BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di laksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2013. Observasi dilaksanakan sebelum penelitian yaitu pada bulan Februari 2013. Hasil yang diperoleh saat observasi adalah data siswa. Pada kelas 5 SD Negeri Susukan 1 digunakan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 anak yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sedangkan untuk kelompok kontrol kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah siswa 42 yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah siswa pada kelompok kontrol ada 36 siswa, dikarenakan pada saat uji hasil belajar ada 6 siswa yang tidak berangkat. Dalam kelompok eksperimen menggunakan Make a Match berbantuan gambar dan untuk kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Pelaksanaan penelitian berawal dari kegiatan observasi yang dilakukan di SD Negeri Susukan 1 sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri Ketapang 1 sebagai kelompok kontrol di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Berikut tabel jadwal kegiatan beserta indikator dalam pelaksanaan penelitian : Tabel 15 Jadwal Kegiatan Penelitian Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Hari / Tanggal 1. Rabu, 6 Maret 2013 2. Senin, 18 Maret 2013 SD Negeri Susukan 1 Pukul 07.35 – 08.45 WIB Wali kelas : Bu Sri Wahyuni, S.Pd SD Negeri Ketapang 1 Pukul 09.35 – 10.45 WIB Wali kelas : Bu Sulastri, S.Pd Pukul 07.35 – 08.45 WIB Pertemuan I : Pukul 09.35 – 10.45 WIB Pertemuan I : 40 Uraian Kegiatan Pelaksanaan uji kesetaraan (20 soal pilihan ganda) pada siswa kelas 5 dengan KD. 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Materi pertemuan I : 1. Menyebutkan jenis batuan berdasarkan 41 diberikan perlakuan dengan Make a Match berbantuan gambar. 3. Rabu, 20 Maret 2013 Pukul 07.35 – 08.45 WIB Pertemuan II : diberikan perlakuan dengan Make a Match berbantuan gambar. 4. Senin, 4 April 2013 Pukul 07.35 – 08.45 WIB Pertemuan III : mengulas kembali materi pada pertemuan I dan II. Siswa mengerjakan tugas diskusi kelompok dan post test untuk akhir penelitian. diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. proses terbentuknya 2. Mengidentifikasi batuan beku 3. Menyebutkan contoh jenis batuan beku 4. Menyebutkan ciri dari jenis batuan beku 5. Menyebutkan manfaat dari jenis batuan beku Pukul 09.35 – Materi pertemuan II : 10.45 WIB 1. Mengidentifikasi Pertemuan II : batuan endapan diberikan 2. Menyebutkan perlakuan contoh dari jenis dengan batuan endapan pembelajaran 3. Menyebutkan ciri konvensional dari jenis batuan berbantuan endapan gambar. 4. Menyebutkan manfaat dari jenis batuan endapan Pukul 09.35 – 1. Mengerjakan 10.45 WIB tugas diskusi Pertemuan III : kelompok. mengulas 2. Mengerjakan post kembali materi test. (20 soal pada pilihan ganda) pertemuan I dan II. Siswa mengerjakan tugas diskusi kelompok dan post test untuk akhir penelitian. Dari Tabel 15, uji kesetaraan dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2013 pada kelompok eksperimen di kelas 5 SD Negeri Susukan 1 yang diampu oleh wali kelas 5 yaitu Ibu Sri Wahyuni. Kemudian pada hari yang sama juga pemberian uji kesetaraan pada kelompok kontrol di kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 42 oleh wali kelas 5 Ibu Sulastri. Dari data uji kesetaraan yang telah diujikan maka akan memperoleh hasil data yang akan di uji normalitas dan homogenitas. Kemudian pada tanggal 18 Maret, 20 Maret, dan 4 April 2013 dilaksanakan perlakuan dengan menggunakan Make a Match berbantuan gambar pada kelompok eksperimen pada kelas 5 SD Negeri Susukan 1 yang diampu oleh ibu Sri Wahyuni. Dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar pada kelompok kontrol kelas 5 SD Negeri Ketapang 1 yang diampu oleh ibu Sulastri. Dengan strategi pembagian waktu yaitu dalam pertemuan pertama membahas 5 indikator dan dalam pertemuan kedua membahas 4 indikator. Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen pertama pada hari Senin, 18 Maret 2013 pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Terdapat 5 indikator yang akan dibahas dalam pertemuan pertama. Antara lain : (1) menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya; (2) mengidentifikasi batuan beku; (3) menyebutkan contoh jenis batuan beku; (4) menyebutkan ciri dari jenis batuan beku; dan (5) menyebutkan manfaat dari jenis batuan beku. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa bingkisan yang berisi contoh jenis batu yang ada dilingkungan sekitar. Dengan tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara menggolongkan batuan yang berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar atau halus, warna batu). Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan guru. Kemudian, guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan menjelaskan sedikit mengenai batuan beku. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban (Make a Match) yang dibagikan kepada siswa masing-masing menerima satu kartu soal maupun kartu jawaban. Dalam waktu 5 menit siswa harus sudah menemukan pasangan melalui kartu soal maupun kartu jawaban masing-masing siswa. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing, guru 43 bersama siswa mencocokkan jawaban bersama dengan ditulis di papan tulis. Siswa yang membawa kartu soal membacakan pertanyaan atau soal di depan kelas kemudian siswa yang membawa jawaban yang cocok dan benar maju ke depan dan menuliskan soal dan jawaban di papan tulis. Siswa yang benar akan mendapat point. Kartu soal dan kartu jawaban dikumpulkan kembali dan di acak kemudian dibagikan kepada siswa lagi secara acak. Dengan tujuan agar siswa mendapat kartu soal atau kartu jawaban yang berbeda dari kartu sebelumnya. Selanjutnya, permainan Make a Match (mencari pasangan) dilakukan kembali dengan perintah yang sama. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan bersama yang dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian dilanjut mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) dan meluruskan kesalahpahaman siswa dengan memberikan tindak lanjut dengan membuat rangkuman dari materi yang sudah disampaikan yaitu batuan beku. Pada hari dan tanggal yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.3510.45 WIB untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Pertemuan pertama ini membahas materi pelajaran IPA tentang proses terbentuknya batu dan jenis batuan beku. Terdapat 5 indikator yang akan dibahas dalam pertemuan pertama. Antara lain : (1) menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya; (2) mengidentifikasi batuan beku; (3) menyebutkan contoh jenis batuan beku; (4) menyebutkan ciri dari jenis batuan beku; dan (5) menyebutkan manfaat dari jenis batuan beku. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa bingkisan yang berisi contoh jenis batu yang ada dilingkungan sekitar. Dengan tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara menggolongkan batuan yang berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar atau halus, warna batu). Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan guru. Kemudian, guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan menjelaskan sedikit mengenai 44 batuan beku. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menjelaskan materi batuan beku dengan memperlihatkan gambar jenis batuan beku. Siswa memperhatikan dengan baik. Guru menanggapi tanya jawab siswa dengan segera. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) pada akhir pertemuan. Pelaksanaan perlakuan pada kelompok eksperimen kedua pada hari Rabu, 20 Maret 2013 pada pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Pertemuan kedua ini membahas materi pelajaran IPA tentang batuan endapan. Dengan 4 indikator yaitu (1) mengidentifikasi batuan endapan; (2) menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan; (3) menyebutkan ciri dari jenis batuan endapan; dan (4) menyebutkan manfaat dari jenis batuan endapan. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah lalu yaitu materi batuan beku. Kemudian, guru menyiapkan gambar jenis batuan endapan dan menjelaskan sedikit mengenai batuan endapan. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban (Make a Match) yang dibagikan kepada siswa masing-masing menerima satu kartu soal maupun kartu jawaban. Dalam waktu 5 menit siswa harus sudah menemukan pasangan melalui kartu soal maupun kartu jawaban masing-masing siswa. Setelah siswa menemukan pasangan masing-masing, guru bersama siswa mencocokkan jawaban bersama dengan ditulis di papan tulis. Siswa yang membawa kartu soal membacakan pertanyaan atau soal di depan kelas kemudian siswa yang membawa jawaban yang cocok dan benar maju ke depan dan menuliskan soal dan jawaban di papan tulis. Siswa yang benar akan mendapat point. Kartu soal dan kartu jawaban dikumpulkan kembali dan di acak kemudian dibagikan kepada siswa lagi secara acak. Dengan tujuan agar siswa mendapat kartu soal atau kartu jawaban yang berbeda dari kartu sebelumnya. Selanjutnya, permainan Make a Match 45 (mencari pasangan) dilakukan kembali dengan perintah yang sama. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan bersama yang dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian dilanjut mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) dan meluruskan kesalahpahaman siswa dengan memberikan tindak lanjut dengan membuat rangkuman dari materi yang sudah disampaikan yaitu batuan endapan. Pada hari dan tanggal yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.3510.45 WIB untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dengan 4 indikator yaitu (1) mengidentifikasi batuan endapan; (2) menyebutkan contoh dari jenis batuan endapan; (3) menyebutkan ciri dari jenis batuan endapan; dan (4) menyebutkan manfaat dari jenis batuan endapan. Pembelajaran diawali dengan guru masuk ke kelas kemudian memulai pelajaran dengan berdo’a dan salam kepada guru. Guru menanyakan kabar siswa. Guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran dengan menyuruh siswa mempersiapkan buku dan alat tulis yang diperlukan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian, guru menyiapkan gambar jenis batuan endapan dan menjelaskan sedikit mengenai batuan endapan. Masuk kegiatan eksplorasi dan elaborasi guru menjelaskan materi batuan endapan dengan memperlihatkan gambar jenis batuan endapan. Siswa memperhatikan dengan baik. Guru menanggapi tanya jawab siswa dengan segera. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) pada akhir pertemuan. Pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen ketiga pada hari Senin, 4 April 2013 pada pukul 07.35-08.45 WIB selama 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar. Pada hari dan tanggal yang sama tetapi berbeda jam yaitu pukul 09.35-10.45 WIB untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Pertemuan ketiga ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengulas kembali sedikit materi dari pertemuan pertama dan kedua yaitu batuan beku dan endapan. Setelah itu, siswa dibentuk menjadi 6 kelompok untuk kelompok eksperimen dan 8 kelompok untuk kelompok kontrol dengan penugasan diskusi kelompok. Setelah tugas 46 diskusi selesai guru dan siswa membahas secara bersama-sama. Setelah itu guru memberikan evaluasi berupa 20 soal pilihan ganda sebagai hasil belajar siswa kelas 5 di akhir pertemuan. Dalam penelitian, sebelumnya ada observasi dan ijin pelaksanaan penelitian. Ijin pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membawa surat ijin dari kampus atas persetujuan Dekan FKIP yang terlampir judul dari penelitian. Penelitian dilakukan dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dalam perlakuan Make a Match berbantuan gambar pada kelompok eksperimen di SD Negeri Susukan 1, guru mempelajari tentang Make a Match terlebih dahulu. Pemahaman guru dengan perlakuan Make a Match sudah mengenal sebelumnya. Saat akan dilaksanakan penelitian, guru sudah mempelajari RPP dan sintak yang telah disiapkan dalam perlakuan pada kelompok eksperimen. Guru sudah paham dan mengerti pembelajaran Make a Match itu sendiri. Kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 mendapat perlakuan Make a Match berbantuan gambar dalam KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Keterlaksanaan sintak dan RPP sudah berhasil dilaksanakan guru. Sintaknya antara lain : Guru masuk kelas, berdoa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian guru mengkondisikan siswa untuk lebih siap dalam menerima pelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam apersepsi, guru membawa beberapa contoh jenis batu yang ada di lingkungan sekitar. Dengan tujuan untuk menunjukkan kepada siswa cara menggolongkan batuan yang berdasarkan sifatnya (lunak, keras, permukaan kasar atau halus, warna batu). Siswa bertanya jawab mengenai apersepsi yang telah dilakukan guru. Kemudian guru menyiapkan gambar jenis batuan beku dan menjelaskan sedikit mengenai batuan beku. Masuk ke eksplorasi dan elaborasi guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban (Make a Match) yang dibagikan kepada siswa. Tugas guru sebagai fasilitator dan membimbing siswa dalam mencari kartu berpasangan tersebut. Dalam waktu 5 menit siswa harus sudah menemukan pasangan masing-masing melalui kartu soal dan kartu jawaban. Setiap pasangan membacakan hasil dari pasangannya tersebut. Guru dan siswa 47 bersama-sama mengoreksi atau mencocokkan jawaban dari masing-masing siswa. Siswa yang benar akan mendapat nilai point sendiri. Kartu soal dan kartu jawaban dikumpulkan lagi dan di acak lalu dibagikan kepada siswa lagi untuk babak kedua dalam mencari pasangan. Kemudian permainan dilakukan kembali dengan instruksi atau perintah yang sama. Dengan bimbingan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan bersama yang dirangkai dalam sebuah lagu. Kemudian dilanjut mengerjakan LKS (lembar kerja siswa) dan meluruskan kesalahpahaman siswa dengan memberikan tindak lanjut berupa membuat rangkuman atau ringkasan dari materi yang sudah disampaikan yaitu batuan beku. RPP dan sintak sudah berhasil dipahami oleh guru kelas 5 sehingga keterlaksanaan sintak sudah sesuai dan ada penambahan yaitu saat kegiatan kesimpulan guru melakukannya dengan bernyanyi. Kesimpulan dibuat menjadi lagu sehingga siswa mudah untuk mengingat materi dengan sebuah lagu. 4.2 Hasil Penelitian Hasil dari penelitian berupa data uji kesetaraan dan hasil belajar akan disajikan dalam bentuk tabel. Dalam tabel distribusi frekuensi akan disajikan no kelas, interval kelas dan frekuensi dari jumlah siswa masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 4.2.1 Deskripsi Data Berikut data hasil belajar siswa kelas 5 mata pelajaran IPA KD 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Data hasil belajar merupakan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Dalam kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 menggunakan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan dalam kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 menggunakan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. 4.2.1.1 Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Tabel distribusi frekuensi di dalamnya terdapat jumlah kelas, interval kelas dan frekuensi siswa serta prosentase dari frekuensi siswa yaitu dengan rumus : Jumlah kelas = 1 + 3,3 log 𝑛 48 jumlah kelas = 1 + 3,3 log 31 jumlah kelas = 1 + 4,917 jumlah kelas = 5,917 = 6 kelas Rentang data = nilai maksimal − nilai minimal + 1 Rentang data = 100 − 55 + 1 Rentang data = 45 + 1 = 46 Interval kelas = Rentang data Jumlah kelas Interval kelas = 46 = 7,667 = 8 kelas 6 Maka tabel akan disajikan dengan jumlah kelas ada 8 kelas, interval kelas 6. Tabel distribusi frekuensi hasil belajar kelompok eksperimen, sebagai berikut : Tabel 16 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 Semester 2 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 No Interval Frekuensi 93 – 100 85 – 92 77 – 84 69 – 76 61 – 68 53 – 60 Jumlah Dari Tabel 16, bahwa hasil belajar 1 2 3 4 5 6 Presentase 5 10 6 5 2 3 31 siswa kelas 5 16,13 % 32,26 % 19,35 % 16,13 % 6,45 % 9,68 % 100 % setelah mendapat perlakuan pada pelajaran IPA KD 7.1 mengidentifikasi proses terbentuknya tanah karena pelapukan pada kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan jumlah siswa 31. Sebanyak 5 siswa atau 16,13% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 93 sampai dengan 100. Ada 10 siswa atau 32,26% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 85 sampai dengan 92. Sebanyak 6 siswa atau 19,35% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 77 sampai dengan 84. Sebanyak 5 siswa atau 16,13% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 69 sampai dengan 76. Sebanyak 2 siswa atau 6,45% dari jumlah siswa 49 yang memperoleh nilai antara 61 sampai dengan 68. Dan 3 siswa atau 9,68% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 53 sampai dengan 60. Data hasil belajar siswa kelas 5 setelah mendapat perlakuan kelompok eksperimen akan disajikan dengan gambar diagram batang. Berikut diagram batang hasil belajar KD. 7.1 Mendeksripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31 pada SD Negeri Susukan 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sebagai berikut : Gambar 1. Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari diagram batang pada Gambar 18, dapat dilihat bahwa perolehan nilai antara 53 sampai dengan 60 ada 5 siswa. Nilai antara 61 sampai dengan 68 ada 2 siswa. nilai 69 sampai dengan 76 ada 5 siswa. Nilai antara 77 sampai 84 ada 6 siswa. Untuk nilai antara 85 sampai dengan 92 ada 10 siswa. Dan nilai antara 93 sampai dengan 100 ada 5 siswa. Perolehan nilai dengan jumlah siswa terbanyak adalah nilai antara 85 sampai dengan 92. 4.2.1.2 Hasil Belajar Kelompok Kontrol Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 50 dari jumlah siswa 36. Awal jumlah siswa 42 tetapi pada akhir pertemuan hanya 36 siswa yang mengikuti evaluasi untuk hasil belajar siswa. Tabel distribusi frekuensi di dalamnya terdapat jumlah kelas, interval kelas dan frekuensi siswa serta prosentase dari frekuensi siswa yaitu dengan rumus : Jumlah kelas = 1 + 3,3 log 𝑛 50 jumlah kelas = 1 + 3,3 log 36 jumlah kelas = 1 + 5,14 jumlah kelas = 6,14 = 7 kelas Rentang data = nilai maksimal − nilai minimal + 1 Rentang data = 95 − 50 + 1 Rentang data = 45 + 1 = 46 Interval kelas = Rentang data Jumlah kelas Interval kelas = 46 = 6,57 = 7 7 Maka tabel akan disajikan dengan jumlah kelas ada 7 kelas, interval kelas 7. Tabel distribusi frekuensi hasil belajar kelompok kontrol, sebagai berikut : Tabel 17 Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 No Interval Frekuensi Presentase 1 2 3 4 5 6 7 89 – 95 82 – 88 75 – 81 68 – 74 61 – 67 54 – 60 47 – 53 Jumlah 9 10 4 2 10 1 36 25 % 0% 27,78 % 11,11 % 5,56 % 27,78 % 2,78 % 100 % Dari Tabel 17, bahwa hasil belajar siswa kelas 5 pelajaran IPA KD 7.1 mengidentifikasi proses terbentuknya tanah karena pelapukan pada kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan jumlah siswa 36. Sebanyak 9 siswa atau 25% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 89 sampai dengan 95. Dari jumlah siswa 36 tidak ada siswa yang memperoleh nilai 82 sampai dengan 88. Sebanyak 10 siswa atau 27,78% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 75 sampai dengan 81. Sebanyak 4 siswa atau 11,11% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 68 sampai dengan 74. Sebanyak 2 siswa atau 5,56% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 61 sampai dengan 67. Sebanyak 10 51 siswa atau 27,78% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 54 sampai dengan 60. Dan sebanyak 1 siswa atau 2,78% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 47 sampai dengan 53 pada SD Negeri Ketapang 1. Data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol akan disajikan dengan gambar diagram batang. Berikut diagram batang hasil belajar KD. 7.1 Mendeksripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 pada SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, sebagai berikut : Gambar 2. Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari diagram batang pada Gambar 2, dapat dilihat bahwa perolehan nilai antara 47 sampai dengan 53 ada 1 siswa. Nilai antara 54 sampai dengan 60 ada 10 siswa. Nilai 61 sampai dengan 67 ada 2 siswa. Nilai antara 68 sampai 74 ada 4 siswa. Untuk nilai antara 75 sampai dengan 81 ada 10 siswa. Tidak siswa yang mendapat nilai antara 82 sampai dengan 88. Dan nilai antara 89 sampai dengan 95 ada 9 siswa. 4.2.2 Analisis Data Analisis data disajikan untuk mengetahui perbedaan pengaruh Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Selanjutnya akan dibahas analisis deskriptif yang menyajikan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan tabel deskripsi statistik 52 dan menyajikan analisis uji t berdasarkan uji normalitas, uji homogenitas dan uji t data hasil belajar siswa kelas 5 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 4.2.2.1 Analisis Deskriptif Hasil belajar IPA kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan menyajikan data jumlah siswa, nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean) hasil belajar per kelompok, standar deviasi (Std. Deviation). Berikut tabel group statistika hasil belajar : Tabel 18 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Dalam tabel 18, bahwa deskripsi statistik hasil belajar kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31, untuk nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95 dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01. 