 65:17-18).
Akhirnya, Yerusalem Baru akan turun dari langit ke bumi (lihat Wahyu 21:1-2).
Pikiran kita hampir tak dapat memahami kemuliaan kota itu, yang luasnya mencakup
setengah wilayah Amerika Serikat (lihat Wahyu 21:16), atau keajaiban-keajaiban di masa
yang kekal. Kita akan hidup dalam masyarakat yang sempurna selamanya, di bawah
pemerintahan Allah, bagi kemuliaan Yesus Kristus!
Download