KERANGKA KEBIJAKAN KELAUTAN NASIONAL OCEAN ACT 2000 US COMISSION ON OCEAN POLICY (bertugas mengkaji potensi dan permasalahan kelautan dan merumuskan rekomendasi untuk Congress, Senate, dan President) EXECUTIVE ORDER 13547 --Stewardship of the Ocean, Our Coasts, and the Great Lakes (oleh Presiden, July 19, 2010) ▪ NATIONAL OCEAN COUNCIL (policy implementation and Final Recommendations based on the stewardship principles and national objectives) ▪ GOVERNANCE COORDINATING COMMITTEE (coordinating policy implementation-- see section 2) ▪ REGIONAL ADVISORY COMMITTEES (under regional planning body- advising coastal and marine planning) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Melindungi, menjaga dan memperbaiki kesehatan dan keanekaragaman laut, pesisir dan danau besar Memperbaiki daya tahan laut, pesisir, dan danau besar Mendukung konservasi dan pemanfaatan lahan berkelanjutan yang dapat memperbaiki laut, pesisir, dan danua besar Memanfaatkan ilmu dan pengetahuan terbaik yang tersedia mMendukung akses dan pemanfaatan laut, pesisir, dan danau besar berkelanjutan, aman, dan produktif Mendukung perlindungan warisan bangsa maritim, termasuk sosial, budaya, rekreasi, dan nilai historis Memanfaatkan hak dan jurisdiksi dan melaksanakan tugas sesuai hukum terkait hak dan kebebasan navigasi untuk ekonomi global dan keamanan Meningkatkan pemahaman ilmiah tentang laut, pesisir, dan danau besar Meningkatkan pemahaman dan kesadaran perubahan lingkungan, tren, dan penyebabnya, dan aktivitas manusia di laut, pesisir, dan danau besar Mendukung pemahaman publik tentang nilai laut, pesisir, dan danau besar. NATIONAL POLICY IMPLEMENTATION PLAN, APRIL 2013 oleh National Ocean Council dengan ruang lingkup sbb: EKONOMI LAUT: pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan tenaga kerja terdidik KEAMANAN DAN KETERTIBAN: kesadaran kemaritiman, keamanan dan ketertiban pelabuhan dan alur pelayaran, KETAHANAN PESISIR DAN LAUT: menjaga kondisi baik dan persiapan perubahan PILIHAN LOKAL: peralatan dan tindakan regional, kemitraan regional ILMU PENGETAHUAN DAN INFORMASI: pemahaman laut dan pesisir, penyediaan data dan informasi, produk dan jasa berbasis ilmu pengetahuan. RUANG LINGKUP PENGATURAN: PENETAPAN WILAYAH LAUT DAN LANDAS KONTINEN: Penetapan dan pengatuiran batas wilayah laut teritorial, laut ZEE, dan LANDAS KONTINEN sesuai dengan struktur dan muatan materi yang diatur dalam UNCLOS 1982. Termasuk di dalamnya deklarasi ZEE Kanada. PENETAPAN OTORITAS KEMENTERIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN DALAM PENGELOLAAN LAUT, PESISIR, DAN KEGIATAN LAIN TERKAIT LAU: Pemberian peran sentral Kementerian Perikanan dan Kelautan dalam pengelolaan laut dan pengembangan strategi nasional pengelolaan laut: semua aktivitas di laut dan dampaknya terhadap estuari, laut, dan pesisir. PENJELASAN DAN KONSOLIDASI MANAJEMEN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAUT FEDERAL KEBIJAKAN KELAUTAN NASIONAL INDUSTRI MARITIM MAKIN BERKEMBANG INTEGRASI KEBIJAKAN TENTANG LAUT DAN KEGIATAN TERKAIT MAKIN DIPERLUKAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN DIBUTUHKAN UNTUK MENJAMIN KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN LAUT UNTUK ITU DIPERLUKAN KEBIJAKAN NASIONAL KELAUTAN. UUD 1945 pasal 33 DEKLARASI JUANDA 13 DESEMBER 1957 UNCLOS 1982 UNDANG-UNDANG 17 TAHUN 1985 TENTANG PENGESAHAN UNCLOS 1982 UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007 Jo UNDANG-UNDANG 1 TAHUN 2014 TENTANG PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL UNDANG-UNDANG 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA UNDANG-UNDANG 23 TAHUN 1997 TENTANG LINGKUNGAN HIDUP UNDANG-UNDANG 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN) 2005-2025 NEGARA KEPULAUAN: Konsep negara kepulauan mengacu pada Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang kemudian ditetapkan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Deklarasi ini diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya deklarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. ESSENSI: Deklarasi Juanda yang ditulis pada 13 Desember 1957: 1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri 2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan 3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan : - Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulaT - Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan - Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI. MATRA