4.2.2.2 Analisis Uji t Berikut data uji normalitas dan homogenitas hasil belajar kelas 5 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kriteria dari uji normalitas dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnova pada program SPSS 18.0 for windows. 53 Tabel 19 Hasil Uji Normalitas SD Negeri Susukan 1 Dan SD Negeri Ketapang 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Dari Tabel 19, hasil uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di dapat hasil sebagai berikut : a. Hasil belajar kelompok eksperimen dari tabel Kolmogorov-Smirnova di dapat signifikan 0,074. Jika nilai signifikan > nilai taraf signifikan, maka berdistribusi normal. Nilai signifikan tabel adalah 0,074 > 0,05 maka hasil belajar kelompok eksperimen berdistribusi normal. b. Hasil belajar kelompok kontrol dari tabel Kolmogorov-Smirnov di dapat signifikan 0,078. Jika nilai signifikan > nilai taraf signifikan, maka berdistribusi normal. Nilai signifikan tabel adalah 0,078 > 0,05 maka hasil belajar kelompok kontrol berdistribusi normal. Normalitas skor hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 disajikan pada gambar berikut : Gambar 3. Normalitas Q-Q Plot Hasil Belajar Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Siswa Kelas 5 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Setelah dilakukan uji normalitas, prasyarat berikutnya adalah uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data 54 mempunyai variasi data antara kedua group. Menurut Hartono (2011:186) dalam pengambilan keputusan uji Leven’s didasarkan pada hasil probabilitas atau signifikasi yang diperoleh, yaitu : Jika probabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima Jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak Hipotesis yang diuji adalah : Ho : Varian variabel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama (homogen) Ha : Varian variabel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak sama (tidak homogen) Maka uji homogenitas hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan disajikan sebagai berikut : Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas SD Negeri Susukan 1 Dan SD Negeri Ketapang 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan Tabel 20, hasil uji homogenitas diketahui bahwa Sig. 0,139. Taraf signifikan dari uji homogenitas dikatakan homogen diterima jika taraf signifikan > 0,05. Maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi, dari uji homogenitas hasil belajar SD Negeri Susukan 1 dan SD Negeri Ketapang 1 dapat dikatakan sama atau homogen. Analisis uji t Independent Samples Test dilakukan jika sudah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji t Independent Samples Test dilakukan menggunakan program SPSS 18.0 for windows. Analisis uji t Independent Samples Test dilakukan jika sudah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Berikut disajikan tabel uji t Independent Samples Test hasil belajar pada kelompok eksperimen dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. 55 Tabel 21 Hasil Analisis Uji t Independent Samples Test Hasil Belajar Siswa Kelas 5 Kelompok Eksperimen SD Negeri Susukan 1 dan Kelompok Kontrol SD Negeri Ketapang 1 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 Berdasarkan tabel 21 uji Levene’s Test for Equality of Variances dan t-test for Equality of Means yang telah tersaji, diketahui thitung 2,478 pada t-test for Equality of Means. Kemudian, Sig pada Equal variances assumed yaitu 0,139. Adapun df 65 dengan sig. (2-tailed) 0,016. Serta perbedaan berkisar antara 1,532 – 14,25 (lower-upper). Signifikansi 2 tailed pada tabel yaitu 0,016 < 0,05. 4.3 Pembahasan Dalam pembahasan penelitian, akan dibahas mengenai uji hipotesis secara statistik melalui perhitungan uji statistik data. Secara ringkas hipotesis dalam statistik merupakan pernyataan statistik tentang parameter populasi sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian menurut Sugiyono (2011:85). Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak maka yang lain pasti diterima. Kemudian, akan dilakukan pembahasan hasil penelitian yang menjawab tentang rumusan masalah dengan uji hipotesis. 4.3.1 Uji Hipotesis Berdasarkan hasil uji t Independent Samples Test SPSS 18.0 for windows, uji hipotesis ini disajikan perbedaaan hasil belajar IPA antara kelompok eksperimen SD Negeri Susukan 1 dengan Make a Match berbantuan gambar dan kelompok kontrol SD Negeri Ketapang 1 dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Hipotesis merupakan jawaban sementara dalam penelitian. Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol (H 0) yaitu hipotesis yang 56 menyatakan tidak ada perbedaan antara sampel dan data populasi. Hipotesis nol (H0) diuji karena diasumsikan dengan tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi. Hipotesis nol dalam penelitian ini diasumsikan tidak ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa, maka dengan diberikan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar diharapkan ada perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5. Hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Ha : Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan asumsi tidak berharap ada perbedaan dalam hipotesis nol (H0) maka dengan diberikan perlakuan diharapkan ada perbedaan terhadap hasil belajar siswa. Yaitu dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dengan diberikan perlakuan maka hipotesis nol (H0) yang awalnya tidak berharap ada perbedaan maka diharapkan ada perbedaan yaitu hipotesis alternatif (Ha) terhadap hasil belajar siswa. Untuk kriteria tingkat signifikasi pengujian hipotesis dengan uji dua pihak (Sig. (2-tailed)) dengan probabilitas signifikasi <0,05. Apabila tingkat signifikasi >0,05 maka H0 diterima dan apabila signifikasi <0,05 maka H0 ditolak. Perbedaan pengaruh dilihat dari perbedaan rerata. Analisis data uji t berfungsi untuk menguji atau melihat perbedaan rerata (mean). Dari uji t yang menyatakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan kelas yang setara berarti uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Biasanya dalam penelitian kesalahan taksiran ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan adalah 57 5% dan 1%. Taraf kesalahan taksiran sebesar 5% artinya peluang kesalahan sebesar 5% atau 0,05. Sedangkan taraf kesalahan taksiran 1% artinya peluang kesalahan sebesar 1% atau 0,01. Pada hipotesis awal, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, kemudian hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis kerja dan sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang handal dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan belum handal dan dinyatakan dalam kalimat negatif. Sehingga dalam hipotesis dimana H0 diterima manakala >0,05 dan apabila <0,05 maka H0 ditolak. 4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan uji hipotesis dinyatakan bahwa H0 diterima manakala >0,05 dan apabila <0,05 maka H0 ditolak. Terbukti dari hasil uji t Independent Samples Test dalam sig.(2-tailed) yaitu 0,016 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 Gugus Wisanggeni Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari hasil analisis deskripsi statistik hasil belajar kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 31, untuk nilai terendah 55 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95 dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01. Rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kelompok kontrol yaitu 80,81 dan 72,92. Terdapat perbedaan rata-rata kelas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perlakuan pada kelompok eksperimen dengan Make a Match berbantuan gambar sedangkan kelompok kontrol dengan pembelajaran konvesional berbantuan gambar. Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan Make a Match antara lain siswa mampu menciptakan suasana belajar aktif dan 58 menyenangkan, materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian, dan siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal. Dari kelebihan Make a Match terbukti bahwa dengan perlakuan Make a Match suasana pembelajaran menjadi aktif, jauh lebih menyenangkan, dapat menarik perhatian siswa dan ada perubahan hasil siswa dalam mencapai taraf ketuntasan belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum Urbangatun Fitria (2012) dengan judul Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Make a Match Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Negeri Limbasari Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah Tahun Ajaran 2011/2012 menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan yang ditunjukkan oleh adanya perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 90,69 