pinggiran rawa, dan di kawasan perkotaan pada taman

advertisement
Paedorus
Dirangkum by
KTUT SUHARTO
POPT-PHP UPTPTPH
JAWA TIMUR
dr. Ponconugroho B
24/07/2017
3
 Merupakan spesies Nairobi fly (sejenis kumbang), dan
apapun nama-nama yang diberikan, seperti Kumbang
Rove, Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie yang
terpenting ia adalah serangga yang mempunyai :
Klasifikasi
Kingdom :
Phylum
:
Kelas
:
Ordo
:
Family
:
Subfamily :
Genus
:
Spesies
:
Contoh
:
Animalia
Arthropoda
Insecta
Coleoptera
Staphylinidae
Paederinae
Paedorus
Paedorus sp sp. (species)
P littoralis, P fuscipes, P tamulus,
P sabaeus, dll (ada 12 subspecies)
bioekologi
 Serangga dewasa dengan ukuran 7-10 mm.
 Tubuh memanjang, pipih dan berbulu halus dan terbagi





menjadi 3 bagian : Caput (kepala), Thorax (dada), dan
abdomen (perut) yang ujungnya meruncing.
Warna tubuh orange kemerahan dan hitam
Berkaki 3 pasang dengan jumlah ruas kaki depan, tengah dan
belakang masing-masing 5 ruas dan tidak bercakar.
Terdapat 2 pasang sayap yang tidak menutupi seluruh
abdomen, hanya menutupi ruas abdomen ke 1 sampai dengan
ke 3 (elitera)
Sayap depan mengeras berfungsi sebagai perisai, sedangkan
sayap kedua membranus digunakan untuk terbang.
Tipe mulut menggigit mengunyah, tetapi tidak mengigit
ataupun menyengat pada manusia;
lanjutan
 Jika terganggu akan menaikkan bagian ujung abdomen