LAUT FAKTOR DOMINAN PEMBANGUNAN – KEDAULATAN, TATA KELOLA WILAYAH DAN SUMBERDAYA ALAM: Sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut yang mempersatukan pulau-pulau yang menyebar di seluruh wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai UNCLOS 1982 dan peraturan perudangundangan. Laut menjadi faktor dominan pembangunan sehingga patut menjadi acuan penyusunan pola dasar kebijakan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, pertahanan dan keamanan. Menguatkan kedaulatan dan kesatuan negara RI sebagai negara kepulauan. Mengembangkan sistem manajemen kelautan berkelanjutan dengan tata kelola pemanfaatan ruang dan sumberdaya laut terpadu dengan konsep negara kepulauan. Mengembangkan sistem manajemen sumberdaya alam laut dan jasa kelautan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BASIS NEGARA KEPULAUAN DAN KESEJAHTERAAN: ARCHIPELAGIC STATE: Pembangunan berbasis laut berazaskan negara kepulauan dan kesejahteraan. Sebagian besar wilayahnya berupa laut yang menyatukan ribuan pulau-pulau sebagai suatu kesatuan wilayah negara RI. KEBERLANJUTAN: SUSTAINABILITY (ecologically sustainable-economically viable) – Pembangunan berkelanjutan: Keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial, budaya dan pelestarian lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan. Blue Economy: Blue Ocean-Blue Sky. MANAJEMEN BERBASIS EKOSISTEM (ECOSYSTEM-BASED MANAGEMENT): Sebagai negara kepulauan wilayah Indonesia harus dilihat sebagai satu kesatuan ekosistem laut, daratan, dan atmosfir. MULTI GUNA LAUT DAN MANAJEMEN TERPADU: MULTIPLE USE PRINCIPLES OF OCEAN AND INTEGRATED MANAGEMENT – Pemanfaatan keragaman sumberdaya alam laut menumbuhkan keanekaragaman aktivitas ekonomi, perdagangan, sosial, budaya, lingkungan, pertahanan dan keamanan di laut dan pesisir memerlukan sistem manajemen terpadu. TATA KELOLA YANG BAIK: GOOD GOVERNANCE: Berbasis pengetahuan, data dan informasi terbaik yang tersedia, akuntabilitas, partisipasi, koordinasi, mengutamakan kepentingan nasional dan memperhatikan hubungan internasional. UUD 1945 dan Deklarasi Juanda: NKRI dan negara kepulauan, RPJPN 2005-2015: visi negara kepulauan, ekonomi dan industri kelautan terpadu berkelanjutan, Konektivitas Kegiatan Pembangunan Di Laut, Pesisir, Darat, Antar Pulau, Dan Pulau-pulau Kecil berkembang dan merata untuk kesejahteraan rakyat, Manajemen Pembangunan Terintegrasi Berbasis Kawasan: Pesisir (ICM), Gugusan Pulau, Dan Area Konservasi agar ekonomi tetap tumbi tapi tidak merusak lingkungan. Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang mana eksploitasi sumberdaya, arah investasi, orientasi pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan semuanya dalam keadaan yang selaras, serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. (WCED, 1987) Keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Konsep Ekonomi Biru (Blue Economy) Prinsip-prinsip Blue Economy: Keberlanjutan, efisiensi alam, tanpa limbah, dan kepedulian sosial. Pendekatan: ▪ Pengembangan zona ekonomi biru ▪ Pengembangan investasi model ekonomi biru Wilayah Indonesia merupakan suatu kesatuan ekosistem laut yang kaya, darat dan atmosfir yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Keseimbangan ekosistem Sistem perencanaan dan aktivitas pembangunan yang berlokasi di darat,pesisir, dan laut harus memperhatikan implikasinya terhadap kualitas ekosistem laut, darat, dan atmosfir. Konektivitas pembangunan terkait dengan laut, darat, dan atmosfir harus merata dan terintegrasi melalui pengembangan infrastruktur yang berorientasi pada efisiensi, pemerataan aksesibilitas dan distribusi informasi, barang dan jasa. TATA GUNA DAN MANAJEMEN LAUT TERPADU (integrated sea use management) PERENCANAAN: TATA RUANG LAUT (PERAIRAN PESISIR DAN LAUT DI ATAS 12 MIL S/D 200 MIL) sesuai karakteristik geografis, ekologis, ekonomis, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. PEMANFAATAN LAUT SESUAI PERUNTUKANNYA (TATA GUNA LAUT) Ruang laut (zona ekonomi, konservasi, sosial, pertahanan, kepentingan internasional) Sumberdaya alam laut (sumberdaya hayati dan non-hayati sebagai sumberdaya ekonomi) Jasa kelautan (ekonomi jasa terkait wisata) SISTEM PERIJINAN (pemberian hak dan kewajiban pengelolaan) PENGAWASAN dan PENTAATAN HUKUM: MCS (Monitoring, Control, and Surveillance) dan Penegakan hukum Berbasis pengetahuan, data, dan informasi terbaik yang tersedia Bertanggung jawab Mendorong partisipasi para pihak terkait (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan Koordinasi yang melibatkan seluruh sektor terkait, propinsi, dan kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha Mengutamakan kepentingan nasional dan memperhatikan hubungan internasional. 