dan kelompok kontrol yaitu 72. Dengan rata-rata hasil belajar lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibanding dengan kelompok kontrol. Hal ini terdapat perbedaan yang signifikan antara Make a Match berbantuan gambar dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Dalam pembahasan hasil penelitian dikemukakan bahwa dalam penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari penelitian. Proses perencanaan tercantum perlakuan yang akan digunakan dan cara melaksanakan perlakuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian menggunakan dua kelompok dengan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dan pembelajaran konvensional berbantuan gambar guna untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA siswa kelas 5. Untuk kelompok eksperimen menggunakan perlakuan Make a Match berbantuan gambar dimulai dengan membuka pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru menyampaikan apersepsi menggunakan contoh jenis batuan, kemudian bertanya jawab mengenai apersepsi disertai dengan media gambar. Kegiatan inti guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban kemudian dibagi kepada siswa, siswa mencari pasangan sendiri sesuai kartu yang dibawa siswa. Setelah bertemu dengan pasangan masing-masing, guru mencocokkan jawaban dan kegiatan akhir menyimpulkan bersama-sama. Dan kelompok kontrol menggunakan perlakuan pembelajaran konvensional 59 berbantuan gambar. Dimulai dengan pembukaan yaitu mengucap salam dan berdo’a, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan apersepsi menggunakan contoh jenis batu serta gambar. Selanjutnya kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan guru dengan memperhatikan gambar yang telah disiapkan guru. Kegiatan akhir diisi dengan mengerjakan LKS serta menyimpulkan secara bersama-sama tentang materi yang telah di ajarkan oleh guru. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terbukti bahwa kedua kelompok setara dan homogen. Kemudian tes hasil belajar diberikan pada pertemuan ketiga yang diperoleh adalah nilai hasil belajar. Kemudian hasil yang diperoleh pada masing-masing kelompok di analisis dengan uji t untuk membuktikan perbedaan hasil belajar setelah perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari uji t yang menyatakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan kelas yang setara berarti uji t menggunakan Equal Variance Assumed. Pengujian hipotesis dengan uji dua pihak (Sig. (2-tailed)) dengan probabilitas signifikasi <0,05. Apabila tingkat signifikasi (>0,05) maka H0 diterima dan apabila signifikasi (<0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dan apabila t-hitung lebih kecil atau sama dengan (<) dari harga t tabel maka H0 diterima. Selain analisis uji hipotesis, hasil analisis deskripsi statistik dari kelompok eksperimen dari 31 jumlah siswa nilai terendah adalah 55 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata kelas 80,81 serta standar deviasi 11,69. Sedangkan dalam kelompok kontrol dengan jumlah siswa 36 untuk nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95 dengan rata-rata kelas 72,92 serta standar deviasi 14,01. Dari hasil analisis deskripsi statistik tersebut menunjukkan bahwa perlakuan Make a Match berbantuan gambar lebih efektif dibanding dengan pembelajaran konvensional berbantuan gambar. Perlakuan dengan Make a Match mempunyai kelebihan antara lain mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Siswa dapat berekspresi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan bertukar informasi tentang soal dan jawaban masing-masing siswa. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik perhatian karena siswa merasa lebih 60 tertarik untuk mengetahui informasi pembelajaran dalam mencari pasangan. Selain itu juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan kelebihan dari pembelajaran konvensional berbantuan gambar di banding dengan Make a Match antara lain guru mudah menguasai kelas, yaitu dengan mengenal karakteristik masing-masing siswa. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas, dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakannya karena dalam pembelajaran tidak terlalu repot dalam menyiapkan alat atau media pembelajaran dan guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik serta menyeluruh kepada siswa.