seperti kalajengking dan dapat mengeluarkan racun paederin
Tergolong serangga aktif malam hari (noctunal), yang sangat
gemar mendekati Sumber Cahaya antara jam 18.00 – 20.00
Dapat terbang walau sekedarnya (vertikal) dan dapat
berenang di air.
Umumnya serangga ini terdapat pada pertanaman padi dan
jagung.
Imago umumnya memangsa telur dan ngengat dari
penggerek padi, tetapi umumnya memangsa Cicadelidae
(golongan wereng).
Imago terkadang memasuki pemukiman penduduk dalam
jumlah yang besar dan dapat menyebabkan iritasi kulit pada
penghuninya (Sumber : Kalshoven, 1981)
Daur hidup (Menurut FAO (1994)
 Rentang hidup kumbang Paedorus berkisar antara 90-114 hari.
 Serangga betina mampu bertahan hidup selama 113,8 hari
sedangkan serangga jantan selama 109,2 hari. Kemampuan betina
bertelur 106 butir per betina. Masa inkubasi telur 4 hari. Presentase
penetasan 90,2 %. Presentase menjadi dewasa 77,6 %.
 Stadia telur sampai imago selama18 hari, dengan tahapan sebagai
berikut :
 Telur diletakkan secara tunggal, di habitat lembab, stadium telur 4
hari
 Larva melewati dua instar sebelum pupation, larva 9,2 hari, larva
dan dewasa berperan sebagai predator,
 Prepupa 1 hari
 Pupa 3,8 hari
 Imago 72-96 hari
 Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir bulan musim hujan
(bulan Maret dan April) dan kemudian dengan cepat berkurang
dengan timbulnya cuaca kering pada bulan-bulan berikutnya.
Sebaran
Terdapat di seluruh dunia, terutama di wilayah tropis,
mulai dai Afrika, Amerika dan Asia termasuk Indonesia dan
Asia Tenggara. Bagi yang tinggal di wilayah pedesaan atau
dekat dengan hutan, tentu sudah tidak asing lagi dengan
serangga tersebut.
Habitat
Kumbang Paedorus menyukai tempat yang lembab dan
pada umumnya hidup di daerah persawahan, di daerah
pertanaman hortikultura atau hidup bebas di hutan, semaksemak atau rerumputan, pinggiran rawa, dan di kawasan
perkotaan pada taman-taman rumah tangga atau tamantaman kota.
Status serangga
Sebagai predator / carnivora yang artinya ia sebagai
Musuh Alami dari hama-hama tertentu yang menyerang
tanaman padi dan hortikultura atau lebih kerenya ia
adalah “Sahabat Petani”.
Sumber makan
Wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zigzag, wereng punggung putih, hama putih, larva ulat
bulu yang masih muda, telur serangga pemakan daun
dan beberapa jenis kutu pemakan daun.
Faktor penyebab ledakan
populasi kumbang paedorus
Terpenuhinya lingkungan yang mendukung, baik yang
berkonotasi positif maupun negatif :
Ketersediaan makanan dan kualitas makanan
Kondisi fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan
curah hujan
Habitat
Berbagai cemaran atau polutan;
RANTAI MAKANAN
Benarkah dalam tubuh Paedorus, terdapat cairan yang
diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa Ular Kobra ?
 Pernyataan ini benar, tetapi salah, yang benar adalah bahwa
kadar Paederin dalam 1 ml cairan memang jumlahnya
mencapai 12 kali lebih pekat daripada racun Ular Kobra.
Namun bukan berarti lalu Paederin sangat beracun, melebihi
racun Ular Kobra. Sebaliknya, justru racun Kobra yang berupa
Neurotoxin (racun yang menyerang jaringan saraf) jauh lebih
mematikan daripada Paederin. Hanya dibutuhkan 1 tetes / 1
ml racun Ular Kobra sudah bisa untuk membunuh manusia.
Sedangkan Paederin ?, terkena hingga 5 ml pun tetap tidak
akan mampu menimbulkan kematian bagi manusia. Jadi
merupakan sebuah informasi berlebihan jika menganggap
Paederin sangat mematikan. Namun tentunya fakta ini
merupakan pengecualian bagi mereka yang punya
riwayat alergi terhadap dampak serangga yang didukung
dengan daya tahan (kekebalan) tubuh seseorang itu
sendiri.
lanjutan
 Dan menurut pakar serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno, mengatakan Racun kobra
biasanya langsung menuju ke jaringan saraf sehingga
dampaknya bisa fatal, sementara, racun kumbang Paedorus sp
hanya menyerang bagian kulit.
 Beberapa peneliti menginformasikan bahwa serangga ini
bersimbiosis dengan bakteri. Bakteri tersebut berada di dalam
darah Paedorus sp spp. [termasuk P. fuscipes] (Kellner, R.L.L.
2004). Serangga yang infektif membawa bakteri ini adalah
serangga yang berjenis kelamin betina. dan bakteri tersebut
adalah Haemolymph dan Haemolymp-nya mengandung
Paederin yang bersifat racun. Bakteri endosimbion yang
bersimbiosis dengan serangga ini secara spesifik belum
banyak dilaporkan tetapi merupakan bakteri genus
Pseudomonas (sensu stricto) gram negatif yang dekat dengan
Pseudomonas aeruginosa (Kellner R.L.L. 2002 & Qadir et al.
2006).
Toksin yang disebakan oleh Kumbang Paedorus
 Toksin Kumbang Paedorus seperti pada serangga umumnya memiliki
darah yang berfungsi ganda yaitu Haemolymph, dimana
Haemolymph selain mengangkut oksigen & zat makanan
(Haemocyanin), juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh /
imunitas (Lymph). (Berbeda dengan manusia, yang komponen
darahnya masing-masing hanya memilik 1 fungsi. Haemoglobin
hanya mengurus Oksigen & Zat Makanan, sementara Imunitas
diurus oleh Leukosit & Limfe.). Haemolymph ini mengandung
(C H O N),
senyawa amida yang disebut Paederin
25 45 9
Dengan jumlah molekul H yang dominan, menjadikan senyawa ini
bersifat sangat Asam, mirip seperti pada semut atau lebah, namun
lebih
asam.
Zat
hiper-Asam
bersifat
korosif
dan
mampu mengiritasi/mengikis permukaan kulit.
 Paederin (C25H45O9N) adalah amida dengan 2 cincin tetrahidropiran.
Sehingga tampaknya Paederin tidak berpengaruh pada telapak
tangan atau telapak kaki.
Gambar Struktur Paederi
Dermatitis Paedorus (DP)
 Peradangan akibat kontak dengan Paederin
 Timbul eritema, rasa gatal dan terbakar
 Bisa terjadi konjungtivitis bila kena mata