1. KERANGKA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL BERAZASKAN NEGARA KEPULAUAN (laut sebagai faktor dominan) 2. TATA GUNA LAUT DAN SISTEM MANAJEMEN LAUT TERPADU: Manajemen laut terpadu sesuai peruntukannya dengan kategori pemanfaatan sebagai berikut: RUANG LAUT (kegiatan-kegiatan yang menggunakan ruang laut sebagai tempat atau media) SUMBERDAYA ALAM LAUT (kegiatan-kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam laut baik hayati maupun non- hayati) JASA KELAUTAN (kegiatan-kegiatan yang utamanya adalah penyediaan jasa kelautan) 3. TATA RUANG LAUT: INTEGRASI TATA RUANG LAUT: PERAIRAN PESISIR DAN PERAIRAN DI ATAS 12 MIL S/D 200 MIL (berbasis UU 27/2007 jo UU 01/2014 ttg Pesisir dan Pulau-pulau Kecil). Pengkayaan prinsip2 dasar UU 27/2007 jo UU 1/2014 ttg pengaturan ruang, sumberdaya dan jasa kelautan lintas batas daerah dan nasional. 1. SISTEM PENGAWASAN TERPADU DAN PENTAATAN HUKUM: MCS DAN PENEGAKAN HUKUM: Pengembangan sistem monitoring pembangunan yang komprehensif berbasis IT terhadap perkembangan tataguna laut dan aktivitas yang berkembang sebagai tulang punggung sistem pengawasan (control) dan pengamatan langsung (surveillance) 2. PENGEMBANGAN SDM, PENELITIAN, DAN TEKNOLOGI: Modal dasar yang akan menentukan arah kebijakan dan mengisi pembangunan era baru di masa depan. 3. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BERBASIS GIS (Geographic Information System): Sistem informasi nasional terintegrasi berbasis IT. Identifikasi status batas-batas laut wilayah RI, ZEEI, dan landas kontinen, serta batas-batas wilayah pengelolaan laut antar daerah, Indentifikasi permasalahan batas-batas laut, implikasi dan upaya penyelesaiannya, Identifikasi dan evaluasi seluruh kebijakan tentang wilayah laut dan yang terkait masa kini dan yang akan datang, Identifikasi kepentingan nasional dan internasional di masa depan terkait batas-batas wilayah laut,baik peluang maupun permasalahannya, Perumusan arah, ruang lingkup kebijakan tentang batasbatas wilayah, dan pengaturan perencanaan serta implementasi. Identifikasi sumberdaya laut, ekonomi berbasis laut, dan peluang di masa depan, Identifikasi ancaman terhadap sumberdaya alam laut secara ekologis, ekonomis dan sosial dan faktorfaktor yang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan dan manajemen laut, Identifikasi wilayah-wilayah laut sesuai karakteristik ekosistem dan ekonominya, Identifikasi prioritas dan pengaturannya untuk mengembangkan sistem manajemen laut berkelanjutan di masa depan, Idenfikasi kemungkinan industri maritim yang dapat dikembangkan. Inventarisasi kegiatan ekonomi dan konservasi di laut lintas sektor dan daerah yang meliputi: transportasi, wisata, pertambangan,industri maritim, pengelolaan wilayah konservasi, dan lainnya baik dari aspek pemanfaatan ruang, sumberdaya alam, maupun jasa kelautan pada kondisi masa kini dan prediksi masa depan, Inventarisasi kebijakan (regulasi) ekonomi berbasis laut dan konservasi laut di tingkat pusat dan daerah, serta manajemen lintas batas wilayah laut: manfaat, permasalahan dan skenario solusinya, Analisis keterkaitan, efisiensi, dan efektivitas pemanfaatan sumberdaya laut dan kebijakan kelautan antara sektor dan daerah. Penetapan azas dan prinsip-prinsip kebijakan kelautan berbasis konsep negara kepulauan dan keberlanjutan Perumusan sistem perencanaan penataan ruang laut (spatial planning)-integrasi sistem pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan laut di atas 12 mil laut s/d 200 mil laut, Perumusan sistem perencanaan pengembangan ekonomi berbasis laut, Perumusan sistem pemanfaatan ruang, sumberdaya alam, dan jasa kelautan sesuai dengan peruntukannya, Perumusan sistem pengawasan terpadu kegiatan di laut dan yang terkait dengan laut. Penetapan Kebijakan Kelautan Nasional dengan Peraturan Presiden yang dilengkapai dengan Road Maps, Konsolidasi proses pembahasan dan penetapan RUU Kelautan sebagai Undangundang: Pemutakhiran konsep dan penyempurnaan materi RUU sesuai perkembangan jaman. Bahan ini adalah Kerangka Umum Proses penyusunan dan perjuangannya dapat menggunakan referensi pengalaman negaranegara lain, seperti USA, CANADA, JEPANG dan Australia. Terima kasih.