KULIT MANUSIA Anatomi dan Histologi Overview Kulit adalah organ terbesar manusia Luas 1,89 meter persegi Setiap cm persegi mengandung 6 juta sel dan 5000 ujung saraf perasa Berat 2,72 kg Ketebalan antara 2-3 mm Overview 2 hingga 3 juta sel kulit dilepas setiap hari. Penggantian ini diperlukan karena kulit merupakan organ yang penting dalam melindungi manusia terhadap cedera, suhu, infeksi dan dehidrasi. Sebagai lini terluar, kulit menyerap bahan yang dioleskan dan memiliki kemampuan menetralisasinya. Overview Secara kasat mata, terlihat kulit yang berambut dan yang tidak ("glabrous skin“). Hanya kulit telapak tangan, telapak kaki dan glans penis, labia minora serta bibir yang tidak mengandung folikel rambut. Overview Kulit, dalam disiplin dermatologi, dipelajari bersama dengan kuku dan rambut karena memiliki keterkaitan asal embrional, memiliki sifat yang sama (misalnya cara pertumbuhan, fungsi), dan terkena efek oleh penyakit yang sama (infeksi jamur, psoriasis). Mengapa masalah kelamin juga dipelajari dalam dermato(venereo)logi? Overview Umumnya problem kulit lebih dianggap sebagai problem kosmetis. SpKK = Spesialis Kulit dan ... Kecantikan? Obat (pelembab, skabisid) maupun tindakan (elektrokauterisasi untuk skin tags ketiak, KIL untuk akne nodosa) tidak ditanggung asuransi Overview (The problem of) Skin is more than just skin deep. Kelainan alat dalam (diabetes yang tidak terkendali, kadar lemak yang tinggi, infeksi sifilis dan HIV yang tidak diobati), dapat dikenali dari kelainan kulit. Kelainan kulit juga dapat menceritakan cara hidup seseorang (banyak mencuci tangan, kecemasan yang direpresi, hobi berkebun dll.) Definisi Bagian terluar (manusia) yang menutupi organ tubuh. Kadangkala disebut integument (Latin, integumentum, integere yang berarti menutup) Mukosa adalah lapisan terluar rongga tubuh yang mengeluarkan lendir (mucous), misalnya mukosa rongga mulut, paru, vagina. Definisi Kulit secara mikroskopik dapat dibagi menjadi tiga lapis: epidermis, dermis dan subkutis. Fitzpatrick’s DIGM Fungsi Kulit 1. Fungsi perlindungan; sebagai sawar anatomis dan imunologis 2. Fungsi pengindraan, raba, suhu, tekanan, getar 3. Fungsi pengatudan suhu tubuh, melalui pembuluh darah 4. Fungsi pengaturan penguapan 5. Fungsi estetika 6. Fungsi penimbunan (lipid dan air) serta produksi vitamin D 7. Fungsi ekskresi 8. Fungsi sawar tahan air 9. Fungsi absorbsi Fungsi Kulit Fungsi 1, 5, terlihat dari rupa anatomis makroskopik kulit fungsi 1b dipahami dengan meninjau sel langerhans, limfosit, yang berdiam di epidermis dan dermis Fungsi 3 dipahami dengan melihat fungsi pembuluh darah di dermis Fungsi 4: struktur kelenjar di dermis dan muaranya di epidermis Fungsi 6: dermis dan epidermis Fungsi 7: kandungan kelenjar keringat di dermis dan epidermis Fungsi 8: sawar kulit, lipid bilayer Fungsi 9: pemahaman struktur sawar kulit dan folikel rambut Perkembangan Kulit, sebagaimana organ lain manusia, berkembang sesuai dengan usia. Pada usia sangat muda kulit belum matang dan fungsinya belum berkembang sepenuhnya (respon terhadap panas, dehidrasi, rangsangan imunologis misalnya infeksi) Pada usia lanjut kulit mengalami kemunduran baik dalam segi anatomis maupun faali (respon terhadap suhu, trauma, bahan kimia). Gangguan Perkembangan Pada beberapa orang dengan kelainan genetik, kulit dapat tidak berkembang misalnya