 Lesi biasanya bersifat linear (sesuai arah
garukan) dan kulit melepuh
 Lesi bisa mengering atau bernanah
 Lama penyembuhan berkisar 4 – 14 hari
Gejala bila terkontaminasi toksin
 Jika terjadi kontak antara toksin dengan kulit, maka akan
menimbulkan gejala Iritasi yang agak hebat. Dimana cairan
Paederin ini dapat menyebabkan gejala radang dan melepuh
pada kulit manusia yang disebut Dermatitis Paedorus (DP)
atau Alergi Paedorus. Gejala awalnya kulit akan terasa panas
dan perih tapi tidak menimbulkan bekas apa-apa, gejala baru
akan nampak dalam waktu 12-36 jam, kulit akan menjadi
merah seperti luka bakar, bisa menimbulkan gelembung di kulit
yang terkena (bulla), tahap selanjutnya kulit melepuh, kulit
kemerahan, di atasnya terdapat vesikel papul pustule,
polimorfi, multiple, tersebar tergantung penyebaran racun,
dapat pula terjadi kondisi kissing lesion yaitu sepasang lesi
kulit yang sama yang terjadi akibat lesi kulit pertama menempel
pada kulit yang lain. Iritasi, dapat berlangsung dari dua sampai
tiga minggu.
Mengapa kita bisa terpapar Paederin ?
 Paederin mengenai kulit bukan melalui gigitan atau sengatan dari
serangga tersebut, Serangga betina mampu bertahan hidup selama
114 hari sedangkan serangga jantan selama 109 hari.
 Toksin ini dikeluarkan serangga bila terjadi sentuhan atau benturan
dengan kulit manusia secara langsung atau tidak langsung melalui
handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun serangga
tersebut.
 Jika merasa terganggu atau terancam ia akan menaikkan bagian
ujung abdomen seperti kalajengking, serta akan mengeluarkan cairan
racun sebagai pertahanan.
 Bila tubuh Paedorus sp hancur diatas kulit kita, mungkin karena
refleks menepuk ketika dia hinggap, juga mungkin karena tidak
sengaja “tergencet” tubuh kita,
 Itu sebabnya jika melihat ada Paedorus sp sedang berjalan di kulit,
jangan ditepuk/dipencet/ditekan. Cukup ditiup atau disingkirkan
perlahan dengan kertas atau benda apapun yg bisa digunakan untuk
menyingkirkan Paedorus sp tanpa menghancurkan tubuhnya.
Bagaimana mencegah terpapar Paederin ?
 Kalaupun tubuh kumbang Paedorus sp terlanjur hancur karena
ditepuk/dipencet, baik sengaja maupun tidak, segera cuci tangan
terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun,
 Bagian yang terkena cairan Paederin cuci dengan air mengalir
dan sabun, karena sabun bersifat Basa, tentunya akan
menggumpalkan Paederin yang bersifat Asam. Sehingga mengurangi
kadar Iritatifnya. Diamkan sabun selama beberapa menit sebelum
membilasnya, supaya lebih banyak Paederin yang terikat oleh
sabun.
 Air yang mengalir tentunya membuang sisa-sisa Paederin, baik yang
telah terikat dengan sabun maupun yang belum, hindari mencuci di
air yang tergenang,
 Dalam kondisi sangat darurat sebagai pencegahan pertama bila tidak
ditemukan air dan atau sabun, bisa menggunakan air ludah (bersifat
Basa Lemah).
 Jangan menggaruk, menggosok atau mengusap bekas Paederin,
jangan dipegang-pegang, karena akan menempel dan menyebar ke
area kulit yang lain,
 Ganti pakaian anda yang dicurigai telah terpapar cairan Paederin
Pencegahan apa saja yang
perlu dilakukan?
 Menutup jendela saat hari mulai gelap sebelum mematikan lampu.
 Menghidari cahaya dengan cara jangan terlalu dekat dengan
lampu,
 Hindari penggunaan cahaya yang berlebihan pada malam hari,
 Pasang jaring nyamuk pada jendela dan fentilasi,
 Bila ada kumbang Paedorus yang menempel d kulit jangan
dipukul. Cukup disentil agar terlepas dari kulit atau ditiup agar
pergi, lalu diinjak dengan alas kaki, dan bekasnya dibersihkan;
 Pasang light trap pan
 Semprot aerosol untuk mematikan kumbang yang masuk.
 Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju
atau alat lain yang tercemar oleh racun Paedorus tersebut. Itu
sebabnya, jika sudah terkena dermatitis, seperti seprei dan dll,
handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun Paedorus
harus dibersihkan.
Pertolongan sementara mengatasi gejala
Dermatitis Paedorus sp ?
 1. Cuci dengan Air Mengalir dan SabuN
2. Kompres dengan Air Es/Dingin
Selain mengurangi sensasi panas, nyeri dan gatal
yang timbul, juga menghambat
penyebaran
Paederin pada jaringan kulit
lain,
jangan
digaruk atau
digosok
dengan
benda
apapun.
3. Diberikan Salep Steroid, yang berguna untuk
mengurangi Sensasi Gatal dan Radang pada bagian
yang teriritasi. Gunakan dengan mengoleskan
sangat tipis pada permukaan kulit. Dosis kecil, dia
membantu menghilangkan gejala.
Sebaliknya kalau kelebihan
Dosis,
malah
memperkuat efek Paederin
lanjutan
 4. Diberikan Salep Antibiotik jika diperlukan, sebaiknya
hanya diberikan jika diperlukan. Jika
Antibiotik, sebaiknya berikan
jeda
Salep Steroid. Kira-kira interval 1-2
memakai
salep Hydrocortisone 1
salep Betametasone dan antibiotik
Sulfat 3 kali sehari;
menggunakan
waktu dengan
jam.
adalah
persen,
atau
Neomycin
5. Hindari infeksi sekurder dengan menjaga kebersihan
luka
6. Hindarkan dengan benda atau serangga yang
kemungkinan
sudah tercemar yang menjadi
sumber alergi
7.Segera kunjungi pelayanan kesehatan
Perlu penjelesan !
 Beberapa literature menyarankan menggunakan obat
Herpes untuk mengatasi Dermatitis Paedorus sp, ini
adalah salah kaprah yang berlebihan. Apalagi jika
menggunakan Acyclovir, tentunya sangat tidak tepat
dan sangat berbahaya. Sekedar informasi, Acyclovir
bekerja dengan mengubah DNA Virus Herpes agar si
Virus menjadi kacau dan tidak mampu berkembang.
Kalau menggunakan Acyclovir, sementara Virus
Herpesnya tidak ada ? DNA manakah yang dirusak ?
Tentunya DNA sel tubuh kita yang kena, oleh sebab Itu
penggunaan Acyclovir sangat dibatasi dan harus dengan
pengawasan dosis yang ketat. tidak bisa sembarangan.

Menunjukan bentuk Lessi/Gejala dari
Dermatitis Paedorus sp.] pada lipatan
kulit.

Karena tidak segera dicuci, namun
dibiarkan, maka cairannya mengenai
area kulit sebelahnya, sehingga
membentuk area Lesi yang Simetris.
Mirip seperti “Bayangan pada
Cermin” (Mirror) atau “bekas Lipstik
yang menempel pada kulit” (Kissing)

Bentuknya gejala atau Lesi awal pada
kulit memang agak mirip seperti Cacar
Air, Herpes Zoster atau Herpex
Simplex. tetapi sama sekali bukan
bisa menjadi Herpes
Lesi akibat mengusap Paederin
pada kulit, terlihat area Lesi
meluas karena gosokan.
Lesi memanjang ini terjadi karena
secara refleks memukul
Paedorus sp yg bertengger di
Dahi, lalu menggosoknya ke arah
hidung
.
Bila terkena mata, segera
hubungi dan atau dating
pelayanan kesehatan
Close Up Dermatitis
Paedorus sp
`
Lesi Herpes tipe 1
Menunjukan gejala Herpes
tipe 1, yaitu berupa
Gelembung (Vesikel / Bulat)
transparan dan bening.
Banyak beredar Foto seperti
ini yang seolah-olah
menunjukan gejala dari
Dermatitis Paedorus sp,
padahal memang Herpes
beneran.
Penanganan di lapang
 Atur keseimbangan lingkunan untuk :
Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
terutama tanaman yang tak terawat
2. Membersihkan lingkungan dari sampah vegetasi
yang busuk
1.
 Gunanakan pesnap pada pemukiman, karena
aman
 Cermati hama pada tanaman hias, dirumah,
taman kota, bila populasi cukup tinggi
lakukan pengendalian dengan asas PHT
 Lindungi Musuh Alami
PENGGOLONGAN PESTISIDA NABATI BERDASARKAN
SIFAT RACUN :
RACUN KONTAK :






Daun tembakau
Akar tuba
Biji srikaya
Biji lada
Biji bengkuang
Bunga piretrum
RACUN PERUT :