pada Goltz syndrome, aplasia cutis congenita. Akibat kelainan genetik kulit dapat berkembang abnormal, misalnya tampak bersisik seperti kulit ikan atau buaya (iktiosis lamelar atau vulgaris), selalu melepuh dan sembuh dengan jaringan parut (epidermolisis bulosa). Terkadang kelainan kulit yang permanen tersebut disertai oleh kelainan organ tubuh lain misalnya gigi, rambut, bahkan organ dalam. Variasi Lokal Kulit Kulit meliputi seluruh tubuh manusia. Ada kulit yang memiliki rambut terminal, adapula kulit yang tidak mengandung folikel rambut, disebut kulit glabrosa, yang ditemukan pada bagian depan jemari, telapak tangan dan kaki, bibir, labia minora dan glans penis. Adapula kulit yamg memiliki rambut halus yang disebut vellus Kulit Mikroskopik Secara mikroskopik kulit dapat dilihat sebagai kesatuan 3 kompartemen yakni epidermis, dermis dan subkutis Epidermis Epidermis merupakan kompartemen terluar, yang terdiri dari paling tidak 3 lapisan sel hidup yang selalu beregenerasi, terdiri dari keratinosit yang menyusun bagian besar epidermis, melanosit yang membuat pigmen melanin, dan sel Langerhans yang merupakan sel penyaji antigen dalam sistem kekebalan tubuh. Lapisan Basal Epidermis Lapisan terbawah adalah lapisan basal. Keratinosit pada lapisan ini memiliki 3 subpopulasi: transient amplifying cells yang aktif membelah diri, postmitotic cell yang siap menjalani diferensiasi/keratinisasi dan naik ke lapisan suprabasal, dan keratinosit yang lambat membelah diri yang berfungsi sebagai cadangan. Sel lain dalam lapisan basal adalah melanosit, yang menghasilkan pigmen melanin untuk didistribusikan ke dalam 36 keratinosit di sekitarnya Lapisan Suprabasal dan Proses Keratinisasi Keratinisasi adalah proses yang tujuan akhirnya membentuk stratum korneum, lapisan terluar yang mati, yang melindungi tubuh dari ancaman luar. Dalam proses keratinisasi, keratinosit tidak lagi membelah tetapi berdiferensiasi, membentuk organel sel khusus agar ia dapat beradaptasi dengan fungsi baru saat menua dan mencapai stratum korneum. Stratum Spinosum Pada lapisan di atas stratum basal, keratinosit membentuk organel yang disebut lamellar granules, yang mensekresi lemak (glikoseramid), enzim hidrolitik dan protein yang berfungsi dalam deskuamasi stratum korneum. Lemak yang dihasilkan penting dalam mengisi ruang antar keratin di stratum korneum hingga terbentuk membran lipid bilayer yang selektif menahan bahan kimia ekstermal. Stratum Granulosum Ketika keratinosit mencapai stratum granulosum, terbentuk keratohialin granules yang mengandung filagrin (filamen aggregate protein) agar kelak sel keratinosit yang hidup ini dapat menggunakan membrannya saat mati dan menggabungkannya dengan keratin dalam keratinosit menjadi suatu struktur protektif di stratum korneum. Turn over time Waktu yang diperlukan keratinosit basal mencapai str granulosum kira kira 2 minggu, sedangkan untuk shedding memerlukan tambahan 2 minggu. Pada kulit yang meradang, turn over rate keratinisasi dapat menjdi lebih singkat. Sel Non-Keratinosit Melanosit adalah sel yang memproduksi melanin, pigmen yang memberi warna pada kulit. Melanosit memiliki banyak dendrit atau percabangan sitoplasma sehingga dapat mentransfer melanin kepada 36 keratinosit di sekitarnya. Kepadatan melanosit, keaktifannya serta tipe melanin yang dihasilkannya menentukan warna kulit