Biji dan atau daun Mimba
Kemangi
Babadotan
PENGHAMBAT MAKAN :
Berbagai jenis Meliaceae,
Rutaceae
PENOLAK :
Kenikir
 tembelekan
PEMIKAT :
Daun wangi
(Melaleuca bracteata)
Selasih
(Ocimum sanctum)
PENGARUH NIMBA TERHADAP
SERANGGA :
 MEMBLOKIR PROSES GANTI KULIT DARI LARVA
 MENGGANGGU PROSES KOMUNIKASI SEKSUAL DAN





PERKAWINAN
MENOLAK (REPELLING) SERANGGA LARVA DAN DEWASA
MENCEGAH SERANGGA BETINA MELETAKKAN TELURNYA
MEMBUAT SERANGGA DEWASA MANDUL
MERACUNI LARVA DAN DEWASA
MEMBUAT PROSES METAMORFOSA KACAU PADA
BERBAGAI TAHAP


OPT sasaran : Hama dan Penyakit umum
Bahan : - daun Nimba (1 kg)
- Lengkuas
(1 kg)
- Serai
(1 kg)
- Air
(5 lt)
lanjutan
Cara pembuatan :
1.Blender daun mimba, sereh dan laos
2.Campur dengan air +/- 10 L
3.Direbus dengan suhu 70 0C (jangan sampai
mendidih)
1.Diamkan selama +/- 2 hari kemudian disaring
Penggunaan :
1. Penyemprotan memakai Hand Sprayer atau
alat sejenis
2. Dosis pemakaian : 1 L larutan pesnab dicampur
10 L air
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Mimba (Azadirachta indica A Juss)
Famili : Meliaceae
Nama daerah : Nimba, imba (Jawa);
Intaran, nimba (Bali); Membha
(Madura).
Bagian Tanaman yang digunakan
adalahdaun dan biji.
Kandungan Zat : Azadirachtin,
Meliantriol,
Salanin dan Nimbin.
Status sebagai Insektisida,
Bakterisida,
Fungisida, Nematisida, Moluskisida
dan
Penghambat pertumbuhan
OPT Sasaran : WBC dan Hama
gudang
• Laos (Lengkuas)
(Alpinia galanga)
• Famili : Zingiberaceae
• Bagian Tanaman yang
digunakan
– Rimpang
• Status
– Fungisida
– Bakterisida
• Serai (Andropogon nardus
•
•
•
•
•
•
•
L.)
Famili : Graminae
Bagian Tanaman yang
digunakan adalah
daun dan batang.
Kandungan Zat : minyak asiri
Status sebagai penghambat
peletakan telur,
penyebab desikasi pada
tubuh serangga.
OPT Sasaran : Hama
gudang
BEBERAPA SERANGGA YANG
TERPENGARUH OLEH NIMBA :
 ORDO ORTHOPTERA (BELALANG DAN JANGKRIK)
MENYEBABKAN EFEK ANTIFEEDANT
 ORDO HOMOPTERA (APHIDS, WERENG, KUTUKUTUAN), SENSITIF TERHADAP NIMBA. MISAL
APLIKASI PADA WERENG, AKIBATNYA TIDAK MAU
MAKAN DAN MENGALAMI KESULITAN GANTI KULIT.
 ORDO COLEOPTERA, LARVANYA SENSITIF
TERHADAP NIMBA, AKIBATNYA TIDAK MAKAN
TANAMAN YANG SUDAH DISEMPROT.
 ORDO LEPIDOPTERA (ULAT TENTARA, PENGGEREK
BUAH/PENGGEREK BATANG DLL), TIDAK MAU
MAKAN, PERTUMBUHAN LARVA TERGANGGU.
Ulat kubis Crocidolomia pavonana gagal ganti
kulit akibat ekstrak mimba
Ulat C. pavonana tanpa
perlakuan
Pupa Crocidolomia pavonana cacat akibat
ekstrak mimba (kiri) dan pupa normal (kanan)
Imago Crocidolomia pavonana gagal keluar dari
kulit pupa (kiri) dan imago cacat (tengah) akibat
ekstrak mimba.
Kanan: imago normal
BANDINGKAN LAJU KECEPATANNYA (selalu
beriringan)
?
Penggunaan pestisida
start
?
Lahan budidaya semakin sempit dan pengaruh faktor-faktor lainnya
TERIMA KASIH
Download