seseorang. Dalam dermatologi dikenal pembagian warna kulit berdasarkan klasifikasi Fitzpatrick, yaitu Melanin diperlukan untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Sel Non-Keratinosit Sel langerhans adalah sel penyaji antigen yang terletak di antara keratinosit epidermis. Sel tersebut bertugas memfagosit antigen yang berhasil melewati sawar kulit, memprosesnya, dan menyajikannya kepada limfosit di dermis untuk dikenali. Basement Membrane Zone Disebut juga DEJ = Dermo-epidermal Junction Epidermis berikatan erat dengan dermis di bawahnya melalui struktur basement membrane zone. Struktur tersebut berisi protein struktural yang mengikat keratinosit di atasnya, misalnya BPAg2, integrin. Kolagen tipe VII mengikat basal membrane zone ini dengan drmis di bawahnya. Interface (“antarmuka’) Antarmuka epidermis dan dermis tidaklah lempang, pada penampang sagital. Terdapat bagian epidermis yang menjorok ke dermis yang disebut rete ridges, dan bagian dermis yang menonjol ke epidermis yang disebut papila dermis. Bentuk demikian memperkuat ikatan antara epidermis dan dermis. Pada usia tua, antarmuka terebut lebih datar, sehingga gaya geser pada permukaan kulit dapat memisahkan epidermis dengan dermis di bawahnya. Papila dermis Papila dermis banyak mengandung ujung- ujung serabut saraf. Ada yang berfungsi mengantarkan sinyal/rangasang nyeri, suhu, raba halus dan tekanan dan getaran. Sebagian ujung2 saraf tersebut termodifikasi menjadi struktur yang disebut Meissner, Pacini papil banyak mengandung kapiler pembuluha darah. Pembuluh ini menyalurkan oksigen, nutrisi, dan menjadi jalur patroli sel imunitas yang selalu waspada akan antigen yang mengnvasi kulit. Adneksa Adneksa adalah asesoris kulit; fungsi kulit tidak akan sempurna tanpa adanya adneksa. Rambut pada manusia dapat dilihat sebagai rambut terminal dan vellus. Rambut terminal memiliki panjang lebih dari 2 cm, berpigmen dan kasar. Sebaliknya, rambut vellus halus, panjangnya kurang dari 1 cm. Folikel Rambut Rambut tumbuh mengikuti siklus, anagen, katagen dan telogen. Fase anagen adalah fse pertumbuhn, katagen dalah fase rontok, sedangkan telogen adalah fase istirahat sebelum masuk kembali ke siklus anagen. Rambut kira kira tumbuh sepanjang 1 cm/28 hari, maka berapakah panjang maksimal sehelai rambut manusia? Folikel Rambut Pada kulit kepala, 90% rambut berada dalam fase anagen, 1- 2% dalam fase katagen dan 10% dalam fase telogen. Maka, tidak heran selalu dijumpai sejumlah rambut rontok dari kulit kepala. Panjang fase fase ini tidak sama pada setiap anggota tubuh. Pada kulit kepala, fase anagen berlangsung kira kira selama 3 tahun, katagen 3 minggu, dan telogen 3 bulan. Kelenjar Sebasea Bersama dengan keluarnya rambut, bermuara pulalah saluran kelenjar sebasea. Kelenjar seasea menghasilkan minyak, yang terdiri dari trigliserida. Pada wajah, gangguan pada kelenjar sebasea dan proses keratinisasi berakibat pada tersunbatnya muara kelenjar hingga terbentuk komedo. Kelenjar Ekrin dan Apokrin Kelenjar lain yang dimiliki manusia adalah kelenjar ekrin. Kelenjar ini merupakan kelenjar keringat. Selain kelenjar ekrin, terdapat pula kelenjar apokrin. Sekret kedua kelenjar ini tidak berbau, tetapi ketika mencapai permukaan, bakteri permukaan tubuh akan mengurainya sehingga mengeluarkan bau yang khas. Bersambung ke Anatomi dan Histologi Kulit Orang Tua